Pengaruh Tingkat Keausan Brush Generator pada Kapal Imam Mardhatillah Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Abstrak Tugas akhir dengan judul Pengaruh Tingkat Keausan Brush Generator pada Kapal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak yang di hasilkan oleh keausan brush tersebut, lalu untuk mengetahui penyebab munculnya keausan serta bagaimana cara-cara efektif untuk mencegah keausan brush tersebut. Karena seperti yang kita ketahui bersama generator merupakan salah satu unsur vital di kapal, apabila generator tidak bisa di gunakan maka kapal akan mengalami kelumpuhan, oleh karenanya kita sebagai marine engineer menyiapkan atau memasang generator pada kapal tidak cukup hanya satu, selalu ada cadangan generator agar kapal masih bisa melanjutkan misinya. Namun hal-hal mendasar yang perlu kita ketahui adalah brush pada generator, dimana brush ini mempunyai fungsi untuk menyalurkan arus dc ke rotor generator. Apabila brush generator mengalami keausan maka arus tidak akan bisa tersalurkan yang akhirnya akan menyebabkan kelumpuhan pada kapal, sistem penerangan tidak akan berfungsi, sistem komunikasi, dan lainnya hingga merambah ke sistem bongkar muat, oleh karenanya hal-hal seperti ini perlu mendapat perhatian lebih agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih parah. Dalam penulisan sekripsi ini akan di bandingkan pula perlakuan perbedaan generator antara darat ( pengambilan data di PLTU Gresik ) dengan di laut ( pengambilan data di PT.PAL Surabaya ). Kata kunci: Brush, perbandingan, generator
kapal membutuhkan generator. Pada kapal,generator dihidupkan oleh mesin bantu atau yang biasa disebut dengan auxilarry engine. Auxilarry engine ini bisa berupa mesin diesel. Generator di darat ataupun di laut pada prinsipnya sama namun di laut generator di rancang khusus dan lebih kompleks. Fungsi generator di kapal selain untuk menyalakan lampu-lampu di kapal, sistem navigasi adalah untuk keperluan bongkar muat terutama pada kapal-kapal pengangkut barang (container, general cargo, bulk carier). Pada kapal penumpang generator lebih di khususkan untuk keperluan entertain ke penumpang yaitu untuk kenyamanan penumpang misal penyalaan tv, music , hiburan, dan lain sebagainya, sedangkan kapal rumah sakit penekanannya ada pada alat-alat kedokteran yang tentu saja kebutuhan listriknya juga besar. Baik di darat maupun di laut semuanya akan sama-sama berakibat fatal jika generator mengalami kerusakan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada generator sangat perlu untuk di tanggulangi, dan salah satu kerusakan fatal yang pernah muncul pada generator
BAB I PENDAHULUAN
Listrik adalah merupakan salah satu sumber energi utama manusia untuk menjalankan aktifitas, tapi apa jadinya jika listrik yang kita butuhkan mati dan tidak bisa kita gunakan lagi. Energi listrik yang kita gunakan sekarang berasal dari perusahaan listrik setempat, bisa berupa PLTU ataupun PLTA dimana perusahaan listrik tersebut memanfaatkan generator untuk mensuplai arus pada system kelistrikannya. Generator adalah sebuah pesawat yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik diperoleh dari mesin penggerak seperti mesin diesel, turbin dan lain-lain. Pada pembangkit listrik tenaga uap gresik generator di gerakkan oleh turbin uap untuk menghasilkan energi listrik. Generator mempunyai peranan untuk menghasilkan sumber energi listrik, jika generator mengalami kerusakan maka akan banyak sekali kerugian yang di derita. Begitu pula pada kapal, untuk menghidupkan sumber energi listrik di 1
adalah munculnya bunga api di generator sehingga menyababkan generator terbakar dan rusak. Jika kemunculan bunga api itu terjadi di kapal bisa jadi kapal akan terbakar dan tenggelam karena letak generator juga berada di kamar mesin. Oleh karenanya kali ini saya akan meneliti tentang timbulnya bunga api pada generator. Timbulnya darimana ?, kenapa?, apa saja penyebabnya?, dan bagaimana cara pencegahannya agar kejadian itu tidak muncul lagi pada generator yang menggunakan sikat arang atau biasa di sebut dengan brush exciter.
