perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN AJARAN 2012/2013 Artikel Jurnal
Oleh: ANDISTA CANDRA YUSRO S8312020009
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
`PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE PADA SISWA KELAS XI IA SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN AJARAN 2012/2013 Andista Candra Yusro1, Suparmi2, Widha Sunarno3 1
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
2
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
3
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
Abstrak Pembelajaran fisika di sekolah khususnya pada materi termodinamika disekolah belum diotimalkan dengan mengaitkan teori yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari dan perkembangan teknologi. Pemanfaatan sarana internet disekolah belum dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bentuk pengembangan modul pembelajaran berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan dikemukakan Thiagarajan yang diadaptasi Muslimin (2005). Data hasil belajar merupakan data hasil nilai pretest dan posttest yang dianalisis dengan statistik parameterik dengan SPSS 18. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata untuk pengembangan seluruh produk berada dalam kategori sangat baik. Produk yang dihasilkan bersifat valid dan praktis untuk digunakan siswa dalam proses belajar. Penggunaan modul pembelajaran fisika hasil pengembangan memberi peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan yaitu terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Kata kunci: modul pembelajaran, kontekstual, terintegrasi website, termodinamika, hasil belajar
mampu bersaing dalam dunia kerja, baik secara regional maupun global. Fisika merupakan salah satu bentuk ilmu Pendidikan di Indonesia dewasa ini pengetahuan alam yang dapat dipandang mengarah pada dua bentuk profil lulusan sebagai disiplin kerja (Brotosiswoyo, sesuai dengan tuntutan hidup 2001). masyarakatnya yaitu lulusan yang Kemajuan teknologi memberikan vokasional dan lulusan dengan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan kemampuan pola pikir. Kedua profil masyarakat Indonesia. Perubahan pola tersebut bermuara pada suatu tujuan yang commit topikir userdan gaya hidup merupakan pengaruh sama untuk membekali para lulusan yang Pendahuluan
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari perkembangan teknologi. Fakta, dalam mewujudkan pembelajaran yang banyak dijumpai penggunaan alat berkualitas. Penerapan modul dapat teknologi dalam melakukan berbagai menyediakan kegiatan pembelajaran lebih aktivitas. Perubahan yang cepat dan pesat terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan membuat Indonesia dikenal sebagai negara dengan hasil (output) yang jelas. Modul yang memiliki Sumber Daya Manusia dapat memfasilitasi peserta didik lebih (SDM) yang rendah. Dalam laporan The tertarik dalam belajar, peserta didik Global Competitiveness Index 2012-2013, otomatis belajar bertolak dari daya saing Indonesia menempati posisi prerequisites, dan dapat meningkat kan ke-50 dari 144 negara di dunia. Demikian hasil belajar (Depdiknas, 2008a). juga data yang diterbitkan oleh United Bersasarkan hasil wawancara Nations Development Programs (UNDP) dengan guru fisika, kepala sekolah dan 2013 tentang Indeks Pencapaian Teknologi siswa-siswi SMA Negeri 5 Madiun dan Indeks Pembangunan Manusia, didapati bahwa; 1) siswa belum memiliki Indonesia menempati urutan 121 dari 185 sumber belajar lain selain buku pelajaran negara. yang dianjurkan oleh guru; 2) guru tidak Pengemasan bahan ajar fisika dan memiliki bahan ajar yang mereka buat implementasinya hendaknya diorientasikan sendiri dalam bentuk modul; 3) pada penyediaan peluang kepada siswa pemanfaatan jaringan internet dirasa belum dalam pencapaian pemahaman dan hasil makasimal