e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO BAHASA INDONESIA BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN AUDIO-LINGUAL DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA Ni Pt Ayu Suryaningsih1, Kt Pudjawan2, I Kdk Suartama3 1,2,3 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu rendahnya mutu pendidikan dan rendahnya hasil belajar yang disebabkan oleh kurangnya perhatian guru terhadap kualitas proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan media audio, (2) untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan media audio menurut review para ahli dan uji coba produk, dan (3) untuk mengetahui efektivitas media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. Pengambilan data dilakukan dengan metode pencatatan dokumen, kuesioner dan tes. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar pencatatan dokumen, kuesioner/angket dan tes objektif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 90% pada kualifikasi sangat baik. Ahli desain sebesar 94% pada kualifikasi sangat baik. Ahli media sebesar 92% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 92% dan hasil uji kelompok kecil sebesar 92,83% masing-masing pada kualifikasi sangat baik, serta hasil uji lapangan sebesar 92,53% pada kualifikasi sangat baik sehingga media dikatakan valid untuk diuji cobakan. Pada uji efektivitas media audio pembelajaran menunjukkan hasil t-hitung (9,58) > t-tabel (2,00), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Dengan demikian media audio pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kata kunci: Pengembangan, Media Audio, ADDIE
Abstract This research was conducted based on a problem of the low quality of education and low learning outcomes caused by the lack of attention from the teacher to the quality of the learning process. This research aimed to (1) describing the design of the development of audio media, (2) assessing the quality of the audio according to a review of media development experts and product trials, and (3) determining the effectiveness of audio media learning-oriented Indonesian audio-lingual for seventh grade students in SMPN 6 Singaraja academic year 2015/2016. This type research was research and development by using ADDIE model. Data collected by using the method of recording documents, questionnaires, and written test. Data collection instruments used were documents recording sheet, questionnaire, and objective tests. Data analysis techniques used in this research was descriptive and qualitative analysis, quantitative descriptive analysis and
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
inferential statistical analysis. The result of the expert evaluation showed that 90% in the category of very good. The result of expert design showed that 94% in the category of very good. The result of expert media showed that 92% in the category of very good. Individual test result as 92%, small group test result as 92,83%, and each of them were on excellent qualification, also field test as 92,53 % in excellent qualification thus the media was valid to be tested. In the test the effectiveness of the learning audio media determine the results of t-test (9.58) > t-table (2.00), so that H0 and H1 accepted. This means, there is the significant difference to student learning outcomes in Indonesian subjects before and after using audio media learning. Thus developed instructional audio media effectively to improve student learning outcomes in subjects Indonesian. Keywords: Development, Audio Media, ADDIE
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dengan baik, dan merupakan salah satu bidang yang terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila di dalam proses pembelajaran berlangsung secara efektif. Tujuan dari suatu pendidikan itu ialah untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Suatu usaha untuk mengembangkan manusia berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan di dalam kehidupan harus dimulai sedini mungkin melalui pendidikan. Sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan dapat menghadapi perkembangan yang terjadi karena sumber daya manusia adalah salah satu aspek yang sangat besar peranannya dalam kemajuan suatu bangsa. Dengan demikian pendidikan berperan sebagai faktor ekstern terjadinya belajar. Belajar adalah proses pengkonstruksian hubungan-hubungan. Hubungan-hubungan tersebut secara progresif dapat menjadi lebih kompleks dengan bertambahnya pengalaman. Oleh sebab itu, proses belajar didefinisikan sebagai urutan tindakan mental yang langsung berpengaruh terhadap proses pengkonstruksian hubungan-hubungan tersebut. Proses-proses belajar digolongkan atas tiga kategori, mulai dari proses-proses belajar asosiatif dasar (pengkonstrusian hubungan-hubungan sederhana), diikuti oleh proses-proses belajar prosedural (pengkonstrusian hubungan-hubungan antara hubunganhubungan sederhana), dan berakhir dengan
