1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERLINDUNGAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA UNTUK WORKSHOP SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh: Agung Bayu Putranto, Adelina Hasyim, Herpratiwi FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:
[email protected];
[email protected] 085 669 766 733 Abstract: Teaching Materials Development Of Adolescent Reproductive Health Protection For Students High School’s Workshop. The objective of this research are (1) describe the potential and conditions of teaching materials, (2) Developing the design of teaching materials (3) Analyze the effectiveness of teaching materials (4) Analyze the efficiency of teaching materials (5) Analyze the attractiveness of teaching materials.This research using Borg and Gall model and performed at several high schools. Data was collected by instrument of tests and questionnaires and analyzed with t-test methode and quantitative descriptive. The result are: (1) the potential of teaching materials not integrated into a good form of reproductive health learning and not give optimal results. Conditions of teaching materials that have been used not accordance with the needs of students, (2) the development process of teaching materials was taken from National Education Standards, (3) the result for effectiveness obtained gain scores average value above 0.5 (high category) (4) the result for efficiency in time have ratio value above 1, (category successfully) and succeed to make efficiency in production cost by less (5) the result for attractiveness get the average percentage above 90% which means that the teaching materials is very attractive to use and motivate students to learn more about reproductive health.
Keywods : Teaching Materials, Reproductive Health, Students Workshop Abstrak : Pengembangan Bahan Ajar Perlindungan Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk Workshop Siswa Sekolah Menengah Atas. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan potensi dan kondisi bahan ajar materi kesehatan reproduksi, (2) Mengembangkan desain pengembangan bahan ajar materi kesehatan reproduksi untuk guru dan siswa, (3) Menganalisis efektifitas bahan ajar workshop perlindungan kesehatan reproduksi, (4) Menganalisis efisiensi bahan ajar workshop perlindungan kesehatan reproduksi dan (5) Menganalisis daya tarik bahan ajar workshop perlindungan kesehatan reproduksi. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan model Borg and Gall dan dilakukan pada beberapa SMA. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes dan angket. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan t-test dan deskriptif kuantitatif. Kesimpulan penelitian adalah: (1) Potensi bahan ajar untuk workshop pendidikan kesehatan reproduksi pada mata pelajaran Penjasorkes kelas X, XI dan Biologi kelas XI tidak diintegrasikan ke dalam sebuah bentuk pembelajaran kesehatan reproduksi yang baik dan belum memberikan hasil yang optimal. Kondisi bahan ajar yang dipakai belum sesuai
2 dengan kebutuhan siswa terutama pada aspek pembentukan sikap dan perilaku dalam melindungi kesehatan reproduksi, (2) proses pengembangan bahan ajar materi pendidikan kesehatan reproduksi diambil dari kumpulan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah dirumuskan oleh BSNP (3) aspek efektifitas penggunaan bahan ajar memperoleh rata-rata gain skor di atas 0,5 ( kategori tinggi) (4) efisiensi dalam segi waktu memiliki rasio di atas 1, (kategori tinggi) (5) daya tarik dari bahan ajar berupa buku elektronik mendapatkan persentase rata-rata di atas 90% yang berarti bahan sangat. Kata kunci : Bahan Ajar, Kesehatan Reproduksi, Workshop
PENDAHULUAN
Anak
Perubahan paradigma pendidikan di
jumlah responden lebih dari 4500
Indonesia
remaja
yang
mengedepankan
Indonesia
dari
(KPAI)
SMP
dengan
dan
SMA
pembentukan karakter sejak dini,
didapatkan data 97 % responden
seharusnya menjadi solusi yang tepat
mengaku pernah menonton video
untuk
porno,
mengurangi
permasalahan
sosial
berbagai
93,7
%
dari
responden
bangsa
mengaku pernah ciuman, petting dan
Indonesia. Namun pada kenyataanya
oral, 62 % responden mengaku sudah
implementasi
dari
tidak perawan, dan 21,2 % siswi
berkarakter
ternyata
pendidikan belum
SMU
mengaku
sudah
menyentuh semua lini kehidupan
mengalami
bermasyarakat.
Berbagai
permasalahan tersebut muncul akibat
menyangkut
dari tidak diberikanya tentang sebuah
permasalahan
yang
aborsi.
pernah
tindakan kurang terpuji masih sering
pemahaman
kali menghiasi headline media masa
bagaimana
harus
menjaga
atau bahkan berita di televisi. Salah
reproduksi
sampai
pada
waktu
satunya
mereka
bertanggung
jawab
adalah
kasus
maraknya
peredaran video porno atau aborsi
yang
Berbagai
bisa
baik
tentang alat
terhadap diri sendiri.
yang sering dilakukan oleh remaja, khususnya siswa pada jenjang sekolah
Dilihat dari kurikulum yang ada pada
menengah.
