SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DITINJAU DARI PERSPEKTIF ASSETS BASED COMMUNITY DEVELOPMENT
Oleh: Nisa Nimah Utami
ABSTRACT This research analyzed the “Collaborative Forest Management (CBFM) through community development activities from the perspective of Asset Based Commmunity Development. The study was conducted in the Pulosari Village, Pangalengan Sub-district, South Bandung District”. The purposes of this study were to describe the implementation of collaborative forest management and to describe the utilization of Asset Based namely human, social, physical, financial, and environmental capital in the project The study utilized qualitative research method. Data were obtained through indepth interviews from the personal represented the forest village community, the cooperative forest farmer groups. The study found that all stage of socialization, dialogue, negortiation, legal aspect, implementation, monitoring and evaluation, continue planning have been conducted. Similarly, the collaborative forest management through community development activities had been implemented according to Asset Based Community Development. The human, physical, social, financial, environmental capital had been utilized accordingly. However, lack of member participation and the lack of quality of human resources were not addressed properly. The study recommended the necessity to increase the capacity of the cooperative of forest village communities in order to address problems in the community development activities in the village Pulosari. This included the improvement of knowledge, attitudes and skill of the members so that they can have greater partipation and the improvement of communication strategies with the stakeholder. These efforts are expected to increase the success of CBFM in community development activities as well as optimal utilization of assets. Keywords: Collaborative Forest Management, Assets Based Community Development, the community development activities ABSTRAK Penelitian ini menganalisa mengenai Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) melalui kegiatan pembinaan masyarakat ditinjau dari perspektif Asset Based Commmunity Development. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan PHBM dan pemanfaatan aset yaitu kapital manusia, kapital sosial, kapital fisik, kapital keuangan, dan kapital lingkungan dalam suatu program. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap perwakilan masyarakat desa hutan diantaranya Lembaga Masyarakat Desa Hutan, Kelompok Tani Hutan, Koperasi, dan Perum Perhutani. Penelitian ini menemukan bahwa semua tahapan dalam pembinaan masyarakat berupa sosialisasi, dialog, negosiasi, aspek legal, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut telah dilaksanakan. Demikian pula dengan PHBM melalui kegiatan pembinaan masyarakat telah sesuai dilaksanakan sesuai pengembangan masyarakat berbasis aset. Dimana kapital manusia, sosial, fisik, keuangan dan lingkungan telah dimanfaatkan pada setiap tahapan pembinaan masyarakat desa
175
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
hutan. Adapun kelemahan berupa kurangnya partisipasi secara aktif dari anggota dan rendahnya kualitas sumber daya manusia belum ditangani secara baik. Penelitian ini merekomendasikan perlunya upaya peningkatan kapasitas koperasi masyarakat desa hutan untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan di desa Pulosari. Hal ini termasuk peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari para anggota kelompok tani hutan sehingga mereka dapat memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dan peningkatan strategi komunikasi antar para pemangku kepentingan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan PHBM dalam kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan serta pemanfaatan keseluruhan aset secara optimal. Kata Kunci: Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Asset Based Commmunity Development , Pembinaan Masyarakat Desa Hutan
tersebar di 15 provinsi. Dari 31.864 desa yang
PENDAHULUAN Indonesia
merupakan
salah
satu
tercatat, terdapat 16.760 desa yang berada
negara yang dikaruniai dengan sumberdaya
di
alam
sedangkan sisanya (47,40%) berada diluar
yang
kehidupan
berlimpah salah
sebagai
satunya
adalah
sumber hutan.
dalam
kawasan
Keberadaan hutan memiliki potensi bagi
kawasan
hutan
(Media
hutan
(52,60%)
Persaki
vol.12
2009:20).
pemenuhan kepentingan sosial, ekonomi dan
Berdasarkan uraian di atas masyarakat
lingkungan melalui kegiatan pengelolaan dan
desa hutan (MDH) dikaruniai kelimpahan
pemanfaatannya. Dengan adanya kegiatan
sumberdaya
hutan.
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
sumberdaya
seharusnya
hutan dapat memberikan kontribusi terhadap
tingkat kesejahteraan yang tinggi. Namun
kesejahteraan
kenyataaanya, masyarakat yang hidup di
masyarakat
desa
hutan.
Dengan
kelimpahan
MDH
memiliki
Sumberdaya alam yang besar tentu perlu
sekitar
dikelola dengan baik dan bertanggung jawab
umumnya
merupakan
guna menjamin keberlanjutan pembangunan
tertinggal,
dan
generasi.
masyarakat ini umumnya juga masih rendah,
Hutan beragam
sungguh
potensinya.
kaya
masyarakat
sosial
cenderung
yang
ekonomi
malakukan
perambahan kawasan hutan. Hal ini diperkuat
hutan, hasil hutan bukan kayu, hingga jasa-
oleh data Badan Pusat Statistik tahun 2009,
jasa lingkungan. Telah menjadi tradisi selama
jumlah penduduk miskin tercatat 52,53 juta.
ratusan
sumber
Jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di
kehidupan bagi masyarakat yang hidup di
sekitar kawasan hutan yang kehidupannya
dalam
Berdasarkan
bergantung pada sumber daya hutan sekitar
identifikasi desa di kawasan hutan tahun
48,8 juta orang dimana 10,2 juta orang
2006, tercatat sebanyak 31.864 desa yang
diantaranya tergolong miskin. 1
dan
di
hutan
hasil
serta
kondisi
masyarakat
kayu
tahun,
Mulai
dengan
dan di dalam kawasan hutan pada
menjadi
sekitarnya.
176
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
Luas hutan di Pulau Jawa mencapai 13,4
juta
hektar
(Badan
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
Hal ini diperkuat oleh data tahun
Planologi
2003
menunjukkan
bahwa
perambahan
Kehutanan,2007) dengan jumlah penduduk
mencapai luas kawasan 15.397,49 hektar
sekitar
2004).
dengan melibatkan sejumlah 34.740 KK.
tersebut
Tingginya jumlah penduduk dan suburnya
dikelilingi oleh daerah pedesaan. Jumlah
lahan di wilayah KPH Bandung Selatan
penduduk yang besar telah meningkatkan
merupakan penyebab terjadinya perambahan
tekanan penduduk dan perambahan kawasan
hutan. Wilayah yang paling banyak dijarah
hutan terutama pada wilayah pedesaan yang
pada kawasan hutan di BKPH Pangalengan
berada di sekitar hutan. Masih tingginya
yang diikuti secara berturut-turut oleh BKPH
angka pengangguran yang berdasarkan data
Ciparay dan BKPH Banjaran (Muhamad
BPS
Komarudin, 2008:35)
128.738.000
Sebagian
besar
(2004)
jiwa
wilayah
mencapai
(BPS, hutan
10,2
juta
jiwa.
Pengangguran merupakan kurangnya jumlah
Merespon fenomena tersebut, Perum
pekerjaan dibandingkan dengan tenaga kerja
Perhutani sebagai pengelola hutan produksi
yang tersedia. Tekanan jumlah penduduk dan
di Pulau Jawa dan Madura mengeluarkan
terbatasnya lapangan pekerjaan menimbulkan
keputusan Nomor 136/Kpts/Dir/2001 tentang
efek negatif terhadap kelestarian dan fungsi
pengelolaan
hutan seperti pengembalaan liar, pencurian
PHBM adalah suatu sistem pengelolaan
kayu, maupun pembukaan lahan hutan untuk
sumberdaya hutan yang dilakukan bersama-
usaha pertanian.
sama antara Perum Perhutani dan masyarakat
Disamping kondisi masyarakat desa hutan
masih
pengangguran
banyak dan
yang
miskin,
maraknya
tindakan
hutan
bersama
masyarakat.
desa, atau Perum Perhutani dan Masyarakat Desa Hutan (MDH) dengan pihak yang berkepentingan prinsip
masyarakat desa hutan menunjukan masih
bersama untuk
adanya ketidakpedulian masyarakat akan
fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat
kelestarian fungsi hutan dan lingkungan
diwujudkan secara optimal dan proporsional.
hidup. Upaya perlindungan dan pengamanan
(Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor
hutan memerlukan partisipasi dan tanggung
682/KPTS/DIR/2009).
bersama
antara
pemerintah
sehingga
berdasarkan
perambahan hutan tyang dilakukan oleh
jawab
berbagi,
(stakeholder)
kepentingan
mencapai keberlanjutan
dan
Adapun hasil dari PHBM yaitu
masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk
peningkatan indeks pembangunan manusia
menjaga kelestarian hutan yang memberikan
yang menggambarkan tingkat kesejahteraan
manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
masyararakat desa hutan dengan indikator
masyarakat sekitar hutan pada khususnya.
peningkatan daya beli, peningkatan tingkat 177
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
pendidikan
dan
VOLUME: 5
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
derajat
hutan berada di sekitar kawasan hutan
kesehatan. Untuk mencapai sasaran tersebut
Perum Perhutani, dimana 111 desa hutan
telah
disusun
peningkatan
NOMOR: 2
PHBM
berupa
berada di KPH Bandung Selatan, dan 12 desa
pembinaan
SDM,
hutan berada di BKPH Pangalengan, salah
produksi,
satu yaitu desa Pulosari. Desa Pulosari
industri & pemasaran, dukungan keuangan,
merupakan sebuah desa hutan di BKPH
dan pengamanan hutan.
Pangalengan
perencanaan pembinaan
program PHBM,
SDH,
pengelolaan
Berdasarkan uraian di atas PHBM dimaksudkan
Bandung
Selatan
berlangsung aktivitas budidaya kopi arabika
mengembangkan
dalam skala besar. Dimana masyarakat
kapasitas dengan memberikan akses kepada
diajak untuk melaksanakan budidaya kopi.
masyarakat desa hutan dalam memanfaatkan
Dari hasil yang dipeleh diharapkan dapat
kawasan hutan guna menjamin ketersediaan
meningkatkan
taraf
lapangan kerja bagi masyarakat desa hutan
(terwujudnya
fungsi
untuk memecahkan persoalan ekonomi dan
meningkatkan
sosial yang terjadi di masyarakat. Dengan
(Wawan Setiawan, 2008:14)
adanya
untuk
KPH
PHBM
meningkatkan
diharapkan
kesejahteraan
dapat
hidup
masyarakat
pengembangan
hutan
kesejahteraan
Menurut
mereka
masyarakat).
Rubin aset
untuk
(2000),
merupakan
inti
desa hutan melalui pemanfaatan sumber
pengembangan masyarakat.
daya hutan secara optimal dengan tetap
dan sumber daya yang diperoleh dapat
menjaga
membangun
kelestarian
fungsi
hutan
dan
lingkungan hidup.
kepercayaan
mengembalikan
Hal ini dituangkan dalam Undang-
semangat
Keterampilan
diri
dan
komunitas.
Semakin meluasnya kesenjangan diantara
Undang Dasar Republik Indonesia memberi
anggota
amanat dalam pasal 33, bahwa bumi, air, dan
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
kekayaan
yaitu pengembangan akses permodalan yang
yang
terkandung
didalamnya
masyarakat,
Briggs
(2005)
adalah pokok-pokok atau sendi kemakmuran
memfasilitasi
rakyat, sehingga harus dikuasai oleh negara
antara lain penciptaan lapangan kerja, hal
untuk di gunakan sebesar-besarnya demi
ini menunjukan
kemakmuran
praktik
rakyat.