proses belajar yang lebih kompleks melibatkan berpikir induktif (pengorganisasian hubungan-hubungan ke dalam struktur koheren) (Santyasa, 2005:7). Dalam belajar terdapat interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika penerapan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam. Selama ini proses belajar hanya bertumpu kepada pendidik sebagai sumber utama, sehingga peserta didik kurang terlibat dalam pembelajaran, peserta didik dikatakan belajar apabila mereka mampu mengingat dan menghafal informasi atau pelajaran yang telah disampaikan. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik menjadi aktif, mandiri dan mengembangkan pengetahuannya berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka lakukan. Seiring waktu, konsep belajar didekati menurut paradigma konstruktivisme. Menurut paham konstruktivistik, belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pebelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Pengkonstruksian pemahaman dalam ivent belajar dapat melalui proses asimilasi atau akomodasi. Secara hakiki, asimilasi dan akomodasi terjadi sebagai usaha pebelajar untuk menyempurnakan atau merubah pengetahuan yang telah ada di benaknya (Heinich, et al., 2002 dalam Santyasa, 2007:2). Dalam era perkembangan IPTEK yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar. Salah satu yang bisa dilakukan dalam membantu proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan media. Media yang dimanfaatkan sangat penting untuk menarik siswa agar mau belajar dan membuat siswa antusias dengan materi yang diberikan. Ada berbagai media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu dengan memanfaatkan media audio. Media ini diharapkan mampu memecahkan kesulitan yang dialami siswa. Selain media yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dengan baik, metode yang menarik pula akan mampu mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana diketahui, penerapan metode yang menarik akan mampu mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai metode pembelajaran, metode Audio-Lingual dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan karena salah satu kelebihan dari metode ini adalah memberi banyak latihan dan praktek dalam aspek keterampilan mendengarkan. Hal ini dikarenakan, metode Audio-Lingual mengutamakan pengulangan. Artinya, siswa mendengarkan bacaan yang didengarnya secara berulang-ulang kemudian memahami bacaan yang telah didengarkan. Cara itu dilakukan untuk efisiensi waktu dalam belajar bahasa. Pada metode ini pembelajaran bahasa difokuskan pada lafal kata, dan pelatihan pola-pola kalimat, berulang-ulang secara intensif. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti berupa penyebaran angket terhadap beberapa siswa, ditemui beberapa kesulitan yang umumnya dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja, diantaranya adalah kesulitan menghafal dan menyimak pembelajaran. Hal ini dapat dilihat indikatornya sebagai berikut. (1) siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah saja, (2) siswa belum bisa menangkap materi dengan jelas karena guru
menerangkan materi tanpa di dukung oleh media, sehingga materi yang diterima siswa masih bersifat abstrak, (3) siswa memandang pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang banyak membaca, sehingga membuat cukup membosankan. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa sering merasa bosan dan tidak memahami materi pelajaran adalah penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik dan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran sehingga mempengaruhi nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu hasil observasi di lapangan yaitu di SMP Negeri 6 Singaraja, ada beberapa hal yang mampu dijadikan tumpuan dalam mengembangkan media pembelajaran ini, yaitu Sarana dan Prasarana yang ada sangat mendukung, seperti ruang kelas atau ruang belajar, komputer yang terdapat pada lab komputer dan speaker sangat cukup membantu dalam pengembangan media audio pembelajaran. Media ini diharapkan dapat mewakili peranan guru sehingga siswa dapat belajar dan memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi secara tidak langsung terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengembangan Media Audio Bahasa Indonesia Berorientasi Pada Pembelajaran Audio-Lingual Untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka rumusan masalah, sebagai berikut. (1) bagaimanakah rancang bangun pengembangan media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016?, (2) bagaimanakah kualitas hasil pengembangan media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016?, (3) bagaimanakah efektivitas media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016?. Berdasarkan pemaparan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
ini, sebagai berikut. (1) untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016, (2) untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan media audio Bahasa
Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016, (3) Untuk mengetahui efektivitas media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMPN 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016.
