Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas)
Pengembangan Materi BIPA Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula No 5-11 Semarang email:
[email protected]),
[email protected]),
[email protected]) Abstract Currently, many universities and institutions provide Indonesian Language for Foreign Speakers service (BIPA/Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). However, some BIPA materials are considered out of date. This research is aimed at developing a BIPA material to provide an alternative for the existing BIPA materials. The material was developed based on an evaluation conducted on two existing BIPA materials. The BIPA material developed in this research contains multimedia and local content as to accommodate the existing materials that lack both components. Multimedia is needed since in this era of information, the need to catch up with current technology is highly required, while the local contents will facilitate BIPA learners to understand Indonesian expressions and way of thinking. The research suggests that technology and local cultures are essential in developing a BIPA material. Keywords: BIPA, material evaluation, material development 1.
umumnya belajar ragam formal
Pendahuluan Bahasa Indonesia adalah salah satu
bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan
bahasa di dunia yang mengalami kemajuan
karena para pengajar bahasa Indonesia
yang cukup signifikan. Hal itu terlihat dari
umumnya tidak mengajarkan bahasa bahasa
jumlah negara yang mempelajari bahasa
percakapan sehari-hari (Sneddon, 2003).
Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih
Menurut
dari 45 negara. Hal tersebut berimbas pada
2003), hal tersebut diperparah dengan
peningkatan
tinggi
sebuah kondisi “lebih baik siswa asing
maupun institusi swasta yang menyediakan
membuat kesalahan dalam berbahasa yang
layanan kursus bahasa Indonesia bagi
benar dan formal daripada menggunakan
penutur asing (BIPA).
ragam bahasa yang tidak baku dan salah”
Para
jumlah
penutur
perguruan
asing
yang
Sarumpaet
(dalam
Sneddon,
yang menjadi standar para pengajar bahasa
mempelajari bahasa Indonesia pada
Indonesia.
42
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
Ketiadaan
ragam
Menurut Ruskhan (2007) dan Soegihartono
nonformal bahasa Indonesia ini berpotensi
(2012), sejauh ini materi BIPA yang ada
membuat
yang
masih bersifat konvensional dan belum ada
mempelajari bahasa Indonesia mengalami
materi BIPA yang menggabungkan materi
gegar linguistik ketika mereka berusaha
multimedia
untuk
informal
komprehensif. Dalam konteks penggunaan
bahasa
multimedia dan pembelajaran bahasa asing
dengan
pengajaran
para
penutur
asing
bercakap-cakap
secara
masyarakat
pengguna
Indonesia.
muatan
lokal
secara
berbasis budaya, pembelajaran BIPA masih
Kondisi tersebut sejalan dengan kendala
dan
yang
dibandingkan
dengan
pembelajaran bahasa Inggris. Penggunaan
mempelajari bahasa asing. Menurut Grabe
multimedia merupakan sebuah hal yang
(dalam Sudaryono, 2003), masalah belajar
sangat
bahasa
teknologi informasi saat ini. Di samping itu,
muncul
perbedaan-perbedaan
ditemui
tertinggal
ketika
asing
umum
jauh
karena
adanya
kebahasaan
dan
mendesak
penggunaan
multimedia
sosiokultural dari bahasa sumber dan
mempermudah
bahasa
mempelajari
sasaran.
menguasai
Pembelajar
kompetensi
harus
gramatikal
dan
mengingat
kemajuan
juga
akan
pembelajar berbagai
dalam pengalaman
kebahasaan dan kultur bahasa Indonesia.
leksikal dari bahasa sasaran jika ia ingin
Oleh
karena
itu,
para
penulis
menguasai bahasa sasaran tersebut. Selain
berpendapat bahwa pembelajaran BIPA
itu, karena belajar bahasa tidak dapat lepas
perlu
dari belajar budaya, pembelajar bahasa
sentuhan multimedia dan konten budaya
Indonesia juga harus memahami budaya
lokal. Konten budaya lokal yang dibatasi
Indonesia agar dapat berkomunikasi dengan
dalam tulisan ini adalah hal yang berkaitan
akurat dan sesuai dengan konteks.
dengan
menggunakan
karakter
gabungan
dan
perilaku
antara
orang
Indonesia secara umum dan beberapa suku Untuk
dapat
menghasilkan
besar secara khusus.
pembelajar bahasa Indonesia yang dapat memahami konteks kultural dan linguistik, para
penulis
pembelajaran
menganggap bahasa
harus
bahwa didukung
dengan materi dan metode yang sesuai.
