PENGENDALIAN SURGING PADA KOMPRESOR 24K2 DI LOC 1 PT. PERTAMINA ( PERSERO) RU IV CILACAP Andrian Kristianto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, JL. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak Kompresor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah tekanan gas menjadi lebih tinggi. Pada industry pengolahan minyak seperti PERTAMINA, merupakan sebuah alat yang sangat vital karena kerusakan yang terjadi akan mempengaruhi proses produksi. Kompresor 24K2 terletak pada unit platforming di LOC 1 untuk mensirkulasikan gas propane ke vessel. Dari vessel tersebut propane dikirim ke chiller untuk proses pendinginan. Untuk mendapatkan proses pendinginan yang optimal dan supaya proses bekerja dengan efisien maka, diperlukan system pengendalian anti surge untuk menghindarkan kompresor dari keadaan surge karena keadaan surge dapat menyebabkan kinerja kompresor berhenti. Kata kunci: anti surge, surging, kompresor.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PERTAMINA RU IV Cilacap merupakan salah satu industri yang menggunakan sistem kendali otomatis dalam proses produksinya. Saat ini, setiap unit produksi yang terdapat di Kilang Pertamina RU IV Cilacap dilengkapi dengan instrumentasi dan sistem kendali yang dapat mendukung kualitas dan kuantitas hasil produksi yang diharapkan. Sistem kendali sangat diperlukan dalam dunia industri dan memegang peranan penting untuk pengendalian proses produksi. Perkembangan system kendali saat ini dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut: Kebutuhan user (industri) akan teknologi yang lebih maju dan bersifat user friendly karena bertambahnya ukuran, kapasitas dan kompleksitas proses produksi. Perkembangan teknologi elektronika dan komputerisasi yang mengarah pada penggunaan teknologi digital Kompresor 24K2 merupakan alat utama yang digunakan untuk memampatkan uap propane pada tekanan tertentu untuk di cairkan kembali. Dalam kompresor 24K2 yang bersifat sentrifugal yang berada di Lube Oil Complex I (LOC 1) dilengkapi sistem anti surge kontrol. Sistem ini berujuan untuk mencegah terjadinya surging pada kompresor 24K2. Surging itu sendiri adalah suatu fenomena dari kompresor di mana tekanan naik dan turun dengan tidak teratur, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kompresor dan dapat menyebabkan berhentinya proses produksi.
1.2 Tujuan Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui proses yang terjadi pada unit operasi industri pengilangan PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV Cilacap. b. Mempelajari anti surge kontrol pada kompresor 24K2 1.3 Batasan Masalah Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk mempelajari proses dan instrumentasi sistem kendali pada kompresor 24K2 dan secara khusus mempelajari anti surge kontrol pada kompresor 24K2 II. PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Pembangunan kilang di Cilacap merupakan pembangunan salah satu dari unitunit pengolahan yang ada di Indonesia. PERTAMINA Refinery Unit IV Cilacap berada di bawah tanggung jawab Direktorat Hilir PERTAMINA. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan unit pengolahan terbesar yang dikelola PERTAMINA secara keseluruhan yang dilihat dari hasil produksinya. 2.1 Lokasi Pabrik PERTAMINA RU IV Cilacap terletak di desa Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. 2.2 Kilang Minyak 1 Kilang Minyak I dibangun pada tahun 1974 dan mulai beroperasi sejak diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 24 Agustus 1976. Kilang ini dirancang oleh Shell 1
International Petroleum Maatschappij (SIPM) sedangkan pembangunannya dilakukan oleh kontraktor Fluor Eastern Inc. dan dibantu oleh kontraktor-kontraktor dalam negeri.