BSNP
Larasati
(2013:1)
(Badan
Standar
Nasional
mengungkapkan hasil survei yang
Pendidikan) khususnya pada mata
dilakukan di
pelajaran Pendidikan Jasmani dan
12 kota besar di
Indonesia oleh Komnas Perlindungan
Kesehatan,
maka
materi
yang
3
berkaitan
dengan
reproduksi
sudah
kesehatan tepat
sasaran
apabila diberikan kepada para siswa
kehamilan dan 67,8% remaja hamil tidak
meneruskan
kehamilannya
dengan cara pengguguran kandungan.
usia remaja khususnya SMA (Sekolah Menengah
Atas).
Tetapi
Dikutip dari Purwanti (2011:1) yang
permasalahan muncul ketika masih
menjabarkan
ada
pada
dilakukan oleh Sexual Wellbeing
implementasinya, yaitu dimana materi
Global Survei yang dilansir Durex di
yang
Jakarta (30/11) terungkap 82 persen
beberapa
diberikan
kelemahan
tidak
mencakup
hasil
yang
remaja pada jenjang SMP (Sekolah
orang
Menengah Pertama) atau bahkan pada
informasi
jenjang SD (Sekolah Dasar). Para
penyakit HIV/AIDS dimana survei
remaja yang duduk pada bangku SD
tersebut
maupun SMP bukanlah seseorang
dengan melibatkan 1.015 orang di
dalam tahapan anak-anak, karena
Indonesia.
beberapa diantara mereka juga sudah
kecenderungan
mengalami
mempelajari seluk beluk mengenai
kematangan
secara
Indonesia
riset
yang
membutuhkan benar
dilakukan
mengenai
secara
Terlihat
bahwa
orang
untuk
seksual. Selain permasalahan pada
pendidikan
implementasi pendidikan kesehatan
belum dapat diakomodasi dengan
reproduksi, hal
yang harus
baik oleh pemerintah. Padahal jika
diperhatikan adalah dukungan dari
dirunut kembali, berdasarkan KTSP
sebuah
tahun
sistem
pendidikan menghasilkan signifikan.
lain
yang
baik
agar
kesehatan
global
2006,
reproduksi
pendidikan
tentang
kesehatan
reproduksi
kesehatan reproduksi sudah mulai
sebuah
perubahan
diajarkan pada kelas V SD dalam
(2012:1)
mata pelajaran Penjasorkes dan IPA.
Listyaningsih
mengungkapkan hasil survei yang
Hal
ini
senada
dengan
yang
dilakukan oleh BPS pada tahun 2008,
diungkapkan oleh Harianti dalam
menyatakan bahwa dari 14.343 orang
Suhartono (2011:1) bahwa dalam
remaja Indonesia yang berpacaran,
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
5,4% telah melakukan hubungan seks
(IPA) dan Pendidikan Jasmanani dan
pranikah. Kemudian dari jumlah itu,
Kesehatan sudah dimasukkan muatan
11,2% di antaranya berakhir dengan
terkait dengan pendidikan seks dan
4
reproduksi namun Kemendiknas tidak
seorang pendidik dan juga orang tua
menggunakan istilah pendidikan seks,
merasakan adanya sebuah fenomena
karena kurang tepat digunakan di
yang
Indonesia
kelangsungan
dan
dikhawatirkan
berdampak
terhadap
generasi
muda
mengandung konotasi berbeda. Dari
sekarang. Dari pemikiran tersebut,
pendapat
munculah ide untuk membuat sebuah
tersebut
terlihat
bahwa
masih terdapat kehati-hatian dari
kurikulum
dinas terkait untuk menyampaikan
reproduksi beserta bahan ajarnya
materi tersebut. Akibatnya sosialisasi
yang diperuntukan bagi pelajar pada
dari kurikulum pendidikan seks tidak
jenjang sekolah menengah. Dari hasil
terjadi
survei yang dilakukan oleh berbagai
dengan
menimbulkan tingkat
maksimal
dan
kegamangan
sekolah.
pada
atau
kesehatan
instansi
yang
itu,
dipaparkan di atas, sudah cukup untuk
berdasarkan hasil wawancara dengan
membuka wawasan kita bahwa pada
beberapa guru Penjasorkes jenjang
masa anak-anak, rentan terhadap
Sekolah Menengah Atas didapatkan
perilaku seks pranikah. Oleh karena
fakta
bahwa
pendidikan belum
Selain
lembaga
workshop
materi
mengenai
itu, maka penelitian ini mengambil
kesehatan
reproduksi
judul “PENGEMBANGAN BAHAN
sampaikan
AJAR
dapat
mereka
WORKSHOP
secara maksimal karena berkaitan
PERLINDUNGAN
dengan
permasalah.
