Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
PENGARUH TIGA MACAM RANSUM KOMERSIAL DAN SISTEM ALAS KANDANG YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING Esther .I. Sondakh*, M Najoan**, L Tangkau** dan W. Utiah** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado, 95115
ABSTRAK
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiga macam ransum komersil dan sistem alas kandang yang berbeda terhadap performans ayam pedaging, tiga macam ransum komersilyang digunakan yaitu, A1, A2, A3.Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial, perlakuan 3x2 dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu Faktor A = 3 MacamRansum, dan faktor B= Kandang baterai dan litter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tiga macam ransum komersil dan sistem alas kandang yang berbeda terhadap performans ayam pedaging, baik dalam perlakuan kombinasi maupun perlakuan tunggal memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap performans ayam pedaging. Berdasarkan hasil dan penelitian dapat disimpulkan bahwa Pemberian tiga macam ransum komersial dan menggunakan sistem alas kandang yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan konversi ransum ayam pedaging. Sistem kandang yang berbeda juga memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyataterhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ayam pedaging.
EFFECT OF THREE KINDS OF COMMERCIAL RATION AND DEFFERENT LITTER SYSTEM ON BROILER PERFORMANCES. This study aimed to determine the effect of three kinds of commercial feed and litter of different systems on the performances of broiler chickens,three kinds of commercial rations were used, namely, A1, A2, A3. The research method using completely randomized design(CRD) with factorial pattern, treatment 3x2 with 4 replications. Treatment given that FactorA=3 Piece ration, and factor B=Cage battery andl itter. The results showed that the effect of three kinds of commercial ration and different litter system for broiler performance, either incombination or single treatment provides no significant effect on the performance of broilers. Based on the results and the study concluded that the granting of the three kinds of commercial diet and the use of different litter systems provide no significant effec ton feed intake, weight gain, and feed conversion of broilers. Different enclosure systems also provide no significant effect on feed intake, weight gain, conversion of broilers. Keywords: performance
Rations,
cage,
broiler,
Kata kunci : Ransum, kandang, ayam pedaging, performans
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam pedaging adalah salah satu *Alumni Fakultas Peternakan
jenis ternak yang memberikan kontribusi
**Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
cukup besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani bagi masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya kebutuhan 10
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
masyarakat
akan daging
ayam
terus
ISSN 0852 -2626
Penggunaan
ransum
komersil
ayam
meningkat. Peningkatan ini terjadi karena
pedaging banyak keuntungannya selain
daging ayam harganya terjangkau oleh
mudah didapat, ransum komersil juga
semua
mengandung zat-zat makanan seperti :
kalangan
masyarakat.
Ayam
pedaging adalah jenis ternak unggas yang
protein,
memiliki laju pertumbuhan yang sangat
vitamin, yang dibutuhkan oleh ayam
cepat pada umur 5-6 minggu sudah bisa
pedaging. Peternak biasanya mendapatkan
dipasarkan.Ayam
dari perusahaan-perusahaan pakan yang
pedaging
memiliki
lemak,
ada
adalah dagingnya empuk, ukuran badan
merupakan ransum yang saat ini banyak
besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,
diminati masyarakat, setiap perusahaan
efesiensi pakan cukup tinggi, sebagian
masing-masing
besar dari pakan diubah menjadi daging
yang merupakan rahasia dari perusahaan
dan pertambahan berat badan sangat
tersebut.
kelemahannya
adalah
Indonesia.Ketiga
mineral,
kelebihan dan kekurangan.Kelebihannya
cepat.Sedangkan
di
kabohidrat,
memiliki
Menurut
ransum
keistimewaan
Kartasudjana
Suprijatna
dan cermat, relatif lebih peka terhadap
mengonsumsi ransum untuk memenuhi
suatu infeksi penyakit (Murtidjo, 2013).
