PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH (BAHASA INDONESIA) UNTUK SISWA SMP
Nur Khoiri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap beberapa sekolah tingkat menengah pertama (SMP), diketahui bahwa alat penilaian yang dikembangkan oleh guru untuk mengukur capaian maupun proses pembelajaran menulis karya ilmiah masih sangat multitafsir atau dapat dikatakan belum valid dan belum reliabel. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan perangkat penilaian (proses dan hasil) pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMP dan (2) mendeskripsikan tingkat validitas dan reliabilitas perangkat penilaian (proses dan hasil) pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMP. Pendekatan yang digunakan adalah model pengembangan prosedural dengan menjabarkan wujud, tingkat validitas, dan reliabilitas perangkat penilaian. Validitas dan reliabilitas alat penilaian proses maupun hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini mencapai persentase lebih dari 80%. Penerapan alat penilaian proses dan hasil yang dikembangkan pada dua sekolah, yakni (1) SMPN 01 Wajak dan (2) SMP PGRI 01 Wajak terbukti reliabel dengan uji reliabilitas antarkorektor yang dilakukan. Kata kunci: pengembangan, perangkat penilaian, menulis, karya ilmiah Pembelajaran menulis karya ilmiah merupakan salah satu fokus mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, khususnya SD, SMP, dan SMA. Kompetensi ini termaktub jelas meskipun tidak wajib diajarkan di semua kelas (SD: I—VI, SMP: VII—IX, SMA: X—XII) pada masing-masing jenjang. Kompetensikompetensi dasar yang berkaitan dengan pembelajaran menulis karya ilmiah dari jenjang SD, SMP, hingga SMA tersebut menunjukkan adanya
tingkatan kompleksitas kegiatan menulis karya ilmiah di tiap jenjang. Meskipun telah didesain apik dalam KTSP, pembelajaran menulis karya ilmiah di lapangan tidak selalu berjalan sesuai rancangan kurikulum. Beberapa guru (berdasarkan hasil studi pendahuluan di beberapa SMP di kota Malang) ternyata lebih memilih melompati kompetensi ini dengan alasan waktu penulisan ideal karya ilmiah cukup panjang, sehingga akan menghabiskan waktu pembelajaran untuk kompetensi yang
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 37
lain. Kesulitan mengembangkan alat asesmen yang ideal dalam pembelajaran menulis karya ilmiah merupakan alasan lain yang digunakan sebagai dalih untuk tidak merealisasikan substansi kurikulum yang berkaitan dengan karya ilmiah tersebut secara optimal. Membuat perangkat penilaian memang bukan hal yang mudah. Selain harus memperhatikan kesahihan (validitas) perangkat, keajegan (reliabilitas) hasil penggunaan perangkat penilaian juga perlu dipertimbangkan dengan matang. Dengan demikian, perangkat penilaian yang sama untuk kompetensi yang sama dapat digunakan pada sekolah/siswa yang berbeda. Hal tersebut yang masih belum tampak pada perangkat penilaian buatan guru di beberapa SMP wilayah Malang (hasil studi pendahuluan). Dalam perangkat penilaian yang dikembangkan guru seringkali muncul paparan umum, seperti “skor 20 jika tulisan lengkap”, sementara karakteristik/ciri tulisan yang disebut lengkap belum dijabarkan secara rinci. Kebutuhan akan pengetahuan mengenai pengembangan alat penilaian yang valid dan reliabel sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam tataran pembelajaran secara praktis. Namun, kondisi yang belum memungkinkan menjadi penghalang terpenuhinya kebutuhan tersebut. Dua sekolah yang juga mengalami kendala dalam perancangan alat penilaian ideal, khususnya pada pembelajaran menulis karya ilmiah mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah SMP N 1 Wajak dan SMP PGRI 01 Wajak. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa
Indonesia di sekolah tersebut, diketahui bahwa selama ini mereka belum mengembangkan alat penilaian yang memadai dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Alat penilaian yang dikembangkan hanya terbatas pada alat penilaian hasil. Selain itu, alat penilaian yang dikembangkan juga masih belum menunjukkan rincian kriteria pada aspek yang menjadi sasaran penilaian, sehingga alat penilaian yang dikembangkan dapat dipastikan tidak valid dan tidak reliabel. Menurut Harsiati (2011: 95) konsep validitas berkaitan dengan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur yang seharusnya diukur. Dalam konteks ini, jika dihubungkan dengan ranah keterampilan berbahasa, maka alat penilaian yang valid berarti alat penilaian yang mampu mengukur secara tepat pembelajaran yang berkaitan dengan ranah keterampilan berbahasa tersebut. Misalnya, ranah keterampilan menulis paragraf, dalam ranah keterampilan ini, tes yang digunakan haruslah relevan yakni tes menulis paragraf, bukan tes melengkapi kalimat rumpang atau menemukan istilah yang salah dalam paragraf. Hal ini merupakan salah satu komponen mutlak yang perlu diperhatikan dalam pengembangan alat penilaian. Selain prasyarat validitas, alat penilaian yang dikembangkan juga harus memenuhi syarat reliabilitas. Menurut Harsiati (2011: 106) reliabilitas merupakan konsistensi atau keajegan alat penilaian. Tes
