PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : NUR HANIFAH 1113082000006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H /2017 M
ii
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. 2. 3. 4.
Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat
: Nur Hanifah : Jakarta, 24 Juli 1995 : Perempuan : Jalan Al Bahar 5 No. 109 RT.04/028 Kelurahan Harapan Jaya – Bekasi Utara Kota Bekasi 17124 : 0896-3066-1262 :
[email protected]
5. Telepon 6. Email II.
PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK Tunas Kencana SDN 02 Tente, Bima-NTB SDN Setia Asih 02 SMPN 19 Bekasi SMAN 10 Bekasi S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 1999-2001 Tahun 2001-2003 Tahun 2003-2007 Tahun 2007-2010 Tahun 2010-2013 Tahun 2013-2017
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah 2. Ibu 3. Anak ke-
: Drs. Ismed Abdullah : Hj. Fenty Taty Darwin : Kedua dari Tiga bersaudara
vi
THE INFLUENCE OF TIME BUDGET PRESSURE, COMPENSATION AND MORAL REASONING TO THE DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR AND ITS IMPACT ON AUDIT QUALITY ABSTRACT The purpose of this research is to find the influence of time budget pressure, compensation and moral reasoning auditor to the dysfunctional audit behavior and its impact on audit quality. This research was done in KAP of the DKI Jakarta Province. This research was using samples as many as eighty seven respondents. The data analysis method that used was Partial Least Square-Path Modeling (PLS-PM) with the help of data analysis tool SmartPLS 3.0. The result of this research show that time budget pressure, compensation and moral reasoning auditor simultaneously able to the dysfunctional audit behavior of 25,20% and dysfunctional audit behavior of time budget pressure, compensation and moral reasoning able to explain the audit quality of 34,80%, the rest 65,20% explained by the other is hypothesized. Keyword
:
Time Budget Pressure, Compensation, Dysfunctional Audit Behavior, Audit Quality.
Moral
Reasoning,
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan dampaknya terhadap kualitas audit. Penelitian ini dilakukan pada auditor yang berkerja di Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 87 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan bantuan alat analisis data SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruk time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning secara simultan mampu menjelaskan konstruk dysfunctional audit behavior sebesar 25,20% dan dysfunctional audit behavior dari konstruk time budget pressure, Kompensasi dan moral reasoning mampu menjelaskan konstruk Kualitas Audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20% diterangkan oleh konstruk lain yang tidak dihipotesiskan dalam model. Kata kunci : Time Budget Pressure, Kompensasi, Moral Reasoning, Dysfunctional Audit Behavior, Kualitas Audit.
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelasikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi, dan Moral Reasoning Terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan Dampaknya Terhadap Kualitas Audit”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke aman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat, guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas karunia Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Orang tuaku tercinta yang selalu dengan ikhlas memberikan dukungan dengan penuh perhatian, kasih sayang, semangat dan doa yang tiada henti kepada penulis. Terutama terimakasih untuk Ibundaku Hj. Fenty Taty Darwin yang selama ini selalu ikhlas berjuang dan memberikan dukungan serta mendampingiku. 2. Kedua saudara perempuanku Ayu Fadillah dan Indah Rachmawaty yang telah
menyemangati
dan
selalu
siap
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 3. Saudara laki-laki penulis, Abang Radi yang selalu menunggu penulis pulang kerumah. 4. Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,Ak.,MM.,CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak
Dr.Amilin,SE.,Ak.,M.Si.,CA.,QIA.,BKP
selaku
Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini 8. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., CA., CPA dan keluarga besar KAP Abdul Hamid dan Rekan yang selalu mendukung serta memberikan motivasi untuk penulis. 9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 10. Yusuf Kurniawan, A.Md yang selalu sabar memberikan dukungan, perhatian dan semangat kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabat penulis di kampus Zaki, Heafsy, Syarah, Adam Verdian, Rafny, Alen, Dimas Satria yang selalu memberikan support, selalu setia menemani, berbagi suka duka, berbagi cerita, berbagi ilmu dan perhatian terbaiknya kepada penulis. 12. Sahabat penulis dari kegiatan KKN Syauqi Azhari dan Zaima Latifah, yang selalu menyayangi serta memberikan semangat, perhatian dan pengertian terhadap penulis. 13. Sahabat-sahabat penulis sejak masa sekolah Aprilia Putri Ayu, Bramasta, Fajrin, Bekti, Nurul, Annisa Widi, Rorian, Wimba, Agustinus, Dani, Sarah, Dewi dan Agnellita. 14. Sahabat-sahabat penulis di Asrama Putri, Tamara Khairun, Elma Shinta dan Fitri yang selalu setia dan mendukung penulis dari awal masuk kuliah hingga saat ini. 15. Teman-teman Kost Putri Alyssa, Kak Nanda, Aghnia, Nadia dan Firdha yang selalu mendukung dan memberikan semangat terhadap penulis.
x
16. Teman-teman KKN FADAFI 138 yang telah menjadi bagian dari proses terselesaikannya kewajiban pengabdian penulis. 17. Teman-teman Komunitas Untuk Negeri yang selalu berbagi suka duka dan cerita serta menjadi tempat bagi penulis untuk belajar. 18. Teman dan adik-adik Tax Center UIN Jakarta yang selama ini bersedia untuk bekerjasama dengan penulis 19. Kak Opi Widiyanti yang telah meluangkan waktunya untuk mengajarkan penulisuntuk mengolah data menggunakan SmartPLS 20. Akuntansi A dan B, kakak-kakak LDK serta teman-teman satu bimbingan terimakasih atas segala informasi dan doanya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2017
(Nur Hanifah)
xi
DAFTAR ISI COVER COVER DALAM ................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ...............................................8 1. Identifikasi Masalah ...............................................................................8 2. Batasan Masalah.....................................................................................8 3. Rumusan Masalah ..................................................................................9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................10 xii
1. Tujuan Penelitian .................................................................................10 2. Manfaat Penelitian ...............................................................................11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur.......................................................................................13 1. Grand Theory .......................................................................................13 2. Kualitas Audit ......................................................................................16 3. Dysfunctional Audit Behavior ..............................................................19 4. Time Budget Pressure ..........................................................................22 5. Kompensasi ..........................................................................................25 6. Moral Reasoning ..................................................................................27 B. Hasil Penelitian Terdahulu .........................................................................33 C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................37 D. Rumusan Hipotesis ....................................................................................38 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................47 B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................47 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................48 D. Operasionalisasi Variabel Penelitian..........................................................49 1. Time Budget Pressure ..........................................................................49 2. Kompensasi ..........................................................................................50 3. Moral Reasoning ..................................................................................51 4. Dysfunctional Audit Behavior ..............................................................52 xiii
5. Kualitas Audit ......................................................................................53 E. Metode Analisis Data .................................................................................57 1. Statistik Deskriptif ...............................................................................57 2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ............................................59 a. Convergent Validity .......................................................................59 b. Discriminant Validity .....................................................................60 c. Reliability .......................................................................................61 3. Uji Model Struktural atau Inner Model ................................................61 a. R-square .........................................................................................61 b. Q-Square ........................................................................................62 c. Goodness of Fit ..............................................................................63 d. Uji Hipotesis ..................................................................................63 4. Uji Efek Intervening.............................................................................64 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................67 1. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................67 2. Karakteristik dan Profil Responden .....................................................69 a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin ............................69 b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir ...........................70 c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan ................................71 d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja .....................71 B. Hasil Uji Instrument 1. Hasil Uji Deskriptif ..............................................................................72 xiv
2. Hasil Uji Outer Model ..........................................................................74 a. Hasil Convergent Validity .............................................................75 b. Hasil Discriminant Validity ..........................................................78 c. Hasil Reliability .............................................................................81 3. Hasil Uji Model Struktural atau Inner Model ......................................82 a.
Hasil R-square ..............................................................................83
b. Hasil Q-square ..............................................................................85 c. Hasil Goodness of Fit (GoF) .........................................................85 d. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................86 4. Hasil Uji Intervening ............................................................................88 C. Pembahasan ................................................................................................91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................................103 B. Implikasi ...................................................................................................106 C. Keterbatasan .............................................................................................107 D. Saran .........................................................................................................107 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................108 LAMPIRAN ........................................................................................................115
xv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Tahap Perkembangan Moral Kohlberg ...................................... 30
Tabel 2.2
Daftar Penelitian Terdahulu ....................................................... 34
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian................................................. 55
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian .............................................................. 68
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian ............................................ 69
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 70
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 70
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................................................................... 71
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ....................................................................... 72
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................... 73
Tabel 4.8
Outer Loading ............................................................................ 75
Tabel 4.9
Outer Loading Modifikasi ......................................................... 77
Tabel 4.10
Cross Loading ............................................................................ 79
Tabel 4.11
Composite Reliability dan Cronbach Alpha .............................. 81
Tabel 4.12
Nilai R-square ............................................................................ 84
Tabel 4.12
Path Coefficients (Mean, STDEV,T-Value) ............................... 87
Tabel 4.13
Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 101
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 37 Gambar 3.1 Model Intervening ...................................................................... 66 Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping ........................................ 83
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner .................................... 115 Lampiran 2 Surat Keterangan dari KAP ....................................................... 118 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 121 Lampiran 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden .................................. 134 Lampiran 5 Output Hasil Pengujian Data ..................................................... 115
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Akuntan
publik
merupakan
salah
satu
profesi
yang
bertanggungjawab terhadap keandalan laporan keuangan, sehingga masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan mendapat informasi yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Pujianingrum dan Sabeni (2012:1) menjelaskan bahwa apabila laporan keuangan dinyatakan wajar oleh auditor maka para pemakai laporan keuangan dapat mempercayai bahwa laporan keuangan tersebut andal dan relevan. Maka dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik diharap tidak memihak pihak manapun dan tetap bersikap independen sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan. Tugas dari akuntan publik ini adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas berdasarkan standar yang telah ditentukan. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi para penggunanya yaitu investor, kreditor dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat besar jumlahnya (Fatimah: 2012). Menurut Rasuli (2009) auditor sebagai suatu profesi yang sangat berpengaruh terhadap kualitas jasa audit agar jasa tersebut dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat. Kane dan Velury
2005 dalam Agung 2011, mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku (Ilmiyati dan Suharjo 2012). Akan tetapi adanya pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalam negeri (Christiawan, 2003 dalam Agung 2011). Skandal di dalam negeri yang terjadi seperti pada kasus kredit macet tahun 2010 oleh Bank BRI cabang Jambi senilai 52 miliar rupiah yang melibatkan Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut. Akuntan publik (Biasa Sitepu) diduga kuat terlibat dalam kasus korupsi dalam kredit macet untuk pengembangan usaha Perusahaan Raden Motor. Keterlibatan itu karena Biasa Sitepu tidak membuat empat kegiatan data laporan keuangan milik Raden Motor yang seharusnya ada dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI sebagai pihak pemberi pinjaman. Empat kegiatan data laporan keuangan tersebut tidak disebutkan apa saja akan tetapi hal itu telah membuat adanya kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Sehingga dalam hal ini terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsi.
2
Sedangkan skandal di luar negeri seperti pada kasus yang menimpa bank asal Inggris, Standard Chartered Bank yang turut menyangkut perusahaan konsultan keuangan kaliber dunia, Deloitte LLP. Deloitte cabang AS adalah perusahaan konsultan keuangan terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2012 Departemen Keuangan (DFS) Negara Bagian New York menuduh Deloitte LLP menyembunyikan rincian transaksi antara SCB dan Pemerintah Irak dari DFS. Deloitte dianggap dengan sengaja menutupi informasi kritis dalam satu kejadian yaitu, menghapus sebuah laporan dalam draf hasil audit yang bertujuan menutupi transaksi antara SCB dan Pemerintah Iran. Bagian pengawas di DFS, mengatakan tindakan SCB berpotensi membuat kelompok kejahatan bertransaksi di sistem perbankan AS. Tuduhan itu melanjutkan rangkaian kecurigaan terhadap Deloitte yang sudah muncul sebelumnya. Namun atas tuduhan itu, Deloitte menuliskan pernyataan Deloitte Financial Advisory Services berperan sebagai konsultan independen dan tidak mengetahui segala perbuatan salah yang dilakukan karyawan SCB. Selain itu kasus lain juga melibatkan kantor akuntan publik KPMG pada tahun 2014. The Securities and Exchange Commission (SEC) menetapkan bahwa KPMG melanggar aturan yang mengharuskan auditor untuk tetap independen dari perusahaan yang mereka audit untuk memastikan mereka mempertahankan objektivitas dan ketidakberpihakan. Setelah melakukan penyelidikan SEC menemukan bahwa
KPMG
melanggar
aturan
independensi
auditor
dengan
menyediakan layanan non-audit yang dilarang seperti pembukuan dan ahli 3
layanan kepada afiliasi perusahaan yang mereka audit. Beberapa pegawai KPMG juga memiliki saham di perusahaan atau afiliasi perusahaan yang diaudit KPMG. Dengan adanya kasus ini akhirnya KPMG setuju untuk membayar $ 8.200.000 untuk menyelesaikan tuduhan SEC.
Beberapa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh auditor dapat menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dan akhirnya berdampak pada rendahnya kepercayaan pemakai terhadap laporan audit yang dihasilkan oleh auditor (Edy & Tjitohadi, 2006). Salah satu penyebab kualitas audit yang menurun disebabkan oleh Dysfunctional Audit Behavior (DAB) yang meningkat (Agung 2011).
Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung (Silaban 2011). Sedangkan Lina dan Basuki (2011: 2) menyatakan perilaku disfungsional audit adalah perilaku auditor dalam proses audit yang tidak sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan atau menyimpang dari standar yang berlaku, yang dapat mengurangi kualitas audit.
Dysfunctional Audit Behavior ini dapat berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh auditor (Yuniarti, 2012:21). Auditor dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara professional sehingga laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Berkualitas atau tidaknya 4
hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan (Pujianingrum dan Sabeni, 2012:1-2). Opini seorang auditor dapat menjadi salah akibat perilaku audit disfungsional yang menyebabkan kurangnya bukti audit, prosedur audit yang tidak lengkap, dan pelaksanaan proses audit yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan untuk perikatan (Lina dan Basuki 2011:2). Penelitian tentang DAB telah dilakukan sebelumnya oleh Rino Tanjung (2004), Agung Agung (2011), Lina dan Basuki (2011), Ely Suhayati (2011), Wahyudin dkk (2011), Siti Aisyah dan Wilda Farah (2013), Paino Halil dkk (2014), Sadaf Kahn dan Siti (2015).
Penelitian oleh Tanjung (2004) mengenai pengaruh karakteristik personal
auditor
dan
time
budget
pressure
terhadap
perilaku
disfungsioanal auditor dengan sampel yang diambil dari KAP di kota Padang dan Pekanbaru, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor dan time budget pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DAB. Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dan Wilda (2013) mengenai pengaruh external locus of control, komitmen organisasi, position dan turnover intention terhadap DAB menunjukkan bahwa external locus of control dan turnover intention memiliki pengaruh signifikan terhadap DAB, sedangkan komitmen organisasi dan position tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
5
audit yang disfungsional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap DAB, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap DAB. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin dkk (2011) mengenai analisis DAB sebuah pendekatan karakteristik personal, hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control dan turnover intention tidak berpengaruh pada DAB.
Berdasarkan
identifikasi
dari
beberapa
penelitian,
penelitian yang ada lebih sering berfokus terhadap faktor internal atau karakteristik personal auditor yang dapat menimbulkan DAB. Namun sebenarnya DAB dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal (Marietza dan Fenny 2009). Faktor internal atau karakteristik personal yang mempengaruhi timbulnya DAB, di antaranya locus of control, komitmen organisasi (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003), kinerja karyawan (Irawati et al., 2005; Donelly et al, 2003; Wahyudin dkk.,2010), dan Turnover intention (Maryanti, 2005; Donelly et al., 2003; Wahyudin dkk.,2010). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi DAB, diantaranya time budget pressure, kompensasi (Nian, 2012; Nyoman, 2015; Lina dan Basuki, 2011), moral reasoning (Faisal, 2007; Lina dan Basuki, 2011). Dari beberapa faktor diatas, penelitian ini fokus terhadap faktor eksternal yang dapat menimbulkan DAB yaitu time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning serta pengaruhnya terhadap 6
kualitas audit yang dihasilkan. Kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dapat dipengaruhi oleh DAB, karena DAB berbanding terbalik dengan kualitas audit artinya semakin rendah tingkat DAB maka kualitas audit semakin baik (Surtikanti dan Lena, 2013).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Lina dan Basuki (2011) namun menggunakan variabel yang berbeda yaitu faktor eksternal yang mempengaruhi DAB dan kualitas audit, serta dampaknya tersebut terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi, dan Moral Reasoning Terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan Dampaknya terhadap Kualitas Audit”.