Oleh
karena
itu,
pengelolaan sumberdaya hutan tidak dapat meniadakan
interaksi
peningkatan
pengembangan
pendapatan
tersebut
berupa
membangun aset/potensi masyarakat.3
antara masyarakat
Praktik pengembangan masyarakat
dengan hutan.
banyak
Total desa hutan di Pulau Jawa dan
dilakukan
di
Indonesia
oleh
pemerintah, swasta maupun LSM. Praktik
Madura, tidak kurang dari 5.403 desa 178
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
pengembangan masyarakat dapat dilakukan
atas inisiatif dan prakarsa dari masyarakat
dalam berbagai sektor pertanian, kehutanan,
jadi bersifat bottom up. 4
perdagangan,
industri,
pendidikan
dan
Dalam Gary Paul Green (2002:3)
sebagainya. Sasatrawan Manullang (dalam
Asset
Jim Ife: 2008) mengatakan bahwa label
memiliki beragam rangkaian tujuan, mulai
“pengembangan masyarakat” tidak selalu
dari memecahkan masalah lokal, mengatasi
menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan
kesenjangan, serta meningkatkan potensi
benar-benar pro masyarakat
individu, dan membangun rasa kebersamaan.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Based
Konsep
Community
Asset
Development
Based
Community
1999 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
Development merupakan
2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah
bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan
memberikan kesempatan yang lebih luas
yang ada didalam masyarakat sebagai sarana
kepada pemerintah di tingkat lokal untuk
untuk pengembangan berkelanjutan yang
lebih
didalamnya terdapat proses pengembangan
inovatif
dalam
pembangunan
di
metode yang
daerahnya masing-masing. Dengan demikian
untuk
terbuka peluang bagi warga untuk turut serta
dimiliki
berpartisipasi dalam proses pembangunan
(2002) menyatakan ada lima konsep utama
yang dituangkan ke dalam program- program
pengembangan
pengembangan masyarakat
yaitu kapital manusia, kapital sosial, kapital
Sebagai contoh fenomena tersebut
melihat
potensi
masyarakat.
apa
Gary
saja
yang
Paul Green
masyarakat berbasis aset
fisik, kapital pendapatan, kapital lingkungan.
dapat dilihat dari munculnya beberapa
Tujuan
dari
pengembangan
program pengembangan masyarakat seperti
masyarakat
Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program
memberikan harapan dalam penanggulangan
Penganggulangan Kemiskinan di Perkotaan
kemiskinan secara berkelanjutan, dimana
(P2KP), Beras Miskin (Raskin), Bantuan
pada awalnya masyarakat miskin kemudian
Langsung Tunai (BLT),
keluar dari masalah tersebut dan menjadi
dan Pengelolaan
Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Pada
mandiri
umumnya
masyarakat
program
pengembangan
masyarakat yang telah dilaksanakan bersifat
berbasis
melalui
aset
potensi
adalah untuk
yang
ada
di
yaitu dengan memanfaatkan
kapital-kapital yang ada di masyarakat
topdown, yaitu kebijakan yang dilaksanakan
Secara umum dari beberapa variasi
berasal dari pemerintah, hanya PHBM
mengenai konsep pengembangan masyarakat
melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan
berbasis aset, maka Gary Paul Green (2002)
(LMDH)
dalam Asset Based Community development ,
yang
program-program
dalam
melaksanakan
kegiatannya
didasarkan 179
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
menguraikan masyarakat
VOLUME: 5
konsep berbasis
NOMOR: 2
pengembangan
aset
yaitu
HALAMAN: 106--208
jembatan,
kapital
jalan
Keempat (Financial
sarana
yaitu Kapital
Capital)
ini
Keuangan
adalah
kapital
manusia
masyarakat dilihat dari uang, kapital, seperti
kapital
apa yang mereka butuhkan untuk membuat
masyarakat dilihat dari karakteristik individu,
produk atau menyediakan yaitu perbankan
apakah
memiliki
investasi,
dll.
kemampuan dan keterampilan dalam bekerja.
merespon
kebutuhan
Hal
karena
(Human
Capital).
Ini
individu
tersebut
kapital
api,
lain-lain.
pendapatan, kapital lingkungan.
yaitu
kerata
pembuangan limbah, sarana air bersih dan
manusia, kapital sosial, kapital fisik, kapital
Pertama
ISSN:2339 -0042
adalah
tersebut
sangat
berpengaruh
pada
produktivitas mereka. Untuk memiliki kapital
pada
Kebanyakan
pasar
masyarakat
umumnya
kredit miskin
mereka
kurang
memiliki akses ke kapital keuangan.
manusia yang baik salah satunya yaitu
Kelima yaitu Kapital Lingkungan
membangun kemampuan individu dengan
(Environmental Capital) ini adalah kapital
meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan,
masyarakat
dan pengalaman pekerjaan.
masyarakat sumber daya alam: udara, air,
Kedua yaitu Kapital Sosial (Social
dalam
hubungan
sosial
suatu
seperti
dasar
Implementasi program pengembangan
jaringan
lembaga
aspek
memiliki nilai penggunaan langsung.
dari kemampuan sekelompok individu yang diri
dari
tanah, flora dan fauna dan sumber daya alam
Capital). Ini adalah kapital masyarakat dilihat
melibatkan
dilihat
masyarakat masih belum dilakukan perpaduan
atau
dengan
kapital
manusia,
sosial,
fisik,
organisasi. Selain itu kapital sosial melihat
keuangan dan lingkungan. Dalam penelitian
potensi kelompok dan pola-pola hubungan
ini praktik pengembangan masyarakat yang
antar individu dalam suatu kelompok yang
dilakukan
didalamnya terdapat nilai-nilai, norma dan
melibatkan peran serta masyarakat desa hutan
kepercayaan antar sesama anggota kelompok.
melalui kegiatan budidaya kopi akan dikaji
Ketiga yaitu Kapital Fisik (Physical
berdasarkan proses pembinaan masyarakat
Perum
ditinjau
melihat dua kelompok utama dari modal fisik
Community development yang dikemukakan
adalah
oleh Gary Paul Green.
Bangunanyang rumah,
dan
dimaksud
pertokoan,
perniagaan,
dan
infrastruktur
dapat
infrastruktur. disini
adalah
perkantoran,
gedung
lain-lain. berupa
Asset
Based
Peran serta masyarakat akan sangat berpengaruh
Sedangkan jalan
perspektif
dengan
Capital). Green dab Haines (2002:113)
bangunan
dari
Perhutani
pada
keberhasilan
program
pengembangan masyarakat. Salah satunya
raya,
ditentukan oleh pengakuan serta peningkatan 180
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
hak dan kewajiban unt;'uk berpartisipasi (Jim
penelitian didesain tidak selalu untuk mencari
Ife& Frank Tesoriero, 2008). Berdasarkan
sebab akibat dari suatu gejala yang terjadi,
kerangka berfikir diatas, mam ka dapat
nmun
dikatakan bahwa pengembangan masyarakat
tertentu.
sebagai sebuah strategi untuk membuka
metode-metode untuk mengeksplorasi dan
peluang kepada masyarakat sekitar hutan
memahami
mampu mandiri dan dapat meningkatkan
individu atau sekelompok orang dianggap
kesejahteraannya
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan
Pengelolaan
hutan
bersama
lebih
berupaya memahami situasi
Penelitian
kualitatif
makna
yang
merupakan
oleh
sejumlah
(Creswell, 2010:4)
masyarakat telah memberikan angin segar
Dari
pernyataan
di
atas
bahwa
merupakan
suatu
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
penelitian
kualitatif
desa hutan, lalu sejauh mana program ini
penelitian
yang
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
memahami fenomena yang dialami oleh
masyarakat desa hutan. Namun demikian
subjek penelitian secara holistik dan dengan
masih perlu dipertanyakan apakah program
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
tersebut
kondisi
bahasa, pada suatu konteks yang alamiah
masyarakat sekitar kawasan hutan atau ini
dengan berbagai metode alamiah. Satori dan
hanya lip service.
Komariah menyatakan bahwa:
benar-benar
sesuai
dimaksudkan
untuk
“Penelitian kualitatif adalah suatu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang
pendekatan penelitian
PHBM
pembinaan
situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
masyarakat di BKPH Pangalengan, KPH
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-
Bandung Selatan, Perum Perhutani Unit III
kata berdasarkan tehnik pengumpulan dan
Jawa Barat-Banten ditinjau dari perspektif
analisis data yang relevan yang diperoleh dari
Asset Based Community Development, dengan
situasi alamiah.”(Satori; Komariah, 2010:25)
melalui
kegiatan
mengajukan pertanyaan pokok penelitian:
Penelitian
yang mengungkap
kualitatif
yang
“Bagaimana Pengelolaan Hutan Bersama
dimaksudkan oleh pendapat ahli di atas tidak
Masyarakat ditinjau dari perspektif Asset
hanya sebagai upaya mendeskripsikan data
Based Community Development?”
tetapi
deskripsi
pengumpulan
tersebut
data
dan
hasil
dari
analisis
data.
Selanjutnya Bogdan dan Taylor (1975:5)
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan
yang
dikutip
Moleong
dalam penelitisn ini adalah metode penelitian
Metodologi
kualitatif.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Daslam
pendekatan
kualitatif, 181
kualitatif
mendefinisikan:
sebagai
prosedur
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
Perhutani unit III Jawa Barat terhadap
orang dan perilaku yang dapat diamati.
masyarakat desa hutan di Desa Pulosari.
(Moleong, 2007:6)
Data
Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa
penelitian
kualitatif
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian ini meliputi fakta-fakta tentang
merupakan
pengelolaan
hutan
bersama
masyarakat
penelitian yang menafsirkan fenomena yang
melalui kegiatan pembinaan masyarakat desa
terjadi
memiliki
hutan di desa Pulosari. Terutama pihak-pihak
karakteristik tertentu. Penelitian kualitatif
yang terlibat dalam praktik pengembangan
mempuanyai
masyarakat
secara
alamiah
yang
karakteristik
seperti
yang
dimaksud.
Oleh
karena itu,
dikemukakan Bogdan dan Biklen (!982:27-
diperlukan rincian data yang dikumpulkan
29) yang dikutip Satori dan Komariah
berupa data primer maupun data sekunder.
yaitu:
Yang dimaksud data primer adalah data yang langsung
1. Intensive, long term participation in field setting 2. Careful recording of what happens in the setting by writing notes and interview notes by collecting other kinds of documentary evidence\ 3. Analysis reflection on the documentary records obtained in the field 4. Reporting the results by means of derailed descriptions, direcr quotes from interview, and interpretative commentary.(Satori;Komariah, 2010:26)
kualitatif
dilakukan
Sedangkan
pemberitaan
resmi.Dalam
penelitian
ini
penulis menggunakan beberapa tehnik dalam mengumpulkan data seperti Studi Literatur, Studi Lapangan yaitu obervasu, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif, untuk
secara
objek penelitiannya menggunakan istilah situasi sosial (social situation). Situasi sosial terdiri dari tempat (place), pelaku (actors),
secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
dan aktivitas (activity). Hal ini merujuk pada
analisis reflektif terhadap berbagai dokumen
apa
yang ditemukan di lapangan dan membuat
yang
disampaikan
Sugiyono
yang
mengutip Spradley:
laporan penelitian secara detail. Penelitian ini
“Dalam penelitian kualitatif tidak
bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, PHBM
yang dimaksud dengan data
dipublikasikan dari dokumentasi dan media
jangka waktu tertentu dilapangan, mencatat
Mengenai
melalui
sekunder adalah data yang sudah diolah dan
intensif, peneliti ikut berpartisipasi dalam
menganalisa
dilapangan
observasi dan wawancara yang mendalam.
Berdasarkan uraian di atas metode penelitian
diamati
menggunakan istilah populasi, tetapi Spradley
melalu
dinamakan “social situation” atau situasi
kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan
sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu:
yang dilakukan BKPH Pangalengan, Perum
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas 182
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
(activity) yang berinteraksi secara sinergis”.
1. Otoritas
Sanafiah Faisal (dalam Sugiyono,
Spradley
dengan
mengutip
mengemukakan
yang
dalam
pendapat
bahwa
ISSN:2339 -0042
pertimbangan sebagai berikut:
(Sugiyono, 2009:215).
2009:221)
HALAMAN: 106--208
informan
kaitannya
implementasi
sampel
dimiliki
dengan
PHBM
di
Desa
Pulosari
sebagai sumber data atau sebagai informan,
2.