Gambar 1. Konstruksi Generator DC Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic atau berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Generator Generator DC Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC atau arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu: 1. Generator penguat terpisah 2. Generator shunt 3. Generator kompon
Prinsip kerja Generator DC Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara: • dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik • dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC
Konstruksi Generator DC Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
2
menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC. • Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan). Generator AC
Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.
Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan (solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator, perubahan garis gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat. Sebagaimana percobaan Faraday, GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator AC dapat diperbesar dengan cara: • memperbanyak lilitan kumparan, • menggunakan magnet permanen yang lebih kuat, • mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke dalam kumparan
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC. Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet tetap makin cepat (laju sepeda makin kencang).
Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator. Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positif. • Rotor dari generator DC akan 3
Generator DC dan Generator AC Generator DC
Gambar 5. Konstruksi Sikat & Gagang Sikat Generator AC
Bahan yang dipakai untuk sikat-sikat terutama sekali terdiri dari batu arang. Sedangkan macam batu arang yang digunakan ada beberapa macam yaitu : Batu arang biasa Dipakai pada mesin-mesin kecil dengan tegangan klem (jepit) tinggi, putaran sedang dan kerapatan arus kecil. Dibuat dari bubuk batu arang yang dipadatkan dalam temperatur tinggi.
Gambar 4. Grafik fungsi tegangan terhadap waktu
Batu arang grafit
II.2 Sikat-Sikat ( Brush exiter )
Dibuat dari bubuk batu arang dan grafit. Sikat-sikat dari bahan ini dapat dilalui arus yang kerapatannya agak besar. Sikat-sikat ini dipakai pada mesin-mesin dengan putaran tinggi.
Fungsi pokok dari sikat-sikat adalah penghubung bagi aliran arus pada lilitan jangkar dengan rangkaian luar. Pada motor merupakan penghubung ke sumber listrik. Fungsi lainnya adalah untuk tempat terjadinya proses komutasi bersama dengan komutator. Supaya hubungan antara sikat yang diam dengan komutator yang berputar itu baik, maka sikat-sikat ditempatkan pada pemegang sikat dan ditekan dengan pegas yang dapat diatur. Konstruksi sikat dan gagang sikat dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.
Batu arang elektromaknit Dipakai pada motor-motor yang dapat dibebani besar misalnya motor kereta api dan bahan ini lebih baik dari pada batu arang grafit. Batu arang logam Pada sikat-sikat yang dibuat dari bahan ini mempunyai kerugian tegangan yang kecil, 4
II.4 Dasar Perhitungan dan
tetapi jarang dipakai. II.3 Komutator Komutator
yang Terkait
Komutator berfungsi sebagai alat penyearah mekanik yang bersama-sama sikat membalikkan arah arus agar di rangkaian luar berarah sama. Komutator tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang disebut lamel-lamel yang antara satu dengan lainnya terisolasi ( disekat dengan isolasi ). Agar dapat menghasilkan penyearahan yang lebih baik ( lebih rata ), maka lamel-lamel tersebut dibuat atau diusahakan dengan jumlah yang banyak. Konstruksi dari komutator dapat dilihat seperti pada gambar
Rumus
menghitung
arus
Rumus
nominal
excitasi tiap brush Generator PLTU 11-2 Diketahui SPESIFIKASI Setting Pressure Jadi keadaan untuk mengatur tekanan spring agar berada pada nilai yang diijinkan. Keausan Brush Diambil sesuai dengan petunjuk manual book untuk jenis brush yang di pakai. Jumlah pole pada slipring positive Jumlah pole pada slipring negative
Gambar 6. Jangkar mesin arus searah
Gambar 13. Brush Excitasi Generator Kemampuan Nominal Arus pada Carbon Brush : = Current Density (kepadatan/kekerasan) x Luas Penampang Carbon Brush = 10 x 3,2 x 2 = 64 A (kemampuan maksimum sesuai dengan jenis carbon brush)
Gambar 7. Komutator
5
: 120 gr/cm2
: 10 mm / 1000 jam
: 32 : 32
Gambar 14. Brush Exciter
Gambar 15. Panjang Brush kurang dari 3,5 cm Dasar Perhitungan dan
Nominal arus yang mengalir pada carbon brush disesuaikan dengan kapasitas Generator : =
Terkait II
Perhitungan keperluan brush V = I.R Dimana : V = voltage/tegangan (volt) I = current/arus (Ampere) R = resistansi (hambatan) (Ohm)
=
Rumus yang
= 6,4 A/cm2 = Selanjutnya Arus maksimal carbon brush = 6,4 x 3,2 x 2 = 41 Ampere Toleransi yang diijinkan sampai dengan kapasitas maksimum carbon sesuai dengan spesifikasi carbon brush (Natural Graphit) = 64 Ampere
Gambar 17. Gambar hambatan Catatan : Dari gambar diatas dapat di ilustrasikan sebagai berikut : R1/(R1+R2+R3+R4) x V = IR1 R2/(R1+R2+R3+R4) x V = IR2 R3/(R1+R2+R3+R4) x V = IR1 R4/(R1+R2+R3+R4) x V = IR4 +
Penggantian Brush direkomendasikan ketika panjang brush kurang dari 3,5 cm (seperti gambar di bawah). Pada kondisi dibawah normal brush generator akan terjadi pengausan ± 10 mm / 1000 jam. Keausan yang lebih besar biasanya terjadi pada slip ring yang positive. Penggantian brush juga dilakukan bila arus yang tersalurkan tidak dapat imbang (terlalu tinggi atau terlalu rendah) setelah dilakukan adjusment.
TOTAL
= Ia
Misal Ia = 100 A Dan menurut manual book atau aturan perusahaan yang membuat generator bahwa 1mm2 = 1 A usia keausan brush 10 mm / 1000 jam (sesuai dengan penelitian kandungan bahan antara Brush dan metalnya atau 6
Hal ini berguna untuk meminimalis dan memaksimalkan tempat untuk brush itu sendiri.
komutator-manual book), jadi seberapa besar brush yang harus di buat agar mampu menampung arus sebesar 100 A dan kira-kira berapa lama usia keausan brush tersebut? (sesuai petunjuk manual book) maka untuk Ia = 100 A di perlukan brush dengan ukuran 10 x 10 x 10 mm
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan di bahas alur proses penyelesaian masalah, metode & prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.
III.1 Alur Penyelesaian Masalah
Gambar 18. Ilustrasi Besar Sikat Arang Apabila brush seperti demikian maka bisa di pastikan brush ini mampu mengalirkan arus sebesar yang diminta yaitu 100 A dengan life time 1000 jam. Dalam pembagiannya brush tersebut bisa di pecah menjadi empat bagian
Gambar 20. Diagram Metode Penelitian III.3 Dua perbedaan perlakuan Seperti yang sudah di jelaskan di atas pengambilan data akan di lakukan di dua tempat yaitu wilayah darat yang kita ambil di wilayah PLTU gresik dan yang kedua di wilayah laut yaitu di PT.PAL Surabaya. Dengan demikian akan terlihat jelas perbedaan perlakuan antara generator di darat dan generator di kapal. Penakanan yang diharapkan adalah agar perbedaan dari hal tersebut dapat menjadi 7
sebuah saran dan masukan mengingat betapa pentingnya pengaruh dari keausan brush itu sendiri. Adapun data generator yang terdapat di darat adalah sebagai berikut :
Gambar 23. Generator Sedangkan data generator di ( kapal ) adalah sebagai berikut :
Gambar 22. Name Plate Generator
TIPE : TAKS FASA :3 KUTUB :2 TEKANAN GAS : 2 kg/cm2g FAKTOR DAYA : 0.8 TEGANGAN PENGUAT : 330 VOLT : 13200 KVA : 125000 AMPERE : 5468 BENTUK : ICH RPM : 3000 HERTZ : 50 HUBUNGAN BELITAN :Y KONDISI OPERASI : KONTINYU ARUS MEDAN : 1310 A KENAIKAN SUHU BELITAN : 65 0C KENAIKAN SUHU MEDAN : 84 0C KELAS ISOLASI STATOR :B KELAS ISOLASI ROTOR :B STANDAR : JEC – 114 (1964) NOMOR SERI : 7913085 DIBUAT TAHUN : 1980 TIPE KUTUB DALAM TOTAL SIKAT ARANG : 64
laut
Gambar 24. Generator di Kapal MODEL (Bahasa Rusia)
: EKTPOCNA
VOLT V AMPERE
: 230 : 435 A
RPM 1500 RPM
:
TEG.PENGUAT : 230 V ARUS MEDAN
: 3,5 A
Approx. Dimensions
•
8
L (mm) Diameter (mm) JENIS KAPAL USSR
: 800 : 600 : RB 50 TON
Dari kedua generator tersebut akan di jabarkan bagaimana tindakan atau perlakuan perawatan brush yang di lakukan oleh masing-masing instansi. Dan dari situ pula kita dapat melihat perbedaan apa saja yang di lakukan, dampak positif atau negatifnya sehingga kita bisa mengetahui pengaruh dari keausan brush itu dengan lebih detail dan rinci.