Penelitian ini penting dilakukan karena perilaku disfungsional auditor masih sangat sering terjadi dan hal ini dapat menurunkan citra para auditor yang dianggap bahwa kinerja auditor tersebut kurang baik sehingga menyebabkan kualitas audit tersebut juga diragukan oleh pihakpihak yang berkepentingan (stakeholder) (Aisyah dan Wilda 2013). Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadinya beberapa kasus yang melibatkan akuntan publik di dalam dan luar negeri. Sanksi yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) selama tahun 2010 sebanyak 17 Kantor Akuntan Publik (KAP) dan akuntan publik dicabut izinnya, sedangkan tahun 2014 sebanyak 24 KAP 7
karena terlibat berbagai macam pelanggaran yang berkaitan dengan proses audit. Sedangkan untuk periode Januari 2014 – Januari 2015, sebanyak 7 akuntan publik dicabut izinnya. Perilaku disfungsional sangat penting untuk dihindari oleh auditor, karena ketika auditor melakukan tindakan yang menurunkan kualitas audit dalam pelaksanaan prosedur audit, maka tingkat kesalahan opini yang diberikan oleh auditor menjadi sangat tinggi.
B.
Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Terjadinya skandal di dalam maupun luar negeri yang melibatkan profesi akuntan publik, bahkan melibatkan kantor akuntan publik yang masuk ke dalam KAP big four.
2.
Di dalam negeri, terjadinya pemberian sanksi hingga pencabutan izin pada kantor akuntan publik dan akuntan publik yang diakibatkan oleh berbagai macam pelanggaran yang dilakukan dalam proses audit.
2. Batasan Masalah a. Dari identifikasi masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang pengaruh time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan dampaknya terhadap kualitas audit 8
b. Sampel penelitian adalah akuntan pubik yang bekerja di wilayah DKI Jakarta c. Metode yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 3.0 3. Rumusan Masalah a. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior? b. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior? c. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior? d. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? e. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? f. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? g. Apakah
dysfunctional
audit
behavior
berpengaruh
secara
signifikan terhadap kualitas audit? h. Apakah time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior? i. Apakah kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior? 9
j. Apakah moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisi pengaruh: 1. Time budget pressure terhadap dysfunctional audit behavior 2. Kompensasi terhadap dysfunctional audit behavior 3. Moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior 4. Time budget pressure terhadap kualitas audit 5. Kompensasi berpengaruh kualitas audit 6. Moral reasoning berpengaruh kualitas audit 7. Dysfunctional audit behavior terhadap kualitas audit 8. Time budget pressure terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior 9. Kompensasi terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior 10. Moral reasoning terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior
10
D.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat yakni: Manfaat Teoritis 1. Penulis, sebagai bentuk dari aplikasi pengetahuan yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan mengenai perilaku auditor. 2. Keilmuan, untuk menambah bukti empiris mengenai pengaruh faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi munculnya Dysfunctional Audit Behavior serta pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan. 3. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, peneliti ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu akuntansi dan untuk menambah pengetahuan mengenai akuntansi dan audit. 4. Pembaca, sebagai sarana informasi untuk menambah pengetahuan mengenai penggunaan metode akuntansi dalam menganalisis DAB serta dampaknya terhadap kualitas audit yang dihasilkan 5. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian mengenai topik yang sama.
Manfaat Praktisi 1. Untuk kantor akuntan publik, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi
terjadinya
Dysfunctional
Audit
Behavior
dan 11
pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga nantinya dapat diambil tindakan yang sesuai dan wajar demi kemajuan profesi akuntan publik dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap peranperan audit. 2. Untuk akademisi dan peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi Dyfunctional Audit Behavior serta dapat dijadikan acuan untuk perkembangan penelitian selanjutnya.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori Landasan teori merupakan teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian serta dapat dijadikan dasar dalam memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan dapat membantu dalam penyusunan instrumen suatu penelitian. Grand Theory dari penelitian ini menggunakan Teori Atribusi karena penelitian menggunakan studi empiris untuk mengetahui faktorfaktor yang memiliki pengaruh signifikan dan menyebabkan munculnya DAB dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. 1.
Teori Atribusi Atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upayaupaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri (Kompasiana, 26 Juni 2015). Menurut Weiner (Weiner, 1985), attribution theory is probably the most influential contemporary theory with implications for academic motivation .
Berdasarkan teori Konsensus Weiner (1974), keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang dengan need of achievement tinggi telah sukses, dia akan menganggap keberhasilan itu berasal dari faktor internal (usaha dan kemampuan) serta cenderung menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak mampu. Atribusi menurut Gibson. et. al., (2006:103) atribution is the process of perceiving the couses of behavior and outcomes. Teori atribusi memberikan pengertian ke dalam proses sehingga kita mengetahui sebab dan motif perilaku seseorang. Dengan mengetahui bagaimana orang mengambil keputusan di
antara bermacam
penjelasan perilaku, kita memperoleh gambaran bagaimana sebab perilaku tersebut dinilai (Gibson. et. al., 2006:103). Menurut Robbins (2003:164) teori atribusi adalah bila individu-individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005). 14
Fritz Heider menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut personal seperti kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan eksternal (atribut lingkungan seperti aturan dan cuaca) itu bersamasama menentukan perilaku manusia. Fritz Heider juga menekankan bahwa merasakan secara tidak langsung adalah determinan paling penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja individu, misalnya dalam menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan bawahannya, dan mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu terhadap kerja. Orang akan berbeda perilakunya jika mereka lebih merasakan atribut internalnya daripada atribut eksternalnya. Penyebab perilaku tersebut dalam persepsi sosial dikenal dengan dispositional attributions dan situasional attributions atau perilaku internal dan eksternal (Robbins, 1996 dalam Wahyudin dkk, 2011). Dispositional attributions mengacu pada sesuatu yang ada dalam diri seseorang. Sementara situasional attributions mengacu pada lingkungan yang mempengaruhi perilaku. Penentuan atribusi penyebab apakah individual atau situasi dipengaruhi oleh tiga faktor (Gibson et. al., 1994 dalam Wahyudin dkk, 2011): a. Konsensus (consensus) adalah perilaku yang ditunjukkan jika semua orang menghadapi situasi yang serupa merespon dengan cara yang sama, 15
b. Kekhususan (distinctiveness) adalah perilaku yang ditunjukkan individu berlainan dalam situasi yang berlainan, c. Konsistensi (consistency) adalah perilaku yang sama dalam tindakan seseorang dari waktu ke waktu. Berdasarkan
beberapa
pendapat
diatas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa teori atribusi merupakan teori yang berupaya mengamati dan memahami serta mencari tahu motif dan penyebab internal maupun eksternal dari perilaku seseorang. Teori atribusi ini mencoba mencari penjelasan dari perilaku seseorang dalam bertindak. Karena perilaku seseorang pasti memiliki motif atau penyebab yang mendukung dari cara pandang apapun. Menurut Robbins (2003:164) teori atribusi adalah bila individu-individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Penelitian ini akan mengamati apakah faktor eksternal yaitu time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning memiliki pengaruh yang signifikan sehingga menyebabkan munculnya DAB dan juga mengamati apakah faktor ekternal tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan.
2. Kualitas Audit Audit quality means how tell an audit detects and report material misstatements in financial statements. The detection aspect is a 16
reflection of auditor competence, while repoiting is a reflection of ethics or auditor integrity, particularly independence (Arens, et al, 2012:105). De angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor.
Sedangkan
pelaporan
pelanggaran
tergantung
kepada
dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor tersebut. Menurut
Rosnidah
(2010),
kualitas
audit
merupakan
pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Sedangkan dalam penelitian Rapina dkk (2010), kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menentukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan
melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki auditor saat melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran atau kesalahan laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses 17
auditnya auditor berpedoman terhadap standar dan kode etik yang berlaku. Kualitas audit merupakan salah satu titik sentral yang harus diperhatikan sekalipun tidak mudah untuk menyepakati apa yang dimaksud kualitas audit itu, namun setidak-tidaknya struktur definisi atas kualitas audit mencakup auditing dan jasa akuntansi lainnya yang telah diberikan oleh akuntan publik (Setiowati, 2014). Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan
yang
berlaku
di
Indonesia.
Setiap
auditor
harus
mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Ilmiyati dan Suharjo, 2012). Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Tindakan dan sikap yang diambil seorang akuntan publik haruslah sesuai dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yaitu independen, objektif dan integritas. Ketiga syarat tersebut tertera di dalam Standar Profesional Akuntan Publik tentang Aturan Etika Kompartemen. Akuntan Publik dalam pasal 101 mengenai 18
perilaku indepedensi dan 102 mengenai perilaku objektif dan integritas sebagai berikut: 101 Indepedensi Dalam menjalakan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. 102 Objektif dan Integritas Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material. Standar-standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, objektif dan memiliki integritas dalam melaksanakan tugasnya. Maksudnya
tidak
mudah
dipengaruhi
dan
memihak
kepada
kepentingan siapapun tertentu atas akun-akun yang diperiksanya serta menyampaikan secara obyektif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan klien.
3. Dysfunctional Audit Behavior (DAB) Dysfunctional Audit Behavior adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung (Silaban, 2011:4). Perilaku ini merupakan reaksi terhadap lingkungan, misalnya controlling system (Otley dan Pierce, 1996). Sedangkan menurut Lina dan Basuki (2011) Dysfunctional audit behavior adalah perilaku auditor dalam proses audit yang tidak
19
sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan atau menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Dysfunctional Audit Behavior merupakan perilaku menyimpang dari standar audit yang dilakukan oleh seorang auditor dalam melakukan penugasan yang dapat mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Wahyudin dkk, 2011) Menurut Lightner et. al. dan Alderman Deitrick (1982) seperti yang dinyatakan oleh Donelly et. al. (2003) dysfunctional audit behavior is a reaction of environment (i.e., the control system). These behaviors can, in turn, have both direct impact on audit quality. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit yang tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit, program audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan tugasnya dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi kepentingan tertentu. Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian ini ada 3, yaitu altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang membahayakan
kualitas
audit
secara
langsung,
sedangkan
underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak langsung (Lina dan Basuki, 2011: 6). Pemerolehan bukti yang kurang, pemrosesan kurang akurat, dan kesalahan dari tahapan-tahapan audit juga merupakan dampak dari perilaku disfungsional audit. 20
Altering/replacing of audit procedure adalah penggantian prosedur audit yang telah ditetapkan dalam standar auditing. Hal ini berpengaruh secara langsung terhadap kualitas audit dan dapat mengubah hasil audit. Premature
sign
off
merupakan
suatu
keadaan
yang
menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantinya dengan langkah lain. Suatu proses audit sering gagal karena penghapusan prosedur audit yang penting dari prosedur audit daripada prosedur audit tidak dilakukan secara memadai untuk beberapa item. Underreporting of Time (URT) juga berpengaruh tidak langsung pada mutu audit (Donelly et al., 2003). URT terjadi ketika auditor melakukan tugas audit tanpa melaporkan waktu yang sebenarnya. URT menyebabkan keputusan personel kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time pressure untuk audit di masa datang yang tidak diketahui (Indri dan Provita, 2007). Tindakan URT memiliki pengaruh yang tidak langsung dengan penurunan kualita audit karena semua tahapan dalam program audit dilaksanakan (Silaban, 2011). Namun perilaku URT yang dilakukan auditor dapat menyebabkan KAP mengambil keputusan internal yang salah seperti penetapan anggaran waktu yang tidak realistis untuk tahun berikutnya, evaluasi kinerja staf yang tidak tepat dan mendorong
21
tindakan premature sign off untuk penugasan berikutnya (Lightner et al., 1982; Otley dan Pierce, 1996). Dalam penelitian ini, faktor eksternal yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap
timbulnya
DAB
akan
dikaitkan
dengan
pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Apakah DAB ini akan mempengaruhi kualitas audit secara langsung atau tidak langsung. 4. Time Budget Pressure Agar suatu audit dapat dikatakan efektif dan efisien, maka audit harus direncanakan dengan baik. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta rancangan program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit (Boynton et al., 2006). Perencanaan rancangan program audit yang baik termasuk perencanaan waktu yang tepat untuk digunakan dalam pelaksanaan audit didasarkan pada sebuah time budget. Anggaran waktu audit atau time budget pressure merupakan estimasi atau taksiran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan (Fleming, 1980). Tekanan anggaran waktu adalah keadaan atau desakan yang kuat terhadap auditor untuk melaksanakan langkah-langkah audit yang telah disusun agar bisa mencapai target waktu yang telah dianggarkan.
(Pratiwi, 2008).
Anggaran waktu dibutuhkan untuk menentukan biaya audit dan mengukur kinerja auditor (Simamora, 2000:63). Waggoner dan 22
Chassell (1991) mengemukakan time budget pressure memberikan beberapa manfaat pada suatu KAP. Time budget pressure berguna sebagai dasar dalam menaksir atau memperkirakan biaya audit, mengalokasikan personal audit pada tugas tertentu dan sebagai dasar evaluasi kinerja personal auditor (Tanjung, 2013). Proses penyusunan anggaran waktu audit pada sebagian besar KAP cenderung mengikuti proses yang sama, yaitu dengan melakukan taksiran waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan setiap tahapan program audit pada berbagai level auditor (Tanjung, 2013). Namun Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005 dalam Hutabarat 2012 menemukan bahwa time budget yang ketat sering menyebabkan auditor meninggalkan bagian program audit penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit. Kelley, 2005 dalam Hutabarat, 2012 mendukung pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa penurunan kualitas audit telah ditemukan akibat ketatnya time budget yang telah ditetapkan. Menurut Waggoner et.al (1991), jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang
ketat
secara
konsisten
berhubungan
dengan
perilaku 23
disfungsional (Sososutikno, 2003). Ketika time pressure semakin bertambah tinggi dan melewati tingkat yang dapat dikerjakan, time pressure akan memberikan pengaruh yang negatif (Kelley et.al, 2005; Glover, 1997; Dezoort, 1998; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005). Hasil studi The Commission on Auditors Responsibilities (1978) dalam Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) mencatat tekanan waktu sebagai salah satu pusat perhatian auditor dalam menyelesaikan pertanggungjawaban mereka. Hasil penelitian Prasita dan Adi (2007) mengindikasikan jika auditor merasa tertekan akibat terbatasnya waktu yang dialokasikan, maka dapat menimbulkan stress yang pada akhirnya akan mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya perilaku tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang berakibat pada rendahnya kualitas audit yang diberikan. Time budget pressure akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas pekerjaan audit (Hutabarat, 2012). Rendahnya kualitas laporan audit yang diberikan akan berdampak pada turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor. Dalam penelitian ini, time budget pressure akan dikaitkan dengan dysfunctional audit behavior dan juga kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.
24
5. Kompensasi Umumnya tujuan utama setiap individu bekerja adalah untuk mendapatkan manfaat, imbalan dan balas jasa atas apa yang sudah diberikannya kepada perusahaan (Nirmala dan Dewa, 2015). Biasanya bentuk imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya adalah kompensasi. Definisi kompensasi menurut Panggabean (2004) adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Menurut Rivai (2004:357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi menurut Sihotang (2007:220) adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi pegawai dan para manajer baik berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan yang diterima oleh setiap orang karyawan. Menurut Sikula (1981:283) yang dikutip oleh Mangkunegara (2007:83), kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang 25
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan. Kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian sumber kepuasaan kerja adalah adanya kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan (Amilin dan Rosita, 2008). Menurut Rivai dan Sagala (2011), ada beberapa komponen dari kompensasi yaitu gaji, upah, insentif dan kompensasi tidak langsung seperti asuransi, tunjangan, dana pensiun dan lainnya. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan industri yang bergerak di bidang jasa keuangan tentunya berorientasi pada perolehan keuntungan maksimal atas jasa yang diberikan (Rahmawati, 2011). Hal ini menyebabkan konsekuensi bagi KAP untuk meningkatkan kinerja dan kualitasnya, terutama para auditor sebagai ujung tombak dari KAP (Nirmala dan Dewa, 2015). Namun saat sekarang persaingan antar KAP membuat semakin sulitnya untuk mempertahankan klien. Sementara saat memutuskan menerima klien, auditor harus paham betul resiko yang ada di dalam perusahaan agar nantinya saat melakukan proses audit tidak merusak integritas profesi auditor. Menurut Nirmala dan Dewa (2015), dalam kondisi seperti ini auditor dihadapkan pada kondisi dilematik. Sesuai kode etik, seorang 26
auditor harus tetap menjaga integritas, indepedensi dan obyektivitas dalam menjalankan tugasnya. Namun di sisi lain fee yang nantinya diperoleh dari klien menjadi dilema bagi auditor. Kondisi dilematik tersebut dapat mempengaruhi munculnya DAB dan bisa diperparah dengan time budget pressure yang dihadapi auditor.
Kompensasi
yang
diberikan
atau
ditawarkan
klien
memungkinkan auditor untuk melakukan hal yang tidak sesuai dengan standar atau bahkan melanggar kode etik profesi auditor.
