PENGEMBANGAN MEDIA MODUL ALAT UKUR PRESISI SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL
JURNAL ILMIAH
Oleh : SUHARJIYONO NIM. 07503244033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
PENGEMBANGAN MEDIA MODUL ALAT UKUR PRESISI SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Oleh:
SUHARJIYONO NIM. 07503244033 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan modul pembelajaran alat ukur presisi untuk siswa kelas X di SMK Muhammadiyah 1 Bantul yang memenuhi kualitas baik, (2) Mengetahui langkah-langkah pengembangan modul alat ukur presisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Tempat penelitian adalah SMK Muhammadiyah 1 Bantul berlokasi di Manding, Trirenggo, Bantul Yogyakarta. Pengumpulan data menggunakan angket, dan data dianalisis secara deskriptif. Penyusunan modul mengacu pada tujuh komponen yang terdiri dari (1) Tujuan pengajaran, (2) Petunjuk bagi guru, (3) Lembar kegiatan siswa, (4) Lembar kerja, (5) Kunci lembar kerja, (6) Lembar tes (evaluasi), (7) Kunci lembar tes (evaluasi). Analisis kualitas modul berdasarkan pada kriteria kualitas yaitu: (a) Kompetensi, (b) Kualitas materi, (c) Kelengkapan materi, (d) Format, (e) Organisasi, (f) Daya tarik, (g) Bentuk dan ukuran huruf, (h) Ruang Kosong, (i) Konsistensi. Pengambilan data dilakukan pada dua ahli materi, dua ahli media, dua guru SMK Muhammadiyah I Bantul, 10 siswa kelompok kecil dan 36 siswa kelompok besar. Analisis data dengan cara kuantifikasi data kualitatif, rekapitulasi data, dan perhitungan skor rata-rata tiap Aspek , dan kualifikasi data kuantitatif (skor). Hasil penelitian ini memperoleh modul yang meliputi : (1) Proses pembuatan modul dengan langkah-langkah (a) menentukan judul, (b) menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, (c) menetapkan garis besar modul, (d) mengembangkan garis besar modul, (e) membuat draf modul dan layout, (f) membuat modul, (g) validasi ahli media dan materi, analisis, revisi I,(h) penilaian guru bidang studi,analisis, revisi II, (i) uji kelompok terbatas (10 siswa), analisis, revisi III, (f) uji lapangan (36 siswa), analisis, revisi IV, (g) produksi media modul. (2) Hasil uji kelayakan modul meliputi : (a) validasi ahli materi dengan kategori “Sangat layak”, (b) validasi ahli media dengan kategori “layak”, (c) validasi guru bidang studi dengan kategori “Sangat layak”, (d) Uji coba kelompok kecil dalam Aspek daya tarik, dan Aspek organisasi dengan kriteria “Sangat layak”, (e) Uji coba lapangan dengan kriteria “Layak”. Kata Kunci : Penelitian Pengembangan, Modul, Media pembelajaran
1
THE DEVELOPMENT OF THE MEDIA MODULE MEASURING INSTRUMENT PRECISION CLASS X STUDENTS IN SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL BY : SUHARJIYONO NIM. 07503244033 ABSTRACT This research aims to (1) produces precision measurement tool learning modules for students of class X in SMK Muhammadiyah 1 Bantul that meets the quality good, (2) figure out the steps the development of precision measurement tool module. This research use approach to research and development. The research is in the SMK Muhammadiyah 1 Bantul, located in Manding, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Data collection using question form, and the data were analyzed by descriptive. Preparation of a module refers to the seven components that consist of (1) the purpose of teaching, (2) the instructions for teachers, (3) student activity sheets, worksheets (4), (5) key worksheets, (6) the test sheet (evaluation), (7) key the test sheet (evaluation). Quality analysis module based on the criteria of quality, namely: (a) competence, (b) the quality of any content, (c) the completeness of the material, (d) format, (e) organization, (f) appeal, (g) the shape and size of the letters, (h) blank spaces, (i) the consistency. Data retrieval is performed on two material experts, two media experts, two teachers SMK Muhammadiyah I Bantul, 10 students in a small group and 36 students in a large group. Data analysis by means of quantifying quantitative data (score). The results of this research to obtain modules that include: (1) the module manufacturing process steps (a) specify a title, (b) determine the standards of competence and basic competence, (c) specify the module outline, (d) develop an outline of the module, (e) a draft module and layout, (f) create a module, (g) validation media experts and materials, analysis, revision I, (h) the assessment of teachers' fields of study, analysis, revision II, (i) a limited test group (10 students), analysis, revision III, (j) field test (36 students), analysis, revision IV, (k) media production modules. (2) The results of the feasibility test modules include: (a) validation matter experts with the category "very decent", (b) validation of media experts with the category "decent", (c) validation studies teachers with the category "very decent", (d ) small group trial in appeal aspects and organizational aspects of the criteria "very decent", (e) field trial with the criteria "descent". Keywords: Research Development, Modules, Learning Media
2
Menurut Mulyasa (2006:23), Sekolah
PENDAHULUAN
Menengah
Keberhasilan pendidikan di Indonesia
lembaga formal Sekolah Menengah Kejuruan
internal dan factor eksternal. Faktor Internal
(SMK) merupakan lembaga pendidikan yang
ada dalam diri individu meliputi faktor faktor
psikologis.
