1
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO ANIMASI UNTUK KETERAMPILAN GERAK SENAM LANTAI BACK EXTENSION (Penelitian Pengembangan Model pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2016/2017) Sanjay Hidayat 1) Iis Marwan 2) Cucu Hidayat 3) 1) 2) 3)
Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected]
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengembangan model pembelajaran berbasis video animasi dapat digunakan untuk proses pembelajaran senam lantai back extension. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Research and Development. Subjek dan objek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMPN 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 12 orang dalam ujicoba skala kecil dan 33 orang dalam ujicoba skala besar. Alat pengumpul data adalah lembar kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran berbasis video animasi dapat meningkatkan motivasi belajar terhadap peserta didik dan membuat pembelajaran senam lantai back extension lebih produktif. Mengacu pada hasil penelitian ini dan betapa pentingnya back extension dalam senam lantai, penulis menyarankan kepada guru Penjaskes serta pelatih dan pembina olahraga, untuk menggunakan model pembelajaran berbasis video animasi, khususnya nomor back extension dapat digunakan yang secara efektif bentuk pembelajaran/latihan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap keterampilan gerak senam khususnya back extension. Kata kunci : Back Extension, Model, Senam, Video Animasi
2
DEVELOPMENT MODEL BASED LEARNING VIDEO MOTION ANIMATION FOR SKILL GYMNASTICS FLOOR BACK EXTENSION (Research Development Model in Class VIII Junior High School 1 Singaparna Tasikmalaya District School Year 2016/2017) 1)
Students PJKR FKIP Siliwangi University:
[email protected] Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University :
[email protected] 3) Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University :
[email protected] 2)
The purpose of this study was to determine whether the development of video-based learning model animation can be used for floor exercises learning process back extension. The method used is the method of Research and Development Research. Subject and object of this study are students of class VIII Junior High School 1 Singaparna Tasikmalaya district academic year 2016/2017 as many as 12 people in small-scale trials and 33 people in a large-scale trial. Data collection tool was questionnaire. Based on the results of research and discussion, the authors conclude that through the use of video-based learning model animation can increase learning motivation towards students and make the learning back floor exercises more productive extension. Referring to the results of this research and the importance of back extension in floor exercises, the authors suggest to the teacher PE as well as trainers and coaches sports, to use the model-based learning video animation, especially the number of back extension can be used which is effectively a form of learning / training can increase the motivation student learning on movement skills, especially the back extension exercises. Keywords: Back Extension, Gymnastics , Model, Video Animation
3
PENDAHULUAN Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian
integral
dari
pendidikan
secara
keseluruhan.
Tujuannya
untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih, melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nila –nilai (sikap-mentalemosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Sejalan dengan pendapat di atas Dimyati dan Mudijono (Rinda Pratyas 2013:1) mengemukakan bahwa “kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang bisa di lihat pada sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektive. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektivitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektive, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektive setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
4
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektive peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektive dan optimal. Pembelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan disekolah erat kaitannya dengan pemahaman dan penguasaan materi serta mempraktikkan apa yang akan dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan seorang guru sebelum melakuan pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu harus berkewajiban membuat suatu perencanaan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
5
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha. Pembelajaran yang ideal ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta ideal, maka hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran ideal juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi
siswa
dan
juga
dapat
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas VIII SMPN 1 Singaparna, salah satu proses pembelajaran yang tidak produktif adalah pada materi senam lantai, hal ini sesuai fakta bahwa siswa tidak tertarik terhadap materi senam lantai, mempunyai ketakutan untuk mencoba, kurangnya sumber belajar, suasana belajar yang monoton, kurangnya pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran, rendahnya hasil belajar dalam materi senam lantai, guru mengalami kesulitan untuk menciptakan suasana pembelajara yang menarik. Pembelajaran senam lantai yang belum bisa dikuasai dengan baik adalah Back Extension. Hal itu terjadi karena siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan dan mengalami ketakutan untuk mencoba. Pembelajaran senam lantai kelas VIII di SMPN 1 Singaparna dinilai belum berhasil dan belum sesuai dengan tujuan pembelajaran dikarenakan pembelajaran tidaklah produktif dan cenderung masih menggunakan gaya lama, artinya sumber informasi satu-satunya adalah guru dan metode yang digunakan adalah metode drill meskipun sudah mulai menggunakan media audio visual tetapi masih belum
6
bisa menarik minat siswa terhadap bahan ajar senam lantai terutama back extension yang mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan
bahkan
terkesan
menakutkan
bagi
siswa.
