Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA THE DEVELOPMENT OF INSTRUMENT TO MEASURE SELF REGULATED LEARNING Utiya Azizah, Suyono, Suyatno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 Email :
[email protected]
Abstrak.Telah dilakukan penelitian pengembangan instrumen untuk mengukur kemandirian belajar mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas instrumen kemandirian belajar yang dikembangkan peneliti. Instrumen kemandirian belajar dikembangkan berdasarkan indikator-indikator kemandirian belajar, yakniself-motivation belief, task analysis, selfcontrol, self-observation, self-judgment, dan self-reaction melalui validasi teoritis pada pakar dan ujicoba menggunakan metode “retest”atautesulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas teoritis memberikan persentase capaian dengan kriteria sangat valid untuk masing-masing indikator berturut-turut 84,29 (task analysis), 88,57 (self-motivation belief), 87,23 (self-control), 85,71 (self-observation), 86,03 (self-judgment), dan 84,90 (self-reaction), serta berdasarkan hasil ujicoba ditemukan 60 butir pernyataan yang valid dari 75 butir pernyataan dan nilai reliabilitas instrumen adalah 0,926, yang menunjukkan bahwa hasil pengukuran stabil dari waktu ke waktu (reliabel). Kata-kata kunci:Pengembangan, Instrumen kemandirian belajar Abstract. It has been conducted a research on the developmentof instruments to measure student self regulated learning. The purpose of this research wasto determine the validity and reliability values of the self regulated learning instrument that it was developed by researchers. Instruments was developed based on the indicatorsof self regulated learning such as self-motivation belief, task analysis, self-control, selfobservation, self-judgment, and self-reaction through the theoretical validation to experts and testing it using the "retest" method. The results showed hat the theoretical validity average value gave excellent criteria foreach indicator successive 84.40 (task analysis), 88.69(self-motivation, belief), 92.53(selfcontrol), 85.60(self-observation), 86.00(self-judgment), and85.00(self-reaction), and based on theresults of testing has been found 60 validpoint statementof the75-point statement andthe value ofreliability of the instrumentwas0.926, which showed that stable measurement results from time to time (reliable). Keywords:The development, instrument of self regulated learning yang melibatkan ketiga faktor tersebut adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar (selfregulatedlearning) didefinisikan sebagai suatu proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan suatu tugas
PENDAHULUAN Teori sosial kognitif menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan faktor perilaku memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu proses pembelajaran
C - 155
Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
akademik [6]. Keberhasilan dalam bidang pendidikan didasarkan pada tingkat kemandirian seseorang, motivasi, dan kreativitas [4]. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kemandirian belajar dalam kegiatan pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa pada hasil belajarnya [4, 6, 15]. Kemandirian belajar juga didefinisi sebagai bentuk belajar yang bergantung pada motivasi instrinsik, memiliki kepercayaan diri, secara otonomi mengembangkan pengukuran (kognisi, metakognisi, dan perilaku), dan memonitor kemajuan belajarnya [16, 3, 12, 9, 13]. Dengan konsep ini, pembelajaran tidak sekedar memorisasi, melainkan proses konstruktif yang melibatkan pencarian makna dari berbagai peristiwa dan aktivitas selama belajar. Untuk mencapai hal tersebut, mahasiswa harus bertanggung jawab dan mandiri dalam proses belajar, artinya pebelajar mandiri harus memiliki skill dan will untuk belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa kemandirian belajar adalah perpaduan antara skill dan will[7, 8]. Dari perspektif sosial-kognitif, prosesproses pengelolaan diri dalam kemandirian belajar dan keyakinan-keyakinan yang mengiringinya dibagi menjadi tiga dimensi, yakni forethought, performance atau volitional control, dan self-reflection [4, 17]. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan pernyataan Pintrich yang memberikan empat dimensi dalam pembentukan kemandirian belajar mahasiswa, yakni forethought (planning, activation),monitoring(control),reaction and reflection [9]. Beberapa psikolog yang mempelajari kemandirian belajar memfokuskan dua indikator dalam forethought, yakni task analysis dan selfmotivation belief; dalam performance melibatkan dua indikator, yakni self-control danself-observation; dan self-reflection melibatkan indikator self-judgment danselfreaction [4, 9, 13].