mencetak tenaga kerja tingkat menengah.
Faktor
Selama ini metode pembelajaran yang ada di
Eksternal ada diluar individu meliputi faktor keluarga,
faktor
sekolah
dan
SMK
faktor
siswa cenderung menunjukkan sifat pasif dalam
faktor sekolah yang meliputi metode mengajar,
interaksi
interaksi antar
guru
siswa,
dengan
disiplin
mengikuti pelajaran sehingga yang terjadi
siswa,
hanya menghasilkan komunikasi satu arah.
sekolah,
Guru belum menggunakan media pembelajaran
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran,
yang seharusnya dapat membantu dalam proses
keadaan gedung, media pembelajaran dan tugas
belajar mengajar, guru masih menggunakan
rumah.
metode menulis di papan tulis yang banyak
Proses belajar mengajar tidak lepas dari aspek
metode
mengajar
dan
menyita waktu dan menyebabkan minimnya
media
daya ingat serta pemahaman dari siswa
pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan,
terhadap materi yang diajarkan. Dengan media
pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
pembelajaran, diharapkan dapat menjadikan
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran
kualitas pembelajaran menjadi efektif sehingga
yang sesuai. Media pembelajaran sering juga disebut
dengan
alat
pendidikan.
keaktifan
Media
belajar
siswa
siswa kelas X di SMK Muhammadiyah I
dilihat dari perbuatan pendidik. Media material contohnya
motivasi
Pembelajaran alat ukur presisi pada
nonmaterial dan material. Media non material
kebendaan
dan
meningkat.
pembelajaran ini menurut wujudnya meliputi
berupa
rata-rata masih menggunakan sistem
atau metode pembelajaran terpusat pada guru,
masyarakat. Dalam pembelajaran disekolah ada
kurikulum,
merupakan
didik untuk bekerja di bidang tertentu. Sebagai
yang mempengaruhi pendidikan meliputi factor
dan
(SMK)
sekolah kejuruan yang mempersiapkan peserta
tidak lepas dari beberapa faktor. Faktor-faktor
jasmaniah
Kejuruan
Bantul masih menggunakan sistem klasikal
buku-buku,
atau terpusat pada guru belum mengarah pada
gambar, alat permainan, alat peraga, alat
pembelajaran secara individual. Pembelajaran
laboratorium, modul belajar, meja kursi dan
klasikal hanya mengarah pada persamaan saja,
sebagainya.
tapi pada pembelajaran individual mengarah pada siswa belajar mandiri. Salah satu upaya 3
dalam sistem pembelajaran mandiri dengan
1. Memperoleh modul alat ukur presisi.
menggunakan media belajar misalnya modul.
2. Mengetahui tingkat kelayakan modul alat
Modul merupakan
salah satu bentuk media
ukur presisi.
cetak yang berisi satu unit pembelajaran, dilengkapi
dengan
berbagai
komponen
KAJIAN PUSTAKA
sehingga memungkinkan siswa-siswa yang
A. Diskripsi Teori
menggunakannya dapat mencapai tujuan secara
1.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
mandiri, dengan sekecil mungkin bantuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
guru, mereka dapat mengontrol mengevaluasi
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang
kemampuan sendiri, yang selanjutnya dapat
disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh
menentukan mulai dari mana kegiatan belajar
setiap
selanjutnya harus dilakukan.