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 38
hasil belajar dikatakan ajeg apabila pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada waktu berbeda atau korektor berbeda. Kedua prasyarat objektifitas alat penilaian inilah yang seringkali diabaikan oleh para praktisi, mengingat untuk memenuhi prasyarat itu membutuhkan prosedur uji coba dan uji ahli yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah 1. Mendeskripsikan wujud perangkat penilaian (proses dan hasil) pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMP. 2. Mendeskripsikan tingkat validitas dan reliabilitas perangkat penilaian (proses dan hasil) pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMP Pedoman penggunaan perangkat penilaian menulis karya ilmiah dalam pembelajaran bahasa indonesia” ini dapat bermanfaat bagi : (1)praktisi/guru, produk hasil pengembangan ini dapat dimanfaatkan secara praktis sebagai pedoman penilaian dalam pembelajaran menulis karya ilmiah, (2) siswa, dapat menjadi bukti konkret atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa terkait karya ilmiah yang telah ditulis, sehingga siswa dapat melakukan otokoreksi dan perbaikan penulisan, (3) peneliti lain, hasil pengembangan ini dapat dijadikan sebagai model perangkat penilaian pembelajaran menulis karya ilmiah dan dapat diuji ulang tingkat validitas dan reliabilitasnya. METODE PENGEMBANGAN Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan prosedural. Model prosedural
dikembangkan oleh Dick dan Carey (dalam Mbulu dan Suhartono, 2004: 73) dengan langkah-langkah: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi tingkah laku masukan, (4) merumuskan tujuan khusus pembelajaran, (5) mengembangkan butir-butir tes, (6) mengembangkan strategi pengajaran, (7) mengembangkan bahasa ajar, (8) melaksanakan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi produk pengembangan. Model prosedural merupakan model penelitian yang berorientasi pada pemaparan tahapan penelitian secara deskriprif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif kualitatif. Secara umum, tahapantahapan dalam penelitian ini terdiri atas tiga bagian, yakni tahap prapengembangan, pengembangan, dan pascapengembangan. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan dalam penelitian ini dijabarkan dalam tiga tahapan utama, yakni prapengembangan, pengembangan, dan pascapengembangan. Pada masing-masing tahapan utama terdapat rincian tahapan yang dijabarkan sebagai berikut.
Tahap Prapengembangan Pada tahapan prapengembangan, hal yang dilakukan adalah persiapan. Persiapan ini meliputi beberapa tindakan, yakni melakukan reviu terhadap penelitian lain yang berkaitan, merancang tahap pembuatan produk, mendesain
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 39
produk, menentukan rancangan instrumen penelitian dan uji validitas, melakukan uji validitas instrumen penelitian, membuat bagan kebutuhan dan tahapan pelaksanaan penelitian. Secara garis besar, pada tahapan ini hal yang dilakukan adalah membuat prototipe teoretis penelitian. Rancangan tahap pembuatan produk, instrumen, kebutuhan, dan tahapan pelaksanaan penelitian diwujudkan dalam bentuk bagan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap uji validitas pun dirangkum dalam bentuk bagan yang berisi subjek uji, lokasi, dan hal-hal lain yang terkait dengan tahapan uji validitas. Tahap Pengembangan Pada tahap pengembangan, secara umum hal yang dilakukan adalah pembuatan produk berdasarkan prototipe teoretis. Pertama, mengumpulkan atau membuat esensi materi. Kedua, melakukan proses produksi dengan menyatukan seluruh komponen. Tahap Pascapengembangan Tahap pasca pengembangan merupakan tahapan terakhir dari penelitian ini. Secara umum tahapan ini dilakukan dengan prosedur uji coba/validitas produk dan revisi. Secara rinci tahapan pelaksanaan tahap pascapengembangan adalah melakukan uji validitas produk oleh tim ahli, melakukan uji