PENGARUH INVESTASI, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS
Subianto, S.E., M.Si. Dosen UNMURA Lubuklinggau E-mail :
[email protected] Info Artikel :
ABSTRACT
Diterima 12 September 2016 Direview 20 September 2016 Disetujui 15 Oktober 2016
Purpose - The purpose of this research was to analyze the Influence between economic growth in MusiRawas with the Investment, Government Expenditure and Employment Musi Rawas. Design/methodology - The data used in this research is secondary data in the form of time series data from 1994 till 2013. The analytical tool used to determine the effect of independent variables with dependent variable is by using multiple regression analysis. Findings – The author finds that the independent variables were used as models in this study could explain the dependent variable and the remaining 59,07% is explained by other variables that are not included in this study. Based on the results of F-test that overall the independent variable (Investment, Government Expenditure and Employment) provides a significant influence on the dependent variable (Growth). While partially based regression test revealed that only Labour that do not significantly affect economic growth, while investment and government spending affect the economic growth
Keywords :
Economic Growth Realization Government Expenditure Employment PENDAHULUAN
periode lainnya kemampuan suatu Pertumbuhan merupakan
ekonomi
tolok
ukur
yang
keadaan
perekonomian suatu negara dalam jangka
panjang.
ekonomi
mengukur
Pertumbuhan prestasi
dari
negara untuk menghasilkan barang dan
jasa
akan
meningkat
yang
disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
perkembangan suatu perekonomian dari
suatu
berikutnya.
periode Dari
satu
ke
periode
periode
ke
Pembangunan bagian
integral
daerah
yaitu
dari pembangunan
Subianto nasional
yang
67
dilaksanakan
Sumatera Selatan, maka pertumbuhan
berdasarkan prinsip otonomi daerah
ekonomi Kabupaten Musi Rawas juga
dan pengaturan sumberdaya nasional
berpengaruh terhadap pertumbuhan
yang memberikan kesempatan bagi
ekonomi Provinsi Sumatera Selatan.
peningkatan demokrasi dan kinerja daerah
untuk
kesejahteraan
Dilihat dari Nilai Produk Domestik
meningkatkan
masyarakat
menuju
masyarakat madani yang bebas kolusi,
Regional
Bruto
(PDRB)
Propinsi
Sumatera Selatan pada periode studi mengalami fluktuasi dan berada di
korupsi dan nepotisme.
bawah pertumbuhan ekonomi nasional Sebagai salah satu kabupaten yang
berada
di
wilayah
dan
Provinsi
lain
di
Sumatera.
Provinsi
Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDRB Sumatera Selatan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013 (dalam persen) Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas
4,09 1,53 3,42 5,24 6,14 7,06 13,92
3,11 1,62 2,07 5,09 7,34 3,13 13,76
4,66 2,79 4,57 6,31 8,75 6,93 12,71
5,27 2,59 5,80 8,06 12,87 7,96 12,53
5,34 0,42 5,95 8,48 8,93 9,47 11,19
4,81 1,45 6,66 7,49 9,49 8,28 8,45
8,63
6,85
7,39
8,30
9,01
8,58
11,35 5,10 6,34
9,36 4,10 5,05
7,29 5,63 6,99
7,35 6,50 8,09
7,60 6,01 7,94
7,17 5,98 7,34
Sumber : Sumatera Selatan Dalam Angka 2014
Pembangunan
Kabupaten
Kabupaten Musi Rawas yang tidak
Musi Rawas yang berlangsung secara
terlepas dari usaha keras bersama-
menyeluruh dan berkesinambungan
sama
telah
masyarakat.
meningkatkan
masyarakat.
di
perekonomian
Pencapaian
hasil-hasil
berbagai
antara
pemerintah
Namun kendala
di
sisi
dan lain dalam
pembangunan yang sangat dirasakan
memaksimalkan potensi sumber daya
masyarakat
agregat
manusia dan sumber modal masih
pembangunan dari 10 Kecamatan di
dihadapi oleh penentu kebijakan di
merupakan
Subianto tingkat
kabupaten
kecamatan.
maupun
Berikut
di
distribusi
68
persentase PDRB di Kabupaten Musi Rawas.
