PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAM PRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Skripsi
Oleh RIZKI SUCI ASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAM PRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Oleh RIZKI SUCI ASIH
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan, penilaian guru, tanggapan siswa, dan keterlaksanaan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Tahapan penelitian pengembangan ini dimulai dari menganalisis potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk secara terbatas,merevisi produk sesuai saran yang didapatkan pada uji coba terbatas kemudian melakukan uji keterlaksanaan produk di SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai pada kelas XI IPA 1 yang berjumlah 24 siswa. Kevalidan Virtual Lab hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil validasi ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan memiliki validitas yang sangat tinggi berdasarkan hasil persentase rata-rata penilaian validator terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaan.
iii
Berdasarkan hal tersebut maka Virtual Lab hasil pengembangan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji coba terbatas, Virtual Lab hasil pengembangan dinyatakan layak dan terlaksana dengan baik dalam pembelajaran yang dilihat dari perolehan rata-rata skor jawaban guru pada aspek kesesuaian isi dan kemudahan penggunaan dengan kriteria sangat tinggi; skor jawaban siswa terhadap aspek kemudahan penggunaan dengan kriteria sangat tinggi; respon positif siswa setelah pembelajaran menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan; dan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan dengan kriteria sangat tinggi.
Kata kunci : virtual lab, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, sifat koligatif larutan
iv
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAM PRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Oleh RIZKI SUCI ASIH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Ganjar Agung 14/1 Kecamatan Metro Barat, Kota Metro pada tanggal 7 Februari 1994 sebagai putri keempat dari empat bersaudara buah hati Bapak Tugiono dan Ibu Sumarmi. Adapun riwayat pendidikan penulis yaitu pada tahun 2006 lulus dari SD Negeri 8 Metro Barat, kemudian pada tahun 2009 lulus dari SMP Negeri 3 Metro, dan melanjutkan jenjang pendidikandi SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memperoleh beasiswa Bidikmisi. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten tutor mata kuliah Kimia Dasar I dan aktif dalam organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) dari tahun 2014 hingga tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) FKIP Universitas Lampung di SMA Negeri 1 Pagar Dewa di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil ‘alamin” kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada:
Ayah dan Ibu
Yang telah membesarkan dan mendidikku, yang selalu memberikan kasihsayang dan motivasi untukku, yang tak lelah berdoa untuk kebaikanku, yang rela berlelah dan meneteskan keringat demi impian-impianku
Kakak-kakakku
Yang selalu mendukungku, yang memberi warna di hidupku, yang rela membagi apa yang kalian miliki, yang rela berjuang untuk keberhasilanku, yang rela mendahulukan kepentinganku diatas kepentingan pribadi kalian
Rekan dan sahabatku
Yang selalu hadir menemani dan memberikan dukungan saat kepercayaan diriku menurun,Yang selalu memberikan semangat, nasehat, motivasi dan waktu untukku
Almamaterku tercinta…
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.” (QS: Al-Insyirah:6)
“Anak muda yang bersemangat selalu lebih berhasil daripada yang malas dan pesimis. Memang semangat tidak menjamin sukses tapi tidak ada sukses tanpa semangat” (Mario Teguh)
“Lihatlah ke bawah untuk syukurmu, lihatlah ke atas untuk semangatmu” (Ayah dan Ibu)
“Orang sukses adalah orang yang berguna bagi sekitarnya” (Rizki Suci Asih)
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Virtual Lab dalam Praktikum Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, pemimpin umat Islam akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr.Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.
2.
Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3.
Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
4.
Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
5.
Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaannya memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses perbaikan skripsi ini.
x
7.
Ibu Lisa Tania, S. Pd. M. Sc., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya memberikan nasehat, kritik, dan motivasi selama menjalani studi di Program Studi Pendidikan Kimia.
8.
Bapak Mahfudz Fauzi S, S.Pd., M.Sc., selaku validator yang telah bersedia memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Virtual Lab ini
9.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik Jurusan MIPA FKIP Universitas Lampung.
10. Bapak Drs. Iswanto, S. Pd., selaku kepala sekolah, Ibu Rika Rusma Dewi, S. Pd., selaku guru mitra, siswa-siswi, dan staf TU SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai yang telah membantu penulis selama penelitian. 11. Ayah, Ibu, Kakak dan semua anggota keluarga yang selalu mendukungku, memberikan doa-doa mustajabnya. Terima kasih atas kasih sayang kalian. 12. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2012, kakak dan adik tingkat, tim skripsi yaitu Elmina, Melia, Ayuda, dan teman-teman KKN-KT Sidomulyo Pagar Dewa Lampung Barat yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Aamiin Bandar Lampung,
Agustus 2016
Penulis,
Rizki Suci Asih xi
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi I.
PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
7
E. Ruang Lingkup.....................................................................................
8
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
9
A. Media Pembelajaran ............................................................................
9
B. Virtual Lab........................................................................................... 15 C. Analisis Konsep Sifaft Koligatif Larutan ............................................ 19 III. METODE PENELITIAN............................................................................
21
A. Metode Penelitian ................................................................................
21
B. Alur Penelitian .....................................................................................
21
C. Langkah-langkah Penelitian.................................................................
23
D. Instrumen Penelitian ............................................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
30
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................
31
xii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................
37
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
37
1. Hasil Studi Pendahuluan...............................................................
37
2. Hasil Perencanaan Virtual Lab .....................................................
39
3. Hasil Pengembangan Virtual Lab .................................................
42
4. Hasil validasi ahli, uji coba terbatas, dan uji keterlaksanaan secara terbatas ..........................................................................................
53
B. Pembahasan.........................................................................................
63
V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
69
A. Simpulan ..............................................................................................
69
B. Saran ....................................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1.
Analisis SKL KI-KD .........................................................................
72
2.
Analisis Konsep ................................................................................
79
3.
Silabus ...............................................................................................
83
4.
RPP Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan .... 100
5.
Hasil Analisis Kebutuhan Guru......................................................... 120
6.
Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ....................................................... 126
7.
Angket Validasi Kesesuaian Isi ........................................................ 132
8.
Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Isi ....................................... 134
9.