kebutuhan energinya. Sebelum kebutuhan
Pada pemeliharaan ayam pedaging faktor
energinya terpenuhi,
yang
antara
makan. Jika ayam diberi ransum dengan
ransum
kandungan energi rendah, ayam akan
merupakan biaya produksi terbesar dan
makan lebih banyak dibandingkan ransum
merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dengan
dipenuhi
ayam
Konsumsi ransumnya akan rendah, karena
pedaging, sedangkan kandang dibutuhkan
ayam makan untuk memenuhi kebutuhan
sebagai tempat hidup dari awal day old
energinya selanjutnya dinyatakan bahwa
chick (DOC) sampai dipasarkan.
kelebihan energi dapat diubah manjadi
lainransum
diperhatikan
karena
untuk
Ransum
biaya
pertumbuhan
komersil
merupakan
kandungan
ayam
dan
memerlukan pemeliharaan secara intensif
penting
(2005)
ini
akan
ayam akan terus
energi
tinggi.
lemak tubuh.
campuran beberapa bahan yang sudah
Sistem
perkandangan
ayam
disusun sedemikian rupa dengan formulasi
pedaging yang sering digunakan yaitu
tertentu
kebutuhan
kandang baterai dan litter. Pemeliharaan
ternak.Ransum yang berkualitas baik yaitu
pada kandang litter dan baterai memiliki
apabila bisa memenuhi kebutuhan zat-zat
keuntungan dan kerugian. Keuntungan
makanan
pemeliharaan
untuk
secara
memenuhi
tepat
bagi
ternak. 11
pada
sistem
baterai
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
memudahkan kotoran
pengontrolan
mudah
dibuang
penyebaran
penyakit
Sedangkan
kerugiannya
ISSN 0852 -2626
penyakit,
perusahaan
pakan
sehingga
menggunakan
sistem
lebih yaitu
kandang
konsumsi
yang
sedikit.
berbeda
mudah
pertambahan berat badan, dan konversi
menimbulkan breastblister (lepuh dada).
terhadap
ternakdengan
ransum,
ransum.
Pada kandangsistem baterai ayam akan
MATERI DAN METODE
lebih cepat besar namun kadar lemaknya
PENELITIAN
tinggi karena ayam akan sedikit bergerak.
Tempat dan Waktu Penelitian
Keuntungan pada kandang sistem
Penelitiandilaksanakandi Kandang
litter yaitu ayam akan lebih leluasa
percobaan
bergerak
Fakultas
dan
dekomposisi tambahan
litter
yang
menjadi
mengalami
sumber
(vitamin,
mineral,
JurusanProduksi Peternakan
ternak
Universitas
Sam
nutrien
Ratulangi Manado selama 6 minggu,
dan
dimulai pada tanggal 07 November 2013
protein).Proses mengais litter memberikan
sampai 20 Desember 2013.
manfaat pada sistem pencernaan karena ayam
akan
lebih
cepat
memproses
Materi Penelitian
makanan.Lantai kandang litter terbuat dari
Ternak
bahan-bahan yang bisa menyerap air seperti:
sekam
gergaji,
penelitian ini yaitu ayam pedaging strain
dipecah-pecah
CP 707 umur 1 hari sebanyak 96 ekor
(jerami), ampas tebu yang dipotong-
yang berasal dari PT. Charoen Pokhpand
potong, pasir, dan kapur putih (kalek).
Jaya Farm dengan rata-rata berat awal
Bahan yang digunakan untuk alas lantai
ayam pedaging yaitu 38 - 43 g/ekor.
tongkol
jagung
padi, yang
serbuk
Ternak yang digunakan dalam
mengandung vitamin B12 yang baik untuk pertumbuhan, karena jerami, sekam padi,
Kandang dan Peralatan
dan bahan sejenisnya mampu menahan
Penelitian ini menggunakan : 12
dingin sehingga suhu kandang menjadi
unit kandang baterai, 12 unit kandang litter
lebih hangat. Kerugian kandang sistem
yang sama-sama berukuran 60 x 45 x 45
litter yaitu mudah terjangkit penyakit dan
cm dan setiap unit kandang ditempati 4
akan menurunkan konsumsi ransum yang
ekor
dapat mempengaruhi berat karkas.
dilengkapi dengan tempat makan dan
Berdasarkan penjelasan diatas telah
ayam
pedaging.
