PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama Kayu:
Renewable resources. Bahan mentah yang mudah dijadikan barang lain. Barang-barang seperti kertas, bahan sintetik, teksil, bahkan sampai daging tiruan. Mempunyai sifat-sifat spesifik (elastis, ulet tahan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan serat atau sejajar seratnya). Sifat-sifat sseperti ini tidak dipunyai oleh bahan-bahan lain yang bisa dibuat oleh manusia.
Kerugian bahan kayu:
Tidak homogen. Mempunyai sifat higroskopik. Mudah terbakar. Ketidaksamaan sebagai hasil tumbuhan alam. Cacat-cacat kayu.
Penampang Kayu Kulit Luar Kulit dalam Kambium Kayu Gubal Kayu Teras Lingkaran Tahun Kayu Teras Hati (Galih)
Kulit, sebagai pelindung bagian bagian yang lebih dalam pada kayu (iklim,
serangan serangga, jamur), sebagai saluran cairan/bahan makanan dari akar ke daun dipucuk pohon. Kambium, berupa jaringan lapisan tipis dan bening tugasnya kearah luar membentuk kulit yang baru, kearah dalam membentuk kayu yang baru. Kayu Gubal, sel-sel kayu yang masih hidup. Kayu Teras, sel-sel kayu yang sudah tua dan mati. Warna lebih tua, penumpu berdirinya pohon, mempunyai sifat mekanis yang tinggi. Hati, bagian kayu yang dipusat. Merupakan permulaan kayu tumbuh. Lingkaran Tahun, lingkaran yang menunjukkan perkembangan kayu dari musim hujan kemusim kering.
Dengan kemajuan teknologi, kayu tidak hanya batangnya saja sebagai bahan bangunan melainkan keseluruhan dapat dipakai sebagai bahan bangunan. Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan
Di Indonesia kayu sebagai bahan bangunan berdasarkan kuat dan padat serabut dibagi menjadi 4 golongan 1. Pohon berdaun lebat 2. Pohon berdaun jarum 3. Pohon berdaun palma 4. Pohon bambu/bangsa rumput
SIFAT-SIFAT KAYU 1. Sifat Higroskopik Kayu Sifat higroskopik kayu adalah kemampuan penyerapan atau pelepasan air dari dan ke udara sekitar dalam mencari kesetimbangan. Penyusutan kayu sebagai proses fisis ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh kayu disebut kadar air kayu. a–b Kadar Air =
x 100% b
EXAMPLE:
Berat kayu basah = 100 gram (a) Berat kayu kering oven = 75 gram (b) 100 – 75 Kadar air (%) =
x !00% = 33,3% 75
Kadar air kesetimbangan (Equilibrium moisture content – EMC). Air yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam yaitu air bebas dan air terikat. Air yang terikat inilah yang terpenting dalam proses penyusutan kayu. Apabila air bebas telah dikeluarkan dan hanya tinggal air yang terikat saja, dikatakan bahwa kayu telah mencapai titik jenuh serat (fibre saturation point), besarnya kira-kira pada kadar air 30% untuk semua jenis kayu. Jika kadar air turun hingga melampaui titik jenuh sear akan terjadi pengerutan selama kadar air berada di atas titik jenuh serat pengerutan tidak akan terjadi.
a a) b) c)
b
c
d
e
Kadar air dari pohon hidup Kadar air dengan air bebas dan air terikat Kadar air yang mencapai titik jenuh serat (30%) Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan
d) e)
Kayu yang ‘kering udara’ kadar air mencapai antara 0% – 30% Kayu yang ‘kering tanur’ kadar iar mencapai 0%
Secara alami kayu mempunyai keawetan sendiri-sendiri, yang berbeda untuk tiap jenis kayu. Dunia internasional digunakan 3 tingkat awet: I Durabel, II Semi durabel dan III General Utility. Di Indonesia diadakan lima kelas awet: I sangat baik, II baik, III cukup, IV kurang dan V jelek. Kayu yang dilindungi terhadap hujan, sinar matahari tidak akan lekas rusak. Dapat pula diusahakan dengan mengecat dan mengetir. 2. Sifat Mekanis Kayu Adalah daya tahan kayu terhadap tegangan yang diberikan kepada kayu tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada kayu, yaitu: Gaya tarik Gaya Tekan Gaya geser Gaya lentur Gaya puntir dsb. 3. Sifat Fisik Kayu Sifat Fisik Kayu adalah: Berat Jenis kayu, keawetan alami, warna kayu, berat, jejerasan dan lain-lain. BERAT JENIS yaitu berat kayu kering oven (105°C) dibagi dengan berat air pada volume yang sama. Kekuatan kayu bertambah besar dengan bertambahnya B.J. KEAWETAN ALAMI KAYU yaitu adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstratif). Jati mempunyai TECTONGUINON, Ulin mempunyai SILIKA dsb.
