PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI HUKUM NEWTONTENTANG GRAVITASI
(Skripsi)
Oleh Nurul Etiya Fatmala
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI Oleh NURUL ETIYA FATMALA
Berdasarkan hasil wawancara guru serta observasi di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu, belum diterapkannya pembelajaran kontekstual dikarenakan masih banyaknya guru yang menerapkan metode ceramah, disamping itu representasi yang dipakai hanyalah representasi matematis serta siswa hanya menggunakan satu bahan ajar yaitu buku teks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan, kemanfaatan serta keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum newton tentang gravitasi. Prosedur pengembangan modul ini meliputi: potensi dan masalah, pengumpulan informasi, desain produk, validasi produk, revisi produk, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi, dan produksi. Validasi produk yang dilakukan oleh dosen pendidikan fisika dimana ada dua uji yaitu uji ahli desain dan uji materi atau isi. Sedangkan uji satu lawan satu dilakukan oleh tiga orang siswa dan uji lapangan dilakukan oleh 30 siswa kelas X1 IPA1 SMA Negeri 1 Blambangan Umpu. Berdasarkan hasil dari uji ahli desain maupun uji ahli materi diperoleh beberapa saran perbaikan dari penguji, modul yang dikembangkan dinyatakkan layak digunakan sebagai bahan ajar.
Nurul Etiya Fatmala Kemudian berdasarkan hasil angket kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang dikembangkan dinilai menarik dengan skor 3,47 dengan kategori sangat baik, kualitas kemudahan dengan kategori sangat baik mendapat skor 3,42, kemanfaatan dengan kategori baik mendapat skor 3,10 dan efektif digunakan sebagai bahan ajar dengan hasil nilai N-gain, yaitu 0,53 dengan klasifikasi sedang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dihasilkan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi yang telah teruji dan layak digunakan dengan kualitas: menarik, mudah digunakan, bermanfaat, dan dinyatakan efektif digunakan sebagai bahan ajar.
Kata kunci: Hukum Newton Tentang Gravitasi, Modul Pembelajaran, Pe,Belajaran Kontekstual, Multireresentasi, Pengembangan.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
Oleh Nurul Etiya Fatmala
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FakultasKeguruan dan IlmuPendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Banjar Masin Kabupaten Way Kanan, pada tanggal 31 Oktober 1995, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Zainal Abidin dan Ibu Jumilah.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di TK Dharma Wanita dan melanjutkan pada tahun 2001 di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Masin dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Baradatu dan lulus tahun 2010. Selanjutnya, pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Baradatu dan lulus tahun 2013. Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.
Pada tahun 2016 (Juli-Agustus) penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Seputih Mataram dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Qurnia Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah.
MOTTO
“Pandanglah orang yang lebih rendah dari padamu, jangan memandang orang yang lebih tinggi dari padamu, karena … yang demikian itu lebih baik agar kamu jangan memperkecil nikmat karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadamu” (H.R. Bukhari dan Muslim)
“SUKSES = jumlah dari (praktik + gagal + cari solusi + bangkit), atau SUKSES = 1 % ide, 99% kerja keras” (Thomas Alva Edison)
“jangan pernah menunggu waktu yang tepat jika ingin sukses, tapi berusaha dan berjuang, karena waktu kesuksesan tidak akan pernah tepat seperti yang diharapkan jika tidak berusaha”” (Nurul Etiya Fatmala)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Penulis mempersembahkan karya ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada: 1.
Orang tuaku tersayanag Bapak Zainal Abidin dan Ibu Jumilah yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Beliau yang tak pernah berhenti mendoakanku, menaruh harapan, memberikan kepercayaan dan senyuman yang menjadi penyemangatku, keringat dan air mata yang tidak pernah pudar, demi keberhasilan dan kebahagian penulis.
2.
Adikku tersayang, Muhammad Afif Nugraha dan Siti Safinaturahma yang telah memberikan doa dan semangatnya selalu menantikan keberhasilan penulis. Jadilah anak yang sholeh dan sholehah yang juga cerdas serta bijaksana, akan selalu penulis nantikan kesuksesan kalian.
3.
Datuk, dan Siti yang senantiasa menemaniku mencurahkan do’a dan dukungannya kepada penulis, terima kasih atas segala nasehat dan arahan kalian semua. Senantiasa Allah memberikan kesehatan dan panjang umur serta kebahagiaan kepada kalian.
4.
Untuk pamanku tersayang Bukit Efendi yang tiada henti menyemangati memberikan dukungan memberikan nasihat kepada penulis.
5.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa untuk limpahan rahmat dan hidayah-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Kontekstual Berbasis Multirepresentasi Pada Materi Hukum Newton Tentang Gravitasi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum.,selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung. 3. Bapak Drs.Eko Suyanto, M.Pd.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing utama, atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Wayan Suana, M.Si., selaku Pembimbing II, atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA. 8. Ibu Sevensari, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Blambangan Umpu beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian disekolah. 9. Ibu Andriati selaku Guru Fisika dan murid-murid kelas X1 SMA Negeri 1 Blambangan Umpu atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung. 10. Teman seperjuangan Pendidikan Fisika 2013 A dan B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan dan dukunganya selama ini. 11. Sahabat seperjuangan: Dina Agustina, Claudia Citra, Eka Rohmiati, Susi Gustina, Dini Widyastuti, Husnul Khotimah, Maryanti, Dewi Nurhidayati, Illa Magfiroh yang memberi kasih sayang, kecerian, dan semangat dalam situasi apapun. Semoga silaturahim kita selalu terjaga. 12. Keluarga silitongaku teman seperjuangan KKN-KT Qurnia Mataram: Tante PutrI Al Farizka, Mamak Yola Rovita, Bude Reza Putri Ristanti, Adek Anjar Mariyani, Bibik Ersa Susanti, Teteh Anggi Ananda, Bulek Alfatina Mia Agustin, Adek Binner Silitongan, Pak Doris Shafrian. 13. Sahabat seperjuangan menuju S.Pd. : Ningrum, anita, yuni, soleha, radha , reva, aday, fince, temen seperjuangan dari jaman nunggu dosen, nunggu waktu
seminar hasil bareng, sampai ujian kompre pun bareng terimakasih kalian selalu menemani penulis dan selalu menyemangati tiada henti-hentinya. 14. Kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah, yang telah banyak memberikan pengalaman baru yang tak pernah dijumpai sebelumnya. 15. Kakak tingkat dan adik tingkat Program Studi Pendidikan Fisika (PSPF), Universitas Lampung. 16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Bandar Lampung, Penulis,
Nurul Etiya Fatmala
2017
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL LUAR ....................................................................................... ABSTRAK ............................................................................................. JUDUL DALAM ................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. SURAT PERNYATAAN ..................................................................... RIWAYAT HIDUP ............................................................................. MOTTO ................................................................................................ PERSEMBAHAN ................................................................................. SANWACANA ..................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................ DAFTAR GAMBAR ............................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ I.
PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
II.
i ii iv v vi vii viii ix x xi xiv xvi xvii xviii
Latar Belakang Masalah ........................................................ Rumusan Masalah ................................................................. Tujuan Penelitian ................................................................... Manfaat Penelitian ................................................................. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
1 4 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori .................................................................... 1. Penelitian Pengembangan ................................................ 2. Pembelajaran Kontekstual ............................................... 3. Modul Pembelajaran Kontekstual ...................................
7 7 9 10
B. Multirepresentasi ................................................................. C. Hukum newton tentang gravitasi ....................................... 1. Perumusan Hukum Gravitasi Umum Newton ............ 2. Medan Gravitasi ............................................................ 3. Potensial Gravitasi .........................................................
12 18 18 19 22
xiv
4. Hukum- Hukum Kepler ................................................ 5. Kelajuan Bendaa Mengorbit Planet ............................
23 25
III. METODE PENELITIAN
IV.
V.
A. Desain Penelitian ................................................................... B. Subjek Penelitian Pengembangan........................................... C. Prosedur Pengembangan ....................................................... 1. Potensi dan Masalah ........................................................ 2. Pengumpulan Informasi ................................................... 3. Desain Produk ................................................................. 4. Validasi Produk ............................................................... 5. Revisi Desain ................................................................... 6. Uji Coba Produk .............................................................. 7. Revisi Produk .................................................................. 8. Uji Coba Pemakaian ........................................................ 9. Revisi Produk ..................................................................
26 26 27 28 28 29 29 30 30 30 30 31
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 1. Metode Wawancara dan Observasi ................................. 2. Metode Angket ................................................................ 3. Metode Tes Khusus .........................................................
32 32 32 33
E. Metode Analisis Data ............................................................
33
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan ............................................................... 1. Hasil Potensi dan Masalah .................................................. 2. Pengumpulan Informasi ....................................................... 3. Desain Produk ..................................................................... 4. Validasi dan Revisi Produk ................................................. 5. Uji Coba Produk................................................................... 6. Revisi Produk ....................................................................... 7. Uji Coba Pemakaian............................................................. 8. Revisi Produk ....................................................................... 9. Produksi................................................................................
38 38 40 41 42 45 46 46 48 47
B. Pembahasan ............................................................................
48
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................. B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
xv
54 55
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4
Halaman
Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban ....................................... Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ......... Kriteria Interpretasi N-Gain ............................................................ Rangkuman Hasil Uji Ahli Desain .................................................. Rangkuman Hasil Uji Ahli Isi/Materi ............................................. Rangkuman Hasil Uji Coba Produk ................................................ Rangkuman Hasil Respon Penilaian Siswa dalam Uji Pemakaian .................................................................................
xvi
35 36 37 42 44 45 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Garis-Garis Medan Gravitasi............................................................. 2.2 Satelit Mengorbit Bumi Berada dalam Medan Gravitasi Bumi ........ 2.3 Grafik Kecepatan Benda Jatuh dengan Waktu ................................. 2.4 Grafik Ketinggian dengan Waktu ..................................................... 2.5 Grafik Kecepatan Benda Jatuh dengan Ketinggian .......................... 2.6 Hukum Pertama Kepler .................................................................... 2.7 Hukum Kedua Kepler ....................................................................... 3.1 Langkah-Langkah Prosedur Penelitian ............................................. 3.2 One Group Pretest-Posttest .............................................................. 4.1 Contoh Tampilan Isi Prodduk Pengembangan ..................................
xvii
20 20 21 22 22 23 24 27 31 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Halaman
Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru ................................................. Angket Kebutuhan Guru ................................................................. Hasil Angket Kebutuhan Guru ....................................................... Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Siswa ................................................. Angket Kebutuhan Siswa ............................................................... Hasil Angket Kebutuhan Siswa ...................................................... Stoary Board ................................................................................... Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Modul ............................................... Instrumen Uji Ahli Desain .............................................................. Hasil Uji Ahli Desain ...................................................................... Instrumen Uji Ahli Materi .............................................................. Hasil Uji Ahli Materi ...................................................................... Kisi-Kisi Instrumen Uji Satu Lawan Satu ...................................... Instrumen Uji Satu Lawan Satu ...................................................... Hasil Uji Satu Lawan Satu ............................................................... Kisi-Kisi Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan .................................................................................... Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaataan .................................................................................. Hasil Instrumen Uji Kemenarikan, Kemudahan, dan Kemanfaatan .................................................................................. Kisi-Kisi Instrumen Uji Keefektifan ............................................... Instrumen Uji Keefektifan .............................................................. Hasil Uji Keefektifan ( Pre-Test / Pos-Test ) .................................. Kunci Jawaban Uji Keefektifan ...................................................... Silabus ............................................................................................. Rpp .................................................................................................. Produk .............................................................................................
xviii
59 61 63 64 66 69 71 77 81 84 87 92 96 101 106 107 111 118 121 127 131 132 134 140 141
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan di Indonesia mengalami suatu paradigma baru yang mengusung Kurikulum Berbasis Kompetensi, dimana terdapat perubahan sistem pembelajaran konvensional menuju pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Hamruni (2012: 135), pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh, bukan hanya secara intelektual, tetapi juga mental dan emosionalnya. Salah satu pendukung berhasilnya suatu proses pembelajaran kontekstual di sekolah yaitu dengan adanya bahan ajar, contoh bahan ajar yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran kontekstual yaitu modul pembelajaran. Modul menurut Asyhar (2011: 155), adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh siswa karena itu modul dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri.
2
Bahan ajar di sekolah berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu yang telah dilakukan yaitu hanya terdapat buku ajar yang menampilkan dua representasi yaitu representasi verbal dan matematis, serta konten yang ada didalamnya kurang bervariasi sedangkan pembelajaran konsep fisika tidak hanya berupa dua representasi, melainkan banyak representasi yang harus diberikan kepada siswa. Representasi tersebut diantaranya representasi verbal, visual atau gambar, grafik, matematis serta lain-lain.