Dianggap memiliki informasi yang
sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai
banyak
berikut
kegiatan pembinaan masyarakat di
1. Mereka
yang
pelaksanaan
menguasai
atau
melalui
proses
3. Memiliki keterkaitan, baik secara
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan
individu maupun institusi dengan
sekedar
pelaksanaan
memahami
sesuatu
diketahui,
tetapi
Desa Pulosari.
juga
dihayatinya
berkecimpung
atau
terlibat
pada
Informan-informan
menyampaikan
tidak
dipilih
Perhutani
cenderung
informasi
2. Mandor Perum Perhutani
hasil
3. Ketua LMDH
“kemasannya” sendiri
4. Sekertaris LMDH
5. Mereka yang pada mulanya tergolong asing”
yang
1. Kepala BKPH yaitu Asisten
memadai untuk dimintai informasi yang
desa
berdasarkan pertimbangan tersebut adalah
3. Mereka yang mempunyai waktu yang
“cukup
pembinaan
Pulosari
kegiatan yang tengah diteliti
4. Mereka
kegiatan
masyarakat desa hutan di
2. Mereka yang tergolong masih sedang
dengan
5. Ketua KTH
peneliti
6. Ketua Koperasi Kowamah
sehingga lebih menggairahkan untuk
7. Sekertaris Koperai Kowamah
dijadikan
8. Anggota KTH
semacam
guru
atau
narasumber
Analisis data merupakan suatu proses
Situasi sosial yang menjadi penelitian ini
mengenai
adalah
pelaksanaan
melalui
diperoleh dari hasil studi literatur, wawancara,
kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan
observasi lapangan dan dokumentasi secara
oleh
Informan dalam
sistematis dengan cara mengorganisasikan
penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
langsung
kegiatan
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
pembinaan masyarakat desa hutan. Informan
dalam pola, memilih mana yang penting dan
dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
yang
Perum
Perhutani.
dalam
PHBM
dalam mencari dan menyusun data yang
pelaksanaan
183
akan
dipelajari,
serta
membuat
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
kesimpulan dengan maksud agar mudah
Pendekatan konvensional
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
adalah
untuk
ISSN:2339 -0042
atau tradisional
mengidentifikasi
masalah,
Tujuan analisis data ialah untuk
masalah, dan kebutuhan komunitas (Phillip
mengungkapkan data apa yang masih perlu
dan Pittman, 2009:40). Pendekatan tersebut
dicari,
adalah “need based”. Tapi sekarang kita
hipotesis
apa
yang perlu
diuji,
pertanyaan apa yg harus dijawab, metode apa
telah
yang harus digunakan untuk mendapatkan
masyarakat sebagai upaya terencana untuk
informasi baru, dan kesalahan apa yang harus
membangun
segera diperbaiki (Husaini Usman, 2011:83)
kapasitas
Teknik analisis data digunakan untuk
yang telah
dirumuskan
aset
penduduk
pengembangan
yang
meningkatkan
untuk
meningkatkan
kualitas hidup mereka. Yakni yang disebut “asset based”.
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
mendefinisikan
dalam
Selama ini kita selalu memetakan
proposal. Menurut Bogdan dan Biklen dalam
masalah
Husaini Usman (2011:84) analisa data ialah
masyarakat. Fokus kita tidak lagi pada apa
proses pencarian dan penyusunan data yang
yang dibutuhkan masyarakat tetapi pada
sistematis
wawancara,
potensi atau aset yang dimiliki masyarakat
catatan lapangan, dan dokumentasi yang
dan bila ada potensi yang belum maksimal
secara akumulasi menambah pemahaman
maka perlu dikembangkan sehingga mereka
peneliti terhadap yang ditemukan.
berdaya
melalui
transkrip
Nasution dalam Sugiyono (2009:245) menyatakan merumuskan
analisis dan
telah
mulai
menjelaskan
dan
dan
apa
yang
dapat
dibutuhkan
meningkatkan
keberfungsian sosialnya.
sejak
Pengembangan masyarakat berbasis
masalah,
aset bertujuan untuk memberikan harapan
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
dalam
terus sampai penulisan hasil penelitian.
berkelanjutan sehingga awalnya masyarakat
Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
yang tadinya miskin dan tidak berdaya pada
difokuskan
lapangan
akhirnya keluar dari masalah tersebut dan
bersamaan dengan pengumpulan data. Wujud
menjadi mandiri. Hal ini sejalan dengan
data yang muncul dalam analisis kualitatif
yang diungkapkan oleh Gary Paul Green,
berwujud kata-kata bukan rangkaian angka
2002:3) sebagai berikut
selama
proses
di
Asset Based Community Development
mendekati
dua
metode
pengembangan
utama
kemiskinan
yang
“community development has always had a diverse set of objectives; solving local problem (e.g unemployment); addressing inequalities of health and power, promoting democratic values and practice, improving the potential of
(Miles dan Huberman, 1992).
Ada
penanggulangan
untuk
masyarakat. 184
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
individual residents, and building a sense of community.“
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki
Definisi di atas menekankan bahwa
dilakukan proses selanjutnya yaitu saling
pengembangan
masyarakat
individu tersebut. Setelah langkah awal
merupakan
memberikan
dukungan
antar
individu,
metode dalam pemecahan masalah-masalah
komunitas, lalu tahap terakhir selaku warga
(contoh:
adanya
negara kita harus melakukan proses ini
peningkatan potensi masyarakat diharapkan
bersama-sama demi kepentingan bersama dan
masyarakat menjadi berdaya. Selain itu, teori
mencapai tujuan yang diharapkan.
pengangguran)
Asset-based
dengan
community
development
Yohanes
dikeluarkan oleh Wikipedia yaitu
penjelasan
di
didefinisikan
sumber
pengembangan
berkelanjutan
yang
yang
Pendekatan
ada berbasis
Wibowo pandang
baru
membahas mengenai
kapasitasnya
dengan
melihat
tentang
cara
pengembangan
Paul Green (2002) yang di beri nama Asset Based
Community
development
atau
Pengembangan Masyarakat Berbasis Aset. Ini adalah pola pikir yang
berasumsi
bahwa
hampir setiap kelompok masyarakat memiliki aset atau sumber daya yang belum tergunakan secara
maksimal,
alih-alih
memiliki yang harus
dipenuhi/dipecahkan. Ini adalah pandangan
Langkah awal yang dilakukan dalam adalah
aset
masyarakat yang dipopulerkan oleh Gary
kebutuhan ataupun masalah
tersebut
dalam
2009:40).
masyarakat.
bagaimana
apa
pada kelemahannya (Phillip dan Pittman,
untuk melihat potensi apa saja yang dimiliki
pengembangan
"pemberian,
difokuskan pada kapasitas masyarakat bukan
didalamnya terdapat proses pengembangan
proses
daya
komunitas.
memanfaatkan kekuatan yang ada didalam untuk
sebagai
Pemetaan aset adalah proses pembelajaran
atas
sarana
aset
individu dan lembaga dalam masyarakat.”
aset merupakan metode yang bertujuan untuk
sebagai
John
keterampilan dan kapasitas dari asosiasi
bahwa pengembangan masyarakat berbasis
masyarakat
dan
McKnight (Green dan Haines, 2002: 9)
“methodology that seeks to uncover and utilize the strengths within communities as a means for sustainable development. The first step in the process of community development is to assess the resources of a community through a capacity inventory or through another process of talking to the residents to determine what types of skills and experience are available. The next step is to support communities, to discover what they care enough about to act. The final step is to determine how citizens can act together to achieve those goals.“ Berdasarkan
Kretzmann
yang berkeyakinan bahwa setiap anggota masyarakat sebenarnya memiliki kekuatan untuk mengatasi masalahnya sendiri dan 185
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
alih-alih memiliki kelemahan dan kekurangan mengakibatkan
terbelenggu
dalam
mereka berbagai
selalu
Dalam bukunya Gary Paul Green
kesulitan.
(2002) mendefiniskan human capital sebagai “Human capital is he abilities and skills that
(www.socioty-entrepreneur.com) Asset Based Community development merupakan strategi
workers
untuk pembangunan
berkelanjutan
berbasis
Paul
(2002) menyatakan ada lima
Green
ISSN:2339 -0042
and the norms of reciprocity and trustworthiness that arise for them”.
memberdayakan potensi yang dimilikinya
yang
HALAMAN: 106--208
masyarakat.
hold
that
productivity.(Kapital
Gary
affect
manusia
their
adalah
ia
kemampuan dan keterampilan para pekerja serta
berpengaruh
pada
produktivitas
konsep utama pengembangan masyarakat
mereka.. Dari penjelasan yang dikemukakan
berbasis aset yaitu kapital manusia, kapital
oleh
sosial, kapital fisik, kapital pendapatan,
kemampuan
kapital lingkungan.
bekerja
Gary
bahwa akan
dan
berpengaruh
individu
memiliki
keterampilan kemampuan
pada
dalam tersebut
produktivitas
mereka.
Untuk memiliki kapital manusia yang baik
1. Kapital Manusia (Human Capital) Modal manusia adalah kemampuan
salah
keterampilan
yang
kemampuan individu dengan meningkatkan
mereka.
mutu pendidikan, kesehatan, keterampilan
Keterampilan-keterampilan tersebut berupa
serta memiliki pengalaman kerja. Syarat yang
keterampilan pasar tenaga kerja, keterampilan
dibutuhkan dalam pembangunan kapasitas
kepemimpinan, latar belakang pendidikan
individu adalah memiliki tenaga kerja yang
umum, pengembangan seni dan apresiasi,
memadai, terampil, dan terlatih. Hal ini di
kesehatan, dan keterampilan lainnya dan
perkuat oleh Wikipedia sebagai berikut:
dan
mempengaruhi
para
pekerja
produktivitas
satunya
yaitu
membangun
“Human capital is the stock of competencies, knowledge and personality attributes embodied in the ability to perform labor so as to produce economic value. Human capital is vitally important for an organization's success (Crook 2011); human capital increases through education and experience”
pengalaman (Green dan Haines 2007: 81). Kapital Manusia merujuk pada ke dimensi individual yaitu kemampuan yang dimiliki seorang individu seperti umur, pendidikan, gender, kesehatan, dan pengalaman kerja. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Putnam (2000:19) sebagai berikut
Syarat
“Whereas physical capital refers to physical objects and human capital refers to the properties of individuals, social capital refers to connections among individuals- social networks
pembangunan memiliki
yang
dibutuhkan
kapasitas
tenaga
kerja
individu yang
dalam adalah
memadai,
terampil, dan terlatih, namun terkadang
186
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
mengalami hambatan dalam pembangunan
yaitu
kapasitas
berbasis
khusus,
masyarakat dapat mengatasi hambatan yang
mencari
dialami
sama
potensi yang dimilikinya, dan memfasilitasi
dengan pengusaha, dan lembaga pelatihan
individu yang sedang mencari pekerjaan
dalam upaya pengembangan tenaga kerja.
dengan orang yang mencari tenaga kerja
Dengan membangun jaringan tenaga kerja,
sehingga
mereka dapat saling memberikan informasi
mendapatkan informasi lapangan pekerjaan.
antara pengusaha, pekerja, dan lembaga yang
Inti dari pengembangan tenaga kerja adalah
terlibat dalam pasar tenaga kerja. Dengan
sumber daya manusia. Dengan memiliki
adanya koordinasi maka beberapa kendala
kapital manusia yang baik maka kualitas
yang dihadapi masyarakat dalam membangun
hidup manusia itu sendiri akan meningka
individu.