Tabel 2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2013 (tanpa migas) Tahun
Lapangan Usaha/ Sectors 2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertanian
56,13
54,59
55,27
55,15
53,57
54,63
Pertambangan dan Penggalian
4,29
4,60
4,68
4,95
5,25
3,42
Industri Pengolahan
13,20
13,07
12,67
12,32
12,32
14,2
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,11
0,11
0,11
0,11
0,11
0,10
Bangunan
6,78
7,00
6,71
6,88
7,28
6,97
Perdaganggan, Hotel dan Restoran
7,06
7,18
7,14
7,16
7,31
6,66
Pengangkutan dan Komunikasi
0,74
0,71
0,72
0,73
0,77
0,80
2,47
2,49
2,37
2,34
2,36
2,23
Jasa-jasa
9,21
10,24
10,33
10,36
11,04
11
PDRB Tanpa Migas
100
100
100
100
100
100
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Dari paparan di atas penulis
Nations
tahun
1776
merasa tertarik untuk mengkaji sejauh
ekonomi
mana pengaruh investasi, pengeluaran
faktor, yaitu: jumlah penduduk, jumlah
pemerintah dan tenaga kerja terhadap
stok barang-barang modal, luas tanah
pertumbuhan
dan
ekonomi
Kabupaten
Musi Rawas pada tahun 2004-2013.
dipengaruhi
pertumbuhan
kekayaan
oleh
alam,
dan
empat
tingkat
teknologi yang digunakan. Unsur pokok dari sistem produksi
Pertumbuhan Ekonomi
suatu negara ada tiga :
Menurut ekonom Klasik, Adam Smith
yang
mengemukakan
teori
1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar
pertumbuhan ekonomi dalam sebuah
dari
kegiatan
buku yang berjudul An Inquiry Into the
masyarakat dimana jumlah sumber
Nature and Causes of the Wealth of
daya
alam
produksi
yang
suatu
tersedia
Subianto
69
mempunyai batas maksimum bagi
dapat mencapai pertumbuhan yang
pertumbuhan suatu perekonomian.
teguh (steady growth) dalam jangka
2. Sumber
daya
insani
(jumlah
panjang. Asumsi yang digunakan oleh
penduduk) merupakan peran pasif
Harrod–Domar
dalam proses pertumbuhan output,
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
maksudnya jumlah penduduk akan
beberapa hal-hal berikut :
menyesuaikan dengan kebutuhan
a. Tahap awal perekonomian telah
akan tenaga kerja. 3. Stok
modal
dalam
teori
mencapai tingkat full employment.
merupakan
unsur
b. Perekonomian terdiri atas sektor
produksi yang sangat menentukan
rumah
tangga
(konsumen)
tingkat pertumbuhan output.
sektor perusahaan (produsen).
dan
David Ricardo mengemukakan
c. Fungsi tabungan dimulai dari titik
pertumbuhan ekonomi dalam
nol, sehingga besarnya tabungan
teori
sebuah
buku
yang
berjudul
The
Principles of Political Economy and Taxation.
Menurut
David
proporsional dengan pendapatan. d. Hasrat
menabung
(Marginal
Ricardo,
Propencity to Save) besarnya tetap.
pertumbuhan ekonomi suatu negara
Sehingga menurut Harrod – Domar
ditentukan
pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi yang teguh
bertambahnya
akan mencapai kapasitas penuh
oleh
penduduk,
di
mana
penduduk akan menambah tenaga
(full
capacity)
kerja dan membutuhkan tanah atau
panjang.
