PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU DISIPLIN REMAJA DI MAN SAWIT BOYOLALI (Penelitian Tindakan Kelas di MAN Sawit Boyolali)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
Disusun Oleh: Siti Nurjanah NIM : 207011000431
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Siti Nurjanah
NIM
: 207011000431
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Angkatan
: 2007
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa
skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
TINGKAT
RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU DISIPLIN REMAJA DI MAN SAWIT BOYOLALI” adalah benar merupakan karya sendiri dibawah bimbingan: Nama
: Dr. Sururin, MA
NIP
: 197103191998032001
Dosen Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Dengan demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuen siapa bila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 2 juli 2014 Yang menyatakan,
Siti Nurjanah
iv
ABSTRAK Siti Nurjanah, 2014. “penggunaan pendekatan croass soetional untuk meningkatkatkan religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja di MAN Sawit Boyolali”. Skripsi di bimbing oleh Dr. Sururin. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan pada masa remaja yaitu yang masih banyaknya paa remaja yang kurang mengindahkan agama dan perilaku dalam berdisiplin, salah satu penyebabnya yaitui dengan adanya masa transisi yang menjadikan emosi remaja kurang stabil. Masa ini sering disebut sebagai masa topan badai (“strum and drang)” yaitu masa yang penuh dengan gejolak akibat pertentangan nilai-nilai. Masa transisi inilah yang menimbulkan kecenderungan munculnya perilaku-perilaku yang tidak berdisiplin, terutama dalam hal moral atau. Secara psikologis, remaja merupakan masa yang labil dalam menjalankan sesuatu. Untuk itu dibutuhkan keyakinan dan pengamalanyang kuat terhadap ajaran-ajaran agama guna menumbuhkan perilaku-perilaku berdisiplin yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh religusitas terhadap Perilaku Disiplin remaja; dan 2) seberapa besar sumbangan efektif religiusitas terhadap Perilaku Disiplin remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Pada penelitian ini metode yang di gumnakan adalah metode deskriptif korelasional sebab akibat dengan pendekatan Croass soetional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Religiusitas Terhadap Perilaku Disiplin di MAN Saqit Boyolali. Dengan rumusan masalah bagaimana pengaruh religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja kelas XI MAN Sawit Boyolali. Penelitian ini di laksanakan di MAN SAwit Boyolali mulai tanggal 8 Maret s/d 27 Mei 2014 ini mengambil sampel 30 anak dari 125 siswa kelas XI dengan cara random sampling. Tingkat Religiusitas dengan nilai rata-rata 377 dengan kualifikasi nilai yang tinggi, yaitu dengan nilai tertinggi 377 dan terendah 317. Sedangkan perlaku disiplin mendapatkan nilai rata-rata 327,1 yaitu dengan akumulasi nilai yang tinggi dengan nilai tertinggi 377 dan nilai terendah 321. Pengaruh religiusitas perilaku disiplin remaja di MAN Sawit Boyolali , memiliki koefisien korelasi 0,777 yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan, korelasi ini tergolong korelasi yang kuat atau tinggi. Pengaruh tingkat religiusitas (X) terhadap perilaku disiplin Remaja (Y) mendapat angka determinasi sebanyak 64%, sedangkan sisanya 36% merupakan variabel lain yang tidak di masukkan dalam penelitian. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara tingkat religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap perilaku disiplin remaja.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas Terhadap Perilaku Disiplin Remaja”. Shalawat serta salam semoga Allah melimpahkan Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya
hidup
di
bawah
naungan
Islam.
Penulis
menyadari
bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, PH.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Ibu Dr.Sururin, MA. Selaku pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para dosen Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis. 5.
Bapak Muh. Zain Harsana, sebagai Pemimpin Sekolah MAN Sawit Boyolali, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh Siswa/i MAN Sawit yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 7. Kepada yang teristimewa untuk keluargaku khususnya suami, anak, kedua orang tua, bapak, ibu, dan kakakku tercinta yang senantiasa memberikan semangat, motivasi seta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
vi
8. Seluruh sahabatku di Fakultas Tarbiyah angkatan 2007, atas persahabatan dan dukungan yang telah kalian berikan. Semoga Allah memberikan pahala yang tiada henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan.
Jakarta, 2 Juli 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ i LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI .............................. ii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .................... 5 1. Identifikasi Masalah ............................................................... 5 2. Pembatasan Masalah .............................................................. 5 3. Perumusan Masalah ............................................................... 6 C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian.......................... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Religiusitas ................................................................................. 7 1. Pengertian religiusitas ............................................................ 7 2. Dimensi-dimensi religiusitas.................................................. 8 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas .................... 9 4. Religiusitas Remaja ................................................................ 11 5. Dimensi Religiusitas Remaja ................................................. 12 6. Perkembangan Psikologi Remaja ........................................... 15 B. Perilaku Disiplin ....................................................................... 19 1. Pengertian Perilaku Disiplin .................................................. 19 2. Dimensi-dimensi Disiplin ...................................................... 20 3. Faktor-faktor Pendorong Perilaku Disiplin ............................ 21 4. Kerangka Berpikir .................................................................. 24
viii
5. Hipotesis................................................................................. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................ 27 B. Variabel Penelitian ................................................................... 27 C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 27 1. Populasi penelitian ................................................................. 27 2. Sampel Penelitian ................................................................... 28 3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28 4. Observasi ................................................................................ 31 D. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ........................................................................... 34 1. Sejarah Berdirinya Sekolah MAN Sawit Boyolali................. 34 2. Visi dan Misi Sekolah MAN Sawit Boyolali ......................... 34 3. Strategi Sekolah MAN Sawit Boyolali .................................. 35 4. Kekuatan dan Kelemahan Sekolah MAN Sawit Boyolali ..... 35 B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis .... 36 1. Ideologi .................................................................................. 36 2. Ritual ...................................................................................... 42 3. Ekspariensial .......................................................................... 45 4. Intelektual ............................................................................... 47 5. Konsekuensial ........................................................................ 48 C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 73 B. Implikasi .................................................................................... 73 C. Saran .......................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75 LAMPIRAN – LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ki-kisi instrument tingkat religiusitas (Variabel X) .......................... 29 Tabel 2 Kisi-kisi instrument perilaku disiplin remaja (variabel Y) ................ 30 Tabel 3 Ketentuan skor tingkat religiusitas dan perilaku disiplin remaja ....... 30 Tabel 4 Nilai “r” Product moment .................................................................. 32 Tabel 5 Iman kepada Allah ............................................................................. 36 Tabel 6 Iman kepada Malaikat ........................................................................ 37 Tabel 7 Iman kepada Kitab
.................................... 38
Tabel 8 Iman kepada Rasul ............................................................................. 39 Tabel 9 Iman kepada hari kiamat .................................................................... 40 Tabel 10 Iman kepada qadha dan qadar .......................................................... 41 Tabel 11 Shalat ................................................................................................ 42 Tabel 12 Do’a dan dzikir ................................................................................. 43 Tabel 13 Puasa................................................................................................. 44 Tabel 14 Shadaqah .......................................................................................... 44 Tabel 15 Ihsan ................................................................................................ 46 Tabel 16 Intelektual ......................................................................................... 47 Tabel 17 Akhlak kepada Allah ........................................................................ 48 Tabel 18 Akhlak terhadap diri sendiri ............................................................. 49 Tabel 19 Akhlak terhadap sesama manusia.................................................... 50 Tabel 20 Perbuatan buruk................................................................................ 51 Tabel 21 Perbuatan positif dalam berdisiplin .................................................. 53 Tabel 22 Akibat dari perbuatan positif dalam berdisiplin ............................... 54 Tabel 23 Perbuatan negatif berprilaku disiplin ............................................... 55 Tabel 24 Akibat dari perbuatan negatif berdisiplin ......................................... 56 Tabel 25 Kesadaran Moral .............................................................................. 57 Tabel 26 Kesadaran moral yang buruk ............................................................ 58 Tabel 27 Pengendalian diri yang positif .......................................................... 59 Tabel 28 Pengendalian diri yang negatif ......................................................... 60 Tabel 29 Norma agama ................................................................................... 62
x
Tabel 30 Norma susila ..................................................................................... 63 Tabel 31 Norma kesopanan ............................................................................. 63 Tabel 32 Religiusitas remaja. .......................................................................... 65 Tabel 33 Prilaku disiplin remaja...................................................................... 67 Tabel 34 Uji korelasi antara religiusitas dengan perilaku disiplin ................. 69
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan disiplin nasional dan program peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tema dan program pembangunan nasional yang sampai saat ini sering dibicarakan. Multi krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia dalam masa reformasi ini pun selalu terkait dengan perilaku disiplin. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang berlaku seakan menjadi suatu hal yang lumrah atau biasa. Peningkatan disiplin dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat peradaban modern belum mampu mengontrol naluri manusia. Peradaban modern yang oleh sebagian besar orang dijadikan pedoman hidup, sampai pada saat ini belum mampu menghindarkan atau membendung berbagai perilaku negatif. Salah satunya adalah adanya tindak pelanggaran perilaku disiplin. Sementara yang terjadi bahwa peradaban modern belum mampu menciptakan kehidupan yang saling menghormati hak asasi. Dengan demikian peningkatan disiplin manusia khususnya di Indonesia akan semakin mendapat tantangan dengan semakin besarnya pengaruh peradaban asing yang banyak bertentangan dengan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.1. Dengan begitu dapat dilihat dari berbagai kasus-kasus penyelewengan, kredit macet, korupsi, suap, penipuan, meningkatnya perkara kriminal dan amoral, pelanggaran lalu lintas dan tabrak lari yang terjadi pada masyarakat merupakan bukti rendahnya perilaku disiplin bangsa Indonesia. Pada kalangan siswa fenomena kenakalan dan kejahatan sudah menggejala. Seperti halnya budaya bolos sekolah, menyontek, mencuri, perkelahian antar pelajar, terjangkitnya narkoba, porno aksi dan pornografi serta masih banyak lagi ragam kasus-kasus kenakalan dari yang sepele sampai 1
A. Mukti Ali, Memahami beberapa Aspek Ajaran Islam, (Bandung: Mizan, 1990), hal. 140-142
1
2
yang bersifat kriminal sering terjadi dan penulis saksikan pada berbagai media masa. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga penegak disiplin dan semua peraturan yang ada dalam kehidupan masyarakat dan negara belum berfungsi secara maksimal sebagaimana yang diharapkan. Jika hal ini dikaitkan dengan agama, akan tampak bahwa agama belum teraktualisasi sesuai ajaran-ajaran normatifnya. Kalangan ahli psikologi agama dan para agamawan berpendapat bahwa agama dapat berperan untuk membina dan mempersiapkan mental manusia agar secara kreatif dan aktif melaksanakan tugas-tugasnya dan diharapkan mampu memberikan kesetabilan dalam menghadapi berbagai kemungkinan berupa goncangan/gejolak dan ketegangan psikis.2 Dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 yang mengatur tentang Pendidikan Keagamaan dalam pasal 30 ayat 2 disebutkan bahwa “Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilainilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama. Namun realita yang terjadi bahwa anak-anak yang belajar agama Islam memiliki perilaku yang jauh dari pengalaman beragama. Masih banyaknya siswa yang melakukan pergaulan bebas, tawuran, minuman keras, bahkan mengkonsumsi narkoba. Pos Kota memberitakan bahwa pada hari selasa (18/10) lalu di Jalan Margonda, Depok, samping Universitas BSI terjadi tindakan brutal siswa kelas 3 SMK yang membacok dua siswa SMK yang berlainan sekolah. Tindakan ini berawal ketika kedua korban tengah menanti angkutan umum dipinggir jalan untuk menuju kerumahnya, tiba-tiba datang HS bersama segerombolan teman SMK-nya yang langsung melakukan penyeranngan terhadap kedua korban. Dan saat ditanya oleh petugas polsek Beji yangmenangkapnya, mereka mengatakan bila tindakanya membacok korban
2
127.
Anshari, Hafi, Dasar-dasar Ilmu Jiwa Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,1991), hal.
3
itu karena dendam, lantaran sekolah mereka adalah musuh kita, kata HS (tersangka).3 Selain itu masih ada lagi bahwa pada hari kamis (15/12) di Pasar Burung Grogol, Jakarta Barat, terjadi tawuran antar siswa SMP dengan siswa SMK, menurut Riyanto peristiwa ini terjadi pada hari kamis pukul 17:30 sepulang sekolah, bersama teman-temannya melewati pasar Burung Grogol. Setiba di pasar tersebut, beberapa siswa SMP menyindir-nyindir Riyanto dan teman-temannya, sehigga membuat Riyanto dan teman-temannya emosi dan menclurit tiga siswa SMP tersebut.4 Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat religiusitas dan perilaku disiplin remaja tidak sesuai dengan norma-norma yang ada, dan penyebab terjadinya perilaku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah orang tua yang kurang berpartisipasi dalam mendidik anak mereka terutama dalam hal agama, selain itu lingkungan masyarakat yang kurang mendukung sehingga anak dapat terpengaruh dan melakukan hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama, dan lingkungan sekolah yaitu guru yang kurang memperhatikan perilaku peserta didik baik yang positif maupun negative selama di lingkungan sekolah, dan yang terakhir adalah tingkat usia anak (remaja). Dengan latar belakang tersebut, upaya untuk mengkaji dan meneliti faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembentukan manusia Indonesia yang berdisiplin tinggi akan bisa dilaksanakan dengan baik. Terlebih bila dikaitkan dengan faktor religiusitas seseorang. Mengingat bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang mayoritas muslim memiliki ciri kepribadian yang sangat religius dan menjunjung tinggi ajaran agama, terutama religiusitas muslim dengan perilaku disiplin menjadi penting untuk dikaji dan diketahui. Dalam agama Islam banyak ditekankan agar manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk hidup disiplin (taat) dengan menjalankan perintah Allah SWT,
3 4
Pos Kota, 19 Desember 2011, hal. 9 Pos Kota, 17 Desember 2011, hal. 9
4
dan menjauhi larangan-Nya. Penyelewengan, penipuan dan membuang-buang waktu merupakan tindakan yang sangat dikecam oleh ajaran Islam. Demikian pula kewajiban-kewajiban agama ditetapkan dalam rangka kebaikan dan kemaslahatan manusia. Dapat diumpamakan sholat, Al-Qur’an dan Hadist banyak menyeru kepada kaum muslim. Selain itu Shalat adalah kewajiban yang menunjukkan kadar perbedaan seorang muslim dengan non muslim. Selain itu shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Religiusitas seseorang mestinya berimplikasi dalam segala kehidupannya, baik dalam belajar, bergaul, berusaha, dan bekerja.