keperluan suatu pengukuran. Otomatisasi tidak saja diperlukan demi kelancaran operasi, keamanan, ekonomi maupun mutu produk tetapi lebih merupakan kebutuhan pokok. Di PT PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap parameter utama yang selalu diukur antara lain : suhu (temperature), aliran (flow), tekanan(pressure), tinggi permukaan (level). Gabungan serta kerja alat-alat pengendalian otomatis ini dinamakan sistem pengendalian, sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengendalian disebut instrumentasi sistem kendali. Kedua hal ini saling berhubungan, tetapi keduanya memiliki hakekat yang berbeda. Pengendalian Parameter proses tersebut biasa berada di dalam sebuah pipa, tangki, vessel, ataubejana-bejana lainnya. Selain ke-4 parameter-parameter proses yang selalu diawasi dan dikendalikan keberadaannya,ada parameter lain, namun tidak banyak jumlahnya, antara lain pengendalian ph cairan, kandungan moisture di dalam tube gas, dsb. Sebagai contoh
Kilang Minyak I didesain untuk menghasilkan produk BBM dan NBM (minyak dasar pelumas dan aspal). Oleh karena itulah bahan baku kilang ini adalah minyak mentah dari Timur Tengah, yaitu Arabian Light Crude (ALC) yang kadar sulfurnya cukup tinggi (sekitar 1,5%/berat). Minyak mentah dengan kadar sulfur yang cukup tinggi dibutuhkan dalam pembuatan minyak dasar pelumas karena sulfur dapat berperan sebagai agen antioksidan alami dalam pelumas tetapi kadar sulfurnya juga tidak boleh terlalu tinggi supaya tidak menyebabkan korosi pada tembaga. Sementara, sulfur dalam aspal dapat meningkatkan ketahanan aspal terhadap deformasi dan cuaca yang berubah-ubah. Sekarang, bahan baku kilang ini bukan hanya ALC melainkan juga Iranian Light Crude (ILC) yang kadar sulfurnya 1%/berat dan Basrah Light Crude (BLC).
sistem pengendalian pada kehidupan sehari-hari adalah pengaturan suhu seterika listrik. Sensor utama adalah
Kilang ini dirancang dengan kapasitas produksi 100.000 barrel/hari tetapi karena meningkatnya kebutuhan konsumen, kapasitas kilang ini ditingkatkan menjadi 118.000 barrel/hari melalui Debottlenecking Project pada tahun 1998/1999.
temperatur switch yang bekerja memutuskan aliran listrik elemen pemanas jika suhu seterika mencapai di atas suhu yang dikehendaki. Pengendalian ini disebut pengendalian on-off, pada contoh sistem pengendalian tersebut, prosesnya adalah setrika, parameter proses yang dikendaliakan adalah suhu, dan instrumentasinya adalah temperatur switch atau saklar temperatur. Inti dari pengendalian proses adalah melakukan empat langkah pengerjaan yaitu mengukur, membandingkan, menghitung dan mengoreksi. Suatu sistem pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besar dari suatu hasil proses yang telah dilakukan. 3.2 Instrumentasi Pengukuran Dalam suatu proses industry besaranbesaran yang perlu di ukur dan dikendalikan yaitu : a. Aliran b. Tekanan c. Temperatur d. Permukaan cairan (level)
FUEL GAS
PMF
LPG
NAPHTA NTH STAB/SPLIT PLATFORMER I
GASOLINE
KERO KEROMEROX
AVTUR
KEROSENE
CDU I
LGO MIDDLE EAST CRUDE
HDS ADO/IDO HGO
TO LOC
Gambar 2.1 Diagram Blok Proses Kilang Minyak I III. SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI 3.1 Sistem Instrumentasi Semua sistem/proses dalam dunia industri membutuhkan peralatan-peralatan otomatis dan instrument-instrumen untuk
3.2.1 Pengukur Aliran Tujuan pengukuran aliran ialah mengetahui banyaknya jumlah suatu cairan yang mengalir pada pipa aliran. 2
Macam-macam instrument pengukur aliran : • Alat ukur aliran jenis tinggi tekan (head) : a. Orifice plate. b. Pipa venturi. c. Nosel aliran, d. Tabung pitot. • Alat ukur aliran jenis elektromagnetik. • Rotameter (alat ukur luas berubah). • Alat ukur aliran jenis turbin. • Alat ukur aliran jenis perpindahan positif / positif displacement • Alat ukur aliran jenis ultrasonik. • Alat ukur aliran jenis vorteks.