METODE
kegiatan penyusunan media audio pembelajaran. Kegiatan menyiapkan naskah audio, perekaman suara (menginput suara), pengeditan media audio, dan lain-lain pada tahap pengembangan ini. Selanjutnya prototipe media audio divalidasi. 4) Tahap keempat adalah Implementasi (implementation). Hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas pembelajaran yang meliputi keefektifan, kemenarikan, dan efisiensi pembelajaran. 5) Tahap Evaluasi merupakan tahap kelima dari model ADDIE yang berisikan tentang mengevaluasi pengimplementasian produk pengembangan. Guru dan siswa mengisi kuesioner beserta masukan dan saran berkaitan dengan penggunaan media audio pembelajaran. Pengembangan media audio pembelajaran dikemas dalam bentuk CD (Compact Disc) ini harus diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Hasil dari kegiatan validitas ini dilakukan melalui dua tahap yakni: a) riview oleh ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain media pembelajaran, b) uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji lapangan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah angket dan pencatatan dokumen. Angket digunakan untuk mengumpulkan data hasil riview dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran. Ahli desain, ahli media pembelajaran dan siswa saat diuji perorangan, kelompok kecil dan lapangan sedangkan pencatatan dokumen digunakan untuk mengumpulkan data tentang desain pengembangan produk. Uji coba instrumen pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui tingkat
Pada penelitian ini digunakan model penelitian pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang bertujuan untuk mengembangkan media audio pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 6 Singaraja. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik pebelajar. Model ini memiliki langkah yang sederhana dan mudah diterapkan langkah-langkahnya dalam mengembangkan suatu produk untuk memecahkan masalah pembelajaran. Model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu 1) Tahap analisis merupakan tahap awal atau langkah pertama model ADDIE. Tahap analisis (analyze) meliputi kegiatan sebagai berikut: (a) melakukan analisis kompetensi yang dituntut kepada peserta didik; (b) melakukan analisis karakteristik peserta didik tentang kapasitas belajarnya, pengetahuan, keterampilan, sikap yang telah dimiliki peserta didik serta aspek lain yang terkait; (c) melakukan analisis materi sesuai dengan tuntutan kompetensi (Tegeh, 2014). 2) Tahap Desain merupakan tahap kedua dari model ADDIE. Pada tahap desain ini dilakukan kegiatan berupa merancang naskah media audio pembelajaran. Naskah sangat diperlukan dalam pembuatan audio pembelajaran. 3) Tahap Pengembangan merupakan tahapan ketiga dari model ADDIE yang meliputi
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
validitas dan reliabilitas alat ukur yang dilakukan langsung saat penelitian, dimana alat ukur hasil belajar siswa dalam tes yang akan dibagikan sebagai analisis data yaitu (1) uji validitas tes, (2) uji reliabilitas tes, (3) daya beda, (4) tingkat kesukaran tes. Uji efektivitas produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan, untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan efektif atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang akan digunakan di lapangan. Tingkat efektivitas media audio pembelajaran diketahui melalui hasil penilaian pretest dan posttest setelah melakukan uji validasi dan produk dinyatakan sudah valid. Uji efektivitas bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tahap efektivitas produk menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif dan statistik inferensial. Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan menurut sifatnya menjadi dua, yaitu: 1) data kualitatif untuk rancang bangun dan validasi produk, 2) data kuantitatif untuk validasi produk dan efektivitas produk. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari hasil review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, hasil review ahli desain pembelajaran, hasil review ahli media pembelajaran, hasil validasi perorangan, hasil validasi kelompok kecil dan hasil validasi lapangan melalui angket tanggapan. Penelitian pengembangan ini menggunakan tiga metode dalam pengumpulan data yaitu: (1) Metode pencatatan dokumen merupakan cara memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis (Agung, 2014:106). Dokumen yang dikumpulkan adalah tentang desain pengembangan produk. (2) Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/ pernyataan-pernyataan kepada responden/ subjek penelitian (Agung, 2014:99).