Menurut Mulyasa (2006: 22), secara umum
media pembelajaran yang dapat membantu
tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
siswa dan guru dalam melaksanakan proses mengadakan
maka
penelitian
penulis dengan
memandirikan dan memberdayakan satuan
tertarik judul
dengan
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
atas, penulis mencoba mengembangkan sebuah
mengajar,
pendidikan
memperhatikan Undang-Undang No. 20 Tahun
Dengan memperhatikan beberapa hal di
belajar
satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan
”
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
Pengembangan Media Modul Alat Ukur Presisi Siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah I Bantul”.
mendorong
sekolah
untuk
pengambilan
keputusan
secara
melakukan partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
Rumusan Masalah
2.
Berdasar dari latar belakang masalah,
Pembelajaran Belajar
identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai
merupakan
suatu
proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
berikut.
individu
1. Bagaimanakah cara penyusunan modul alat
dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya (Sugihartono
ukur presisi ?
dkk,2007:74). Sedangkan menurut Moh. Surya
2. Bagaimanakah tingkat kelayakan modul
dalam bukunya Sri Rumini dkk (1993:59)
alat ukur presisi ?
Belajar adalah suatu proses usaha yang
Tujuan Penelitian
dilakukan individu untuk memperoleh suatu
Tujuan dari penelitian yang digunakan adalah
perubahan tingkah laku yang baru
untuk : 4
secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
Menurut
dalam diri seseorang karena
pendapat
Nana
Sudjana
(1987:28) belajar bukan sekedar menghafal
pengalaman.
atau mengingat melainkan suatu proes aktif,
Menurut
dikutip
yaitu proses mereaksikan tentang semua situasi
Pembelajaran
yang ada di sekitar individu. Belajar ditandai
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
dengan adanya perubahan pada diri seseorang
mengatur
dan
yang dapat berupa pengetahuan, pemahaman,
didik
sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan,
Sugihartono
Nasution
dkk
yang
(2007:80)
lingkungan
menghubungkannya
sebaik-baiknya dengan
anak
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan
dan
dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar,
sifatnya relatif menetap, perubahan tersebut
tetapi
diperoleh melalui berbagai pengalaman dan
juga
meliputi
guru,
alat
peraga,
perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya
kemampuannya.
Perubahan
tersebut
latihan yang dilakukan selama hidupnya.
yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Sejalan dengan pendapat tersebut dapat
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2005:57)
dinyatakan bahwa belajar mengajar merupakan
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
interaksi atau hubungan timbal balik antara
tersusun
mausiawi,
siswa dengan guru sebagai fasilitator belajar,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
antar sesama siswa, dan antara siswa dengan
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
lingkungannya,
pembelajaran.
pengalaman nyata dalam kehidupannya.
3.
4.
Media Pembelajaran
a.
Pengertian Media
meliputi
unsur-unsur
Hakikat Belajar Mengajar Belajar
merupakan
suatu
proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan
lingkungannya
sehingga
diperoleh
suatu
Media pembelajaran adalah alat yang
dalam
membawa pesan-pesan atau informasi yang
memenuhi kebutuhan hidupnya (Sugihartono
bertujuan
dkk,2007:74). Sedangkan menurut Moh. Surya
maksud-maksud pengajaran (Arsyad, 2003:4),
dalam bukunya Sri Rumini dkk (1993:59)
sedangkan
Belajar adalah suatu proses usaha yang
Yusufhadi Miarso (1984:48) media merupakan
dilakukan individu untuk memperoleh suatu
wadah dari pesan yang oleh sumber atau
perubahan tingkah laku yang baru
secara
penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
atau penerima pesan tersebut. Menurut Oemar
itu sendiri
Hamalik (2002:63), media pembelajaran adalah
dalam diri seseorang karena
pengalaman. 5
instruksional
menurut
atau
R
mengandung
Raharjo
dalam
unsur penunjang dalam proses belajar mengajar
3) Memilih, merubah, merencanakan materi
agar terlaksana dengan lancar dan efektif.
pembelajaran 4) Pemanfaatan bahan
b. Penggunaan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran harus mempertimbangkan
beberapa
hal
5) Tanggapan (respon) yang diharapkan dari
(Arief
siswa
S.Sadiman dkk ,2003:16-17), yaitu :
6) Evaluasi
1) Tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
e.
2) Siapa yang akan menggunakan alat peraga.