Berdasarkan
permasalahan
yang
telah dijabarkan di atas, penelitian ini akan membahas pengembangan materi ajar BIPA yang muatan
menggabungkan budaya
lokal.
multimedia Materi
dan BIPA
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) yang dikembangkan ini diharapkan dapat menjadi
alternatif
mengakomodasi
materi
kebutuhan
BIPA
3. penguasaan bahasa Indonesia untuk
yang
pengembangan ilmu, komunikasi
pembelajar
bisnis, dan profesi yang ditekuni.
untuk mengetahui bahasa dan budaya
Berdasarkan paparan di atas, para
Indonesia yang bersifat aplikatif dan down
penulis dapat menyimpulkan bahwa BIPA
to earth.
memiliki posisi yang sangat krusial dalam sisi positif bangsa Indonesia di tingkat
2. Landasan Teori
internasional, dan sudah sewajarnya jika
2.1.
program BIPA menjadi salah satu program
Program Bahasa Indonesia bagi
unggulan yang harus digarap secara serius
Penutur Asing (BIPA) Dewasa ini, pemerintah Indonesia
oleh pemerintah, apalagi dengan besarnya
mengembangkan sebuah program yang
alokasi
bernama Bahasa Indonesia bagi Penutur
pendidikan.
Asing (BIPA) untuk meningkatkan fungsi
APBN
Indonesia
di
bidang
Hingga saat ini, program BIPA
bahasa Indonesia sebagai bahasa global,
menyedot
menjadikan
masyarakat internasional. Darmohoetomo
bahasa
Indonesia
sebagai
atensi
yang
(dalam
mengembangkan
bangsa
bahwa “animo orang asing yang belajar
Indonesia di tingkat internasional. Ruskhan
bahasa Indonesia di program BIPA kian
(dalam Soegihartono, 2012) menjelaskan
meningkat,
bahwa
mancanegara yang datang dari Amerika,
pengajaran
positif
BIPA
dimaksudkan
di
2013)
dari
lingua franca di Asia Tenggara, dan citra
Setyawati,
tinggi
antaranya
mahasiswa
untuk memperkenalkan informasi bahasa
Australia,
dan budaya Indonesia kepada penutur
banyak datang dari Jepang.” Tingginya
asing. Lebih lanjut, Kurniawan (2008)
animo
memaparkan beberapa tujuan BIPA yang
kewajiban untuk meningkatkan kualitas
meliputi:
pengajaran dan materi ajar BIPA yang lebih
1. penguasaan kemampuan berbahasa
pengetahuan
tersebut
yang
memunculkan
paling
sebuah
profesional.
Indonesia reseptif dan produktif; 2. penguasaan
Kanada,…dan
menyatakan
Mengacu
kepada
peningkatan
budaya
kualitas pengajaran dan materi ajar BIPA,
Indonesia, adat istiadat, dan sistem
pada Kongres Bahasa Indonesia VI terdapat
sosial;
sebuah
keputusan
yang
mewajibkan
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
perguruan tinggi dan/atau lembaga yang
BIPA untuk mulai menerapkan sebuah
menyelenggarakan pengajaran BIPA untuk
program yang mengintegrasikan teknologi
mengembangkan program dan bahan BIPA
pembelajaran dan materi pembelajaran
yang menggunakan kajian ilmiah untuk
yang mencerminkan nilai-nilai kearifan
merancang materi yang sesuai dengan
bangsa Indonesia.
perkembangan
2.2.
psikologi
pembelajar
(Kurniawan, 2008).
Materi BIPA Melalui penelitian ini, materi BIPA
Hingga saat ini, pemerintah telah
disusun untuk mempermudah pengajar
berupaya maksimal untuk mengembangkan
BIPA mengajarkan bahasa dan budaya
program pengajaran dan materi ajar BIPA.