validitas esensi materi oleh tim ahli, melakukan uji lapangan, menyebarkan angket terbuka dan wawancara terkait komentar siswa dan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia (dalam uji lapangan) terhadap produk hasil penelitian, melakukan konsultasi dengan tim ahli, melakukan revisi, dan membuat produk akhir. Uji Produk Proses uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas produk hasil pengembangan secara praktis berkaitan dengan penggunaannya dalam pembelajaran di Sekolah. Berikut ini dijabarkan secara rinci mengenai aspek-aspek uji coba produk. Desain Uji Coba Proses uji coba dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama adalah uji validitas produk. Hal ini dilakukan dengan prosedur uji menggunakan instrumen berupa angket validasi (tim ahli). Selanjutnya adalah uji lapangan. Uji lapangan dilakukan dengan metode try out produk. Sasaran uji coba ini adalah guru dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Subjek Uji Coba Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta para pakar pendidikan dan pembelajaran Bahasa Indonesia. Jenis Data Data yang diolah dalam penelitian ini meliputi hasil penilaian tim ahli, hasil pengamatan observasi lapangan, dan hasil sebaran angket. Data Pengembangan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 40
Data dalam proses pengembangan diperoleh dari standar isi dan kurikulum, serta buku teks yang relevan. Jenis Data dan Uji coba produk Jenis data verbal hasil uji coba produk berupa transkrip hasil wawancara, observasi, dan angket. Instrumen Pengumpul Data Instrumen pengumpulan data dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan subjek penelitian dan rumusan masalah. Untuk subjek penelitian, instrumen yang digunakan adalah angket penilaian terhadap produk (untuk peserta/siswa dan ahli/pakar). Instrumen pengumpulan data berdasarkan rumusan masalah dibagi menjadi dua bagian, untuk rumusan masalah pertama terkait hasil dan wujud pengembangan adalah angket penilaian produk untuk mendapatkan penilaian produk awal dari tim ahli dan guru. Angket penilaian terhadap produk untuk peserta/siswa. Rumusan masalah kedua, menggunakan instrumen berupa form uji validitas dan reliabilitas produk yang dituukan pada tim ahli dan praktisi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yakni persiapan, penganalisisan, dan penyimpulan. Persiapan Tahapan ini meliputi proses analisis kebutuhan, penentuan temuan analisis, pengembangan matriks analisis matriks, dan
memberi kode pada data yang telah direduksi. Penganalisisan Proses analisis dilakukan secara terus-menerus dengan memanfaatkan seluruh instrumen penelitian. Kontrol terhadap produk dilakukan secara ajeg dengan analisis hasil uji validitas dan uji coba. Penyimpulan Tahap ini merupakan tahapan akhir proses analisis dengan merumuskan poin-poin penting penelitian yang disusun dalam kesimpulan dan memantapkan validitas temuan. HASIL PENGEMBANGAN Kegiatan uji coba produk hasil pengembangan dalam penelitian ini dilakukan terhadap (1) dua SMP dengan jumlah satu kelas uji pada masing-masing sekolah, (2) dua orang guru Bahasa Indonesia pada kelas uji, dan (2) dua dosen Bahasa Indonesia serta dua praktisi/pengajar Bahasa Indonesia pada jenjang SMP sebagai tim penguji ahli. Wujud Pengembangan Perangkat Penilaian Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah (Bahasa Indonesia) untuk Siswa SMP Produk pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini didesain dalam bentuk buku pedoman yang terdiri atas 16 halaman. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bagian pertama dari produk ini berisi “Gambaran Umum” mengenai identitas subjek, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator capaian (halaman 1). Bagian kedua dari produk hasil pengembangan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 41
dalam penelitian ini adalah “Perangkat Penilaian Proses” (halaman 2), sedangkan bagian ketiga dari produk ini adalah “Perangkat Penilaian Hasil” (halaman 7). Tingkat Validitas dan Reliabilitas Perangkat Penilaian Hasil uji validitas dan reliabilitas perangkat penilaian (proses dan hasil) pembelajaran menulis karya ilmiah pada jenjang SMP didapat melalui sebaran angket yang diberikan pada siswa, praktisi, dan tim ahli (terdiri atas dua praktisi dan dua dosen). Sajian Hasil Uji Validitas Produk Pengembangan Angket berisi tabel diserahkan kepada tim ahli, yakni dua orang praktisi dan dua orang dosen Bahasa Indonesia. Validitas indikator dan kompetensi dasar, berdasarkan hasil pengisian angket, praktisi 1 menyatakan bahwa hasil pengembangan dengan empat kriteria di atas baik dengan alasan bahwa kompetensi dasar dan indikator telah sesuai dengan kriteria awal pengembangan yang mengacu pada KTSP. Praktisi 2 menyatakan bahwa hasil pengembangan dengan empat kriteria di atas sangat baik. Berbeda dengan kedua praktisi anggota tim ahli di atas, dari hasil pengisian angket, dosen 1 menyatakan bahwa kriteria (1), (2), dan (3) baik, sedangkan kriteria (4) dinilai cukup baik. kriteria (4) dinilai cukup baik dengan saran perubahan redaksi dengan menyebutkan kata anak didik. Dosen 2, menyatakan bahwa kriteria (1) dan (2) sangat
