PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA BERBASIS COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIONAL
MUKHLIS HIDAYAT
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Online Lesson Plan Matematika berbasis Computer Assisted Instructional adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Januari 2012
Mukhlis Hidayat NIM G651090061
ABSTRACT MUKHLIS HIDAYAT. The Development of Mathematics Online Lesson Plan based on Computer Assisted Instructional. Under direction of SRI NURDIATI and YANI NURHADRYANI. Lesson plan is a plan that describes procedures and organization of learning, in order to achieve a basic competency standards set out in content, and described in syllabus. Lesson plan of mathematics is one object of many learning materials applied in schools. System development lesson plan in mathematics is necessary to maximally support the needs of teachers and realization of a dynamic learning environment. The purpose of this research is to develop a prototype system of online mathematics lesson plan based on computer assisted instructional. The benefit of having such lesson plan is that it can ease teacher performance as a tool in manufacturing lesson plan effectively. Research method applied to develop system prototype was structural approach. The developed system offered several features which are teacher competency tests, lesson plans, tutorials, and a discussion forum for users. Prototype of the system has been tested offline, where all designed functions on navigation menu could run well. The developed system presents more optimal and effective lesson plans because it supports the use of teacher’s tacit and explicit knowledge, variations and flexibilities in creating lesson plans, and adjustable attributes. Furthermore, the system is also able to supply information on teaching feasibility and provides a variable lesson plan reports. Key words: online lesson plan, mathematic, Computer Assisted Instructional, structural approach
RINGKASAN MUKHLIS HIDAYAT. Pengembangan Online Lesson Plan Matematika berbasis Computer Assisted Instructional. Dibimbing oleh Sri Nurdiati dan Yani Nurhadryani. Pendidikan merupakan proses yang bersifat terencana dan sistematik, oleh karena itu perencanaan dan pengelolaannya perlu disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain serta tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Perubahan paradigma pendidikan dari pendekatan tradisional (konvensional) menuju pendekatan sistem sangat dibutuhkan, terutama pada proses penyusunan lesson plan matematika. Hal ini didasarkan pada dokumen portofolio sertifikasi guru dengan ditemukannya ketidakseragaman format dan isi lesson plan yang dibuat. Kurangnya inovasi dalam strategi pengajaran akibat dari terbatasnya penguasaan guru. Salah satu cara yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan membangun suatu Online Lesson Plan (OLP) untuk mata pelajaran matematika. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan OLP Matematika berbasis Computer Assisted Instructional (CAI). Penggunaan OLP matematika dapat mempermudah kinerja guru karena OLP sebagai alat bantu bagi guru dalam pembuatan lesson plan secara efektif. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada beberapa bagian di antaranya: (1) Pembuatan OLP diujicoba pada mata pelajaran matematika SMA dengan aspek pembelajaran aljabar, (2) komponen lesson plan untuk kegiatan pembelajaran menitikberatkan pada model pembelajaran kooperatif dalam matematika, (3) integrasi CAI dalam sistem OLP menggunakan dua model penyajian yaitu tutorial dan drill and practice. Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lesson plan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, melalui lesson plan yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, dan mata pelajaran. Komponen lesson plan yang baik mencakup di antaranya: (1) mata pelajaran, (2) kelas/semester, (3) jumlah pertemuan, (4) alokasi waktu, (5) standar kompetensi, (6) kompetensi dasar, (7) indikator, (8) tujuan pembelajaran, (9) materi ajar, (10) kegiatan pembelajaran terdiri atas model, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran, (11) langkah-langkah pembelajaran, (12) alat dan bahan pembelajaran, (13) penilaian atau evaluasi pembelajaran, dan (14) pengesahan. Pembuatan lesson plan oleh guru sangat terkait dengan tingkat kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi guru merupakan tingkat kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban dan tanggungjawab dalam proses pembelajaran. Kompetensi guru merupakan salah satu aspek penilaian terhadap kinerja guru, sehingga dapat terampil dan profesional dalam bekerja. Klasifikasi keterampilan
tersebut dapat berupa keterampilan membuat lesson plan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Pada sistem OLP matematika, integrasi metode yang digunakan adalah CAI. CAI atau Pengajaran Berbantuan Komputer (PBK) didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi komputasi multimedia yang diterapkan pada bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) dengan serangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran menggunakan media komputer. Model CAI dalam OLP digunakan hanya pada dua model, yaitu model drill and practice dan model tutorial. Model drill and practice merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan cara melatih pengguna terhadap bahan atau materi yang pernah diperoleh sebelumnya. Model ini menanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah asesmen dan evaluasi. Dengan latihan terus menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill and practice dalam sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menguji performance pengguna dalam OLP. Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat menggunakan software flip powerpoint 2.0. Pengembangan sistem OLP matematika menggunakan pendekatan struktural. Pengembangan sistem ini mengadopsi metode System Development Life Cycle (SDLC) yang termodifikasi. Klasifikasi SDLC termodifikasi terdiri atas: (1) studi pustaka dan kelayakan, (2) pengumpulan data, (3) analisis, (4) desain, (5) implementasi, dan (6) pengujian. Sistem yang dikembangkan pada OLP matematika mempunyai beberapa features seperti asesmen pemahaman guru, tutorial lesson plan, evaluasi pemahaman guru, create lesson plan, forum diskusi, dan report lesson plan. Implementasi terhadap prototipe sistem OLP, telah diuji dan memberikan hasil bahwa semua fungsi (pada menu navigasi) dapat berjalan dengan baik. Sistem ini juga dapat memberikan suatu informasi terhadap kelayakan guru dalam mengajar (teaching feasibility) dan mekanisme hasil laporan pembuatan lesson plan lebih bersifat dinamis. Kata kunci: online lesson plan, matematika, pendekatan struktural, computer assisted instructional
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN ONLINE LESSON PLAN MATEMATIKA BERBASIS COMPUTER ASSISTED INSTRUCTIONAL
MUKHLIS HIDAYAT
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Komputer
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si.
Judul Tesis Nama NRP
: Pengembangan Online Lesson Plan Matematika Berbasis Computer Assisted Instructional : Mukhlis Hidayat : G651090061
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Ketua
Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., M.T. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu Komputer
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom.
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian : 10 November 2011
Tanggal Lulus: 20 Januari 2012
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini mengkaji tentang Pengembangan Online Lesson Plan Matematika berbasis Computer Assisted Instructional. Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc., dan Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT., selaku komisi pembimbing yang telah berkenan memberikan arahan, bimbingan dan nasehat selama persiapan penyusunan konsep penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan tesis. 2. Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si., atas kesediaannya sebagai penguji luar komisi pada ujian sidang tesis, yang telah memberikan banyak masukan dan saran dalam penyempurnaan tesis ini. 3. Ibu Dr. Rahmah Johar, M.Pd., sebagai dosen tetap pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah, Banda Aceh, atas sharing dan akuisisi pengetahuan serta informasi tentang pembelajaran dalam matematika. 4. Bapak Dr. Ir. Agus Buono, M. Si., M.Kom., sebagai ketua Program Studi Magister Ilmu Komputer dan segenap pimpinan serta staf akademik dan staf administrasi pada Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB. 5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan waktu luangnya untuk diskusi dan motivasi dalam penyelesaian tesis, terutama kepada Deba Supriyanto, M.Si., Rico Andrian, Favorison R Lumbanraja, M.Si., Kamaluddin Mahfudz, Kafi Hedonis, Abdul Tahir, M.Si., rekan-rekan S2 ILKOM angkatan 10 (2008), angkatan 11 (2009), angkatan 12 (2010) dan angkatan 13 (2011), rekan-rekan FORKUB dan IKAMAPA, rekan-rekan S2 Matematika IPB (2009), serta rekanrekan lain yang tidak dapat penulis sebutkan disini. 6. Istri tercinta Gusti Rahmayani, S.Pd., dan anakku tersayang Listi Putri Hidayat (3 tahun), serta orang tua, mertua dan adik-adik atas dukungan doa, dorongan semangat dan kasih sayang yang tiada henti. Semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi sumber informasi untuk mengembangkan penelitian lanjutan. Bogor, Januari 2012 Mukhlis Hidayat
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Meulaboh kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh, pada tanggal 31 Agustus 1982 dari ayah (Alm) Nabhani dan ibu Taufidah. Penulis merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Pada tahun 2007, menikah dengan Gusti Rahmayani, S.Pd., dan telah dikaruniai seorang putri bernama Listi Putri Hidayat (3 tahun). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 24 Meulaboh pada tahun 1994, pendidikan sekolah menengah pertama diselesaikan di MTsN 1 Meulaboh pada tahun 1997 dan sekolah menengah atas diselesaikan di SMUN 3 Meulaboh pada tahun 2000. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) melalui Undangan Seleksi Masuk Universitas (USMU) yang diselesaikannya pada tahun 2004 dengan gelar Sarjana Pendidikan Matematika (S.Pd). Tahun 2005, bekerja sebagai staf pengajar matematika pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Malikussaleh, Lhokseumawe. Pada Tahun 2006 hingga saat ini, penulis diterima sebagai staf pengajar tetap pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSYIAH, Banda Aceh. Mata kuliah yang diampu oleh penulis adalah Geometri Bidang dan Ruang, Program Linier dan Aplikasi Komputer. Sejak tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Sekolah Pascasarjana Program Magister Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, yang dibiayai dengan sponsor Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan Bantuan Biaya Nanggroe Aceh Darussalam (BBNAD) oleh Pemerintah Provinsi melalui UNSYIAH serta Bantuan Biaya Penelitian tesis oleh SUPERSEMAR. Penulis juga aktif dalam mempublikasikan karya ilmiah di antaranya pembelajaran dengan menggunakan program sketchpad berbasis CAI untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep geometri bidang (2008), pengintegrasian pengetahuan kebencanaan ke dalam KTSP di SD se-kota Banda Aceh (2009), dan representasi pengetahuan pada penyusunan lesson plan matematika menggunakan pendekatan soft computing (2010). Judul penelitian yang dipertahankan dalam sidang tesis yang merupakan tugas akhir guna memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer adalah “Pengembangan Online Lesson Plan Matematika Berbasis Computer Assisted Instructional”.
xvii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xxi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xxiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xxv 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 5 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 7 2.1 Keterkaitan Penelitian Terdahulu ...................................................................... 7 2.2 Atmosfer Sistem Pendidikan Indonesia ............................................................ 8 2.3 Keberadaan Lesson Plan dalam Sistem Pendidikan Indonesia ......................... 9 2.4 Lesson Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ........................................ 12 2.4.1
Lesson Plan terhadap Kompetensi Guru ................................................. 14
2.4.2
Model Pembelajaran dalam Lesson Plan ................................................ 17
2.4.3
Metode Pembelajaran dalam Lesson Plan .............................................. 19
2.4.4
Lesson Plan Matematika ......................................................................... 21
2.5 Computer Assisted Instructional ..................................................................... 24 2.5.1
Pengembangan CAI ................................................................................ 24
2.5.2
Konsep Dasar CAI .................................................................................. 25
2.5.3
Peran CAI ................................................................................................ 26
2.6 Model Pengembangan Sistem ......................................................................... 27 2.6.1
Pendekatan Struktural ............................................................................. 31
2.6.2
Context Diagram ..................................................................................... 32
xviii
2.6.3
Data Flow Diagram (DFD) .....................................................................32
2.6.4
Entity Relational Diagram (ERD) ...........................................................33
2.6.5
Database ..................................................................................................33
2.6.6
Pengujian .................................................................................................34
3 METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................................37 3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................37 3.2 Kerangka Penelitian .........................................................................................38 3.2.1
Studi Pustaka dan Kelayakan ..................................................................39
3.2.2
Pengumpulan Data ...................................................................................39
3.2.3
Analisis dan Desain Sistem OLP .............................................................40
3.3 Alat Pendukung Penelitian ..............................................................................43 3.4 Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................................44 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................45 4.1 Studi Pustaka dan Kelayakan ..........................................................................45 4.1.1
Identifikasi Masalah ................................................................................45
4.1.2
Aspek Organisasi .....................................................................................46
4.1.3
Aspek Teknologi .....................................................................................47
4.1.4
Aspek Ekonomis ......................................................................................48
4.1.5
Aspek Kebutuhan Pengguna....................................................................48
4.1.6
Batasan Pengguna ....................................................................................49
4.2 Pengumpulan Data...........................................................................................49 4.3 Analisis ............................................................................................................52 4.3.1
Analisis Architecture Vision ...................................................................52
4.3.2
Analisis Kebutuhan Pengguna .................................................................53
4.3.3
Analisis kebutuhan data ...........................................................................54
4.3.4
Online Lesson Plan..................................................................................65
4.3.5
Model Computer Assisted Instructional ..................................................65
4.3.6
Bagan Alir (Flowchart) OLP ...................................................................66
4.4 Desain ..............................................................................................................68
xix
4.4.1
Diagram Konteks .................................................................................... 68
4.4.2
Data Flow Diagram (DFD) .................................................................... 69
4.4.3
Entity Relation Diagram (ERD) ............................................................. 72
4.4.4
Desain Kamus Data ................................................................................. 74
4.4.5
Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design)........................... 74
4.4.6
Desain Fungsional Sistem ....................................................................... 76
4.4.7
Desain Masukan ...................................................................................... 78
4.4.8
Desain Arsitektur Global OLP ................................................................ 79
4.5 Implementasi ................................................................................................... 80 4.5.1
Implementasi database............................................................................ 80
4.5.2
Implementasi Sistem ............................................................................... 81
4.6 Pengujian ......................................................................................................... 88 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 91 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 91 5.2 Saran ................................................................................................................ 92 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 93 LAMPIRAN ................................................................................................................ 99
xxi
DAFTAR TABEL
Halaman 1 Standar global kompetensi guru menurut Danielson (1996).................................... 16 2 Mekanisme kerja pada kerangka penelitian ............................................................. 42 3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif ........................ 58 4 Daftar fungsional OLP ............................................................................................. 76 5 Halaman Masukan pada OLP................................................................................... 78 6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan .......................................................... 89
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1
Keterlibatan stakeholders dalam sistem pendidikan. ............................................. 2
2
Arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan sekolah. ........................... 11
3
Hirarki lesson plan. .............................................................................................. 13
4
Format baku lesson plan. ..................................................................................... 14
5
Model pembelajaran matematika sebagai salah satu komponen lesson plan. ..... 18
6
Hirarki model pembelajaran. ............................................................................... 20
7
Kedudukan model pembelajaran matematika di sekolah (Rohayati 2008).......... 20
8
Materi matematika di SMA sebagai salah satu komponen lesson plan. .............. 23
9
Perbedaan pilihan SDLC (Satzinger et al. 2007). ................................................ 28
10 Pendekatan SDLC dengan metode spiral (Satzinger et al. 2007)........................ 29 11 Pendekatan SDLC dengan metode waterfall (Satzinger et al. 2007). ................. 29 12 Diagram alir kerangka penelitian. ........................................................................ 38 13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM). .......................................... 51 14 Skema penentuan materi pembelajaran. .............................................................. 51 15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP. .............................................................. 54 16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA. .................................................... 56 17 Proses penyusunan lesson plan. ........................................................................... 62 18 Bentuk relasi fungsi dua himpunan...................................................................... 63 19 Bagan alir (flowchart) OLP. ................................................................................ 67 20 Diagram konteks OLP. ......................................................................................... 69 21 DFD level 1 pada OLP. ........................................................................................ 70 22 DFD level 2 permutakhiran (update) data. .......................................................... 71 23 ERD pada OLP. ................................................................................................... 73 24 Rancangan antarmuka sistem. .............................................................................. 75 25 Arsitektur global OLP. ......................................................................................... 80 26 Tampilan halaman register dan login OLP. ......................................................... 81 27 Tampilan halaman utama OLP. ........................................................................... 82
xxiv
28
Tampilan Menu halaman login atau register. ....................................................83
29
Tampilan halaman informasi asesmen. ..............................................................84
30
Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen). ...................................84
31
Tampilan halaman tutorial. ................................................................................85
32
Halaman tutorial dengan topik lesson plan. .......................................................86
33
Tampilan halaman informasi create lesson plan. ..............................................87
34
Tampilan halaman create lesson plan by owner. ...............................................87
35
Tampilan hasil cetak dalam format pdf. .............................................................88
36
Peran user pada penyusunan lesson plan. ..........................................................90
xxv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Data materi pembelajaran matematika SMA ......................................................... 101 2 Data model pembelajaran matematika ................................................................... 107 3 Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan ..................................................... 109 4 Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar121 5 Data metode pembelajaran matematika ................................................................. 125 6 Data pendekatan pembelajaran matematika ........................................................... 127 7 Aturan logika pada sistem OLP matematika.......................................................... 131 8 Kamus data sistem OLP matematika ..................................................................... 137 9 Implementasi database OLP matematika ............................................................... 141 10 Sistem navigasi pada OLP matematika ................................................................ 145 11 Pengujian sistem OLP matematika ...................................................................... 147
1
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan
teknologi,
telekomunikasi,
media,
dan
informatika
(TELEMATIKA) yang semakin cepat, telah berdampak nyata pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat pengguna dalam mencari atau bertukar informasi. Seiring dengan penggunaan TELEMATIKA yang berkembang dengan perjalanan waktu, berbagai aplikasi telah atau sedang dikembangkan untuk memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan (problem solving) di segala bidang. Persaingan yang terjadi di era globalisasi, menumbuhkan kompetisi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Fenomena globalisasi ini ditandai oleh kekuatan konvergensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semestinya menjadi faktor mendasar untuk ditransformasikan ke lembaga pendidikan. Pentingnya lembaga pendidikan membangun teknologi dan sistem informasi, mendukung untuk terwujudnya lingkungan pembelajaran yang dinamis, dengan cara memanfaatkan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, administrasi, serta interaksi dan kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat (Mukhtar & Iskandar 2010). Sejumlah pakar teknologi berperan mengembangkan sistem yang mampu mengatur, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menganalisis dan mengintegrasikan serta menampilkan berbagai informasi (data). Trend teknologi informasi dalam pengajaran dan pendidikan terkini banyak bermunculan sebagai suatu wahana komputer pendidikan seperti e-academic, e-learning, e-authoring and learning, e-finance, e-business, e-management, e-goverment dan e-commerce. Dunia pendidikan sebagai wadah tempat menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut untuk peka dan penyesuaian (adaptif) dengan perkembangan teknologi. Salah satu kebutuhan guru terhadap teknologi informasi di berbagai jenjang pendidikan yaitu dengan adanya sistem pendukung bagi guru dalam penyusunan lesson plan atau rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketersediaan sistem
2
Online Lesson Plan (OLP) dapat membantu kinerja guru sehingga peningkatan kompetensi guru diharapkan dapat terwujud. Kebutuhan akan sistem, muncul seiring dengan adanya tuntutan penguasaan materi pembelajaran maupun ilmu pedagogik (As‟ari 2006), guna peningkatan kompetensi guru (Unsyiah 2007). Upaya kebutuhan ini terus ditingkatkan melalui serangkaian kegiatan pendampingan dan pelatihan yang diberikan untuk guru oleh stakeholder pendidikan (akademisi atau pakar). Namun, hal ini masih belum merata diperoleh guru terutama menyangkut penyusunan lesson plan. Pemantauan dan evaluasi terhadap guru oleh institusi pendidikan juga masih terbatas dan kurang terbuka. Untuk itu keterlibatan stakeholder pendidikan sangat diperlukan agar dapat memberikan kontribusi yang memadai dalam meningkatkan kinerja profesionalitas guru (Gambar 1). Komite Sekolah/ Masyarakat Akademisi Pendidikan (LPTK/FKIP)
Kepala Sekolah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Stakeholders Institusi Pendidikan Pusat (LPMP)
Praktisi Pendidikan (Guru) Institusi Pendidikan Daerah (Dinas Pendidikan/MPD)
Gambar 1 Keterlibatan stakeholders dalam sistem pendidikan. Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Rusman 2010). Lesson plan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, melalui lesson plan yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, dan mata pelajaran.
3
Penyusunan lesson plan mata pelajaran terutama matematika di SMA menimbulkan banyak kendala baik pada proses maupun mekanismenya. Dalam hal ini stakeholder pendidikan kurang berperan dalam memberikan penyelesaian terhadap masalah tersebut. Berdasarkan penelusuran penulis dari hasil dokumen portofolio sertifikasi guru (Unsyiah 2009) dan wawancara dengan sejumlah guru di Aceh pada awal tahun 2011, diperoleh beberapa fakta terkait penyusunan lesson plan matematika di antaranya: a. Banyak guru yang belum mengetahui komponen penting dalam penyusunan lesson plan matematika, b. Tingkat
penguasaan
guru
matematika
terhadap
aspek
pembelajaran
matematika dan strategi pembelajaran masih rendah (Hidayat 2004), c. Sosialiasi terkait cara-cara atau metode pembuatan lesson plan yang baik belum dilaksanakan secara optimal, d. Ketidakteraturan dalam pembuatan lesson plan baik secara operasional dan sistematis, e. Evaluasi hasil pembuatan lesson plan tidak dilaksanakan secara maksimal, f. Kurangnya kedisiplinan waktu menyerahkan laporan lesson plan dalam setiap pertemuan, g. Kemudahan mendapatkan lesson plan matematika yang dikomersilkan oleh beberapa provider. h. Penyusunan lesson plan matematika masih dibuat secara manual dengan informasi yang terbatas. Sejauh ini sistem OLP matematika belum pernah dikembangkan di Indonesia dan ini menjadi perhatian utama penulis untuk membangun sistem tersebut. Berdasarkan penelusuran penulis di berbagai website universitas terkemuka, terdapat beberapa peneliti yang di antaranya telah merancang sistem penyusunan lesson plan untuk guru seperti yang dilakukan di Nanyang Technological University (Singapore), Massachusetts Institute of Technology (Amerika Serikat) dan University of Missouri (Columbia). Seperti halnya penelitian tentang studi kemunculan praktek guru dalam pengembangan lesson plan berbasis internet (Battle & Hawkins 1996), sistem lesson
4
plan berbasis web untuk spesifikasi pendidikan di Missouri (Wang & Lin 2002), rancangan dan evaluasi sistem penyusunan lesson plan berbasis web (Wang & Wedman 2003), dan sistem online lesson plan menggunakan model pembelajaran 5E (He & Wang 2008). Dengan adanya penelitian pendukung dari beberapa jurnal dan informasi permasalahan lokal, maka penulis sangat tertarik untuk mendalami dan merencanakan dalam merancang serta mengembangkan sistem OLP matematika berbasis computer assisted instructional (CAI). Sistem pengajaran berbantuan komputer (CAI) merupakan suatu bentuk pemanfaatan komputer sebagai alat bantu pembelajaran terutama dalam pembuatan lesson plan matematika. Oleh karena proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri menggunakan komputer. Hal ini didasarkan dan didukung kuat dari teori-teori pembelajaran terdahulu yang terus berkembang pesat seperti teori behavioristik, teori kognitif dan teori konstruktivis (Sudjana 1991). Di Indonesia, perkembangan CAI secara kuantitas maupun kualitas masih belum banyak mendapat perhatian (Surdjono & Utomo 1997). Dengan semakin meningkatnya jumlah kepemilikan komputer di beberapa lembaga pendidikan (untuk kota-kota besar) serta tuntutan kebutuhan, maka diperlukan pengembangan program pembelajaran secara interaktif baik online maupun offline. Kecenderungan inilah yang menjadi pemicu semangat dan motivasi bagi guru dalam membuat lesson plan matematika secara efektif dan efisien. Integrasi model CAI sangat bervariasi karena metode penyajian komputer berperan seperti pengajar dengan menerapkan beberapa model di dalamnya seperti tutorial, drill and practice, simulasi dan problem solving (Yahya & Humairo, 2010). 1.2
Perumusan Masalah Masalah penelitian yang telah dikemukakan pada latar belakang belum
dirumuskan secara spesifik atau belum operasional. Agar masalah tersebut dapat dipecahkan secara tepat seperti yang dikehendaki, maka perlu disajikan secara operasional sehingga menggambarkan pula pendekatan sistem yang akan digunakan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan sistem OLP matematika berbasis CAI.