F
Pengukuran tekanan dapat antaralain dengan menggunakan:
d. Pengaruh korosif (pemilihan bahan). e. Karakteristik aliran : tunak (steady) atau berupa pulsa. f.Keterulangan (repeatibility), keandalan dan ketelitian. g. Kemudahan operasi, perawatan dan harga. 3.3.2 Pengukur Tekanan Definisi tekanan adalah gaya per satuan luas. Hal ini dinyatakan dengan rumus berikut :
dimana, Tekanan yang diberikan (Pascal)
A
=
Luas Penampang (m2)
dilakukan
Mano meter kolom cairan. Elemen bellows. Elemen diaphragm. Elemen boudon. Elemen tahanan listrik (strain gauge). Elemen peizo elektrik.
. 3.2.3 Pengukur Temperature Macam pengukuran temperature, berdasarkan efek yang ditimbulkan oleh perubahan temperature pada suatu zat adalah : 1. Perubahan volume, diterapkan pada thermometer gelas. 2. Perubahan tekanan diterapkan pada thermometer tekanan relative. 3. Perubahan dimensi suatu zat padat, diterapkan pada thermometer bimetal. 4. Pembangkitan tenaga listrik yang disebabkan beda temperatur antara dua buah sambungan pada lup yang dibentuk oleh dua buah
P = F/A
=
Gaya yang bekerja (Newton)
Pengukuran tekanan dapat dibedakan atas sifat dari tekanan, yaitu: Tekanan Statik, jika tekanan tidak berubah sepanjang waktu pengamatan.Sebagai contoh jika permukaan fluida pada proses dalam keadaan statik (tidak berfluktuasi) maka tekanan statik pada suatu titik didalam kolom fluida tersebut adalah merupakan tekanan (gaya tekan) yang diberikan oleh kolom fluida diatas titik tersebut. Tekanan Dinamik, jika tekanan berubah dengan cepat (berfluktuasi sepanjang waktu pengamatan. Pada kasus ini pengukuran tekanan membutuhkan transducers tekanan dengan respon yang cepat. Contohny adalah tekanan di dalam torak suatu engine Satuan tekanan absolute biasanya dinyatakan dengan Psia (Pound per square inchi absolute) sedangkan tekanan relatip atau tekanan gauge dinyatakan dengan Psig (Pound per square inchigauge). Didalam satuan Internasional (SI) atau metric, satuan tekanan yang biasa digunakan adalah Kg/cm2 atau Pascal (Pa) dan disamping itu ada beberapa satuan untuk tekanan antaralain Atmosfer, Bar, mm Hg, mm H2O dll.
Pemilihan jenis alat ukur aliran yang tepat tidaklah mudah , mengingat banyak kondisi dan variabel yang perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan. Hal yang penting dan perlu diketahui adalah kondisi proses antara lain : a. Ukuran pipa dimana laju aliran diukur. b. Daerah laju aliran; maksimum, normal dan minimal c. Karakteristik fluida : - Cairan, gas, slurry. -Tekanan. -Temperatur. - Viskositas. - Berat jenis. -Ketermampatan kompressibilitas - Berat molekul (untuk gas dan uap). -Kualitasuap(untukuap).
P
=
3
bimetal yang berbeda. Hal ini diterapkan pada thermometer thermocouple. 5. Perubahan harga tahanan listrik suatu zat, diterapkan pada thermometer tahanan/thermistor. 6. Perubahan hubungan warna cahaya dengan tinggi temperatur, digunakan pyrometer radiasi dan optic. Instrument elektronik maupun pneumatic yang terpasang di Kilang maupun di control room, antara lain : Temperature Transmitter (FT) Temperature Indikator (TI) Temperature Indicator Controller (TIC) Temperature Recorder (RC) Computing Unit I to P transducer
Level Indicator Controller (LIC) Level Recorder (RC) Computing Unit I to P transducer Tank gauging.