Ciri-Ciri Media Pembelajaran Menurut Arsyad Aszhar (2003,6-70) ciri-
3) Alat mana yang akan digunakan.
ciri umum yang terkandung dalam media ialah :
4) Kepada siapa alat itu akan digunakan.
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik
5) Dalam situasi bagaimana alat itu akan
c.
yang dewasa ini dikenal sebagai hardware
digunakan.
(perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang
Manfaat Media Pembelajaran
dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan
Menurut Nana Sudjana & Rifai dalam
panca indera.
Arshad
mengemukakan
2) Media pendidikan memiliki pengertian non
manfaat media pengajaran dalam proses belajar
– fisik yang dikenal sebagai software
siswa, yaitu:
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian
yang terdapat dalam perangkat keras yang
siswa
Azhar
(2003:25)
sehingga
dapat
menumbuhan
merupakan isi yang ingin disampaikan
motivasi belajar. 2) Bahan
kepada siswa.
pengajaran
akan
lebih
jelas
5.
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa
a. Pengertian Modul
memungkinkannya
James D Russel menjelaskan bahwa
menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
modul adalah suatu paket belajar mengajar
d. Perencanaan
dan
Media Modul
Pengembangan
yang berkenaan dengan satu unit bahan
Media
pelajaran. Dalam modul siswa dapat menguasai
Pembelajaran Menurut
Latuheru
menyebutkan
beberapa
ditempuh
dalam
(1988: hal
yang
merencana
31–40)
bahan pelajaran dengan cara belajar secara
harus
individual. Menurut Vembriarto (1975,10-12)
media
modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar
pembelajaran yaitu :
yang dikemas secara utuh dan sistematis,
1) Analisis karakteristik siswa
didalamnya memuat seperangkat pengalaman
2) Tentukan tujuan yang dicapai
belajar yang terencana dan didesain untuk 6
membantu peserta didik menguasai tujuan
d. Sifat Modul
belajar yang spesifik.
Memperhatikan pengertian modul diatas, maka dapat disimpulkan sifat-sifat modul
b. Karakteristik Modul Menurut Vembriarto (1975, 15-20)
sebagai berikut :
untuk menghasilkan modul yang mampu
1) Modul merupakan unit pengajaran terkecil
meningkatkan motivasi belajar, pengembangan
dan lengkap.
modul harus memperhatikan karakteristik yang
2) Modul memuat rangkaian kegiatan belajar
diperlukan sebagai modul.
yang direncanakan dan sistematis.
1) Self Instruction
3) Modul memuat tujuan belajar yang
Merupakan karakteristik penting dalam modul,
dengan
memungkinkan
karakter
seseorang
dirumuskan secara jelas dan spesifik
tersebut
belajar
(khusus).
secara
6.
Peranan
Guru
Dalam
Pengajaran
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
Modul
Untuk memenuhi karakter self instruction,
Peranan guru dalam pengajaran modul
maka modul harus:
berbeda dengan peranannya dalam pengajaran
a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas,
tradisional. Dalam pengajaran tradisional guru
dan dapat menggambarkan pencapaian
lebih
Standar
informasi
Kompetensi
dan
Kompetensi
Dasar.
berperan
ilmu
sebagai
pemberi
pengetahuandengan
cara
menerangkan atau memperagakan. Akan tetapi
b) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam
banyak
unit-unit
kecil/spesifik,
kegiatan
sehingga
dalam pengajaran modul guru berperan sebagai
yang
organisator sehingga memungkainkan para
memudahkan
siswa lebih banyak dan semakin aktif belajar
dipelajari secara tuntas;
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
c. Ciri-ciri Modul
7.
Alat Ukur Presisi
Menurut Vembrianto dalam Made Wena
Pengukuran adalah membandingkan
(2009:232) ciri-ciri modul, yaitu:
sesuatu dengan besaran standar (Sudji Munadi,
1) Modul merupakan paket pembelajaran yang
1988:61). Pengukuran dalam arti yang luas
bersifat self-instruction.
adalah membandingkan suatu besaran dengan
2) Pengakuan adanya perbedaan individual
besaran
belajar.
standar
Soetarto,1980:90).
3) Membuat rumusan tujuan pembelajaran
(Taufik Alat
Rochim yang
dan
digunakan
sebagai pembanding disebut alat ukur (Taufik
secara eksplisit.
Rochim dan Soetarto,1980: 92). 7
menguji
B. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan hal yang
menghubungkannya sehingga
terjadi
sebaik-baiknya dengan
proses
a. Populasi
dan
anak
didik
belajar,
untuk
Obyek
b. Sampel Penelitian 1) Uji kelompok kecil
sarana dan prasarana yang mendukung proses
Uji kelompok kecil dilakukan pada siswa
belajar mengajar di sekolah. Pelajaran tehnik
jurusan
ukur pada materi alat ukur presisi di SMK
SMK
Uji coba kelompok besar dilakukan pada
sebelum
siswa SMK Muhammadiyah 1 Bnatul
melakukan praktik, sedangkan praktik sebagai
jurusan Teknik mesin sejumlah 36 siswa.
tindak lanjut setelah menerima teori. Proses efektif
di
2) Uji Kelompok besar
pengetahuan kepada siswa tentang materi dan
yang
mesin
siswa.
praktik dan teori. Teori dimaksudkan memberi
pembelajaran
teknik
Muhammadiyah 1 Bantul sejumlah 10
Muhammdiyah I Bantul diberikan secara
disiapkan
adalah
Muhammadiyah 1 Bantul.
Diantaranya kurikulum, metode belajar, serta
harus
ini
ukur presisi pada siswa kelas X di SMK
perlukan berbagi faktor yang mendukung.
yang
penelitian
pengembangan media modul pembelajaran alat
mendapatkan hasil belajar yang maksimal di
hal-hal
tersebut
2. Populasi dan Sampel Penelitian
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau lingkungan
produk
(Sugiyono,2008:297).
sangat penting dalam pendidikan. Pembelajaran
mengatur
kelayakan
3. Teknik
diperlukan
Pengumpulan
Data
dan
Instrumen Penelitian
penggunaan media pembelajaran yang dapat
a. Teknik Pengumpulan Data
meningkatkan perhatian dan meningkatkan
Yaitu cara yang digunakan oleh peneliti
prestasi siswa.
dalam mengumpulkan data
penelitiannya.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan
METODE PENELITIAN
yaitu Metode Kuesioner, Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang
1. Desain Penelitian
dilakukan dengan cara memberi seperangkat
Jenis desain penelitian ini adalah
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
penelitian dan pengembangan (research and
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:
development) yaitu penelitian yang digunakan
199).
untuk menghasilkan produk tertentu, dan
8
memperbaiki
b. Instrumen Penelitian Kuesioner yang disusun meliputi tiga
produk
media
modul
yang
dikembangkan.
jenis sesuai peran dan posisi responden dalam
Data kuantitatif berupa penilaian yang
pengembangan ini. Kuesioner tersebut adalah:
dihimpun melalui angket penilaian tanggapan
kuesioner untuk ahli media, kuesioner untuk
uji coba produk pada saat kegiatan uji coba
ahli materi, kuesioner untuk guru alat ukur
lapangan. Suharsimi Arikunto (1996: 195)
presisi, dan kuesioner untuk siswa.
mengungkapkan,
c. Pengujian
Validitas
dan
data
kuantitatif
yang
berwujud angka-angka hasil perhitungan atau
Reliabilitas
pengukuran
Instrumen Penelitian Teknik untuk mengukur reliabilitas dan
dapat
diolah
dengan
cara:
dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang
validitas instrumen. Penentuan validitas dan
diharapkan dan diperoleh persentase.
realibilitas instrumen non test (kuesioner)
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
adalah lembar kuesioner yang disusun untuk
1. Hasil Penelitian
menjaring data. Sebelum digunakan terlebih
Hasil
dahulu dikonsultasikan kepada ahli materi dan
pembelajaran
media, dosen pembimbing penelitian dan guru
pelajaran alat ukur presisi adalah layak untuk
bidang studi untuk mendapatkan masukan atau
digunakan, hal ini dapat terlihat dari validasi
saran
dan
ahli materi yang memberikan penilaian dalam
realibilitas empirisnya diperoleh dengan cara
aspek kompetensi sebesar 83%, dan masuk
diuji cobakan kepada siswa kelas XI jurusan
kategori “Sangat Layak”, aspek kualitas materi
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1
sebesar 92% dan masuk dalam kategori
Bantul.
“Sangat Layak”, aspek kelengkapan materi
d. Teknik Analisis Data dan Pengujian
sebesar 83% dan masuk dalam kategori „Sangat
masukan.