6. Moral Reasoning Secara etimologis, kata moral sama dengan kata etika karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan atau adat. Dengan kata lain, moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari Bahasa Yunani dan moral dari Bahasa Latin (Febrianty, 2011). Moral adalah sikap mental dan emosional yang dimiliki oleh individu sebagai anggota kelompok sosial dalam melakukan tugas-tugas serta loyalitas pada kelompok (Falah, 2006). Moral Reasoning (Penalaran Moral) adalah kemampuan (konsep dasar) seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosialmoral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan 27
dilakukannya. Sedangkan Noviardy (2014) menyatakan bahwa penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan tindakan. Dari beberapa pengertian diatas maka moral reasoning merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam memutuskan suatu masalah yang kompleks sesuai dengan analisa kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya. Pentingnya mengevaluasi perkembangan moral pada saat mempertimbangkan respon auditor atas konflik etika telah banyak diteliti diantaranya oleh Faisal (2007), Faisal dan Rahayu (2005), Thorne, Masey dan Jones (2004) Lindawati (2003), Lord dan DeZoort (2001), Tsui dan Gul (1996), Ponemon dan Gabhart (1993), Ponemon (1992) serta Armstrong (1987). Secara umum hasil penelitianpenelitian di atas menyatakan bahwa dalam teori perkembangan moral kognitif (cognitive moral development), alasan moral (moral reasoning) dapat dinilai dengan menggunakan tiga kerangka yang terdiri dari tiga tahap yaitu pre-conventional level, conventional level dan post conventional level ( Januarti dan Faisal 2010). a. Pre-conventional level Dalam tahap ini, individu membuat keputusan untuk menghindari risiko atau kepentingan pribadi (fokus pada orientasi jangka pendek). Individu pada level moral ini akan memandang kepentingan pribadinya sebagai hal yang utama dalam melakukan 28
suatu tindakan. Selain itu, individu akan melakukan suatu tindakan karena takut terhadap hukum/peraturan yang ada.
b. Conventional level Dalam tahap ini, individu menjadi lebih fokus pada dampak dari tindakan yang mereka lakukan. Dalam situasi dilema etika, fokus individu bergeser dari fokus jangka pendek dan berorientasi kepentingan pribadi menjadi berorientasi pada pertimbangan akan kebutuhan untuk mengikuti aturan umum untuk menciptakan perilaku yang baik. Individu akan mendasarkan tindakannya pada persetujuan teman-teman atau keluarganya dan juga pada normanorma yang ada di masyarakat. Individu akan memandang dirinya sebagai bagian integral dari kelompok referensi. Mereka cenderung melakukan fraud demi menjaga nama baik kelompoknya. c. The post conventional level Dalam level ini, individu fokus pada prinsip etika secara luas sebagai panduan perilaku mereka. Selain itu, individu mendasari tindakannya dengan memperhatikan kepentingan orang lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum-hukum universal.
29
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Moral Kohlberg Tingkat (level) Tingkat I (Preconventional) Usia < 10 tahun
Tingkat II (Conventional) Usia 10-13 tahun
Sublevel
Ciri Menonjol
1. Orientasi pada hukuman
Mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman
2. Orientasi pada hadiah
Menyesuaikan diri untuk memperoleh hadiah/pujian
3. Orientasi anak baik
Menyesuaikan diri untuk menghindari celaan orang lain
4. Orientasi otoritas
Mematuhi hukumandan peraturan sosial untuk menghindari kecaman dari otoritas dan perasaan berslah karena tidak melakukan kewajiban
5. Orientasi kontrak sosial
Tindakan yang dilaksanakan atas dasar prinsip yang disepkati bersama mayarakat demi kehormatan diri.
6. Orientasi prinsip etika
Tindakan yang didasarkan atas prinsip etika yang diyakini diri sendiri untuk menghindari penghukuman diri.
Tingkat III (Postconventional) Usia > 13
Sumber: Agus dan Ardana (2009) Beberapa penelitian sebelumnya yang menginvestigasi moral reasoning auditor (Arnold dan Neidermeyer,1999; Bernardi dan Arnold, 1997; Louwers, Ponemon dan Radtke, 1997) menggunakan perspektif perkembangan kognitif (cognitive-development) (Rest dkk, 1999). Perspektif perkembangan kognitif memfokuskan investigasinya pada proses moral/ethical reasoning dalam membuat pertimbangan (judgement) dan mengasumsikan bahwa gambaran (conception) moral atau etika 30
individu diindikasikan oleh level of ethical development, yang selanjutnya akan mempengaruhi cara individu tersebut dalam memecahkan dilema etika. Individu dengan level ethical/moral development yang lebih tinggi dapat membuat keputusan yang lebih etis (Rest dkk, 1999). Moral reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis. Menurut Kohlberg (2006), ada 3 faktor utama umum yang memberikan kontribusi pada perkembangan moral, yaitu: 1) Kesempatan pengambilan peran Perkembangan penalaran moral meningkat ketika seseorang terlibat dalam situasi yang memungkinkan seseorang mengambil perspektif sosial seperti situasi dimana seseorang sulit untuk menerima ide, perasaan, opini, keinginan, kebutuhan, hak, kewajiban, nilai, dan standar orang lain. 2) Situasi moral Setiap lingkungan sosial dikarakteristikkan sebagai hak dan kewajiban fundamental yang didistribusikan dan melibatkan keputusan. Dalam beberapa lingkungan, keputusan diambil sesuai dengan aturan, tradisi, hukum, dan figur otoritas (tahap 1). Dalam lingkungan yang lain, keputusan didasarkan pada pertimbangan 23 sistem yang tersedia (tahap 4 atau lebih tinggi). Tahap penalaran moral ditunjukkan oleh situasi yang menstimulasi orang untuk menunjukkan nilai moral dan norma moral. 3) Konflik moral kognitif 31
Konflik moral kognitif merupakan pertentangan penalaran moral seseorang dengan penalaran orang lain. Dalam beberapa studi, subjek bertentangan dengan orang lain yang mempunyai penalaran moral lebih tinggi maupun lebih rendah. Anak yang mengalami pertentangan dengan orang lain yang memiliki penalaran moral yang lebih tinggi menunjukkan tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada anak yang berkonfrontasi dengan orang lain yang memiliki tahap penalaran moral yang sama dengannya. Beberapa penelitian yang lain memberikan bukti bahwa perilaku disfungsional auditor dapat diatributkan pada berbagai bentuk tekanan (Lord dan DeZoort,2001; Ponemon dan Gabhart (1990), Tsui dan Gul,1996, Windsor dan Arkanasy,1995, Faisal dan Rahayu, 2005). Selain itu, literatur dalam bidang akuntansi telah merefleksikan dan mengakui pentingnya mengevaluasi pengaruh tekanan (pressure) yang dihasilkan dari dalam organisasi terhadap sikap, keinginan dan perilaku auditor. Penelitian-penelitian tersebut memiliki implikasi yang penting bagi profesionalisme auditor, proses sosialisasi auditor dan pengendalian profesional dalam organisasi. Dalam penelitian ini, moral reasoning dianggap sebagai suatu faktor eksternal yang berupa tekanan bagi diri seorang auditor sehingga memungkinkan terjadinya DAB karena secara khusus, literatur akuntansi memberikan bukti bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial
32
yang tidak tepat dari superior/atasan (Lord dan DeZoort,2001) dan rekan kerja/peers dalam perusahaan (Ponemon, 1992).
B.
Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini, ada beberapa penelitian yang bisa dijadikan acuan oleh peneliti yakni:
33
Tabel 2.2 Daftar penelitian-penelitian terdahulu No.
Peneliti
Judul Penelitian
(Tahun)
1.
Siti Aisyah dan Wilda Farah (2013)
2.
Surtikanti Lena (2013)
Pengaruh External Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Position dan Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit Behavior
dan Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik terhadap Disfungsional Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel Dysfunctional Audit Behavior
Objek penelitian, metode convenience sampling, tidak terdapat variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning dan kualitas audit
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control eksternal dan turnover intention memiliki pengaruh signifikan pada DAB, sedangkan komitmen organisasi dan posisi tidak berpengaruh signifikan terhadap DAB.
Variabel Dysfunctional Audit Behavior dan Kualitas Audit
Objek penelitian, tidak terdapat variabel time budget pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara profesionalisme dan kualitas audit adalah positif, sedangkan perilaku disfungsional negatif.
34
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
3.
Ely Suhayati (2011)
Sikap Negatif Dari Akuntan Publik Akan Menimbulkan Disfungsional Akuntan Publik
Variabel Dysfunctional Audit Behavior
Tidak terdapat variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning dan kualitas audit
Sikap negatif akuntan publik akan menimbulkan disfungsional akuntan publik seperti dilewatinya salah satu prosedur audit karena dianggap low risk.
4.
Wowo Agung (2011)
Pengaruh Kompetensi auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal terhadap Kualitas Audit
Variabel Dysfunctional Audit Behavior dan Kualitas Audit
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dan verifikasi metode deskriptif, dan dalam penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi auditor eksternal dan perilaku disfungsional auditor berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Dan hasil parsial menunjukkan bahwa variabel kompetensi auditor eksternal dan perilaku disfungsional auditor berpengaruh pada kualitas audit
tidak terdapat variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning dan kualitas audit
35
No.
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
5.
Lina dan Basuki (2011)
Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Auditor Atas Dysfunctional Audit Behaviour (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan di Yogyakarta)
Variabel Dysfunctional Audit Behavior, menggunakan (SEM) LISREL 8.80
Objek penelitian, tidak terdapat variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning dan kualitas audit
.Hasil penelitian menunjukkan bahwa LOC eksternal cenderung menerima DAB.. Sementara variabel OC, P, dan TI tidak berhubungan dengan DAB. Signifikansi LOC menunjukkan bahwa profesi akuntansi adalah rentan terhadap DAB
6.
Indira dan Faisal (2010)
Pengaruh Moral Reasoning dan Skeptisme Profesional Auditor Pemerintah terhadap Kualitas Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Variabel Moral Reasoning dan Kualitas Audit
Objek penelitian, tidak terdapat variabel time budget pressure dan kompensasi
7.
Faisal (2007)
Tekanan Pengaruh Sosial dalam menjelaskan hubungan Moral Reasoning terhadap Keputusan Auditor
Variabel Moral Reasoning
Objek penelitian, tidak terdapat variabel time budget pressure, kompensasi dan kualitas audit
Hasil penelitian ini gagal menunjukkan hubungan antara penalaran moral dan kualitas audit. Namun, penelitian ini menemukan bukti bahwa skeptisisme profesional berhubungan positif dengan kualitas audit Moral Reasoning tidak berpengaruh terhadap keputusan auditor
36
C.
Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya untuk menentukan keandalan laporan keuangan. Karena laporan hasil audit memiliki posisi sangat penting bagi para penggunanya yaitu investor, kreditor dan pemerintah
Adanya skandal akuntansi perusahaan dan pelanggaran yang melibatkan Akuntan Publik dalam proses auditnya. Skandal ini terjadi di dalam maupun di luar negeri.
GAP
Faktor- faktor penyebab timbulnya skandal dan pelanggaran yang dilakukan akuntan publik yang menyebabkan timbulnya dysfunctional audit behavior dan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan
Grand Theory : Teori Atribusi
Variabel Independen
Variabel Intervening
Variabel Dependen
Ha5
Time Budget Pressure(X1)
Ha4 Ha1
Kompensasi (X2)
Ha2 Ha3
Dysfunctional Audit Behavior (Y)
Ha7
Kualitas Audit (Z)
Ha6
Moral Reasoning (X3)
Bersambung ke halaman selanjutnya 37
Gambar 2.1 (lanjutan)
Metode Partial Least Square (PLS) dengan program software smartPLS 3.0
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
D.
Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara atas sebuah permasalahan penelitian sampai semua data terkumpul (Arikunto, 2010 dalam Wahyudin, 2011). Berdasarakan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hubungan time budget pressure dengan dysfunctional audit behavior Sebelum
menjalankan
tugasnya
auditor
akan
melakukan
perencanaan mengenai program auditnya termaksud perencanaan waktu audit (time budget). Namun seringkali time budget tersebut dibuat kurang realistis sehingga menimbulkan tekanan terhadap auditor. Jika waktu yang ditentukan terlalu lama maka biaya akan meningkat, dan dikhawatirkan KAP akan kehilangan klien. Sementara jika waktu terlalu singkat, maka akan memungkinkan bukti audit berkurang. Dalam kondisi tertekan seperti 38
ini akan memungkinkan auditor melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan auditnya demi kepentingan pribadi. Nyoman (2015) menjelaskan bahwa kepercayaan auditor bahwa mematuhi anggaran waktu merupakan berhubngan dengan penilaian kinerja sehingga memaksa auditor memenuhi anggaran waktu walaupun harus melakukan perilaku disfungsional seperti menggunakan waktu pribadi untuk melakukan pekerjaan (underreporting of time) dan melakukan tindakan yang dapat mengurangi kualitas audit misalnya penghentian prematur terhadap prosedur audit. Perilaku audit
yang disfungsional (disfunctional audit
behavior) atau tidak sesuai standar ini nantinya akan mempengaruhi hasil audit menjadi kurang relevan dengan keadaan sebenarnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tanjung (2013) bahwa time budget pressure memiliki pengaruh siginifikan positif terhadap dysfunctional audit behavior . Ini berarti semakin tingginya tingkat time budget pressure, maka semakin tinggi juga dysfunctional audit behavior. Oleh karena itu, hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut : Ha1 : Time budget pressure berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior
Hubungan kompensasi dengan dysfunctional audit behavior Setiap individu bekerja untuk mendapatkan manfaat atau kompensasi. Kompensasi merupakan imbalan atas jasa yang diberikan karyawan berupa finansial, kenaikan jabatan, barang dan lainnya. Auditor 39
atau KAP sebagai penyedia jasa keuangan pastinya mempertimbangkan kompensasi yang diberikan klien. Auditor yang tidak memperoleh kompensasi memuaskan dari kantor akuntan cenderung akan tidak memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan, dan cenderung akan mencari tempat kerja yang lebih baik sehingga keinginan untuk bertahan di kantor akuntan akan rendah (Nyoman, 2015). Nilai kompensasi ini sering
menjadi
penyebab
adanya
perilaku
disfungsional
audit
(dyfunctional audit behavior) karena seringkali auditor berada di posisi dilema. Dilema antara standar dan kode etik profesi yang harus dipatuhi namun di sisi lain kompensasi yang tinggi juga dibutuhkan bagi tujuan pribadi auditor. Hasil penelitian Nyoman (2015) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya dysfunctional audit behavior adalah kompensasi yang diberikan kepada auditor. Dari pemikiran ini hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha2 : Kompensasi berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior
Hubungan moral reasoning dengan dysfunctional audit behavior Moral Reasoning merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seseorang dalam mengambil suatu keputusan etis. Moral reasoning merupakan norma-norma yang berlaku dan menjadi pedoman bagi seseorang agar perilakunya sesuai dengan adat, budaya dan peraturan tertentu. Bagi auditor moral reasoning sangat penting dimiliki dan diterapkan sebagaimana mestinya. Kesadaran akan moral ini sangat 40
dibutuhkan auditor dalam menjalankan tugasnya agar indenpedensi, objektivitas dan integritas seorang auditor tetap berjalan. Derajat profesionalisme
seorang
akuntan
publik
ditentukan
oleh
tingkat
perkembangan moralnya (Januarti dan Faisal, 2010). Selain itu dalam literatur akuntansi oleh Lord dan DeZoort (2001) memberikan bukti bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat dari superior/atasan. Kesadaran akan moral sering terabaikan demi kepentingan pribadi auditor. Pengambilan keputusan etis sering didasarkan pada kepentingan kelompok dan pribadi (bersifat memihak) sehingga akhirnya banyak terjadi skandal yang melibatkan auditor. Terabaikannya kesadaran moral inilah yang memicu dysfunctional audit behavior dalam bentuk pemalsuan, manipulasi dan lainnya yang merugikan beberapa pihak terutama masyarakat. Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha3 : Moral reasoning berpengaruh
terhadap dysfunctional audit
behavior
Hubungan time budget pressure dengan kualitas audit Time budget pressure atau tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menuntut auditor untuk melakukan efisiensi terhadap alokasi waktu audit yang telah ditentukan (Sososutikno, 2003). Menurut Waggoner (1991) dalam Hutabarat (2012), jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan waktu kerja mereka 41
dengan cepat dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak efektif. Auditor yang menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat mengakibatkan munculnya efek samping yang merugikan publik, yaitu memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit antara lain penurunan tingkat pendeteksian dan penyelidikan aspek kualitatif salah saji, gagal meneliti prinsip akuntansi, melakukan review dokumen yang dangkal, menerima penjelasan klien secara lemah dan mengurangi pekerjaan pada salah satu langkah audit dibawah tingkat yang diterima (Cohen, 2001). Oleh karena itu time budget pressure dianggap penting karena jika tekanan waktu dalam pelaksanaan audit semakin rendah maka tugas audit dapat dilakukan lebih hati-hati dan teliti sehingga kualitas audit dapat terjaga dengan baik (Desi dan Dhini, 2014). Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha4 : Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan kompensasi dengan kualitas audit Tujuan utama setiap individu bekerja adalah mendapatkan imbalan atau balas jasa atas apa yang telah diberikan (Nirmala dan Dewa, 2015). Salah satu balas jasa yang diterima adalah kompensasi. Kompensasi merupakan
sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka (Rivai, 2004). KAP yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
keuangan,
tentunya
berorintasi
pada
keuntungan
finansial 42
(Rahmawati, 2011). Ujung tombak dari usaha KAP adalah auditor sehingga kinerja auditor harus maksimal, kinerja auditor yang maksimal ini dipengaruhi oleh adanya kepuasaan kerja. Salah sau faktor yan mempengaruhi kepuasaan kerja adalah kompensasi yang diterima auditor. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Nirmala dan Dewa (2015), bahwa kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan kerja auditor.