3.2.5 Contol Valve Valve adalah suatu peralatan mekanis yang melaksanakan suatu akasi untuk mengontrol atau memberikan efek terhadap suatu aliran fluida di dalam suatu system perpipaan atau peralatan. Valve umumnya dihubungkan dengan pipa, fiting , vessel, tangki dan lain-lain, dimana ujung-ujung dari bodinya mempunyai sambungan berupa fleas, ulir (screwed), las (but socket welding). Fungsi valve dapat dibedakan menjadi: 1. Mengalirkan atau menghentikan aliran (on-off) 2. Mengatur variasi kecepatan aliran (regulating) 3. Mengatur aliran hanya pada suatu aliran saja (checking) 4. Merubsh/memindahkan aliran pada line pipa yang berbeda (switching) 5. Melepas aliran dari system ke atmosfer (discharging) Sebuah control valve terdiri atas dua bagian dasar yaitu actuator dan valve. Bagian actuator adalah bagian yang mengerjaan gerak buka tutup valve. Dan bagian valve adalah komponen mekanis yang menentukan besarnya flow yang masuk ke proses. Dalam kesatuannya sebagai unit control valve maka actuator dan valve harus melakukan tugas koreksi berdasarkan sinyal manipulated variable yang keluar dari controller. Berikut gambar bentuk umum dari sebuah control valve.
3.2.4 Pengukur Level Pengukuran level ada dua macam : 1. Pengukuran secara langsung, meliputi : Visual : Gauge stick, menggunakan galah yang telah diberi skala untuk pembacaannya. Tape reel, menggunakan pita baja yang telah diberi skala. Pada pita diberi pemberat untuk meluruskan pita pada waktu pengukuran. Sight glass, tinggi permukaan cairan disesuaikan dengan penunjukan mistar skala yang berada disamping tabung kaca. Bola pelampung (Floater), meliputi tank floater, inside floater dan outside floater. 2. Pengukuran secara tidak langsung, menggunakan prinsip : Pengukuran tekanan absolute, diafragma, sistem purge, tekanan differensial, manometer raksa. Kedua metode diatas pada hakekatnya berdasarkan prinsip : Hidrostatic Gerakan pelampung Perpindahan benda apung (Floating) Konduktivitas listrik Instrumen elektronik maupun pneumatic yang terpasang di Kilang maupun di control room, antra lain : Level Transmitter (LT) Level Indikator (LI)
Gambar 3.2 Control Valve
IV.ANTI SURGE KONTROL PADA KOMPRESOR 24K2 4.1 Tinjauan Proses Pada MEK (Metil, Etil, Keton) dewaxing unit, pendinginannya menggunakan sistem penguapan dan sebagai zat pendingin di gunakan propane (C3H8), 4
Proses dewaxing membutuhkan tahap-tahap pada pendinginan untuk kristalisasi sehingga refigrerant propane juga harus mempunyai dua macam tekanan (high pressure dan low pressure) yang mempunyai temperature berbeda. Dengan adanya dua macam tekann, maka pemampatan propane harus menggunakan beberapa tahapan (multi stage kompressor). Area 20
Propane cair dari propane receiver 24V12 pada tekanan 16 Kg/cm2 mengalir ke economizer 24V14 melalui air pendingin 24E30, yang menurunkan temperatur dari 50 °C menjadi 36 °C. vesel accumulator ini dilengkapi dengan level kontrol 24LIC48 untuk menjaga agar jumlah aliran yang masuk tetap konstan.
Propane Storage
sedangkan yang diinginkan adalah inert gas, solvent dan solvent oil feed mix.