Angket Validasi Konstruksi .............................................................. 136
10. Rekapitulasi Hasil Validasi Konstruksi............................................. 138 11. Angket Validasi Kemudahan Penggunaan ........................................ 140
xiii
12. Rekapitulasi Hasil Kemudahan Penggunaan..................................... 142 13. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi .......................... 145 14. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada Guru ................................................................................................... 147 15. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kemudahan Penggunaan ......... 149 16. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemudahan Penggunaan Pada Guru...................................................................... 151 17. Angket Tanggapan Siswa Pada Aspek Kemudahan Penggunaan ..... 154 18. Tabulasi Jawaban Angket Kemudahan Penggunaan Uji Coba Terbatas Pada Siswa......................................................................................... 156 19. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan Pada Siswa.................................................................................................. 160 20. Angket Keterlaksanaan Virtual Lab ................................................. 162 21. Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Virtual Lab......................... 164 22. Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan ............................... 166 23. Tabulasi Jawaban Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan.. 167 24. Persentase dan Kriteria Hasil Respon Siswa ..................................... 169 25. Flowchart Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan..................................................................................... 171 26. Storyboard Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan..................................................................................... 172 27. Petunjuk Penggunaan Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Analisis Konsep Sifat Koligatif Larutan .........................................................20 2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert............................................36 3. Tafsiran persentase angket ..............................................................................38 4. Contoh storyboard ..........................................................................................41 5. Persentase rata-rata respon siswa pada lima aspek yang dinilai setelah menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan dalam pembelajaran ...........62
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Alur penelitian pengembangan Virtual lab .............................................2
2.
Flowchart virtual lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan....................................................................40
3.
Tampilan utama (home) ........................................................................42
4.
Tampilan log in .....................................................................................43
5.
Tampilan luar lab ..................................................................................44
6.
Tampilan pilihan praktikum ..................................................................44
7.
Lemari alat dan bahan ...........................................................................45
8.
Ruang laboratorium pada Virtual Lab hasil pengembangan .................46
9.
Percobaan penentuan tekanan uap pelarut murni dan visualisasi submikroskopisnya................................................................................47
10.
Percobaan penurunan tekanan uap larutan dan visualisasi submikroskopisnya................................................................................47
11.
Tabel hasil pengamatan .........................................................................48
12.
Evaluasi pada Virtual Lab hasil pengembangan ...................................49
13.
Cover luar dan dalam pada petunjuk penggunaan Virtual Lab.............50
14.
Kata pengantar pada petunjuk penggunaan Virtual Lab .......................51
15.
KI-KD, indikator, dan petunjuk penggunaan Virtual Lab.....................51
xvi
16.
Prosedur percobaan ...............................................................................52
17.
Cover belakang petunjuk penggunaan Virtual Lab...............................52
18.
Persentase skor validasi ahli..................................................................54
19.
Hasil penilaian guru terhadap Virtual Lab hasil pengembangan ..........58
20.
Hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan Virtual Lab hasil pengembangan.......................................................................................61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Halaman
Analisis SKL KI-KD................................................................................... 72 Analisis Konsep ......................................................................................... 79 Silabus......................................................................................................... 83 RPP Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan ............. 100 Hasil Analisis Kebutuhan Guru .................................................................. 120 Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ................................................................. 126 Angket Validasi Kesesuaian Isi ................................................................. 132 Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Isi................................................. 134 Angket Validasi Konstruksi ........................................................................ 136 Rekapitulasi Hasil Validasi Konstruksi ...................................................... 138 Angket Validasi Kemudahan Penggunaan.................................................. 140 Rekapitulasi Hasil Kemudahan Penggunaan .............................................. 142 Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ................................... 145 PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatasKesesuaian Isi Pada Guru.................................................................................................... 147 Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kemudahan Penggunaan................... 149 Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemudahan Penggunaan Pada Guru.................................................................................................... 151 Angket Tanggapan Siswa Pada Aspek Kemudahan Penggunaan............... 154 Tabulasi Jawaban Angket Kemudahan Penggunaan Uji Coba Terbatas Pada Siswa .................................................................................................. 156 Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan Pada Siswa .................................................................................................. 160 Angket Keterlaksanaan Virtual Lab ........................................................... 162 Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Virtual Lab .................................. 164 Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan......................................... 166 Tabulasi Jawaban Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan ............................................................................................ 167 Persentase dan Kriteria Hasil Respon Siswa .............................................. 169 Flowchart Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan ........................................................................................................ 171 Storyboard Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan ........................................................................................................ 172 Petunjuk Penggunaan Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan
xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran IPA atau sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Tim Penyusun, 2006).
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti serta diperoleh melalui metode tertentu, teratur, sistematis, berobyek, bermetode, dan berlaku secara universal (Ribkawati, dkk, 2012). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun melalui cara yang khas dan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori, dan seterusnya saling mengait antara cara satu dengan cara yang lain (Ribkawati, dkk, 2012). Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil
kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi (Ribkawati, dkk, 2012).
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu dalam rumpun IPA sehingga karakteristiknya sama dengan IPA (Tim Penyusun, 2006). Karakteristik tersebut yaitu ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran (Tim Penyusun, 2014).
Kimia dipelajari melalui proses dan sikap ilmiah. Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Kimia sebagai proses atau metode penyelidikan (discovery/inquiry) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan ilmiah untuk memperoleh produk-produk kimia, mulai dari menemukan masalah, mengumpulkan fakta-fakta terkait masalah, membuat asumsi, mengendalikan variabel, melakukan observasi, melakukan pengukuran, melakukan inferensi, memprediksi, mengumpulkan dan mengolah data hasil observasi atau pengukuran, serta menyimpulkan dan mengomunikasikan (Tim Penyusun, 2014). Saintis memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, konsep, teori, prinsip, dan hukum dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu. Penemuan-
3
penemuan itulah yang disebut produk kimia. Sejalan dengan hal itu, mata pelajaran kimia di SMA memiliki tujuan memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan melakukan eksperimen (yang mungkin melibatkan penggunaan instrumen), pengambilan data, pengolahan dan interpretasi data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis (Tim Penyusun, 2014).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 lampiran Ic pada kompetensi dasar kimia kelas XII terdapat Kompetensi Dasar (KD) pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh siswa melalui percobaan atau eksperimen. Kompetensi-kompetensi dasar tersebut diantaranya adalah kompetensi dasar 3.1 (pengetahuan) dan 4.1 (keterampilan). Kompetensi dasar pengetahuan tersebut yaitu menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Kemudian kompetensi dasar keterampilan yaitu menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan. Oleh sebab itu, percobaan atau eksperimen sangat penting dalam ketercapaian kompetensi dasar kimia pada materi sifat koligatif larutan khususnya penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
Pada kenyataannya, kegiatan praktikum pada pembelajaran kimia SMA/MA khususnya pada materi penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan masih jarang dilakukan. Altun, dkk (2009) dalam penelitiannya menyatakan
4
bahwa kegiatan praktikum di beberapa sekolah tidak terlaksana karena beberapa alasan, seperti tidak adanya laboratorium kimia yaitu berbagi dengan laboratorium fisika dan biologi, penyimpanan zat kimia berbahaya yang tidak aman, kondisi kelas yang kurang kondusif, keterbatasan waktu, keterbatasan alat, biaya peralatan yang kurang terjangkau serta keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan laboratorium secara efektif.
