SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII “Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016
MAKALAH UTAMA
UTAMA
ISBN : 978-602-73159-1-4
PENGEMBANGAN SINTESIS SENYAWA KHALKON MELALUI PENDEKATAN GREEN CHEMISTRY Elfi Susanti VH1* 1
Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia *Keperluan
korespondensi, e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Green chemistry merupakan suatu pendekatan dalam mengembangkan dan merancang proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan zat yang berbahaya terhadap lingkungan. Prinsip green chemistry dalam proses sintesis adalah mengurangi penggunaan bahan yang tidak bisa terbarukan, menghilangkan limbah, mengurangi emisi dan meminimalkan penggunaan pelarut. Pelarut yang digunakan dalam sintesis sering beracun, mahal dan menimbulkan masalah lingkungan, oleh karena itu sintesis bebas pelarut sangat penting dilakukan. Sintesis senyawa khalkon tanpa pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya teknik grinding. Proses grinding membuat molekul reaktan bertubrukan dan akan membentuk produk. Waktu reaksi pada teknik grinding ini lebih pendek karena terjadi banyak tubrukan dengan kecepatan yang lebih cepat antara molekul reaktan dan adanya sejumlah panas yang dihasilkan akibat pergesekan molekul reaktan. Kata kunci : green chemistry, sintesis, khalkon, grinding
PENDAHULUAN Khalkon (1,3-difenil-2-propena-1on) termasuk senyawa golongan flavonoid
memiliki
sistem
tersebut
memiliki
kebolehjadian yang lebih besar mengalami reaksi transfer elektron (Patil et al., 2009).
dengan rangka C6-C3-C6, di mana C6 adalah cincin aromatik yang dihubungkan oleh C3 yang merupakan sistem karbonil α,β-tak jenuh. Struktur umum khalkon disajikan pada Gambar 1. Nama khalkon diberikan oleh Kostanecki dan Tambor (Dhani et al., 2012). Khalkon memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dan sistem elektron π terdelokalisasi pada kedua
3 4
3' 2'
2
4'
B
A
5'
1'
5 1 6
6'
O
Gambar 1. Struktur umum khalkon Khalkon
(1,3-difenil
propenon)
memiliki berbagai aktivitas farmakologi dan
sistem cincin benzena. Molekul yang
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
9
merupakan prekursor utama dalam sintesis
Peluang
bermacam-macam
flavonoid,
mendapatkan senyawa dengan berbagai
dapat dilihat pada biosintesis flavonoid
variasi gugus melalui proses sintesis.
yang disajikan di Gambar 2. Aktivitas
Faktor penting dalam merancang rute
farmakologi senyawa khalkon diantaranya
sintesis adalah menentukan bahan dasar
sebagai antikanker (Xia et al., 2000),
dan
antiproliferatif
sintesis yang akan digunakan.
senyawa
(Patil
et
al.,
2009),
sangat
reagen
besar
serta
sekali
pemilihan
untuk
metode
antimikroba (Mandge et al., 2007 dan
Khalkon dapat disintesis dengan cara
Prasad et al., 2008), insektisida (Nalwar et
kondensasi Claisen-Schmidt, yaitu reaksi
al., 2009) dan antioksidan (Belsare et al.,
kondensasi
2011). Khalkon yang stabil dari tanaman
dengan keton aromatik untuk membentuk
tidak dapat dipisahkan karena adanya
keton α,β-tak jenuh. Penggunaan pelarut
enzim chalcone sintetase (CSH) yang
dalam reaksi kondensasi pada sintesis
segera
menjadi
turunan khalkon berbahaya bagi kesehatan
flavanon (Mandge et al., 2007), sehingga
dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena
sintesis merupakan alternatif utama untuk
itu
mendapatkan khalkon.
senyawa khalkon dan turunannya melalui
Sintesis merupakan suatu cara dalam
pendekatan
menghasilkan
penting dilakukan
mengubah
suatu
khalkon
senyawa
baru.