dalam kegiatan belajar belajar siswa SMA. Pengemasan bahan mengajar; 4) kepala sekolah mendukung ajar fisika selama ini masih bersifat linier, adanya pengembangan bahan ajar dalam yaitu: bahan ajar yang hanya menyajikan bentuk modul yang teritegrasi dengan konsep dan prinsip, contoh-contoh soal dan jaringan internet sebagai alternatif sumber pemecahannya, dan soal-soal latihan. belajar bagi peserta didik. Hasil UN Kemasan buku ajar fisika yang digunakan berdasarkan daftar kolektif ujian nasional sebagai pegangan siswa maupun guru yang dikeluarkan Dinas Pendidikan belum dikemas secara komprehensip yang Propinsi Jawa Timur untuk siswa progam berisikan sajian masalah real, studi IPA di SMAN 5 Madiun untuk nilai miskonsepsi, konsep-konsep esensial, terendah fisika 3,25 dan tertinggi 10,0 contoh konseptual dan kontekstual. dengan standar deviasi 0,98. Sebagai upaya mengatasi permasalah Angket kebutuhan siswa terkait dengan kemasan buku ajar fisika diberikan kepada 30 siswa, dari 30 yang belum dikemas secara komprehensip siswa hanya 2 siswa yang memiliki tersebut perlu dilakukan pengembangan sumber belajar lain materi bahan ajar yang lain. termodinamika, dan hanya terdapat 5 Pengembangan modul sebagai bahan siswa yang mencoba mencari sumber ajar dan sumber belajar dapat dijadikan belajar lain selain yang diberikan oleh salah satu refrensi belajar bagi siswa yang guru. Dari 30 siswa, 28 diantaranya dapat menunjang proses belajar mengajar. mengalami kesulitan ketika Pengembangan bahan ajar lain berbentuk mempelajarai termodinamika. modul menjadi salah satu alternatif Keterbatasan modul dalam mengatasi permasalahan terkait dengan menampung info-info terbaru perlu kemasan buku ajar fisika, hal ini juga disiasati dengan cara diberi tambahan bertujuan untuk menunjang diterapkannya berupa alamat situs/web yang dapat kurikulum tingkat satuan pendidikan diakses peserta didik guna mendapatkan berbasis kompetensi disekolah. Pendekatan pemahaman atau info yang lebih lanjut. kompetensi mempersyaratkan penggunaan Dengan diberikannya alamat situs/web modul dalam pelaksanaan pembelajarancommit todalam user modul, peserta didik dapat meninjau nya. Modul dapat membantu sekolah
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara langsung sumber ilmu, (reflektion), penilaian sebenarnya pemanfaatan, dan pengembangannya. (authentic assesmen). Artinya selain Pembelajaran dengan pendekatan bekerja secara mandiri dalam upaya kontekstual intinya adalah pembelajaran menggali pengetahuan mereka, siswa juga yang memberikan pemahaman tentang dituntut bekerja secara kolaboratif. konsep pelajaran, yang disertai dengan Modul pembelajaran fisika aplikasi konsep tersebut dalam dunia nyata berbasis kontekstual yang terintegrasi dan memotivasi siswa membuat hubungan dengan website ini membantu siswa untuk antara pengetahuan dan penerapannya menemukan konsep fisika yang dalam kehidupan mereka sehari-hari. terkonstruksi serta terlatihkan pada diri Sehingga, siswa tidak lagi melihat siswa. Pemahaman yang lebih mendalam pelajaran sebagai sesuatu yang abstrak dan dan bermakna dapat tercapai melalui tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi kegiatan secara langsung dan diperolehnya belajar dapat member motivasi secara terus data percobaan yang mengarah pada menerus dari waktu ke waktu (Sanjaya, kebenaran konsep. Pemahaman yang lebih 2006). bertahan lama terhadap topik yang sedang Suherman (2003: 3) menyatakan dipelajari pun sangat diharapkan dalam pembelajaran dengan pendekatan prosenya. Akhirnya hasil belajar siswa kontekstual adalah pembelajaran yang dapat meningkat. mengambil (menstimulasikan, menceritaTujuan yang ingin dicapai dalam kan berdialog, atau tanya jawab) kejadian penelitian ini adalah untuk: (1) pada dunia nyata kehidupan sehari-hari mendapatkan bentuk pengembangan