” PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERSTANDAR DAN BERMUTU ”
LAPORAN HASIL PENGEMBANGAN DIRI
Disusun oleh : BUDIYANTI ELIZABETH, S. Pd NIP : 195907041984042002
DINAS PENDIDIKAN DASAR PROVINSI DKI JAKARTA 2014
LEMBAR IDENTITAS PENULIS
Personal Data Nama NIP Pangkat/Golongan Tempat / Tgl. Lahir Masa Kerja Pendidikan Unit Kerja Alamat Kantor Alamat Rumah
Telp / Hp
: Budiyanti Elizabeth, S.Pd : 195907041984042002 : IVa : Klaten, 14 Juli 1959 : 6 Tahun : Sarjana Strata 1 (Satu) : SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur : Jl. Ja’ani Nasir Kel. Cawang Kec. Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur : Jl. Mayjend Sutoyo No. 46 RT. 06/011 Kel. Cawang Kec. Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta TImur. : 082112562692
Pendidikan Formal 1. 2. 3. 4. 5.
Tamat Sekolah Dasar Negeri Tahun 1972 Tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri Tahun 1976 Tamat Sekolah Pendidikan Guru Tahun 1980 Tamat Institut Pastoral Indonesia Tahun 1996 Tamat Universitas Negeri Jakarta Tahun 2006
Pendidikan Informal 1. Seminar Pendidikan dan Kesehatan yang diselenggarakan Yayasan Kusuma Bangsa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Dasar, DKI Jakarta. (Tgl. 4 Juli 2006) 2. Training On The Use Of Health and Nutrition Education Materials Supported yang diselenggarakan oleh YEH Indonesia dan WFP. (Tgl. 26 Agustus 2008) 3. Mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya 10 Thn dari Bapak Presiden Republik Indonesia. (20 Juli 2009) 4. Mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya 20 Thn dari Bapak Presiden Republik Indonesia. (20 Juli 2010) 5. Lulus Sertifikasi Guru dalam Jabatan dinyatakan sebagai Guru Profesional Bidang Studi Guru Kelas Sekolah Dasar. (Tgl. 29 November 2010) 6. Mengikuti Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Guru Sekolah Dasar Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur yang diselenggarakan oleh Sudin Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Timur. (Tgl. 16 November 2011) 7. Pelatihan Penggunaan Aplikasi Asesmen Pembelajaran Pesona Asesmatik diselenggarakan oleh PT. Asesmatik Edukasi. (Tgl. 27 November 2012) 8. Pelatihan Penggunaan Aplikasi Asesmen Pembelajaran Pesona Asesmatik diselenggarakan oleh PT. Asesmatik Edukasi. (Tgl. 11 Desember 2012) 9. Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT Dalam Bentuk Karya Inovatif Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Tgl. 24 – 26 Januari 2014)
Pengalaman Organisasi 1. Menjadi Ketua Kuartir Cabang Jakarta Timur daerah Propinsi DKI Jakarta. (Tgl. 25 Februari 2006) 2. Menjadi Ketua TIM Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah (TP-UKS) Kecamatan Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur. (11 Juli 2011) 3. Pelatihan Gizi Seimbang pada anak Sekolah Dasar di Wilayah DKI Jakarta diselenggarakan Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Bisnis Universitas Kristen Indonesia. (Tgl. 26 November 2011)
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN IDENTITAS ................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Tujuan Kegiatan Pengembangan .............................................................. 4
BAB II PENGERTIAN ICT SERTA PENERAPANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN A. Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan ............................... 5 B. Jenis Kegiatan .......................................................................................... 5 C. Tujuan Kegiatan Pelatihan ........................................................................ 6 D. Manfaat Dan Penerapan ICT Dalam Dunia Pendidikan ........................... 6 E. Pengertian Teknologi Informasi Dan Komunikasi .................................... 7
BAB III PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERSTANDAR DAN BERMUTU A. Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT Di Sekolah .................................... 10 B. Peran Guru Dalam Aplikasi TIK Di Sekolah ........................................... 13 C. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT ……………………. 15
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................. 17 B. Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
rangka
menyongsong
implementasi kurikulum
2013
dan
berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa setiap Guru (harus) dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi informasi ini akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Menurut AECT (Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977, teknologi pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas pengertian bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan. Teknologi pembelajaran merupakan proses yang kompleks lagi terpadu, melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan mencari pemecahannya, implementasi, evaluasi dan mengelola pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut, dimana proses belajar itu bertujuan dan terkontrol. Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka pengembangan proses belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman yang ada, disini peran pendidik dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan
sistem instruksional yang bulat dan lengkap, meliputi semua komponenkomponen yang dimaksud seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar. Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar mengajar (AECT: 1977,93-94). Menurut Association for Education Comunication dan Technolgy (1977: 94-96) Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh dengan proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan memenuhi karakteristik sebagai berikut : 1). Belajar yang bertujuan dan terkontrol, 2).Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan Pemanfaatan, 4). Sistem instruksional/komponen sistem instruksional. Selain itu menurut Rohmat (2010, 85) pola atau model mengajar juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karenanya pola pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil belajar dan akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bersama pola pembelajaran konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher Centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang berorientasi pada siswa (Student Centered) karena pola pembelajaran yang berpusat pada guru hanya akan menghasilkan guru-guru yang pandai, akan tetapi siswa yang tertinggal karena yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Kebutuhan akan multimedia Interaktif semakin dirasakan, mengingat kondisi perkembangan Teknologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat. Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP dan SMU/SMK dituntut untuk mengenal TI sejak dini. Kebutuhan ini tidak hanya sebagai wacana tetapi dilegalisasi melalui terbitnya Kurikulum 2004 yang memasukan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah, secara spesifik mempelajari TI sebagai suatu keahlian produktif. Untuk menunjang masuknya TI di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu sekolah-sekolah dengan memberikan perangkat hardware komputer sebagai alat praktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (Bantuan Operasional Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software komputer untuk menunjang pembelajaran TI dan penguasaan materi pelajaran umum dengan bantuan TI. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TI dan materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan. Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang oleh guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan untuk kepentingan publikasi komunikasi dan informasi lembaga, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk adanya peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/pelatihan terutama guru untuk memiliki kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas
berbagai materi-materi pelajaran. Dengan demikian diperlukan adanya kegiatan Pelatihan Pembuatan Multimedia Interaktif berbasis Komputer . Berpijak pada uraian latar belakang diatas, maka perlu kirannya diadakan suatu tindakan melalui pembuatan bahan ajar dalam bentuk karya inovatif. Dalam hal penyusunan laporan pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan, penulis mengangkat satu topik sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Berstandar dan Bermutu “
B. Tujuan Kegiatan Pengembangan 1. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan Desain Presentasi Multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia projector. 2. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan video interaktif dan animasi berbagai Mata Pelajaran yang dikuasainya untuk digunakan dalam PBM. 3. Para Guru memiliki kompetensi dalam penguasaan Internet Dasar dan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Efektif. 4. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan karya inovatif dengan fasilitas animasi Ms. Power Point. 5. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan ulangan/tes online dan offline dengan menggunakan Software Wondershare Quiz Creator.
BAB II PENGERTIAN ICT SERTA PENERAPANNYA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
A. Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan pembuatan bahan ajar berbasis ICT dalam bentuk karya inovatif pembelajaran yaitu, pada Tanggal
24 – 26 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PLPKB) di PPGTK Provinsi DKI Jakarta.
B. Jenis Kegiatan Terdapat beberapa jenis kegiatan pengembangan kompetensi guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dalam penguasaan ICT untuk diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran, yakni : 1. Perubahan Mindset pada kurikulum 2013. 2. Langkah-langkah dalam pembuatan karya inovatif. 3. Pelatihan pengenalan dasar Ms. Power Point. 4. Pelatihan teknik mengolah gambar dari berbagai sumber. 5. Pelatihan teknik mengolah video dan animasi dari berbagai sumber. 6. Pelatihan mengolah karya inovatif dengan fasilitas Hiperlink. 7. Pelatihan mengolah karya inovatif dengan fasilitas animasi Ms. Power Point.