antara
pengembangan
green
aldehida
strategi
chemistry
Gambar 2. Biosintesis flavonoid
10
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
aromatik
sintesis
sangat
Green
hijau)
menyeluruh akan lebih baik. 4) Desain
dalam
bahan kimia yang aman. Produk kimia
mengembangkan dan merancang proses
harus didesain sesuai dengan fungsi yang
kimia
meng-
dinginkan dan mengurangi tingkat racun
hilangkan penggunaan dan pembentukan
bahan kimia tersebut. Jika memungkinkan,
zat yang berbahaya terhadap lingkungan.
metode sintesis dan pemurnian harus
Paul Anastas dan John Warner menge-
dirancang pada suhu dan tekanan ruang
mukakan 12 prinsip kimia hijau, yaitu 1)
sehingga biaya energi yang berkaitan
Pencegahan.
penghasilan
dengan suhu dan tekanan yang ekstrem
limbah kimia lebih baik daripada mengatasi
dapat ditekan. 5) Penggunaan pelarut dan
limbah yang telah dihasilkan. Prinsip ini
kondisi reaksi yang aman. Reagen seperti
terkait
kimiawan
pelarut digunakan seperlunya. 6) Desain
untuk merancang ulang transformasi kimia
terhadap efisiensi energi. Proses reaksi
yang meminimalkan produksi limbah. 2)
disarankan menggunakan tekanan dan
Atom ekonomi. Metode sintesis harus
suhu yang standar dengan lingkungan. 7)
didesain dengan memaksimalkan penggu-
Penggunaan
naan seluruh bahan dalam prosesnya
diperbaharui. Penggunaan bahan mentah
sampai kepada produk akhir.
Atom
disarankan menggunakan bahan-bahan
ekonomi
yang
yang dapat diperbaharui daripada bahan-
mengevaluasi
bahan yang sekali pakai. 8) Pengurangan
merupakan
chemistry
suatu
yang
(kimia
pendekatan
mengurangi
atau
Pencegahan
dengan
kemampuan
adalah
dikembangkan
suatu
konsep
untuk
bahan
terhadap
perhitungan hasil, atom ekonomi meru-
produk
pakan rasio dari total massa atom dalam
senyawa seminimal mungkin. 9) Katalis.
produk yang diinginkan dengan massa total
Penggunaan reagen katalis yang memiliki
atom pada reaktan. 3) Sintesis bahan kimia
tingkat
yang
Metode
penggunaan bahan prekusor untuk reaksi
dan
stoikiometrinya. Katalis dengan selektivitas
menghasilkan bahan kimia yang tidak
tinggi akan lebih unggul dalam reaksi.
membahayakan lingkungan dan kesehatan
Katalis dapat memainkan beberapa peran
manusia.
didesain
dalam proses transformasi, antara lain
menggunakan dan menghasilkan zat yang
dapat meningkatkan selektivitas reaksi,
memiliki
mengurangi suhu transformasi, mening-
sintesis
tidak
harus
menggunakan
Metode
kadar
berbahaya.
sintesis
sekecil
mungkin
atau
akhir
menghindari
selektifitas
tinggi
derivatisasi
daripada
katkan
manusia dan ling-kungan. Semaksimal
mengurangi limbah. 10) Desain untuk
mungkin diupa-yakan pula untuk tidak
penguraian. Produk bahan kimia didesain
menggunakan zat tambahan (misalnya,
strukturnya yang dapat terurai secara alami
pelarut dan agen pemisah). Penggunaan
dan tidak mencemari lingkungan. 11)
pelarut biasanya mengarah ke produksi
Analisis secara langsung untuk pence-
limbah, oleh karena itu penurunan volume
gahan polusi. Metode analisis bahan
pelarut atau penghapusan pelarut secara
secara
dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
konversi
Sintesis
bahkan tidak beracun terhadap kesehatan
Peningkatan Profesionalisme Pendidik
tingkat
derivatif.
