PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
Noviana Resti Fauziah, Sutrisno, dan Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected];
[email protected] ABSTRAK: Bahan ajar yang memfasilitasi siswa dalam mempelajari kimia hendaknya dipilih yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains, yakni berbasis inkuiri terbimbing. Lebih dari itu, tuntutan globalisasi menjadikan bahan ajar yang berbahasa Inggris menjadi suatu kebutuhan. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah: (1) mengembangkan bahan ajar hydrolysis of salt dengan pendekatan inkuiri terbimbing; dan (2) mengetahui kelayakan bahan ajar hidrolisis garam hasil pengembangan berdasarkan hasil validasi. Model yang digunakan dalam pengembangan ini merujuk pada Four-D model yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, dkk (1974). Model 4D terdiri dari empat tahapan, yaitu define (membatasi), design (merancang), develop (mengembangkan), dan disseminate (menyebarluaskan). Namun, pengembangan di sini hanya dilakukan hingga tahap ketiga, yaitu tahap develop. Hasil validasi yang diperoleh menunjukkan persentase sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar ini sangat layak sebagai salah satu sumber belajar. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing Learning material of Chemistry should be developed as chemists discovered the science, that is beginning with observing the phenomena, conceptualization, and symbolize. One of learning material based on this scientific method is guided inquiry approach. Furthermore, globalization make the development of learning materials in english is a requirement. Based on these reasons, the purposes of this research are: (1) developing learning material of hydrolysis of salt based on guided inquiry approach; (2) knowing the feasibility of the material based on the results of validation. Model used in this development refers to the Four-D model recommended by Thiagarajan et al (1974). The 4D model consists of define, design, develop, and disseminate stages. However, the development of the material is only carried out until the develop stage. On the define stage, stipulation and definition of learning material were carried out. On the design stage, design prototype learning material were carried out. Then, on the develop stage, development of the learning material to get an affective final version was carried out. In the development stage feedback is received through formative evaluation and the learning material is suitably revised.
The developed learning material is Learning Material Based on Guided Inquiry approach on topic of hidrolysis of salt that can be used by teachers in particular and student teachers. Validation results obtained show an percentage of 85,62% which illustrates that this material could potentially be one of teaching resources. Learning material was developed with reference to the KTSP which is consists of the introduction, content, and closing. The contents concern to the learning activities that are appropriated to the syntax of guided inquiry approach. On this development, there are some revisions according to feedback and suggestions from the evaluator. Key Words: learning material, hidrolysis of salt, guided inquiry approach
Pembelajaran kimia hendaknya diajarkan seperti para kimiawan menemukan, yakni diawali dari mengamati adanya fenomena, mengkonseptualisasi, lalu menyimbolkan. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia yang menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan proses sains sebagaimana dicanangkan dalam BSNP (2006:vii). Salah satu pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri didesain sedemikian rupa agar siswa secara langsung melakukan proses ilmiah melalui latihan dalam waktu yang singkat (Iskandar, 2012:19), sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai penunjangnya. Bahan ajar harus dikembangkan sesuai kurikulum yang berlaku.. Pembelajaran di Indonesia mengacu pada KTSP, yaitu dengan memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah serta sekolah dan peserta didik. Pada proses pembelajaran memerlukan bahan ajar sebagai sumber belajar (BSNP, 2008:6). Kekhasan tiap daerah yang dimiliki negara kita dapat dikenalkan ke dunia global salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar berbahasa Inggris yang berpedoman pada KTSP, sehingga meskipun pelaksanaan RSBI ditiadakan, pengembangan bahan ajar berbahasa Inggris perlu dikembangkan. Materi pelajaran yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar ini adalah materi ajar hidrolisis garam yang disampaikan pada siswa SMA kelas XI IPA semester genap. Pemilihan materi hidrolisis garam dikarenakan beberapa siswa merasa kesulitan ketika dalam pengerjaan soal disajikan bersamaan dengan materi larutan penyangga. Beberapa siswa belum bisa membedakan perhitungan antara materi hidrolisis garam dan larutan penyangga. Mereka belajar hanya dengan menghafal rumus yang sudah ada, sehingga konsep-konsep penting dalam materi hidrolisis garam belum tertanam pada struktur kognitif siswa yang menyebabkan mereka tidak paham dan cepat lupa. Adapun tujuan dari pengembangan bahan ajar ini antara lain: (1). mengembangkan bahan ajar hidrolysis of salt dengan pendekatan inkuiri terbimbing; dan (2) mengetahui kelayakan bahan ajar hidrolysis of salt hasil pengembangan berdasarkan hasil validasi.
METODE Pada pengembangan bahan ajar, menganut model pengembangan Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari define (membatasi), design
(merancang), develop (mengembangkan), dan disseminate (menyebarluaskan), namun pada pengembangan bahan ajar dilakukan sampai pada yang ketiga, yakni tahap develop, sedangkan pada tahap keempat tidak dilakukan, karena terkendala waktu dan biaya. Validasi produk pengembangan ini dilakukan oleh dua dosen dan dua guru. Spesifikasi dari dosen yaitu dosen jurusan kimia di perguruan tinggi, telah menyelesaikan pendidikan minimal magister (S2), dan memiliki latar belakang dibidang pendidikan. Sedangkan spesifikasi dari guru yaitu guru bidang studi kimia, telah menyelesaikan pendidikan minimal sarjana (S1), dan mempunyai pengalaman mengajar kelas XI pada materi hidrolisis garam. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar validasi berupa lembar penilaian dan komentar/ saran validator terhadap bahan ajar. Kriteria penilaian dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kelayakan isi dan penyajian, tata bahasa, dan tata letak (lay out). Skala pengukuran validasi menggunakan skala Lickert. Menurut Sugiyono (2011:93) kriteria dari masingmasing skala penilaian sebagai berikut. Angka 4 berarti: sangat tepat/sangat menarik/sangat sesuai/sangat jelas/sangat baik/sangat layak. Angka 3 berarti: tepat/menarik/sesuai/jelas/baik/layak. Angka 2 berarti: kurang tepat/kurang menarik/kurang sesuai/kurang jelas/ kurang baik/kurang layak. Angka 1 berarti: tidak tepat/tidak menarik/tidak sesuai/tidak jelas/tidak baik/ tidak layak. Selain angket penilaian, juga terdapat lembar komentar/saran, untuk pengisiannya validator diberikan kebebasan dalam memberikan komentar, saran, dan tanggapan terhadap bahan ajar yang sudah dikembangkan. Hasil dari data kualitatif digunakan untuk merevisi produk yang sudah dikembangkan. Data hasil lembar validasi produk tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis prosentase. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan perhitungannyasebagai berikut: Prosentase = × 100 % Keterangan: X = jumlah jawaban responden dalam 1 komponen Xi = jumlah ideal untuk 1 komponen Penentuan makna dari hasil analisis prosentase menggunakan jenjang kriteria validitas. Jenjang kriteria tersebut berdasarkan pada skala penilaian yang digunakan yaitu skala 25% sebagai skala terendah dan skala 100% sebagai skala tertinggi. Selanjutnya skala tersebut dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan lebar yang sama. Jenjang kriteria validitas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi Prosentase (%) 25-39 40-54 55-69 70-84 85-100
Kriteria Kevalidan Tidak baik/ Tidak layak (revisi total) Kurang baik/ Kurang layak (revisi) Cukup Baik/ Cukup layak Baik/ layak Sangat baik/ Sangat layak
(Slavin, 1992: 78)
HASIL Produk yang dihasilkan melalui pengembangan ini berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing yang dapat digunakan oleh guru pada khususnya dan mahasiswa calon guru dan secara khusus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Bahan ajar dikembangkan dengan acuan KTSP yang terdiri atas bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian isi bahan ajar mencakup kegiatan belajar yang disesuaikan dengan sintaks inkuiri terbimbing. Bahan ajar ini dikembangkan melalui tahap define (membatasi), design (merancang), dan develop (mengembangkan) dalam model pengembangan 4D. Bahan ajar yang diperoleh dalam tahap develop ditelaah dan direvisi sesuai dengan saran dosen pembimbing. Selanjutnya barulah dilakukan validasi oleh dua dosen kimia UM dan dua guru kimia SMA untuk memperoleh penilaian, komentar, dan saran terhadap bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Data validasi berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa komentar/saran dari validator, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian yang diisi oleh validator. Data kuantitatif diperoleh dengan menghitung nilai persentase dari angket penilaian yang sudah diisi oleh validator. Angket penilaian bahan ajar mencakup kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak (lay out). Sedangkan secara lebih ringkas data tersebut terangkum dalam diagram pada Gambar 1. 120 100
Persentase penilaian validator
80
Keterangan: Isi dan penyajian
60
Kebahasaan Tata letak
40
Komponen* 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
*komponen bisa dilihat pada Lampiran 2a halaman 74.
Gambar 1 Diagram kelayakan bahan ajar berdasarkan angket penilaian
Berdasarkan hasil validasi, diperoleh persentase keseluruhan sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan sangat baik/sangat layak sebagai salah satu sumber belajar berbahasa Inggris. Namun, ada beberapa revisi yang dilakukan terhadap bahan ajar tersebut yang mengacu
pada saran validator. Setelah dilakukan revisi barulah dihasilkan produk berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing.
