PENGEMBANGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 - 2014 Oleh: Adang Surahman
PENDAHULUAN Sebagai institusi pendidikan tinggi di bidang teknologi yang tertua di Indonesia, ITB telah berhasil membangun reputasi sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dengan status yang cukup terpandang di dunia (berdasarkan berbagai macam pemeringkatan yang telah dilakukan). Status tersebut dicapai terutama oleh potensi individu insan ITB, melalui karya dan pemikiran inovatif. Norma di ITB sudah digariskan secara baik, demikian juga dasar sistem tatapamong dan tatakelola sudah terbentuk. Dari segi manajemen, ITB telah berhasil mencapai status wajar tanpa pengecualian (WTP), meningkatkan kesejahteraan, dan melakukan komunikasi. Dari segi akademik telah terjadi perbaikan kualitas masukan terutama S1 secara signifikan. Proses pendidikan menjadi lebih transparan, akuntabel, dan mudah dipantau.
Kecepatan
administrasi menjadi dua kali lipat dibandingkan tahun 2003. Waktu studi menjadi lebih cepat dan dapat diandalkan (waktu studi S1 dari 5,1 menjadi 4,6 tahun, S2 dari 2,6 menjadi 2,2 tahun, S3 dari 7,2 manjadi 4,7 tahun, dan persentase kelulusan tepat waktu S1 dari 20,1% menjadi 50,8% dan S2 dari 29,6% menjadi 69,8%). Kurikulum sudah distandardkan dengan sentuhan inter-disipliner dan trans-disipliner dan harus menjadi lebih student centered. Dalam hal ini ITB sudah menghasilkan lulusan yang handal dan harus diselaraskan dengan integritas tinggi, perilaku skolar, serta kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, belajar sepanjang hayat, dan rasa kebangsaan. Sebagai Research Based University, ITB sedang berupaya memajukan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, Ilmu Sosial dan Kemanusiaan. Hasil karya ITB ini harus ditingkatkan menjadi inovasi teknologi yang layak diaplikasikan, bahkan ditonjolkan di tingkat internasional untuk menaikkan citra bangsa. Status suatu perguruan tinggi sebagai World Class University harus dimulai dengan: Top Quality Management, Top Ranked Academic Staff, High Quality Intake, Financial Ability & State-of-the-Art Facility, Attitude/Culture of Excellence, Exemplary Reputation & Credibility, Strategic Partnership, serta Entrepreneurship sebelum mencapai peningkatan peringkat ataupun ukuran lainnya seperti jumlah mahasiswa dan dosen asing, Adang Surahman
Page 1
10/5/2009
ataupun publikasi dan sitasi. Dengan memanfaatkan pengalaman institusi, komunikasi, keteladanan (keunggulan karakter dan prestasi), kebijakan yang merangsang timbulnya komitmen (high expectation) dan dapat dijalankan (implementable), sinergi internal, kolaborasi eksternal, serta kerja keras, ITB ke depan harus menjadi ITB yang lebih maju dan lebih selaras, sehingga dapat dibangun brand image kampus ITB sebagai: Kampus penghasil inovasi teknologi, pusat perubahanan budaya bangsa, dan pemandu peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kerja keras diperlukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ada seperti prosedur-prosedur resmi tertulis yang belum didokumentasikan secara lengkap, ketertiban organisasi yang belum sepenuhnya dilaksanakan, dan belum selarasnya sinergi antar insan/unsur ITB.
Beberapa simpul administrasi (Keuangan, Anggaran/Perencanaan, dan Pengadaan
Barang/Logistik) eksekusinya belum selaras sehingga menghambat kegiatan Tridharma. Kegiatan Tridharma yang dilakukan juga belum sepenuhnya selaras dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus: -
Pendidikan: a) kemampuan intelektualitas dan integritas lulusan, b) industrial exposure mahasiswa ITB, c) infrastruktur fisik untuk penambahan program studi, program doktor (luas kantor pasca sarjana tidak mencukupi), program-program kemahasiswaan (ruang KM sempit dan kumuh), dan mahasiswa asing (tidak ada student lounge), d) Guru Besar dan tupoksinya, e) Doktor dan perannya dalam research university, f) infrastruktur pendukung KK, g) kualitas lab untuk praktikum/riset, h) pengelolaan teknologi informasi.
-
Penelitian: a) pemahaman prioritas/penting tidaknya suatu penelitian/riset antara KK sebagai pengusul dan Komisi Penelitian sebagai penilai belum sama, b) belum semua KK menetapkan road map penelitian, c) masih terlalu sedikit KK yang mengusulkan riset yang bermuara pada solusi persoalan bangsa (minimal KK harus membuat proposal), d) belum semua Guru Besar di ITB melakukan riset untuk program doktor (selayaknya minimal 3 penelitian pada suatu saat), e) batasan riset antara PP/P dan KK tidak jelas sehingga menjadi tumpang tindih, f) belum ada identifikasi riset yang layak ditransformasikan menjadi inovasi teknologi, g) produktivitas riset ITB di antara universitas terkemuka di ASEAN tergolong rendah.