yang dialami siswa kemudian diangkat modul pembelajaran fisika berbasis kedalam konsep yang dibahas. Johnson kontekstual yang terintegrasi dengan (2002:25) menjelaskan pengertian CTL website yang valid, praktis, dan efektif adalah suatu proses pendidikan yang untuk digunakan dalam proses bertujuan membantu pembelajar melihat pembelajaran; (2) mengetahui peningkatan makna dalam bahan pelajaran yang mereka hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajari dengan cara menghubungkannya proses pembelajaran dengan modul dengan konteks kehidupan sehari-hari, pembelajaran fisika berbasis kontekstual yaitu dengan konteks lingkungan yang terintegrasi dengan website hasil pribadinya, sosialnya, budayanya. Untuk pengembangan. mencapai tujuan tersebut sistem CTL akan menuntun siswa melalui delapan Metode Penelitian komponen utama CTL, yakni: 1) Making meaningful connections, 2) Doing Penelitian dilaksanakan di SMAN 5 significant work, 3) Self-regulated Madiun. Waktu penelitian september 2012 Learning, 4) Collaborating, 5) Critical and sampai dengan juni 2013. Penelitian creative thingking, 6) Nurturing the merupakan penelitian pengembangan individual, 7) Reaching authentic (Research and Development/R&D). Model assessmen. pengembangan adalah model 4-D (four-D) Metode dalam pembelajaran fisika yang dikemukakan oleh Thiagarajan dengan modul pembelajaran berbasis diadaptasi oleh Muslimin (2005). Adapun kontekstual teritegrasi dengan website ini Langkah-langkah pengembangan modul adalah dengan menggunakan sintaks fisika berbasis kontekstual yang pembelajran kontekstual yaitu terintegrasi dengan website dijelaskan konstruktifisme (contructivism), inkuiri sebagai berikut: (inquiry), bertanya (questioning), 1. Define (Studi Pendahuluan) masyarakat belajar (learning comunity), commit to userTahap define (pendahuluan) diawali pemodelan (modeling), refleksi dengan mengidentifikasi permasalahan
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada penyelenggaraan pembelajaran pada modul diperoleh dengan mengubah data kelas XI SMAN 5 Madiun. berupa angka menjadi data kualitatif, 2. Design (Penyusunan) melalui perhitungan Rating Scale Desain produk yang dimaksudkan Sugiyono (2012). adalah pengembangan modul pembelajar Data kemampuan berpikir kritis fisika berbasis kontekstual yang teriegrasi berupa hasil pretest dan posttest dianalisis dengan website. Modul pembelajaran melalui uji normalitas dan homogenitas dalam pengembangannya memuat menggunakan PASW Statistic 18. Data pengalaman belajar, tujuan, teori yang tidak homogen dan tidak normal, pendukung, website penunjang yang dilakukan uji non parametrik yaitu uji berkaitan dengan topik yang dibahas, tugas untuk dua sampel berhubungan dan pertanyaan, serta kesimpulan. Tahapan menggunakan Uji Wilcoxon. design diawali dengan pengembangan Peningkatan kemampuan berpikir silabus, Rencana Pelakasanaan kritis siswa dianalisis menggunakan data Pembelajaran (RPP), modul pembelajaran, gain dan gain ternormalisasi. Perhitungan lembar penilaian kognitif, dan afektif serta gain ternormalisasi menurut Meltzer kisi-kisi soal pretest-posttest berupa soal (2002) diperoleh dengan persamaan: pilihan ganda beserta kunci jawabannya. Selanjutnya dilakukan validasi dosen, guru Gain = − (1) fisika SMA, dan peer review. Setelah dilakukan validasi selanjutnya dilakukan = (2) revisi I dan diperoleh draf II. 3. Develop (Tahap Pengembangan) dengan adalah gain yang dinormalisasi Tahap pengembangan merupakan (Ngain), adalah skor maksimum dari tahapan mengembangkan modul fisika tes awal dan tes akhir, adalah skor berbasis kontekstual yang terintegrasi tes akhir, sedangkan adalah skor tes dengan website. Draf II berupa modul awal. Berdasarkan Meltzer (2002) Indeks pembelajaran fisika berbasis kontekstual Ngain dapat diklasifikasikan sebagai yang terintegrasi dengan website berikut; 1) ≥0,7 maka Ngain yang diujicobakan kecil kepada 10 orang siswa, dihasilkan termasuk kategori tinggi 2) 0,3 jika terdapat revisi maka dilakukan revisi ≤ <0,7 maka Ngain yang dihasilkan II sehingga dihasilkan draf III yang akan termasuk kategori sedang 3) jika < 0,3, diujicobakan di kelas. Sebelum maka N pembelajaran menggunakan modul, peserta gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah. didik diberikan pretest, dan pada akhir pembelajaran dilakukan posttest. 