individu
Organisasi
tersebut
bekerja
pasar tenaga kerja dapat teratasi. Membangun kapasitas
individu
tidak
hanya
dapat
ISSN:2339 -0042
meningkatkan
memudahkan pekerjaan
keterampilan
masyarakat yang
memudahkan
tepat
individu
dalam sesuai
dalam
Berdasarkan teori yang dikemukakan
dengan
di atas bahwa masyarakat harus meningkatkan
pelatihan saja. Hal ini sejalan dengan yang
kapasitas dirinya sendiri ke dalam bentuk
diungkapkan Harrison dan Weiss (1998)
keterampilan/kemampuan
Constellation of activities from orientation to
melalui pendidikan, pelatihan yang telah
the work world, recruiting, placement, and
diberikan sehingga mereka memiliki kapital
mentoring to follow-up counseling and crisis
manusia
yang baik
intervention. Training is only one component
mereka
akan
of workforce development”
akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas
dan
yang
dimiliki
kualitas hidup
meningkat. Setiap individu
Dalam bukunya Gary Paul Green
hidupnya dengan mendapatkan penghasilan
(2002) menjelaskan tiga fungsi dasar model
yang lebih baik maka masyarakat perlu
pengembangan
sebagai
peningkatan kapasitas dirinya agar posisi
berikut:This model has three basic functions:
mereka di tawar dengan “mahal” di pasar
enhancing job-sp ecific skills, assisting with
tenaga kerja
tenaga
kerja
job-search strategies, and facilitating access to jobs by establishing relationships with
2. Kapital Sosial (Social Capital)
employers and providing information on job opportunities. organized
Other
differently,
models but
they
may
Kapital lain yang juga mempunyai
be
nilai penting yaitu kapital sosial. Kapital
provide
sosial merupakan sumberdaya yang dapat
essestially the same services.”
dipandang sebagai investasi. Kapital sosial
Dari penjelasan yang dikemukakan
merujuk pada potensi kelompok dan pola-pola
Gary fungsi dasar pengembangan tenaga kerja
hubungan 187
antar
individu
dalam
suatu
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
kelompok yang didalamnya terdapat jaringan
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
sebagai berikut “Stok dan hubungan yang aktif antar masyarakat. Setiap pola hubungan yang terjadi diikat oleb kepercayaan (trust) kesaling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif”.
sosial, nilai-nilai, norma dan kepercayaan antar sesama anggota kelompok. Menurut Robert D Putnam (dalam Jousairi, 2006:14) memberikan proposisi bahwa suatu entitas masyarakat yang memiliki kebajikan sosial yang tinggi, tetapi hidup secara sosial terisolasi akan dipandang sebagai masyarakat
Selain itu, definisi Kapital Sosial
yang memiliki tingkat kapital sosial yang
dikeluarkan oleh Bank Dunia (1999) yaitu
rendah. Randall
Collin
(dalam
“Sesuatu
Jousairi,
institusional,
2006:7) melakukan kajian tentang apa yang
berpengaruh sosial.
networks) pada
Norma
yang
kehidupan yang
masyarakat”.
sangat
yang
Adapun
Eva
Cox
(1995)
antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayaan sosial yang
menciptakan aturan aturan tersendiri dalam
memungkin efisien dan efektifnya koordinasi
suatu masyarakat Aturan yang terbentuk
dan
tersebut kemudian akan menjadi dasar yang
kerjasama
untuk
keuntungan
dan
kebaikan bersama”.
kuat dalam setiap proses transaksi sosial,
Berdasarkan yang dikemukan oleh
dan akan sangat membantu menjadikan
Eva Cox bahwa kepercayaan merupakan
berbagai urusan sosial lebih efisien. Ketika
unsur yang sangat penting dalam konsep
norma ini kemudian menjadi norma asosiasi
kapital sosial. Jika dalam suatu anggota
atau norma kelompok, akan sangat banyak
kelompok berlaku jujur dan satu sama lain
manfaatnya dan menguntungkan kehidupan
saling mengharapkan kejujuran maka akan
institusi sosial tersebut. Kekuatan- kekuatan dalam
hubungan
sebagai: “Suatu rangkaian proses hubungan
dan
berulangnya pola pergaulan keseharian akan
sosial
dimensi
memberikan pengertian bahwa kapital sosial
organisasi
terbentuk
hubungan-
ke
kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam
interaksi sosial yaitu norma dan jaringan (the and
merujuk
tercipta, dan norma norma yang membentuk
dia sebut sebagai phenomena mikro dan
norms
yang
timbul saling percaya diantara mereka dan
melakukan interaksi antar
memungkin terjalinnya kerjasama yang baik
kelompok akan terbentuk. Pada akhirnya
sehingga menghasilkan keuntungan bersama.
mempermudah upaya mencapai kemajuan
Menurut Hasbullah (2006), dimensi
bersama.
inti dari modal sosial terletak pada bagaimana
Dalam bukunya Jousairi, Cohen dan
kemampuan masyarakat untuk bekerjasama
Prusak (2001) mendefiniskan social capital 188
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
membangun suatu jaringan guna mencapai
terdapat 6 (enam) unsur-unsur pokok kapital
tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai
sosial yaitu:
oleh suatu pola inter- relasi yang imbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun di
a. Partisipasi Dalam Suatu Jaringan
atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-
Kapital sosial tidak dibangun hanya
norma dan nilai-nilai sosial yang positif
oleh satu individu, melainkan akan terletak
dan kuat.
pada kecenderungan
yang tumbuh dalam
Kekuatan tersebut akan maksimal jika
suatu kelompok untuk bersosialisasi. Kapital
didukung oleh semangat proaktif membuat
sosial akan tergantung pada kapasitas yang
jalinan hubungan di atas prinsip-prinsip sikap
ada
yang
saling
membangun
jaringan
dan
keberhasilan
membangun
partisipatif,
memperhatikan,
sikap saling
yang memberi
pada
kelompok
masyarakat
untuk
Salah
satu
kunci
Kapital
Sosial
menerima, saling percaya mempercayai dan
terletak pula pada kemampuan sekelompok
diperkuat oleh nilai-nilai dan norma-norma
orang dalam suatu asosiasi atau perkumpulan
yang mendukungnya
dalam melibatkan diri dalam suatu jaringan
Terdapat 2 tipologi dari modal sosial
hubungan sosial.
yaitu yang berbentuk bonding/exclusive atau bridging
atau
tersebut
dengan masyarakat yang lain melalui berbagai
diperkuat oleh dengan Green dan Haines
variasi hubungan yang saling berdampingan
(2002:
bahwa
dan dilakukan atas prinsip kesukarelaan
bonding capital mengacu untuk membawa
(voluntary), kesamaan (equality), kebebasan
orang bersama-sama
(freedom)
104)
mengenal
inclusive.
yang
dan
Hal
Masyarakat selalu berhubungan sosial
berpendapat
yang sudah saling
tujuannya
adalah
untuk
bridging
keadaban
(civility).
Kemampuan anggota anggota kelompok/
memperkuat hubungan yang sudah ada Sedangkan
dan
masyarakat untuk selalu menyatukan diri capital
dalam suatu pola hubungan yang sinergetis
menyatukan orang atau kelompok yang
akan
sebelumnya tidak saling mengenal. Dan
menentukan kuat tidaknya kapital sosial suatu
tujuan yang menjalin hubungan sosial yang
kelompok
sangat
besar
pengaruhnya
dalam
baru sehingga dapat memberikan informasi baru dan mengakses jaringan sosial tambahan
b.
Resiprocity
dan untuk mengisi "lubang struktural" dalam
Kapital sosial senantiasa diwarnai oleh
sistem jaringan di masyarakat (Burt dalam
kecenderungan saling tukar kebaikan antar
Green dan Haines, 2002: 104)
individu dalam suatu kelompok atau antar
Dalam
bukunya
Jousairi
(2006)
kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini 189
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
bukanlah sesuatu yang dilakukan secara
memungkinkan masyarakat tersebut saling
resiprokal seketika seperti dalam proses jual
bersatu dengan yang lain dan memberikan
beli, melainkan suatu kombinasi jangka
kontribusi pada peningkatan Kapital Sosial.
pendek dan jangka panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan mementingkan
kepentingan
orang
d. Norma Sosial
lain).
Norma-norma
sosial
akan
sangat
Dalam konsep Islam, semangat semacam ini
berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk
disebut sebagai keikhlasan. Semangat untuk
perilaku yang tumbuh dalam masyarakat.
membantu bagi
Pengertian
keuntungan
orang lain.
norma
itu
sekumpulan
tanpa batas waktu tertentu. Pada masyarakat,
dipatuhi
dan pada kelompok- kelompok sosial yang
masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu.
terbentuk, yang di dalamnya memiliki bobot
Norma-norma ini biasanya terinstusionalisasi
resiprositas kuat akan melahirkan suatu
dan mengandung sangsi sosial yang dapat
masyarakat
tingkat
mencegah individu berbuat sesuatu yang
keuntungan lain, masyarakat tersebut akan
menyimpang dan kebiasaan yang berlaku di
lebih mudah membangun diri, kelompok dan
masyarakatnya.
lingkungan sosial dan fisik mereka secara
tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami
mengagumkan.
oleh setiap anggota rnasyarakatnya dan
memiliki
dan
menentukan
yang
adalah
Imbalannya tidak diharapkan seketika dan
yang
aturan
sendiri
diikuti
diharapkan
oleh
Aturan-aturan
pola
tingkah
laku
anggota
kolektif
yang
diharapkan dalam konteks hubungan social
c. Rasa Percaya Trust atau rasa percaya (mempercayai) adalah
suatu
bentuk
keinginan
e. Nilai-nilai
untuk
mengambil resiko dalam hubungan-hubungan
Nilai adalah sesuatu ide yang telah
sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin
turun temurun dianggap benar dan penting
bahwa yang lain akan melakukan sesuatu
oleh anggota kelompok masyarakat, misalnya
seperti yang diharapkan dan akan senantiasa
nilai harmoni, prestasi, kerja keras, kompetisi
bertindak dalam suatu pola tindakan yang
dan
saling mendukung, paling tidak. yang lain
merupakan nilai-nilai yang umum dikenal
tidak akan bertindak merugikan diri dan
dalam kehidupan masyarakat. Nilai harmoni
kelompoknya (Robert D Putnam, 1993, 1995,
misalnya yang banyak pihak dianggap pemicu
dan 2002). Dalam pandangan Fukuyama
keindahan, kerukunan hubungan sosial yang
(1995, 2002), trust adalah sikap saling
tercipta, tetapi di sisi lain dipercaya pula
mempercayai
untuk senantiasa menghasilkan kenyataan
di
masyarakat
yang 190
lainnya
serta
nilai-nilai
tersebut
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
yang
VOLUME: 5
menghalangi
kompetisi
NOMOR: 2
dan
ISSN:2339 -0042
memperkaya, tidak saja dan sisi material tapi
produktivitas. Pada
HALAMAN: 106--208
juga kekayaan hubungan hubungan sosial, dan kelompok
yang
menguntungkan kelompok, tanpa merugikan
mengutamakan nilai-nilai harmoni biasanya
orang lain, secara bersama-sama. Mereka
senantiasa
suasana
cenderung tidak menyukai bantuan bantuan
yang rukun, indah, namun dalam hal hal
yang sifatnya dilayani, melainkan lebih
diskusi pemecahan masalah, tidak produktif.
memberi pilihan untuk lebih banyak melayani
Kapital
secara proaktif.
ditandai
sosial
masyarakat
oleh
yang
suatu
kuat
juga
sangat
ditentukan oleh konfigurasi nilai yang tercipta pada
suatu
kelompok
masyarakat.
Jika
3. Kapital Fisik
kelompok tersebut memiliki bobot tinggi pda
Kapital fisik merupakan salah satu
kompetisi, pencapaian, keterusterangan dan
modal dasar yang terdapat dalam setiap
kejujuran maka kelopok masyarakar tersebut
masyarakat. Green dan Haines (2002:113)
cenderung lebih berkembang dibandingkan
melihat dua kelompok utama dari modal fisik
pada kelompok masyarakat yang menghindari
adalah bangunan dan infrastruktur. Bangunan
keterusterangan, kompetisim dan pencapaian.
yang dimaksud berupa rumah, pertokoan,
Pada setiap kebudayaan biasanya terdapat
perkantoran,
nilai-nilai tertentu yang mendominasi ide
sebagainya.
berkembang. Dominasi ide tertentu dalam
berupa jalan raya, jembatan, jalan kereta api,
masyarakat
sarana pembangunan limbah, sarana air
akan
mempengaruhi
membentuk
aturan-aturan
dan
bertindak
gedung
perniagaan,
dan
Sebagian
infrastruktur
dapat
bersih, dan sebagainya.
masyarakatnya dan aturan-aturan bertingkah
Dalam
laku.
konteks
pengembangan
masyarakat, kapital fisik mengacu pada bangunan seperti rumah, toko retail, pabrik dan infrastruktur seperti jalan, air, saluran
f. Tindakan Proaktif
pembuangan.
