PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES Tri Andari1), Restu Lusiana2) Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected] 1 Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Email:
[email protected] 1
Abstrak Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik dengan menggunakan pendekatan Quantum Learning berbasis needs assesment pada mata kuliah Aljabar Linier. Penggunaan pendekatan Quantum Learning dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menarik minat mahasiswa dalam mengikuti dan memahami materi Aljabar Linier. Pendekatan Quantum Learning tidak dapat berjalan tanpa adanya metode pembelajaran, untuk itu dimanfaatkan needs assesment untuk menentukan metode pembelajaran yang cocok dengan karakteristik masing-masing mahasiswa. Penelitian pengembangan ini dilakukan menggunakan pendekatan pengembangan 4-D Thiagarajan, dkk.. Pendekatan Thiagarajan terdiri dari 4 tahap yang dikenal dengan pendekatan 4-D (four D pendekatan). Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun Semester V. Perangkat pembelajaran yang telah didapatkan dinyatakan valid oleh para validator dan memenuhi kriteria yaitu aktivitas mahasiswa efektif, kemampuan dosen mengelola pembelajaran baik, kemampuan mahasiswa dalam memahami materi baik, tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel, serta respon mahasiswa positif. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan meliputi Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar (THB) pada mata kuliah Aljabar Linier materi Ruang-n Euclides. Kata kunci: Pendekatan Pembelajaran, Quantum Learning, Needs Assesment, Ruang-n Euclides arah pembentukan pengetahuan oleh diri
1. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika di tanah air saat
ini
sedang
mengalami
perubahan
mereka sendiri. Dalam
kenyataannya
praktek
paradigma dari pembelajaran yang berpusat
pembelajaran matematika di Indonesia selama
pada
guru
berpusat
menjadi
pada
siswa.
pembelajaran
yang
ini masih berpusat pada guru. Selain itu
Paradigma
baru
kebanyakan
peserta
didik
di
sekolah
pembelajaran matematika lebih menekankan
beranggapan bahwa belajar matematika tidak
pada peserta didik sebagai manusia yang
menyenangkan dan hanya menjadi rutinitas
memiliki
dan
tanpa diiringi kesadaran untuk menambah
berkembang. Guru harus mengubah perannya,
wawasan. Meskipun matematika diajarkan
tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi
dengan prosentase jam pelajaran yang lebih
keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi
banyak, namun prestasi siswa dalam bidang
fasilitator yang membimbing peserta didik ke
matematika relatif rendah.
potensi
untuk
belajar
Secara umum kondisi pembelajaran
Suatu pendekatan pembelajaran tidak
matematika di IKIP PGRI Madiun belum
dapat berjalan apabila tidak ada suatu metode
seperti yang diharapkan. Berdasarkan
pembelajaran
data
yang
digunakan
sebagai
nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Program
penunjang. Dalam penelitian ini peneliti
Studi Pendidikan Matematika menunjukkan
menggunakan
bahwa rata-rata nilai matematika pada UAS
menentukan metode pembelajaran yang cocok
tahun 2012 masih rendah.
untuk
Ruang-n Euclides merupakan salah satu
Needs
menunjang
Assesment
pendekatan
untuk
Quantum
Learning.
materi pada mata kuliah Aljabar Linier yang
Needs
Assesment
merupakan
dipelajari oleh mahasiswa Program Studi
pemanfaatan sistem penilaian yang berkenaan
Pendidikan Matematika semester V. Mata
dengan
kulian ini merupakan mata kuliah prasyarat
pembelajaran
untuk beberapa mata kuliah yang lain. Dari
berbeda pada penilaian ini akan mengarahkan
data nilai mahasiswa semester V tahun 2012
pada bagaimana menyiapkan, menyusun dan
menunjukkan prosentase nilai mata kuliah
menggunakan informasi yang terbaik, dimana
Aljabar Linier di atas 70 hanya 35,40 %
konteks
sedangkan sisanya mendapat nilai di bawah
secara spesifik dapat memenuhi kebutuhan
70.
individual dan kebutuhan kelompok peserta
Presentase
ini
relatif
rendah
jika
dibandingkan mata kuliah yang lain. Prinsip-prinsip pembelajaran
apa
yang
dibutuhkan
matematika.
program
Kajian
pengajaran
dalam yang
matematika
didik yang sedang belajar matematika. Dari dengan
hasil Needs Assesment akan ditentukan metode
pendekatan kontruktivisme telah melahirkan
yang cocok dengan kebutuhan individual dan
berbagai macam pendekatan pembelajaran
kebutuhan kelompok peserta didik untuk
yang
menunjang pendekatan Quantum Learning.
inovatif.
