PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS EXELEARNING
MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Komputer yang diampu oleh Vanda Hardinata, M.Pd.
Disusun oleh: Apriyani Purwaningsih
(115110700111009)
Jufitasari
(115110700111025)
Rizal Ariffin
(115110700111016)
Wiwik Dwi Rahayu
(115110701111006)
Desy Mayaning Rahayu
(115110701111014)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MEI 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3 A. Bahan Ajar ...................................................................................................................... 3 B. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Media Komputer ................................................. 4 C. ExeLearning .................................................................................................................... 4 D. Prosedur Pengembangan ExeLearning ........................................................................... 5 E. Kelebihan dan Kekurangan ExeLearning ..................................................................... 10 BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12 A. Simpulan ....................................................................................................................... 12 B. Saran ............................................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
i
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang efektif sangat tergantung kepada kemampuan pendidik dalam menyiapkan, menciptakan, dan mengelola situasi atau lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar peserta didik. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami unsur-unsur yang berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, vidio, animasi dan sebagainya yang dapat digunakan untuk belajar. Media ini digunakan untuk mempermudah proses transformasi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari pendidik kepada peserta didik. Seiring dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), media pembelajaran juga berkembang dengan pesat. Hal itu terutama didorong dengan kemajuan yang luar biasa pada perangkat lunak (software). Akibatnya media pembelajaran semakin bervariatif, tidak terkecuali pada mata pelajaran kimia. Untuk itu diperlukan kemampuan pendidik dalam mengembangkan media pembelajaran supaya pembelajaran menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis komputer multimedia. Adapun metode pembelajaran yang menerapkan kemajuan teknologi dan informasi adalah eXeLearning. Menurut Darin E. Hartley seperti dikutip oleh Romi S W (2003), eXeLearning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet. ExeLearning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. ExeLearning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi eXeLearning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola eXeLearning.
1
B. Rumusan Masalah a. Bagaimana bahan ajar yang efektif? b. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar berbasis eXeLearning? c. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dengan menggunakan bahan ajar berbasis eXeLearning?
C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui bahan ajar yang efektif? b. Untuk mengetahui prosedur pengembangan bahan ajar yang berbasis eXeLearning? c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dengan menggunakan bahan ajar berbasis eXeLearning?
2
BAB II PEMBAHASAN A. Bahan Ajar Menurut Iskandar Wassid dan Sunendar (2009: 171), Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Secara lengkap, Direktorat Sekolah Menengah Pertama (Direktorat SMP, 2006:8) menjelaskan langkah-langkah pemilihan bahan ajar, yaitu: 1) identifikasi aspekaspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, 2) identifikasi jenisjenis materi pembelajaran, dan 3) memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prastowo (2011:49) menjelaskan ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan suatu bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, dan mengembangkan bahan ajar berdasarkan struktur dan bentuk materi ajar yang dikembangkan. Direktorat Sekolah Menengah Pertama (2006: 6) menyebutkan tiga prinsip dalam penyusunan bahan ajar, yaitu prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan prinsip kecukupan. 1. Prinsip relevansi Prinsip relevansi atau keterkaitan atau berhubungan erat, maksudnya adalah materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan oleh menghafalkan fakta, materi yang disajikan adalah fakta. Kalau kompetensi dasar meminta kemampuan melakukan sesuatu, materi pelajarannya adalah prosedur atau cara melakukan sesuatu. Begitulah seterusnya. 2. Prinsip konsistensi Prinsip konsistensi adalah ketaatazasan dalam penyusunan bahan ajar. Misalnya kompetensi dasar meminta kemampuan siswa untuk menguasai tiga macam konsep, materi yang disajikan juga tiga macam. Umpamanya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa adalah menyusun paragraf deduktif, materinya sekurang-kurangnya pengertian paragraf deduktif, cara menyusun paragraf deduktif, dan cara merevisi paragraf deduktif. Artinya, apa yang diminta itulah yang diberikan. 3. Prinsip kecukupan Pada prinsip ini artinya materi yang disajikan hendaknya cukup memadai untuk mencapai kompetensi dasar. Materi tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Jika materi terlalu sedikit, kemungkinan siswa tidak akan dapat mencapai kompetensi 3
dasar dengan memanfaatkan materi itu. Kalau materi terlalu banyak akan banyak menyita waktu untuk mempelajarinya. B. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Media Komputer Setelah bahan ajar selesai dibuat dapat ditempatkan pada jaringan intranet maupun online di internet. Hal itu perlu dilakukan supaya peserta didik dapat dengan mudah mengakses bahan ajar yang dibuat oleh guru. Seringkali dalam benak pengembang media pembelajaran, seorang guru misalnya, berpikir bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran yang baik. Untuk media pembelajaran berbasis komputer, William W Lee (2004) menguraikan lima tahap prosedur pengembangan media yang meliputi analysis, design, development, implementation, dan evaluation. 1. Analysis Yang dimaksudkan dengan analisis adalah analisis kebutuhan peserta didik. Analisis tersebut bisa dilakukan dengan cara observasi lapangan atau melalui kajian pustaka. 2. Design Tahap desain mencakup desain pembelajaran (yang mencakup identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan evaluasi, dan sumber bahan) serta desain produk media (struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi). 3. Development Tahap ini adalah tahapan produksi media sesuai dengan desain yang direncanakan. 4. Evaluation Evaluasi terhadap media pembelajaran dilakukan dengan dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli media, untuk mengetahui kualitas media yang telah dihasilkan. Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan ujicoba media oleh para penggunanya. Ujicoba ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan. Dari uraian di atas, maka pemilihan aplikasi eXeLearning sebagai media pembelajaran komputer dikarenakan eXeLearning menyediakan perangkat lunak yang intuitif dan mudah digunakan.