Selama ini pendidik lebih banyak memberikan representasi matematis, sehingga siswa yang kemampuan matematisnya kurang baik akan kesulitan dalam memahami konsep fisika. Menurut Finnajah (2016: 23), dalam multirepresentasi, tujuan memecahkan soal adalah merepresentasi proses secara fisik melalui berbagai cara; verbal, sketsa, diagram, grafik dan persamaan-persamaan matematik. Deskripsi verbal yang abstrak dihubungkan dengan representasi matematik yang abstrak oleh representasi gambar dan diagram fisik yang lebih intuitif. Hal-hal yang menonjol dari suatu representasi ini maka mampu menarik perhatian siswa dan mendorong motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara guru serta observasi langsung di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu, belum diterapkannya pembelajaran kontekstual dikarenakan masih banyaknya guru yang menerapkan metode ceramah, sehingga minimnya pembelajaran secara langsung, disamping itu juga representasi yang dipakai hanyalah representasi matematis serta siswa hanya
3
menggunakan satu bahan ajar yaitu buku teks yang disediakan pihak sekolah untuk menyampaikan materi pelajaran. Minimnya bahan ajar yang disediakan menyebabkan kurangnya minat belajar siswa serta tidak terealisasinya pembelajaran kontekstual. Pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu berdasarkan hasil observasi berupa angket di kelas XI IPA1 sebesar 64% siswa menganggap bahwa fisika tidak menarik. Hal itu dikarenakan kurangnya bahan ajar, yang tersedia hanya berupa buku ajar yang disediakan oleh pihak sekolah, dimana buku tersebut hanya dapat dipinjam pada saat pembelajaran serta isi materi hanya disajikan dalam representasi verbal berupa teori-teori serta matematis berupa rumus-rumus fisika yang sulit dimengerti dan dipahami. Sedangkan 36% siswa mengganggap fisika menarik dikarenakan dalam pembelajaran fisika guru menggunakan media pembelajaran globe, namun karena hal tersebut, siswa tidak pernah melakukan pembelajaran serta praktikum langsung mengenai materi yang dibelajarkan sehingga siswa sulit menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kehidupan sehari-hari. Bahan ajar yang cocok untuk mendukung pembelajaran kontekstual yaitu salah satunya adalah modul. Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang telah disusun secara sistematis yang dapat digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Suryaningsih (2010: 31) yang mengungkapkan bahwa manfaat modul yaitu: (a) meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.(b) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui
4
benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil. (c) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester. (d) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik. Hal ini didukung oleh observasi angket yaitu berdasarkan analisis kebutuhan guru sebesar 100% dan berdasarkan analisis kebutuhan siswa 98% yang menyatakan perlu pengembangan suatu modul pembelajaran yang inovatif. Berdasarkan hal tersebut, untuk mendukung pembelajaran kontekstual maka dibutuhkan modul pembelajaran yang disusun mengikuti sintaks pembelajaran kontekstual serta disajikan dalam bentuk representasi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Hayati (2014: 217) yakni perlu dikembangkan sebuah bahan ajar penunjang yaitu berupa modul fisika hukum Newton tentang gravitasi yang berbasis kontekstual (sesuai dengan kurikulum 2013).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana produk pengembangan berupa modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi? 2. Bagaimana kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan dalam menggunakan modul kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi?
5
3. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi?
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Menghasilkan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi. 2. Mengetahui kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan dalam menggunakan modul kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi. 3. Mengetahui keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi.
D. Manfaat Pengembangan
1. Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam keterbatasan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran 2. Menghasilkan sumber belajar yang bervariasi bagi siswa baik digunakan individu maupun kelompok belajar dalam kegiatan pembelajaran
E. Ruang Lingkup Pengembangan
Untuk menghindari berbagai macam perbedaan penafsiran tentang penelitian ini maka diberikan batasan sebagai berikut:
6
1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu. Pengembangan dalam penelitian ini adalah pembuatan modul pembelajaran kontekstual berbasis Multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi. 2. Pembuatan modul pembelajaran yang dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang berbasis multirepresentasi. 3. Multirepresentasi dalam modul pembelajaran yang dikembangkan yaitu berupa representasi verbal, gambar, grafik dan persamaan matematika. 4. Materi yang dikembangkan hukum Newton tentang gravitasi sesuai yang tercantum didalam silabus kurikulum 2013. 5. Uji validasi produk pengembangan yang terdiri dari uji ahli desain serta ahli materi. 6. Uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk. pengembangan dilakukan pada uji satu lawan satu dan uji lapangan oleh peserta didik. Uji kefektifan produk pengembangan ditentukan berdasarkan hasil nilai pretest dan post-test siswa. 7. Subjek penelitian pengembangan adalah siswa kelas XI IPA1 di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Penelitian Pengembangan
Penelitian merupakan suatu kegiatan pencarian, penelidikan, dan percobaan secara ilmiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang datanya dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sudaryono, dkk. (2013 : 2) menyatakan bahwa: Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunkan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktip atau non interaktif.
Sedangkan Kerlinger dalam Emzir (2012 : 5) menyatakan bahwa: Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai penyelidikan sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan fenomena tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian merupakan suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang suatu fenomena.
8
Penelitian pengembangan pada awalnya hanya sering digunakan dalam dunia indsutri, tetapi saat ini peneltian pengembangan mulai populer di kalangan praktisi dan teoritisi pendidikan. Banyak penelitian dan pengembangan pendidikan yang dilakukan di berbagai belahan dunia.
Pengertian penelitian pengembangan didefinisikan oleh Sugiono (2015 : 407): Metode peneltian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development ( R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Sedangkan menurut Borg and Gall dalam Putra (2012 : 84): R&D dalam pendidikan adalah sebuah model pengembangan berbasis industri di mana temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru, yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, dievaluasi, dan disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas dan berkualitas.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Gay, Mills, dan Airasian dalam Emzir (2012 : 263) yang menyatakan bahwa: Dalam bidang pendidikan, tujuan utama peneltian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan disekolah-sekolah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa peneltian pengembangan adalah metode peneltian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu yang efektif digunakan. Selain itu, dalam penelitian pengembangan tidak hanya mencakup kegiatan membuat produk, tetapi juga meliputi kegiatan untuk menguji, mengevaluasi, dan
9
menyempurnakan produk tersebut hingga diperoleh produk yang efektif dan berkualitas.
2. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan dalam pembelajarannya, materi yang disajikan terkait dengan kehidupan seharihari. Menurut Sagala (2013: 87-88) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan nya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendapat mengenai Contextual Teaching and Learning (CTL) juga diperkuat oleh Blanchard, Berns, dan Erickson dalam Komalasari (2011: 6) mengemukakan bahwa: Contextual teaching and learning is conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situation. and motivates student to make connections between knowledges and its applications to their lives as family members, citizens, and worker and engage in the hard work that learning requires. Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Pendapat mengenai pembelajaran kontekstual juga diungkapkan oleh Hamruni (2012:135):
10
Pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh, bukan hanya secara intelektual, tetapi juga mental dan emosionalnya. Pembelajaran secara kontekstual adalah pembelajaran bagaimana anak menghadapi persoalan.
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar mengajar dimana pada pembelajaran kontekstual tersebut siswa selalu diarahkan kepada setiap proses permasalahan yang dihadapi maupun mengaitkan materi yang dipelajari dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari serta mengarahkan siswa untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang dapat mengembangkan intelektual, mental, serta emosionalnya yang dapat diterapkan di kehidupan siswa.
