PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
Skripsi Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Di susun Oleh: Abdul Muhshyi 206082003962
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi 1. Nama
: Abdul Muhshyi
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 02 Juni 1988.
3. Alamat
: Cijulang, Rt/Rw 01/05, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor
4. Agama
: Islam
5. Nama Ayah
: Djuki Padmawisastra
6. Nama Ibu
: Yuyun Badru Kamal
7. Nomor Telepon
: 085718824464/081380138785
8. E-mail
:
[email protected] [email protected]
B. Data Pendidikan Formal 1. 1994 - 2000
: SDN Cipayung Girang II
2. 2000 - 2003
: SLTP Al-Amaliah Ciawi
3. 2003 - 2006
: MAN II Bogor
4. 2006 - 2012
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v
/
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 53 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil adjusted R square ditemukan bahwa pengaruh, kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit dapat dijelaskan sebesar 42,2% sedangkan sisanya sebesar 57,8 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Kata kunci: Time budget presure, Resiko Kesalahan Kompleksitas dan Kualitas Audit.
vi
THE EFFECTS OF TIME BUDGET PRESSURE, RISK OF ERRORS AND COMPLEXITY ON AUDIT QUALITY
ABSTRACT
This research analyzed the effect of time budget pressure, the risk of error and complexity on audit quality. Respondents in this study were the auditors who work in public accounting firm in Jakarta. The numbers of auditors who became research sample were 53 auditors from 20 public accounting firms. Sampling method that used in this research was Convenience sampling, while the method of processing data that used by the researcher was double regression analysis. The results of this research showed that the time budget pressure, risk of error and complexity effect significantly on audit quality. Results adjusted R square was found that the effect, audit complexity and time budget pressure on audit quality can be explained by 42.2% while the remaining 57.8% is explained by other variables not included in this research model.
Keyword: Time budget pressure, the risk of error, complexity, audit quality.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis tersanjung kepada Allah Swt, yang dengan limpahan rahmat, taufiq dan hidayah -nya dapat diselesaikan tugas akhir penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya, yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat manusia. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga menyadari bahwa, penelitian ini tidak luput dari jasa lembaga dan orang-orang tertentu yang telah membantu penulis, baik moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya khusus kepada: 1. Kedua orang tua, IbundaYuyun Badru Kamaliah dan Ayahanda Djuki Padmawisastra tercinta yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya secara tulus telah mengurus, membesarkan, mendidik penulis hingga sekarang ini serta memberikan semangat dan doa yang tiada henti-hentinya kepada ananda untuk mencapai kesuksesan masa depan menjadi anak yang sholeh, sehat lahir batin dan selamat dunia akhirat, semoga penulis selalu mendapat ridho mereka dan dapat berbakti kepadanya.
viii
2. Kaka-kakaku (eliawati, dede suhendar, ela, Neti P, Idar P, Mamah P, iis P, Titi P, Alm Aceng apendi P dan Alm eneng P) Dan keluarga besar Badru Kamaliah Dan keluarga besar Padmawisastra & Armaya, mereka turut memberikan dukungan, motivasi, dan doa yang tulus kepada penulis, semoga Allah Subhanahu Wata‟ala senantiasa melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada mereka. 3. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi. 5. Ibu. Dr. Rini. Ak selaku pembimbing II sekaligus Kajur Akademik I Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis ucapkan terima kasih atas yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi petunjuk dan kebaikan serta kemurahan hati beliau, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bekal ilmu bagi penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 7.
Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan, meski saya merasa masih jauh dari sempurna. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan demi
ix
penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Akhirnya segala urusan penulis pasrah-tawakalkan kepada Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Jakarta, Juli 2013
(Abdul Muhshyi)
x
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii Surat Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. iv Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v Abstrak ........................................................................................................... vi Abstract ........................................................................................................... vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Daftar Isi ........................................................................................................ xii Daftar Tabel ................................................................................................... xv Daftar Gambar .............................................................................................. xvi Daftar Lampiran ........................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 18 A. Tinjauan Umum Atas Audit .................................................... 18 1. Pengertian Audit .................................................................. 18 2. Standar Audit ...................................................................... 19 3. Tujuan Audit ....................................................................... 22 4. Prosedur Audit .................................................................... 23 B. Time Budget Pressure .............................................................. 28 C. Risiko Kesalahan ...................................................................... 31 D. Kompleksitas ........................................................................... 33 E. Kualitas Audit ........................................................................... 35 xi
F. Penelitian Terdahulu ................................................................ 39 G. Keterkaitan Antar variabel ...................................................... 43 1. Time budget pressure Dengan Kualitas Audit .................... 43 2. Risiko Kesalahan Dengan Kualitas Audit ........................... 46 3. Kompleksitas Dengan Kualitas Audit ................................. 47 H. Kerangka Pemikiran ................................................................ 48 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 50 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 50 B. Metode Pengumpulan Sampel ................................................. 50 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 51 D. Metode Analisis Data ............................................................... 51 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 68 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 68 1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 68 2. Karakteristik Responden ..................................................... 70 B. Hasil Dan Pembahasan ............................................................. 71 1. Statistik Deskriptif .............................................................. 71 2. Uji Kualitas data ................................................................. 72 a. Uji Validitas ................................................................... 72 b. Uji Reliabilitas ............................................................... 74 3. Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 76 a. Uji Normalitas ................................................................ 76 b. Uji Multikolinieritas ....................................................... 77 c. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 78 4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 80 a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79 b. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) .............. 80 c. Hasil Uji t – Statistik ...................................................... 81 d. Hasil Uji F – Statistik .................................................... 84 xii
C. Interpretasi ............................................................................... 86 1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Kualitas Audit .. 85 2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit ................................................................................... 86 3. Analisis Kompleksitas Audit Terhadap Kualitas Audit ...... 86 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 88 A. Kesimpulan .............................................................................. 88 B. Implikasi .................................................................................. 89 C. Keterbatasan ............................................................................ 90 D. Saran ....................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92 LAMPIRAN ................................................................................................... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................... 41
3.1
Operasional Variabel ................................................................ 64
4.1
Deskriptif Penyebaran Kuesioner ............................................ 69
4.2
Distribusi Kuesioner ................................................................. 70
4.3
Data Statistik Responden ......................................................... 70
4.4
Statistik Deskriptif ................................................................... 71
4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure ................ 72
4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor ......... 73
4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas ............................. 73
4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ............................ 74
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure ........................... 75
4.10
Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor .................... 75
4.11
Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas ........................................ 75
4.12
Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit ....................................... 78
4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot) ............................... 78
4.14
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79
4.15
Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi)......................................... 80
4.16
Hasil Uji t - Statistik ................................................................ 81
4.17
Hasil Uji Statistik F ................................................................. 84
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kualitas Audit Frame Work ..................................................... 38
2.2
Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................... 50
4.1
Normal p-plot .......................................................................... 78
4.2
Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Kuesioner Penelitian ................................................................ 95
2
Data Mentah Jawaban Responden ........................................... 103
3
Hasil Pengolahan Data SPSS 20 .............................................. 107
4.
Surat Keterangan Kantor Akuntan ........................................... 113
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance GCG merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Hal ini juga diperjelas oleh keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara tentang pengembangan praktik GCG dalam perusahaan persero, disebutkan bahwa GCG adalah prinsip perusahaan yang sehat dan diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan (Kaihatu, 2006:9). Penerapan good corporate governance harus menjadi standar tinggi dari perilaku perusahaan dan menjadikannya sebagai budaya di dalam bisnis inti operasinya dan juga didalam interaksinya dengan lingkungan eksternal perusahaan, dimana dia menjelaskan standar perilaku didalam bisnis inti
1 xvii
operasi sebagai corporate
responsibility
(CR) dan standar perilaku
dilingkungan eksternal sebagai corporate social responsibility (Urip, 2010:7). Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola perusahaan membutuhkan jasa akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan dalam hal ini adalah auditor yaitu suatu profesi yang salah satu tugasnya melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan yang harus disajikan secara wajar sesuai SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Akuntanbilitas publik sangat ditentukan oleh kualitas laporan audit yang dibuatnya (Setyorini, 2011:1). Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Tyco, Worldcom, Xerox, AIG, Satyam Computer 1Services dan lain-lain, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Seperti kasus AIG yang terjadi PWC tidak berhasil mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh AIG terkait kontrak asuransi senilai $ 500 juta sehingga meningkatkan pendapatan demi tujuan mempoles laporan keuangan. Kasus lainya adalah pada kasus Satyam Computer 1Services dalam kasus ini PWC tidak mampu mendeteksi kecurangan yang dilakukan pemilik Satyam yaitu Ramalinga Raju yang memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka, lalu mencatat kewajiban
2
yang lebih rendah dari yang seharusnya dan piutang yang digelembungkan (http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/). Pengauditan merupakan bagian dari assurance service, maka jelaslah bahwa pengauditan melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang melakukan audit (auditor). Kualitas informasi yang meningkat akibat audit akan menimbulkan peningkatan kepercayaan dari publik, dalam hal ini terutama pihak – pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Laporan hasil audit (audit report) di jadikan bahan pertimbangan oleh pengambil keputusan dalam menilai laporan go public. Syarat tersebut menyatakan bahwa perusahaan go public diharuskan untuk meminta opini audit dari auditor eksternal terhadap laporan keuangan yang akan dipublikasikan pada masyarakat luas. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penjaminan atas kepercayaan publik pada perusahaan tersebut. Meskipun dalam sebuah teori dinyatakan bahwa audit yang baik adalah audit yang mampu meningkatkan kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di lapangan berbicara lain. Fenomena perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality Behaviours) semakin banyak terjadi (Suryanita, 2006:1). Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap cara auditor dalam melakukan audit. Pengurangan kualitas dalam audit diartikan sebagai “pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor”. Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review dangkal terhadap
3
dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur audit yang di isyaratkan belum dilakukan dengan lengkap. Reduce Audit Quality Behaviours (perilaku pengurangan kualitas audit) dideskripsikan oleh Malon dan Roberts (1996) sebagai tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan yang nantinya tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit. perilaku ini muncul karena adanya dilema antara inherent cost
(biaya yang melekat pada proses audit) dan
kualitas yang dihadapi oleh auditor dalam (Choram, dkk., 2004:4). Kualitas audit merupakan suatu isu yang komplek, karena begitu banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yang tergantung dari sudut pandang masing-masing pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit sulit pengukurannya, sehingga menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku individual yang melakukan audit. Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor biasanya
dihubungkan
dengan
kualifikasi
keahlian,
ketepatan
waktu
penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada biaya yang paling rendah serta sikap independensinya dengan klien. Kualitas audit yang baik akan memberikan konsekuensi bagi pihak yang di audit (auditee). Salah satu bentuk konsekuensi tersebut adalah kepuasan auditee. Widagdo (2002:4) mendefinisikan kepuasan auditee sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kualitas audit yang dirasakan auditee diperoleh melalui pengalaman diaudit atau diperiksa. Auditee akan terkesan dan merespon atas
4
apa yang dialami termasuk dalam hal pengkomunikasian hasil pemeriksaan (Basuki dan Krisna, 2006:7). Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar - standar dan prinsip - prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (Independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala hal yang berhubungan dengan penugasan dan independensi dalam sikap mental. Kane dan Velury (2005:14), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya. Russel (2000:5), menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk membandingkan
kondisi
yang
sebenarnya
dengan
yang
seharusnya
(Simanjuntak, 2008:3). Penurunan kualitas audit adalah akibat dari tekanan (pressure), sistem pengendalian (control system) dan gaya pengendalia (supervissory style). Otley dan Pierce (1995), menjelaskan bahwa beberapa perilaku disfungsional auditor seperti Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit), Underreporting of Time (keterlambatan atau tidak tepat waktu), Altering Audit Process dan Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan mengumpulkan bukti yang tidak cukup) akan berdampak terhadap penurunan kualitas audit (Simanjuntak, 2008:4).
5
Berkurangnya kualitas informasi yang dihasilkan dari proses audit dapat terjadi karena beberapa tindakan, seperti Mengurangi jumlah sampel dalam audit, Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, Tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat pos yang dipertanyakan dan Memberikan opini ketika semua prosedur audit belum dilaksanakan secara lengkap. Dalam prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit (reduced audit quality) masih sering terjadi, padahal dalam teori telah jelas dinyatakan bahwa proses audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi. Perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit quality behaviours) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan dimana tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit (Lestari, 2010:2). Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi, menurunkan kredibilitas para akuntan publik atas hasil - hasil audit yang mereka lakukan. Pada akhirnya akibat dari penurunan kualitas audit dapat mematikan profesi itu sendiri serta akan menimbulkan campur tangan pemerintah yang berlebihan terhadap profesi itu sendiri. Lembaga profesi (Ikatan Akuntan Indonesia) sendiri terus berusaha untuk menjaga kualitas audit dengan melakukan peer review atas pekerjaan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) melalui SK Menkeu No.472/ KMK. 01. 017/ 1999 tanggal 4 Oktober 1999 yang dilakukan oleh BPKP. Namun demikian usaha tersebut belum menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh
6
Indonesian Corruption Watch (ICW) tahun 2005 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut 1) hampir semua KAP tersebut tidak melakukan pengujian yang memadai atas suatu account, 2) pada umumnya dokumentasi audit kurang memadai, 3) terdapat
auditor yang tidak memahami peraturan perbankan,
tetapi menerima penugasan audit terhadap bank, 4) pengungkapan yang tidak memadai di dalam laporan audit, 5) masih terdapat auditor yang tidak mengetahui laporan dan opini audit yang sesuai standar. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan kualitas audit yang rendah dan tidak dapat diandalkan oleh pemakai
laporan
keuangan
dalam
mengambil
keputusan
ekonomis
(Simanjuntak, 2008:5 - 6). Survey yang dilakukan oleh Conram, dkk (2004:5), terhadap 106 senior auditor menjelaskan secara umum bahwa tekanan anggaran waktu memberikan pengaruh yang paling besar terhadap perilaku penurunan kualitas audit dan berhubungan dengan risiko audit. Hasil penelitian ini menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam kondisi tingkat risiko kesalahan audit rendah berhubungan dengan peningkatan tindakan penurunan kualitas audit secara keseluruhan. Para manager cenderung untuk melakukan tindakan penurunan kualitas audit dibandingkan melakukan pendekatan kepada manager audit untuk peningkatan anggaran waktu. Anggaran waktu senior audit kurang berpengaruh terhadap risiko klien dalam hal tekanan fee audit. Sedangkan Malone dan Roberts (1996), tidak menemukan adanya hubungan antara tingkat tekanan anggaran waktu dan penurunan kualitas audit (Conram, dkk., 2004:7). Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas tentu saja (kayanya harus dihapus, pemborosan kata) merupakan tekanan 7
tersendiri bagi auditor. Dalam studinya, Azad (1994) menemukan bahwa dalam kondisi yang tertekan (secara waktu), auditor cenderung berperilaku disfungsional, misalnya melakukan prematur sign off, terlalu percaya kepada penjelasan dan presentasi klien, serta gagal mengivestigasi isu - isu relevan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan laporan audit dengan kualitas rendah. Riset Coram, dkk., (2004:6) menunjukkan terdapat penurunan kualitas audit pada auditor yang mengalami tekanan dikarenakan anggaran waktu yang sangat ketat. Situasi seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi auditor, karena dalam kompleksitas tugas yang semakin tinggi dan anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Kualitas kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan atau tuntutan tugas yang dihadapi (Simanjuntak, 2008:9). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Conram, dkk.,. (2004:6), yakni pengujian pengaruh anggaran tekanan waktu, risiko audit yang berhubungan dengan penugasan dan tiga jenis perilaku pengujian yang akan menurunkan kualitas audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (Conram, dkk., 2004:7), adalah bahwa penelitian sebelumnya menggunakan sampel mahasiswa pada Advanced Audit Module of the Professional Year (PY) pada Institute of Chartered Accountant in Australia (ICAA) yang diidentifikasikan sebagai senior audit sebagai objek penelitian, Sedangkan penelitian ini akan mengunakan Kantor Akuntan Publik (KAP). Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
8
Publik (KAP) di Jakarta dengan mengambil sampel KAP di DKI (Simanjuntak, 2008:9). Hasil penelitian Josoprijonggo, (2005) agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara profesional. Termasuk saat menghadapi persoalan audit yang kompleks. Auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien, walaupun seberapa tinggi tingkat kompleksitas yang diberikan agar klien merasa puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu yang akan dating (Setyorini, 2011:1). Pekerjaan audit harus direncanakan dengan matang dan jika menggunakan asisten maka harus dilakukan supervisi yang memadai. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh, pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas (PSA 311,01). Dengan demikian auditor harus merencanakan pekerjaan auditnya sebaik - baiknya, sehingga kemungkinan menanggung risiko yang besar dapat dihindari, sehingga pertimbangan yang diambil untuk menyatakan opini yang sesuai dapat dipertanggungjawabkan. Risiko audit (audit risk) merupakan risiko kesalahan auditor dalam memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara material. Risiko bisnis (business risk) merupakan risiko dimana auditor akan menderita kerugian atau merugikan
9
dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau penolakan publik dalam hubungannya dengan audit (widarsono, 2005:1). Pengguna laporan keuangan merupakan unsur utama dalam risiko bisnis. Untuk menentukan tingkat kepastian yang diperlukan, auditor terlebih dahulu harus mengidentifikasi pengguna potensial laporan keuangan. Jumlah pengguna laporan keuangan yang lebih besar akan meningkatkan risiko bisnis dan dapat meningkatkan tingkat kepastian yang diinginkan auditor. Kecendrungan lain yang mendorong auditor untuk melakukan penyimpangan pada pelaksanaan prosedur audit yaitu ketika auditor menetapkan bahwa risiko audit rendah, sehingga auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sementara disisi lain auditor dihadapkan atas anggaran waktu dan biaya yang terbatas misalnya melakukan penyimpangan dengan melakukan pengurangan sampel yang telah di tetapkan dikarenakan keterbatasan faktor ekonomis (waktu dan biaya), hal tersebut dapat menimbulkan kecenderungan auditor untuk mengabaikan prosedur audit yang disyaratkan atau tidak melakukan prosedur audit secara lengkap (Yuliana, dkk., 2009:23). Kemampuan auditor dalam memberikan opini yang salah akan semakin tinggi, jika salah satu langkah - langkah dalam prosedur audit yang ada dihilangkan, prilaku tersebut akan menyebabkan praktik kesalahan dalam pembuatan opini oleh seorang auditor, hal ini akan sebanding dengan meningkatkan ketentuan hukum atau risiko litigasi. (Yuliana, dkk., 2009:23). Perkembangan kegiatan bisnispun ternyata mampu mempengaruhi dan membawa perubahan paradigma pelaksanaan audit dari pendekatan dengan
10
pengendalian ke pendekatan audit berdasarkan Risiko (Pemeriksa No. 93, 2003). Pergeseran fokus audit dari pengendalian ke risiko telah membuat suatu revolusi yang besar dalam pendekatan audit masa kini. Sebagai contoh, The Institute of Internal Auditor (IIA) dalam standarnya telah menyatakan dengan tegas bahwa fokus utama pelaksanaan pemeriksaan bukan lagi pada pengendalian (control) tetapi pada risiko. Auditor internal diharapkan dapat mengambil kesimpulan apakah sisa Risiko (residual risk) yang diterima oleh manajemen telah memadai. Disamping itu, IIA juga mengharuskan pengendalian internal suatu organisasi harus memiliki suatu perangkat pengelolaan risiko (risk management) (Widarsono, 2005:3). Widarsono (2005:3) juga mengungkapkan bahwa Risiko audit yang dihadapi auditor hendaknya terus diusahakan dapat diminimalisir untuk menghindari risiko bisnis yang dihadapi oleh pengguna laporan auditor dan juga bertujuan untuk menjaga reputasi dari auditor itu sendiri. Di New Zealand, Project Enable‟s mengembangkan pendekatan baru yang bertujuan untuk lebih memfokuskan audit pada area dimana terdapat risiko audit yang siginifikan, sedangkan untuk area lainnya dilakukan prosedur audit yang minimal. Hal ini membantu dihasilkanya laporan yang lebih terfokus pada ”big picture issues”, yaitu yang dikenal dengan CARKEYS (Control, Analytical Review, Key Item, dan Sampling). (Pemeriksa No. 86:2002). Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain (Priyo, 2007:4). kompleksitas audit juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa
11
tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks. Terdapat tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas audit untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas audit ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah audit dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit (Jamilah, ., dkk 2007:10). Beberapa penelitian sebelumnya berupaya meneliti pengaruh time budget pressure dengan penurunan kualitas audit. tujuan penelitian -penelitian tersebut adalah untuk mencari tahu apakah time budget pressure dapat mempengaruhi penurunan kualitas dalam pelaporan audit secara positif atau sebaliknya. Beberapa penelitian tersebut memberikan hasil yang diharapkan bahwa time budget pressure berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit. Tetapi, tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama. Penelitian ini perlu dilakukan karena bukti secara empiris masih sangat terbatas dalam konteks di Indonesia. Selain itu usaha peningkatan kualitas audit yang dilakukan oleh berbagai lembaga terkait perlu didukung dalam bentuk penelitian akademis (Coram, dkk., 2004:15). Lebih lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan Priyo, (2007:19-20) menunjukkan bahwa interaksi antara kompleksitas audit, tekanan anggaran
12
waktu dan pemahaman sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Hadi dan Reeve (1999) yang menyatakan bahwa auditor yang melakukan pemeriksaan pada perusahaan dengan sistem informasi yang berteknologi harus lebih dahulu melakukan review yang komprehensif untuk menentukan langkah program audit. Hal ini berarti akan menambah kompleksitas audit dan anggaran waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini menguji variabel variabel yang mempengaruhi kualitas audit atau dalam hal ini disebut variabel independen diantaranya time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Priyo (2007:20). Peneliti tersebut menguji kualitas audit dengan moderasi pemahaman terhadap sistem informasi, serta menguji apakah terdapat kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Terdapat Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, peneliti akan menambahkan satu variabel independen berupa risiko kesalahan. Penulis ingin mengetahui apakah risiko kesalahan yang dilakukan oleh auditor dapat mempengaruhi kualitas dari laporan audit. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menguji pengaruh faktor kompleksitas audit dan time budget pressure untuk mengetahui apakah terjadi kualitas dalam mengukur kualitas audit, sedangkan penelitian ini menguji faktor situasional lainnya yaitu resiko kesalahan. Kedua, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor
13
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja di wilayah Semarang.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil topik penelitian di bidang akuntansi khususnya auditing dengan judul ”Pengaruh Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di DKI Jakarta)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap kualitas audit ? 2. Variabel Independen manakah diantara time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kualitas audit ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti atas hal - hal sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap kualitas audit
14
b. Untuk mengetahui variabel Independen (time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kualitas audit 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) 1) Memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap perilaku kualitas audit. 2) Memberikan
masukan
bagi
Kantor
Akuntan
Publik
untuk
mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kualitas audit. 3) Memberikan
masukan
bagi
Kantor
Akuntan
Publik
untuk
mengevaluasi prosedur audit dan jangka waktu audit yang ditetapkan. 4) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik b. Bagi Auditor Sebagai motivator dalam melaksanakan audit pada perusahaan, sehingga laporan yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM. Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit
pada
saat
melakukan
audit
dengan
cara
meningkatkan
15
profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesionalisme Akuntan Publik (SPAP).
c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu laporan audit, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya peningkatan kualitas audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit dan sebagai pedoman bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan indepedensi.
d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien) Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan, klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah dihasilkan oleh auditor.
e. Bagi Akademik Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai factor faktor apa saja yang harus dihindari dalam melakukan proses audit serta Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.
16
f. Bagi Mahasiswa Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap kualitas audit.
g. Bagi Penulis Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Atas Audit 1. Pengertian Audit Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti–bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan
apa
yang
tercermin
dari
pernyataan
Mulyadi
(2002:9)
mendefinisikan auditing: “Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil–hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”. Audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan (Arens, dkk., 2006:4)
18
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik audit adalah sebagai berikut: a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi. b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian informasi. c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria tertentu (esthablished criteria). d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya. e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang berkepentingan.
2. Standar Auditing Merupakan pedoman untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan. Standar audit mencerminkan ukuran mutu pekerjaan audit laporan keuangan (Arens, 2010:42). Menurut standar audit referensi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), terdiri atas sepuluh standar, dan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:
19
a. Standar Umum 1) Keahlian dan kompetensi teknis yang memadai 2) Sikap mental yang independen 3) Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama b. Standar Pekerjaan Lapangan Merupakan pedoman auditor dalam melaksanankan prosedur audit. Standar pekerjaan lapangan antara lain: 1) Perencanaan Dan Supervisi Audit a) Perencanaan Merupakan
pengembangan
strategi
menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan, yang meliputi penentuan: (i) Sifat, luas, dan pelaksanaan audit. (ii) Program audit b) Supervisi Mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit atau penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervisi adalah: (1) Memberikan instruksi kepada asisten. (2) Menjaga informasi masalah - masalah penting yang dijumpai dalam audit. (3) Mereview pekerjaan yang dilaksanakan. (4) Menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor akuntan. (5) Pemahaman memadai atas pengendalian intern.
20
Auditor
harus
memperoleh
pemahaman
tentang
pengendalian intern yang memadai untuk merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan ruang lingkup pengujian dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan.
c. Bukti Kompeten Yang Cukup Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. d. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
21
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit serta tujuan yang akan dicapai. Dan secara spesifik standar auditing dikelompokkan menjadi tiga, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Standar umum mencakup keahlian, sikap mental independen seorang auditor, dan kemahiran profesional kinerja seorang auditor, dengan standar lapangan yang mencakup Perencanaan dan supervisi audit dan bukti kompeten yang cukup, serta standar pelaporan yang berkaitan dengan pengaturan penyajian laporan hasil audit.
3. Tujuan Audit Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Langkah – langkah untuk menyusun berbagai tujuan audit adalah sebagai berikut (Halim, 2008:147): a) Memahami berbagai tujuan dan tanggung jawab audit. b) Memecahkan laporan keuangan menjadi berbagai siklus. c) Mengetahui berbagai asersi manajemen tentang akun - akun.
22
d) Mengetahui berbagai tujuan audit umum atas berbagai akun dan kelas transaksi. e) Mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas berbagai akun dan kelas transaksi.
4. Prosedur Audit Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meeliputi (Mulyadi, 2002:56) a. Inspeksi Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor dapat menentukan keaslian dokumen tersebut. b. Pengamatan Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur dan proses.
23
c. Permintaan Keterangan Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter. d. Konfirmasi Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur audit lainnya untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Prosedur ini sangat diperlukan bagi asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif (Lestari, 2010:2). Kualitas dari auditor dapat diketahui dari seberapa jauh auditor menjalankan prosedur -prosedur audit yang tercantum dalam program audit. Generally Accepted Audit Standards (GAAS) yang merupakan standar audit baku merinci prosedur audit adalah sebagai berikut Elen, dkk., (2001:42): a. Kegiatan Pendahuluan (Pre-engagement Activities) terdiri dari : 1) Menerima atau menolak klien baru 2) Membuat jangka waktu perjanjian 3) Menetapkan staf audit
24
b. Aktivitas Perencanaan (Planning activities), terdiri dari 4 langkah, yaitu: 1) Pemahaman tentang bisnis klien, dalam langkah ini auditor harus melakukan: a) Persiapan evaluasi analitik b) Menaksir risiko c) Penaksiran atas materialitas 2) Mengevaluasi akuntansi pengendalian intern, dilakukan melalui dua tahap, yaitu : a) Tahap awal b) Tahap pelengkap 3) Mengembangkan perencanaan audit secara menyeluruh: a) Menjelaskan kepercayaan yang optimal terhadap pengendalian intern b) Merancang prosedur compliance test c) Merancang prosedur subtantif d) Pencatatan program audit 4) Kegiatan pengujian kepatuhan, dilakukan melalui dua langkah, yaitu: a) Melakukan pengujian b) Melakukan evaluasi akhir terhadap pengendalian intern, dengan cara: (1) Melakukan evaluasi (2) Modifikasi rencana audit
25
c. Kegiatan Pengujian Subtantif, dilakukan dengan lima langkah, yaitu: 1) Melakukan pengujian subtantive dari transaksi 2) Melakukan prosedur pemeriksaan analitik 3) Memeriksa secara detail terhadap pengujian atas saldo 4) Prosedur pemeriksaan post balance sheets 5) Memeriksa hasil dari prosedur subtantif, dengan cara : a) Penemuan agregatif b) Melakukan evaluasi c) Modifikasi perencanaan audit 6) Auditor harus memberikan penjelasan kepada : a) Manajemen b) Pengacara c) Lainnya d. Kegiatan Merancang Opini Dan Laporan, dilakukan melalui empat langkah, yaitu: 1) Mengevaluasi laporan keuangan 2) Mengevaluasi hasil audit 3) Perumusan opini 4) Draft dan menerbitkan laporan e. Kegiatan berkelanjutan, dilakukan melalui enam langkah, yaitu: 1) Mengadakan pengawasan terhadap pengujian 2) Evaluasi pekerjaan asisten
26
3) Mempertimbangkan kelayakan hubungan dengan klien Melakukan komunikasi khusus yang diperlukan, mengenai hal berikut: a) Kelemahan yang material dalam pengendalian intern b) Kesalahan yang bersifat material c) Kegiatan ilegal oleh klien 4) Melakukan konsultasi dengan pihak yang berkompeten tentang masalah - masalah khusus 5) Merancang dokumen kerja, memutuskan dan menyimpulkan dalam kertas kerja yang tepat Dalam penelitian ini prosedur audit yang digunakan adalah yang ditetapkan dalam Standart Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang menurut Herningsih (2002) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur prosedur audit, prosedur tersebut adalah : a. Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001) b. Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001) c. Review kinerja internal auditor klien (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001) d. Informasi asersi manajemen (PSA No.07 SA Seksi 326, 2001) e. Prosedur analitik (PSA No.22 SA Seksi 329, 2001) f. Proses konfirmasi (PSA No.07 SA Seksi 330, 2001) g. Representasi manajemen (PSA no.17 SA Seksi 333, 2001) h. Pengujian pengendalian teknik audit berbantu komputer (PSA No.59 SA Seksi 327, 2001) i. Sampling audit (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001) j. Perhitungan fisik persediaan dan kas (PSA No.07 SA Seksi 331, 2001)
27
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prosedur audit merupakan kumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Bukti audit tersebut meliputi inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
B. Time Budget Pressure Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan mengukur kinerja auditor (Simamora, 2000:63). Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul perilaku disfungsional yang menyebabkan kualitas audit lebih rendah. Hal ini sesuai dengan Nataline (2007), yang menyebutkan bahwa saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara yaitu, fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik - baiknya. Sedangkan, tipe disfungsional adalah perilaku auditor yang membuat penurunan kualitas audit (Setyorini, 2011:15). Anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting bagi semua AKP karena menyediakan dasar untuk memperkirakan biaya audit, pengalokasian staf ke dalam pekerjaan audit, dan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja auditor (Basuki, dkk., 2006:2).
28
Tekanan anggaran waktu merupakan gambaran normal dan sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutiksno, 2005:3). Serta sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Oleh karena itu, selalu ada tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang telah dianggarkan. Auditor yang menyelesaikan tugas melebihi waktu normal yang telah dianggarkan cenderung dinilai memiliki kinerja yang buruk oleh atasannya atau sulit mendapatkan promosi. Kriteria untuk memperoleh peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time pressure (Lestari, 2010:17). Time Pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure (keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat) dan time deadline pressure (kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya) (Heriningsih, 2001:45).
29
Fungsi anggaran dalam Kantor Akuntan Publik adalah sebagai dasar estimasi biaya audit, alokasi staf ke masing-masing pekerjaan dan evaluasi kenirja staf auditor Suryanita, dkk., (2007:23). Time Pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya / sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melalukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit (Lestari, 2010:18). Tekanan anggaran waktu merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Tekanan anggaran waktu dalam hal ini, merupakan suatu kondisi dimana auditor diberikan batasan waktu dalam mengaudit. Kondisi ini tidak dapat dihindari auditor, apalagi dengan semakin bersaingnya KAP. KAP harus bisa mengalokasikan waktu secara tepat karena berhubungan dengan kos audit yang harus dibayar klien. Apabila KAP tidak bisa mengalokasikan waktu, sehingga waktu audit menjadi lebih lama maka berdampak pula pada kos audit yang semakin besar. Hal ini akan membuat klien memilih KAP lain yang bisa menyelesaikan tugas auditnya dengan efektif dan efisien (Sososutiksno, 2005:3).
30
C. Risiko Kesalahan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan anggaran waktu pada perilaku auditor disebabkan oleh risiko dan pentingnya keputusan yang mendasarinya. Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa keputusan yang diambil oleh auditor cenderung tidak berisiko pada tekanan anggaran waktu yang tinggi. Risiko adalah sebuah variabel penting dalam pelaksanaan audit seperti yang dikemukakan oleh Houston (1999), yang menemukan bahwa pada kondisi tekanan anggaran waktu yang tinggi, anggaran waktu senior audit kurang responsif terhadap peningkatan risiko klien. Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana risiko audit perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat saldo atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari: 1. Risiko Bawaan Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat kompleksitas transaksi, perkembangan teknologi dan operasi, pengamatan laporan audit terdahulu, akun - akun atau transaksi yang sulit di audit. 2. Risiko Pengendalian Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat 31
waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat berdasarkan struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem pengendalian, bukti dan efektifitas pengendalian intern klien. 3. Risiko Deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini timbul karena auditor mungkin memilih salah satu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan tingkat resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian. PSA Seksi 312 juga menyebutkan bahwa, auditor juga menghadapi risiko praktik profesional lainnya akibat dari tuntutan pengadilan, publikasi negatif atau peristiwa lain yang timbul berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit dan dilaporkan. Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun telah melaksanakan tugas berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atas laporan keuangan dengan semestinya. Hal ini mensyaratkan bahwa meskipun auditor menetapkan risiko pada tingkat yang rendah, auditor tidak boleh melaksanakan prosedur yang kurang luas sebagaimana yang seharusnya (Simanjuntak, 2008:17-20).
32
D. Kompleksitas Audit Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain (Restu dan Indriantoro, 2000). Lebih lanjut Restu dan Indriantoro (2000) menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik dalam tugas tugas utama maupun tugas - tugas lain. Priyo (2007:4) mengemukakan argument yang sama, bahwa kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan 2. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome ( hasil ) yang diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan Beberapa
tugas
audit
dipertimbangkan
sebagai
tugas
dengan
kompleksitas tinggi dan sulit sementara yang lain mempersepsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Badan audit research ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995) dalam (Jamilah, dkk, 2007:10) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor faktor ini berubah - ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi (Jamilah, dkk,, 2007:10). Pengujian sejumlah faktor - faktor terhadap kompleksitas tugas menjadi penting karena dalam tugas audit banyak ditemui persoalan yang kompleks.
33
Jamilah (2007:10) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan: 1. Kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor 2. Sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit 3. Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Audit menjadi semakin kompleks dikarenakan tingkat kesulitan (task difficulity) dan variabilittas tugas (task variability) audit yang semakin tinggi (Gupta dkk, 1999) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai kompleksitas dan kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi standar. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan dan sulit (Iskandar, 2007:25). Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Kompleksitas tugas pada penelitian ini didefinisikan sebagai tugas yang kompleks, terdiri atas bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks, auditor junior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi (Sabarudinsah, 2007:7).
34
E. Kualitas Audit Kualitas audit atau Audit quality oleh Kane dan Velury (2005), didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally accepted accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar, kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis, dan lain sebagainya (simanjuntak, 2008:14). Audit sendiri dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi - asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara asersi - asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil - hasil kepada para pengguna yang berkepentingan. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan hal - hal penting sebagai berikut (Simanjuntak, 2008:14). 1. Audit harus dilakukan secara sistematis. Hal ini berarti audit tersebut dilakukan secara terencana dan menggunakan orang – orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor, serta mampu menjadi independensi dalam sikap mental baik dalam penampilan maupun dalam tindakan. 2. Harus memperoleh bukti - bukti untuk dapat membuktikan hasil investigasi serta mengevaluasi apakah informasi keuangan telah sesuai dengan kriteria dan standar akuntansi yang telah ditetapkan. 35
3. Menetapkan tingkat kesesuaian atau kewajaran antara asersi - asersi dalam laporan keuangan klien dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dimaksud adalah sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. 4. Menyampaikan hasil - hasil auditannya kepada para pengguna yang berkepentingan (kepada managerial ownership), sehingga para pengguna yang berkepentingan dengan informasi tersebut akan dapat membuat keputusan ekonomi. Kualitas Audit diartikan oleh De Angelo, 1981 dalam (Simajuntak, 2008:15) sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja. Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan (Astriana, 2010). De Angelo (1981) dalam Coram, dkk, (2004:10) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya dilaksanakan dalam sebuah kegiatan pengauditan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit menyangkut kepatuhan auditor dalam memenuhi hal yang bersifat procedural untuk memastikan keyakinan terhadap keterandalan laporan keuangan (Simanjuntak, 2008:15-16). 36
Kualitas audit adalah pemeriksaan yang sistematis dan independen untuk menentukan aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara efektif dan cocok dengan tujuan. Pasuraman, dkk., (1985), menyatakan bahwa terdapat dua atribut utama yang mempengaruhi kualitas yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah memenuhi dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan, begitu juga dengan jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal (Basuki, 2006:8). Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta
penyampaian
hasil-hasilnya
kepada
pemakai
yang
berkepentingan Mulyadi (2002:9). Simanjuntak (2008:17), menyebutkan bahwa terdapat berbagai dimensi dari kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara komponen kualitas audit yaitu produk yang dihasilkan dari kualitas audit dan pengaruhnya terhadap informasi laporan keuangan. Komponen dari kualitas audit adalah reputasi auditor dan kekuatan monitoring auditor yang didapatkan dari para professional dan literatur akademis. Skema (framework) dari Walkins, dkk., (2004).
37
Gambar 2.1 Kualitas Audit Frame Work
Kualitas Audit
Reputasi Auditor Perceived competence Perceived indepedence
Kekuatan Monitoring Auditor Kompetensi Auditor Indepedensi Auditor
Produk Kualitas Audit Kredibilitas Informasi Tingkat Kepercayaan Pengguna Informasi
Kualitas Informasi Bagaimana Informasi Merefleksikan Kejadian Ekonomi Sebenarnya
Laporan Keuangan
Sumber: Walkins, dkk., (2004) dalam (Simanjuntak, 2008:17). Simanjuntak (2008:16) menyatakan bahwa Kekuatan monitoring auditor menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan informasi yang meminimalisasi perbedaan kejadian ekonomis yang dilaporkan oleh klien dengan kejadian yang sebenarnya, oleh sebab itu kekuatan dalam melakukan monitoring dilakukan dengan adanya kompetensi dan objektifitas auditor. Reputasi auditor memberikan pengaruh terhadap kredibilitas informasi yang dapat dipahami, hal ini berhubungan dengan pandangan pasar terhadap kompetensi dan objektifitas auditor.
38
F. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya membahas tekanan angaran waktu berkaitan dengan perilaku disfungsional auditor dan alasan kenapa auditor melakukan tindakan RAQ dalam lingkungan audit (Rhode, 1978; Alderman dan Detrick, 1982; Margheim dan Pany, 1986). Beberapa dari penelitian tersebut mengidentifikasikan secara khusus tindakan RAQ yang dilakukan dan perbedaan tingkatan kejadian. Willet dan Page (1996), melaporkan perbedaan dari tingkatan kinerja pada tiga situasi RAQ. Mereka menyebutkan bahwa auditor cenderunguntuk menolak item yang janggal dari sampel yang ditetapkan, selanjutnya tidak melakukan pengujian terhadap semua sampel yang telah dipilih dan menerima bukti audit yang meragukan. Malone dan Roberts (1996), menguji pengaruh kareteristik personal, kualitas KAP dan prosedur review, struktur KAP dan persepsi auditor terhadap tekanan anggaran waktu sehubungan dengan tindakan penurunan kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menyebutkan perbedaan tingkat kejadian pada enam perilaku penurunan kualitas audit dengan 75% auditor tidak pernah melakukan sign - off, 58% tidak mengikuti isu-isu teknis akuntansi, 52% tidak pernah melakukan review secara mendalam terhadap dokumen pendukung, 50% tidak meneruskan item yang ditanyakan pada kuesioner, sementara 42% tidak pernah menerima penjelasan yang meragukan dari klien hanya 26% yang melakukan pekerjaan dengan kurang normal. Penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno yang berjudul “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya
39
terhadap Kualitas Audit”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit, karena tekanan anggran waktu yang diusulkan pada tingkat tertentu
dapat
mempengaruhi
kualitas
audit
dan
dapat
pula
tidak
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Prasita dan Priyo yang berjudul “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dalam evaluasi terhadap proses strategi yang digunakan, beberapa penelitian menguji factor - faktor yang lebih penting pada kondisi tekanan waktu, Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa auditor akan memilih risiko rendah pada tekanan anggaran waktu tinggi dan tidak menggunakan penurunan kualitas audit dalam risiko tinggi. Svenson dan Edland (1987), menemukan bahwa dalam tekanan waktu, auditor memberikan pertimbangan lebih besar kepada atribut yang paling penting dalam pembuatan keputusan, sehingga dalam tekanan anggaran waktu auditor akan mempertimbangkan risiko kesalahan dalam memutuskan apakah menggunakan perilaku penurunan kualitas audit atau tidak.
40
Penelitian yang dilakukan Engko dan Gudono yang berjudul “Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control terhadap Hubungan dan Gaya Kepemimpinan antar Kualitas Kerja Auditor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kompleksitas tugas, akan menurunkan kualitas kerja auditor. Penelitian yang dilakukan Simajuntak yang berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas audit. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Nama Peneliti Nataline (2007) Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus serta Pengalaman terhadap Kualitas Auditor pada KAP di Semarang Sososutiksno (2005) Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit.
Metode penelitian Sampel: auditor yang bekerja diKAP semarang yang berjumlah 20 KAP dengan total 238 orang Alat uji: regresi berganda Tahun penelitian (2007)
Sampel:Responden adalah auditor senior diBPK dan BPKP metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Total 220 kuesioner yang dibagikan, 130 yang dapat digunakan dalam analisis. Tahun penelitian (2005) Berlanjut Pada Halaman Berikutnya
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh antara batasan waktu audit, pengetahuan auditing dan akuntansi, pemberian bonus serta pengalaman kerja terhadap kualitas audit pada KAP di Semarang. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa variabel independent yaitu time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas serta locus of control auditor berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
41
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 3.
4.
Nama Peneliti McNamara dan Liyanarachchi (2005) Time Badget Pressure and Dysfungsional Behaviour withinan Occopational Stres Model Basuki dan krisna Yunika Mahardani (2006) Pengaruh tekanan anggaran dan waktu terhadap prilaku disfungsional auditor dan kualitas audit pada kantor akuntan public disurabaya
5.
Piter Simanjuntak (2008) Pengaruh Time Budget Pressure dan Risiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (RAQ)
6
Andin Prasita dan Priyo Hadi (2007) Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi
Metode penelitian Sample Sampel meliputi 594 auditor, Data dianalisis menggunakan regresi kategoris dengan skala yang optimal (CATREG) Versi 2 (SPSS Versi 11, 2005). Sampel menggunakan dengan metode non probality sampling dengan teknik sampling aksidental. Uji data menggunakan simple regresi dengan analisis jalur. Populasi pada auditor seluruh KAP disurabaya.tahun (2006) Sampel :auditor yang bekerja pada KAP the big four dan non - big four.kuesioner yang disebar 520. Alat uji: SPSS Tahun penelitian: (2008) Sampel: auditor yang bekerja di KAP disemarang. Kuesioner 84. Alat uji:regresi sederhana. Tahun penelitian: (2007)
Hasil Penelitian Time Badget Pressure berpengaruh terhadap Auditor dyfungsional behavior
Hasil penelitian hipotesis ketiga (Ha3) ditolak, artinya tekanan anggaran waktu tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini karena tekanan anggaran dan waktu sudah lumrah dikalangan auditor dan setiap auditor memiliki persepsi berbeda tentang kualitas audit Pada tingkat tekanan anggaran waktu tinggi, tingkat risiko kesalahan yang rendah dalam pelaksanaan tugas tidak menyebabkan rendahnya tingkat penurunan kualitas audit Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negative terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negative terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap system informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
42
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 7.
Nama Peneliti Cecilia Engko dan Gudono (2007) Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi
Metode penelitian Sampel: 200 kuesioner, ke 20 KAP disurabaya, semarang dan yogyakarta. Alat uji: metode non probality sampling, purposive sampling. Tahun penelitian : (2007)
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negative terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap system informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Sumber: Penelitian Jurnal – Jurnal Terdahulu G. Keterkaitan Antar Variabel 1. Time Budget Pressure Dengan Kualitas Audit Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam menentukan anggaran waktu diperkirakan merupakan faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor (Rhode 1978; Alderman dan Deitrick 1982). Rhode (1978), menemukan bahwa tekanan anggaran waktu merupakan penyebab potensial dari perilaku penurunan kualitas audit. Penelitian lainnya melaporkan bahwa tekanan anggaran waktu sebagai faktor utama yang mempengaruhi tingkatan dari penurunan kualitas audit (Alderman dan Detrick 1982; Willett dan Page 1996). Namun Malone dan Roberts (1996), tidak menemukan hubungan apapun antara tingkatan tekanan anggaran waktu dan penurunan kualitas audit.
43
Penelitian ini menduga bahwa perilaku kualitas audit akan meningkat seiring peningkatan tekanan anggaran waktu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kelley dan Margeheim (1990), serta Otley dan Pierce (1996), yang menyebutkan bahwa hubungan antara tekanan anggaran waktu dan perilaku kualitas audit adalah linier walaupun literature psikologi menduga teori U terbalik berhubungan dengan efek tekanan. Dalam konteks ini diduga bahwa semakin tinggi tingkat kualitas audit akan membuat semakin rendah dan tinggi tekanan anggaran waktu. Pencapaian kinerja sesuai dengan anggaran waktu yang ditetapkan berhubungan negatif dengan prilaku disfungsional auditor, apabila auditor merasa mudah dalam mencapai anggaran waktu maka dapat mendorong auditor untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan prilaku-prilaku yang tidak etis yang membuat auditor dapat menghasilkan kinerja buruk yang berakibat pada rendahnya kualitas audit yang dihasilkan (Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24). Penelitian Prasita dan Adi (2007) menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kualitas audit, sehingga menimbulkan stress yang pada akhirnya mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya prilaku - prilaku yang tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang berakibat rendahnya kualitas audit.
44
Namun penelitian diatas tidak konsisten dengan Basuki dan Mahardani (2007:217) yang meneliti bahwa tekanan anggaran dan waktu tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara langsung terhadap kuaitas audit, namun harus melalui perilaku underresponding of time terlebih dahulu. Mereka meyakini, anggaran waktu yang ketat telah dianggap sebagai suatu realita yang tidak dapat dihindari dan merupakan cara untuk mendorong auditor untuk bekerja keras dan efisien. Selain itu, penjelasan yang mungkin untuk hal ini adalah adanya perbedaan persepsi diantara auditor mengenai hakikat kualitas audit itu sendiri. Misalnya dalam suatu proses audit, kontrak sampling 60% namun dilakukan 30%, 6 hari pemeriksaan persediaan namun dilakukan 4 hari, mungkin dianggap masih memenuhi kualitas audit jika oppini yang diberikan tidak salah pada akhir audit. Penelitian
mereka
didukung
oleh
Sososutikno
(2003:1122)
menurutnya, tekanan anggaran waktu memberikan motivasi positif bila tekanan anggaran waktu ditingkatan pada level yang sangat sulit tapi terlihat dapat dicapai oleh auditor. Begitupun sebaliknya, tekanan anggaran waktu dapat mengurangi motivasi jika ditempatkan pada tingkat cukup sulit tapi tidak dapat dicapai oleh auditor. Maka berdasarkan penelitian Prasita dan Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan Woodiliff (2004) peneliti menyatakan hipotesa bahwa takanan anggaran dan waktu diduga akan berpengaruh terhadap kualitas audit. Ha1: Time budget pressure berpengauh negatif terhadap kualitas audit.
45
2. Risiko Kesalahan dengan Kualitas Audit Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi manajemen dan analisis risiko yang relevan dengan persiapan laporan keuangan yang sesuai GAAP / Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Berikut adalah proses penilaian risiko, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko, menilai arti penting dari risiko dan kemungkinan terjadinya, menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatur risiko. Sedangkan pengertian Risiko Audit menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, “Risiko Audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material”. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, akan semakin rendah pula risiko audit yang auditor bersedia menanggungnya. Begitu juga sebaliknya. Asna Manulang (2010:10) yang meneliti bahwa tekanan anggaran waktu mempunai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam mennentukan anggaran waktu diperkirankan merupakan faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukan dalam beberapa tingkat tekanan anggaran waktu dan resiko yang di hadapi auditor dalam penugasa audit. Penelitian terhadap kualitas audit yang berhubungan dengan pengaruh dari berbagai tingkatan tekanan anggaran waktu dapat menggunakan berbagai alternatif pendekatan. Sebuah alternatif pendekatan yang rasional sehubungan dengan perilaku kualitas audit adalah hubungan 46
kinerja pekerjaan yang dilakukan pada kondisi “risiko rendah” pada saat penugasan audit. Ragunathan (1991) menemukan bahwa alasan yang paling umum digunakan oleh auditor pada perilaku kualitas audit sehubungan dengan risiko rendah adalah keterbatasan waktu. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan Willet dan Page (1996) menemukan bahwa tekanan anggaran waktu merupakan alasan untuk melakukan perilaku kualitas audit dalam kondisi tingat risiko pekejaan yang rendah, sehingga auditor menentukan bahwa terdapat hal-hal yang merupakan „pekerjaan yang tidak penting‟. Oleh sebab itu hipotesis kedua diajukan adalah: Ha2: Risiko Kesalahan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. 3. Kompleksitas Audit Denga Kualitas Audit Menurut Andini ika setyorini (2011:45) meningkatkan kompleksitas tugas dapat menurunkan keberhasilan tugas. Sebuah tugas menjadi lebih kompleks jika adanya ketidak konsistenan petunjuk dan ketidak mampuan pengambil keputusan dalam mengintegrasikan petunjuk informasi. Kompleksitas penugasan audit merupakan salah satu faktor penentu kualitas audit. Menurut Libby dan Lipe (1992) dan Kennedy (1993) dalam Marganingsih dan martini (2009:9) menyatakan bahwa kompleksitas penugasan audit sebagai alat untuk meningkatkan kualitas kerja. Hal tersebut dapat mempengaruhi usaha auditor untuk mencapai hasil audit yang berkualitas dengan peningkatkan kualitas kerja. Marganingsih dan Martani (2009) dalam Sadewa Parama (2011: 37) menjelaskan bahwa kompleksitas tugas tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor dan efeknya terhadap kualitas audit. Menurunya, setiap tugas
47
ditanggapi berbeda - beda berdasarkan persepsi auditor. Selain dapat menggambarkan kemampuan dari seorang auditor, kompleksitas tugas juga membantu Kantor Akuntan Publik dalam pemilihan staf terkait tugas yang diberikan, Chung dan Monroe (2001:112). Penelitian Prasita dan Andi (2007) menunjukan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Kompleksitas audit muncul karena semakin tinggi variabilitas dan ambiguitas dalam tugas pengauditan sehingga menjadi indikasi penyebab turunnya kualitas audit dan kinerja auditor. Namun hasil berbeda ditunjukan oleh Tan et.al (2002) dan Marganiangsih dan Martani (2009) yang menunjukan bahwa kompleksitas tugas tidak terbukti signifikan mempengaruhi kinerja auditor. Ketika tugas dirasakan sulit atau tidak terstruktur, maka akan berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian tugas audit dan akan menurunkan tingkat keberhasilan tugas tersebut (Zuraidah dan takiah, 2007:5) dalam sadewa (2011:38). Maka , sesuai dengan penelitian Prasita dan Adi (2007) serta Zuraidah dan Takiah (2007), peneliti menyatakan hipotesa bahwa kompleksitas audit diduga berpengaruh terhadap kualitas audit. Ha2: Kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. H. Karangka pemikiran Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh time badged pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap kualitas audit adalah sebagai berikut:
48
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Time Budged Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta )
Pengaruh Kualitas Audit Variabel Idependen
Variabel Dependen
Time Budged pressure (X1) (Sososutikno, 2003) (Prasita dan Adi, 2007)
Kualitas Audit (Y) (Piter Simanjuntak 2008)
Resiko Kesalahan (X2) (Piter Simanjuntak, 2008) Kompleksitas Audit (X3) (Prasita dan Adi, 2007)
Metode Analisis : Uji Model Regresi Statistik Deskriptif Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji Statisitk F
Uji Statistik t
Analisis dan Pembahasan Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penulisan skripsi ini yang dijadikan responden dalam penelitian adalah auditor pada kantor akuntan publik pada wilayah jakarta. Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap variabel dependen, yaitu kualitas audit Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi lambang time budget pressure (X1), risiko kesalahan (X2) dan kompleksitas (X3). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas audit yang diberi lambang (Y). B. Metode Pengumpulan Sampel Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode
convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta.
50
C. Metode Pengumpulan Data Menurut Hamid (2007:33) metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka terutama yang berhubungan dengan data - data sekunder. Sementara itu data primer dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi dan wawancara dengan metode kuesioner. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang terdaftar di KAP - KAP yang tersebar diwilayah se - Jakarta. D. Metode Analisis Data Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 20.0, setelah semua data - data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
memberikan
informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya (Ghozali, 2005). 51
2. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas. a. Uji Validitas Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur yang menunjukkan bahwa instrumen pengukur mampu mengukur apa yang diukur. Menurut Ghozali (2009:49) uji validitas digunakan utnuk mengulur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika r hitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali, 2009:45). b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
52
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yng handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan. (Ghozali, 2009:46).
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2009:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk
53
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:147). b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing - masing variabel terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap - tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir (Ghozali, 2009:96). c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu observasi ke observasi lain.
54
Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat dilhat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).
4. Uji Hipotesis a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + εi Keterangan : Y
: Kualitas Audit (RAQ)
X1
: Time Budget Pressure
X2
: Resiko Kesalahan
X3
: Kompleksitas Audit
α
: Konstanta
βx
: Koefisien regresi
εi
: Error
55
Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat - syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. b. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu time pressure, locus of control dan tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Nilai R 2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2009:87). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R - Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang
56
dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R 2, nilai Adjusted R - square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009:87). Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama)mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2009:88). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. . 57
d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:88). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H o yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
58
E. Operasional Variabel Penelitian Menurut Hamid (2007:3), menyatakan bahwa “Batasan operasional variable merupakan pendefinisian dari serangkaian variable yang digunakan dalam penulisan, variable penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat, nilai dan orang objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. 1. Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Time Budget Pressure Tekanan anggaran waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Indikator tekanan anggaran waktu berupa ketepatan waktu, pencapaian anggaran waktu, keterbatasan sumber daya, tingkat efisiensi terhadap anggaran waktu, dan kepatuhan auditor. Mc Namara dan Liyanarachchi (2008:10) menyatakan bahwa
tekanan
anggaran
waktu
dapat
mengakibatkan
perilaku
menyimpang auditor dapat yang dapat memberikan implikasi serius bagi kualitas audit. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel tekanan anggaran waktu dikembangkan oleh Sososutikno ( 2003 ) dan Prasita dan Adi (2007), yaitu: 1) keterbatasan waktu dalam penugasan, 2) penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, 3) pemenuhan target waktu selama penugasan, 4) kelonggaran waktu audit, 5) fokus
59
tugas dengan keterbatasan waktu, 6) pengkomunikasian anggaran waktu, 7) efisiensi dalam proses audit, 8) penilaian kinerja dari atasan, 9) anggaran waktu yang tidak fleksibel, 10) anggaran waktu merupakan keputusan mutlak dari atasan. Variabel ini di ukur dengan skala likert lima poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), sangat setuju (5). b. Risiko Kesalahan Tingkat risiko pekerjaan yang rendah auditor cenderung untuk menggunakan waktu untuk pekerjaan -pekerjaan yang tidak penting.. Conram, dkk., (2004:9) menemukan hasil yang sama dimana responden secara keseluruhan akan menerima. Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana risiko audit perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat saldo atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari: 4. Risiko Bawaan Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat kompleksitas transaksi, perkembangan
teknologi dan operasi,
pengamatan laporan audit terdahulu, akun - akun atau transaksi yang sulit di audit.
60
5. Risiko Pengendalian Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat berdasarkan
struktur
organisasi
klien
tekhnik
dalam
sitem
pengendalian, bukti dan efektifitas pengendalian intern klien. 6. Risiko Deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini timbul karena auditor mungkin memilih salah satu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan tingkat resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian. Variabel ini diukur dengan skala likert lima point dari sangat setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), samapai sangat setuju (5).
61
c. Kompleksitas Audit Kompleksitas audit adalah persepsi auditor tentang kesulitan suatu tugas audit yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut. Bonner (1994:114) dalam Sadewa (2011) menyatakan bahwa kompleksitas memiliki dua aspek, yaitu kesulitan tugas dan struktur tugas. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel kompleksitas audit dikembangkan oleh Jamilah, Fanani dan Chadrarin (2007), Prasita dan Adi (2007) dan digunakan oleh marganingsih dan Martani (2009), yaitu 1) Kurangnya pemahaman terhadap tugas, 2) tugas yang membingungkan, 3) auditor mengetahui kemampuannya dalam menyelesaikan tugas, 4) rencana dan tujuan yang jelas, 5) tanggung jawab di dalam penugasan, 6) ketidakjelasan tugas, 7) Job description, 8) keterbatasan waktu dan menyelesaikan tugas, 9) keyakinan terhadap wewenang, 10) ketidakjelasan peran, 11) kurangnya alat bantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan skala likert lima point dari sangat setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), samapai sangat setuju (5).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung pada faktor - faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
62
Kualitas Audit yaitu suatu kemungkinan dimana seorang auditor yang memiliki kompetensi dan profesionalisme mampu menemukan tindak kecurangan atau penyelewengan terkait sistem akuntansi klien dan Melaporkannya dengan sikap independen dan penuh tanggung jawab. Aspek -aspek kualitas audit terdiri dari budaya dalam KAP, keahlian dan kualitas personal staf dan partner audit, efektivitas proses audit dan keandalan dan manfaat laporan audit, efektivitas proses audit dan keandalan dan manfaat laporan audit (financial reporting council, 2006:19). Pertanyaan yang menjadi indikator variable kualitas audit dikembangkan oleh Singgih dan Bowono (2010), yaitu :1) pentingnya tanggung jawab dan profesionalisme, 2) selalu mengacu pada kode etik dan SPAP, 3) pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor, 4) perlunya penilaian atas isu - isu akuntansi dan auditing mutakhir, 5) mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus, 6) peningkatan keahlian berupa on the job traning, 7) penilaian kinerja setelah traning, 8) penerapan teknik - teknik audit, 9) perolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit, 10) mendiskusikan setiap permasalahan dengan atasan, 13) audit field sesuai SPAP dan sistem pengendalian mutu, 14) opini audit sepenuhnya mendukung laporan audit, 15) temuan audit selalu didiskusikan dengan klien. Variabel ini diukur dengan skala likert lima poin dari sangant tidak setuju (1), tidak setuju (2),ragu-ragu (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
63
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel Time Budget Pressure Tekanan (X3) (Sumber:Sososutikno waktu (2003), Prasita dan Adi (2007))
Indikator 1. 2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
Skala
Keterbatasan waktu Interval dalam penugasan Penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang sudah ditentukan Pemenuhan target waktu selama penugasan Fokus tugas dengan keterbatasan waktu Pengkomunikasian anggaran waktu Efisiensi dalam proses audit Penilaian kinerja dari atasan Anggaran waktu merupakan keputusan mutlak dari atasan
No. Pertanyaan 1 2
3
4 5 6 7 8
Bersambung Ke Halaman Berikutnya
64
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Resiko Kesalahan (Sumber:Boynton, Johnson, Kell.”Modern auditing”Edisi 7, Erlangga, (2003)
Sub Variabel Resiko Bawaan
Indikator
Skala
Pengukuran tingkat kompleksitas transaksi 10. Perkembangan teknologi dan operasi 11. Pengamatan laporan audit terdahulu 12. Akun-akun atau transaksi yang sulit di audit.
Interval
9.
No. Pertanyaan 9
10
11
12
13. Stuktur organisasi Resiko klien. Pengendalian 14. teknik dalam system pengendalian 15. bukti dan efektifitas pengendalian intern klien
13
Resiko deteksi
16
14
15
16. perencanaan penerimaan tingkat resiko 17. pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien 18. hubungan penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian
17
18
Bersambung Pada Halaman Berikutnya
65
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Kompleksitas Tugas (X3) (sumber :Jamilah, Fanani dan Chandrarin (2007) Prasita dan Adi (2007), Marganingsih dan Martani(2009))
Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010)
Sub Variabel Kesulitan tugas
Indikator
Skala
19. Auditor mengetahui kemampuanya dalam menyelesaikan tugas 20. Rencana dan tujuan yang jelas 21. Tanggung jawab penugasan 22. ketidakjelasan tugas
Interval
Stuktur tugas 23. Job description 24. Kurangnya alat bantu guna menyelesaikan tugas Budaya Kerja 25. Pentinganya KAP tanggung jawab dan profesionalisme 26. Selalu mengacu pada kode etik dan SPAP 27. Pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor
No. Pertanyaan 19
20 21 22 23 24
Interval
25 26 27
Keahlian dan 28. Perlunya penelitian Kualitas atas isu-isu Personal Staf akuntansi dan dan Partner auditing mutakhir Audit 29. Mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus
28
Efektivitas 30. Peningktan Proses Audit keahlian berupa on the job traning 31. Penilaian kinerja setelah traning Bersambung ke halaman berikutnya
30
29
31
66
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010)
Sub Indikator Skala Variabel Efektivitas 32. Penerapan tekknik Interval Proses Audit teknik audit 33. Prolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit 34. Mendiskusikan setiap permasalahan dengan atasan Keandalan dan Manfaat Laporan Audit
No. Pertanyaan 32 33
34
35. Kertas kerja mengacu pada standar KKP KAP 36. Perbedaan pertimbangan terait adjustment selalu didiskusikan dengan atasan 37. Audit field sesuai SPAP dan system pengendalian mutu 38. Opini audit sepenuhnya mendukung laporan audit 39. Temuan audit selalu didiskusikan dengan klien
35
36
37
38
39
67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah disebar, dengan objek penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan Publik 2008 di wilayah Jakarta berdasarkan catatan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Departemen Keuangan Republik Indonesia Sekretariat Jenderal Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. Sampel diambil dengan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30), penulis menyebarkan kuesioner ke 20 KAP di wilayah Jakarta sejak tanggal 1 Agustus 2012. Penyebaran kuesioner diberikan kepada responden, responden yang diberikan adalah auditor yang berada pada KAP yang terdapat di Jakarta dengan harapan memberikan jawaban yang baik dan akurat, sehingga menghasilkan suatu penelitian yang lebih baik lagi. Penyebaran kuesioner penelitian yang diterima dan dapat diolah dideskripsikan pada tabel berikut:
68
Tabel 4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama KAP Drs. Heroe Pramono dan Rekan
Wilayah
Sarief Basir & Rekan Hendrawinata Gani dan Eddy Siddharta
Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Pusat
Rodl & Partner Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo dan Rekan
Jakarta Utara Jakarta Pusat
Tjahjadi & Tamara Herman Dodi T Ekamasni, Bustaman dan Rekan Haryono, Junianto dan Sapto amal Hananta Budianto dan Rekan Chatim, Atjeng, Jusuf dan Rekan Usman dan Rekan Drs. Eddy Kaslim Kreston Jimmy Budhi dan Rekan Jansen dan Ramdan Herman Dodi T Labib Y Wardiman dan Rekan Dra. Ellya Noorlisyati dan Rekan Hertanto, Sidik dan Rekan
Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta selatan Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Pusat Jakarta Timur
Jumlah Sumber: data primer yang diolah
Jumlah Kuisioner DiKirim
Jumlah Kuisioner DiTerima
5 5 7 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 7 5 100
3 4 5 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 60
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 40 buah atau 40%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 53%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
69
Tabel 4.2 Distribusi Kuesioner Kuesioner Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang dikembalikan Kuesioner yang tidak dikembalikan Total kuesioner yang tidak lengkap Total kuesioner dapat diolah Sumber: data primer yang diolah
Jumlah 100 59 41 6 53
Persentase (%) 100% 59% 41% 6% 53%
2. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin, pendidikan akhir, jabatan saat ini. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta. Kuisioner disebar dengan harapan dapat diisi berdasarkan auditor. Pada karakteristik reponden, terdapat 53 responden yang terdiri dari para auditor yang dapat mewakili dan menjadi responden. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Data Statistik Responden Deskripsi Pria Wanita 20 - 35 tahun 36 - 45 tahun > 45 Pendidikan D3 Terakhir S1 S2 S3 Pengalaman < 3 tahun Kerja 3 - 5 tahun 6 - 10 tahun > 20 tahun Sumber: data primer yang diolah Jenis Kelamin Umur
Jumlah 33 20 32 15 6 14 35 4 0 19 16 12 6
Persentase (%) 62% 38% 60% 28% 12 % 26% 66% 8% 0% 36% 30% 23% 11%
70
B. Hasil dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu time budget pressure, resiko kesalahan auditor, kompleksitas dan kualitas audit disajikan sebagai berikut: Tabel 4.4 Statistik Deskriptif TMP RK KP KA Valid N (listwise)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum 53 1.00 3.00 53 1.40 3.00 53 1.00 3.00 53 3.27 4.80 53
Mean Std. Deviation 2.1989 .53761 2.3962 .40046 2.0438 .54135 4.1172 .33443
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas dapat didekripsikan bahwa jumlah responden (N) ada 53. Dari 53 responden ini pada variabel independen, variabel time budget pressure memiliki nilai minimum 1,00, nilai maksimal 3, nilai mean 2,1989, dengan standar deviasi 0,53761, resiko kesalahan auditor memiliki nilai minimum 1,40, nilai maksimum 3, nilai mean 2,3962, dengan standar deviasi 0,40046, kompleksitas memiliki nilai minimum 1,00, nilai maksimum 3, nilai mean 2,0438, dengan standar deviasi 0,54135. Sedangkan pada variabel dependen (kualitas audit) memiliki nilai minimum 3,27, nilai maksimum 4,80, nilai mean 4,1172, dengan standar deviasi 0,33443. .
71
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel 0,279, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 53 – 2 = 51, tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,279. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan rtabel (Ghozali, 2009:53). Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena koefisien korelasi (rhitung) > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel time budget pressure dengan 53 sampel responden. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure Pertanyaan Nilai rhitung 0,645 TMP1 0,604 TMP2 0,566 TMP3 0,719 TMP4 0,496 TMP5 0,720 TMP6 0,759 TMP7 0,621 TMP8 Sumber: data primer yang diolah
Nilai rtabel 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel time budget pressure terdiri atas 8 butir pernyataan, dari ke-8 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel resiko kesalahan auditor dengan 58 sampel responden.
72
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor Pertanyaan Nilai rhitung 0,413 RK1 0,475 RK2 0,590 RK3 0,741 RK4 0,413 RK5 0,646 RK6 0,586 RK7 0,620 RK8 0,513 RK9 0,409 RK10 Sumber: data primer yang diolah
Nilai rtabel 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel resiko kesalahan auditor atas 10 butir pernyataan, dari ke-10 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kompleksitas dengan 53 sampel responden. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Pertanyaan Nilai rhitung 0,477 KP1 0,575 KP2 0,611 KP3 0,609 KP4 0,570 KP5 0,721 KP6 Sumber: data primer yang diolah
Nilai rtabel 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel kompleksitas terdiri atas 6 butir pernyataan, dari ke-6 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kualitas audit dengan 53 sampel responden.
73
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit Pertanyaan Nilai rhitung 0,604 KA1 0,447 KA2 0,440 KA3 0,492 KA4 0,481 KA5 0,612 KA6 0,414 KA7 0,517 KA8 0,523 KA9 0,413 KA10 0,488 KA11 0,503 KA12 0,523 KA13 0,569 KA14 0,405 KA15 Sumber: data primer yang diolah
Nilai rtabel 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel kualitas audit atas 15 butir pernyataan, dari ke-15 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,60.
74
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure Reliability Statistics Cronbach's Alpha .879
N of Items 8
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,879, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Maka dinyatakan bahwa variabel time budget pressure memiliki data yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten). Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor Reliability Statistics Cronbach's Alpha .838
N of Items 10
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,838, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Maka dinyatakan bahwa variabel etika audit memiliki data yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten). Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .825
N of Items 6
Sumber: data primer yang diolah
75
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,674, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Maka dinyatakan bahwa variabel pengalaman audit memiliki data yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten). Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit Reliability Statistics Cronbach's Alpha .857
N of Items 15
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,857, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Maka dinyatakan bahwa variabel resiko audit memiliki data yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh
harus
dilakukan
uji
normalitas
terhadap
data
yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji 76
normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen dan variabel dependen yaitu time budget pressure (X1), resiko kesalahan audit (X2), kompleksitas (X3) dan kualitas audit (Y) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Gambar 4.1 Normal p-plot
Sumber: data primer yang diolah Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas. (Ghozali 2009:112).
b. Hasil Uji Multikolienaritas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. 77
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas a
Coefficients Collinearity Statistics Tolerance
Model
VIF
(Constant) TMP RK KP a. Dependent Variable: KA 1
.981 .975 .993
1.020 1.026 1.007
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1. Time budget pressure mempunyai nilai tolerance 0,981, resiko kesalahan audit mempunyai nilai tolerance 0,975, kompleksitas mempunyai nilai tolerance 0,993 dan time budget pressure mempunyai nilai VIF 1,020, resiko kesalahan audit mempunyai nilai VIF 1,026, kompleksitas mempunyai nilai VIF 1,007. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multikolineritas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut: 78
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot)
Sumber: data primer yang diolah Dari grafik Scatterplot yang ada pada gambar diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2009:107).
4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Persamaan Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda a Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model (Constant) TMP RK KP a. Dependent Variable: KA 1
5.813
.269
-.154 -.435 -.154
.066 .089 .065
Standardized Coefficients Beta -.248 -.520 -.250
Sumber: data primer yang diolah
79
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 5,813 - 0,154 X1 - 0,435 X2 - 0,154 X3 b. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Menurut Ghazali (2009:83) untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi Adjusted R2: Tabel 4.15 Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi) b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate
R a
1 .675 .456 a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA
.422
.25421
Durbin-Watson 2.442
Sumber: data primer yang diolah Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (Adjusted R Square), dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,675. Ini menunjukkan bahwa variabel time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit mempunyai hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,456 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,422. Hal ini berarti 42,2% variasi dari kualitas audit
80
bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas). Sedangkan sisanya 57,8% (100%42,2%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Natalie (2007), Sososutikno (2003), McNamara dan Liyanarachchi (2005), Basuki dan Krisna Yunika Mardani (2006), Andin Prasista dan Priyo Hadi (2007) dan Cecilia Engko dan Gudono (2007) menjelaskan bahwa faktor tersebut yaitu: Pengetahuan Akuntansi, Bonus, Pengalaman, Prilaku disfungsional Dan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi.
c. Hasil Uji t - Statistik Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel-variabel independen. Uji t-statistik dilakukan dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel (Sarwono, 2008:101). Tabel 4.16 Hasil Uji t - Statistik a
Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant) TMP RK KP a. Dependent Variable: KA 1
Std. Error 5.813
.269
-.154 -.435 -.154
.066 .089 .065
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
21.642 .000 -.248 -.520 -.250
-2.326 .024 -4.875 .000 -2.360 .022
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel coefficientsa, maka dapat dijelaskan mengenai pengaruh secara parsial. Berikut ini hasil uji t (secara parsial):
81
1) Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat signifikasi untuk variabel ini adalah 0,024. Dengan keadaan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang bernilai -2,326 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif terhadap variabel dependen. Dengan demikian bisa digambarkan tekanan anggaran waktu, Jadi semakin tertekan seseorang dengan waktu yang ditentukan maka semakin turun kinerjanya karna jika waktu yang diberikan begitu sempit maka akan ada beberapa pekerjaan yang akan terlewatkan untuk mengejar waktu yang telah di tentukan dan kualitas audit semakin menurun. Hasil penelitian ini mendukung (Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24), Penelitian Prasita dan Adi (2007), yang menemukan bahwa Time Budget Pressure berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit dan menolak hasil penelitian Basuki dan Mahardani (2007) dan Sososutikno (2003).
2) Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat signifikasi untuk variabel ini adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,050. Dengan keadaan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa resiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang bernilai -4,0875 menunjukkan pengaruh yang diberikan
bersifat
negatif
terhadap
variabel
dependen.dengan
82
demikian bisa dijelaskan resiko audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Jadi semakin tinggi resiko audit maka kualitasnya semakin menurun. Hal ini dapat kita gambarkan melalui ilustrasi berikut. Bahwa pada saat auditor dengan tingkat ketelitian yang sama memeriksa suatu bukti yang meragukan pada suatu proses audit, maka auditor yang mengaudit perusahaan beresiko tinggi memiliki kemungkinan lebih tinggi dalam melewatkan bukti yang penting dalam pengungkapan suatu laporan keuangan. Sebaliknya, jika resiko audit rendah, maka si auditor akan memiliki kemungkinan lebih tinggi memeriksa bukti yang tepat dalam pengungkapan laporan keuangan diungkapkan secara wajar atau tidak. Hasil penelitian ini mendukung Asna Manulang (2010:10) dan Piter Simanjuntak. 3) Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat signifikasi untuk variabel ini adalah 0,022. Dengan keadaan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang bernilai -2,360 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif terhadap variabel dependen. Dengan begitu bisa digambarkan bahwa semakin kompleks penugasan yang di tanggung oleh auditor maka semakin sulit untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikanya dan menurunkan kualitas Audit yang akan dilakukan. Apabila pembagian tugas yang dilakukanya berkaitan satu sama lain dan tugas-tugas dibebankan tertuju pada serorang, maka orang tersebut
83
akan lebih tahu pada tugasnya dan bisa fokus pada perkerjaan yang di embanya dan akan mempercepat untuk menyelesaikan tugasnya. Dan berbeda jika tugas dibebankan pada orang yang berlainan maka akan menjadi sulit untuk menyelesaikanya karna membutuhkan waktu untuk menunggu tugas dari yang lain. Penelitian ini mendukung Andini ika setyorini (2011), Prasita dan Andi (2007) dan Cecilia Engko dan Gudono (2007). d. Hasil Uji F - Statistik Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel independen dapat memprediksi atau memiliki pengaruh terhadap variabel dependen sebagai variabel yang dipengaruhi (Ghozali, 2009:84). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F a
Model Regression 1
ANOVA Sum of Squares 2.649
df Mean Square 3 .883
Residual
3.167
49
Total
5.816
52
F 13.666
Sig. b .000
.065
a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK
Sumber: data primer yang diolah Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit berpengaruh secara simultan (bersama-sama).