REPRODUKSI REMAJA SISWA
mengenai
SEKOLAH MENENGAH ATAS “.
beberapa
Kurangnya materi,
bahan
ajar
pandangan
dan
Dengan pembelajaran melalui bahan
materi
ajar tersebut diharapkan siswa akan
kesehatan reproduksi dan penempatan
mengalami perubahan kognisi yang
urutan
berakibat
masyarakat
materi
merupakan permasalahan
siswa
KESEHATAN
mengenai
pada
standar
beberapa
isi
pokok mengenai
pada
afeksi
mereka
mengenai kegiatan seksual yang baik dan benar.
terkendalanya penyampaian materi pendidikan kesehatan reproduksi.
Senada dengan yang diungkapkan
Dari beberapa kenyataan tersebut,
oleh
maka sudah selayaknya kita sebagai
(2007:94)
Dewey
dalam tentang
Widodo konsepsi
5
pendidikan bahwa tujuan pendidikan
workshop
adalah untuk membimging murid
kesehatan reproduksi.
melalui
dorongan
spontanya,
dan
untuk
interes mencapai
5.
perlindungan
Menganalisis
daya
tarik
implementasi
bahan
ajar
pertumbuhan melalui partisipasinya,
workshop
mengembangkan kapasitasnya untuk
kesehatan reproduksi.
beradaptasi
secara
masyarakat
elastis
perlindungan
dalam
dan
belajar
merekonstruksi pengalamanya guna
METODE PENELITIAN
mengikuti perkembangan masyarakat.
Jenis penelian yang digunakan di
Dengan begitu, siswa yang yang
dalam penelitian ini adalah penelitian
mengalami perubahan pengalaman
dan pengembangan (Reseacrh and
akan bertransformasi dengan baik,
Development) model Borg and Gall.
sehingga
duta
Hasil dari produk Penelitian ini bahan
teman-teman
ajar dalam bentuk E-book Flash pada
dapat
pengetahuan
menjadi
bagi
lainya.
materi
pendidikan
kesehatan
reproduksi yang diaplikasikan ke Tujuan dari dilakukanya penelitian
dalam pembelajaran workshop. Borg
kali ini adalah antara lain :
and Gall (1983:775) mengajukan
1.
Mendeskripsikan potensi dan
serangkaian
kondisi
ditempuh
bahan
ajar
materi
kesehatan reproduksi. 2.
materi
desain
workshop
information
preliminary
form
product,
reproduksi
preliminary
field
of
testing,
main
product revision, main field testing, efektifitas
bahan
ajar
perlindungan
Menganalisis implementasi
and
ini,
ajar
kesehatan reproduksi. 4.
pendekatan
develop
Menganalisis implementasi
harus
planning,
untuk guru dan siswa. 3.
yang
collecting,
bahan
kesehatan
dalam
yaitu”research
Mengembangkan pengembangan
tahap
product
ajar
revision,
operational field testing, final product revision,
and
implementation”. efisiensi
bahan
operational
dissemination
and
6
Pada proses pengembangan bahan
bahaya
ajar,
yang
Memahami
cara
digunakan adalah tipe ASSURE. Tipe
HIV/AIDS
dan
ini dipilih sebagai langkah untuk
Memahami
cara
mensinkronkan antara bahan ajar
penularan HIV/AIDS. Pada mata
yang digunakan, model pembelajaran
pelajaran Biologi kelas XI berada
yang dipakai dalam hal ini workshop
pada SK 3. Menjelaskan struktur
dan karakteristik objek belajar. Proses
dan fungsi organ manusia dan
pengembangan bahan ajar tersebut
hewan tertentu, kelainan dan atau
dilakukan berdasarkan proses Analyze
penyakit yang mungkin terjadi
Learner,
serta
model
pengembangan
State
objectives,
Select
HIV/AIDS,
KD
6.2
penularan KD
6.3
menghindari
implikasinya
instructional methods, media and
salingtemas
material, Utilize media and material,
Menjelaskan keterkaitan antara
Require learner participation dan
struktur, fungsi, dan proses yang
Evaluate and revise
meliputi kelamin,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pada
pada
pembentukan ovulasi,
fertilisasi,
1. Potensi
model
workshop ini berdasarkan pada SK dan KD yang sudah termuat dalam BNSP pada mata pelajaran Penjasorkes dan IPA. Pada mata pelajaran Penjasorkes kelas X berada pada SK 14. Menerapkan budaya hidup sehat dengan KD 14.1 Menganalisis dampak seks bebas dan 14.2 Memahami cara menghindari
seks
bebas.