3. Modul Pembelajaran Kontekstual
Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang telah disusun secara sistematis yang dapat digunakan sebagai bahan ajar siswa dalam proses pembelajaran. Modul menurut Asyhar (2011: 155), adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dirancang untuk belajar secara mandiri oleh siswa karena itu modul dilengkapi dengan putunjuk untuk belajar sendiri.
Pengertian modul juga didefinisikan oleh Suprawoto (2009: 2) yaitu: Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis/cetak yang disusun secara sistematis, memuat materi, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut
11
Pendapat mengenai modul tersebut juga diperkuat oleh Sukiman (2012 : 125): Modul yang baik disusun dengan menyajikan materi yang mudah dipahami siswa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tanpa membatasi siswa untuk mencari lebih bayak materi yang disajikan,menyajikan soal-soal yang kontekstual,menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa serta menyediakan informasi tentang materi tersebut.
Menurut Sukiman (2012: 133) untuk memenuhi karakter self-instructional, modul harus memiliki beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan jelas. 2. Mengemas materi pembelajaran sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas. 3. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran. 4. Menyajikan soal-soal latihan, tugas, dan sebagainya yang memungkinkan peserta didik memberikan respon dalam setiap pembelajarannya. 5. Kontekstual, yakni materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau dengan keadaan nyata bagi peserta didik. 6. Memberikan rangkuman materi pembelajaran. 7. Memberikan umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi tersebut. 8. Menyediakan informasi tentang rujukan yang mendukung materi didik.
Penyusunan modul sangat penting dalam dunia pendidikan. peranan tersebut dapat dilihat dari fungsi modul itu sendiri. Modul memiliki beberapa fungsi seperti yang dijabarkan oleh Prastowo (2011: 105) yaitu: a. Bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa bergantung pada kehadiran guru. b. Sebagai bahan ajar mandiri ketika guru tidak hadir. c. Sebagai bahan evaluasi, yakni peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang diberikan oleh guru, dan.
12
d. Sebagai bahan pembelajaran bagi peserta didik, yakni modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Suatu modul yang dikembangkan harus dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Sejalan dengan pendapat Suryaningsih (2010: 31) yang mengungkapkan bahwa manfaat modul yaitu: a. Meningkatkan pemikiran siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas banyak pelajaran dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan siswa. b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada saat menggunakan modul dan sebelum menggunakan modul. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester. c. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
Pengembangan modul yang inovatif dibutuhkan penyusunan yang tepat supaya menjadi menarik, bermanfaat, dan efektif proses pembelajaran bagi siswa. Hal ini harus diperhatikan dalam membuat suatu bahan ajar berupa modul adalah kerangka modul. Sebaiknya suatu kerangka modul disusun secara sederhana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada dilapangan.
B. Multirepresentasi
Multirepresentasi digunakan dalam penelitian pengembangan ini, dikarenakan multirepresentasi dapat menyajikan materi dengan berbagai cara sehingga dapat menarik minat belajar siswa. Abdurrahman, dkk (2008: 373) mengatakan bahwa:
13
secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Baik dalam pembicaraan bacaan maupun tulisan. Oleh karena itu, peran representasi sangat penting dalam proses pengolahan informasi mengenai sesuatu. Terdapat beberapa definisi yang dikutip oleh Safrina (2011:10) tentang representasi sebagaimana dikemukakan berikut ini: 1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Representasi adalah alat-alat yang digunakan individu untuk mengorganisasikan dan menjadikan situasi-situasi lebih bermakna. Representasi adalah konfigurasi atau bentuk atau susunan dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari situasi masalah atau aspek dari suatu masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau symbol matematika. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk mengemukakan jawaban atau gagasan matematik. Representasi yang dimunculkan oleh siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan atau ide-ide matematika yang ditampilkan siswa dalam upanya untuk mencari suatu solusi dari masalah yang sedang dihadapinya. Terdapat empat gagasan yang digunakan dalam memahami konsep representasi. Pertama, representasi dapat dipandang sebagai abstraksi internal dari ide-ide matematika atau skema kognitif yang dibangun oleh siswa melalui pengalaman; kedua, sebagai reproduksi mental dari keadaan mental yang sebelumnya; ketiga, sebagai sajian secara struktur melalui gambar, symbol ataupun lambang; dan yang terakhir sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu obyek, penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi.
Menurut Ainsworth (2006: 1), beberapa (eksternal) representasi dapat memberikan manfaat yang unik ketika orang belajar ide-ide baru yang
14
kompleks. Sayangnya, banyak penelitian telah menunjukkan janji ini tidak selalu tercapai. DeFT (Desain, Fungsi, Tugas) kerangka kerja untuk belajar dengan beberapa representasi mengintegrasikan penelitian tentang pembelajaran, ilmu kognitif representasi, dan konstruktivis teori pendidikan. Hal ini mengusulkan bahwa efektivitas beberapa representasi terbaik dapat dipahami dengan mempertimbangkan tiga dasar aspek pembelajaran: parameter desain yang unik untuk belajar dengan beberapa representasi; fungsi yang beberapa representasi melayani dalam mendukung pembelajaran dan tugas-tugas kognitif yang harus dilakukan oleh seorang pelajar berinteraksi dengan beberapa representasi. Multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama menurut Shaaron dalam Finnajah (2016: 23), yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan pembangun pemahaman. Fungsi pertama digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua, digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga, multirepresentasi dapat digunakan untuk mendorong peserta didik membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Dalam pembelajaran sains banyak tipe representasi yang dapat dimunculkan. Tipetipe tersebut antara lain: deskripsi verbal, gambar/diagram, grafik, matematik. Menggunakan representasi dalam kegiatan pembelajaran harus memperhatikan kemampuan siswa dalam menginterpretasikan representasi tersebut, karena dalam hal ini dipengaruhi kombinasi representasi, perbedaan individual, dan proses dalam memahami suatu representasi.
15
Beberapa alasan pentingnya menggunakan multirepresentasi menurut Kohl, (2007: 1), adalah: Beberapa representasi adalah kunci dalam belajar fisika, dan sehingga ada cukup motivasi kedua untuk belajar bagaimana siswa menggunakan beberapa representasi ketika memecahkan masalah dan belajar bagaimana solusi terbaik untuk mempelajari pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa representasi. Rosengrant dalam Suminnar (2012: 15) berpendapat bahwa: “Representasi adalah sesuatu yang mewakili, menggambarkan, atau menyimbolkan obyek dan atau proses”. Berdasarkan penjelasan mengenai pengertian representasi dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa representasi adalah suatu konsep yang mewakili dan digunakan dalam menyampaikan sesuatu melalui beberapa bentuk seperti dialog, tulisan, video, film, dan sebagainya. Prain dan Waldrip dalam Suminnar (2012: 15) menyatakan bahwa: Multirepresentasi yaitu merepresentasi kembali konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya secara verbal, gambar, grafik, dan matematika. Matlin dalam Suhandi (2012: 6) menyatakan bahwa: Pemrosesan informasi dalam pembentukan konsep tersebut akan mudah dipanggil apabila tersimpan dalam memori jangka panjang, terutama dalam bentuk gambar. Melihat penjelasan mengenai multirepresentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa multirepresentasi adalah suatu cara menyatakan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk diantaranya dalam bentuk verbal, gambar, grafik, diagram,dan matematika.