Beberapa
pendekatan
pembelajaran yang dipandang efektif untuk
Materi Ruang-n Euclides merupakan
mempercepat pencapaian kompetensi dasar
salah satu materi dalam Aljabar Linier yang
peserta didik adalah pendekatan Quantum
yang memuat konsep-konsep yang beragam,
Learning. Pendekatan ini dilakukan dengan
sehingga
mengubah bermacam-macam interaksi yang
kesulitan dalam memahaminya. Penggunaan
ada di dalam dan di luar lingkungan belajar.
pendekatan Quantum Learning merupakan
Lingkungan belajar yang menyenangkan akan
salah
mampu
diri,
mahasiswa dalam mengikuti dan memahami
keterampilan
materi pada mata kuliah Aljabar Linier, karena
ditawarkan
dalam pendekatan pembelajaran ini sangat
menggabungkan
keterampilan
belajar,
dan
berkomunikasi.
Itulah
DePorter
Hernacki
pendekatan
&
percaya
yang
pembelajaran
“Quantum Learning”.
(2010)
dalam
temuannya
mahasiswa seringkali
satu
cara
memperhatikan
untuk
lingkungan
mendapat
menarik
belajar
minat
yang
didesain sedemikian, sehingga peserta didik merasa penting, aman, nyaman, senang, dan dapat belajar secara optimal. Selain itu dengan
menerapkan Needs Assesment diharapkan
Tabel 1. Rancangan Penelitian Ujicoba Kelas Tes Perlakuan Tes
mampu menghasilkan proses dan perangkat
Awal
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik Eksperimen
masing-masing mahasiswa. Berdasarkan pengamatan di tempat
Akhir
Taw
X
Tak
Keterangan:
peneliti mengajar, sampai saat belum tersusun
Ta
: tes awal, tes sebelum perlakuan
suatu perangkat pembelajaran yang dapat
X
: pembelajaran dengan pendekatan Quantum Learning
dijadikan panduan mengajar mata kuliah Aljabar Linier khususnya pada materi Ruang-n
Tak
: tes akhir, tes setelah perlakuan
Euclides. Dengan perangkat pembelajaran
Subyek Penelitian Penelitian
yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat
ini
dilaksanakan
pada
memotivasi mahasiswa supaya lebih kreatif
mahasiswa semester V Prodi Pendidikan
dalam
Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun.
memecahkan
masalah,
mampu
berkomunikasi secara matematik, mengaitkan
Subyek
suatu konsep dengan konsep yang lain ataupun
semester
dengan
Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun.
kehidupan
nyata,
serta
mampu
penelitian kelas
Prodi
Pendidikan
mempelajari materi pada mata kuliah Aljabar
mahasiswa di setiap kelas yang ada di
Linier
Program
Studi
FPMIPA
IKIP
materi
Ruang-n
Euclides. Tujuan yang diharapkan dapat diperoleh
secara
siswa
Kelas
pada
dipilih
B
adalah
bernalar secara logis dan sistematis dalam
khususnya
ini
V
ujicoba
acak
Pendidikan PGRI
karena
Matematika
Madiun
memiliki
kemampuan yang beragam.
melalui penelitian ini adalah menghasilkan
Prosedur Penelitian
perangkat pembelajaran yang baik dengan
Pendekatan
pengembangan
perangkat
menggunakan pendekatan Quantum Learning
pembelajaran pada penelitian ini adalah model
berbasis Needs Assesment pada mata kuliah
Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yang
Aljabar Linier.
dikenal dengan four-D model (model 4-D).