4. (Disseminate) Penyebaran Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahap penyebaran modul pembelajaan fisika berbasis kontektual Hasil utama dari penelitian yang yang terintegrasi dengan website pada dilakukan adalah modul pembelajaran pokok bahasan termodinamika ke guru fisika berbasis kontekstual yang fisika SMA di Madiun. Modul disebarkan terintegrasi dengan website. Hasil pada SMAN 5 Madiun, SMAN 6 Madiun, penelitian yang didapatkan adalah berupa MAN 1 Madiun, dan MAN 2 Madiun, data hasil pengembangan modul Instrumen penelitian berupa angket, pembelajaran dan data hasil belajar sisiwa dan tes. Teknik analisis data untuk berupa nilai pretest dan posttest. Modul kelayakan isi dan kelayakan kegrafikan yang dikembangkan sebelum diujicobakan modul fisika berbasis kontekstual yang sebelumnya telah melalui tahap penilaian, terintegrasi dengan website dilakukan untuk produk modul sendiri dinilai oleh 2 commit to user dengan mengukur kualitas modul. Kualitas orang pakar dengan latar belakang
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendidikan S3 yang berprofesi sebagai dosen S2 Pendidikan IPA UNS, dosen S2 Pendidikan Fisika UM Malang, sedangkan seorang pakar dengan latar belakang pendidikan S2 yang berprofesi sebagai pengawas sekolah. Hasil utama dari penelitian ini merupakan modul pembelajaran cetak yang didalamnya dilengkapi dengan fiturfitur pendekatan kontektual yang dilengkapi dengn link ke website sebagai suplemen pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
validator ialah produk suplemen yang menunjang proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan modul tersebut, berupa silabus, RPP dan soal test (pretest dan posttest) Uji Coba Produk terbatas Tabel 3.Hasil Respon Siswa Uji Coba Produk Terbatas Kelayakan Daya tarik Isi Kontekstual dan Teritegrasi dengan website
Kelayakan Modul Fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website Produk hasil pengembangan sebelum diujicobakan terlebih dahulu diuji/dinilai oleh pakar yang berpengalaman dibidangnya untuk mengetahui sejauh mana kelayakan produk hasil pengembangan untuk diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Modul Penilai Skor Validator 1 49 Validator 2 54 Validator 3 56
Silabus
Jumlah
Baik Baik Sekali Baik Baik
Tabel 4. Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil validasi Ahli perangkat pembelajaran Skor V1 V2 V3 Perangkat Modul Pembelajaran
80 80
Kategori
Pada tahapan uji coba kegiatan siswa selain melakukan pembelajaran dengan modul yang terintegrasi dengan website juga melakukan kerja sesuai dengan petunjuk kerja yang terdapat pada modul tersebut. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan siswa pada modul pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website dengan materi termodinamika hasil pengembangan. Tingkat keterbacaan siswa terhadap modul diketahui melalui respon siswa terkait modul pembelajaran Fisika berbasis kontekstual yang teritegrasi dengan website hasil pengembangan, siswa diminta mengisi angket respon.
Berdasarkan penilaian modul yang dikembangkan dari total kriteria terhadap penilaian produk modul hasil pengembangan yang dilakukan oleh ketiga validator dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan mempunyai skor 159 yang dapat dikategorikan sangat baik.