Indonesia kepada penutur asing secara
Namun, upaya tersebut tetap saja menemui
maksimal dan sesuai dengan kondisi nyata
beberapa kendala. Hal tersebut diperkuat
di lapangan. Menurut Wirasasmita (2002),
oleh pendapat beberapa pakar BIPA, seperti
sebuah materi ajar memiliki beberapa
Hardini (2009) dan
Soegihartono (2012)
fungsi, antara lain fungsi edukatif, sosial,
yang
bahwa
satu
ekonomi, politis, dan seni budaya. Para
permasalahan yang dihadapi oleh program
penulis yakin bahwa penutur asing akan
BIPA
yang
semakin tertarik mendalami materi BIPA
dianggap kurang mencerminkan budaya
jika semua fungsi tersebut dimuat dalam
lokal
sebuah materi ajar yang berkualitas.
menyatakan
adalah
Indonesia
perkembangan
isu
salah
pembelajaran
dan zaman
tidak
mengikuti
yang
semakin
mengandalkan teknologi.
Implementasi
fungsi
yang
mendukung nilai kearifan lokal bangsa
Pengajaran dan materi BIPA yang
Indonesia dapat terwujud jika materi BIPA
tidak mencerminkan budaya lokal dan
mencantumkan
teknologi informasi cukup disayangkan
kearifan lokal seperti yang diusulkan
mengingat program BIPA sebenarnya dapat
Mustakim (2003) berikut ini:
diuntungkan dari pesatnya perkembangan
1. Benda-benda budaya
teori dan praktik teknologi pembelajaran
2. Gerak-gerik anggota badan
dan
3. Jarak fisik ketika berkomunikasi
budaya
Indonesia.
Berdasarkan
berbagai
permasalahan tersebut, penulis berpendapat
4. Penyentuhan
bahwa diperlukan kesadaran bagi para
5. Adat-istiadat
pihak-pihak yang terkait dengan pengajaran
masyarakat
yang
elemen-elemen
berlaku
di
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) 6. Sistem
nilai
yang
berlaku
di
masyarakat 7. Sistem
religi
bahasa Indonesia yang dapat menarik minat penutur asing dan melatih kemampuan
yang
dianut
masyarakat
mendengar dan berbicara. 2. Cetak
8. Mata pencaharian
Media ajar ini berwujud media cetak
9. Kesenian
yang berisi latihan dan materi BIPA yang
10. Pemanfaatan waktu
mengakomodasi kebutuhan para pembelajar
11. Cara
BIPA.
berdiri/duduk/menghormati
orang lain 12. Keramahtamahan/tegur
sapa/basa
basi
3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan
13. Pujian
mengikuti prosedur yang dibagi menjadi
14. Gotong royong
tiga tahapan sebagai berikut:
15. Sopan santun (termasuk eufemisme) Dalam penelitian ini, para penulis
1. Analisis kebutuhan, yang meliputi: a. evaluasi materi BIPA yang telah
mengembangkan sebuah materi berbasis
ada (dua sampel buku ajar
multimedia yang termuat dalam bentuk
BIPA)
audio, audio visual, dan cetak yang
evaluasi
diadaptasi dari Taksonomi Bretz (dalam
oleh Rose (2007).
menggunakan yang
rubrik
dikembangkan
Sudiman, 2005:21). Melalui taksonomi
b. observasi
tersebut, para penulis mengembangkan
c. wawancara terhadap pengajar
sebuah materi BIPA yang menggabungkan budaya lokal dan multimedia. Para penulis akan menggunakan beberapa media, baik elektronik atau cetak, sebagai media ajar BIPA berbasis multimedia. Media ajar
BIPA d. wawancara terhadap pembelajar BIPA 2. Perancangan materi, meliputi: a. menyempurnakan
dan
tersebut adalah:
merancang materi BIPA yang
1. Audio visual
berbasis multimedia dan budaya
Media ajar ini menggunakan materi dalam bentuk ilustrasi audio visual yang berisikan materi bahasa budaya lokal dan
lokal. b. menelaah melihat
isi
materi
kesesuaian
untuk materi
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
dengan indikator yang telah ditetapkan.
BIPA
c. menyempurnakan
struktur
materi. d. memberi
b. wawancara terhadap pembelajar BIPA
penjelasan
setiap
indikator yang telah ditelaah. e. Menyimpulkan
hasil
telaah
terhadap materi BIPA. 3. Evaluasi rancangan materi, dengan melakukan:
a. wawancara terhadap pengajar
c. wawancara
terhadap
pakar
BIPA d. Publikasi hasil, yaitu hasil akhir materi
BIPA
berbasis
multimedia dan budaya lokal.