Kuesioner ini digunakan pada tahap uji validasi produk. (3) Metode tes tertulis merupakan cara untuk mengetahui pengetahuan, ketrampilan, inteligensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan serentetan pertanyaan yang berupa tes objektif (Agung, 2014:240). Tujuan menggunakan metode ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan media audio pembelajaran terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan juga teknik analisis data, yaitu: (1) Analisis Deskriptif Kualitatif, teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, dan uji coba siswa. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil observasi. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. (2) Analisis Deskriptif Kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek menurut Tegeh dan Kirna, (2010:26) adalah sebagai berikut. ππππ πππ‘ππ π Ξ£ (jawaban x bobot tiap pilihan) = x 100% n x bobot tertinggi Keterangan: β = jumlah n = jumlah seluruh item angket Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan konversi tingkat pencapaian dengan skala 5 sebagaimana tercantum pada tabel berikut. ketetapan sebagai berikut.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Tabel 1. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 (Tegeh dan Kirna, 2010:101) Tingkat Pencapaian (%)
Kualifikasi
Keterangan
90-100 75-89 65-79 55- 64 0-54
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak perlu direvisi Sedikit direvisi Direvisi secukupnya Banyak hal yang direvisi Diulangi membuat produk
(3) Analisis Statistik Inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan atau inferensikan kepada populasi dimana sampel tersebut diambil (Koyan, 2012:4). Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan produk terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja, sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan media audio pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pretest dan posttest terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Analisis uji t berkorelasi memerlukan beberapa persyaratan yaitu: (1) Uji Normalitas merupakan sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan simpulan, maka prasyarat yang harus dipenuhi adalah data setiap kelompok berdistribusi normal dan semua harus homogen. Uji normalitas sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa sampel benarbenar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Liliefors. Apabila selisih nilai yang terbesar lebih kecil dari kriteria Liliefors nilai, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data berdistribusi normal. Menurut Koyan (2011:92) adapun cara yang dapat dilakukan untuk menguji normalitas suatu
data dengan teknik liliefors yaitu sebagai berikut. (a) Urutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi setiap data. (b) Tentukan nilai z dari setiap data. (c) Tentukan besar peluang untuk setiap nilai z berdasarkan tabel z dan diberi nama F(z). (d) Hitung frekuensi kumulatif relatif dari setiap nilai z yang disebut dengan (e) S(z) β Hitung proporsinya, kalau n = 20, maka setiap frekuensi kumulatif dibagi dengan n. Gunakan nilai L0 yang terbesar. (f) Tentukan nilai L0 = |F(z) β S(z)|, hitung selisihnya, kemudian bandingkan dengan nilai Lt dari tabel Liliefors. (f) Jika L0 < Lt , maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (2) Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mencari memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Candiasa, 2010:192). Untuk menguji homogenitas varians data sampel digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut.
F hit ο½
Varians terbesar Varians terkecil (Sugiyono, 2012:261)
Kriteria
pengujian tolak H0 jika Fhit ο³ Fο‘ ο¨n1 ο1, n2 ο1ο© , yang berarti sampel tidak homogen
Fhitung
sedangkan tolak H1 jika ο£ Ftabel ο¨n1 ο1, n2 ο1ο© yang berarti sampel
homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 β 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut yaitu n2β 1. Teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik analisis uji-t berkorelasi atau dependen. Dasar
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
penggunaan teknik uji-t berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap satu sampel. Pada penelitian ini akan menguji perbedaan hasil belajar Bahasa Indnonesia sebelum dan sesudah menggunakan produk media audio pembelajaran terhadap satu kelompok. Rumus untuk uji-t berkorelasi adalah sebagai berikut.
tο½
X1 ο X 2 2 2 ο¦ s οΆο¦ s s1 s ο« 2 ο 2r ο§ 1 ο·ο§ 2 ο§ n ο·ο§ n n1 n2 ο¨ 1 οΈο¨ 2
οΆ ο· ο· οΈ
(Sumber: Koyan, 2012:29) Keterangan: X 1 = rata-rata sampel 1 (sebelum menggunakan media) X 2 = rata-rata sampel 2 (sesudah menggunakan media) S1 = simpangan baku sampel 1 (sebelum menggunakan media) S2 = simpangan baku sampel 2 (sesudah menggunakan media) 2 S1 = varians sampel 1
HASIL DAN PEMBAHASAN Desain pengembangan media audio pembelajaran telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan produk. Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan media audio pembelajaran. Pada tahap desain, telah dirancang naskah media audio yang dikembangkan. Dalam validitas hasil pengembangan media audio pembelajaran ini akan dipaparkan enam hal pokok, meliputi validitas media audio pembelajaran menurut (1) ahli isi, (2) ahli desain pembelajaran, (3) ahli media pembelajaran,
S22 r
= varians sampel 2 = korelasi antara dua sampel
Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan produk media audio pembelajaran. H0
:
H1
:
Tidak ada perbedaan yang signifikan (5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Ada perbedaan yang signifikan (5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran.
