Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V-Medan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan masalah dengan strategi pembelajaran konvensional pada materi pokok pengukuran dan aktivitas belajar siswa saat menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan masalah dengan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester Ganjil SMA swasta Laksamana Martadinata yang terdiri dari 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas X-7 sebagai kelas eksperimen berjumlah 34 orang dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 32,20 dengan standar deviasi 12,40 dan kelas kontrol 31,40 dengan standar deviasi 10,90. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen sebesar 76,50 dengan standar deviasi 9,20 dan kelas kontrol sebesar 69,00 dengan standar deviasi 9,10. Hasil analisis uji-t dua pihak diperoleh thitung = 3,42 sedangkan untuk ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel. Ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, atau ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan masalah dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Kata kunci: strategi pembelajaran, pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran konvensional, hasil belajar siswa INFLUENCE STRATEGY LEARNING BASED PROBLEMS WITH THE CONVENTIONAL LEARNING TO STUDENT LEARNING OUTCOMES Ratelit Tarigan Department of Physics, State University of Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V-Medan Abstract. This study aims to determine the differences in learning outcomes of students who use learning strategies based on problems with the conventional instructional strategies in the subject matter and measuring student learning activities when using learning strategies based on problems with conventional learning. The study was quasi-experimental. The population is all class X Semester Gasal SMA Swasta Martadinata consisting of 9 classes. Sampling was done by cluster random sampling by taking 2 Volume: 2 (1) Juni 2013
67
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R.: Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
classes of 9th grade classes were randomly ie X-7 as the experimental class and numbered 34, the class X-6 as a control class numbered 35 people. The results showed the average value of the experimental class pretest 32.20 with a standard deviation of 12.40 and a control class 31.40 with a standard deviation of 10.90. After completion of learning is given, the value of the average post-test on the experimental class of 76.50 with a standard deviation of 9.20 and a control class is 69.00 with a standard deviation of 9.10. T-test analysis results of the two parties obtained tcount = 3.42, while for ttable = 1.67 so that tcount > ttable. This means that Ha is accepted and Ho is rejected, or is there a significant difference between the learning outcomes of students who use learning strategies based on problems with student learning outcomes using conventional learning. Keywords: learning strategies, problem based learning, conventional learning, student learning outcomes PENDAHULUAN Banyak kalangan guru belum paham tentang inovasi pembelajaran dan sebagian tahu hanya tidak diterapkan untuk merubah strategi pembelajaran di kelas. Akibatnya tidak ada tantangan untuk belajar dan aktivitas belajarnya juga tidak ada perubahan. Melihat kelemahan itu mengakibatkan terjadi penurunan aspekaspek karakter pribadi seperti etika dan tata krama individu pada diri siswa. Untuk menaggulangi pemasalahan di atas peneliti menerapkan stratgi pembelajaran selama KBM di kelas dan meninformasikan pada guru tersebut agar guru ada perubahan pada dirinya untuk berbuat lebih baik untuk anak didiknya. Untuk membelajarkan materi Fisika diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih mendalam terhadap ilmu Fisika yang akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru harus berupaya bagaimana supaya terjadi interaksi selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Volume: 2 (1) Juni 2013
Melihat hasil belajar siswa pada materi Fisika menunjukkan rata-rata 55,00 masih tergolong rendah karena kriteria ketuntasan minimal untuk pelajaran Fisika di SMA Swasta adalah 61. Selain itu faktor yang menyebabkan masalah hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Fisika kurang bervariasi. Ketika diwawancarai strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi ceramah dimana guru adalah sebagai pusat pemberi informasi tanpa melibatkan siswa untuk ikut aktif. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Strategi pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Untuk mencapai kompetensi kognitif dapat dilakukan melalui pembelajaran praktik. 68
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R.: Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Pembelajaran praktik diharapkan akan memberikan pengalaman langsung dan nyata kepada siswa. Sehingga pembelajaran membentuk makna bagi siswa mengingat keilmuan Fisika itu sendiri mempelajari tentang benda dan gejala-gejala kebendaan maka pembelajaran dengan menyelidiki gejala-gejala kebendaan itu secara langsung melalui media. Proses pembelajaran adalah proses pemberian pengalaman, sementara pengalaman yang paling bermakna adalah pengalaman langsung sesuai dengan materi itu sendiri. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang mandiri (Ibrahim, dkk., 2000). Berdasarkan latar belakang masalahan di atas maka rumusan masalahnya, adalah (1) Bagaimanakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan masalah dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X di SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan? (2) Bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dengan strategi pembelajaran berdasarkan masalah dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok Pengukuran di kelas X Martadinata Medan. (3) Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda? Tingkat kemampuan peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mengetahui hasil belajar dan potensi yang dimiliki peserta didik setelah pembelajaran dilakukan melalui pengukuran atau penilaian. Untuk mengukur sampai di mana tingkat pengetahuan seseorang harus ada pengukur tertentu yang berfungsi untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Pada umumnya hasil belajar peserta didik merupakan Volume: 2 (1) Juni 2013
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
perubahan yang terjadi pada perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (attitude). Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian dan bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), belajar autentik (authentic learning), dan pembelajaran bermakna (anchored instruction).