Penjasorkes kelas XI pada SK 6. Menerapkan budaya hidup sehat dengan
KD
ASI,
kelainan/penyakit
pengembangan
6.1
Memahami
3.7
sel
menstruasi,
kehamilan,
pemberian Hasil Penelitian
KD
dan serta
yang
dapat
terjadi pada sistem reproduksi manusia 2. Proses pengembangan workshop dan
bahan
ajar
menghasilkan
modifikasi SK dan KD yang diterapkan pada bahan ajar adalah SK 1. Memahami fakta kesehatan reproduksi remaja dan organ-organ reproduksi
dengan
KD
1.1
Mendeskripsikan berbagai fakta dalam
permasalahan
reproduksi
dan
Mendeskripsikan
kesehatan KD
1.2
fungsi-fungsi
7
pada organ reproduksi baik pria
sebesar 0,56 yang masuk dalam
maupun wanita. SK 2. Memahami
katergori cukup efektif. Pada uji
pentingnya
belajar
kesehatan
kelompok kecil dengan jumlah
reproduksi
dengan
KD
kelompok sebanyak 2 pada setiap
Mendeskripsikan
2.1
berbagai
sekolah
dan
masing-masing
informasi yang berkaitan dengan
kelompok beranggotakan 3 orang,
pendidikan kesehatan reproduksi
rata-rata gain skor yang diperoleh
dan 2.2 Mendeskripsikan hal-hal
pada SMA DCC Global sebesar
yang
0,64 dan pada MA Alhidayah
dapat
reproduksi. dampak
merusak
SK
dari
organ
3. Memahami tidak
terjaganya
sebesar
0,67
yang
termasuk
memiliki kriteria cukup efektif.
kesehatan reproduksi dengan KD
Sedangkan
3.1 Mendeskripsikan dampak yang
mendapatkan nilai rata-rata gain
terjadi dalam bidang medis. KD
skor sebesar 0,63 untuk SMA
3.2 Mendeskripsikan dampak yang
DCC dan gain skor sebesar 0,58
terjadi
sosial
pada MA Al-Hidayah. Hal ini
3.3
berarti gain skor yang diperoleh
dalam
bidang
masyarakat.
KD
Mendeskripsikan
dampak
yang
terjadi dalam bidang Agama. Dan pada SK 4. Memahami menjaga
kesehatan
reproduksi
dengan
Mendeskripsikan
cara organ
KD
cara
4.1
dalam
pada
penelitian
uji
ini
lapangan
memiliki
kategori cukup efektif. 4. Efisiensi
waktu
perorangan masing-masing
pada
uji
dilakukan
pada
sekolah
dengan
merawat
jumlah sampel sebanyak 6 orang
organ reproduksi dan KD 4.2
mendapatkan nilai efisiensi waktu
Mendeskripsikan cara menghindari
sebesar 1,26 untuk SMA DCC
perilaku yang merusak kesehatan
Global dan sebesar 1,20 pada MA
organ reproduksi.
Al Hidayah. Dengan begitu rata-
3. Efektifitas penggunaan bahan ajar
rata efisiensi pembelajaran pada
berdasarkan hasil penelitian pada
uji perorangan sebesar 1,23 yang
uji coba perorangan dengan jumlah
termasuk dalam kategori memiliki
sampel
orang
efisiensi tinggi. Pada uji kelompok
memperoleh gain skor rata-rata
kecil, dengan jumlah 2 kelompok
sebanyak
6
8
pada setiap sekolah dan masing-
dengan jumlah sampel sebesar 12
masing kelompok beranggotakan 3
orang
orang didapatkan nilai efisiensi
kelompok dengan masing-masing
sebesar 1,22 pada SMA DCC
2 kelompok untuk setiap sekolah
Global dan sebesar 1,15 pada MA
didapatkan
Al
yang
memiliki rata-rata hasil pernyataan
kelompok
dengan persentase di bawah 90%
kategori
dengan kategori menarik dan 4
efektifitas tinggi. Sedangkan pada
sampel lainya memiliki rata-rata
uji
rasio
hasil penyataan dengan persentase
efisiensinya sebesar 1,23 pada
di atas 90% dengan kategori
SMA DCC Global dan nilai 1,14
sangat menarik. Sedangkan pada
pada MA AL Hidayah. Rasio
uji lapangan persentase rata-rata
tersebut memiliki nilai lebih dari 1
yang didapatkan sebesar 93%.
yang
Hidayah.
diperoleh sebesar
pada 1,18
Rata-rata uji dengan
lapangan
berarti
nilai
yang
terbagi
bahwa
dalam
8
4
sampel
rasio
tersebut
Artinya sebagian besar responden
dalam
kategori
memilih pernyataan bahwa bahan
memiliki efektifitas tinggi. Selain
ajar yang dibuat sangat menarik
itu, dari hasil penelitian juga
perhatian
didapatkan
menumbuhkan motivasi bagi para
termasuk
ke
bahwa
penggunaan
mereka
biaya dalam pembuatan bahan ajar
responden
bentuk e-book lebih efisien jika
banyak
dibandingkan
kesehatan reproduksi.
dengan
untuk
dan
belajar
mengenai
lebih
pendidikan
memproduksi bahan ajar dalam bentuk cetak.
Pembahasan
5. Persentase rata-rata hasil angket pada uji perorangan didapatkan dari 6 orang sampel, 3 diantaranya memiliki persentase dibawah 90% dengan kategori menarik dan 3 lainya memiliki persentase di atas 90%
dengan
kategori
sangat
menarik. Pada uji kelompok kecil
1. Potensi
Dan
Pengembangan workshop. dihasilkan
Kondisi Bahan
Ajar
Produk dari
yang
penelitian
ini
adalah sebuah paket workshop yang berisikan SK, KD dan Bahan Ajar
berikut
dikembangakan
instrumen dalam
yang rangka
9
untuk
membelajarkan
siswa
berkaitan
dengan
pendidikan
mengenai pendidikan kesehatan
kesehatan reproduksi baik dari
reproduksi. Bahan ajar yang dibuat
pelajaran IPA dan Penjasorkes dari
merupakan sebuah bentuk bahan
mulai jenjang kelas V SD hingga
ajar
XI SMA, maka dapat ditemukan
buku
elektronik
menggunakan
dengan
aplikasi
flash
sebuah
efisiensi
waktu
dengan ekstensi software berupa
kefektifan
flip book. Materi yang disajikan
pendidikan kesehatan reproduksi.
merupakan
dan
Sehingga, siswa sebagai subjek
pemadatan dari materi Penjasorkes
penelitian yang masih dalam usia
dan ipa yang ada pada jenjang
remaja
sekolah menengah pertama dan
tersebut dengan cepat tanpa harus
atas yang memeiliki keterkaitan
menunggu fase per fase dari proses
dengan
pembelajaran
kumpulan
materi
pendidikan
dalam
dan
dapat
membahas
mempelajari
hal
konvensional.
kesehatan reproduksi. Selanjutnya
Selanjutnya,
materi tersebut dituangkan dalam
pembelajaran workshop juga dapat
bentuk
memberikan
buku
yang
kemudian
dengan
gaya
sebuah
tindakan
terhadap
perilaku
disertai gambar agar buku bahan
preventif
ajar elektronik tersebut terlihat
menyimpang
lebih menarik. Fungsi utama dari
ketidaktahuan
bahan
bagaimana cara menjaga kesehatan
ajar
tersebut
kemudian
diposisikan sebagai bahan ajar
remaja mereka
atas tentang
organ reproduksi mereka.
yang dapat digunakan langsung oleh siswa dan guru baik selama
2. Efektivitas Penggunaan Bahan
proses pembelajaran berlangsung,
Ajar
maupun
Berdasarkan
saat
pembelajaran.
di
luar
proses
Artinya,
buku
pada
uji
hasil
pengamatan
lapangan
ditemukan
bahan ajar tersebut akhirnya dapat
bahwa
pada
masing-masing
digunakan siswa dalam kondisi
sampel
sekolah
apapun dan dimanapun sebagai
perolehan skor (gain score) rata-
sumber ajar bagi siswa sendiri.
rata di atas 0,5 yaitu pada kategori
Dengan pemadatan materi yang
cukup efektif. Dengan asumsi
mendapatkan
10
tersebut,
maka
bahwa
bisa
terjadi
penguasaan
konsep
diakibatkan
oleh
membaca
bahan
workshop
konsep sebagai batu-batu landasan
perubahan
berpikir, yang diperoleh melalui
yang
fakta-fakta dan dapat digunakan
tindakan
untuk memecahkan masalah. Maka
ajar
pada
kesehatan
dikatakan
dan
pendidikan
reproduksi.