Bacalah tentang apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (AlQur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-ankabut (29): 45) .5 MAN Sawit Boyolali adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyiapkan anak didiknya untuk berkehidupan sesuai dengan ajaran agama Islam. Karena dalam usaha dan pekerjaan apapun sangat dibutuhkan etos kerja dan sikap patuh, jujur, ulet, tepat waktu yang kesemuanya terakumulasi dalam sikap disiplin itu telah terbentuk sejak dibangku sekolah Selama ini temuan secara empirik tentang seberapa jauh keagamaan (religiusitas) siswa
MAN Sawit Boyolali belum diketahui. Sebatas
pengetahuan penulis penelitian ini sangat diperlukan, maka penulis tertarik dan perlu meneliti keterkaitan antara religiusitas dengan perilaku disiplin pada remaja.
5
Al-Qur’an dan terjemahan, yang diterjemahkan Yayasan Penyelenggara peterjemah Alqur’an, (Semarang: CV.Al waah, 2004), hal:566
5
Semua siswa MAN Sawit Boyolali berusia remaja dan beragama Islam. Dengan muatan mata pelajaran agama Islam (PAI) yang lebih banyak dibanding di sekolah umum, sehingga sangat memungkinkan para siswa MAN Sawit Boyolali memiliki tingkat religiusitas yang lebih tinggi. Pemilihan MAN Sawit Boyolali sebagai obyek penelitian ini karena madrasah tersebut berada di daerah pedesaan dan di dalam lingkungan Asrama. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kereligiusitas terhadap perilaku disiplin pada Remaja yang dikemas dalam skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
TERHADAP PERILAKU DISIPLIN
TINGKAT
RELIGIUSITAS
REMAJA DI MAN SAWIT
BOYOLALI”
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut dapat di identifikasikan: A. Kurangnya partisipasi orang tua dalam mendidik anak terutama dalam pendidikan agama B. Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung C. Lingkungan sekolah yang kurang interaktif kepada peserta didik D. Perkembangan tingkat usia anak (remaja).
2. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan berbagai macam masalah yang telah diidentifikasi tersebut maka peneliti perlu membatasi permasalahan dalam penelitian, diantaranya adalah: 1.
Tingkat usia remaja dengan menggunakan Dimensi-dimensi tingkat religiusitas, yaitu ideologi, ritual, eksperiental, intelektual, dan konsektual. Dan dimensi kedisiplinan, yaitu pengetahuan, kesadaran moral, pengendalian diri, kehendak dan kebebasan untuk memilih perbuatan.
6
2.
Remaja yang di teliti adalah Siswa MAN Sawit Boyolali.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap rumusan masalah sebagai berikut 1.
Bagaimana tingkat religiusitas siswa di MAN Sawit Boyolali?
2.
Bagaimana kedisiplinan siswa di MAN Sawit Boyolali?
3.
Bagaimana pengaruh antara tingkat religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja di MAN Sawit Boyolali?
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini diantaranya adalah : 1. Untuk mengetahui religiusitas siswa MAN Sawit Boyolali. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa MAN Sawit Boyolali. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat religiusitas remaja
terhadap
perilaku disiplin siswa MAN Sawit Boyolali. Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk: 1.
Memberikan sumbangan teoritik berupa kritik dan saran serta pendapat tentang pengaruh religiusitas terhadap perilaku disiplin.
2.
Dapat dijadikan bahan kajian dan masukan tentang peran agama sebagai penyumbang faktor-faktor
pembangunan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia. 3.
Dijadikan salah satu dasar pengambilan kebijakan kepada pihak luar akan peran religiusitas bagi remaja khusunya di MAN Sawit Boyolali. Dengan demikian kualitas religiusitas remaja akan sangat mempengaruhi kualitas pribadi dalam bekerja dan bermasyarakat.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Religiusitas 1. Pengertian Religiusitas Religiusitas adalah keberagamaan, yaitu suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya kepada agama.1 Zakiah Daradjat berpendapat bahwa religiusitas merupakan suatu sistem yang kompleks dari kepercayaan keyakinan dan sikap-sikap dan upacara-upacara yang menghubungkan individu dari satu keberadaan atau kepada sesuatu yang bersifat keagamaan.2 Pruyser berpendapat bahwa religiusitas lebih personal dan mengatas namakan agama. Agama mencakup ajaran-ajaran yang berhubungan dengan Tuhan, sedangkan tingkat religiusitas adalah perilaku manusia yang menunjukkan kesesuaian dengan ajaran agamanya. Jadi berdasarkan agama yang dianut maka individu berlaku secara religius.3 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia religi berarti kepercayaan kepada Tuhan, yaitu percaya akan adanya kekuatan adikodrati diatas manusia.4 Religius adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang komprehensif, yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang beragama (being religious) dan bukan sekedar mengaku punya agama. Yang meliputi pengetahuan agama, keyakinan agama, pengalaman ritual agama, perilaku (moralitas agama), dan sikap sosial keagamaan. Dalam islam religiusitas dari garis besarnya tercermin dalam pengalaman aqidah, syariah, dan 1
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 88 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993) 3 Op.cit, Jalaludin Rahmad, hal. 89 4 Dendy Sugiono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat (Jakarta: PT. Gramedia Utama, 2008) 2
7
8
akhlak, atau dalam ungkapan lain: iman, islam, dan ihsan. Bila semua unsur itu telah di miliki seseorang maka dia itulah insan beragama yang sesungguhnya.5 Sebagaimana Firman Allah dam Surat At-Taubat : “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai (QS. At-Taubah: 33).6” Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang. Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati maupun dalam ucapan.
2. Dimensi-dimensi Religiusitas Menurut R. Stark dan C.Y. Glock dalam bukunya yang berjudul “American Piety: The Nature of Religious” yang dikutip oleh Ancok dan Suroso dimensi religiusitas dibagi menjadi lima yaitu: a. Religious Belief (The Ideological dimension), yaitu tingkat sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatic dalam agamanya. Misalnya kepercayaan adanya Tuhan, malaikat, surga, neraka dan sebagainya. b. Religious Practise (The ritualistic dimension), yaitu tingkat sejauh mana seseorang melakukan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji, dan ibadah muamalah lainnya.
5 6
259
Op.cit, Zakiah Daradjat, hal. 132 Yayasan Penelenggara Penterjemah Al-Qur’an, (CV. Al Waah: Semarang, 2004), hlm.
9
c. Religious Feeling (The experiental dimension), yaitu perasaanperasaan atau pengalaman keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan oleh seseorang. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, atau merasa diselamatkan oleh Tuhan. d. Religious Knowledge (The Intelektual dimension), yaitu seberapa jauh mengetahui tentang ajaran agamanya terutama yang ada dalam kitab suci maupun lainnya. e. Religious Effect (The consecquental dimension), yaitu dimensi yang menunjukkan sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran agama di dalam kehidupan sosial. Yaitu meliputi perilaku suka menolong, memaafkan, tidak mencuri, tidak berzina, menjaga amanah, dan lain sebagainya.7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Religiusitas Dalam
perkembangan
jiwa
keagamaan
seseorang
dalam
kehidupan di pengaruhi oleh dua factor yaitu factor intern yang berupa pengaruh dari dalam dan ekstern yang berupa pengaruh dari luar.8 a. Faktor Interen 1. Faktor heriditas Maksudnya yaitu bahwa keagamaan secara langsung bukan sebagai faktor bawaan yang di wariskan secara turun temurun melainkan terbentuk dari unsur lainnya. 2. Tingkat usia Dalam bukunya The Development of Religious on Children Ernest Harm, yang dikutip Jalaludin mengungkapkan bahwa perkembangan agama pada masa anak-anak di tentukan oleh tingkat usia mereka, perkembangan tersebut dipengaruhi oleh berbagai aspek kejiwaan termasuk agama, perkembangan berpikir,
7
D. Ancok dan K. Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 80-81 8 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm: 279-287
10
ternyata anak yang menginjak usia berpikir kritis lebih kritis pula dalam memahami ajarakan agama. Pada usia remaja saat mereka menginjak kematangan seksual pengaruh itupun menyertai perkembangan jiwa keagamaan mereka. 3. Kepribadian Kepribadian menurut pandangan para psikologis terdiri dua unsure yaitu heriditas dan lingkungan, dari kedua unsur tersebut para
psikolog
cenderung
berpendapat
bahwa
tipologi
menunjukkan bahwa memiliki kepribadian yang unik dan berbeda. Sebaliknya karakter menunjukkan bahwa kepribadian manusia terbentuk berdasarkan pengalaman dan lingkungannya. 4. Kondisi kejiwanan Kondisi kejiwaan ini terkait denganbagai factor intern. Menurut
sigmun
freud
menunjukkan
gangguan
kejiwaan
ditimbulkan oleh konflik yang tertekan di alam ketidak sadaran manusia, konflik akan menjadi sumber gejala kejiwaan yang abnormal. b. Faktor Ekstern 1. faktor Keluarga Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia, khususnya orang tua yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak, karena jika orang tuanya berkelakuan baik maka cenderung anak juga akan berkelakuan baik, begitu juga sebaliknya jika orang tua berkelakuan buruk maka anak pun juga akan berkelakuan buruk 2. Lingkungan Institusional Lingkungan ini ikut mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam institute formal maupun non formal seperti perkumpulan dan organisasi.
11
3. Lingkungan Masyarakat Lingkungan Masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi norma dan tata nilai yang terkadang lebih mengikat bahkan terkadang pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan baik dalam bentuk positif maupun negatif.
4. Relegiusitas Remaja Masa remaja merupakan periode transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis dan dan dalam pengambilan keputusan.9 Masa Remaja adalah masa dilalui oleh seseorang dari kanakkanak menuju dewasa. Menurut Zakiah Daradjat para ahli mengambil patokan usia remaja dimulai pada munculnya kegoncangan yang di tandai dengan menstruasi (haidh) pertama bagi wanita dan mimpi basah bagi pria. Secara umum sekitar umur 13-21 tahun.10 WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan social ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut: Remaja adalah suatu masa dimana:11 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tandatanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual 2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Pada tahun-tahun berikutnya, definisi ini makin berkembang kearah yang lebinh konkret operasional. 9
John W. Santrock, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 2007), hlm: 104 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hal. 71-72 11 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 14, hlm. 12. 10
12
Selain itu WHO sebuah badan kesehatan dunia dibawah naungan PBB menetapkan batas usia remaja antara 10-20, dan terbagi menjadi dua kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
5. Dimensi Religiusitas Remaja Kehidupan religiusitas pada remaja dipengaruhi oleh pengalaman struktur kepribadian serta unsur kepribadian lainnya, pada masa remaja perkembangan keagamaan ditandai dengan adanya keraguan-keraguan terhadap ketentuan-ketentuan agama. Namun pada dasarnya remaja tetap membutuhkan agama sebagai pegangan dalam kehidupan terutama pada saat menghadapi kesulitan. Dengan kecenderungan sikap remaja terhadap agama tersebut dapat dilihat dari dimensi-dimensi beragama. Diantaranya: 1. Ideologi Perkembangan agama pada remaja ditandai dengan tingkah remaja yang berpendapat bahwa: a. Agama adalah omong kosong b. Mengingkari pentingnya agama c. Menolak kepercayaan-kepercayaan terdahulu.12 2. Ritual Pandangan remaja tentang ritual diungkapkan sebagai berikut: a. Mereka sembahyang karena mereka yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan do’a mereka. b. Sembahyang dapat menolong dan meredakan kesusahan yang mereka derita. c. Sembahyang menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya. d. Sembahyang dapat meningkatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat 12
Opcit, Zakiah Darajat, hal: 110
13
e. Sembahyang penting.
merupakan
kebiasaan
yang
mengandung
arti
13
3. Eksperiensial Kegelisahan kadang muncul karena adanya perbedaan dan pertentangan antara nilai-nilai ajaran agama yang dipelajari dengan sikap dan tindakan kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh orang yang lebih dewasa. Bisa jugas kegelisahan muncul dari rasa berdosa karena telah berbuat salah. Kegoncangan-kegoncangan jiwa yang yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut biasanya tidak tampak langsung dari luar. Namun ia terlihat dari berbagai sikap yang muncul seperti pemalas, acuh tak acuh, nakal, dan lain sebagainya. Namun bisa juga sebaliknya muncul rasa bersalah yang membawa pada situasi tobat. Dengan kecenderungan sikap remaja terhadap agama tersebut memunculkan beragam kesadaran. Ciri-ciri kesadaran beragama remaja yang menonjol diantaranya : a. Pengalaman Ketuhanannya makin bersifat individual b. Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya, c. Dalam melakukan peribadatan mulai disertai penghayatan yang tulus. Dari berbagai ciri di atas, secara umum beberapa sikap remaja terhadap agama yang kemungkinan muncul adalah : a. Percaya terus-menerus b. Percaya dengan penuh kesadaran c. Percaya dengan sedikit keraguan dan d. Tidak percaya sama sekali. 4. Intelektual Perkembangan intelek remaja akan mempunyai pengaruh terhadap
keyakinan
agama
mereka.
Fungsi
intelektual
akan
memproses secara analisis terhadap apa yang dimiliki selama ini, 13
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: RajaGrafindo, 2007), h. 77
14
remaja sudah mulai melakukan kritik tentang masalah yang diterima dalam kehidupan masyarakat, mereka mulai mengembangkan ide-ide keagamaan walaupun hal tersebut muncul dari suatu perangkat keilmuan yang matang, tetapi dari keadaan psikis mereka yang sedang bergejolak dalam bidang-bidang tertentu yang dianggap cocok dan relevan akan diterimanya, kemudian dengan kemauan keras dijabarkan dalam kenyataan kehidupannya seolah-olah tidak ada alternatif lagi yang harus dipikirkan. Selain itu ide-ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanak sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sikap kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekapun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. 5. Konsekuensial Pada masa remaja, konsep moral remaja yang terbentuk meskipun masih akan berubah bila ada tekanan sosial yang kuat, remaja akan menemukan bahwa kelompok sosial terlibat dalam berbagai tingkat kesungguhan pada berbagai macam perbuatan. Pengetahuan ini kemudian
akan
digabungkan
dalam
religiusitasnya.
Apabila
perubahan terjadi remaja berpikir dengan cara-cara yang lebih konvensional, artinya mereka melakukan dan mematuhi sesuatu sesuai aturan-aturan, harapan-harapan dan konvensi masyarakat; Perkembangan moral remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang terlihat pada remaja mencakupi: a. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi. b. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa melakukan kritik. c. Submissive, merasakan keraguan terhadap ajaran moral dan agama. d. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
15
e. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.14 Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa menghadapi remaja memang bukan pekerjaan yang mudah. Menurut Adam dan Gullotta, ada lima aturan kalau kita mau membantu remaja dalam menghadapi masalah mereka. Yang pertama adalah trustworthiness (kepercayaan), yaitu kita harus saling percaya dengan para remaja yang kita hadapi. Tanpa itu jangan harap ada komunikasi dengan mereka. Kedua genuineness, yaitu maksud yang murni, tidak pura-pura. Ketiga empathi, yaitu kemampuan untuk ikut merasakan perasaan-perasaan remaja. Keempat yaitu honesty, yaitu kejujuran, kelima adalah adanya pandangan dari pihak remaja bahwa kita memang memenuhi keempat aturan tersebut
6. Perkembangan Psikologi Remaja 1. Konsep diri Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa. Namun apakah kedewasaan itu? Secara psikologis, kedewasaan tentu bukan hanya tercapainya usia tertentu. Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologis tertentu pada seseorang, yaitu:15 a.
Pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinyasendiri juga.
b.
Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self obyectivication) yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan
14 15
hlm: 25
Opcit, Jalaludin, h. 76 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 3,
16
kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. c.
Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal ini dapat dilakukan tanpa merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata.
2. Intelegensi Menurut Vernon intelegensi merumuskan sebagai kemampuan untuk melihat hubungan yang relavan antara gagasan-gagasan serta kemampuan untuk menerapkan hubungan-hubungan ini kedalam situasi baru yang serupa.16 Integensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dan jiwa makhluk hidup yang hanya di miliki manusia, intelegensi ini di peroleh manusia sejak lahirdan sejak itu pula intelligensi ini mulai berfungsi mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan idividu, dan manakala sudah berkembang maka fungsinya semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya.17 Ukuran intelegensi dinyatakan dalam IQ (Intelligence Quotient) pada orang dewasa, (usia 16 tahun keatas) IQ dihitung dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang terdiri atas berbagai soal dan menghitung seberapa banyak pertanyaan dengan sebuah daftar (yang dibuat berdasarkan penelitian yang terpercaya, maka akan didapat IQ orang yang bersangkutan).18 a. Peran Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral,
16
Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)hlm: 129 17 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya 2006), cet. 4, hlm: 111 18 Sarlito W Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011), hlm. 81
17
dan tradisi melebur diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Selain itu perkembangan emosi sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial, karena dengan pengendalian emosi secara seimbang sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial remaja. Namun gejolak emosi remaja dan masalah remaja lain pada umumnya disebabkan oleh adanya konflik peran social. Disatu pihak ia sudah ingin mandiri sebagai orang dewasa, dilain pihak ia masih harus terus menerus mengikuti kemauan orang tua. Rasa ketergantungan pada orang tua dikalangan anak-anak Indonesia lebih besar lagi, karena memang dikehendaki demikian oleh orang tua. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh psikolog bangsa Turki bernama C. Kagitcibasi yang meneliti sejumlah 20.403 orang tua dari seluruh dunia. Dalam penelitian itu terbukti bahwa ibu-ibu dari suku Jawa dan Sunda mengharapkan anak mereka agar menuruti orang tua (Jawa:80%, Sunda: 81%). Demikian pula para ayah dari suku tersebut yang mengharapkan sama (Jawa:85%, Sunda: 76%). Harapan itu berbeda dari bangsa korea, singapura, dan Amerika Serikat. Mereka mengharap agar anaknya bias mandiri(Ibu Korea: 62%, ibu Singapura: 60%, ibu AS: 51%, Ayah Korea: 68%, ayah Singapura: 69%, ayah AS: 43%).19 Dari uraian diatas jelaslah bahwa konflik peran yang dapat menimbulkan gejolak emosi dan kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja dapat dikurangi dengan memberi latihan-latihan agar anak dapat mandiri sedini mungkin. Dengan kemandiriannya, anak dapat memilih jalannya sendiri dan ia akan berkembang lebih mantap. Ia tahu dengan tepat saat-saat yang berbahaya dimana ia harus kembali berkonsultasi dengan orang tuanya atau dengan orang dewasa yang lebih tahu dari dirinya sendiri. 19
Sarlito W Wirawan, Op.cit, hlm. 101
18
b. Peran Gender Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang di kontruksi secara social maupun cultural.20 Sejarah perbedaan gender antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang, oleh karena itu terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, di sosialisasikan, di perkuat, bahkan di kontruksi secara social dan cultural melalui ajaran keagamaan maupun Negara. Dan akhirnya gender dianggap menjadi ketentuan Tuhan seolah-olah bersifat biologis dan tidak bisa di ubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender di anggap dan di pahami sebagai kodrat laki-laki dan perempuan. Jadi berbeda dengan anggapan awam, peran gender ini tidak hanya ditentukan oleh jenis kelamin orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh lingkungan dan factor-faktor lainnya. Dengan demikian, secara otomatis seorang anak laki-laki harus pandai bermain sepak bola sedangkan anak perempuan pandai menari. Kenyataannya menunjukkan bahwa banyak laki-laki pandai menari dan perempuan pandai bermain sepak bola dan mereka akhirnya tetap menjadi pria atau wanita yang normal (tidak banci).21 c. Moral dan Religi Tidak bisa disangkal bahwa agama mempunyai hubungan erat dengan moral, karena setiap agama mengandung suatu ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku yang menganutnya.22 Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini adalah sebagian dari moral, sebab dalam moral sebenarnya diatur segala perbuatan yang dinilai baik 20
Mansour Faqih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm: 8 22
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2007), hlm: 35
19
dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari. Agama mengatur juga tingkah laku baik buruk, secara psikologis termasuk juga dalam moral. Hal lain yang termasuk dalam moral adalah sopan santun, tata karma, normanorma masyarakat lain. Maka dari itu moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang yang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Disisi lain tiadanya moral dan religi ini sering kali dituding sebagai factor penyebab meningkatnya kenakalan remaja Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menghadapi dan memahami remaja itu tidak hanya dari satu segi saja, tetapi harus diperhatikan dari berbagai segi, yaitu dari segi konsep dirinya, itelegensi, peran sosial, peran gender, moral dan religinya, karena semua ini saling berkaitan baik dalam diri individu maupun dalam masyarakat.
B. Perilaku Disiplin 1. Pengertian Perilaku Disiplin Perilaku adalah sebuah tindakan yang konkret yang ada pada diri manusia berupa sebuah tanggapan dan reaksi dari manusia tersebut yang terbentuk atau terwujud dari individu berupa suatu sikap dari anggota badan ataupun berupa ucapan secara spontan tanpa direncanakan atau dipikirkan dan tanpa paksaan.23 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi Disiplin berarti: a. Tata tertib (disekola, kemiliteran, dsb) b. Ketaatan (kepatuhan kepada peraturan tatatertib) 23
Kumpulan Skripsi yang disusun Annisa Liani, Perilaku organisasi dan Budaya organisasi ,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hlm: 9.
20
c. Bidang studi yang memiliki obyek sistem dan metode tertentu.24 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin adalah : Sikap perbuatan atau tingkah laku individu atau masyarakat yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sikap dan tingkah laku tersebut berbentuk dalam kesadaran dan keyakinan diri baik melalui proses latihan dan pendidikan maupun dari pemahaman ajaran normatif di lingkungannya. Maka itu diperlukan pengendali berupa ketentuan norma (aturan) sebagai kekuatan dari luar.
2. Dimensi-dimensi Disiplin Unsur yang ada dalam pembentukan perbuatan atau tingkah laku disiplin diantaranya :25 a. pengetahuan, maksudnya sejauh mana seseorang mengetahui dan memahami perbuatan yang seharusnya dilakukan sehingga dikatakan berdisiplin dan mana yang perbuatan yang tidak berdisiplin. Dengan demikian orang tersebut dapat mengetahui akibat dari perbuatannya: akibat positif bagi yang berdisiplin dan negatif bagi yang sebaliknya. Misalnya dengan menghormati guru maka akan disayangi guru, melanggar perintah guru maka akan mendapat sanksi, Menghargai hak orang lain maka tidak akan di kucilkan, namun apabila tidak menghargai orang lain maka akan dikucilkan. Dll. b. kesadaran moral (moral conciouness) Driyarkara menjelaskan sebagai berikut: “Moral adalah suatu keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk”.26 Misalnya, Tidak berbuat asusila, tidak meminum-minuman keras, menghormati orang tua, menghormati guru, dll.
24
WJS.Poerwadaminta, op.cit, hlm. 697. N. Driyakarya, Percikan Filsafat, (Jakarta: PT. Pembangunan, 1962) 26 K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm: 7 25
21
c. pengendalian diri (control). Hal ini berkaitan dengan sejauh mana sikap seseorang terhadap berbagai alat kontrol seperti tata tertib, dan atau peraturan. Misalnya tidak menyontek, menghargai teman, mengutamakan kepentingan bersama, dll. d. kehendak dan kebebasan untuk memilih perbuatan. Terdapat dua macam kehendak yaitu positif dan negatif. kehendak positif adalah kehendak seseorang yang bersedia berbuat dan mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan atau norma yang ada. Sebaliknya kehendak negatif adalah seseorang yang tidak mau mengerjakan sesuatu sasuai dengan peraturan norma yang ada. Mislnya norma agama, norma agama, norma kesopanan, dan norma kesusilaan. Antara keempat unsur tersebut saling melengkapi. Munculnya pengetahuan tentang peraturan dan akibat-akibatnya dilandasi oleh kesadaran moral. Kesadaran moral berkaitan dengan pengendalian diri. Kualitas pengendalian diri tersebut berpengaruh pada aspek pilihan kehendak. Kalau diperhatikan keempat unsur diatas merupakan unsur yang ada dalam diri individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan disiplin hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak. Seorang anak akan cocok pada suatu disiplin, tetapi mungkin anak yang lain tidak sesuai. Pemberian disiplin tergantung pada di mana biasanya muncul permasalahan. Oleh karena itu disiplin sebaiknya mulai diberikan dalam hubungan dengan kegiatan rutin sehari-hari, seperti cara makan, tidur, ataupun kebiasaan belajar.
3. Faktor-faktor Pendorong Perilaku Disiplin a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan suatu satuan social terkecil dalam kehidupan umat manusia sebagai makhluk social, ia merupakan unit pertama
22
dalam masyarakat. Disitulah tahap awal proses sosialisasi dalam perkembangan individu. 27 Sedangkan keluarga dalam Islam adalah suatu system kehidupan masyarakat yang terkecil yang di batasi oleh adanya keturunan, pengertian ini dapat di buktikan dengan kehidupan sehari-hari umat Islam. Misalnya dalam hubungan waris terlihat bahwa hubungan keluarga dalam pengertian keturunan tidak terbatas hanya ayah, ibu, dan anak-anak saja. Maka dari itu pendidikan agama dalam keluarga, adalah pendidikan yang berjiwa agama, terutama bagi kanak-kanak yang masih
dalam
fase
pendidikan
pasif,
ketika
pertumbuhan
kecerdasannya masih kurang sekali orang tua harus memberi contoh dalam kehidupannya, misalnya biasa beribadah shalat dan berdo’a kepada Tuhan. Disamping mengajak anak untuk meneladani sikap tersebut pergaulan dan perlakuan terhadap anak, harus tampak kasih sayang, kejujuran, kebenaran dan keadilan dalam segala hal.Proses peletakan dasar-dasar pendidikan (basic edicational) dilingkungan keluarga, merupakan tonggak awal keberhasilan proses pendidikan selanjutnya baik secara formal maupun non formal. Demikian pula sebaliknya kegagalan pendidikan dirumah tangga, akan berdampak cukup
besar
terhadap
keberhasilan
proses
pendidikan
anak
selanjutnya. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Hai orang-orang ysng beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak 27
Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Diadit Media, 2011), h: 84-85
23
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan”. (Q.S. alTahrim [66]: 6)28 Batasan diatas memberikan gambaran yang jelas, bahwa hubungan dan tanggung jawab orang tua terhadap keberlangsungan pendidikan anak pada dasarnya tidak bisa dipikulkan kepada orang atau pihak lain. Keberadaan pendidikan sebagai tenaga professional dan keikut sertaan masyarakat dalam membantu proses pendidikan kepada peserta didik, hanya merupakan keikut sertaan mereka dalam membantu orang tua untuk mendidik dan membina peserta didik kearah tercapainya suatu tujuan yang tertinggi secara optimal. b. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah atau guru merupakan pendidik professional, karenanya secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. Mereka ini menyerahkan anaknya kesekolah sekaligus berarti melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kesembarang guru/sekolah karena tidak sembarang orang menjabat jadi guru. Maka dari itu lingkungan sekolah/guru dapat mempengaruhi factor perilaku anak. c. Lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak setelah anak mndapatkan pendidikan dalam keluarga dan sekolah, pada awalnya seorang anak bermain sendiri, setelah itu seorang anak berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Karena masyarakat merupakan faktor penting yang mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan dengan teman sebaya, maka dari itu orang tua harus senntiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar tidak bergaul dengan orang yanng kurang baik.
28
Yayasan Penelenggara Penterjemah Al-Qur’an,op.cit. hlm. 820
24
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa nilai-nilai disiplin dalam kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan dengan perilaku-perilaku, kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap nilai-nilai, norma atau kaidah, peraturan yang berlaku baik peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Hal tersebut dapat tercapai melalui kesadaran diri terhadap perilaku jujur, amanah, bertangungjawab, menjunjung tinggi nilai kebenaran, tepat waktu, patuh serta taat pada peraturan atau norma yang berlak
4. Kerangka Berpikir Religiusitas
Ideologi
Sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatic dalam agamanya
Iman kepada Allah Malaikat Rasul Kitab Qadha dan Qadar
Ritual
Sejauh mana seseorang melakukan kewajiban ritualnya.
Shalat Puasa Shadaqah Do’a Dzikir Membaca Al-Qur’an
Eksperiensial
Seberapa jauh remaja mengalami perasaan dan pengalaman religiusitas
Merasa pernah ditolong Allah Merasakan nikmat ketika beribadah Hatinya bergetar saat mendengar nama Allah Bersyukur atas nikmat Allah
Intelektual
Sejauh mana pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama
Nilai raport pelajaran agama Aqidah akhlak Al-Qur’an Hadist SKI Bahasa Arab
Konsekuensial
Sikap dan perilaku yang berdasarkan etika beragama
Suka menolong Pemaaf Tidak mencuri Menjaga amanah Jujur, dll
25
Perilaku Disiplin
Pengetahuan
Mengetahui dan memahami perbuatan disiplin dan bukan disiplin
Mengetahui perbuatan yang baik sesuai norma yang ada Mengetahui perbuatan yang tidak sesuai dengan norma yang ada Mengetahui dampak dari perbuatan baik Mengetahui akibat dari perbuatan buruk
Kesadaran moral
Pengendalian diri
Kesadaran dalam menghadapi hal yang baik dan buruk
Menjalankan tata tertib dan peraturan
Mentaati norma Melanggar norma
Tidak merokok Masuk tepat waktu Membuang sampah pada tempatnya
Rajin beribadah sesuai ajaran agama Mencegah perbuatan yang dilarang agama Tidak berjudi, berkianat, menipu, berbohong, mencemooh, jujur,adil, menghormati orang lain Menerima sesuatu dengan tangan kanan Tidak berkata kotor Tidak meludah disembarang tempat.