Salah satu unsur penting kapital sosial
Masyarakat
berpandangan
adalah keinginan yang kuat dan anggota
ketika mereka membangun rumah (kapital
kelompok untuk tidak saja berpartisipasi
fisik), maka rumah tersebut dianggap sebagai
tetapi
sebuah
senantiasa
mencari
jalan
bagi
investasi
dan
memperoleh
masyarakat. Ide dasar dan premise ini, bahwa
tersebut. Keuntungan yang diperoleh bisa
seseorang atau kelompok senantiasa kreatif
berupa
dan aktif. Mereka melibatkan diri dan mencari
kontrakan kepada orang lain. Kapital fisik
kesempatan
bersifat bertahan pada periode yang lama dan
yang
dapat 191
penjualan,
dari
akan
keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan
kesempatan
keuntungan
diharapkan
warisan,
investasi
ataupun
di
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
tidak bergerak atau berpindah tempat. Dengan
dan teman. Kondisi lingkungan yang baik,
demikian, kualitas kapital fisik lokal adalah
penampilan
penting
perumahan
dalam
konteks
pengembangan
masyarakat.
fisik yang
bagus
mencirikan
berkualitas.
Perumahan
yang berkualitas dapat memberikan setiap
Dalam ilmu ekonomi, kapital fisik
anggota masyarakat dengan citra positif, hal
mengacu pada aset yang sudah diproduksi
tersebut
yang diterapkan dalam produksi, seperti
terhadap tempat tinggal kita dan lingkungan.
mesin, bangunan, atau kendaraan. Dalam
Ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh
teori ekonomi, kapital fisik adalah salah satu
(Clay,1992. P.23) sebagai berikut
sebagai masukan dalam fungsi produksi. Yang lainnya adalah sumber daya alam (termasuk tanah), dan tenaga kerja. Hal ini dengan
yang
dipaparkan
oleh
Wikipedia sebagai berikut “In economics, physical capital or just 'capital' refers to any alreadymanufactured asset that is applied in production, such as machinery, buildings, or vehicles. In economic theory, physical capital is one of the three primary factors of production, also known as inputs in the production function. The others are natural resources (including land), and labor — the stock of competences embodied in the labor force. "Physical" is used to distinguish physical capital from human capital (a result of investment in the human agent)) and financial capital. "Physical capital" may also refer to fixed capital, any kind of real or physical asset that is not used up in the production of a product, as distinguished from circulating capital”. Perumahan
merupakan
hal
kepedulian
kita
“Housing is major component in the bundle of goods that define social and economic well-being for American families. It is an indicator of the social status of families and individuals, it is the largest invesment most people make and makes up the majority of most families net worth. It is also the largest part of most households budgets, generally, around 20%, but often a third or more for families of limited means”
dari tiga faktor utama produksi, juga dikenal
sejalan
menunjukkan
Berdasarkan definisi Clay di atas bahwa Perumahan adalah komponen utama yang mendefinisikan sosial dan kesejahteraan ekonomi
bagi
keluarga
Amerika.
Ini
merupakan indikator status sosial keluarga dan individu, itu adalah investasi terbesar kebanyakan orang membuat dan menjadi mayoritas dari keluarga yang paling layak bersih.
Upaya
untuk
memproduksi
dan
merenovasi perumahan dengan harga yang terjangkau adalah tempat berbasis strategi dalam pengembangan masyarakat. Untuk
yang
memahami perumahan di komunitas apapun,
penting bagi setiap anggota masyarakat
kita perlu memahami pasar perumahan lokal
karena selain untuk tempat tinggal, rumah
Pasar perumahan lokal adalah sistem
pun dijadikan ruang pribadi untuk keluarga
yang rumit dan kompleks. Sebuah pasar
192
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
permintaan dan
kekuatan. Kekuatan ini meliputi jumlah dan karakteristik rumah tangga dan daya beli mereka, komposisi dan kondisi perumahan yang ada, jenis jabatan, tingkat pembentukan rumah tangga, kemampuan untuk membayar perumahan
yang layak, tingkat kualitas
kemiskinan, dan tingkat pemerintah subsidi dan lingkungan peraturan (Huttman, 1988, pp6-7).
4. Kapital Keuangan Selain kapital fisik, modal lain yang
Berdasarkan uaraian di atas bahwa
cukup diperhitungkan dalam menentukan
terdapat
kesejahteraan suatu komunitas adalah kapitas
fisik
dan perusahaan untuk membeli apa yang
untuk
mekanisme
menyediakan
strategi
kapital untuk membantu usaha bisnis yang
masyarakat
baru. strategi untuk membangun kapital
miskin karena pada umumnya mereka kurang kapital
pengembangan
dengan menekankan pentingnya utang dan
perbankan investasi, dll. Kebanyakan pasar
ke
kapital
Kapital manusia berfokus pada wirausaha
sektor ekonomi berdasarkan operasinya, yaitu
akses
antara
perumahan dengan kapital yang terjangkau.
menyediakan layanan mereka atau bahwa
memiliki
pada
keuangan
mereka butuhkan untuk membuat produk atau
kebutuhan
kuat
lingkungan, sosial dan manusia. Fokus kapital
pada uang yang digunakan oleh pengusaha
merespon
hubungan
keuangan dan bentuk lainnya seperti fisik,
keuangan. Kapital keuangan dapat merujuk
kredit
ISSN:2339 -0042
book, there is a strong relationship between financial capital and the other forms of capital. much of the focus on physical capital has been on developing financial mechanisms to provide affordable housing.human capital strategies focusing on self employment often emphasize the importance of debt and equity capital to help new bussinesses start and grow. strategies for building environmental capital also rely heavily on developing pools of capital to purchase land. finnaly we will discuss how social capital is often intimately tied to access to financial capital in many communities. in many ways financial capital is the lifeblood of communities”.
perumahan terjadi di suatu daerah dan dibentuk oleh interaksi
HALAMAN: 106--208
lingkungan juga sangat bergantung pada
keuangan.
pengembangan kapital
Kebanyakan dari mereka mengembangkan
keuangan untuk
membeli tanah. Terakhir, kapital sosial sangat
lembaga kredit alternatif untuk memenuhi
terkait dengan akses ke kapital keuangan
kebutuhan kredit mereka.
di banyak komunitas. Karena di dalam
Dalam bukunya Gary Paul Green
banyak
(2002) dibahas mengenai keterkaitan antara
kapital
keuangan
kehidupan masyarakat.
asset yang satu dengan yang lain, sebagai berikut
5. Kapital Lingkungan
“Like the other assets discusses in this 193
adalah
darah
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
Kapital
VOLUME: 5
lingkungan
NOMOR: 2
mencakup
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
HASIL
beberapa aspek dasar masyarakat sumber
Penelitian ini merupakan penelitian
daya alam yaitu udara, air, tanah, flora dan
yang bersifat kualitatif, dimana peneliti telah
fauna. Kapital lingkungan sangat kompleks,
mengambil
8
baik dalam bagaimana cara masyarakat
informan.
Informan
bekerja dalam lingkungannya dan bagaimana
pengetahuan
untuk
pelaksanaan Pengelolaan Hutan Bersama
menjaga,
melestarikan,
dan
menggunakan kapital yang tepat dan dengan
Masyarakat
benar.
masyarakat.
Masyarakat
harus
peduli
pada
(delapan)
dan
orang
menjadi
tersebut
memiliki
pengalaman
melalui
kegiatan
Pembahasan
pada
pembinaan
dimulai
dari
lingkungan sekitarnya serta memperhatikan
deskripsi informan, deskripsi pelaksanaan
tentang fungsi ekologis sumber daya alam
kegiatan pembinaan masyarakat dan analisa
seperti
dan
pemanfaatan
Asset
Based
Community
asimilasi limbah. Sumber daya alam pun
Development
dalam
kegiatan
pembinaan
memiliki nilai penggunaan langsung, output
masyarakat
utama
pengendalian
banjir,
yang dipasarkan
DAS,
misalnya
kayu,
Sebelum menguraikan pembahasan
tanaman, energi terbarukan dan manfaat
mengenai PHBM melalui kegiatan pembinaan
lainnya seperti rekreasi. Akhirnya sumber
masyarakat
daya alam dapat memiliki
masyarakattersebut
nilai untuk
desa
hutan,
dalam
berdomisili
hal di
ini desa
generasi masa depan atau sumber daya alam
Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten
yang sedang dilestarikan, karena sumber daya
Bandung
alam dapat menghasilkan berbagai nilai serta
dikemukakan
penggunaan terbaik dari sumber daya untuk
informan.
kelangsungan hidup jangka panjang dari
karakteristik informan disajikan pada tabel
masyarakat.
sebagai berikut
Selatan,
terlebih
dahulu
mengenai
Adapun
ringkasan
karakteristik mengenai
Keterangan No
Informan
Nama
Umur (tahun)
Jabatan
Pend
Pekerjaan
1 Informan 1
Wawan
47
Asisten, Perhutani (KBKPH)
SMA
Pegawai Perum Perhutani
2 Informan 2
Enjang
62
Ketua LMDH
SMA
Petani kopi
3 Informan 3
Jamhur
70
Sekertaris LMDH
S1
Petani kopi
4 Informan 4
Amas
67
Ketua KTH
SMP
Petani kopi
194
akan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
5
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
Informan 5
Dodo
59
Ketua KTH
SD
Petani Kopi
6
Informan 6
Rukiman
50
Mandor Perhutani
SPMP
Pegawai Perum Perhutani,
7
Informan 7
58
Ketua Koperasi, Bendahara LMDH
SMU
Petani Kopi
8
Informan 8
47
Anggota Kelompok
S2
Petani kopi
Rusnand Ar Undang Nasihin
Sumber: Penelitian Adapun ringkasan pelaksanaan
Petugas Perum Perhutani, Tim Pendamping
kegiatan pembinaan masayarakat desa
(LSM), MDH, Aparat pemerintah Desa,
hutan sebagai berikut
BPD, investor dan kepolisian
Tahap Sosialisasi Petugas
Tahap Negosiasi: Perhutani
membahas
Tawar
menawar
untuk
mencapai
mengenai Pengelolaan Sumberdaya hutan
kesepakatan hak-hak dan kewajiban para
dan memberikan pembinaankepada MDH
pihak
tentang aspek teknis seperti teknik budidaya,
kelembagaannya.
konsevasi hutan dan pengamanan hutan
Tempat
Para pihak yang terlibat yaitu Petugas
serta
dalam
pelaksanaan
pembentukan
negosiasi
biasa
dilakukan di Gubug kerja, atau di rumah
Perum Perhutani, Tim Pendamping (LSM),
warga yang dihadiri para pihak terkait.