Produk/draf I
Skor (%) 80 81
Aspek
Pretest
30
37
70
54,33
Std. Deviasi 9,353
Posttest
30
60
83
69,67
6,912
Jenis Tes Jumlah
Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik
Min Maks
Rata-rata
Tabel 4. menunjukkan bahwa dari 30 siswa didapatkan nilai minimum yang dicapai siswa pada pretest sebesar 37, 53 55 56 164 sedangkan nilai maksimum sebesar 70. Data posttest diketahui bahwa nilai Selain produk utama berupa modul commit tominimum user yang dicapai siswa sebesar 60 pembelajaran yang telah diujikan kepada RPP Soal Pretest dan Post Test
25 62
23 57
25 61
73 123
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sedangkan nilai maksimum yang dicapai siswa sebesar 83. Tabel 5.Hasil Analisis Prestasi Belajar Siswa Yang diuji Normalitas Homogenita s Nilai pretest dan posttest
Jenis Uji
Kolmogor ov-Sminov Lavene’s test Independe nt sampel T test
Sig Pretest=0,200 Posttest=0,168
diperoleh jika sig.> α = 0,05. Hasil signifikansi tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan modul pembelajaran fisika berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan website hasil pengembangan. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini ditinjau dari peningkatan antara nilai pretest dan posttest. Kemudian diusunlah deskripsi data gain dan Ngain
Keputusan
H0 diterima
Sig = 0,084
H0 diterima
thitung =7,22 Sig = 0,000
H0 ditolak
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis prestasi belajar siswa, melalui data kognitif berdasarkan nilai pretest dan posttest pretest dan posttest setelah melaksanakan setelah dilakukan pembelajaran fisika pembelajaran menggunakan modul berbasis kontekstual yang teritegrasi pada materi termodinamika dengan website hasil pengembangan. menggunakan modul pembelajaran Analisis data menggunakan analisis data fisika berbasis kontekstual dang statistik SPSS Versi 18. Hasil mengenai uji terintergrasi dengan website. normalitas data data hasil belajar kognitif Tabel 5. Hasil data Gain dan Ngain siswa dengan menggunakan KolmogorovSminova diperoleh nilai signifikansi pretest Mini Maxim Std. Jenis data N Mean dan posttest diterima dari 0,05 yaitu mum um Deviation masing-masing sebesar 0,200 dan 0,168 Gain 30 0 36,67 15,33 9,452 maka H0 diterima. Kesimpulan hasil analisis mengenai data pretest dan posttest N-gain 30 0 0,67 0,319 0,166 dapat dinyatakan bahwa sebaran data tersebut terdistribusi normal. Hasil Tabel 5. menunjukkan data gain dan selanjutnya mengenai uji homogenitas data gain ternormalisasi (Ngain) dari 36 siswa, pretest dan posttest dengan signifikansi data gain dan Ngain digunakan untuk diperoleh 0,084 lebih besar dari α =0,05 mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan demikian tidak ada alasan yang sesudah pembelajaran dengan kuat untuk menolak H0. Hasil analisis menggunakan modul berbasis kontekstual dapat disimpulkan bahwa varian datanya yang terintegrasi dengan website. Dari data homogen. tabel 4.10 diketahui bahwa nilai gain Uji noramlitas dan homogenitas minimum sebesar 0 dan nilai gain yang telah dilakukan merupakan uji maksimum sebesar 36,67. Skor minimum prasyarat yang digunakan untuk menunjukkan bahwa masih ada siswa yang menentukan tekhnik analisis selanjutnya tidak memperoleh peningkatan skor. Pada apakah menggunakan statistik parametrik data gain ternormalisasi diketahui bahwa maupun non parametrik. Kesimpulan dari skor minimum (Ngain) sebesar 0 dengan uji prsayarat analisis yang telah dilakukan kategori rendah, dan skor maksimum adalah sebaaran data terdistribusi noramal (Ngain) sebesar 0,67 kategori sedang, dan variannya homogen, maka analisis sedangkan rata-rata skor (Ngain) sebesar selanjutnya yang dilakukan adalah analisis 0,319 kategori sedang. Hasil dari deskripsi parametrik menggunakan Independent gain ternormalisasi (Ngain) dapat diketahui sampel T test. Data hasil uji perbedaan bahwa terdapat peningkatan prestasi pretest dan posttest diperoleh sihnifikansi belajar siswa yang mencapai kategori 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian sedang sedangkan secara keseluruhan bahwa signifikansi 0,000 < α = 0,05 yaitu dalam kategori sedang. commit topeningkatan user H0 ditolak. Penerimaan terhadap H0
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Dirjen Dikdasmen Direktorat Pembinaan SMA.