24K2
24V14
24LIC048
24E29
24V12
24E30
Pada propane economizer 24V14 yang bertekanan 2.5 Kg/cm2 akan terjadi penguapan dan pendinginan propane. Cairan propane dari 24V14 pada temperatur 10 °C secara graviti masuk ke inert gaschiller 24E10 (yang berfungsi mendinginkan inert gas dengan propane). Dan dry solvent chiller (yang berfungsi mendinginkan solvent dengan propane). Sehingga propane teruapkan dan uapnya kembali ke 24V14 dan masuk inlet MP dari kompressor 24K2.
24E10
24E2A/B
24E8
24E2A/B
Steam
Level propane dalam accumulator akan selalu dikontrol oleh kontroller agar tidak melebihi dari batas design kompresor karena jika melebihi, proses pengkompresian pada kompresor dapat tersumbat karena adanya liquid yang mengalir pada kompresor sehingga dapat menyebabkan kompresor akan berhenti bekerja.
24E8
24V13
24LIC046
Cairan propane dari 24V14 juga masuk ke accumulator yang terletak di atas double pipa chillers 24E2 A/B. Dari accumulator, propane mengalir secara paralel ke dalam outlet pipa dan penguapan propane di lepaskan dan aliran kembali ke accumulator.
Gambar 4.1 Tinjauan Proses
4.2 KOMPRESOR Prinsip aliran udara adalah mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang bertekanan rendah, maka agar dapat berpindah udara harus dinaikkan tekanannya terlebih dahulu agar dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Selanjutnya cairan propane mengalir dari 24V14 ke 24V13. Level controller 24LIC46 menjaga aliran dari 24V14 agar tetap konstan. 24V13 beroperasi pada tekanan 0.5 Kg/cm2 ,agar penguapan cairan propane yang dingin menjadi -33°C. Cairan propane di supply dari 24V13 menuju solvent chiller 24E8, uap solvent di kembalikan ke 24V13.
Kompresor adalah alat untuk mengkompresi gas (uadara) yang masuk yang bertekanan rendah dan keluaran bertekanan tinggi.
Uap propane dari 24V13 kembali masuk LP inlet kompressor 24K2. Kompressor memampatkan tekanan sampai 16.7 Kg/cm2 dan uap akan di kembalikan dalam 24E29 sebelum di tampung dalam receiver 24V12.
Kompresor sangat penting bagi industri perminyakan dan gas bumi seta industri petrokimia. Gas bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor dapat digunakan ke dalam bentuk lain untuk keperluan proses, contohnya: 5
Penggerak instrumentasi ( pneumatic ) Penggerak peralatan mekanik ( tools ) Untuk keperluan Proses
Pada dasarnya filosofi dari anti surge kontrol adalah suatu cara menjaga kompresor agar tidak terjadi vibrasi atau getaran yang berlebihan. Sedangkan yang mempengaruhi vibrasi itu adalah tekanan (presurre) dan laju aliran (flow). Bedasarkan faktor yang mempengaruhi vibrasi tersebut maka di dapat di hubungkan bahwa tekanan (presurre) di bagi dengan laju aliran (flow) untuk mendapatkan surge yang rendah agar tidak terjadi vibrasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kompresor tersebut berhenti bekerja atau trip.
Gas Bertekanan dipakai untuk Injeksi pada sumur minyak Untuk tekanan Sistem Operasi Untuk Keperluan proses operasi Dalam pemilihan Kompresor sebagai dan penggerak perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: Keperluan dan jenis proses operasi Sumber energi/tenaga yang tersedia. Investasi yang ditanam
Sedangkan Surging yaitu suatu fenomena dari compressor dimana tekanan naik dan turun dengan tidak teratur, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada compressor. Surging ini terjadi karena adanya aliran balik pada down stream, dimana compressor berusaha terus menekan gas tetapi sistem mengembalikannya dan hal P-2 ini di sebabkan aliran yang rendah pada suction.
Sehingga bila beberapa point di atas terpenuhi diharapkan kinerja Kompresor dapat lebih efektif, efisien dan ekonomis. Secara umum kompresor terdiri dari dua tipe yaitu : Kompresor positive displacement. Kompresor tipe kinetik atau dinamik. . 4.3 KOMPRESOR 24 K 2 . Dalam industri perminyakan, kompresor merupakan peralatan yang sangat penting keberadaannya. Salah satu fungsi dari rotating equipment ini adalah untuk memampatkan udara / gas sehingga diperoleh tekanan yang lebih tinggi.
