PENGARUH SIMPANAN, PINJAMAN, SPREAD DAN BIAYA INTERMEDIASI TERHADAP EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Eko Setyo Bakti *) N. Rachma **) Ronny Malavia Mardani ***) ABSTRACT The purpose of this study is to provide empirical evidence about the influence of Deposits, Loans, Spread and Intermediation Cost to Operational Efficiency The Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The samples are banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2009-2012 as many as 17 companies. The analysis in this study using multiple linear regression. Based on the results of this analysis it can be concluded that: a) variable Simultaneously SIMP, PINJ, SPREAD, Bint significant effect on the efficiency ratio analysis calculated F value of 10.285 with a significance level of 0.000 (significance <α = 0.05), b) Partially SIMP variables, PINJ, SPREAD, Bint significant effect on ROA variable with the results of analysis of significance t value <0.05. Keywords: Deposits, Loans, Spread, Intermediation Costs and Operational Efficiency 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perbankan perlu bertindak rasional dalam arti lebih memperhatikan masalah efisiensi meminimalkan resiko-resiko yang akan dihadapi. Masalah efisiensi dirasakan semakin penting pada saat ini dan dimasa mendatang karena adanya permasalahan yang mungkin timbul sebagai akibat kompetisi usaha yang bertambah ketat dan meningkatnya mutu kehidupan yang berakibat pada meningkatnya standar kepuasan konsumen. Efisiensi operasional bank adalah kemampuan bank dalam mengelola aset yang dimiliki untuk menjalankan fungsinya secara efektif. Apabila efisiensi operasional tersebut dapat dipenuhi maka akan tercapai keuntungan yang optimal. Untuk mengetahui besarnya tingkat efisiensi bank perkreditan rakyat, terlebih dulu perlu diketahui beberapa variabel yang mempengaruhinya. Bank dikatakan efisiensi dalam operasionalnya apabila mempunyai profit margin (PM), yaitu pengukuran efisiensi melalui perbandingan antara laba operasional dibagi dengan pendapatan minimum 8%. Sedangkan melalui pengukuran Return On Assets (ROA), yaitu pengukuran efisiensi melalui perbandingan antara laba operasional dibagi dengan total aktiva. Suatu bank dikatakan sehat apabila besarnya ROA minimum 1,5%. Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa laporan keuangan atas laporan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Dendawijaya (2009:119) “Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.” Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Bank yang
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 133
sehat ketentuan dari BI harus memiliki BOPO < 93,52%. Jika sebuah bank memiliki BOPO lebih dari ketentuan BI maka bank tersebut kategori tidak sehat dan tidak efisien. Yudistira (2003) yang meneliti tingkat efisiensi pada bank Islam dengan melakukanan analisis empiric terhadap 18 bank berbeda yang tersebar diseluruh dunia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data Envelopment Analysis (DEA) dengan variable input berupa staff costs, fixed assets, total deposits dan variable output berupa total loans, other income, liquid assets. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat inefisiensi pada bank Islam tergolong rendah yaitu sekitar 10% jika dibandingkan bank-bank konvensional pada periode 1998-1999. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah adalah: 1. Apakah simpanan, pinjaman, spread dan biaya intermediasi berpengaruh secara simultan terhadap efisiensi operasional perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Apakah simpanan, pinjaman, spread dan biaya intermediasi berpengaruh secara parsial terhadap efisiensi operasional perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh simpanan, pinjaman, spread dan biaya intermediasi secara simultan terhadap efisiensi operasional perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Mengetahui pengaruh simpanan, pinjaman, spread dan biaya intermediasi secara parsial terhadap efisiensi operasional perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.4 Kontribusi Penelitian Adapun kontribusi penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Diharapkan penelitian ini digunakan sebagai wacana bagi pihak managerial perusahaan untuk dapat mengoptimalkan fungsi bank sebagai lembaga perantara keuangan. 2. Bagi Pihak Lain Diharapkan hasil daripada penelitian ini dapat memberikan tambahan masukan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam penyempurnaan yang akan dilakukan selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan perusahaan perbankan. 2 KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Soedarto (2004) dalam penelitiannya menguji faktor - faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit pada BPR (Studi Kasus pada BPR di Wilayah Kerja BI Semarang). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel independen meliputi Tingkat Kecukupan Modal, Jumlah Simpanan Masyarakat, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah Kredit Non Lancar, sedangkan variabel dependen adalah Kredit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Tingkat Suku Bunga, Tingkat Kecukupan Modal, Jumlah Simpanan Masyarakat, dan Jumlah Kredit Non Lancar berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit. 134 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