Hipotesis Statistiknya: H0: ΞΌ1 = ΞΌ2 H1: ΞΌ1 β ΞΌ2 (Koyan, 2012:29) Keputusan: Bila thitung β₯ t ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima Bila thitung β€ dari ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan. Keenam data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut. Produk akhir dari penelitian ini adalah media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja. Media audio pembelajaran diuji oleh Ibu Ni Komang Suriani, S.Pd selaku ahli isi mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 90% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ali desain pembelajaran oleh bapak Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd. setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 94% berada pada kualifikasi sangat baik. Selanjutnya hasil evaluasi oleh ahli media bapak Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd. setelah
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 92% berada pada kualifikasi sangat baik. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba perorangan ini adalah siswa kelas VIII B4 di SMP Negeri 6 Singaraja sebanyak 3 (tiga) siswa. Siswa tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa yang berprestasi belajar sedang dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, rerata persentase tingkat pencapaian 92% berada pada kualifikasi sangat baik. Pada uji coba kelompok kecil subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII B4 di SMP Negeri 6 Singaraja sebanyak 12 (dua belas) siswa. Siswa tersebut terdiri dari empat orang
siswa dengan prestasi belajar tinggi, empat orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan empat orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, rerata persentase 92,83% berada pada kualifikasi sangat baik. Selanjutnya diberikan pada 30 orang siswa kelas VIII B6 untuk melaksanakan uji coba lapangan. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 92,53% berada pada kualifikasi sangat baik. Setelah uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan maka dilakukan uji efektivitas sebelum dilakukan penyebaran produk. Berikut tabel kualifikasi nilai masing-masing responden PAP skala 5.
Tabel 2. Kualifikasi nilai dari masing-masing responden sesuai PAP skala 5 No 1 2 3 4 5 6
Responden Ahli isi mata pelajaran Ahli desain pembelajaran Ahli media pembelajaran Uji coba perorangan Uji coba kelompok kecil Uji coba lapangan
Efektivitas pengembangan media audio pembelajaran dilakukan dengan metode tes. Soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Tujuan mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk media audio pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar yang dilakukan dengan cara menggunakan uji-t untuk sampel berkorelasi. Sebelum menerapkan media audio pembelajaran Bahasa Indonesia ini kepada siswa, peneliti melakukan pretest terhadap 30 siswa kelas VII B3 di SMP Negeri 6 Singaraja.. Selanjutnya diteruskan melakukan posttest terhadap 30 siswa kelas VII B3 di SMP Negeri 6 Singaraja. Nilai rata-rata pretest sebesar 56,83 dan nilai rata-rata posttest sebesar 86,33. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 siswa tersebut, maka
Nilai (%) 90 % 94 % 92 % 92% 92,83 % 92,53 %
Kualifikasi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
dilakukan uji-t untuk sampel berkolerasi secara manual. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 9,58. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 β 2 = 30 + 30 β 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (Ξ± = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Secara umum ada 3 pertanyaan ilmiah yang harus dijawab dalam penelitian pengembangan media audio pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu (1) Bagaimanakah rancang bangun pengembangan media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016? (2) Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audio-lingual untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016 menurut review para ahli dan uji coba produk? (3) Bagaimanakah efektivitas media audio Bahasa Indonesia berorientasi pada pembelajaran audiolingual untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016? Dalam penelitian ini, sudah berhasil mengembangkan audio pembelajaran dengan menggunakan model ADDIE. Hal ini dikarenakan model ADDIE sangat cocok digunakan untuk mengembangkan produk berupa software. Menurut teori Tegeh, dkk (2014) model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Sistematik yang dimaksud dalam konteks ini adalah menggunakan langkah-langkah atau prosedur yang jelas dan memiliki tata urutan tertentu yang tidak boleh diubah urutannya. Selain itu, keberhasilan pengembangan media audio pembelajaran didukung dengan prosedur pengembangan dari model ADDIE yang sistematis dengan menyelesaikan setiap tahapan sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya. Adapun tahap-tahap yang dilalui dalam pengembangan audio pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Tahap 1 tahap analisis kebutuhan yaitu analisis persyaratan dengan melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan dalam mengembangkan produk audio pembelajaran. Segala bentuk bahan yang diperlukan dalam pengembangan produk disiapkan pada tahap ini. Kemudian hasil yang lengkap pada tahap ini, diolah pada tahap selanjutnya. Tahap 2 desain yaitu mengidentifikasi dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut (informasi dari tahap analisis kebutuhan). Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam tahap ini ialah dokumen naskah yang mencakup urutan aktivitas pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objek media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam tahap analisis kebutuhan. Tahap 3
