PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN UNTUK MENJAGA PENGENDALIAN INTERNAL PADA PT. GINZA MULIA Rachmadiana Sudrawati Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, (021)53696969,
[email protected]
J. Sudirwan, S.E., M.M Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, (021)53696969
Rindang Widuri, S.Kom., M.M Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, (021)53696969
Abstract The purpose of this study is to analyze the internal control of the purchasing procedure, Account Payable management, inventory control and to identify information required in the purchasing activities of goods and supplies and internal control. Methods of analysis used to design the Information System is identify the needs of running processes Object Oriented Analysis and Design based on Satzinger theory (2005) and C# programming language and Microsoft SQL Server in designing application system. The results achieved from the study is a desktop-based Accounting Information System (AIS) that can support company activities goods and inventory in purchasing and the system is able to maintain internal control implementation. The conclusion of this reasearch is integrated purchasing and inventory AIS that overcome weaknesses that occur and safeguard the business processes can be run in a relevant, accurate, on time and up to date manner. Keywords : Accounting Information System, purchasing, inventory, internal control Abstrak Tujuan penelitian adalah menganalisis pengendalian internal prosedur pembelian, pengelolaan hutang, pengendalian persediaan dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan dalam aktivitas pembelian barang dan persediaan. Metode analisis dan metode perancangan yang digunakan adalah Object Oriented Analysis and Design berdasarkan teori Satzinger (2005) dan dalam perancangan sistem aplikasi menggunakan bahasa pemrograman C# serta Microsoft SQL Server. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berbasis desktop yang dapat mendukung aktivitas perusahaan dalam pembelian barang dan persediaan serta mampu menjaga penerapan pengendalian internal. Simpulan dari penulisan ini adalah dirancangnya SIA pembelian dan persediaan yang terintegrasi dan mampu mengatasi kelemahan yang terjadi agar proses bisnis berjalan secara relevan, akurat, tepat waktu dan up to date. Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, pembelian, persediaan, pengendalian internal.
PENDAHULUAN Didalam lingkungan bisnis saat ini, penggunaan teknologi tidak terlepas dalam proses bisnis perusahaan. Perusahaan sudah semestinya mempunyai sebuah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan terutama pada proses transaksi yang terjadi diperusahaan yang dapat berfungsi sebagai pengendalian internal untuk mencegah terjadinya resiko – resiko yang ada pada kinerja operasional maupun proses bisnis perusahaan sehingga dapat berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis. Menurut Jha (2013:3) “Operational audit was originally conceived to evaluate the performance. In evaluating performance, the auditor measures the efficiency, effectiveness and economy with which various operations are performed”, jurnal tersebut menyimpulkan bahwa audit operasional awalnya disusun untuk mengevaluasi kinerja dimana auditor mengukur efisiensi, efektivitas, dan ekonomi dari berbagai kegiatan operasional. Hal ini yang disadari oleh perusahaan didalam proses bisnisnya terutama pada aktivitas pembelian dan persediaan, masih menggunakan file-based system yang menjadi kendala bagi perusahaan karena banyaknya volume transaksi yang terjadi diperusahaan sehingga berpotensi terjadinya duplikasi dalam penyimpanan data dan pengendalian internal yang ada diperusahaan pun sangat lemah dalam proses pembelian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, antara lain : 1. Menganalisis prosedur pembelian, pengelolaan hutang, pengendalian persediaan dan kebutuhan informasi yang diperlukan dalam aktivitas pembelian barang dan persediaan serta menggunakan prinsip 3E yaitu Efektif, Efisien, Ekonomis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kelemahan– kelemahan dan masalah–masalah dalam pengendalian internal di PT Ginza Mulia. 2. Merancang suatu sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada PT Ginza Mulia yang terkomputerisasi dan terintegrasi terkait kegiatan pembelian barang, pengelolaan hutang, pembayaran hutang dan pengendalian persediaan serta menyediakan laporan terkait pembelian dan persediaan yang relevan, akurat, tepat waktu, dan up to date. 3. Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan dari masalah–masalah dan kelemahan–kelemahan yang ada pada aktivitas pembelian dan persediaan pada PT Ginza Mulia dengan membangun sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan untuk menjaga penerapan pengendalian internal pada PT Ginza Mulia.
METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penulis menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yaitu : a. Penelitian kepustakaan (Library Research) Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan teori–teori, pencarian referensi, dan mempelajari buku–buku, literatur–literatur, dan bacaan lainnya yang berkaitan langsung dengan sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan aktvitas pembelian dan persediaan yang pada PT Ginza Mulia b. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan beberapa cara yaitu: - Pengamatan (Observation), yaitu melakukan pengamatan langsung ke bagian pembelian dan gudang PT Ginza Mulia pada bulan Desember 2014 yang bertujuan untuk melihat proses bisnis yang berjalan dan mengumpulkan data–data yang berguna untuk menunjang analisa lebih lanjut. - Wawancara (Interview), yaitu mengadakan wawancara dengan pihak yang terkait dengan menemui komisaris, bagian pembelian dan kepala gudang PT Ginza Mulia pada bulan Desember 2014 dengan melakukan tanya jawab mengenai berbagai hal seputar penelitian yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pada aktivitas pembelian dan persediaan yang sedang berjalan di PT Ginza Mulia. - Dokumentasi (Documentation), yaitu penelusuran bukti–bukti dan dokumen–dokumen yang terkait dengan aktivitas pembelian dan persediaan di PT Ginza Mulia seperti purchase order, delivery order, faktur pembelian, bukti pembayaran berupa giro / cek / transfer. - Analytical procedures, yaitu melakukan analisis data mengenai prosedur yang dijalankan dalam aktivitas pembelian dan persediaan berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak terkait yaitu bagian pembelian di PT Ginza Mulia. 2. Metode Analisis dan Perancangan Dalam penyusunan skripsi ini, metode analisis dan perancangan yang digunakan adalah metode Object Oriented Analysis and Design–Unified Process berdasarkan pendekatan John W. Satzinger, dimana terdapat 4 fase dalam Unified Process tetapi pada penelitian ini hanya menyelesaikan hingga fase ketiga yaitu : a. Inception
Pada fase ini dilakukan observasi langsung ke perusahaan dan melakukan wawancara dengan pihak terkait yaitu komisaris, bagian pembelian dan kepala gudang mengenai proses bisnis yang berjalan, masalah–masalah atau kelemahan–kelemahan yang terjadi, dan kebutuhan sistem pada PT Ginza Mulia sehingga dapat memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang dihadapi oleh PT Ginza Mulia. b. Elaboration Fase ini meganalisis dan merancang sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada PT Ginza Mulia menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design–Unified Process berdasarkan pendekatan John W. Satzinger. c. Construction Pada fase ini memulai untuk membangun sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan untuk menjaga pengendalian internal pada PT Ginza Mulia dengan menggunakan bahasa pemograman C# dan Microsoft SQL Server Management Studio.
HASIL DAN BAHASAN Tabel 1 Analisis Kelemahan Proses Sistem Yang Berjalan dan Rekomendasi Pemecahan Masalah Temuan 1
Kriteria
Sebab
Akibat
Rekomendasi
Temuan 2
Tidak adanya pembagian tugas di bagian pembelian yang berdampak pada aktivitas pembelian barang seperti bagian pembelian menjalankan beberapa fungsi dalam pembelian yaitu mengotorisasi / menyetujui transaksi pembelian, melakukan pencatatan maupun pembayaran transaksi pembelian, melakukan penyimpanan kas perusahaan dan pencatatan pengeluaran kas perusahaan. Menurut Romney & Steinbart (2014:242) bahwa pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada satu pegawai pun yang diberi terlalu banyak tanggung jawab atas transaksi atau proses bisnis. Pemisahan tugas terdiri dari : Pemisahan tugas akuntansi (segregation of accounting duties) yang efektif tercapai ketika fungsi – fungsi seperti otorisasi, pencatatan, dan penyimpanan dipisah. Pemisahan tugas sistem (segregation of system duties) dimana wewenang dan tanggung jawab harus dibagi dengan jelas menurut fungsi – fungsi dalam menjalankan sistem informasi seperti perbedaan fungsi antara administrator sistem yang memastikan seluruh komponen sistem informasi berjalan dengan lancar dan efisien dengan pengguna (user) yang mencatat, melakukan otorisasi data untuk diproses, dan menggunakan output sistem. Terdapat job description rangkap dibagian pembelian / semua tanggung jawab dalam aktivitas transaksi pembelian barang dan otorisasi transaksi pembelian dipegang oleh satu bagian yaitu bagian