Maharani (2011) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui factorfaktor apa sajakah yang mempengaruhi penyaluran jumlah kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Makassar. Variabel independennya meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL) sedangkan variable independennya adalah Kredit. Penelitiannya menggunakan analisis regeresi liniear berganda. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Penyaluran Jumlah Kredit, sedangkan Non Performing Loan (NPL) berkorelasi negative dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Negara Indonesia Tbk, Cab. Makassar. 2.2 Tinjauan Teori a. Pengertian Bank Definisi menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut PSAK No. 31 pengertian bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:31.1). Pengertian bank menurut Kasmir (2008:11) adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian bank menurut Dendawijaya (2009:14) bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund surplus unit) kepada phaik yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi sebagai mediator atau perantara bagi lalu lintas peredaran uang, yaitu dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat yang kelebihan dana yaitu dalam bentuk simpanan, kemudian mengelola/menyalurkan dana tersebut dengan jalan meminjamkannya kepada masyarakat yang memerlukan dana. b. Kredit/Pinjaman Kredit menurut Undang-undang Perbakan No.10 Tahun 1998 mendefinisikan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga. (Suyatno, dkk, 1999:153). Pengertian kredit menurut, Sastradipoera (2004:152) yaitu: “ Kredit adalah kepercayaan (amanat) yang diberikan, berhubungan dengan kekayaan yang diserahkan atas janji pembayarannya kelak “ Berdasarkan pengertian kredit diatas, menyatakan bahwa kredit bagi bank dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan laba atas bunga kredit dan bagi nasabah sebagai tambahan modal dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 135
menunjang berjalannya usaha dan diharapkan dapat menjanjikan keuntungan yang lebih besar sehingga debitur dapat mengembalikan pinjamannya. Menurut Hasibuan (1996:88) tujuan penyaluran kredit adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit. 2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada. 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank. 4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5. Memperlancar lalu lintas pembayaran. 6. Menambah modal kerja perusahaan. 7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. c. Tabungan Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan Jumlah Tabungan yang dimaksud adalah total keseluruhan Tabungan yang dihimpun oleh bank dalam periode tertentu. Adapun untuk mendapatkan pengertian dari tabungan berikut ini akan diberikan definisi atau pengertian yang sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. d. Nilai Spread Selisih antara pendapatan bunga yang diterima oleh suatu bank dengan biaya bunga yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu yang nilainya yang biasa dinyatakan dalam persentase (selisih antara suku bunga pinjaman dengan suku bunga simpanan). Dalam kondisi tertentu, misalnya akibat keadaan perekonomian dan ketatnya persaingan mungkin menyebabkan terjadinya spread negatif antara hasil yang diperoleh dari asset dan total bunga yang harus dibayarkan kepada penabung. e. Biaya Intermediasi Biaya intermediasi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh bank (dalam hal ini BPR) selain biaya bunga berkaitan dengan fungsi dan perannya sebagai lembaga perantara keuangan (financial mediatory) selama periode tertentu. Biaya-biaya tersebut diantaranya: biaya premi asuransi, biaya gaji, upah, dan honorarium tenaga kerja, biaya pendidikan tenaga kerja, biaya lainnya tenaga kerja, biaya sewa, biaya pajak-pajak (selain pajak penghasilan), biaya ph/penyusutan aktiva tetap dan inventaris, biaya penyusutan/penghapusan beban yang ditangguhkan, biaya barang dan jasa, serta biaya operasional yang lain. Besar kecilnya biaya intermediasi tersebut juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat atau nasabah. Kontraprestasi dari biaya ini adalah pendapatan operasional, selain pendapatan bunga.