69
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R.: Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Menurut Arends (dalam Trianto, 2007) berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba menunjukkan ciri-ciri pengajaran sebagai berikut: (1) Pengajuan pertanyaan masalah; (2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin; (3) Penyelidikan Autentik; (4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya; dan (5) Kolaborasi. Manfaat dari pembelajaran berdasarkan masalah bahwa pembelajar akan: (1) dengan pembelajaran berdasarkan masalah akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah, belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan; (2) Dalam situasi pembelajaran berdasarkan masalah,
siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikanJurnal Pendidikan nya dalam konteks yangOnline relevan. Artinya,Fisika apa ISSN 2301-7651 yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata atau dengan eksperiman bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori akan mereka temukan selama pembelajaran berlangsung; dan (3) pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam pembelajaran, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahap Tingkah laku Guru Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan Orientasi siswa pada logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada masalah aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. Tahap-2 Guru membantu siswa mendefenisikan dan Mengorganisasikan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan siswa untuk belajar masalah tersebut Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi Membimbing yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk penyelidikan individual mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. dan kelompok Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan menyajikan hasil karya model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya Tahap-5 Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi Menganalisis dan terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mengevaluasi proses mereka gunakan pemecahan masalah METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester I SMA Swasta Laksamana Martadinarta Medan T.P. 2011/2012 yang terdiri dari 9 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik pengambilan sampel acak berkelompok (cluster random sampling) Volume: 2 (1) Juni 2013
dengan metode pengundian. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas pada SMA Swasta Laksamana Martadinarta Medan yakni kelas X7 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
70
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Agar tujuan penelitian yang telah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ditetapkan tercapai, perlu disusun prosedur Hasil Penelitian yang sistematis. Langkah-langkah yang Tarigan, R.: Pengaruh Strategi Pembelajaran Jurnal Online Fisika Secara ringkas data hasilPendidikan belajar siswa dilakukan adalah: (1) Tahap persiapan; (2) Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran ISSN 2301-7651 dapat dilihat pada Tabel 2. TahapKonvensional Penerapan; (3) Tahap pengumpulan data. Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Tabel 2. Nilai pretes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Fi Nilai pretes Fi S Nilai pretes X X 1. 6,70 3 6,70 2. 13,30 1 13,30 3 3. 20,00 2 20,00 5 4. 26,70 9 26,70 9 5. 33,30 7 32,2 12,40 33,30 8 31,40 6. 40,00 5 0 40,00 4 7. 46,70 5 46,70 4 8. 53,30 2 53,30 2 Jumlah 34 35
S
10,90
Setelah pada kedua kelas diberi perlakuan, 69,00 dengan simpangan baku 9,10. Perbanpada kelas Eksperimen diperoleh nilai rata-rata dingan nilai postes antara kedua kelas dapat postes adalah 76,50 dengan simpangan baku dilihat pada Tabel 3 berikut. 9,20. Sedangkan pada kelas kontrol adalah Tabel 3. Nilai postes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Fi Fi Nilai Postes S Nilai Postes S X X 1. 53,30 53,30 4 2. 60,00 2 60,00 5 3. 66,70 7 66,70 10 4. 73,30 9 76,50 9,20 73,30 9 69,00 9,10 5. 80,00 8 80,00 5 6. 86,70 5 86,70 2 7. 93,30 3 93,30 Jumlah 34 35 Keterangan : Fi : ferekuensi, X : nilai rata-rata, S: simpangan baku Dalam satu kelas peneliti mengambil 34 aktivitas kelas kontrol yang dibagi menjadi siswa untuk menjadi sampel aktivitas kelas delapan kelompok. Hasil observasi pada eksperimen yang dibagi menjadi delapan pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada kelompok dan 35 siswa untuk menjadi sampel Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan I dan II No