pembelian. - Terjadinya pemalsuan catatan pembelian untuk menutupi transaksi yang tidak di otorisasi secara layak / otorisasi fiktif yang berdampak pada kecurangan didalam perusahaan seperti pencurian aset perusahaan. - Terjadinya tumpang tindih pekerjaan dibagian pembelian sehingga pekerjaan tidak berjalan secara efektif. - Adanya otorisasi dari Direktur sebagai pengendali perusahaan dan pengambil keputusan didalam perusahaan sehingga dapat meminimalisir terjadinya pencurian aset perusahaan dan meminimalkan kecurangan yang nantinya akan timbul. - Adanya pemisahan / pembagian job description yang lebih detail seperti pembuatan fungsi baru yaitu bagian keuangan untuk membantu tugas dari bagian pembelian agar setiap bagian dapat bekerja sesuai fungsinya masing – masing dan menghindari tumpah tindih pekerjaan sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan secara efektif. - Adanya hak akses pada sistem informasi untuk setiap fungsi yang ada didalam perusahaan sebagai pengendalian sistem informasi dan administrator sistem sebagai pengontrol atas jalannya sistem informasi tersebut agar dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Tidak ada pembuatan formulir permintaan pembelian barang
(purchase
Kriteria
Sebab Akibat
Rekomendasi
Temuan 3
Kriteria
Sebab
Akibat
Rekomendasi
Temuan 4
Kriteria
Sebab
Akibat Rekomendasi
Temuan 5 Kriteria
requisition) dari kepala gudang kepada bagian pembelian barang. Menurut Romney & Steinbart (2014:240) bahwa penggunaan dokumen elektronik dan kertas yang sesuai dapat membantu memastikan pencatatan yang akurat serta lengkap dari seluruh data transaksi yang relevan. Kepala gudang menginformasikan permintaan pembelian barang kepada bagian pembelian secara lisan atau tidak adanya catatan permintaan pembelian. Terjadi human error dalam menerima informasi mengenai nama barang, jenis barang dan jumlah barang yang akan dipesan / dibeli sehingga berpotensi terjadinya kesalahan dalam proses pembelian barang. Adanya proses pembuatan formulir permintaan pembelian barang (purchase requisition) oleh bagian gudang kepada bagian pembelian yang dijadikan dasar untuk pembuatan pemesanan pembelian (purchase order). Perusahaan melakukan negosiasi harga dengan para supplier melalui telepon untuk mendapatkan permintaan penawaran harga barang dimana 1 barang mempunyai 2 – 3 supplier dan tidak adanya perjanjian harga sebelumnya antara perusahaann dan supplier. Menurut Wardah.S (2013) berdasarkan jurnal Model Pemilihan Pemasok Bahan Baku bahwa pemilihan supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan dalam jangka panjang. Perusahaan mempunyai beberapa supplier tetap tetapi dalam proses pemilihan supplier, perusahaan seringkali mengalami kesulitan dalam memilih supplier dikarenakan kurangnya informasi secara detail dan jelas mengenai penawaran yang diberikan supplier. Hal ini dikarenakan negosiasi harga barang hanya melalui via telepon dan tidak adanya perjanjian harga barang yang dilakukan antara perusahaan dan supplier. Perusahaan kemungkinan membeli barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari supplier tetap lainnya karena dalam proses negosiasi terhadap supplier yang telah ditunjuk perusahaan, belum tentu mendapatkan harga yang terbaik / kompetitif sehingga tidak mencerminkan prinsip ekonomis dalam perusahaan. Adanya Surat Penawaran Harga (SPH) yang diberikan oleh supplier kepada perusahaan setelah perusahaan mengirimkan Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) dimana Surat Penawaran Harga (SPH) tersebut sebagai perjanjian awal mengenai harga barang dengan supplier baru maupun untuk melakukan update harga barang untuk supplier tetap, yang berisi permintaan detail daftar harga barang yang dijual oleh supplier maupun apabila adanya barang baru yang dijual oleh supplier. Seringkali terjadi keterlambatan dalam pembayaran hutang dagang perusahaan kepada supplier dan perusahaan mendapatkan pemberitahuan dari supplier melalui email untuk segera melakukan pembayaran hutang dagang. Menurut Diana & Setiawati (2011:132) bahwa salah satu tujuan dari sistem informasi akuntansi pembelian adalah memastikan perusahaan tidak terlambat membayar hutang yang telah jatuh tempo. Pengelolaan hutang yang kurang memadai terutama dalam mengetahui tanggal jatuh tempo hutang dimana perusahaan menggunakan dokumen fisik untuk mengetahui tagihan yang akan jatuh tempo karena tidak adanya pengingat / reminder mengenai hutang yang akan jatuh tempo. Terhambatnya pelunasan pembayaran hutang kepada supplier dan bisa berdampak buruk pada hubungan perusahaan terhadap supplier. Adanya fasilitas pengelolaan hutang dagang pada sistem yang akan dibangun yang memberikan reminder apabila mendekati tanggal jatuh tempo hutang yang akan terhubung ke laporan hutang untuk melihat tagihan hutang mana yang sudah mendekati jatuh tempo sehingga dapat segera melakukan pembayaran / pelunasan hutang yang dapat menigkatkan efisiensi kinerja perusahaan. Ketidaksesuaian jumlah stok barang di gudang dengan catatan fisik gudang. Menurut Romney & Steinbart (2014:425) bahwa catatan persediaan yang