16
Multirepresentasi mempunyai tiga fungsi utama berdasarkan yang diungkapkan oleh Ainsworth dalam Suminnar (2012: 15-16), yaitu: “Multirepresentasi mempunyai tiga fungsi utama, antara lain sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan pembangun pemahaman”. Fungsi multirepresentasi adalah: 1) Multirepresentasi difungsikan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap. a) Multirepresentasi melengkapi kegiatan untuk mendapatkan penjelasan mengenai suatu konsep tertentu atau dalam memecahkan soal fisika. b) Multirepresentasi melengkapi informasi. Multirepresentasi berguna untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang berbeda. Multirepresentasi difungsikan untuk melengkapi suatu representasi yang belum mencukupi untuk menyampaikan informasi atau mungkin terlalu sulit untuk siswa dalam mengartikan representasi tersebut. Selain itu, multi representasi berfungsi untuk menarik kesimpulan dari representasi yang beragam. Hal ini memungkinkan satu representasi menyediakan kebutuhan informasi yang mendukung untuk menarik kesimpulan. 2) Multirepresentasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi dalam memanfaatkan representasi yang lain. Hal ini bisa dicapai melalui dua cara, yaitu memanfaatkan representasi yang bisa dikenal sebagai pendukung interpretasi dari representasi yang kurang biasa dikenal atau lebih abstrak dan menggali sifat-sifat inheren satu representasi untuk membatasi interpresentasi representasi kedua.
17
3) Multirepresentasi dapat digunakan sebagai pendorong siswa memkonstruksi pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini, multirepresentasi dapat digunakan untuk meningkatkan abstraksi, membantu generalisasi, dan untuk membangun hubungan antarrepresentasi. Meningkatkan abstraksi adalah menyediakan bermacam-macam representasi sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri. Multirepresentasi untuk membantu generalisasi antara lain menggunakan berbagai bentuk representasi untuk menyediakan informasi dalam memecahkan soal serta merepresentasikan konsep yang sama dengan menggunakan representasi yang berbeda. Membangun hubungan antarrepresentasi digunakan dalam meningkatkan abstraksi serta membantu generalisasi. Ainsworth (2006: 1) menyatakan bahwa: Beberapa (eksternal) representasi dapat memberikan manfaat yang unik ketika orang belajar ide-ide baru yang kompleks. Sayangnya,banyak penelitian telah menunjukkan janji ini tidak selalu tercapai. DeFT (Desain, Fungsi, Tugas) kerangka kerja untuk belajardengan beberapa representasi mengintegrasikan penelitian tentang pembelajaran, ilmu kognitif representasi, dan konstruktivis teoripendidikan. Hal ini mengusulkan bahwa efektivitas beberapa representasi terbaik dapat dipahami dengan mempertimbangkan tiga dasaraspek pembelajaran: parameter desain yang unik untuk belajar dengan beberapa representasi; fungsi yang beberapa representasimelayani dalam mendukung pembelajaran dan tugastugas kognitif yang harus dilakukan oleh seorang pelajar berinteraksi dengan beberaparepresentasi. Menggunakan representasi dalam kegiatan pembelajaran harus memperhatikan kemampuan siswa dalam menginterpretasikan representasi tersebut, karena dalam hal ini dipengaruhi kombinasi representasi, perbedaan individual, dan proses dalam memahami suatu representasi.
18
Beberapa alasan pentingnya menggunakan multi representasi menurutKohl, Rosengrant dan Frankelstein (2007: 1), adalah: Beberapa representasi adalah kunci dalam belajarfisika, dan sehingga ada cukupmotivasi kedua untuk belajar bagaimana siswa menggunakan beberapa representasi ketika memecahkan masalah dan belajar bagaimanasolusi terbaik untuk mempelajari pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa representasi. Dalam pembelajaran dengan multirepresentasi, maka siswa harus mampu menyederhanakan, mengonkretkan, menyebutkan fakta, memberikan contoh, serta membayangkan ide-ide atau konsep dalam situasi familiar. C. Hukum Newton tentang Gravitasi
1. Perumusan Hukum Gravitasi Umum Newton Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi Bumi pada suatu benda (F), berkurang terhadap kuadrat jaraknya (r) dari pusat Bumi. F
1 .....................................................................................................(2) r2
Newton menyadari bahwa gaya gravitasi tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi juga bergantung pada massa benda. Hukum III Newton menyatakan bahwa ketika Bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda (misalnya Bulan), maka benda itu (Bulan) akan mengerjakan gaya pada Bumi yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan. Oleh karena sifat simetri ini, maka Newton menyatakan bahwa besar gaya gravitasi haruslah sebanding dengan kedua massa tersebut F
m bm m be ................................................................…........................(3) r2
dengan:
19
mbm = massa Bumi (kg) mbe = massa benda lain (kg) r
= jarak benda dari pusat Bumi (m)
Selanjutnya, Newton mengajukan hukum gravitasi umum Newton, yang berbunyi sebagai berikut: “Gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya tarik-menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa masingmasing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.” Besar gaya gravitasi dapat ditulis dengan persamaan matematis: F12 F21 F G
m2m2 ........................................................................(4) r2
dengan: F12 = F21 = F = besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N) G = tetapan umum gravitasi (6,672 x 10-11 Nm2/kg2) m1= massa benda 1 (kg) m2 = massa benda 2 (kg) r = jarak benda dari pusat Bumi (m)
2. Medan Gravitasi Garis-garis medan gravitasi adalah garis-garis bersambungan (kontinu) yang selalu berarah menuju ke massa sumber medan gravitasi, di mana makin besar massa sumber, makin kuat medan gravitasinya. Hal ini ditunjukkan seperti pada Gambar 12.
20
M
(a)
2M
(b)
Gambar 12. Garis-garis Medan (a) di Sekitar Sebuah Massa M, dan (b) di Sekitar Sebuah Massa 2M.
Kuat medan gravitasi pada suatu titik dalam ruang di mana suatu massa uji m mengalami gaya gravitasi F, dirumuskan: g
f ............................................................................................….(5) m
dengan: g = kuat medan gravitasi (N/kg) F = gaya gravitasi (N) m = massa uji (kg)
Gambar 13. Satelit mengorbit bumi berada dalam medan gravitasi bumi.
