S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
Pengembangan Model Pembelajaran Inquiry TerbimbingBerbasis Pandangan Ki Hadjar Dewantara untuk Menumbuhkan Kompetensi Unggul di SMP Banar Dwi Retyanto
[email protected] ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini adalah menemukan model pembelajaran inquiry terbimbing berbasis pandangan Ki Hadjar Dewantara untuk menumbuhkan kompetensi unggul di SMP, dengan tujuan khususnya sebagai berikut : 1) Menguji kevalidan model pembelajaran tersebut; 2) Menguji keefektifan model pembelajaran tersebut; 3) Menguji kepraktisan model pembelajaran tersebut. Jenis penelitian ini adalah ResearchandDevelopment (R&D) dengan model dikembangkan melalui tiga tahap pengembangan yaitu : 1) Tahap Analisis Pendahuluan; 2) Tahap Pengembangan Model; 3) Tahap Ujicoba. Hasil validasi oleh tiga Validator memperoleh persentase penilaian dengan interval antara 83,33% s/d 95%, hal ini menunjukan perangkat pembelajaran model yang dikembangkan adalah valid dengan kriteria sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang dikembangkan efektif untuk menumbuhkan kompetensi unggul (pemecahan masalah, komunikasi, dan kerjasama) di SMP, berdasarkan hasil analisis uji t data kompetensi unggul dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga thitung sebesar 4,63 untuk keterampilan pemecahan masalah, 5,77 untuk keterampilan komunikasi tertulis, 4,87 untuk keterampilan komunikasi lisan, dan 5,02 untuk keterampilan kerjasama dengan ttabel sebesar 2,0003, hal ini menunjukan ada perbedaan kompetensi unggul antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai kepraktisan diperoleh melalui tanggapan atau respon siswa terhadap model pembelajaran merupakan salah satu tujuan penelitian ini yang didasarkan pada umpan balik siswa serta penilaian siswa terhadap model pembelajaran yang dikembangkan, diperoleh presentase kepraktisan adalah 86,45% dengan kriteria sangat baik. KataKunci :Inquiry Terbimbing, Pandangan Ki Hadjar Dewantara, Kompetensi Unggul rendah, dari 65 negara anggota PISA
PENDAHULUAN Hasilstudi International
Programme Student
for
Assessment
pendidikan
Indonesia
berada
di
bawah peringkat 64. PISA merupakan
(PISA) 2012 menunjukkan kualitas
studi
pendidikan Indonesia masih sangat
kemampuanliterasimembaca,
---( 28 )---
internasional
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
matematika,
dan
diselenggarakan
sains
yang
Organisation
EconomicCo-operation
for
bisa menjawab tantangan PISA,sebab dalam
Kurikulum
2013
ada
and
perubahan standar proses dan standar
Development (OECD) untuk siswa
isi. Perubahan dan penyempurnaan
usia 15 tahun (OECD, 2013). PISA
komponen-komponen
digunakan
terlihat beda dari sebelumnya seperti
untuk
mengukur
kurikulum
kemampuan murid yang nantinya
kompetensi
akan
untuk
terjemahan atau operasionalisasi SKL
pengambilan kebijakan pendidikan
dalam bentuk kualitas yang harus
nasional.
dimiliki
dijadikan
dasar
Renny (2013) yang mengutip
inti
merupakan
mereka
menyelesaikan
yang
telah
pendidikan
pada
pendapat Witte, PISA (Programme
satuan
for International Student Assessment)
jenjang
pendidikan
berpendapat
gambaran
mengenai
bahwa
literasi
sains
pendidikan
tertentu
atau
tertentu, kompetensi
sebagai kemampuan menggunakan
utama yang dikelompokkan ke dalam
pengetahuan sains, mengidentifikasi
aspek
permasalahan
menarik
keterampilan (afektif, kognitif, dan
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti,
psikomotor) yang harus dipelajari
dalam rangka mengerti serta membuat
siswa untuk suatu jenjang sekolah,
keputusan
dan
kelas dan mata pelajaran, namun
perubahan yang terjadi pada alam
penilaian hasil belajar afektif kurang
sebagai
PISA
mendapat perhatian dari guru, dalam
menetapkan tiga dimensi besar literasi
menilai hasil belajar siswa para guru
sains dalam pengukurannya, yakni
lebih banyak mengukur siswa dalam
proses
penguasaan aspek kognitif (Dharma,
dan
tentang
akibat
sains,
alam
manusia.
konten
sains,
dan
konteks aplikasi sains. Kepala
pusat
sikap,
pengetahuan,
2008), sedangkan
informasi
dan
kompetensi inti
dan
harus menggambarkan kualitas yang
humas Kemendikbud Ibnu Hamad
seimbang antara pencapaian hard
menyatakan
skills dan soft skills (Badan Penelitian
pergantian
kurikulum
lewat Kurikulum 2013 diharapkan
dan Pengembangan, 2013).
