Seminar asional Pascasarjana V 2005
PENGEMBANGAN PERANGKAT SIMULASI PENANGGULANGAN MARI E HAZARD DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN LAN
Ketut Buda Artana1), Yanif Dwi Kuntjoro, David Napiun2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS 2 )Mahasiswa S3 Program Pasca Sarjana Teknologi Kelautan ITS Laboratorium Keandalan dan Keselamatan JTSP ITS e-mail:
[email protected] 1)
Abstrak Indonesia merupakan salah satu negara yang belum memiliki prosedur yang terintegrasi dalam penanggulangan bencana di laut. Untuk mengatasi hal ini, usaha-saha dalam memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penanggulangan bencana diatas hendaknya ditunjang oleh kesempatan secara langsung dalam melakukan penanggulangan bencana itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan sebuah perangkat simulasi dimana bencana di laut dapat diskenario di dalamnya dan semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana tersebut memiliki akses untuk berpartisipasi. Konsep simulasi ini diwujudkan dengan menggunakan beberapa komputer yang terhubung lewat jaringan LAN dan respon terhadap skenario yang telah didisain dioptimasikan dengan menggunakan 3 indikator kinerja meliputi: biaya penanggulangan, waktu yang dibutuhkan dalam penanggulangan serta resources yang dibutuhkannya. Selanjutnya hasil dari simulasi ini dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan sistem dan prosedur penanggulangan bencana tersebut. Kata kunci: Marine hazard, Manajemen resiko, Maritime incident, Simulasi Komputer, database keandalan, LAN
1. PEDAHULUA Proses terbitnya peraturan-peraturan internasional dalam penanggulangan bencana di laut sudah sangat reaktif terhadap pengalaman terjadinya beberapa bencana laut dan efek terhadap lingkungan. Setiap terjadi bencana di laut dalam skala yang besar, lembaga pengatur khususnya IMO (International Maritime Organization) telah merespon dengan cepat khususnya hal-hal yang berkaitan dengan re-design teknis kapal yang dimaksudkan untuk mencegah bencana serupa terjadi lagi dan menekan kemungkinan operator kapal melakukan kesalahan yang sama yang mengakibatkan bencana tersebut. Namun harus disadari pula bahwa ada titik tertentu didalam usaha penanggulangan bencana di laut dimana kita tidak mampu lagi mengabaikan faktor kesalahan manusia dengan semata-mata melakukan disain ulang kapal dan sistem di dalamnya. Kenyataan yang ada adalah bahwa seberapa jauhpun kita melakukan perbaikanperbaikan terhadap disain kapal maka faktor manusialah yang akan jauh lebih menentukan dalam terjadinya kesalahan pengoperasian kapal yang mengakibatkan bencana. Dengan demikian setiap metode pendekatan baru terhadap terciptanya sistem keselamatan di laut harus mampu menciptakan sistem yang dapat memperbaiki performansi dari manusia (operator kapal dan pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana di laut termasuk masyarakat). Jika kita akan melakukan perbaikan ke arah ini, maka pendekatan yang didisain harus memberi arah pada perbaikan faktor manusia dengan konsep yang rasional dan sistematis dan salah satunya dapat dilakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana di laut untuk secara aktif terlibat dan mendapat pengalaman di dalam proses penanggulangannya.
Ketut Buda Artana / Pengembangan Perangkat Simulasi Penanggulangan Marine Hazard Dengan Menggunakan Jaringan LAN
2
2. TUJUA DA MAFAAT PEELITIA Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain: 1. Melakukan evaluasi terhadap risk management system yang meliputi sistem prosedur penanganan marine hazard maupun pihak-pihak yang berkepentingan didalamnya (human resources). 2. Mencari metode alternatif yang optimum untuk melatih pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan marine hazard termasuk didalamnya masyarakat umum dan dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan serta ketrampilan dan pengalaman dalam penanganannya. Dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terhadap upaya optimal dalam penanggulangan kecelakaan kapal maupun marine hazard lainnya untuk pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangannya maupun untuk masyarakat pada umumnya serta menekan biaya pelatihan secara langsung (simulasi phisik) terhadap penanganan marine hazard melalui pemanfaatan software simulasi. Dari produk yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan fasilitas alternatif bagi berbagai pihak (pengelola pelabuhan, SAR, Angkatan Laut RI, Pemerintah Daerah, dan lainnya) berupa software marine hazard simulation yang bisa dimanfaatkan untuk melatih kesiapan penanganan kecelakaan kapal dan marine hazard di wilayahnya masingmasing.
1. METODOLOGI PEELITIA 3.1. Pemodelan dan Pembuatan Paket Program Simulasi Proses pemodelan akan dilakukan dengan menyusun modul-modul program simulasi yang disesuaikan dengan skenario yang akan dikembangkan dalam program simulasi, output yang diharapkan didapat dari program simulasi, dan metode pengukuran efektivitas prosedur penanggulangan bencananya. 3.2. Pelaksanaan Simulasi Partisipasi peserta simulasi dibagi menjadi beberapa grup (lihat tabel 1) yang akan berperan sebagai kapten kapal, pemilik kapal, Maritime Safety Agency, salvage company, Gubernur daerah dimana kecelakaan terjadi, kepala/staf pelabuhan, kepala/staf organisasi nelayan, kepala/staf stasiun pembangkit listrik setempat, kepala/staf pemadam kebakaran, perwakilan dari pemilik kapal, surveyor, staf dari dinas lingkungan hidup, mass media, tenaga sukarelawan, ahli dari perguruan tinggi, dan lain-lainnya. Dalam simulasi ini mereka harus dapat mengatasi konsekuensi dan tantangan dari skenario yang dikembangkan dalam rentang waktu simulasi sekitar satu minggu. Mereka harus mensimulasikan semua proses sejak kapal berlayar, kecelakaan terjadi, penanggulangan, hingga proses kompensasi akibat kerugian yang terjadi selesai dilakukan, dengan menggunakan komputernya masing-masing. Table 1. Konsep Grup Simulasi
Masing-masing grup ini akan mencoba memecahkan, menganalisa dan mencari solusi dari akibat-akibat yang terjadi Grup 3 kecelakaan kapal (tumpahan minyak, korban jiwa, dll) dengan mensimulasikan posisi mereka Grup 4 berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya. Selama pelaksanaan simulasi ini, setiap pihak yang ikut berpartisipasi akan secara Grup 5 imajiner mengalami proses Grup 6 penanggulangan bencana di laut, dan berusaha untuk dapat menggambarkan proses dan sistem yang efektif dalam melakukan respon terhadap situasi yang dihadapi baik dari sudut pandang teknis, hukum, lingkungan, dan biaya. Lebih jauh dari itu, mereka juga akan dituntut untuk berkreasi dalam menentukan permesinan, hardware, sistem logistik, dan lain-lainnya. Diakhir simulasi dilakukan pertemuan antara peserta simulasi dengan didampingi oleh ahli-ahli dalam hal penanggulangan bencana di laut. Dalam pertemuan ini dibicarakan dan dianalisa Grup 1 Grup 2
kapten kapal, pemilik kapal Maritime Safety Agency, salvage company, kapen kapal patroli Ketua penanggulangan bencana, direktur salvage company, kapten salvage boat, tenaga medis. Gubernur daerah dimana kecelakaan terjadi, kepala/staf pelabuhan, kepala/staf organisasi nelayan, kepala/staf stasiun pembangkit listrik setempat, kepala/staf pemadam kebakaran Ship owner Surveyor, P&I club surveyor Staf Kementrian Lingkungan Hidup, Media masa, tenaga sukarelawan, ahli dari perguruan tinggi
Ketut Buda Artana / Pengembangan Perangkat Simulasi Penanggulangan Marine Hazard Dengan Menggunakan Jaringan LAN
3