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) e. Tabel 3.1 Rubrik Evaluasi (Rose, 2007) Organization 1
Textbook provides a useful table of contents, glossary & index
2
Layout is consistent and chapters are arranged logically
3
Chapters contain clear and comprehensive introductions and summaries
4
Textbook contains references, bibliography and resources
5
Information is accurate & current
6
Reading level is appropriate for age/grade
7
Size and format of print is appropriate
8
Format is visually appealing & interesting Other (please specify) Content Criteria
9
Real-life applications are given
10
Information and directions are clearly written and explained
11
Activities are developmentally appropriate
12
Non-text content (maps, graphs, pictures) are accurate and well integrated into the text
13
Lessons/activities are interdisciplinary
14
Activities apply to a diversity of student abilities, interests and learning styles
15
Activities include guiding questions which encourage the development of higher-level thinking skills Other (please specify) Inclusion Criteria
16
All groups are presented in broad scope
17
Nouns, adjectives, terms and illustrations are non-stereotypical and nonprejudicial
18
Children of both sexes and various cultures and physical conditions will use the materials without feeling excluded, estranged or diminished
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
Hasil dan Pembahasan
dianalisis. Buku tersebut diberi kode Sampel
4.1. Hasil Evaluasi Materi BIPA
1 dan Sampel 2. Paramater penilaian terlihat
4.
Penelitian ini menggunakan dua
seperti pada tabel berikut:
sampel buku pembelajaran BIPA untuk Tabel 4.1 Parameter Penilaian Materi BIPA 0 1 2 3 Dalam
Tidak ada bukti yang menunjukkan Sedikit bukti yang menunjukkan Banyak bukti yang menunjukkan Bukti proporsional hal
ini,
nilai
54-45
akan
mengindikasikan sangat baik, 44-35 baik, 34-25 sedang, dan 24-0 kurang. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap kedua materi ajar BIPA tersebut, dapat terlihat pola-pola berikut ini:
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas)
Tabel 4.2 Evaluasi Buku Sampel 1 No. 1
2
3
4 5
Evaluasi Konten, indeks
Deskripsi Organization glosarium, Daftar isi ada dan sesuai halaman, tetapi tidak menampilkan judul bab secara spesifik Tidak ada glosarium Tidak ada indeks
dan Tata letak konsisten Judul bab terlalu kecil, tidak menarik perhatian Sistematika bab konsisten, dimulai dari membaca, tata bahasa, kosakata, percakapan, menulis Bab disusun dengan Bab disusun dengan jelas jelas dan disertai tujuan Tidak ada tujuan pembelajaran pembelajaran Ada sumber acuan yang Tidak ada bibliografi jelas Informasi yang Informasi sedikit sekali mengandung ditampilkan akurat dan unsur budaya terkini Informasi kurang menampilkan kondisi terkini misalnya : jarak antara satu tempat ke tempat lain tidak menyertakan unsur-unsur seperti kemacetan dan jam karet
1
Tata letak sistematika bab
6
Bacaan sesuai level
7
Ukuran dan format buku Buku terlalu besar dan tebal untuk sesuai sebagai modul dan buku saku Halaman tidak efisien Cetak tidak bolak balik sehingga menambah ketebalan buku
8
Penilaian
Tampilan menarik
Bacaan sudah sesuai dengan levelnya
Tampilan sampul menarik menggunakan tokoh dalam budaya jawa sebagai sampulnya Ilustrasi di isi kurang menarik Sumber ilustrasi tidak dicantumkan
1
1 0
1
3
2
2
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Contoh nyata
Instruksi dengan jelas
Content Criteria Beberapa bab menampilkan contoh nyata seperti pasar, tempat wisata, transportasi, dll.