PEMBAHASAN Pada bagian ini dilakukan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari angket penilaian dan analisis data kualitatif yang berupa komentar/saran validator dibahas bersamaan untuk mendukung data kuantitatif. Pembahasan dideskripsikan sesuai dengan komponen yang dinilai dalam angket yang meliputi: kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak (lay out). 1. Kelayakan Isi dan Penyajian Penilaian terhadap kelayakan isi berkaitan dengan isi dari bahan ajar yang mencakup materi yang diajarkan, sedangkan penyajian lebih menekankan pada kesesuaian bahan ajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan. Berikut dibahas secara rinci untuk setiap komponen dengan memperhatikan penilaian dari masing-masing validator. Pertama, komponen yang dinilai adalah kesesuaian bahan ajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) pada KTSP. Semua validator memberikan penilaian sangat sesuai. Jika diambil persentase diperoleh 100% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan jika bahan kajian/topik pembahasan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tidak ada saran dari validator, sehingga tidak dilakukan revisi. Kedua, komponen yang dinilai adalah kejelasan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Seperti pada komponen sebelumnya, semua validator memberikan penilaian sangat jelas. Jika diambil persentase didapat nilai sebesar 100% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan jika tujuan pembelajaran yang disampaikan sangat jelas, tetapi ada saran dari validator dalam menulis tujuan pada tiap sub materi pelajaran. Setelah dianalisis lebih lanjut, tidak perlu terdapat rincian tujuan pada sub materi pelajaran, cukup dijelaskan pada learning outcomes. Ketiga, komponen yang dinilai adalah urutan dalam penyajian konsep. Dua validator menilai bahwa urutan dalam pembahasan/uraian kajian disajikan dengan sangat baik. Sedangkan validator yang lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Keempat, tiga validator menyatakan jika penalaran dan langkah-langkah kegiatan belajar dalam bahan ajar sudah baik dalam hal mengajak dan membimbing/mengarahkan siswa untuk menemukan konsep/prinsip yang dikaji. Sedangkan satu validator lainnya memberi penilaian sangat baik. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan sehingga tidak perlu dilakukan revisi pada bagian ini. Kelima, seiring dengan komponen sebelumnya, dua validator menilai tentang penyajian kegiatan belajar yang dapat meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa dengan penilaian sangat baik sedangkan dua validator yang lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik dan tidak ada saran yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan revisi pada bagian ini. Keenam, komponen yang dinilai adalah kesesuaian penyajian konsep dengan alur berpikir siswa yang berorientasi pada inkuiri terbimbing. Dua
validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan dua validator lainnya memberi penilaian sesuai dan kurang sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu orang validator menyatakan bahwa dalam penyajian konsepnya, bahan ajar ini masih kurang sesuai dengan pendekatan inkuiri terbimbing yang digunakan. Ketujuh, komponen yang dinilai adalah kesesuaian antara keluasan konsep yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dua validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan validator lainnya memberi penilaian sesuai dan kurang sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan validator, sehingga tidak dilakukan revisi. Kedelapan, satu validator menyatakan gambar yang disajikan dalam bahan ajar bersifat kontekstual, dapat ditemui oleh siswa di lingkungan sekitar mereka dengan kriteria baik sedangkan validator yang lain dengan kriteria sangat baik. Apabila diambil persentase diperoleh 93,75% dengan kriteria sangat baik. Pada lembar komentar/saran tidak ditemui saran dari validator untuk bagian ini sehingga bagian ini tidak direvisi. Kesembilan, komponen yang dinilai adalah kesesuaian pertanyaan pada analysis, questions, dan additional questions, dengan tujuan pembelajaran. Dua validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan dua valdator lainnya memberi penilaian sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Selain itu, tidak ada saran valiidator untuk bagian ini sehingga tidak dilakukan revisi. Kesepuluh, satu validator menyatakan jika penyajian bahan kajian dapat dengan sangat baik memberi motivasi belajar pada siswa sedangkan dua validator lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 81.25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan revisi. Dari kesepuluh komponen yang dinilai, secara keseluruhan diperoleh persentase 88,125% dengan kriteria sangat baik/sangat layak. Berdasarkan rentang yang dibuat maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar dari segi kelayakan isi dan penyajian sangat baik/sangat layak sebagai sumber belajar dan referensi bagi guru dan mahasiswa calon guru dalam membelajarkan materi hidrolisis garam yang berbasis inkuiri terbimbing. Namun, tetap dilakukan beberapa revisi sesuai dengan saran validator yang membangun. 2. Kebahasaan Komponen kebahasaan yang dinilai berpengaruh pada tingkat keterbacaan bahan ajar. Penggunaan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa sangat menentukan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan terlebih lagi bahan ajar yang dikembangkan menggunakan bahasa Inggris. Komponen yang dimaksud ada enam, yang secara rinci dibahas sebagai berikut. Pertama, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami bahasa Inggris yang digunakan dalam bahan ajar secara keseluruhan. Persentase yang diperoleh adalah 75% dengan kriteria baik. Disimpulkan bahwa penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik, namun ada beberapa saran mengenai grammar/struktur penulisan dalam penulisan bahan ajar. Terdapat beberapa kalimat yang perlu direvisi agar tersusun menjadi kalimat yang lebih baik.