Oleh sebab itu, perlu adanya suatu alternatif agar kegiatan praktikum tetap terlaksana meskipun tidak dapat dilaksanakan di laboratorium yaitu dengan diberikan suatu media pembelajaran. Menurut Rusman, dkk (2012) penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra dimana sering terjadi dalam pembelajaran menjelaskan objek pembelajaran yang sifatnya sangat luas atau sempit, besar atau kecil, ataupun bahaya sehingga memerlukan alat bantu untuk menjelaskan, mendekatkan pada objek yang dimaksud. Selain itu, dengan menggunakan media pembelajaran, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar karena media pembelajaran memberikan bantuan pemahaman kepada siswa yang kurang memiliki kecakapan mendengar, atau melihat, atau konsentrasi dalam belajar, serta menimbulkan gairah belajar karena ada interaksi langsung antara siswa dengan sumber belajar.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Virtual Lab. Menurut Hawkins (2013) Virtual Lab berfungsi sebagai sarana untuk membantu siswa mengakses informasi serta berinteraksi dengan cara yang berbeda. Virtual Lab dapat memberikan siswa pemahaman yang lebih baik terutama pada level molekuler karena media ini dapat memvisualisasikan suatu percobaan yang tidak
5
dapat dilaksanakan di laboratorium. Siswa diharapkan dapat aktif dalam pembelajaran menggunakan Virtual Lab karena media ini dijalankan oleh siswa. Selain itu, Virtual Lab dapat menghemat waktu maupun biaya yang selama ini menjadi hambatan tidak terlaksananya kegiatan praktikum.
Pendapat serupa dari Tatli dan Ayas (2012) yang menyatakan bahwa Virtual Lab sebagai faktor pendukung bagi laboratorium nyata dalam meningkatkan pengalaman belajar siswa dan memfasilitasi siswa untuk melakukan praktikum secara interaktif, mengendalikan alat dan bahan, dan mengumpulkan data. Selain itu, menurut Davenport, dkk (2012) Virtual Lab dapat membantu menciptakan aktivitas yang interaktif yang dapat membantu pemahaman siswa tentang kesulitan konsep IPA.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari studi lapangan yang dilaksanakan di lima sekolah di Kota Metro dan satu sekolah di Kabupaten Lampung Timur, sebanyak 72,97% siswa dan 66,66% guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran materi penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan tidak dilaksanakan eksperimen dengan alasan keterbatasan waktu serta sarana dan prasarana laboratorium yang belum memadai. Kemudian diperoleh hasil analisis bahwa sebanyak 100% guru dan 82,43% siswa menyatakan perlu adanya pengembangan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
Oleh sebab itu, berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Virtual
6
Lab dalam Praktikum Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dari hasil pengembangan yang dilakukan? 2. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dari hasil pengembangan yang dilakukan? 3. Bagaimana keterlaksanaan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dari hasil pengembangan yang dilakukan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut. 1.
Mengetahui tingkat kevalidan dari media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan yang telah dikembangkan.
7
2.
Mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
3.
Mendeskripsikan keterlaksanaan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
D. Manfaat Penelitian
Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru Menambah media pembelajaran baru, alternatif jika tidak dapat dilaksanakan praktikum di laboratorium, diharapkan dapat membuat guru lebih kreatif dan mengikuti perkembangan IPTEK dalam mengembangkan media pembelajaran.
2. Siswa Penggunaan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan diharapkan menambah pemahaman siswa terhadap materi meskipun praktikum tidak secara nyata. Selain itu menambah minat siswa baik dalam belajar maupun melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.
3. Sekolah Mampu menjadi sarana pendukung pembelajaran terutama bagi sekolah dengan sarana dan prasarana laboratorium yang belum memadai. Selain itu, menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
8
mutu atau kualitas pendidikan terutama pada mata pelajaran kimia pada pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Pengembangan adalah proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003). Pada penelitian ini, produk pendidikan yang dikembangkan adalah media pembelajaran untuk siswa berupa Virtual Lab.
2.
Virtual Lab yang dikembangkan merupakan suatu simulasi percobaan yang dioperasikan menggunakan komputer atau laptop dimana siswa seolah-olah menjalankan percobaan seperti di laboratorium nyata.
3.
Virtual Lab yang dikembangkan pada praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan yang termasuk dalam sifat koligatif larutan.
4.
Virtual Lab yang dikembangkan terbatas hanya pada larutan non elektrolit. Larutan non elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yag secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Media (dalam bahasa Arab) adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi, dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajara mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal (Arsyad, 2014).
Heinich, dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2014).
10
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran (Rusman, dkk, 2012). Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termamsuk teknologi perangkat keras (Rusman, dkk, 2012). Hakikatnya, media pembelajaran sebagai wahana untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber pesan diteruskan pada penerima. Pesan atau bahan ajar yang disampaikan adalah materi pembelajaran untuk mencapai tujua pembelajaran atau sejumlah kompetensi yang telah dirumuskan, sehingga dalam prosesnya memerlukan media sebagai subsistem pembelajaran (Rusman, dkk, 2012).
Gagne’ dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa: Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari anara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen-komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2014).