RB = RANTAI BELALAI Fungsi = Untuk mengangkat dan menurunkan barang di laut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil yang di dapat dari penelitian yang telah dilakukan. IV.1 Hasil Percobaan Brush Generator Pada tanggal 12 Mei 2011 dilakukan pengujian brush dengan memasukkan brush yang baru, dari kegiatan tersebut akan di dapatkan data berupa pengaruh apa saja yang di hasilkan dari percobaan tersebut. Awal dari penggantian
Gambar 25. Name Plate Kapal
Tabel 2. Hasil untuk Data Tanggal 12 Mei 2011 Gambar 26. Kapal RB 50 TON USSR
9
Setelah Brush di ganti dilakukan beberapa catatan pemeriksaan di tanggal dan bulan sebagai berikut.
Pada gambar laporan diatas di jelaskan bahwa Brush no. 6 & 7 mengalami perbedaan arus dan harus di lakukan penggantian. Syarat yang paling utama penggantian brush adalah karena ukuran brush sudah tidak sesuai dengan ketentuan yakni di bawah 35 mm
Selain itu komponen pir atau pegas penekannya (Spring, Spring Holder, Pin, Spring Scale) sudah tidak mampu untuk menekan brush pada posisi kurang dari 35 mm
Tabel 4. Hasil untuk Data Tanggal 19 Mei 2011
Gambar 33. Komponen Penekannya (Pir atau Pegas penekan)
Tabel 6. Hasil untuk Data Tanggal 27 Mei 2011
10
Dan setelah di menjadi 62 mm
ukur
panjangnya
Berarti untuk pemakaian selama 1000 jam brush akan habis 10 mm. Jika kita melakukan perhitungan terhadap brush tersebut maka kita bisa mengetahui apakah brush tersebut mempunyai kemiripan atau sama sesuai dengan petunjuk buku manual book.
Tabel 8. Hasil untuk Data Tanggal 9 Juni 2011
IV.2 Perhitungan Perhitungan
Pada tanggal 9 juni 2011 brush no. 6 & 7 diambil dan dilakukan pengukuran. Untuk brush no. 6 Panjang mula-mula 63,5 mm
Diketahui : Pemasangan dimulai pada 12 Mei 2011 pada jam 13.00 panjang brush = 63,5 mm Lalu pengukuran di lakukan pada tanggal 9 Juni 2011 pada jam 13.00 panjang brush = 62 mm Berkurang 1,5 mm Total waktu : 12 Mei 2011 pukul 13.00 sampai 9 Juni 2011 pukul 13.00 : 11 jm + 816 jam + 13 : 840 jam Jika mengikuti acuan buku petunjuk 10 mm / 1000 jam , maka : 10/1000 = A/840 A = 8,4 mm Jadi seharusnya apa bila pemakaiannya selama 840 jam brush akan berkurang sebesar 8,4 mm.