---( 29 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
Wiyanto et al (2011) menyatakan
bagi semua guru, sebagai guru ilmu
kompetensi memecahkan masalah,
pengetahuan
bekerjasama
bentuk didaktik tradisional menjadi
dalam
berkomunikasi
tim,
adalah
dan
kompetensi
yang
instruksi
bergeser
berorientasi
dari
inquiry.
unggul, hal ini juga diperkuat dari
Pendidik hendaknya bisa mengubah
hasil observasi awal pada guru mata
kebiasaan pembelajaran yang bersifat
pelajaran
Wonosobo,
tradisional menuju pembelajaran yang
kompetensi
berpendekatan scientific dengan tahap
pemecahan masalah, komunikasi dan
yang kita kenal 5M (mengamati,
kerjasama
menanya,
IPA
diperoleh
di
bahwa
merupakan
kompetensi
menalar,
mencoba,
unggul dari kurikulum 2013 karena
membentuk jejaring untuk semua
termasuk kompetensi yang paling
mata pelajaran). Proses pembelajaran
dibutuhkan pada pasar kerja. Hal ini
ini seperti yang di amanatkan pada
dibuktikan
Kurikulum 2013 (Nuh, 2013).
dengan
hasil
survey
National Association of Colleges and
Piaget
mengemukakan
bahwa
Employeds pada tahun 2002, dan
model inquiry adalah model yang
diperkuat oleh Crawford et al (2011)
mempersiapkan siswa pada situasi
yang
keterampilan
untuk melakukan eksperimen sendiri
berkomunikasi dan kerjasama pada
secara luas agar melihat apa yang
posisi
terjadi, ingin mencari jawaban sendiri
menempatkan
atas
pada
clusternya
ini
berdasar dari hasil The Research
serta
Team at Michigan State University,
yang satu dengan penemuan yang
ini menunjuklan bahwa keterampilan
lain, kemudian membandingkan apa
berkomunikasi
yang
dan
kerjasama
menghubungkan
ditemukan
penemuan
dengan
yang
merupakan keterampilan yang paling
ditemukan siswa lainnya (Andriani et
dibutuhkan oleh manusia.
al, 2011). Aktivitas siswa adalah
Wenning
(2005)
menyatakan
keikutsertaan siswa dalam proses
bahwa membentuk dan memelihara
pembelajaran
suasana kelas yang kondusif untuk
berlangsung, secara aktif baik fisik,
siswa belajar harus menjadi tujuan
mental, maupun emosional dari siswa
---( 30 )---
yang
sedang
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
itu sendiri, hal ini menunjukan bahwa
membedakan ciri dan karakter dengan
dalam proses pembelajaran Inquiry
pendidikan
sesuai proses belajar yang diharapkan
2013). Pemikiran Ki Hajar Dewantara
pada Kurikulum 2013.
tentang pendidik adalah seseorang
Kenyataan di lapangan jutaan
negara
lain
(Samho,
yang pengajarannya menggunakan
guru yang sudah memiliki sertifikat
„kepala,
hati
dan
panca
indera‟
pendidik dan memperoleh tunjangan
(educate the head, the heart, and the
profesional namun perubahan yang
hand), yang saling bersinergi atau
dialami sebagian besar guru baru
yang kita kenal dengan asih, asah, dan
sebatas bergeser dari guru yang
asuh.
kerjanya sepanjang hari berbicara di
Hasil observasi awal dari guru
depan kelas menjadi guru yang
IPA SMP di Wonosobo diperoleh
kerjanya
informasi bahwa sebagian besar guru
mendemonstrasikan
kewibawaan
di
hadapan
murid
belum menerapkan pola asah, asih,
(Sumardianta, 2013). Merujuk pada
asuh
hasil
kemampuan
Menurut Sumardianta (2013) guru
literasi sains maka sudah selayaknya
terkadang perilakunya kurang terpuji
pendidikan di Indonesia mulai dari
dan cenderung seenaknya sendiri,
pelaku
untuk
bukan guru yang dihargai karena
model-model
menghargai muridnya atau guru yang
PISA
tentang
pendidikan
mengembangkan
dalam
pembelajaran yang tepat dan tidak
merasa
lepas dari jati diri bangsa.
mengantarkan
Model
pembelajaran
Inquiry
bahagia
(delivering
pembelajarannya.
ketika
berhasil
kebahagiaan
happiness)
bagi
para
terbimbing berbasis pandangan Ki
muridnya. Masalah utama guru bukan
Hadjar Dewantara salah satunya. Ki
lagi soal kesejahteraan melainkan
Hadjar
semangat dan keteladanan.
Dewantara
adalah
tokoh
filsafat pendidikan Indonesia yang
Pembelajaran inquiry terbimbing
menganut paham humanisme, seorang
berbasis
yang meletakan pondasi utama pada
Dewantara menjadikan suatu model
pendidikan
pembelajaran yang humanis dengan
Indonesia
yang
---( 31 )---
pandangan
Ki
Hadjar
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
mendidik siswa selayaknya manusia
(RPP), dan Lembar Kerja Siswa
seutuhnya, maka ikatan emosional
(LKS), Lembar Kerja Guru (LKG)
antara guru dengan siswa terciptakan
digunakan dalam pembelajaran IPA
hubungan pendidikan yang penuh
untuk
dengan kepercayaan dan rasa nyaman.