CACAT KAYU 1. Mata kayu
Kayu dikatakan kasar apabila mengandung mata kayu. Mata kayu ini tidak sama sifatnya dengan kayu-kayu di sekelilingnya. Kadang-kadang keras sekali kadangkadang lunak, selalu mengadakan perubahan arah serat.
2. Cacat retak-retak
Cacat retak-retak ini terdapat di dekat hati, retak lingkaran tahun dan retak angin.
3. hati yang busuk
cacat ini sukar dilihat sebelum pohon ditebang. Biasanya terdapat pada pohon yang sudah tua dan besar batangnya
4. Cacat lapuk
Kayu yang masih muda bilamana ditumpuk terlalu lama dan belum dikuliti cepat menjadi cacat lapuk. Kelapukan ini dipengaruhi oleh susunan penumpukan dan kelembaban udara.
PERDAGANGAN KAYU DI INDONESIA Dalam perdagangan hasil hutan yang diperdagangkan ialah: Kayu Sebagai hasil Utama Kayu perkakas - Kayu kasar/mentah (dolok) - Kayu masak (kayu gergajian) Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan
Kayu bakar
- Arang
Hasil Ikatan (bukan kayu) Damar Lak, Terpentin Kapur barus Biji tengkawang Macam-macam sortimen kayu yang mempengaruhi harganya per m3:
Kualitas kayu (kualitas export, kualitas lokal) Ukuran panjang (semakin panjang semakin mahal harganya) Besarnya diameter kayu (makin besar makin mahal)
KEKUATAN KAYU Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang berat sekali juga kuat sekali, dan bahwa kekuatan, kekerasan dan sifat tekik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya. Tetapi perbandingan ini tidak selalu cocok. Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan membagi kekuatan kayu Indonesia dalam 5 kelas kuat didasarkan kepada jenis kayu tersebut:
Kelas Kuat I II III IV V
Berat Jenis
Kuat Tarik Absolut (Kg/cm3) ≥ 1100 1100 – 725 725 – 500 500 – 360 < 360
≥ 0.90 0.90 – 0.60 0.60 – 0.40 0.40 – 0.30 < 0.30
Kuat Takan Absolut (kg/cm3) ≥ 650 650 – 425 425 – 300 300 – 215 < 215
KEAWETAN KAYU Lembaga Penelitian hasil Hutan membagi keawetan kayu di Indonesia dalam lima kelas awet. Ang dimasukkan dalam kelas-kelas awet dibawah ini harus dapat bertahan. Kelas Awet
I
II
III
Selalu berhub dgn tanah lembab Hanya terbuka thd angin dan iklim tetapi dilindungi thd pemasukan air dan kelemasan Dibawah atap tidak berhub dgn tanah lembeb dan dilindungi thd kelemasan Seperti di atas tetapi dioelihara dgn baik, dicat
8 thn
5 thn
3 thn
20 thn
15 thn
10 thn
Tak terbatas
Tak terbatas
Sangat lama
Beberapa Sangat tahun pendek
Tak terbatas
Tak terbatas
Tak terbatas
20 thn
IV Sangat pendek Beberapa tahun
V Sangat pendek Sangat pendek
20 thn
Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan
dsb Serangan oleh rayap
tidak
Serangan oleh bubuk kayu tidak kering
jarang tidak
Agak cepat Hampir tidak
Sangat cepat Tak seberapa
Sangat cepat Sangat cepat
Angka-angka tersebut di atas hanya mengenai daerah tropis, Sedangkan di daerah pegunungan yang iklimnya sangat sejuk keawetan kayu lebih tinggi daripada yang telah disebutkan.
Ukuran kayu Jati Golongan A.I.
A.II.
A.III.
Sortimen Pancang/pal jati tidak bernomor
Garis tengah kasar 4 cm 7 cm 10 cm 13 cm 16 cm Naik 19 cm dengan Bulung jati kasar tidak 22 cm 3 cm bernomor 25 cm 28 cm
Bulung bernomor
jati
kasar 30 cm 31 cm 32 cm 33 cm 34 cm 35 cm dst
Naik dengan 1 cm
Panjang 1.00 cm 1.50 cm 2.00 cm 2.50 cm 3.00 cm dst 1.00 cm 1.25 cm 1.50 cm 1.75 cm 2.00 cm 2.25 cm dst 1.00 cm 1.10 cm 1.20 cm 1.30 cm 1.40 cm 1.50 cm dst
Naik dengan 50 cm
Naik dengan 25 cm
Naik dengan 10 cm
Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan
UKURAN KAYU GERGAJIAN
Lebar (cm) Tebal (cm)
Struktur Konstruksi I Lilik Setiawan