Winkel
ketika
seseorang
memahami
sebuah konsep suatu hal dengan baik,
bisa
dipastikan
bahwa
(1991) dalam Helperida (2012:2)
pemikiran seseorang tersebut akan
mengatakan bahwa adanya skema
berkembang
konseptual yaitu suatu keseluruhan
pengalaman atas pembelajaran atas
kognitif yang mencakup semua ciri
konsep
khas yang terkandung dalam suatu
materi yang di ajarkan melalui
pengertian. Jika pada umumnya
workshop
hasil belajar anak mencakup tiga
bahan
aspek yaitu kognitif, afektif dan
berisikan
psikomotorik, maka penguasaan
data, fakta dan juga gambar.
konsep masuk pada ranah kognitif.
Winkel (1991) dalam Helperida
Hal tersebut berkaitan dengan
(2012)
pengetahuan
penguasaan
dan
pemahaman
berdasarkan
sebelumnya.
Penguatan
diberikan
ajar
memalui
elektronik
penjelasan
yang
mengenai
mengemukakan
bahwa
konsep
dapat
siswa terhadap suatu objek materi.
diperoleh melalui benda, gambar-
Berbeda dengan ranah afektif yang
gambar dan penjelasan verbal serta
berkaitan
menuntut
perilaku
dengan siswa
perubahan
untuk
ranah
menemukan ciri-ciri yang sama
psikomotorik yang menyangkut
pada sejumlah objek. Dale (1969)
gerakan siswa dalam bertindak,
dalam
maka
berpendapat
dalam
memiliki
ataupun
kemampuan
ranah
pengaruh
kognitif kuat
bila
bisa
Smalldino
(2011:10)
bahwa”
pemelajar
memanfaatkan
kegiatan
dibandingkan dengan kedua ranah
pengajaran yang lebih abstrak
tersebut.
sehingga
Dahar
mengemukakan
bahwa
(1988:95) belajar
konsep merupakan hasil utama pendidikan
dan
mendefinisikan
sekumpulan lebih
mereka
membentuk
pengalaman
konkret
untuk
yang
memberi
11
makna pada representasi kenyataan
lebih murah. Penggandaan dari
yang lebih abstrak”.
bahan
ajar
tidak
memerlukan
kertas dan mesin cetak lainya, 3. Efisiensi
Penggunaan
Bahan
namun
hanya
membutuhkan
Ajar
perangkat elektronik yang mampu
Tingkat ke-efisien-an waktu dalam
mengakomodasi software dalam
menggunakan
ajar
bentuk flash. Dengan begitu selain
aspek
memiliki efisiensi dalam biaya
elektronik
bahan
dilihat
dari
periode penggunaan buku bahan
pembuatan
ajar
pengembangan bahan ajar yang
tersebut
terhadap
asumsi
yang
diperlukan
dalam
waktu
jangka normal. Dari hasil data
dibuat
maka
juga
lebih
produk
ramah
lingkungan.
yang dikumpulkan terlihat bahwa pada uji lapangan, memiliki nilai efisiensi sebesar 1,12. Degeng (2000:15)
bahwa
rasio
Hasil uji lapangan menunjukkan
efisiensi waktu memiliki nilai lebih
bahwa rata-rata jawaban angket
dari 1, maka artinya pembelajaran
siswa
berhasil
Dengan
kemenarikan di atas 90% dan hal
pendapat tersebut, maka asumsi
ini dikategorikan “Sangat Setuju”.
pembelajaran
lebih
jika
4. Daya Tarik Produk
cepat.
menunjukkan
nilai
yang
dilakukan
Selain itu pada aspek Kemanfaatan
ajar
elektronik
Produk diberikan pertanyaan yang
berhasil melakukan efisiensi waktu
memuat tentang motivasi siswa
dalam penggunaanya.
untuk mempelajari kembali materi
Selain efisiensi dalam rasio waktu
dalam bahan ajar yang diberikan.
penggunaan, maka bahan ajar yang
Selanjutnya respon yang diberikan
dibuat dalam bentuk E-book juga
siswa dalam pengisian angket
memiliki
nilai
tinggi
tersebut
terhadap
biaya.