5
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana mengembangkan OLP matematika berbasis CAI? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan
OLP matematika berbasis CAI. 1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. OLP matematika diharapkan mampu menjadi suatu alternatif model penyusunan lesson plan yang efektif. b. OLP matematika merupakan pilot project untuk dapat dikembangkan pada bidang studi dan jenjang pendidikan lainnya. c. OLP matematika dapat membantu kinerja guru dan sebagai tools dalam memberikan kemudahan penyusunan lesson plan matematika. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Pengembangan online lesson plan matematika berbasis CAI memiliki batasan
atau ruang lingkup yang harus dilakukan dengan cakupan sebagai berikut : a. Penyusunan lesson plan diujicoba pada mata pelajaran matematika untuk tingkat SMA. b. Komponen penyusunan lesson plan lebih menitikberatkan pada beberapa model pembelajaran kooperatif dalam matematika. c. Aspek pembelajaran matematika yang dipilih adalah aljabar. d. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam CAI disajikan menggunakan 2 model penyajian yaitu tutorial dan drill and practice (Yahya & Humairo, 2010).
6
7
II TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian dalam pengembangan Online Lesson Plan (OLP) matematika berbasis Computer Assisted Instructional (CAI) didasari pada beberapa konsep yang saling berkaitan, serta temuan hasil penelitian terdahulu yang melandasi penelitian ini. Uraian tersebut akan dijelaskan dalam bab ini. 2.1 Keterkaitan Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain terhadap sistem informasi penyusunan lesson plan menunjukkan adanya perbedaan dan keterbatasan area penelitian. Hal ini memungkinkan untuk dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah setempat serta penggunaan teknik komputasi tertentu. Penelitian tersebut di antaranya: a. Battle dan Hawkins (1996), melakukan penelitian dengan topik a study of emerging teacher practices in internet-based lesson plan development. Topik ini menjelaskan tentang dua aspek dari project pengembangan lesson plan berbasis internet yaitu Science On-Line (SOL) dan earth and space science for the clasroom. Dari hasil penelitian ini diperoleh 5 implikasi yakni relevansi pengembangan lesson plan pada internet, pengaruh langsung, penyesuaian materi internet bagi setiap guru, metodologi handal untuk partisipasi peneliti, dan konektivitas di dalam kelas. b. Wang dan Lin (2002), melakukan penelitian tentang Missouri-specific web-based lesson planning system. Topik ini menjelaskan bahwa pendekatan tradisional penyusunan lesson plan berbasis kertas sangatlah rumit dan akibatnya merugikan efektifitas dan efisiensi guru. Hasil penelitian ini meningkatkan kualitas guru dengan dua upaya penting yakni pada fase awal dapat mengembangkan, menerapkan dan menguji fungsi pilot project dari sistem dan fase akhir mendukung komunikasi melalui web dalam model lesson plan. c. Wang dan Wedman (2003) dengan penelitian designing and evaluating a webbased lesson planning system yang merupakan penelitian lanjutan dari Wang dan
8
Lin (2002). Hasil studi memberikan informasi penilaian sistem terhadap guru, sistem dapat menyimpan waktu, manfaat supervisi, komunikasi dengan orang tua dan administrasi sekolah serta perhatian dan kemungkinan sistem untuk ditingkatkan. d. He dan Wang (2008) dengan topik penelitian an online lesson planning system using the 5e instructional model. Tujuan penelitian ini berbagi pengalaman praktis dalam merancang sistem lesson plan yang berpusat pada siswa sehingga memberdayakan fakultas untuk mengembangkan, mencari, beradaptasi dan berbagi lesson plan dalam sistem tanpa inefisiensi dan inkonsitensi dalam menyiapkan lesson plan. 5E yang dimaksud yaitu engage, explore, explain, elaborate, dan evaluate. 2.2 Atmosfer Sistem Pendidikan Indonesia Kehidupan di abad 21 menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Bentuk perubahan-perubahan tersebut adalah: (i) perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalam pendidikan dan praktek berkewarganegaraan), dan (iii) perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan
kemanusiaan.
UNESCO
(1998)
menjelaskan
bahwa
untuk
melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tersebut, dipakai dua basis landasan berupa: a). empat pilar pendidikan: (i) learning to know, (ii) learning to do yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi ISCE (International Standard Classification of Education) dan ISCO (International Standard Classification of Occupation), dematerialisasi pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan jasa, dan bekerja di kegiatan ekonomi informal, (iii) learning to live together (with others), dan (iv) learning to be, serta b). belajar sepanjang hayat (learning throughout life). Perubahan mendasar pendidikan di Indonesia yang berlangsung saat ini, akan meletakkan kedudukan pendidikan sebagai: (i) lembaga pembelajaran formal dan sumber pengetahuan, (ii) pelaku, sarana dan wahana interaksi antara pendidikan
9
formal dengan perubahan pasaran kerja, (iii) lembaga pendidikan formal sebagai tempat pengembangan budaya dan pembelajaran terbuka untuk masyarakat, dan (iv) pelaku, sarana dan wahana kerjasama internasional (Balitbang 2003). Namun demikian, sistem pendidikan nasional kita sekarang ini masih mengedepankan pada pencapaian berbasis nilai bukan pada keterampilan (karakter) dan kompetensi. Sistem pendidikan yang baik didukung oleh beberapa unsur yang baik pula, antara lain : (1) organisasi yang sehat; (2) pengelolaan yang transparan dan akuntabel; (3) ketersediaan lesson plan dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja; (4) kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia di bidang akademik dan non akademik yang handal dan profesional; (5) ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas belajar yang memadai, serta lingkungan akademik yang kondusif (Ahmadi 1997). Dengan didukung kelima unsur tersebut, maka pendidikan akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat, serta mengarah pada ketercapaian masyarakat akademik yang professional. Dalam upaya mendukung sistem pendidikan nasional tersebut, penulis berupaya membangun satu teknologi komputer pendidikan dengan mengedepankan azas manfaat bagi kelangsungan pendidikan di Indonesia. Upaya ini dibutuhkan banyak tenaga dan ide agar teknologi dan sistem informasi penyusunan lesson plan matematika dapat terwujud. 2.3 Keberadaan Lesson Plan dalam Sistem Pendidikan Indonesia Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, karena kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Perubahan kurikulum di Indonesia dari waktu ke waktu senantiasa mengalami revisi yang bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang ideal dan optimal dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Dalam menunjang kesinambungan pendidikan yang berkualitas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang dibuat sebagai pedoman dan acuan yang diciptakan bagi peran praktisi pendidikan terutama
10
guru agar lebih profesional dalam pendidikan dan pengajaran. Hal ini mengacu pada landasan dan acuan penyusunan dan pengembangan KTSP dengan berprinsip pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), PP nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan PP nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Untuk menciptakan guru yang profesional, mereka dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi
profesional
(Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru). Peningkatan profesionalitas guru harus didukung oleh stakeholders seperti kepala sekolah dan pengawas/penilik sekolah (praktisi pendidikan), akademisi pendidikan (LPTK/FKIP di PTN/PTS), instansi pendidikan (Dinas Pendidikan, LPMP, MPD) dan masyarakat umum (komite sekolah) serta pemerintah. Pihak yang terlibat sebagai stakeholders mempunyai peran dan tangung jawab masing-masing, sehingga keterikatan satu sama lain saling berelasi dan berinteraksi dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Pada
pengelolaan
bertanggungjawab
untuk
pendidikan menghasilkan
sekolah,
stakeholder
pendidikan
yang
berperan
dan
berkualitas
dan
berkesinambungan, sehingga mekanisme yang dilakukan sesuai dengan kontribusi yang diberikan seperti aspek pendanaan, prasarana dan sarana, pengelolaan dan standardisasi, serta perawatan. Aspek ini penulis namakan dengan aspek 4P, dimana keluaran dari aspek ini terciptanya pendidikan dengan dua objek utama yaitu proses (berkenaan dengan efektifitas dan efisiensi) dan produk (berkenaan dengan kualitas dan kuantitas). Apabila kontribusi ini didukung dan diberikan dengan maksimal, maka akan berdampak positif terutama meningkatnya profesionalitas guru. Seluruh rangkaian dari peran stakeholder pendidikan dalam pengelolaan pendidikan, digambarkan penulis sebagai arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan sekolah (Gambar 2).
11
Proses (Efektif & Efisien)
PENDIDIKAN
Pengelolaan & Standarisasi
Ins ti t u (LP si Pe nd M P /M idik PD an )
Produk (kualitas & Kuantitas)
Perawatan
Pendanaan
) h ola kat Sek syara te m i Ma Ko Tua/ g an
(Or
O tah ) (PG rgani rin epag e RI/ sasi em /D ISP Ke i P ikan s I/K gur u tit ndid OB ua s n e I AR n P s - GB a n ) (Di Sarana & Prasarana
Akademisi Pendidikan (LPTK/FKIP)
Perangkat Sekolah (Kepsek, Guru, Siswa, Staf Adm.)
Gambar 2 Arsitektur model konseptual pengelolaan pendidikan sekolah. Perubahan dalam pola pendidikan dan pengajaran harus diawali dari guru sebagai agent of change. Perubahan yang dimaksud adalah kinerja guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran yang bersifat integratif menggunakan teknologi informasi dan tidak kaku dengan mengikuti aturan normatif yang bersifat konvensional. Penekanan dalam hal ini lebih terfokus yaitu pada proses penyusunan lesson plan matematika di sekolah. Lesson plan merupakan suatu arah dan tujuan (landasan) guru dalam mengajar sesuai dengan undang-undang (PP nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses). Selama ini, hasil uji kompetensi guru secara nasional tidak terungkap secara detail di media, hanya saja data kompetensi siswa yang dipublikasikan secara nasional. Sejumlah daerah di beberapa provinsi banyak mengungkap kelemahan dari kompetensi guru yang secara update dapat diperoleh di dinas pendidikan setempat. Berdasarkan paparan tersebut, maka sangat dibutuhkan suatu sistem yang membantu guru terutama dalam penyusunan lesson plan matematika, sehingga akan bermanfaat untuk meningkatkan peran dan kinerja guru dalam pembelajaran.
12
2.4 Lesson Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa lesson plan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun lesson plan secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Lesson plan adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup lesson plan paling luas mencakup satu KD yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Lesson plan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui lesson plan yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Lesson plan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata pelajaran. Perlunya lesson plan dimaksudkan untuk mencapai perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan asumsi sebagai berikut (Uno 2008): a) untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan lesson plan yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran, b) untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem (konvensional atau komputerisasi), c) lesson plan mengacu pada bagaimana siswa belajar dengan mandiri,
13
d) lesson plan harus mengacu pada tujuan dan diarahkan dengan kemudahan belajar e) lesson plan melibatkan variabel pembelajaran yakni variabel kondisi, variabel metode dan variabel hasil pembelajaran. Lesson plan disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Gambar 3). Guru merancang penggalan lesson plan untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen lesson plan terdiri atas tujuan pembelajaran, materi ajar, metode dan model pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Beberapa kriteria ini masih dibuat secara tradisional (manual letter) dengan mengisi format baku yang telah ditentukan oleh sebuah institusi. Oleh karenanya, perlu dirancang dalam bentuk sistem komputasi untuk mengoptimalkan kinerja seorang pengajar dalam menyusun lesson plan. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Silabus
Lesson Plan
Gambar 3 Hirarki lesson plan. Pendekatan sistem yang sangat dipengaruhi pada penyusunan lesson plan yakni dengan sistem perancangan berbasis lingkungan pendidikan, dimana diperlukan suatu aplikasi pendidikan (educational application) dalam format elektronik melalui CD ROM atau internet untuk menunjang kebutuhan pengajar secara optimal. Pembuatan aplikasi penyusunan lesson plan secara elektronik memberikan kesempatan yang luas kepada pengajar dalam meningkatkan inovasi dan kreatifitas pembelajaran (Mai and Neo, 1998).
14
Ketentuan format (template) baku penyusunan lesson plan matematika telah dicantumkan dalam berbagai penjelasan KTSP. Namun format baku terkadang tidak bersifat umum, karena setiap guru hanya berpegang pada Buku Pegangan Guru (BPG) dari setiap penerbit buku ajar matematika. Berikut ini format baku lesson plan matematika yang penulis ambil dalam penjelasan KTSP (Gambar 4).
Gambar 4 Format baku lesson plan. 2.4.1 Lesson Plan terhadap Kompetensi Guru Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu dikembangkan
15
sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi guru merupakan tingkat kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban
dan
tanggungjawab
dalam
proses
pembelajaran.
Kompetensi guru merupakan salah satu aspek penilaian terhadap kinerja guru, sehingga dapat terampil dan profesional dalam bekerja. Klasifikasi keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan membuat lesson plan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Pembuatan lesson plan oleh guru, tidak hanya sekedar merencanakan aktivitas pembelajaran saja. Namun lesson plan harus dapat mengakomodir secara lengkap dan sistematis pembelajaran, di antaranya baik interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi
untuk
berpartisipasi
aktif,
kreatif,
mandiri
dan
berkesinambungan. Dengan demikian, pembuatan lesson plan sangat erat kaitannya dengan tingkat kompetensi guru. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang. Menurut Lefrancois (1995) kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Jadi secara lengkap kompetensi diartikan sebagai satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Yuhetty & Miarso 2008).
16
Menurut Danielson (1996), standar kompetensi guru ditentukan dalam tiga fase yang merupakan suatu kontinum dalam praktek pembelajaran. Secara lengkap ketiga fase tersebut dikemukakan dalam Tabel 1. Fase tersebut bukan merupakan sesuatu yang dinamik dan bukan merupakan suatu bentuk penjenjangan atau lama waktu bertugas. Misalnya seorang guru yang baru bertugas, mampu menunjukkan kompetensinya dalam bebarapa indikator dalam setiap fase. Berdasarkan hal itu guru tersebut dapat menentukan sendiri kompetensi apa yang belum dikuasai, baik pada fase pertama, kedua maupun ketiga, dan kemudian berusaha untuk dapat melaksanakan kompetensi dengan berbagai cara yang dimungkinkan. Kerangka standar kompetensi guru di berbagai negara telah diatur sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan negara tersebut, sehingga akhirnya lisensi yang dikeluarkan berhak untuk diberikan kepada guru dan dievaluasi setiap waktunya (Danielson 1996). Berikut ini gambaran kerangka standar kompetensi guru secara global berdasarkan konsultasi komprehensif dengan berbagai pihak termasuk guru, organisasi profesi, lembaga pendidikan tinggi dan para pemangku kepentingan lain. Tabel 1 Standar global kompetensi guru menurut Danielson (1996) Fase
Fase pertama
Fase kedua
Fase ketiga
Standar Kompetensi Guru 1. Melibatkan siswa dalam pengalaman belajar yang bertujuan dan bermakna, 2. Memonitor, menilai, merekam dan melaporkan hasil belajar siswa, 3. Melakukan refleksi kritis dari pengalaman profesionalnya agar dapat meningkatkan efektivitas profesi, 4. Berpartisi dalam kebijakan kurikulum dan program kerjasama, 5. Membangun kemitraan dengan siswa, sejawat, orangtua, dan pihak lain yang membantu. 1. Memperhatikan gaya belajar dan kebutuhan siswa yang beragam dengan menerapkan berbagai bentuk strategi pembelajaran, 2. Menerapkan sistem penilaian dan pelaporan yang komprehensif mengenai pencapaian hasil belajar siswa, 3. Membantu berkembangnya masyarakat belajar, 4. Memberikan dukungan dalam kebijakan kurikulum dan program kerjasama, 5. Membantu belajar siswa melalui kemitraan dan kerjasama dengan dengan warga sekolah. 1. Menggunakan strategi dan teknik pembelajaran sesuai kebutuhan individual siswa maupun kelompok secara responsif dan inklusif,
17
Fase
Standar Kompetensi Guru 2. Menggunakan strategi penilaian dan pelaporan dengan konsisten secara responsif dan inklusif, 3. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan belajar profesional yang mendukung berkembangnya masyarakat belajar, 4. Menunjukkan kepemimpinan dalam berbagai proses pengembangan sekolah termasuk perencanaan dan kebijakan kurikulum, 5. Membangun kerjasama dalam lingkungan komunitas sekolah.
2.4.2
Model Pembelajaran dalam Lesson Plan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan
siswa, baik interaksi langsung seperti kegiatan tatap muka, maupun interaksi tidak langsung seperti menggunakan berbagai media. Berdasarkan hasil penelitian para ahli mengungkapkan bahwa proses interaksi antara guru dengan siswa dikaitkan dalam pembelajaran merupakan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk lesson plan dalam jangka panjang, merancang dan membimbing pembelajaran di dalam kelas (Rusman 2010). Model pembelajaran matematika didefinisikan sebagai suatu bentuk pola aktifitas yang merupakan dasar pijakan guru mengorganisir kegiatan belajar mengajar (KBM) matematika. Model juga dikatakan sebagai konsep dasar pengembangan KBM karena model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menuntun guru menetapkan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran yang sistematis, petunjuk mengorganisir KBM, meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat mengantarkan aktifitas siswa aktif terlibat secara optimal. Model merupakan caracara mengoperasikan suatu kegiatan pembelajaran. Dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar dikenal beberapa macam model pembelajaran yang menjadi salah satu komponen dalam lesson plan. Model-model pembelajaran dalam matematika dapat dilihat pada Gambar 5.
18
Model-model Pembelajaran Matematika SMA
1. STAD Model
16. Drills Model
21. CTL Model
36. APOS Model
2. Jigsaw Model
a. CAI Model
22. PBI Model
37. RME Model
3. Group Investigation Model
b. ICAI Model
23. Model Pembelajaran Tematik
38. Quantum Learning Model
4. TGT Model
c. CAL Model
24. Direct Instruction Model
39. Role Playing Model
5. TPS Model
d. CAPA Model
25. Conceptual Change Model
40. Problem Posing Model
6. NHT Model
e. ITS Model
26. SAVI Model
41. Open Ended Model
27. Reciprocal Learning Model
42. Cycle Learning Model
28. Mind Mapping Model
43. Group Processes Model
29. Two Stay Two Stray (TS-TS) Model
44. Discovery Model
10. Picture and Picture Model
30. Think Talk Write (TTW) Model
45. Spiral Model
11. CRH Model
31. Team Assisted Individualy Model
46. Theorem Proving Model
32. IMPROVE Model
47. Problem Solving Model
13. Snowball Throwing Model
33. CORE Model
48. Laboratory Model
14. Partner Switch Model
34. Time Token Model
49. Van Hiele Model
15. Word Square Model
35. Scramble Model
50. Student Facilitator and Explaining Model
7. CIRC Model
17. Tutorial Model
18. Simulation Model
8. Take and Give Model
19. Instructional games Model
9. Example non Example Model
20. Computer Augmented Model
Computer base Instructional Model
12. Talking Stick Model
Cooperative Learning Model
18
Gambar 5 Model pembelajaran matematika sebagai salah satu komponen lesson plan.
19
2.4.3
Metode Pembelajaran dalam Lesson Plan Inti dari lesson plan adalah menetapkan strategi pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama lesson plan adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel pembelajaran. Pemilihan strategi seperti metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancangan pembelajaran mempunyai informasi. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kedudukan metode pembelajaran dalam lesson plan diantaranya (Rohayati 2008): a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik b. Metode sebagai strategi pengajaran c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Dalam memilih metode pembelajaran, syarat-syarat utama yang harus diperhatikan diantaranya: a. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah belajar peserta didik. b. Metode yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian anak didik. c. Metode mengajar digunakan harus dapat memberikan kesempatan untuk mewujudkan hasil karya. d. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan anak didik untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi. e. Metode
mengajar
yang
dipergunakan
harus
dapat
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap utama dalam kehidupan sehari-hari (Ahmadi 1997).
20
Model pembelajaran mencakup: strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran Ini dapat dilihat berdasarkan hirarki model pembelajaran (Gambar 6) dan kedudukan model pembelajaran (Gambar 7). Keseluruhan bagian ini merupakan cakupan dalam metodologi mengajar. Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri atas pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Model Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran (student or teacher centered)
Strategi Pembelajaran (exposition-discovery learning or group-individual learning)
Metode Pembelajaran (ceramah, diskusi, simulasi, dsb)
Teknik dan Taktik Pembelajaran (spesifik, individual, unik) Model Pembelajaran
Gambar 6 Hirarki model pembelajaran.