Tabel 6.Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Gain Nilai Interval Frekuensi Frekuensi (%) 0–5 4 13 6 – 11 5 17 12 – 17 10 33 18 – 23 9 30 30 – 35 2 6,7 36 – 41 1 3,3 Jumlah 30 100
Johnson, Elaine B. 2010. CTL Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar – Mengajar Mengasyikan dan Bermakna :Bandung, Kaifa Meltzer,
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Memperbanyak contoh-contoh kontekstual dalam kehiduapn sehari-hari membuat peserta didik sadar apa yang selama ini mereka pelajari tentang fisika digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung terhadap dunia nyata sehingga dapat memotivasi siswa. Modul pembelajaran efektif dalam menjelaskan hal-hal yang kurang jelas sesuai dengan kakteristik modul. Pengintegrasian modul dengan website dinilai optimal dalam mengatasi keterbatasan buku teks yang tidak bisa memvisualisasikan teks Rekomendasi Masalah yang dikemukakan dalam modul terkait hubungannnya dengan pembelajaran kontekstual belum optimal, hanya mampu mengungkap contoh-contoh kontekstual dan mengaitkan fenomenafenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan pokok bahasan termodinamika. Pengintegrasian belum optimal karena
Min JOU, Chien-Pen dan Yu-Shiang. 2010. Creating Interactive Web-Based Environments to Scaffold Creative Reasoning and Meaningful Learning: From Physics to Products. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – October 2010, volume 9 Issue 4, hlm 49-57 Muslimin
Ibrahim. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E. Kemp & Thiagaradjan. Surabaya: Unipres Universitas Negeri Surabaya.
Nancy Hubing, dkk. 2002. Interactive Learning Tools: Animating Statics. Proceedings of the 2002 American Society for Engineering Education Annual Conference & Exposition, American Society for Engineering Education
tidak dapat diukur sejauh mana siswa mengunjungi website yang disarankan. Daftar Pustaka
David. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnosic Pretest Scores. American Journal Physics. 70 (2), 1259-1267.
Noah D. Finkelstein. 2001. Context in the Context of Physics and Learning. Int. J. Engng Ed. Vol. 20, No. 4, hlm. 11-21
Rai Sujanem. 2012. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis WEB Untuk Meningkatkan Pemahaman konsep Dan Hasil Belajar. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 1, Nomor 2, commit to user Juli 2012
Brotosiswoyo, B. 2001. “Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”, dalam Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI UT.
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
high schools. International Education Journal. 7(1). 36-50
Razia. 2007. Effective Use of Textbooks: A Neglected Aspect of Education in Pakistan. Journal of Education for International Development 3:1 Rozier
&
Yvonne Wærn et al. 2000. Learning contexts Doesmultimedia affect physics learning?. Published in the Proceedings of the Hawai'i International Conference On System Sciences, January4-7, 2000, Maui, Hawaii.
L.Vienno. (1991). Students' reasoning in thermodynamics. Tijdschrift voor Didactiek der Bwetenschappen 8 (1990) nr.1, hal 1-11
Sang Putu. 2010. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) Volume 1Nomor 1 Tahun 2010, Hal 1-24. Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tarek dan Omkar. 2007. “Virtual Assembly” – A Web-Based Student Learning Tool for Thermodynamics Concepts Related to Multistaging in Compressors and Turbines. Coimbra, Portugal: International Conference on Engineering Education – ICEE 2007 Wasis.
2006. Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Sains-Fisika SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Februari 2006, Th. XXV, No. 1 Wan, N., & Nguyen, V. T. 2006. Investigating the integrati on of everyday phenomena and practical work in physics teaching in Vietnamese commit to
9
user