dapat
efisiensi transformasi kimia. Mirip dengan
lebih
senyawa
yang
kualitatif
dan
produk,
dan
kuantitatif
11
dikembangkan
untuk
dan
sintesis. Sintesis ramah lingkungan dapat
pemantauan dilakukan secara langsung
dicapai dengan cara menggunakan media
untuk mengetahui kapan reaksi selesai
yang aman,
atau
polietilen glikol.
mendeteksi
analisis
munculnya
produk
misalnya air, CO2 cair dan Beberapa pendekatan
samping yang tidak diinginkan dan untuk
yang digunakan banyak ahli kimia hijau
mencegah
bahan-bahan
adalah menggunakan pelarut yang aman,
yang beracun. 12) Pembuatan bahan yang
sedikit pelarut organik atau atau tanpa
lebih aman dan mampu menimimalisirkan
pelarut sama sekali (Rateb and Zohdi,
kecelakaan. Senyawa yang dipakai dalam
2009).
pembentukan
proses reaksi kimia sebaiknya memilih bahan-bahan
yang
mengurangi
Beberapa keuntungan reaksi tanpa
faktor
pelarut antara lain penggunaan energi
kecelakaan, misalnya: ledakan, kebakaran,
rendah, tidak ada media reaksi yang harus
pelepasan
dikumpulkan, dimurnikan dan kemudian
senyawa
yang
berbahaya
(Anastas and Warner, 1998).
digunakan kembali, rendemen tinggi dan
Prinsip kimia hijau dalam proses
waktu reaksi lebih pendek, lebih sederhana
sintesis adalah mengurangi penggunaan
dan tidak membutuhkan peralatan yang
bahan
khusus, kemurnian produk tinggi, tidak
yang
tidak
bisa
terbarukan,
menghilangkan limbah, mengurangi emisi
memerlukan
dan meminimalkan penggunaan pelarut.
pelepasan gugus pelindung. Sintesis tanpa
Pelarut yang digunakan dalam reaksi
pelarut dapat dilakukan dengan beberapa
organik
dan
cara, antara lain dengan teknik grinding,
menimbulkan masalah lingkungan (Rateb
microwave dan ultra sonic (Rateb and
and Zohdi, 2009). Oleh karena itu sintesis
Zohdi, 2009).
organik bebas pelarut menarik perhatian
SINTESIS KHALKON DENGAN TEKNIK
dan banyak dikembangkan akhir-akhir ini.
GRINDING
sering
Dalam sional,
beracun,
mahal
reaksi organik
umumnya
pelarut
gugus
pelindung
dan
konven-
Teknik grinding dalam sintesis
organik
khalkon merupakan suatu terobosan yang
digunakan sebagai media reaksi dan agen
sangat
transfer panas. Pelarut organik tetap
pertimbangkan prinsip green chemistry,
digunakan selama proses ekstraksi dan
yaitu
pemurnian
organik
dalam proses sintesis. Pelarut dalam
sangat berbahaya karena beracun, mudah
sintesis senyawa banyak bersifat racun
menguap,
menimbulkan
dan menimbulkan masalah lingkungan.
masalah dalam penggunaan dan peng-
Oleh karena itu pengembangan metode
hilangannya setelah reaksi. Disamping itu
sintesis senyawa tanpa pelarut sangat
juga dapat mencemari udara, tanah dan
penting dilakukan, salah satunya dengan
air.
teknik grinding. Semua reaktan dalam
Oleh
senyawa.
dan
karena
Pelarut
sering
itu
penting
sekali
menemukan pelarut dan reagen yang
proses
ramah
lumpang
lingkungan,
atau
dapat
mengeluarkan pelarut organik dari proses
12
strategis
sekali
karena mem-
mengurangi penggunaan pelarut
grinding digerus sehingga
dalam
tumbukan
suatu antara
reaktan terjadi dan menimbulkan energi
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
friksi
dari
panas
lokal
yang
akan
hidroksiasetofenon, 2,4-dihidroksiasetofe-
mempercepat reaksi terbentuknya khalkon.
non, 2,5-dihidroksiasetofenon dan 2,6-
Susanti et al. (2014)
telah
dihidroksiasetofenon.