-
Pengabdian Kepada Masyarakat: a) pengabdian masyarakat yang berorientasi pada benefit
Adang Surahman
Page 2
10/5/2009
masih sangat lemah dan jumlahnya tidak seimbang dengan yang berorientasi pada profit, b) belum ada sinergitas antara LPPM dan Program Pengembangan Keprofesian kantor WRMA, c) pengabdian masyarakat belum terstruktur dalam perspektif otonomi daerah.
TANTANGAN YANG DIHADAPI Berdasarkan uraian di atas, tantangan yang harus dihadapi ITB, baik yang bersifat internal maupun eksternal diformulasikan seperti di bawah ini: 1. Potensi insani ITB belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sinergis, selaras, dan terstruktur untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan institusi dalam rangka berkontribusi kepada bangsa dan negara. 2. Kesejahteraan insan ITB perlu ditingkatkan lagi berdasarkan kinerja dan tanggung jawab yang berkeadilan untuk mendukung semangat insan ITB untuk berkontribusi. 3. Selain menghasilkan lulusan yang handal dan cendekia, selaras dengan amanat visi dan misi serta harkat pendidikan, ITB juga harus menghasilkan lulusan yang berintegritas. 4. Dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan kemanusiaan, ITB dituntut untuk menghasilkan karya dan kebijakan yang berorientasi pada keunggulan dan mutu yang menjadi barometer kemajuan Indonesia dan digunakan sebagai pijakan mengatasi persoalan bangsa. 5. Dengan jatidiri, ruh (spirit), dan keunggulannya, ITB harus menjadi kampus pusat perubahan budaya bangsa. 6. Sejalan dengan pengabdiannya kepada NKRI yang mempunyai ciri khas, ITB harus meningkatkan statusnya di kancah internasional sebagai wahana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saingnya.
STRATEGI MENJAWAB TANTANGAN ITB Untuk menjawab tantangan yang dihadapi tersebut, akan dijalankan langkah strategis dalam bentuk lima program utama untuk memecahkan akar permasalahan baik berupa program baru maupun program kelanjutan dari kepemimpinan ITB sebelumnya, yaitu:
Adang Surahman
Page 3
10/5/2009
1. Mewujudkan sinergi dan keselarasan antar insan dan antar unsur di ITB untuk mencapai tujuan sesuai visi dan misi ITB. 2. Melanjutkan keunggulan Tridharma ITB sebagai penghasil SDM yang handal dan cendekia untuk memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan kemanusiaan. Menjadikan lulusan ITB bermartabat dan menjadikan ITB sebagai pusat perubahan budaya serta pemandu dan agent of change dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. 3. Memperbaiki tatakelola keuangan, anggaran dan pengadaan barang. 4. Meningkatan earning capacity insan dan institusi ITB, serta memberikan kesejahteraan berbasis kinerja yang berkeadilan dan berkecukupan bagi pegawai ITB. 5. Mengembangkan kemitraan yang strategis serta kewirausahaan institusi dan lulusan ITB.
Keselarasan dan Sinergi
Kemajuan Bangsa dan Status Kelas Dunia
Kemitraan Strategis dan Kewirausahaan
Keuangan, Anggaran, Pengadaan barang
Revenue Generating Activity
Keunggulan Tridharma ITB Earning Capacity dan Kesejahteraan
Gambar 1: Siklus Kemajuan ITB Kelima program utama ini mempunyai dampak sekuensial tetapi sekaligus merupakan bagian dari lingkaran tertutup (closed loop) siklus kemajuan ITB seperti yang dipetakan dalam Gambar 1 sehingga harus dilakukan secara simultan.
PROGRAM KERJA Walaupun telah ditetapkan lima program prioritas, pengelolaan ITB tetap dilakukan secara Adang Surahman
Page 4
10/5/2009
komprehensif, termasuk melaksanakan program rutin, dengan pemberdayaan setiap warga dan stake holder ITB. Program kerja utama untuk empat tahun mendatang diuraikan sebagai berikut: 1. Mewujudkan sinergi dan keselarasan antar insan dan antar unsur di ITB untuk mencapai tujuan sesuai visi dan misi ITB. Perubahan mindset dan budaya yang dilakukan dalam program ini meliputi tahap Value Creation, Attitude and Behavioral Changes warga ITB, dan Academic Atmosphere. Dengan ini akan terbentuk nilai-nilai positif sebagai budaya organisasi, yaitu tanggung jawab profesional, sosial dan lingkungan dalam suatu perguruan tinggi. Tujuannya ialah untuk mencapai sinergi dan keselarasan antara insan, unit/unsur, satuan akademik, dan satuan lainnya (SUK dan SKD) di ITB. Cara untuk mencapai tujuan program ini diuraikan sebagai berikut: a) Melakukan komunikasi yang bersifat timbal balik dengan memperhatikan aspek multikultural berupa keberagaman latar belakang budaya, ekonomi dan status sosial warga ITB dalam menentukan metode komunikasi yang dilakukan. Membangun kesadaran warga ITB tentang kepentingan institusi, agar organisasi berjalan dengan tertib dan efektif.