baik, kriteria (3) baik, dan kriteria (4) cukup baik. Alasan penilaian cukup baik pada kriteria (4) karena pengembang tidak memperhatikan kata kerja operasional “memahami” sebagai pengantar menuju kata kerja “menulis” sebagai kata kerja praktis dalam pembelajaran. Validitas instruksi pada penugasan bertahap, dalam hal ini, praktisi 1 menyatakan bahwa ketujuh butir kriteria yang seharusnya muncul dalam instruksi yang dikembangkan bernilai tiga (3) atau baik. Praktisi 2 menyatakan bahwa kriteria (1) dan (6) bernilai baik, dengan catatan saran pengubahan redaksi pada bagian penilaian sasran. Sedangkan kriteria (2), (3), (4), (5), dan (7) dinilai sangat baik. Selanjutnya, hasil pengisian angket oleh dosen 1 menunjukkan kriteria (1), (4), dan (7) cukup baik, dengan catatan mengenai perlunya penyesuaian tahapan dan pengukuran. Sedangkan kriteria (2), (3), (5), dan (6) dinilai baik. Dosen 2 menyatakan bahwa kriteria (1), (4), (5), (6), dan (7) baik, sedangkan kriteria (2) dan (3) sangat baik. Saran yang diberikan dosen 2 sebagai anggota tim ahli pada pengembang adalah penyesuaian istilah, semisal “aktual”, dengan penyederhanaan agar siswa lebih mampu memahami instruksi. Selain itu, dosen 2 menyarankan bahwa instruksi yang diberikan perlu dijabarkan lebih detil hingga pada tahap (misalnya) penentuan ide pokok perparagraf. Validitas penilaian proses, pada pengisian angket mengenai rubrik penilaian proses, praktisi 1 memberikan penilaian baik pada keempat karakteristik yang dimunculkan dalam angket.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 42
Sedangkan praktisi dua memberikan penilaian sangat baik pada kriteria (1) dan (2), serta penilaian baik pada kriteria (3) dan (4). Alasan pemberian penilaian baik pada kriteria (3) dan (4) adalah karena proses perekaman aktivitas pembelajaran tidak tampak. Padahal perekaman yang dimaksud adalah perekaman yang dilaksanakan dengan kegiatan pencatatan. Dosen 1 sebagai anggota tim ahli, dalam hal ini tidak mengisi angket penilaian terhadap rubrik penilaian proses sama sekali dengan alasan rubrik penilaian proses tidak sesuai untuk mengukur aspek afektif pada siswa (misal antusiasme siswa dalam pembelajaran). Sedangkan dosen 2 menyatakan bahwa kriteria (1), (2), dan (4) baik. kriteria (3) dinyatakan cukup baik, tetapi jika kriteria (3) digunakan untuk menilai proses pembelajaran non penugasan di luar kelas, ia menyatakan bahwa kriteria tersebut telah tercermin dan valid digunakan untuk menilai kualitas proses pembelajaran. Validitas rubrik penilaian hasil, berdasarkan hasil uji ahli mengenai validitas rubrik penilaian hasil, diketahui bahwa praktisi 1 dan dosen 1 memberikan penilaian baik pada seluruh criteria yang tercantum dalang angket. Praktisi 2 memberikan penilaian sangat baik terhadap seluruh criteria yang tercantum dalam angket. Sedangkan dosen 2 memberikan penilaian sangat baik pada criteria (1), (2), (3) dan penilaian baik pada criteria (4) dan (5) dengan alasan ada kesalahan teknis penulisan deskriptor pada rubrik penilaian hasil.
Sajian Hasil Uji Reliabilitas Produk Pengembangan Hasil uji reliabilitas produk pengembangan diperoleh melalui uji lapangan mengenai produk hasil pengembangan. Karena produk hasil pengembangan berupa pedoman penggunaan perangkat penilaian menulis karya ilmiah, maka uji reliabilitas dilakukan terhadap dua orang guru Bahasa Indonesia tingkat SMP setelah sebelumnya instruksi dan tahap penugasan diberikan pada siswa mereka. Guru pertama adalah Susiati, S.Pd yang berasal dari SMP PGRI 01 Wajak dan guru kedua adalah Sukowati, S.Pd yang berasal dari SMPN 01 Wajak. Adapun bentuk uji coba terhadap dua guru tersebut adalah penggunaan perangkat asesmen secara keseluruhan untuk pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya KD yang dipilih dalam penelitian pengembangan ini pada sekolah tempat kedua guru tersebut mengajar. Setelah itu, dilakukan kegiatan penilaian silang. Dalam hal ini, guru dari SMP PGRI 01 Wajak menilai hasil penulisan karya ilmiah siswa dari SMPN 01 Wajak. Hal ini dilakukan untuk melihat keajegan/reliabilitas hasil aplikasi perangkat penilaian menulis karya ilmiah. Dari hasil penilaian kedua guru tersebut terhadap karya ilmiah yang ditulis siswa secara berkelompok. Data Hasil Penilaian (Proses) Menulis Karya ilmiah Terdapat 4 orang siswa yang diberi tindakan khusus oleh guru, yaitu guru memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 43