MDH, Aparat pemerintah Desa, BPD, investor dan kepolisian Sosialisasi biasanya
Tahap Aspek Legal :
dilakukan setiap satu bulan sekali atau dua
Penandatangan perjanjian kerjasama antar
bulan sekali dalam bentuk pertemuan formal
para pihak dan disahkan oleh notaris
maupun informal. Tahap Pelaksanaan : Melaksanakan hak-hak dan kewajiban para
Tahap Dialog Diskusi antara para pihak untuk
pihak sesuai dengan PKS
mewujudkan persamaan persepsi tentang pengelolaan sumber daya hutan Perum
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Perhutani menyampaikan cara peningkatan
proses
produksi kayu, menjaga hutan, pembentukan
terhadap seluruh aktifitas berupa pelaksaan
kelembagaan dan peraturan kebijakan Perum
hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak
Perhutani Para pihak yang terlibat yaitu
sesuai isi surat perjanjian kerjasama agar
195
pemantauan
dan
pengawasan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
diketahui
sejauh
VOLUME: 5
mana
hak-hak
NOMOR: 2
dan
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
jasa ojeg. Sebelumnya keterampilan yang
kewajiban para pihak tersebut telah dan atau
dimiliki hanya bertani,
beternak
belum dilaksanakan
kebanyakan pengangguran, tidak memiliki keterampilan apa-apa. Berdasarkan PHBM
melalui
dan
hasil
Tahap Rencana Tindak Lanjut:
penelitian,
kegiatan
Perencanaan kegiatan tindak lanjut yang
pembinaan masyarakat memberi manfaat
belum terlaksana sesuai hasil monitoring dan
dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan
evaluasi
mengurangi pengangguran. Setiap hektar tanaman kopi memerlukan antara 2- 5 tenaga
Perhutani
telah
melakukan
upaya
kerja untuk melakukan pekerjaan pemetikan
pengembangan masyarakat dalam bentuk
kopi, pengolahan hasil dan lain-lain. Hal ini
program PHBM berupa pelaksanaan kegiatan
diperkuat oleh pernyataan informan sebagai
pembinaan masyarakat. Adapun pemanfaatan
berikut: “Setiap hektar tanaman kopi memerlukan minimal 2 orang tenaga kerja, 5 orang tenaga petik di musim panen sedangkan untuk pengolahan hasilnya, setiap 10 hektar tanaman kopi memerlukan tenaga kerja pengolahan gabah diperlukan 3 orang tenaga kerja dan pengolahan beras diperlukan minimal 20 orang tenaga kerja. Dengan demikian untuk 10 hektar tanaman kopi akan menyerap tenaga kerjasekitar 30 orang dan apabila setiap tenaga kerja mempunyai tanggungan keluarga maka tanaman kopi seluas 30 hektar akan memberi makan 300 orang” (informan 1)
aset/potensi/sumber dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kapital Manusia Kekuatan masyarakat yang menjadi titik tolak berkembangnya suatu negara yaitu terkait dengan unsur manusia yang menjadi modal dasar pembangunan mereka. Tanpa adanya
unsur
kemampuan
manusia
yang
yang
memadai,
memiliki maka
aset
lainnya kurang dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu unsur yang penting dalam menyiapkan modal manusia adalah unsur pendidikan.
Sebagian
besar
Namum demikian di desa Pulosari juga
tingkat
memiliki beberapa tenaga ahli dari warga
pendidikan masyarakat di Desa Pulosari
setempat yaitu lulusan sarjana pertanian dan
masih
lulusan administrasi negara. Mereka ahli di
relatif rendah.
bidangnya masing-masing untuk memajukan
Ketertinggalan modal manusia tidak
kopi
hanya dilihat dari aspek pendidikan saja, tapi
di
Kubang
Sari
Secara
pembangunan manusia disektor
dilihat juga dari aspek keterampilan dan
dan keterampilan memberikan
keahlian yang dimiliki masyarakat. Mata
ringkas,
pendidikan gambaran
umum tentang aset manusia yang dimiliki
pencaharian masyarakat desa hutan awalnya
masyarakat desa hutan Kubang Sari. Aset-aset
petani sayur mayur, ada yang peternak, dan 196
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
yang diandalkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
2. Kapital Sosial Aset lain yang mempunyai peranan
Pembinaan biasanya dilakukan oleh
penting adalah modal sosial dalam suatu
Perum
masyarakat yang menjadi penghubung antara
anggota LMDH. Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan sebagai berikut:
unsur kepercayaan, adanya jaringan. Salah
“anggota kelompok ikut terlibat dalam kegiatan yang telah disepakati oleh para pihak dalam hal kelembagaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan.” (informan 3)
satunya bentuk partisipasi masyarakat yaitu gotong royong dan dalam PHBM masyarakat terlibat secara aktif. Bentuk partisipasi yang dilakukan
Para petani desa hutan Kubang Sari
anggota biasanya berupa memperbaiki jalan lingkungan
dan
anggota kelompok tani pun ikut aktif menjadi
masyarakat
didalamnya), mengatur pola perilaku, adanya
membersihkan
pelatihan
dalam kegiatan tersebut. Disamping itu
nilai-nilai dan norma yang berlaku (aturan
hutan,
namun
Perkebunan. Anggota kelompok ikut aktif
lainnya. Modal sosial yang dimaksud adalah
warga
Perhutani,
penyuluhan banyak dilakukan oleh dinas
kelompok masyarakat satu dengan yang
mengikat
ISSN:2339 -0042
pembangungan mesjid, penyaluran air. Setelah ada PHBM pun masyarakat tetap aktif gotong royong, namun berbeda dari kegiatannya saja, seperti mengelola hutan, menjaga hutan , membuat jalan di kawasan hutan.” (informan 2)
ini lah yang menjadi aset untuk tenaga kerja
yang
HALAMAN: 106--208
merupakan kelompok orang yang memiliki
sekitar
minal-minat yang sama sebagai anggota
hutan, menjaga hutan bersama-sama agar
kelompok. Kelompok ini memiliki batas
tidak ada penebangan, perlunya memupuk
geografis disesuaikan dengan lahan kerja
dan menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat
mereka. Lahan kerja mereka disesuaikan
akan cinta terhadap lingkungannya dan
berdasarkan masuk ke kelompok mana, petak
memelihara kelestarian hutan. Dengan adanya
berapa dan berapa hektar yang di garap oleh
kegiatan ini secara langsung masyarakat
mereka.
terlibat aktif dalam menjaga dan merawat
Di
Kubang
Sari
terdapat
13
Kelompok Tani hutan. Luas lahan garapan
hutan, tidak hanya menjaga tanaman kopi
mereka 625 ha. Partisipasi para anggota
saja. Disini menunjukan manfaat kapital
kelompok tani sangat diperlukan dalam
sosial akan mampu mendorong pelaksanaan
kegiatan tersebut. hal ini ditandai dengan
kegiatan PHBM. Hal ini diperkuat oleh
kehadiran mereka, tidak hanya pada tahap
pernyataan informan sebagai berikut
pelaksaanaannya saja, namun ikut hadir
“sebelum adanya PHBM masyarakat aktif dalam gotong royong seperti menjenguk orang yang sakit, meninggal, ikut membantu
dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan baik oleh Perhutani, Lembaga Masyarakat
197
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
Desa Hutan, dan ketua Kelompok Tani hutan.
pemasara. Hal dimaksud sebagai tugas ketua
Partisipasi dalam kegiatan ini anggota
kelompok tani hutan. Ini pun salah satu cara
berperan
lebih
banyak
mendengar
dan
membangun komunikasi dan bersosialisasi
kepercayaan
kepada
pada
antar anggota, selain meningkatkan kapasitas
pengurus Lembaga dan Ketua Kelompok.
lembaga itu sendiri, mampu mengkoordinir
Oleh karena itu mereka kurang memahami
dan bekerja sama serta melibatkan anggota
secara mendalam mengenai stategi yang
dalam
seharusnya dilakukan dalam mencapai tujuan
kepercayaan terhadap ketua, sesama anggota,
tersebut. Komunikasi yang dilakukan hanya
satu sama lain harus saling transparan atau
satu arah saja atau tidak komunikatif. Ketua
terbuka. Tidak boleh mencurangi sesama
kelompok mempunyai peranan penting dalan
anggota, saling menghargai, menghormati
kegiatan pembinaan masyarakat sekaligus
pendapat masing-masing anggota, merupakan
mengkoordinir juga menjembatani antara para
nilai-nilai yang ada di masyarakat desa hutan.
memberikan
hal
apapun.
Agar
membangun
pihak yaitu perum perhutani, lembaga dan anggota. Salah satunya yaitu mendengarkan
3. Kapital fisik
aspirasi masyarakat lalu disampaikan kepada
Modal fisik merupakan salah satu
pihak perhutani dan lembaga.
modal dasar yang terdapat dalam setiap
Hal ini di perkuat oleh pernyataan
masyarakat. Green dan Haines melihat dua
informan sebagai berikut:
kelompok utama dari modal fisik adalah
“saya sebagai ketua kelompok biasanya mengkoordinir anggota untuk mengikuti rapat, memang ada beberapa rapat yang hanya dihadiri oleh pengurus LMDH, ketua KTH dan beberapa anggota saja. Biasanya beberapa anggota lain yang tidak hadir saya sampaikan hasil rapat atau informasi terbaru melalui pertemuanpertemuan informal” (informan 3) Masyarakat pelaksanaan
terlibat
PHBM,
aktif
terlibat
bangunan dan infrastruktur. Bangunan yang dimaksud dapat berupa rumah, pertokoan, gedung, perniagaan dan lain-lain. Adapun bangunan yang dimiliki masyarakat yaitu, sekertariat
LMDH,
koperasi
tani
hutan
(koptanhut) yang diberi nama Kowamah, pabrik pengolahan kopi yang didalamnya terdapat mesin-mesin pengolahan dari mulai
dalam
pengolahan gabah sampai siap seduh. Hal ini
dalam
diperkuat oleh pernyataan informan sebagai
keanggotan dan kelembagaan yang telah
berikut:
dibentuk. Ketua mempunyai peranan dalam
“LMDH memiliki sekertariat lembaga, gubug-gubung kerja, koperasi, dan mesin-mesin pengolahan kopi” (informan 3)
melakukan pembinaan dan mengecek bila ada anggotanya yang belum memahami aspek teknis di lapangan seperti cara penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan
Sedangkan infratruktur dapat berupa
198
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
jalan raya, jembatan , jalan kereta api, sarana
sumberdaya manusia berwawasan perkopian
pembuangan limbah, air bersih dan lain-
ke
lain. Infrastruktur yang dimiliki berupa Luas
mempersatukan petani kopi di Jawa Barat,
Hutan Pangkuan Desa 625 ha, luas tanaman
adanya kepercayaan Perum Perhutani pada
kopi arabika 425 ha, memiliki air bersih,
LMDH Kubang Sari sebagai leader pelaksaan
dan berkat hutan kembali subur, air bersih
PHBM dan budidaya kopi di n wilayah KPH
bisa
Bandung Selatan.
dimanfaatkan
oleh
masyarakat.
depan
yang
memiliki
kemampuan
Masyarakat ikut merasakan langsung efek dari menjaga kelestarian hutan. Selain itu
4. Kapital Keuangan
memiliki jalan, penerangan umum, hal ini
Selain modal Fisik, modal lain yang
diperkuat oleh informan sebagai berikut:
perlu
“Aset yang dimiliki LMDH berupa sekertariat lembaga dan pabrik yaitu luas hutan pangkuan desa 625 ha, tanaman kopi arabika 425 ha, sisanya menanam rumput gajah untuk keperluan ternak mereka, di Kubang Sari ada air bersih dan berkat bantuan bank dunia membuat saliran air sehingga masyarakat bisa merasakan langsung air bersih” (informan 2)
modal
sekertariat,
modal yang besar jika ingin hasil panennya lebih baik. Awalnya Perhutani membentuk koperasi agar masyarakat bisa melakukan simpan pinjam, mendapat modal dari operasi. Namun pada kenyataannya koperasi belum
Pabrik
mampu menyediakan modal untuk para anggotanya. Hal ini diperkuat oleh informan sebagai berikut
alat kerjam pupuk masih kurang. Dan sangat
“koperasi belum berjalan secara optimal, koperasi hanya menyalurkan hasil panen, peminjaman bibit hanya beberapa saja, simpan pinjam pun terbatas, dan sekarang simpan pinjam sudah tidak aktif lagi” (informan 4)
mempengaruhi hasil panen. Disamping air, ada banyak potensi yang terdapat di Kubang Sari. Salah-satu yang paling menonjol adalah potensi wisata. Namun agar pengembangan dibutuhkan
dukungan
“pernah terjadi konflik mengenai koperasi dan masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan koperasi, anggota banyak yang menjual kopi tidak ke koperasi dan lembaga yang seharusnya diserahkan ke kelompok dan bagi hasi dengan perhutani. karena banyaknya pendatangpendatang yang membeli kopi dengan
dari berbagai pihak, terutama pemertintah. Sumber daya hutan yang kaya akan potensi dan
bisa
dikembangkan
sebagai
Di kubang sari sumber
dalam pengadaan bibit dan pupuk diperlukan
memadai faktor penunjang lain seperti bibit,
maksimal
keuangan.