136 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
2.3 Model Penelitian Simpanan
Kredit/Pinjaman Efisiensi Operasional Nilai Spread
Biaya Intermediasi Gambar 1 Model Penelitian Keterangan: Berdasarkan tinjauan pustaka serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, sebagai dasar untuk merumuskan semua hipotesis, maka didapatkan sebuah kerangka konseptual dari topik dalam penelitian ini. Efisiensi operasional merupakan sebagai tolok ukur atau indikator penilaian dari kelangsungan hidup suatu usaha. Dan di dalam efisiensi operasional itu sendiri terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain simpanan, kredit/pinjaman, nilai spread dan biaya intermediasi. 2.4 Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dari tinjauan teori, maka dapat disimpulkan hipotesis ini sebagai berikut: H1 = simpanan, kredit/pinjaman, nilai spread dan biaya intermediasi berpengaruh secara simultan terhadap efisiensi operasional. H2 = simpanan, kredit/pinjaman, nilai spread dan biaya intermediasi berpengaruh secara parsial terhadap efisiensi operasional. 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah ditentukan, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hubungan variabel yang diteliti, yaitu variabel operasional antara lain simpanan, pinjaman, spread, dan biaya intermediasi (sebagai variabel bebas/independent) terhadap tingkat efisiensi operasional (sebagai variabel terikat/dependent) yang kemudian dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanative research) atau penelitian pengujian hipotesa. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006:5) mengemukakan bahwa explanatory research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Dengan kata lain penelitian explanatory adalah penelitian untuk menguji hipotesis antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 137
Sedangkan menurut Sukandarrumidi (2004:105) menjelaskan bahwa penelitian eksplanatori adalah jenis penelitian yang berusaha menguji hipotesis yang menyatakan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Lokasi penelitian dilakukan di P4M FE Unisma. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2013. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 31 perusahaan. Teknik pengambilan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Arikunto (2000;127), mengemukan purposive sampling dilakukan dengan cara pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata atau daerah, tetapi teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara tidak acak dengan tujuan tertentu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menyediakan atau menyetorkan laporan keuangan secara berturutturut yang berakhir pada tahun 2009 - 2012. 2. Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember. 3. Perusahaan tidak di delisting selama periode penelitian. 3.3 Definisi Operasional Variabel a. Efisiensi Operasional (Y) Variabel efisiensi ini merupakan suatu ukuran yang membandingkan nilai output dari suatu proses dengan nilai inputnya. Proses dalam suatu sistem dikatakan efisien bilamana nilai outputnya melebihi nilai inputnya, sehingga sumber daya suatu sistem akan terjaga kelangsungan operasionalnya. Output dalam hal ini adalah pendapatan total dari hasil operasi dalam satu periode, sedangkan inputnya merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan selama periode tersebut. Yang dirumuskan sebagai berikut:
Simpanan/Tabungan (X1) Simpanan merupakan dana dari masyarakat yang dipercayakan kepada pihak bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Pinjaman/Kredit (X2) Kemampuan dari pihak bank (kreditur) untuk memberikan atau mengadakan suatu pinjaman kepada masyarakat (debitur) dengan suatu janji yang pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah ditentukan oleh kedua pihak. c. Nilai Spread (X3) Selisih antara pendapatan bunga yang diterima oleh bank dengan biaya bunga yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu yang nilainya yang biasanya
138 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