Menurut Susilana dan Riyana (2009) media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perakngkat keras (hardware) adalah sarana aatau peralatan yang
11
digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar tersebut (Susilana dan Riyana, 2009). Jadi, media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2009).
2.
Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) dalam (Arsyad, 2014) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. a.
Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan kemampuan media mereka, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
b.
Ciri Manipulatif Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media meniliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Media (rekman video atau audio) dapat diedit sehingga guru hanya menampulkan bagian-bagian penting/utama dari ceramah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian
12
yang tidak diperlukan. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman juga dapat menghemat waktu. Akan tetapi, kemampuan media dari ciri manipulatif ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan. c.
Ciri Distributif Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkan akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
3.
Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Rusman, dkk (2012) media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran. Sering kali terjadi banyaknya siswa yang tidak tau atau kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan guru atau pembentukkan kompetensi yang diberikan pada siswa dikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran menurut Rusman, dkk (2012) diantaranya:
13
a.
Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada para siswa, sehingga inti materi pelajaran secara utuuh dapat disampaikan pada para siswa.
b.
Sebagai komponen dari subsistem pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub-sub komponen diantaranya adalah komponen media pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran merupakan subkomponen yang dapat menentukan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran.
c.
Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa yang akan disampaikan, atau kompetensi apa nyang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.
d.
Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa. Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, karena media pembelajaran dapat mengakomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar. Media pembelajaran dapat memberikan bantuan pemahaman pada siswa yang kurang memiliki kecakapan mendengar atau melihat atau yang kurang memiliki konsentrasi dalam belajar.
e.
Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Secara kualitas dan kuantitas, media pembelajaran sangat memberikan kontribusi terhadap hasil maupun proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan rambu-rambu mekanisme media pembelajaran.
f.
Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering terjadi siswa mengalami verbalisme karena apa yang diterangkan atau dijelaskan guru
14
lebih bersifat abstrak atau tidak ada wujud, tidak ada ilustrasi nyata atau salah contoh, sehingga siswa hanya bisa mengatakan tetapi tidak memahami bentuk, wujud atau karakteristik objek. Dengan demikian, media pembelajaran dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam memperjelas pesan yang disampaikan. g.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Sering terjadi dalam pembelajaran menjelaskan objek pembelajaran yang sifatnya luas, besar, atau sempit, kecil atau bahaya, sehingga memerlukan alat bantu untuk menjelaskan, mendekatkan pada objek yang dimaksud.
Adapun menurut Vaughan (2004), media pembelajaran dapat memprovokasi perubahan secara radikal dalam proses pengajaran pada dekade-dekade mendatang, khususnya saat siswa yang cerdas menemukan bahwa mereka dapat keluar dari batasan metode pengajaran tradisional. Pada dekade tersebut terjadi perubahan dari model pembelajaran ‘transmisi’ atau ‘siswa pasif’ ke model Kolb tentang “Pembelajaran Eksperiansial” atau ‘siswa aktif’. Guru dalam beberapa hal lebih sebagai pembimbing dan mentor, fasilitator pembelajaran, yang memimpin siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, bukan sebagai penyedia informasi dan pembelajaran yang utama. Siswa menjadi inti dari proses pengajaran dan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan subjek yang sensitif dan berbau politik di kalangan pendidik, jadi perangkat lunak guru terkadang diposisikan sebagai “pengaya” proses pembelajaran, bukan pengganti yang potensial untuk metode tradisional berbasis guru (Vaughan, 2004). Karya Warren Longmire dari San Fransisco mengorganisasikan subjek permasalahan ke dalam “Objek Pembelajaran” atau “titik-titik” dari materi pembelajaran untuk memperkaya ob-
15
jek pembelajaran (seperti blok-blok bangunan Lego) yang memiliki daya rekat lama dan aplikasi multifungsi (Vaughan, 2004).
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris, terlihat sari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah salam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali (Arsyad, 2014).
B. Virtual Lab
1.
Pengertian Virtual Lab
Virtual Lab merupakan salah satu format multimedia pembelajaran yang dikategorikan ke dalam kelompok simulasi dan percobaan atau eksperimen. Format simulasi merupakan format yang mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan persawat terbang, dimana peng-
16
guna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain-lain (Daryanto, 2013). Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko (Daryanto, 2013).
Adapun format percobaan atau eksperimen mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian bisa mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut (Daryanto, 2013).
Purwanti (2012) mendefinisikan Virtual Lab sebagai berikut: Virtual Lab adalah berupa software komputer yang memiliki kemampuan untuk melakukan modeling peralatan komputer secara matematis yang disajikan melalui sebuah simulasi. Virtual Lab diperlukan untuk memperkuat pemahaman konsep dalam proses pembelajaran. Virtual Lab bukanlah pengganti tetapi bagian dari laboratorium riil yang digunakan untuk melengkapi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Virtual Lab mungkin tidak perlu komprehensif, namun pada prinsipnya adalah bentuk upaya pengintegrasian TIK dalam kurikulum pembelajaran IPA dengan tujuan: (1) memberikan alat kepada siswa untuk bekerja dalam IPA; (2) memberikan kesempatan kepada siswa dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang IPA, bila dibandingkan dengan pengajaran konvensional yang telah diperolehnya; (3) mendorong siswa untuk mengungkap permasalahan IPA dalam cara yang sama dengan bagaimana para ahli bekerja dalam konteks penelitiannya.
17
Virtual laboratory atau lebih dikenal dengan virtual lab merupakan pengembangan teknologi komputer sebagai suatu bentuk objek multimedia interaktif (Budhu, 2002). Objek multimedia interaktif terdiri dari bermacam format heterogen, termasuk teks, hiperteks, suara, gambar, animasi, video, dan grafik. Virtual Lab merupakan objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk digital baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit (Budhu, 2002).
2.