Sebab
Akibat
Rekomendasi
Temuan 6 Kriteria
Sebab
Akibat Rekomendasi
Temuan 7 Kriteria
Sebab
Akibat Rekomendasi
akurat sangat penting untuk mencegah kehabisan dan kelebihan persediaan dan memonitor persediaan secara seksama merupakan hal yang sangat penting dalam pengendalian persediaan. - Terjadinya kesalahan / human error dalam melakukan pencatatan barang masuk maupun keluar pada kartu stok. - Tidak adanya pengecekan ketersediaan barang di gudang sehingga tidak diketahui jumlah stok sebenarnya. - Kepala gudang dan bagian pembelian tidak melakukan pengecekan stock opname pada barang – barang yang ada digudang. - Menyebabkan kesalahan pencatatan perhitungan jumlah barang pada saat melakukan pemesanan barang kembali akibat kesulitan dalam melakukan update persediaan terkini. - Adanya kehilangan barang – barang digudang yang tidak diketahui oleh perusahaan yang dapat merugikan perusahaan. - Adanya fasilitas perhitungan stok barang yang terintegrasi dengan database, sehingga dapat melihat jumlah stok barang yang tersedia maupun yang kurang dan mampu menghasilkan laporan barang masuk ke gudang dan menghasilkan laporan barang keluar dari gudang yang diambil dari data barang masuk maupun keluar yang telah di input sebelumnya dan perhitungan aset dapat terkendali. - Setiap sebulan sekali, kepala gudang dan bagian pembelian harus melakukan stock opname pada barang – barang yang ada digudang untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan seperti hilangnya barang – barang digudang. Pemesanan pembelian barang kembali berdasarkan kondisi fisik barang digudang yaitu apabila persediaan barang menipis / terlihat tidak mencukupi. Menurut Romney & Steinbart (2014:472) bahwa reorder point (ROP) / titik pemesanan ulang dapat menentukan kapan untuk memesan dimana reorder point ditetapkan berdasarkan waktu pengiriman dan tingkat yang diinginkan dari stok pengaman (safety stock) untuk menangani fluktuasi yang tidak diharapkan dalam permintaan. Belum adanya kebijakan mengenai jumlah reorder point untuk setiap barang yang ditetapkan sebagai dasar untuk proses pemesanan pembelian barang kembali. Kesulitan dalam mempersiapkan barang dagangan apabila jumlah barang yang dipesan oleh bagian penjualan tidak mencukupi / kurang. - Menetapkan reorder point untuk setiap barang. Reorder point yang telah ditetapkan tersebut bisa menjadi dasar untuk dilakukan pemesanan pembelian kembali. - Menyediakan fasilitas yang memberikan informasi mengenai barang mana yang akan habis atau mendekati jumlah reorder point yang telah ditentukan, agar dapat dilakukan pemesanan pembelian kembali. Saat pengambilan barang di tempat supplier, jumlah barang fisik yang diterima berbeda dari jumlah barang pada catatan purchase order. Menurut Romney & Steinbart (2014:481), laporan penerimaan (receiving report) mendokumentasikan detail – detail mengenai setiap penerimaan, termasuk tanggal diterima, pemasok, dan nomor pesanan pembelian. Supplier kekurangan stok barang untuk memenuhi stok barang yang dipesan oleh perusahaan sehingga tidak sesuai dengan jumlah stok yang ada pada purchase order. Sisa dari jumlah stok barang yang dipesan oleh perusahaan akan dikirimkan oleh supplier pada saat stok barang yang tersebut tersedia. Adanya pembuatan dokumen penerimaan barang yang dapat meningkatkan pengendalian terhadap barang yang diterima / barang masuk ke gudang dan dapat membantu meminimalisir risiko terjadinya kesalahan penerimaan barang yang tidak sesuai dengan pembelian dimana satu purchase order dapat digunakan untuk banyak penerimaan barang sehingga jumlah penerimaan barang awal dan penerimaan barang akhir
-
Temuan 8 Kriteria
Sebab
Akibat
Rekomendasi
dapat tercatat sesuai purchase order yang sama. Di dalam laporan penerimaan dapat terlihat secara detail mengenai penerimaan barang termasuk jumlah penerimaan barang apakah sesuai dengan jumlah purchase order.