Apabila seorang auditor memiliki kepuasan kerja yang bagus, maka akan mampu bekerja lebih baik sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik. Hal ini diperkuat oleh Zeng dan Cullinan, (2010), bahwa kompensasi yang diterima oleh seseorang cenderung akan mempengaruhi kualitas kerjanya. Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha5 : Kompensasi berpengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan moral reasoning dengan kualitas audit Moral reasoning merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Meski aturan yang ada cukup jelas, terkadang auditor sering berhadapan dengan berbagai tekanan yang mungkin mempengaruhi kemampuannya. Moral reasoning (penalaran moral) merupakan sebuah proses penentuan benar atau salah yang dialami seorang individu dalam suatu situasi yang 43
menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan etis sehingga moral reasoning dianggap sebagai salah satu faktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap kualitas audit (Januarti dan Faisal, 2010). Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha6 : Moral reasoning berpengaruh terhadap kualitas audit Hubungan dysfunctional audit behavior dengan kualitas audit Menurut Donelly et al., (2003) dysfunctional audit behavior merupakan perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit. Dalam proses audit, dysfunctional audit behavior secara langsung mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar profesional akuntan publik (Dyah dan Indah 2016). Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah perilaku disfungsional. Perilaku disfungsional auditor merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam penugasan audit (Donnely, et al., 2003), yang mengakibatkan penurunan kualitas laporan audit baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga, para pengguna laporan mengalami krisis kepercayaan atas hasil laporan audit yang dihasilkan oleh auditor. Berbagai penelitian menyatakan bahwa penyimpangan perilaku dalam penugasan telah menjadi permasalahan yang serius (Smith 1995, Otley dan Pierce 1995). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wowo Agung (2011), Evi (2014), Surtikanti dan Lena (2013) menyebutkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh terhadap kualitas audit. Ini berarti semakin tinggi dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang dihasilkan semakin 44
menurun, begitu pula sebaliknya jika dysfunctional audit behavior seorang auditor rendah maka kualitas audit yang dihasilkan akan tinggi dan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan. Dari pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha7 : Dysfunctional audit behavior memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
Hubungan time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning dengan kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior Perilaku disfungsional auditor dapat terjadi apabila auditor merasa adanya ketidakpuasan pada lingkungan atau kondisi kerja yang terjadi seperti berada dalam kondisi tertekan (Ely, 2011). Perilaku disfungsional ini akan mengarah pada kesalahan audit lainnya, dan ketika kinerja auditor tidak lagi mengikuti standar yang ada maka kualitas audit yang dihasilkan akan terganggu (Fatimah, 2012). Time
budget
pressure,
kompensasi
dan
moral
reasoning
merupakan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi DAB dan kualitas audit. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng (2014), bahwa time budget pressure dapat menggangu kualitas audit melalui perilaku disfungsional auditor. Sedangkan variabel kompensasi dapat berkontribusi untuk mempengaruhi kepuasan kerja auditor (Nirmala dan Dewa, 2015). Ketika auditor merasa mendapatkan kepuasaan kerja, maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin membaik (Runny dan 45
Nuryantoro, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Lindawati (2003) menjelaskan bahwa penalaran moral (moral reasoning) merupakan bagian penting dalam pengembangan moral (moral development) seorang auditor. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu: Ha8 : Time budget pressure memiliki pengaruh terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior Ha9 : Kompensasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior Ha10 : Moral reasoning memiliki pengaruh terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian ini dimaksud untuk menguji signifikan pengaruh diantara beberapa variabel. Tujuan dari penelitian ini untuk memperlihatkan ada atau tidaknya pengaruh dari persepsi mengenai time budget pressure (X1), kompensasi (X2), dan moral reasoning (X3) sebagai variabel independen dengan Dysfunctional Audit Behavior (intervening) dan pengaruhnya terhadap Kualitas Audit (Y). Populasi dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) di Provinsi DKI Jakarta yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 31 Maret 2016.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk menentukan pengambilan sampel. Ini berarti sampel dipilih secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan atau bisa dikatakan pengambilan sampel tertentu. Sampel yang akan diambil dari populasi adalah auditor senior, auditor junior, supervisor, dan manajer KAP dengan kualifikasi :
1. Merupakan akuntan publik yang bekerja di seluruh kantor akuntan publik di DKI Jakarta sesuai dengan data yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2. Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun, karena dianggap telah memiliki pengalaman yang cukup dalam lingkungan kerja 3. Auditor yang memiliki Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1.
Penelitian Pustaka (Library Research) Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, internet dan perangkat lain yang berkaitan dan mendukung judul penelitian.
2.
Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama dalam penyusunan penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (data primer). Subyek dari penelitian adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan lembar kuesioner secara langsung ataupun melalui perantara kepada akuntan publik. Daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan sistematis dan terstruktur merupakan data primer yang bertujuan 48
untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di kantor akuntan publik sebagai responden penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah masing-masing skor dari indikator variabel penelitian yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan ke responden yaitu akuntan publik.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian akan diuraikan beserta operasional dan cara pengukurannya. 1. Time Budget Pressure (X1) Time Budget Pressure adalah suatu kondisi yang menuntut auditor untuk melaksanakan proses audit dengan adanya pembatasan waktu, sehingga auditor harus melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang telah ditentukan. Tekanan anggaran merupakan gambaran normal dari sistem pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional.
Tekanan
anggaran
waktu
yang
secara
konsisten
berhubungan dengan perilaku disfungsional merupakan ancaman langsung dan serius terhadap kualitas audit (Sososutikno, 2005). Dalam penelitian ini variabel time budet pressure diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kelley & Seiler (1982), Kelley & Margheim (1990) dan Otley & Pierce (1996) dan
49
digunakan oleh Sososutikno (2003) dan Abdul Muhshyi (2013) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
2.
Kompensasi (X2) Kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik yang berbentuk finansial, barang, kenaikan pangkat dan jasa pelayanan agar karyawan merasa dihargai dalam bekerja. Selain itu kompensasi ini juga bisa sebagai bentuk apresiasi perusahaan atas loyalitas seorang karyawan. Menurut Sihotang (2007:220), kompensasi dapat meningkatkan prestasi kerja, kepuasan kerja, dan dapat juga untuk memotivasi karyawan. Maka kepuasaan karyawan atas kompensasi yang diberikan oleh perusahaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Namun profesi seorang auditor terkadang dihadapkan pada kondisi dilematik, yaitu etika profesi auditor yang jelas harus ditegakkan, tetapi etika moral antara auditor dengan klien yang telah memberikan fee jelas sebuah dilema tersendiri bagi auditor (Nirmala dan Dewa, 2015). Dilema ini memungkinkan auditor berperilaku menyimpang dan mengabaikan etika profesi salah satunya sikap profesional. Padahal perilaku profesional akuntan publik salah
50
satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior) (Wahyudin, dkk 2011). Dalam penelitian ini variabel kompensasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rivai dan Sagala (2011) dan telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
3. Moral Reasoning (X3) Moral reasoning (penalaran moral) merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam memutuskan suatu masalah yang kompleks sesuai dengan analisa kondisi sosial-moral yang terjadi disekitarnya. Penalaran moral merupakan konsep dasar yang dimiliki individu untuk menganalisa masalah sosial-moral dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan tindakan (Noviardy, 2014). Dalam penelitian ini variabel moral reasoning diukur dengan menggunakan Multidimensional Ethics Scale (MES) untuk mengukur perkembangan moral.
Cohen, Pant
&Sharp (2001) menyatakan MES menyediakan ukuran langsung atas orientasi etika pada sejumlah konstruk moral. Dengan demikian, MES secara spesifik mengidentifikasi rasionalisasi dibalik alasan moral dan mengapa responden percaya bahwa suatu tindakan adalah etis. Lima
51
konstruk moral terefleksi dalam MES yaitu justice atau moral equity , relativism, egoism, utilitarianism, dan deontology atau contractual. Instrument ini dikembangkan oleh Cohen (2001) dan digunakan oleh Nurul (2015) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
4. Dysfunctional Audit Behavior (Intervening) Dysfunctional Audit Behavior (DAB) merupakan perilaku audit yang tidak sesuai (disfungsional) dengan proses perencanaan audit, program audit, standar yang berlaku dan kode etik dalam menjalankan tugasnya dengan melakukan manipulasi dan kecurangan demi kepentingan tertentu. Sedangkan menurut Silaban (2011), perilaku disfungsional audit (dysfunctional audit behavior) adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung. Dysfunctional Audit Behavior dalam penelitian
ini ada 3, yaitu
altering/replacement of audit procedure dan premature sign off, yang membahayakan
kualitas
audit
secara
langsung,
sedangkan
underreporting of time mempengaruhi hasil audit secara tidak langsung (Lina dan Basuki, 2011: 6). Perilaku disfungsional selalu dikaitkan
52
dengan penurunan kualitas audit (Public Oversight Board 2000 dalam Donelly, 2003). Dalam penelitian ini variabel dysfunctional audit behavior diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangan oleh Donnelly et al (2003) dan digunakan oleh Aisyah & Wilda (2013) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
5. Kualitas Audit (Y) Kualitas audit merupakan segala kemungkinan yang dimiliki auditor saat melakukan proses audit dalam menemukan pelanggaran atau kesalahan laporan keuangan klien, dan dalam menjalankan proses auditnya auditor berpedoman terhadap standar dan kode etik yang berlaku. Menurut De’Angelo (1981) kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kemampuan auditor dalam menemukan atau mendeteksi pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien, dan kemampuan untuk melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang ditemukannya. Dalam penelitian ini variabel kualitas audit diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Wooten (2003) dan digunakan oleh Alim,dkk (2007) dan Dina & Erna (2013) serta telah disesuaikan dengan topik penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 53
skala likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.
54
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Indikator
Time Budget Pressure (X1) ( Otley & Pierce ,1996)
1. Keterbatasan waktu 2. Penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan 3. Pemenuhan target waktu selama penugasan 4. Kelonggaran waktu audit 5. Fokus tugas dengan keterbatasan waktu 6. Pengkomunikasian anggaran waktu 7. Efisiensi dalam proses audit 8. Penilaian kinerja atasan 9. Anggaran waktu merupakan keputusan mutlak dari atasan 10. Anggaran waktu yang tidak fleksibel 1. Ketepatan dalam pemberian gaji 2. Kesesuaian gaji dengan jasa 3. Jumlah jam kerja 4. Kesesuaian dengan jasa yang diberikan 5. Prestasi kerja 6. Motivasi 7. Kemudahan untuk menggunakan hak cuti 8. Asuransi kesehatan bagi pegawai dan keluarga inti 1. Adil 2. Wajar 3. Benar secara moral 4. Nilai yang dianut keluarga 5. Dapat diterima secara kultural 6. Dapat diterima secara tradisional 7. Mempromosikan diri 8. Memuaskan secara pribadi 9. Memberikan manfaat yang besar 10. Menghasilkan keuntungan dan meminimalkan kerugian 11. Melanggar kontrak tertulis 12. Melanggar sumpah jabatan 13. Menunjukkan kasih sayang 14. Peluang pribadi melakukan tindakan yang sama 15. Peluang teman-teman melakukan tindakan yang sama 16. Etika
Kompensasi (X2) (Rivai dan Sagala, 2011)
Moral Reasoning (X3) (Cohen, 2001)
No. Butir Pertanyaan 1 2
Skala Likert 1 sampai 5
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Likert 1 sampai 5
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Likert 1 sampai 5
28 29 30 31 32 33 34 55
Variabel
Indikator
Dysfunctonal Audit Behavior (Intervening) (Donnely et al ,2003)
Seorang auditor lebih menerima underreporting of time jika: 1. Meningkatkan kesempatan untuk promosi ke tingkat yang lebih tinggi 2. Meningkatkan evaluasi kinerja 3. Disarankan langsung oleh supervisor audit 4. Auditor lain juga melakukannya, sehingga tidak perlu menyelesaikannya Seorang auditor lebih menerima premature sign off jika: 5. Langkah audit tidak menemukan kesalahan jika selesai 6. Pada audit sebelumnya tidak menemukan masalah dengan bagian sistem atau catatan klien 7. Supevisor audit menunjukkan perhatian lebih terhadap waktu yang diambil 8. Percaya bahwa prosedur audit tidak penting Seorang auditor lebih menerima alterring and replacing audit procedure jika: 9. Percaya prosedur audit yang sebenarnya tidak penting 10. Pada audit sebelumnya tidak ditemukan masalah dengan bagian sistem klien 11. Tidak percaya prosedur audit yang sebenarnya akan menemukan kesalahan apapun 12. Berada dibawah tekanan waktu untuk menyelesaikan audit 1. Kualitas teknis Reputasi Kemampuan Jaminan 2. Kualitas jasa Empati Daya tanggap Jasa non-audit 3. Hubungan auditor klien Keahlian Pengalaman Status 4. Obyektivitas Obyektif
Kualitas Audit (Y) (Wooten, 2003)
No. Butir Pertanyaan 35
Skala Likert 1 sampai 5
36 37 38
39
40 41 42
43
44 45 46 47 48 49, 50, 51
Likert 1 sampai 5
52, 53, 54 55, 56, 57, 58 59 60 61 62 63 56
E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali, 2015:6). Menurut Ghozali (2015:5), PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Contohnya dalam pendekatan PLS data tidak harus terdistribusi normal dan sampel yang tersedia tidak harus besar. Selain ini PLS dapat digunakan untuk mengkonfimasi teori dan dapat juga menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Tujuan PLS adalah membantu untuk tujuan prediksi dari peneliti (Ghozali, 2015:7). Model formalnya mendefinisikan variabe laten adalah linier agregat
dari indikator-indikatornya.
Weight
estimate
untuk
menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaiman inner model (model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan
57
konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen. Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dalan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3 tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2015).
1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, posisi terakhir, pengalaman kerja) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (tekanan anggaran waktu, kompensasi dan penalaran moral auditor serta dampaknya pada perilaku disfungsional auditor dan kualitas audit yang dihasilkan), peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran dan standar deviasi (Ghozali, 2013:19). 58
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan Abdilah, 2014:58). Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006 dalam Hartono dan Abdilah, 2014:58). Dalam PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan melakukan uji Convergent Validity, Discriminat Validity, dan Average Variance Extracted (AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi responden dalam menjawab instrument. Instrument dikatakan andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji realibilitas dalam PLS dapat menggunakan metode composite reliability dan cronbach`s alpha (Hartono dan Abdilah, 2014:62). a. Convergent Validity Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score dengan construct score yang dihitung dengan software smartPLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk 59
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:74).
b. Discriminant Validity Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya,
maka
akan
menunjukkan
bahwa
konstruk
laten
memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukurna blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variace Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75).
60
c. Reliability Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach`s Alpha (Ghozali,
2015:75).
Composite
reliability
mengukur
nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et al, 2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62). Cronbach`s Alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai Cronbach`s Alpha di atas 0,60.
3.
Uji Model Struktural atau Inner Model Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada
teori
substantif.
Model
struktural
dievaluasi
dengan
menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geissersquare test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter jalur struktural. a. R-Square Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat Rsquare untuk setiap variabel laten dependen. Interprestasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat 61
digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2015:78). Nilai R-square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat dan lemah, hasil dari PLS R-square mempresentasikan jumlah variance dari konsruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali, 2015:78).
b. Q-Square Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model juga estimasi parameternya. Nilai
Q-Square > 0
menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-Square < 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2015:79). Besaran Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin medekati 1 berarti model semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan korfisien determinasi total pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-Square 0,02, 0,15, 0,35 dapat disimpulkan bahwa nilai predictive relevance lemah, moderate dan kuat. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus: Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) ..... (1-Rp2) Dimana R12, R22, .... Rp2 adalah R-Square variabel endogen.
62
c. Goodness of Fit (GoF) GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness of fit index yang dikembangkan oleh Tenenhaus et al (2014) dalam Ghozali (2015:82) dengan sebutan GoF Index. Index ini dikembangkan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model struktural dan disamping itu menyediakan pegukuran sederhana untuk keseluruhan dari prediksi model . Nilai GoF index ini diperoleh dari average communalities dikalikan dengan nilai R2 model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interprestasi nilai ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,25 (GoF Moederat) dan 0,36 (GoF Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Yamin, 2011:22). Formula GoF Index yaitu: GoF = √Com x R2 Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris atas adalah rata-rata model R2.
d. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel eksogen dengan variabel endogen (Ridwan dan Kuncoro, 2013:2). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan smartPLS 3. 63
Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan permasalahan statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar kesimpulan yang
diperoleh
dapat
dipertanggungjawabkan.
Dasar
yng
digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah nilai yang terdapat pada Path Coefficient unuk menguji model struktural. Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri. Setiap nilai menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2013:250). Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini dimana diketahui df didapat dari jumlah sampel dikurangu dua df = (n-2) dan signifikansi sebesar 0,05. Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel time budget pressure (X1), kompensasi (X2), moral reasoning (X3), dysfunctional audit behavior (Intervening) dan kualitas audit (Y).
4. Uji Efek Intervening Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu dysfunctional audit behavior. Suatu variabel dikatakan variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara 64
variabel prediktor (independen) dan variabel kriterion (dependen) (Baron dan Kenny, 1986 dalam Ghozali 2013). Efek intervening menunjukkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui penghubung atau intervening. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak secara langsung terjadi tetapi melalui proses transformasi yang diwakili oleh variabel intervening (Baron dan Kenny, 1986 dalam Hartono dan Abdillah, 2009). Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uj Sobel (Sobel test). Uji sobel dapat dengan cara (Ghozali, 2013): 1) Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = c-c`, dimana c adalah pengaruh variabel X terhadap variabel Y tanpa kontrol M, sedangkan c` adalah koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M (Gambar 3.1).
65
Gambar 3.1 Model Intervening c Variabel Independen
Variabel Dependen
a
b Variabel Intervening
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini:
2) Langkah
kedua,
signifikansi
melakukan
pengaruh
tidak
pengujian
untuk
mengetahui
langsung,
maka
diperlukan
perhitungan nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut: 𝐭=
𝒂𝒃 𝑺𝒂𝒃
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1,9883 untuk signifikan 5%. Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.
66
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang bekerja di KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di 5 wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Auditor yang berpartisipasi pada penelitian ini terdiri dari partner, supervisor, auditor senior dan auditor junior. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung ke KAP dan menggunakan form google.doc. Media online dengan menggunakan form google.doc dilakukan untuk mempermudah proses pengumpulan data terutama karena waktu penyebaran kuesioner adalah masa periode sibuk auditor. Daftar pertanyaan yang terdapat di dalam form google.doc tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Proses perizinan, penyebaran dan pengembalian kuesioner ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Februari 2017 sampai dengan 15 April 2017. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No.
Keterangan
Jumlah
Presentase
1. 2. 3.
Jumlah kuesioner manual yang disebar Jumlah kuesioner melalui google.doc Jumlah kuesioner manual yang tidak kembali Jumlah kuesioner manual yang tidak dapat diolah Jumlah seluruh kuesioner yang dapat diolah
70 30 5
70 % 30 % 5%
8
8%
87
87 %
4. 5.
Sumber : Data Primer yang diolah Kuesioner yang disebar dalam bentuk fisik berjumlah 70 buah kuesioner atau 70% dan jumlah kuesioner yang diterima melalui google.doc adalah 30 buah atau 30%. Kuesioner manual yang tidak kembali sebanyak 5 buah atau 5%, hal ini dikarenakan waktu penyebaran kuesioner adalah periode sibuk auditor dalam melakukan audit. Selain itu kuesioner manual yang tidak dapat diolah sebanyak 8 kuesioner atau 8% karena tidak diisi lengkap dibagian pertanyaan oleh responden. Jadi jumlah kuesioner dari manual dan melalui google.doc yang dapat diolah berjumlah 87 buah atau 87%. Semua kuesioner yang melalui media google.doc dapat digunakan sebagai data penelitian karena diisi dengan lengkap oleh responden. Hal ini dikarenakan dalam proses pengisian kuesioner melalui google.doc, hanya kuesioner yang diisi dengan lengkap yang dapat diterima atau di submit. Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2.
68
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Sumber Kuesioner
Kuesioner yang
Kuesioner
dikirim/diterima
yang diolah
1.
KAP Jakarta Utara
5
5
2.
KAP Jakarta Timur
5
5
3.
KAP Jakarta Barat
20
16
4.
KAP Jakarta Selatan
60
51
5.
KAP Jakarta Pusat
10
10
Sumber : Data Primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta. KAP tersebut tersebar di lima wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Auditor yang menjadi responden adalah auditor yang memiliki pengalaman minimal 1 tahun atau pernah melakukan proses audit. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, usia, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.
69
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid Laki-laki
Percent
Valid Percent
Percent
29
33,3
33,3
33,3
Perempuan
58
66,7
66,7
100,0
Total
87
100,0
100,0
Sumber : Data Primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang atau 66,7% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebesar 29 orang atau 34,4% responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini mungkin dikarenakan responden berjenis kelamin perempuan lebih memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam penelitian secara langsung atau melalui media online yaitu form google.doc. b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir. Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
Valid Auditor Junior
56
64,4
64,4
64,4
Auditor Senior
17
19,5
19,5
83,9
4
4,6
4,6
88,5
Supervisor
10
11,5
11,5
100,0
Total
87
100,0
100,0
Partner
Sumber : Data Primer yang diolah 70
Tabel 4.4 diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden adalah adalah auditor junior sebanyak 56 orang atau 64,4%. Sedangkan responden yang menduduki jabatan lainnya yaitu partner 4 orang atau 4,6%, supervisor 10 orang atau 11,5% dan auditor senior 17 orang atau 19,5%. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat jabatan auditor, maka semakin tinggi juga tingkat kesibukannya. c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Valid Frequency Valid
Percent
Percent
Cumulative Percent
D3
3
3,4
3,4
3,4
S1
76
87,4
87,4
90,8
S2
8
9,2
9,2
100,0
87
100,0
100,0
Total
Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 76 responden atau 87,4%. Sisanya dengan jumlah responden 8 orang atau 9,2%% berpendidikan terakhir strata 2 (S2) dan dengan jumlah 3 orang responden atau 3,4% berpendidikan terakhir Diploma III (D3). Hal ini karena pada umumnya standar 71
pendidikan untuk dapat bekerja di KAP sebagai auditor minimal telah menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1). d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
<2 tahun
12
13,8
13,8
13,8
>3 tahun
18
20,7
20,7
34,5
2-3 tahun
57
65,5
65,5
100,0
Total
87
100,0
100,0
Sumber : Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sebesar 65,5% atau sekitar 57 auditor memiliki pengalaman kerja 2-3 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 2 tahun sebanyak 12 auditor atau 13,8% dan sisanya responden yang mimiliki pengalaman kerja lebih dari 3 tahun sebanyak 18 auditor atau 20,7%. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang menjadi responden telah memiliki pengalaman dalam melakukan proses audit di suatu entitas sehingga dapat relevan untuk memberikan informasi dalam penelitian ini.
72
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi time budget pressure, kompensasi, moral reasoning, dysfunctional audit behavior dan kualitas audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif Std. N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
Time Budget Perssure
87
32,0
44,0
38,494
2,0224
Kompensasi
87
22,0
35,0
29,034
2,9073
Moral Reasoning
87
48,0
65,0
54,943
3,9069
87
36,0
49,0
44,092
3,7591
Kualitas Audit
87
56
80
67,20
4,340
Valid N (listwise)
87
Dysfunctional Audit Behavior
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel time budget pressure memiliki jawaban minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 44, dengan rata-rata total jawaban 38,494 dan standar deviasai 2,0224. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,0224 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel time budget pressure yang besarnya 38,494. Variabel kompensasi memiliki jawaban minimum responden sebesar 22 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban
73
29,034 dan standar deviasi 2,9073. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 2,9073 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel kompensasi yang besarnya 29,034. Variabel moral reasoning memiliki jawaban minimum responden sebesar 48 dan maksimum sebesar 65, dengan rata-rata total jawaban 54,943 dan standar deviasi 3,9069.
Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,9069 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel moral reasoning yang besarnya 54,943. Variabel dysfunctional audit behavior memiliki jawaban minimum responden sebesar 36 dan maksimum sebesar 49, dengan rata-rata total jawaban 44,092 dan standar deviasi 3,7591. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 3,7591 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel dysfunctional audit behavior yang besarnya 44,092. Variabel kualitas audit memiliki jawaban minimum responden sebesar 56 dan maksimum sebesar 80, dengan rata-rata total jawaban 67,20 dan standar deviasi 4,340.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan
sebesar 4,340 dari nilai rata-rata jawaban responden atas pernyataan tentang variabel kualitas audit yang besarnya 67,20. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning, dysfunctional audit behavior dan kualitas audit adalah setuju. 74
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity dan Reliability. a.
Hasil Convergent Validity Convergent Validity dari model pengukuran reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih tinggi dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:74) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skla pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor 0,50. Tabel 4.8 Outer Loading Tbp_1 Tbp_2 Tbp_3 Tbp_4 Tbp_5 Tbp_6 Tbp_7 Tbp_8 Tbp_9 Tbp_10 Kom_1 Kom_2 Kom_3
TBP 0,281 0,204 0,703 0,501 0,596 0,567 0,597 0,299 0,444 0,473
KOM
MR
DAB
KA
0,189 0,652 0,734 75
TBP Kom_4 Kom_5 Kom_6 Kom_7 Kom_8 Mr_1 Mr_2 Mr_3 Mr_4 Mr_5 Mr_6 Mr_7 Mr_8 Mr_9 Mr_10 Mr_11 Mr_12 Mr_13 Mr_14 Mr_15 Mr_16 Dab_1 Dab_2 Dab_3 Dab_4 Dab_5 Dab_6 Dab_7 Dab_8 Dab_9 Dab_10 Dab_11 Dab_12 Ka_1 Ka_2 Ka_3 Ka_4 Ka_5 Ka_6 Ka_7 Ka_8 Ka_9
KOM 0,632 0,831 0,643 0,613 0,159
MR
DAB
KA
0,39 0,673 0,438 0,213 0,726 0,216 0,214 0,372 0,466 0,415 0,444 0,27 0,595 0,305 0,556 0,497 0,402 0,442 0,287 0,367 0,479 0,694 0,647 0,659 0,543 0,584 0,71 0,468 0,693 0,396 0,544 0,755 0,686 0,709 0,561 0,407 0,383 76
TBP KOM Ka_10 Ka_11 Ka_12 Ka_13 Ka_14 Ka_15 Ka_16 Ka_17 Sumber : Data primer yang diolah
MR
DAB
KA 0,378 0,467 0,389 0,558 0,578 0,476 0,656 0,638
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS dapat dilihat pada tabel 4.8. nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi Convergent Validity terdapat tiga puluh lima dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 yaitu indikator Tbp_(1, 2, 4, 8, 9, 10), Kom_(1, 8), Mr_(1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16), Dab_(1, 2, 3, 4, 5, 12),dan Ka_(2, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15). Untuk itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model. Tabel 4.9 Outer Loading Modifikasi
Tbp_3 Tbp_5 Tbp_6 Tbp_7 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Kom_6 Kom_7 Mr_2 Mr_5
TBP 0,703 0,596 0,567 0,597
KOM
MR
DAB
KA
0,652 0,734 0,632 0,831 0,643 0,613 0,673 0,726 77
TBP KOM MR Mr_13 0,595 Mr_15 0,556 Dab_6 Dab_7 Dab_8 Dab_9 Dab_10 Dab_11 Ka_1 Ka_3 Ka_4 Ka_5 Ka_6 Ka_7 Ka_16 Ka_17 Sumber : Data primer yang diolah Modifikasi
model
dilakukan
DAB
KA
0,694 0,647 0,659 0,543 0,584 0,71 0,693 0,544 0,755 0,686 0,709 0,561 0,656 0,638
dengan
mengeluarkan
indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor dibawah 0,50 dan dilakukan run ulang. Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel 4.9 tersebut menunjukkan bahwa semua loading factor memiliki nilai diatas 0,50, sehingga konstruk untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari model. Semua indikator dalam Tabel Outer Loading Modifikasi memiliki nilai diatas 0,50 sehingga menunjukkan tiap indikator signifikan terhadap konstruknya atau menunjukkan nilai seluruh variabel dinyatakan valid. b.
Hasil Dicriminant Validity Dicriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai Dicriminant Validity ang 78
baik jika setiap nilai loading yang paling besar denga nilai loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian Dicriminant Validity diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.10 Cross Loading Tbp_3 Tbp_5 Tbp_6 Tbp_7 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Kom_6 Kom_7 Mr_2 Mr_5 Mr_13 Mr_15 Dab_6 Dab_7 Dab_8 Dab_9 Dab_10 Dab_11 Ka_1 Ka_3 Ka_4 Ka_5 Ka_6 Ka_7 Ka_16 Ka_17
TBP 0,786 0,784 0,537 0,589 0,308 0,248 0,042 0,279 0,079 0,265 0,351 0,359 0,096 0,307 0,330 0,358 0,172 0,240 0,288 0,366 0,164 0,358 0,319 0,249 0,224 0,260 0,174 0,351
KOM 0,245 0,198 0,195 0,254 0,624 0,731 0,687 0,854 0,596 0,676 0,118 0,365 0,317 0,287 0,245 0,218 0,201 0,218 0,134 0,275 0,135 0,119 0,145 0,072 0,002 0,015 0,212 0,269
MR 0,337 0,279 0,243 0,219 0,229 0,190 0,285 0,401 0,200 0,218 0,713 0,827 0,722 0,568 0,179 0,349 0,351 0,241 0,162 0,319 0,357 0,193 0,323 0,349 0,423 0,455 0,302 0,346
DAB 0,386 0,343 0,237 0,198 0,240 0,242 0,221 0,266 0,081 0,235 0,316 0,393 0,218 0,226 0,732 0,698 0,649 0,549 0,641 0,739 0,376 0,205 0,514 0,347 0,443 0,204 0,485 0,340
KA 0,246 0,326 0,185 0,184 0,230 0,003 0,070 0,212 0,043 0,040 0,359 0,365 0,356 0,307 0,343 0,466 0,418 0,181 0,179 0,395 0,770 0,511 0,810 0,795 0,843 0,702 0,614 0,615
Sumber : Data primer yang diolah
79
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa konstruk time budget pressure lebih tinggi terhadap indikatornya (Tbp_3, Tbp_5, Tbp_6, Tbp_7) dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Tbp_3, Tbp_5, Tbp_6, dan Tbp_7 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Konstruk kompensasi memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Kom_2, Kom_3, Kom_4, Kom_5, Kom_6 dan Kom_7 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Untuk variabel moral reasoning (Mr_2, Mr_5, Mr_13, dan Mr_15) nilai indikator yang muncul lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga memiliki
Discriminant
Validity
yang
baik.
Konstruk
dysfunctional audit behavior juga memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Dab_6, Dab_7, Dab_8, Dab_9, Dab_10 dan Dab_11 sehingga Discriminant Validity yang baik. Hal yang sama juga berlaku untuk konstruk kualitas audit yang memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator Ka_1, Ka_3, Ka_4, Ka_5, Ka_6, Ka_7, Ka_16 dan 80
Ka_17 sehingga dapat disimpulkan memiliki Discriminant Validity yang baik. Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten sudah memiliki nilai loading factor paling besar dibanding nilai loading factor variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa semua variabel laten sudah memiliki Discriminant Validity yang baik dimana konstruk laten memprediksi
indikator
pada
blok
mereka
lebih
baik
dibandingkan dengan indikator di blok lainnya sehingga dapat disimpulkan semua variabel laten memiliki Discriminant Validity yang baik. c.
Hasil Reliability Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai Composite Reliability dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk
dikatakan
memiliki
reliabilitas
yang
tinggi
mempunyai nilai Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha di atas 0,60. Tabel 4.11 Composite Reliability dan Cronbach Alpha Composite Reliability 0,773 0,850 0,803
Time Budget Pressure Kompensasi Moral Reasoning Dysfunctional Audit Behavior 0,830 Kualitas Audit 0,891 Sumber : Data primer yang diolah
Cronbach Alpha 0,618 0,794 0,671 0,758 0,859 81
Berdasarkan tabel 4.11 Composite Reliability variabel time budget pressure sebesar 0,773, variabel kompensasi 0,850, variabel moral reasoning 0,803, variabel dysfunctional audit behavior sebesar 0,830 dan variabel kualitas audit 0,891 yang berarti semua variabel telah memiliki nilai Composite Reliability di ats 0,70 dapat disimpulkan semua konstruk memenuhi kriteria reliabilitas. Cronbach Alpha variabel time budget pressure sebesar 0,618, variabel kompensasi 0,794, lalu variabel moral reasoning 0,671, variabel dysfunctional audit behavior sebesar 0,758 dan variabel kualitas audit 0,859 yang berati seluruh variabel sudah memiliki nilai Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden dalam setiap konstruk memiliki reliabilitas yang baik. 3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan dan R-Square dari model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.