Sintesis
khalkon
mensintesis 4 turunan senyawa khalkon
dilakukan dengan dua cara yaitu metode
melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt
konvensional memakai pelarut etanol dan
antara
metoda green tanpa pelarut dengan teknik
veratraldehida
dan
4
turunan
grinding.
senyawa asetofenon (Gambar 3). Turunan asetofenon yang digunakan adalah 2-
OCH3
OCH3 R1
OCH3
OH
NaOH
R1
OH
OCH3
+ H
R2
R2 R3
O
Veratraldehida
R3
O
Hidroksi asetofenon
O
Khalkon Khalkon 1 ; R1=R2=R3=H Khalkon 2 ; R1=OH, R2=R3=H Khalkon 3 ; R1=R3=H, R2=OH Khalkon 4 ; R1=R2=H, R3=OH
Gambar 3. Sintesis 4 turunan khalkon Khalkon 1 tidak dapat disintesis
dasar asetofenon yang berbeda. Khalkon 3
dengan teknik grinding karena bahan
menggunakan
dasarnya yaitu 2-hidroksiasetofenon ber-
sedangkan khalkon 4 dari bahan dasar
wujud cair sehingga tidak dapat digerus
2,6-dihidroksiasetofenon. Produk sintesis
dengan veratraldehida. Sintesis khalkon 2
khalkon 3 berupa padatan kuning kecoklat-
dengan teknik grinding dilakukan dengan
an sebanyak 1,10 g (rendemen 73%)
cara
2,4-dihidroksi-
dengan titik leleh 160-161 °C, sedangkan
asetofenon, veratraldehida dan NaOH
khalkon 4 berupa padatan kuning oranye
padat dalam lumpang. Proses grinding ini
sebanyak 1,05 g dengan rendemen 70%
dilakukan pada suhu kamar selama 15
dan titik leleh 155-156 °C (Susanti et al.,
menit. Pada proses ini dihasilkan energi
2014)
menghaluskan
friksi dari panas lokal akibat tumbukan
2,5-dihidroksiasetofenon,
Ada beberapa perbedaan penting
antara reaktan yang mempercepat reaksi
antara
sintesis
khalkon
terbentuknya produk. Hasil sintesis berupa
menggunakan
padatan kuning oranye setelah dipisahkan
dengan sintesis khalkon tanpa pelaruut
dengan kromatografi kolom sebanyak 1,27
menggunakan teknik grinding. Sintesis
g (rendemen 84%) dengan titik leleh 114-
khalkon konvensional membutuhkan waktu
115 °C.
reaksi selama 24 jam, sedangkan sintesis
pelarut
konvensional dibandingkan
Khalkon 3 dan 4 disintesis dengan
teknik grinding membutuhkan waktu reaksi
cara yang sama seperti pada sintesis
yang lebih singkat yaitu selama 15 menit.
khalkon 2 teknik grinding, tetapi dari bahan
Proses grinding membuat molekul reaktan
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
13
bertubrukan dan akan membentuk produk.
memberikan rendemen hasil lebih besar
Waktu reaksi pada teknik grinding ini lebih
(70-84%) dibandingkan dengan sintesis
pendek karena terjadi banyak tubrukan
khalkon konvensional (45-75%) (Tabel 1)
dengan kecepatan yang lebih cepat antara
(Susanti et al., 2014).
molekul reaktan dan adanya sejumlah
Sintesis khalkon dengan teknik
panas yang dihasilkan akibat pergesekan
grinding ini memiliki beberapa persyaratan,
molekul reaktan selama proses grinding.
antara
Kelebihan lain adalah reaksi terjadi pada
berwujud padat, proses grinding dilakukan
suhu kamar (Zangade et al., 2011).
berkesinambungan tanpa henti sampai
Rendemen produk sintesis khalkon
dengan
teknik
reaktan
yang
digunakan
diperoleh produk yang diinginkan, dan
memberikan hasil yang berbeda, dimana sintesis
lain
proses reaksi dimonitor dengan KLT.
grinding
Tabel 1. Rendemen hasil sintesis khalkon Metode Senyawa
Konvensional, rendemen (%) 75 70 45 65
Khalkon 1 Khalkon 2 Khalkon 3 Khalkon 4
Hasil penelitian ini sesuai dengan
Grinding, rendemen (%) 84 73 70 refluks, masing-masing dengan rendemen
yang telah didapatkan Kumar et al. (2008),
83-92%, 5-80% dan 24-89% (Tabel 2).