Kandang
juga
tempat minum yang diletakan didalam
dilakukan penelitian tentang pengaruh
kandang
pemberian
Peralatan lain yang digunakan adalah
ransum
dari
beberapa 12
litter
dankandang
batterai.
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
kantong plastik, ember, sapu, termometer,
Model
matematis
Rancangan
Acak
timbangan digital, lampu pijar, sekam
Lengkap (RAL) pola Faktorial adalah
padi, pasir, kapur, triples, pisau dan koran
sebagai berikut : Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
bekas.
Keterangan : Yijk
:Respon
pengamatan
pada
Ransum Penelitian
perlakuan ke-i, perlakuan ke-j dan ulangan
Ransum penelitian yang digunakan A1,
ke-k
A2, dan A3, dengan komposisi sebagai
µ
: Nilai rataan umum
berikut :
αi
: Pengaruh perlakuan pemberian
ransum berbeda βj
Metode penelitian
: pengaruh perlakuan a. Pengaruh pemeliharaan pada
Metode penelitian yang digunakan
kandang sistem baterai
pada penelitian ini adalah Rancangan Acak
b. Pengaruh pemeliharaan pada
Lengkap (RAL) dengan pola perlakuan Faktorial
3x2
dengan
4
kandang sistem litter
kali
(αβ)ij : Pengaruh interaksi perlakuan ke-i
ulangan.Teknis analisis statistik dalam penelitian
percobaan
dan perlakuan ke-j
menggunakan
εijk
prosedur Steel and Torrie (1995).
:
Galat
percobaan
pengaruh
perlakuan ke-i, j, dan ulangan ke-k
Tabel 1.Komposisi zat-zat makanan ransum penelitian. Konsumsi Zat – Zat Makanan Protein Lemak Serat Kasar Abu Kalsium Phosphor ME
A1 21.0-23.0 5,0 5,0 7,0 0.9 0.6 3000 Kkal/kg
A2 21.0-23.0 5,0 4,0 6.50 1,00 0.87 2870 Kkal/kg
A3 21 5,0 5,0 6.50 0.90 0,70 3391 Kkal/kg
Perlakuan yang digunakan yaitu :
A3 = R. komersial 3
Faktor A : 3 Macam Ransum pencobaan
Faktor B : 2 Sistem Kandang
A1 = R. komersial 1
B1 = Kandang Baterai
A2 = R. komersial 2
B2 = Kandang Litter 13
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
Penempatan
ayam
tiap
unit
ISSN 0852 -2626
e) Selanjutnya
pemasangan
lampu
kandang dan ransum perlakuandilakukan
ketiap-tiap kandang yang telah
secara acak, dalam setiap unit kandang
dimodifikasi.
dimasukkan 4 ekor ayam. Prosedur Penelitian
DOC dan pelaksana
Penelitian ini terdiri dari dua tahap
a) Sebelum DOC dimasukan kedalam
yaitu tahap persiapan dan pelaksana.