Volume: 2 (1) Juni 2013
Kelas Eksperimen Pertemuan I Pertemuan II Nilai Jumlah Nilai Jumlah (%) Siswa (%) Siswa
71
Kelas Kontrol Pertemuan I Pertemuan II Nilai Jumlah Nilai (%) Jumlah (%) Siswa Siswa Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Tarigan, R.: Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
54,50 observasi 14 63,60 3 42,80 autentik, 3 menghasilkan 57,10 5 Pada1. Tabel 4 hasil aktivitas Penyelidikan produk/ 2. 63,60 13 72,70 8 50,00 3 64,20 17 belajar siswa selama menerapkan model karya serta menyajikannya memperoleh nilai 3. 72,70 4 81,80 13 57,10 8 71,40 10 pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan rata-rata 25 % dan pada tahap III, Kolaborasi 4. 81,80 3 90,90 10 64,20 12 78,60 3 bahwa rata-rata skor -aktivitas - siswa pada dan mengevaluasi kerja siswa, memperoleh 5. 71,40 9 Pertemuan I mencapai2126 62,50 dengan kategori nilai 25 %. 35 Jumlah 34 2744,80 34 rata-rata 2148,20 2326,70 35 Cukup,Rata-rata rata-rata skor 62,5 aktivitas (Cukup) siswa pada 80,72 (Aktif) 61,37 (Cukup) 66,4 (Aktif) pertemuan II mencapai 80,72 dengan kategori SIMPULAN Rata-rata Aktivitas 71,61 (Aktif ) 63,88 (Cukup Aktif) Aktif. Maka rata-rata aktivitas belajar siswa Simpulan yang diperoleh dalam penelitian selama menerapkan model pembelajaran berdaini adalah: (1) Hasil belajar Fisika siswa yang sarkan masalah mencapai 71,61 dengan diberi pembelajaran dengan strategi pembelakategori Aktif. jaran berdasarkan masalah, diperoleh nilai rataSedangkan hasil observasi aktivitas belajar rata pretes 32,20 dan postes 76,50 dengan siswa selama menerapkan model pembelajaran kategori tuntas baik dan hasil belajar Fisika konvensional menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang diberi pembelajaran dengan model skor aktivitas siswa pada Pertemuan I mencapai pembelajaran konvensional, diperoleh nilai rata61,37 dengan kategori Cukup, rata-rata skor rata pretes 31,40 dan postes 69,00 dengan aktivitas siswa pada pertemuan II mencapai kategori cukup tuntas; (2) Aktivitas siswa 66,4 dengan kategori Aktif. Maka rata-rata selama mengikuti pembelajaran dengan mengaktivitas belajar siswa selama menerapkan gunakan model Pembelajaran berdasarkan model pembelajaran konvensional mencapai masalah menunjukkan bahwa rata-rata skor 63,88 dengan kategori Cukup Aktif. aktivitas siswa pada Pertemuan I mencapai 62,50 kategori cukup aktif (C), Pertemuan II PEMBAHASAN mencapai 80,72 kategori aktif (B). Aktivitas Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa selama mengikuti pembelajaran dengan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model Pembelajaran konvenmenggunakan model pembelajaran berdasarkan sional menunjukkan bahwa rata-rata skor masalah dengan pemelajaran konvensional aktivitas siswa pada Pertemuan I mencapai pada materi pokok pengukuran di kelas XI 61,37 dengan kategori cukup aktif (C), SMA Swasta Laksamana Martadinata Medan Pertemuan II mencapai 66,40 dengan kategori T.P 2011/2012. Hal ini diperkuat dengan nilai aktif (B). (3) Terdapat perbedaan hasil belajar rata-rata postes kelas eksperimen 76,50 dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran standar deviasi 9,20. Sedangkan di kelas berdasarkan masalah dengan pembelajaran kontrol diperoleh nilai rata-rata postes sebesar konvensional. 69,0 dengan standar deviasi 9,10. Dari hasil pengamatan yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA oleh observer, diperoleh bahwa rata-rata Amir, M. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui aktivitas siswa di kelas eksperimen adalah Problem Basad Learning. Jakarta: 71,63 kategori sangat aktif dan kelas kontrol Penerbit Kencana. 64,03 kategori cukup aktif. Tabel di bawah ini Ibrahim, M. 2005. Metode Pembelajaran menunjukan bagaimana pengaruh keaktifan Berdasarkan Masalah, Surabaya: Unesasiswa pada saat pembelajaran terhadap nilai University Press. yang diperoleh selesai pembelajaran (postes). Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Dari aktivitas yang diamati pada Tahap I Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. yakni orientasi siswa pada masalah diperoleh Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. nilai rata-rata persentasi 33,3 %. Pada tahap II,
Volume: 2 (1) Juni 2013
72
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed