PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE BERBASIS MEDIA FLASH TERHADAP KETERAMPILAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII SMPN 2 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Dety Hariyanti, Sri Novita Primawati, Ramdhani Sucilesteri Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas FPMIPA IKIP Mataram Email:
[email protected]
ABSTRAK ; Tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui pengaruh strategi QSH berbasis media flash terhadap keterampilan bertanya dan hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan rancangan penelitian Pretest-Postest Non Equivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung berjumlah 101 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan melihat kelas yang memiliki karakteristik hampir sama. Kelas VIIA sebagai kelas kontrol dan kelas VIIB sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumplan data dalam penelitian ini diambil melalui lembar observasi keterlaksaan pembelajaran, lembar observasi keterampilan bertanya dan tes hasil belajar. Analisis data hasil belajar diuji dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 5%. Keterampilan bertanya siswa pada kelas eksperimen secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup terampil dengan presentase 47,94 % dalam pertemuan pertama dan pertemuan ke dua 50,96%, kemudian kelas kontrol sebesar 29,36% pada pertemuan pertama dan 35,71% pada pertemuan kedua yang keduanya termasuk dalam kategori kurang terampil. Uji hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,207 >1,671, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh strategi QSH berbasis media flash terhadap keterampilan bertanya dan hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata kunci : question student have, media flash, keterampilan bertanya, hasil belajar kognitif ABSTRACT : The research aimed at finding out effect of Cooperative Learning Strategies Question Student Have based Flash media toward Students’ Achievement in learning physical at VII class SMPN 2 Gerung in academic year 2013/2014. The research used quasi experimental with pretest-posttest non equivalent control group. The population of the research was whole students VII class of SMPN 2 Gerung with total number of population 101 students from foer classes and the sample of the research was VII-A and VII-B as control and experimental groups. The data gathering used observasion of study implementation , observation seat and students’ achievement. The data analysis was used t-test formulation. The students active in questioning at experimental group was active categories from first to the second meeting with percentage 47,94% to 50,96% and for control group value score with percentage 29,36% in the first meeting 35,71% with less active categories. Based on t-test analysis was gotten that t-test was higher then t-table with score values 3,207>1,671. So that way, alternative hypothesis (Ha) was accepted and null hypothesis (Ho) rejected. Threfore, it took conclusion that there was significant effect of Cooperative learning strategies Question Student Have based Flash media toward students’ questions skill and cognitive achievement t VII class of SMPN 2 Gerung in academic year 2013/2014. Key Words: question student have, flash media, active in questioning, cognitive achievement
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global harus memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetisi peserta didik. Keterampilan intelektual, sosial, dan personal dibangun tidak hanya dengan landasan rasio dan logika saja, tetapi juga inspirasi, kreativitas, moral, intuisi (emosi) dan spritual. Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu mengembangkan metode-metode pembelajaran sesuai dengan tuntunan era global (Suprijono, 2009). Dalam konteks peningkatan mutu pendidikan termasuk mutu pembelajaran, diperlukan peran seorang guru. Tanpa peran aktif guru, kebijakan peningkatan kualitas pendidik dan mutu pembelajaran di kelas, atau semodern apa pun sebuah kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan yang dirancang tidak akan membuahkan hasil optimal. Pernyataan ini menyiratkan bahwa pendidikan yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada kondisi mutu guru. Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan kualitas mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar (Usman, 2010). Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan memilih dan menerapkan strategi dan metode pembelajaran harus dimiliki oleh guru (Aqib, 2013). Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat meningkatkan motivasi siswa, karena penggunaan strategi pembelajaran inovatif mempunyai tujuan memberikan minat dan motivasi kepada siswa. Selain itu strategi pembelajaran juga harus merangsang siswa memahami dan mengingat apa yang telah dipelajari, strategi pembelajaran yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan mendorong siswa untuk melakukan halhal yang baru. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan penggunaan strategi dan media yang tepat, salah satunya adalah strategi pembelajaran question student have (QSH). Strategi pembelajaran QSH adalah pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat melalui pertanyaan tertulis. Strategi pembelajaran QSH mengharuskan siswa-siswi untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran yang tidak dipahami dalam bentuk lembaran-lembaran kertas, kemudian memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk membaca pertanyaan yang telah ada. Strategi pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif serta mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis (Zaini, 2008). Selain itu, strategi pembelajaran ini dapat membuat setiap peserta didik tidak merasa takut untuk menyampaikan pendapat ataupun pertanyaannya. Mukhni (2012) menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe QSH dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Desri (2013) menyatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif QSH dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Proses pembelajaran di dalam kelas, selain memerlukan strategi pembelajaran yang tepat juga diperlukan sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Tujuan utama media pembelajaran adalah mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pentingnya sebuah media pembelajaran agar dapat memperlancar kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar (Munadi, 2010). Agar tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang tepat yang dapat memudahkan terjadinya proses pembelajaran salah satunya adalah media flash. Media flash merupakan komponen sumber belajar atau peralatan fisik yang mengandung materi pembelajaran dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar yang disertai software aplikasi untuk animasi yang dilengkapi dengan beberapa macam animasi audio dan interaktif animasi sehingga proses pembelajaran akan lebih jelas dan menarik serta dapat meningkatkan kualitas hasil belajar (Hidayatulloh dan Rahim, 2011). Adanya media flash akan menarik perhatian siswa ketika mendengar dan menyimak penjelasan materi yang dipelajari. Triwanasari (2013) menyatakan bahwa media flash yang diteliti dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dikelas VII SMP Negeri 2 Gerung, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata ulangan semester ganjil 2013/2014 untuk pelajaran IPA biologi masih rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Nilai rata-rata hasil ulangan semester ganjil 2013/2014 NILAI JUMLAH No. KELAS RATASISWA RATA 1 VII A 26 61,81 2 VII B 26 61,19 3 VII C 25 60,92 4 VII D 24 64,04 Rendahnya perolehan rata-rata hasil belajar IPA Biologi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pembelajaran masih berpusat pada guru yang meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung masih didominasi dengan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah tersebut menyebabkan partisipasi rendah, kemajuan siswa, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau dengan baik, menyebabkan siswa tidak aktif dalam belajar. Ketidakaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan siswa sulit memahami konsep suatu materi dan pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh tidak optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai. Siswa-siswi juga merasa takut dan cemas untuk bertanya, sehingga siswa tidak paham terhadap materi yang diberikan guru. Mereka
kurang percaya diri untuk menyampaikan pertanyaan walaupun sebenarnya mereka tidak memahami pelajaran. Strategi QSH berbasis media flash belum pernah digunakan oleh guru di SMP Negeri 2 Gerung. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat membuktikan bahwa strategi pembelajaran QSH berbasis media flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya media flash yang menyajikan materi dengan disertai berbagai animasi audio, visual, dan interaktif animasi pada materi biologi yang disampaikan akan menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar serta dapat menimbulkan perhatian siswa dan perasaan senang ketika mendengar dan menyimak penjelasan materi yang dipelajari. Strategi pembelajaran QSH berbasis media flash diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran dan menyediakan situasi yang tepat agar potensi siswa berkembang sehingga tujuan dari pendidikan dan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran QSH berbasis media flash perlu dilakukan. KAJIAN LITERATUR Question Student Have dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampun dan keterampilan bertanya (Suprijono, 2009). Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berpikir dan belajar. Tujuan siswa dalam membuat pertanyaan adalah mendorong siswa untuk berpikir dalam memecahkan masalah suatu soal, menyelidiki dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa untuk sesuatu sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya dan juga menarik perhatian siswa dalam belajar. Zaini (2008) menyatakan pembelajaran Question Student Have merupakan suatu teknik yang menuntut siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari yang bertujuan untuk mendorong siswa lebih giat belajar, meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu. Pembelajaran ini menekankan pada siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat dan mengukur sejauh mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis. Tujuan siswa bertanya adalah untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu topik, siswa lebih aktif, siswa harus belajar secara maksimal dan mengembangkan pola pikir sendiri. Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar agar siswa mengerti akan materi yang disampaikan guru. Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan (Hanafiah dan Suhana, 2012). Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapanpun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Media animasi termasuk jenis media visual audio, karena terdapat gerakan gambar dan suara. Flash adalah aplikasi untuk animasi yang digunakan untuk internet. Dengan flash, aplikasi web dapat dilengkapi dengan beberapa macam animasi, audio, interaktif animasi, dan lain-lain. Flash adalah alat untuk membuat website yang interaktif dan website yang dianimasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat website yang interaktif dan web yang dianimasikan. Media flash program animasi 2D berbasis vector, untuk membuat berbagai animasi web, movie dan persentasi (Hidayatulloh dan Rahim, 2011).
Bertanya adalah sebuah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang bersangkut paut dengan materi pelajaran. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa dapat melatih para siswa untuk berpikir serta membangkitkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu, dalam bertanya, guru dapat memberikan tugas yang akan didiskusikan oleh siswa (Depdiknas, 2005). Sardiman (2012) menyatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, meniru, mengamati, mendengarkan dan sebagainya. Belajar menurut Morgan seperti yang dikutip Suprijono (2009) adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi situasi simulasi atau faktor-faktor sama lainnya yang tidak berhubungan dengan kegiatan belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang (Sudjana, 2010), selanjutnya menurut Suprijono (2009) menyatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. Menurut Daryanto (2001) dalam hubungan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan penting paling utama yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (Comprehension), Penerapan (Application), Analisis (Analysis), Sintesis (Synthetis), dan penilaian (evaluation). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental (eksperimen semu). Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan menggunakan dua kelompok perlakuan (Arikunto, 2002). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest Non Equivalent Control Group. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara tidak random, kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui keadaan akhir adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari 4 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Arikunto (2002) purposive sampling merupakan teknik sampling bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII A dan kelas VII B. Kedua kelas ini dipilih sebagai sampel karena memiliki jumlah siswa yang sama dan nilai rata-rata ujian semester ganjil yang mendekati atau hampir sama dibandingkan kelas yang lain. Berdasarkan nilai ratarata kelas dimana yang tertinggi ada pada kelas VII A sebagai kelompok kontrol dan nilai ratarata yang rendah pada kelas VII B sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan tes. Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu lembar observasi dan tes hasi belajar. Lembar observasi meliputi lembar
observasi keterlaksanaan RPP dan lembar observasi keterampilan bertanya siswa, tes hasil belajar berupa tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar yang berjumlah 25 butir soal. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji hipotesis menggunakan uji–t. Sebelum melakukan uji–t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan chi– Square dan uji homogenitas varian antar kelompok dengan menggunakan uji F. . HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VIIA (kelas kontrol) dan kelas VIIB (kelas eksperimen) SMP Negeri 2 Gerung, diperoleh data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 2 . Tabel 2. Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran (RPP) Eksperimen Kontrol No. Aspek I II I II 1. Jumlah langkah 18 18 15 14 Keterlaksanaan pembelajaran 2. Jumlah langkah yang 16 17 12 13 terlaksana 3. Jumlah langkah yang tidak 2 1 3 1 terlaksana 4. Persentase keterlaksanaan 88% 94% 86% 92% 5. Kategori Sangat Sangat Sangat Sangat baik baik baik baik Berdasarkan data hasil observasi lembar keterlaksanaan pembelajaran diperoleh data yaitu pada kelas eksperimen pertemuan pertama persentase keterlaksanaan pembelajaran terlaksana sebanyak 88% dengan kategori sangat baik dan pada pertemuan kedua sebesar 94% mencapai kategori sangat baik. Pada kelas kontrol pertemuan pertama persentase keterlaksanaan pembelajaran yang terlaksana rata-rata sebanyak 86% dengan kategori sangat baik dan pada pertemuan kedua sebesar 92% mencapai kategori sangat baik. Tabel 3. Hasil Observasi Keterampilan Bertanya Siswa Kontrol Eksperimen No Aspek I II 1. Jumlah siswa tiap kelas 26 26 2. Jumlah siswa yang bertanya 13 15 3. Persentase 47,94% 50,96% 4. Kategori Cukup Cukup terampil terampil
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol I 26 11 29,36% Kurang terampil
II 26 13 35,71% Kurang terampil
Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase keterampilan bertanya siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diterapkan dengan strategi pembelajaran QSH berbasis media flash memiliki persentase keterampilan bertanya pada
pertemuan pertama sebesar 47,94% dengan kategori cukup terampil dan pada pertemuan kedua persentase aktivitas belajar sebesar 50,96% dengan kategori cukup terampil. Pada kelas kontrol persentase keterampilan bertanya siswa pada pertemuan pertama sebesar 29,36% yang termasuk dalam kategori kurang terampil dan pada pertemuan kedua keterampilan bertanya siswa sebesar 35,71% dengan kategori kurang terampil. Tabel 4. Data hasil belajar IPA Biologi siswa Eksperimen Kontrol Keterangan Pree-test Post-test Pree-test Post-test Jumlah siswa 26 26 26 26 Nilai Maksimum 68 92 64 88 Nilai Minimum 36 48 36 52 Nilai Rata-rata 52,31 74,38 50,92 66,08