Ketidaksesuaian jumlah pengeluaran kas perusahaan dengan yang ada pada pembukuan. Menurut SAK ETAP (2009) metode accrual basis untuk pengakuan beban dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas sehingga pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Menurut Mulyadi (2010:516-522) salah satu unsur pengendalian intern yang baik dalam pengeluaran kas adalah secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi. Pencatatan akuntansi yang berbentuk single entry yaitu penerimaan kas dicatat sebagai kas masuk dan pembayaran / pengeluaran kas dicatat sebagai kas keluar. Sulit mengecek keakuratan pencatatan pada transaksi yang terjadi dan sulit menilai berapa nilai asset yang ada karena ada kemungkinan terjadi terlalu kecil maupun terlalu besar nilai yang dicatat. - Adanya pembuatan sistem pencatatan akuntansi dengan teknik basis akrual yang menghasilkan jurnal double entry dapat membuat perusahaan mengetahui pengakuan beban dan hutang dengan lengkap, jelas, dan akurat. - Adanya pencatatan pengeluaran kas menggunakan metode pencatatan persediaan dengan sistem perpetual dimana sistem ini baik digunakan untuk tujuan pengendalian persediaan barang karena secara kontinyu dapat menunjukkan persediaan yang ada di tangan untuk setiap barang. - Adanya pencocokan jumlah fisik kas ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi secara periodik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada PT Ginza Mulia, maka dapat ditarik kesimpulan berikut : 1. Dengan adanya sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi, maka diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pada fungsi yang terkait dengan pembelian dan persediaan dimana pencatatan dan perhitungan semua transaksi diproses secara otomatisasi sehingga menjadi lebih akurat karena adanya dokumen yang berisi informasi secara detail dan lengkap dari transaksi khususnya transaksi pada siklus pembelian dan persediaan serta lebih cepat / efisiensi waktu dalam melakukan setiap pencatatan pada kegiatan operasional perusahaan terkait pembelian dan persediaan di PT Ginza Mulia. 2. Dengan adanya pemisahan / pembagian job description pada fungsi pembelian, dimana bagian pembelian tidak lagi menjalankan beberapa fungsi dalam pembelian seperti untuk melakukan pembayaran transaksi pembelian, melakukan penyimpanan kas perusahaan dan pencatatan pengeluaran kas perusahaan dapat dilakukan oleh bagian keuangan maka pemisahan / pembagian tugas setiap fungsi pada pembelian menjadi lebih jelas sehingga pengendalian menjadi meningkat. 3. Terkait dengan pembuatan formulir permintaan pembelian (purchase requisition) oleh bagian gudang maka bagian pembelian dapat mengetahui barang apa saja yang harus dibeli. 4. Terkait dengan penentuan supplier dimana perusahaan mengalami kesulitan dalam memilih supplier yang sesuai, dapat didukung dari segi penentuan harga dengan melihat surat penawaran harga yang diberikan oleh supplier. 5. Terkait dengan pengelolaan hutang usaha dimana perusahaan mengalami kesulitan dalam mengetahui informasi tagihan yang akan jatuh tempo, dapat didukung dengan fitur reminder yang akan memberikan tanda hutang mana yang akan jatuh tempo dan telah jatuh tempo yang langsung terhubung ke laporan hutang. 6. Terkait dengan tidak adanya pengecekan persediaan barang digudang secara berkala, prosedur stock opname secara berkala dapat dilakukan untuk menyesuaikan barang yang tercatat dengan barang fisik dan prosedur stock opname dapat meningkatkan pengendalian persediaan. 7. Terkait dengan penentuan dasar jumlah untuk pemesanan kembali persediaan dimana perusahaan belum menetapkan standar pemesanan kembali tersebut, dapat didukung dengan sistem yang dapat menghitung nilai Reorder Point (ROP) persediaan, serta dilengkapi dengan fitur pemberian