ialah tahap pengembangan. Tahap ini memerlukan waktu dan tenaga ekstra karena tahap ini mencakup kegiatan prapoduksi, produksi dan pascaproduksi media audio pembelajaran. Tahap prapoduksi mencakup kegiatan mengumpulkan bahan dan alat. Tahap produksi merupakan tahap mengerjakan media audio. Pada tahap pascaproduksi dilakukan kegiatan validasi media audio. Validator yang dilibatkan adalah ahli isi, ahli media pembelajaran, dan ahli desain pembelajaran. Setelah validator pertama memberikan penilaian, maka dilakukan analisis dan revisi media audio. Tahap 4 adalah implementasi (implementation). Produk pengembangan diujicobakan di kelas yang sebenarnya dan digunakan oleh guru. Tahap 5 atau tahap terakhir model ADDIE adalah evaluasi. Setelah pengimplementasian, guru dan siswa diminta mengisi kuesioner beserta masukan dan saran melalui lembar kuesioner yang berkaitan dengan penggunaan media audio dalam pembelajaran. Pembahasan kedua, validasi produk audio pembelajaran, validasi media dari ahli isi mata pelajaran, hasil validasi audio pembelajaran dari ahli isi mata pelajaran diperoleh tingkat pencapaian sangat baik. Dilihat dari aspek penilaian kesesuaian tujuan pembelajaran mendapatkan skor 4 (baik) karena materi yang disampaikan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Validasi media dari ahli desain pembelajaran, hasil validasi audio pembelajaran dari ahli desain pembelajaran diperoleh tingkat pencapaian sangat baik. Perolehan kualitas media dengan kategori sangat baik dapat dilihat dari aspek kejelasan audio pembelajaran yang disajikan. Menurut Angela dan Cheung (dalam Sudhata dan Tegeh, 2009) audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar. Oleh karena itu audio yang disampaikan pada media audio haruslah memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga dapat terdengar jelas dan menarik perhatian peserta didik, serta mempermudah pemahaman siswa terhadap materi. Validasi media dari ahli media pembelajaran, hasil validasi audio pembelajaran dari ahli media pembelajaran
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
diperoleh tingkat pencapaian sangat baik. Dilihat dari aspek merangsang aktivitas peserta didik mendapatkan skor 4 (baik). Hal ini sejalan dengan pendapat Smaldino (2011:377) keuntungan audio adalah merangsang peserta didik. Media audio bisa menyediakan alternatif yang merangsang bagi membaca dan mendengar. Audio bisa menyajikan pesan lisan yang lebih dramatis yang teks bisa. Validasi media dilihat dari aspek uji coba, validasi audio pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berada pada kategori sangat baik dilihat dari uji coba perorangan, kelompok kecil dan lapangan. Adapun alasan kenapa audio pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik dilihat dari audio pembelajaran harus dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar, karena dengan menyajikan konten audio yang menarik maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Kemenarikan media audio pembelajaran memperoleh skor 5 (sangat baik) dikarenakan audio yang disajikan dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar. Selain itu penyajian audio yang menarik akan mendukung kualitas pembelajaran di dalam kelas sehingga menjadikan pembelajaran menyenangkan, inovatif, efektif dan efisien. Pembahasan ketiga, efektivitas pengembangan media audio Bahasa Indonesia yang berorientasi pada pembelajaran audio-lingual dilakukan dengan metode tes di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VII B3 di SMP Negeri 6 Singaraja melalui
pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 56,83 dan rata-rata nilai posttest adalah 86,33. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 9,58. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 β 2 = 30 + 30 β 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (Ξ± = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa audio pembelajaran efektif untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ini dikarenakan media audio pembelajaran dapat memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru terbantu dalam kegiatan pembelajaran dan siswa lebih fokus untuk memperhatikan pembelajaran. Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar (Rusman, 2012:63).