Maka
harus
dihadirkannya sebuah bahan ajar dan sumber pembelajaran baru yang mampu meningkatkan produktifitas siswa dalam pembelajaran senam lantai. Bermula dari pengalaman PLP, perlu dikembangkannya sebuah bahan ajar senam lantai berbasis video animasi untuk siswa kelas VIII di SMPN 1 Singaparna. Adapun kelebihan dari bahan ajar berbasis animasi apabila dibandingkan dengan bahan ajar lain seperti media gambar ataupun audio visual menurut Rinda Pratyas (2013:4) media animasi adalah “lebih bersifat dinamis karena mampu menggabungkan berbagai unsur media seperti suara, video dan teks sedangkan media gambar hanya menekankan persepsi indera mata dan bersifat statis.” Animasi juga dapat memiliki kemampuan yang besar untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Untuk mengatasi kesulitan belajar back extension pada senam lantai penulis mencoba membuat model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis video animasi. Menurut Furoidah dalam Rinda Pratyas (2013) “Media animasi pembelajaran merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.” Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut penulis membuat model pembelajaran senam lantai back extension dengan menggunakan model pembelajaran berbasis video animasi untuk lebih memudahkan guru dalam penyampaian nya dan menarik minat siswa untuk lebih menyukai dan menggemari olahraga senam lantai.
7
METODE PENELITIAN Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah
“suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan”. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain. Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah “suatu jenis penelitian yang bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran sains serta menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang dihasilkan”. Contoh produk: materi pelatihan guru sains, metode pembelajaran sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket pembelajaran sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008). HASIL ANALISA Pengembangan model pembelajaran berbasis video animasi untuk keterampilan senam lantai back extension pada siswa kelas VIII SMPN 1 Singaparna. Berdasarkan analisis kebutuhan adalah dapat membantu siswa dalam memahami materi dan meningkatkan motivasi baru terhadap pembelajaran senam back extension. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan lapangan yang menunjukkan kurangnya motivasi belajar dan pemahman siswa terhadap materi pembelajaran senam back extension yang menyebabkan hasil belajar yang kurang produktif.
