Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Active Knowledge Sharing
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RADIO PENERIMA DI SMKN 2 SURABAYA Mufti Aru Kunaefi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected]
Puput Wanarti R Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan metode active knowledge sharing. Sasaran penelitian yaitu kelas XI AV di SMK Negeri 2 Surabaya tahun ajaran 2013/2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Postest Only Group Desain”. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui, angket respon siswa, dan hasil belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang dinyatakan dalam persentase. Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu tahap analisa masalah, tahap pengumpulan data, tahap desain produk, tahap validasi desain, tahap revisi desain, tahap ujicoba produk,analisa dan pelaporan. Hasil validasi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan pada metode active knowledge sharing dinyatakan valid dengan hasil rating 76,66% dan respon siswa terhadap pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan metode active knowledge sharing dinyatakan sangat setuju dengan hasil rating 88,02%. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 75,50% dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 79,50%. Sedangkan perhitungan menggunakan uji t didapat nilai t hitung 4,434 dan t tabel pada taraf signifikan 5% (0,05) adalah 1,67. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan metode active knowledge sharing nilai hasil belajar lebih baik daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Kata kunci: Metode Active Knowledge Sharing, Perangakat Pembelajaran.
Abstract The objectives of this research was to know the development of teaching instruments by using active knowledge sharing method. The sample of this research was the XI AV grade of SMK Negeri 2 Surabaya in the 2013-2014 academic year. The research design was “Posttest Only Group Design” The data collection method in this research was collected by students’ questionarre, and the students’ score which was analyzed by descriptive quantitave and stated in percentage. The procedures of this research were as follows: analyzing the problems, collecting the data, designing the product, validating the design, revising the design, testing the product, analyzing and reporting. The validation result showed that the teaching instrument used in active knowledge sharing method stated valid with rated result 76,66% and the students’ response corcerned to the development of teaching instrument used active knowledge sharing method was absolutely agree with rate result 88,02%. The mean score of the students’in control class was 75,50% and tehe mean score of the students’ in experimental class was 79,50%. Whereas the result of T test obtained 4,434 and the significance value based on T table 5% (0,05) was 1,67. Based on the research above, it can be concluded that the students’ score of experiment class which was used the development of teaching instrument by using active knowledge sharing method was better than the class which was used conventional teaching model. Keywords: Active Knowledge Sharing method, Teaching Instrument.
281
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 02Tahun 2014, 281-287
sebagai alat bantu mengajar. Penggunaan metode pembelajaran Active Knowledge Sharing diharapkan dapat membuat siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya, karena didalam metode pembelajaran Active Knowledge Sharing siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama sehingga antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain bertukar gagasan dan pendapat satu sama lain. Pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan bagian dari active learning. Menurut Hisyam Zaini dkk, (2008:22) Strategi Active Knowledge Sharingadalah salah satu strategi yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik disamping untuk membentuk kerjasama tim. Dalam salah satu materi pokok ilmu elektronika khususnya jurusan teknik audio video adalah memperbaiki radio penerima. Mata diklat memperbaiki radio penerima mempelajari tentang menjelaskan jenis-jenis radio penerima, menjelaskan radio penerima AM, menjelaskan radio penerima FM dan yang lainnya. Mata diklat memperbaiki radio penerima merupakan materi pokok yang memiliki banyak hafalan sehingga cukup sulit dan menjenuhkan akibatnya siswa kurang tertarik dengan materi tersebut, namun siswa dituntut untuk memahami materi tersebut sehingga dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. Metode Active Knowledge Sharingdiharapkan dapat memantapkan hasil belajar, meningkatkan keaktifan siswa dalam melakukan persaingan terbuka dengan kelompok lain, memahami dan memantapkan pemahaman konsep tentang materi memperbaiki radio penerima dan menjawab soalsoal serta membantu suasana belajar yang menyenangkan dan menggembirakan. Berdasarkan fenomena tersebut, dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Metode Active Knowledge Sharingpada Mata Diklat Memperbaiki Radio Penerima di SMKN 2 Surabaya”. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, dirumuskan beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut (1) Apakah perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode Active Knowledge Sharinglayak digunakan pada mata diklat memperbaiki radio penerima?, (2) Bagaimana respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode Active Knowledge Sharing pada mata diklat memperbaiki radio penerima?. (3) Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan pengembangan perangkat pembelajaran metode Active Knowledge Sharing lebih baik dibanding dengan hasil belajar
