PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SULAWESI SELATAN
LOCAL GOVERMENT EXPENDITURE, INVESMENT AND WORKER ON ECONOMIC GROWTH SOUTH SULAWESI PROVINCE
Juardi1, Abdul Hamid Paddu2, Yusri Zamhuri2
1
Ekonomi Sumberdaya, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Juardi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Hp : 085347643071 Email :
[email protected]
ABSTRAK Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dari kegiatan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengeluaran Pemerintah daerah, Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengunakan data sekunder . Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Liniear berganda Melalui SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Pengeluaran Pemerintah daerah memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. (2) Investasi memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. (3) Tenaga kerja memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Kata kunci: Pengeluaran Pemerintah Daerah, Belanja Modal , Investasi, Tenaga Kerja, Pertumbuhan Ekonomi.
ABSTRACT One important measure in determining the success of economic development is economic growth is closely related to the increased production of goods and services of economic activities. This study aims to find out the influence of local government expenditure, investment, and worker on economic growth in South Sulawesi Province. The Research used secondary data. The analysis model was the multiple liear regression with SPSS. The result reveal that : (1) local government expenditure (capital expenditure) has a negative and significant relationship with economic growth in South Sulawesi Province; (2) Investment has a positive and significant relationship with economic growth; (3) worker have positive and insignificant relationship with economic growth in South Sulawesi Province. Keywords: Local Government Expenditures, Capital Expenditures, Investment, Employment, Economic Growth.
PENDAHULUAN Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan faktor-faktor produksi yang merangsang perkembangan ekonomi suatu Negara/daerah dalam skala besar yang dapat diukur dari perkembangan Pendapatan Rill yang dicapai Negara/daerah. Kondisi perekonomian suatu daerah atau wilayah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya alam yang dimiliki dan kemampuan daerah itu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di kawasan Timur Indonesia. Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung secara menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian masyarakat merupakan agregat pembangunan dari 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Dalam kurun waktu tahun 2003-2013 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi selatan mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,88 persen, dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar
0,20 persen. Meskipun
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan masih berfluktuatif selama periode tersebut. Berfluktuasinya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan selama periode penelitian, merupakan hasil dari interaksi variabel-variabel ekonomi yang dipandang berpengaruh positif terhadap output perekonomian daerah. Menurut Todaro (2000), ada tiga faktor atau komponen utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, ketiganya adalah akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Akumulasi modal (capital accumulation) meliputi semua jenis investasi baru baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang ditanamkan dengan bentuk tanah, peralatan fisik, dan modal sumber daya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan peranan yang positif dari modal publik terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil Penelitian Aschauer Tahun 1990 yang dikemukakan oleh Yusuf ( 2003), bahwa tolak ukur pertumbuhan ekonomi regional tidak lepas dari peran Pengeluaran pemerintah disektor layanan publik dan Pengeluaran pemerintah diukur dari total belanja rutin dan belanja pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran daerah. Semakin besar pengeluaran pemerintah daerah yang produktif, maka memperbesar tingkat perekonomian suatu daerah. Dari alokasi anggaran pemerintah daerah yang selama
ini mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi merupakan akumulasi pengeluaran pemerintah khususnya belanja modal yang merupakan bagian dari Belanja Langsung pemerintah daerah bersumber dari Belanja Modal pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, namun yang akan bibahas dalam penelitian ini adalah Belanja Modal yang bersumber dari pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Selain pengeluaran pemerintah, variabel lain yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah investasi swasta yang secara akumulatif memiliki nilai investasi dan output produksi yang lebih besar dan selanjutnya dapat mendorong meningkatnya pendapatan masyarakat. Dalam konteks pembangunan ekonomi, investasi merupakan unsur yang dapat mengubah sumber daya manusia menjadi kekuatan ekonomi nyata. Melalui kegiatan investasi akan dihasilkan barang dan jasa untuk memperluas kesempatan berusaha yang pada akhirnya akan menghasilkan dan meningkatkan pendapatan. Dengan meningkatnya investasi
maka dapat
meningkatkan kapasitas
produksi dan nilai tambah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap investasi salah satunya tergantung dari kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian luas. Selain investasi, maka perkembangan tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. kesempatan kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya. Menurut Todaro (2004), dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan kesempatan kerja. Berdasarkan uraian dari masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengatahui pengaruh pengeluaran pemerintah daerah, investasi, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan SeptemberNovember 2014 dengan mengambil data runtun waktu 2003-2013 di Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan data pengeluaran pemerintah daerah, investasi dan tenaga kerja provinsi sulawesi selatan. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pengeluaran pemerintah daerah, investasi dan tenaga kerja
terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian melalui beberapa buku bacaan, literatur atau keteranganketerangan ilmiah untuk memperoleh teori yang melandasi dalam menganalisa data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Pencarian data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan cara pencatatan laporan data yang telah dipublikasikan dan studi pustaka. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil ( Method of Ordinary Least Square ) OLS melalui bantuan program komputer SPSS 20.0. Adapun model persamaan regresi yang dimodifikasi dari model yang dikembangkan oleh Alexiou (2009), dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut : Y = f (K, L)
(1)
Persamaan (1) dimana K menunjukkan stok modal fisik dalam negeri dan L adalah tenaga kerja, berdasarkan pernyataan Feder (1982), Ram (1986), dan Grossman (1988), bahwa K bisa dimasukkan menjadi (G) pengeluaran pemerintah untuk pembentukan modal dapat dimasukkan sebagai variabel independen yang perubahannya pada persamaan dibawah ini : Y = f (G, I, L)
(2)
Pembentukan modal dapat dibagi menjadi 2 kompenen yaitu dalam dan luar negeri yang
mencerminkan
penerimaan
untuk
pembangunan.