Tahap kedua terdiri dari persiapan
kandang, temperatur sudah diset 4-
Tahap persiapan terdiri dari :
6 jam sebelum DOC dimasukan.
a) Mempersiapkankandang
Suhu kandang harus sesuai dengan
b) Membersihkan ruangan yang akan
kebutuhan DOC yaitu 30-35oC.
ditempatkan kandang baterai dan litter,
dengan
b) DOC satu persatu ditimbang dan
menggunakan
dilakukan
recording
lalu
deterjen dan air bersih.Setelahitu
ditempatkan/dimasukkan
dalam
dinding dicat dengan menggunakan
kandang secara acak yang sudah
kapur,
diberi tanda.
c) Membuat kandang litter dengan
c) DOC dalam kandang diberikan air
menggunakan kayu dan bambu d) Kemudian
kandang
litter
gula dan vita stres yang dicampur dan
pada air minum sebagai sumber
baterai yang sudah selesai di buat,
energi dan anti stres pada hari
di desifektan dengan menggunakan
pertama masuk kandang.
larutan Rodalon dan selanjutnya kandang
litter
menggunakan dimodifikasi
di
d) Tahap
berikutnya
cat
dengan
pemberianransum komersil pada
kapur,
dan
ternak percobaan. Ternak yang
alas
digunakan adalah 96 ekor berumur
menggunakan
koran bekas, dan kandang bateray
1hari.Pemberian
di buat dudukannya, sebelum itu
minum secara ad-libitum.
dudukan
adalah
dibersihkan
ransumdan
air
terlebih
dahulu/dicuci lalu dicat dengan
Variabel yang diamati
menggunakan kapur dan sebelum di masukkan ke ruangan di jemur
Variabel
dahulu
yang
penelitian ini meliputi : Konsumsi Ransum
14
diukur
dalam
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
Dihitung berdasarkan jumlah ransum
dengan analisis keragam (ANOVA) dari
yang
rancangan acak lengkap (Steel and Torrie,
diberikan
(g/ekor/hari),
dikurangi dengan jumlah ransum yang
tersisa
1995).
(g/ekor/hari)
(Anggorodi, 1994).
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Konsumsi ransum = ransum yang diberikan–ransum yang tersisa)
Pengaruh Perlakuan Konsumsi Ransum Hasil pengamatan
Pertambahan Berat Badan Dihitung berdasarkan selisih antara
perlakuan
berat badan akhir (g), dengan berat
terhadap
Terhadap pengaruh
konsumsi
ransum
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel
badan awal dilakukan setiap minggu
2
(Tilman, dkk 1991).
yang
menunjukkan
bahwa
rataan
konsumsi ransum adalah sebesar 79,41
PBB = BB akhir (g) – BB awal (g)
gr/ekor/hari.
waktu
Konsumsi yang tertinggi
dicapai pada perlakuan A2B1 sebesar
Konversi Ransum
80,51 gr, sedangkan yang terendah dicapai
Dihitung berdasarkan perbandingan
pada perlakuan A3B1 sebesar 78,49 gr.
antara konsumsi ransum dengan
Hasil percobaan ini masih bekisar dengan
pertambahan berat badan (Rasyaf,
batasan konsumsi ransum yang dinyatakan
1994).
oleh
Konversi Ransum= Konsumsi Ransumx100%
Wahju
(2004)
bahwa
jumlah
konsumsi ransum ayam pedaging bekisar
Pbb
Analisis Data
77-135 gram/ekor/hari.
Data hasil penelitian ditabulasi dengan
menggunakan
program
exel
Tabel 2. Rataan konsumsi ransum (gram/ekor/hari) dari masing - masing perlakuan selama penelitian Ransum Komersil Kandang
Rataan A1
A2
A3
B1
80.29
80.51
78.49
79.76
B2
79.05
79.27
78.83
79.05
Rataan
79.67
79.89
78.66
79.41
15
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
berkisar Hasil
analisis
keragaman
penggunaan kandang baterei dan litter
sistem alas kadang terhadap konsumsi
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
ransum, hal ini menyatakan bahwa ayam
nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum,
pedaging memberikan respon yang sama
hal ini memberi arti bahwa pemeliharaan
terhadap semua kombinasi perlakuan,
ayam pedaging baik di kandang baterai
sehingga pada taraf ini belum sampai
maupun
palatabilitas
A3)
tidak
ayam dalam kandang yang memadai. Menurut North (1990) ukuran kandang
Hal ini disebabkan bahwa pemberian tiga ransum
menyebabkan
komersial
perbedaaan
yang ideal untuk ayam pedaging yaitu 60 x
tidak
45 x 35 cm ukuran ini hampir sama dengan
konsumsi
ukuran kandang yang digunakan pada
ransum pada ayam pedaging, disebabkan kandungan zat-zat
penelitian.
makanan termasuk
energi dan protein yang diberikan untuk
Pengaruh
setiap perlakuan relatif sama.