Berkata dan berbuat jujur Menghorma ti orang tua dan guru Membela kebenaran dan keadilan Menyantuni anak yatim
Kebebasan memilih
26
5. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan ditarik berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sementara penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, mengenai Pengaruh tingkat religiusitas terhadap perilaku Remaja MAN Sawit Boyolali. Hipotesis Alternatif (Ha)
: Ada pengaruh positif yang signifikan antaratingkat kereligiusan terhadap perilaku disiplin remaja.
Hipotesis Nihil (Ho)
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat
kereligiusan
disiplin remaja.
terhadap
perilaku
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Sawit Boyolali jawa tengah, yang di laksanakan pada tanggal 8 Maret s/d 27 Mei 2014.
B. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan obyek penelitian yang bervariasi.1 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent.) Variabel penelitian adalah perubahan perilaku yang bisa diukur. Adapun yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas atau variabel independent (variabel X) adalah variabel yang sedang dianalisis hubungannya terhadap variabel terikat. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah Religiusitas Remaja.
2.
Variabel Terikat atau variabel dependent (variabel Y) adalah variabel yang sedang dianalisis tingkat pengaruhnya oleh variabel independent. Dalam hal ini variabel dependentnya adalah Perilaku disiplin Remaja.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah sekelompok subyek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian.2 Dan populasi dalam penelitian ini adalah Siswa atau siswi kelas XI. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI yang berjumlah 152 orang.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hlm. 159 2 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Jogyakarta: Pustaka Belajar, 2007) hlm. 77
27
28
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi yaitu keseluruhan gejala atau satuan yang ingin di teliti.3 Berdasarkan Suharsimi arikunto, untuk sekedar encer-encer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah Subyeknya besar, dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25% atau lebih.4 Dalam penelitian ini peneliti mengambil 25% dari jumlah siswa yaitu dengan hitungan 25% X 152 = 38 orang Adapun pengambilan sampelnya penulis menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari siswa kelas XI 1 sebanyak 13 orang, kelas XI 2 sebanyak 13 orang, dan kelas XI 3 sebanyak 12 orang
3. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam kebenarannya adalah dengan menggunakan metode field research dan library research sebagai tambahan informasi data, yaitu: a. Angket Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran Quesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.5 Dengan membuat beberapa pertanyaan kemudian disebarkan angket kepada sampel yang telah di tentukan kemudian baru diolah.
1. 3
Instrumen Penelitian
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2012), hlm:119 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ()Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 134 5 Nuraida, Halid Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan. (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009) hlm 96
29
Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen untuk mengukur religiusitas dan instrumen untuk mengukur perilaku disiplin remaja. Dan untuk mengungkap seberapa besar pengaruh religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja digunakan pengukuran dengan bentuk Skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu: Selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Angket Religiusitas (Variabel X) Variabel
Indikator
Ideologi
No. Angket
Jumlah Angket
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25
Religiusitas
Ritual
26. 27, 28, 29 ,30, 31, 32, 33, 34, 35
Eksperiensial
36,37,38,39,40,41,42,43,44
Intelektual
40, 41, 42, 43
Konsekuensial
44, 45, 56, 57, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100
100
30
Tabel 2 Perilaku Disiplin Remaja (Variabel Y) Variabel
Indikator
Pengetahuan
No. Angket
Jumlah Angket
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
Kesadaran moral
Perilaku Disiplin Remaja
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29
100
Pengendalian diri
30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, 55, 56, 57
Kebebasan memilih
58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100
Data yang diperoleh penulis merupakan data yang bersifat kuantitatif, maka untuk menguraikan pertanyaan angket dari kisi-kisi diatas perlu diberi skor. Untuk pernyataan positif diberi skor 4,3,2,1. Untuk pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4. Sebagaimana yang ada pada tabel berikut:
No
Tabel 3 Ketentuan skor Religiusitas dan Perilaku Disiplin Remaja Alternatif Jawaban Positif Negatif
1
Selalu
4
1
2
Sering
3
2
31
3
Kadang-kadang
2
3
4
Tidak pernah
1
4
4. Observasi Opservasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi langsung, mengamati dan mencatat. Observasi ini dilakukan pada saat waktu sekolah dan pada saat mata pelajaran berlangsung, peneliti memasuki sekolah melihat dan mengamati bagaimana perilaku siswa.
D. Teknik Analisis Data 1.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang penulis gunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah: a.
Editting, yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diolah.
b.
Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden dalam kategori-kategori yang telah ditentukan.
c.
Tabulating, yaitu jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban, dimasukkan dalam tabel-tabel sesuai dengan item pertanyaan yang diajukan. Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistik (prosentase) dengan rumus: P= f x 100% Keterangan: P: Prosentase yang dicari
32
F: Frekuensi N: Number of cases.6 Dalam penelitian ini juga digunakan rumus korelasi, sehubungan dengan data ini membahas dua variabel yang saling berhubungan, maka data tersebut diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson.
Rumus: Rumus: rxy2 = Keterangan r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y N = Jumlah Responden ∑ = Jumlah Skor x = Variabel Bebas y = Variabel Tabel 4 Nilai “r” Product Moment Nilai “r”
Interprestasi Aantara variabel x dan variabel y memang terdapat
0,00 – 0,20
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y).
0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0-70 – 0,90
6
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan. Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), cet. Ke-6, hal. 193
33
0,90 – 1,00
Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment, dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment: Rumusannya: df = N-nr Keterangan: Df = Deggres Or Fredoom N = Jumlah Responden Nr = Banyaknya Variabel yang dikorelasi Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel nilai koefisien korelasi product moment, baik pada taraf signifikan 5% atau pada taraf signifikan 1%, dan dibuat kesimpulan apakah ada korelasi positif yang signifikan atau tidak. Dan untuk mengetahui berapa (%) variabel x memberikan kontribusi terhadap variabel Y, maka dicari koefisien determinasi, dengan menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y dengan rumus: KD = rxy2 x 100% Keterangan: KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y Rxy = Koefisien antara variabel X dengan variabel Y
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. Sejarah berdirinya Sekolah MAN Sawit Boyolali Sekolah MAN Sawit Boyolali yang berada di Jl. Gading, Jenengan, Sawit, Boyolali propinsi Jawa Tengah 57374 dan No tlp (0276) 3295601, adapun status sekolah ini terakreditas B dengan no statistik sekolah 20364957. MAN Sawit Boyolali didirikan oleh Bapak Drs. Joko Waloyo pada tahun 2004, beliau mendirikan sekolahan ini dengan tujuan agar di daerah Sawit ini ada sekolah yang berbasis agama dan dilengkapi dengan asrama, namun tidak diwajibkan bagi semua siswa untuk masuk asrama dan mengikuti kegiatan asrama. Sekolah ini awalnya masih swasta yaitu dengan nama MA terpadu sawit Boyolali dan diresmikan oleh menteri agama Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al-Munawar (23/3/2006), sehingga sekolah itu berubah nama menjadi MAN Sawit Boyolali. MAN Sawit Boyolali dipimpin oleh Drs. Muh Zain Harsana dari awal berdirinya sekolah sampai sekarang, dengan jumlah guru 20 orang yang mayoritas berpendidikan sarjana I dan karyawan 3 orang.
2. Visi dan Misi Sekolah MAN Sawit Boyolali a. Visi Terwujudnya madrasah yang berkualitas unggul dalam iptek b. Misi 1) Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman Agama Islam dan tata nilai yang berlaku 2) Mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal dan professional
dengan
pengembangan
pendidikan yang memadai.
34
sarana
dan
prasarana
35
3) Mewujudkan peserta didik yang religiusitas, sehat jasmani rohani. Terampil dan berprestasi.
3. Srategi Sekolah Sekolah MAN Sawit Boyolali Dalam rangka menghadapi persaingan global multi dimensi MAN Sawit Boyolali selain mengintegrasikan exact dan ilmu agama juga mampu menawarkan program kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang tersebut.
4. Kekuatan dan kelemahan Sekolah Sekolah MAN Sawit Boyolali a. Kekuatan 1) Dukungan seluruh dewan guru sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan program sekolah, selain itu tugas dan fungsinya memadai. 2) Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga pengajar (Guru) MAN Sawit Boyolali memiliki kualifikasi 90% berijazah Strata Satu (SI) dan beberapa diantaranya sudah menempuh Strata Dua (S2) selain itu
90% pendidik sudah mempunyai sertifikat
pendidikan. 3) Pembinaan akhlak terhadap peserta didik diantaranya, shalat berrjamaah , dan mengadakan pesantren kilat satu minggu sekali. b. Kelemahan 1) Jumlah guru tetap (PNS) masih belum mencukupi kebutuhan, sehingga ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang latar belakangnya berbeda 2) Penguasaan Bahasa Inggris aktif masih sangat lemah 3) Lingkungan keluarga berstatus sosial ekonomi menengah kebawah.
36
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Seperti yang dikemukan oleh bab sebelumnya, bahwa salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang religiusitas dan perilaku disiplin remaja. Angket terdiri dari 100 pernyataan mengenai religiusitas dan 100 peryataan mengenai perilaku disiplin remaja. Dan pembahasan mengenai variabel X dengan membuat tabulasi merupakan proses mengubah data dari instrumen
pengumpulan
data
(angket)
menjadi
tabel-tabel
angket
(presentase). Tabel variable X berikut meliputi Religiusitas menurut teori Golk dan Strak yang dikutip oleh Ancok dan Suroso, diantaranya adalah:
1.
Ideologi Aqidah ini merupakan dimensi yang mengungkap hubungan manusia dengan pokok-pokok keyakinan yang terumuskan dalam rukun iman (iman kepada Allah, iman kepada malaikat, rasul, kitab, hari akhir serta qadla dan qadar), doktrin kebenaran agama dan masalah-masalah ghaib yang diajarkan agama. Dan pertanyaan mengenai hal tersebut dapat dilihat dalam table berikut: Tabel 5 N: 30 Iman Kepada Allah Alternatif jawaban% Pertanyaan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
56,7%
16,6%
26,6%%
33,3%
46,6%
20%
Berbakti kepada orang tua
36,6%
40%
23,3%
Bersyukur atas nikmat Allah
73,3%
26,7%
Membiasakan berbicara jujur Menyampaikan amanah dengan benar
37
Ikhlas menjalankan sesuatu karena Allah
76,7%
Menjalankan perintah Allah
16,7%
6,7%
80%
20%
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar, tanpa iman kepada Allah SWT seseorang tidak akan beriman kepada yang lain seperti iman kepada malaikat, Rasul, kitab, hari kiamat maupun qadha dan qadarnya Allah SWT. Dengan semua ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa keimanan para remaja di MAN Sawit Boyolali begitu kuat karena para remaja rata-rata mengimani Allah SWT dan menjalankan semua perbuatan yang menyangkut iman kepada Allah dengan baik. Tabel 6 N:30 Iman Kepada Malaikat Jawaban alternatif% Pertanyaan
Senantiasa bertawakal kepada Allah Ikhlas menjalankan perintah Allah Ridha pada ketentuan Allah Tidak ragu-ragu dengan perintah Allah Sabar dalam menghadapi cobaan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
33,3%
30%
16,7%
20%
36,6%
23,3%
20%
30%
23,3%
33,3%
13,3%
20%
23,3%
46,7%
10%
13,3%
40%
30%
16,7%
Selalu
Sering
20%
Salah satu makhluk Allah Swt yang di ciptakan di alam ini kecuali manusia dan jin adalah malaikat. Dia bersifat ghaib bagi manusia karena tidak dapat di lihat ataupun di sentuh dengan panca indra manusia, sebagai seorang muslim kita wajib beriman kepada malaikat,
38
karena iman kepada malaikat bagian dari rukun iman yang kedua setelah beriman kepada Allah yaitu dengan meyakini dan membenarkan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugasnya dari Allah. Semuanya dapat dilihat dari tabel diatas bahwa para remaja tentang mengimani adanya Tuhan masih kurang. Tabel 7 N: 30 Iman Kepada Kitab Allah Jawaban alternatif% Pertanyaan
Mengakui kitab sebelum alQur’an Yakin al-Qur’an sebagai kitab paling utama
Selalu
Sering
40%
23,3%
36,7%
63,3%
46,7%
43,3%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
26,7%
10%
Yakin al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia
6,7%
sampai akhir zaman Mempelajari al-Qur’an dan mengamalkannya dalam
70%
30%
kehidupan
Beriman kepada kitab Allah merupakan hal yang paling mendasar dalam akidah. Di dalam rukun iman, bahwa iman kepada kitab Allah menempati urutan ketiga setelah beriman kepada Allah dan malaikat yaitu dengan mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt menurunkan wahyunya kepada rasul berupa kitab-kitab sebagai pedomannya dan umatnya. Namun keimanan para remaja kepada kitabkitab Allah Swt karena masih banyak dari anatara mereka yang belum selalu mengimani adanya kitab Allah.
39
Tabel 8 N: 30 Iman Kepada Rasul % Pertanyaan
Mengikuti dan mentaati ajaran Rasulullah Mengucap salam dan shalawat kepada Rasulullah Mencontoh akhlak Rasulullah Menjalankan sunnah Rasul
Selalu
Sering
Kadang
Tidak
kadang
pernah
100%
66,7%
20%
13,3%
46,7%
46,7%
6,7%
63,7%
36,7%
Tidak menyampaikan amanah kepada yang berhak
33,3%
menerimanya Tidak berkata jujur kepada siapapun
33,3%
66,7% %
66,7%
Iman kepada Rasul termasuk rukun iman yang keempat dari keenam rukun yang wajib di imani oleh setiap umat Islam, yang dimaksud iman kepada Rasul yaitu meyakini sepenuh hati bahwa para Rasul adalah orang-orang yang telah di pilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Selain itu mengakui dengan keimanannya kepada Rasul itu tidak hanya dilakukan dengan ucapan, akan tetapi diiringi dengan perbuatanperbuatan yang baik, yaitu dengan mencontoh semua perbuatanperbuatan Rasullah yang sesuai dengan syariat Islam. Semuanya dapat dilihat bahwa remaja MAN Sawit Boyolali begitu mengimani Rasulullah
40
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan Rasulullah sesuai syariat agama. Tabel 9 N: 30 Iman Kepada Hari Kiamat Jawaban alternatif% Pertanyaan
Hati-hati dalam segala hal sesuai syariat Memiliki pandangan hidup yang optimis Takut merasakan merasakan siksaan Memupuk sifat social yang religious Mematuhi ajaran Allah Swt
Selalu
Sering
66,6%
33,3%
76,7%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
23,3%
100%
60%
40%
53,3%
46,7%
Hari akhir merupakan hari binasa atau hancurnya semesta secara total. Iman kepada hari akhir adalah dengan mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa alam semesta ini suatu saat akan berakhir dan mengalami perubahan yang dahsyat sebagai tanda berakhirnya kehidupan yang fana dan di mulainya kehidupan yang kekal. Dengan keimanannya kepada hari akhir maka para remaja MAN Sawit Boyolali hampir seratus persen melakukan perbuatan yang mencerminkan keimanannya kepada hari kiamat dalam kehidupan sehari-hari.
41
Tabel 10 N: 30 Iman Kepada Qadha Dan Qadar Jawaban Alternaif % Pertanyaan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
36,7%
33,3%
30%
36,7%
30%
33,3%
76,7%
23,3%
76,7%
23,3%
23,3%
40%
33,3%
66,6%
Menyadari yang terjadi dalam kehidupan sudah ditentukan Allah Mempunyai keberanian dan ketabahan untuk mendapatkan keinginan Bersikap rela dan ikhlas dengan apa yang terjadi pada diri sendiri Bersikap rela dan ikhlas dengan apa yang terjadi pada diri sendiri Tidak mengeluh dan putus asa
36,7%
Menyadari yang terjadi dalam kehidupan sudah ditentukan Allah
Qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman di mana kita wajib mengimani agar iman semua umat manusia menjadi sah dan sempurna, karena dengan keimanannya kepada qadha dan qadarnya Allah maka semua umat manusia akan merasa yakin dengan ketentuan dan ketetapan Allah di dalam muka bumi ini, sehingga para umat manusia dapat menerima dan menjalankan perbuatan yang bermanfaat dan terpuji, sebagaimana yang di lakukan oleh remaja MAN Sawit Boyolali yang cukup baik untuk mengimani qadha dan qadarnya Allah.
42
2.
Ritual Ibadah merupakan dimensi yang menyangkut sejauh mana tingkat kepatuhan remaja yang bersangkutan dalam menunaikan kewajibankewajiban agama. Hal ini berkaitan dengan frekuensi, intensitas dan pelaksanaan ibadah mahdhah. Ibadah mahdhah dipahami sebagai ibadah yang aturan dan tata caranya, seperti syarat dan rukun, telah diatur dan ditetapkan berdasarkan pada Al Qur'an dan Al Hadits. Yang termasuk dimensi ibadah (dalam penelitian ini) adalah shalat, puasa, infaqshadaqah, doa, dzikir, dan membaca Al Qur'an yang dirumuskan dalam tabel berikut: Tabel 11 N: 30 Shalat Alternatif jawaban% Pertanyaan
Shalat lima waktu dalam sehari
Selalu
Sering
Kadang
Tidak
kadang
pernah
100%
Shalat tahajjud
63,7%
36,7%
Melaksanakan shalat dhuha
63,7%
36,7%
33,3%
66,7%
Melaksanakan shalat istikharah Berwudhlu sebelum melaksanakan shalat Bertayamum disaat tidak ada air wudhlu
100%
83,3%
16,7%
Shalat (wajib maupun sunnah) sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia yang oleh karenanya Allah SWT mengajarkan kepada semua umat manusia bila hendak memohon pertolongan Allah SWT yaitu melalui shalat dan dilakukan dengan sepenuh kesabaran serta shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dengan begitu
43
para remaja MAN Sawit Boyolali senantiasa untuk melaksanakan shalat wajib maupun sunnah lainnya. Semuanya dapat dilihat dari hasil penilaian angket diatas Tabel 12 N: 30 Do’a dan Dzikir Jawaban alternatif % Pertanyaan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
70%
20%
Membaca kalimat syahadat
70%
20%
Membaca istighfar setelah
23,3%
36,7%
40%
20%
43,3%
36,7%
Membaca tasbih setelah selesai shalat
selesai shalat Berdo’a kepada Allah setelah shalar
Dzikir merupakan pujian buat Allah SWT yang dilakukan semua umat muslim sebelum meminta sesuatu (berdoa) kepada Allah, selain itu do’a merupakan obat bagi jiwa dan inti dari ibadah, doa dan dzikir adalah salah satu bukti bahwa manusia tidak memiliki satu kekuatan apapun. Dzikir dan doa juga sebagai satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menyembuhkan hati dari keraguan, kesedihan dan penyakit serta membuka pintu rizeki dan memberikan kelebaran dalam hidup sepanjang waktu, maka dari itu rata-rata dari remaja MAN Sawit Boyolali untuk senantiasa berdzikir dan berdoa setelah selesai shalat.
44
Pertanyaan
Tabel 13 N: 30 Puasa Jawaban alternatif % Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
40%
50%
10%
70%
30%
63,7%
36,7%
Puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan jika tidak berhalangan Puasa senin dan kamis Puasa di bulan Rajab
Puasa sebagaimana yang diketahu oleh semua umat muslim itu ada puasa wajib dan sunnah, puasa wajib itu harus dikerjakan oleh semua umat muslim, apabila tidak dikerjakan maka berdosa. Sebaliknya bahwa puasa sunnah itu dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib karena orang yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala yaitu untuk menambah bekal di akhirat, sedangkan yang tidak mengerjakannya tidak mendapat apa-apa tetapi tidak berdosa. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa puasa wajib maupun sunnah cukup baik. Tabel 14 N: 30 Shadaqah Jawaban alternatif % Pertanyaan
Beramal kepada orang yang butuh
Selalu
Sering
53,3%
16,7%
Mengisi kotak amal di
70%
masjid Memberi karena Allah Tidak riya setelah beramal
63,7%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
30%
36,7% 60%
40%
45
Beramar ma’ruf nahi munkar Bermuka manis dan senyum kepada teman
13,3%
66,7%
20%
13,3
36,7%
50%
Shadaqah bagian dari ibadah yang merupakan perbuatan mulia yang di perintahkan oleh Allah untuk senantiasa di lakukan hamba Allah, yaitu dengan memberikan bantuan atau pertolongan baik berupa barang maupun yang lainnya tanpa mengharap imbalan dari orang lain dan hanya mengharap ridha Allah SWT. Sebagaimana yang dilakukan para remaja MAN Sawit Boyolali sebagian besar dari mereka untuk senantiasa memberikan sebagian harta mereka kepada yang lebih membutuhkan kecuali untuk mendapat ridhla Allah. Semua perbuatan ini ada pengarunya dari ibadah shalat dan puasa mereka sehingga hati nuraninya terdorong untulk melakukan perbuatanperbuatan yang baik laiinya seperti halnya shadaqah.
3.
Eksperiensial Eksperiental atau di dalam islam bisa disebut ihsan merupakan dimensi yang berhubungan dengan masalah seberapa jauh seseorang (remaja) merasakan dan mengalami perasaan dan pengalaman religius. Seperti merasa dekat dengan Allah SWT, merasa pernah ditolong oleh Allah, merasakan doa-doanya terkabulkan, merasakan nikmat dan hikmat ketika beribadah, merasa tentram ketika membaca dan mendengar ayatayat Al Qur'an, tersentuh ketika mendengar asma Allah, serta perasaan syukur akan nikmat Allah meliputi tabel sebagai berikut:
46
Tabel 15 N: 30 Ihsan Jawaban alternatif % Pertanyaan
Bersungguh-sungguh dalam beribadah
20%
80%
20%
86,7%
Tentram ketika membaca alQur’an Tersentuh ketika mendengar asma Allah
13,3%
70%
30%
76,7%
13,3%
10%
70%
30%
oleh Allah
beribadah
pernah
60%
Merasa doanya dikabulkan
Nikmat dan hikmat ketika
kadang
20%
menghadapi musibah
shalat
Tidak
Sering
Ditolong Allah saat
Merasa tenang saat selesai
Kadang
Selalu
80%
20%
Ihsan merupakan puncak ibadah dan akhlak yang menjadi target seluruh hamba Allah SWT, sebab ihsan mampu menjadikan seseorang yang mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Sebaliknya seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan menduduki posisi terhormat di mata Allah Swt. Ihsan bisa dikatakan puncak ibadah karena orang yang ihsan pasti amalnya baik
berarti sempurna, sedangkan orang yang banyak
ibadahnya namun belum menerapkan ihsan, maka ibadahnya tidak menjadi baik. Karena ibadah yang baik dan berkualitas pasti akan mendorong timbulnya ihsan. Semuanya dapat dilihat dari hasil penelitian yang tertera di dalam tabel–tabel diatas bahwa ibadah para remaja MAN
47
Sawit Boyolali rata-rata tinggi dan baik maka terdoronglah perbuatan ihsan dalam diri mereka menjadi lebih baik.
4.
Intelektual Intelektual ini berkaitan dengan sejauh mana pengetahuan dan pemahaman remaja terhadap ajaran Islam, dalam penelitian ini aspek tersebut akan dilihat dari prestasi (nilai) raport responden pada mata plajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi materi bidang Aqidah akhlak, Al- Qur'an-Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Dan tabel mengenai ilmu adalah: Tabel 16 N: 30 Intelektual Alternatif jawaban (%) Pertanyaan
Nilai aqidah diatas tujuh puluh Nilai al-Qur’an hadisdiatas tujuh puluh
Selalu
Kadang
Tidak
kadang
pernah
23,3%
66,7%
100%
100%
Nilai bahasa arab dibawah
10%
tujuh puluh Nilai SKI diatas tujuh puluh
Sering
83,3%
16,7%
Ilmu agama merupakan warisan para nabi yang memberi petunjuk dalam mengarungi kehidupan didunia dan akhirat, karena dengan ilmu manusia dapat menjalani hidup dengan baik dan benar. Dengan pengetahuan para remaja MAN Sawit Boyolali tentang aqidah, ibadah dan yang lainnya maka akan mempengaruhi nilai akademis siswa tentang ilmu agama tersebut, semuanya dapat dilihat bahwa para remaja di MAN Sawit boyolali sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan nilai jelek dalam bidang pelajaran ilmu agama.
48
5.
Konsekuensial Konsekuensial atau dalam islam disebut juga akhlak ini berkaitan dengan keharusan seseorang pemeluk agama untuk merealisasikan ajaran agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam sikap maupun tindakan, yang berlandaskan perbuatan baik (mahmudah) yang berupa akhlak kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Selain perbuatan yang baik ada juga perbuatan buruk (mazmumah) semuanya telah disusun dalam tabel sebagai berikut: a). Akhlak Mahmudah Tabel 17 N: 30 Akhlak Kepada Allah Jawaban alternatif % Pertanyaan
Selalu
Mengingat Allah dalam situasi apapun Berserah diri kepada Allah
13,3%
Sering
Kadang
Tidak
kadang
pernah
53,3%
46,7%
73,4%
13,3%
Bersifat Angkuh dan
100%
sombong Memaafkan kesalahan orang lain
60%
23,3%
16,7%
43,3%
56,7%
10%
33,3%
56,7%
40%
33,3%
26,7%
Beribadah saat ada pamrih pada Allah Bersifat sabar saat ditimpa musibah Sujud syukur saat mendapatkan nikmat
Akhlak kepada Allah merupakan pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selai Allah. Dia memiliki sifat terpuji dan agung yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau
49
hakekatnya. Maka dari itu semua umat manusia dianjurkan untuk senantiasa berbuat baik kepada Allah, yaitu dengan cara mendekatkan diri kepadaNya. Sebagaimana yang dilakukan para remaja MAN Sawit Boyolali bahwa rata-rata dari mereka cukup baik untuk berbuat baik kepada Allah. Tabel 18 N: 30 Akhlak Terhadap Diri Sendiri Jawaban alternatif % Pertanyaan
Menjaga kebersihan pakaian dan lainnya Makan dan minum yang halal Menjaga kesehatan Berbusana yang sopan Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
Selalu
Sering
53,3%
46,7%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
100% 70%
20%
53,3%
33,3%
13,3%
33,3%
36,7%
30%
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus di pertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya, sebagaimana yang dilakukan remaja MAN Sawit Boyolali bahwa rata rata dari mereka senantiasa untuk menjaga dirinya sendiri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
50
Tabel 19 N: 30 Akhlak Terhadap Sesama Manusia Jawaban alternatif % Pertanyaan Kadang Tidak Selalu Sering kadang pernah Menghargai siapa saja yang 56,7% 26,7% 16,7% dihadapinya Bertutur kata sopan dengan 23,3% 63,3% 13,3% semua orang Menghargai orang yang 100% berbeda agama Mengucap salam saat 13,3% 63,3% 23,3% bertemu teman Bermuka ceria saat bertemu 23,3% 26,7% 50% teman Menolong sesama saat 70% 20% 10% kesulitan Memberi penghormatan istimewa saat teman 40% 43,3% 16,7% berkunjung Menerima permohonan maaf orang lain yang 53,3% 40% 6,7% berbuat salah Menasehati orang dengan 13,3% 66,7% 20% lemah lembut Menutupi aib orang lain 66,7% 33,3% Menjenguk teman yang 43,3% 26,7% 30% sakit Bersikap ramah tamah pada 76,7% 13,3% 10% semua orang Toleransi kepada orang lain 50% 40% 10% Menjadi tauladan yang baik 83,3% 16,7% Membantu orang yang 36,7% 50% 13,3% kesusahan Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu perlu bekerja sama dan saling tolong menolong dengan orang lain, karena Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada sesama muslim. Maka dari itu dengan aqidah, ibadah, ihsan dan ilmu yang dimiliki para remaja MAN Sawit Boyolali yang rata-rata baik
51
maka pencapaian akhlak mahmudah baik akhlak pada Allah, diri sendiri, dan sesama manusiapun rata-rata baik. b). Akhlak Mazmumah Tabel 20 N: 30 Perbuatan Buruk Jawaban alternatif % Pertanyaan
Selalu
Sering
Tidak mau memaafkan kesalahan orang Tidak membantu orang yang kesusahan
10%
Tidak malu saat berbuat salah Berprasangka buruk kepada orang lain
16,7%
Mencemooh orang yang skesusahan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
20%
80%
33,3%
56,7%
36,7%
46,7%
40%
36,7%
13,3%
86,7%
Mengadu domba orang
100%
lain Memberi saksi palsu
20%
kepada orang lain Menghabiskan uang jajan setaip hari
40%
Ceroboh dalam segala hal Sombong mendapatkan nikmat
10%
Ingkar janji kepada orang lain Berbohong kepada orang
13,3%
80%
60% 13,3%
86,7%
20%
70%
86,7%
13,3%
30%
56,7%
52
lain Minum minuman keras
100%
Perbuatan tercela adalah sebagai lawan perbuatan terpuji, perbuatan tercela merupakan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu perbuatan tercela tidak di sukai oleh Allah Swt. Maka dari itu perbuatan terpuji para remaja MAN Sawit Boyolali yang rata-rata tinggi maka mereka akan senantiasa untuk menjahui perbuatan-perbuatan tercela yang akan merugikan dirinya maupun orang lain. Dari tabel-tabel mengenai dimensi religiusitas diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi aqidah yang meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, serta qadha dan qadar mempengaruhi ibadah mengenai shalat, dzikir dan doa, puasa, dan shadaqah. Dengan aqidah dan ibadah yang yang baik pula maka telah mendorong perbuatan ihsan pada diri para remaja untuk menjadi lebih baik yang akan mempengaruhi ilmu dan akhlak para remaja. Maka dari itu dari kelima dimensi tersebut sangat mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dan pembahasan mengenai perilaku disiplin (variable Y) dapat dilihat pada tabel berikut: a.
