Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia Kima Lubang (Tridacna crosea) Kima ini juga dinamakan kima pembor atau kima lubang karena hidup menancap dalam substrat batu karang. Ukuran cangkang paling kecil dari ukuran rata-rata jenis lainnya sekitar 15-20 cm. Lubang bisus yang besar sehingga bisa menancap kuat pada substrat. bedanya dengan T. Maxima, cangkangnya berukuran lebih besar dan hanya sebagian yang tertanam dalam substrat. Sedangkan T. crocea, hampir seluruh cangkang tertanam. dari atas permukaan substrat hanya tampak mantel dan pinggiran cangkang. Mantelnya berwarna cerah (umumnya biru). Warna cangkang putih, kadang bercorak merah muda, orange, atau kuning baik sisi dalam maupun sisi luarnya (Columpong, 1992).
Kima lubang adalah jenis kima terkecil dan memiliki populasi yang paling melimpah. Kima ini umumnya hidup di dalam lubang-lubang karang keras (hard coral) yang masih hidup ata mati. Kima lubang masuk ke dalam karang secara kimiawi dan mekanis, yaitu mengebor karang perlahan-lahan dengan gerakan membuka dan menutup cangkang. Kima lubang memiliki warna mantel yang menyolok dan indah.
Kima Selatan (Tridacna derasa) Jenis ini disebut juga kima selatan atau kima air, memiliki ukuran terbesar kedua setelah T. gigas dengan panjang cangkang 50 cm atau lebih, permukaannya halus dan mencapai 20-30 kg. Mantelnya berpola garis panjang coklat, hijau dan biru atau umumnya berwarna cerah. Yang membedakannya dengan kima raksasa adalah lekukan cangkangnya yang dangkal (Columpong, 1992).
Kima selatan memiliki bentuk cangkang yang simetris. Cangkangnya polos tanpa sisik dengan 5 hingga 7 lengkungan (ribs). Lubang byssus berukuran kecil. Mantel dapat mengembang hingga keluar dari tepi cangkang. Dua tangkup cangkang dapat menutup sempurna. Siphon incurrent dikelilingi oleh tentakel yang besar dan banyak. Juvenil kima selatan memiliki ciri menyerupai kima raksasa sehingga sangat sulit dibedakan.
Kima selatan memiliki sebaran yang terbatas dan unik. Di Indonesia, jenis ini hanya ditemukan di sebelah timur garis Wallace yang memanjang dari Selat Bali, Selat Makassar hingga Laut Sulawesi. Jenis ini juga banyak ditemukan di pesisir barat laut dan timur laut Australia.
Kima Raksasa (Tridacna gigas) Kima raksasa adalah spesies kerang terbesar di dunia yang masih hidup. Ukuran cangkang kerang ini dapat mencapai 120 cm dengan berat lebih dari 200 kg. Jika tidak terganggu, kima raksasa dapat hidup hingga berumur lebih dari 100 tahun. Kisaran berat kima raksasa antara 200-500 kg. Cangkang kima berwarna putih, jika dilihat dari samping, bentuknya menyerupai kipas dengan cela yang dalam dan sisi yang kokoh memanjang membentuk segitiga. ukuran mantel melebihi ujung cangkang sehingga penutupan cangkang tidak bisa rapat. Mantelnya berwarna cokelat atau hijau dengan titik-titik biru dan hijau.
Rekor spesimen Tridacna gigas terbesar, dipegang oleh cangkang kima asal Indonesia, tepatnya dari Pantai Barat Tapanuli, Sumatera Utara. Ukuran panjang cangkang kima tersebut mencapai 137 cm dengan berat sekitar 250 kg. Saat ini, cangkang kima pemegang rekor itu, menjadi koleksi sebuah museum di Irlandia Utara. Rekor untuk spesimen kima terberat, menjadi milik cangkang yang berasal dari Pulau Ishagaki, Jepang. Kima tersebut memiliki panjang cangkang 115 cm dengan berat 333 kg (Wikipedia). Rekor yang ditemukan di kepulauan spermonde dan TNL takabonerate masing-masing mencapai 90 dan 94 meter. Di pulau Gili Banta Bima ditemukan dengan ukuran panjang sekitar 100 cm.
Kima Kecil (Tridacna maxima) Jenis ini juga disebut kima kecil dengan ukuran cangkang lebih kecil dari jenis kima lainnya (25-35 cm). Cangkang bersisik kecil, lebih kecil dari pada T. squamosa, dekat umbo terdapat bysus (organ pelekat) yang besar. Olehnya itu, kima ini hidup menancap kuat dalam substrat dengan warna mantel yang cerah (biru, hijau dan cokelat). Bila ditemukan dalam substrat, hanya sebagian cangkang yang tertanam.