84
C. Interpretasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dibuat suatu penjelasan melalui interpretasi dengan membandingkan penelitian terdahulu, adapun interpresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Variabel time budget pressure berpengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap kualitas audit. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno (2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit, karena tekanan anggran waktu yang diusulkan pada tingkat tertentu dapat mempengaruhi kualitas audit dan dapat pula tidak mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan temuan dari Ben Zur dan Breznitz, 1981; Svenson dan Edland (1987) dalam Piter Simanjuntak 2008. Tapi penelitian ini sejalan dengan Priyo Hadi (2007) dalam penelitianya. Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
85
2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit Variabel resiko kesalahan berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simajuntak (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh Asna Manulang (2010). Metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam menentukan anggaran waktu diperkirakan merupakan faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa tingkat tekanan waktu dan resiko yang dihadapi oleh auditor.
3. Analisis Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit Variabel kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andin Prasita dan Priyo Hadi (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cecilia Engko dan Gudono
86
(2007).
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa,
kompleksitas
audit
mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris bahwa Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan, dan Kompleksitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas audit. Responden dalam penelitian ini berjumlah 53 orang dari seluruh auditor dari Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kita dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kualitas audit. Hasil penelitian ini Sejalan dengan Cecilia Engko dan Gudono (2007), Andin Prasita dan Priyo Hadi (2007) Piter Simanjuntak (2008). 2. Hasil uji regresi secara parsial ditemukan bahwa variabel time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan (2011) Prasita dan Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan Woodiliff (2004), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno (2003) dan Basuki dan Mahardani (2007).
88
3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa Time Budget Pressure merupakan variable yang paling dominan mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil ini dapat dilihat dari standar coefficien beta sebesar 0,520.
B. Implikasi Kualitas audit merupakan tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally accepted accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar, kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis. Dengan manfaat yang diberikan suatu kualitas audit maka perlu adanya penelitian mengenai factor apa saja yang dapat meningkatkan kualitas audit karena kualitas audit sangat menentukan suatu KAP menjadi kategori yang baik.
Dalam penelitian
membahas mengenai faktor – faktor yang dapat meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas merupakan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Dengan hasil penelitian tersebut maka bagi kantor akuntan publik perlu melakukan peningkatan dalam hal time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas agar terjadi peningkatan kualitas audit. Time budget pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, hal ini membuktikan bahwa anggaran waktu dapat meningkatkan kualitas audit karena time budget pressure merupakan keadaan
89
yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku sehingga akan meningkatkan kualitas audit. Risiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, maka bagi kantor akuntan publik perlu melakukan penurunan risiko kesalahan dengan melakukan pengawasan terhadap auditor sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik lagi. Kompleksitas Audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, maka bagi kantor akuntan publik perlu melakukan pengurangan kompleksitas pekerjaan bagi auditor dengan memberikan pekerjaan sesuai bidangnya sehingga akan meningkatkan kualitas audit yang lebih baik lagi.
C. Keterbatasan Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan yaitu: 1. Jumlah responden yang kurang banyak, maka perlu menambah jumlah sampel atau responden dalam penelitian. 2. Kurangnya waktu dalam menjawab oleh responden, sebaiknya memberikan waktu yang cukup kepada responden, pertama agar responden dapat mencerna seluruh pertanyaan yang ada dikuesioner, kedua agar mereka dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. 3. Kurangnya pengawasan dalam pengisian kuesioner, maka perlu melakukan wawancara kepada responden dengan cara menanyakan apakah responden seorang auditor dengan cara screening. Sehingga akan menghasilkan data yang valid dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
90
D. Saran Hasil menyatakan bahwa time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas sangat penting dalam meningkatkan kualitas audit maka perlu adanya peningkatan time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas, dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Penelitian selanjutnya harus melakukan waktu yang tepat dalam penyebaran kuesioner, karena pada akhir tahun auditor melakukan tugas yang sibuk sehingga tidak focus dalam menjawab kuesioner. 2. Menambah Jumlah variabel baru selain dalam penelitian ini agar lebih mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Karena masih terdapat 57,8% yang mempengaruhi kualitas audit selain variabel penelitian ini, seperti pengetahuan akuntansi, bonus, pengalaman, prilaku disfungsional dan moderasi pemahaman terhadap sitem informasi 3. Menggunakan alat uji yang lebih baik lagi agar menghasilkan data yang akurat. 4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan menggambarkan secara deskriptif variabel yang akan diteliti dan memperluas objek penelitian.
91
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarsono, “Audit Berpeduli Resiko (Risk Based Audit) Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit, Jurnal Akuntansi, 2005 Arens, Alvin.A.Elder dan Beasley ”Auditing And Assurance”, Salemba Empat, Jakarta, 2010 Amelia Yuliana, Netty Herawati Dan Enggar Diah Puspa Arum “Pengaruh Time Presure Dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Jurnal, 2009 Andini Ika Setyorini “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggran Waktu, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal, 2011 Ayu Puji Lestari, “Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit”, Jurnal, 2010 Basuki dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya’, Jurnal Maksi,vol. 6, no. 2, p. 203-221. 2006 Coram, Paul et al., “The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working paper”, The University of Melbourne, Australia, 2004. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2009. Halim, Abdul, “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1” edisi ke empat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/ IAI Kompartemen Akuntan Publik, “Standar Profesi Akuntan Publik”, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Indriantoro, N dan Bambang Supomo, “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, 2002. Jamilah, Siti Zaenal Fanani, dan Gradita Chandrarin, “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Komplesitas Tugas Terhadap Audit Judfement”, Symposium Nasional Akuntansi 10, Makasar, 2007.
92
Kaihatu, Thomas S, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia”, Jurnal Petra, Jakarta, 2006 Marganingsih, Ariwarti dan Dwi Martani, “Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi Empiris Pada Auditor di Llingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Lembaga Pemerintah Non Departemen”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2009. Malone, Charles F dan Robin W. Roberts, “Factors Associated with the Incidence of Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing : A Journal of Practice and Theory”, jurnal, 1996. Mulyadi, “Auditing”, Edisi 6. Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002. Mutia, Ratna, Choirul,”Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”, Simposium Nasional XIII di Purwokerto, 2010 Prasita, Andin dan Priyo Adi, “pengaruh kompleksitas audit dan tekanan anggaran dan waktu terhadap kualitas audit dengan moderasi pemahaman terhadap system informasi”. Fakultas ekonomi, universitas Kristen satya wacana, semarang, 2007. Piter Simanjuntak, “Pengaruh Time Budget Presure dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality)”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Raghunathan, Bhanu, “Premature Signing-Off of Audit procedures : An Analysis. Accounting Horizons”, 1991. Sadewa Prama Sastra, “Pengaruh Due professional care, kompleksitas audit dan Tekanan Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit”, Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2011 Siggih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono, “Pengaruh Independensi Pengalaman, Due Propesional Car, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP ”Big Four”di Indonesia)” Sinopsinim Nasional Akuntansi 13, Purwokerto, 2010. Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan, “Auditors’ Perception of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of Chargeable” , Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http : //www.aber.ac.uk, 2005. Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003
93
Suharyadi, Purwanto S.K., “Statistik :Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern”, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Sukrisna Agoes, “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP”, Lembaga Penerbit FE UI, 2008 Suryanita Weningtias, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, 2006 Thomas S. Kaihatu “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”, Jurnal Akuntansi, 2006 Urip Hudiarto, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepatuhan Pajak Perusahaan Publik, Jurnal Akuntansi, 2011 Waggoner, Jeri B. dan James D. Cashell, “The Impact of Time Pressure on Auditors’ Performance”, The Ohio CPA Journal, 1991 Yuliana A, Herawati N, Arum EDP, Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit Terhadap Pengertian Prematur Atas Prosedur Audit, Jurnal, 2009. Zuraidah, Mohd sanusi dan mohd iskandar takiah, “Audit jugement Performance:Assersing the Effeck of Performance Iincentives Effort and Task Complexity”, Management Auditing Journal Volume 22 no.1, 2007, Jurnal diaskes tanggal 14 November 2010, 2010. http://proquest.Umi.com/pdf/61342cc2e8e07167f04719fe33dfba91/1302680035// share3/pqimage/pqirs104v/201104130303/55406/6621/out.fdf. Januarti, Indira, “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”, UNDIP, 2010.
94
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Di susun Oleh: Abdul Muhshyi 206082003962
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2012 M
95
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di_ Tempat Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata satu ( S1 ) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Abdul Muhshyi
NIM
: 206082003962
Jurusan
: Akuntansi/ Audit
Telepon
: 085695858430
Mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja ditempat Bapak/ Ibu/ Sdr/ i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. 1. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. 2. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Abdul Muhshyi
96
A. Identitas Responden Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk mengisi data - data berikut : Nama
: ………………………………
Nama KAP
: ……………………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: …………… tahun
Posisi Terakhir
:
Pendidikan Terakhir
Pengalaman Kerja
:
:
Laki-Laki
Perempuan
Auditor Senior
Partner
Supervisor
Auditor Junior
D3
D4
S2
S3
< 3 tahun
3-5 tahun
5-10 tahun
> 20 tahun
Manajer
S1
B. Mohon Bapak/ Ibu/ saudara/ i menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak/ Ibu/ Saudara/ i. Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
R
: Ragu-ragu
N
: Netral
S
: Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
SS
: Sangat Setuju
97
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Tekanan Anggaran Waktu (Time Budget Pressure) dalam pekerjaan anda sebagai auditor
No 1
Pernyataan
STS TS
R
S
SS
Saya merasakan waktu yang dibutuhkan terlalu sempit, sehingga terasa cukup berat atas beban pekerjaan yang saya emban
2
Dengan waktu yang telah ditentukan, tugas yang diberikan belum sepenuhnya dapat saya kerjakan dengan sebaikbaiknya.
3
Selama menjalankan tugas saya kurang mampu memenuhi target yang telah ditentukan.
4
Dengan waktu yang diberikan terlalu sempit, maka dalam melaksanakan tugas, saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.
5
Ditempat saya bekerja, anggaran waktu tidak pernah dikomunikasikan
6
Dalam penugasan audit, efisiensi dalam pekerjaan proses audit sangat ditekankan
7
Di tempat saya bekerja kesesuaian penugasan audit dengan anggaran waktu dijadikan indikator penilaian kinerja dari atasan
8
Di tempat saya bekerja, anggaran waktu merupakan keputusan yang mutlak dari atasan yang tidak dapat diganggu gugat.
98
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Resiko Kesalahan auditor No 9.
Pernyataan
STS TS
N
S
SS
Auditor kesulitan mengukur seberapa besar tingkat kompleksitas transaksi usaha klien
10. Auditor menilai dampak dari perkembangan teknologi pada operasi klien
11. Auditor mempelajari laporan audit terdahulu sebelum melakukan pengauditan
12. Auditor mempelajari akun - akun atau transaksi - transaksi yang sulit diaudit
13. Auditor mempelajari dahulu stuktur organisasi klien.
14. Auditor mengamati teknik dalam sistem pengendalian usaha klien.
15. Auditor melakukan penilaian efektivitas pengendalian intern.
16. Auditor membuat perencanaan untuk menerima tingkat risiko yang akan terjadi.
17. Auditor mengamati pengujian subtantif terhadap risiko akun usaha klien
18. Auditor mengamati terjadinya risiko berdasarkan pada penetapan risiko inhern dan risiko pengendalian
99
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kompleksitas Audit No
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
R
S
SS
19. Saya kurang mengetahui dengan jelas bahwa semua tugas yang diberikan kepada saya dapat diselesaikan. 20. Setiap rencana dan tujuan pekerjaan yang saya lakukan sangat jelas sesuai aturan yang ada. 21. Saya mengetahui tanggung jawab saya dalam setiap penugasan audit. 22. Saya sering merasa bahwa mengerjakan sejumlah tugas yang tidak penting dan tidak terkait dengan tugassaya sehari-hari 23.
Deskripsi jabatan menunjukan apa yang harus dikerjakan dalam setiap penugasan audit.
24.
Alat bantu dalam menyelesaikan tugas sangat mempengaruhi kinerja saya.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kualitas Audit No
Pernyataan
STS
TS
25. Pimpinan KAP selalu mewajibkan pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggung jawab profesional sebagai auditor.
26. KAP selalu mengacu pada kode etik, standar professional akuntan public dan system pengendalian mutu
100
No
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
27. Menurut saya, training yang diselenggarakan KAP, promosi dan struktur gaji yang bail dapat meningkatkan integritas, objektifitas, indepedensi, skeptisme dan kerja keras
28. Partner dan Manajer perlu melakukan penilaian dan seleksi atas isu - isu akuntansi dan auditing mutakhir agar training sesuai dengan kebutuhan auditor.