efektivitas simulasi yang telah dilakukan dalam konteks lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penanggulangan, jumlah langkah-langkah yang dalam penanggulangan, besarnya estimasi biaya yang dibutuhkan, serta kompleksitas peralatan yang dibutuhkan dalam penanggulangan bencana tersebut. Pertemuan ini dilanjutkan dengan pelaksanaan simulasi dengan skenario yang sama, dan ini dilakukan berkali-kali hingga kondisi penanggulangan yang paling efektif didapatkan. 3.3. Sistem e-mail dan LA Dalam pelaksanaan simulasi ini, media komunikasi dan respon dari masing masing peserta adalah e-mail. Masing-masing peserta diberikan fasilitas satu unit komputer dan sebuah alamat e-mail. Semua langkah yang dilakukan dan respon yang diberikan di tuliskan dalam bentuk email kepada peserta lain yang dimaksudkan sesuai dengan perannya. Sistem email dan LAN yang mungkin dipakai dapat dilihat seperti pada gambar 1. Selain peserta yang memiliki peran dalam penanggulangan bencana, proses simulasi ini juga dimonitor oleh tim ahli yang dapat memberi nasihat selama dan setelah proses simulasi dilakukan. Gambar 1. Konsep sistem LAN untuk simulasi
4. PROTOTYPE SAFEMAP Paket program simulasi marine hazard ini ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic Versi 6 (VB-6) dan diberi nama SAFEMAP yang merupakan singkatan dari Simultion For Marine Hazard Prevention. SAFEMAP ini tidak hanya dapat dipergunakan untuk mensimulasikan bahaya-bahaya yang terjadi di laut saja, namun skenario penanggulangan bahaya di darat dan ditempat lainnya juga mampu disimulasikan dengan menggunakan paket program ini. Struktur SAFEMAP dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemula dalam menguasai dan mampu menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya dalam waktu yang relatif singkat, sekalipun mereka belum pernah melakukan simulasi sejenis. Ide dasar dari Alur pelaksanaan simulasi dengan SAFEMAP dapat dilihat seperti pada Gambar 2. Struktur paket program simulasi SAFEMAP dibuat dalam 2 bagian paket program yakni paket program yang di install pada komputer yang berperan sebagai server dan paket program yang di install pada komputer-komputer client lainnya. Paket program pada server ini dipergunakan dalam menset-up pelaksanaan simulasi dengan mendefinisikan aktor yang terlibat serta IP address dari masing-masing aktor, seperti terlihat pada Gambar 3. Paket program ini juga dipergunakan untuk mengambil semua data serta hasil yang diperoleh selama simulasi dalam bentuk tabel maupun grafik. Sementara itu paket program pada komputer client memberi akses peserta simulasi dalam melakukan simul;asi. Ketika program simulasi SAFEMAP mulai dipergunakan maka, maka splash screen profile program akan muncul dilayar. Form ini memungkinkan kita untuk mengganti registry file dari program yang nantinya akan mendefinisikan letak file-file dari SAFEMAP_HELP, SAFEMAP_DVI serta SAFEMAP_TUTORIAL. Ada 4 menu utama dalam paket program simulasi SAFEMAP seperti terlihat pada Gambar 5. Keempat menu utama tersebut adalah Main menu, Tutorial menu, Info menu, dan database menu. SAFEMAP Main menu adalah menu utama pertama yang dipergunakan dalam memulai proses simulasi. Ketika SAFEMAP Main menu button di klik maka dilayar akan muncul form yang meminta kita untuk mendifinisikan nama aktor, nama peserta, alamat email tujuan, serta sebuah text editor dimana kita akan menuliskan pesan/penjelasan atas respon yang kita berikan terhadap permasalahan/bahaya yang terjadi. Beberapa properties harus didefinisikan terlebih dahulu oleh peserta simulasi. Properties yang diumaksud adalah jenis resources yang dibutuhkan, delivery time dari resources yang dimaksud, unit/satuan yang dipergunakan,
Ketut Buda Artana / Pengembangan Perangkat Simulasi Penanggulangan Marine Hazard Dengan Menggunakan Jaringan LAN