perlu diperbaiki dalam karya ilmiah yang telah dihasilkan. Terdapat 7 orang siswa yang diberi tindakan khusus oleh guru, yaitu (1)Pemberian bimbingan khusus untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran yang telah terlewatkan (pertemuan pertama, siswa tidak hadir), (2)Siswa ini tidak mengikuti kegiatan pembelajaran tahap 4 dan 5 karena mengikuti kegiatan olimpiade matematika. Untuk menanggulangi kesulitan siswa guna memahami tahap yang terlewatkan, guru memberikan jam tambahan khusus bagi siswa ini. Analisis Data Berdasarkan hasil uji ahli dan uji lapangan, diketahui bahwa data berupa wujud fisik buku pedoman penggunaan perangkat penilaian menulis karya ilmiah yang dikembangkan dalam penelitian ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut berkaitan dengan permasalahan teknis dan kesalahan redaksi. Permasalahan teknis yang dimaksud adalah kekeliruan penempatan dan kurangnya poin deskriptor pada salah satu aspek rubric penilaian proses (berdasarkan isian angket dosen 2). Selain data mengenai wujud perangkat penilaian yang masih membutuhkan perbaikan, beikut ini dijabarkan hasil analisis data hasil uji validitas dan reliabilitas produk pengembangan dalam penelitian ini. Analisis Data Hasil Uji validitas Produk Pengembangan Instruksi dalam penugasan bertahap yang dikembangkan dalam penelitian ini, pada dasarnya dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Hal ini terbukti dengan persentase siswa yang melaksanakan tahaptahap pembelajaran dengan baik. pada subjek coba pertama, yakni siswa kelas IX A SMPN 01 Wajak, tercatat 21 siswa (84%) mengikuti tahap pelaksanaan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan baik. Sedangkan 3 siswa (12%) belum mampu melaksanakan tahap akhir pembelajaran dengan baik sehingga membutuhkan bimbingan guru. Hanya 1 siswa (4%) yang mengalami kesulitan pada empat tahap awal. Hal itu pun tidak dikarenakan kesulitan instruksi maupun tahap pembelajaran yang sulit dipahami, tetapi karena siswa yang bersangkutan tidak hadir pada pertemuan pertama pembelajaran menulis karya ilmiah sederhana. Hal yang nyaris serupa terjadi pada siswa kelas IX A SMP PGRI 01 Wajak. Dari 36 jumlah siswa dalam kelas tersebut, sebanyak 29 siswa (80,5%) mengikuti tahap pembelajaran dengan baik. Dua siswa (5,5%) terekam tidak mengikuti tahap ke-5 dan ke-6, hal tersebut terjadi karena kedua siswa mengikuti kegiatan olimpiade matematika. 1 siswa (2,7%) tidak mengikuti pembelajaran menulis karya ilmiah pada pertemuan sebelumnya dan sebanyak 4 siswa (11,1%) mengalami kesulitan pada pelaksanaan tahap akhir pembelajaran menulis karya ilmiah. Dari hasil analisis di atas, ditemukan bahwa, baik pada subjek coba pertama maupun kedua, tingkat validitas alat penilaian proses yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini mencapai persentase lebih dari 80%. Oleh karena itu, instruksi penugasan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 44
bertahap dan rubrik penilaian proses yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid. Uji validitas berikutnya dilakukan pada poduk pengembangan berupa rubrik penilaian hasil. Dalam hal ini, hasil isisan angket yang diserahkan pada para ahli menjadi data uji validitas penilaian hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini. Tabel 1 Analisis Tingkat Validitas Rubrik Penilaian Hasil
No .
Nama Pakar
1.
Nanang Bustanul F Mushtof a Kamal Yudir Suhaedir Tuti Sriningsi h
2. 3. 4.
Total Persentase hasil uji validitas produk
Total Skor Penilaian Uji Validitas Produk (penilaia n hasil) 18/20
Persentas e
90%
15/20
75%
20/20
100%
15/20
75%
68/80
85%
Dari tabel 1 diketahui bahwa persentase validitas produk hasil pengembangan yang berupa rubric penilaian hasil mencapai 85%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa produk berupa rubric penilaian hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dinyatakan valid dan layak digunakan dalam konteks pembelajaran yang telah ditentukan.