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana penting dalam membantu mengembangkan kemampuan atau potensinya agar bermanfaat bagi kehidupannya, baik secara perorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Selain itu, pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003). Oleh karena itu anak sebagai siswa di sekolah dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas dalam pendidikan khususnya pada cabang ilmu elektronika. Walaupun ilmu elektronika memiliki banyak manfaatnya, tetap saja ilmu elektronika dianggap sebagai ilmu yang membingungkan dan juga membosankan. Karena ilmu elektronika hanya terbatas pada konsep, teori dan rumus yang banyak macamnya. Penilaian ini tidak sepenuhnya harus disalahkan karena terkadang proses pembelajaran dipengaruhi oleh cara pengajaran yang berpusat pada guru atau dengan kata lain siswa hanya dijadikan sebagai objek. Sesuai dengan Nur (1999: 58) menyatakan bahwa banyak pengajaran yang terbatas pada produk atau fakta, konsep dan teori saja, serta masih dilaksanakan secara tradisional. Dimana siswa hanya dibiarkan duduk, diam, dengar, catat dan tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Akibatnya siswa menjadi bosan dan tidak berminat terhadap pelajaran elektronika, sehingga pembelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar. Pembelajaran yang berpusat pada guru atau dengan menggunakan metode ceramah akan menempatkan guru sebagai pengatur dan pengendali proses belajar mengajar sehingga menyebabkan siswa bosan dan jenuh pada elektronika. Akibatnya siswa tidak mandiri dan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru. Siswa menjadi kurang kreatif dan tidak produktif sehingga aktivitas di sekolah sangat tidak bermakna dan hanya menjadi rutinitas yang menjemukkan. Akibatnya siswa tidak menikmati kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan belajar yang diharapkan tidak dapat tercapai. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat mengelola pembelajaran dengan baik ketika meningkatkan minat siswa belajar, guru harus pintarpintar dalam membimbing anak didiknya agar dapat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan lancar sehingga dapat menjalin hubungan interaksi yang kuat antara siswa dengan guru. Oleh karena itu, guru seharusnya dapat memahami bahwa proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui sebuah metode pembelajaran. Maka guru harus dapat menggunakan suatu media
282
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Active Knowledge Sharing
siswa menggunakan model pembelajaran secara konvensional?. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengembangkanperangkat metodeActive Knowledge Sharing pada mata diklat memperbaiki radio penerima yang layak, (2) Untuk mengetahui respon siswa selama kegiatan belajar menggunakan metode pembelajaranActive Knowledge Sharing pada mata diklatmemperbaiki radio penerima, (3) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan perangkat pembelajaran metode Active Knowledge Sharing lebih baikdengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dibatasi pada (1) materi yang digunakan untuk penelitian meliputi :Menjelaskan jenis-jenis radio penerima, Menjelaskan radio penerima AM, Menjelaskan radio penerima FM. Merawat Radio.Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi :Silabus, RPP, Buku Ajar, LP, LKS Manfaat penelitian yang dilakukan antara lain (1) Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi motivasi belajar siswa dan memberi nuansa belajar yang bersifat menyenangkan sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pengembangan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. (3) Bagi penulis, sebagai wujud aplikasi nyata dari ilmu pengetahuan yang selama ini telah dipelajari di bangku perkuliahan khususnya dalam bidang elektronika. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalamanpengalaman. Dengan demikian belajar dapat membawa perubahan, baik perubahan sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya dapat membantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berhasil atau tidaknya guru sangat ditunjang oleh metode dan model mengajar yang guru gunakan, karena pemilihan metode atau model pembelajaran ini menyangkut strategi dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan indikator pembelajaran dapat tercapai. Ad Rooijakkers (1991: 1), mengemukakan bahwa mengajar berarti menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Dalam hal itu baik murid maupun pengajar harus mengerti bahan yang akan dibicarakan. Dengan kata lain dalam kegiatan mengajar itu harus terjadi suatu proses, yaitu proses belajar. Menurut Djahiri dalam Kunandar (2007: 287) Proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya
proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan datang (life skill). Model yang digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah model ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Karena menggunakan model tersebut maka siswa kurang terlihat aktif dalam proses belajar. Adapun kelemahan-kelemahan penggunaan teknik konvensional ialah guru tidak mampu untuk mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraiannya. Kemungkinan usaha mengatasi kelemahan itu dengan: pertama selama guru melakukan ceramah, guru perlu mengajukan pertanyaan-pertayaan (Roestiyah, 1991: 138). Menurut Sudaryo (1990) bahwa secara tradisional (konvensional) mengajar diartikan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengertian ini anak dipandang sebagai obyek yang sifatnya pasif, pengajaran berpusat pada guru (teacheroriented) dan guru memegang peranan utama dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif (active learning) yaitu suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata (Hisyam Zaini, 2008: xiv). Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman,1996:6). Metode Active Knowledge Sharing adalah sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa secara lisan. Hal ini sangat baik digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa. (dalam Melvin L. Silberman, 2009). Adapun prosedur yang digunakan dalam strategi Active Knowledge Sharing (Silberman, 2009): (1) Berilah materi yang akan dipelajari.Sebelumnya guru sudah membuat beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam proses mengajar, (2) Berilah pertanyaan berkaitan materi, dapat berupaDefinisi, Multiple Choice, Identifikasi seseorang, Sikap atau tindaka, Melengkapi, dll. (3) Dorong peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut. (4) Mintalah peserta didik untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya.Tekankan peserta didik untuk saling membantu. (5) Minta peserta didik untuk kembali ke bangku dan periksa jawaban mereka. Jawab pertanyaan yang tidak bias dijawab. Gunakan
283
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 02Tahun 2014, 281-287
jawaban yang muncul untuk menjelaskan topik di kelas. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi hasil belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Sedangkan bagi guru adalah evaluasi diri apakah pendekatan yang digunakan pada saat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
O2 : Skor kelas control Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk mengkaji data tentang pengembangan perangkat pembelajaran Active Knowledge Sharing pada mata diklat memperbaiki radio penerima di SMK Negeri 2 Surabaya. Uji-tdigunakan apabila rerata hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol ada perbedaan, maka dapat dilanjutkan dengan uji-t satu pihak. Uji-t satu pihak digunakan untuk mengetahui apakah rerata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada rerata hasil belajar kelas kontrol. Dalam penelitian ini yang akan dibedakan adalah nilai hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa. Statistik yang digunakan adalah uji-t(menguji kesamaan dua rata-rata : uji satu pihak). Langkah-langkahnya sebagai berikut: (1) Merumuskan hipotesis :Ho:µ1 = µ2 (hasil belajar siswa kelas eksperimen tidak lebih tinggi dibanding hasil belajar kelas kontrol). H1 : µ1> µ2 (hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dengan kelas kontrol). (2) Menentukan taraf signifikan 0,05 (3) Uji Statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Sciences) versi 17.0 Dalam penelitian ini yang akan dibandingkan adalah analisa data nilai hasil belajar kognitif siswa kelas XIAV 1 sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran metode Active Knowledge Sharing, meliputi:Menjelaskan jenis-jenis radio penerima.Menjelaskan prinsip kerja radio penerima AM.Menjelaskan prinsip kerja radio penerima FM. Merawat radio Kemudian di bandingkan dengan analisa data nilai hasil belajar kognitif kelas XIAV 2 sebagai kelas kontrol yang di berikan pembelajaran secara konvensional dengan 4 kompetensi dasar yang sama. Langkah- langkah dalam pengujian statistic adalah sebagai berikut: (1) merumuskan hipotesis, (2) uji normalitas, (3) uji homogenitas, (3) pengujian hipotesis. Pengujian statistic dalam penelitian ini menggunakan software versi 17.0. Perangkat yang sudah selesai divalidasi dan sudah mendapat respon dari siswa dibuat hasil analisa datanya dan untuk selanjutnya hasil penelitian ini dokumentasikan dalam bentuk soft copy dan hard copy.
METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009:297). Dalam penelitian ini menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode Active Knowledge Sharing.Di dalam perangkat ini terdapat materi-materi mengenai memperbaiki radio penerima, serta evaluasi siswa yang telah disesuaikan dengan menggunakan metodeActive Knowledge Sharing. Pada penelitian ini, produk tidak diproduksi secara masal karena produk masih berupa prototipe dan hanya diujikan dalam skala terbatasLangkahlangkah dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dari tahapan yang dijelaskan oleh Sugiyono. Tahapan tersebut dapat dilihat pada blok diagram berikut ini: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)ujicoba produk, (7) analisa dan pelaporan. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar validasi yang diberikan kepada dosen ahli dan guru mata diklat di SMK, lembar validasi, angket respon siswa, dan tes hasil belajaruntuk siswa. Dalam peneliti ini rancangan penelitian yang digunakan adalahPostest Only Group Design. Dalam design ini terdapat dua kelas yang masing-masing dipilih secara random. Dalam hal ini perandoman tidak dilakukan, tetapi penggunaan model ini dapat dilakukan didasari bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil sudah dianggap ekivalen dikarenakan dari awal di SMKN 2 Surabaya tidak ada kelas unggulan. Pola : R1 R2
R1 R2 X O1
X
HASIL DAN PEMBAHASAN
O1
Hasil penilaian didapat melalui validasi perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh para ahli.Para ahli terdiri dari 2 orang Dosen Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya dan 2 orang Guru SMK Negeri 2 SurabayaSetelah
O2
(Sugiyono, 2008: 76) : Kelas eksperimen : Kelas kontrol : Perlakuan dengan pembelajaran Metode active knowledgesharing : Skor kelas eksperimen
dilakukan validasi, Maka hasil keseluruhan nilai validasi dari setiap perangkat sebagaimana berikut :
284
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Active Knowledge Sharing
Gambar 1 Grafik Hasil Validasi RPP Gambar 3 Grafik Hasil Validasi Buku Ajar 90 85
80 70
80 80
85 73,33 73,33 78,33 80 78,33 75 77,91
75
60
81,66
70
KD
indiktor
materi
bahasa
format
sumber
kegiatan belajar
alokasi waktu
keseluruhan
75
78,33
71,66
76,66
65
Dari gambar 1 dapat dilihat perolehan hasil validasi RPP yang dilihat dari beberapa aspek dengan rincian: 1) Kompetensi dasar mendapat rating sebesar 80%, 2) Indikator pencapaian hasil belajar mendapat rating sebesar 85%, 3) Materi mendapat rating sebesar 73,33%, 4) Bahasa mendapat rating sebesar 73,33%, 5) Format mendapat rating sebesar 78,33%, 6) Sumber dan sarana belajar mendapat rating sebesar 80%, 7) Kegiatan belajar mengajar mendapat rating sebesar 78,33%, dan 8) Alokasi waktu mendapat rating sebesar 75%.Sehingga hasil keseluruhan validasi RPP dikategorikan valid dengan hasil rating 77,91%.