unggul siswa
Keyakinan
demikian
akan
menumbuhkankompetensi
Desain penelitian ini adalah
membebaskan siswa dari ketakutan
ResearchandDevelopment
yang merusak serta menghabiskan
dengan model dikembangkan melalui
energi,
mencurahkan
tiga tahap pengembangan yaitu : 1)
pertumbuhan
tahap analisis pendahuluan, pada
dan
perhatiannya
pada
individu
dan
perkembangan
tahap
ini
(R&D)
diperoleh
informasi
kreatifitas dan mental siswa sehingga
penerapan asah, asih, asuh dalam
kompetensi unggul yaitu kemampuan
pembelajaran
pemecahan masalah, kerjasama dan
melakukan
komunikasi siswa bisa tumbuh.
skill
siswa
59,525, pengidentifikasian 19,05%,
guru soft
pemecahan
masalah, kerjasama, dan komunikasi merupakan kompetensi unggul siswa
METODE PENELITIAN Jenis penelitian menggunakan penelitian
dan
95,24%; 2) tahap pengembangan
pengembangan
model, model Inquiry terbimbing yang
(Research and Development (R&D)
digunakan dan dikembangkan dalam
yang
untuk
penelitian ini adalah Inquiry terbimbing
mengembangkan model pembelajaran
yang terdiri atas 6 sintaks seperti yang
inquiry
ditulis oleh Jufri (2013) yaitu: (1)
dilakukan
terbimbing
pandangan
Ki
Dewantara.Produk
yang
berbasis Hadjar dimaksud
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
yang
tertuang
dalamdeskripsi model dan perangkat pembelajaran
meliputi
Silabus,
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
mengidentifikasi
masalah;
(2)
mengembangkan tujuan atau hipotesis yang
bersifat
tentative;
(3)
mengumpulkan Data dan menguji jawaban
tentative;
menginterprestasi
data;
(4) (5)
mengembangkan kesimpulan tentatif
---( 32 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
atau
generalisasi;
menerapkan,
(6)
dan
menguji, merevisi
Pengumpulan data dilakukan dengan
metode
tes
untuk
kesimpulan. Draft model ini kemudian
keterampilan pemecahan masalah dan
divalidasi
dibidang
komunikasi tertulis.Metode angket
pembelajaran
untuk keterampilan komunikasi lisan,
oleh
pengembangan
ahli
model
setelah itu dilaksanakan revisi atau
bekerjasama,
keterlaksanaan
perbaikan; 3) tahap ujicoba model
pembelajaran, dan
respon siswa.
dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu
Metode observasi dan wawancara
ujicoba skala kecil dan ujicoba skala
untuk
luas. Uji skala kecil dilaksanakan
kebutuhan pengembangan produk.
untuk
keterlaksanaan
HASIL PENELITIAN
dikembangkan.
Berdasarkan
mengetahui
produkyang Ujicobaskala
kecildilakukan
pada
mendapatkan
sintak
informasi
model
teoritis
pembelajaran
inquiry
sampel kecil yaitu 15 siswakelas
terbimbing berbasis pandangan Ki
VIIASMP 3 Garung yangterbagi dalam
Hadjar
Dewantara,
5 kelompok. Pada tahap ini peneliti
melakukan
observasi
ingin mengetahui keterlaksanaandari
MGMP
IPA
model
Wonosobo.
Hasil
pembelajaran
yang
peneliti pada
Guru
Se-Kabupaten observasi
dan
dikembangkan yang dibuat berkaitan
wawancara tidak terstruktur pada
pada:(1)
guru
aspek
pelaksanaan
RPP
MGMP
IPA
Se-Kabupaten
meliputi: kegiatan pendahuluan, inti
Wonosobo
dan penutup serta aspek penilaian; (2)
pembelajaran
ketercapaian pertumbuhan kompetensi
pandangan Ki Hadjar Dewantara
unggul siswa; (3) Ketuntasan Hasil
menunjukan sebagian besar sekolah
Belajar. Hasil dari ujicoba skala kecil
telah memahami tentang pandangan
menjadi
untuk
tersebut dan sebagian besar juga telah
pengembangan dan penyempurnaan
melaksanakan pandangan Ki Hadjar
model
Dewantara.Namun
data
sebelum
masukan
digunakan
pada
mengenai
pelaksanaan
yang
berbasis
pelaksanaanya
ujicoba skala luas.(Borg and Gall,
belum maksimal sebagian besar guru
1983).
hanya ---( 33 )---
melakukan
berdasarkan
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
perasaan mereka saja tanpa dilakukan
perangkat
pembelajaran
secara sistematis dan struktur, seperti
lebih dari 83,33% s/d 95% sehingga
tertulis dalam RPP atau LKG mereka,
perangkat pembelajaran berkriteria
sedangkan untuk bentuk soft skill
sangat baik. Perangkat pembelajaran
yang paling dibutuhkan oleh siswa
yang sudah valid dapat digunakan
SMP adalah keterampilan pemecahan
pada ujicoba skala kecil maupun luas;
masalah, komunikasi dan kerjasama
2) perangkat pembelajaran yang telah
dan disebut kompetensi unggul.