Fungsi Virtual Lab
Tatli dan Ayas (2012) menyatakan bahwa: Virtual Lab sebagai faktor pendukung untuk memperkaya pengalaman dan memotivasi peserta didik untuk melakukan percobaan secara interaktif. Sehingga, Virtual Lab dapat didefiniskan sebagai serangkaian program komputer yang dapat memvisualisasikan fenomena yang abstrak atau percobaan yang rumit dilakukan di laboratorium nyata, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dalam upaya mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah . Menurut Yuniarti, dkk (2012) Virtual Lab sebagai media pembelajaran berbasis komputer sebagai solusi untuk mensimulasikan kegiatan percobaan di laboratorium. Adapun menurut Henlenti, dkk (2014) Virtual Lab dapat digunakan untuk mentransfer pengetahuan baik yang konseptual maupun yang prosedural. Virtual Lab dapat digunakan untuk mengatasi terbatasnya alat dan zat kimia untuk praktikum, dapat memberikan visualisasi bagaimana praktikum itu dilakukan (Haryanto, 2013).
Virtual Lab sebagai suatu produk inovasi media pembelajaran berbasis komputer dan teknologi dapat diterapkan di sekolah dengan teknologi informasi dalam proses pembelajarannya. Virtual Lab lebih murah, aman dan cocok digunakan oleh
18
siswa yang memiliki gaya belajar visual karena siswa dapat mengeksplorasi Virtual Lab sesuai kecepatan dan kebutuhannya. Virtual Lab sangat berguna sebagai media untuk mengajar yang aman dan murah (Jian, dkk, 2005; Saleh, dkk, 2009; Dobrzanki & Honysz, 2010).
3.
Keunggulan dan Kelemahan Virtual Lab
Menurut tim Laboratorium Digital Arsitektur (2010), keunggulan laboratorium maya (Virtual Lab) ini antara lain: a.
b.
c. d. e. f.
Mengandalkan peralatan komputer yang bersifat serbaguna (dapat digunakan untuk menulis, menggambar hingga mensimulasikan fenomena nyata) Mempunyai kemampuan hampir tak terbatas dalam permodelan karena tidak tergantung oleh kondisi alam nyata (skala, grafitasi, ketersediaan bahan, dll) Relatif lebih murah pengadaan, perawatan, dan operasionalnya dibandingkan laboratorium konvensional. Relatif lebih aman (dari bahaya, api, gas, basah, dll) Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk pengoperasiannya Memberikan hasil perhitungan yang lebih akurat, presisi serta cepat
Keunggulan Virtual Lab juga disampaikan oleh Chan (2009) yaitu: a. b.
c. d. e. f. g.
dapat digunakan kapan saja dan dimana saja mengajak siswa untuk mempunyai kesempatan lebih dalam melakukan eksperimen khususnya dalam keterbatasan waktu, kerumitan eksperimen dan resiko kecelakaan meningkatkan antusiasme belajar siswa melalui interaktivitas meningkatkan kemampuan penggunaan IT menghubungkan dan memperkuat teori yang didapat di kelas lebih efektif dalam hal biaya khususnya percobaan dengan tingkat kesalahan yang tinggi mampu memberikan umpan balik.
Menurut Farreira (2012) kelemahan dalam pemanfaatan laboratorium virtual adalah kurangnya pengalaman secara riil di laboratorium nyata dan keterampilan
19
dalam mengoperasikan komputer sehingga terjadi kebingungan peserta didik dalam merangkai alat dan mengoperasikannya, laboratorium virtual tidak memberikan pengalaman di lapangan secara nyata, dan tidak berpengaruh apapun terhadap keterampilan kinerja siswa dalam kegiatan praktikum.
C. Analisis Konsep
Herron et al. (Fadiawati, 2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Lebih lanjut lagi, Herron et al. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep dari materi sifat koligatif larutan dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut adalah peta konsep dari materi sifat koligatif larutan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta konsep sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan Dijelaskan melalui
Diagram PT
Dipengaruhi oleh
Konsentrasi Dinyatakan dalam bentuk
Dipengaruhi oleh
Terdiri dari
eh
Larutan nonelektrolit
Larutan elektrolit
eh
FaktorVan ’Hoff
meliputi
Fraksimol
molalitas
Molaritas Penurunan tekanan uap
Kenaikan titik didih
P = P0. Xp atau ΔP = Po. Xt
ΔTb= Tblar – Tbpel atau ΔTb = Kb .m
Penurunan titik beku
ΔTf= Tfpel – Tflar atau ΔTf = Kf .m
Tekanan osmotik
π = MRT
20
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran Virtual Lab ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Berikut ini merupakan langkah-langkah penggunaan metode Research and Development (R&D): 1) Potensi dan Masalah. 2) Mengumpulkan Informasi. 3) Desain Produk. 4) Validasi Desain. 5) Perbaikan Desain. 6) Uji Coba Produk. 7) Revisi Produk. 8) Uji Coba Pemakaian. 9) Revisi Produk. 10) Produksi Massal.
Pada penelitian hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah uji coba produk secara terbatas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.
B. Alur Penelitian
Pada penelitian dan pengembangan terdapat tiga tahap alur penelitian secara garis besar, yaitu 1). Studi Pendahulan 2). Pengembangan Produk dan 3). Uji coba produk. Alur pada penelitian dan pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
22
1. Studi Pendahuluan Studi Pustaka
Studi Lapangan
Analisis KI dan KD Pengembangan Silabus Pembuatan Analisis Konsep Pembuatan RPP
Wawancara guru dan siswa di enam SMA di Kota Mero dan Kabupaten Lampung Timur mengenai kegiatan praktikum dan virtual lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
Potensi dan Masalah -
2. Pengembangan Produk Draf I (virtual lab dan instrumen penilaian)
Validasi Ahli
Valid ? Tidak Ya
Revisi
Draf I
Perancangan virtual lab Penyusunan Instrumen Penilaian Terhadap Produk (Angket)
Draf II
Revisi kecil
3. Penilaian / Tanggapan terhadap Produk Draf III (virtual lab)
Penilaian keterlaksanaan media pembelajaran Virtual Lab.
Revisi virtual lab Hasil Penilaian oleh guru dan siswa
Penilaian Terhadap Produk oleh guru dan siswa (Uji Coba Terbatas)
Hasil Penilaian Keterlaksanaan Hasil Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Virtual Lab
Keterangan : = Aktivitas = Hasil (berupa produk virtual lab) = Pilihan terhadap hasil analisis = Arah proses / aktivitas berikutnya = Arah siklus kegiatan / aktivitas Gambar 1. Alur penelitian (Dimodifikasi dari Sunyono (2008) dalam Sannah (2015))
23
C. Langkah-langkah penelitian
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1.