METODE Instrumen kemandirian belajar merupakan instrumen yang berupa inventori dalam bentuk skala sikap dengan 75 butir pernyataan. Instrumen ini masuk dalam kategori non tes karena tidak ada jawaban benar atau salah dari respon yang diberikan oleh responden. Penelitian pengembangan instrumen kemandirian belajar ini mengacu pada desain Research and Development (R&D) pada tahap studi pendahuluan dan pengembangan (validitas teoritis dan validitas empiris). Validitas teoritis dilakukan oleh 7 ahli yang relevan bidang ilmunya (yaitu bidang pendidikan Sains/Kimia, Evaluasi dan Psikologi). Validitas empiris pada 37 mahasiswa S1 Program Studi Sains Unesa. Data hasil validitas teoritis dihitung dengan menggunakan rumus [10]: =
100
Dengan: K : Skor validasi F : jumlah skor dari validator N: skor tertinggi I : jumlah aspek penilaian R : jumlah validator Skor hasil validitas teoritis interpretasikan dengan kriteria 0 – 20 (sangat kurang), 21 – 40 (kurang), 41 – 60 (cukup), 61 – 80 (baik/layak), 81 – 100 (sangat baik/sangat layak). Instrumen kemandirian belajar dikatakan layak apabila skor hasil validasi mencapai ≥ 61 dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Berdasarkan hasil validitas empiris, uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan butir-butir pernyataan dalam inventori dapat mendefinisikan suatu variabel, dengan menggunakan korelasi Product Moment. rxy =
∑ ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) ( ∑
(∑ ) )
rxy = koefisien validitas butir pernyataan N = jumlah responden X = skor butir pernyataan Y = skor total
C - 156
Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
Reliabilitas pada inventori diukurdenganmetode“retest”ataurepeated measure yakni seseorang diberi pernyataan yang sama pada waktu berbeda, selanjutnya dilihat konsistensinya. Uji reliabilitas dengan menggunakan AlphaCronbach [14]. =
−1
1−
1 2 3 4 5 6
Sangat layak Sangat layak
87,23 85,71 86,03 84,90
Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak
Pada Tabel 2, terlihat bahwa skor yang diberikan validator berkisar antara 84,29 sampai dengan 87,23 yang menunjukkan bahwa butirbutir pernyataan telah sesuai dengan indikatorindikator dari pengembangan instrumen kemandirian belajar. Ditinjau dari kesimpulan akhir keseluruhan validator, seluruh validator (7 orang) telah memberi keputusan “dapat diterima dengan sedikit revisi.” Berdasarkan penilaian ahli tersebut, instrumen kemandirian belajar telah sangat layak dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Saran perbaikan dari validator antara lain: beberapa istilah yang dapat menimbulkan salah tafsir bagi responden diganti dengan istilah-istilah yang lebih mudah dipahami, mengubah tata kalimat pada beberapa butir pernyataan agar lebih bermakna, dan sebaiknya menggunakan rumusan kalimat pasif.