Uji Reliabilitas Produk Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan kegiatan koreksi silang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap temuan penelitian berupa skor yang diperoleh siswa. Dari hasil analisis data di atas, diketahui bahwa penilaian hasil yang dilakukan oleh dua guru dari sekolah berbeda terhadap 5 karya ilmiah siswa memiliki hasil penghitungan yang sama. Artinya, persentase reliabilitas rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai 5 karya ilmiah tersebut mencapai 100%. Sedangkan pada 4 karya ilmiah lainnya, terdapat perbedaan skor pemerolehan dengan selisih jumlah skor=1. Pada 3 karya ilmiah lainnya terdapat perbedaan/selisih skor pemerolehan sejumlah 2. Hal ini menunjukkan bahwa derajat reliabilitas alat penilaian hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini cukup tinggi dan layak digunakan dalam pembelajaran menulis karya ilmiah tingkat SMP. SIMPULAN DAN SARAN Menurut Harsiati (2011: 33) penilaian proses dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu tugas bertahap (tes esai bertahap), petanyaan lisan, penilaian diri, dan observasi. Salah satu bentuk penilaian proses yang relevan untuk digunakan dalam pembelajaran menulis. Hal itulah yang menjadi dasar pengembangan alat penilaian proses dalam penelitian ini. Pada bagian sebelumnya telah dijabarkan bahwa tugas bertahap yang dikembangkan dalam penelitian ini disertai/dilengkapi dengan rubrik
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 45
observasi untuk mengetahui/mengidentifikasi pada tahap mana siswa mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan tugas bertahap sebagai alat penilaian proses yang dikemukakan Harsiati (2011: 33). Setelah mengidentifikasi kesulitan siswa pada tahap tertentu, pada saat itulah guru memberikan tindak lanjut sebagai solusi atas kesulitan yang dialami siswa. Hal inilah yang menjadi ekspektasi dari pengembangan alat penilaian proses. Jadi, penilaian proses yang dikembangkan dalam hal ini tidak menitikberatkan pada skor atau capaian siswa, tetapi lebih mengutamakan pada kualitas proses pembelajaran yang dibangun melalui interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Kelebihan alat penilaian proses yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah, (1) proses pembelajaran yang tercermin dalam tahap-tahap penugasan dapat berlangsung maksimal dengan kontrol dan kerjasama antara guru-siswa, (2) alat penilaian ini dapat menilai dilaluinya tahap pembelajaran atau tidak oleh siswa secara objektif, berbeda dengan penilaian afektif yang mengarah pada antusiasme siswa terhadap pembelajaran yang tidak dapat diukur secara objektif, dan (3) guru dapat merekam tahapan yang paling sulit dilalui oleh siswa dengan menghitung jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada tahap tersebut untuk kemudian merumuskan solusi konkret atas kesulitan yang dialami siswa. meskipun memiliki beberapa kelebihan, alat penilaian proses yang dikembangkan dalam penelitian ini
juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu (1) alat ini efektif jika digunakan untuk pembelajaran secara individu dalam kelas kecil, sehingga untuk kelas besar dengan pembelajaran berkelompok seperti yang diaplikasikan dalam penelitian ini, ada beberapa tahap yang tidak dapat diamati dengan sempurna, karena cukup dilakukan oleh satu atau dua siwa (misalnya: tahap memilih topik), dan (2) alat ini kurang mampu mengukur secara cermat, siswa mana yang memberikan sumbangan pemikiran terhadap kelompok, tetapi jika penugasan dilakukan secara individu, alat ini efektif diaplikasikan. Dalam menerapkan alat penilaian ini, ada kemungkinan timbul beberapa masalah. Salah satu masalah yang mungkin akan dialami guru dalam melakukan penilaian proses dengan menggunakan alat yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu pelaksanaan pembelajaran. Terbatasnya waktu pelaksanaan pembelajaran (2 x pertemuan) akan membuat guru kesulitan untuk menyampaikan materi mengenai karaketeristik karya ilmiah, serta bentuk dan sistematikanya. Meskipun demikian, permasalahan ini dapat dipecahkan dengan pemberian contoh karya ilmiah sederhana yang terlebih dahulu telah dibuat oleh guru sebagai model penulisan karya ilmiah. Selain produk berupa alat penilaian proses, dalam penelitian ini juga dikembangkan produk yang berupa alat penilaian hasil. Menurut Harsiati (2011: 82) salah satu bentuk alat penilaian autentik adalah tes performansi. Salah satu bentuk tes
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 46