Pengetahuan Pengetahuan ini meliputi sejauh mana seseorang mengetahui dan memahami perbuatan yang seharusnya dilakukan sehingga dikatakan berdisiplin dan mana yang perbuatan yang tidak berdisiplin. Dengan demikian orang tersebut dapat mengetahui akibat dari perbuatannya: akibat positif bagi yang berdisiplin dan negatif bagi yang sebaliknya. Dan pertanyaan mengenai pengetahuan adalah:
53
Tabel 21 N: 30 Perbuatan Positif Dalam Berdisiplin Jawaban alternatif % Pertanyaan
Tidak tawuran dengan lain sekolah Berkata jujur Tidak mencoret- coret tembok Mengucap salam saat mau masuk rumah Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
Selalu
Sering
43,3%
60%
30%
33,3%
73,3%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
36,7% 26,7%
46,7%
33,3%
20%
33,3%
36,7%
30%
Menghormati orang tua
63,3%
Menghormati guru
73,3%
13,3%
16,7%
40%
23,3%
36,7%
63,3%
16,7%
20%
60%
23,3%
16,6%
40%
46,7%
13,3%
40%
33,3%
26,7%
Membela kebenaran dan keadilan Menyantuni anak yatim piatu Menghargai hak orang lain Tidak memakai narkoba Memakai baju yang sopan Mengikuti pengajian (tausiah)
36,7%
100%
Berbuat baik pada hakekatnya merupakan kebutuhan manusia yang akan berdampak pada diri sendiri maupun orang
54
lain, selain itu perbuatan positif berdisiplin dalam tingkah laku ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran dalam hati nurani manusia itu sendiri, Dalam kehidupan manusia di kehendaki dengan dua pilihan, baik dan tidak baik, antara benar dan tidak benar. Dengan begitu para remaja MAN Sawit Boyolali mempunyai kesadaran dalam hati nurani mereka untuk melakukal hal-hal yang positif dalam kehidupanya, semuanya dapat dilihat dari tabel bahwa para remaja MAN Sawit sebagian besar dari mereka untuk senantiasa melakukan perbuatan positif. Tabel 22 N: 30 Akibat Berbuatan Positif Dalam Berdisiplin Pertanyaan Jawaban alternatif %
Tidak dikucilkan teman Disayangi guru
Dengan
kadang
pernah
16,7%
73,3%
10%
16,7%
60%
23,3%
43,3%
56.7%
33,3%
20%
46,7%
masyarakat
Tidak
Sering
Disayangi teman Dihargai dalam
Kadang
Selalu
berdampak
kesadaran
hati
nurani
yang
mengarahkan pada hal yang baik dan benar pada diri manusia maka akan berakibat positif pada diri manusi itu sendiri, karena semua
perbuatan
yang
dilakukan
pasti
semuanya
akan
mendapatkan balasannya, sebagaimana yang dilakuakan para Remaja MAN Sawit Boyolali yang sebagian besar dari mereka untuk senantiasa melakukan perbuatan
yang positif dan
bermanfaat bagi diri sendiri, maka dari itu rata-rata dari mereka mendapatkan perlakuan yang baik dalam masyarakat maupun teman mereka.
55
Tabel 23 N: 30 Perbuatan Negatif Dalam Berperilaku Berdisiplin Jawaban alternatif % Pertanyaan
Tidak tawuran
Selalu 63,3%
Sering
Kadang
Tidak
kadang
pernah
36,7%
teman lain sekolah Tidak berbuat zina
30%
36,7%
Tidak bermain judi
53,3%
56,7%
33,3%
Memakai narkoba Tidak mencoret-
100% 60%
30%
10%
coret tembok Berkata kotor
100%
Tidak berkata jujur
36,7%
63,3%
Mencemooh teman
20%
80%
Merokok di dalam
13,3%
86,7%
kelas
Dari tabel mengenai perbuatan positif dalam berperilaku disiplin diatas sudah dijelaskan bahwa perbuatan ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran itu sendiri, begitu juga dengan berbuat yang tidak baik (negatif), perbuatan ini akan merugikan diri sendiri maupun orang lain, seperti halnya para Remaja MAN Sawit yang mengetahui perbuatan yang baik dan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain maka mereka juga mengetahui perbuatan tidak baik yang seharusnya tidak di kerjakan, semuanya dapat dilihat bahwa ratarata dari mereka tidak melakukan perbuatan yang menyimpang.
56
Tabel 24 N: 30 Akibat Dari Perbuatan Negatif Dalam Berdisiplin Alternative pertanyaan (%) Pertanyaan
Selalu
Sering
Dikucilkan teman
Mendapatkan hukuman dari guru
Kadang
Tidak
kadang
pernah
16,7%
10%
Tidak di hargai teman
83,3% %
26,7%
63,3%
53,3%
13,3%
40%
43,3%
Tidak di tolong orang lain saat mendapat
16,7%
kesusahan Akibat dari perbuatan negatif ini terjadi karena telah menyimpang dari perbuatan positif, dengan demikian harus mempertanggung jawabkan pilihan yang telah dipilihnya, apabila memilih perihal yang positif akan berakibat positif sebaliknya apabila melakukan hal yang negatif akan berakibat negatif, seperti yang dialami para remaja MAN Sawit rata-rata dari mereka tidak menyimpang dari perbuatan positif maka seratus persen dari mereka menerima balasan yang baik pula, baik dari masyarakat maupun orang lain. b.
Kesadaran moral kesadaran moral ini tentang diri kita sendiri dalam kaitannya berhadapan dengan baik dan buruk. Disinilah manusia membedakan antara yang halal dan yang haram, baik dan buruk. Sebagaimana dalam tabel berikut:
57
Tabel 25 N: 30 Kesadaran Moral Yang Baik Jawaban alternatif % Pertanyaan
Menjunjung nilai persatuan dan kesatuan Berinisiatif melakukan hal yang baik Memotivasi diri menjadi lebih baik Berpendirian teguh dalam segala hal Memakai seragam sekolah dengan benar
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
40%
23,3%
36,7%
26,7%
20%
53,3%
23,3%
30%
46,7%
46,7%
36,7%
16,7%
76,7%
23,3%
Berani mengungkapkan suatu
23,3%
36,7%
26,7%
36,6%
53,3%
10%
43,3%
36,7%
20%
23,3%
63,3%
13,3%
20%
60%
20%
13,3%
kenyataan Berani mengakui kesalahan Berani minta maaf Menghormati orang tua Menghormati guru
Kesadaran moral ini muncul dari hati nurani manusia dalam menjalankan hal yang baik atau hal yang buruk, dengan dorongan hati nurani yang baik maka para Remaja MAN Sawit rata-rata mempunyai kesadaran moral untuk melakukan yang baik pula.
58
Tabel 26 N: 3o Kesadaran Moral Yang Tidak Baik Jawaban alternatif % Pertanyaan
Selalu
Sering
Tidak memakai seragam dengan benar
Kadang
Tidak
kadang
pernah
6,7%
93,3%
Tidak meminum minuman yang
60%
40%
53,3%
46,7%
memabukkan Tidak berbuaty asusila Meminta minta di
100%
jalanan Tidak menjunjung
36,7%
63,3%
36,7%
46,7%
6,7%
93,3%
33,3%
36,7%
30%
33,3%
40%
26,7%
43,3%
20%
36,7%
10%
43,3%
46,7%
13,3%
46,7%
40%
nilai persatuan Tidak berinisiatif melakukan hal baik
23.3%
Tidak menyiksa hewan Tidak berani mengungkapkan kenyataan Tidak berani mengakui kesalahan Tidak berani meminta maaf Tidak menghormati orang tua Tidak menghormati guru
59
Kesadaran moral untuk melakukan hal yang tidak baik ini terjadi karena terdorongnya dari hati nurani untuk melakukan hal yang tidak baik, karena para Remaja MAN Sawit mempunyai kesadaran moral yang tinggi dalam melakukan perbuatan yang baik maka sebagian besar dari mereka hatinya terdorong untuk tidak melakukan perpuatan yang tidak baik. c.
Pengendalian diri Tabel 27 N: 30 Pengendalian Diri Dalam Hal Positif Jawaban alternatif % Pertanyaan
Mentaati peraturan sekolah Mengikuti upara setiap hari senin Mengamalkan janji siswa Berpakaian sopan dan rapi Memakai seragam yang di tentukan Memakai tanda lokasi sekolah Tidak terlambat sekolah Menghargai teman Mengikuti segera peraturan sekolah Tidak memakai
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Selalu
Sering
46,7%
16,7%
36,7%
66,7%
23,3%
10%
23,3%
36,7%
30%
46,7%
36,7%
16,7%
60%
26,7%
13,3%
53,3%
33,3%
13,3%
86,7%
6,7%
6,7%
36,7%
40%
23,2%
60%
16,7%
23,3%% 46,7%
10%
53,3%
60
tanda lokasi sekolah Mengutamakan kepantingan
50%
13,3%
36,7%
bersama
Pengendalian diri dalam hal yang baik ini merupakan suatu keinginan dan kemampuan untuk melakukan hal yang baik, dengan mempunyai kedaran moral yang baik maka dapat mengendalikan diri dalam melakukan hal yang baik, seperti remaja MAN Sawit rata-rata mempunyai kesadaran moral yang tinggi. Tabel 28 N: 30 Pengendalian Diri Dalam Hal Negatif Jawaban alternatif % Pertanyaan
Selalu
Sering
53,3%
46,7%
36,7%
43,3%
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Tidak membawa benda tajam ke sekolah Ribut di kelas Terlambat datang ke sekolah Baju tidak di
16,7%
masukkan Mengerjakan PR di rumah
86,7%
Menyontek saat ulangan Mentaati peraturan
60%
20% 10%
90%
23,3%
53,3%
13,3%
13,3
40%
16,7%
23,3%
46,7%
61
sekolah Tidak mengikuti upara setiap hari
20%
80%
33,3%
66,7%
16,7%
83,3%
43,3%
56,7%
40%
46,7%
senin Tidak mengamalkan janji siswa Tidak memakai seragam yang ditentukan Tidak menghargai guru dan teman Tidak mengutamakan kepantingan
13,3%
bersama daripada pribadi Pengendalian diri dalam hal yang tidak baik ini terjadi karena tidak adanya kesadaran moral
yang baik dalam diri
seseorang, karena para Remaja MAN Sawit mempunyai kesadaran moral yang tinggi dalam melakukan hal yang baik maka sebagian besar dari mereka dapat mengendalikan diri untuk menghindari hal-hal yang tidak baik. d.
kehendak dan kebebasan untuk memilih perbuatan. Kehendak dan kebebasan memilih perbuatan tersebut terdapat dua macam kehendak yaitu positif dan negatif. kehendak positif adalah kehendak seseorang yang bersedia berbuat dan mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan atau norma yang ada. Sebaliknya kehendak negatif adalah seseorang yang tidak mau mengerjakan sesuatu sasuai dengan peraturan norma yang ada.
62
Tabel 29 N: 30 Norma Agama Jawaban alternatif % Pertanyaan
Selalu
Sering
Kadang
Tidak
kadang
pernah
Mencuri barang orang
100%
lain Patuh kepada orang tua Melaksanakan ibadah sesuai keyakinan
23,3%
63,3%
13,3%
66,7%
20%
13,3%
10%
46,7%
26,7%
13,3%
10%
43,3%
40%
26,7%
13,3%
36,7%
46,7%
13,3%
53,3%
46,7%
Menipu teman Mencegah perbuatan yang dilarang agam Tidak memakai narkoba
40%
100%
Tidak adil kepada sesame teman Tidak mencemooh teman Tidak berbuat zina Tidak minum minuman keras Tidak menfitnah orang lain
43,3%
46,7%
100%
Norma agama merupakan peraturan hidup yang harus di terima manusia sebagai perintah, larangan-larangan dan ajaranajaran yang bersumber dari Tuhan YME, dan yang melanggar norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan YME berupa siksa kelak di hari akhir. Dan dilihat dari tabel di atas bahwa hrata-rata dari mereka mematuhi norma agama yang ada.
63
Tabel 30 N: 30 Norma Kesusilaan Jawaban alternatif % Pertanyaan
Tidak berbuat baik kepada sesama
Selalu
Sering
40%
36,7%
Tidak berlaku jujur kepada teman Tidak menjaga kesehatan Tidak mencuri barang orang lain Tidak menganiaya teman sendiri Tidak menganiaya hewan
Kadang
Tidak
kadang
pernah
23,3%
40%
60%
20%
70%
10%
90%
100%
56,7%
43,3%
100%
Berpacaran secara berlebihan
Norma susila merupakan peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia, dan yang melanggar norma kesusilaan akan berakibat penyesalan, norma kesusilaan ini bersifat universal dapat diterima oleh semua umat manusia, maka dari itu dengan pengetahuannya dengan perilaku berdisiplin para remaja MAN Sawit rata-rata tidak melakukan perbuatan asusila.
Pertanyaan
Tabel 31 N: 30 Norma Kesopanan Jawaban alternatif % Selalu
Sering
Kadang
Tidak
64
kadang
pernah
13,3%
40%
46,7%
16,7%
43,3%
40%
54,3%
20%
26,7%
53,3%
30%
16,7%
63,3%
36,7%
Makan sambil bicara Meludah di sembarang tempat Menghormati yang lebih tua Berbusana yang sopan Menerima sesuatu dengan tangan kanan
Norma kesopanan pada dasarnya timbul dan diadakan oleh suatu masyarakat dalam mengatur pergaulan, sehingga masingmasing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran norma ini ialah akan dicela sesamanya. Maka dari itu rata-rata para remaja MAN Sawit senantiasa untuk mematuhi norma kesopanan. Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa perilaku disiplin ini mempunyai unsur-unsur tertentu, diantaranya adalah pengetahuan, kesadaran moral, pengendalian diri, dan kebebasan dalam
memilih,
Dari
beberapa
unsur
tersebut
saling
mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan saling mempengaruhi karena dengan pengetahuan dan kesadaran moral maka para remaja dapat mengendalikan diri dalam berbuat positif dan negatif serta mempunyai kebebasan memilih dalam berbuat yang tidak melanggar norma, baik norma dalam agama, dalam keluarga, dalam bertetangga, dll. Semua ini tidak lepas dari tingkat religiusitas para remaja yang baik maka mempengaruhi tingat
65
kedisiplinan para remaja dalam berperilaku yang baik dan benar. Semua ini didukung dari hasil wawancara penulis ke pemimpin sekolah bahwa para siswa di MAN Sawit mempunyai nilai yang disiplin terutama dalam hal moral, baik dalam hal moral beragama maupun yang lainnya.