dalam
jangka
alam. Laju
pertumbuhan
ekonomi
Pendekatan
yang
untuk
sektor-sektor
menggunakan
endogen dari pertumbuhan ekonomi
faktor-faktor produksinya. Produktivitas
regional adalah melalui penggunaan
dapat ditingkatkan melalui berbagai
model ekonomi makro.
sarana
pendidikan,
pelatihan
dan
Analisis teori pertumbuhan ekonomi Teori
menjelaskan
Harrod
tentang
– syarat
penentu
Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory) ini dipelopori oleh
manajemen yang lebih baik.
menurut
faktor
baru
sangat dipengaruhi oleh produktivitas dalam
menjelaskan
lebih
Domar, yang
harus dipenuhi supaya perekonomian
Paul M. Romer dan Robert Lucas sebagai
kritikan
terhadap
teori
pertumbuhan neoklasik solow yang dianggap
tidak
bisa
menjelaskan
Subianto dengan baik tentang pertumbuhan
untuk
ekonomi dalam jangka panjang.
pengetahuan.
Teori ini memberikan kerangka teoritis
untuk
menganalisis
berinvestasi
Pertumbuhan
daerah
Pertumbuhan
mengelola
merupakan
dalam
ekonomi
daerah
merupakan suatu proses pemerintah
pertumbuhan yang bersifat endogen, ekonomi
70
dan
masyarakatnya
sumberdaya
dalam
yang
ada
hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori
untuk menciptakan lapangan kerja
ini menganggap bahwa pertumbuhan
baru dan merangsang pekembangan
ekonomi lebih ditentukan oleh sistem
kegiatan
produksi, bukan berasal dari luar
tersebut (Arsyad, 2004).
sistem.
Kemajuan
merupakan
hal
teknologi
yang
endogen,
ekonomi
Skema pertumbuhan
dalam
wilayah
hubungan
antara
ekonomi
dengan
pertumbuhan merupakan bagian dari
variabel-variabel
keputusan
mempengaruhinya dapat digambarkan
pelaku-pelaku
ekonomi
yang
sebagai berikut :
Investasi (INV)
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas (Y)
Pengeluaran Pemerintah (GOEXP)
Tenaga Kerja (TK)
Gambar 1. Skema Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan VariabelVariabel yang Mempengaruhinya
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan
bahwa
Kabupaten
Musi
Rawas
merupakan salah satu kabupaten di
di Kabupaten Musi Rawas Provinsi
Provinsi
Sumatera Selatan. Penentuan lokasi
kegiatan ekonominya cukup pesat.
dilakukan
Pengumpulan
dengan
pertimbangan
Sumatera
data
Selatan
yang
dilaksanakan
Subianto
71
pada bulan Mei sampai Agustus
kesalahan setiap observasi terhadap
2015.
garis tersebut (Ghozali, 2005).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
HASIL DAN PEMBAHASAN
runtun waktu (time series) dari tahun
Deskripsi
menyeluruh
dan
1994 hingga tahun 2013. Data yang
hasil penelitian ini akan diuraikan
digunakan
setelah
dalam
penelitian
ini
terlebih
dahulu
dilakukan
berupa data sekunder yang diperoleh
analisis dan interpretasi data. Analisis
dari
dilakukan
Badan
Perencanaan
dengan
menggunakan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
program komputer Eviews ver. 7.
dan Dinas Pendapatan Penggelolaan
Pengujian
Kekayaan
pengaruh
dan
Aset
Daerah
untuk
mengetahui
Investasi
(INV),
(DPPKAD) Kabupaten Musi Rawas
Pengeluaran Pemerintah (GOEXP)
serta sumber lain yang terkait dengan
dan Tenaga Kerja (TK) terhadap
penelitian ini.
pertumbuhan
Teknik analisis yang digunakan untuk
menjawab
permasalahan/
hipotesis dalam penelitian ini adalah
Musi
ekonomi
Rawas
Kabupaten
dilakukan
dengan
analisis regresi biasa. Pengujian
Multikolinearitas
analisis deskriptif dan analisis regresi
penelitian bertujuan untuk menguji
linier berganda. Alat analisis yang
apakah
dipakai untuk mengetahui pengaruh
ditemukan
variabel
(INV),
variabel independen. Model regresi
pemerintah
yang baik seharusnya tidak terjadi
(GOEXP) dan tenaga kerja (TK)
korelasi antar variabel independen.