Selanjutnya
Pengeluaran
Pemerintah(G)/Belanja Modal (GM) digunakan indikator Belanja Modal/Total Penerimaan (∂GM//∂TP) dan Investasi digunakan Indikator Suku bunga I = f (r), maka persamaannya adalah
dY/Y = (∂Y/(∂GM/∂TP)) d/(∂GM/∂TP)/Y + (∂Y/∂r) dr/Y+ (∂Y/∂L) dL/Y y = β0 + β1 GM/TP + β2 r + β3 L + ~ iid
(3) (4)
(0, σ2 i )
Dimana: Y
: Pertumbuhan ekonomi
GM/TP
: Pengeluaran Pemerintah/Belanja Modal digunakan Indikator Belanja Modal/Total Penerimaan (∂GM/∂TP)
r
: Investasi (PMDN dan PMA) digunakan indikator suku bunga I = f (r)
L
:
β0
: Konstanta
e
: Error Term
Tenaga Kerja
HASIL Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan hasil estimasi data diperoleh bahwa Pengeluaran Pemerintah daerah (GM/TP) berpengaruh negatif dan siqnifikan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada
tingkat signifikansi 5 persen, sebesar 0,041, dengan standar koefisien sebesar -0,236 yang berarti bahwa peningkatan 1 persen Pengeluaran Pemerintah daerah akan mengakibatkan penurunan Pertumbuhan ekonomi sebesar 0,236 persen. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Investasi (r) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan taraf signifikan 5 persen sebesar 0,028, dengan standar koefesien sebesar 0,399 Hal ini berarti bahwa
peningkatan 1 persen Investasi akan mengakibatkan pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,399 persen. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Hasil estimasi yang diperoleh bahwa tenaga kerja (L) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5 persen sebesar 0,049 dengan standar koefesien sebesar 0, 049.
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah daerah dalam hal ini yang dimaksud adalah Belanja Modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan karena porsi belanja modal pemerintah daerah yang tidak terlalu besar dengan rata-rata 13,09 persen tiap tahunnya selama periode penelitian dari total pengeluaran pemerintah daerah, dimana sebagian besar pengeluaran pemerintah daerah dialokasikan untuk belanja pagawai, selain itu data alokasi belanja modal selama periode penelitian lebih banyak dialokasikan untuk jalan, irigasi dan jaringan dengan rata-rata sebesar 67,99 persen yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya sebesar 2,06 persen, selebihnya dialokasikan untuk belanja modal yang terkait dengan urusan pemerintahan seperti peralatan dan mesin, gedung, tanah dan bangunan serta aset tetap lainnya yang terus mengalami penuruan tiap tahunnya, realisasi pengeluaran pemerintah daerah yang dianggarkan selama ini diharapkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan, akan tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan produksi, melaikan menunjang kegiatan pemerintahan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan, jika hal tidak seceptnya diperbaiki oleh pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan dalam pengalokasian anggaran yang tepat sasaran, maka akan memberikan dampak yang lebih negatif terhadap perekonomian daerah. Disisi lain pengalokasian anggaran khususnya belanja modal yang selama ini dilangggarkan, berfluktuatif tiap tahunnya selama periode penelitian dan tidak menunjukkan tred yang positif dari tahun ke tahun, apalagi alokasi anggaran belanja modal yang direalisasikan berdasar pada besarnya penerimaan daerah tiap tahunnya, sehingga jika hal ini tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah, maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,236 persen untuk sebelas tahun kedepan. Hasil peneltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afrizal (2013), yang menyatakan bahwa Belanja Pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB di Sulawesi Selatan. Peranan
anggaran pemerintah daerah khususnya belanja
modal bagi perekonomian daerah Provinsi Sulawesi Selatan belum mempunyai peran yang besar, selama periode pengamatan, namun belum sepenuhnya dapat bersentuhan angsung dengan aktivitas perekonomian dalam pembentukan modal dan peningkatan produksi, olehnya itu alokasi pengeluaran pemerintah daerah disisi lain untuk menunjang pembangunan daerah, terutama infrastruktur, dan peningkatan pelayanan mutu, tentunya alokasi pengeluaran pemerintah daerah harus memberikan perhatian terhadap berbagai aktivitas perekonomian yang bersentuhan langsung dengan berbagai unit produksi barang dan jasa yang nantinya dapat menstimulus perekonomian daerah. Selain itu pengalokasian anggaran harus memperhatikan azas kemanfaatan dan hanya untuk jangka pendek, akan