21
Besar percepatan gravitasi yang dialami semua benda di sebuah permukaan planet adalah sama. Selembar bulu ayam dan segumpal tanah liat dijatuhkan dari ketinggian yang sama dalam tabung hampa akan bersamaan mencapai dasar tabung. Namun bila tabung berisi udara tanah liat akan mencapai dasar tabung lebih dahulu. Hal tersebut disebabkan karena percepatan gravitasi di tempat yang berbeda untuk benda yang berbeda, namun disebabkan oleh adanya hambatan
udara di dalam
tabung.
Air- filled tube
Evacuated tube
(a)
(b)
Keterangan : Gambar Perbedaan waktu jatuh kedua benda dengan waktu yang berbeda Grafik di bawah ini adalah contoh grafik kecepatan benda jatuh terhadap waktu dimana dapat dilihat pada Gambar 15. V(m/s)
t(s)
Gambar 15. Grafik kecepatan benda jatuh dengan waktu
22
Selanjutnya adalah Grafik ketinggian benda jatuh terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 16. h(m)
t(s)
Gambar 16. Grafik ketinggian dengan waktu Selanjutnya grafik kecepatan benda jatuh dengan ketinggian dapat dilihat pada Gambar 17. h(m)
V(cm)
Gambar 17. Grafik kecepatan benda jatuh dengan ketinggian
3. Potensial Gravitasi Disekitar suatu massa ada medan yang bersifat vektor,yang disebut medan gravitasi. Selain medan vektor, di sekitar suatu massa juga terdapat medan yang bersifat skalar, disebut dengan potensial gravitasi. Potensial gravitasi erat kaitannya dengan energi potensial gravitasi, yaitu energi yang berkaitan dengan posisi benda. Energi potensial gravitasi benda yang posisi nya sangat jauh dari planet.
23
Potensial gravitasi (lambang V) suatu titik dalam suatu medan gravitasi didefinisikan sebagai energi potensial gravitasi per satuan massa dari sebuah massa uji kecil yang ditempatkan pada titik itu. Dari usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi untuk memindahkan benda dari posisi (1) ke posisi (2), diperoleh energi potensial gravitasi: EPgravitasi
-G m .....................................................................................(6) r
Potensial gravitasi V adalah energi potensial gravitasi per satuan massa sehingga diperoleh: V
-G m .................................................................................................(7) r
dengan: V = potensial gravitasi (Nm/Kg) G = tetapan umum gravitasi (6,672 x 10-11 Nm2/kg2) m = massa benda (kg)
4. Hukum-Hukum Kepler
Hukum I Kepler menjelaskan tentang bagaimana bentuk lintasan orbit planet-planet. Bunyi dari hukum ini yaitu : “jarak antara planet dengan matahari dalam lintasan elipsnya itu selalu berubah dimana matahari tersebut terletak pada salah satu fokus nya.”
Matahari Planet
Gambar 18. Hukum 1 Kepler Hukum II Kepler atau hukum tentang luas yang sama berbunyi. Dalam selang waktu yang sama, garis hubung planet-matahari tersebut akan
24
menyapu bidang yang sama luasnya. Dengan Hukum II Kepler dijelaskan juga bahwa Kecepatan gerak planet tersebut akan menempuh lintasan yang mempunyai kecepatan yang bervariasi. Semakin kecil jarak antara planet dan matahari, maka semakin tinggi kecepatannya. Dapat dismpulkan bahwa disekitar perihelium, planet akan bergerak paling cepat dan pada saat aphelium gerakannya akan melambat.
Matahari
Planet
Gambar 19. Gambar Hukum 2 Kepler Baru pada tahun 1618 Kepler menemukan Hukum III Kepler. Hukum III Kepler atau hukum harmonis berbunyi bahwa Kuadrat kala edar planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet ke matahari tersebut. Hukum III Kepler memberikan penjelasan bahwa planet yang jaraknya paling besar, makan akan memiliki kala edar yang lebih lama pula. Oleh karena itu hal tersebut menunjukkan bahwa gravitasi matahari terhadap planet akan berkurang apabila jaraknya bertambah.
Hukum ini dapat ditulis sebagai berikut:
periode2 radius3
konstan ...........................................................................…(8)
25
5. Kelajuan Benda Mengorbit Planet Suatu benda yang dilemparkan secara horizontal dari tempat-tempat yang dekat dengan permukaan Bumi akan mengikuti lintasan parabola dan suatu waktu akan jatuh kembali ke permukaan Bumi. Akan tetapi, jika kelajuan benda diperbesar terus maka pada suatu kelajuan tertentu, lintasan yang ditempuh benda bisa mengikuti kelengkungan permukaan Bumi. Jika hambatan udara tersebut diabaikan, maka benda tersebut akan mengorbit mengitari Bumi dan benda tersebut tidak akan pernah jatuh ke permukaan Bumi. Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut. v gR
......................................................................................................................................................(9)
dengan g adalah percepatan gravitasi dekat dengan permukaan planet dan R adalah jari-jari planet. Jika kelajuan rotasi sebuah satelit pada orbitnya sama dengan kelajuan rotasi bumi pada porosnya, maka dapat dikatakan bahwa satelit itu berada di orbit geostasioner. Satelit yang berada di orbit geostasioner akan menunjukkan perilaku sebagai berikut: (1)
Satelit akan berputar jika searah dengan putaran Bumi.
(2)
Periode rotasi satelit sama hal nya dengan periode rotasi Bumi.
(3)
Satelit akan bergerak secara langsung jika di atas ekuator Bumi.
(4)
Pusat dari orbit geostasioner berada di pusat Bumi.
26
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Pengembangan yang dilakukan yaitu pembuatan modul pembelajarn kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi SMA kelas XI IPA. Modul pembelajaran yang dikembangkan dapat dimanfaatkan sendiri oleh siswa maupun dengan bimbingan guru. Subyek uji coba produk penelitian pengembangan ini terdiri atas ahli desain, ahli isi atau materi pembelajaran, uji satu lawan satu, dan uji kelompok kecil. Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan tanggapan kemenarikan dan keefektifan dari modul pembelajaran yang telah dikembangkan. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu.
B. Subjek Penelitian Pengembangan
Subyek penelitian pengembangan modul pembelajaran ini adalah ahli materi yang merupakan dosen pendidikan fisika FKIP Unila yang sudah
27
ahli dalam bidang fisika, untuk mengevaluasi materi pembelajaran hukum gravitasi newton, ahli desain juga oleh dosen pendidikan fisika FKIP Unila yang ahli dalam bidang desain media pembelajaran, dan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Blambangan Umpu. untuk menilai tingkat kemenarikan, kemanfaatan, dan kemudahan, serta untuk menguji keefektifan modul pembelajaran tersebut pada uji lapangan.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan Sugiyono (2015: 408–426) ditujukkan oleh Gambar 3.1.