29. KAP perlu menjaga dan mempertahankan staf yang memiliki pengalaman cukup dan keahlian khusus karena turnover staf yang tinggi berdampak pada kualitas audit
30. On the job training berkelanjutan untuk setiap jabatan dapat meningkatkan keahlian dalam bidang akuntansi dan auditing.
31. KAP perlu memberikan penilaian setelah dilakukannya training tersebut untuk mengukur kemampuan dan menilai keberhasilan post training
32. Saya selalu menerapkan teknik - teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi dan mengevaluasi pada berbagai kondisi
101
No
Pernyataan
STS
TS
R
S
SS
33. Perolehan bukti audit yang kompeten selalu mengacu pada teknik dan prosedur audit yang telah ditetapkan KAP dan sistem pengendalian mutu.
34. Saya selalu mendiskusikan setiap ada permasalahan pemeriksaan dan atasan saya selalu mereview secara memadai hasil pekerjaan saya
35. Kertas kerja mengacu pada standar KKP KAP dan saya selalu mengerjakan dengan tertib dan rapi agar dapat dibaca oleh auditor berikutnya
36. Setiap kali ada perbedaan pertimbangan terkait adjustment, selalu di diskusikan dengan baik antara saya dengan tim audit
37. Saya yakin bahwa pekerjaan lapangan yang saya laksanakan telah sesuai dengan SPAP dan SPM KAP
38. Opini yang tercantum dalam setiap kertas kerja telah mendukung laporan audit yang saya terbitkan (karena selalu saya lampiri kecukupan bukti audit yang memadai) dan laporan tersebut sesuai dengan SPAP dan SPM KAP
39. Temuan audit (audit finding) selalu saya diskusikan terlebih dahulu dengan klien agar klien memahami kelemahan system pengendalian internnya.
102
Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden Time Budget Pressure Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
NOMOR KUESIONER Total Average TMP1 TMP2 TMP3 TMP4 TMP5 TMP6 TMP7 TMP8 2 3 1 2 1 2 2 3 16 2.00 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00 3 3 1 2 1 2 3 3 18 2.25 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 2 1 1 1 1 1 2 10 1.25 3 3 3 2 3 2 3 3 22 2.75 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 3 1 1 1 1 1 2 11 1.38 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25 2 2 2 1 2 1 2 2 14 1.75 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 2 3 2 3 2 3 2 3 20 2.50 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 3 2 1 2 2 2 1 2 15 1.88 1 1 3 1 3 1 1 1 12 1.50 3 2 3 1 2 1 1 2 15 1.88 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25 3 2 1 2 2 2 2 3 17 2.13 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.50 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 3 3 2 2 3 2 2 18 2.25 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25 2 2 3 2 2 2 3 2 18 2.25 3 1 1 3 1 3 3 1 16 2.00 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50 3 1 1 1 3 1 1 3 14 1.75 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 1 2 3 2 3 1 1 14 1.75 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88 2 3 2 3 1 3 2 3 19 2.38 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 1 2 1 2 1 1 1 10 1.25 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00 3 3 2 2 2 3 3 3 21 2.63 1 2 1 1 1 2 2 2 12 1.50
103
Resiko Kesalahan Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
NOMOR KUESIONER Total Average RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RK7 RK8 RK9 RK10 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24 2.40 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 2.70 1 3 2 1 3 1 1 2 2 3 19 1.90 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 25 2.50 2 3 2 3 3 3 3 2 3 5 29 2.90 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 15 1.50 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 19 1.90 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 27 2.70 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2.10 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 14 1.40 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 25 2.50 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 25 2.50 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23 2.30 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 27 2.70 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 24 2.40 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 26 2.60 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 26 2.60 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 2.20 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 2.80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 24 2.40 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 22 2.20 1 1 3 2 2 3 2 3 2 2 21 2.10 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 22 2.20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 2.90 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27 2.70 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 21 2.10 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 23 2.30 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 19 1.90 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 26 2.60 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 22 2.20 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 20 2.00 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 2.80 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 2.70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 2.80 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 20 2.00 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 2.80 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 19 1.90 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 1.90 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 27 2.70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2.00 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 1.90 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 23 2.30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 26 2.60 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 28 2.80
104
Kompleksitas Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
NOMOR KUESIONER Total Average KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 1 2 2 2 1 3 11 1.83 3 3 2 3 3 3 17 2.83 1 2 3 3 1 3 13 2.17 2 3 3 3 2 3 16 2.67 2 1 1 1 2 1 8 1.33 3 3 3 3 3 3 18 3.00 2 2 2 1 2 2 11 1.83 2 3 3 3 2 3 16 2.67 3 2 2 2 3 2 14 2.33 1 1 1 1 1 1 6 1.00 1 2 3 3 2 2 13 2.17 2 2 2 2 2 2 12 2.00 2 3 2 3 3 3 16 2.67 2 3 3 3 3 3 17 2.83 3 2 2 2 2 2 13 2.17 3 2 2 2 2 2 13 2.17 3 3 3 3 3 3 18 3.00 2 3 2 2 2 3 14 2.33 2 2 2 2 2 2 12 2.00 2 3 2 2 2 3 14 2.33 1 1 1 1 1 1 6 1.00 2 2 2 2 2 2 12 2.00 3 2 3 3 3 3 17 2.83 1 3 1 1 2 3 11 1.83 2 1 1 2 3 2 11 1.83 2 2 2 2 3 2 13 2.17 2 2 3 2 3 3 15 2.50 1 2 1 1 2 3 10 1.67 3 2 2 3 2 3 15 2.50 1 2 2 2 2 2 11 1.83 1 1 2 1 1 2 8 1.33 1 1 1 1 1 1 6 1.00 3 1 1 1 1 1 8 1.33 3 2 2 2 2 2 13 2.17 2 2 2 2 2 2 12 2.00 3 1 1 3 1 1 10 1.67 2 2 2 2 2 2 12 2.00 2 2 2 2 2 2 12 2.00 2 2 2 2 2 3 13 2.17 2 1 2 2 2 2 11 1.83 1 2 2 1 1 1 8 1.33 1 2 1 1 1 1 7 1.17 3 1 2 3 3 2 14 2.33 2 2 2 2 3 2 13 2.17 2 1 2 2 1 2 10 1.67 1 2 1 1 3 1 9 1.50 1 3 1 1 3 1 10 1.67 2 2 2 2 2 2 12 2.00 3 3 3 3 3 3 18 3.00 1 1 1 3 1 1 8 1.33 3 2 3 1 3 3 15 2.50 3 3 1 3 4 3 17 2.83 2 1 2 2 2 2 11 1.83
105
Kualitas Audit Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
NOMOR KUESIONER Total Average KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 63 4.20 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 63 4.20 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 66 4.40 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 55 3.67 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 53 3.53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61 4.07 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 70 4.67 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 68 4.53 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 70 4.67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 67 4.47 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 3 4 4 5 3 61 4.07 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62 4.13 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 3.93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 67 4.47 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 67 4.47 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 61 4.07 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 57 3.80 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 55 3.67 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 61 4.07 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 61 4.07 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 62 4.13 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 59 3.93 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 59 3.93 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 63 4.20 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 67 4.47 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 66 4.40 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 63 4.20 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 65 4.33 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 66 4.40 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 58 3.87 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 66 4.40 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 63 4.20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 56 3.73 5 5 4 3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4 65 4.33 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63 4.20 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 49 3.27 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 72 4.80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 68 4.53 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 5 61 4.07 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 60 4.00 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 71 4.73 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 50 3.33 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 64 4.27 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 61 4.07 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 61 4.07
106
Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Uji Validitas dan Reliabilitas Time Budget Pressure Case Processing Summary N % Valid 53 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 53 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .879 8 Item Statistics Mean Std. Deviation 2.28 .744 2.26 .738 2.04 .733 2.13 .761 2.13 .680 2.23 .724 2.23 .750 2.28 .717
TMP1 TMP2 TMP3 TMP4 TMP5 TMP6 TMP7 TMP8
Scale Mean if Item Deleted TMP1 TMP2 TMP3 TMP4 TMP5 TMP6 TMP7 TMP8
Mean 17.58
15.30 15.32 15.55 15.45 15.45 15.36 15.36 15.30
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Item-Total Statistics Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation 14.330 .645 14.568 .604 14.791 .566 13.868 .719 15.406 .496 14.081 .720 13.734 .759 14.599 .621
Scale Statistics Variance Std. Deviation 18.517 4.303
Cronbach's Alpha if Item Deleted .863 .868 .872 .855 .878 .856 .851 .866
N of Items 8
107
Resiko Kesalahan Case Processing Summary N % Valid 53 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 53 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .838 10 Item Statistics Mean Std. Deviation 2.32 .701 2.40 .631 2.36 .558 2.36 .623 2.32 .644 2.43 .605 2.36 .623 2.34 .553 2.60 .531 2.47 .775
RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RK7 RK8 RK9 RK10
Scale Mean if Item Deleted RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RK7 RK8 RK9 RK10
Mean 23.96
21.64 21.57 21.60 21.60 21.64 21.53 21.60 21.62 21.36 21.49
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Item-Total Statistics Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation 13.427 .413 13.443 .475 13.321 .590 12.398 .741 13.657 .413 12.869 .646 13.013 .586 13.239 .620 13.734 .513 13.139 .409
Scale Statistics Variance Std. Deviation 16.037 4.005
Cronbach's Alpha if Item Deleted .836 .828 .818 .802 .834 .812 .818 .816 .825 .839
N of Items 10
108
Kompleksitas Case Processing Summary N % Valid 53 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 53 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .825 6 Item Statistics Mean Std. Deviation 2.00 .760 2.00 .707 1.94 .691 2.04 .759 2.11 .776 2.17 .753
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6
Scale Mean if Item Deleted KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6
Mean 12.26
10.26 10.26 10.32 10.23 10.15 10.09
N 53 53 53 53 53 53
Item-Total Statistics Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation 7.929 .477 7.775 .575 7.722 .611 7.448 .609 7.515 .570 7.087 .721
Scale Statistics Variance Std. Deviation 10.544 3.247
Cronbach's Alpha if Item Deleted .821 .800 .793 .793 .801 .768
N of Items 6
109
Kualitas Audit Case Processing Summary N % Valid 53 100.0 a Cases Excluded 0 .0 Total 53 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .857 15 Item Statistics Mean Std. Deviation 4.08 .432 4.13 .590 4.13 .520 4.08 .549 4.21 .532 3.96 .678 4.09 .564 4.36 .558 4.17 .545 4.21 .600 4.04 .619 4.09 .628 4.08 .549 4.08 .646 4.06 .633
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15
Scale Mean if Item Deleted KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15
Mean 61.75
57.68 57.62 57.62 57.68 57.55 57.79 57.66 57.40 57.58 57.55 57.72 57.66 57.68 57.68 57.70
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Item-Total Statistics Scale Variance Corrected Itemif Item Deleted Total Correlation 22.453 .604 22.278 .447 22.663 .440 22.261 .492 22.406 .481 20.860 .612 22.575 .414 22.090 .517 22.132 .523 22.406 .413 21.899 .488 21.767 .503 22.107 .523 21.299 .569 22.292 .405
Scale Statistics Variance Std. Deviation 25.112 5.011
Cronbach's Alpha if Item Deleted .844 .850 .851 .848 .849 .841 .852 .847 .846 .852 .848 .847 .846 .843 .853
N of Items 15
110
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Descriptive Statistics N Minimum Maximum 53 1.00 3.00 53 1.40 3.00 53 1.00 3.00 53 3.27 4.80 53
TMP RK KP KA Valid N (listwise)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Correlations KA TMP KA 1.000 -.327 TMP -.327 1.000 RK -.575 .138 KP -.301 .032 KA . .008 TMP .008 . RK .000 .162 KP .014 .411 KA 53 53 TMP 53 53 RK 53 53 KP 53 53
Mean Std. Deviation 2.1989 .53761 2.3962 .40046 2.0438 .54135 4.1172 .33443
RK -.575 .138 1.000 .083 .000 .162 . .277 53 53 53 53
KP -.301 .032 .083 1.000 .014 .411 .277 . 53 53 53 53
b
Model
Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate
R a
1 .675 .456 .422 a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA
.25421
2.442
a
Model Regression 1
ANOVA Sum of Squares df Mean Square 2.649 3 .883
Residual
3.167
49
Total
5.816
52
F 13.666
Sig. b .000
.065
a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK a
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant)
5.813
.269
TMP -.154 1 RK -.435 KP -.154 a. Dependent Variable: KA
.066 .089 .065
-.248 -.520 -.250
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
21.642
.000
-2.326 -4.875 -2.360
.024 .000 .022
.981 .975 .993
VIF 1.020 1.026 1.007
111
112
113
114