2. METODE PENELITIAN
Model Thiagarajan terdiri dari 4 tahap yang
Rancangan Penelitian
dikenal dengan pendekatan 4-D (four D
Desain merupakan (developmental
penelitian
digunakan
pendekatan). Namun dalam penelitian ini
pengembangan
hanya dibahas tentang tiga tahap yaitu tahap
Penelitian
pendefinisian (define), tahap perancangan
yang
penelitian research).
pengembangan
dilakukan
untuk
(design),
dan
tahap
pengembangan
mengembangkan perangkat pembelajaran pada
(development). Instrumen dan pengumpulan
mata
Rancangan
data yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian uji coba berbentuk One Group
meliputi lembar validasi, lembar validasi
Pretest-Posttest Design sebagaimana disajikan
keterbacaan, lembar observasi (pengamatan),
pada Tabel 1 berikut:
angket respon mahasiswa, tes hasil belajar
kuliah
Aljabar
Linier.
meliputi: nilai nilai 1 (sangat tidak baik), nilai
Analisis Data Data hasil penilaian para ahli untuk masing-masing
dianalisis
baik).Pengamatan dilakukan oleh seorang
Perangkat
pengamat. Pengamatan dilakukan dengan cara
pembelajaran dikatakan valid menurut para
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4)
validator jika para validator memberikan
sesuai
penilaian minimal 3. Analisis Keterbacaan
pengamatan kemampuan mahasiswa dalam
data tentang hasil validasi mahasiswa terhadap
memahami materi.
berdasarkan
perangkat
2 (tidak baik), nilai 3 (baik) dan nilai 4 (sangat
skor
rata-rata.
isi LKM, penampilan LKM. Kemampuan dosen
dalam
mengelola
dengan
kriteria
pada
lembar
Respon mahasiswa dikategorikan positif
pembelajaran
jika persentase respon positif mahasiswa
dikatakan baik jika rata-rata skor dari setiap
minimal 80% untuk tiap aspek. Hasil analisis
aspek pada setiap pertemuan minimal 3.
data
Aspek-aspek yang tidak memenuhi kategori
digunakan
minimal tersebut, akan dijadikan sebagai
pembelajaran. Analisis tersebut dilakukan
bahan pertimbangan dalam merevisi perangkat
terhadap
pembelajaran.
diperloleh
Presentase
aktivitas
tentang
respon
untuk
data
merevisi
respon
pada
mahasiswa
perangkat
mahasiswa
penelitian
akan
ujicoba
yang dan
mahasiswa
penelitian eksperimen. Analisis data tes hasil
ditentukan berdasarkan alokasi waktu yang
belajar dilakukan dengan penskoran, analisis
direncanakan pada rencana pembelajaran.
butir soal, dan validitas butir, reliabilitas tes
Keefektifan aktivitas mahasiswa ditentukan
Berdasarkan
hasil
perhitungan
oleh kesesuaian terhadap aktivitas ideal yang
sensitivitas, validitas dan reliabilitas, maka
ditetapkan. Aktivitas mahasiswa dikatakan
dilakukan revisi terhadap Tes Hasil Belajar
efektif
dengan menggugurkan atau mengganti butir-
jika
keefektifan
memenuhi pembelajaran
kriteria
batasan 60%
butir tes yang tidak layak digunakan. Setelah
dalam melakukan aktivitas berdasarkan 10
draft III direvisi, maka akan diperoleh draft
aspek pengamatan . Aspek-aspek yang tidak
IV. Sebelum digunakan pada eksperimen,
memenuhi kriteria efektif akan dijadikan
sebaiknya draft IV dikonsultasikan lagi kepada
bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat
para ahli. Berdasarkan uraian di atas, maka
pembelajaran.
perangkat pembelajaran dikatakan baik jika
Kemampuan
mencapai
mahasiswa
dalam
perangkat pembelajaran tersebut memenuhi
memahami materi dikatakan baik jika nilai
kriteria valid
berdasar tim validator dan
rata-rata kemampun mahasiswa dalam yang
setelah diujicobakan.
diamati minimal 3. Lembar pengamatan kemampuan mahasiswa dalam memahami dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
materi digunakan untuk mengumpulkan data
Hasil Penelitian
kemampuan mahasiswa dalam memahami materi. Kriteria penilaian yang diberikan,
Perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan dalam penelitian ini meliputi
Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar
dengan
Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil
berbasis Needs Assesment.
Belajar
b. Analisis Mahasiswa
(THB).