Potensi dan masalah
Revisi produk
Uji coba pemakaian
Pengumpulan informasi
Revisi desain
Uji coba produk
Revisi produk
Desain produk
Validasi desain
Produksi masal
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Pengembangan modul pembelajaran yang akan dikembangkan hanya akan menggunakan prosedur pengembangan menurut Sugiyono sebanyak tujuh tahapan pengembangan saja. Berikut ini merupakan uraian dari
28
langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono yang akan dilakukan pada penelitian ini diantaranya
1. Potensi dan Masalah
Langkah awal dari penggunaan metode Research and Development (R&D) menurut Sugiyono adalah potensi dan masalah. Penelitian berawal dari adanya potensi dan masalah, permasalahan yang terjadi dapat dijadikan suatu rujukan untuk mencari solusi dari masalah yang ada dan potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
2. Pengumpulan informasi
Setelah potensi dan masalah dapat diperoleh dan dianalisis solusinya yaitu dengan mengembangkan modul kontekstual berbasis multirepresentasi, maka langkah selanjutnya adalah pengumpulan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan dalam pengembangan media berupa modul pembelajaran. Informasiyang digunakan untuk menyusun produk diperoleh dengan mengkaji pustaka dari berbagai sumber sebagai rujukan yang berasal dari buku cetakan, ebook, artikel serta berbagai jurnal baik nasional ataupun internasional.
Setelah mendapatkan rujukan dari berbagai sumber tersebut, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menunjang perencanaan dalam pengembangan produk berupa materi
29
pokok pelajaran. Hasil dari pengumpulan informasi inilah yang selanjutnya digunakan sebagai langkah awal dalam menyusun produk modul kontekstual berbasis multirepresentasi.
3. Desain Produk
Pengembangan desain produk berupa pembuatan bahan ajar pembelajaran berupa modul ajar. Perangkat bahan ajar pembelajaran berupa modul yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan psikomotor khususnya mengenai materi hukum gravitasi newton dimana proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran sehingga modul disusun mengikuti sintak pembelajran kontekstual dan disajikan secara multirepresentasi.
4. Validasi Produk
Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan efektif atau tidak. Validasi produk akan dilakukan oleh para ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut apakah sesuai atau tidaknya, untuk menilai produk maka validasi ahli materi dilakukan oleh pakar materi fisika yaitu dosen pendidikan fisika FKIP Unila. Uji validasi ahli desain media pembelajaran dilakukan oleh dosen pendidikan fisika FKIP Unila yang ahli dalam bidang pengembangan media pembelajaran.
30
5. Revisi produk
Setelah dilakukan validasi terhadap modul pembelajaran oleh para ahli, Maka diperoleh saran-saran perbaikan untuk modul kontekstual berbasis multirepresentasi yang dikembangkan, selanjutnya dilakukan revisi terhadap modul pembelajaran dari hasil saran-saran tersebut.
6. Uji Coba Produk
Dari hasil perbaikan kemudian dibuat prototipe I. Uji coba ini merupakan uji satu lawan satu yang dilakukan oleh 3 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Blambangan Umpu yang dipilih secara acak. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan penggunaan modul pembelajaran kontekstual berbasis Multirepresentasi.
7.
Revisi Produk
Setelah dilakukan pengujian produk, selanjutnya perangkat perlu direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada. Revisi produk dilakukan untuk menyempurnakan kembali produk yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan berdasarkan hasil uji coba produk.
8.
Uji Coba Pemakaian
Perangkat yang telah diuji coba dan direvisi diberi nama prototipe II. Setelah pengujian perangkat berhasil, selanjutnya perangkat diuji cobakan pemakaiannya pada lingkup yang lebih luas yaitu siswa kelas XI IPA1 di
31
SMA Negeri 1 Blambangan Umpu. Tujuannya untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan serta keefektifan penggunaan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi. Desain Penelitian yang digunakan pada penelitan pengembangan ini yaitu One-Group Pretest-Posttest Design. Gambar desain yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
O1
X
O2
Gambar 3.2 One-Group Pretest-Posttest
O1 = Nilai pretest ( sebelum penggunaan modul) O2 = Nilai post-test (setelah penggunaan modul Pengaruh penggunaan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi terhadap hasil belajar siswa = (O2 – O1) Sumber: Sugiyono (2012: 74)
9.
Revisi produk
Setelah melakukan tahap uji coba produk, maka diketahui apabila masih terdapatkekurangan yang selanjutnya produk direvisi sebelum produk tersebut diproduksi. Tujuannya untuk menyempurnakan produk yang dikembangkan dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan di lapangan, sehingga produk yang dikembangkan benar-benar layak digunakan sebagai modul pembelajaran dalam fisika.
32
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga macam teknik pengumpulan data, meliputi: 1. Metode Wawancara dan Observasi Metode wawancara dilakukan kepada guru fisika yang dimaksudkan untuk mengetahui motivasi siswa, kesulitan belajar siswa, ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika, sumber belajar serta bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran fisika.
2. Metode Angket Metode angket digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa dalam penelitian pendahuluan. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan disimpulkan bahwa pengembangan modul kontekstual berbasis multirepresentasi perlu dilakukan. Angket juga digunakan sebagai instrumen dalam uji ahli desain dan ahli materi serta uji satu lawan satu oleh guru terhadap produk yang dikembangkan. Angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Sedangkan angket respon pengguna dilakukan melalui uji satu lawan satu dan uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan yang digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk.
33
3. Metode Tes Khusus Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk yang dihasilkan sebagai bahan ajar pembelajaran fisika. Tahap ini produk digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil sampel penelitian satu kelas yaitu kelas XI di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu. Tes khusus ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa yaitu kelas XI IPA1 di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu, siswa diberikan soal pre-test sebeum menggunakan modul sebagai bahan ajar pembelajaran Fisika, selanjutnya setelah menggunakan modul, siswa tersebut diberi soal posttest. Hasil dari skor dari pre-test dan post-test tersebut dianalisis terhadap skor gain menggunakan teknis analisis data N-Gain untuk melihat keefektifan modul yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa.
E. Metode Analisis Data
Setelah diperoleh data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika dan data hasil observasi langsung dijadikan sebagai latar belakang dilakukannya penelitian ini. Data kesesuaian materi pembelajaran dan desain pada produk diperoleh dari ahli materi melalui uji/validasi ahli dan ahli desain, yang selanjutnya data yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran. Data kemanfaatan produk, kemenarikan dan kemudahan penggunaan diperoleh melalui hasil uji kemanfaatan kepada pengguna secara langsung.
34
Data tingkat efektifitas produk sebagai bahan ajar pembelajaran diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk dilakukan.