Model
Strategi
Pendekatan Metode
Teknik
Gambar 7 Kedudukan model pembelajaran matematika di sekolah (Rohayati 2008).
21
2.4.4
Lesson Plan Matematika Materi ajar matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin serta pengembangan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskret. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, pada bagian lampiran disebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran matematika pada sekolah menengah adalah:
Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem bilangan dan teori bilangan.
Menggunakan pengukuran dan penaksiran.
Menggunakan logika matematika.
Menggunakan konsep-konsep geometri.
Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang.
Menggunakan pola dan fungsi.
Menggunakan konsep-konsep aljabar.
Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik.
Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit.
Menggunakan trigonometri.
Menggunakan vektor dan matriks.
Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika.
Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak komputer, model matematika, dan model statistika. Matematika merupakan sarana komunikasi sains tentang pola-pola yang
berguna untuk melatih cara berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, hampir semua negara menempatkan Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang penting bagi pencapaian kemajuan negara bersangkutan. Di samping itu, mata
22
pelajaran
Matematika
membekali
peserta
didik
kemampuan
bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik. Dalam mengelola suatu kegiatan belajarmengajar, berbagai materi ajar matematika di sekolah khususnya tingkat menengah disajikan pada Gambar 8.
23
Materi Ajar Matematika (MAM) SMA
Aljabar & Aritmatika Pangkat, Akar dan Logaritma (I/1) Fungsi, Fungsi Kuadrat, Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat (I/1)
Logika
Pernyataan Majemuk & Pernyataan Berkuantor (I/2)
Kalkulus
Konsep Limit Fungsi & Turunan Fungsi (II/2)
Geometri Kedudukan, Jarak, Besar Sudut dalam Ruang Dimensi Tiga (I/2)
Trigonometri
Perbandingan, Fungsi, Persamaan & Identitas Trigonometri (I/1)
Konsep Integral (III/1) Rumus Trigonometri & Penggunaannya (II/1)
Persamaan Linear & Pertidaksamaan Satu Variabel (I/1) Persamaan Lingkaran & Garis Singgung (II/1) Aturan Suku Banyak (II/2) Komposisi dua Fungsi & Invers suatu Fungsi (II/2) Masalah Program Linear (III/1) Konsep Matriks, Vektor & Transformasi (III/1) Konsep Barisan dan Deret (III/2) Fungsi Eksponen & Logaritma (III/2)
23
Gambar 8 Materi matematika di SMA sebagai salah satu komponen lesson plan.
Statistik & Peluang Aturan Statistika, kaidah Pencacahan, Sifat2 Peluang (II/1)
24
2.5 Computer Assisted Instructional 2.5.1 Pengembangan CAI Computer Assisted Instructional (CAI) sebagai suatu teknologi terapan dengan kecerdasan buatan untuk bidang pendidikan. Pada beberapa dekade terakhir penetrasi komputer pada dasarnya mempengaruhi arsitektur dari pembelajaran cerdas melalui sebuah sistem. Hal ini dimodifikasi untuk menandai sistem perangkat lunak yang canggih dengan berbagai atribut. CAI dalam upaya menciptakan pengajar komputerisasi yang membentuk teknik pengajaran yang sesuai untuk pola pembelajaran guru/siswa (individual maupun klasikal) merupakan generasi lanjutan Intelligent Computer Aided Instruction (ICAI) (Prentzas et al. 2002) dan telah banyak diimplementasikan serta di kembangkan melalui web (Turban et al 2005). CAI atau pengajaran berbantuan komputer (PBK) didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi komputasi multimedia yang diterapkan pada bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) dan serangkaian kegiatan pendidikan dan pembelajaran menggunakan media komputer. Beberapa nama lain CAI seperti web based learning, online learning, computer-based training/learning, distance learning, dan e-learning. Di sisi lain, CAI disebut sebagai courseware yang merupakan perangkat lunak komputer yang dirancang untuk menciptakan lingkungan pengajaran yang bertujuan untuk mempermudah proses belajar (Jonassen 1988). Sistem CAI yang terkenal di Amerika Serikat diantaranya adalah PLATO yang dikembangkan pada tahun 1960 di Universitas Illinois dan TICCIT (Time-shared Interactive Computer Controlled Information Television) tahun 1971 oleh perusahaan MITRE (Budiarjo 1991). Pada perkembangannya, CAI tampaknya lebih banyak digunakan di dunia bisnis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2002) diketahui bahwa sekitar 42% dari 671 perusahaan di dunia telah menerapkan program pembelajaran elektronik dan sekitar 12% lainnya berada pada tahap persiapan/perencanaan. Di samping itu, Lewis (2002) mengatakan sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional di Amerika mengandalkan berbagai bentuk pembelajaran elektronik, baik untuk mengajarkan para mahasiswanya maupun untuk kepentingan komunikasi
25
antara sesama dosen. Kemajuan yang demikian ini sangat ditentukan oleh sikap positif masyarakat pada umumnya, dan khususnya perguruan tinggi (akademisi), peserta didik (siswa), dan tenaga kependidikan (guru) terhadap penggunaan teknologi komputer dan internet. Sikap positif masyarakat yang telah berkembang terhadap teknologi komputer dan internet tampak dari semakin banyaknya jumlah pengguna dan penyedia jasa internet. Penelitian
ekperimen
lainnya
tentang
CAI
telah
dilakukan
untuk
mengevaluasi efektifitas berbagai program CAI. Berbagai hasil penelitian cenderung menyimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan CAI akan lebih meningkatkan prestasi belajar dibanding dengan model pengajaran lainnya (Hwang 1989; Chuang 1991; Nejad 1992). Dan jika dibandingkan dengan pendekatan pengajaran tradisional, CAI relatif lebih efektif dan efisien (Bright 1983) karena pengguna akan belajar lebih cepat dalam menguasai materi pelajaran dan mengingat lebih banyak dari apa yang telah dipelajari. Kulik et al. (1990) dalam studi meta-analisisnya terhadap pengkajian efektifitas CAI selama 25 tahun mengungkapkan bahwa terdapat nilai positif dan manfaat yang besar dari penggunaan dengan model CAI bagi peserta didik. Begitu juga yang dilakukan oleh Surjono (1994, 1999) dalam pemanfaatan program CAI pada bidang elektronika. 2.5.2
Konsep Dasar CAI Komputer di bidang pendidikan pada dasarnya dibedakan menjadi dua hal,
yakni pengajaran tentang komputer dan pengajaran dengan komputer. Pengajaran tentang komputer merupakan pengajaran terbatas (local learning) meliputi software, hardware, dataware, netware, courseware dan brainware, sedangkan pengajaran dengan komputer merupakan alat pembelajaran dengan ruang lingkup yang sangat luas (global learning) seperti CAI dan ITS. Umumnya istilah CAI terfokus pada software pendidikan yang dapat diakses melalui komputer dimana pengguna dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada pengguna baik berupa informasi maupun latihan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar CAI terhadap
26
materi pembelajaran yang disajikan melalui berbagai metode di antaranya: drill and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan problem solving (Heinich et al 1993). Agar metode yang diberikan mencapai hasil maksimal, maka selanjutnya diberikan beberapa aspek penguatan seperti: umpan balik, percabangan, penilaian, monitoring kemajuan, petunjuk, dan tampilan (Simonson & Thompson 1994). Dalam aktivitasnya, CAI harus meliputi beberapa tahapan, di antaranya (Gagne et al. 1981): informasi (materi pelajaran) harus diberikan atau ketrampilan (skill) diberikan model, (2) anak didik harus diarahkan, (3) anak didik diberi latihan-latihan, dan (4) pencapaian belajar anak didik harus dinilai. 2.5.3 Peran CAI Umumnya komputer digunakan sebagai alat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam hal ini, CAI memiliki peran yang lebih luas yang diklasifikasikan dalam bidang pendidikan sebagai pengajar (tutor), alat (tool), dan pelajar (tutee) (Taylor, 1990). Pemahaman tentang peran komputer dalam pendidikan dapat dijelaskan berikut: a. Komputer sebagai pengajar. Hal ini dimaksudkan bahwa peran komputer secara umum digunakan dalam menyampaikan program pendidikan dan pembelajaran (lesson plan) secara online ataupun offline. Penyampaian bersifat tutorial dimana tingkat perkembangan interaksi antara pengguna dengan sistem dapat dikondisikan dengan pengaturan yang optimal. b. Komputer sebagai alat. Komputer berperan membantu pengguna untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan tingkat akurasi kinerja secara cepat, efektif dan efisien. Komputer sebagai alat didukung oleh komponen database dan pengolahan data yang maksimum. Saat ini komputer yang digunakan sebagai alat aplikasi administratif di antaranya sistem penyusunan lesson plan, sistem modul pakar, sistem modul evaluasi dan sistem informasi aplikasi pendidikan (SIAP) online.
27
c. Komputer sebagai pengajar. Peran ini bertujuan untuk mengedalikan komputer dalam setiap menerima instruksi atau perintah dalam melakukan pekerjaan. Hal ini sangat didukung dengan fasilitas bahasa pemograman yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi. 2.6
Model Pengembangan Sistem Penggunaan sistem bagi perusahaan memiliki peranan yang penting antara
lain menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi (O‟Brien & Marakas 2009). Karakteristik utama penggunaan sistem didukung oleh suatu model pengembangan sistem dimana model merupakan representasi atau abstraksi sederhana dari realitas. Model ini digunakan dalam rangka mengembangkan deskripsi yang lebih presisi terhadap aktivitas-aktivitas dalam siklus hidup sistem. Model
pengembangan
sistem
yang
efektif
menyediakan
petunjuk
pengembangan sistem berkualitas yang efisien. Model pengembangan ini menangkap dan memberikan praktek-praktek terbaik dari yang telah ada. Konsekuensinya, model pengembangan tersebut mereduksi resiko dan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi proyek pengembangan sehingga mampu untuk berevolusi (Hariyanto 2004). Terdapat beragam model pengembangan sistem yang telah banyak diusulkan oleh beberapa pakar dan ada di antaranya sangat banyak digunakan. Menurut Sommerville (2006) ada empat model pengembangan sistem seperti: model pengembangan waterfall, prototyping (evolusioner), formal dan perakitan komponenkomponen guna ulang (reusable components). Di sisi lain Pressman (2001) memberikan tujuh model pengembangan sistem yakni: linear sequential model, prototyping model, rapid application development model, evolutionary software process model, components based development, formal method model, dan 4th generation technique paradigm.
28
Model-model tersebut merupakan model pengembangan dasar yang dapat diadaptasi untuk digunakan spesifik pada proyek pengembangan perangkat lunak yang dilakukan. Biasanya model pengembangan ini adalah kombinasi dari modelmodel tersebut, namun bisa saja menjadi suatu model baru seperti rational unified development process, three amigos, dan catalyst. Model pengembangan ini bukanlah suatu harga mati, bahkan kita harus menyesuaikan model pengembangan sesuai yang kita perlukan. Salah satu kunci konsep pengembangan sistem adalah siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle - SDLC). SDLC adalah keseluruhan proses membangun, menyebarkan, menggunakan dan memperbaharui sistem atau diistilahkan sebagai penyediaan kerangka kerja (framework) untuk mengelola keseluruhan proses pengembangan sistem. (Satzinger et al. 2007). Ada dua pendekatan utama dalam SDLC yaitu (Gambar 9) : pertama pendekatan prediktif (predictive approach) yaitu pendekatan SDLC yang mengasumsikan proyek pembangunan dapat direncanakan dan diatur di awal dan kemudian sistem baru dapat dikembangkan sesuai dengan rencana, dan kedua pendekatan adaptiv (adaptive approach) yaitu suatu pendekatan SDLC yang lebih fleksibel, dengan asumsi bahwa proyek tidak dapat direncanakan keluar sepenuhnya di awal tetapi harus diubah seperti yang kondisi berlangsung.
Pilihan SDLC bervariasi tergantung pada proyek Predictive SDLC
Persyaratan dipahami dengan baik dan didefinisikan dengan baik, risiko teknis rendah.
Adaptive SDLC
Persyaratan dan kebutuhan tidak pasti, risiko teknis tinggi
Gambar 9 Perbedaan pilihan SDLC (Satzinger et al. 2007). Berdasarkan Gambar 10, pendekatan SDLC yang terjauh ke kiri untuk skala prediktif disebut metode waterfall. Metode waterfall merupakan pendekatan SDLC yang mengasumsikan berbagai tahapan pekerjaan yang dapat diselesaikan secara berurutan, dimana satu tahap membawa (turun) ke tahap berikutnya. Pendekatan
29
SDLC yang terjauh ke kanan untuk skala adaptif disebut metode spiral. Metode spiral adalah suatu pendekatan SDLC yang adaptif dengan siklus yang berulangulang melalui kegiatan pengembangan hingga proyek sempurna diselesaikan (Gambar 10). Kedua metode ini banyak diadopsi oleh berbagai pakar dengan memodifikasi tahapan dan tergantung pada kebutuhan, seperti SDLC model Pressman (2001), model O‟Brien (2005), model Sommerville (2006), dan model Satzinger et al. (2007). Berikut model pengembangan SDLC pada kedua metode yakni waterfall dan spiral.
Gambar 10 Pendekatan SDLC dengan metode spiral (Satzinger et al. 2007).
Gambar 11 Pendekatan SDLC dengan metode waterfall (Satzinger et al. 2007).
30
Pada metode waterfall (Gambar 11), tahapan SDLC untuk setiap aktivitasnya dapat diuraikan secara detail mulai dari tahap perencanaan, analisis, rancangan, implementasi, dan dukungan. a. Tahap Perencanaan (project planning) Tujuan utama dari tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi lingkup sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak, mengalokasikan waktu kerja, merencanakan sumber daya, dan menentukan jumlah staf kerja serta biaya yang diperlukan. Tahap ini menjadi prioritas utama untuk memutuskan perlu atau tidaknya pembangunan dan pengembangan sistem informasi. Kegiatan yang paling penting dari tahap perencanaan adalah dapat mendefinisikan secara tepat solusi masalah bisnis dan ruang lingkup yang dibutuhkan. Pada tahapan ini, dapat diketahui semua fungsi atau proses yang akan termasuk dalam sistem. Namun sangatlah penting untuk mengidentifikasi penggunaan utama dan mengatasi masalah bisnis dari sistem baru tersebut. Studi kelayakan dilakukan sebagai evaluasi alternatif sistem dan kemudian ditawarkan untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya. Studi kelayakan sistem dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu kelayakan organisasi, kelayakan ekonomis, kelayakan teknis dan waktu serta kelayakan operasional. b. Tahap Analisis (analysis) Tujuan utama dari tahap analisis adalah memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan menentukan pemrosesan sistem baru. Analisis pada dasarnya merupakan proses penemuan. Kata kunci yang mendorong kegiatan selama analisis adalah penemuan dan pemahaman. Enam kegiatan utama yang dianggap sebagai bagian dari fase ini di antaranya: mengumpulkan informasi, menentukan kebutuhan sistem, membangun prototipe dari penemuan berdasarkan kebutuhan, analisis sistem requirement (input, output, proses, storage, dan kontrol). c. Tahap Rancangan (design) Tujuan utama dari tahap desain untuk merancang sistem solusi berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dan pengambilan keputusan yang dibuat selama analisis. Tujuh kegiatan utama yang harus dilengkapi pada tahap desain: merancang dan
31
mengintegrasikan jaringan, merancang arsitektur aplikasi, merancang antar muka pengguna, merancang antar muka sistem, merancang dan mengintegrasikan database, merancang prototipe, merancang dan mengintegrasikan sistem kontrol. d. Tahap Implementasi (implementation) Tujuan dari tahap ini tidak hanya dapat menghasilkan suatu sistem handal yang berfungsi penuh, tetapi juga memastikan bahwa pengguna telah mampu menggunakan sistem sesuai dengan kebutuhan. Aktivitas dalam kegitan ini di antaranya: membangun komponen perangkat lunak, memverifikasi dan menguji, mengonversi data, melatih pengguna dan dokumen sistem, dan menginstall sistem. e. Tahap Dukungan (support) Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjaga sistem berjalan produktif selama masa waktu hidup sistem. Dukungan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem dalam hal memperbaiki kesalahan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, menjaga kemutakhiran sistem, dan meningkatkan sistem sebagai saran yang nantinya diteruskan kepada spesialis informasi untuk memodifikasi sistem. 2.6.1
Pendekatan Struktural Pendekatan tradisional yang mencakup banyak variasi berdasarkan teknik
yang digunakan dengan mengembangkan sistem pada pemrograman terstruktur dan modular. Pendekatan ini sering disebut sebagai pengembangan sistem terstruktur. Sebuah perbaikan dengan pengembangan terstruktur disebut rekayasa informasi sebagai variasi yang sangat populer. Konsep pendekatan terstruktur bukan merupakan konsep yang baru. Teknik perakitan di perusahaan dan perancangan sirkuit untuk alat-alat elektronik adalah dua contoh dari konsep ini yang banyak digunakan di industri-industri. Konsep ini memang relatif masih baru digunakan dalam mengembangkan sistem informasi untuk dihasilkan produk sistem yang memuaskan pemakainya. Melalui pendekatan terstruktur,
permasalahan-permasalahan
yang
komplek
di
organisasi
dapat
dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya,
32
sesuai dengan anggaran biaya pengembangannya, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan). Salah satu tools dan teknik dalam pengembangan sistem terstruktur adalah menggunakan DFD (Data Flow Diagram). 2.6.2 Context Diagram Model context diagram menjabarkan tentang aktor-aktor yang terlibat dalam konteks dan dinamika informasi yang terjadi antar aktor-aktor tersebut. Pada model ini tergambar organisasi yang saling terkait, dan dengan siapa saja organisasi ini berhubungan secara sistem. Kemudian hubungan itu dirinci dalam soal apa saja informasi dan sifat informasinya. Model ini kemudian menjadi peta tentang alur informasi di seputar organisasi tersebut, karena pihak-pihak yang digambarkan adalah pihak luar organisasi maka pada tahap pertama yang dihasilkan adalah analisis eksternal. Namun demikian, dari yang eksternal dapat dibangun model yang sama untuk versi internal. Context diagram dapat dibuat berjenjang mulai dari yang paling umum sampai yang paling terperinci. Salah satu bentuk turunan diagram yang lebih terperinci dari context diagram, adalah DFD. 2.6.3 Data Flow Diagram (DFD) DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. Menurut Yourdan dan DeMarco serta Gene dan Serson, DFD terdiri atas empat komponen yaitu: terminator, proses, data store, dan alur data (data flow). Komponen terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Terdapat dua jenis terminator yaitu: terminator sumber (source) yang merupakan terminator yang menjadi sumber, dan terminator tujuan (sink) yang merupakan terminator yang menjadi tujuan data/informasi sistem. Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi output. Ada empat kemungkinan
33
yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output yaitu: model one to one, model one to many, model many to one, dan model many to many. Komponen data store digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya “mahasiswa”. Suatu data store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Selanjutnya untuk alur data (data flow) digambarkan dengan anak panah, yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya. Alur data juga dapat merepresentasikan data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer. Ada empat konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu : a) konsep paket data (packets of data), b) konsep alur data menyebar (diverging data flow), c) konsep alur data mengumpul (converging data flow), dan d) konsep sumber atau tujuan alur data. 2.6.4
Entity Relational Diagram (ERD) ERD merupakan model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disimpan dalam sistem secara abstrak. ERD berupa model data konseptual, yang merepresentasikan data dalam suatu organisasi. ERD menekankan pada struktur dan relationship data, berbeda dengan DFD yang merupakan model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan sistem. Komponen dalam ERD terdiri atas: entitas, relasi, atribut kardinalitas, dan modalitas. 2.6.5
Database Database didefinisikan sebagai himpunan atau kumpulan kelompok data yang
saling berhubungan (berelasi) yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik (Elmasri et al. 2001). Data merupakan fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain, yang dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau simbol). Database bertujuan untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali. Untuk mencapai tujuan, syarat sebuah database yang baik adalah: a) adanya redundansi dan inkonsistensi data, b) kesulitan pengaksesan data, dan c) multiple user. Beberapa manfaat dalam database di
34
antaranya: kecepatan dan kemudahan (speed), kebersamaan pemakai, pemusatan control data, efesiensi ruang penyimpanan (space), keakuratan (accuracy), ketersediaan (availability), keamanan (security), kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru, pemakaian secara langsung, kebebasan data (data independence), dan user view (Connoly et al. 2001). 2.6.6 Pengujian Pengujian merupakan proses pemeriksaan atau evaluasi sistem atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan atau mengidentifikasi perbedaanperbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Haryanto 2004). Pengujian meliputi tiga konsep berikut yakni: a. Demontrasi validitas software pada masing-masing tahap di siklus pengembangan sistem. b. Penentuan validitas sistem akhir dikaitkan dengan kebutuhan pemakai. c. Pemeriksaan perilaku sistem dengan mengeksekusi sistem pada data sample pengujian. Pada pengujian terdapat berbagai macam kesalahan yang dapat berupa: kesalahan fungsionalitas (dimana program berbeda dibandingkan dengan yang dikehendaki), kesalahan kehilangan (dimana fungsionalitas yang diperlukan tidak ada), atau kesalahan yang memanifestasi dengan penghentian program. Sasaran pengujian sebagai penemuan semaksimum mungkin kesalahan dengan usaha yang dapat dikelola pada rentang waktu realistik. Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logika sistem yaitu: black box testing dan white box testing. Namun strategi pengujian lainnya dapat berupa arah pengujian yakni pengujian top down dan pengujian bottom down (Connoly et al. 2001). Konsep black box digunakan untuk merepresentasikan sistem dengan cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Dalam black box, item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang diketahui apa yang masuk dan apa yang keluar dari black box. Teknik pengujian konvensional yang termasuk pada black box testing adalah sebagai berikut: graph
35
based testing, equivalence partitioning, comparison testing, dan orthogonal array testing. Black box testing berfokus pada persyaratan fungsional software, sehingga black box testing memungkinkan perekayasa software mendapatkan serangkaian input yang sepenuhnya menggunakan persyaratan fungsional untuk suatu program. Pressman (2001) telah berusaha menemukan kesalahan dengan black box testing di antaranya: a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, b. Kesalahan interface, c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, d. Kesalahan kinerja, a. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
36
37
III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Dukungan terhadap pembangunan Online Lesson Plan (OLP) matematika
bagi lingkungan sekolah merupakan suatu kebutuhan penting untuk membantu kinerja guru terutama guru matematika SMA. Kebutuhan yang dimaksud adalah adanya
informasi
dan
pengetahuan
tentang
profesionalitas
guru,
strategi
pembelajaran, desain lesson plan, dan uji kompetensi guru. Untuk memperoleh kebutuhan ini, maka dibangun suatu sistem yang mampu berinteraksi dengan mudah dan tidak membutuhkan biaya besar bagi penggunanya. Perancangan dan pembangunan sistem ini, penulis namakan OLP matematika. Upaya pembangunan OLP matematika menjadi suatu terobosan dalam merespon kebutuhan guru. Bisnis proses seperti ini akan menguntungkan semua stakeholder terutama guru-guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan karena mereka akan terhubung secara langsung melalui teknologi informasi. Setiap guru yang ingin membuat lesson plan menggunakan OLP, terlebih dahulu akan diuji tingkat pemahaman mereka (melalui asesmen dan evaluasi) dan di dalamnya terdapat tutorial pengetahuan (terutama dalam komponen penyusunan lesson plan), serta sistem dapat memberikan rekomendasi pada guru dalam menyusun lesson plan matematika. Harapannya dengan sistem ini stakeholders dapat memantau dan memberikan masukan terhadap kinerja guru, serta guru akan lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerjanya. Pembangunan OLP ini memanfaatkan internet sebagai sarana pendukung dan fasilitas web yang memungkinkan informasi dapat diakses oleh banyak guru. Dengan adanya fasilitas internet tersebut, pengguna dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang diperlukan serta dapat menyusun lesson plan matematika secara optimal sesuai kebutuhan pengguna. Sistem OLP matematika yang dibangun merupakan suatu pilot project bagi pengembangan OLP dalam semua bidang pendidikan baik ilmu sosial dan ilmu eksakta lainnya.