8
Proses pembelajaran yang terbilang masih monoton dan sama dari waktu ke waktu (metode komando) yang membuat pembelajaran senam lantai khususnya back extension menjadi membosankan dan dianggap tidak menarik bagi siswa, hal ini menjadi alasan mengapa motivasi belajar dan pemahaman siswa kurang terhadap materi senam back extension. Dengan beberapa masukan baik dari guru maupun peserta didik dan inisiatif dari peneliti maka dibuatlah sebuah produk model pembelajaran untuk mengemas materi senam lantai back extension lebih produktif dan effisien. Dari proses pengembangan ini maka timbul masalah baru, yaitu jenis model apa yang cocok untuk mengemas materi senam back extension. kemudian pengembang melakukan studi literatur dan mencari pendapat dari siswa tentang model pembelajaran seperti apa yang menarik bagi mereka. Sehingga didapat sebuah keputusan untuk membuat sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan peserta keinginan peserta didik untuk dapat memacu motivasi belajarnya. Model pembelajaran senam back extension berbasis video animasi ini memungkinkan siswa untuk bisa belajar secara mandiri, karena di dalam bahan ajar ini berisi 4 menu pokok yaitu: (1) Menu Pendahuluan yang berisi tentang petunjuk navigasi (2) Menu Materi yang berisi tentang teori dan langkah-langkah dalam melakukan gerakan back extension, dan yang paling terpenting yaitu terdapat animasi gerakan back extension dengan karakter laki-laki. Animasi ini bisa di putar berulang kali sehingga gerakan dari tiap tahap bisa dipelajari dengan jelas, (3) Menu Kuis yang berisi 10 soal dengan tiap soal memiliki 4 pilihan jawaban (a,b,c dan d). Menu ini bertujuan untuk menguji seberapa jauh penguasaan materi yang sudah di pelajari, (4) Menu Profil yang berisi tentang profil pengembang, ahli materi dan ahli media pembelajaran. Tabel 1 Data Hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Ahli Materi Tahap 1 No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Kualitas materi pembelajaran
29
Baik
2
Aspek isi
41
Baik
9
Tabel 2 Data Hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Ahli Media Pembelajaran Pada Tahap 1 No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Aspek Tampilan
71
Baik
2
Aspek Pemograman
35
Baik
Tabel 3 Data hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Ahli Materi Tahap 2 No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Kualitas materi pembelajaran
29
Baik
2
Aspek Isi
44
Baik
Tabel 4 Data Hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Ahli Media Pembelajaran Tahap 2 No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Aspek Tampilan
74
Baik
2
Aspek Pemograman
39
Sangat Baik
Tabel 5 Data Hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Ahli Materi Draft Final No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Kualitas materi pembelajaran
30
Baik
2
Aspek Isi
45
Baik
10
Tabel 6 Data Hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi Oleh Ahli Media Pembelajaran Draft Final No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Aspek Tampilan
76
Sangat Baik
2
Aspek Pemograman
40
Sangat Baik
Tabel 7 Data hasil Penilaian Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi oleh Guru No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Kualitas Materi Pembelajaran
34
Sangat Baik
2
Aspek Isi
39
Cukup Baik
Tabel 8 Hasil Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi Skala Kecil No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Aspek Tampilan
40,8
Baik
2
Aspek Isi
28,9
Baik
3
Aspek Pembelajaran
54,8
Sangat Baik
Tabel 9 Hasil Respon siswa terhadap Model Pembelajaran Senam BackExtension Berbasis Video Animasi Skala Besar No
Aspek yang dinilai
Skor
Kategori
1
Aspek Tampilan
43,1
Sangat Baik
2
Aspek Isi
30,2
Sangat Baik
3
Aspek Pembelajaran
58,4
Sangat Baik
11
Berdasarkan Penilaian para ahli, guru, revisi dan uji coba, pengembangan model pembelajaran senam back extension berbasis video animasi diperoleh hasil yang dapat ditarik kesimpulan model ajar ini dinilai valid dan efektif untuk meningkatkan pemahaman dan motifasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran senam back extension. Dalam proses pengembangan produk ini ada bebarapa keterbatasan yang dialami antara lain adalah: (1) dalam proses pembuatan animasi karakter manusia terdapat kekurangan yaitu tidak adanya pengisi suara (dubbing) untuk lebih menghidupkan karakter animasi. (2) pembuatan animasi untuk karakter manusia yang melakukan gerakan back extension masih sederhana (tidak terlalu detail) karena dalam pembuatannya tidak bersama tim melainkan dibuat sendiri oleh pengembang. PEMBAHASAN Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis video Animasi yang telah dikembangkan merupakan hasil dari proses pengembangan bahan ajar yang mengikuti prosedur dan langkah-langkah dari hasil adaptasi oleh Borg dan Gall (1983). dan disesuaikan dengan model pengembangan bahan ajar yang dikemukakan Chomsin S.Widodo (2008,204-207) dalam Rinda Pratyas (2013). Langkah-langkah tersebut antara lain adalah analisi kebutuhan, membuat desain, membuat storyboard dan prototype, identifikasi dan pengumpulan materi, pembuatan model pembelajaran, evaluasi dan review. Setelah melalui tahap evaluasi oleh ahli materi, ahli media pembelajaran, guru mapel dan ujicoba serta tahap revisi dapat disimpulkan bahwa produk ini sangat efektif sebagai salah satu masukan untuk para guru dalam mengembangkan model pembelajaran untuk para siswanya disekolah. Produk akhir dari proses pengembangan ini adalah berupa CD dan buku panduan Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasisi Video Animasi untuk SMP Kelas VIII Semester 2 yang berisi 4 menu pokok yaitu: (1) Menu Pendahuluan yang berisi tentang petunjuk navigasi, (2) Menu Materi yang berisi tentang teori dan langkah-langkah dalam melakukan gerakan back extension, dan yang paling terpenting yaitu terdapat animasi gerakan back extension dengan karakter remaja putra. Animasi
12
ini bisa di putar berulang kali, (3) Menu Kuis yang berisi 10 soal dengan tiap soal memiliki 4 pilihan jawaban (a,b,c dan d). Menu ini bertujuan untuk menguji seberapa jauh penguasaan materi senam guling belakang yang sudah di pelajari, (4) Menu Profil yang berisi tentang profil pengembang, ahli materi dan ahli media pembelajaran.. Model Pembelajaran ini dilihat dari sisi penggunaannya sangat memungkinkan menarik minat siswa untuk belajar secara mandiri, kelompok, maupun untuk media pembelajaran, sehingga dapat memberikan penjelasan serta motivasi baru kepada siswa terhadap materi senam back extension. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian terhadap model pembelajaran berbasis video animasi untuk model yang penulis kembangkan dapat dan evektife digunakan dalam proses pembelajaran back extension senam lantai bagi siswa SMP kelas VIII. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan model pembelajaran ini diharapkan : 1. Guru dapat menyusun bahan ajar sendiri dan lebih kreatif. 2. Model Pembelajaran Senam Back Extension Berbasis Video Animasi diharapkan dapat digunakan oleh siswa SMP sebagai salah satu model pembelajaran untuk belajar secara mandiri tanpa terpaku pada pemberian materi dari guru atau karena tidak adanya bahan bacaan yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materinya. 3. Bagi pengembang model pembelajaran ini dapat menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya. 4. Bahan Ajar Senam Back Extension Berbasis Video Animasi dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi yang berbeda.
13
DAFTAR PUSTAKA Mahendra, A. 2001. Pembelajaran Senam Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Eureka , P. 2015. Pengertian uji validitas dan reliabilitas secara empirik [online]. Tersedia : http://eurikapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitasdan-realibilitas-empirik-teoritik.html [10032017] Hidayatullah, Priyanto, et.al. 2011. Animasi Pendidikan Menggunakan Flash. Bandung: Informatika. Marwan, Iis. 2013. Pengantar Metode Penelitian Pendidikan Olahraga.Tasikmalaya. Mulya, Gumilar dan Resty Agustryani. (2013). Dasar – Dasar Penjas. Tasikmalaya. Mulyana, Aina. 2016. Penelitian Pengembangan (Research and Development) Pengertian, tujuan dan langkah – langkah R&D. [Online]. Tersedia : http://ainamulyana.blogspot.co.id/2016/04/penelitian-pengembanganresearch-and.html [30112016]. Pratyas, R. (2013). “Pengembangan Bahan Ajar Senam Guling Belakang Berbasis Animasi untuk SMP kelas VII Semester 2”. Februari, Yogyakarta. Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Bandung: Alfabeta. Setyo Prakoso, S. 2011. Uji Instrumen Penelitian .[online]. Tersedia : http://prakosoisme.co.id/2011/10/uji-instrumen-penelitian.html [10032017] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.