Kemudian
validitas
pengembangan dengan
modul
media pada
mata
Hipotesis
Layak”.. Validasi ahli media yang memberikan
Data yang diperoleh melalui kegiatan uji
penilaian dalam aspek format sebesar 83% dan
coba, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data
masuk dalam kategori “Sangat Layak”, aspek
kualitatif dan data kuantitatif.
organisasi sebesar 75% dan masuk dalam
Data kualitatif mengenai kualitas media
kategori “Layak”, aspek daya tarik sebesar 75%
modul diperoleh dari masukan saran dan kritik
dan masuk kategori “Layak”, aspek bentuk dan
ahli materi, ahli media, dan Guru alat ukur
ukuran huruf sebesar 75% dan masuk kategori
presisi, dihimpun dan disimpulkan untuk
“Layak”, aspek ruang kosong sebesar 75% dan masuk kategori “Layak”, aspek konsistensi 9
sebesar 75% dan masuk kategori “layak”.
yang dikembangkan masih perlu direvisi
Penilaian guru bidang studi yang memberikan
sesuai saran dan masukan dari ahli materi.
penilaian dalam aspek kualitas materi sebesar
c. Selain dilakukan validasi ahli media dan
89% dan masuk dalam kategori “Sangat
ahli materi, modul juga di ujikan kepada
Layak‟, aspek organisasi sebesar 95% dan
dua orang guru bidang studi pemesinan di
“Sangat
SMK. Dilakukannya validasi oleh dua guru
masuk
kategori
Layak”,
aspek
konsistensi sebesar 93% dan masuk kategori
bidang
“Sangat Layak”. Uji coba kelompok terbatas
Muhammadiyah 1 Bantul untuk menilai
mencakup aspek daya tarik sebesar 85,5% dan
apakah media modul yang digunakan sudah
masuk kategori “Sangat Layak”, aspek daya
sesuai
tarik sebesar 87,5% dan masuk kategori
disekolah tersebut, dan apakah juga sudah
“Sangat Layak”. Uji lapangan mendapat hasil
sesuai dengan kurikulum yang ada di
penilaian sebesar 83% dan masuk kategori
sekolah itu. Hasil dari uji guru bidang studi
“Sangat Layak”.
di presentasekan sebesar 89%, dan masuk
2. Pembahasan
dalam kategori “Sangat layak”.
a. Validasi ahli media mempunyai 21 butir
studi
pengukuran
dengan
materi
di
yang
SMK
diajarkan
d. Langkah berikutnya dalah melakukan uji
yang dinilai. Hasil validasi dari kedua ahli
coba kelompok terbatas,
media
media
diperoleh dari hasil uji coba kelompok
yang
terbatas meliputi 2 aspek, yaitu : aspek daya
dikembangkan masih perlu direvisi sesuai
tarik, dan aspek organisasi. Data ini dikaji
saran dan masukan dari ahli media.Nilai
untuk
presentase hasil validasi ahli media adalah
terhadap
75%
dikembangkan.
menunjukkan
pembelajaran
dan
dengan
dimasukkan
bahwa modul
dalam
skala
prosentase masuk kategori “Layak”.
mengetahui media
data yang
tanggapan
siswa
pembelajaran
yang
Jumlah
siswa
yang
digunakan untuk uji coba kelompok kecil
b. Validasi ahli materi mempuyai 17 butir
berjumlah 10 siswa. Dari hasil uji coba
yang dinilai. Nilai presentase dari validasi
kelompok
ahli materi adalah 83 % dan dimasukkan
kelompok uji tebatas di presentasekan
dalam skala prosentase masuk kategori
sebesar 87 % dan masuk dalam kategori
“Sangat
“Sangat
layak”.