tetapi untuk perencanaan jangka panajng, padahal pengeluaran pemerintah daerah berhubungan dengan perencanaan untuk jangka panjang, disatu sisi hal yang perlu diperhatikan adalah faktor non ekonomi yang menyebabkan alokasi anggaran tidak tepat sasaran yang syarat dengan kepentingan. Pada dasarnya dana-dana pembangunan yang dianggarkan dan direalisasikan diarahkan untuk meningkatkan produktifitas perekonomian daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, yang berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, tidak hanya berfokus pada tahun tertentu, terutama untuk pemeliharaan aset tetap yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran, sehingga pembangunan sarana dan prasarana berupa infrastruktur sepenuhnya dapat meningkatkan pelayanan publik serta dapat meningkatkan arus barang dan jasa yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan laju pembangunan daerah. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Investasi di Provinsi Sulawesi Selatan mampu memberikan paranan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, hal ini tidak lepas dari kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, utamanya sektor industri dengan rata-rata kontribusi sebesar 24,29 persen, sektor listrik, gas dan air sebesar 24,49 persen, sektor jasa sebesar 16,59 persen, dan sektor pertambangan dan galian sebesar 14,32 persen. Selama periode penelitian kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,399 persen, jadi jika hal ini dapat dipertahankan maka sebelas tahun kedepan, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,399 persen dari investasi. Temuan penelitian ini konsisten dengan Hasil penelitian penelitian yang dilakukan oleh Anwar
(2011), bahwa Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Basuki & Sulistyo (1997), dan Alkadri (1999), yang menyatakan bahwa penanaman modal berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya tingkat investasi di Provinsi sulawesi selatan tidak lepas juga dari faktor penentu investasi yaitu suku bunga, hal ini yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam menentukan besarnya suku bunga tiap tahunnya, selama periode penelitian suku bunga mengalami penurunan sebesar 3,46 persen atau sebesar 0,31 persen tiap tahunnya, jadi meningkatnya investasi di Provinsi Sulawesi Selatan tidak lepas dari turunnya suku bunga, dan apabila suku bunga mengalami kenaikan, maka akan menurunkan tingkat investasi di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengoptimalkan
peningkatan Investasi selain memperhatikan tingkat suku bunga juga dengan memberikan iklim investasi yang lebih kondusif. Beberapa diantaranya dengan melakukan kemudahan dalam perijinan, pelayanan publik, dan kepastian hukum sebagai instrument dalam menarik investor untuk menanamkam modalnya. Disisi lain hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor non ekonomi yang seringkali dianggap sebagai penghambat investasi yaitu terkait dengan kestabilan politik, penegak hukum yang masih lemah, khususnya ketegasan aparat dalam menindak kejahatan ekonomi seperti korupsi dan illegal logging, belum lagi masalah pertanahan untuk lahan usaha, tingkat kriminalitas dalam masyarakat, demonstrasi perburuan dan mahasiswa yang cukup mengganggu iklim investasi, olehnya itu komitmen pemerintah harus mempu memenuhi harapan para pengusaha, sehingga pada akhirnya dapat menarik investor untuk menanamkam modalnya. Tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dapat terjadi karena selama periode penelitian tenaga kerja hanya bertambah sebesar 571.579 orang dengan rata-rata 51.961 orang tiap tahunnya atau sebesar 1,96 persen, bertambahnya tenaga kerja tiap tahunnya masih didominasi dari sektor pertanian dengan rata-rata kontribusi sebesar 50,29 persen selama periode penelitian, meskipunv mengalami penurunan sebesar 1,29 persen tiap tahunnya ke sektor yang lain, dimana tenaga kerja di sektor industri meningkat 0,62 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat 0,26 persen serta sektor jasa meningkat 0,59 persen tiap tahunnya . Selain itu tenaga kerja masih didominasi oleh