terhadap
ekonomi
Model regresi yang baik seharusnya
menggunakan
tidak terjadi korelasi antara variable
analisis regresi berganda. Teknik
independen. Untuk melihat ada atau
estimasi variabel
tidak nya korelasi antar variabel
realisasi
realisasi
investasi
pengeluaran
pertumbuhan
adalah
dengan
digunakan
adalah
dependen
yang
OrdinaryLeast
pada
independen
adanya
model korelasi
dilakukan
covariance
analisys.
garis
jalan
dikatakan tidak memiliki kolinieritas
meminimalkan jumlah dari kuadrat
apabila nilai korelasinya kurang dari
dengan
buah
antar
Square (OLS) yaitu mengestimasi regresi
Dua
regresi
variabel
0,8. Terlihat nilai hasil pengolahan
Subianto
72
yang
lain.
data yang telah dilakukan bahwa nilai
pengamatan,atau
korelasi dari ketiga variabel yang ada
Bilavariansdari residual dari suatu
dalam model adalah kurang dari 0,8
pengamatan
ke
sehingga model ini memenuhi asumsi
tetap
makad
non multikolinieritas (Gujarati, 2013).
Homoskedastisitas, sedangkan jika
Uji bertujuan dalam
Heteroskedastisitas untuk model
menguji
apakah
regresi
terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan
pengamatan
lain
isebut
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi
yang
baik
terdapat
tidak
masalah
heteroskedastisitas.
ke
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Eviews
Untuk melihat ada tidaknya
dalam model regresi tidak tedapat
masalah heteroskedastisitas dapat
gejala heteroskedastisitas. Karena p
dideteksi dengan dengan uji white
value -obs*-square = 0.1905 > 0,05,
heteroscedasticity. Jika p-value obs*-
dapat diyakini bahwa didalam model
square < α, maka dapat diyakini
regresi yang akan di teliti tidak
bahwa dalam model regresi terjadi
terdapat gejala heteroskedastisitas.
gejala
Kesimpulannya
heteroskedastisitas.
Sebaliknya jika p-value obs*-square
tingkat
> α, maka dapat dipastikan bahwa
dikatakan
adalah
keyakinan bahwa
95%, tidak
dengan dapat terdapat
Subianto heteroskedastisitas
dalam
model
regresi.
adanya autokorelasi dalam model regresi.
Uji
autokorelasi
73
Untuk
mendeteksi
ada
digunakan
tidaknya autokorelasi dilakukan uji
untuk mengetahui ada atau tidaknya
Breush-Godfrey Serial Correltion LM
penyimpangan
Test. Jika p-value obs*-square < α,
autokorelasi
asumsi yaitu
korelasi
klasik yang
maka
dalam
model
regresi
ada
terjadi antara residual pada satu
korelasi serial. Namun jika p-value
pengamatan
pengamatan
obs*-square > α, maka dalam model
lain pada model regresi. Prasyarat
regresi tidak ada gejala autokorelasi.
dengan
yang harus terpenuhi adalah tidak
Gambar 3. Hasil Uji Autokorelasi dengan Eviews
Karena p value -obs*-square =
0.1631
dipastikan regresi
>
0,05,
bahwa
yang
akan
maka dalam diteliti
terdapat autokorelasi.Kesimpulannya
dapat
dikatakan
bahwa
tidak
terdapat
autokorelasi dalam model regres.