Membudayakan
pengambilan keputusan yang berkualitas agar dapat dilaksanakan secara konsisten. Memperbaiki komunikasi vertikal dan horizontal untuk penyamaan persepsi. Secara spesifik dibangun komunikasi vertikal sesuai tatanan organisasi yang ada dengan Wakil Dekan, Unit Pendukung, Pusat, KK, Kaprodi, dan Kepala Laboratorium/Studio untuk memastikan bahwa kebijakan dan keputusan pimpinan diketahui dan dilaksanakan dengan baik. b) Membangun sistem insentif-disinsentif dan menjalankan program untuk menyalurkan potensi insan ITB untuk meningkatkan motivasi dan semangat untuk berkontribusi kepada institusi, masyarakat, dan bangsa. Memberikan penghargaan kepada insan ITB yang menunjukkan prestasi, tanggung jawab dan dedikasi yang baik. c) Membangun suasana akademik mencakup lingkungan fisik dan perilaku di dalam kampus sehingga hubungan mahasiswa, dosen dan stakeholder menjadi semakin erat dan produktif. Membangun suasana akademik kampus yang nyaman secara fisik (tata ruang yang sesuai, bersih, tersedia fasilitas pendidikan yang memadai, buku teks dan referensi yang lengkap, internet, dll.) dan psikologis (menjunjung norma keadilan, birokrasi yang sederhana, dll.), agar setiap warga ITB merasakan institusi sebagai rumah yang ideal bagi pencapaian suatu prestasi. Menjamin keamanan fisik dan psikologis di dalam kampus dan membangun kesadaran akan tanggung jawab warga ITB. Mewujudkan rasa tanggung jawab terhadap masalah lingkungan Adang Surahman
Page 5
10/5/2009
dengan mewujudkannya mulai dari hal yang kecil, termasuk menjadikan ITB sebagai contoh kampus berwawasan lingkungan (environmentally friendly). 2. Melanjutkan keunggulan Tridharma ITB sebagai penghasil SDM yang handal dan cendekia untuk memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu sosial dan kemanusiaan. Menjadikan lulusan ITB bermartabat, menjadikan ITB sebagai pusat perubahan budaya serta pemandu dan agent of change dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Rincian program ini diuraikan sebagai berikut: a) Meningkatkan daya saing mahasiswa ITB melalui pengembangan keprofesian dan komunitas. Keunggulan dalam hard skills diimbangi dengan soft skills, kematangan emosional, dan integritas pribadi secara lebih terstruktur sesuai dengan sistem nilai, budaya akademik, dan harkat pendidikan ITB. b) Lembaga normatif telah menetapkan bidang unggulan ITB (Energi Alternatif, Bioteknologi, Pengelolaan Lingkungan dan Sumber Daya Air, Teknologi Informasi, Seni Rupa dan Disain). Bidang unggulan tersebut dijadikan frontier keilmuan/kepakaran ITB yang bermuara kepada inovasi teknologi. c) Dengan kerjasama antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri, inovasi teknologi diarahkan untuk berkontribusi pada kemakmuran bangsa, dan kesejahteraan bagi ITB sebagai institusi dan sivitas akademika di dalamnya. Untuk memposisikan ITB sebagai pemandu dan agent of change peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional, tiga bidang utama yang diprioritaskan adalah bidang energi, industri, dan infrastruktur, dan hasilnya ditargetkan hingga mencapai model aplikasi di lapangan. 3. Memperbaiki tatakelola keuangan, anggaran dan pengadaan barang. Rincian program ini adalah sebagai berikut: a) Menyusun protokol komunikasi dalam administrasi. b) Melakukan standardisasi kecepatan pelayanan administrasi keuangan dan pengadaan barang. c) Melakukan restrukturisasi tata-kelola dan administrasi keuangan dan pengadaan barang. d) Meningkatkan kompetensi pelaksana administrasi dan organisasi. Dalam hal terbatasnya SDM yang handal perlu dikembangkan sistem manajemen SDM. Adang Surahman
Page 6
10/5/2009
4. Meningkatkan earning capacity insan dan institusi ITB, serta memberikan kesejahteraan berbasis kinerja yang berkeadilan dan berkecukupan bagi pegawai ITB. Besarnya anggaran serta kapasitas institusi dan insan ITB perlu ditingkatkan seiring dengan semakin besarnya program dan komitmen ITB kepada masyarakat. Langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Menyempurnakan Organisasi ITB (Fakultas, Program Studi, KK, Pusat, Laboratorium, dll.) sesuai dengan fungsinya dalam kegiatan tridharma dengan memperhatikan fleksibilitas dalam batas yang dapat dikendalikan.