Berdasarkan Tabel 4, di atas menggambarkan hasil nilai pre-test yang dilakukan kedua kelas yaitu kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 36 dengan nilai rata-rata 52,31. Kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 36 sehingga didapatkan nilai rata-rata sebesar 50,92. Selanjutnya hasil pos-test yang dilakukan kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 52 dengan nilai rata-rata 74,38, pada kelas kontrol nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 52 dengan nilai rata-rata 66,08. Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasyarat uji hipotesis. Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan bahwa kelas eksperimen diperoleh hasil x2hitung < x2tabel (10,21<11,70) artinya data kelas eksperimen terdistribusi normal. Pada kelas kontrol diperoleh hasil x2hitung < x2tabel (9,1<11,070) artinya data kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas data post-test menunjukkan bahwa nilai Fhitung
ttabel, maka Ha di terima dan Ho di tolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh strategi pembelajaran QSH berbasis media flash terhadap keterampilan bertanya dan hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMPN 2 Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014. Proses pembelajaran menggunakan strategi QSH berbasis media flash berpengaruh terhadap keterampilan bertanya siswa. Data keterampilan bertanya siswa yang didapatkan untuk kelas eksperimen termasuk kategori cukup terampil sedangkan kelas kontrol termasuk kategori kurang terampil. Perbedaan keterampilan bertanya yang terjadi pada kedua kelas karena pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan strategi pembelajaran QSH berbasis media flash. Dengan strategi ini yang dipadukan dengan media flash siswa merasa tidak bosan terlihat dari keingintahuan siswa terhadap materi yang disampaikan dan perhatian terhadap materi yang disertai dengan tampilan animasi. Proses pembelajaran dengan penerapan strategi QSH berbasis media flash
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terbukti dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t yaitu thitung >ttabel (3,207>1,671) artinya Ha di terima dan Ho di tolak. Hasil ini disebabkan oleh kelebihan-kelebihan dari strategi QSH dan media flash, dengan menerapkan perpaduan strategi pembelajaran QSH berbasis media flash dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar sehingga siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan dan dituntut untuk lebih aktif. Di samping itu, guru lebih mengetahui letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa tuntut mengajukan pertanyaan dan didiskusikan secara bersama-sama. Melalui media pembelajaran akan menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini dikarenakan dengan media flash siswa merasa tertarik untuk lebih aktif dalam menyimak pelajaran serta merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian, penerapan strategi QSH berbasis media flash berpengaruh terhadap keterampilan bertanya dan hasil belajar kognitif siswa. KESIMPULAN Simpulan yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh strategi QSH berbasis media flash terhadap keterampilan bertanya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari persentase keterampilan bertanya siswa yaitu kelas kontrol pada pertemuan I adalah 29,36%, pertemuan kedua sebesar 35,71% sedangkan data keterampilan bertanya siswa untuk kelas eksperimen pada pertemuan pertama dengan persentase 47,94% , pertemuan kedua sebesar 50,96%. Ada pengaruh strategi QSH berbasis media flash terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII SMP Negeri 2 Gerung Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa nilai thitung> table (3,207>1,671) pada taraf siginifikan 5% dengan dk = 50. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Inovatif. Bandung: Yrama Widya. Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Depdiknas, 2005. Pendidikan Guru dan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Djamarah, S. B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Hanafiah, N dan Suhana, C. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Sardiman, A. M. 2012. Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Triwanasari, N. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Media Flash Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Kimia Siswa. Skripsi: IKIP Mataram.
Usman, U. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya. Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta
:
Insan
Madani.