Hasil
ransum sangat menentukan jumlah ransum
dkk.(1991)
keseluruhan
gr/ekor/hari.Pertambahan
2890-3391
berat
badan
sebesar 45,24 gr, yang terendah dicapai
(2004) yang menyatakan bahwa ayam pertumbuhan
ransum
tertinggi dicapai pada perlakuan A2B1
kcal/kg.Sesuai dengan pendapat Wahju
periode
pengaruh
pertambahan berat badan sebesar 42,76
kisaran kandungan protein dan energi
pedaging
rataan
komersial dan sistem kandang terhadap
ransum pada ternak.Pada penelitian ini
dan
pengaruh
Tabel 3 yang menunjukan bahwa secara
ransum nyata mempengaruhi konsumsi
21-23%
pengamatan
badan selama penelitian dapat dilihat pada
bahwa
keseimbangan protein dan energi dalam
adalah
Terhadap
perlakuan terhadap pertambahan berat
yang dikonsumsi.Hal ini sejalan dengan Tillman,
Perlakuan
Pertambahan Berat Badan
Kandungan energi dan protein pada
pendapat
menyebabkan
ukuran kandang yang sama dan jumlah
memberikan
pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05).
macam
tidak
pedaging. Hal ini disebabkan karena
faktor ransum (ransum A1, ransum A2, ransum
litter
perbedaan konsumsi ransum pada ayam
ransum. Hasil analisis menunjukan bahwa
dan
energi
Berdasarkan analisis keragaman
antara tiga macam ransum komersial dan
tingkat
dengan
metabolisme 2900-3400 kkal/kg.
menunjukan bahwa tidak ada interaksi
mempengaruhi
21-24%
pada perlakuan A1B2 sebesar 40,57 gr.
(0-6
Hasil percobaan ini masih dalam kisaran
minggu) membutuhkan protein ransum
batasan pertambahan berat badan yang 16
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
dinyatakan oleh Wahju (2004)
ISSN 0852 -2626
yang
interaksi antara perlakuan tiga macam
menyatakan bahwa pertambahan berat
ransum komersial dan sistem alas kandang
badan ayam pedaging umur 1-8 minggu
terhadap pertambahan berat badan. Artinya
yaitu
jenis ransum dan sistem alas kandang
berkisar
antara
19,3-50,0
gr/ekor/hari.
belum sampai mempengaruhi pertambahan
Hasil
analisis
keragaman
berat badan ayam.
menunjukan bahwa ternyata tidak ada Tabel 3. Rataan pertambahan berat badan (gram/ekor/hari) dari masing - masing perlakuan selama penelitian Ransum Komersil Kandang
Rataan
A1
A2
A3
B1
43.03
45.24
41.29
43.19
B2
40.57
45.12
41.32
42.34
Rataan
41.8
45.18
41.31
42.76
Berdasarkan
analisis
kandang memberikan pengaruh yang sama
menunjukan bahwa ketiga jenis ransum
terhadap pertambahan berat badan, atau
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
tidak
nyata (P>0,05). Artinya ketiga ransum
dipengaruhi
komersial sudah memenuhi kandungan
makanan. Apabila makanan cukup dan
zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk
seimbang kandungan zat-zat di dalamnya
ayam pedaging.Selain itu berkaitan juga
maka pertumbuhan akan cepat dan ternak
dengan konsumsi ransum yang berbeda
akan mencapai bobot tertentu lebih awal,
nyata,
tetapi dengan penurunan jumlah konsumsi
sehingga
hasil
berdampak
pada
pertambahan berat badan.