Studi Pendahuluan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan yaitu sebagai berikut :
a)
Potensi masalah
Penelitian dilakukan karena adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila digunakan akan mempunyai nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Data tentang potensi dan masalah dicari agar produk yang dihasilkan nantinya dapat bermanfaat. Potensi dalam penelitian ini adalah sudah adanya laboratorium di sekolah namun masalahnya adalah belum dilaksanakannya praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
b) Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji materi untuk Virtual Lab yang akan dikembangkan, yaitu mengenai praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan, yang dilakukan dengan mengkaji kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), analisis konsep, silabus, dan RPP pada praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
24
c)
Studi Lapangan
Studi lapangan pada penelitian ini dilakukan di lima SMA/MA Kota Metro yaitu SMA N 1 Metro, SMAN 2 Metro, SMA N 4 Metro, SMA Muhammadiyah Metro, MAN 1 Metro dan 1 SMA/MA di Kabupaten Lampung Timur yaitu MAN 1 Lampung Timur. Instrumen yang digunakan adalah lembar pedoman wawancara dan angket. Wawancara dilakukan pada pada guru bidang studi kimia kelas XII sedangkan angket diberikan kepada 20 orang siswa kelas XII di enam SMA/MA tersebut. Analisis studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui dilakukan atau tidaknya kegiatan praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dan sudah digunakan atau belum virtual lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dalam pembelajaran di sekolah apabila praktikum dalam materi tersebut tidak dilaksanakan di laboratorium.
2.
Pengembangan Produk
a)
Desain produk Virtual Lab dan penyusunan instrumen penilaian produk
Desain produk dilakukan dengan pembuatan rancangan produk terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan pengembangan produk yaitu berupa media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan. Pembuatan rancangan produk dan pengembangan produk mengacu pada hasil wawancara dengan guru dan siswa saat melakukan studi pendahuluan. Halhal yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah : 1) Membuat konsep Virtual Lab. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menentukan percobaan yang sesuai dengan materi penurunan tekanan uap dan ke-
25
naikan titik didih larutan dan menyusun beberapa pertanyaan yang nantinya akan dimuat dalam Virtual Lab. 2) Penyusunan Virtual Lab. Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah pemilihan atau pembuatan gambar latar belakang pada tampilan Virtual Lab yaitu seolah-olah siswa berada di laboratorium nyata, pembuatan gambar alat-alat praktikum dan properti dalam laboratorium (seperti meja, lemari, dan lainlain), pemilihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak pada tampilan Virtual Lab. Penyusunan Virtual Lab ini menggunakan program Macromedia Flash 8, sedangkan pembuatan dan pengeditan gambar menggunakan program Corel Draw 12. 3) Membuat bagian-bagian pelengkap Virtual Lab. Bagian-bagian pelengkap Virtual Lab ini adalah petunjuk penggunaan Virtual Lab.
Produk yang dikembangkan dikatakan baik jika memenuhi kriteria valid dan praktis, dimana untuk mengukur kevalidan dan kepratisan diperlukan instrumen. Pada tahap ini disusun juga instrumen yang digunakan untuk penilaian kualitas produk. Adapun instrumen yang disusun yaitu angket validasi ahli, angket penilaian guru, angket respon siswa. Aspek kevalidan dinilai berdasarkan hasil validasi ahli. Kepraktisan dinilai berdasarkan hasil penilaian guru dan siswa terhadap Virtual Lab hasil pengembangan.
b) Validasi desain
Setelah dilakukan penyusunan Virtual Lab, kemudian Virtual Lab ini akan divalidasi 3 orang dosen ahli dari pendidikan kimia. Validasi ini terdiri dari validasi kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaan. Validasi kesesuaian isi
26
adalah penilaian kesesuaian isi Virtual Lab terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), kesesuaian indikator, materi, kesesuaian penggunaan gambar, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Validasi konstruksi adalah penilaian kesesuaian konstruksi Virtual Lab dengan langkah-langkah praktikum. Validasi kemudahan penggunaan dimaksudkan untuk menilai kemudahan penggunaan Virtual Lab dan kemudahan panduan penggunaan.
c) Perbaikan desain
Berdasarkan hasil penilaian dan saran-saran dari validator, maka dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan dan mengkonsultasikan hasil revisi produk Virtual Lab, lalu produk hasil revisi tersebut dapat diujicobakan secara terbatas.
3.
Uji Coba terhadap Produk
a) Uji Coba Terbatas
Setelah dihasilkan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan yang telah divalidasi oleh ahli dan dilakukan revisi, maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai. Pada uji coba produk secara terbatas ini dilakukan penyebaran angket yang dimaksudkan untuk mengetahui penilaian guru dan respon siswa terhadap Virtual Lab hasil pengembangan. Penilaian guru meliputi aspek kesesuaian isi dan konstruksi. Sedangkan untuk siswa meliputi aspek keterbacaan dan kepraktisan Virtual Lab. Pengambilan sampel pada tahap uji coba produk dilakukan dengan pertimbangan teknis, dikarenakan tidak dapat dilakukannya uji coba pada sekolah
27
yang setara pada penelitian pendahuluan sehingga dilakukan pada SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai.
Virtual Lab hasil pengembangan diujicobakan secara terbatas pada 24 siswa kelas XI IPA dan dua orang guru kimia di salah satu SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai. Teknik uji ini menggunakan lembar angket tanggapan guru dan siswa.
b) Revisi produk
Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil pengisian angket pada pada uji coba terbatas dan kemudian mengonsultasikan hasil revisi dengan dosen pembimbing. Hasil revisi tersebut merupakan produk akhir dari pengembangan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Instrumen pada studi lapangan
Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk mengetahui dilaksanakan atau tidaknya praktikum pada materi penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan, kendalah-kendala tidak terlaksananya praktikum, media pembelajaran yang telah digunakan, dan perlu tidaknya pengembangan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap
28
dan kenaikan titik didih larutan. Selain itu, instrumen ini juga digunakan untuk meminta masukan dari guru maupun siswa dalam mengembangkan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
2.