Kedua, komponen yang dinilai adalah kejelasan dan kemudahan informasi dalam bahan ajar untuk dicerna. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria jelas. Satu validator memberi penilaian sangat jelas sedangkan validator lainnya jelas. Disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan sudah baik dalam menyajikan informasi, sehingga informasi yang diberikan dapat dicerna dengan baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini, sehingga tidak dilakukan revisi. Ketiga, komponen yang dinilai adalah penggunaan istilah dan simbol dalam bahan ajar. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu validator memberi penilaian sangat tepat sedangkan validator yang lainnya tepat. Disimpulkan bahwa penggunaan istilah dan simbol dalam bahan ajar sudah baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini, sehingga tidak dilakukan revisi. Keempat, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami table dan figure yang digunakan di setiap kegiatan belajar. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Disimpulkan penggunaan table dan figure dapat dipahami dengan baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini sehingga tidak dilakukan revisi. Kelima, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions. Persentase yang diperoleh adalah 93,75% dengan kriteria sangat baik. Satu validator memberi penilaian dapat memahami procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions dengan baik, sedangkan validator lainnya sangat baik. Disimpulkan bahwa procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions dalam bahan ajar ini mudah untuk dipahami dan tidak ada revisi. Keenam, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami summary, map of concepts, glossary, dan index. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu validator memberi penilaian dapat memahami summary, map of concepts, glossary, dan index dengan sangat baik, sedangkan validator lainnya baik. Disimpulkan bahwa summary, map of concepts, glossary, dan index dalam bahan ajar ini mudah untuk dipahami. Namun, ada saran untuk merevisi summary dengan menggunakan kalimat yang lebih ringkas, dan perlu mengedit map of concepts agar lebih rapi, sehingga dilakukan revisi sesuai saran tersebut. Secara keseluruhan dari komponen kebahasaan, diperoleh persentase 82,29% dengan kriteria baik. Adanya beberapa saran pada bagian ini menjadi pijakan untuk melakukan revisi guna diperoleh bahan ajar yang lebih baik. 3. Tata Letak (Lay Out) Tata letak (lay out) berkaitan dengan format bahan ajar. Lay out berkaitan dengan menarik tidaknya suatu bahan ajar. Kemenarikan bahan ajar menjadi komponen yang sangat penting karena dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk mempelajari konsep yang ada dalam bahan ajar. Ada empat item yang dinilai dalam hal lay out, secara rinci dijelaskan sebagai berikut. Pertama, komponen yang dinilai adalah kekonsistenan bahan ajar, persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Kedua, komponen yang dinilai adalah desain tampilan, persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Ketiga, komponen yang dinilai adalah penggunaan jenis dan ukuran huruf dalam bahan ajar, persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan
kriteria sangat baik. Keempat, komponen yang dinilai adalah ketepatan dalam meletakkan table dan figure apakah di tempat yang mudah diamati oleh siswa dengan pemberian jarak spasi yang sesuai dengan teks ataukah tidak. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Persentase keseluruhan yang diperoleh untuk komponen lay out sebesar 84,375% dengan kriteria baik. Namun terdapat saran yang berkaitan dengan lay out bahan ajar, yaitu kolom-kolom diberi jarak agar lebih mudah memahaminya, dan pada bagian How to Use, terdapat beberapa tulisan yang perlu diperjelas. Berdasarkan beberapa pendapat yang diberikan oleh validator dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan ini sudah baik dan layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran serta berpotensi sebagai sumber belajar. Agar dihasilkan bahan ajar yang lebih baik, maka dilakukan revisi terhadap beberapa bagian pembelajaran yang sesuai dengan saran validator yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Revisi Produk Berdasarkan Saran Validator No. 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7. 8.