Model
pengembangan
pendekatan
Quantum
Learning
perangkat pembelajaran pada penelitian ini
Pada langkah ini peneliti melakukan
adalah model Thiagarajan, Semmel, dan
observasi untuk mengetahui kegiatan dan
Semmel yang dikenal dengan four-D model
karakteristik mahasiswa yang sesuai dengan
(model 4-D) yang terdiri dari 4 tahap.
rancangan
Keempat tahap tersebut
tahap
pembelajaran yang sesuai dengan subyek
pendefinisian (define), tahap perancangan
penelitian. Karakteristik mahasiswa tersebut
(design), tahap pengembangan (development),
meliputi latar belakang pengetahuan dan
dan tahap penyebaran (disseminate). Namun,
perkembangan
dalam penelitian ini hanya dibahas tentang
melakukan observasi dan menelaah mengenai
tiga tahap pengembangan perangkat, yaitu
karakteristik mahasiswa semester V Program
tahap pendefinisian, tahap perancangan dan
Studi Pendidian Matematika IKIP PGRI
tahap pengembangan.
Madiun
1. Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define)
tentang latar belakang pengetahuan mahasiswa
adalah
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan
pembelajaran dengan menganalisis tujuan dan batasan materi. Tahap pendefinisian
terdiri
dan
pengembangan
perangkat
kognitifnya.
peneliti
Setelah
memperoleh
informasi
dan perkembangan kognitif mahasiswa. c. Analisis Konsep Pada langkah ini peneliti melakukan analisis
pada
konsep-konsep
diajarkan
analisis mahasiswa, analisis konsep, analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi,
tugas dan spesifikasi tujuan pembelajaran
merinci dan menyusun secara sistematis
a. Analisis awal-akhir
konsep-konsep
observasi
pada
mahasiswa
semester
V
Program Studi Pendidian Matematika IKIP
kegiatan
akan
dari 5 langkah yaitu analisis awal-akhir,
Pada langkah ini peneliti melakukan
pada
yang
yang
relevan
pembelajaran.
yang
akan
diajukan berdasarkan analisis awal-akhir. d. Analisis Tugas Pada langkah ini peneliti melakukan
PGRI Madiun untuk mengetahui masalah
analisis
dasar yang terjadi di dalam pembelajaran pada
kompetensi yang akan dikembangkan dalam
mata
Setelah
kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan
yang terjadi,
untuk mengidentifikasi keterampilan akademis
kuliah
mengetahui
Aljabar
masalah
Linier.
dasar
terhadap
peneliti mencoba melakukan kajian pada
utama
kurikulum yang berlaku serta teori belajar
pembelajaran.
yang mendukung sebagai upaya pemecahan
e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
solusi dari masalah tersebut. Hal ini yang
yang
akan
tugas-tugas
dikembangkan
berupa
dalam
Hasil analisis materi dan analisis tugas
menjadi latar belakang perlu atau tidaknya
digunakan
dikembangkan
pembelajaran yang selanjutnya digunakan
perangkat
pembelajaran
untuk
merumuskan
tujuan
sebagai pedoman dalam menyusun
Satuan
yang digunakan untuk setiap pertemuan adalah
Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan
3x40 menit.
Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar
2) LKM ini disajikan dalam bentuk latihan
(THB) materi Ruang-n Euclides.
yang dapat dirumuskan sebagai suatu unit
2. Deskripsi Tahap Perancangan (Design)
yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri
a. Pemilihan Format
atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
Format
yang
digunakan
pada
SAP
disusun untuk membantu mahasiswa mencapai
disesuaikan dengan prinsip, karateristik, dan
sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
langkah-langkah
dengan
khusus dan jelas. Desain LKS yang menarik
pendekatan Quantum Learning berbasis Needs
secara visual diharapkan dapat memotivasi
Assesment. Isi pembelajaran mengacu pada
siswa dalam mempelajari materi ini.
hasil analisis materi, tugas dan spesifikasi
3) Tes hasil belajar yang dikembangkan pada
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
penelitian ini disusun berdasarkan indikator
pada tahap pendefinisian.
hasil
b. Pemilihan Media
berbentuk
pembelajaran
belajar. tes
Tes
yang
uraian.
dikembangkan Penilaian
yang
Pemilihan media dilakukan sesuai dengan
digunakan pada tes ini adalah Penilaian Acuan
hasil analisis materi tugas karena penggunaan
Patokan (PAP).. Tes hasil belajar yang
media bertujuan memudahkan mahasiswa
dikembangkan terdiri dari empat buah butir
dalam memahami materi dan tugas yang
soal, sedangkan waktu yang diperlukan untuk
diberikan. Berdasarkan hal tersebut, maka
menyelesaikan soal tes hasil belajar adalah
seperangat media dipilih adalah seperangkat
120 menit.
slide Power Point yang berisi hal-hal yang
d. Perancangan Awal Instrumen Penelitian
dibahas pada LKM 1 dan LKM 2. c. Perancangan
Awal
Perancangan awal instrumen penelitian Perangkat
terdiri dari lembar validasi perangkat, lembar
Pembelajaran
pengamatan
1) SAP yang dikembangkan dalam penelitian
pengamatan pengelolaan pembelajaran, tes
ini tentang materi Ruang-n Euclides. Susunan
hasil belajar, dan lembar respon mahasiswa.