Cangkang kima kecil umumnya ditemukan di daerah terumbu karang dengan kedalaman hingga 10 m. Kima ini melekat di antara celah karang atau pecahan karang (rubble) dengan bantuan organ serupa rambut yang disebut byssus. Seringkali, kima kecil menggali pasir atau dasar substrat dengan gerakan membuka-menutup cangkang untuk berlindung. Spesimen terbesar dari cangkang Tridacna maxima yang pernah tercatat adalah 41,7 cm.
Cangkang kima kecil berbentuk asimetris dan memiliki 5 lengkungan (ribs). Permukaan lengkungan tersusun dari deretan sisik kecil yang teratur. Sisik kima kecil yang hidup di alam umumnya sudah tidak lengkap karena aus, saat cangkangnya yang melakukan gerakan buka-tutup, bergesekan dengan batu karang di sampingnya. Saat menghadapi ancaman, kedua cangkang kima kecil dapat menutup dengan sempurna.
Tentakel kecil dalam jumlah banyak, ditemukan di sekeliling siphon incurrent, tempat masuknya air. Mantel kima kecil dapat mengembang hingga melewati tepi cangkang. Dari morfologi cangkangnya, kima kecil memiliki bentuk yang menyerupai kima lubang Tridacna crocea. Analisis genetik menunjukkan, kima kecil memiliki variabilitas genetik yang rendah.
Kima sisik (Tridacna Squamosa) Jenis ini disebut kima sisik/duri, mudah dikenal pada cangkang berduri dengan panjang maksimum 40 cm atau lebih. Cangkngnya ekilateral dengan sisik makin keatas makin lebar. Mantel umumnya berbintik biru, cokelat dan hijau. Pada punggung lipatan, ditemukan deretan lempeng sisik (scutes) tinggi, agak sempit dan cekung.
Bentuk cangkang bersisik seperti ini juga ditemukan pada kima kecil Tridacna maxima dan Kima Mauritius. Bedanya, sisik pada T. maxima ukurannya juga lebih kecil. Sedangkan sisik pada kima Mauritius lebih lebar dan besar dengan tepi bukaan cangkang berbentuk zig-zag. Bukaan byssus di bagian bawah cangkang (dekat umbo) biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan spesies kima lainnya.
Kima Pasir (Hippopus hippopus) Kima ini sering disebut dengan kima tapal kuda dimana cangkangnya memiliki lekukan-lekukan kecil dan bercak-bercak strawbery. Mantelnya kuning coklat, Hijau atau abu-abu suram dan tidak pernah melewati batas cangkang. Hidup khusus didaerah rataan terumbu berpasir atau padang lamun hingga maksimum kedalamn 6 meter. Mudah diambil karena tidak melekat pada substrat.
Kima pasir temasuk jenis biota laut yang sering dijadikan peliharaan dalam akuarium air laut. Di Filipina, kima pasir yang dipelihara dalam bak khusus, mampu mengeluarkan 21 juta butir telur dalam sekali memijah. Sedangkan, pemijahan kima pasir yang dilakukan di Bali saat ini, baru menghasilkan sekitar 6 juta telur dalam sekali memijah.
Menurut LIPI, tingkat kematian kima pasir saat fase larva sangat tinggi, yaitu mencapai 97,8 %. Tingkat kematian kima pasir berangsur-angsur akan menurun seiring dengan bertambahnya usia kima. Pada umur 2 tahun, tingkat kematian kima di hatchery dapat ditekan hingga 0 %. Sedangkan di laut, tingkat kematian kima pada umur yang sama, menurun menjadi 30 %. Kima pasir mencapai usia dewasa saat berumur 4 tahun.
Kima Cina (Hippopus porcellanus) Warna mantel seperti H. hippopus tapi ukurannya jauh lebih besar dapat mencapai 60 cm. Bedanya pada cangkang H. porcellanus bagian pinggir cangkang bergelombang besar seperti pada T.derasa, Sedangkan H.hippopus bergelombang kecil. Kesamaanya dapat dilihat dapat dilihat pada bagian umbo yang memiliki umbo bergaris rapat.
Cangkang kima Cina memiliki 5 hingga 7 lipatan tanpa sisik (scutes). Sepintas cangkang kima ini lebih mirip kima selatan Tridacna derasa dibandingkan kima pasir yang menjadi saudara dekatnya. Kima Porselen dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 40 cm. Siphon exhalent (lubang/saluran/organ tempat keluarnya air) berbentuk kerucut yang agak pipih dan rendah. Siphon inhalent (lubang tempat masuknya air) memiliki tentakel yang bercabang dan besar. Adanya tentakel ini menjadi salah satu ciri atau tanda yang paling mudah untuk membedakan kima porselen dengan kima pasir (Hippopus hippopus) karena siphon inhalent kima pasir tidak memiliki tentakel semacam ini.