Perhitungan validitas dan reliabilitas inventori kemandirian belajar dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16. Butir pernyataan inventori dikatakan valid jika r terukur> r tabel (dengan r tabel pada 0,05 = 0,325). Penafsiran reliabilitas menggunakan kriteria penafsiran Arikunto [1], sesuai Tabel 1. Tabel 1 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan 0,80 < rxy≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy≤0,60 Sedang 0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat Rendah
Hasil validitas dan reliabilitas inventori Analisis terhadap validitas dan reliabilitas butir pernyataan inventori dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16. Butir pernyataan inventori diujikan kepada 37 mahasiswa yang telah mendapatkan mata kuliah larutan, yaitu mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sains Unesa Angkatan 2011. Butir pernyatan valid dan tidak valid berdasarkan hasil perhitungan SPSS dengan menggunakan korelasi Product Moment disajikan dalam Tabel 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas meliputi hasil validasi teoritis/penilaian ahli, hasil validitas dan reliabilitas inventori. Hasil validasi/penilaian ahli Penilaian ahli dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian yang diisi oleh validator dengan memberi skor dan memberikan komentar/saran untuk perbaikan. Hasil penilaian ahli secara ringkas dicantumkan pada Tabel 2.
No
84,29 88,57
∑
Dengan: = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan ∑ = total varians butir = total varians
Tabel
Task Analysis Self-motivation belief Self-control Self-observation Self-judgment Self-reaction
Tabel 3Hasil Validitas Instrumen Inventori Indikator No. Butir Pertanyaan Valid Tidak Valid Task Analysis 1, 5, 17, 21, 25, 9, 13 29, 30, 26, 54, 72, 14, 10 Self-motivation 3, 7, 19, 20, 31, 12, 37, 38, 53,
2
Penilaian Ahli terhadap Instrumen Kemandirian Belajar. Indikator yang Nilai Kriteria Dinilai Validator
C - 157
Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 belief
Self-control
Self-observation Self-judgment Self-reaction
33,34,35, 40,43,49,56, 60, 63, 67,71, 74, 75 36, 46, 8, 73, 64, 45, 32, 39, 4, 18, 44, 70, 62 15, 23, 41, 24 47, 51, 66, 16, 28, 68 69, 58, 52, 48, 61, 57, 65
menunjukkan bahwa konsistensi mahasiswa dalam memberikan responnya, relatif sangat tinggi. Pengujian ini didasarkan atas suatu konsep yang memandang bahwa apabila inventori tersebut reliabel, maka pengulangan pemberian inventori yang sama kepada responden yang sama, tidak akan mempengaruhi skor yang diperoleh responden tersebut. Adanya perubahan dalam skor yang diperoleh responden dari pengulangan pemberian inventori dipandang sebagai skor kekeliruan yang dapat disebabkan oleh rentang waktu pengulangan dan adanya tambahan pengalaman[5]. Oleh karena itu, dalam pengambilan data I dan data II dilakukan dalam jangka waktu yang secara rasional tidak memungkinkan responden mengingat kembali butir-butir pernyataan inventori, namun ingatan responden terhadap substansi butir-butir pernyataan inventori tersebut belum hilang. Namundemikian,perlu dicermati bahwa koefisien reliabilitas masingmasingindikatormemiliki rentang dari0.475 sampai dengan0.781. Ini menunjukkan bahwa reliabilitas tiap indikator dalam inventori kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini cukup tinggi, meskipun hasil analisis butir menunjukkan bahwa korelasi butir total yang dicapai tiap-tiap butir pada masingmasing indikator mayoritas tinggi. Koefisien reliabilitas dua indikator dalam inventori yang mendapatkan kriteria cukup tinggi, karena jumlah butir pernyataan yang valid sesuai indikator tersebut sedikit, yaitu 4 butir pada indikator self-observation dan 6 butir pada indikator self-judgmentjudgment. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa panjang Tes akan berpengaruh terhadap reliabilitas suatu alat ukur [2; 11].