8. Pelatihan pembuatan ulangan/tes online dan offline dengan menggunakan software Wondershare Quiz Creator. 9. Pelatihan praktik pembuatan karya inovatif pembelajaran berbasis ICT. 10. Pelatihan pembuatan tugas mandiri.
C. Tujuan Kegiatan Pelatihan 1. Menghasilkan
teknologi
pendidikan
yang
mampu
merancang,
mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi program
pembelajaran
berbasis
Information
and
Communication
Technology ( ICT ). 2. Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum, pengelola atau teknisi sumber belajar yang menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi. 3. Menghasilkan
karya
akademik
melalui
kegiatan
penelitian
dan
pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran.
D. Manfaat dan Penerapan ICT Dalam Dunia Pendidikan Adapun manfaat dan penerapan ICT dalam dunia pendidikan menunjukan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT antara lain : 1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif, 2 ) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik, 3) Dapat berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi, 4) Cara belajar lebih efisien, 5) Wawasan
bertambah, 6) Meringankan dalam membuat contoh soal, 7) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi, 8) Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu selain disekolah, 9) Membantu siswa mengerti ICT.
E. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang
teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. Tidak bisa dipungkiri komputer digunakan diberbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan. Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Kita bisa mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang. Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Alangkah wajar bila sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan lainnya yang berbasis TIK. Dari semua e itu ada yang perlu mendapatkan perhatian serius yaitu eeducation, dimana kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan TIK dalam proses pembelajaran yang tidak hanya mengajak peserta didik untuk mencari informasi, tetapi juga menciptakan informasi. Mampu saling berkomunikasi dengan menggunakan berbagai aplikasi TIK yang membuat dirinya mampu saling berbagi tentang apa yang disukainya dan apa yang dikuasainya. Membuat mereka mampu memanfaatkan TIK dengan baik.
BAB III PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERSTANDAR DAN BERMUTU
A. Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT Di Sekolah Menghadapi
abad
ke-21,
UNESCO
melalui
“The
International
Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu : Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan) Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak
hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri
pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (WebBased Training), dan sebagainya. Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual lab) memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut. Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO, yaitu: Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan; Level 2: Applying – baru mempelajari TIK (learning tom use ICT); Level 3: Integrating – belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to learn); Level 4: Transforming – dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum. Salah satu bentuk produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era
globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
B. Peran Guru Dalam Aplikasi TIK Di Sekolah Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting
lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesarbesarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajarmengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Di samping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya
ke
arah
perkembangan
optimal.
Sebagai
manajer
pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak
hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugastugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalismenya.
C. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif antara lain : 1.
Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran.
2.
Kesesuaian media dengan lingkungan belajar.
3.
Kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran.
4.
Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media.
5.
Kefisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya.
6.
Keamanan bagi pembelajaran.
7.
Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet. Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat keras dan perangkat lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat diperlukan. Hal ini memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang tekoneksi dengan jaringan internet.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Aplikasi dan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran di sekolah. 2. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik. 3. Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan membangun connecting and sharing. 4. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. 5. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu.
B. Saran 1. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. 2. Penguasaan TIK dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan bagi para guru yang selalu menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program, piranti keras dan lunak yang akan dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa. 3. Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK pada pembelajaran di sekolah, kita juga mempunyai tanggungjawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara individual, maupun sosial. 4. Diharapkan guru sebagai pendidik tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, M. A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi & Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press. Junaidi, Modul Pengembangan ICT (Information Communication Technology), (Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia ), Jakarta, 2011. Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta. Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Alfabeta, Bandung, 2009. Sa’ud, Udin Syaefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sumantri dkk. 1994. Kurikulum untuk Abad 21. Jakarta : Grasindo S.P.Hariningsih, Teknologi Informasi, 2005, Penerbit Graha Ilmu. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. http://www.budiyantielizabeth.wordpress.com