2
diberikan Instruksi sederhana dan tepat sasaran 3
Tahapan aktivitas sesuai Tahapan aktivitas dan dengan tujuan pembelajaran tidak ada pembelajaran
tujuan 0
Kesesuaian ilustrasi Kesesuaian ilustrasi dengan bacaan dengan pokok bahasan ada dan sudah cukup sesuai, namun untuk latihan kurang diberikan ilustrasi dan contoh nyata kehidupan sehari-hari Melibatkan kegiatan Tidak melibatkan kegiatan berbagai berbagai bidang bidang, misalnya pertanian, pariwisata, teknologi informasi Kegiatan disusun secara Kegiatan monoton/ kurang bervariasi menarik dan sesuai Kurang mengakomodasi gaya belajar dengan berbagai gaya visual dan auditoris belajar Merangsang Kurang mengakomodasi belajar keingintahuan dan mandiri dan praktik lapangan melatih berpikir kritis
2
0
0
1
Inclusion Criteria Mengakomodasi aspek- Kurang contoh budaya selain budaya aspek budaya secara luas Jawa
1
Tidak mengandung Tidak ada stereotipe dan prasangka prasangka
3
unsur
stereotipe
dan
Tidak menyinggung Tidak menyinggung SARA dan tidak SARA secara negatif, seksis tidak seksis
3
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) Dari kriteria Organization, buku
Berbagai bab yang terdapat dalam
Sampel 1 telah memiliki daftar isi yang
buku ini telah disusun secara sistematik, dari
cukup baik, namun buku tersebut tidak
standar kompetensi mudah ke sulit. Akan
menampilkan judul bab secara spesifik.
tetapi, tidak ada tujuan pembelajaran dalam
Judul yang terdapat di dalam daftar isi
setiap bab di buku tersebut. Hal tersebut
adalah nomor bab saja, misalnya Bab 1, 2,
akan
dan
akan
mengetahui kompetensi apa yang akan
menyulitkan siswa BIPA karena mereka
mereka pelajari di bab tersebut. Lebih lanjut,
tidak
memiliki
mengenai nilai-nilai akademik, buku ini
gambaran tentang apa yang akan dipelajari
tidak mencantumkan sumber acuan yang
dari bab tersebut. Selain itu, dalam buku ini
jelas.
seterusnya.
akan
Hal
tersebut
mengetahui
atau
menyulitkan
pembaca
untuk
tidak ada glosarium atau indeks, yang akan
Mengenai unsur budaya, buku ini
membantu siswa menemukan poin-poin
jarang sekali menyentuh contoh-contoh
penting yang ingin langsung dicari dari buku
budaya terkini, padahal ketertarikan budaya
tersebut.
adalah salah satu alasan siswa BIPA tersebut
Buku ini memiliki tata letak yang
mempelajari bahasa Indonesia. Akan tetapi,
konsisten, artinya setiap layout buku telah
dari bacaan yang ada dalam buku tersebut,
diperhitungkan untuk mempermudah siswa
para penulis menilai bahwa bacaan sudah
mempelajari materi yang ada di buku.
sesuai dengan level pembelajaran mudah ke
Namun, judul bab dirasa terlalu kecil,
sulit.
sehingga tidak menarik perhatian pembaca
Dari segi kenyamanan buku, Sampel
untuk mempelajari buku tersebut. Lebih
1 memiliki dimensi buku yang terlalu besar
lanjut,
sistematika
dan tidak efisien, karena halaman yang
pembelajran yang konsisten, yang dimulai
tercetak tidak bolak-balik, sehingga banyak
dengan urutan: membaca tata bahasa
halaman kosong yang terbuang percuma.
kosakata percakapan menulis. Hal
Dari sisi kenyamanan visual, tim penulis
tersebut
buku
buku
ini
memiliki
berarti
memperhatikan
teori
mengutamakan sebelum produktif.
buku pedagogik
kemampuan
tersebut yang reseptif
tersebut
keindahan
sangat
ilustrasi
memperhatikan sampul
dengan
memasang gambar kartun wayang yang sangat menarik perhatian pembaca, akan tetapi sumber-sumber ilustrasi yang terdapat
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
dalam buku tersebut tidak dicantumkan,
kemajuan informasi dan teknologi pada saat
sehingga mengurangi esensi akademik buku
ini.
tersebut.
monotonnya kegiatan pembelajaran yang
Kondisi
tersebut
berimbas
pada
Dari segi penggunaan contoh nyata,
hanya terfokus pada materi buku saja. Dari
buku ini menampilkan contoh-contoh nyata
evaluasi tersebut buku ini memiliki nilai 26
di lapangan, seperti gambaran pasar, tempat
yang mengindikasikan sedang.
