Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 1
PENGELOLAAN ORGANISASI PENANGGULANGAN MASALAH SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA ORGANIZATIONAL MANAGEMENT OF WASTE MANAGEMENT IN YOGYAKARTA Oleh: Haryanto, FIS UNY,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam menanggulangi permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Desain penelitian adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Kepala Bidang Kebersihan, Kepala Sub Bidang Kebersihan, Staf Sub Bidang Kebersihan, dan Kepala RW 05 Njlagran Kecamatan Gedongtengen. Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan alat bantu pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data penelitian menggunakan empat tahap yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan organisasi pada Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dilihat dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan ini membahas apa yang menjadi kegiatan/program, siapa yang menjalankan, tempat dilakukan, sarana prasana dalam melaksanakan kegiatan, dan cara menjalankan (SOP). Pada tahap pengorganisasian, BLH Kota Yogyakarta memiliki struktur organisasi yang jelas, pembagian wewenang, pengorganisasian melalui pertemuan rutin, dan pemberian pelatihan dan pembinaan. Pada tahap pengarahan, atasan memberi pengarahan kepada bawahan dalam berbagai bentuk. Pengarahan ini dapat berbentuk langsung (lisan) dan tidak langsung. Atasan mengarahkan bawahan untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan. Pada tahap pengawasan. BLH Kota Yogyakarta menerapkan pengawasan langsung dan tidak langsung. Faktor penghambat yang muncul pada pengelolaan organisasi BLH adalah kemampuan tiap SDM berbeda, daya pemahaman yang berbeda, belum adanya tim khusus. Dengan demikian pengelolan organisasi pada BLH Kota Yogyakarta belum dilaksanakan secara maksimal. Kata kunci : Pengelolaan Organisasi, Fungsi Manajemen, Kendala
Abstract The objective of this study was to determine the organizational management of Yogyakarta Environment Agency in handling the waste management in Yogyakarta. This study was descriptive qualitative research study. The subjects of this study were Head of Hygiene Department, Head of Hygiene Division, Staffs of Hygiene Division, and Chief of RW 05 Njlagran of
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 2
Gedongtengen Sub-District. Researcher acts as an instrument of the research by using interview guidelines. The data were collected by using interview and documentation. The triangulation technique was used to examine the validity of the data. The data were analyzed by using four phases which are data collection, data reduction, data presentation, and conclusion / verification. The findings showed organizational management at the Yogyakarta Environment Agency can be seen from management functions such as planning, organizing, directing, and monitoring. On planning functions, it discusses an activity / program, the person in charge, the execution place, supporting facilities and infrastructure, and the standard operational procedure (SOP). On organizing functions, Yogyakarta Environment Agency has a clear organizational structure, a clear division of authority, regular meetings, and the provision of training and coaching. On briefing functions, supervisor gives direction to staffs in various forms. This briefing may be in the form of direct (verbal) and indirect. Supervisor directs staffs to do training and coaching. On monitoring functions, Yogyakarta Environment Agency applies direct and indirect supervision. Obstacle factors that appear in organizational management of Yogyakarta Environment Agency are different capabilities of each human resources, different ways of understanding, and the lack of special teams. Thus the management of the organization at Yogyakarta Environment Agency has not been implemented optimally. Keywords: Organizational Management, Management Functions, Obstacle
PENDAHULUAN
yang kita konsumsi. Oleh karena itu
Pengertian sampah dalam Undang-
pengelolaan sampah tidak bisa lepas
undang No. 18 Tahun 2008 adalah
dari gaya hidup masyarakat. Sampah
tinggalan
juga dapat menimbulkan dampak
kegiatan
sehari-hari
manusia dan proses alam yang padat.
negatif.
Sampah merupakan masalah yang
Sampah dibuang secara sembarangan
tidak ada habisnya, karena selama
atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan
kehidupan ini masih ada, maka
yang baik, maka akan menimbulkan
sampah
berbagai dampak kesehatan yang
pasti
akan
selalu
ada.
Sampah sering diartikan salah oleh
serius.
beberapa
dibiarkan
orang
kebanyakan.