Dibandingkan
memilih
dengan bahan ajar bentuk cetak,
Setuju”.
proses pembuatan dan penggunaan
bahan ajar yang disajikan dalam
bahan ajar dalam bentuk E-book
bentuk
dengan
bahan
efisiensi
juga
sebagian
pernnyataan Dengan
E-book
begitu
Flash
besar “Sangat maka
dapat
12
meningkatkan
motivasi
siswa
2.
Desain workshop yang belum
untuk mempelajari dan membaca
diuji
kembali
pembelajaran.
materi
mengenai
pendidikan kesehatan reproduksi.
3.
oleh
Validasi
ahli
desain
instrumen
yang
Efe (2011) mengungkapkan bahwa
masih terbatas dan belum
“Educational technology has an
dilakukan
effective role in moving from
sistematis.
teacher-centered activities learning
to
learning
4.
student-centered
activities”.
uji
nya
Uji coba kelas yang belum dilakukan karena keterbatasan
Pernyataan
jumlah objek penelitian.
tersebut jika diasumsikan maka
5.
Jumlah objek penelitian pada
akan bermakna bahwa teknologi
uji
pendidikan
yang
sekolah
dalam
dunia
yang tidak sama.
memiliki
peranan
(teknologi
diaplikasikan pendidikan)
untuk mengefektifkan perubahan mendasar dalam pembelajaran dari
secara
coba
lapangan tempat
antar
penelitian
Kesimpulan
fungsi yang berpusat kepada guru
Beberapan hasil kesimpulan yang
menjadi fungsi pembelajaran yang
dapat
berpusat pada siswa.
pengembangan bahan ajar workshop
diambil
dari
penelitian
pendidikan kesehatan ini antara lain 5. Keterbatasan Penelitian
adalah :
Dalam melakukan penelitian kali ini,
masih
ada
beberapa
1.
Potensi ajar
pengembangan dan
workshop
bahan untuk
keterbatasan yang terjadi, antara
pendidikan kesehatan reproduksi
lain :
terdapat pada mata pelajaran
1.
Pengembangan materi bahan
Penjasorkes kelas X dan XI pada
ajar
pada
materi menerapkan budaya hidup
modifikasi SK dan KD yang
sehat dan pada mata pelajaran
ada pada pelajaran IPA dan
Biologi pada materi menjelaskan
Penjasorkes.
struktur
dan
manusia.
Namun
masih
terbatas
fungsi
organ
berdasarkan
13
2.
hasil observasi dan wawancara
tahapan Planning dalam Borg
materi
and
tersebut
tidak
Gall
dipadukan
diintegrasikan ke dalam sebuah
tahapan
bentuk pembelajaran kesehatan
objectives
reproduksi yang baik dan belum
instructional methode, media and
memberikan hasil yang optimal.
material.
Kondisi bahan ajar yang dipakai
pengembangan bahan ajar mulai
belum sesuai dengan kebutuhan
diproduksi berdasarkan analisis
siswa
aspek
karakteristik siswa dan memilih
pembentukan sikap dan perilaku
metode, media dan material yang
dalam
tepat berdasarkan prinsip ABCD
terutama
pada
melindungi
kesehatan
State
dengan
standars
dan
Pada
and Select
tahapan
ini
reproduksi.
(Audiens, Behaviour, Conditions
Proses pengembangan bahan ajar
and
untuk
perlindungan
Develop preliminary form of
kesehatan reproduksi didasarkan
product dalam langkah ketiga
atas
Borg and Gall dipadukan dengan
workshop
model
pengembangan
Degree).
Pada
pengembangan Borg and Gall
tahapan
yang dipadukan dengan model
media
pengembangan
ajar
model ASSURE. Tahapan ini
tahapan
mulai memproduksi bahan ajar
ASSURE.
bahan Dalam
Utilize
tahapan
and
technology,
materials
pertama model pengembangan
dan
Borg and Gall yaitu Research
penggunaan teknologi, media dan
and
material
informational
dipadukan
collection
dengan
melengkapinya
dalam
yang
dengan
digunakan.
langkah
Tahapan Preliminary field testing
ASSURE pada tahapan Analyze
dalam model Borg and Gall
learner, hal ini dilakukan untuk
dipadukan
mengumpulkan
tahapan
data
awal
dengan Require
learner
terhadap objek pembaca bahan
participation
ajar mengenai karakteristiknya
ASSURE.
agar kemudian bahan ajar yang
bahan ajar yang dibuat mulai
dibuat dapat digunakan secara
diujicobakan
maksimal.
Selanjutnya pada tahapan Main
Kemudian
pada
dalam
dengan
Pada
tahapan
tahapan
kepada
ini,
siswa.
14
product revision pada model
3.
4.
5.
Daya tarik dari bahan ajar berupa
Borg and Gall dipadukan dengan
buku
tahapan Evaluate and revise pada
persentase rata-rata di atas 90%
model ASSURE. Tahapan ini
yang berarti bagi sebagian besar
berfungsi
pengguna menganggap bahwa
untuk
memperbaiki
elektronik
bahan ajar yang sudah diproduksi
bahan
untuk kemudian disempurnakan
ternyata sangat menarik untuk
kembali berdasarkan hasil uji
digunakan.
coba.
angket pada pertanyaan yang
Dari
aspek
efektifitas
ajar
mendapatkan
yang
diberikan
Berdasarkan
hasil
mencakup kemanfaatan produk,
penggunaan bahan ajar, rata-rata
terlihat
gain skor yang didapatkan oleh
menggunakan lagi produk bahan
subjek penelitian berada di atas
ajar
0,5 yang dikategorikan memiliki
walaupun
efektifitas tinggi.
selesai.
Efisiensi yang didapatkan dalam segi waktu dalam penelitian kali
bahwa
yang
siswa
ingin
dikembangkan
setelah
workshop
Saran
ini memiliki rasio di atas 1, yang
Berdasarkan hasil penelitian maka
artinya
ada
efisiensi
pembelajaran
proses
yang
dilakukan
beberapa
saran
yang
dapat
diajukan, antara lain :
telah berhasil dilakukan. Selain
1. Bahan ajar pendidikan kesehatan
itu dalam pelaksanaanya, biaya
reproduksi dapat dijadikan sebagai
yang dibutuhkan untuk membuat
salah
bahan ajar dalam bentuk e-book
berfungsi
lebih
bila
penguasaan konsep siswa pada
bentuk
pengetahuan mengenai kesehatan
menghemat
dibandingkan
dengan
cetak.
Artinya
bahan
ajar
pengembangan
untuk
perlindungan reproduksi
biaya
dapat
efisiensi biaya.
satu
bahan untuk
ajar
yang
mempercepat
reproduksi.
workshop
2. Penggunaan pertama bahan ajar
kesehatan
pendidikan kesehatan reproduksi
melakukan
ini hendaknya didampingi oleh guru atau bisa juga dilakukan melalui
workshop,
hal
ini
15
dimaksudkan
agar
anak
tidak
mengalami miskonsepsi terhadap isi materi yang terdapat dalam bahan ajar tersebut. 3. Siswa sebagai objek peneliti dan pengguna bahan ajar ini hendaknya diberikan bekal oleh guru agar bisa menjadi pengkampanye yang baik dalam
rangka
menanggunlangi
permasalahan remaja khususnya pada bidang kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA Dahar, R. W. (1988). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Degeng, I Nyoman Sudana. 2000. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderla Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Efe, Rifat. 2011. Science Student Teacher and Educational Technology: Experience, Inventions and Value. Journal of Educational Technology & Society, Volume 14. Gall, Meredith D., Joyce P.Gall, Walter R.Borg. 2003. Educational Research an Introduction, Seventh Editions. University of Oregon. United State of America. Helperida, Timawati. 2012. Penguasaan Konsep (mastery concept). http://kekeislearning.blogspot.c om/2012/09/penguasaankonsep.html
Larasati, B. Soraya. 2013. Pornografi Ancam Generasi Muda. http://www.metrotvnews.com/ metronews/read/2013/02/18/3/1 32083/-Pornografi-AncamGenerasi-Muda. Diunduh pada tanggal 14 Juli 2013 Listyaningsih, Umi. 2012. Remaja Perencana Fertilitas Masa Depan. http://muda.kompasiana.com/20 12/08/08/remaja-perencanafertilitas-masa-depan477708.html. Diunduh pada tanggal 14 Juli 2013 Smalldino, E. Sharon, Lowther, L. Deborah, Russel, D. James. 2011. Instructional technology & media for learning. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Widodo, A. Sembodo. 2007. Kajian Filosofis Pendidikan Barat dan Islam. Jakarta : Rakasta Samasta.