dinyatakan
valid
rata-rata
oleh
validator
Berdasar hasil observasi peneliti
selanjutnya dilakukan ujicoba skala
merancang dan mengembangkan draft
kecil pada 15 siswa VII A di SMP
model
Inquiry
Negeri 3 Garung. Dari hasil ujicoba
terbimbing berbasis pandangan Ki
skala kecil diperoleh koreksi dari
Hadjar
untuk
pengamatan
observer
menumbuhkan kompetensi unggul di
pelaksanaan
pembelajaran
SMP. Pandang Ki Hadjar Dewantara
dilakukan oleh guru yang meliputi
tertuang
pemberian
pembelajaran
Dewantara
pada
setiap
sintak
mengenai
kesempatan
siswa
ini
pengaturan waktu yang belum sesuai
pada
perangkat
masih
bertanya
pembelajaran inquiry terbimbing, hal tercermin
yang
yang
kurang
dan
pembelajarannya (RPP, LKS, LKG). Pengembangan model dengan langkah
pengembangan
100% 80% 60% 40% 20% 0%
yang
meliputi. : 1) validasi perangkat pembelajaran seperti Silabus, RPP, LKS, LKG oleh pakar. Tahap ini
Pemecahan Komunikasi Masalah Lisan
terdapat masukan dari validator/pakar untuk
menyempurnakan
redaksionalnya
supaya
lebih
komunikatif dan baku. Namun tidak mengubah
bentuk
model
atau
perangkat pembelajarannya. Validasi
Eks… Ko…
dengan RPP, namun tidak mengubah bentuk
model
pembelajarannya. tersebut
---( 34 )---
atau Data
selanjutnya
perangkat koreksi diperbaiki
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
sebelum
ujicoba
diatas 61% dengan kriteria baik.
skala luas; 3) perangkat pembelajaran
Namun hasil yang diperoleh dari
hasil perbaikan pada ujicoba skala
kelas eksperimen menunjukan hasil
kecil digunakan pada ujicoba skala
yang
luas. Ujicoba skala luas dilakukan
keterampilan siswa.
kelas
VII
pada
E
untuk
lebih
tinggi
pada
setiap
kelas
Pada tahap ini tidak ditemukan
eksperimen dan kelas VII C untuk
kendala dalam penerapannya. Hal ini
kelas kontrol pada SMP Negeri 1
terlihat dari hasil pengamat dan
Mojotengah dengan jumlah siswa 31
respon siswa yang positif terhadap
tiap masing-masing kelasnya.Hasil
model. Berdasarkan hasil analisis uji t
tahap ini ditunjukan pada Gambar 2.
data kompetensi unggul dengan taraf
Ketercapaian (%)
pada
digunakan
signifikansi 5% diperoleh harga thitung
100% 80% 60% 40% 20% 0%
sebesar Ek…
Pemecahan Komunikasi Masalah Lisan
4,63
pemecahan
untuk
keterampilan
masalah,
keterampilan
5,77
komunikasi
untuk tertulis,
4,87 untuk keterampilan komunikasi Gambar 1. Grafik Rekapitulasi
lisan, dan 5,02 untuk keterampilan
Kompetensi Unggul Berdasar
Gambar
kerjasama
grafik
1
dengan
2,0003(Sugiyono,
ttabel
sebesar
2012)sehingga
terlihat bahwa kelas eksperimen yang
hasil akhir ini dapat dinyatakan model
diberi
pembelajaran
perlakuan
pembelajaran berbasis
berupa
Inquiry
pandangan
model
terbimbing Ki
Hadjar
Dewantara menunjukan hasil lebih
berbasis
inquiry
pandangan
Dewantara
untuk
terbimbing Ki
Hadjar
menumbuhkan
kompetensi unggul siswa di SMP.
baik daripada kelas eksperimen yang di
beri
konvensional
perlakuan sesuai
pengajaran
PEMBAHASAN
standar
Pengembangankarakter
kurikulum 2013. Katagori Hasil yang
(termasuk soft skill)salah satu cara
dicapai kelas eksperimen maupun
yang dapat dilakukan di sekolah
kontrol menunjukan grafik keduanya
adalah
---( 35 )---
melalui
pengintegrasian
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
pendidikan karakter dalam setiap
pokok materi yang ada. Guru juga
proses pembelajaran yang melibatkan
harus memilih metode pembelajaran
semua
yangmemungkinkan
mata
2012).
pelajaran
Bentuk
(Marzuki,
pengintegrasian
diintegrasikannya pendidikan karakter
pendidikan karakter dalam setiap
di
pembelajaran tercermin dalam setiap
pembelajaran
perangkat pembelajaran yang dibuat
2012).
oleh guru, dalam hal ini mulai dari silabus,
RPP,
LKS,
LKG,
dan
dalamnya
salah
satunya
inquiry
(Marzuki,
Menurut Wardoyo (2013) yang mengutip
pendapat
hanafiah
seterusnya. Menurut Marzuki (2012)
dinyatakanbahwa
seorang
profesional
model pembelajaran yang menuntut
diharapkan mampu mengembangkan
siswa untuk dapat menemukan sendiri
silabus sesuai dengan kompetensi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
mengajarnya secara mandiri, disisi
sebagai wujud adanya perubahan
lain guru lebih mengenal karakteristik
perilaku.
siswa
Hadjar Dewantara pendidikan yang
guru
dan
yang
kondisi
sekolahserta
lingkungannya.