4
harga/value dari resources, serta time completion atau waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas/aksi yang dilakukan. Skenariokan kecelakaan / bahaya yang ingin disimulasikan
Disain dan tentukan aktor yang terlibat didalam simulasi
Tentukan email address dan IP address masingmasing aktor
Lakukan simulasi hingga semua tahapan simulasi dapat diselesaikan
Awali proses simulasi dengan menyampaikan kepada semua aktor
Tentukan waktu mulai simulasi, time increment, resources, unit cost, dll
Analisa pelaksanaan dan data hasil simulasi melalui pertemuan
Lakukan simulasi sejenis dengan memperbaiki kekurangan simuasi
Analisa pelaksanaan dan data hasil simulasi melalui pertemuan
Susun Sistem Prosedur Penanggulangan bahaya dilakukan
Tarik rekomendasi dari proses simulasi yang telah dilakukan
Gambar 2. Alur simulasi dengan SAFEMAP
Gambar 3. Form konfigurasi pada server
Form ini juga memungkinkan kita untuk mendefiniskan resources tambahan jika pada database yang tersedia, jenis resources yang diinginkan tidak tersedia. Saat pesan yang akan dikirimkan sudah siap, maka pesan tersebut dapat dikirim dengan menekan tombol send. SAFEMAP Tutorial menu berisi sebuah DVI file yang diberi nama SAFEMAP_DVI. File ini adalah sebuah movie file, yang berisi tutorial interaktif dalam mempergunakan paket program simulasi SAFEMAP. Dengan fasilitas ini maka pemakai pemula program ini dapat melakukan review proses pelaksanaan simuasi sebelum melakukan simulasi yang sebenarnya. SAFEMAP Info menu berisi fasilitas help yang disusun dalam sebuah file yang diberi nama SAFEMAP_HELF. File ini memberikan informasi hal-hal seperti kenapa kita harus mempergunakan paket prgram simulasi ini dalam melakukan pelatihan penanggulangan bahaya di laut serta beberapa publikasi ilmiah yang berkaitan dengan penanggulangan bahaya di laut. Menu yang terakhir adalah SAFEMAP database menu, yang berisi database semua properties yang terdapat didalam paket program simulasi ini. ArGoSoft Mail Professional dihunakan untuk mengatur lalu lintas pesan yang terjadi pada peserta pada saat simulasi. Summary lalu lintas e-mail selama simulasi dapat pula dicatat seperti terlihat pada gambar 5.
Gambar 4. Menu utama dalam SAFEMAP
Gambar 5. Summary e-mail
5. HASIL DA DISKUSI Tabel 2 menunjukkan sebuah contoh matriks ketergantungan (dependency matrix) berdasarkan jumlah pesan yang terkirim dari peserta di dalam grup 1. Seperti terlihat, aktor B dan D merupakan aktor yang paling aktif mengirim dan menerima pesan. Secara umum kita bisa menilai bahwa peran B dan D paling dominan dan dengan demikian setiap justifikasi atau keputusan yang berhubungan dengan kedua aktor ini harus dibuat sesingkat mungkin dan diprioritaskan untuk mengurangi waktu eksekusi. Dilain pihak, aktor A memiliki interaksi minimum dengan aktor lainnya. Dengan demikian peran dan tanggungjawab aktor A bisa digantikan oleh aktor lain, atau keterlibatan aktor A dalam proses penanggulangan dapat ditiadakan. Distribusi biaya yang dibutuhkan dalam penanggulagan bencana ini dapat dilihat seperti pada gambar 6. Terlihat bahwa biaya cenderung menurun dengan bertambahnya jumlah simulasi yang dilakukan dengan menggunakan skenario yang sama. Disini bisa ditarik hal
Ketut Buda Artana / Pengembangan Perangkat Simulasi Penanggulangan Marine Hazard Dengan Menggunakan Jaringan LAN