performansi adalah tes produk. Pada tes ini, tidak hanya diutamakan penilaian hasil, tetapi proses perencanaan produk hingga tahap akhir juga menjadi satu paket penilaian yang tidak bisa dipisahkan dengan penilaian hasil. Penilaian autentik inilah yang dikembangkan dalam penelitian ini. Produk penilaian hasil yang dirancang dan dikembangkan dalam penelitian ini telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Kelebihan alat penilaian ini, antara lain: (1) dapat digunakan untuk menilai karya ilmiah sederhana maupun untuk tingkat SMP maupun jenjang pendidikan lainnya, karena deskriptor dan indikator masingmasing aspek telah dikembangkan scara rinci dan (2) memiliki pedoman penskoran yang jelas meskipun tes yang diberikan adalah tes performansi (menulis karya ilmiah). Meskipun demikian, pada dasarnya, rubrik penilaian pada alat penilaian hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini masih memiliki celah kekurangan. Kekurangan tersebut terletak pada rincian kuantitas masing-masing deskriptor. Misalnya, dalam salah satu deskriptor penilaian disebutkan bahwa “setiap kata yang digunakan merupakan kata baku”, penilai belum memiliki acuan yang jelas mengenai berapa derajat kesalahan penulisan kata baku yang akan dimaklumi, kurang atau lebih dari 10 kesalahan penulisan kata baku. Hal ini terjadi karena karya ilmiah merupakan paparan esais yang cukup panjang, sehingga sangat mungkin terjadi kesalahan penulisan pada beberapa bagian. Walaupun memiliki kekurangan seperti yang tersebut,
dalam hal ini, untuk tingkat SMP, beberapa kesalahan penulisan yang terjadi masih dapat dipertimbangkan untuk dimaklumi. Jika penilai hendak menggunakan alat penilaian hasil yang dikembangkan dalam penelitian ini, kekurangan tersebut dapat dilengkapi dengan menyebut jumlah kesalahan yang dimaklumi secara rinci. Saran Dalam menggunakan perangkat penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini, guru harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, guru harus menggunakan perangkat pembelajaran yang dapat menunjang penerapan alat penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini. Salah satu perangkat pembelajaran yang terpenting adalah materi yang berkenaan dengan penulisan karya ilmiah dan contoh karya ilmiah sederhana yang dapat dijadikan sebagai acuan menulis bagi siswa. Tanpa perangkat tersebut, siswa akan mengalami kesulitan dalam menulis karya ilmiah. Hal kedua yang perlu dilakukan oleh guru adalah menyampaikan aspek-aspek yang menjadi fokus penilaian dalam karya ilmiah yang dihasilkan siswa. Dengan demikian, siswa akan berusaha memaksimalkan aspek-aspek yang menjadi fokus penilaian dalam pembelajaran. Transparansi penilaian dalam pembelajaran pun akan terjadi. Hal ketiga yang harus dilakukan guru, terkait penilaian proses adalah melakukan pengamatan dan pendampingan secara intensif terhadap siswa (dalam kelompok maupun individu) untuk bisa mengetahui kesulitan yang dialami
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 47
siswa pada tahap tertentu. Selain itu, guru dapat melakukan wawancara tak terstruktur untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa guna menemukan solusi pemecahan kesulitan yang tepat. Hal keempat yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan penugasan bertahap dan perangkat penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah jumlah siswa dalam satu kelas pembelajaran. Jika, jumlah siswa dalam satu kelas sedikit, lebih baik pelaksanaan penugasan penulisan karya ilmiah dilakukan secara individu dengan memodifikasi instruksi dan tahaptahap penugasan. Jika jumlah siswa dalam satu kelas banyak, maka penggunaan sistem team teaching dapat menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran. Terlebih lagi, perangkat penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini telah diuji tingkat reliabilitasnya. Setelah mengembangkan alat penilaian berupa buku pedoman penggunaan perangkat penilaian untuk pembelajaran menulis karya ilmiah, hal selanjutnya yang perlu dipikirkan dan direncanakan adalah penyebaran produk. Dalam hal ini, strategi penyebaran produk yang dapat dilakukan antara lain (1) mendatangi sekolah-sekolah yang membutuhkan perangkat penilaian satu persatu, (2) bekerja sama dengan MGMP untuk menyebarkan produk, dan atau (3) melakukan seminar pengenalan produk sekaligus menyebarkan produk secara komersil pada masyarakat akademik, khususnya sekolah-sekolah