informasi yang menampilkan data barang yang telah mencapai batas minimum yang tersedia di gudang. 8. Terkait masalah penerimaan barang dari supplier, selama ini belum ada proses pencatatan berupa dokumen pencatatan transaksi atas bukti penerimaan barang karena pencatatan masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan kartu stok, dengan adanya bukti penerimaan / bukti barang masuk maka perusahaan dapat memonitor arus barang yang masuk ke dalam gudang dan bukti penerimaan / bukti barang masuk sebagai pengendalian persediaan. 9. Terkait dengan pencatatan pengeluaran kas, pembuatan sistem dengan teknik basis akrual yang menghasilkan jurnal double entry dapat membuat perusahaan mengetahui pengakuan beban dan hutang dengan lengkap, jelas, dan akurat dan menggunakan metode pencatatan persediaan dengan sistem perpetual dimana sistem ini baik digunakan untuk tujuan pengendalian persediaan barang. Saran Adapun saran yang dapat diberikan kepada PT Ginza Mulia terkait dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan diharapkan mengadakan pelatihan bagi para karyawan untuk mengoperasikan aplikasi sistem informasi akuntansi sehingga dapat mendukung terjadinya keberhasilan penerapan sistem baru ini. 2. Perusahaan diharapkan mengadakan perawatan atau maintenance secara berkala pada perangkat infrastruktur yang mendukung sistem terkomputerisasi untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan pada komputer atau jaringan yang dapat mengganggu kinerja sistem perusahaan. 3. Perusahaan perlu melakukan evaluasi secara periodik terhadap keseluruhan sistem terutama yang berkaitan dengan prosedur pembelian dan persediaan sehingga dapat mengetahui apakan sistem yang telah dirancang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan seiring perkembangan bisnis perusahaan. 4. Seiring dengan perkembangan perusahaan, job description perusahaan diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan best practice atau praktik terbaik untuk prosedur yang dijalankan, 5. Disarankan agar perusahaan menerapkan sistem yang telah dirancang untuk menyelesaikan masalah yang ada.
REFERENSI Buku : Bodnar, George H., & Hopwood, William S. (2011). Accounting Information Systems 11th Edition. Boston: Pearson Education. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia. Diana, A. & Setiawati, L. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Andi. Dunia F.A. (2010). Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Gelinas.U.J., Dull,R.B., & Wheeler,P.R. (2012). Accounting Information System 9th Edition. USA: South Western Cengage Learning. Hall, J. A. (2013). Accounting Information Systems 8th Edition. USA: South Western Cengage Learning. Hall, J. A. (2011). Introduction To Accounting Information Systems 7th Edition. USA: South Western Cengage Learning. Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2014). Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta: Salemba. Satzinger, J.W., Jackson, R.B., &Burd, S.D. (2005). Object – Oriented Analysis and Design with the Unified Process. Boston: Course Technology. Shelly, G.B., & Rosenblatt, H.J. (2012). Systems Analysis and Design 9th Edition. USA : Course Technology. Stair, R.M., & Reynolds, G.W. (2011). Principles of Information Systems, a managerial Approach 10th Edition. USA: Course Technology. Standar Profesional Akuntan Publik. (2011). SA Seksi 319 : Pertimbangan Atas Pengendalian Internal Dalam Audit Laporan Keuangan. Jakarta: Institut Akuntan Publik Indonesia. Warren, C. S., Reeve, J. M. Duchac, J. E. (2011). Principles of Accounting 24th Edition. South Western: Cengage Learning. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., Kieso, D. E. (2011). Accounting Principles 10th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D., Kieso, D. E. (2011). Financial Accounting, IFRS Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Jurnal : Dr.S K Jha. (2013). Operational Audit for Improving Future Business Operations. Indian Journal of Research of Management. Vol. 2 Iss. 11, diakses 5 Desember 2014 dari http://theglobaljournals.com/ Newton, H. (2010). Globalization : Societal Implications. Research Starters Sociology, diakses 15 Maret 2015 dari http://www.neumann.edu/ Wardah. S. (2013). Model Pemilihan Pemasok Bahan Baku Kelapa Parut Kering Dengan Metode AHP (Studi Kasus PT. Kokonako Indonesia). Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 12 No.2, diakses 15 Juli 2015 dari http://portalgaruda.org/
RIWAYAT PENULIS Rachmadiana Sudrawati lahir di kota Jakarta pada 6 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi dan Akuntansi pada tahun 2015. Saat ini masih mencari pekerjaan.