Anggota masih terkendala dengan modal,
pengolahan.sarana prasarana masih belum
berjalan
menentukan
keuangan berasal dari masyarakat (swadaya).
biasa disingkat LMDH memiliki mesin kantor
dan
kesejahteraan masyarakat desa hutan adalah
Lembaga masyarakat desa hutan atau
pengolahan,
diperhitungkan
wisata
pendidikan budidaya kopi dan PHBM, wana agro wisata dengan basis budidaya kopi,
199
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
harga lebih tinggi masyarakat menjual kesana.” (informan 2)
hijau kembali dan masyarakat bisa menanam
Ada beberapa organisasi yang terlibat dalam
bisa tumbuh dibawah naungan tanaman hutan.
pengelolaan
hutan
Sehingga masyarakat menjaga hutan dengan
dalam hal
budidaya kopi yaitu APEKI
bersama
kopi di hutan. Dari aspek lingkungan kopi
masyarakat
baik.
(asosiasi Petani Kopi Indonesia) APEKI
Dalam kaitannnya dengan konsep
tugasnya yaitu mengajukan dana aspirasi ke
pekerjaan sosial, Perum Perhutani dapat
anggota dewan, ke dinas-dinas terkait, seperti
berfungsi sebagai sistem sumber, Soetarso
dinas perkebunan, pertanian dan menentukan
(1995) mengungkapkan bahwa “Inti sasaran fokus praktek pekerjaan sosial adalah interaksi diantara orang dengan sistem-sistem sumber di lingkungan sosial mereka. Orang yang mengantungkan dirinya pada sistem ini untuk memperoleh sumber-sumber material, emosional, dan pelayananpelayanan serta kesempatankesempatan yang mereka butuhkan untuk mewujudkan aspirasi mereka dan juga untuk membantu mereka dalam pelaksanaan tugas-tugas kehidupan mereka”. (1995:2)
pasar untuk hasil panen kopi, AEKI (asosiasi ekspor kopi Indonesia), namun kopi di Kubang Sari belum ada hak paten, jadi bila dibeli oleh Surabaya (PT Indokom), Kopi surabaya, sehingga diperlukan pengakuan hak paten bagi kopi Kubang Sariagar nilai jual lebih tinggi. Dengan adanya sertifikasi hak paten akan menambah nilai jual kopi Kubang Sari dan masyarakat menjadi sejahtera.
Dalam
5. Kapital Lingkungan
pelaksanaan
adanya modal lingkungan yang dapat diakses
Lembaga-lemabaga
diolah dan memiliki nilai ekonomi yang
yaitu
Lembaga
tersebut
termasuk
kategori sistem sumber formal. Pincus dan
tinggi, dan mempunyai nilai tinggi dalam
Minahan
upaya pelestarian seperti tidak terjadinya
(1973)
mendefinisikan
sistem
sumber formal sebagai berikut:
erosi, longsor. Sebelum adanya PHBM hutan
“sistem sumber formal adalah sumber yang dapat memberikan bantuan atau pelayanan langsung terutana kepada anggotanya. Selain kepada para anggotanya, sumber ini juga dapat memberi manfaat kepada masyarakat yang membutuhkannya”.
gundul dan masyarakat menanam sayurmayursehingga tidak tersedia air bersih. Setelah adanya sosialisasi dan kesepakatan untuk menanam tanaman keras yaitu kopi dan pun
PHBM
Lembaga Swadaya Masyarakat dan Koperasi.
lingkungan dapat berupa potensi yang belum
sosialisasi
sistem
Masyarakat Desa Hutan, Lembaga Ekonomi,
dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Modal
Pada
dengan
sumber, ada beberapa lembaga formal dalam
Modal lain yang penting adalah
kayu.
kaitannya
masyarakat
diberikan 3 pilihan yaitu alih lokasi, alih
Dengan
profesi atau alih komoditi. Hutan menjadi 200
demikian Perum Pehutani
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
termasuk dalam kategori
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
sistem sumber
tahapan pelaksanaan kegiatan pembinaan
formal, karena LMDH, LSM dan koperasi
masyarakat desa hutan dapat dijelaskan
merupakan lembaga-lembaga formal yang
sebagai berikut:
memberikan bantuan dan pelayanan langsung kepada
para
petani
yang
termasuk
1. Sosialisasi
anggotanya. Bantuan yang diberikan oleh
Sosialisasi merupakan tahap awal
sistem sumber tersebut berupa kegiatan-
dalam kegiatan pembinaan masyarakat desa
kegiatan ataupun program yang dilaksanakan
hutan yaituPetugas Perum Perhutani dan
untuk anggotanya yaitu para petani baik
Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) yang
langsung maupun tidak langsung. Hal ini
berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat
sesuai dengan visi Perum Perhutani yaitu
(LSM) melakukan arahan dan bimbingan
menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-
mengenai program PHBM. Adapun materi
besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu
sosialisasi tidak hanya mengenalkan tentang
masyarakat desa hutan merasakan dampak
PHBM dan diperbolehkannya masyarakat
positif dengan adanya pengelolaan hutan
mengelola lahan Perum Perhutani, namun
bersama masyarakat.
juga
Pengembangan masyarakat upaya
terencana
untuk
luas
membangun
masyarakat desa hutan dan teknis-teknis
rangka
penanaman, pemeliharaan dan pemanenan
untuk
tanaman hutan maupun tanaman semusim
masyarakat.
serta pemasarannya. Adapun pemanfaatan
peningkatan
kapasitas
masyarakat
mewujudkan
kualitas
hidup
Yakni disebut “Asset Based ”. Biasanya masyarakat
aset-aset dalam tahapan sosialisasi ini yaitu:
yang
dilakukan berupa pemetaan masalah dari apa
Kapital Manusia
yang
Pemanfaatan
dibutuhkan
secara
manfaat sumberdaya hutan bagi kehidupan
dalam
pengembangan
pemahaman
sebagai
aset/potensi/sumber
bentuk
diberikan
masyarakat.
Namun
kapital
manusia
sekarang dilihat dari potensi/aset/sumber yang
dimanfaatkan dengan baik oleh Perum
dimiliki
Perhutani hal ini ditandai dengan
masyarakat
yang
dapat
dikembangkan sehingga masyarakat berdaya
tenaga
dan dapat meningkatkan kualitas hidup
sehingga anggota memmiliki keahlian
mereka.
dan keterampilan baru
Perum Perhutani telah melakukan upaya
pengembangan
masyarakat
ahli
lokal
(local
expert)
Kapital Sosial
dalam
Pemanfaatan kapital sosial dijalan kan
bentuk program PHBM berupa pelaksanaan
dengan baik hal ini ditandai dengan
kegiatan pembinaan masyarakat. Adapun
masyarakat ikut terlibat aktif dalam
pemanfaatan
pengelolaan
aset/potensi/sumber
dalam 201
hutan
bersama
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
masyarakat, ikut dalam kelembagaan
mengelola
dan menjadi anggota, berpartisipasi
Perhutani berasal dari masyarakat
aktif
(swadaya). Ada koperasi namanya
dalam
formal
pertemuan-pertemuan
maupun
informal
yang
lahan
KOWAMAH,
garapan
milik
koperasi
hutan,
warga
dilakukan Perhutani, maupun pihak
masyarakat
namum
belum
Lembaga namun ada beberapa yang
berjalan optimal terbentur oleh dana.
belum terlaksana secara optimal yaitu partisipasi anggota kelompok tani
Kapital Lingkungan
masing kurang, hal ini diindikasikan
Dalam
ketidakhadiran
kapital lingkungan tidak diperlukan
beberapa
anggota
tahapan
ini
pemanfaatan
kelompok tani pada tahap Sosialisasi.
karena kapital
Anggota
memberikan
sumber daya hutan, air bersih, dan
Lembaga
kondisi cuaca dan iklim diperlukan
petani
kepercayaan
kepada
Masyarakat Desa Hutan dan Ketua Kelompok mereka
Tani
tidak
Hutan
lingkungan berupa
pada tahapan pelaksanaan kerjasama.
sehungga
memahami
secara
2. Dialog Tahap Dialog merupakan komunikasi
kompherensif mengenai pengeloaan hutan
dua
Kapital Fisik
Perhutani dan para anggota KTH, agar
Pemanfaatan
kapital
fisik
arah
terwujud
antara
Petugas
kesepahaman
Perum
bersama
dimanfaatkan dengan baik hal ini
terhadap pengelolaan sumber daya
ditandai dengan adanya masyarakat
hutan. Dalam tahap dialog ini petugas
merasakan manfaat air bersih dari
Perhutani
hutan.
desa
kegiatan yang telah direncanakan oleh
hutan memiliki mesin pengolahan,
Perum Perhutani dan menampung
kantor
Pabrik
aspirasi para anggota kelompok tani
pengolahan.sarana prasarana masih
terkait keluhan dan kesulitan para
belum memadai faktor penunjang lain
anggota kelompok tani dalam hal
seperti bibit, alat kerjam pupuk masih
sosial
kurang.dan
pemanfaatan aset-aset dalam tahapan
Lembaga
masyarakat
sekertariat,
sangat
mempengaruhi
menyampikan
ekonomi
kegiatan-
mereka.
Adapun
hasil panen
dialog ini yaitu Pemanfaatan kapital
Kapital keuangan
manusia
dalam
memanfaatkan
tahap tenaga
ini
yaitu
ahli
lokal
Pemanfataan kapital keuangan yaitu
khusus
sampai saat ini dana untuk kegiatan
penyampaian mengenai pengelolaan 202
dalam
mensukseskan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
hutan kepada masyarakat desa hutan.
Negosiasi merupakan proses tawar
Adanya keterbatasan masyarakat desa
menawar antara Petugas Perum Perhutani
hutan yang rata-rata berpendidikan
dengan anggota kelompok tani sehingga
rendah menyebabkan dialog lebih
mencapai kesepakatan antara kedua belah
banyak
pihak.
komunikasi
satu
arah
Setelah
membahas
hak-hak
dan
Pemanfaatkan kapital sosial dalam
kewajiban Perum Perhutani dan anggota,
tahap ini yaitu Tingkat kepercayaan
selanjutnya
masyarakat terhadap Perum Perhutani
pembentukan
dan Kelompok Tani mempermudah
pemanfaatan
terjadinya proses komunikasi antar
negosiasi ini yaitu
pihak
fisik
Pemanfaatan kapital manusia dalam tahap
dalam tahap ini yaitu Pertemuan
ini yaitu Petugas Perum Perhutani dan
formal setelah sosialisasi telag banyak
pendamping LSM memanfaatkan ketua
menggunakan gubug kerja sebagai
kelompok – kelompok tani dan tenaga ahli
tempat dialog
lokal dalam merumuskan kesepakatan
Pemanfaatkan
kapital
Pemanfaatkan kapital keuangan dalam
hutan
dugunakan
mengenai
kelembagaan.Adapun aset-aset
dalam
tahapan
kerjasama antar pihak Pemanfaatan kapital sosial dalam tahap ini
tahap ini yaitu Swadaya masyarakat desa
pembahasan
dalam
yaitu Masyarakat Desa Hutan cenderung
memperlancar dialog antara Petugas
memberi
Perum Pehutani dan TPM
Kelompok Tani, TPM dan tenaga akhli
Dalam
tahapan
ini
pemanfaatan
kepercayaan
kepada
Ketua
lokal untuk membangun jaringan dengan
kapital lingkungan tidak diperlukan
Petugas Perhutani dan investor
lingkungan berupa
Pemanfaatan kapital fisik dalam tahap ini
sumber daya hutan, air bersih, dan
yaitu Memanfaatkan sarana gubug kerja
kondisi cuaca dan iklim diperlukan
dengan segala fasilitasnya dimanfaatkan
pada
untuk penyelesaian kesepakatan kedua
karena kapital
tahapan
kerjasamaDalam
pelaksanaan tahapan
ini
belah pihak
pemanfaatan kapital lingkungan tidak
Pemanfaatan kapital keuangan dalam
diperlukan karena kapital lingkungan
tahap ini yaitu Swadaya masyarakat desa
berupa sumber daya hutan, air bersih,
hutan dugunakan dalam memperlancar
dan
negosiasi
kondisi
cuaca
dan
iklim
Dalam tahapan ini pemanfaatan kapital
diperlukan pada tahapan pelaksanaan kerjasama
lingkungan
tidak
diperlukan
karena
kapital lingkungan berupa sumber daya 3. Negosiasi
hutan, air bersih, dan kondisi cuaca dan 203
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
iklim
VOLUME: 5
diperlukan
pada
NOMOR: 2
tahapan
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
kapital lingkungan tidak diperlukan
pelaksanaan kerjasama.
karena kapital
lingkungan berupa
sumber daya hutan, air bersih, dan kondisi cuaca dan iklim diperlukan
4. Aspek legal Aspek
legal
merupakan
proses
pada tahapan pelaksanaan kerjasama.
penandatangan perjanjian kerjasama para pihak yang telah disepakati dan disahkan oleh notaris,
serta
proses
5. Pelaksanaan
pembentukan
Selanjutnya
kelembagaan LMDH. Adapun pemanfaatan
kegiatan
aset-aset dalam tahapan aspek legal ini yaitu
pelaksanaaan
Pemanfaatan kapital manusia dalam tahap
ini
yaitu
tahap
pembinaan
kelima
dalam
masyarakat
yaitu
terhadap
isi
perjanjian
kerjasama antara Petugas Perum Perhutani dan
Memanfaatkan
anggota
kelompok
tani.