Penilaian tentang sesuai atau tidaknya produk yeng dihasilkan sebagai sumber belajar dan bahan ajar pembelajaran diperoleh berdasarkan instrumen uji ahli dan uji kelompok kecil. Instrumen uji ahli oleh ahli desain memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat layak “SL”, layak “L”, kurang layak “KL”, dan, tidak layak “TL”, revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan “KL” dan “TL” atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap bahan ajar/produk yang sudah dibuat. Sedangkan Instrumen uji ahli oleh ahli isi/materi pembelajaran, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan “tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “tidak”, atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap bahan ajar/produk yang sudah dibuat.
Respon siswa terhadap bahan ajar yang sudah dibuat dapat diketahui berdasarkan instrumen uji satu lawan satu. Instrumen uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “ya” dan “tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “tidak”.
Data kemenarikan , kemudahan, kemanfaatan dan keefektifan bahan ajar sebagai sumber belajar diperoleh dari uji kelompok kecil kepada siswa sebagai pengguna. Angket respon terhadap pengguna produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “sangat menarik”, “menarik”, “kurang menarik” dan “tidak menarik” atau “ sangat mempermudah”, “ mempermudah”, “kurang mempermudah” dan “tidak
35
mempermudah atau “sangat bermanfaat”, “bermanfaat”, “kurang bermanfaat”, dan “tidak bermanfaat”. Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Berdasarkan Suyanto dan Sartinem (2009: 227), Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban
Skor
Sangat menarik
Sangat Mempermudah
Sangat Bermanfaat
4
Menarik
Mempermudah
Bermanfaat
3
Kurang menarik
Kurang Mempermudah
Kurang Bermanfaat
2
Tidak menarik
Tidak Mempermudah
Tidak Bermanfaat
1
Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor, selanjutnya hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Skor penilaian =
Jumlah skor pada instrumen
x 4
Jumlah nilai total skor tertinggi
Setelah dilakukan skor penilaian, maka hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian. Pengkonversian skor penilaian menjadi pernyataan penilaian ini adalah untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Menurut Suyanto
36
dan Sartinem (2009:227), pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas Skor Rerata Skor Penilaian 4 3,26 - 4,00
Klasifikasi Sangat Baik
3
2,51 – 3,25
Baik
2
1,76 – 2,50
Kurang Baik
1
1,01 – 1,75
Tidak Baik
Selain diberikan angket, pada uji kelompok kecil juga siswa diberikan soal pre-test sebelum menggunakan modul sebagai bahan ajar pembelajaran Fisika, selanjutnya setelah menggunakan modul, siswa tersebut diberi soal post-test. Hasil dari skor dari pre-test dan post-test tersebut dianalisis terhadap skor gain menggunakan teknis analisis data N-Gain untuk melihat keefektifan modul yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa. N-gain diperoleh dari pengurangan skor postest dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah: N-gain (g) = Keterangan: g = N-gain S post = Skor posttest S pre = Skor pretest S max = Skor maksimum
spost - spre smax - spre
37
Besarnya faktor (g) atau keefektifan modul pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat berdasarkan kriteria interperensi N-gain (Meltzer, 2002) yang terdapat pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi N-gain N-gain
Kriteria Interpretasi
0,7 ≤ N-gain ≤ 1
Tinggi
0,3 ≤ N-gain< 0,7
Sedang
N-gain < 0,3
Rendah
54
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan penelitian pengembangan ini adalah: 1. Produk yang dikembangkan menghasilkan modul kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi Hukum Newton tentang Gravitasi. Modul kontekstual berbasis multirepresentasi yang dikembangkan yaitu: modul yang didalamnya memuat satu konsep materi yang dapat disampaikan dalam berbagai representasi yaitu representasi verbal, matematik, gambar, grafik, dan di dalam modul mengikuti sintaks contextual teaching and learning. 2. Modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi memiliki tingkat kemenarikan sangat baik dengan skor 3,46, tingkat kemudahan sangat baik dengan skor 3,42 dan tingkat kemanfaatan baik dengan skor 3,10. 3. Keefektifan modul pembelajaran kontekstual berbasis multirepresentasi pada materi hukum Newton tentang gravitasi diperoleh dari hasil nilai pretest dan post-test siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Blambangan Umpu Tahun Pelajaran 2016/2017 sehingga diperoleh nilai N-gain dari 30 siswa yaitu 0,53 dengan kualifikasi sedang, sehingga modul dinyatakan efektif digunakan sebagai bahan ajar.
55
B. Saran
Saran dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Untuk guru diharapkan dapat memanfaatkan modul pembelajaran sebagai bahan ajar untuk menyampaikan materi sehingga selain mempermudah dan membantu guru, modul kontekstual berbasis multirepresentasi dapat membuat peserta didik menyerap informasi dalam berbagai representasi, menarik, dan juga tidak membuat jenuh dalam proses belajar mengajar sehingga akan terciptanya suasana yang aktif dalam pembelajaran. 2. Bagi pengembang selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan, bahan ajar berupa modul pembelajaran ini diharapkan tidak terpaku pada materi Hukum Newton tentang Gravitasi, tetapi bisa dimanfaatkan untuk semua materi fisika di SMA. Sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lagi sebagai sarana penyampaian materi ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi. 2008. Limitation of representationmode in learning gravitational concept and its influence toward student skillproblem solving. Proceeding OfThe 2nd International Seminar on ScienceEducation. PHY-31: 373 – 377. Ainsworth,Shaaron 2006. DeFT: A conceptual framework for considering learning with multiple representations. Journal School of Psychology and Learning Sciences Research Institute. Vol. 16 (3), Hal. 183-198. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravfindo Persada. Finnajah, Mutamimmah, Eko Setyadi Kurniawan, dan Siska Desy Fatmaryanti.2016. Pengembangan Modul Fisika SMA Berbasis Multi Representasi Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar. Jurnal Radiasi Vol. 8 (3), Hal. 1-7. Hamruni, 2012, Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Jaya, Sang Putu Sri. 2011. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Vol. 1 (2), Hal. 2-5. Kohl, Rosengrant dan Frankelstein. 2007. Strongly and weakly directed approaches to teaching multiple representation use in physics. Journal Physical Review Special Topics - Physics Education Research 3University of Colorado at Boulder. Vol 3. (3), Hal. 1-10. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovasi: Menciptakan Metode Pengembangan yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
Putra, Nusa. 2012. Research & Development Penelitian dan Pengembangan Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Rizki, 2015, Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Safrina, Siti. 2011. Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Teknik Scaffolding terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sagala, Syaiful.2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Setyosari, Punaji, 2012. Metode Penelitian Pendidkan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup. Sudaryono., Margono, G., dan Rahayu, W. 2013. Pengembangan instrumen penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogja. Suprawoto, N. 2009. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul. Suryaningsih. 2010. Pengembangan media cetak modul sebagai media pembelajaran mandiri. Jakarta: Salemba Empat. Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandarlampung: Universitas Lampung.