Gambar 34. Panjang mula-mula Brush Kondisi Lapangan Selama pemakaian 840 jam brush hanya berkurang sebesar 1,5 mm Untuk brush no. 7 Panjang mula-mula 63,5 mm 11
Dan setelah di menjadi 61 mm
ukur
Selama pemakaian 840 jam brush hanya berkurang sebesar 2,5 mm
panjangnya
IV.3 Pembahasan Seperti yang sudah di bahas pada bab-bab sebelumnya bahwa ada perbedaan perlakuan brush generator antara industri (PLTU Gresik) dengan galangan (PT.PAL Surabaya), adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
PLTU Gresik
Dalam buku petunjuk manual book dikatakan bahwa faktor keausannya adalah sekitar 10 mm / 1000 jam. Berarti untuk pemakaian selama 1000 jam brush akan habis 10 mm. Jika kita melakukan perhitungan terhadap brush tersebut maka kita bisa mengetahui apakah brush tersebut mempunyai kemiripan atau sama sesuai dengan petunjuk buku manual book. Perhitungan Diketahui : Pemasangan dimulai pada 12 Mei 2011 pada jam 13.00 panjang brush = 63,5 mm Lalu pengukuran di lakukan pada tanggal 9 Juni 2011 pada jam 13.00 panjang brush = 61 mm Berkurang 2,5 mm Total waktu : 12 Mei 2011 pukul 13.00 sampai 9 Juni 2011 pukul 13.00 : 11 jm + 816 jam + 13 : 840 jam Jika mengikuti acuan buku petunjuk 10 mm / 1000 jam , maka : 10/1000 = A/840 A = 8,4 mm Jadi seharusnya apa bila pemakaiannya selama 840 jam brush akan berkurang sebesar 8,4 mm.
PT.PAL Menangani jika ada keluhan dari owner kapal, dari sisi owner kapal juga jarang ada pemeriksaan rutin dan terjadwal Pemeriksaan secara visual, bila perlu melakukan running pada generator
Pemeriksaan Brush
Rutin terjadwal
Parameter yang diperiksa
Arus dari Brush
Alat yang di gunakan
Tang Ampere
Tidak ada alat khusus
Indikator penggantian brush
Apabila terjadi ketidakseimbangan arus maka dilakukan pengukuran panjang brush tersebut apabila terdapat indikasi untuk harus di ganti maka akan di ganti(sesuai manual book)apabila tidak maka akan dilakukan perbaikan pemasangan brush dengan benar
Sesuai manual book namun tanpa melihat dari sisi ketidakseimbangan arus
Penyetokan Brush
Dari PT.PAL melakukan langkah pemesanan apabila brush memang harus di ganti
Langkah Antisipasi
Tabel 9. Perbandingan Perawatan Brush
Kondisi Lapangan 12
nya yang rusak atau kalah dari brush nya bisa jadi repair nya akan sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada mengganti sikat arang, dalam pe-repairannya di butuhkan juga mesin bubut, oleh karena nya perlu di pertimbangkan juga apabila ingin membuat brush lebih kuat dari pada lamel-lamel komutatornya.
Dari percobaan yang sudah di lakukan di atas terlihat ada perbedaan kondisi antara perhitungan secara teori dengan prakteknya di lapangan. Dari data yang di ambil ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan, 1. Bahan dari brush itu sendiri Pabrik yang membuat generator pasti sudah mempunyai patokan sendiri, dimana antara komutator dengan sikat arang nya selalu ada salah satu yang di menangkan. Bisa jadi bahan pembuatannya dengan memperhatikan kekuatan dan harga komutator (lamelnya) di buat 70% lebih kuat dari sikat arangnya, hal ini dilakukan karena ada beberapa faktor yaitu : a. Masalah ekonomi Seperti yang kita ketahui bersama apabila lamel-lamel dari komutator itu rusak maka akan sangat tinggi harga yang akan di keluarkan daripada kita mengganti sikat atau brushnya. Dan dari percobaan yang telah di lakukan, ada indikasi bahwa sikat arangnya sudah diganti atau tidak sesuai dengan petunjuk buku (manual book) yang ada. Faktor lain yang bisa kita lihat adalah komposisi bahan yang dibuat untuk brush kemungkinan besar ada perubahan komposisi sehingga brush lebih tahan lama dari buku petunjuk atau maual book. b. Masalah repair
c. Tingkat efisiensinya Disini akan terdapat banyak pertimbangan dengan berbagai macam pilihan. Bukan berarti dengan lebih memperkuat lamel (komutator) maka akan lebih menghemat biaya (efisien) bisa jadi sebaliknya karena hal itu harus di buktikan dengan grafik atau ukuran perbandingan dan percobaan yang sesuai, boleh memperkuat komposisi brush tetapi harus juga mempertimbangkan cost yang akan di dapat dan dampaknya yang meluas mulai dari segi waktu, repairing, pelayanan terhadap konsumen apabila salah satu nya mengalami kerusakan , mana saja dari hal-hal tersebut yang merupakan pilihan terbaik hasil yang paling sesuai maka itulah yang paling efisien, cost rendah, terjamin, terkendali, dan tentu saja
Apabila lamel-lamel pada komutator 13
sehingga merugikan banyak pihak termasuk mungkin dalam segi pelayanan bahkan bisa juga merambah ke permasalahan bongkar muatan.