menengah pertama yang ada di wilayah Malang. DAFTAR RUJUKAN Basuki, Imam Agus. 2008. Pengembangan Model Penilaian Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Menulis di SMP. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Didno. 2012. Jurnal Refleksi: Perangkat yang Terlupakan. (Online)http://edukasi. Kompasiana.com/2012/10/30/jur nal-refleksi-perangkat-yangterlupakan-504551.html diakses pada 2 februari 2013 Djaali dan Pudji Muldjono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: UNJ Harsiati, Titik. 2011. Penilaian dalam Pembelajaran: Aplikasi pada Pembelajaran Membaca dan Menulis. Malang: UM Press. Lerner, Janet W. 2012. Stage of The Assesment Process. (Online) http://www. readingrockets.org/article/232/ Diakses pada 2 Februari 2013. Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Laboratorium Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Miller, M. David dkk. 2009. Meassurement and Assesment in Teaching. New Jearsey: Pearson Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 48
Sudjana, Nana. 2011. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suyitno, Imam. 2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung: Refika Aditama Wahab, Abdul dan Lies Amin Lestari. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Press Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Refika Aditama
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 49
Lampiran Tabel 1. Data Hasil Penilaian (Hasil) Karya Ilmiah Siswa SMPN 01 Wajak oleh Guru 1 Skor per aspek Skor Total Ide Kelengkapan Penggunaan Format Judul Akhi dan dan bahasa penulisan Skor r topik kesesuaian isi Penyakit 2+4=6 3+3+4+1=11 3+4+3=10 3+3=6 33 75 Epilepsi Bertanam 2+4=6 3+2+4+4=13 3+4+2=9 3+3=6 34 77 Melon Alkohol 2+4=6 3+1+3+1=8 1+4+2=7 3+2=5 26 59 Pengertian Tumbuhan Endemik dan Kosmopolit Budidaya Durian
2+4=6
2+2+0+2=6
3+4+2=9
3+3=5
27
61,3
2+4=6
2+2+3+1=8
3+4+2=9
3+3=5
29
66
Tabel 2. Data Hasil Penilaian (Hasil) Karya Ilmiah Siswa SMPN 01 Wajak oleh Guru 2
Judul Penyakit Epilepsi Bertanam Melon Alkohol Pengertian Tumbuhan Endemik dan Kosmopolit Budidaya Durian
Ide dan topik 2+4=6
Skor per aspek Kelengkapan Penggunaan dan bahasa kesesuaian isi 3+3+3+1=10 3+4+3=10
2+4=6
3+2+4+4=13
2+4=6 2+4=6
2+4=6
Format penulisan
Total Skor
Skor Akhir
3+3=6
32
73
3+4+2=9
3+3=6
34
77
3+1+3+0=7 2+1+0+2=5
0+4+2=6 3+4+2=9
3+3=6 3+2=5
24 25
54,5 57
2+2+3+1=8
3+4+2=9
3+3=6
29
66
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 50
Tabel 3. Data Hasil Penilaian (Hasil) Karya Ilmiah Siswa SMP PGRI 01 Wajak oleh Guru 1 Skor per aspek Total Skor Ide Kelengkapan Penggunaan Format Judul dan dan bahasa penulisan Skor Akhir topik kesesuaian isi Handphone 2+4=6 3+2+4+1=10 3+4+1=8 3+4=7 31 70,4 BBM 2+4=6 3+3+4+1=11 3+4+3=10 3+4=7 34 77 Manfaat 2+4=6 3+2+4+4=13 3+4+3=10 3+3=6 35 79,5 Musik dalam Kehidupan Sehari-hari Kamera 2+4=6 2+1+4+1=8 3+4+2=9 3+3=6 29 66 Masalah 2+4=6 4+3+4+1=12 3+4+4=11 3+3=7 35 79,5 Pendidikan di Indonesia Dampak 2+4=6 3+2+4+1=10 3+4+2=9 3+3=6 31 70,4 Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Tabel 3. Data Hasil Penilaian (Hasil) Karya Ilmiah Siswa SMP PGRI 01 Wajak oleh Guru 2 Judul Handphone BBM Manfaat Musik dalam Kehidupan Sehari-hari Kamera Masalah Pendidikan di Indonesia Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
2+4=6 2+4=6 2+4=6
Skor per aspek Kelengkapan Penggunaan dan kesesuaian bahasa isi 3+2+4+0=9 3+4+1=8 3+3+4+1=11 3+4+3=10 3+2+4+4=13 3+4+3=10
2+4=6 2+4=6
2+1+4+1=8 4+3+4+1=12
3+3+2=8 3+4+4=11
3+3=6 3+4=7
28 36
63,6 82
2+4=6
3+2+4+1=10
3+4+2=9
3+3=6
31
70,4
Ide dan topik
Format penulisan
Total Skor
Skor Akhir
3+4=7 3+4=7 3+3=6
30 34 35
68 77 79,5
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 51
Tabel 5 Analisis Tingkat Reliabilitas Rubrik Penilaian Hasil Penilaian No. Judul Sekolah Guru 1 Guru 2 SP SA SP SA 1. Penyakit Epilepsi SMPN 01 Wajak 33 75 32 73
2.
Bertanam Melon
34
77
34
77
3.
Alkohol
26
59
24
54, 5
4.
27
61, 3
25
57
5.
Pengertian Tumbuhan Endemik dan Kosmopolit Budidaya Durian
29
66
29
66
6.
Handphone
31
70, 4
30
68
7.
BBM
34
77
34
77
8.
Manfaat Musik dalam Kehidupan Sehari-hari Kamera
35
79, 5
35
79, 5
29
66
28
63, 6
10.
Masalah Pendidikan di Indonesia
35
79, 5
36
82
11.
Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
31
70, 4
31
70, 4
9.
SMP PGRI 01 Wajak
Keterangan Selisih SP=1 Selisih SA=2 Tidak ada selisih Selisih SP=2 Selisih SA=4,5 Selisih SP=2 Selisih SA=4,3 Tidak ada selisih Selisih SP=1 Selisih SA=2,4 Tidak ada selisih Tidak ada selisih Selisih SP=1 Selisih SA=2.4 Selisih SP=1 Selisih SA=2,5 Tidak ada selisih
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014___________________________________Halaman | 52