Tumpukan
sampah
yang
saja
akan
serangga
yang
begitu
Demikian juga dengan jenis sampah,
mendatangkan
sangat tergantung dari jenis material
membawa berbagai penyakit.
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 3
Permasalahan
sampah
di
Kota
segera
penuh
dan
akan
beroperasi.
segera
Yogyakarta menjadi masalah yang
berhenti
sangat serius. Permasalahan sampah
dikarenakan TPA Piyungan hanya
sebagai salah satu dampak negatif
menimbun
dari pesatnya pembangunan. Hal ini
sistem sanitary landfill.
sampah
Hal
ini
menggunakan
dapat dilihat dari masih besarnya jumlah
sampah
Berikut
tabel
sampah
di
setiap
tahunya.
jumlah
produksi
Kota
Yogyakarta
pertahunya yang di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan
Produksi dan volume sampah yang pertahun
di
Kota
Yogyakarta yang dibuang pada TPA Piyungan tahun 2008-2011 menjadi penyumbang dibandingkan
sampah
terbesar
dengan
kedua
Kabupaten lain. Masih besarnya jumlah sampah yang di produksi Kota Yogyakarta. Hal ini dapat berimbas pada tempat penampungan akhir Piyungan yang berada di Kabupaten Bantul ini. TPA ini mendapat sumbangan sampah dari dua
Kabupaten
dan
satu
Kota
(Sleman, Bantul dan Yogyakarta). Jika
sampah
Yogyakarta
pertahun
tetap
berjumlah besar seperti tabel diatas tidak bisa dihindari lagi TPA yang berada di Kabupaten Bantul ini akan
sampah ini
di
Kota
pastinya
ada
organisasi yang bertanggung jawab dan mempunyai kewajiban untuk mengelola. Permasalahan sampah di Kota
di Kabupaten Bantul.
terangkut
Permasalahan
Yogyakarta
ini
menjadi
tanggung jawab salah satu organisasi yang
ada
di
Kota
Yogyakarta.
Organisasi tersebut adalah Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta (BLH). Badan
Lingkungan
Yogyakarta
Hidup
memiliki
permasalahan
Kota
berbagai Organisasi.
Permasalahan organisasi ini dapat dilihat mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan. Pada tahap-tahap ini BLH Kota Yogyakarta dapat menilai baik
atau
buruknya
pengelolaan
organisasinya. Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM) selalu berkurang jumlahnya setiap tahun. Setiap tahun SDM yang dimiliki Badan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 4
Kota Yogyakarta ada dua sampai tiga
Kota Yogyakarta yang ada di daerah
orang yang pensiun dikarenakan
perbatasan.
masa jabatan yang sudah cukup
Keempat,
untuk pensiun. Badan Lingkungan
adanya investor) yang tidak sedikit
Hidup Kota Yogyakarta mengadakan
menjadi salah satu kendala Badan
pertemuan
Lingkungan Hidup. Dampak dari
untuk
di
setiap
minggunya
mengkoordinasikan
suatu
masalah
anggaran/dana
(belum
anggaran/dana
ini
kegiatan atau program. Pertemuan ini
menjadikan permintaan masyarakat
hanya melibatkan atasan saja (Kepala
tentang pengadaan bank sampah dan
BLH, Kepala Bidang, Kepala Sub
pengangkutan belum terpenuhi..
Bidang dan staf jika diperlukan). Hal
Ancaman jika masalah di atas tidak
ini
ketersampaian
segera ditangani : (1) Tidak dapat
informasi kepada bawahan menemui
dipungkiri lagi Tempat Pembuangan
masalah.
Akhir Piyungan akan segera penuh
Kedua, kesadaran masyarakat yang
(2) Tempat Pembuangan Sementara
kurang akan pentingnya mengelola
akan lahir dengan cara illegal (tanpa
dan memilah sampah. Masyarakat
izin) di sembarang tempat (3) jika
masih menganggap sampah menjadi
masalah terkait ketersediaan SDM
barang
dalam Badan Lingkungan Hidup
menyebabkan
yang
hanya
mempunyai
dampak negatif dan harus dibuang.