Dalam
Pengurus Lembaga Masyarakat Desa
pelaksanaannya, masih ada beberapa anggota
Hutan dan KTH dalam penyusunan
kelompok tani masih tidak konsisten terhadap
kesepakatan kedua belah pihak antara
kesepakatan
Perum
Perhutani
Pemanfaatan kapital
dalam
perjanjian
kerjanjian
dan
MDH
kerjasama. Hal ini di tunjukkan beberapa
sosial
dalam
anggota petani menanam sayuran. Dalam
tahap ini yaitu Masyarakat cenderung
tahap
memberikan
kepada
anggota kelompok petami tersebut menanam
Pengurus LMDH dan ketua KTH
tanaman keras yaitu kopi dan tanaman
dalam
berkayu seperti kayu putih dan suren sesuai
hal
kepercayaan
penandatangan
surat
pelaksanaan,
kesepakatan
perjanjian kerjasama Pemanfaatan kapital fisik dalam tahap
yang
dimana
seharusnya
dituangkan
dalam
perjanjian kerjasama.
ini yaitu Memanfaatkan sarana gubug kerja,
ruang
koperasi,
Adapun pemanfaatan aset-aset dalam tahapan
sekertariat
pelaksanaan ini yaitu:
LMDH sebagai tempat pengesahan
Kapital Manusia
SPK Pemanfaatan kapital keuangan dalam
Pemanfaatkan tenaga ahli lokal dalam
tahap ini yaitu Swadaya masyarakat
hal
desa
dalam
pengelolaan hutan seperti menanam
penyelesaikan
kayu, menanam kopi, cara pemilihan
hutan
dugunakan
memperlancar penandatangan
kesepakatan
bibit
yang
masalah-masalah
yang
dituangkan dalam surat perjanjian
konservasi
kerjasama
pemanenan,
Dalam
tahapan
ini
pemasaran,
pemanfaatan 204
baik,
teknis
budidaya
hutan,
pemeliharaan,
pengolahan Perum
kopi,
dan
Perhutani
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
melakukan pembinaan dan pelatihan
memiliki nilai jual yang tinggi, kopi
kepada
anggota,
dan
anggota
mampu
pelatihan
tersebut
kelestarian hutan tetap terjaga dan
untuk menambah keterampilan mereka
kopi bisa tumbuh dibawah tegakan
memanfaatkan
menyerap
air
sehingga
hutan karena kopi tidak boleh banyak Kapital Sosial
terkena sinar matahari. Kalau dilihat
Pemanfaatan pengurus LMDH dam
dari aspek lingkungan lahan dan iklim
KTH,
mendukung
budidaya
kopi.
penyuluhan secara infomral kepada
Mewujudkan
kelestarian
hutan
anggota mengenai pemeliharaan kopi,
sekaligus
pembibitan, pemanenan, pengolahan,
penggarap.
dengan
memberikan
kesejahteraan
bagi
si
pemasaran 6. Monitoring dan Evaluasi Tahap
Kapital Fisik
keenam
dari
kegiatan
Pemanfaatan sarana jalan raya di
pembinaan masyarakat desa hutan yaitu
sekitar hurtan, masyarakat membuat
monitoring
dan
jalan secara bersama-sama sehingga
pemanfaatan
aset-aset
mempemudah proses pelaksanaan
monitoring dan evaluasi ini yaitu
evaluasi.
Adapun
dalam
tahapan
Pemanfaatan kapital manusia dalam Kapital keuangan
tahap ini yaitu Pemanfaatan tenaga
Pemanfaatan sarana jalan raya di
ahli dan TPM dalam proses evaluasi Pemanfaatan kapital
sekitar hurtan, masyarakat membuat
sosial
dalam
jalan secara bersama-sama sehingga
tahap ini yaitu Pemanfaatan pengurus
mempemudah
LMDH dan KTH dalam monitoing
proses
pelaksanaan memperlancar
Pemanfaatan kapital fisik dalam tahap
pemanenan kayu dan kopi di lahan
ini yaitu Pemanfaatan sarana gubug
Perhutani
kerja
digumakan
untuk
sebagai
tempat
tempat
oertemuan formal maupun informal Kapital Lingkungan Pemanfataan
untuk memperlancar monitoring dan
kapital
lingkungan
evaluasi
Pemanfaatan
meliputi air bersih,tanah yang subur,
keuangan
Hutan.
Pemanfaatan
Dengan
adanya
hutan,
dalam
tahap
untuk
kopi
monitoring dan evaluasi
dijadikan
pencaharian
sumber
mereka.
Selain
mata
Dalam
kopi 205
ini
swadaya
mengelola hutan dan menanam kopi,
ini
yaitu
masyarakat
memperlancar
tahapan
kapital
proses
pemanfaatan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042
kapital lingkungan tidak diperlukan
hutan, air bersih, dan kondisi cuaca dan
karena kapital
iklim
lingkungan berupa
sumber daya hutan, air bersih, dan
diperlukan
pada
tahapan
pelaksanaan kerjasama.
kondisi cuaca dan iklim diperlukan pada tahapanpelaksanaan kerjasama.
Berdasarkan masyarakat
hasil
berpendapat
penelitian,
bahwa
Perum
Perhutani belum secara optimal memberikan
7. Rencana Tindak Lanjut Tahap akhir dari kegiatan pembinaan
bantuan dalam bentuk financial (keuangan,
masyarakat adalah rencana tindak lanjut. Pada
bantuan modal atau investasi dalam bentuk
tahap rencana tindak lanjut ini disusun atas
uang), belum optimal dalam memfasilitasi
dasar
evaluasi,
LMDH dalam memperoleh sumber modal
khususnya kewajiban-kewajiban kedua belah
atau bantuan dari pihak ketiga. Hal ini
pihak
Adapun
ditunjukkan anggota kelompok tani masih
pemanfaatan aset-aset dalam tahapan rencana
kesulitan dalam hal proses pemanenan karena
tindak lanjut ini yaitu
anggota kekurangan bibit dan pupuk sehingga
Pemanfaatan kapital manusia dalam tahap
mempengaruhi hasil panen, belum secara
ini yaitu Pemanfaatan tenaga ahli lokal
optimal melakukan penjagaan ketat dan
dan TPM dalam pembahasan mengenai
melakukan peneguran karena masih ada
kewajiban-kewajiban kedua belah pihak
beberapa
yang belum terlaksana
menanam sayur mayur dan tidak sesuai
hasil
yang
monitoring
belum
dan
terlaksana.
Pemanfaatan kapital sosial dalam tahap ini
kelompok
tani
kelompok
tani
yang
dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati.
yaitu Pemanfaatan pengurus LMDH dan ketua
anggota
pembahasan KESIMPULAN
mengenai sharing yang seharusnya sesuai dengan kesepakan tang telag disepakati
Berdasarkan uraian hasil penelitian
bersama Pemanfaatan kapital fisik dalam
dan pembahasan tentang PHBM melalui
tahap ini yaitu Pemanafaatan sarana
kegiatan pembinaan masyarakat ditinjau dari
prasarana yang ada di desa Pulosari untuk
perspektif
memperlancar
Development diperoleh kesimpulan sebagai
proses
rencana
tindak
Asset
lanjut wadaya dan dana dari Perum
berikut:
Perhutani
1) Pelaksanaan
untuk
mrmperlancar
tahap
Dalam tahapan ini pemanfaatan kapital tidak
kapilingkungan
kegiatan
Community
pembinaan
masyarakat melalu tahapan sosialisasi,
rencana tindak lanjut
lingkungan
Based
diperlukan
berupa
sumber
dialog, negosiasi, aspek legal, monitoring
karena
dan evaluasi, serta rencana tindak lanjut
daya
secara umum terlaksana dengan baik. 206
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
Namun
ada
VOLUME: 5
beberapa
NOMOR: 2
kelemahan-
partisipasi
ISSN:2339 -0042
anggota sebagai media pemasaran,
kelemahan yang perlu diperbaiki yaitu a. Kurangnya
HALAMAN: 106--208
simpan pinjam anggota, modal
anggota
kelompok tani b. Beberapa kelompok tani masih belum
konsisten
terhadap
DAFTAR PUSTAKA
isi
A. Buku-buku
Perjanjian Kerjasama c. Anggota kelompok tani masih
Alfitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
belum percaya sepenuhnya kepada koperasi d. Anggota
kelompok
tani
Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
lebih
banyak menjadi pendengar dan mempercayakan kepada
ketua
sepenuhnya kelompok
Green, Gary Paul & Anna Haines. 2000. Asset Building and Community Development. United States
dan
LMDH (komunikasi satu arah)
Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Bandung:Humaniora
e. Penjualan kopi masih bercabang (tidak satu pintu) sehingga Perum Perhutani
sulit
Hasbullah, Jousairi. 2006. Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MRUnited Press.
memnetukan
sharing 2) PHBM telah dilaksanakan sesuai dengan
Ife, J &Frank Tesoriero. 2008. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pengembangan masyarakat berbasis aset. Asset Based berupa kapital manusia, kapital
sosial,
kapital
fisik,
kapital
keuangan, dan kapital lingkungan telah
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
dimanfaatkan pada setiap dalam kegiatan Pembinaan beberapa
Masyarakat aset
yang
Namun belum
ada
Miles, Mathew B. Dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
optimal
dimanfaatkan dalam tahapan pembinaan masyarakat desa hutan yaitu a. Kurangnya upaya peningkatan kualitas
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
sumberdaya manusia b. Partisipasi anggota masih rendah
Silalahi, Ulbert. 1999. Metode dan Metodologi Penelitian. Bandung: Bina Budhaya
c. Kurangnya peran LMDH, KTH untuk meningkatkan kesadaran berkoperasi d. koperasi belum dimanfaatkan oleh 207
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 5
NOMOR: 2
Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara Tjahja Djajadiningrat, Surna dkk . 2003. Akses Peran Serta Masyarakat lebih jauh memahami Community Development. Jakarta: Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD)
B. Dokumen-dokumen Perum Perhutani- Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)- Desember 2009 Perum Perhutani- Pedoman Kelola Sosial Desember 2009 Kesejahteraan Sosial- Buku panduan pelaksanaan praktikum pengembangan masyarakat Media Persaki Volume 12:2009 Perum Perhutani- Implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Juli 2008 C. Sumber Lain http://perumperhutani.com http://dkp.kerincikab.go.id http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 /18483/4/Chapter%20II.pdf http://www.sociotyentrepreneur.com/readblog.php?id=21 http://www.damandiri.or.id/file/yuliaistanahunai rbab4.pdf http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs _011611_chapter3.pdf
http://blogs.unpad.ac.id/rsdarwis/?p=8
208
HALAMAN: 106--208
ISSN:2339 -0042