pelayanan maksimal dan menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan target. d. Tenaga ahlinya Untuk masalah repairing lamel tentu saja di butuhkan tenaga ahli yang mumpuni karena ada batasan tertentu sampai seberapa tingginya lamel tersebut yang masih bisa di repair atau di perbaiki (jarak minimum lamel sampai tidak bisa di perbaiki lagi). Oleh karenanya dari hal-hal seperti ini memang sudah bisa di lihat lebih efektif mana memperbaiki lamel atau hanya memperbaiki brush dan tentu saja brush lah yang di perioritaskan karena perawatan atau penggantiannya yang relatif mudah dan cepat. Apalagi di kapal yang tengah berlayar cukup dengan membawa cadangan brush apabila di tengah jalan brush mengalami kerusakan atau memang sudah waktunya untuk mengganti maka dengan cepat pula hal itu bisa di perbaiki. Dan bisa di bayangkan juga apabila di tengah laut lamel nya yang rusak, maka banyak hal yang akan menjadi tentangan dan masalah
2. Pemasangan brush yang kurang tepat Pemasangan brush apabila tidak tepat benar pada komutator bisa berakibat brush cepat aus dan menimbulkan percikan api. 3. Komponen pegas penekannya Salah satu penyebab keausan dari brush adalah komponen pegas penekannya yaitu komponen tersebut sudah tidak layak untuk di gunakan, terjadi korosi, tidak di kontrol perawatannya sehingga renggang dan tidak bekerja dengan semestinya. 4. Kondisi dari lamel-lamel (komutator) itu sendiri yang memang sudah tidak rata(bulat sesuai bentuknya) Secara tidak kita sadari bisa saja kondisi lamel memang sudah tidak layak di gunakan, penyebab terjadinya adalah bisa karena komponen brushnya lebih kuat daripada lamelnya sehingga lamel nya yang kalah dan mengalami kerusakan hal ini bisa secara lambat laun atau secara cepat. Bisa juga karena terlalu menekan brush pada lamel. 5. Kondisi dari Brush itu sendiri yang memang sudah waktunya harus di ganti Hal ini bisa di ketahui dari hasil pengukuran arus atau melakukan tindakan pengukuran brush dengan melihat buku panduan ( manual book ).
14
3. Tujuan untuk mengetahui cara-cara efektif untuk mencegah keausan generator
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat dari kegiatan yang di lakukan adalah sebagai berikut 1. Tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat keausan brush generator
Cara-cara efektif untuk mencegah keausan generator adalah sebagai berikut a. Melakukan pemeriksaan rutin dan terjadwal b. Melakukan pemeriksaan terhadap pegas penekannya.
Tingkat keausan brush generator dipengaruhi oleh : a. Bahan penyusun brush
c. Pemilihan koposisi bahan pada brush
b. Keausan pegas penekan
d. Melakukan pemasangan brush dengan baik
c. Tipe pegas penekan d. Pemasangan kurang tepat e. Kondisi komutator
brush
yang
lamel
Pemeriksaan terhadap kondisi lamel (komutator)
atau
Jika kondisi-kondisi tersebut tidak sesuai maka tingkat keausan brush akan semakin tinggi, jadi brush akan lebih cepat mengalami keausan. Pengaruh dari tingkat keausan brush a. Unjuk kerja generator tidak maksimal b. Berdampak pada untung-rugi perusahaan 2. Tujuan untuk mengetahui penyebab munculnya keausan pada generator Penyebab munculnya keausan ada beberapa faktor yaitu a. Bahan penyusun brush b. Keausan pegas penekan c. Tipe pegas penekan d. Pemasangan kurang tepat e. Kondisi komutator
brush lamel
yang atau
15