model
Uji normalitas untuk menguji
tidak
apakah dalam sebuah model regresi,
gejala adalah
dengan tingkat keyakinan 95%, dapat
variabel independen,
dependent, atau
variable keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
Subianto memiliki
distribusi
normal
atau
mendekati normal. Untuk mendeteksi
74
dapat dilihat dari Histogram Normality Test
model regresi normal atau tidak,
Gambar 4. Hasil Uji Normalitas dengan Eviews
Berdasarkan
hasil
Histogram
backward, dimana pada metode ini
Normality Test diatas, maka diperoleh
pada
nilai p-value = 0,641996 > 0,05,
variabel independen diikutsertakan
artinya bahwa model regresi yang
dalam
akan
disingkirkan/remove
diteliti
telah
terdistribusi
normal.Kesimpulannya
adalah
apabila
pengujian
awalnya,
pengujian
tidak
semua
kemudian satu
baru
persatu
memenuhi
nilai
dengan tingkat keyakinan 95%, dapat
signifikansi t dibawah 0,05. Pada
dikatakan
tabel output yang dihasilkan akan
bahwa
error
term
terdistribusi normal. Berdasarkan diajukan
ada
eksplanatori Pertumbuhan
3 yang
diperlihatkan hipotesis
proses/tahapan
saat
yang
variabel tersebut disingkirkan, setiap
variabel
baris akan dilengkapi dengan angka
mempengaruhi
yang menunjukkan tahapan/proses
(tiga)
(variabel
yang dilakukan. Pada pembahasan
dependent) yaitu : Investasi (INV),
bab ini, hanya akan dibahas pada
Pengeluaran Pemerintah (GOEXP)
baris terakhir/proses terakhir pada
dan Tenaga Kerja (TK). Pada analisis
setiap tabel, hal ini dimaksudkan
regresi
karena pada setiap baris terakhir
ini
Ekonomi
digunakan
metode
Subianto adalah hasil pengujian terakhir yang
75
nilai signifikasi t dibawah 0,05.
merupakan variabel yang memiliki
Gambar 5. Hasil Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengolahan
parsial dengan nilai t kritis (critical
data diatas terlihat bahwa nilai R2
value) pada df = (n-k), dimana n
(Koefisien
sebesar
adalah jumlah sampel dan k adalah
0.590693 artinya variabel independen
jumlah variabel independen termasuk
dapat
konstanta. Untuk menguji koefisian
determinasi)
menjelaskan
dependen
sebesar
variabel 59,07
%
regresi parsial secara individu dari
sedangkan sisanya (100%-59,07% =
masing-masing variabel bebas akan
40,93%) dijelaskan oleh variabel lain
diuji sebagai berikut:
yang tidak termasuk di dalam model.
- Dari hasil regresi diperoleh nilai t
Dari gambar 5 hasil estimasi
hitung untuk Realisasi Investasi
regresi diatas terlihat bahwa pada
(INV) sebesar 4,049 dan pada t
model regresi, nilai signifikansi F
tabel dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,002 dibawah 0.05 artinya
sebesar 95 % (α = 5%), df = n-k (df
secara
variabel
= 20-3) adalah 17 diperoleh t tabel
independen (Investasi, Pengeluaran
1,740 . Terlihat bahwa t hitung
Pemerintah
lebih besar dari t tabel, maka Ho
keseluruhan
memberikan signifikan
dan
Tenaga
pengaruh terhadap
Kerja) secara variabel
dependen (Pertumbuhan Ekonomi). Sedangkan pada uji statistik secara
ditolak
yang
Realisasi berpengaruh
berarti Investasi secara
bahwa (INV) signifikan
Subianto
76
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil
Kabupaten Musi Rawas.
perhitungan diketahui sig. atau
Berdasarkan
probabilitasnya,
significance adalah 0,007 atau
maka jika probabilitas lebih besar
probabilitas jauh di bawah 0.05,
dari 0.05 maka Ho diterima dan
maka Ho ditolak artinya bahwa
jika probabilitas lebih kecil dari
Pengeluaran Pemerintah (GOEXP)
0.05 maka Ho ditolak. Dari hasil
benar-benar berpengaruh secara
perhitungan diketahui sig. atau
signifikan terhadap Pertumbuhan
significance adalah 0.001 atau
Ekonomi
probabilitas jauh di bawah 0.05,
Rawas.
maka Ho ditolak artinya Realisasi Investasi
(INV)
di
Kabupaten
Musi
- Dari hasil regresi diperoleh nilai t
benar-benar
hitung untuk Tenaga Kerja (TK)
signifikan
sebesar -2,421 dan pada t tabel
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
dengan tingkat signifikansi sebesar
Kabupaten Musi Rawas.