Rateb and Zohdi (2009) dan Zangade et al.
[9] mensintesis beberapa turunan khalkon
(2011). Kumar et al. (2008) mensintesis
dengan
teknik
beberapa
katalis
NaOH,
senyawa
khalkon
dengan
grinding
menggunakan
dengan
(rendemen
refluks, irradiasi ultrasonik dan teknik
mensintesis turunan 2-hidroksi khalkon
grinding. Reaksi sintesis disajikan pada
dengan
Gambar 4. intesis dengan teknik grinding
katalis KOH, dengan rendemen yang
memberikan hasil yang lebih baik daripada
cukup tinggi yaitu sebesar 85-94%.
irradiasi
ultrasonik
teknik
[16]juga
baik
beberapa metode, yaitu sintesis dengan
menggunakan
71-95%).
hasil
grinding
menggunakan
dan
Tabel 2. Perbandingan hasil sintesis dengan beberapa teknik sintesis No 1 2 3
14
Katalis Ba(OH)2/etanol Ba(OH)2/etanol Ba(OH)2 grinding
Waktu reaksi 4 jam 24 jam 2-5 menit
Suhu reaksi Refluks Irradiasi ultrasonik Suhu kamar
telah
Rendemen (%) 24-89 5-80 83-92
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
R1
R1
R2
R6
R
R2
+ H
CH3
R3
t kamar, 2-5 menit
R5 O
O
R H H H H H H H OH OH OH OH OH OH OH OH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
R6
R
Ba(OH)2
R5
R3
R4
R4
O
R1 H H H NO2 H H H H H H H H H H H
R2 H H Br Br Br H H H H H H H H OCH3 OCH3
R3 H H H H H H H H H H H H H H H
R4 H H H H H H H H H H H H OCH3 H OCH3
R5 H H H H H H H H H H H H H H H
R6 H CH3 OCH3 OCH3 NO2 OCH3 Cl H Cl OCH3 CH3 NO2 OCH3 OCH3 OCH3
Gambar 4. Sintesis khalkon dengan teknik grinding (Kumar et al., 2008) SINTESIS DENGAN IRRADIASI
prosedur sintesis yang ramah lingkungan.
MICROWAVE
Sarda et al. (2009) telah mensintesis
Penggunaan
microwave
(MW)
beberapa
dalam proses sintesis senyawa mulai
khalkon
menggunakan
MW
dengan katalis alumina (Gambar 5).
banyak dikembangkan, sebagai alternatif OH
R
+ CH3
R
OH Al2O3, NaOH
H
O
MW
O
O A. B. C. D. E.
R = Cl R = OCH3 R = CH3 R=H R = NO2
Gambar 5. Sintesis khalkon menggunakan MW (Sarda et al., 2009) Edmont V dalam Patil et al. (2009) telah mensintesis 4 senyawa turunan 2-hidroksi
khalkon dengan bantuan MW (Gambar 6).