ada
interaksi.Pertumbuhan oleh
tingkat
pemberian
akan mempengaruhi bobot badan (North 1990). Demikian pula dengan Indarto
Anggorodi
(1994)
menyatakan
(2010) menyatakan bahwa untuk mencapai
bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh konsumsi
ransum
serta
kandang
tempat
produksi
lingkungan
ayam
yang
pertumbuhan yang baik dari produksi
lingkungan
ayam pedaging, ransum yang diberikan
dimana
harus sempurna dan mencukupi dalam arti
memberikan
ransum yang diberikan harus mengandung
kenyaman pada ayam. Hal ini menunjukan
semua zat-zat makanan yang diperlukan
bahwa kombinasi perbedaan ransum dan
oleh tubuh dengan kualitas yang baik 17
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
dalam
jumlah
yang
kebutuhan.
Proses
membutuhkan
energi
sesuai
dengan
Hasil
pertumbuhan
perlakuan
pengamatan
terhadap
pengaruh
konversi
ransum
substansi
tercantum pada Tabel 4 yang menunjukan
penyusun sel atau jaringan yang diperoleh
bahwa secara keseluruhan rataan konversi
ternak
ransum sebesar 1,88 gr/ekor/hari. Konversi
melalui
dan
ISSN 0852 -2626
ransum
yang
dikonsumsinya (Wahju, 2004).
ransum yang tertinggi dalam perlakuan
Pengaruh sistem alas kandang juga
A1B2 sebesar 1,95 dan konversi ransum
tidak memberikan pengaruh yang berbeda
yang terendah pada A2B1 sebesar 1,81
terhadap pertambahan berat badan. Hal ini
nilai konversi pada Tabel 4 ini masih
diduga karena kandang yang digunakan
dikatakan
dalam penelitian ini memiliki ukuran
menyatakan bahwa konversi ransum yang
luasan yang sama.
baik berkisar antara 1,75-2, semakin
baik.
Amrullah
(2004)
rendah angka konversi ransum berarti Pengaruh Perlakuan Konversi Ransum
Terhadap
kualitas ransum semakin baik.
Tabel 4. Rataan konversi ransum (gram/ekor/hari) dari masing - masing perlakuan selama penelitian Ransum Komersil Kandang
Rataan A1
A2
A3
B1
1.88
1.81
1.90
1.86
B2
1.95
1.81
1.91
1.89
Rataan
1.92
1.81
1.91
1.88
Hasil
analisis
keragaman
Berdasarkan
hasil
pembahasan
menunjukan bahwa tidak ada interaksi
sebelumnya, konsumsi ransum, maupun
antara perlakuan tiga macam ransum
pertambahan
komersial
kandang.
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
memberikan
(P>0,05). Hal ini yang menyebabkan
respon yang sama terhadap kombinasi
sehingga nilai konversi ransum juga tidak
ketiga jenis ransum komersil dan sitem
berbeda nyata karena konversi ransum
alas kandang terhadap konversi ransum.
diperoleh dari hasil pembagian antara
Artinya
dan ayam
sistem
alas
pedaging
berat
badan
tidak
konsumsi dan pertambahan berat badan. 18
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
Konversi ransum yang tidak berbeda nyata
pakan, kecukupan zat makanan dalam
menunjukkan bahwa tingkat keefisienan
pakan, suhu lingkungan dan kondisi
ransum
kesehatan.
untuk
menghasilkan
daging
(Pertambahan Berat Badan) adalah relatif sama.