SAP
3. Deskripsi
berorientasi
pada
model
dengan
pendekatan Quantum Learning berbasis Needs
aktivitas
Tahap
mahasiswa,
lembar
pengembangan
(Develop)
Assesment yang didalamnya memuat identitas
Tujuan dari tahap pengembangan adalah
SAP, alokasi waktu, standar kompetensi,
untuk menghasilkan perangkat pembelajaran
kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
yang telah direvisi berdasarkan masukan para
model pembelajaran, sumber pembelajaran,
ahli, dan data yang diperoleh dari uji coba.
kegiatan pembelajaran dan penilaian. Satuan
Kegiatan pada tahap ini adalah validasi ahli,
acara perkuliahan yang dikembangkan adalah
validasi keterbacaan dan uji coba perangkat.
untuk lima kali pertemuan. Alokasi waktu
a. Validasi Ahli
Dalam langkah ini peneliti memberikan
penjelasan atau kalimat yang sulit dimengerti
perangkat pembelajaran kepada para validator,
yang ada pada LKM.
kemudian
c. Ujicoba Perangkat Pembelajaran
para
validator
memberikan
penilaian terhadap perangkat yang telah dibuat
Ujicoba
perangkat
pembelajaran
oleh peneliti dengan menggunakan lembar
dilaksanakan sebnyak lima kali pertemuan
validasi.
validator
sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan
mengenai Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
(SAP) yang telah dikembangkan. Perangkat
Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes
pembelajaran
Hasil Belajar (THB) berupa saran dan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
pertimbangan.
berdasarkan hasil uji keterbacaan. Penelitian
b. Uji keterbacaan
ujicoba dilaksanakan di kelas V B Program
Hasil
penilaian
para
Uji keterbacaan dilakukan terhadap Draft II. Uji keterbacaan ini dilakukan sebelum ujicoba. Mahasiswa yang melakukan uji
yang
diujicobakan
adalah
Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun Data-data
yang
diperoleh
pada
saat
keterbacaan adalah enam mahasiswa kelas V
pelaksanaan ujicoba perangkat pembelajaran
A Program Studi Pendidikan Matematika IKIP
dianalisis untuk menjadi bahan pertimbangan
PGRI
dalam merevisi draft V.
Madiun.
Enam
mahasiswa
yang
melakukan uji keterbacaan ini terdiri dari dua
1) Hasil Pengamatan Aktivitas Mahasiswa
mahasiswa
selama Pembelajaran
akademik
yang tinggi,
memiliki dua
kemampuan
mahasiswa
yang
Pengamatan aktivitas mahasiswa dilakukan
memiliki kemampuan akademik sedang, dan
terhadap 33 orang mahasiswa selama lima kali
dua mahasiswa yang memiliki kemampuan
pelaksanaan pembelajaran berturut-turut (5
akademik rendah. Uji keterbacaan tes hasil
SAP). Di bawah ini disajikan data hasil
belajar dilakukan dengan meminta mahasiswa
pengamatan
untuk membaca dan memberi tanda jika ada
pembelajaran pendekatan Quantum Learning
penjelasan atau kalimat yang sulit dimengerti
berbasis Needs Assesment.