Inquiry
Sedangkan
adalah
menurut
Ki
khas Indonesia haruslah berdasarkan
Penyusunan
RPP
memiliki
citra nilai kultural Indonesia juga
langkah-langkah yang lebih rinci dan
(Samho, 2013), hal ini merupakan
detail. Ada beberapa catatan yang
bentuk identitas dan jati diri yang
perlu
berkarakter
diperhatikan
guru
dalam
budaya
Indonesia.
membuat RPP yang mengintegrasikan
Berdasar hal tersebut, perlu adanya
pendidikan karakter, yaitu perumusan
proses
indikator atau tujuan pembelajaran
pengembangan model pembelajaran
harus memperhatikan terwujudnya
inquiry ini supaya mencerminkan
karakter pada peserta didik. Begitu
citra nilai kultural Indonesia, yang
juga
mengedepankan adat istiadat, dan
dalam
ditambahkan
materi muatan
ajar
perlu
nilai-nilai
reduksi
dan
pendidikan yang bersifat humanistik.
karakter yang dapat dicapai oleh peserta didik disesuaikan dengan
adobsi,
Respon siswa yang merupakan indikator
---( 36 )---
kepraktisan
model
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
pembelajaran menunjukan hasil yang
Dewantara, bahwa pendidik wajib
sangat merespon dan menunjukan
menjaga
siswa
kehidupan batin siswa, dan haruslah
merasa
penerapan inquiry
senang
model
dengan
pembelajaran
terbimbing
siswa
atas
kelangsungan
dijauhkan
dari
tiap-tiap
berbasis
paksaan. Namun demikian, pendidik
pandangan Ki Hadjar Dewantara, hal
juga tidak akan”nguja” (membiarkan)
ini
siswa-siswa.
terjadi
karena
dalam
proses
Pendidik
mempunyai
pembelajaran dengan mengedepankan
kewajiban mengamati, agar siswa
nilai humanis yang ditanamkan pada
dapat bertumbuh menurut
model
bersifat
”Tucht” (hukuman) itu dimaksudkan
merdeka atau tanpa paksaan untuk
untuk mencegah kejahatan.Sebelum
menghasilkan hasil yang baik. Hal ini
terjadi
dikarenakan pandangan Ki Hadjar
hukumannya sudah harus tersedia.
Dewantara tentang pendidikan dan
Dengan
pola
bahwa
proses pembelajaran yang dilakukan
seorang guru hendaknya memiliki
siswa membuat siswa merasa senang,
keterampilan asah, asih, dan asuh.
tenang dan nyaman.
Asah adalah keterampilan guru untuk
Wenning
pembelajaranyang
pengarahan
menguasai
materi
adalah
yang
kesalahannya,
penerapan
pola
(2005)
kodrat
aturan
tersebut
juga
akan
menyatakan bahwa membentuk dan
diberikan, asih adalah keterampilan
memelihara suasana kelas kondusif
guru untuk memperlakukan siswanya
untuk belajar siswa harus menjadi
dengan penuh rasa kasih sayang dan
tujuan bagi semua guru, sebagai guru
sabar, sedangkan asuh adalah peka
ilmu pengetahuan yang bergeser dari
terhadap perubahan perilaku siswanya
bentuk didaktik tradisional menuju
baik perubahan yang bersifat positif
instruksi berorientasi inquiry. Inquiry
maupun negatif (Sumardianta, 2013;
sendiri merupakan pembelajaran yang
Samho, 2013; Muaddab, 2011; Yudi,
berupaya menanamkan dasar-dasar
2012).
berfikir
Menurut Wangid (2009) yang mengutip
pendapat
Ki
Hadjar
ilmiah
pada
diri
siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri,
---( 37 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
mengembangkan kreativitas dalam
pengalaman
memahami konsep dan memecahkan
memberikan
masalah
(insight)
guna
menemukan
membangun
dan
yang
pada
akhirnya
percikan tentang
pemikiran pengetahuan-
pengetahuannya
pengetahuan tertentu. Hal terpenting
(Komalasari, 2013), ini berarti dalam
dalam pembelajaran adalah siswa
menemukan konsep materi siswa juga
perlu menguasai bagaimana caranya
dituntut
belajar dengan itu, ia bisa jadi
untuk
membangun
pengetahuannya
atau
proses
kontruktivisme.
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri
Takwin (2013) menyatakan jika
pengetahuan-pengetahuan
yang ia butuhkan dalam kehidupan.
dicermati maka „sistem merdeka‟ dari
Wangid (2009), Sistem Among
Ki Hadjar sejalan dengan pandangan
Ki
konstruktivisme.
metode yang sesuai untuk pendidikan
Dasar
pemikiran
Hadjar
Dewantaramerupakan
konstruktivisme adalah pengetahuan
di
merupakan hasil konstruksi manusia.
metode pengajaran dan pendidikan
Orang yang belajar tidak hanya
yang berdasarkan pada asih, asah dan
meniru atau mencerminkan apa yang
asuh (care and dedication based on
yang
melainkan
love).
pengertian.
bersendikan pada dua hal yaitu kodrat
diajarkan,
menciptakan Menurut
sendiri ahli
konstruktivisme,
Indonesia
karena
Pendidikan
alam
merupakan
sistem
sebagai
Among
syarat
pengetahuan tidak mungkin ditransfer
menghidupkan
kepada orang lain karena setiap orang
kemajuan dengan secepat-cepatnya
membangun pengetahuannya sendiri.
dan
Menurut Novak & Gowin yang dikutip
Takwin
menyusun pengetahuan pengalaman
(2013)
dan
membangun
melalui yang
siswa
berbagai
dan
untuk
kemerdekaan
untuk
mencapai
sebagai
menghidupkan
syarat dan
menggerakkan kekuatan lahir dan batin
anak
hingga
dapat
hidup
mandiri.
memungkinkan
Soeratman
yang
dikutip
terbentuknya pengetahuan. Mereka
Nugrahaningsih (2011) menyatakan
harus
cara mengajar dan mendidik dengan
menjalani
sendiri
berbagai
---( 38 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
menggunakan
Among”
kegiatan yang memungkinkan siswa
Wuri
membangun sendiri pengetahuannya.