pendidikan yang rendah setingkat sekolah dasar dengan rata-rata kontribusi sebesar 50,29 persen, meskipun mengalami penurunan tiap tahunnya sebesar 1,76 persen. Dari hasil penelitian kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,049 persen selama periode penelitian, jadi untuk sebelas tahun kedepan kontribusi tenaga kerja hanya bertambah sebesar 0,049 persen, dengan asumsi bahwa kontribusi tenaga kerja masing-masing sektor sama, hal ini memungkinkan untuk bertambah apabila ada tambahan jumlah tenaga kerja tiap tahunnya yang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan tenaga kerja disektor pertanian bergeser ke sektor yang lain. Hasil peneltian ini sejalan dengan hasil penelitian Yunarko (2007), bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pengaruh tenaga kerja yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi salah satu penyebabnya adalah kualitas dari tenaga kerja yang dimiliki, meskipun jumlah tenaga kerja berlimpah namun dari segi kualitas tidak memadai, maka akan berdampak pada berkurangnya kualitas dan
kuantitas barang dan jasa. Tenaga kerja tidak saja penting dari segi kuantitas akan tetapi dari segi kualitasnya juga lebih penting. Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan pendidikan formal maupun pendidikan non formal, yang dapat diselanggarakan oleh pemerintah dan swasta.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan permasalahan, tujuan dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah daerah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disarankan pengeluaran pemerintah daerah khususnya belanja modal dalam pengalokasiannya perlu ditingkatkan dan harus tepat sasaran yang bersentuhan langsung dengan aktifitas perekonomian, selanjutnya untuk investasi pemerintah daerah perlu memberikan perhatian yang serius kepada pelaku bisnis dengan memperbaiki iklim investasi yang kondusif dan memberikan kemudahan dalam pelayanan. Tenaga kerja pemerintah daerah diharapkan mampu untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja terhadap sektor-sektor ekonomi serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang terlibat langsung dalam aktifitas perekonomian dengan membukan lapangan pekerjaan dan memberikan pendidikan bagi tenaga kerja baik formal maupun non formal untuk peningkatan kualitas tenaga kerja. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan terkait variabel penelitian serta memasukkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga hasil yang didapat lebih komperhensif.
DAFTAR PUSTAKA Afrizal Fitriah. ( 2013). Analisis Pengaruh Investasi PMDN, PMA, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan”, Hasil Penelitian Ilmu ekonomi. Publikasi Online 2013. Anwar Khairil. (2011). Analisis determinan pertumbuhan ekonomi dan Kebutuhan Investasi di kabupaten maros. Jurnal ekonomi perencanaan pembangunan. PPS Unhas. Alexiou Constantinous. (2009). Goverment Spending and Economic Growth : Economic Evidence from the South Eastern Europe. Jurnal of Economic and Social Research 2009.
Alkadri. (1999). Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal Pusat Studi Indonesia, Universitas Terbuka. Basuki & Sulistyo (1997). Kajian Mengenai Pengaruh Penanaman Modal Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan Domestik Indonesia Tahun 1969-1994. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.12,2,50-65, Universitas Gajah Mada, 1997. Feder G. (1982). On Exports and Economic Growth.” Journal of Development Economics 12: 59-73. Grossman P. (1988). Growth in Government and Economic Growth: the Australian Experience. Australian Economics Papers 27: 33-45. Ram R. (1986). Government Size and Economic Growth: A New Framework and Some Evidence from Cross-Section and Time-Series Data. The American Economic Review 76(1): 191-203. Todaro Michael P. (2000). Economic Development, Seventh Edition, New York University Todaro Michael P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga. Yunarko Arif. (2007). Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Pendapatan Asli Daerah Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang (tidak dipublikasikan). Yusuf. (2003). Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia 1984-2000. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.02, Universitas Gajah Mada, 2005