C. ExeLearning
4
The eLearning XHTML editor (eXe) adalah ‘authoring environment ‘ yang didesain untuk membantu guru dan dosen dalam mengembangkan, membangun dan menyebarkan materi pembelajaran berbasis web tanpa harus dipusingkan dengan bahasa program HTML dan kompleksitas dalam mengepak dan menyebarkan aplikasi berbasis web. ExeLearning editor XHTML merupakan media yang memudahkan pengajar dan akademisi dalam mendisain, mengembangkan dan publishing kontent pembelajaran berbasiskan web tanpa diperlukan keahlian dalam penulisan HTML, XML atau program aplikasi pembuatan web. D. Prosedur Pengembangan ExeLearning Prosedur merupakan tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas, yaitu aktivitas yang dilakukan langkah demi langkah secara pasti. Berikut merupakan prosedur pengembangan exe learning sebagai media pembelajaran:
Gambar 1: Tampilan awal aplikasi eXe
Kerangka isi aplikasi ini terdapat dalam bentuk outline (ringkasan) yang merupakan langkah awal dalam merancang media pembelajaran. Aktivitas-aktivitas pada eXe tersebut dapat diisi dengan kreatifitas guru. Pada kerangka isi ini memuat susunan dari bahan ajar yang akan dibuat. Susunan yang baik, harus pada hierarki yang benar supaya peserta didik mudah memahami materi yang dipelajari. 1. Pengenalan Antarmuka -
Menu pada eXeLearning terdiri dari file, tools, style, dan help.
Gambar 2: Tampilan menu pada eXeLearning
5
File
terdiri
dari
pilihan
untuk
membuka
kembali
content
yang
telah
dikerjakan,menyimpan konten, ekspor konten menjadi Web Site atau SCORM package, atau menggabungkan package yang telah ada ke dalam package yang sedang anda kerjakan. Tools menampilkan iDevice editor, atau memilih Bahasa (preferences) yang akan anda gunakan. Styles pilihan style untuk content anda. Help informasi laporan bug/kesalahan atau informasi tentang eXe. -
Pengaturan Outline (Bidang Kerja) terdiri dari : Add Page, Delete, dan Rename
Gambar 3: Tampilan pengaturan outline (bidang kerja)
Add Page digunakan untuk menambahkan halaman baru (topic) pada outline yang sedang dikerjakan. Delete digunakan untuk menghapus halaman baru (topic) pada outline yang sedang dikerjakan. Rename digunakan untuk merubah nama Outline atau topik. 2. iDevices Setelah itu, masing-masing bab bisa diisi dengan rancangan iDevices yang ada. Pengisiannya sesuai dengan kreativitas guru. Seorang guru bisa menyisipkan gambar maupun animasi supaya media pembelajarannya menjadi semakin menarik. iDevices adalah tool/alat yang membantu pengembang untuk membuat dan mengembangkan Konten. Dalam satu project dapatdigunakan beberapa jenis iDevices secara bersamasama. Secara umum ada 3 fungsi umum IDevices: •
Konten internal
•
Konten eksternal
•
Assesmen
6
Gambar 4: Tampilan konten iDevices
-
Activity Suatu activity dapat digambarkan sebagai suatu tugas atau rangkaian tugas yang harus diselesaikan. Menerangkan pernyataan yang jelas dan mempertimbangkan berbagai kondisi yang dapat membantu dalam capaian tugas. Atau secara umum dapat digunakan sebagai media untuk memberikan materi.
Gambar 5: Tampilan activity
-
Case Study Case Study adalah suatu cerita yang menyampaikan suatu pesan bidang pendidikan. Suatu studi kasus dapat digunakan untuk suatu situasi yang realistis memungkinkan pelajar untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Ketika perancangan suatu studi kasus, Anda perlu mempertimbangkan hal berikut: 1) Apa poin-poin pendidikan yang disampaikan cerita. 2) Apa yang dipersiapan pelajar sebelum aktip pada studi kasus 3) Penempatan studi kasus berkait dengan materi keseluruhan. 4) Bagaimana pelajar akan saling berhubungan dengan material dan pelajar lainnya, jika dilakukan dalam situasi kelas dapatkah tim di set untuk bekerjatentang aspek kasus yang berbeda dan jika demikian bagaimana feedback terhadap kelas. 7
Gambar 6: Tampilan case study
-
Close Activity Close Aktivity menerangkan kepada pelajar dengan suatu potongan teks dengan kata-kata atau ungkapan penting yang kurang/hilang. Pelajar mempertunjukkan pengetahuan dan pemahaman konsep dengan mengisi kata-kata atau ungkapan yang kurang/hilang itu. Materi ini bermanfaat untuk menguji keterampilan membaca pengertian dan ketrampilan bahasa.