KESIMPULAN Yahya (1977) menyatakan bahwa
konsumsi ransum dan pertambahan berat badan
merupakan
dua
faktor
Berdasarkan hasil analisis data dan
yang
pembahasan
maka
dapat
disimpulkan
menentukan tinggi rendahnya konversi
bahwa ketiga macam ransum komersial
ransum.Menurut
dan sistem alas kandang yang berbeda
Kartasudjana
dan
Suprijatna (2005) angka konversi ransum
dapat diaplikasikan pada ayam pedaging.
yang kecil berarti banyaknya ransum yang diberikan
dapat
maksimal
untuk
digunakan
DAFAR PUSTAKA
secara
menghasilkan 1
kg
Amrullah 2004 Sen Beternak Mandiri,
daging.Semakin rendahnya angka konversi
Nutrisi
ransum maka menunjukan bahwa ternak
Lembaga Satu Gunung Budi.
tersebut
semakin
efesien
Ayam
Broiler
Bogor
dalam
penggunaan ransum yang diberikan (Hyun
Anggorodi,
et al, 1998).
R.
1994. Ilmu Makanan
Ternak Umum. Gramedia Pustaka
Data penelitian ini menunjukan
Utama. Jakarta.
bahwa konversi di ransum A2 dalam pemeliharaan di dua kandang berbeda,
Card, L.E. and M.C. Nesheim. 1997.
mempunyai nilai konversi yang lebih baik
Poultry Production. 11th Ed. Lea
dibandingkan dengan ransum A1 dan A3,
and Febiger.Philadelphia.
artinya konsumsi ransum pada ransum A1 Hyun Y. Ellis M. Riskowski G. Johnson
dan A3 lebih sedikit tetapi pertambahan
RW, 1998. Grow Performance of
berat badannya hampir sama. Sesuai
Pigs
dengan pendapat Mulyono, (1998) yang
Multiple
76:721-727.
konversi ransum berarti semakin efesien atau semakin baik nilai konversinya.Card
Indarto, N. 2010 Sukses dan Untung Besar
dan Nesheim (1997) menyatakan bahwa yang
to
Concurrent Stressors. J. Anim Sci.
menyatakan bahwa semakin kecil angka
faktor–faktor
Subjected
Beternak
mempengaruhi
Ayam
Books.Yogyakarta.
konversi pakan adalah kandungan energi 19
Broiler.Lumine
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 10-20 (Januari 2015)
Mulyono, 1998. Memelihara Ayam Buras Berorientasi
Agribisnis.
Penerbit
Swadaya. Bogor.
ISSN 0852 -2626
statistics.
Mc
Graw-Hill
International
Book
Co.
Tosho
Printing Co. Ltd. Tokyo Japan.
Murtidjo, B.A. 2013. Pedoman Meramu
Suprijatna E. U. Atmomarsono dan R.
Pakan Unggas. Penerbit Yayasan
Kartasudjana, 2005. Ilmu Dasar
Kanisius, Yogyakarta.
Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
North, M.O. 1990. Commercial Chieckens
Tillman,
Production Manual, 3rd Ed. The Avi
A.
D.
H.
Hartadi,
Reksohadiprodjo,
Publishing Company Inc. West port
S.
Prawirokusumo
Connecticus. New York.
S.
dan
S.
Lebdosoekojo, 1991. Ilmu Makanan Ternak
Rasyaf, M. 2009, Panduan Beternak Ayam
Dasar.
Gadjah
Mada
University Press.Yogyakarta.
Pedaging. Cetakan Kedua, Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahju, J. 2004, Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan V. Gadjah Mada University
Scoot, M. L., M. C. Nesheim, RJ. Young.,
Press.Yogyakarta.
1982. Nutrition of Chicken.M. L. Scoot Associatiates. Ithaca, New
Yahya.Y,
Youk.
1977.
Ayam
Sehat
Produktif. Jilid Kedua. Edisi Kedua Margie Group. Jakarta.
Steel, R. G. D. J. H. Torrie. 1995. Principles
Ayam
and
procedure
of
20