Kota
Pada masalah ini sering terjadi pada
ditangani
Tempat
kinerja
Pembuangan
Sementara
Yogyakarta akan
tidak
berdampak
organisasi
(4)
segera pada
kesadaran
(TPS) yang ada di Kota Yogyakarta.
masyarakat yang kurang akan tetap
Ketiga,
pelanggaran
menjadi pekerjaan rumah Badan
pembuangan sampah yang masih
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
lemah. Masalah yang satu ini sering
(5) Terkait dengan kekurangan dana
terjadi pada daerah perbatasan antara
yang dihadapi BLH Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta dan kabupaten lain.
akan menghambat kinerja organisasi
Masyarakat
itu sendiri.
sanksi
dari
dari
Kabupaten lain
sering membuang sampah di TPS
Melihat
berbagai
permasalahan
tersebut
sehingga
perlu
dikaji
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 5
mengenai
Pengelolaan
Organisasi
Tempat dan Waktu Penelitian
Pada Badan Lingkungan Hidup Kota
Tempat
Yogyakarta dalam menanggulangi
Yogyakarta
permasalahan sampah. Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
sendiri
serangkaian
dan RW 05 Njlagran Kecamatan
perencanaan,
Gedongtengen pada tanggal pada 09
bermakna
kegiatan
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
(The
Liang
Gie,
2000:21). Atas dasar permasalahan yang
telah
dipaparkan,
penulis
merasa memiliki ketertarikan untuk meneliti
dan
kondisi
mengkaji
tentang
sebenarnya
pengelolaan
organisasi
dalam Badan
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam menangani permasalahan. Di dalam
penelitian
mengambil
judul
ini
penulis
“Pengelolaan
Organisasi Penanggulangan Masalah Sampah Di Kota Yogyakarta”. Hal
Penelitian
di
khususnya
Kota Badan
Mei hingga 28 Juli 2015. Subyek Penelitian Bapak Udi Utomo sebagai Kepala Bidang
Kebersihan
pada
Badan
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Bapak Dwi Harmoko sebagai Kepala Sub
Bidang
Kebersihan
Badan
Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Bapak Asep sebagai Staf Sub Bidang Kebersihan
Badan
Lingkungan
Hidup Kota Yogyakarta, dan Bapak Sugiyarto sebagai Ketua RW 5 Njlagran Kecamatan Gedongtengen.
ini dilakukan agar permasalahan
Instrumen Penelitian
yang terkait dengan sampah bisa
Peneliti bertindak sebagai instrumen
teratasi dan diharapkan memberikan
utama dan menggunakan alat bantu
kemanfaatan bagi masyarakat dan
berupa pedoman wawancara.
BLH
Kota
Yogyakarta
dalam
mengelola organisasinya sendiri. METODE PENELITIAN
Sumber dan Jenis Data Data Primer Peneliti mencari dan menggunakan data primer melalui wawancara.
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Data Sekunder
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 6
Penggunaan data sekunder ini untuk
akan
memperkuat penemuan peneliti dan
terhadap
melengkapi informasi yang telah
Badan
dikumpulkan peneliti adalah buku
Yogyakarta
profil
permasalahan sampah.
BLH
Kota
Yogyakarta,
dilihat
fungsi
manajemen
pengelolaan Lingkungan
organisasi
Hidup
dalam
Kota
menangani
laporan data sumber daya manusia,
Dokumen
laporan data sarana dan prasarana
peristiwa
tahun 2014, laporan data sesampahan
Dokumen bisa berbentuk tulisan,
tahun 2014 pada Badan Lingkungan
gambar,
Hidup Kota Yogyakarta, Peraturan
monumental
Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10
Dokumentasi dalam penelitian ini
Tahun 2012 tentang Pengelolaan
dimaksudkan sebagai upaya untuk
Sampah, berita dari internet terkait
memperkuat
dengan permasalahan sampah dan
peroleh dari informan di lapangan.
dokumen-dokumen atau softfile yang berkaitan
dengan
pengelolaan
organisasi Badan Ligkungan Hidup Kota
Yogyakarta
menanggulangi
dalam
permasalahan
sampah.
yang
catatan
sudah
atau
berlalu.
karya-karya
dari
data
seseorang.
yang
peneliti
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
sumber.
membandingkan
Peneliti
narasumber
satu
dengan narasumber lain.