C. Pembahasan Hasil penelitian Analisa data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk member arti dan makna dalam menjawab dalam masalah penelitian. Langkah awal dalam menganalisa data adalah proses kuantifikasi data atau memberi nilai terhadap jawaban angket, mengenai Religiusitas (Variabel X) dan perilaku disiplin remaja (variable Y). Untuk mengetahui tabel mengenai religiusitas (variable X) adalah sebagai berikut:
Tabel 32 Religiusitas Remaja Di MAN Sawit Boyolali No Responden
X
1
334
2
332
3
331
4
331
5
324
6
330
7
337
8
335
9
296
10
323
11
333
66
12
328
13
337
14
335
15
337
16
325
17
287
18
332
19
283
20
332
21
333
22
333
23
328
24
283
25
334
26
331
27
341
28
334
29
338
30
341
∑
9798
NR
= 326,6
Data tingkat religiusitas remaja apabila dikelompokkan deari nilai tertinggi sampai nilai terendah rata-ratanya dapat diketahui dengan menggunakan rumus: Mx = Mx = Mean ∑x = jumlah nilai variable x N = Number of class Mx = = 326,6
67
Nilai rata-rata religiusitas siswa adalah 326,6. Adapun nilai tertinggi adalah 337 sedangkan nilai terendah adalah 283. Sedangkan untuk mengetahui tabel mengenai perilaku disiplin remaja (variable Y) adalah: Tabel 33 Perilaku disiplin remaja Di MAN Sawit Boyolali No Responden
Y
1
332
2
323
3
335
4
336
5
331
6
331
7
335
8
328
9
286
10
330
11
333
12
327
13
335
14
321
15
336
16
332
17
281
18
326
19
321
20
332
21
331
22
339
68
23
327
24
332
25
335
26
329
27
330
28
329
29
331
30
323
∑
9817 = 327,2
NR
My
=
My
= Mean
∑y
= jumlah nilai variable y
N
= Number of class
My
=
= 327,2
Nilai rata-rata perilaku disiplin remaja di MAN Sawit Boyolali adalah 327,1, nilai tertinggi 337 sedangkan nilai terendah 321. Maka dari itu religiusitas dan perilaku disiplin mempunyai korelasai, karena keduanya mempunyai nilai tertinggi yang sama, religiusitas mempunyai nilai tertinggi 337 dan perilaku disiplin mempunyai nilai 337. Selanjutnya untuk melihat pengaruh antara variable-variabel dalam penelitian, maka teknik analisa menggunakan analisa kuantitatif teknik analisa product moment Karl Pearson, untuk mencari koefisien korelasi antara dua variable yaitu: 1.
Variabel independent (X) adalah tingkat religiusitas remaja
2.
Variabel dependent (Y) adalah perilaku disiplin remaja. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada rekaputilasi data
berikut:
69
Tabel 34 Uji Korelasi Antara Religiusitas dengan Perilaku Disiplin Remaja Di MAN Sawit Boyolali No X Y X2 Y2 XY Responden 1
334
332
111556
110224
110888
2
332
323
110224
104329
107236
3
331
335
109561
112225
110550
4
331
336
109561
112896
111216
5
324
331
104976
109561
107244
6
330
331
108900
109561
105930
7
337
335
113569
112225
112895
8
335
328
112225
114244
109880
9
296
286
87616
81796
84656
10
323
330
104329
108900
106590
11
333
333
110889
110889
110889
12
328
327
107584
106929
107256
13
337
335
113569
112225
112895
14
335
321
112225
103041
107535
15
337
336
113569
112896
113232
16
325
322
105625
110224
107900
17
287
281
82369
112225
80647
18
332
326
110224
106276
108232
19
283
321
80089
103041
90843
20
332
332
110224
110224
110224
21
333
331
110889
109561
110223
22
333
339
110889
114921
112887
23
328
327
107584
106929
107256
24
283
332
80089
110224
93956
25
334
335
111556
112225
111890
26
331
329
109561
108241
108899
70
27
341
330
116281
9900
112530
28
334
329
111556
108241
109886
29
338
331
114244
10956
111878
30
341
323
116281
1104329
110143
∑
9798
9817
3207514
3215931
3209526
Diperoleh: a. N = 30 b. ∑X = 9798 c. ∑Y = 9817 d. ∑X2 = 3207514 e. ∑Y2 = 3215931 f. ∑XY = 3209526 g. Rxy =
= = = =
√ √
√
√
= = 0.632 Untuk menginterprestasikan nilai koefisien korelasi, maka dapat dilihat criteria korelasi koefisian besar R di dalam buku Anas Sudijono, sebagai berikut:
71
Nilai “r”
0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00
Interprestasi Aantara variabel x dan variabel y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y). Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan. Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan nilai indeks korellasi sebesar 0.63, jika dikonsultasikan dengan tabel di atas, angka r (0.63) yang berada antara 0.40 – 0.70 termasuk dalam kategori korelasi yang sedang atau cukupan, berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan antara religious dengan perilaku disiplin Remaja. Sedangkan untuk interprestasi pada table “r” Product Moment, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada pengaruh positif antara religiusitas dengan perilaku disiplin remaja. Hipotesis Nihil (Ho)
: Tidak ada pengaruh positif antara religiusitas dengan perilaku disiplin remaja.
Untuk hipotesa maka dari itu “r” observasi yang didapat dari perhitungan statistic dibandingkan dengan “r” product moment (r). Dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedom (df) angka yang diperoleh adalah Df = N – nr = 30 – 2 = 28 ro = 0. 632 rt = pada taraf signifikansi 5% = 0.361 rt = pada taraf signifikansi 1 % = 0.463
72
Membandingkan besarnya “rxy” dengan “rt” seperti diketahui “rxy” yang diperoleh 0.632, sedangkan “rt” masing-masing 0.361 dan 0.463. Dengan demikian ternyata rxy lebih besar dari rt, baik pada taraf signifikasi 5% maupu taraf signifikasi 1%, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variable X dengan variable Y yang dinyatakan dalam persen, maka digunakan rumus koefisien penentu (determinasi) sebagai berikut: Kp = r2 x 100% R = 0.632 dibulatkan menjadi 0.60 Kp = 0.62 x 100% = 0.36 x 100%= 36% Maka angka koefisien penentu/desterminasi sebesar 36%. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh religiusitas dengan perilaku remaja. Sedangkan sisanya 64% merupakan variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh tingkat religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja MAN Sawit Boyolali, yang dibahas pada bab dan sub bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan, implikasi dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan 1.
Remaja MAN Sawit Boyolali mempunyai tingkat religiusitas yang cukup baik dalam hal ideologi, ritual, eksperiental, intelektual, dan konsektual.
2.
Dalam berperilaku disiplin, remaja MAN Sawit Boyolali cukup baik dalam hal pengetahuannya tentang disiplin, kesadaran moralnya, pengendalian diri, dan kebebasan dalam memilih suatu perbuatan.
3.
Tingkat religiusitas mempunyai pengaruh positif dalam pembentukan perilaku disiplin remaja.
B. Implikasi Dari analisis data dapat di peroleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja, maka dari itu dalam penelitian ini dapat diimplikasikan bahwa perlunya upaya peningkatan religiusitas pada diri remaja melalui dibiasakan dalam menerapkan budaya-budaya islami dan di beri pengarahan-pengarahan dalam hal keagamaan dan membudidayakan berperilaku disiplin baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat.
C. Saran-saran Adapun saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai berikut: a.
Sekolah harus bisa merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif untuk menciptakan religiusitas dalam pembentukan perilaku disiplin remaja, terutama dalam hal moral.
73
b.
Semua guru tanpa terkecuali merupakan cermin bagi siswa. Maka dari itu guru harus dapat memberikan contoh dan pembiasaan dalam berperilaku baik pada siswa.
c.
Para guru dan siswa seharusnya selalu berperilaku disiplin baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, terutama dalam berdisiplin moral.
d.
Orang tua diharapkan bisa membimbing putra-putri mereka ketika berada di luar jam sekolah. Karena peran orang tua dalam peningkatan religiusitas dan pembentukan perilaku disiplin para remaja sangat penting.
e.
Khususnya untuk para remaja dan kaum muslim pada umumnya untuk lebih mempertegas keagamaannya, tidak hanya pada wilayah-wilayah sisik saja namun juga harus menjangkau wilayah-wilayah psikis, sehingga dapat merasakan nikmatnya beribadah. Selain itu beragama bukan hanya sekedar formalitas. Artinya Islam janganlah dipakai sebagai baju yang menutupi segala kebobrokan yang di lakukan, serta untuk berlindung dalam masyarakat yang mayoritas.
f.
Seharusnya para masyarakat senantiasa untuk menciptakan lingkungan yang damai, yaitu dengan mengindahkan dan membudayakan kehidupan yang islami dan sesuai dengan syariat Islam.
74
DAFTAR PUSTAKA Alim,Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Jakarta:Rineka Cipta. 2006
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktis.
Arikunto, Suhaersimi. Prosedur Jakarta:Rineka Cipta, 2010
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
Azwar, Saifudin. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Pelajar. 2012 Eneng Muslimah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2011, Diadit M Daud Ali, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011 Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 1993 Driyakarya, N. Percikan Filsafat. Jakarta: PT Pembangunan, 1962. Halid Alkaf, Nuraida. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009 Harun Nasution. Islam ditinjau dari berbagai Aspek. Jakarta: Universitas Indonesia, 2011 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: RajaGrafindo, 2009 Prasetyo, Bambang. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2012 Santrock, John W. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2007 K. Suroso, Jamaludin Ancok. Ancok. Psikologi Islam: Solusi Islam atas Problemproblem Psikologi. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008 Faqih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996 Kumpulan Skripsi yang disusun Annisa Liani, Perilaku organisasi dan Budaya organisasi ,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hlm: 9 K. Bertens. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. 2007
75
76
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1995 Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya 2006 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 1995 Prasetyo, bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2012 Patroli Indosiar, 27 April, 2012 Pos Kota, 17 Desember 2011 Santrock, John. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. 2007 Slameto. Belajar dan Faktor faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta . 2003 Sugiono, Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat. Jakarta: PT. Gramedia Utama, 2008 Wirawan, Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011 Al-Qur’an dan terjemahan, yang diterjemahkan Yayasan Penyelenggara peterjemah Al-qur’an, Semarang: CV.Al waah, 200
KUESIONER MENGENAI PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU DISIPLIN REMAJA
Petunjuk Pengisian Jawaban Kuesioner Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai adanya pengaruh antara tinkat religiusitas terhadap perilaku disiplin remaja.
Saudara/i yang terhormat Kami mohon untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan dalam kuesioner ini dengan memberikan tanda ( √ ) pada salah satu jawaban yang dipilih. Setiap jawaban yang anda berikan akan sangat berarti dan berguna bagi tercapainya tujuan yang di maksud. Oleh karena itu kegunaan maksimal dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya diperoleh bilamana Saudara/I mengisi kuesioner ini seluruhnya 1. Kerahasiaan jawaban Saudara/I dijamin sepenuhnya 2. Kuesioner yang tidak berpengaruh pada nilai mata pelajaran sekolah 3. Atas kerja sama dan kesediaan anda mengisi kuesioner ini di ucapkan terima kasih.