5
penting yakni pada jumlah pengulangan tertentu maka kita akan sampai pada sebuah sistem dan prosedur yang paling optimum yang akan meminimalkan biaya, waktu eksekusi serta resources yang dibutuhkan. Tabel 2. Menu utama dalam SAFEMAP Group 1 A B C D
A
B 36 58
C 24 43 219 217
58 36 43 217 219 24 80 422 65 421 68 32
D 32 80 421 422 68 65
COST requirem ent each round
actor D actor C round 3 round 2
actor B
round 1
actor A 0
100
200
300
400
500
Cost ( x US$ 1000)
Gambar 6. Rekapitulasi biaya
5. SIMPULA Simualsi marine hazard yang dikembangkan disini secara teknis bisa dipergunakan sebagai pengganti simulasi phisik dengan beberapa keuntungan, utamanya adalah pengurangan biaya, waktu, serta resources yang dibutuhkan selama pelaksanaan simulasi. Sebuah database dapat dipergunakan untuk merekam semua lalu lintas informasi yang nantinya dapat dijasikan sebagai acuan dalam menyusun sistem prosedur penanggulangan bahaya di laut serta perbaikan atas peraturan-peraturan yang ada. Evaluasi terhadap manajemen resiko dapat dilakukan dengan secara kualitatif mambandingkan resiko-resiko dari skenario yang dikembangkan selama simulasi antara satu hasil pelaksanaan simulasi dengan hasil simulasi lainnya. Model simulasi dan pengembangan perangkat lunak seperti ini dapat dijadikan sebagai alternatif alat pelatihan bagi setiap lembaga yang terlibat dalam penanggulangan marine hazard.
6. DAFTAR ACUA 1.
Ishida,K., Nishikawa,E., ‘Maritime Hazard Models for Simulation Exercise at MET institutes’, Proceeding of International Maritime Lecturers Association (IMLA 10), 1998, St Malo France 2. International Maritime Organization (1997), International Safety and Management Code (ISM CODE). 3. Artana KB, Ishida K, ‘Spreadsheet Modeling of Optimal Maintenance Schedule for Components in Wear-Out Phase’, Journal of Reliability Engineering and System Safety, ELSEVIER, Vol. 77 pp. 81-91, 2002. 4. Artana KB, Ishida K, ‘Spreadsheet Modeling to Determine Optimum Ship Main Dimensions and Power Requirements at Basic Design Stage’, Journal of Marine Technology Vol. 40 No. 1, Society of Naval Architects and Marine Engineers (SNAME), January 2003. 5. Billinton, R., Allan, R.N. (1992) Reliability Engineering of Engineering System: Conceptsand Techniques, Plenum Press, New York, 1992. 6. Nishikawa,E., Ishida,K., ‘On the Contingent Response System for Marine Disasters of Large Oil Spill’, JSME Kansai.No.74 Conference No. 994-1, 1999, pp 11-15. 7. Reliability Analysis Centre, on-Electronic Reliability Part Data, New York. 8. Hashimoto,T., Harada,T., Kume,K., ‘Some Consideration on Developments in Reliability, Maintainability, and Manning Indices for Engine System During the Past 30 Years in Japan –and the Future’, ICMES pp. 261-271, 1993. 9. Hashimoto,T., Murayama,K., Hiejima,K., ‘Aspect and Consideration on Occuring and Detecting of Maintenance Works Belonged to Marine Engine Department’, ICMES 1997. 10. SINTEF Industrial Management, Offshore REliability DAta 4th edition (OREDA 2002), Norway, 2002
Ketut Buda Artana / Pengembangan Perangkat Simulasi Penanggulangan Marine Hazard Dengan Menggunakan Jaringan LAN
6
11. Henley, E.J., Kumamoto, H., (1992) Probabilistic Risk Assessment: Reliability Engineering, Design, and Analysis, IEEE Press, New York.