SIMPULAN DAN SARAN
mata pelajaran, media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi sangat baik (90%). Menurut ahli desain pembelajaran, media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi sangat baik (94%). Menurut ahli media pembelajaran, validitas media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap berada pada kualifikasi sangat baik (92%). Pada tahap uji coba
Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Rancang bangun media audio mata pelajaran Bahasa Indonesia ini menggunakan model ADDIE yang mencakup lima langkah, yaitu: analisis, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Pengembangan media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester genap dinyatakan valid karena, menurut ahli isi
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
perorangan, media audio pembelajaran yang diuji berada pada tingkat pencapaian 92% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Pada tahap validasi kelompok kecil, media yang diuji berada pada tingkat pencapaian 92,83% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Pada tahap uji coba lapangan dilaksanakan, angket hasil uji coba lapangan yang berada pada kualifikasi baik yaitu 92,53%. Pengembangan media audio pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap efektif karena rata-rata nilai pretest adalah 56,83 dan rata-rata nilai posttest adalah 86,33. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 9,58. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 β 2 = 30 + 30 β 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (Ξ± = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media audio pembelajaran. Berdasarkan simpulan, adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan pengembangan media audio pembelajaran ini adalah sebagai berikut. Kepada siswa disarankan untuk mengaplikasikan media audio pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran karena
pengaplikasian media sejenis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan memberikan pengalaman langsung bagi siswa, karena dengan penggunaan media audio pembelajaran, siswa akan memiliki pengalaman lebih sehingga pemahaman siswa mengenai materi pelajaran Bahasa Indonesia akan semakin bertambah. Kepada guru disarankan agar media audio pembelajaran Bahasa Indonesia dapat membantu proses pembelajaran di kelas dan guru sudah terbantu dengan adanya media yang dihasilkan. Selain itu, kepada guru disarankan agar mencari sumber-sumber belajar lainnya agar siswa dapat belajar dengan maksimal dan tidak hanya melakukan pembelajaran secara monoton dengan menggunakan metode ceramah. Kepada kepala sekolah disarankan agar dalam perkembangan teknologi yang semakin canggih, sekolah harus bisa menyeimbangkan pendidikan dengan teknologi yang berkembang saat ini, seperti sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran lebih dioptimalkan. Kepada peneliti lain disarankan agar menggunakan model ADDIE dalam mengembangkan produk sejenis. Media audio pembelajaran Bahasa Indonesia ini telah teruji validitas dan efektivitasnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S., Kons. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. 2. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan. 3. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Adrianus I Wayan Ilia Yuda Sukmana, S.Kom., M.Pd. selaku ahli desain pembelajaran yang telah membantu memvalidasi media audio pembelajaran. 6. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu memvalidasi media audio pembelajaran. 7. Ibu Ni Komang Suriani, S.Pd. selaku ahli isi pembelajaran yang telah membantu memvalidasi media audio pembelajaran. 8. Para Dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi. 9. Drs. I Gusti Agung Oka Yadnya, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 6 Singaraja yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 10. Semua siswa kelas VIII B6, VIII B4, VIII B10 dan VII B3 SMP Negeri 6 Singaraja yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini. 11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak
memberikan bantuannya penelitian ini.
dukungan dan dalam pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing. Candiasa, I Made. 2011. Pengujian Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGTEPS. Singaraja: UNDIKSHA PRESS. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. -------. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Rusman., Deni Kurniawan dan Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Santyasa, I Wayan. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Singaraja: Undiksha Press. -------. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung. Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther dan James D. Russell. 2011. Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana. Sudatha, I Gede Wawan dan I Made Tegeh. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Undiksha. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha. -------. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.