wisata, dan sebagainya. Hal tersebut tentu saja
akan
membantu
dalam
ini tidak menyinggung SARA dan tidak
memahami gambaran nyata Indonesia. Dari
menampilkan contoh-contoh yang seksis
segi
yang
atau mendeskreditkan golongan tertentu.
terdapat dalam buku ini menampilkan
Namun, buku ini masih kurang dari sisi
bahasa
contoh-contoh budaya nyata yang terdapat
instruksi,
yang
dipahami
oleh
siswa
Sisi positif dari buku ini adalah buku
instruksi-instruksi
sederhana siswa
yang BIPA.
mudah Adapun
kekurangan dari buku ini adalah buku ini
di masyarakat. Pembahasan
berikutnya
adalah
tidak melibatkan kegiatan berbagai bidang,
evaluasi buku Sampel 2. Buku Sampel 2
seperti pariwisata atau teknologi informasi.
memiliki pola seperti terlihat pada tabel
Hal tersebut sangat disayangkan mengingat
berikut.
Tabel 4.3 Evaluasi Buku Sampel 2 No. 1
2
3
4
Evaluasi Konten, indeks
Deskripsi Organization glosarium, Daftar isi tidak ada Tidak menampilkan judul bab secara spesifik Tidak ada glosarium Tidak ada indeks
Tata letak sistematika bab
dan Tata letak tidak konsisten Tidak ada judul bab Tidak menarik perhatian Sistematika bab tidak konsisten, Tidak ada konsistensi kompetensi pembelajaran
Bab disusun dengan Bab tidak disusun dengan jelas jelas dan disertai tujuan Tidak ada tujuan pembelajaran pembelajaran Ada sumber acuan yang Tidak ada bibliografi
Penilaian
0
0
0 0
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) jelas 5
Informasi yang Mengandung informasi budaya ditampilkan akurat dan verbal, seperti slang terkini Informasi tidak menampilkan contoh kondisi terkini
6
Bacaan sesuai level
7
Ukuran dan format buku Buku terlalu besar dan tebal untuk sesuai sebagai modul dan buku saku Halaman tidak efisien Cetak tidak bolak-balik sehingga menambah ketebalan buku
8
9
10
11
12
13
14
Tampilan menarik
Contoh nyata
Instruksi dengan jelas
Tidak ada bacaan
0
Tampilan sampul tidak menarik Sampul hanya menggunakan logo institusi dan judul buku Tidak ada ilustrasi Content Criteria Tidak menampilkan contoh nyata seperti cara pergi dari satu tempat ke tempat lain atau membeli barang di pasar atau swalayan
diberikan Instruksi dalam bahasa Inggris Tidak membiasakan pembelajar dengan instruksi bahasa Indonesia
Tahapan aktivitas sesuai Tahapan aktivitas dan dengan tujuan pembelajaran tidak ada pembelajaran
1
0
0
0
0
tujuan
Kesesuaian ilustrasi Hanya sedikit ilustrasi yang dengan pokok bahasan ditampilkan dalam buku ini, ilustrasi hanya bersifat pelengkap, seperti gambar jam. Melibatkan kegiatan Tidak melibatkan kegiatan berbagai berbagai bidang bidang, misalnya pertanian, pariwisata, teknologi informasi Kegiatan disusun secara Kegiatan monoton/ kurang bervariasi menarik dan sesuai , hanya berlatih tata bahasa dengan berbagai gaya Kurang mengakomodasi gaya belajar
0
1
0
0
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
belajar
15
visual dan auditoris
Merangsang Tidak mengakomodasi belajar keingintahuan dan mandiri dan praktik lapangan melatih berpikir kritis
16
17
18
0
Inclusion Criteria Mengakomodasi aspek- Tidak ada contoh budaya aspek budaya secara luas
0
Tidak mengandung Tidak ada unsur stereotipe dan stereotipe dan prasangka prasangka
3
Tidak menyinggung Tidak menyinggung SARA dan tidak SARA secara negatif, seksis tidak seksis
Buku
ini
memiliki
berbagi
3
sistematika bab yang tidak sesuai dengan
kekurangan besar atau signifikan, seperti
prinsip
yang terlihat dari sistematika tata letak atau
berbunyi
layout, yang cenderung tidak menarik. Hal
terlebih dahulu” dan 2) tujuan pembelajaran
tersebut
yang dapat memberikan arah atau evaluasi
juga
terpenuhinya
berimbas nilai-nilai
pada
tidak
akademik
di
bagi
kompetensi
pembelajaran
“belajar dari
siswa
BIPA
yang
yang termudah
untuk
menentukan
pembuatan sebuah buku, seperti tidak
seberapa jauh dan berhasilnya mereka dalam
adanya: 1) daftar isi yang memuat materi
mempelajari bahasa Indonesia.