Handayani artinya mendorong para
Kegiatan mengajar di sini adalah
anak didik untuk membiasakan diri
sebuah
mencari
belajar. Pengajar ikut aktif bersama
dengan
“metode
semboyan
dan
belajar
Mengemong membimbing,
Tut
sendiri.
(anak)
berarti
memberi
kebebasan
partisipasi
siswa
dalam
dalam
pengetahuan,
proses
membentuk
mencipta
makna,
anak bergerak menurut kemauannya.
mencari kejelasan, bersikap kritis dan
Guru atau pamong mengikuti dari
memberikan
belakang dan memberi pengaruh,
terhadap
bertugas mengamat amati dengan
dalam konteks ini adalah membantu
segala
siswa untuk berpikir secara kritis,
perhatian,
pertolongan
penilaian-penilaian
berbagai
hal.
diberikan apabila dipandang perlu.
sistematis
Anak didik dibiasakan bergantung
membiarkan mereka berpikir sendiri
pada disiplin kebatinannya sendiri,
(Takwin, 2013).
bukan karena paksaan dari luar atau
dan
Mengajar
logis
dengan
Kompetensi unggul siswa yang
perintah orang lain. Among berarti
berupa
membimbing siswa dengan penuh
masalah, komunikasi dan kerjasama
kecintaan
mendahulukan
menunjukan perbedaan hasil yang
kepentingan siswa. Dengan demikian
signifikan antara kelas ekperimen dan
siswa dapat berkembang menurut
kontrol.
kodratnya (Nugrahaningsih, 2011).
pembelajaran
dan
Berdasar penjelasan di atas
keterampilan
berbasis
terdapat persamaan bahwa Ki Hadjar
Dewantara
dan
positif
konstruktivisme
sama-sama
pemecahan
Pengembangan inquiry
terbimbing
pandangan
Ki
memberikan terhadap
model
Hadjar stimulus
penumbuhan
memandang pengajar sebagai mitra
kompetensi unggul siswa. Menurut
para
Elmubarok
siswa
untuk
pengetahuan.
Mengajar
menemukan bukanlah
yang
dari
pembelajaran
ke
murid
melainkan
ciri
utama
pendidikan nilai adalah pendidikan
kegiatan memindahkan pengetahuan guru
(2009)
---( 39 )---
berpusat
pada yang
siswa,
dan dapat
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
dikembangkan untuk menumbuhkan
inquiry mengharuskan guru memiliki
nilai siswa harus; 1) melibatkan siswa
karakter atau pembawaan yang sabar,
secara
penuh kasih sayang, iklas dan tekun
aktif
dalam
belajar;
2)
berdasarkan pada berbedaan individu;
dalam
3) mengkaitkan terori dengan praktik;
menunjukan
4) mengembangkan komunikasi dan
menyenangkan dan tanggap terhadap
kerjasama dalam belajar. Salah satu
perubahan perilaku siswa baik positif
karakterisitik utama model inquiry
atau negatif menjadikan siswa dalam
terbimbing
dikembangkan
proses inquiry memiliki perasaan
adalah belajar mulai dari melakukan
nyaman tanpa ada ketakutan dan
observasi
dapat
tekanan serta paksaan dari diri siswa,
membuat
sehingga siswa dapat mengasah dan
inferensi atau membuat generalisasi
menumbuhkan kompetensi unggulnya
(Jufri, 2013), sehingga model yang
dapat secara maksimal, Selain itu,
dikembangkan sesuai dengan unsur
suasana
dari pendidikan nilai/karakter.
diciptakan
yang
spesifik
mengarahkannya
Kompetensi
yang
untuk
unggul
dapat
suasana
membimbing mimik
siswa,
serta
wajah
yang
pembelajaran oleh
guru
yang
yang
merupakan
kondusif
untuk
tumbuh atau berkembang melaui
pembelajaran inquiry. Hal ini sesuai
proses pembelajaran yang dialami
dengan
siswa pada pembelajaran inquiry
Dewantara (Nugrahaningsih, 2011)
terbimbing berbasis pandangan Ki
dan pembelajaran inquiry menurut
Hadjar Dewantara yang disebabkan
Wenning (2005).
tujuan
ajaran
Ki
ada kegiatan interaksi antara siswa
Metode
dengan siswa, dan siswa dengan guru.