38
3.2
Kerangka Penelitian Pengembangan sistem OLP secara keseluruhan harus melalui beberapa
tahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, dan dukungan terhadap sistem. Keluaran dari perencanaan sistem dihasilkan persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Analisis dan perancangan sistem menghasilkan spesifikasi perancangan logik dan teknis. Implementasi sistem menghasilkan perangkat lunak yang dapat digunakan, serta dukungan terhadap sistem dihasilkan aplikasi yang sudah teruji dan siap dioperasionalkan sesuai rekomendasi (Priyono & Harun, 2003). Pada penelitian ini, tahapan yang dilakukan berdasarkan kerangka penelitian dapat dilihat dalam bentuk diagram alir (Gambar 12). Mulai
Studi Pustaka dan Kelayakan (Identifikasi Masalah dan Aspek Kelayakan)
Pengumpulan Data dan Informasi (Akuisisi Pengetahuan)
Analisis dan Desain Online Lesson Plan (Model SDLC) Model CAI
Analisis
Desain
Implementasi
Selesai
Gambar 12 Diagram alir kerangka penelitian.
Pengujian
39
3.2.1
Studi Pustaka dan Kelayakan Studi pustaka merupakan sumber pengetahuan terhadap penelitian ini yang
dilakukan dengan penelusuran dari beberapa pakar pendidik (praktisi dan akademisi pendidikan) dan literatur dalam berbagai bentuk dokumen. Studi pustaka merupakan suatu kajian mendalam terhadap penggalian informasi dan komunikasi untuk dijustifikasi dengan pakar mengenai penyusunan lesson plan. Tujuan pada tahap ini adalah untuk menentukan dan mempertajam topik penelitian dalam membuat dan memperkaya tinjauan pustaka serta memperkuat landasan/pijakan peneliti dalam merancang konsep penelitian. Selanjutnya proses pengembangan sistem dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang dikaji serta tugas spesifik yang akan ditangani (Marimin 2009). Tahapan ini dilakukan hanya untuk menentukan pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian serta bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu solusi dari masalah ini adalah dengan membangun suatu sistem penyusunan lesson plan matematika. Tujuan dan manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya tujuan dan manfaat ini akan di evaluasi pada tahap pengambilan keputusan serta beberapa saran (rekomendasi) yang akan diberikan. 3.2.2
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa proses diantaranya :
a.
Penelusuran sejumlah perangkat pembelajaran dalam penyusunan lesson plan matematika yaitu aspek pembelajaran matematika, strategi pembelajaran (berupa model, metode dalam pembelajaran), dan pengumpulan lesson plan matematika SMA.
b.
Wawancara dengan sejumlah pakar dan praktisi pendidikan
c.
Melakukan survei ke sejumlah sekolah dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum penyusunan, operasional dan mekanisme lesson plan matematika.
40
d.
Membuat instrumen penyusunan lesson plan matematika untuk mendapatkan informasi penyusunan lesson plan yang efektif dan efisien. Oleh karena proses pengumpulan data merupakan suatu teknik pencarian
sumber pengetahuan (informasi) untuk dimodelkan menggunakan soft computing pada computer assisted instructional (CAI), maka teknik yang diperlukan tersebut adalah akuisisi pengetahuan dan representasi pengetahuan. Proses akuisisi pengetahuan dilakukan dengan wawancara, diskusi, serta pengisian kuesioner. Akuisisi dimulai dengan studi literatur kemudian disusun pertanyaan inti dan kerangka akuisisi kepada pakar. Akuisisi juga dilakukan dengan mengambil pengetahuan dari sumber literatur kemudian melakukan konfirmasi kepada pakar berdasarkan hasil studi literatur. Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas pengetahuan yang dimaksud dan dispesifikasikan dari pokok permasalahan yang akan diselesaikan (Marimin 2009). 3.2.3 Analisis dan Desain Sistem OLP Tahap analisis dan desain OLP matematika mengadopsi metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan berikut seperti yang dikemukakan oleh O‟Brien (2005) (terlihat pada Gambar 12 di atas): 3.2.3.1 Tahap Analisis Pada tahap analisis dilakukan proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan secara intensif dan konseptual untuk menspesifikasikan kebutuhan sistem agar dapat dipahami seperti apa sistem yang dibutuhkan oleh user. Tahap analisis sistem OLP meliputi beberapa aspek pendukung di antaranya analisis architecture vision (sebagai landasan pijak untuk membangun sistem), analisis kebutuhan pengguna, analisis kebutuhan data dan informasi (mencakup rincian dan justifikasi data dan informasi yang diperlukan), analisis model CAI, dan analisis bagan alir (flowchart) OLP. Setiap spesifikasi kebutuhan sistem ini perlu didokumentasikan.
41
3.2.3.2 Tahap Desain Desain sistem diperlukan untuk merancang pola atau gambaran sistem yang akan dibangun berdasarkan persyaratan yang ditentukan dan keputusan yang dibuat selama analisis. Desain sistem merupakan proses multi-langkah yang fokus pada desain pembuatan program sistem termasuk struktur data, arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini menranslasi kebutuhan sistem dari tahap analisis kebutuhan ketahapan representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program tahap selanjutnya. Desain sistem OLP dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural (tradisional) yang terdiri atas desain konteks diagram (diagram context), desain diagram data alir (data flow diagram), desain Entity Relationship Diagram (ERD), desain kamus data, desain antarmuka pengguna (user interface), desain fungsional sistem, desain input sistem, dan desain arsitektur global sistem OLP. Desain sistem yang dihasilkan juga perlu didokumentasikan. 3.2.3.3 Tahap Implementasi Tahap implementasi sistem merupakan pengaplikasian bentuk sistem yang akan dirancang ke dalam bahasa program tertentu untuk menghasilkan sistem aplikasi atau dengan kata lain tahapan peletakan sistem agar dapat dioperasikan. Prosedural yang dilakukan pada tahap ini seperti material collecting yaitu pengumpulan bahan yang diperlukan dalam pengembangan OLP matematika berbasis CAI, assembly yaitu tahap pembuatan seluruh objek yang terlibat dalam pengembangan sistem ini dan testing yaitu tahap pengujian secara modular terhadap sistem ini. 3.2.3.4 Tahap Pengujian Tahap ini dilakukan untuk memperoleh cetak biru (blue print) dari suatu sistem yang baik sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang berbeda. Apabila hasil pengujian belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka akan dilakukan ulang dimulai dari proses pengumpulan data. Namun apabila hasil pengujian telah sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka proses selesai. Pengujian sistem terfokus pada logika dan fungsional sistem serta memastikan bahwa semua bagian telah diuji. Hal
42
ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian fungsional sistem terhadap prototipe dilakukan dengan menggunakan black-box testing. Dengan demikian, proses atau tahapan dari kerangka penelitian terhadap sistem OLP, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Mekanisme kerja pada kerangka penelitian No.
Tahap/Proses
Kebutuhan
1
Studi Pustaka Untuk mengidentifikasi dan Kelayakan lingkup sistem baru dengan memastikan bahwa pekerjaan ini layak dengan mengembangkan rencana atau jadwal kegiatan, serta estimasi biaya untuk pekerjaan selanjutnya.
2
Pengumpulan Data
Untuk memperkuat proses dalam pengambilan keputusan dari data (informasi) yang diperoleh.
3
Analisis
Untuk memahami dan mendokumentasikan secara rinci kebutuhan bisnis dan persyaratan pengolahan sistem baru.
4
Desain
Untuk merancang solusi sistem online lesson plan berdasarkan persyaratan yang ditentukan dan
Teknik kerja Mendefinisikan masalah, Mengumpulkan data/informasi sebagai kebutuhan awal, Melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomis, teknis dan waktu, operasional, hukum dan etika) Merencanakan sistem penyusunan lesson plan. Akuisisi dari beberapa sumber seperti pakar, praktisi dan referensi pendidikan. Merepresentasikan hasil akuisisi pengetahuan untuk dijadikan rule sebagai basis pengetahuan dalam sistem. Mendokumentasikan sistem yang sudah ada, Menentukan prioritas kebutuhan-kebutuhan, Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif pilihan, Mendokumentasikan hasil analisis, Membuat sistem prototipe. Desain konseptual CAI, Desain database, Desain antarmuka pengguna,
43
No.
Tahap/Proses
5
Implementasi
6
Pengujian
Kebutuhan keputusan yang dibuat selama analisis. Untuk membangun, menguji, dan menginstal sebuah sistem informasi yang handal dengan pengguna yang terlatih, siap untuk mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan dari penggunaan sistem OLP. Untuk menghasilkan produktivitas sistem yang handal dan layak serta berkelanjutan, menjaga sistem berjalan produktif selama masa waktu hidup sistem OLP.
Teknik kerja Mendokumentasikan laporan desain. Penulisan kode program (coding), Pengujian dan verifikasi sistem, Pelatihan pengguna dan administrator.
Pengujian fungsional sistem, Rekomendasi sistem.
3.3 Alat Pendukung Penelitian Pengembangan sistem ini menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut: a) Perangkat lunak: 1) Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit 2) MySQL dan PHP 3)
Adobe Photoshop CS5
4) Mozilla Firefox 5.0 sebagai browser. b) Perangkat keras: 1) Processor T2450 Intel Centrino Core Duo (2.0GHz, 533 MHz, FSB, 2 MB L2 Cache, Mobile Intel 945 Express Chipset Family), 2) Memori 2 GB DDR2 RAM, 3) Harddisk 320 GB, 4) Monitor 14.1” WXGA, 5) Mouse dan keyboard.
44
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 hingga Juli 2011 yang dilaksanakan pada dua lokasi yaitu: a) Laboratorium Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, untuk merancang instrumen pengujian dan pengambilan data, b) Laboratorium Software Engineering and Information System (SEInS) Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Dramaga, untuk proses perancangan dan analisis OLP matematika dan pembuatan laporan penelitian.
45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Studi Pustaka dan Kelayakan Studi pustaka dan kelayakan atau sering disebut dengan investigasi sistem
merupakan awal perencanaan project dalam menentukan layak atau tidaknya penelitian ini dilakukan terhadap pembuatan OLP. Bagian ini mendeskripsikan tentang identifikasi masalah dan kelayakan studi dari beberapa aspek pendukung di antaranya aspek organisasi, aspek teknis (mencakup kebutuhan sistem terhadap dataware, software, hardware, netware, brainware dan couserware), aspek ekonomis, aspek kebutuhan pengguna, dan batasan pengguna. 4.1.1 Identifikasi Masalah Pengembangan sistem OLP matematika, dirancang dengan semudah mungkin untuk user dalam mengetahui informasi seperti mengenai uji kompetensi guru (UKG), tutorial, dan penyusunan lesson plan matematika. Dalam hal ini disesuaikan dengan sumberdaya informasi yang ditelusuri serta berdasarkan akuisisi pengetahuan yang ada. Permasalahan yang teridentifikasi di antaranya: a. Belum adanya aplikasi online untuk mempelajari informasi dan pengetahuan tentang lesson plan, yang kebanyakan berupa literatur buku dan penelusuran melalui website. b. Uji kompetensi guru terhadap lesson plan yang dilakukan masih bersifat sederhana, artinya dilakukan secara manual melalui ujian tulis, sehingga dibutuhkan suatu teknologi informasi secara online dalam mengevaluasi kemampuan guru. c. Belum adanya aplikasi yang membantu guru dalam menyusun lesson plan matematika, yang selama ini dilakukan secara sederhana melalui template yang telah disediakan tanpa dibarengi sejumlah informasi dan pengetahuan . d. Belum adanya tempat penyimpanan laporan penyusunan lesson plan matematika secara sistematis.
46
4.1.2 Aspek Organisasi Menurut laporan statistik tingkat SMA pada tahun 2008/2009 oleh kementerian pendidikan nasional disebutkan bahwa jumlah guru SMA di Indonesia baik pada sekolah negeri maupun swasta adalah 302.578 orang. Sekitar 47,38% atau 143.366 orang guru berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan 52,62% atau 159.212 orang guru berstatus sebagai non-PNS. Pertambahan jumlah guru dalam setiap tahunnya terus meningkat, malahan di tahun 2006/2007 berjumlah 276.012 orang guru dan di tahun 2007/2008 mencapai 295.675 orang guru. Jika dilihat dari berdasarkan kelayakan guru SMA dalam mengajar hanya berjumlah 250.270 orang atau sekitar 79,88% di tahun 2008/2009. Hal ini terjadi kenaikan sekitar 2,36% dari tahun
sebelumnya
2007/2008
yakni
237.094
orang
atau
77.52%
(http://www.kemdiknas.go.id/). Namun demikian dari keseluruhan guru di tahun 2008/2009, guru matematika saja berjumlah 26.321 orang, dan ini masih dianggap kurang oleh pemerintah terhadap kuota kebutuhan guru. Tahun 2010 saja dibutuhkan guru 200.000 orang dan tahun 2011 akan melebihi dari tahun sebelumnya (http://sertifikasiguru.org/). Sebagai tenaga pendidik atau tenaga edukatif yang relatif cukup besar, sangat membutuhkan peningkatan kualitas SDM yang handal dan berkesinambungan melalui penggunaan teknologi informasi, untuk mempercepat akses informasi dan peningkatan kinerja guru yang profesional. Ini tidaklah mudah dalam meningkatkan kualitas guru, apalagi tanpa didukung oleh lembaga-lembaga lain seperti kampus, karena membutuhkan kerjasama yang erat dan berkelanjutan. Berdasarkan jumlah guru SMA yang tersebar di seluruh Indonesia, dan kelayakan melalui uji kompetensi terus digalakkan, salah satunya dalam kesiapan penyusunan lesson plan matematika. Hal inilah yang menjadi suatu alasan mengapa perlu dikembangkan OLP matematika, yang dapat menunjang dalam memberikan pelayanan informasi kepada guru-guru matematika di era globalisasi ini. Forum-forum guru di tingkat sekolah seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sering kali terabaikan, dan dilakukan sesuai kebutuhan saja. Namun dengan adanya informasi OLP matematika ini akan menjembatani akses
47
komunikasi secara terbuka dan dimana saja. Betapa pun demikian, aspek kelembagaan harus mendukung dalam pembangunan sistem ini, supaya berjalan sesuai keinginan dan kemampuan. 4.1.3
Aspek Teknologi Aspek teknologi sangat berperan dalam pengembangan sistem OLP. Jika
ditinjau dari kebutuhan perangkat yang digunakan, maka terdapat beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras. Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan dalam sistem ini antara lain:
Sistem operasi MS windows 7 Ultimate 32 bit.
MySQL client version 5.0.51a berfungsi sebagai pengolah dan penyimpanan database.
PHP 5 berfungsi sebagai bahasa pemograman.
Adobe Dreamwaver CS5 sebagai desain dan editor bahasa pemograman website.
Adobe Photoshop CS5 berfungsi untuk desain antarmuka.
Apache berfungsi sebagai web server.
HTML sebagai bahasa pemrograman dasar web.
Mozilla Firefox 5.0 atau Internet Explore sebagai browser. Spesifikasi
perangkat
keras
minimum
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan sistem ini adalah sebagai berikut:
Satu buah personal computer (PC)
Monitor dengan resolusi standar 1024 x 768 pixel
Mouse dan keyboard. Dengan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dimiliki untuk
sistem ini dinilai praktis dan mudah dalam pengaplikasiannya. Spesifikasi minimum software dan hardware tersebut dapat dengan mudah tersedia di pasaran dan memenuhi kapasitas yang diperlukan. Dengan kemudahan spesifikasi tersebut, maka pengguna akan lebih nyaman dan tidak sulit dalam mengoperasikan sistem tersebut.
48
4.1.4 Aspek Ekonomis Dalam pengembangan OLP matematika, pemilihan teknologi harus bijaksana, sehingga tidak mengeluarkan banyak biaya. Penelusuran saat ini, hampir semua guruguru matematika telah mengenal komputer (personal computer) mulai dari komputer dekstop, laptop/notebook (komputer jinjing) hingga komputer mini lainnya. Pengoperasian sistem pun telah banyak dipahami hingga penggunaan internet sebagai jaringan dunia maya. Teknologi jaringan internet sangat mudah didapatkan atau dikoneksikan ke PC, baik melalui modem, wifi, jaringan kabel dan peralatan lainnya. Tidaklah heran, jika seorang guru matematika dapat dengan mudah mendapatkan file dokumen penyusunan lesson plan matematika, baik dengan membayar pada beberapa seller lesson plan, mengunduh, ataupun meng-copypastekan, tanpa harus mempelajari lebih lanjut, mencoba-coba bentuk model pembelajaran ataupun menguji pengetahuan melalui penguasaan konsep penyusunan lesson plan agar mereka benar-benar mampu dan layak ketika akan mengajar. Sebagian guru-guru matematika dan guru-guru lain pada umumnya belum mengetahui tentang penyusunan lesson plan berbasis web karena memang belum ada sama sekali fasilitas (aplikasi) yang dibuat. Hanya saja kita mendengar di beberapa kampus ternama seperti MIT (Amerika) dan NTU (Singapore) yang telah mencoba mengembangkan secara terbatas dan tertutup. Penelusuran yang peneliti coba dapatkan hanya ada satu website saja (http://www.teach-nology.com/) dan penyusunan lesson plan dalam format global (umum). Dengan demikian, sistem OLP ini nantinya akan mencegah dampak-dampak negatif dalam penyusunan lesson plan serta meningkatkan kemampuan guru untuk lebih handal dalam penggunaan TIK. 4.1.5 Aspek Kebutuhan Pengguna Sistem ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, yaitu: a. Pengguna menguji pemahaman dan kemampuan dirinya tentang penyusunan lesson plan matematika secara online. b. Pengguna dapat meningkatkan produktivitas lesson plan yang optimal sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar.
49
c. Pengguna dapat mendokumentasikan seluruh produk lesson plan matematika secara teratur dan sistematis pada sebuah media online. d.
Meningkatkan peran dan kinerja guru sebagai perancang lesson plan matematika dan fasilitator bagi pengembangan lesson plan berikutnya.
4.1.6
Batasan Pengguna Dalam pembangunan sistem OLP matematika ini target utama pengguna yang
mengakses adalah pengguna atau guru matematika SMA/MA, karena keseluruhan features yang diberikan mulai dari asesmen, tutorial, evaluasi dan create lesson plan berbasis matematika SMA/MA. Hal ini telah diatur sedemikian rupa sebagai project awal untuk penyusunan OLP. Pengguna sistem OLP matematika dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a) Administrator, merupakan pengguna dengan hak otorisasi tertinggi, dimana administrator berhak untuk bisa selain mengakses data OLP juga memperbaiki dan atau menambah data. b)
User atau pengguna biasa (guru), dapat mengakses OLP pada menu-menu yang telah diberikan tanpa bisa mengubah isi datanya. Hanya diperbolehkan menghapus dokumen lesson plan yang telah dicreate atau menambahnya.