dinyatakan dalam persentase (selisih antara suku bunga pinjaman dengan suku bunga simpanan). d. Intermediasi (X4) Biaya Intermediasi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh bank selain biaya bunga berkaitan dengan fungsi dan perannya sebagai lembaga perantara keuangan (financial mediatory) selama periode tertentu. Biaya-biaya tersebut diantaranya : biaya premi asuransi, biaya gaji, upah, dan honorarium tenaga kerja, biaya pendidikan tenaga kerja, biaya lainnya tenaga kerja, biaya sewa, biaya pajakpajak (selain pajak penghasilan), biaya ph/penyusutan aktiva tetap dan inventaris, biaya penyusutan/penghapusan beban yang ditangguhkan, biaya barang dan jasa, serta biaya operasional lainnya. 3.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah termasuk jenis data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dokumentasi dimana sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak dari sumbernya langsung melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain, sudah diolah berupa laporan keuangan perusahaan (Neraca dan Laba Rugi) serta data pendukung lainnya yang diperoleh dari Bank Indonesia Malang. 3.6 Metode Analisis “Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan niali variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi/diubah-ubah atau dinaikturunkan” (Sugiyono, 2011: 260). Terdapat dua jenis analisis regresi, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2011: 275), “Analisis regresi linier berganda digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor manipulasi (dinaik turunkan nilainya)”. Menurut Umar (2005: 307), persamaan regresi berganda adalah: Y = a + bX1 + cX2 + … + kXk Dimana: Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga Y ketika X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Jadi analisis regresi linier berganda dipilih dalam penelitian ini karena terdapat empat variabel independen dan satu variabel dependen. Adapun tahapan analisis sebagai berikut: 1. Uji normalitas data Menurut Santoso (2001:214) “Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variabel JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 139
independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal”. 2. Model regresi Analisis regresi digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Regresi dipergunakan untuk memprediksikan berapa jauh perubahan variabel dependen, bila nilai variabel independen berubah-ubah atau naik turun. Teknik regresi ini bermanfaat untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. 3. Uji asumsi klasik 1) Heteroskedastisitas Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Metode untuk menguji heterokedastisitas menggunakan metode Glejser test yaitu dengan cara meregresikan nilai residu, dengan ketentuan: a) Signifikan < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas b) Signifikan > 0,05, maka bebas dari unsur heterokedastisitas (menurut Santoso,2002:75) 2) Multikolinieritas Mardani (2003;29), multikolinieritas adalah suatu asumsi model regresi linier dimana tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat tinggi pengaruhnya antara variabel. Dapat dideteksi, jika: (1) Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) sekitar angka 1 dan tidak melebihi angka 10. VIF = 1/(1-Rxt2) atau VIF = 1/tolerance. (2) Mempunyai angka toleran mendekati angka 1. Jika terjadi multikolineritas, dapat dilakukan dengan: a. Mengeluarkan salah astu variabel independent yang mempunyai hubungan yang kuat. b. Menambah data baru / mentransformasikannya. 3) Autokorelasi Didefinisikan sebagai korelasi antara anggota, serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan atau ruang. Untuk mengetahui gejala autokorelasi dalam model analisis regresi yang digunakan dengan pengujian metode Durbin dan Watson. Nilai Durbin-Watson menurut Gurajati (2000;215), yakni
Dimana: d = nilai Durbin-Watson e1 = nilai residual pada periode t et-1 = nilai residual pada t-1 n = banyaknya observasi sampel 4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk menguji secara simultan, sedang uji t dilakukan untuk uji parsial.