Teknik Pengumpulan Data Wawancara
merupakan
dilakukan
Teknik Analisis Data untuk
Pengumpulan Data
mengetahui dan mendapatkan data
Data
dalam penelitian. Dalam penelitian
dengan
ini,
dengan informan penelitian. Sebagai
wawancara
yang
digunakan
yang dikumpulkan diawali melakukan
melalui pedoman wawancara.
tambahannya
Peneliti
bagaimana
data
organisasi
mendukung data-data penelitian.
pengelolaan
melihat
penanggulangan masalah sampah di Kota Yogyakarta. Pada tahap ini
peneliti
wawancara
dokumentasi
Reduksi Data
mengambil yang
dapat
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 7
Setelah
melakukan
pengumpulan
Pengelolaan organisasi BLH Kota
data, maka peneliti melakukan proses
Yogyakarta
dilihat
reduksi
manajemen
yaitu
terhadap
data-data
yang
dari
fungsi
perencanaan,
diperoleh terkait dengan pengelolaan
pengorganisasian, pengarahan, dan
organisasi penanggulangan sampah
pengawasan.
di Kota Yogyakarta.
Perencanaan
Penyajian Data
Perencanaan BLH Kota Yogyakarta
Setelah
dilakukan
reduksi
data,
dilakukan
pada
tahun
sebelum
peneliti menyusun dan menyajikan
program/kegiatan
data
strategi
Perencanaan membahas apa saja
pengelolaan
yang menjadi kegiatan, siapa yang
terkait
pemerintah
dengan dalam
dilaksanakan.
organisasi penanggulangan sampah
menjalankan,
di Kota Yogyakarta.
dilaksanakan, sarana prasarana dalam
Penarikan Kesimpulan
melaksanakan
Kesimpulan merupakan langkah
melaksanakan
akhir dalam pembuatan suatu
dalam
laporan.
sampah. Aktor yang berperan dalam
dan
cara
kegiatan
dalam
kegiatan/program
menanggulangi
masalah
perencanaan adalah Kepala BLH,
HASIL PENELITIAN DAN
Kepala Bidang, dan Kepala Sub
PEMBAHASAN
Bidang. Hambatan yang dihadapi
Deskripsi Lokasi Penelitian Badan
dimana
lingkungan
hidup
adalah Kota
anggaran
dan
belum
terpenuhinya permintaan masyarakat.
Yogyakarta merupakan salah satu
Pengorganisasian
satuan kerja perangkat daerah atau
Pengorganisasian
SKPD yang bertugas melaksanakan
Yogyakarta terlihat pada struktur
penyusunan
organisasi
kebijakan
dan di
melaksanakan
bidang
lingkungan
BLH
yang
Pengorganisasian
BLH
Kota
jelas. Kota
Hidup.
Yogyakarta
Pengelolaan Organisasi pada BLH
wewenang, penunjukan aktor-aktor,
Kota Yogyakarta
pembuatan program pelatihan, dan
membahas
program pembinaan.
delegasi
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 8
Pengorganisasian
BLH
Kota
kegiatan. Aktor yang terlibat dalam
Yogyakarta
terlihat
pada
pengarahan
juga
ini
adalah
atasan
pertemuan ditiap minggunya. Pada
mengarahkan bawahan. Hambatan
pertemuan ini akan membahas apa
dalam
saja yang menjadi fungsi dan peran
meratanya kemampuan sumber daya
pada Badan Lingkungan Hidup Kota
manusia.
Yogyakarta.