4.2
Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas:
a. Data materi pembelajaran matematika SMA (Lampiran 1), b. Data model pembelajaran matematika (Lampiran 2), c. Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan (Lampiran 3), d. Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar (Lampiran 4), e. Data metode pembelajaran matematika (Lampiran 5), f. Data pendekatan pembelajaran matematika (Lampiran 6). Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya akan dianalisis untuk dapat dirancang dalam pemograman serta diimplementasikan ke dalam sistem. Teknik pengumpulan data merupakan proses pencarian sumber pengetahuan untuk
50
dimodelkan menggunakan soft computing pada computer assisted instructional (CAI), sehingga diperlukan proses akuisisi. Akuisisi pengetahuan dilakukan dengan berbagai aktivitas seperti wawancara atau diskusi dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada pakar atau praktisi,
kemudian
dijustifikasi
kembali
sebagai
suatu
keputusan
untuk
direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Dalam hal ini pakar pendidikan yang digunakan sebagai sumber pengetahuan adalah Dr. Rahmah Johar, M.Pd (Dosen Pendidikan dan Pembelajaran Matematika) program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Syiah Kuala, Aceh. Selanjutnya untuk penentuan lesson plan matematika di SMA dilakukan wawancara (FGD) dengan sejumlah guru inti yang tergabung dalam musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Proses pengumpulan data dan informasi seperti ini dalam model ITS disebut sebagai pengetahuan tacit. Untuk pengetahuan eksplisit diperoleh sumber pengetahuan dari referensi buku dan literatur serta jurnal-jurnal terkait. Hasil akuisisi pengetahuan ini bermanfaat dalam pengembangan OLP. Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan dalam basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas basis pengetahuan statis dan basis pengetahuan dinamis (Marimin 2009). Pengetahuan statis memuat informasi tentang objek, peristiwa atau situasi, dengan kata lain disebut juga sebagai basis pengetahuan deklaratif yang direpresentasikan menggunakan pendekatan logika dasar, jaringan semantik, fuzzy atau konsep kerangka (frame). Basis pengetahuan dinamis atau prosedural menyatakan informasi tentang cara pembangkitan fakta baru atau hipotesis dari fakta yang sudah diketahui. Model representasi pengetahuan yang digunakan dalam sistem OLP disesuaikan dengan masing-masing pengetahuan yang diperoleh, sehingga dapat disusun menjadi rule-rule (aturan) untuk pengambilan keputusan. Pada skema berikut ini (Gambar 13 dan 14 ) dapat dilihat proses penentuan dalam penyusunan lesson plan matematika.
51
Berpusat pada Guru Model
Metode
Berpusat pada Siswa
Kegiatan Pembelajaran Pendekatan
Teknik Aspek Kognitif
Lesson Plan Matematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Aspek Afektif
Penilaian
Aspek Psikomotorik
Sumber Belajar
Gambar 13 Skema penentuan Strategi Belajar Mengajar (SBM). Kelas
Semester
Lesson Plan Matematika SMA
Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Aspek Pembelajaran
Pertemuan
Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Jumlah Pertemuan Alokasi Waktu
Tujuan Pembelajaran
Gambar 14 Skema penentuan materi pembelajaran.
52
4.3
Analisis
4.3.1 Analisis Architecture Vision Visi dan misi pendidikan nasional berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, tertuang dalam rencana strategis Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ditetapkan sebagai visi dan misi pendidikan nasional untuk jangka panjang (2005-2025). Visi pendidikan nasional tersebut adalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”. Pernyataan mengenai kiprah utama pendidikan sebagai misi pendidikan nasional yang merupakan wujud nyata visi pendidikan nasional diantaranya: a.
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
b.
Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar;
c.
Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
d.
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan
e.
Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka KEMENDIKNAS menetapkan
beberapa strategi dan program yang disusun berdasarkan skala prioritas. Salah satu bentuk dari prioritas tersebut lebih ditekankan pada: a.
Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan;
b.
Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; dan
c.
Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.
53
Dengan demikian, salah satu alternatif mempercepat pemerataan dan perluasaan akses pendidikan adalah melalui teknologi informasi secara terbuka dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Teknologi yang dimaksud dalam usulan penelitian ini adalah membangun sebuah sistem penyusunan lesson plan secara online untuk membantu guru, sehingga mengurangi dampak negatif yang selama ini terus berkembang. Sistem ini dinamakan OLP khususnya pada mata pelajaran matematika di SMA. Sistem ini nantinya akan menjadi pilot project bagi mata pelajaran lain serta untuk semua jenjang pendidikan. Sistem ini dirancang untuk mampu menguji kompetensi guru, menambah pengetahuan guru terhadap strategi pembelajaran dan menyusun lesson plan matematika secara optimal berdasarkan model pengambilan keputusan. 4.3.2
Analisis Kebutuhan Pengguna Pengguna sistem OLP ini adalah guru-guru yang membutuhkan jasa
penyusunan lesson plan yaitu guru matematika SMA/MA/SMK yang menjadi prioritas utama pengguna, dan administrator yang berfungsi meng-update data secara faktual. Guru matematika ini telah mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer sebelumnya, sehingga tidak lagi menjadi suatu hambatan utama. Administrator berfungsi sebagai programmer dan knowledge engineer. Baik programmer dan knowledge engineer membutuhkan teknik tersendiri dalam bekerja. Knowledge engineer dalam OLP bertugas mengakuisisi pengetahuan dari sejumlah pakar atau praktisi pendidikan, dan mengumpulkan sumber pengetahuan lainnya yang akan diintegrasikan ke dalam sistem OLP. Pada Gambar 15 berikut ini ditampilkan bagaimana proses kebutuhan pengguna terhadap OLP. Pengguna lainnya seperti guru matematika pada jenjang tertentu (SMP/MTs) dapat juga menggunakan sistem ini, namun sangat sedikit informasi yang diperoleh.
54
Guru Guru Matematika Matematika SMP/MTs SMP/MTs Praktisi Praktisi Pendidikan Pendidikan
Referensi Referensi dan dan Dokumen Dokumen Data Data Sekunder Sekunder
Guru Guru Matematika Matematika SMA/MA SMA/MA (Prioritas) (Prioritas)
Online Online Lesson Lesson Plan Plan (OLP) (OLP) Matematika Matematika
Administrator Administrator dan dan Knowledge Knowledge Engineer Engineer Pakar Pakar Pendidikan Pendidikan
Guru Guru Matematika Matematika SMK SMK
Gambar 15 Skema kebutuhan pengguna pada OLP. 4.3.3 Analisis kebutuhan data Pengembangan sistem OLP matematika dibangun sebagai alat bantu bagi guru dalam menyusun lesson plan matematika SMA setiap kali pertemuan. Oleh karena itu, dibutuhkan data tertentu terkait dengan penyusunan lesson plan matematika SMA. Ada beberapa data utama dalam penyusunan lesson plan matematika diantaranya: 4.3.3.1 Data Materi Pembelajaran Matematika SMA Setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan SMA/MA mempunyai beberapa aspek pembelajaran (materi pokok), dan setiap aspek pembelajaran mempunyai beberapa materi pembelajaran. Sepertihalnya mata pelajaran matematika di SMA mempunyai enam aspek pembelajaran yaitu logika, aljabar, geometri, trigonometri, kalkulus, dan statistik dan peluang. Secara umum untuk enam aspek pembelajaran matematika di SMA terdapat 17 kelompok materi pembelajaran. Rincian dari enam aspek pembelajaran tersebut
55
terdiri atas aspek aljabar (10 kelompok materi pembelajaran), aspek logika (1 kelompok materi pembelajaran), aspek kalkulus (2 kelompok materi pembelajaran), aspek geometri (1 kelompok materi pembelajaran), aspek trigonometri (2 kelompok materi pembelajaran), dan aspek statistik dan peluang (1 kelompok materi pembelajaran). Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya satu aspek pembelajaran matematika SMA yang diambil yakni aspek aljabar, karena aspek tersebut diajarkan pada semua kelas (mulai kelas satu hingga kelas tiga), sedangkan aspek lainnya hanya tidak semua kelas. Adapun rincian kelas di SMA terhadap aspek aljabar di antaranya: kelas 1 (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), kelas 2 IPA (terdapat 3 kelompok materi pembelajaran), dan kelas 3 IPA (terdapat 4 kelompok materi pembelajaran). Rincian kelompok materi pembelajaran (subpokok bahasan) dalam aspek pembelajaran aljabar diantaranya: a. Materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma b. Materi pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat c. Materi pembelajaran sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel. d. Materi pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran e. Materi pembelajaran aturan suku banyak f. Materi pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi g. Materi pembelajaran masalah program linear h. Materi pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi i. Materi pembelajaran konsep barisan dan deret j. Materi pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma Gambar berikut menunjukkan klasifikasi aspek pembelajaran aljabar terhadap kelompok materi pembelajaran di SMA.
56
Bentuk pangkat, Akar dan Algoritma (1/I)
Fungsi eksponen dan Logaritma (3/II)
Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta Pertidaksamaan kuadrat (1/I)
Aspek Pembelajaran Aljabar (SMA)
Konsep barisan dan Deret (3/II)
Konsep Matriks, Vektor, dan Transformasi (3/I)
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan satu variabel (1/I)
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran (2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II)
Masalah Program Linier (3/I)
Komposisi dua fungsi dan Invers suatu fungsi (2/II)
Gambar 16 Klasifikasi aspek aljabar matematika di SMA. 4.3.3.2 Data Model-Model Pembelajaran Matematika Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sutau kegiatan. Model pembelajaran matematika merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar matematika untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi desainer pembelajaran serta para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar matematika. Dalam penyusunan lesson plan matematika, model pembelajaran yang digunakan sangat banyak dan bervariasi sesuai kebutuhan dan kemampuan guru dalam mengajar matematika. Rekomendasi dari beberapa pakar pendidikan matematika, terdapat lebih dari 50 model dalam pembelajaran matematika. Untuk mengajarkan satu subkelompok materi pembelajaran matematika dapat dilakukan lebih dari satu model pembelajaran, dan satu model pembelajaran hanya dapat diajarkan pada satu sub kelompok materi pembelajaran. Misalkan dalam aspek aljabar materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma dapat diajarkan lebih dari satu model pembelajaran seperti model kooperatif tipe jigsaw, tipe NHT, dan lain
57
lain. Namun satu model tipe TGT hanya dapat diajarkan pada satu materi pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma. Hal inilah yang menjadi kendala terbesar bagi guru, dalam menentukan materi pembelajaran dengan sejumlah model pembelajaran yang efektif. Untuk itu, akuisisi pengetahuan pakar sangat dituntut sebagai landasan dalam penentuan lesson plan matematika SMA. Peneliti mencoba mengambil satu kelompok model pembelajaran matematika yang akan disesuaikan berdasarkan informasi dari pakar pendidikan matematika, dan didokumentasikan sebagai bentuk laporan terhadap penyusunan lesson plan matematika. Bentuk laporan dari dokumen tersebut sangat jarang terjaga dengan baik, apalagi ketika ingin membuka/memanggil kembali laporan tersebut. Sistem online lesson plan matematika menjadi solusi terhadap permasalahan tersebut, dan menjadi panduan guru untuk menyusun lesson plan berikutnya. Satu kelompok model pembelajaran ini dinamakan model pembelajaran kooperatif dengan beberapa model (tipe). Alasan pengambilan model ini dilandasi oleh dominansi aktivitas siswa berdasarkan teori konstruktivis dimana guru hanya sebagai fasilitator, dan banyaknya pakar yang telah mencoba melakukan skenario interaksi pembelajaran di kelas serta karakteristik model kooperatif yang sesuai dengan materi pembelajaran eksakta seperti matematika. Beberapa tipe dari model kooperatif diantaranya: a. Model kooperatif tipe STAD (student teams achievement divisions) b. Model kooperatif tipe Jigsaw (model tim ahli) c. Model kooperatif tipe Investigasi Kelompok (group investigation) d. Model kooperatif tipe TGT (teams games tournaments) e. Model kooperatif tipe TPS (think pair and share) f. Model kooperatif tipe NHT (numbered heads together). Pada setiap model kooperatif ini mempunyai karakteristik berdasarkan sintaks tertentu. Berikut beberapa perbandingan dari empat tipe dalam model pembelajaran kooperatif.
58
Tabel 3 Perbandingan karakteristik model-model pembelajaran kooperatif Group Investigation Pengetahuan konseptual akademis dan keterampilan menyelidiki Kerja sama dalam kelompok kompleks
Pengetahuan akademis faktual
Kelompok belajar beranggota 5-6 orang homogen
Bervariasipasangan, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota
Biasanya guru
Guru dan/atau siswa
Biasanya guru
Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa menyelidiki berbagai materi di kelompok ahli; kemudian membantu anggota di kelompok asal untuk mempelajari materi tersebut
Siswa menyelesaikan penyelidikan yang komples
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Asesmen
Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat berbentuk tes essai
Bervariasi
Rekognisi (pengakuan)
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Presentasi lisan dan tertulis
Bervariasi
Karakteristik
STAD
Jigsaw
Tujuan Kognitif
Pengetahuan akademis faktual
Pengetahuan konseptual faktual dan akademis
Tujuan Sosial
Kerja kelompok dan kerja sama
Struktur Tim
Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang
Pemilihan Topik Pembelajaran
Biasanya guru
Tugas Utama
Kerja kelompok dan kerja sama Kelompok belajar heterogen beranggota 4-5 orang; menggunakan tim-tim asal dan tim ahli
Structural Approach
Keterampilan kelompok sosial
4.3.3.3 Data Proses Penyusunan Lesson plan Matematika Penyusunan lesson plan matematika memuat beberapa informasi seperti identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Untuk SK, KD, indikator pencapaian dan materi pembelajaran tertuang dalam silabus yang didasarkan pada PERMENDIKNAS nomor 22 tahun
59
2006 tentang Standar Isi (SI) dan PERMENDIKNAS nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jadi, dalam pengembangan OLP matematika kebutuhan utama adalah menentukan materi dan strategi pembelajaran. Hal ini dituangkan dalam alur pemilihan berdasarkan materi pembelajaran terhadap beberapa model pembelajaran seperti pada bagan berikut ini (Gambar 17). Lesson plan matematika yang telah penulis kumpulkan sebanyak 37 lesson plan, dengan mencakup SK, KD, dan indikator serta tujuan yang berbeda. Data lesson plan matematika didapat dari hasil pengujian di lapangan dan penelitian beberapa staf pengajar pendidikan matematika FKIP Unsyiah serta guru-guru matematika SMA. Berdasarkan kesesuaian antara materi pembelajaran dan model-model pembelajaran dalam matematika untuk menentukan lesson plan yang efektif, dapat dituang dalam relasi fungsi dimana diberikan suatu himpunan A sebagai materi pembelajaran dan himpunan B sebagai model pembelajaran kooperatif. A= {KMP1, KMP2, KMP3, KMP4, KMP5, KMP6¸ KMP7, KMP8, KMP9, KMP10}, dan B= {Tipe1, Tipe2, Tipe3, Tipe4, Tipe5, Tipe6} Keterangan: KMP1 : Kelompok Materi Pembelajaran bentuk pangkat, akar dan logaritma KMP2 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat KMP3 : Kelompok Materi Pembelajaran sistem persamaan linier dan pertidaksamaan satu variabel KMP4 : Kelompok Materi Pembelajaran persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran KMP5 : Kelompok Materi Pembelajaran aturan suku banyak KMP6 : Kelompok Materi Pembelajaran komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi KMP7 : Kelompok Materi Pembelajaran masalah program linier KMP8 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep matriks, vektor, dan transformasi KMP9 : Kelompok Materi Pembelajaran konsep barisan dan deret KMP10 : Kelompok Materi Pembelajaran fungsi eksponen dan logaritma Tipe1 : model pembelajaran kooperatif tipe STAD Tipe2 : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Tipe3 : model pembelajaran kooperatif tipe Invesitigasi Kelompok Tipe4 : model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tipe5 : model pembelajaran kooperatif tipe TPS Tipe6 : model pembelajaran kooperatif tipe NHT
62
RPP-7
Mata Pelajaran: Matematika (SMA)
Model Kooperatif Tipe STAD Komposisi dua fungsi dan Invers suatu fungsi (2/II)
RPP-8
Model Kooperatif Tipe JIGSAW
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
Konsep Matriks, Vektor, dan Transformasi (3/I)
RPP-10
RPP-11
RPP-12
Aspek Pembelajaran: Aljabar
Model Kooperatif Tipe Group Investigation
RPP-3
Model Kooperatif Tipe TGT
RPP-4
Model Kooperatif Tipe TPS
RPP-5
Model Kooperatif Tipe NHT
RPP-6
Persamaan lingkaran dan Persamaan garis singgung lingkaran (2/I)
Aturan Suku Banyak (2/II)
Model Kooperatif Tipe NHT
Gambar 17 Proses penyusunan lesson plan. 62
RPP-2
Sistem persamaan Linier dan Pertidaksamaan satu variabel (1/I)
Model Kooperatif Tipe TPS Fungsi eksponen dan Logaritma (3/II)
Model Kooperatif Tipe JIGSAW Fungsi, Persamaan dan Fungsi kuadrat serta Pertidaksamaan kuadrat (1/I)
Model Kooperatif Tipe TGT
Konsep barisan dan Deret (3/II)
RPP-1
Bentuk pangkat, Akar dan Algoritma (1/I)
Masalah Program Linier (3/I)
RPP-9
Model Kooperatif Tipe STAD
63
Bentuk relasi fungsi dari dua himpunan tersebut merupakan hasil akuisisi pengetahuan dari pakar pendidikan tentang kesesuaian materi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan hasil sangat efektif untuk digunakan, yang selanjutnya akan digolong ke dalam bentuk rules menggunakan teknik logika (Lampiran 7). Berikut relasi fungsi yang terdapat di dalam diagram di bawah ini. Kelompok Materi Pembelajaran
KMP1
Model Pembelajaran Kooperatif
KMP2
KMP3
KMP4
Tipe STAD Tipe Jigsaw Tipe GI
KMP5 Tipe TGT KMP6 Tipe TPS KMP7 Tipe NHT KMP8
KMP9
KMP10
Gambar 18 Bentuk relasi fungsi dua himpunan.
64
4.3.3.4 Informasi Uji Kompetensi Guru Pada bagian uji kompetensi guru (UKG) dibutuhkan sedikitnya tiga modul (data), yaitu modul asesmen (tes awal), modul tutorial (materi pengetahuan), dan modul evaluasi (tes akhir). Keseluruhan modul mempunyai bentuk karakteristik yang sama yakni terkait penyusunan lesson plan dan profesionalitas guru, seperti modul asesmen dan modul evaluasi yang berisi sekumpulan pertanyaan dengan mencakup 7 aspek materi pengetahuan dan modul tutorial merupakan sejumlah informasi dan pengetahuan secara explisit. Materi yang dibutuhkan untuk penguatan informasi dan pengetahuan dalam penyusunan lesson plan matematika, yakni: profesionalitas guru, lesson plan (RPP), strategi pembelajaran, model-model desain perencanaan pembelajaran, model-model pembelajaran kooperatif, matematika sekolah, dan model-model pembelajaran umum (student centered). Baik asesmen maupun evaluasi (tes online), waktu rata-rata diberikan 50 menit untuk 50 soal dengan skor minimum yang harus diperoleh yaitu 70, dan apabila hasil UKG tidak mencapai skor minimum, maka akan diberikan tutorial. a) Asesmen (tes awal) Asesmen diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dari pengguna (guru) dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan melalui sejumlah pertanyaan, baik menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Pengambilan keputusan dari hasil asesmen berakibat terhadap efektifitas dan optimalitas dalam penyusunan lesson plan. Pembahasan tentang uji kompetensi dalam melakukan asesmen bagi guru sangat bermanfaat untuk memperkuat dan mendalami informasi dan pengetahuan agar mencapai target pembelajaran dengan baik. Semua informasi tersebut (formal dan nonformal) dianalisis untuk melihat kinerja guru. b) Evaluasi (tes akhir) Evaluasi merupakan penilaian hasil kemampuan guru setelah diberikan informasi dan pengetahuan terhadap permasalahan yang belum dipahami melalui
65
tutorial. Konsep evaluasi pada sistem OLP lebih menekankan pada tingkat pemahaman guru dalam OLP, sehingga guru tidak salah memilih dalam mengambil keputusan terhadap penyusunan lesson plan. Komposisi pertanyaan yang diajukan dalam asesmen dan evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan dalam OLP dan telah dijustifikasi bersama pakar. Tingkat kesulitan dan jenis pertanyaan pada UKG sangat bervariasi dalam setiap topik. Justifikasi pertanyaan untuk asesmen dan evaluasi masing-masing dibagi ke dalam dua kelompok soal yakni soal kelompok A dan kelompok B, dimana setiap kelompoknya terdiri atas 50 soal dengan rincian: topik profesionalitas guru 10 soal (10%), topik lesson plan 10 soal (10%), topik strategi pembelajaran 15 soal (15%), topik model-model disain pembelajaran 5 soal (5%), topik matematika sekolah 20 soal (20%), topik model pembelajaran kooperatif 20 soal (20%), dan topik model pembelajaran umum 20 soal (20%). Pada sistem OLP, baik asesmen dan evaluasi, kelompok soal muncul secara random (acak) dan mempunyai bobot nilai yang sama. 4.3.4
Online Lesson Plan OLP merupakan suatu media pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
bagi guru secara langsung melalui teknologi informasi dengan memberikan banyak sumber pengetahuan dan alternatif pengambilan keputusan secara reflektif. OLP dibangun dengan menggabungkan dua sumber pengetahuan yakni akuisisi pengetahuan dari pakar/praktisi pendidikan (pengetahuan tacit) dan sejumlah literatur/referensi yang akurat (pengetahuan explisit). Salah satu keunggulan sistem dari ini adalah adanya uji kompetensi guru terhadap lesson plan, tutorial lesson plan, pembuatan lesson plan menggunakan dua mekanisme (pilihan atau isian), dan diskusi tanya jawab seputar lesson plan. inilah beberapa features yang diberikan kepada pengguna terutama guru. 4.3.5
Model Computer Assisted Instructional Model CAI dalam OLP digunakan hanya pada dua model, yaitu model drill
and practice dan model tutorial. Model drill and practice merupakan suatu model dalam pembelajaran dengan cara melatih pengguna terhadap bahan atau materi yang
66
pernah diperoleh sebelumnya. Model ini menanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Latihan yang dimaksud adalah asesmen dan evaluasi. Dengan latihan terus menerus, maka akan tertanam dalam hati dan kemudian akan menjadi kebiasaan, sehingga menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan penyusunan lesson plan matematika. Model drill and practice dalam sistem OLP bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret dan menguji performance pengguna dalam OLP. Model lain dalam CAI yaitu model tutorial yang bertujuan memberikan bantuan bimbingan kepada pengguna ketika asesmen tidak mampu mencapai hasil maksimal. Tutorial dalam sistem OLP dianggap sebagai pola belajar mandiri untuk mendalami materi sesuai kebutuhan dalam penyusunan lesson plan matematika. Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya membangun perilaku pengguna melalui penggunaan komputer. Bahan tutorial yang disajikan dalam sistem ini dibuat menggunakan software flip powerpoint 2.0. 4.3.6 Bagan Alir (flowchart) OLP Pada flowchart sistem OLP (Gambar 19), user memulai dengan login terlebih dahulu kemudian melakukan uji kompetensi awal (asesmen), setelah itu melihat hasil asesmen. Jika hasil nilai asesmen diperoleh 75, maka pengguna dapat melanjutkan untuk pembuatan lesson plan dan sekaligus mencetak laporan lesson plan. Apabila pengguna tidak mendapatkan nilai yang ditentukan (< 75), maka akan diberikan tutorial untuk beberapa topik pilihan yang dianggap penting. Kemudian pengguna akan melakukan evaluasi kembali. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengetahuan guru yang maksimal, sehingga pelaksanaan lesson plan di lapangan sesuai dengan kemampuan guru dan dilakukan secara optimal. Kelayakan guru mengajar, salah satunya dapat ditinjau dari kinerja guru terhadap penyusunan lesson plan. Berdasarkan flowchart ini, maka dapat dirancang model diagram dan database yang akan dibangun.