Hormat kami, Siti Nurjanah
Nama :
Keterangan SL : Selalu S : Sering K : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
NO
Pertanyaan
SL
1
Setiap hari saya membiasakan berbicara jujur kepada siapaun
2
Setiap diberi amanah saya sampaikan kepada orang yang berhak menerimanya
3
Setiap menghadapi persoalan berusaha untuk menyelesaikan dengan baik
4
Saya berbakti kepada orang tua
5
Berbuat baik kepada sesama
6
Hormat kepada orang yang lebih tua
7
Menyayangi yang lebih muda
8
Dalam keadaan apapun saya senantiasa untuk bertawakal kepada Allah
9
Saya
tidak
pernah
merasa
berat
dalam
menjalankan perintah Allah 10
Saya selalu ridha pada ketentuan dan ketetapan Allah
11
Yakin dan tidak ragu-ragu dengan apa yang diperintahkan Allah kepada umatnya
12
Sabar dalam menghadapi persoalan dan cobaan
13
Setiap diberi nikmat oleh Allah saya senantiasa untuk bersyukur
14
Iklas setiap menjalankan sesuatu yang sesuai
S
K
TP
dengan syariat agama 15
Senantiasa untuk selalu menjalankan perintahNya dan menjahui larangan-Nya
16
Marah-marah dalam segala hal
17
Tamak dalam segala hal
18
Saya menghormati dan mengakui kitab sebelum Al-Qur’an sebagai pedoman umat sebelumnya
19
Saya percaya bahwa Al-Qur’an sebagai kitab paling utama
20
Saya
percaya
bahwa
Al-Qur’an
sebagai
pedoman hidup untuk umat manusia sampai akhir zaman 21
Saya
mempelajari
Al-Qur’an
dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari 22
Saya
menyadari
apa
yang
terjadi
dalam
kehidupan sehari-hari sudah ditentukan Allah 23
Saya memiliki keberanian dan ketabahan untuk mendapatkan keinginan
24
Saya senantiasa untuk bersikap rela dan ikhlas terhadap apa yang terjadi dalam diri saya
25
Saya tidak mengeluh dan putus asa
26
Saya melaksanakan shalat lima waktu setiap hari
27
Selain shalat lima waktu saya melaksanankan shalat sunnah lainnya
28
Saya puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan jika tidak mendapat halangan
29
Selain puasa wajib saya menjalankan puasa sunnah
30
Setelah selesai shalat saya membaca Al-Qur’an
31
Disaat tidak ada air sama sekali untuk wudhu saya bertayamum
32
Sebelum melaksanakan shalat saya berwudhlu
33
Saat tengah malam saya bangun untuk shalat
tahajud 34
Setelah selesai shalat saya berdzikir kepada Allah
35
Selain berdzikir saya berdo’a kepada Alla
36
Beristighfar setelah melakukan kesalahan
37
Beramar ma’ruf nahi munkar kepada sesama
38
Saya takut kepada Allah disaat melanggar perintah-Nya
39
Saya cinta kepada Allah dimanapun berada
40
Membaca do’a disaat mau naik kendaraan
41
Setiap pergi sekolah berniat karena Allah
42
Setiap melihat sesuatu yang mengganggu jalan menyingkirkannya
43
Setiap melakukan sesuatu saya memberi manfaat kepada orang lain
44
Setiap melaksanakan ibadah saya bersungguhsungguh
45
Disaat menghadapi sesuatu yang sulit saya merasa pernah ditolong Allah
46
Saya merasa tenang dan dekat dengan Allah setelah melaksanakan shalat
47
Setiap
berdo’a
kepada
Allah,
do’a
saya
dikabulkan 48
Merasakan nikmat dan hikmat ketika beribadah
49
Saya mendapatkan nilai aqidah diasa tujuh
50
Setiap
ulangan
al-Qur’an
Hadist
saya
mendapatkan nilai diatas tujuh puluh 51
Saya mendapatkan nilai bahasa arab dibawah tujuh puluh
52
Saya mendapatkan nilai SKI diatas tujuh puluh
53
Saya mengingat Allah dalam berbagai situasi
54
Saya
berserah
diri
kepada
menunggu nilai hasil ujian sekolah
Allah
disaat
55
Saya bersifat angkuh dan sombong kepada orang lain
56
Tidak mau memaafkan kesalahan orang lain
57
Beribadah disaat ada pamrih kepada Alla
58
Saya bersikap sabar disaat ditimpa musibah dari Allah
59
Setiap mendapatkan nikmat saya sujud syukur kepada Allah
60
Mengahargai siapa saja yang dihadapinya
61
Bertutur kata sopan dan lemah lembut kepada orang tua
62
Membantu pekerjaan orang tua saat di rumah
63
Menghormati orang yang berbeda agama
64
Saya mengikuti dan mentaati Rasulullah
65
Mencintai dan memuliakan Rasulullah
66
Mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah
67
Mencontoh akhlak Rasulullah
68
Menjalankan sunnah Rasul
69
Menyakiti tetangga
70
Setiap bertemu sesama muslim mengucap salam
71
Bermuka ceria saat bertemu orang lain
72
Menolong sesama saat kesulitan
73
Memberi
penghormatan
istimewa
disaat
tetangga berkunjung kerumah 74
Saya menerima permohonan maaf orang lain yang berbuat salah kepada saya
75
Menasehati orang lain dengan lemah lembut
76
Menutupi aib orang lain
77
Menjenguk tetangga yang sakit
78
Bersikap ramah tamah kepada semua orang
79
Teguh
pendirian
dan
menjalankan segala hal
istiqamah
dalam
80
Saya
beramal
kepada
orang
yang
lebih
membutuhkan 81
Setiap ada persoalan saya bijak sana dalam mengambil keputusan
82
Saya senantiasa untuk berbuat toleransi kepada orang lain
83
Saya memaafkan kesalahan orang lain
84
Setiap ada umat muslim yang membutuhkan pertolongan saya senantiasa untuk membantunya
85
Saya merasa malu disaat melanggar perintah Allah
86
Saya senantiasa untuk menjadi tauladan yang baik untuk yang lebih muda
87
Saya menjaga ibadah dimanapun berada
88
Saya tidak berbohong
89
Berkhianat disaat diberi amanah orang lain
90
Saya iri hati disaat orang lain mendapatkan nikmat
91
Sombong kepada orang lain disaat mendapatkan nikmat
92
Saya menghabiskan uang jajan yang diberikan orang tua
93
Ceroboh dalam segala hal
94
Selalu ingkar janji kepada orang lain
95
Saya memberi saksi palsu pada orang lain
96
Mengadu domba teman
97
Setiap ada orang kesusahan saya senantiasa untuk mencemoohnya
98
Berprasangka buruk kepada orang lain
99
Setiap beramal kepada orang lain berniat karena Allah
100
Iri akan kesuksesan orang lain
Variabel Y
Nama :
Keterangan SL : Selalu S : Sering K : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
No
Pertanyan
SL
1
Saya bersikap jujur kepada orang lain
2
Saya bersikap adil kepada siapapun
3
Menyampaikan pendapat dengan sopan
4
Menghargai pendapat orang lain
5
Berkata kasar kepada orang lain
6
Mencemooh orang lain
7
Merendahkan orang lain
8
Saya meludah di sembarang tempat
9
Saya berkata kasar kepada siapapun
10
Menggunakan tangan kanan setiap menerima sesuatu dari orang lain
11
Saya membiasakan mengucap terima kasih saat di beri sesuatu orang lain
12
Saya merasa malu saat berbuat salah kepada siapapun
13
Pernah
merasa
bersalah
setelah
membuat
kesalahan kepada orang lain 14
Saya menyesal setelah menyakiti orang lain
15
Saya mendapatkan cemoohan dari orang lain
S
K
TP
16
Saya dikucilkan dari teman dan orang lain
17
Saya menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan
18
Saya berinisiatif untuk melakukan hal yang baik
19
Memotifasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik
20
Saya berpendirian teguh dalam segala hal
21
Berani menyampaikan sesuatu dengan kenyataan
22
Berani mengakui kesalahan dan meminta maaf
23
Menyontek saat ulangan
24
Mengikuti suara hati saat melakukan sesuatu yang baik
25
Saya berkata dan berbuat jujur setiap hari
26
Saya menghormati orang tua
27
Saya menghormati guru
28
Saya membela kebenaran dan keadilan
29
Saya menyantuni anak yatim
30
Saya mentaati peraturan sekolah
31
Saya mengikuti upara bendera setiap hari senin
32
Saya mengamalkan janji siswa
33
Saya berpakaian sopan dan rapi
34
Belajar dengan giat
35
Menghargai ketua sebagai pemimpin
36
Mencoret-coret dinding
37
Membawa benda tajam ke sekolah
38
Bertutur kata dengan sopan
39
Mengucap salam ketika masuk kelas
40
Berjabat tangan ketika bertemu teman
41
Memanggil yang lebih tua dengan sebutan yang lebih sopan
42
Tidak ribut dalam kelas
43
Saya terlambat datang ke sekolah
44
Saya meninggalkan pelajaran tidak iain
45
Saya tidak memakai seragam yang di tentukan
46
Tidak memakai tanda lokasi sekolah
47
Baju tidak di masukkan
48
Ribut di kelas
49
Tidak mengerjakan PR atau tugas sekolah
50
Membuat onar di sekolah
51
Membantah perintah guru
52
Menyontek ketika ujian
53
Merokok di sekolah
54
Tidak menjaga ketertiban dan kebersihan
55
Mendengarkan disaat belajar mengajar di mulai
56
Terlambat masuk kelas
57
Membuang sampah pada tempatnya
58
Rajin beribadah sesuai ajaran agama
59
Mencegah perbuatan yang dilarang agama
60
Merokok di dalam kelas
61
Membaca buku bacaan pornografi ke sekolah
62
Memakai narkoba
63
Bersikap adil pada sesama teman
64
Mencemooh teman
65
Pernah berzina
66
Pernah menipu teman
67
Berkata jujur
68
Pernah berbahong
69
Menghormati orang lain
70
Tawuran dengan teman dilain sekolah
71
Menerima sesuatu dengan tangan kanan
72
Saya meludah di sembarang temapat
73
Pernah bermain judi
74
Berkata kotor
75
Saya rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan
76
Berdo’a sebelum makan
77
Berdo’a sebelum belajar
78
Saya berdo’a sebelum bepergian
79
Saya berdo’a saat memasuki tempat ibadah
80
Saya mencegah perbuatan yang dilarang agama
81
Saya mengimani Tuhan dimanapun berada
82
Menipu teman
83
Patuh pada orang tua
84
Berkata kasar kepada orang tua
85
Bersalaman dan mencium tangan kedua orang tua saat mau pepergian ke sekolah
86
Mengucap salam saat mau masuk rumah
87
Minta izin saat mau keluar rumah
88
Mengambila barang orang lain
89
Bersikap jujur kepada semua orang
90
Berbuat baik kepada sesama
91
Makan sambil bicara
92
Meludah di sembarang tempat
93
Mentaati lalu lintas
94
Mengganggu ketertiban umum
95
Saya mengganggu ketertiban warga
96
Ikut berpartisipasi dan gotong royong dalam masyarakat
97
Ikut serta menjaga lingkungan sekitar dengan baik
98
Membuat keributan dengan tetangga
99
Mendengarkan musik dengan keras
100
Main hakim sendiri
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 r.tabel
1 4 2 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 4 4 3 2 2 4 4
2 4 2 3 2 2 3 2 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 3 2 4 2 3 4 3 4 2 3
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
6 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 4 2 3 1 2 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3
8 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 2
9 4 3 4 2 4 3 2 4 3 3 4 1 3 2 3 1 2 4 2 1 2 3 1 3 4 2 2 1 4 2
10 2 4 2 4 4 3 2 3 4 1 1 4 3 2 3 2 2 4 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2
11 1 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 1 3 3 3 4 2 1 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 1
12 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4
13 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 2 2 4 3 3
14 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4
0,463 0,461 0,588
0,625
0,632
0,699
0,365
0,369
0,658
0,369
0,364
0,375
0,365
0,375
valid
valid
valid
valid
valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
3 2 3 2 4 2 4 2 2 4 2 3 2 2 4 2 2 3 2 4 2 4 3 2 4 2 2 2 3 4 2 valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
15 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
18 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4
19 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3
20 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4
21 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
22 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
23 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 2 4 4 2 4 3 4 3 2 4 2 2 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4
28 4 3 4 2 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 2 3 3 2 4 2
0,495
0,733
0,684
0,681
0,179
0,653
0,692
0,452
0,671
0,733
0,695
0,733
0,644
0,414
valid
valid
valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
29 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4
30 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 2 3 2
31 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
34 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
35 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
38 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3
39 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
40 4 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 4 2 4 2 2
41 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 4
42 4 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3
43 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
0,699
0,638
0,653
0,733
0,319
0,244
0,653
0,733
0,723
0,725
0,725
0,524
0,432
0,640
0,463
valid
valid
valid
valid
t.valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
44 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2
45 4 3 2 4 2 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 2 4
46 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
47 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4
48 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2
50 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4
51 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2
52 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
53 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
54 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
55 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
56 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4
0,463
0,623
0,293
0,607
0,321
0,496
0,469
0,498
0,259
0,723
0,296
0,725
0,693
valid
valid
t.valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
57 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
61 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
62 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
64 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4
65 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2
66 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 4 3
67 4 3 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 3 2 2
68 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
0,275
0,793
0,793
0,793
0,656
0,312
0,684
0,642
0,245
0,265
0,520
0,563
t.valid
valid
valid
valid
valid
t.valid
valid
valid
t.valid
t.valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
71 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4
72 4 2 3 4 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 4 2
73 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 4
74 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3
75 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
76 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
77 2 3 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 2 4 2 2 3
78 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
79 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
80 2 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4
81 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4
0,793
0,656
0,444
0,425
0,657
0,653
0,793
0,225
0,385
0,657
o,654
0,592
0,485
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
t,valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
82 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3
83 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
84 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 4 2 4 4
85 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
86 2 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3
87 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
89 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
90 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2
91 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
0,745
88 4 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 0,542
0,372
0,699
0,522
0,733
0,656
valid
valid
valid
valid
valid
0,543
92 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 0,445
93 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0,723
0,656
0,644
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA RELIGIUSITAS (X)
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 0,725
95 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 0,656
96 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 0,299
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 0,632
98 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 0,523
99 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 0,522
100 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0,725
valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
X 334 332 331 331 324 330 337 335 296 323 333 328 337 335 337 325 287 332 283 332 333 333 328 283 334 331 341 334 338 341 9798
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 4
r.tabel
0,445 valid
2 2 4 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3
3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 4
4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 2 4 3 4 4 4 3
5 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2 4
6 2 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2
7 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 2 4 4 2 3 4 4
8 3 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 2 2 4 2 2 4
9 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4
10 4 2 4 2 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
13 4 4 2 3 2 3 4 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4
0,495
0,444
0,532
0,425
0,524
0,524
0,524
0,623
0,640
0,793
0,463
0,623
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
14 2 3 2 4 3 4 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2
15 2 3 4 3 2 2 4 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3
16 4 2 4 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2
17 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 2 4 3 3 2
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
19 2 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4
22 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4
23 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
24 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0,293
0,321
0,425
0,584
0,681
0,179
0,653
0,692
0,452
0,671
0,733
0,695
0,793
t.valid
valid
t.valid
valid
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
29 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4
30 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 4 4 2 3 2 2 3 4 3 3 3
31 4 2 4 2 2 4 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 2 2 4 4 2
32 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 4 2 3 2 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 3 2 4
33 4 2 2 4 3 2 3 4 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 2 2 2 3
34 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 2
35 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4
36 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4
37 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 4 1 2 3 1 3 4 2 4 3 1 2 4 3 4 1 2 4
38 4 2 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3
39 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3
0,644
0,733
0,699
0,638
0,653
0,733
0,496
0,469
0,498
0,623
0,259
0,522
0,625
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
40 2 4 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 4 2 2 2 2
41 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4
42 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3
45 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 4 2 4 3 2 3 4 2 2 3 3 2 4 2 3 4 4 2 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3
0,625
0,275
0,793
valid
t.valid
valid
47 3 4 2 4 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3
48 4 2 4 2 3 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 3 2 4 2 4 2 2 2 4 2
49 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4
50 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0,793
0,256
0,793
valid
t.valid
valid
0,463
0,299
0,588
0,625
0,632
0,793
valid
t.valid
valid
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
52 2 3 2 2 4 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 3 4
53 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
54 3 3 3 3 4 3 1 4 1 3 4 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3
55 2 4 3 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
56 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4
57 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 3
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
59 3 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3
60 4 4 2 2 4 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4
61 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3
62 2 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2
63 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4
0,565
0,658
0,524
0,369
0,475
0,375
valid
valid
valid
valid
valid
valid
64 4 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3
0,365
0,325
0,495
0,425
0,684
0,681
0,179
valid
t,valid
valid
valid
valid
valid
t.valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
65 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4
66 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 3 4 4
67 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4
68 2 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3
69 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
70 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
71 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
72 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4
73 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
75 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2
76 4 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
0,653
0,692
0,452
0,671
0,733
0,695
0,733
0,644
0,414
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
77 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
0,699
0,326
0,653
0,264
valid
t.valid
valid
t.valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
78 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4
79 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 4 2 4 2 4 3 2 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
81 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
82 4 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4
83 2 3 2 4 3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3
84 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
85 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
86 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3
87 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
88 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0,793
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0,793
0,385
0,657
0,793
0,592
0,485
0,372
0,699
0,793
0,733
0,656
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
90 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 0,656
valid
valid
valid
REABILITAS DAN VALIDITAS DATA PERILAKU DISIPLIN (Y)
91 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3
92 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0,543
93 2 4 3 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 0,445
94 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 0,365
95 4 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 0,524
96 3 4 3 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 0,656
97 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 0,723
98 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 0,321
99 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 3 0,523
100 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 0,522
0,644 valid
valid
valid
valid
valid
valid
t.valid
t.valid
valid
valid
Y 332 323 335 336 341 331 335 348 340 330 333 337 335 321 336 332 335 336 321 332 331 339 327 332 335 340 330 329 336 333 9812