Mendayagunakan KK dengan dukungan fasilitas dan
administrasi sehingga kapasitas anggota KK meningkat. Melengkapi kompetensi ITB, sebagai suatu universitas, agar terjadi pengkayaan dan peningkatan kualitas dan kapasitas. b) Melakukan rekruitmen staf akademik untuk memenuhi beban kerja yang selaras dengan kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, administrasi, dan pengembangan institusi. Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam rangka pengembangan keprofesian dan komunitas. c) Meningkatkan kualitas mahasiswa, terutama mahasiswa S2 dan S3 dengan program jalur cepat, agar program Pascasarjana menjadi daya tarik bagi mahasiswa terbaik Indonesia dan luar negeri dan meningkatkan jumlah peneliti. d) Mengupayakan peralatan laboratorium berstandard world class university. Memelihara dan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan dan ruang kuliah hingga kantin dan toilette yang bersih dan memadai. Memperbaiki pengelolaan teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk perkuliahan (blended learning, virtual class room). Membuat asrama mahasiswa untuk pengembangan karakter dan penciptaan suasana akademik. 10000
1400000
30000
9000
1200000
25000
8000
1000000
7000 Gol-I
6000
800000
20000
AA
Gol-II 5000
L 15000
Gol-III
600000
LK
4000 Gol-IV 3000
400000
2000
200000
GB
10000 5000
1000 0
0 2008
2009
2010
2011
2012
0 2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2: Target Pendapatan dan Kesejahteraan ITB e) Meningkatkan Revenue Generating Activities sebanding dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya insani dan peralatan dan mengelolanya secara lebih akuntabel dan transparan sehingga pertumbuhan anggaran termasuk peningkatan kesejahteraan pegawai ITB Adang Surahman
Page 7
10/5/2009
dalam empat tahun ke depan minimal 10 – 20 % setiap tahunnya (ditunjukkan pada Gambar 2) melalui sistem penggajian dan tunjangan kesejahteraan serta penghargaan lainnya untuk mencapai suatu tingkat yang wajar dan berkeadilan dengan semangat menjaga martabat institusi, yaitu berdasarkan kinerja dan tanggung jawab dengan memperhatikan besar dan distribusi remunerasi antar berbagai pangkat/golongan. 5. Mengembangkan kemitraan yang strategis serta kewirausahaan institusi dan lulusan ITB. Program ini diarahkan untuk memperbaiki kegiatan kemitraan yang selama ini tergantung kepada mitra yang relatif dalam posisi yang lebih siap ketika menjalin kemitraan dengan ITB. a) Mengupayakan dukungan pemerintah dari segi komitmen, terutama kebijakan yang memihak. b) Mendayagunakan potensi alumni untuk kemajuan ITB. c) Aktif mencari mitra potensial (dalam dan luar negeri) berdasarkan analisis SWOT yang komprehensif dan menjadikan setiap kegiatan kemitraan dilakukan hingga tuntas, serta menempatkan ITB sebagai mitra yang berperan dan mendapatkan manfaat. Meningkatkan volume kemitraan seiring dengan meningkatnya kapasitas institusi dan insan ITB. Menjalin kemitraan untuk pengembangan ITB. d) Embrio entrepreneurship sudah ada di ITB. Oleh karena itu kemampuan entrepreneurship ITB dikembangkan secara sistematik dan terstruktur. e) Membuat standardisasi pengembangan SKD dan SUK agar searah dengan kepentingan institusi dan berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan ITB. f) Meningkatkan kualitas kinerja ITB untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat yang berniat berkontribusi kepada ITB.
Melakukan promosi dan sosialisasi yang berkaitan dengan
kapasitas insan dan institusi ITB.
PENUTUP Keberadaan ITB dapat dibawa ke arah yang jauh lebih baik dari keadannya sekarang. Untuk itu sangat penting dibangun komitmen, sinergitas, kebersamaan dan idealisme antar warga ITB secara lebih kokoh, guna memajukan institusi sehingga dapat berkontribusi pada negara secara lebih signifikan dan lebih terpandang di dunia. Adang Surahman
Page 8
10/5/2009