240 A
XSL 001
240
S-3
XR 001
XIC 001
PIT 017
XY 002
Dari 24V14
Ke 24V14
FT 030
Dari 24V13
Dari 24V12
Ke 24V12 PIT 018
Kompresor 24K2 yang terletak pada kilang LOC I ini berfungsi sebagai recycle gas compressor di mana gas atau udara output ini akan menjadi inputannya kembali. Kompresor 24K2 ini di gerakkan oleh turbin untuk menghandle gas propane C3H8 dan merupakan jenis kompresor centrifugal dimana kecepatan serta tekanan yang diberikan oleh gas (udara) dengan arah radial terhadap sumbu (shaft vane).
XY 004
FT 031
XSLL 003
T
24 UA
24K2
TO COMPRESSOR TRIP
Spesifikasi kompresor 24K2
Gambar 4.2 Anti Surge Kontrol
Item No : 24 K 2 Normally capacity : 2083 CFM Citical speed : 4900 RPM Maximum speed : 7975 RPM Manufactur : Dresser ( Clark ) Inlet Pressure : 275 PSIG Inlet Temperature : 380 F Discharge pressure :425 PSIG
Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa pada kompressor 24K2 merupakan kompressor yang memiliki dua masukan suction yaitu gas propane yang bertekanan rendah yang berasal dari vesel 14 dan vesel 13 yang kemudian menjadi output gas propane yang bertekanan tinggi yang menuju vesel 12. Yang kemudian pada akhirnya output ini menjadi inputan kembali, proses ini biasa di sebut dengan recycle gas. Pada proses anti surge kontrol ini faktor yang
4.4 ANTI SURGE KONTROL 24K2
6
berpengaruh adalah tekanan (pressure) dan laju aliran (flow). Sehingga diperlukan pressure transmiter dan flow transmiter untuk mengubah menjadi sinyal yang standart. Dari gambar di atas terdapat 24FT30, 24FT31, 24PT17, dan 24PT18 sebagai transmiternya. Dan yang berfungsi untuk mengatur anti surge kontrol 24FT30 dan 24PT17 di mana outputan dari kedua transmiter ini akan di bandingkan pada devider 24XY002. Sedangkan output dari dvider 24XY002 ini akan terhubung dengan kontroller 24XIC001 dan outputannya akan mengatur bukaan valve 24XV001 yang berjenis air to close (ATC) yang berfungsi untuk mengatur laju aliran yang menuju vesel 14. Sedangkan transmiter 24FT31 dan 24PT18 berfungsi sebagai safe guard. Sehingga yang perlu di jaga agar kompresor tidak terjadi surging adalah flow suction yang tidak boleh rendah dan pressure tidak boleh tinggi. Jadi flow yang mengalir yang melalui 24FT30 tidak boleh rendah.
Apabila aliran discharge naik, maka transmitter 24FT030 menjadi naik sehingga mengakibat keluaran devider dari 24XY002 menjadi naik yang menyebabkan keluaran controller 24XIC001 yang mempunyai aksi direct menjadi tinggi sehingga kontrol valve 24XV001 cenderung menutup untuk mengurangi aliran dari vessel 24V12 ke 24V13. Demikian juga jika aliran discharge turun menyebabkan output flow transmitter 24FT030 turun dan berpengaruh pada keluaran devider 242XY002 menjadi kecil hal ini menyebabkan keluaran kontrol 24XIC001 menjadi turun sehingga kontrol valve 24XV001 akan membuka untuk menambah aliran pada vessel 24V13. Metode Untuk Mencegah Surge Beberapa langkah yang mungkin di berikan untuk membawa kompresor keluar dari kondisi surge:
Perubahan-perubahan yang terjadi pada 24K2 adalah: 1. Perubahan tekanan pada suction kedua
Inputan compressor 24K2 ini berasal dari dua suction yaitu suction pada vessel 24V13 dan 24V14 apabila suction pertama dan putaran motor pada compressor dianggap konstan maka hal ini akan berpengaruh pada naiknya suction kedua menyebabkan output transmitter 24FT030 akan naik sehingga mengakibatkan devider pembanding 24XY002 menjadi naik hal ini berpengaruh pada bukaan valve 24XV001 yang berjenis air to open (ATO) bukaan valve menjadi berkurang hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah aliran ke vessel 24V13 sehingga tekanan pada suction kedua cenderung konstan.