67
Start
Login
Uji Kompetensi Awal (assesment) Pemahaman Guru
ITS Hasil Asesment dibandingkan dengan Nilai Threshold
NA < NT
Tutorial
Evaluasi Pemahaman Guru NA > NT
Create Lesson Plan Lesson Plan
NE > NT
Hasil Evaluasi dibandingkan dengan Nilai Threshold
NE < NT
Tidak
Pratinjau Ya
Print RPP
Selesai
Gambar 19 Bagan alir (flowchart) OLP. Keterangan: NA : Nilai Asesmen (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi awal) NE : Nilai Evaluasi (nilai yang diperoleh setelah uji kompetensi akhir) NT : Nilai Threshold (nilai ambang batas terendah yang ditentukan yakni 75)
68
4.4
Desain Desain sistem merupakan suatu upaya dalam membentuk model yang bersifat
konsep. Pada desain sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan struktural (tradisional) terdiri atas diagram konteks (context diagram), Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship Diagram (ERD). Pendekatan struktural menampilkan suatu sistem sebagai proses yang berinteraksi dengan entitas data, proses menerima input dan menghasilkan output. Dalam sistem ini pula, dirancang beberapa modul meliputi empat modul utama yakni modul asesmen (tes awal pemahaman guru), modul tutorial (materi lesson plan), modul evaluasi (tes akhir pemahaman guru), dan modul create lesson plan (penyusunan lesson plan). Selanjutnya terdapat dua modul pendukung yaitu modul report lesson plan dan modul forum diskusi. 4.4.1 Diagram Konteks OLP dibangun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang uji tes kompetensi guru terhadap penyusunan lesson plan, tutorial penyusunan lesson plan, teknik penyusunan lesson plan dan konsultasi tanya jawab. Setiap kebutuhan informasi dalam sistem ini diperoleh dari sejumlah literatur pustaka, wawancara pakar dan kompilasi dari dokumen serta pengetahuan explisit dari para pakar pendidikan matematika. Pengguna OLP terdiri atas dua kategori yaitu pengguna biasa yakni guru matematika SMA dan administrator. Proses yang berlangsung dalam penggunaan sistem ini berupa proses registrasi, proses uji kompetensi awal (asesmen), proses tutorial, proses uji kompetensi lanjutan (evaluasi), proses penyusunan lesson plan dan proses diskusi tanya jawab yang dilakukan oleh user, sedangkan administrator proses yang dilakukan hanya mengupdate data user, uji kompetensi, dan tutorial. Diagram konteks sistem OLP disajikan pada Gambar 20.
69
Info Pertanyaan Hasil Update Data
Info Pertanyaan User Guru Matematika (SMA)
Login Registrasi
Sistem Online Lesson Plan (OLP) Matematika
Lesson Plan Hasil Jawaban
Login Administrator
Konfirmasi Login Data Hasil Jawaban
Gambar 20 Diagram konteks OLP.
4.4.2
Data Flow Diagram (DFD) Berdasarkan digram konteks sebelumnya (Gambar 20), DFD level 1 (Gambar
21) dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat dua entitas utama yaitu user dan administrator serta delapan proses yang terjadi dan tujuh data store. Pada DFD level 2 (Gambar 22), administrator bekerja untuk meng-update data, seperti menambah atau menghapus data. Data store terdiri atas data tanya jawab, data member, data soal asesmen, data tutorial, data soal evaluasi, data report lesson plan, data nilai.
70
0 Registrasi
Data User
Registrasi
db_user
Data User
1 Data user
Login Status Login
Login
2
Data Asesmen
Asesmen Hasil evaluasi rendah
db_soal_asesmen
Data asesmen
Hasil evaluasi standar
3 Create Lesson Plan
User
Data lesson plan
db_report_lessson_plan
Lesson Plan Hasil evaluasi standar
db_nilai
Data lesson plan
7
Update Data
update
Administrator
Data nilai
4 Data tutorial
Tutorial
Data tutorial
db_tutorial
Hasil evaluasi rendah
5
Data Evaluasi
Evaluasi Hasil Jawaban Info Pertanyaan
Data tanya jawab
db_soal_evaluasi
db_tanya_jawab
Data evaluasi
Data tanya jawab
6 Tanya Jawab
Info Pertanyaan
Gambar 21 DFD level 1 pada OLP.
Hasil Jawaban
71
7.1 Update Tanya Jawab
Data Tanya Jawab
db_tanya_jawab
7.2 Update Data User
7.3 Input Asesmen
7.4 7
Administrator
Update Data
Input Tutorial
7.5 Input Evaluasi
7.6 Cetak Lesson Plan
7.7 Cetak Hasil Assesment
Data User
Data Soal Asesmen
Data Tutorial
Data Soal Evaluasi
Data Lesson Plan
db_user
db_soal_asesmen
db_tutorial
db_soal_evaluasi
db_report_lessson_plan
Data Nilai db_nilai
7.8 Cetak Hasil Evaluasi
Data Nilai
Gambar 22 DFD level 2 permutakhiran (update) data.
72
4.4.3 Entity Relation Diagram (ERD) Dalam membuat model data yang memenuhi kebutuhan sistem, maka perlu dilakukan aktivitas perancangan database. Salah satu bentuk model yang sering digunakan untuk mendeskripsikan kebutuhan data adalah ERD. Perancangan database berguna dalam membangun sebuah sistem yang efisien dalam penyimpanan, serta mempermudah pengelompokan data di dalam tabel. Perancangan database juga digunakan untuk menghindari pengulangan (redudansi) data, sehingga dalam perancangan database dibuat ERD untuk menampilkan nama relasi antar entitas. ERD sebagai salah satu pemodelan data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas adalah sebuah kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas memiliki atribut, yaitu suatu organik yang deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas. Hubungan entitas merupakan kerangka pemikiran dari sebuah sistem yang dituangkan dalam bentuk hubungan antar entitas dari sistem yang dibangun. Pada sistem OLP, entitas-entitas tersebut terdiri atas user, lesson plan, sub pokok bahasan, pokok bahasan, kelas, pertemuan, model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, kalender, efektifitas, tutorial, asesmen, kategori asesmen, evaluasi, dan kategori evaluasi. Pada Gambar 23 berikut ditampilkan tabel relationship dari rancangan database untuk sistem OLP.
73
model_pembelajaran
metode_pembelajaran
pendekatan_pembelajaran
Kelas
Kalender
Id_model_pembelajaran Model_pembelajaran
Id_metode_pembelajaran Metode_pembelajaran
Id_pendekatan_pembelajaran Pendekatan_pembelajaran
Id_kelas Kelas Semester Program
Id_kalender Tanggal Bulan Tahun Keterangan
Memiliki
Lesson_plan Id_lesson_plan Id_user Id_kalender Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Id_metode_pembelajaran Id_pendekatan_pembelajaran Id_pertemuan Alat_belajar Sumber_belajar Penilaian_kognitif Penilaian_afektif Penilaian_psikomotorik Nama_kota Tanggal_pengesahan Nama_kepala_sekolah Nip_kepala_sekolah
Pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Pokok_bahasan Standar_kompetensi Id_kelas
Memiliki
Sub_pokok_bahasan
Memiliki
Id_sub_pokok_bahasan Id_pokok_bahasan Subpokokbahasan Kompetensi_dasar Jumlah_pertemuan Alokasi_waktu Indikator Tujuan_pembelajaran
Memiliki
Memiliki
User
Admin Id_user Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email
efektifitas Id_hasil_efektifitas Id_pokok_bahasan Id_sub_pokok_bahasan Id_model_pembelajaran Efektifitas_pembelajaran Keterangan
Memiliki
Id_user Id_nilai Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah Email
Tutorial
Memiliki
Id_tutorial jenis_tutorial Id_user keterangan
Nilai
Memiliki Memiliki
Evaluasi
Assesmen
Id_soal_evaluasi Id_kategori_evaluasi Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban
Id_soal_assesmen Id_kategori_assesmen Soal Jawaban_A Jawaban_B Jawaban_C Jawaban_D Kunci_jawaban
Memiliki
Memiliki
Kategori_evaluasi
Kategori_assesmen
Id_kategori_evaluasi Kategori_evaluasi keterangan
Id_kategori_assesmen Kategori_assesmen keterangan
Gambar 23 ERD pada OLP.
Id_nilai Id_user nilai
74
4.4.4 Desain Kamus Data Pada Desain kamus data dari semua relasi yang ada dalam database, ditentukan tipe data bagi setiap atribut dalam masing-masing relasi. Oleh karena itu, OLP merupakan bentuk web, sehingga database dapat diimplementasikan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database yang dikhususkan untuk pengembangan web. MySQL dan Navicat adalah salah satu jenis perangkat lunak sistem database yang sering digunakan dalam pengembangan web, terutama pada pengembangan OLP. Tipe data yang digunakan dalam perancangan kamus data adalag tipe yang tersedia dalam MySQL. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.4.5 Desain Antarmuka Pengguna (User Interface Design) Antarmuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Antarmuka pengguna dapat menerima informasi dari pengguna dan memberikan informasi kepada pengguna untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Untuk menyampaikan informasi kepada pengguna, tentunya dibutuhkan suatu rancangan agar dapat mengomunikasikan berbagai informasi yang berupa fitur-fitur sistem yang tersedia sehingga user mengerti dan dapat menggunakannya. Tujuan dari desain antarmuka pengguna adalah merancang interface yang efektif untuk sistem perangkat lunak. Efektif artinya siap digunakan, dan hasilnya sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini adalah kebutuhan penggunanya. Pengguna sering menilai sistem dari interface, bukan dari fungsinya melainkan dari user interfacenya. Desain antarmuka yang buruk, sering jadi alasan untuk tidak menggunakan software tersebut. Selain itu, interface yang buruk menyebabkan pengguna membuat kesalahan fatal. Desain harus bersifat user-centered, artinya pengguna sangat terlibat dalam proses desain, karena itu ada proses evaluasi yang dilakukan oleh pengguna terhadap hasil desain. Pada desain antarmuka OLP dibuat menggunakan adobe Photoshop CS5. Desain ini terdiri atas enam bagian utama seperti: 1. Header; pada bagian atas ini berisi logo Departemen Pendidikan Nasional serta nama OLP.
75
2. Menu navigasi; merupakan alat yang digunakan untuk berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya pada OLP yang dibangun. Menu navigasi terletak di bagian header (atas) yang terdiri atas : home, lihat profil, report lesson plan, forum diskusi, logout. 3. Isi; pada bagian ini ditampilkan data/informasi berupa teks. 4. Menu pop-up; yaitu menu yang muncul ketika di klik pada bagian bawah isi. Menu pop-up terdiri atas dua bagian, pertama menu skema OLP dan kedua menu asesmen. 5. Menu tautan; yaitu menu yang menghubungkan ke beberapa tautan (link web) yang dituju. 6. Footer; bagian ini ditampilkan desainer dan afiliasi web. Pada Gambar 24 menunjukkan menu navigasi dari sistem yang dibangun. HEADER
CONTENT T A U T A N
MENU MENU POP-UP POP-UP
SKEMA OLP
CONTENT MENU MENU POP-UP POP-UP
FOOTER FOOTER
Gambar 24 Rancangan antarmuka sistem.
76
4.4.6 Desain Fungsional Sistem Saat ini OLP belum ditemukan di Indonesia, sehingga diperlukan pembangunan dan pengembangan sistem tersebut. Berdasarkan hasil analisis architecture vision dan analisis kebutuhan data, maka dibutuhkan rancangan kebutuhan sistem OLP secara fungsional. Fungsi-fungsi yang diusulkan dirancang sehingga mampu memberikan sebuah model sistem yang bermanfaat. O‟Brien (2005) menyatakan bahwa dalam pengembangan sistem dapat digunakan untuk mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan pada level manajerial dan bersifat strategis. Fungsi yang diusulkan diberi tanda kode, sehingga mudah untuk mengidentifikasi saat implementasi dan penyusunan dokumen. Berikut ini disajikan daftar fungsional sistem. Tabel 4 Daftar fungsional OLP No.
Kode
Nama Fungsi
1 2 3
OLP001 Proses Login OLP002 Proses Register OLP003 Lihat Profil
4
OLP004 Lihat Skema OLP
5
OLP005 Asesmen
6
OLP006 Mulai Asesmen
7
OLP007
8
OLP008 Tutorial
9
OLP009 Pilih Topik Tutorial
10
OLP010 Evaluasi
11
OLP011 Mulai Evaluasi
Lihat Hasil Jawaban Asesmen
Deskripsi Mendapatkan hak akses Mengisi data registrasi pengguna Melihat data profil pengguna dalam sistem Melihat skema tahapan penggunaan sistem oleh pengguna dalam bentuk bagan Melihat informasi dari proses asesmen guru Melihat soal asesmen dan memilih jawaban Melihat hasil jawaban dari soal asesmen yang telah diisi Melihat informasi dari proses tutorial lesson plan Melihat informasi tutorial dari setiap topik yang dipilih Melihat informasi dari proses evaluasi guru Melihat soal Evaluasi dan memilih jawaban
77
No.
Kode
Nama Fungsi
12
OLP012
13
OLP013
14
OLP014
15
OLP015
16
OLP016
17
OLP017
18 19
OLP018 OLP019
20
OLP020
21
OLP021 Lihat Report Lesson Plan
Melihat laporan dan mencetak lesson plan
22
OLP022 Proses Logout
Mendapatkan izin keluar dari sistem
Lihat Hasil Jawaban Evaluasi Create Lesson Plan Pilih Menu Create Lesson Plan by System Pilih Parameter Create Lesson Plan by System Pilih Menu Create Lesson Plan by Owner Pilih Parameter Create Lesson Plan by Owner Pilih Menu Pratinjau Pilih Menu Cetak Lihat Menu Forum Diskusi
Deskripsi Melihat hasil jawaban dari soal evaluasi yang telah di isi Melihat informasi dari create lesson plan Melihat proses input data Menginput data untuk penyusunan lesson plan Melihat proses input data Menginput data untuk penyusunan lesson plan Melihat hasil input lesson plan Mencetak laporan lesson plan Melihat dan menginput pertanyaan dari diskusi
Pada sistem OLP matematika, pengguna (guru) mendapatkan informasi dalam bentuk pertanyaan dan tutorial secara online. Pengguna dapat memilih jenis materi tutorial apa saja yang dianggap perlu dan selanjutnya diuji pemahaman dengan sejumlah pertanyaan dalam batas waktu yang telah ditentukan. Peran pengguna sangat diperlukan dalam sistem OLP, agar layanan informasi yang diberikan menambah pengetahuan dan kesiapan dalam penyusunan lesson plan matematika. Manfaat dari sistem OLP matematika ini terutama meningkatkan kemampuan pengguna terhadap penyusunan lesson plan secara optimal dengan tepat memilih parameter yang sesuai kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar. Keuntungan bagi sistem OLP ini, mampu memberikan informasi secara komunikatif, efisien dan efektif bagi pengguna. Menambah tempat penyimpanan dokumen lesson plan yang telah dibuat dan dapat mengirimkan ke pengguna yang lain. Penyusunan lesson plan matematika dalam sistem ini diberikan keleluasaan kepada pengguna, dengan memilih dua model dalam penyusunan lesson plan. Model
78
pertama penyusunan lesson plan ditentukan oleh sistem (create lesson plan by system), sehingga pengguna hanya mencoba memasukkan pilihan data dan sistem akan memberikan pilihan informasi. Model kedua penyusunan lesson plan ditentukan oleh pengguna secara langsung (create lesson plan by owner), dimana keseluruhan input tidak dipengaruhi oleh sistem. a.
Create lesson plan by system Create lesson plan by system merupakan suatu menu dalam sistem OLP yang
memberikan bantuan bagi pengguna untuk menentukan setiap parameter penyusunan lesson plan didasarkan pada pilihan yang telah diakuisisi oleh pakar ke dalam sistem, sehingga pengguna hanya memilih mana parameter yang dianggap sesuai, dan sistem menampilkan seluruh atribut pilihan. b.
Create lesson plan by owner Create lesson plan by owner merupakan suatu menu dalam OLP yang tidak
memberikan bantuan pilihan bagi pengguna, sehingga pengguna dapat menentukan parameter sesuai kebutuhan pengguna, namun hasil pengisian selanjutnya akan disimpan atau dicetak oleh sistem. 4.4.7 Desain Masukan Dalam OLP, dirancang berbagai halaman masukan yang digunakan pengguna untuk menerima masukan. Halaman masukan disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang telah dianalisis sebelumnya. Berikut ini disajikan tabel untuk beberapa halaman masukan yang diusulkan pada OLP. Tabel 5 Halaman Masukan pada OLP No. Halaman Masukan 1 Halaman Register 2
Halaman Login
3
Halaman Asesmen
Deskripsi Halaman untuk menginput identitas pengguna Halaman untuk menginput username dan password pengguna Halaman untuk menginput jawaban soal asesmen oleh pengguna
79
No. Halaman Masukan 4 Halaman Evaluasi
5
Halaman Create Lesson plan by System
6
Halaman Create Lesson plan by Owner
7
Halaman diskusi
4.4.8
Deskripsi untuk menginput soal evaluasi oleh
Halaman jawaban pengguna Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna Halaman untuk menginput parameter lesson plan oleh pengguna Halaman untuk menginput pertanyaan oleh pengguna
Desain Arsitektur Global OLP Dengan melihat banyaknya pengguna terutama guru yang tersebar di seluruh
Indonesia, maka dibutuhkan desain arsitektur global OLP karena prototipe sistem akan berjalan di atas teknologi jaringan (internet). Model arsitektur ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola keterhubungan atau layanan internet bagi pengguna (Gambar 25).
80
Internet
Tablet Tablet Computer Computer
Laptop Laptop Computer Computer
Web server
Database server
Dekstop Dekstop Computer Computer
Guru
Administrator
Gambar 25 Arsitektur global OLP. 4.5
Implementasi Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah implementasi sistem
dengan menggunakan model SDLC. Implementasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu implementasi database dan implementasi sistem. Pada sistem OLP, setiap halaman web diberikan informasi seperti: about the system (halaman login), petunjuk informasi (halaman utama), petunjuk asesmen (halaman asesmen), petunjuk tutorial (halaman tutorial), petunjuk evaluasi (halaman evaluasi), dan petunjuk create lesson plan (halaman lesson plan). 4.5.1 Implementasi database Pembuatan database diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem manajemen database MySQL. Nama setiap tabel database yang dibuat disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya yakni pada ERD. Hasil implementasi database OLP dapat dilihat pada Lampiran 9.
81
4.5.2
Implementasi Sistem Implementasi sistem di setiap menu terdiri atas lima bagian yaitu asesmen,
create lesson plan, cetak lesson plan, tutorial, dan evaluasi dapat dilihat pada sistem navigasi pada OLP (lampiran 10). Sebelum melakukan proses tersebut, maka pengguna terlebih dahulu harus register dan login seperti yang terlihat pada Gambar 26 berikut:
Gambar 26 Tampilan halaman register dan login OLP. 4.5.2.1 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Utama (home) Pada bagian implementasi sistem, menu halaman utama antarmuka OLP disajikan pada Gambar 27 di bawah ini.
82
Gambar 27 Tampilan halaman utama OLP. Deskripsi menu-menu dan menu pop-up pada halaman utama adalah: a. Menu Home; sebagai navigasi user untuk kembali ke halaman utama, b. Menu lihat profil; sebagai navigasi user menuju halaman identitas user yang dapat diedit kembali, c. Menu report lesson plan; merupakan navigasi user menuju halaman laporan pembuatan lesson plan, d. Menu forum diskusi; menu navigasi user menuju halaman konsultasi, e. Menu logout; menu navigasi user untu keluar dari halaman utama, f. Content, berisi data/informasi dalam bentuk teks, g. Sub menu skema OLP; merupakan menu navigasi pop-up untuk menampilkan informasi skema penggunaan sistem OLP, h. Sub menu asesmen; merupakan menu navigasi pop-up menuju halaman informasi asesmen. i. Footer; bagian ini ditampilkan perancang dan afiliasi web.
83
4.5.2.2 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Login atau Registrasi Pada halaman ini terdapat 2 proses yang dilakukan user yakni mengisi form registrasi, dan login untuk menuju halaman home. Disini juga diberikan informasi awal tentang OLP dan beberapa feature yang ada di dalamnya. Form registrasi ini harus diisi secara keseluruhan tanpa ada yang kosong serta memasukkan 6 kode digit dan checklist tanda persetujuan. Gambar 28 berikut merupakan tampilan halaman login.
Gambar 28 Tampilan Menu halaman login atau register. 4.5.2.3 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Asesmen Halaman ini merupakan bagian proses CAI dengan menggunakan model drill and practice yaitu model pembelajaran berbasis komputer dengan cara melatih pengguna terhadap bahan materi yang pernah dipelajari dalam bentuk uji kompetensi awal (asesmen). Petunjuk informasi yang diberikan menggambarkan upaya guru untuk mencapai hasil yang maksimal dengan waktu yang ditentukan. Pengguna dapat meng-klik menu pop-up (mulai asesmen) untuk menuju halaman selanjutnya yang
84
berisikan sejumlah tes. Gambar 29 dan 30 berikut sebagai tampilan informasi dan soal.