82
Gambar 4.1 Model Struktural Hasil Bootstrapping
a. Hasil R-square Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat Rsquare untuk setiap variabel laten dependen. Uji Goodness fit model adalah merupakan pengujian terhadap model struktural yang dilakukan dengan melihat nilai R-square (Ghozali, 2015:78). Tabel 4.12 merupakan hasil estimasi R-square dengan menggunakan SmartPLS.
83
Tabel 4.12 Nilai R-Square R-Square Time Budget Pressure Kompensasi Moral Reasoning Dysfunctional Audit Behavior Kualitas Audit Sumber : Data primer yang diolah
0,2520 0,3480
Pada penelitian ini menggunakan 2 buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel dysfunctional audit behavior yang dipengaruhi oleh variabel time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning serta variabel kualitas audit yang dipengaruhi oleh variabel dysfunctional audit behavior. Pada tabel 4.12 menunjukkan nilai R-square untuk variabel dysfunctional audit behavior diperoleh sebesar 0,252 dan untuk variabel kualitas audit diperoleh sebesar 0,348. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel time budget pressure, kompensasi, dan moral reasoning secara silmultan mampu menjelaskan variabel dysfunctional audit behavior sebesar 25,20%, sisanya 74,80% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Hasil selanjutnya untuk variabel time budget pressure, kompensasi, moral reasoning, dan dysfunctional audit behavior mampu menjelaskan variabel kualitas audit sebesar 34,80%, sisanya 65,20% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. Menurt Chin (1998) dalam Ghozali (2015:78) nilai R-square ini termasuk dalam kategori moderat menuju tinggi. 84
b. Hasil Q-Square Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol). Besaran Q-Square memiliki nilai dengan rentang 0< Q2<1, model semakin baik jika nilai Q-Square mendekati 1. Nilai Q-Square diperoleh dari: Q2= 1 – (1 – R12) (1 – R22) = 1- [1 – (0,25202)] [1 – (0,34802)] = 1 – (1-0,06350) (1-0,1211) = 1 – (0,3650) (0,8789) = 1 – (0,3208) Q2 = 0,6796 Hasil penghitungan Q-Square pada penelitian ini 0,6796 yang berarti bahwa 67,96% variabel independen dan intervening ini layak untuk menjelaskan variabel dependen yaitu kualitas audit. c. Hasil Goodness of Fit (GoF) Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dri model. Evaluasi goodness of fit model dilakukan untul purification dan refinement terhadap uji validitas atau reliabilitas konstruk (Ghozali, 2015:49) sehingga GoF ini digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF 85
Kecil), 0,25 (GoF Moderat) dan 0,36 (Gof Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Yamin, 2011:22). Nilai GoF diperoleh dari: GoF = √Com x R2 = √(0,4858) (0,30) =√(0,1457) GoF = 0,3817 Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai 0,3817, lebih besar dari 0,36. Sehingga model dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris. d. Hasil Uji Hipotesis Hasil uji hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter dan nilai t-statistik (Ghozali, 2015:80). Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output Path Coefficient untuk menguji model struktural. Hasil hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya t-statistik. Nilai tstatistik dibandingkan dengan nilai t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9883 dimana diketahui nilai df sebesar 85 (jumlah sampel dikurangi dua: 87-2) dan α sebesar 0,05 (two tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan adalah ± 1,9883, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -1,9883 dana 1,9883 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis nol (Ho). 86
Tabel 4.13 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value) Origin Sample al Mean Sample (M) (O) 0,381 0,306
TBP→DAB KOM→ 0,139 0,175 DAB 0,382 0,253 MR→DAB 0,089 0,113 TBP→KA 0,125 0,166 KOM→KA 0,338 0,334 MR→KA 0,386 0,405 DAB →KA Sumber : Data primer yang diolah
0,125
TStatistic (IO/stde v) 2,410
0,094 0,125 0,078 0,117 0,106 0,137
1,473 1,975 1,134 1,071 3,200 2,814
Standard Deviation (STDEV)
P Value 0,016 0,141 0,054 0,257 0,285 0,001 0,005
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh TBP (time budget pressure) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar 0,381 dan
signifikan
pada
0,05
(2,410>1,9883).
Pengaruh
KOM
(kompensasi) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar 0,139 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,473<1,9883). Pengaruh MR (moral reasoning) terhadap DAB (dysfunctional audit behavior) sebesar 0,382 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,975<1,9883). Pengaruh TBP (time budget pressure) terhadap KA (kualitas audit) 0,089 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,134<1,9883). Pengaruh KOM (kompensasi) terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,125 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,071<1,9883). Pengaruh MR (moral reasoning) terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,338 dan signifikan pada 0,05 (3,200>1,9883). Pengaruh DAB (dysfunctional audit behavior) terhadap KA (kualitas audit) sebesar 0,386 dan signifikan pada 0,05 (2,814>1,9883) 87
4. Hasil Uji Efek Intervening a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior 1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2 = √(0,149 . 0,015) + (0,1451 . 0,018) + (0,015 . 0,018) = √0,002235 + 0,0026118 + 0,00027 = √0,0051168 = 0,07153 2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = ab Sab t = 0,381 x 0,386 0,07153 t = 2,0560
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,0560 > 1,9883. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel 88
dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung variabel time budget pressure dan kualitas audit. b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Kompensasi Terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior 1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2 = √(0,149 . 0,088) + (0,0193 . 0,018) + (0,088 . 0,018) = √0,013112 + 0,000347 + 0,001584 = √0,0150434 = 0,12265 2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = ab Sab t = 0,139 x 0,386 0,122652 t = 0,4374 Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung tidak signifikan pada 0,05 yaitu 0,43744 < 1,9883. Sehingga dapat 89
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung variabel kompensasi dan kualitas audit. c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Moral Reasoning Terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior 1) Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2 = √(0,149 . 0,0161) + (0,1459 . 0,018) + (0,0161 . 0,018) = √0,0023989 + 0,0026262 + 0,0002898 = √0,0053149 = 0,07290 2) Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = ab Sab t = 0,382 x 0,386 0,0729 t = 2,0226
90
Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui nilai t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 2,0226 > 1,9883. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel dysfunctional audit behavior pada hubungan tidak langsung variabel moral reasoning dan kualitas audit. C. Pembahasan 1. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Dysfunctional Audit Behavior Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior menunjukan yang berarti sesuai dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti hipotesis pertama (Ha1) diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Made dan Wayan (2015), yang menunjukkan time budget pressure berpengaruh dan signifikan terhadap dysfunctional audit behavior, yang berarti setiap ada peningkatan pada time budget pressure akan meningkatkan kemungkinan timbulnya dysfunctional audit behavior, dan sebaliknya setiap ada penurunan tingkat time budget
pressure
akan
memperkecil
kemungkinan
timbulnya
dysfunctional audit behavior. Jadi perencanaan time budget suatu audit sangat penting karena time budget yang baik akan mengarahkan pada suatu kinerja yang lebih baik begitupun sebaliknya, jika auditor berada 91
dalam time budget yang tidak terukur dengan akurat akan membuat auditor bekerja dalam tekanan sehingga mempengaruhi kinerja auditor salah satunya timbul perilaku disfungsional auditor (Edy, 2009). Dampak dari dysfunctional audit behavior yang meningkat adalah kualitas audit yang menurun (Fatimah, 2012). Sehingga dalam menghadapi time budget pressure seharusnya auditor lebih bersikap fungsional, yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semua prose audit dapat diselesaikan tepat waktu.
2. Pengaruh Kompensasi terhadap Dysfunctional Audit Behavior Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kompensasi tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior, yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua. Hal ini berarti Hipotesis kedua (Ha2) tidak diterima. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Nyoman
(2015)
dalam
penelitiannya
kompensasi
berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh mayoritas jumlah responden dalam penelitian ini adalah auditor junior. Auditor junior beranggapan bahwa pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat menggali pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik sehingga besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik bukanlah tujuan utama (Yunizar dan Yonathan, 2016). Penelitian ini 92
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kinerja auditor akan baik dan sesuai dengan perencanaan
sehingga dapat menghindari dysfunctional audit
behavior. 3. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Dysfunctional Audit Behavior Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior, yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis ketiga. Hal ini berarti Hipotesis kedua (Ha3) tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis ketiga ini membuktikan bahwa moral reasoning yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal dan Dyah (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara moral reasoning terhadap perilaku disfungsional auditor. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Faisal (2007) mengenai pengaruh moral reasoning terhadap keputusan auditor. Dari hasil peneliti yang dilakukan Faisal (2007), moral reasoning tidak berpengaruh terhadap keputusan auditor. Jadi moral reasoning tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan auditor termaksud dalam melakukan kegiatan audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam 93
penelitian ini tingkat moral reasoning tidak mendukung terhadap timbulnya dysfunctional audit behavior. 4. Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa time budget pressure tidak mendukung terhadap kualitas audit yang dihasilkan auditor, yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis keempat. Hal ini berarti hipotesis keempat (Ha4) tidak diterima. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi dan Dhini, 2014 yang menunjukkan adanya pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit. Namun penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget pressure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dimungkinkan karena saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dengan dua cara yaitu fungsional dan disfungsional (Asti dan Sukirman, 2015). Tipe fungsional adalah perilaku auditor yang bekerja lebih baik dan menggunakan waktu yang tersedia sebaik-baiknya. Sedangkan tipe disfungsional adalah perilaku auditor yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada dan akhirnya membuat penurunan kualitas audit. Kesimpulan pada penelitian ini mayoritas responden memilih untuk bersikap fungsional sehingga
94
walaupun berada pada kondisi tekanan anggaran waktu, auditor tetap berusaha menjaga kualitas auditnya. 5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung terhadap kualitas audit yang dihasilkan yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kelima. Hal ini berarti hipotesis kelima (Ha5) tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis kelima ini membuktikan bahwa kompensasi yang diukur dengan bootstrapping tidak signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asti dan Sukirman (2015) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antar kompensasi yang dihasilkan terhadap kualitas audit. Namun dalam hal ini tidak semua auditor berorintasi pada kompensasi, melainkan pada kepuasaan kerja dan jenjang karir yang baik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan jenjang karir yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila auditor memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu menjaga kualitas auditnya. Dalam penelitian ini mayoritas responden adalah auditor junior, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kompensasi tidak mempengaruhi kualitas audit. 95
6. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode bootstrapping menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga sesuai dengan hipotesis keenam. Hal ini berarti hipotesis keenam (Ha6) diterima. Hasil pengujian hipotesis keenam ini membuktikan bahwa moral reasoning yang diukur dengan bootstrapping berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gaffikin dan Lindawati (2012) yang menemukan bahwa moral reasoning yang ada pada setiap individu merupakan implementasi dari nilai-nilai etika yang diyakini oleh auditor. Moral reasoning nantinya juga akan berpengaruh penting dalam proses penilaian etika yang dilakukan auditor, termaksud dalam melakukan proses auditnya. Maka auditor yang mampu menghasilkan kualitas audt yang baik dianggap telah mengembangkan moral reasoning dengan baik pulan (Alkam dkk, 2013). Jadi dapat disimpulkan bahwa jika tingkat moral reasoning seorang auditor baik maka akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Namun sebaliknya jika
96
tingkat moral reasoning seorang auditor rendah maka dapat menghasilkan kualitas audit yang kurang baik. 7. Pengaruh Dysfunctional Audit Behavior terhadap Kualitas Audit Pengujian
hipotesis
yang
dilakukan
dengan
metode
bootstrapping menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis ketujuh (Ha7) diterima. Hasil dari pengujian hipotesis ketujuh ini membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior yang dikur dengan bootstrapping berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan kualitas audit. Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Surtikanti dan Lena (2013) yang menjelaskan hubungan berbanding terbalik dengan kualitas audit. Jika semakin tinggi tingkat dysfunctional audit behavior maka kualitas audit yang dihasilkan
akan
menurun
begitupun
sebaliknya.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa seorang auditor harus menghindari dysfunctional audit behavior untuk menjaga kualitas audit yang dihasilkan, karena
97
perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku disfungsional (Harini dkk, 2010). 8.
Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior sehingga sesuai dengan hipotesis kedelapan. Hal ini berarti hipotesis kedelapan (Ha8) diterima. Hasil dari hipotesis kedelapan ini membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di dalam pengaruh tidak langsung time budget pressure terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Made dan Wayan (2015) yang menunjukkan bahwa time budget pressure
berpengaruh
signifikan
terhadap
dysfunctional
audit
behavior, jadi semakin tinggi tingkat time budget pressure maka akan semakin tinggi kecenderungan auditor melakukan dysfunctional audit behavior. Sedangkan untuk pengaruh dysfunctional audit behavior teerhadap kualitas audit telah dilakukan oleh Surtikanti dan Leni (2013) yang membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
time budget pressure dapat
mempengaruhi kualitas audit secara tidak langsung karena time budget 98
pressure merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadi dysfunctional audit behavior. Penelitian ini membuktikan bahwa sebagai profesi yang bertanggungjawab terhadap keandalan laporan keuangan, seorang akuntan publik harus selalu menjaga kualitas auditnya walaupun berada dalam tekanan anggaran waktu. Solusinya adalah pembuatan perencanaan waktu audit yang sesuai dan akuntan publik diharapkan dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena dengan adanya kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan akuntan publik diharuskan untuk menjaga kualitas auditnya. 9. Pengaruh
Kompensasi
terhadap
Kualitas
Audit
melalui
Dysfunctional Audit Behavior Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat kualitas audit yang dihasilkan melalui dysfunctional audit behavior. Hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis kesembilan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis kesembilan (Ha9) tidak diterima. Hasil uji hipotesis ini menunjukkan bahwa kompensasi tidak mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan auditor melalui dysfunctional
audit
behavior.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi variabel intervening terhadap kompensasi dan kualitas audit. Yunizar dan Yonathan (2016) mengatakan bahwa tujuan utama auditor junior adalah untuk menggali pengalaman dan mendapatkan jenjang karir yang baik sehingga 99
kompensasi yang didapatkan bukanlah tujuan utama. Untuk mencapai jenjang karir yang baik biasanya auditor junior akan bekerja dengan baik termaksud menjaga kualitas pekerjaan auditnya dan menjauhi perilaku disfungsional. Hal ini didukung karena mayoritas responden adalah auditor junior. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi tidak mendukung tingkat kualitas audit yang dihasilkan melalui dysfunctional audit behavior. 10. Pengaruh Moral Reasoning terhadap Kualitas Audit melalui Dysfunctional Audit Behavior Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior yang berarti sesuai dengan hipotesis kesepuluh. Sehingga hipotesis kesepuluh (Ha10) diterima. Hasil dari hipotesis kesepuluh ini membuktikan bahwa dysfunctional audit behavior dapat dijadikan varibel intervening di dalam pengaruh tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas audit. Faisal dan Dyah (2005) menyatakan bahwa auditor yang berada dibawah tekanan sosial akan menunjukkan perilaku dysfunctional dengan menyetujui kesalahan yang material dalam laporan keuangan dibandingkan dengan mereka dan tidak berada dibawah tekanan. Hasil penelitian Evi (2014) menjelaskan bahwa perilaku disfungsional auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, ini 100
berarti apabila perilaku disfungsional auditor meningkat maka kualitas audit juga kurang berkualitas. Namun seorang auditor haruslah melakukan pengembangan pada moral reasoning dengan baik, karena dapat membantu auditor mengaplikasikan nilai-nilai profesionalisme, independensi,
kompentensi
dan
akuntabilitas
sehingga
dapat
mencerminkan kualitas audit yang dihasilkan (Alkam dkk, 2013). Tabel 4.13 Hasil Pengujian Hipotesis No.