Pengawasan
Aktor-aktor
yang
pengarahan
berupa
tidak
terlibat dalam pertemuan ini hanya
Pengawasan BLH Kota Yogyakarta
melibatkan Kepala BLH, Kepala
berupa langsung (melekat) dan tidak
Bidang, Kepala Sub Bidang, dan Staf
langsung. Pengawasan langsung ini
Bidang. Hambatan yang dihadapi
terjadi pada atasan untuk mengawasi
terkait
pengorganisasian
bawahanya. Pengawasan ini untuk
adalah sumber daya manusianya.
mengawasi SOP yang ada terhadap
SDM BLH Kota Yogyakarta tingkat
kegiatan
pendidikan dan tingkat pemahaman
acuan SOP ini pengawasan secara
yang
langsung
dengan
berbeda.
Sehingga
yang
berjalan.
oleh
Dengan
atasan
dapat
menyebabkan beberapa fungsi tidak
mempunyai dasar. Kemudian untuk
maksimal.
pengawasan tidak langsung berupa
Pengarahan
pelaporan
Pengarahan BLH Kota Yogyakarta
bentuk laporan kegiatan yang akan
terlihat
pada
mengarahkan mengikuti
secara
tertulis
dalam
ketika
atasan
diberikan untuk bagian pemeriksa
bawahan
untuk
laporan yang ada pada BLH Kota
beberapa
program
Yogyakarta.
Aktor
dalam
pelatihan dan program pembinaan.
pengawasan ini adalah atasan kepada
Pengarahan BLH Kota Yogyakarta
bawahan.
juga melalui langsung dan tidak
bawahn secara langsung maupun
langsung.
tidak
Untuk
pengarahan
Atasan
langsung.
mengawasai
Hambatan
yang
langsung, atasan langsung secara
dihadapi dalam pengawasan adalah
lisan mengarahkan bawahan. Untuk
belum adanya tim khusus untuk
pengarahan tidak langsung, atasan
menangani
meninggalkan memo untuk suatu
pada BLH Kota Yogyakarta.
masalahn
pengawasan
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 9
berupa langsung (lisan) dan tidak
SIMPULAN DAN SARAN
langsung.
SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan terkait pengelolaan organisasi BLH Kota
Yogyakarta
menanggulangi maka
dapat
dalam
masalah ditarik
sampah,
kesimpulan
sebagai berikut: Perencanaan membahas apa yang akan
dilakukan,
siapa
yang
melakukan, dimana akan dilakukan, sarana
prasarana,
dan
cara
melakukan. Perencanaan dilakukan pada tahun sebelumnya pada bulan Juli hingga September. Aktornya Kepala BLH, Kepala Bidang, dan Kepala Sub Bidang. Pengorganisasian
membahas
pendelegasian
wewenang,
penunjukan aktor-aktor, pelatihan, dan pembinaan. Aktor yang terlibat pada pertemuan rutin hanya Kepala BLH, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang, dan Staf (jika diperlukan). Hambatanya
berupa
berbedanya
kemampuan SDM. Pengarahan mengarahkan mengikuti
terlihat
atasan
bawahan
yang untuk
beberapa
program/kegiatan. Pengarahan dapat
Pengarahan
langsung
berupa lisan dari atasan untuk tetap sesuai dengan SOP yang ada dalam melaksanakan
suatu
kegiatan/program. Pengarahan tidak langsung dapat berupa memo dari atasan kepada bawahan. Aktor yang dilibatkan
hanya
bawahan.
atasan
Hambatan
dan dalam
pengarahan hampir sama dengan pengorganisasian
yaitu
masalah
SDM
tidak
merata
yang
kemampuanya. Pengawasan berupa langsung dan tidak langsung. Pengawasan melekat dari
atasan
kepada
bawahan.
Pengawawan ini untuk melihat SOP dengan praktek yang ada dalam melaksanakan
suatu
kegiatan/program yang ada. Untuk pengawasan tidak langsung hanya lewat laporan tertulis yang akan di periksa pemeriksa
kembali
oleh
pada
BLH
bagian Kota
Yogyakarta. Aktor yang berperan pada pengawasan ini hanya atasan dan
bawahan.
pengawas
dari
kegiatan/program Hambatan
Atasan
yang
sebagai setiap
yang
ada.
ditemui
adalah
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 10
berupa belum adanya tim khusus
penghargaan
untuk
dimaksudkan
mengawasi
jalanyan
atau
reward untuk
kegiatan/program yang ada.