fisik materi
bahan materi
bahasa materi
keseluruhan
soal materi
Dari gambar 3 dapat dilihat perolehan hasil validasi Buku Ajar yang dilihat dari beberapa aspek dengan rincian: 1) Fisik materi ajar mendapat rating sebesar 81,66%, 2) Bahan materi ajar mendapat rating sebesar 75%, 3) Soalmateri ajar mendapat rating sebesar 78,33%, dan 4) Bahasa materi ajar mendapat rating sebesar 71,66%.Sehingga hasil keseluruhan validasi perangkat Buku ajar dikategorikan valid dengan hasil rating 76,66%. Gambar 4 Grafik Hasil Angket Respon Siswa
Gambar 2 Grafik Hasil Validasi Butir Soal
80 75 86,09
77 76 75 74 73 72 71 materi
89,71
88,28
88,02
70 materi 76,25
73,33
konstruksi
75
bahasa
konstruksi
bahasa
keseluruhan
74,86
Dari gambar 4 dapat dilihat perolehan hasil validasi angket respon siswayang dilihat dari beberapa aspek dengan rincian: 1) Kesenangan siswa mendapat rating sebesar 86,09%, 2) Pemahaman mendapat rating sebesar 89,71%, dan 3) Ketertarikanmendapat rating sebesar 88,28%.Sehingga hasil keseluruhan angket respon siswa dikategorikan sangat menarik 88.02%.
keseluruhan
Dari gambar 2 dapat dilihat perolehan hasil validasi butir soal yang dilihat dari beberapa aspek dengan rincian: 1) Materi mendapat rating sebesar 76,25%, 2) Konstruksi mendapat rating sebesar 73,33%, dan 3) Bahasa atau budayamendapat rating sebesar 75%.Sehingga hasil keseluruhan validasi butir soal dikategorikan valid dengan hasil rating 74,86%.
Analisis Data Hasil Belajar Siswa menggunakanUji- t. 1) Hipotesis : H0 : µ1 = µ2;hasil belajar siswa yang menggunakan metode Active Knowledge Sharing dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model Konvensional tidak lebih tinggi.H1 : µ1 > µ2; hasil belajar siswa yang menggunakan metode Active Knowledge Sharinglebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang
285
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.Volume 03 Nomor 02Tahun 2014, 281-287
Berdasarkan hasil SPSS, dapat diketahui bahawa nilai t sebesar 4,430 dengan nilai signifikasi sebesar 0,247, maka 0,247 > 0,05 yang berarti dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai ratarata kelas eksperimen adalah 79,50, sedangkan nilai rata-rata kelas control sebesar 75,50. Sehingga didapat 79,50 > 75,50, dan dapat disimpulkan bahwa H0 yang menyatakan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Active Knowledge Sharing tidak lebih tinggi dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model Konvensionalditolak dan H1 yang menyatakan hasil belajar siswa yang menggunakan metode Active Knowledge Sharing lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional diterima .
menggunakan model Konvensional.2) Taraf Signifikasi α = 0,05. 3) Uji Statistik Selanjutnya menghitung uji-t dengan menggunakan SPSS. Jenis data pada penelitian ini adalah 2 sampel independen, maka jenis statistik yang digunakan adalah independent sample T-Test. Uji-t independent digunakan untuk menguji perbedaan antara dua kelompok independent (menguji dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol). Dari hasil output perhitungan menggunakan SPSS 17 dapat diketahui bahwa ada dua hasil perhitungan yaitu Group Statistics dan Independent. Berikut ini adalah perhitungan rata-rata dan standart deviasi XI AV 1 dan XI AV 2 dengan menggunakan SPSS. Tabel 1 Analisis dengan Menggunakan SPSS
Ttest = 4,434
Group Statistics
KELAS
N
Mean
Std. Deviatio n
Std. Error Mean Daerah penerimaan H0
N AV 1 I L A I
35
AV 2
35
79.5000
4.01285
Daerah penolakan H0
1,671
.67829
Gambar 5 Kurva distribusi Uji t 75.5000
3.52512
Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa Ttest terdapat pada daerah tolak H0, sehingga prioritas H0 ditolak dan H1 diterima. Ttest menunujukkan nilai positif, maka ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menngunakan metode Active Knowledge Sharing dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga hasil belajar siswa dengan penerapan metode Active Knowledge Sharing lebih tinggi dari pada model pembelajaran konvensional.