Gambar 29 Tampilan halaman informasi asesmen.
Gambar 30 Tampilan halaman soal uji kompetensi awal (asesmen). Selanjutnya, proses CAI model lainnya yaitu tutorial yaitu memberikan penguatan atau bimbingan terhadap sejumlah materi penyusunan lesson plan kepada pengguna. Materi ini merupakan materi yang harus dipelajari dan dipahami pengguna
85
sesuai topik yang dipilih. Terdapat 8 topik pilihan yang harus dipelajari pengguna yaitu: a. Topik profesionalitas guru, b. Topik strategi pembelajaran, c. Topik model disain perencanaan pembelajaran, d. Topik matematika sekolah, e. Topik model pembelajaran kooperatif, f. Topik model pembelajaran umum (student centered), g. Topik lesson plan (RPP), dan h. Silabus matematika SMA Proses CAI selanjutnya adalah model drill and practices untuk mengevaluasi hasil penguatan tutorial dengan sejumlah pertanyaan dan waktu yang telah ditentukan. Setelah tutorial, maka halaman selanjutnya berupa informasi petunjuk evaluasi. Gambar 31 dan 32 berikut merupakan tampilan tutorial.
Gambar 31 Tampilan halaman tutorial.
86
Gambar 32 Halaman tutorial dengan topik lesson plan. 4.5.2.4 Implementasi Sistem pada Menu Halaman Create Lesson Plan Setelah proses asesmen atau evaluasi mencapai hasil rata-rata ( 75), maka pengguna dapat menuju halaman create lesson plan. Pada halaman ini terdapat petunjuk informasi dengan ketentuan dan pilihan pengguna. Misalkan pengguna memilih create lesson plan by system, maka seluruh proses pengisian input parameter lesson plan oleh pengguna akan ditentukan oleh sistem. Namun, jika pengguna memilih create lesson plan by owner, maka keseluruhan input parameter lesson plan sepenuhnya tergantung kepada pengguna. Pada Gambar 33 dan 34 berikut merupakan tampilan dari informasi petunjuk dan pengisian create lesson plan.
87
Gambar 33 Tampilan halaman informasi create lesson plan.
Gambar 34 Tampilan halaman create lesson plan by owner. Setelah proses entri data pada form create lesson plan, maka selanjutnya dapat dicetak dalam format file .pdf. Berikut ini contoh hasil print out dalam format file .pdf (Gambar 35).
88
Gambar 35 Tampilan hasil cetak dalam format pdf. 4.6
Pengujian Hasil pengujian sistem OLP secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11.
Sistem OLP diuji dengan menggunakan browser Mozilla Firefox 5.0 atau google chrome secara offline. Fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem OLP dapat berjalan dengan baik, di antaranya fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial lesson plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum diskusi, dan fungsi report lesson plan. Berdasarkan hasil pengujian sistem tersebut, maka secara umum perbedaan penyusunan lesson plan matematika dengan menggunakan pendekatan konvensional
89
dan pendekatan sistem dapat terlihat dengan jelas dari penilaian (parameter) pada tabel berikut. Tabel 6 Perbedaan penilaian penyusunan lesson plan No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Penilaian (Parameter)
Template lesson plan
Penyimpanan Data
Model pembelajaran
Standar kompetensi
Tujuan pembelajan
Indikator
Metode pembelajaran
Pendekatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Pendekatan Konvensional Dibuat dengan aplikasi office, dan terkadang tidak konsisten. Disimpan di media penyimpanan portable (hardisk/flasdisk) pengguna Pemilihan model secara statis
Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna) Input statis (tergantung template yang dimiliki pengguna)
Sistem OLP Telah disesuaikan dengan bentuk database secara online Disimpan dalam aplikasi atau database server
Pemilihan model secara dinamis yang dilakukan oleh sistem menggunakan teknik komputasi Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP) Input dinamis (selalu diupdate dan disesuaikan dengan KTSP)
90
Peran pengguna (guru) dalam penyusunan lesson plan menjadi suatu keputusan penting, dimana OLP menghasilkan lesson plan yang efektif dan optimal untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 36 berikut. Peran User (Guru) dalam Penyusunan Lesson Plan
Ditinjau dari Ditinjau dari Pendekatan Pendekatan Sistem Konvensional OLP
Ditinjau dari Pendekatan Sistem OLP
Penyusunan lesson plan tidak berdasarkan atas pengetahuan (tacit)
Kebutuhan Lesson Plan ditentukan oleh manajemen pengetahuan (tacit dan eksplisit)
pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terbatas
Pengembangan pengetahuan pribadi dalam lesson plan terus meningkat dan tidak terbatas
Penyusunan lesson plan kurang bervariasi dan terkesan monoton
Penyusunan lesson plan sangat bervariasi dan fleksibel
Hasil lesson plan tidak memberikan bentuk optimal dan kurang dalam efektifitas
Hasil lesson plan memberikan bentuk optimal dan efektifitas
Kriteria pemilihan atribut lesson plan terbatas terhadap strategi pembelajaran
Kriteria atribut lesson plan bervariasi sesuai kebutuhan
Gambar 36 Peran user pada penyusunan lesson plan.
91
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pengembangan Online Lesson Plan (OLP) berbasis Computer Assisted Instructional (CAI) pada mata pelajaran matematika dirancang sebagai suatu alat (tools) pembelajaran bagi guru terutama dalam penyusunan lesson plan matematika serta meningkatkan kompetensi guru melalui serangkaian uji kompetensi. Prototipe sistem OLP telah diimplementasikan dan diuji dengan menghasilkan fungsi-fungsi (termasuk menu navigasi) yang dapat berjalan dengan baik. Fungsi dari beberapa menu navigasi pun bervariasi dari satu halaman ke halaman berikutnya, sehingga tampilan informasi yang diberikan akan sangat membantu pengguna. Model CAI pada sistem OLP, lebih ditekankan pada model drill and practice dan tutorial. Model drill and practice dalam sistem OLP merupakan suatu learning process bagi pengguna untuk melatih ketajaman penguasaan lesson plan, sehingga akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan (asesmen dan evaluasi). Model tutorial dalam sistem ini lebih bersifat bimbingan terhadap pemilihan topik yang ingin dipelajari. OLP matematika dapat menyimpan data hasil tes uji kemampuan pengguna (guru) dan data penyusunan lesson plan matematika. Untuk data uji kemampuan guru (asesmen dan evaluasi) dan materi tutorial dapat diupdate selalu oleh pengguna (administrator), sehingga menambah khazanah pengetahuan dan informasi terkait lesson plan. Dengan adanya sistem OLP, kinerja guru terhadap penyusunan lesson plan akan semakin mudah dan cepat. Pemilihan setiap parameter dapat disesuaikan oleh pengguna. Pengembangan sistem OLP yang dibangun dengan beberapa fungsi features yang diberikan seperti: fungsi asesmen pemahaman guru, fungsi tutorial lesson plan, fungsi evaluasi pemahaman guru, fungsi create lesson plan, forum diskusi, dan fungsi report lesson plan. Oleh karena itu, sistem ini memberikan suatu informasi berharga terhadap kelayakan guru dalam mengajar (teaching feasibility). Laporan lesson plan dapat dengan cepat dan akurat diberikan oleh sistem kepada pengguna, setelah pengguna mengupdate data yang diinput secara kontinyu.
92
5.2 Saran Pengembangan OLP matematika sangat membutuhkan dukungan dari kebijakan pemerintah sesuai visi dan misi KEMENDIKNAS, serta menjamin keberlangsungan sistem untuk menjadi lebih handal dan berdayaguna. Beberapa saran sebagai tindaklanjut penelitian ke depan di antaranya: a. OLP dapat dikembangkan pada seluruh mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan sekolah dengan menambahkan berbagai model pembelajaran umum baik yang berpusat pada guru (learning teacher centered) atau pun pada siswa (learning student centered). b. Data yang berhasil dihimpun melalui sistem OLP dapat digunakan untuk penelitian spesifik seperti clustering dokumen lesson plan, dan pengembangan sistem pakar dalam lesson plan. c. Mengintegrasikan sistem dengan teknik komputasi lain seperti Intelligent Tutoring System (ITS) untuk berbagai model lainnya, Computer Based Learning (CBL) dan Computer Aided Learning (CAL).
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi A. 1997. Strategi belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. As‟ari AA. 2006. Fokus Perubahan dalam Pelatihan Pembelajaran Matematika. Artikel pada Jurnal Pendidikan Matematika, Malang: Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Negeri Malang. [Balitbang Depdiknas] Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Survei Dasar Pendidikan Nasional Tahun 2003. Balitbang, Jakarta. Battle R, Hawkins I. 1996. A Study of Emerging Teacher Practices in Internet-Based Lesson Plan Development. Journal of Science Education and Technology. Springer. Budiarjo B. 1991. Komputer dan Masyarakat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Bright GW. 1983. Explaining the efficiency of computer assisted instruction. AEDS Journal, 16: 144-152. Connoly T, Begg C, Strachan A. 2001. Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation and Management. Ed ke-3, Addison Wesley. Chuang
CP.
1991.
Effectiveness
of
Microcomputer
Aided
Television
Troubleshooting Instruction Using Digital Image Database. Journal of Technical and Vocational education. issue: 8. Elmasri, Ramez, Navathe SB. 2001. Fundamentals of Database Systems. The Benjamin-Cummings Publishing Company Inc, California. Gagne RM, Wagner W. Rojas D. 1981. Planing And Authoring Computer Assisted Instruction Lessons. Educational Technology, 21: 17-26. Hariyanto B. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Penerbit Informatika, Bandung. Haryanto T. 2006.
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Ayam (SPDPPA).
[skripsi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
94
Hidayat M. 2004. Tahap Berpikir Siswa SMP Negeri 2 Banda Aceh dalam Belajar Geometri Berpandu pada Model Van Hiele. [skripsi]. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. He W, Wang FK. 2008. An Online LESSON Planning SYSTEM Using the 5E Instructional Model. Proceedings of World Conference on E-Learning in Corporate, Government, Healthcare, and Higher Education (ELEARN). Chesapeake, VA: AACE. Heinich, Molenda, Russell. 1993. Instructional Media and the New Technologies of Instruction. New York: Macmillan Publishing Company. [UNESCO] Higher Education in the Twenty-first Century: Vision and Action. World Conference on Higher Education. UNESCO, Paris, 5-9 October 1998. Hwang YF. 1989. The Effectiveness of Computer Simulation in Training Programmers for Computer Numerical Control Machining. Doctoral Dissertation. Dissertation Abstracts International. Jonassen DH. 1988. Instructional Design for Microcomputer Courseware. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. Kulik J, Kulik C, Cohen P. 1985. Effectiveness of Computer Based College Teaching: A Meta-Analysis of Findings. Review of Educational Research. 50: 522-544. Lewis DE. 2002. A Departure from Training by the Book, More Companies Seeing Benefits of E-Learning. The Boston Globe, Globe Staff, 5/26/02 http://bostonworks.boston.com/globe/articles/052602/elearn.html Marimin. 2009. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor : IPB press. Marimin, Tanjung H, Prabowo H. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. McLeod
RJ, Schell G. 2007. Management Information System. Ed ke-10. New
Jersey: Pearson Prentice Hall. Mukhtar, Iskandar. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Sebuah Orientasi. Jakarta: Gaung Persada Press.
95
Nejad MA. 1992. A Comparison and Evaluation of the Effectiveness of Computer Simulated Laboratory Instruction Versus Traditional Laboratory Instruction in Solid State Electronics Circuitry. Ames: Dissertation, Iowa State University. O‟Brien J.A. 2005a. Management Information System: Managing Information Technology in the Internetworked Interprise. USA: The McGraw-Hill Companies. O‟Brien J.A. 2005b. Introduction to Information Systems. New York: The McGraw Hill Companies Inc. O‟Brien J.A, Marakas G. 2009. Management Information System. Ninth edition. McGraw-Hill Inc. Boston. [Depdiknas RI] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta. [PP] Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. [PP] Peraturan Pemerintah. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta. [PP] Peraturan Pemerintah. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta. [Depdiknas RI] Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. Priyono, Harun AA. 2003. Perancangan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Badan Litbang Pertanian. Jurnal Informatika Pertanian 12:31-44. Pressman RS. 2001. Software Engineering: Apractitioner’s Approach. Ed ke-5, New York: The McGraw-Hill. Prentzas J. Hatzilygeroudis I, Garofalakis J. A Web-Based Intelligent Tutoring System Using Hybrid Rules as Its Representational Basis. ITS 2002, LNCS 2363: 119–128, 2002.
96
Ramakrishnan R, Gehrke J. 2003. Database Management Systems. Ed ke-3. The McGraw-Hill Inc. Rohayati A. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bahan Kuliah pada Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA. UPI, Bandung. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Satzinger J.W, Jackson R.B, Burd A.D. 2007. System Analysis and Design in A Changing World. Ed ke-4, Canada: Thomson Course Technology. Silberschatz et al. 2002. Database System Concepts. 4th Ed. The McGraw-Hill Inc. Simonson R, Thompson A. 1994. Educational Computing Fondations. Ed ke-2. New York: Macmillan Publishing Co. Sommerville I. 2006. Software Engineering. Ed ke-8, Lancaster University, Addison Wessley. Sudjana N. 1991. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Surjono HD. 1994. The Development of Computer-Assisted Instruction Using the ABC Authoring System for Teaching Basic Electronics. Ames: Thesis, Iowa State University. Surjono HD, Utomo P. 1999. Pengembangan Program CAI dengan Strategi Remidiasi Kesalahan untuk Pengajaran Teori Elektronika. Yogyakarta: FPTP, IKIP. Taylor R. 1980. The Computer in the School. Tutor, Tool, Tutee. Teacher College Press, New Jersey. Turban E, Aronson JE, Liang TP. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems. Ed ke-7.Yogyakarta : Penerbit Andi. [UU] Undang-Undang. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. [UU] Undang-Undang. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Uno HB. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
97
[Unsyiah] Universitas Syiah Kuala. 2007. Laporan Uji Kompetensi Guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh: FKIP, Unsyiah. [Unsyiah] Universitas Syiah Kuala. 2009. Laporan Pelaksanaan Sertifikasi Guru di Aceh Tahun 2009. Banda Aceh: FKIP, Unsyiah. Wang FK, Lin GY. 2002. Missouri Specific Web Based Lesson Planning System. Proceedings of World Conference on Educational Multimedia,Hypermedia and Telecommunications (EDMEDIA) . Chesapeake, VA: AACE. Wang FK, Wedman J. 2003. Designing and Evaluating a Web-based Lesson planning System. Proceedings of World Conference on Educational Multimedia, Hypermedia and Telecommunications (EDMEDIA). Chesapeake, VA: AACE. Yahya SR, Humairo L. (2010). Penerapan Metode Pembelajaran pada intElligent Tutoring System (ITS). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) A92-A97, Yogyakarta.
98
99
LAMPIRAN
100
101
Lampiran 1 Data materi pembelajaran matematika SMA KELAS
MATERI AJAR MATEMATIKA
Kelas X, Semester 1
Aljabar
Kelas X, Semester 2
Logika
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (SK & KD) 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma a. Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma b. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma 2. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan a. Memahami konsep fungsi b. Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat c. Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat d. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat e. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat f. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan penafsirannya 3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel a. Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel b. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear c. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan penafsirannya d. Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar e. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel f. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya 1. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor a. Memahami pernyataan dalam matematika
102
KELAS
MATERI AJAR MATEMATIKA
Trigonometri
Geometri
Kelas XI, Semester 1
Statistika dan Peluang
Trigonometri
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (SK & KD) dan ingkaran atau negasinya b. Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor c. Merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan d. Menggunakan prinsip logika matematika yang berkaitan dengan pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor dalam penarikan kesimpulan dan pemecahan masalah 1. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah a. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri b. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri c. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri, dan penafsirannya 1. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga a. Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga b. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga c. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang dalam ruang dimensi tiga 1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah a. Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive b. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta penafsirannya c. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data, serta penafsirannya d. Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah e. Menentukan ruang sampel suatu percobaan f. Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya 1. Menurunkan rumus trigonometri dan
103
KELAS
MATERI AJAR MATEMATIKA
Aljabar
Aljabar
Kelas XI, Semester 2
Kalkulus
Kelas XII, Semester 1
Kalkulus
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (SK & KD) penggunaannya a. Menggunakan rumus sinus dan kosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda untuk b. menghitung sinus dan kosinus sudut tertentu c. Menurunkan rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus d. Menggunakan rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus 1. Menyusun persamaan lingkaran dan garis singgungnya a. Menyusun persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang ditentukan b. Menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi 1. Menggunakan aturan sukubanyak dalam penyelesaian masalah a. Menggunakan algoritma pembagian sukubanyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian b. Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah 2. Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi a. Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi b. Menentukan invers suatu fungsi 1. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah a. Menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di takhingga b. Menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan trigonometri c. Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi d. Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah e. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi f. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi dan penafsirannya 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah a. Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu b. Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri yang sederhana c. Menggunakan integral untuk menghitung
104
KELAS
MATERI AJAR MATEMATIKA
Aljabar
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (SK & KD) luas daerah di bawah kurva dan volum benda putar 1. Menyelesaikan masalah program linear a. Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel b. Merancang model matematika dari masalah program linear c. Menyelesaikan model matematika dari masalah program linear dan penafsirannya 2. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah a. Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain b. Menentukan determinan dan invers matriks 2 x2 c. Menggunakan determinan dan invers dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel d. Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar vektor dalam pemecahan masalah e. Menggunakan sifat-sifat dan operasi perkalian skalar dua vektor dalam pemecahan masalah. f. Menggunakan transformasi geometri yang dapat dinyatakan dengan matriks dalam pemecahan masalah g. Menentukan komposisi dari beberapa transformasi geometri beserta matriks transformasinya 1.
Kelas XII, Semester 2
Aljabar 2.
Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah a. 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri b. 4.2 Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika dalam pembuktian c. 4.3 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret d. 4.4 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret dan penafsirannya Menggunakan aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah a. Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah b. Menggambar grafik fungsi eksponen dan logaritma c. Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen
105
KELAS
MATERI AJAR MATEMATIKA
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (SK & KD) atau logaritma dalam penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau d. logaritma sederhana
106
107
Lampiran 2 Data model pembelajaran matematika MODEL PEMBELAJARAN
PROSES DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. 2.
NUMBERED HEADS TOGETHER
3.
4. 5. 6. 1.
STUDENT TEAMSACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
2. 3.
4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
5.
6. 7. 8. 1. 2. 3. THINK PAIR AND SHARE
4. 5.
6. 7.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain Kesimpulan Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) Guru menyajikan pelajaran Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu Memberi evaluasi Kesimpulan Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi Guru memberi evaluasi Penutup Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa Guru memberi kesimpulan Penutup
108
109
Lampiran 3 Data kuesioner pakar atau praktisi pendidikan KUESIONER PENGETAHUAN PAKAR & PRAKTISI DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATEMATIKA SMA IDENTITAS PAKAR/PRAKTISI Nama Pakar/Praktisi
: ....................................................................................
Pekerjaan
: Dosen/Guru (pilih salah satu)
E-Mail
: ....................................................................................
KETENTUAN UMUM: Dalam Pembuatan sistem informasi Online lesson plan, dibutuhkan pengetahuan & pengalaman dari pakar/praktisi pendidikan yang terlibat langsung terhadap penyusunan lesson plan (RPP) Matematika. Seluruh atribut dari beberapa parameter yang mendominasi pembuatan Lesson plan, menjadi sumber pengetahuan dan nantinya akan direpresentasikan ke dalam sistem. Pengumpulan data-data dari seorang pakar/praktisi ke dalam sistem disebut akuisisi pengetahuan. Dengan adanya akuisisi pengetahuan akan memperkaya dan memperkuat keakuratan informasi di dalam sistem yang akan dibangun tersebut. Akuisisi pengetahuan dari pakar/praktisi dapat dibuat salah satunya dengan kuesioner. Proses pengisian kuesioner ini diharapkan menjadi acuan dasar dalam penentuan keputusan penyusunan lesson plan. Untuk itu, pakar harus dapat mengisi sesuai dengan pengalaman, hasil penelitian, atau penelusuran dari berbagai referensi terkait yang dimiliki oleh pakar/praktisi. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototype sistem yg menjadi pilot project dalam penyusunan lesson plan matematika berbasis web. Cara pengisian kuesioner ini dengan mengisi bobot-bobot nilai untuk setiap materi ajar terhadap model pembelajaran kooperatif berdasarkan Standar Kompetensi (SK) & KD (Kompepetensi Dasar). Misalkan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diberi nilai 1 untuk materi ajar logaritma, artinya materi ajar ini sangat efektif dilakukan dg tipe jigsaw dibandingkan tipe-tipe yang lain. Untuk setiap materi ajar dapat ditentukan lebih dari 1 model pembelajaran kooperatif dg tipe tertentu. Misalkan materi ajar integral dapat diberi nilai sama yaitu 2 untuk tipe TGT dan TPS, artinya tipe TGT dan TPS sama-sama efektif dalam materi ajar integral. Bobot Nilai Parameter Fuzzy 1 Sangat efektif 2 Efektif 3 Cukup Efektif 4 Kurang efektif
110
Contoh: Kelompok Materi Pembelajaran: Perbandingan, Fungsi, Persamaan & Identitas Trigonometri SK: Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. KD: Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 2 dengan 2x pertemuan untuk materi ajar: Penerapan Trigonometrsi dalam kasus umum. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
1
2
3
1
4
3
Kelompok Materi Pembelajaran: Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma 1. KD : Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 6x pertemuan untuk materi ajar: Bentuk pangkat dan akar. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
2. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Logaritma. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
111
Kelompok Materi Pembelajaran: fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan kuadrat. 3. KD: Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: persamaan kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
4. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: Persamaan kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
5. KD: Memahami konsep fungsi Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 2x pertemuan untuk materi ajar: Fungsi Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
112
6. KD: Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana dan fungsi kuadrat Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 5x pertemuan untuk materi ajar: Grafik fungsi Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
7. KD: 7.1 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat. 7.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan dan/atau fungsi kuadrat dan penafsirannya. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: penyelesaian model matematika yang terkait dengan persamaan dan fungsi kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
8. KD: Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Pertidaksamaan Kuadrat. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: Sistem persamaan linier dan pertidaksamaan satu variabel SK: Memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel 9. KD: Menyelesaikan sistem persamaan linear dan sistem persamaan campuran linear dan kuadrat dalam dua variabel.