pembelajaran, 2) glosarium, 3) indeks, 4)
Dari segi layout, buku ini juga tidak
judul bab, 5) tata letak materi yang
disusun secara jelas dan menarik, seperti
konsisten, dan 6) bibliografi.
yang terlihat dari tidak adanya: 1) halaman
Lebih lanjut, menilik pada segi
yang efisien, 2) tampilan yang menarik, 3)
sistematika pembelajaran yang berimbas
buku yang ringkas, dan 4) ilustrasi yang
pada kualitas daya serap siswa BIPA, buku
mampu memperjelas daya serap materi
ini memiliki kekurangan besar yang dapat
pembelajaran. Akan tetapi, dari semua
mengakibatkan
BIPA
kekurangan tersebut, terdapat hal yang
Hal
positif dari buku ini, yaitu terdapatnya
tersebut muncul karena tidak adanya: 1)
informasi budaya verbal yang direalisasikan
melakukan
sulitnya
refleksi
siswa
pembelajaran.
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) dari penggunaan slang di kehidupan sehari-
meliputi: buku ajar, audio, video, dan
hari masyarakat Indonesia.
permainan
Dari sisi isi, buku ini juga tidak
2. Berdasarkan
hasil
evaluasi
dan
disusun secara rapi, hal ini ditunjukkan dari
identifikasi kebutuhan materi ajar
tidak adanya: 1) contoh-contoh nyata yang
BIPA, unsur multimedia yang harus
terjadi di kehidupan sehari-hari, 2) instruksi
dilibatkan dalam pembuatan materi
bahasa Indonesia yang dapat membiasakan
ajar BIPA adalah: e-book materi ajar,
mahasiswa
instruksi
video tentang gestur, audio yang
bahasa Indonesia, 3) tujuan pembelajaran, 4)
berisi aksen-aksen khas Indonesia,
adanya unsur-unsur seperti teknologi yang
dan
dilibatkan, dan 5) latihan-latihan lain di luar
diaplikasikan dalam pembelajaran
latihan tata bahasa. Namun, buku ini
BIPA
BIPA
memahami
lagu-lagu
yang
dapat
memiliki perhatian ke masalah ilustrasi,
Dengan demikian, dapat dirumuskan
walaupun sangat terbatas. Sisi positif lain
rancangan materi BIPA yang melibatkan
yang terdapat dalam buku ini adalah tidak
unsur budaya lokal dan multimedia seperti
adanya stereotipe dan contoh-contoh yang
berikut:
menyinggung SARA serta berbau seksis.
Buku Ajar:
Dari evaluasi deskriptif dan kuantitatif
1. Buku
ajar
berisi
penjabaran
tersebut, buku ini mendapat nilai 8 atau
kompetensi atau tujuan belajar yang
kurang.
akan dicapai oleh siswa, seperti
4.2.Rancangan Materi BIPA Berdasarkan
terlihat pada contoh berikut:
Hasil Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap sampel buku ajar BIPA di atas, ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan identifikasi kebutuhan materi ajar BIPA, media ajar yang disarankan oleh siswa asing BIPA
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
Gambar 4.1 Contoh Tujuan Belajar 2. Buku ajar berisi
ilustrasi
yang
menarik bagi siswa, khususnya hal-
hal yang tidak mereka jumpai di negara asal mereka.