Menambah flow dari proses ke suction Menambah flow yang melalui kompressor dengan membypas gas yang di pompa dari discharge kompresor kembali ke bagian suction kompresor Mengurangi rasio tekanan yang melalui kompresor dengan mengurangi tekanan discharge atau menambah tekanan suction, atau ke duanya jika flow tetap konstan.
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Pada dasarnya anti surge kontrol memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya surging pada kompresor 24K2. Surging ini terjadi karena adanya aliran balik pada down stream, dimana compressor berusaha terus menekan gas tetapi sistem mengembalikannya dan hal ini di sebabkan aliran yang rendah pada suction. 2. Anti surge pada kompresor 24K2 ini masih memiliki kelemahan yaitu apabila terjadi perubahan secara mendadak pada aliran maupun tekanan pada suction pertama, maka anti surge kontrol hanya dapat mendeteksi gejala tersebut melalui aliran discharge, dengan diasumsikan bahwa tekanan pada suction kedua konstan. Keterlambatan waktu
Demikian halnya dengan keadaan sebaliknya bila tekanan suction turun maka output transmitter 24FT030 akan menjadi turun mengakibatkan devider pembanding 24XY002 menjadi turun sehingga menambah bukaan kontrol valve 24XV001 hal ini akan menyebabkan propane uap di vessel 24V113 bertambah sehingga tekanan pada suction kedua dapat terjaga pada keadaan konstan.
2. Perubahan aliran discharge.
7
tanggap kontroler terhadap perubahan yang cepat ini dapat menurunkan kinerja kompresor. 3.
BIOGRAFI Andrian Kristianto., Saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro pada konsentrasi kontrol.
Beberapa metode yang dapat di lakukan untuk dapat keluar dari keadaan surge : Menambah flow dari proses ke suction Menambah flow yang melalui kompressor dengan membypas gas yang di pompa dari discharge kompresor kembali ke bagian suction kompresor Mengurangi rasio tekanan yang melalui kompresor dengan mengurangi tekanan discharge atau menambah tekanan suction, atau ke duanya jika
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Wahyudi, ST. MT NIP 196906121994031001
flow tetap konstan. 5.2 Saran Berdasar pada kesimpulan mengenai kelemahan yang terdpat pada kompresor 24K2 maka penulis menyarankan untuk menganalisa dan menyempurnakan sistem pebgendalian anti surge yang behubungan dengan perubahan aliran suction pertama dan perbedaan tekanan diferensial antara suction pertama dan kedua yang di gunakan untuk mengatur feed yang berasal dari vesel 12 ke vesel 13 dan perubahan aliran discharge dan perubahan tekanan suction kedua yang digunakn untuk mengatur feed yang berasal dari vesel 12 ke vesel 14. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kerja kompresor. DAFTAR PUSTAKA 1. Gunterus, Frans, Falsafah Dasar Sistem Pengendalian Proses, PT Elex Media Komputibdo, Jakarta, 1994 2. Suta’at Ir, Safeguard System, BPST XI angkatan tahun 1987/1988, Pertamina UP IV Cilacap, 1987 3. Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik Jilid 1, Erlangga, Bandung, 1994 4. Operating manual LPG dan SRU Unit 93 Vol. 60 5. ---------, Instruction Manual YEW, 2nd Edition, Yokogawa Electrical Works LTD, 1979
8