Dari
validasi
yang
terbatas,
layak”,
penilaian
sehingga
siswa
media
dilakukan dua ahli materi menunjukkan
pembelajaran
dengan
modul
yang
bahwa materi media pembelajaran dengan
dikembangkan
sudah
layak
untuk
modul pada mata pelajaran alat ukur presisi
digunakan 10
e. Setelah uji kelompok terbatas dan direvisi
b. Hasil pengembangan media pembelajaran
sesuai masukan dari siswa, maka modul
dengan modul pada mata pelajaran alat
dilakukan uji yang terakhir yaitu Uji
ukur presisi adalah layak untuk digunakan,
lapangan, data ini dikaji untuk mengetahui
hal ini dapat terlihat dari validasi ahli
tanggapan siswa terhadap produk media
materi yang memberikan penilaian dalam
pembelajaran
yang
aspek kompetensi sebesar 83%, dan masuk
dikembangkan. Jumlah yang memberikan
kategori “Sangat Layak”, aspek kualitas
tanggapan sebanyak 36 siswa. Dari hasil
materi sebesar 92% dan masuk dalam
tanggapan siswa uji lapangan, media modul
kategori
yang dikembangkan sudah “layak” untuk
kelengkapan materi sebesar 83% dan masuk
diproduksi dan digunakan sebagai media
dalam kategori „Sangat Layak”.. Validasi
pembelajaran alat ukur presisi, dilihat dari
ahli media yang memberikan penilaian
jumlah
dalam aspek format sebesar 83% dan
dengan
penilaian
uji
modul
lapangan
dalam
“Sangat
Layak”,
aspek
masuk dalam kategori “Sangat Layak”,
presentase sebesar 83 %.
aspek organisasi sebesar 75% dan masuk KESIMPULAN DAN SARAN
dalam kategori “Layak”, aspek daya tarik
1. Kesimpulan
sebesar 75% dan masuk kategori “Layak”,
a. Telah dihasilkan modul alat ukur presisi
aspek bentuk dan ukuran huruf sebesar 75%
untuk siswa kelas X SMK Muhammadiyah
dan masuk kategori “Layak”, aspek ruang
I Bantul dengan penyusunannya meliputi
kosong sebesar 75% dan masuk kategori
langkah-langkah : (1) menentukan judul,
“Layak”, aspek konsistensi sebesar 75%
(2) menentukan standar kompetensi dan
dan masuk kategori “layak”. Penilaian guru
kompetensi dasar, (3) menetapkan garis
bidang studi yang memberikan penilaian
besar modul, (4) mengembangkan garis
dalam aspek kualitas materi sebesar 89%
besar modul, (5) membuat draf dan layout
dan masuk dalam kategori “Sangat Layak‟,
modul, (6) membuat modul, (7) validasi
aspek organisasi sebesar 95% dan masuk
ahli media, materi dan guru bidang studi,
kategori “Sangat Layak”, aspek konsistensi
(8) analisis, revisi I, (9) uji kelompok
sebesar 93% dan masuk kategori “Sangat
terbatas (10 siswa), (10) analisis, revisi II,
Layak”.
(11) uji lapangan (36 siswa), (12) produksi
mencakup aspek daya tarik sebesar 85,5%
media modul.
dan masuk kategori “Sangat Layak”, aspek
Uji
coba
kelompok
terbatas
daya tarik sebesar 87,5% dan masuk 11
kategori “Sangat Layak”. Uji lapangan
John D. Latuheru. (1998). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
mendapat hasil penilaian sebesar 83% dan masuk kategori “Sangat Layak”. 2. Saran a. Media
Pembelajaran
dikembangkan
diharap
Modul
yang
dipakai
dalam
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana, & Ibrahim.(1987). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar karena memberikan dampak yang positif bagi siswa ditinjau dari hasiul uji kelompok
Oemar
Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sri
Rumini, dkk. (1993). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY press.
terbatas dan uji lapangan. b. Melihat antusias dan respon positif dari siswa serta dapat memberikan
dampak
yang baik terhadap belajar siswa, maka untuk
waktu
kedepan
diharap
Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
ada
pengembangan dan studi yang lebih luas
Sudji Munadi. (1988). Dasar-Dasar Metrologi Industri. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.
mengenai media pembelajaran tersebut. c. Materi yang disampaikan dirasa masih kurang, untuk itu perlu penambahan dengan
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY press.
beberapa referensi lagi sehingga akan lebih lengkap.
Arief
Suharsimi Arikunto. (1997). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA S. Sadiman dkk. (2003). Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Taufik, Rochim & Soetarto. (1980). Tehnik Pengukuran (Metrologi Industri). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Arsyad, Azhar (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Vembriarto. (1975). Pengajaran Yogyakarta : Paramita.
Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Buana.
Modul.
Yusufhadi Miarso. (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan (Pengertian dan Penerapannya di Indonesia). Jakarta: CV Rajawali.
Ismail. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran aktif, Inovatif, Kretif, efektif, dan menyenangkan). Semarang: Ra Sail Media Group. 12