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas)
Gambar 4.2 Contoh Ilustrasi
3. Buku ajar mengajarkan ekspresi-
misalnya cara menawar di pasar,
ekspresi ujar yang bisa dipraktikkan
menanyakan arah, dan menceritakan
dalam
tentang keluarga.
kehidupan
sehari-hari,
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
Gambar 4.3 Contoh Ekspresi Ujar Menanyakan Arah dan Menawar 4. Buku
ajar
tidak
terlalu
tebal
(berbentuk buku saku)
seperti
berbicara,
dan
mengenal tata bahasa serta menulis.
5. Buku ajar berisi aktivitas yang komprehensif,
mendengarkan,
membaca,
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas)
Gambar 4.4 Contoh Aktivitas Tiap Bab 6. Buku ajar berbentuk e-book
Indonesia, misalnya kebiasaan “jam
7. Buku
karet”, musik khas Indonesia seperti
ajar
contoh-contoh
banyak nyata
melibatkan budaya
dangdut, dan sebagainya.
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
Gambar 4.5 Contoh Budaya Indonesia 8. Buku ajar terintegrasi dengan media audio atau video
mendengarkan dengan berbagi aksen 2. Audio
Audio: 1. Audio
berfungsi
membiasakan
ujaran-ujaran
siswa
untuk dalam
memiliki
contoh
dalam kehidupan sehari-hari
nyata
Pengembangan Materi Bipa Berbasis Multimedia Dan Berkonten Budaya Lokal (Nina Setyaningsih, Raden Arief Nugroho, Valentina Widya Suryaningtyas) 3. Audio dengan penutur bahasa Indonesia
asli,
dengan
variasi
aksen 4. Penggunaan lagu
Gambar 4.6 Contoh Aktivitas Mendengarkan Indonesia,
Video: 1. Video memperlihatkan gestur khas Indonesia
dan
lagu-lagu
yang
dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran BIPA. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa
2. Video memperlihatkan contoh nyata
dalam
mengembangkan
sebuah
materi
yang aktual dalam kehidupan sehari-
BIPA, penyusun hendaknya memberikan
hari
tujuan
pembelajaran
yang
jelas
dan
mengembangkan materi pembelajaran yang dapat mengakomodasi serta menarik minat
5. Kesimpulan Dalam merancang materi BIPA, unsur multimedia yang harus dilibatkan dalam pembuatan materi ajar BIPA adalah e-book materi ajar, video tentang gestur, audio
yang
berisi
aksen-aksen
khas
pembelajar dengan gaya pembelajaran yang berbeda-beda.
CULTURE Vol.3 No.1 Mei 2016
April 2014, dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id/: http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr eam/handle/123456789/3483/15_Bah asa%20Indonesia%20SebagSe%20% 20Jati%20Diri%20Bangsa%20Indone sia.pdf?sequence=1
6. Daftar Pustaka Hardini, T. I. 2009. Model Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Indonesia bagi Penutur Frankofon Melalui Teknologi Multimedia. Bandung: Disertasi UPI tidak dipublikasikan. Kurniawan, K. 2008. Menjadikan Bahasa Indonesia yang Bermartabat dan Jati Diri Bangsa. Seminar Nasional Himpunan Pembina Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Makalah tidak dipublikasikan.
Sneddon, J. 2003. The Indonesian Language: Its History and Role. Sydney: University of New South Wales Press Ltd. Soegihartono. 2012. Pembakuan Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing sebagai Sarana Pengenalan Budaya Indonesia. The 4th International Conference on Indonesian Studies. Jakarta: Makalah tidak dipublikasikan.
Mustakim. 2003. Peranan Unsur Sosial Budaya dalam Pengajaran BIPA. Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing IV. Denpasar: Indonesian Australia Language Foundation (IALF).
Sudaryono. 2003. Pemakaian “Authentic Materials” dalam Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Diakses 29 April 2014, dari www.ialf.edu/kipbipa/papers/Sudaryo no.doc.
Rose, Hyacinth. 2007. Textbook Evaluation Rubric. Teaching and Learning Department, Andrews University Ruskhan, A. G. 2007. Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia dalam Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia Pertemuan Asosiasi Jepang – Indonesia. Makalah tidak dipublikasikan.
Wirasasmita, S. 2002. Kemampuan Guru dalam Penggunaan Media di SLTP Kota Bandung. Bandung: UPI.
Setyawati, R. 2013. Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri Bangsa. Diakses 29
63