Hipotesis
Hasil Pengujian Hipotesis
1
Ha1 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit Behavior
Diterima
2
Ha2 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior
Ditolak
3
Ha3 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit Behavior
Ditolak
4
Ha4 : Time Budget Pressure → Kualitas Audit
Ditolak
5
Ha5 : Kompensasi → Kualitas Audit
Ditolak
6
Ha6 : Moral Reasoning→ Kualitas Audit
Diterima
7
Ha7 : Dysfunctional Audit Behavior→ Kualitas Audit
Diterima
8
Ha8 : Time Budget Pressure → Dysfunctional Audit Behavior → Kualitas Audit
Diterima
9
Ha9 : Kompensasi → Dysfunctional Audit Behavior → Kualitas Audit
Ditolak
10
Ha10 : Moral Reasoning → Dysfunctional Audit Behavior → Kualitas Audit
Diterima
101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap dysfunctional audit behavior dan dampaknya terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini berjumlah 87 auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan SmartPLS 3.0, Uji Preacher dan Hayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Time budget pressure berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mada dan Wayan (2015) yang menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh dan signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. 2. Kompensasi tidak mendukung secara langsung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor terutama auditor junior. Hal ini karena Auditor junior beranggapan bahwa pengalaman kerja setelah lulus lebih penting agar dapat
menggali pengalaman demi memperoleh jenjang karir yang lebih baik sehingga besarnya kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntan publik bukanlah tujuan utama. 3. Moral reasoning tidak mendukung terhadap terjadinya dysfunctional audit behavior. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2007) yang menunjukkan bahwa moral reasoning tidak berpengaruh terhadap keputusan auditor. Hal ini berarti tingkat moral reasoning seorang auditor tidak membuat auditor setuju untuk melakukan perilaku disfungsional sehingga tetap melakukan proses audit sesuai dengan prosedur. 4. Time
budget
pressure
tidak
mendukung
terhadap
terjadinya
dysfunctional audit behavior. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sososutikno (2003) yang menunjukkan bahwa time budget pressure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini karena saat menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor memberikan respon fungsional yaitu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bukan dengan respon disfungsional yaitu perilaku yang tidk sesuai prosedur. 5. Kompensasi tidak mendukung terhadap tingkat kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yunizar dan Yonathan (2016) yang menunjukkan bahwa kompensasi bukanlah tujuan utama dari auditor junior melainkan jenjang karir yang baik. Jenjang karir yang baik akan diperoleh apabila auditor
103
memiliki kualitas yang baik dalam bekerja termaksud mampu menjaga kualitas auditnya. 6. Moral reasoning berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alkam,dkk (2013) yang menunjukkan bahwa moral reasoning memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sehingga jika tingkat moral reasoning seorang auditor meningkat, maka kualitas audit yang dihasilkan akan lebih baik. 7. Dysfunctional Audit Behavior
berpengaruh
berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2012) yang menunjukkan bahwa dysfunctional audit behavior berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang dihasilkan sehingga jika terdapat peningkatan pada dysfunctional audit behavior dapat menurunkan kualitas audit. 8. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening antara time budget pressure dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di antara hubungan tidak langsung time budget pressure dengan kualitas audit. Sehingga time budget pressure terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.
104
9. Dysfunctional audit behavior tidak mendukung untuk menjadi variabel intervening antara kompensasi terhadap kualitas audit. Hal ini dijelaskan dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan dysfunctional audit behavior tidak dapat menjadi variabel intervening di antara hubungan tidak langsung kompensasi dengan kualitas audit. Sehingga kompensasi terhadap kualitas audit tidak mendukung efek intervening dari dysfunctional audit behavior. 10. Dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening antara moral reasoning dengan kualitas audit. Hal ini dijelaskan dari perhitungan Uji Sobel. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan dysfunctional audit behavior dapat menjadi variabel intervening di antara hubungan tidak langsung moral reasoning terhadap kualitas audit. Sehingga moral reasoning terhadap kualitas audit melalui dysfunctional audit behavior berpengaruh secara signifikan.
B. Implikasi Penelitian Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa: 1. Akuntan publik dalam melakukan proses auditnya tidak terlepas dari adanya faktor eksternal yang dapat mempengaruhi auditor yaitu time budget pressure, besarnya kompensasi dan moral reasoning. Faktorfaktor eksternal ini dapat menimbulkan dysfunctional audit behavior, sehingga auditor harus dapat menghindari hal tersebut dengan melakukan perencaan waktu audit yang baik, bersikap profesional dan 105
mengembangkan kembali penalaran moral agar kualitas audit yang dihasilkan tetap baik dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Kantor akuntan publik (KAP) harus dapat mendeteksi perilaku disfungsional yag dilakukan oleh auditor, karena akuntan publik merupakan ujung tombak dari KAP. Sehingga kualitas audit yang dihasilkan harus berkualitas. C. Keterbatasan 1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu terdahap beberapa hipotesis seperti keterkaitan variabel time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning terhadap kualitas audit dan dysfunctional audit behavior. 2. Variabel independen pada penelitian ini hanya terbatas pada time budget pressure, kompensasi dan moral reasoning. 3. Jumlah data yang dikumpulkan belum maksimal karena penyebaran data dilakukan pada masa sibuk auditor. 4. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya D. Saran Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis baik secara teoritis dan praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
106
1.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak literatur yang relevan dengan topik penelitian
2.
Peneliti selanjutnya yang tetarik dengan topik yang serupa, sebaiknya melakukan penelitian dengan menambahkan variabel lain diluar penelitian ini dan memperluas pengambilan sampel seperti lingkungan kerja, turnover intention, dan multidimensi komitmen profesional.
3.
Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengumpulan data bukan pada waktu sibuk auditor yaitu sekitar bulan Januari-Maret. Pengambilan data dapat dilakukan pada bulan Juli hingga November agar data yang didapatkan lebih relevan.
4.
Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei tidak hanya pada satu wilayah saja, sehingga hasil penelitian memiliki kemampuan generalisasi yang lebih luas.
107
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wowo Mulyadi. “Pengaruh Kompetensi Auditor Eksternal dan Perilaku Disfungsional Auditor Eksternal Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah UNIKOM. 2011. Agus, Sukrisno dan I cenik Ardana. “Etika Bisnis dan Profesi: tantangan Membangun Manusia Seutuhnya”, Salemba Empat. Jakarta. 2009. Aisyah Siti, Wilda Farah. “Pengaruh External Locus of Control, Komitmen Organisasi, Position dan Turnover Intention Terhadap Dysfunctional Audit Behavior”, Jurnal Akuntabilitas UIN Jakarta, Volume 6, Nomor 3. 2013. Alkam, Rahayu, Syarifuddin dan Nirwana. “Pengaruh Moral Reasoning Auditor Pemerintah terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, (Online) Vol 4, No.2, (http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ , diakses 7 April 2017). 2013. Amilin dan Rosita Dewi. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating”, JAAI Volume 12 No.1. 2008, hal 13-24. Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance Service an Integrated Approach”, 14th edition, Pearson Education Inc: New Jersey. 2012. Armstrong, M. “Moral Development and Accounting Education”, Journal of Accounting Education, 5, 27-43. 1987. Asti, Edelweis dan Sukirman. “Hubungan Pengalaman, Time Budget Pressure, Kompensasi Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”, Accounting Analysis Journal. 2015. Boyton, William C. Et al. “Modern Auditing: Assurance Service and The Integrity of Financial Reporting”, Eigtht Edition. New York: John Willey and Sons, Inc. 2006. Chaerunnisa, Runny Pratiwi dan Nuryantoro. “ Pengaruh Indepedensi, Etika Profesi dan Lapuasan Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom. 2015. Christina, Sososutikno. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya. 2003.
Cohen, J.R.,Laurie, W.Pant & David J.Sharp. “An Examination of Differences in Ethical Decision-Making Between Canadian Business Students and Accounting Profesionals”, Behavioral Research in Accounting . 2001. DeAngelo, L.E. “Auditor Size and Quality”, Journal of Accounting & Econpmics. 1981. Desi, Fransiska dan Dhini. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Dengan Indepedensi sebagai Variabel Intervening”, Accounting Analysis Journal. 2014 Donnelly, David P, et al. “Attitudes Toward Disfunctional Audit behavior: The Effects Of Locus Of Control, Organizational Committment, and Position”, The jurnal of applied business research. Volume 19, Number 1. 2003. Donnelly, David P, et al. “Auditor Acceptance of dysfunctional audit Behavior: An Explanatory model Using Auditor’s Personal Characteristics, Behavioral Research In Accounting Vol. 15, USA. 2003. Edy Sujana, Tjiptohadi Sawarjuwono. “Perilaku Disfungsional Auditor : Perilaku yang Tidak Mungkin Dihentikan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume.8 Nomor 3. 2006. Engkos Ridwan Achmad Kuncoro. “Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis,. Alfabeta: Bandung, 2013. Faisal. “Tekanan Pengaruh Sosial dalam menjelaskan Hubungan Moral Reasoning terhadap Keputusan Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 4, Nomor 1, Halaman 25-46. 2007. Faisal, dan Dyah Sih Rahayu. “Pengaruh Komitmen Terhadap Respon Auditor Atas Tekanan Sosial: Sebuah Eksperimen”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia-Yogyakarta. Vol.9 No.1 (Juni). 15-28. 2005. Falah. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etis terhadap Sensitivitas Etis”, Tesis Program Pascasarjana Akuntansi (Online). Semarang: Universitas Diponegoro. 2006. Fatimah, Anissa. “Karakteristik Personal Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Manajemen dan Ekonomi, Sekolah Tinggi Ekonomi Asia Malang, Volume 1, Nomor 1. 2012. Febrianty. “Perkembangan Model Moral Kognitif dan Relevansinya dalam RisetRiset Akuntansi” . Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol. 1, No. 1. 2011. 109
Fleming, M. K. “Budgeting Practices in Large CPA Firms”. The Journal of Accountancy, May, 55-62. 1980 Gaffikin, M. dan Lindawati, ASL. “The Moral Reasoning of Public Accountants in the Development of a Code of Ethics: the Case of Indonesia”, Australasian Accounting Business and Finance, Volume. 6, Nomor. 10, .2012. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21”, Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013. ____________, “Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0”. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2015. Gibson, James L et al. “ Organizations (Behavior, Structure, Processess), 12th Edition, McGrow Hill. 2006. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”, Jakarta. 2012. Hartono, Jogiyanto dan Abdillah Willy. “Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris”, BPFE: Yogyakarta. 2014. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2001. Ilmiyati, dan Suharjo. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi terhadap Kualitas Audit, Juraksi. Vol 1, Nomor 1. 2012. Indri Kartika dan Provita Wijayanti. “Locus of Control Sebagai Antesenden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Prilaku Disfungsional Audit (Studi pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar. 2007 Januarti, Indira dan Faisal. “Pengaruh Moral Reasoning dan Skeptisme Profesional Auditor Pemerintah Terhadap Kualitas Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”, Simposium Nasional Akuntansi XIII. 2010. KOMPASIANA. http://www.kompasiana.com/jokowinarto/teori-atribusi-bernerweiner-dan-implementasinya-dalam pembelajaran 5500949ea3331159735 1135f . Diakses 3 November 2016 Pukul 23.44 Layla, Sri dan Wahyu. “Perilaku Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit”, ISSn 1829-7978 Potensio. Volume 2. Juli 2009 Lightner, S.S., Adams, S, and Lightner, K. “The Influence of Situasional, Ethical and Expentancy Theory Variables on Accountants Underreporting 110
Behavior”, Auditing: Journal of Practice and Theory. Vol. 2. Page. 1-12. 1982. Lina Husna dan Basuki. “Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)”, Diponegoro Journal of Accounting. 2011. Lindawati. “The Moral reasoning of Public Accountants in the Development of a Code of Ethics: The Case of Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. 65-85. 2003. Lord, Alan T., dan F. Todd DeZoort. “The Impact of Commitment and Moral reasoning on Auditors’ Responses to Social Influence Pressure”, Accounting, Organizations and Society. Vol. 26. 215-235. 2001. Luthans, Fred. “Perilaku Organisasi”, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong Rosari. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2005. Made, Ni Nia R.D dan I Wayan. P.W. “Pengaruh Time Budget Pressure, Loc dan Tax Complexity pada Dysfunctional Audit Behavior Akuntan Publik”, E Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2015. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Rosda Karya. Jakarta. 2007. Margheim, L., Kelley, T., & Pattison, D. “An Empirical Analysis Of The Effects Of Auditor Time Budget Pressure And Time Deadline Pressure”, The Journal of Applied Business Research. 2005. Maryanti, P. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior: Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”, Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi, Vol. 5 No. 2, 213-226. 2005. Nirmala, Cok dan I Dewa. “Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompleksitas Tuga dan Locus Of Control Pada Kepuasan Kerja Auditor”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2015. Noviardy, Arif Pratama. “Pengaruh Moral Reasoning dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”. Universitas Negeri Yogyakarta (Online). 2014. Otley dan Pierce. “Auditor Time Budget Pressure : Concequences and Antecedents”, Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 9, No. 1. 1996.
111
Paino, Halil, et al. “Organisational and Profesional Commitment on Dysfunctional Audit Behavior”, British Journal of Arts and Social Sciences. ISSN: 2046-9578, vol. 1 No. 2, 2011. Pangabean, S., Mutiara. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bogor. Ghalia Indonesis. 2004. Ponemon, L.A. “Ethical Reasoning and Selection Socialitazion in Accounting”, Accounting Organizations and Society. Vol.17.239-258.1993. Pujianingrum, Intan dan Arifin Sabeni. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Penerimaan atas Penyimpangan Perilaku dalam Audit”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1. 2012. Prasita, Andin dan Priyo Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”. Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Satya Wacana, Semarang, 2007. Pratiwi, Rini Andesfan. “Pengaruh Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit yang terjadi pada Kantor Akuntan Publik”, Jurnal Universitas Widyatama. 2008. Rapina, Lili. M dan Verani. C. “Pengaruh Independensi Eksternal Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit”, Jurnal Ilmiah Akuntansi. No. 2. 2010. Rasuli, L.O. “Pengaruh Time Budget Pressure, Perilaku Disfungsional dan Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Audit”, Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur. Tesis. Malang: Universitas Brawijaya. 2009. Rest, J, D. Narvaez, M.Bebeau dan S. Thoma. “Post Conventional Moral Thinking: A Neo-Kohlbergian Approach”, Center for Studi of Ethical Development. Minneapolis: University of Minnesota Press. 1999. Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi”, Jakarta : Indeks. 2003. Rivai, Veithzal. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan”. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2004. Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik”, Jakarta: PT Raja Grafindo. 2011. Rosnidah, Ida. “Kualitas Audit : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”, Jurnal Akuntansi, Vol 14, No. 3 ISSN: 1410-3591. 2010.
112
Setiowati, Evi. “Pengaruh Perilaku Disfungsional Auditor dan Masa Perikatan Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah Universitas Komputer Indonesia. 2014. Sholihin, Mahfud dan Katmono Dwi. “Analisis SEM-PLS dengan WrapPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis”, Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2014. Sihotang, A. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”. Pradnya Paramita. Jakarta. 2007. Silaban, Adanan. “Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional terhadap Perilaku Audit Difungsional”, Jurnal Akuntansi dan Auditing. Universitas HKBP Nommensen Medan. Volume 8. Nomor 1. 2011. Simamora, Henry. “Auditing”. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. 2000. Soobaroyen, T and Chengabroyan, C. “Auditor’s Perceptions of Time Budget Pressure, Prematute Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidance from a Developing Country”, International Journal of Auditing, Int. J. Audit. 10: 201-218. 2006. Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003. Sososutiksno, Chrstina. “Relation of time budget pressure by Dysfunctional behaviour and, Its influence to Audit Quality”, Akreditasi No.39/DIKTI /Kep./2004 (Online), vol. 7, No.2, 2005. Suprianto, Edy. “Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agug Semarang. Volume 5. Nomor 1. 2009. Suhayati, Ely. “Sikap Negatif dari Akuntan Publik akan menimbulkan Disfungsional Akuntan Publik”, Jurnal Ilmiah UNIKOM. 2011. Surtikanti, dan Lena Lestari. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik dan Perilaku Disfungsional Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Ilmiah UNIKOM. 2013. Surya, Nyoman Ari. “Studi Analisis Faktor Penyebab Disfungsional Auditor dan Upaya Penanggulangan Disfungsional Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali”, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. Volume 4, Nomor 1. 2015.
113
Tanjung, Roni. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor dan Time Budget Pressure terhadap Perilaku Disfungsional Auditor”, Artikel Universitas Negeri Padang. 2013. Tsui, J.S.L dan Gul F.A . “Auditor’s Behavior in an Audit Conflict Situation”, Accounting Organizations and Society. Vol. 21. 41-51. 1996. Wahyudin, Agus, Indah. A, Dwi Harini . “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior : Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi XIII. 2011. Waggoner dan Cashell. “The Impact of Time Pressure on Auditor’s”, CPA Journal. 1991. Weiner, M.F., Rossin, B & Cody, V.F. “Studies of Therapist and Patient Affective Self-Disclosure”. Group Process. 1974. Weiner, Bernard. “ An Attributional Theory of Achievement Motivation and Emotion”, Psychological Review. Vol. 92. No. 4. 1985. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. “Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan PLS Path-Modeling dengan Software XLSTAT, SmartPLS dan Visual PLS”, Jilid I. Jakarta: Salemba Infotek. 2011. Yuniarti, Rita. “The Effect of Tenure Audit and Dysfunctional Audit Behavior on Audit Quality”, International Conference on Economics, Business and Marketing Management. 2012. Yunizar, Amilia E. Dan Zerotinus Y. “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja dengan Ketidakpastian Pekerjaan dan Komitmen Profesional Sebagai Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Budi Luhur. Volume 5. Nomor 2. 2016. Zeng, Xiaochuan dan Cullinan, Charles, P. “Compensation/Audit Committee Overlap and The Design of Compensation Systems”, International Journal Of Disclosure and Governance, Vol. 7, pp: 136-152. 2010.