pada soal tes hasil belajar. Berdasarkan Lembar
analisis
Kegiatan
aktivitas
mahasiswa
selama
Berdasarakan analisis aktivitas mahasiswa uji
keterbacaan (LKM)
bahwa aktivitas mahasiswa pada pertemuan
diperoleh kesimpulan bahwa isi dan tampilan
ke-1, 2, 3,dan 4 belum memenuhi kriteria
LKM menarik tetapi ada sedikit penjelasan
batasan
atau kalimat yang sulit dimengerti. Penjelasan
belum
atau
ini
aktivitas, seperti yang telah diuraikan pada
diketahui oleh peneliti berdasarkan tanda yang
BAB III. Sedangkan pada pertemuan ke-5
diberikan pada penjelasan atau kalimat yang
mahasiswa sudah memenuhi kriteria, yaitu
sulit dimengerti oleh mahasiswa. Keenam
melakukan aktivitas lebih dari 60%. Hal ini
kalimat
yang
Mahasiswa
selama pelaksanaan pembelajaran diperoleh
sulit
dimengerti
mahasiswa diminta untuk memberi tanda pada
keefektifan mencapai
pembelajaran
60%
yang
karena
melakukan
berarti bahwa aktivitas mahasiswa dikatakan efektif.
menunjukkan bahwa setiap butir tes hasil
2) Hasil
Penilaian
Kemampuan
Dosen
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan dosen
dalam
mengelola
belajar
peka
atau
sensitif
terhadap
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa semua
dalam Mengelola Pembelajaran
pembelajaran
diperoleh bahwa rata-rata skor kemampuan dosen
Berdasarkan analisis Sensitivitas butir tes
dalam mengelola pembelajaran pada
butir tes dikatakan sensitif, sehingga layak untuk digunakan. 6) Validitas Butir Tes Berdasarkan
rumus
korelasi
Product
tahap pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup,
Moment, menunjukkan bahwa tingkat validitas
serta kemampuan mengelola waktu, dan
dari masing-masing butir tes berada pada
suasana kelas minimal 3. Hasil analisis data
kategori tinggi dan kategori sangat tinggi. Hal
ini
ini berarti bahwa semua butir tes dikatakan
menunjukkan
kemampuan
bahwa
dosen
rata-rata
dalam
skor
mengelola
valid, sehingga layak untuk digunakan.
pembelajaran untuk pertemuan 1, 2, 3, 4 dan 5
7) Reliabilitas
mempunyai
baik.
Berdasarkan tabel di bawah ini maka dapat
Berdasarkan kriteria yang sudah dijelaskan
dinyatakan bahwa reliabilitas instrumen tes
pada BAB III, maka dosen dalam mengelola
hasil belajar yang dikembangkan termasuk
pembelajaran memenuhi kriteria baik. ,
pada kategori sangat tinggi. Hal ini berarti
3) Nilai Kemampuan Mahasiswa dalam
bahwa instrumen tes hasil belajar reliabel
Memahami Materi
sehingga layak untuk digunakan.
kriteria
minimal
Kemampuan mahasiswa dalam memahami materi diamati pada setiap kali pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian diperoleh bahwa rata-rata skor dalam
kemampuan mahasiswa
memahami
materi
minimal
3.
Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan pada BAB V, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memahami materi minimal baik.
analisis
sensitivitas
butir
ujicoba
rxy 0,752 0,788 0,781 0,806 0,838
Tingkat Validitas Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
8) Hasil Angket Respon Mahasiswa Berdasarkan analisis hasil angket respon
pembelajaran pendekatan Quantum Learning tes,
validitas butir tes, dan reliabilitas tes selama tes
No 1 2 3 4 5
mahasiswa pada saat tes ujicoba perangkat
4) Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Hasil
Tabel 2. Reliabilitas Instrumen Tes
perangkat
pembelajaran
pendekatan Quantum Learning berbasis Needs Asesment adalah sebagai berikut: 5) Sensitivitas Butir Tes
berbasis Needs Assesment diperoleh bahwa 89,33% mahasiswa yang memberikan respon positif
dan
memberikan
10,67% respon
mahasiswa negatif
yang
terhadap
pertanyaan dalam angket, sehingga respon mahasiswa terhadap pembelajaran pendekatan
Quantum Learning berbasis Needs Assesment
pembelajaran
positif.
Throwing
dengan
model
berbasis
tugas
Snowball terstruktur.
Pencapaian kriteria perangkat pembelajaran dengan
berbasis Needs Assesment dapat dilihat pada
Pembahasan Pada pembahasan hasil penelitian ini dibahas
pendekatan Quantum Learning
pencapaian
kriteria
tabel berikut ini:
perangkat
Tabel 3. Pencapaian Kriteria Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Quantum Learning berbasis Needs Assesment No. 1 2 3 4 5
Aspek Kategori Aktivitas mahasiswa Kemampuan dosen dalam pembelajaran Kemampuan mahasiswa dalam materi Tes hasil belajar Respon mahasiswa
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
mengelola
Keterangan Efektif Baik
memahami
Baik Sensitif, valid, dan reliabel Positif
4-D
yang
dimodifikasi.