Saran Pada bagian analysis dalam sub materi sifat keasaman larutan garam perlu diberikan contoh pengerjaan reaksi ionisasinya, agar siswa mengerti dan bisa mengerjakan pada larutan garam lainnya. Perlu dijelaskan perbedaan keakuratan pada gambar alat pengukur pH dalam sub materi pH larutan garam. Perumusan summary perlu direvisi agar pesan yang disampaikan dapat lebih dimengerti. Pesan yang disampaikan dalam summary ini masih terkesan membingungkan. Pengaturan map of concept yang kurang rapi, perlu dilakukan revisi agar tidak keluar dari batas bawah garis Mengenai tata letak, yakni pada bahan ajar perlu direvisi karena terdapat beberapa kolom yang ridak sesuai Pada bagian How to Use, terdapat beberapa tulisan yang perlu diperjelas Pada appendix, terdapat kolom-kolom kosong yang harus diisi Terdapat banyak kesalahan tentang penulisan struktur kalimat (grammar) yang kurang benar, misalnya the acidity
Perbaikan Pada bagian ini ditambahkan contoh pengerjaan reaksi ionisasi pada larutan garam pertama.
Pada bagian ini ditambahkan pertanyaan penuntun mengenai perbedaan keakuratan indikator universal dan pH meter dalam mengukur pH larutan garam. Merevisi kalimat yang tersusun dalam summary
Mengatur map of concept menjadi lebih rapi
Membuat jarak antar kolom
Merevisi penulisan pada How to Use Melengkapi kolom kosong pada apendix Beberapa kesalahan dalam penulisan struktur kalimat yang baik telah direfisi dalam bahan ajar demi menghasilkan bahan ajar yang lebih
properties of salt solution
baik, seharusnya menjadi the acidity of salt solution.
KESIMPULAN DAN SARAN Hasil pengembangan telah divalidasi oleh 2 dosen dan 2 guru, bahan ajar yang telah disesuaikan dengan kurikukum SMA kelas XI yaitu, KTSP. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan bahasa Inggris dengan pilihan kosakata yang mudah dipahami. Bahan ajar dapat digunakan oleh guru dan mahasiswa calon guru dalam membelajarkan materi hidrolisis garam dengan inkuiri terbimbing. Pada pengembangan bahan ajar, bagian pendahuluan, terdiri atas halaman sampul, kata pengantar, cara penggunaan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan hasil belajar yang diharapkan. Bagian isi, mencakup kegiatan belajar yang disusun berdasarkan sub materi pelajaran dengan mengadopsi langkah-langkah pembelajaran dalam inkuiri terbimbing. Bagian penutup, terdiri dari ringkasan dan kata kunci, peta konsep, latihan soal, daftar pustaka, glosarium, indeks, dan appendix. Berdasarkan hasil validasi, diperoleh persentase keseluruhan sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan sangat baik/sangat layak sebagai salah satu sumber belajar berbahasa Inggris. Namun, ada beberapa revisi yang dilakukan terhadap bahan ajar tersebut yang mengacu pada saran validator. Setelah dilakukan revisi barulah dihasilkan produk berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing. Bahan ajar yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, terlebih lagi dalam memenuhi tantangan globalisasi. Bahan ajar diharapkan dapat meningkatkan karakteristik pembelajaran kimia di sekolah, yakni meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Beberapa saran yang dianjurkan adalah sebagai berikut. 1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk Selama proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini, guru harus senantiasa membimbing siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Guru juga perlu memberikan penguatan di setiap kegiatan belajar agar konsep yang sudah ditemukan oleh siswa dapat diyakini sebagai konsep yang benar. Selain itu, peran guru yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan motivasi belajar kepada siswa. 2. Saran untuk Diseminasi Produk ke Sasaran yang Lebih Luas Sebelum produk pengembangan disebarluaskan, perlu dilakukan validasi empirik terlebih dahulu untuk mengetahui keterlaksanaan dari pembelajaran inkuiri terbimbing dalam bahan ajar. 3. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut Pengembangan yang dilakukan hanya untuk bahan ajar dengan sasaran utama guru dan mahasiswa calon guru. Dengan demikian, untuk meningkatkan keefektifan bahan ajar ini perlu dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran lainnya, seperti RPP yang lengkap dengan alat evaluasinya. Selain itu, untuk memperoleh produk yang lebih ideal dapat dikembangkan pula buku guru dan buku siswa.
DAFTAR RUJUKAN BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP. BSNP. 2008. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP Iskandar, S. M. 2012. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. (Ibnu, S., Ed.). Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Slavin, R.E. 1992. Research Methods in Education, 2nd Ed. USA: Allyn and Bacon Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.