Gambar 7: Tampilan close activity
-
External Website Eksternal Website, Anda dapat menyertakan suatu eksternal website url ke dalam konten menjadi satu kesatuan di dalam content dan mahasiswa dapat membuka eksternal website tanpa harus membuka window browser baru.
-
Free Text iDevices Free Text digunakan untuk menuliskan teks bebas dalam content bisa berupa instruksi, keterangan umum, atau hal lain tanpa bisa menyisipkan table atau gambar.
8
Gambar 8: Tampilan free text
-
Menyisipkan gambar pada eXeLearning dapat menggunakan Image Galeri memungkinkan anda meng-upload berbagai gambar. Image Magnifier Berfungsi untuk menampilkan gambar dengan fungsi pembesaran gambar.
Gambar 9: Tampilan Image Galery
Program aplikasi eXe juga menyediakan fasilitas untuk pembuatan soal, seperti soal benar-salah, pilihan ganda, isian singkat, quiz, dan sebagainya. -
Multi-choice / Scorm Quiz Penggunaan Multi-choice ini umum digunakan pada konten pembelajaran berbentuk soal pilihan tunggal dengan memilih salah satu jawaban pada option yang paling benar serta masing-masing option memuat feedback atas jawaban/pilihan option yang dipilih. Dan dimungkinkan untuk pemberian petunjuk soal atau Hint.
9
Gambar 10: Tampilan multiple choice
-
Multi-select Penggunaan Multi-select ini umum digunakan pada content pembelajaran berbentuk soal pilihan ganda dengan memilih lebih dari satu jawaban pada option yang benar. Feedback yang dihasilkan tidak atas per masing-masing option tetapi atas seluruh option atau pertanyaan yang diajukan. Untuk option-option yang benar berlaku nilai score benar dari jumlah seluruh option.
Gambar 11: Tampilan multi-select
E. Kelebihan dan Kekurangan ExeLearning 1. Kelebihan ExeLearning Kelebihan eXeLearning Dalam bentuk beragam, eXeLearning menawarkan sejumlah besar keuntungan yang tidak ternilai untuk pengajar dan pelajar. Pengalaman pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan.
Mengurangi
biaya:
lembaga
penyelenggara
eXeLearning
dapat
mengurangi bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan
10
biaya pembangunan sebuah kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke sekolah. Mudah dicapai: pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi eXeLearning di manapun juga selama mereka terhubung ke internet. eXeLearning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Kemampuan bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing- masing di dalam proses belajar mengajar. Adapun kelebihan eXeLearning lainnya, yaitu: 1) Mudah digunakan walaupun tidak mengetahui bahasa pemrograman HTML. 2) WYSIWYG (What You See Is What You Get) sehingga memudahkan dalam perancangan karena apa yang terlihat dilayar akan sama dengan hasil akhir bila dijalankan (dipublikasikan). 3) Gratis (free) dan merupakan open source. 4) Standar eXeLearning (SCORM). 5) Dapat digunakan pada sistem operasi Windows maupun Linux.
2. Kekurangan ExeLearning Menurut Bullen (2001) dan Beam (1997), paling tidak ada 8 kekurangan dalam pembelajaran berbasis elektronik dan networking, yaitu: 1) Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. 2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis (komersial). 3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 4) Berubahnya peran dosen atau guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan TIK. 5) Mahasiswa atau siswa tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan cenderung gagal. 6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. 7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet. 8) Kurangnya penguasaan bahasa komputer. 11
BAB III PENUTUP A. Simpulan ExeLearning didesain untuk membantu guru dan dosen dalam mengembangkan, membangun dan menyebarkan materi pembelajaran berbasis web tanpa harus dipusingkan dengan bahasa program HTML dan kompleksitas dalam mengepak dan menyebarkan aplikasi berbasis web. Oleh karena itu, penggunaan eXeLearning sebagai media bahan ajar dalam proses pembelajaran dikarenakan menyediakan perangkat lunak yang intuitif dan mudah digunakan. B. Saran Bagi pemakalah selanjutnya yang mengangkat mengenai prosedur pengembangan bahan ajar berbasis eXeLearning diharapkan menggunakan referensi yang terpercaya, lengkap, dan lebih aktual.
12
DAFTAR PUSTAKA Niswa, A. _______. Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video Interaktif Bermedia Flash Kelas VIId Smp Negeri 1 Kedamean, online, (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada 28 Mei 2013. _______. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Komputer, online, (http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/), diakses pada 28 Mei 2013. Sunaryo Soenarto. (2009). Multimedia Interaktif dan Implementasinya. Makalah Pelatihan Multimedia Pembelajaran di P3AI UNY. Taufik.
2012. Kelemahan dan Kelebihan e-Learning, online (http://www.taufiq.net/2012/01/kelemahan-e-learning.html Kelemahan E-Learning), diakses pada 28 Mei 2013.
13