59
2, 11, 22, 42
6, 27, 50, 55
Berdasarkan analisis estimasi reliabilitasdenganmetode Alpha Cronbach pada 6 indikator kemandirian belajar dengan butirbutir pernyataannya yang sudah valid ditunjukkan dalam Tabel 4, sedangkan koefisien reliabilitas keseluruhan butir pernyataan ditunjukkan dalam Tabel 5. Tabel 4Koefisien reliabilitas Inventori Kemandirian Belajar No. Indikator Koefisien Reliabiltas 1. Task Analysis 0,781 2. Self-motivation belief 0,706 3. Self-control 0,715 4. Self-observation 0,475 5. Self-judgment 0,598 6. Self-reaction 0,636
Tabel 5 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .926
N of Items 60
Menurut Arikunto, nilai rxy sebesar 0,926 tersebut masuk dalam kategori korelasi positif sangat tinggi [1]. Hal tersebut sejalan dengan Vockell juga mengkategorikan nilai rxy sebesar 0,926 sebagai korelasi positif sangat kuat. Ini berarti bahwa instrumen kemandirian belajar yang telah dikembangkan telah memiliki derajat reliabilitas yang sangat tinggi. Derajat reliabilitas instrumen yang tinggi ini menunjukkan bahwa adanya konsistensi yang tinggi terhadap skor yang diperoleh responden saat pengambilan data I dan data II. Hal ini juga
C - 158
Prosiding Seminar Nasional Kimia, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014
The self agent in integrating skill and will. Educational Psychologist, 25, 51-70. 8. Murphy, P.K., & Alexander, P.A. (2000). A Motivated Exploration of Motivation Terminology. Contemporary Educational Psychology, 25, 3-53. 9. Pintrich, P. R. (2000). The role of goal orientation in self-regulated learning. In Boekaerts, M., Pintrich, P. R., and Zeidner, M. (eds.), Handbook of Self-Regulation, Academic Press, San Diego, CA, pp. 451– 502. 10.Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. 11.Suryabrata, Sumadi. (2000).Pengembangan AlatUkurPsikologis. Yogya:PenerbitAndi. 12.Tillman, K.J. dan Weiss, M (2000). SelfRegulated Learning as a Cross-Curricular Competence (PISA). (Online). 13.Woolfolk, Anita. (2009). Educational Psychology: Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 14.Wright, Robert J. (2008). Educational Assessment. London: Sage Publications. 15.Wongsri,N., Cantwell,R.H.,Archer,J.(2002).TheValidation ofMeasuresofSelfEfficacy,Motivation andself-Regulated Learning among ThaitertiaryStudents. Paper presented at the Annual Conferenceof the Australian Associationfor ResearchinEducation,Brisbane,December200 2. 16.Zimmerman, B.J., & Martinez-Pons, M. (2001). Students differences in self-regulated learning: Relating grade, sex, and giftedness to self efficacy and strategy use. Journal of Educational Psychology, 82 (1), 51-59. 17.Zimmerman, Barry.J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory into Practice, 41: 64 – 72.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Validitas teoritis memberikan skor rata-rata dengan kriteria sangat baik untuk masingmasing indikator berturut-turut 84,29 (task analysis), 88,57 (self-motivation belief), 87,23 (self-control), 85,71 (self-observation), 86,03 (self-judgment) dan 84,90 (self-reaction). 2. Validitas empiris menemukan 60 butir pernyataan yang valid dari 75 butir pernyataan dan nilai reliabilitas instrumen yang sudah valid adalah 0,926, yang menunjukkan bahwa hasil pengukuran stabil dari waktu ke waktu (reliabel). UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas dukungan dana penelitian ini melalui Penelitian Disertasi Doktor tahun anggaran 2014. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. 2. Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitasdan Validitas. Yogyakarta:PustakaPelajar. 3. Baumert, et.al. (2002). Self-Regulated Learning as Cross Cultural Concept. 4. Boekaerts, M., Pintrich, P., & Zeidner, M. (2000). Handbook of Self Regulation. San Diego: Academic Press. 5. Gronlund, Norman E. (2003). Assessment of Student Achievement. Seventh Edition. Boston: Allyn and Bacon 6. Hargis,J. (2000).TheSelfRegulatedLearnerAdvantage:Learning ScienceontheInternet. 7. McCombs, B.L., & Marzano, R.J. (1990). Putting the self in self regulated learning:
C - 159