R2 R1
OH + CH3
R2 R3
OH
R1
R3
KOH, etanol
H
O
MW, 1320C
O
O
Gambar 6. Sintesis khalkon menggunakan MW (Patil et al., 2009)
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
15
PENUTUP
Derivatives, Trend Applied Sci. Res., 2,
Pengembangan
strategi
sintesis
52-56
senyawa khalkon melalui pendekatan green
[6] Nalwar, Y.S., Sayyed, M. A., Mokle,
sangat penting dilakukan sebagai upaya
S.S., Zanwar, P.R., and Vibhute, Y. B.,
mengurangi
menghilangkan
2009, Synthesis and Insect Antifeedan
penggunaan dan pembentukan zat yang
Activity of Some New Chalcones
berbahaya terhadap lingkungan. Beberapa
Against Phenacocus solanopsis, World
penelitian
J. Chem., 4(2), 123-126
atau
telah
membuktikan
bahwa
sintesis senyawa khalkon dan turunannya
[7] Patil, C.B., Mahajan S.K., and Katti,
dengan teknik grinding memberikan hasil
S.A., 2009, Chalcone: A Versatile
yang lebih baik
Molecule, J. Pharm. Sci. & Res., 1(3),
dibandingkan dengan
metode lain yang memakai pelarut.
11-22 [8] Prasad, Y. R., Lakshmana, A. R., and
REFERENSI
Rambabu, R., 2008, Synthesis and
[1] Anatas, P.T., dan Warner, J. C.,
Antimicrobial
Activity
of
Some
1998, Green Chemistry: Theory and
Chalcone Derivatives, E-J. Chem.,
Practice, Oxford University Press, New
5(3), 461-466
York
[9] Rateb, N.M. and Zohdi, H.F., 2009,
[2] Belsare, D.P., Pal, S.C., Kazi, A.A.,
Atom-Effecient, Solvent Free, Green
Kankate, R.S., and Vanjari, S.S., 2010,
Syntesis of Chalcone by grinding,
Evaluation of Antioxidant Activity of
Synthesic Communications, 39, 2789-
Chalcones and Flavonoids, Int. J.
2794
Chem. Tech. Res., 2(2), 1080-1089.
[10] Sarda, S.R., Jadhav, W.N., and Pawar,
[3] Dhani R., Kumar, P.S., Abhilash, C.A.,
R.P.,
2009,
I2-Al2O3:
and Jahnavi, C.H., 2012, Synthesis and
Heterogeneous
Characterization
Synthesis
Substituted
of
Some
Chalcone
Novel
Derivatives,
Inter. J. Applied Bio and Pharm. Tech., 3(4), 394-398
J.K.,
2008,
Procedure
An for
Efficient
the
Green
Synthesis
Chalcones Using C-200 as
of
Catalyst
of
Suitable for
Flavones
the Under
Microwave Irradiation, Int. J. Chem. Tech. Res., 1(3), 539-543 [11] Susanti,
[4] Kumar, S., Lamba, M.S., and Makrandi,
A
E.V.H.,
Wahyuningsih,
T.D.,
Matsjeh, Mustofa,
S., and
Redjeki, T., 2014, Improved Synthesis Of
2',6'-Dihydroxy-3,4-Dimethoxy
Solid
Chalcone By Grinding Technique To
Support Under Grinding Conditions,
Synthesize 5-Hydroxy-3',4'-Dimethoxy
Green Chem. Lett. and Rev., 1(2), 123-
Flavone, Indo. J. Chem., 4 (2), 174 –
125
178
[5] Mandge, S., Singh, H.P., Gupta D., and
[12] Susanti,
E.V.H., T.D.,
Matsjeh, Mustofa,
S.,
Moorthy H.R., 2007, Synthesis and
Wahyuningsih,
and
Characterization of Some Chalcone
Redjeki, T., 2014, Syntheses And Antioxidant Activities Of Some Hydroxy
16
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Dimethoxy
Chalcone
Derivatives,
Indonesian J. Pharm. 25 17–24 [13] Xia, Y., Yang, Z.Y., Xia, P., Bastow, K. F., Nakanishi, Y., and Lee, K.H., 2000, Antitumor Agents. Part 202: Novel 2’Amino Khalkons: Design, Synthesis and Biological Evaluation, Bioorg. and Med. Chem. Lett., 10, 699-701 [14] Zangade, S., Mokle, S., Vibhute, A., and Vibhute, Y., 2011, an Efficient and Operationally
Simple
Some
Chalcones
New
Synthesis by
of
Using
Grinding Technique, Chem. Sci. J., 13, 1-6
Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
17