114
LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner
115
Jakarta, 9 Januari 2017 Hal
: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Nur Hanifah Nim : 1113082000006 Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas Audit” . Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
116
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262 atau email
[email protected] . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing
Hormat saya, Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP)
(Nur Hanifah)
117
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Dari KAP
118
119
120
LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian
121
KUESIONER PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, KOMPENSASI DAN MORAL REASONING TERHADAP DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 122
Jakarta, 9 Januari 2017
Hal
: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth. Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Nur Hanifah Nim : 1113082000006 Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ VII Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Time Budget Pressure, Kompensasi dan Moral Reasoning terhadap Dysfunctional Audit Behavior dan dampaknya terhadap Kualitas Audit” . Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu kerja Bapak/ Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
123
Apabila diantara Bapak/ Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0896-3066-1262 atau email
[email protected] . Atas kesediaan Bapak/ Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terimakasih.
Dosen Pembimbing
Hormat saya, Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA, QIA, BKP)
(Nur Hanifah)
124
Nomor :........(diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: .......................................................... (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: ..........................................................
Lokasi KAP
:
Jakarta Utara
Jakarta Barat
Jakarta Pusat
Jakarta Selatan
Jakarta Timur Jenis Kelamin
:
Umur
: ............................... tahun
Posisi Terakhir Manajer
Laki-laki :
Perempuan
Partner
Supervisor
Auditor Senior Pendidikan Terakhir
:
D3
S1
Pengalaman Kerja
:
< 2 tahun
Auditor Junior S2 2-3 tahun
S3 > 3 tahun
125
1.
Variabel Time Budget Pressure Time Budget Pressure atau anggaran waktu audit merupakan lamanya waktu yang dialokasikan atau telah ditentukan untuk pelaksanaan tugas audit dalam suatu penugasan. Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana : 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 2= Tidak Setuju (TS) No
5= Sangat Setuju (SS)
4= Setuju (S)
Pernyataan
1.
Saya merasa bahwa waktu yang ditentukan untuk melaksanakan audit terlalu pendek, sehingga terasa cukup berat atas beban pekerjaan yang saya emban
2.
Waktu audit yang tersedia, belum cukup untuk melaksanakan tugas yang harus saya kerjakan
3.
Dalam menjalankan tugas audit saya belum mampu memenuhi target waktu yg telah ditentukan
4.
Dalam melaksanakan tugas audit, saya kurang memiliki waktu untuk bersantai
5.
Berhubung waktu audit terlalu pendek, maka dalam melaksanakan tugas audit, saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.
6.
Di KAP tempat saya bekerja, masalah lamanya waktu audit tidak pernah dikomunikasikan
7.
Dalam penugasan audit, efisiensi dalam pekerjaan proses audit sangat ditekankan
8.
Di KAP tempat saya bekerja, kesesuaian penugasan audit dengan anggaran waktu dijadikan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja oleh atasan
9.
Di KAP tempat saya bekerja, lamanya waktu untuk mengaudit merupakan keputusan yang mutlak dari atasan yang tidak dapat diganggu gugat
STS
TS
N
S
SS
126
No
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
10. Lamanya waktu audit yang ditentukan di KAP tempat saya bekerja sangat tidak fleksibel
2. Variabel Kompensasi Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana : 1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=Sangat Setuju (SS) 2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S) No
Pernyataan
11. Gaji pokok yang diberikan tepat waktu
saya
STS
TS
N
S
SS
terima
12. Gaji yang saya terima sesuai dengan kontribusi yang saya berikan 13. Saya mendapatkan penghasilan yang sesuai jika saya bekerja lebih dari jam kerja yang ditentukan 14. Besarnya penghasilan yang saya terima, tergantung dari pekerjaan yang saya kerjakan 15. Insentif yang saya terima sesuai dengan prestasi kerja saya 16. Insentif yang saya terima membuat saya termotivasi dalam menghasilkan kinerja yang optimal 17. Di KAP tempat saya bekerja, memberikan kemudahan untuk menggunakan hak cuti 18. Di KAP tempat saya bekerja, memberikan jaminan asuransi kesehatan bagi para auditor dan keluarga inti
127
3. Variabel Moral Reasoning (Penalaran Moral) Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana : 1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 2= Tidak Setuju (TS)
5=SangatSetuju (SS)
4= Setuju (S)
Kasus: Andi adalah seorang auditor ekternal yang bekerja di KAP XYZ. Andi mendapat tugas dari atasan untuk mengevaluasi sistem pengendalian di salah satu perusahaan klien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa, ia menemukan beberapa penyalahgunaan anggaran yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Namun, Budi sebagai atasan yang memberikan tugas kepada Andi, memerintahkan kepada Andi untuk memodifikasi temuan tersebut agar tidak berurusan dengan pihak berwajib. Yang dilakukan Andi : Andi menuruti perintah Budi dengan alasan ia tidak ingin diberhentikan dari tempat bekerjanya No
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
19. Tindakan yang dilakukan Andi merupakan tindakan yang tidak adil 20. Mengikuti perintah atasan merupakan tindakan yang wajar 21. Tindakan yang dilakukan Andi secara moral tidak benar 22. Sesuai dengan nilai-nilai yang dianut keluarga saya, tindakan yang dilakukan Andi tersebut tidak dapat diterima 23. Ditinjau dari kultur Indonesia, tindakan Andi tidak dapat diterima 24. Tindakan Andi tidak sesuai dengan karakter orang Indonesia 25. Mengikuti perintah atasan dapat 128
menunjang karir seorang auditor No
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
26. Tindakan yang dilakukan Andi dapat memuaskannya 27. Keputusan tersebut memberikan manfaat yang besar bagi Andi 28. Keputusan tersebut menghasilkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan kerugian bagi Andi 29. Tindakan yang diambil melanggar kontrak tertulis 30. Tindakan itu melanggar sumpah jabatan yang dibacakan 31. Tindakan Andi tidak menunjukkan kepedulian dan rasa kasih sayang 32. Jika posisi saya sebagai Andi, kemungkinan saya akan melakukan hal yang sama 33. Jika rekan-rekan saya sebagai Andi, mungkin mereka akan melakukan hal yang sama 34. Tindakan Andi merupakan tindakan yang tidak beretika
4. Variabel Dysfunctional Audit Behavior (DAB) Perilaku disfungsional auditor (dysfunctional audit behavior) merupakan perilaku yang membenarkan terjadinya penyimpangan dalam penugasan audit. Dalam penelitian ini DAB ada tiga yaitu underreporting of audit time, premature signing off dan eplacing and altering original audit procedures. Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana : 1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 2= Tidak Setuju (TS)
5=SangatSetuju (SS)
4= Setuju (S)
129
a. Underreporting of audit time Underreporting of audit time merupakan tindakan auditor dalam memanipulasi waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya. No.
Pernyataan
STS TS N
S
SS
Saya dapat menerima auditor terlibat dalam underreporting of time jika: 35. b. P 36.r e 37.m 38.a t u r
Dapat memberi peluang untuk promosi dan pengembangan karir auditor Dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja auditor Diusulkan oleh supervisor Auditor di tim lain tidak melakukan tindakan underreporting of time sehingga dapat bersaing dengan tim audit saya
c. Premature Signing Off Premature signing off adalah penghentian prematur dalam pelaksanaan atas prosedur audit
No.
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Saya dapat menerima auditor terlibat dalam premature sign off jika: 39. 40.
41.
42.
Dalam tahapan audit, tidak ditemukan kesalahan hingga proses audit selesai Pada audit sebelumnya tidak terdapat masalah pada catatan klien. Supervisor audit konsisten dengan waktu penyelesaian audit dan memastikan bahwa langkah – langkah audit sudah dilakukan Tim audit yakin bahwa langkah audit tertentu tidak diperlukan
130
d. Replacing and Altering Original Audit Procedures Replacing and Altering Original Audit Procedures adalah mengganti prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan No
Pernyataan
STS
TS
N S SS
Saya dapat menerima, apabila auditor mengganti prosedur audit jika: 43. 44.
45.
46.
Auditor yakin bahwa prosedur audit sebelumnya tidak diperlukan Pada audit sebelumnya tidak terdap at masalah pada catatan klien. Auditor tidak yakin bahwa prosedur audit yang sebelumnya dapat menemuka n kesalahan Ada tekanan waktu dalam menyelesaikan Audit
5. Kualitas Audit Berilah tanda (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana : 1= Sangat Tidak Setuju (STS)3= Netral (N) 5=SangatSetuju (SS) 2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S) No
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Kualitas Teknis Reputasi 47.
48.
KAP yang memiliki reputasi yang baik akan memberikan audit yang berkualitas Kemampuan Auditor/KAP yang memiliki kapabilitas akan memberikan audit yang berkualitas Jaminan 131
49. No
Staf KAP menumbuhkan rasa percaya klien Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
50.
Staf KAP menimbulkan rasa aman pada klien 51. Staf KAP mampu menjawab pertanyaan klien Kualitas Jasa 52. 53.
Empati Staf KAP sungguh-sungguh mengutamakan klien Staf KAP memahami kebutuhan klien
No 54.
Pernyataan KAP memiliki waktu beroperasi/jam kantor yang nyaman Daya Tanggap
55.
KAP tidak menginformasikan kepada klien tentang kepastian waktu penyelesaian audit
56.
KAP memberikan jasa audit dengan tepat waktu
57.
Staf KAP bersedia membantu klien, bukan dalam kompromi
58.
Staf KAP tidak bersedia merespon permintaan klien Jasa Non-Audit
KAP mampu memberikan jasa non-audit, misal: konsultasi manajemen, penyusunan sistem informasi akuntansi, dan lain-lain yang tidak conflict interest Hubungan Auditor-Klien 59.
Keahlian 60.
KAP tidak harus memiliki keahlian dibidang industri klien 132
Pengalaman No 61.
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
KAP tidak harus memiliki pengalaman dibidang industri klien Status
KAP yang besar (Big Four) memberikan jasa yang berkualitas Obyektivitas 62.
Obyektif 63.
KAP harus bersikap obyektif pada saat memberikan jasa
133
LAMPIRAN 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden
134
IDENTITAS RESPONDEN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
Posisi Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Junior Partner Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Supervisor Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Partner Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Partner Auditor Junior Auditor Junior Supervisor
Pendidikan S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 D3 S1
Pengalaman Kerja <2 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun <2 tahun >3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun <2 tahun >3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun >3 tahun <2 tahun 2-3 tahun >3 tahun 135
No. 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan
Posisi Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Partner Auditor Senior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Supervisor Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Supervisor
Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Pengalaman Kerja >3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun <2 tahun <2 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun <2 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 136
No. 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
Posisi Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Auditor Junior Auditor Junior Auditor Senior Supervisor
Pendidikan S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2
Pengalaman Kerja 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun >3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun 2-3 tahun
137
Jawaban Responden Variabel Time Budget Pressure NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
TBP_1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
TBP_2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TBP_3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
TBP_4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TBP_5 5 5 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TBP_6 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TBP_7 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
TBP_8 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
TBP_9 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
TBP_10 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
138
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
3 3 3 3 4 5 3 2 3 5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 4 4 2 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3
4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3
139
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 4 4 4 4 3 2 3 5 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
140
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 4 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3
4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 3
141
Jawaban Responden Variabel Kompensasi NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KOM_1 KOM_2 KOM_3 KOM_4 KOM_5 KOM_6 KOM_7 KOM_8 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4
142
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 3 3 4 5 3 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
4 4 3 4 3 4 5 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3
3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 5 2
3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2
3 3 3 4 4 3 5 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2
4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 5 2 2 3 3 5 2 2 1 2 2 2 2 2
143
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4
144
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4
3 4 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4
3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4
3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4
4 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4
145
Jawaban Responden Variabel Moral Reasoning NO MR_1 MR_2 MR_3 MR_4 MR_5 MR_6 MR_7 MR_8 MR_9 MR_10 MR_11 MR_12 MR_13 MR14 MR15 MR16 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5 1 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5 3 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 6 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 7 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 2 3 5 8 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 9 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 11 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 13 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 5 14 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4 15 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4 16 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 5 17 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 2 4 18 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4 19 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 4 20 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 4 4 3 2 3 4 21
146
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4
5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4
5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4
3 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4
2 3 4 2 4 5 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 2 2 3 2 3 3 2
2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3
2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2
3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2
4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 3 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2
147
4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
148
5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3
4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3
4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 3
4 4 3 4 4 4 3 5 2 4 4 4 5 4 4 3
4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 5 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 3
3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 3
2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3
3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
3 2 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3
4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 5 4 3 3
2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3
149
4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
Jawaban Responden Variabel Dysfunctional Audit Behavior NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
DAB_1 DAB_2 DAB_3 DAB_4 DAB_5 DAB_6 DAB_7 DAB_8 DAB_9 DAB_10 DAB_11 DAB_12 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
150
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4
2 2 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 2 4
4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4
3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4
3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
151
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3
3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4
2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 4 5 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
152
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3
4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 2 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3
4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3
153
Jawaban Responden Varaiabel Kualitas Audit NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 3 3 4 5 5 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 10 4 4 4 4 4 4 4 4 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 12 4 4 3 3 4 3 3 3 4 13 5 5 4 4 4 4 4 5 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 5 5 4 21
KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15 KA16 5 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
KA17 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5
154
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
4 4 4 5 4 3 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4
5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4
5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4
5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4
4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4
5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
155
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
156
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3
5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
157
LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data
158
A. Uji Outer Model
1. Hasil Convergent Validity Tabel Outer Loading Tbp_3 Tbp_5 Tbp_6 Tbp_7 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Kom_6 Kom_7 Mr_2 Mr_5 Mr_13 Mr_15 Dab_6 Dab_7 Dab_8 Dab_9 Dab_10 Dab_11 Ka_1 Ka_3 Ka_4 Ka_5 Ka_6 Ka_7 Ka_16 Ka_17
TBP 0,703 0,596 0,567 0,597
KOM
MR
DAB
KA
0,652 0,734 0,632 0,831 0,643 0,613 0,673 0,726 0,595 0,556 0,694 0,647 0,659 0,543 0,584 0,71 0,693 0,544 0,755 0,686 0,709 0,561 0,656 0,638
159
2. Hasil Disriminant Validity Tabel Cross Loading
Tbp_3 Tbp_5 Tbp_6 Tbp_7 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Kom_6 Kom_7 Mr_2 Mr_5 Mr_13 Mr_15 Dab_6 Dab_7 Dab_8 Dab_9 Dab_10 Dab_11 Ka_1 Ka_3 Ka_4 Ka_5 Ka_6 Ka_7 Ka_16 Ka_17
TBP 0,786 0,784 0,537 0,589 0,308 0,248 0,042 0,279 0,079 0,265 0,351 0,359 0,096 0,307 0,330 0,358 0,172 0,240 0,288 0,366 0,164 0,358 0,319 0,249 0,224 0,260 0,174 0,351
KOM 0,245 0,198 0,195 0,254 0,624 0,731 0,687 0,854 0,596 0,676 0,118 0,365 0,317 0,287 0,245 0,218 0,201 0,218 0,134 0,275 0,135 0,119 0,145 0,072 0,002 0,015 0,212 0,269
MR 0,337 0,279 0,243 0,219 0,229 0,190 0,285 0,401 0,200 0,218 0,713 0,827 0,722 0,568 0,179 0,349 0,351 0,241 0,162 0,319 0,357 0,193 0,323 0,349 0,423 0,455 0,302 0,346
DAB 0,386 0,343 0,237 0,198 0,240 0,242 0,221 0,266 0,081 0,235 0,316 0,393 0,218 0,226 0,732 0,698 0,649 0,549 0,641 0,739 0,376 0,205 0,514 0,347 0,443 0,204 0,485 0,340
KA 0,246 0,326 0,185 0,184 0,230 0,003 0,070 0,212 0,043 0,040 0,359 0,365 0,356 0,307 0,343 0,466 0,418 0,181 0,179 0,395 0,770 0,511 0,810 0,795 0,843 0,702 0,614 0,615
160
3. Uji Reliabilitas Tabel Composite Reliability
Time Budget Pressure Kompensasi Moral Reasoning Dysfunctional Audit Behavior Kualitas Audit
Composite Reliability 0,773 0,850 0,803 0,830 0,891
Tabel Cronbach Alpha
Time Budget Pressure Kompensasi Moral Reasoning Dysfunctional Audit Behavior Kualitas Audit
Cronbach Alpha 0,618 0,794 0,671 0,758 0,859
161
B. Uji Inner Model Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi
162
Gambar Inner Model Setelah Modifikasi
163
Hasil Bootstrapping
164
1. Uji Hipotesis
Tabel Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Value)
TBP→DAB KOM→ DAB MR→DAB TBP→KA KOM→KA MR→KA DAB →KA
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
0,381
0,306
0,125
TStatistic (IO/stde v) 2,410
0,139 0,382 0,089 0,125 0,338 0,386
0,175 0,253 0,113 0,166 0,334 0,405
0,094 0,125 0,078 0,117 0,106 0,137
1,473 1,975 1,134 1,071 3,200 2,814
P Value 0,016 0,141 0,054 0,257 0,285 0,001 0,005
2. Evaluasi Model Tabel R-Square R-Square Time Budget Pressure Kompensasi Moral Reasoning Dysfunctional Audit Behavior Kualitas Audit
0,2520 0,3480
165