95 % (α = 5%), df = 17 diperoleh
berpengaruh
secara
- Dari hasil regresi diperoleh nilai t
1,740. Terlihat bahwa t hitung lebih
hitung untuk pertumbuhan realisasi
kecil dari t tabel, maka Ho diterima
nilai
yang berarti bahwa Tenaga Kerja
Pengeluaran
Pemerintah
(GOEXP) sebesar 3,117 dan pada
tidak
t tabel dengan tingkat signifikansi
signifikan terhadap Pertumbuhan
sebesar 95 % (α = 5%), df = 17
Ekonomi (PDRB) di Kabupaten
diperoleh 1,740 . Terlihat bahwa t
Musi Rawas.
hitung lebih besar dari t tabel, maka
Ho ditolak
berpengaruh
Berdasarkan
secara
probabilitasnya,
yang berarti
maka jika probabilitas lebih besar
bahwa Pengeluaran Pemerintah
dari 0.05 maka Ho diterima dan
(GOEXP)
secara
jika probabilitas lebih kecil dari
signifikan terhadap Pertumbuhan
0,05 maka Ho ditolak. Dari hasil
Ekonomi
perhitungan diketahui sig. atau
berpengaruh
di
Kabupaten
Musi
Rawas. Berdasarkan
significance adalah 0,0278 atau probabilitasnya,
probabilitas di bawah 0.05, maka
maka jika probabilitas lebih besar
Ho diterima artinya bahwa Tenaga
dari 0.05 maka Ho diterima dan
Kerja (TK) berpengaruh tapi tidak
jika probabilitas lebih kecil dari
signifikan terhadap Pertumbuhan
Subianto Ekonomi
di
Kabupaten
Musi
Rawas.
77
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas sebesar 59,07 %.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil analisis persamaan regresi yang telah diestimasi maka dapat
disimpulkan
Investasi,
pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja koefisiennya diatas angka 0,05 yang artinya ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi dan pengeluaran pemerintah memilki koefisien positif berarti
berpengaruh
signifikan
tenaga
kerja
memiliki
yang
artinya
sedangkan koefisien
negatif
berpengaruh tapi tidak signifikan. Secara variabel
independen
terhadap
ketiga
berpengaruh
pertumbuhan
Kabupaten parsial
simultan
Musi
variabel
ekonomi
Rawas.
Secara
investasi
dan
Anonimous, 2010. Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas. Anonimous, 2013. Musi Rawas Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas. Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta Gujarati, Damodar. 1995. Basic Econometrics. Third Edition. McGraw Hill International Editions. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro
pengeluaran pemerintah berpengaruh secara
signifikan
pertumbuhan
ekonomi
pendapatan
asli
berpengaruh
tehadap sedangkan
daerah
secara
tidak
signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten variabel
Musi
Rawas.
independen
Kuncoro, Mudrajat. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPN Yogyakarta.
Ketiga
Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Pengantar Ekonometrika. BPFE- UGM. Yogyakarta
(investasi,
pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja) dapat menjelaskan tentang
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari
Subianto Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Penerbit Salemba Empat Edisi Pertama, 2000. Todaro, Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerbit Erlangga Edisi Kedelapan, 2004 Wibisono, Yusuf. 2005. SumberSumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia, 19842000. Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia Vol.02, Universitas Gajah Mada, 2005
78
Subianto
79