mengajarkan
Suasana dan perasaan nyaman tanpa
adalah
ada ketakutan dan tekanan dari diri
(Elmubarok, 2009), guru hendaknya
siswa merupakan salah satu faktor
menjadi panutan dan teladan. Konsep
pendukung
unggul
dasar pendidikan menurut pemikiran
tersebut tumbuh. Penerapan pola asah
Ki Hadjar Dewantara dengan salah
asih dan asuh dalam pembelajaran
satu prinsipnya adalah “ing ngarsa
kompetensi
---( 40 )---
terbaik
Hajar
nilai
dengan
kepada
memberi
untuk siswa teladan
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
sung
tulada”berarti
guru
sebagai
karena di dalam setiap kegiatan
pemimpin (pendidik) berdiri di depan
pembelajaran
dan harus mampu memberi teladan
mengeksploitasi kemampuan dirinya
kepada anak didiknya. Guru harus
dalam rangka menunjukkan ekstensi
bisa menjaga tingkah lakunya supaya
diri (karakter diri).
bisa
menjadi
teladan
(Nugrahaningsih, 2011).
siswa
dapat
Menurut Mulyasa (2009) pada pendidikan dasar yang meliputi SD
Menurut Yudi (2012) asas asah,
dan SMP berdasar standar kompetensi
seorang guru dituntut untuk tekun
lulusan
mengasah
menengah
kemampuannya
dengan
pendidikan serta
dan
pendidikan
non
dikembangkan
oleh
tidak pernah berhenti untuk belajar,
formal
hal ini jika direfleksikan dalam dunia
BNSP dan ditetapkan oleh peraturan
pendidikan saat ini sangat relevan
menteri.
karena pada dasarnya ketika seorang
Indonesia lulusan memiliki ciri atau
guru memposisikan dirinya sebagai
profil tumbuh penalaran yang baik
fasilitator
dalam
dan
pembelajaran
maka
kegiatan guru
yang
yang
dasar
Bahwa
sosok
tumbuh
manusia
kemampuan
komunikasi/sosial, dapat bekerjasama
bersangkutan harus sudah memiliki
dan dapat
pengetahuan yang lebih dibandingkan
merupakan dasar untuk menetapkan
dengan
tujuan
pengetahuan
siswanya,
berkompetisi,
hal
pembelajaran
ini
yaitu
pengetahuan yang di maksud bukan
menumbuhkan
kompetensi
hanya unsur kognitif saja tetapi
yang
atas
termasuk afektif dan psikomotoriknya
pemecahan masalah, komunikasi dan
sehingga
kerjasama siswa
pembelajaran
yang
berorientasi pada student centered
terdiri
unggul
keterampilan
Keterampilan
pemecahan
learning akan dapat tercapai dan guru
masalah, komunikasi dan kerjasama
dapat
yang
memposisikan
diri
sebagai
merupakan
bagian
fasilitator secara maksimal, dengan
kompetensi
demikian maka pembentukan karakter
keterkaitan satu sama lain dan saling
siswa akan lebih mudah tercapai,
mempengaruhi
---( 41 )---
unggul
dari
satu
memiliki
sama
lain.
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
Pumphey & Slater (2002) secara garis
kemampuan akademiknya (Neilson,
besar
bahwa
2007; Pumphey & Slater, 2002). Ini
masalah
menunjukan bahwa penumbuhan soft
merupakan sesuatu yang mendasari
skill sangat penting bagi siswa demi
keterampilan
kelangsungan masa depannya, untuk
berpendapat
keterampilan
kerjasama
pemecahan
komunikasi
dalam
tim,
dan
sedangkan
itu
perlu
adanya
suatu
proses
keterampilan kerjasama merupakan
penumbuhan soft skill sejak dini, para
gabungan yang saling terpadu antara
siswa perlu dibekali kemampuan soft
keterampilan pemecahan masalah dan
skill sejak pendidikan dasar baik
komunikasi (Crebert et al, 2011).
mulai
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pendidikan dasar merupakan kunci
ketiga komponen kompetensi unggul
penting dari terbentuknya soft skill
saling berkaitan baik data dari kelas
siswa
eksperimen, maupun kelas kontrol,
bagaimana bentuk soft skill yang
terlihat keterampilan kerjasama siswa
akan di munculkan siswa ketika
dipengaruhi
dari
keterampilan
dewasa, sehingga guru pada tingkat
komunikasi
dan
pemecahan
sekolah dasar selain mengajarkan
dari
yang
SD
sampai
akan
SMP.
menentukan
masalahnya, sedangkan keterampilan
kemampuan
pemecahan masalah merupakan dasar
juga
dari keterampilan komunikasi dan
menumbuhkan kemampuan soft skill
kerjasama siswa.
siswa. Menurut Faizah et al (2013)
Berdasar
kajian
akademiknya
mengajarkan
namun untuk
literatur
hasil penelitian tentang pembelajaran
diperoleh bahwa kemampuan Soft
fisika untuk menumbuhkan soft skills
skill dan keterampilan komunikasi,
diajarkan dengan cara tidak langsung,
kerjasama serta pemecahan termasuk
akan tetapi terbentuk melalui proses
delapan
paling
pembelajaran, dengan melalui proses
dibutuhkan dalam dunia kerja, para
yang lama harapannya soft skill yang
pemilik
tumbuh dari diri siswa akan semakin
soft
skill
yang
perusahaan
mengedepankan
kemampuan
lebih soft
baik.
skill calon pegawainya dari pada ---( 42 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
penelitian
yang
sudah dilakukan dapat disimpulkan: 1)
model
yang
dikembangkan
dinyatakan valid oleh tiga validator; 2)
pengembangan
pembelajaran berbasis
inquiry
pandangan
Dewantara
model terbimbing Ki
Hadjar
efektif
menumbuhkan
untuk
kompetensi
unggul
siswa SMP; 3) Pengembangan model pembelajaran berbasis
Inquiry
pandangan
terbimbing Ki
hadjar
dewantara berdasar respon siswa dinyatakan
praktis
digunakan.
Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pengembangan model pembelajaran inquiry
terbimbing
berbasis
pandangan Ki Hadjar Dewantara untuk
menumbuhkan
kemampuan
tingkat tinggi atau karakter yang lain dan
perlu
pengembangan
dilakukan lanjutan
penelitian dengan
indikator pola asah asih dan asuh lebih terperinci dan detail supaya perlakuan guru pada siswa lebih dapat terkontrol dan teramati.
DAFTAR PUSTAKA Andriani, N., I. Husaini,& L. Nurliyah. 2011. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 22-23 Juni, Bandung. Badan Penelitian & Pengembangan. 2013. Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama (Smp)/ Madrasah Tsanawiyah (Mts). Jakarta : Kemendiknas. Borg, W. R.& M. D. Gall. 1983. Educational Research. New York and London: Longman Inc. Crawford, P., S. Lang, R. Dalton, W. Fink,& L. Fielitz. 2011. Comparative Analysis of Soft Skills : What is important for New graduates. Jurnal What soft skill are employers looking for in new graduates. Michigan State University. Tersedia di www.aplu.org/document.doc?id= 3414[diakses 20/02/2014]. Crebert, G. J. Patrick, V. Cragnolini, C. Smith,K. Worsfold, & F. Webb. 2011. Teamwork Skills Toolkit. Brisbane: Griffith University.
---( 43 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
Dharma, S. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Elmubarok, Z. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Komalasari, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep & Aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Marzuki. 2012. Pengembangan Soft Skill Berbasis Karakter Melalui Pembelajaran Ips Sekolah Dasar. Disampaikan Dalam Seminar Nasional Tentang Pengembangan Soft Skill Berbasis Karakter Melalui Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Di IKIPPGRI Madiun Tanggal 1 April 2012. Muaddab, H. 2011. Pendidikan Karakter: Revitalisasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Refleksi Hari Pendidikan Nasional). Tersedia di http://edukasi.kompasiana.com/2 011/05/02/pendidikan-karakterrevitalisasi-pemikiran-ki-hajardewantara-refleksi-haripendidikan-nasional-360620.html [diakses 20/02/2014]. Mulyasa, E. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Neilson, J. 2007. The Teaching, Learning and Assessment of Generic Employability Skills. University of Nottingham: South West Regional Skills Partnership.
Nugrahaningsih, T.K. 2011. Implementasi Ajaran Ki Hajar Dewantara Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Membangun Karakter Siswa. Prosiding Seminar Nasional Mate matika &Pendidikan Matematika dengantema”Matematika& Pendidikan karakter dalam Pembelajaran” pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Nuh, M. 2013. Peran Guru pada Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Makalah dipresentasikan pada Sosialisasi Kurikulum 2013, Program Pascasarjana UNNES Semarang, 11 Mei. OECD. 2013. Pisa 2012 Results In Focus. What Students Know And Can Do: Student Performance In Mathematics, Reading And Science. Vol I, pp.5 Tersedia di http://www.oecd.org/pisa/keyfind ings/PISA-2012-results-snapshotVolume-I-ENG.pdf [diakses 30/04/2014]. Pumphey, J.&J.Slater. 2002. An Assessment of Generic Skills Needs.London :Clapham Common. Renny. 2013. Makalah Literasi Sains. Tersedia di http://rennyse.blogspot.com/2013 /09/makalah-literasi-sains.html. [diakses 06/01/2014]. Samho, B. 2013. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta : Kanisius. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
---( 44 )---
S P E K T R AJurnal Kajian Pendidikan Sains
Sumardianta, 2013. Pudarnya Kultur Asah-Asih-Asuh. Makalah diseminarkan pada Pendidikan Kebudayaan dari Zaman Pergerakan hingga Kini di Serambi Salihara, Komunitas Salihara. Yogyakarta. 07 Mei. Takwin, B. 2013. Konstruktivisme dalam Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Wangid, M.N. 2009. Sistem Among Pada Masa Kini Kajian Konsep & Praktik Pendidikan. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2, Hal. 129-140. Wardoyo, S. M. 2013. Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta: Akademia Permata. Wenning, C. J. 2005. Minimizing resistance to inquiry-oriented science instruction: The importance of climate setting. Journal Of Physics Teacher Education Online. Vol. 3, No. 2, Hal. 10-15. Wiyanto, Nugroho, &A. Rusilowati. 2011. Pengembangan Kompetensi Unggul Mahasiswa Calon Guru. Laporan Penelitian. Jakarta : PDII-LIPI . Yudi. 2012. Pola Asah, Asih, & Asuh Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di Sekolah. Laporan Riset konstitusi. Pemkab Kabupaten Kudus.
---( 45 )---