Pengembangan
perangkat pembelajaran pada penelitian ini
perangkat pembelajaran dengan pendekatan
dilakukan
Quantum Learning berbasis Needs Assesment
pendefinisian (define), perancangan (design),
pada
dan pengembangan (develop).
materi
Ruang-n
menggunakan
yang
ketiga,
yaitu
Perangkat
pembelajaran Quantum Learning berbasis
dimodifikasi. Perangkat pembelajaran yang
Needs Assesment yang baik telah didapatkan
didapatkan pada penelitian yang dilakukan di
dengan menggunakan model 4-D ini. Hal ini
kelas
karena perangkat pembelajaran yang telah
Program
4-D
dengan
tahap
telah
VA
model
Euclides
sampai
Studi
Pendidikan
Matematika IKIP PGRI Madiun meliputi
didapatkan
Satuan Acara Perkuliahan (SAP),
validator dan memenuhi kriteria:
Lembar
dinyatakan
valid
Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil
1. Aktivitas mahasiswa efektif
Belajar (THB). Perangkat pembelajaran yang
2. Kemampuan
dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran.
dosen
oleh
para
mengelola
pembelajaran baik 3. Kemampuan mahasiswa dalam memahami
4. KESIMPULAN DAN SARAN
materi
Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian adalah perangkat pembelajaran dengan
pendekatan
berbasis
Needs
Quantum
4. Tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel Perangkat
pembelajaran
dengan
Learning
pendekatan Quantum Learning berbasis Needs
dikembangkan
Assesment yang dihasilkan meliputi Satuan
dengan menggunakan model pengembangan
Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan
Assesment
Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar
dengan Laboratorium Mini. Tesis. PPs
(THB).
Unesa Surabaya Nurhadi; Yasin, B.; Senduk, A. G. 2004.
Saran Saran yang dikemukakan berdasarkan data
Pembelajaran Kontekstual (Contextual
pada tes ujicoba perangkat pembelajaran pada
Teaching
penelitian ini masih perlu diujicobakan di
Penerapannya
kelas lain dengan berbagai kondisi yang
Penerbit Universitas Negeri Malang.
berbeda
agar
diperoleh
perangkat
pembelajaran yang lebih berkualitas.
Evaluasi
dalam KBK.
dan
Malang:
bagi Perancangan Kurikulum. Makalah Program
Pascasarjana
UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
5. DAFTAR PUSTAKA Suharsimi.
Learning/CTL)
Rosbiono et. al., (2005:6). Needs Assesment
pada
Arikunto,
and
2003.
Pendidikan.
Dasar-Dasar
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Baharuddin dan Nur, E.. 2010. Teori belajar
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Media.
Rineka Cipta.
Dara, Fornichly Revi. 2009. Pembelajaran
Slavin, E.. R.1994. Educational Psychology,
Matematika Realistik untuk Materi Balok
4thed. London: Allyn and Bacon.2008.
dan Kubus di Kelas VII SMP Negeri 1
Cooperatie Learning. Bandung: Nusa
Nabire. Tesis. PPs Unesa Surabaya.
Media.
DePorter, B. & Hernacki, M.. 2010. Quantum
Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro
Learning: membiasakan Belajar Nyaman
Pendekatan Praktis Dalam Menyiapkan
dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara
Depdiknas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati & Mudjiono. 2002.
Wacana. Thiagarajan, S., Semmel, D. S. dan Semmel,
Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ediger, Marlow (1986). Needs Assesment and Objectives of The Curriculum. [Online]. Tersedia:
M. I. 1974. Instructional Development for Training
Teachers
Children.
Minnesota:
of
Exceptional
University
of
Minnesota Trianto.
2009.
Mendesain
Pendekatan
sunzil.lib.hku.hk/hkjo/view/33/3300320.p
Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
df.
Kencana Prenada Media Group
Karim,
Abdul.
2003.
Pengembangan
Winkel, W. S.. 1996. Psikologi Pendidikan
Perangkat Pembelajaran Pokok Bahasan
dan
Kubus
Gramedia.
dan
Pendekatan
Balok
Kelas
Kooperatif
1
Tipe
SLTP STAD
Evaluasi
Belajar.
Jakarta:
PT