Instrumen pada validasi ahli
a)
Instrumen validasi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi produk dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi sebagai masukan dan merevisi produk sebagai penyempurnaan pengembangan produk itu sendiri.
b) Instrumen validasi aspek konstruksi Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui konstruksi produk yang meliputi kesesuaian langkah-langkah percobaan yang digunakan pada Virtual Lab pada praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan. Hasil validasi ini berfungsi untuk memberi masukan terhadap pengembangan Virtual Lab dan untuk melakukan revisi Virtual Lab.
c)
Instrumen validasi aspek kemudahan penggunaan
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah Virtual Lab yang dikembangkan ini memiliki kemudahan dalam petunjuk atau panduan dan pengoperasian atau penggunaannya. Hasil dari validasi ini akan berfungsi sebagai masukan dan merevisi produk sebagai penyempurnaan pengembangan produk itu sendiri.
29
3.
Instrumen pada uji coba terbatas
Berikut adalah instrumen-instrumen yang digunakan pada tahap uji coba terbatas: a)
Instrumen tanggapan guru
Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi dengan kurikulum dan kemudahan penggunaan dari Virtual Lab yang dikembangkan. Pada angket ini juga dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan Virtual Lab.
b) Instrumen tanggapan siswa Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai aspek kemudahan penggunaan dari Virtual Lab yang dikembangkan. Pada angket ini juga dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan Virtual Lab.
4.
Instrumen keterlaksanaan Virtual Lab
a.
Lembar observasi keterlaksanaan
Instrumen ini berupa lembar observasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tanggapan pengamat terhadap keterlaksanaan kegiatan dalam Virtual Lab yang dikembangkan. Instrumen ini juga dilengkapi dengan kolom tanggapan/
30
saran. Lembar observasi keterlaksanaan ini diadopsi dari instrumen observasi keterlaksanaan yang dikembangkan oleh Sunyono (2014).
b.
Angket respon siswa
Instrumen ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui respon siswa setelah belajar menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan. Pada instrumen ini terdapat 2 pilihan jawaban yang berupa jawaban respon positif dan respon negatif dan juga disertai kolom untuk menuliskan alasan dari jawaban yang dipilih. Angket respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dengan ini diadopsi dari Sunyono (2014).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara dan angket. Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban tertutup yaitu jawaban setuju (ST), ragu-ragu (RR), dan tidak setuju (TS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom yang telah disediakan.
Angket atau kuisioner digunakan pada saat validasi desain oleh pakar dan pada uji co-ba terbatas. Validasi dilakukan dengan memperlihatkan Virtual Lab, kemudian meminta validator untuk mengisi angket validasi. Validasi ini terdiri dari validasi kesesuain isi dengan kurikulum, konstruksi, dan kemudahan penggunaan. Pada uji terbatas, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan Virtual Lab, kemudian meminta guru untuk mengisi angket kesesuain isi dengan kurikulum dan kemudahan penggunaan. Virtual Lab juga diberikan kepada siswa, kemudian
31
meminta siswa mengisi angket aspek kemudahan penggunaan yang telah disediakan setelah menggunakan Virtual Lab.
Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Wawancara pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara dengan jawaban yang terbuka.
Pada penelitian pengembangan ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap enam guru mata pelajaran kimia dan 74 siswa di enam SMA negeri dan swasta di Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur dengan tujuan untuk analisis kebutuhan guru dan siswa serta mendapatkan masukan dalam pengembangan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
F. Teknik Analisis Data
1.
Teknik analisis data hasil wawancara pada studi pendahuluan
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara: a.
Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara.
b.
Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.
c.
Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat di-
32
analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
% J in
J N
i
100%
(Sudjana, 2005)
Keterangan : % J in = Persentase pilihan jawaban-i
J
i
= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
N = Jumlah seluruh responden d. Menjelaskan hasil presentasi jawaban responden dalam bentuk deskriptif naratif.
2.
Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap Virtual Lab
Data yang diolah pada angket ini adalah data dari angket validasi (kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaan) dan angket penilaian guru dan siswa terhadap virtual lab hasil pengembangan. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket dilakukan dengan cara : a.
mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Pada pengkodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.
33
b.
melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c.
memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam angket dilakukan berdasarkan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert . No 1 2 3
d.
Pilihan Jawaban Setuju (ST) Ragu-ragu (RR) Tidak setuju (TS)
Skor 3 2 1
mengolah jumlah skor jawaban responden Pengolahan jumlah skor (S) jawaban angket adalah sebagai berikut : 1)
Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab ST 2)
Skor untuk pernyataan Ragu-ragu (RR)
Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab RR 3)
Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab TS
e.
menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% X in
S 100%
S maks
(Sudjana, 2005)
Keterangan : % X in = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket
34
S = Jumlah skor jawaban total S maks = Skor maksimum yang diharapkan
f. menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstrusi dan keterbacaan virtual lab dengan rumus sebagai berikut:
%X i Keterangan :
%X
in
(Sudjana , 2005)
n
% X i = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada angket
%X
in
= jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada angket
n = jumlah pertanyaan pada angket.
g. menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010), yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tafsiran persentase angket. Persentase 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20%
3.
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Teknik analisis data lembar observasi keterlaksanaan Virtual Lab
Adapun teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan LKS menggunakan cara :
35
a.
menghitung persentase jumlah skor untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan Virtual Lab dengan cara sebagai berikut : ∑S
% X =∑ S
x 100 %
Keterangan :
%X
= Persentase jawaban pernyataan pada lembar observasi S = Jumlah skor jawaban total
S maks = b.
(Sudjana, 2005)
maks
Skor maksimum yang diharapkan
menafsirkan persentase jawaban pertanyaan secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2010) pada Tabel 3.
4.
Teknik analisis data angket respon siswa setelah menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan dalam proses pembelajaran
Adapun teknik analisis data angket respon siswa setelah pembelajaran dengan Virtual Lab hasil pengembangan menggunakan cara : a.
Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pernyataan angket.
b.
Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.
c.
Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
36
% J in
J N
i
100%
(Sudjana, 2005)
Keterangan : % J in = Persentase pilihan jawaban-i
J = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i i
N = Jumlah seluruh responden d.