.59585
Pada Group Statistics dipaparkan hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 17.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Rata-rata kelas XI AV1 (eksperimen) : 79,5 Rata-rata kelas XI AV 2 (kontrol) : 75,5 S1 (eksperimen) : 4,01285,𝑆22 =16,102 S2 (kontrol) : 3,52512,𝑆12 = 12,426 Jenis data pada pada penelitian ini adalah 2 sampel independen yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Selanjutnya dilakukan analisis uji-t (Independent Sample Test)an hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut: (1) Pengembangan perangkat pembelajaran meliputi; a) ValidasiRPP, b) ValidasiButir Soal dan c) Validasi Buku Ajar.Hasil keseluruhan validasi RPP dengan menggunakan metode Active Knowledge Sharing dinyatakan valid dengan hasil rating sebesar 77,91%. Hasil keseluruhan validasi butir soal dengan menggunakan metode Active Knowledge Sharing dinyatakan valid dengan hasil rating sebesar 74,86%. Hasilkeseluruhan validasi buku ajar dengan menggunakan metode Active Knowledge Sharingdinyatakan valid dengan hasil rating sebesar 76,66%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode Active
Tabel 2 Analisis Uji-t dengan Menggunakan SPSS
286
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Metode Active Knowledge Sharing
Knowledge Sharing yang disusun oleh peneliti layak digunakan sebagai alat bantu atau pendamping guru dalam menyampaikan materi pada mata diklat memperbaiki radio penerima untuk siswa kelas XIAV SMKN 2 Surabaya.(2) Dari hasil keseluruhan angket respon siswa perangkat pembelajaran yang menggunakan metode Active Knowledge Sharing dinyatakan sangat setuju dengan hasil rating sebesar 88,02%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Active Knowledge Sharingpada mata diklat memperbaiki radio penerima mendapat tanggapan positif dari mayoritas siswa. (3) Darianalisis uji t satu pihak mendapat nilai ttest = 4,430 sedangkan ttabel = 1,67 Dengan demikian ttest> ttabel dan sehingga prioritas H1 diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti hasil belajar siswa kelas eksperimen berbeda signifikan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang menggunakan metode Active Knowledge Sharing hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengunakan model pembelajaran konvensional. . Saran Dengan melihat hasil keseluruhan validasi RPPmendapat hasil rating sebesar 77,91%, hasil keseluruhan validasi soalmendapat hasil rating sebesar 74,86% hasil keseluruhan validasi buku ajarmendapathasil rating sebesar 76,66%, hasil keseluruhan respon siswa mendapat hasil rating sebesar 88,02%, sehingga perangkat pembelajaran layak digunakan sebagai alat bantu pendidik. Maka peneliti menyarankan kepada: (1) Pengguna (Guru) Metode Active Knowledge Sharing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa di dalam proses belajar mengajar. (2) Peneliti selanjutnyajika dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode Active Knowledge Sharing disertakan juga untuk mencari efektifitas dari metode pembelajan yang dilakukan.
Silberman Melvin. 2009. Active Learning 101 Strategi pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. .Tim. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Di Kelas. Jakarta. Cerdas Pustaka Publisher. Undang-undang. Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan. Zaini Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Machmudah, umi. 2008. Active Learningdalam pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UINPRESS. Nur
Mohamad. 2011. Instrumen Telaah dan Masukan Perangkat RPP Keterampilan Berfikir dan Perilaku Berkarakter dalam Rangka Revitalisasi RPP Universitas Negeri Surabaya 2011. Surabaya : Pustakamas.
Riduwan. 2011. Skala Pengukuran VariableVariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
287