menumbuhkan
SARAN
pekerja lain untuk melakukan
Setelah penelitian
melaksanakan mengenai
strategi
pengelolaan organisasi BLH Kota Yogyakarta dalam menanggulangi masalah
sampah,
maka
motivasi
pada
upaya peningkatan kualitas kerja dalam
menanggulangi
permasalahan sampah. 3. Membentuk tim khusus terkait
peneliti
dengan pengawasan. Tim khusus
memberikan beberapa saran yang
ini diharapkan dapat menjadi
harus
solusi
diperhatikan
dalam
atas
minimnya
pelaksanaan strategi, yaitu sebagai
pengawasan
pada
Badan
berikut:
Lingkungan
Hidup
Kota
1. Untuk meminimalisir hambatan
Yogyakarta.
Pengawaan
juga
terkait keterbatasan SDM maka
harus dilakukan oleh masyarakat
perlu
terkait dengan kinerja Badan
meningkatkan
tingkat
pemahaman dan pendidikan agar
Lingkungan
dapat memahami pengarahan dan
Yogyakarta
perintah dalam suatu kegiatan
menanggulangi
atau program. Menunjuk aktor
sampah. Sehingga masyarakat
yang
untuk
dapat
setiap
penyimpangan yang dilakukan
kepada
Badan Lingkungan Hidup Kota
tepat
mengkoordinasikan perintah
dan
arahan
pekerja teknis.
Hidup
Kota dalam
permaslaahan
melaporkan
beberapa
Yogyakarta.
2. Memberikan penghargaan atau
4. Penegakan sanksi secara tegas
reward terhadap para pegawai
terhadap para aktor yang berkerja
yang dinilai mampu menjadi
pada Badan Lingkungan Hidup
contoh pegawai lain. Dengan
Kota
cara tersebut, diharapkan para
sanksi
pegawai lain dapat meneladani
menimbulkan rasa takut kepada
pekerja
aktor-aktor di dalamnya. Dengan
tersebut..
Pemberian
Yogyakarta. ini
Penegakan
bertujuan
untuk
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 11
adanya pemberian sanksi ini
Hanafi,
aktor-aktor tersebut akan merasa takut
untuk
melakukan
kesalahan. Hasil yang diharapkan dengan adanya sanksi yang tegas yaitu
dapat
Mamduh M. 2003. Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
memberikan
Handoko, T Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Lingkungan
Hidup
Kota
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara.
Yogyakarta
adalah
dapat
Katalog
hukuman
sekaligus
terhadap para aktor
motivasi Badan
menigkatkan kinerja organisasi dalam
menanggulangi
permasalahan sampah di Kota
BLH Kota Tahun 2013.
Yogyakarta
Laporan Sarana dan Prasarana Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Tahun 2014.
Yogyakarta.
DAFTAR ISI Burhan, Bungin. 2001. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung : PT Raja Grafindo. Byars, Lloyd I. dan Leslie W. Rue. 2006. Human Resource Management 8th edition. McGraw-Hill. Damanhuri, Enri. 2010. Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah. Bandung : Progam Studi Teknik Lingkungan. FTSL, ITB. Data
Persampahan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta 2014.
Manullang. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Moleong, Lexy J. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No 12 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah. Siagian, Sondang P. 2012. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sucipto
C.D., 2012. Teknologi Pengolajan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Pengelolaan Organisasi BLH (Haryanto dan Argo Pambudi, M.Si) 12
Sudjana.
D. 2000. Manajemen Progam Pendidikan, Bandung : Falah Production.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsini. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsini. 1993. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Sunyoto, Danang dan Burhanudin. 2011. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CAPS.
Sutarno,
NS. 2006. Perpustakan. Sagung Seto.
Manajemen Jakarta :
The Liang Gie. 2000. Administrasi Perkantoran Modern, Edisi Ketujuh. Yogyakarta : Liberty Offset. Undang-Undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Winardi, J. 1999. Pengantar Teori Sistem dan Analisis Sistem . Cetakan ke 4. Bandung: Mandar Maju.