Menafsirkan persentase jawaban responden. Presentase jawaban responden diinterpretasikan dengan menggunakan tafsiran presentase berdasarkan Arikunto (2010) pada Tabel 3.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulkan sebagai berikut: 1. Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan memiliki tingkat validitas yang sangat tinggi berdasarkan hasil penilaian aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaaan sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian dari validator pada aspek kesesuaian isi, aspek konstruksi, dan aspek kemudahan penggunaan dengan ketiganya termasuk dalam kriteria sangat tinggi. 2. Hasil tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, dan aspek kemudahan penggunaan memiliki kriteria yang sangat tinggi serta respon siswa terhadap aspek kemudahan penggunaan juga memiliki kriteria sangat tinggi. 3. Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan memiliki keterlaksanaan yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaiaan keterlaksanaan oleh observer dengan kriteria sangat tinggi, dan hasil respon siswa setelah menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan pada pembelajaran dengan kriteria sangat tinggi.
70
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar : 1. Perlu adanya perhatian terhadap waktu dan tempat pelaksanaan uji coba terbatas. Tempat uji coba terbatas virtual lab baiknya dilakukan di sekolah yang memiliki jumlah komputer memadai sehingga uji coba dapat dilakukan dengan maksimal. 2. Sebelum uji keterlaksanaan sebaiknya peneliti mengkondisikan siswa untuk membawa alat-alat yang akan diperlukan saat pembelajaran, misalnya laptop jika jumlah komputer disekolah kurang memadai sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang sekiranya dapat manjadi hambatan saat keterlaksanaan. 3. Virtual Lab yang dikembangkan ini hanya disusun pada praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan, sehingga diharapkan pengembangan Virtual Lab serupa pada praktikum kimia lainnya. 4. Penelitian pengembangan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan hanya dilakukan sampai tahap uji coba terbatas dan uji keterlaksanaan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektifitasnya pada tahapan penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Altun, E., Demirdag, B., Feyzioglu, B., Ates, A., & Cobanoglu, I. 2009. Developing an Interactive Virtual Chemistry Laboratory Enriched with Constructivist Learning Activities for Secondary Schools. Proceedings of Social and Behavioral Sciences. 1 (1): 1895-1898. Arikunto, S. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Budhu, M. 2002. Virtual Laboratories for Engineering Education. Konferensi Internasional di Teknologi Pendidikan Manchester, Kerajaan Inggris. Chan, C. 2009. Evaluating Learning Experiences in Virtual Laboratory Training Through Student Perceptions: a Case Study in Electrical and Electronic Engineering at The University of Hong Kong. Journal of the Higher Education Academy Engineering Subject Centre. 4 (2): 10. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran:Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Davenport, J. L., Rafferty, A., Timms, M. J., Yaron, D. & Karabinos, M (2012). ChemVLab+: Evaluating a Virtual Lab Tutor for High School Chemistry. The Proceedings of the 2012 International Conference of the Learning Sciences. Dobrzanski, L.A & Honysz ,R. 2010. The Idea of Material Science Virtual Laboratory. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering. 42 (1-2): 196-203. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Farreira. 2012. Manfaat Laboratorium Virtual. [online] http://kampus.okezone.com/read/2012/03/373/591563/india-luncurkanlaboratorium-virtual. Diakses pukul 10.18 WIB tanggal 20 Januari 2016.
72
Haryanto. 2013. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Terhadap Psikomotor Siswa Pada Praktikum Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 7 Sarolangun. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Hawkins, I. C. 2013. Virtual Lab versus Tradisional Laboratory : Which is More Effective for Teach Electrochemistry?. Dissertation for the Degree of Doctor of Philosophy in Math and Science Education of Middle Tennessee State University. Henlenti., Syamsurizal., Asyhar, R. 2014 Pengembangan Media Praktikum Laboratorium Virtual untuk Pembelajaran Optika Kelas VIII SMP Negeri 1 Tungkal Ulu. Jurnal Pendidikan IPA Universitas Jambi. 3 (2): 58. Jian, B., D.J., dan Billet, E. 2005. Development of A Virtual Laboratory Experiment for Biology. European Journal of Open, Distance and Elearning. 1 (195): 1-8. Prasetyo, W. 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Pendekatan PMR Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro.Mathedunesa Journal, 1(1): 1-8[Online]. http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pukul 21.33 WIB tanggal 16 Juni 2016. Purwanti, W. 2012. Pemanfaatan Laboratorium Virtual pada Pembelajaran IPA. Pelatihan Digitalisasi Perangkat dan Media Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Era Baru” di SMP 3 Muhammadiyah Depok. Yogyakarta. FMIPA UNY. Ribkawati., Endang R.W; Sri Wulan P.R; R. Syaifuddin. 2012. Ilmu Kealamiahan Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rusman., Kurniawan, D., dan Riyana, C. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Saleh, K.F., Mohamed, A.M., dan Madkour, H. 2009. Developing Virtual Laboratory Environment for Engine Education. International Journal of Arts and Sciences. 3 (1): 9-17. Sannah, I. N. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Model Discovery Learning pada Materi Teori Atom Bohr. Skripsi. Universitas Laampung. Bandar Lampung. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sujadi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
73
Sunyono. 2008. Development of Students Worksheet Base on Environment to Sains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I. Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education – UPI. Susilana, R dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima. Tatli, Z dan Ayas, A. 2012. Virtual Chemistry Laboratory: Effect of Contructivist Learning Environment. Turkish Journal of Diatance Education. 13 (1): 166. Tim LAD. 2010. LAD - Tujuan dan Sasaran. [online] http://arsitekuajy.tripod.com/lad/lad_intro.html. Diakses pukul 09.30 WIB tanggal 20 Januari 2016. Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Tim Penyusun. 2014. Permen Nomor 59 tentang Kurikulum SMA, Karakteristik Mata Pelajaran Kimia Lampiran III 10d tentang Mapel Peminatan Kimia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Vaughan, T. 2004. Multimedia: Making It Work (Diterjemahkan oleh Theresia Arie Prabawati dan Agnes Heni Triyuliana). Yogyakarta: ANDI. Yuniarti, F., Dewi, P., dan Susanti, R. 2012. Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi Pembiakan Virus. Jurnal Pendidikan Biologi Unnes. 1(1): 28.