113
Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 5x pertemuan untuk materi ajar: Penyelesaian sistem persamaan linear, kuadrat dan campuran. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
10. KD: Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear, menyelesaikannya, dan menafsirkannya Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: Memodelkan matematika tentang masalah sistem persamaan linear. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
11. KD: Menyelesaikan pertidaksamaan satu variabel yang melibatkan bentuk pecahan aljabar Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Pertidaksamaan pecahan aljabar. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
12. KD: Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: Pemodelan masalah terkait dengan pertidaksamaan satu variabel. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
114
13. KD: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan pertidaksamaan satu variabel dan penafsirannya. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas X semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: Penyelesaian model yang terkait dengan pertidaksamaan satu variabel. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: Persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran SK: Menyusun persamaan lingkaran dan garis singgungnya 14. KD: Menyusun persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang ditentukan Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 1 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Persamaan lingkaran. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
15. KD: Menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran dalam berbagai situasi Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 1 dengan 5x pertemuan untuk materi ajar: Persamaan garis singgung lingkaran. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
115
Kelompok Materi Pembelajaran: aturan suku banyak SK: Menggunakan aturan suku banyak dalam penyelesaian masalah 16. KD: Menggunakan algoritma pembagian suku banyak untuk menentukan hasil bagi dan sisa pembagian Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Algoritma Pembagian Suku Banyak. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
17. KD: Menggunakan teorema sisa dan teorema faktor dalam pemecahan masalah Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Teorema sisa dan teorema faktor. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi SK: Menentukan komposisi dua fungsi dan invers suatu fungsi 18. KD: Menentukan komposisi fungsi dari dua fungsi Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Fungsi komposisi. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
19. KD: Menentukan invers suatu fungsi Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XI IPA semester 2 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Fungsi invers. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
116
Kelompok Materi Pembelajaran: masalah program linier SK: Menyelesaikan masalah program linear 20. KD: Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 1x pertemuan untuk materi ajar: Sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
21. KD: Merancang model matematika dari masalah program linear Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Model matematika dari program linear. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
22. KD: Menyelesaikan model matematika dari masalah program linear dan penafsirannya Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan untuk materi ajar: Nilai optimum suatu bentuk objektif. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: konsep matriks, vektor, dan transformasi SK: Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah 23. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: a) Pengertian, Notasi, dan Ordo Matriks, b) Kesamaan Dua Matriks, c) Penjumlahan dan Pengurangan Matriks, d) Perkalian Bilangan Real dengan Matriks, e) Perkalian Matriks. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut.
117
Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
24. KD: Menentukan determinan dan invers matriks 2x2 Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan untuk materi ajar: Determinan dan Invers suatu Matriks. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
25. KD: Menggunakan determinan dan invers dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 2x pertemuan untuk materi ajar: a) Persamaan matriks bentuk AX = B dan XA = B, b) Penyelesaian sistem persamaan linear dengan matriks, c) Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode determinan. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
26. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar vektor dalam pemecahan masalah Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: a) Operasi aljabar pada vektor, b) Vektor pada bidang dan pada ruang, c) Perbandingan ruas garis dalam bentuk vektor. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
27. KD: Menggunakan sifat-sifat dan operasi perkalian skalar dua vektor dalam pemecahan masalah Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 7x pertemuan untuk materi ajar: a) Perkalian skalar dua vektor pada bidang dan ruang, b)
118
Proyeksi suatu vektor, c) Sudut antara dua vektor. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
28. KD: Menggunakan transformasi geometri yang dapat dinyatakan dengan matriks dalam pemecahan masalah Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 6x pertemuan untuk materi ajar: Jenis-jenis transformasi geometri. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
29. KD: Menentukan komposisi dari beberapa transformasi geometri beserta matriks transformasinya Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 1 dengan 3x pertemuan untuk materi ajar: Komposisi Transformasi. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: konsep barisan dan deret SK: Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah 30. KD: Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 8x pertemuan untuk materi ajar: a) Barisan dan deret bilangan, b) Barisan dan deret aritmetika, c) Barisan dan deret geometri. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
119
31. KD: Menggunakan notasi sigma dalam deret dan induksi matematika dalam pembuktian Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Notasi sigma dan induksi matematika. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
32. KD: 32.1 Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret. 32.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan deret dan penafsirannya. Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Barisan dan deret dalam kehidupan sehari-hari. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Kelompok Materi Pembelajaran: fungsi eksponen dan logaritma SK: Menggunakan aturan yang berkaitan dengan fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah 33. KD: Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 7x pertemuan untuk materi ajar: Persamaan eksponen dan logaritma beserta fungsinya. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
120
34. KD: Menggambar grafik fungsi eksponen dan logaritma Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 5x pertemuan untuk materi ajar: a) Grafik fungsi eksponen dan logaritma, b) Penerapan fungsi eksponen. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
35. KD: Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen atau logaritma dalam penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau logaritma sederhana Berdasarkan SK & KD, pada Kelas XII IPA semester 2 dengan 4x pertemuan untuk materi ajar: Pertidaksamaan eksponen dan logaritma. Tentukan kondisi parameter nilai dari 1 s.d. 4 pada tabel berikut. Model Pembelajaran Kooperatif yang efektif Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Catatan: ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .............
121
Lampiran 4 Data hasil penilaian lesson plan berdasarkan uji instrumen dan wawancara pakar Lesson plan (RPP) Aspek Matematika
Kelas/ SMT
Aljabar
1/I
1/I
121
1/I
Model Pembelajaran Kooperatif Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Bentuk Pangkat & Akar
1
4
4
2
3
1
Logaritma
1
4
4
2
3
1
Persamaan Kuadrat 1
1
1
4
4
4
1
Persamaan Kuadrat 2
1
1
1
4
2
2
Fungsi Kuadrat
1
4
1
4
3
1
Grafik Fungsi Kuadrat
1
4
1
4
3
3
Model Matematika dg Pers. Dan Fungsi Kuadrat
1
4
1
4
4
2
Pertidaksamaan Kuadrat
1
4
3
2
4
1
Penyelesaian SPL, Kuadrat, & Campuran
1
4
1
4
4
1
Model Matematika terkait Masalah SPL
1
4
1
4
4
1
Pertidaksamaan Pecahan Aljabar
1
4
3
4
4
1
Pangkat, akar & Logaritma
Fungsi, Fungsi Kuadrat, Pers. & Pertidaksamaan Kuadrat
Pers. Linier & Pertidaksamaan Satu Variabel
122
Lesson plan (RPP) Aspek Matematika
Kelas/ SMT
2/I
2 / II
2 / II
3/I
3/I
Model Pembelajaran Kooperatif Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Model Matematika dg Pertidaksamaan Satu Variabel
1
4
1
4
4
1
Penyelesaian Model dg Pertidaksamaan Satu Variabel
1
4
1
4
4
1
Persamaan Lingkaran
1
4
3
4
4
1
Persamaan Garis Singgung Lingkaran
1
4
3
4
4
1
Algoritma Pembagian Suku Banyak
1
4
3
1
4
1
Teorema Sisa & Teorema Faktor
1
4
3
4
2
1
Fungsi komposisi
1
4
2
4
3
1
Fungsi invers
1
4
3
4
2
1
SPL Dua Variabel
1
4
2
4
4
1
Model Matematika dari Program Linear
1
4
1
4
4
1
Nilai Optimum suatu Bentuk Objektif
1
4
2
4
4
1
Pers. Lingkaran & Garis Singgung
Aturan Suku Banyak
Komposisi 2 Fungsi & Invers suatu Fungsi
Masalah Program Linier
Konsep Matriks, Vektor & Transformasi
123
Lesson plan (RPP) Aspek Matematika
Kelas/ SMT
3 / II
3 / II
Model Pembelajaran Kooperatif Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan Tipe STAD
Tipe Jigsaw
Tipe Group Investigasi
Tipe TGT
Tipe TPS
Tipe NHT
Sifat-sifat & Operasi matriks
1
2
2
2
3
1
Determinan & Invers suatu Matriks
1
4
3
4
2
1
Determinan & Invers dlm Peny. SPL Dua Variabel
1
4
2
4
4
1
Sifat-sifat & Operasi Aljabar Vektor
1
4
2
4
4
1
Sifat-sifat & Operasi Perkalian Skalar Dua Vektor
1
4
3
4
4
1
Jenis-jenis Transformasi Geometri
1
4
2
4
4
1
Komposisi Transformasi
1
4
2
4
4
1
Barisan & Deret Bilangan, Geometri, & Aritmatika
1
4
1
4
4
1
Notasi Sigma & Induksi Matematika
1
4
1
4
4
1
Model Matematika terkait Barisan & Deret
1
4
1
4
4
1
Persamaan Eksponen & Logaritma beserta Fungsinya
1
4
1
4
4
1
Grafik Fungsi Eksponen & Logaritma
1
4
2
4
3
1
Pertidaksamaan Eksponen & Logaritma
1
4
3
4
4
1
Konsep Barisan & Deret
Fungsi Eksponen & Logaritma
Keterangan: Nilai 1 (Sangat Efektif), nilai 2 (Efektif), nilai 3 (Cukup Efektif), nilai 4 (Kurang Efektif)
124
125
Lampiran 5 Data metode pembelajaran matematika No
Metode pembelajaran
1
Ceramah
2
Demontrasi
3 4
Penampilan Diskusi
5
Studi Mandiri
6 7
Kegiatan Pembelajaran terpogram Latihan bersama teman
8
Simulasi
9
Pemecahan Masalah
10 11 12
Studi Kasus Insiden Praktikum
13
Proyek
14
Bermain Peran
15 16
Seminar Simposium
17
Tutorial
18
Deduktif
19
Induktif
Kemampuan dalam TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus( Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu Melakukan suatu keterampilan Menganalisis/memecahkan masalah Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensis tesis/mengevaluasi/melakukan sesuatu, baik bersifat kognitif maupun psikomotorik Menjelaskan konsep, prinsip atau prosedur Melakukan suatu keterampilan Menjelaskan, menerapkan, dan menganalisis suatu konsep dan prinsip Menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep, prinsip, dan prosedur tertentu Menganalisis dan memecahkan masalah Menganalisis dan memecahkan masalah Melakukan suatu keterampilan Melakukan sesuatu atau menyusun laporan suatu kegiatan Menerapkan suatu konsep, prinsip, atau prosedur Menganalisis dan memecahkan masalah Menganalisis masalah Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip atau prosedur Menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep, prinsip, prosedur Mensistesis suatu konsep, prinsip atau prosedur
126
127
Lampiran 6 Data pendekatan pembelajaran matematika Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson plan
Deskripsi Pendekatan
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari atau merupakan suatu pendekatan yang membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata.
Pendekatan Realistik
Pendekatan yang menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar matematika
Pendekatan Problem Posing
Pendekatan problem posing adalah perumusan atau pembuatan masalah/soal sendiri oleh siswa berdasarkan stimulus yang diberikan.
Pendekatan Tematik
Pendekatan Open ended
Pendekatan Induktif
Pendekatan Deduktif
Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa atau disebut juga pendekatan berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pendekatan yang bertujuan mengangkat kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga pada akhirnya akan membentuk intelegensi matematika siswa. Pendekatan yang menggunakan data untuk menbangun konsep atau suatu pengertian yang diperoleh dari kasus nyata yang terjadi pada lingkungan sekitar. Pendekatan yang ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalan dan konsepnya. Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
128
Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson plan Pendekatan konsep
Pendekatan lingkungan
Pendekatan inkuiri
Pendekatan penemuan
Pendekatan proses
Pendekatan interaktif
Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan sains teknologi dan masyarakat
Deskripsi Pendekatan Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Pendekatan yang mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari sering digunakan pendekatan lingkungan. Pendekatan yang berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti Pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar – benar baru. Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Pendekatan STM mempunyai beberapa aspek seperti: kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat.
129
Jenis Pendekatan Pembelajaran dalam Lesson plan
Pendekatan terpadu
Deskripsi Pendekatan Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
130
131
Lampiran 7 Aturan logika pada sistem OLP matematika Lampiran\Lampiran-lampiran.xlsx
137
Lampiran 8 Kamus data sistem OLP matematika Implementasi tabel_efektifitas Nama Field Tipe Data Id_efektifitas Int(100) Id_pokok_bahasan Int(100) Id_sub_pokok_bahasan Int(100) Id_model_pembelajaran Int(100) Efektifitas_pembelajaran Text keterangan Text Implementasi tabel_kelas Nama Field Tipe Data Id_kelas Int (11) Kelas Varchar(3) Semester Varchar(2) program Varchar(10)
Key ya
Key ya
Default
Implementasi tabel metode_pembelajaran Nama Field Tipe Data Id_metode_pembelajaran Int(100) Metode_pembelajaran Text Implementasi tabel model_pembelajaran Nama Field Tipe Data Id_model_pembelajaran Int(11) Model_pembelajaran text Implementasi tabel pokok_bahasan Nama Field Tipe Data Id_pokok_bahasan Int(100) Pokok_bahasan text Standar_kompetensi text Id_kelas Int(100) Implementasi tabel lesson_plan Nama Field Tipe Data Id_lesson_plan Int(100) Id_user Int(100) Tanggal text Nama_sekolah text
Default
Key ya
Key ya
Key ya
Key ya
Extra Auto_increment
Extra Auto_increment
Default
Extra
Default
Extra Auto_increment
Default
Extra Auto_increment
Default
Extra Auto_increment
138
Nama Field Mata_pelajaran Kelas_semester Alokasi_waktu Jumlah_pertemuan Standar_kompetensi Kompetensi_dasar Indikator Tujuan_pembelajaran materi_pembelajaran model_pembelajaran metode_pembelajaran Pendekatan Kegiatan_awal Kegiatan_inti Kegiatan_akhir Alat Penilaian Nama_kota Tanggal_sah Nama_kepala_sekolah Nip_kepsek Nama_guru Nip_guru
Tipe Data Varchar(80) text Int(10) Int(10) Varchar(80) Varchar(80) text text text text text Varchar(100) text text text Varchar(800) text Varchar(100) text Varchar(100) Varchar(100) Varchar(100) Varchar(100)
Implementasi tabel asesmen Nama Field Tipe Data Id_soal Int(4) Id_quiz_kategori Int(11) Soal text Jawab_a text Jawab_b text Jawab_c text Jawab_d text kunci Enum(„A‟,‟B‟,‟C‟,‟D‟) Implementasi tabel kategori_asesmen Nama Field Tipe Data Id_quiz Int(11) quiz_kategori varchar(100) keterangan text
Key
Key ya
Key ya
Default
Extra
Default
Extra Auto_increment
Default
Extra Auto_increment
139
Implementasi tabel sub_pokok_bahasan Nama Field Tipe Data Id_sub_pokok_bahasan Int(100) Id_pokok_bahasan Int(100) Sub_pokok_bahasan text Kompetensi_dasar text Jumlah_pertemuan text Alokasi_waktu text indikator text Tujuan_pembelajaran text Implementasi tabel_user Nama Field Id_user Nama_lengkap Username Password Nip Nama_sekolah Alamat_sekolah email level
Tipe Data Int(200) text Varchar(20) text Varchar(100) text text text Varchar(10)
Key ya
Default
Extra Auto_increment
Key ya
Default
Extra Auto_increment
140
141
Lampiran 9 Implementasi database OLP matematika Implementasi tabel_efektifitas
Implementasi tabel_kelas
Implementasi tabel metode_pembelajaran
Implementasi tabel model_pembelajaran
142
Implementasi tabel_lesson_plan
Implementasi tabel pokok_bahasan
143
Implementasi tabel_asesmen
Implementasi tabel kategori_asesmen
Implementasi tabel sub_pokok_bahasan
144
Implementasi tabel_user
Implementasi tabel_nilai
145
Lampiran 10 Sistem navigasi pada OLP matematika Mulai
Tampilan Login
Registrasi
Klik Daftar Yes
Login
Klik Login Yes Tampilan Index
Klik menu home
Klik menu lihat profil
Yes
Yes Tampilan Lihat Profil
Tampilan Home
Klik menu forum diskusi
Klik menu Logout
Yes
Yes
Yes
Tampilan Report Lesson Plan
Tampilan Forum Diskusi
Tampilan Logout
Klik menu report lesson plan
Yes Klik skema OLP
Edit Profil
Klik Download/ Lihat
Yes Tampilan Skema OLP
Yes Klik edit profil Query
Klik assesment
Tampilan lesson plan matematika
Yes Tampilan Assesment
Yes
Yes
Selesai
Klik mulai assesment
Yes
Klik Pratinjau
Klik Pratinjau
Tampilan mulai assesment
Klik menu jawab
Tampilan lesson plan by system
Yes
Klik lesson plan by system
Tampilan lesson plan by owner
Yes Yes Tampilan jawab hasil
Klik create lesson plan
Klik tutorial
Tampilan jawab hasil evaluasi
Yes
Yes
Tampilan Lesson Plan
Klik menu jawab
Tampilan mulai evaluasi
Tampilan Evaluasi
Klik mulai evaluasi
Yes
Yes Tampilan Tutorial
Klik pilihan materi
Yes Tampilan materi tutorial
Klik lesson plan by owner
Klik Evaluasi
Yes
146
147
Lampiran 11 Pengujian sistem OLP matematika Kode
Kasus Uji
Nilai Masukan Benar
OLP001
Proses Login Salah
Benar
OLP002
Proses Register
Salah
Salah
Skenario Pengujian Pengguna benar memasukkan username dan password Pengguna salah memasukkan username dan password Pengguna benar memasukkan sejumlah data yang diminta Pengguna salah memasukkan sejumlah data yang diminta Pengguna tidak memasukkan sejumlah data yang diminta Pengguna mengklik menu lihat skema OLP Pengguna melihat profil pada saat register Pengguna mengklik menu asesmen
OLP003
Lihat Skema OLP
Benar
OLP004
Lihat Profil
Benar
OLP005
Asesmen
Benar
OLP006
Mulai Asesmen
Benar
Pengguna mengklik menu mulai asesmen
OLP007
Lihat hasil jawaban asesmen
Benar
pengguna mengklik menu jawab
OLP008
Tutorial
benar
Pengguna mengklik menu tutorial
OLP009
Pilih Topik Tutorial
Benar
Pengguna memilih salah satu topik tutorial
OLP010
Evaluasi
Benar
Pengguna mengklik menu evaluasi
OLP011
Mulai Evaluasi
Benar
Pengguna mengklik menu mulai asesmen
OLP012
Lihat hasil jawaban evaluasi
Benar
pengguna mengklik menu jawab
Hasil yang diharapkan
Hasil uji
Pengguna berhasil masuk ke halaman home
Berhasil
Username tidak terdaftar atau password salah
Berhasil
Proses login pengguna
Berhasil
Kode yang anda masukkan tidak cocok
Berhasil
Pengguna belum mengisi sejumlah data yang diminta
Berhasil
Skema OLP muncul
Berhasil
Pengguna berhasil melihat hasil profil register Informasi detail proses asesmen Pengguna berhasil masuk ke halaman asesmen, kemudian memilih jawaban yang tepat dengan waktu yang telah ditentukan pengguna berhasil masuk ke halaman hasil jawaban asesmen pengguna berhasil masuk ke halaman informasi tutorial Pengguna berhasil masuk ke halaman topik pilihan tutorial Informasi detail proses evaluasi Pengguna berhasil masuk ke halaman evaluasi, kemudian memilih jawaban yang tepat dengan waktu yang telah ditentukan pengguna berhasil masuk ke halaman hasil jawaban evaluasi
Berhasil Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil Berhasil
Berhasil
Berhasil
148
Kode
Kasus Uji
Nilai Masukan
Skenario Pengujian
OLP013
Create Lesson plan
Benar
Pengguna mengklik menu create lesson plan
pengguna berhasil masuk ke halaman informasi create lesson plan
Berhasil
OLP014
Pilih menu create lesson plan by system
Benar
Pengguna mengklik menu create lesson plan by system
Pengguna berhasil masuk ke halaman pengisian create lesson plan by sistem
Berhasil
OLP015
Pilih parameter lesson plan by system
Benar
Pengguna mengklik setiap parameter lesson plan dan menginputnya
pengguna berhasil memilih satu demi satu hasil parameter yang diberikan oleh sistem
Berhasil
Benar
Pengguna mengklik menu create lesson plan by owner
Benar
Pengguna menginput setiap parameter lesson plan
OLP018
Pilih menu pratinjau
Benar
Pengguna mengklik menu pratinjau setelah menginput parameter lesson plan
Pengguna berhasil melihat hasil inputan parameter lesson plan
Berhasil
OLP019
Pilih menu cetak
Benar
Pengguna mengklik menu cetak lesson plan
Pengguna berhasil mencetak laporan lesson plan dalam bentuk pdf
Berhasil
OLP020
Lihat menu Forum diskusi
Benar
Pengguna mengklik menu forum diskusi
Pengguna Berhasil menginput pertanyaan
Berhasil
OLP021
Lihat Report Lesson plan
Benar
Pengguna mengklik menu report lesson plan
OLP022
Proses Logout
Benar
Pengguna mengklik menu logout
OLP016
OLP017
Pilih menu create lesson plan by owner Pilih parameter lesson plan by owner
Hasil yang diharapkan
Pengguna berhasil masuk ke halaman pengisian create lesson plan by owner pengguna berhasil menginput setiap parameter sesuai keinginan pengguna
Pengguna berhasil melihat informasi (dokumen) report lesson plan Pengguna berhasil keluar dari sistem
Hasil uji
Berhasil
Berhasil
Berhasil Berhasil