140 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pemilihan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 hingga 2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 442 Jumlah perusahaan non-perbankan (411) Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 31 Perbankan memiliki laporan keuangan tidak lengkap (14) Perbankan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan layak untuk dijadikan sampel 17 Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh sampel sebanyak 17 perusahaan perbankan dari populasi sebanyak 31 perusahaan. 4.1.2. Statistik Deskriptif Tabel 2 Statistik Deskriptif BOPO SIMP PINJ SPREAD BINT
N 68 68 68 68 68
Range Minimum Maximum 7,507 0,035 7,541 5,363 14,117 19,481 5,139 13,891 19,030 15,846 0,000 15,846 4,782 10,510 15,292
Mean 0,74520 17,08076 16,75235 11,90522 13,10833
Std. Deviation 1,185185 1,493860 1,372966 3,028408 1,281956
Sumber : data diolah, 2013 Dari tabel 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nilai minimum untuk masing-masing variabel yaitu BOPO sebesar 0,035; SIMP sebesar 14,117; PINJ sebesar 13,891; SPREAD sebesar 0,00; BINT sebesar 10,510. 2) Nilai maksimum untuk masing-masing variabel yaitu BOPO sebesar 7,541; SIMP sebesar 19,481; PINJ sebesar 19,030; SPREAD sebesar 15,846; BINT sebesar 15,292. 3) Nilai mean untuk masing-masing variabel yaitu BOPO sebesar 0,74520; SIMP sebesar 17,08076; PINJ sebesar 16,75235; SPREAD sebesar 11,90522; BINT sebesar 13,10833. 4) Standar deviasi untuk masing-masing variabel yaitu BOPO sebesar 1,185185; SIMP sebesar 1,493860; PINJ sebesar 1,372966; SPREAD sebesar 3,028408; BINT sebesar 1,281956. 4.2. Pembahasan Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (SIMP, PINJ, SPREAD, BINT) terhadap variabel dependen (BOPO) dan membuat persamaan regresinya. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: Y = 1,428 + 0,305X1 + 0,424X2 + 0,092X3 - 1,075X4 Dari hasil analisis regresi berganda di atas, dapat dijelaskan bahwa Y (BOPO) = 1,428 (jika SIMP, PINJ, SPREAD, BINT tidak ada). Untuk variabel SIMP, jika JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 141
koefisien regresi SIMP dinaikkan sebesar satu maka nilai BOPO akan meningkat sebesar 0,305 (jika PINJ, SPREAD, BINT tidak ada), begitu juga sebaliknya jika koefisien regresi SIMP diturunkan sebesar satu maka nilai BOPO akan turun sebesar 0,305. Untuk variabel PINJ, jika koefisien regresi PINJ dinaikkan sebesar satu maka nilai BOPO akan meningkat sebesar 0,424 (jika SIMP, SPREAD, BINT tidak ada). Untuk variabel SPREAD, jika koefisien regresi SPREAD dinaikkan satu maka nilai BOPO akan naik sebesar 0,092 (jika SIMP, PINJ, BINT tidak ada). Untuk variabel BINT, jika koefisien regresi BINT dinaikkan satu maka BOPO akan turun sebesar 1,075 (jika SIMP, PINJ, SPREAD tidak ada). 4.2.1. Uji Normalitas Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data N Mean
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation Absolute
Most Extreme Differences
BOPO 68 ,74520
68 17,08076
68 16,75235
SPREAD 68 11,90522
68 13,10833
1,185185
1,493860
1,372966
3,028408
1,281956
,410
,097
,087
,146
,104
,410
,094
,062
,102
,083
-,318
-,097
-,087
-,146
-,104
,885 ,439
,798 ,547
,721 ,676
1,204 ,110
,858 ,453
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
SIMP
PINJ
BINT
Uji normalitas yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel yang dipilih dari populasi berdistribusi normal atau tidak dengan melihat hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji K-S tes, variabel penelitian menunjukkan nilai Asymp.sig (2-tailed) > 0,05 dimana untuk variabel BOPO memiliki nilai Asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,439; SIMP sebesar 0,547; PINJ sebesar 0,676; SPREAD sebesar 0,110; dan BINT sebesar 0,453. Hal ini berarti data yang tersebar berdistribusi secara normal. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Model 1
(Constant) SIMP PINJ SPREAD BINT
Unstandardized Coefficients Std. B Error 1,428 1,526 ,305 ,123 ,424 ,162 ,092 ,042 -1,075 ,185
Standardized Coefficients Beta ,384 ,491 ,236 -1,163
Collinearity Statistics t ,936 2,482 2,618 2,176 -5,815
Sig. ,353 ,016 ,011 ,033 ,000
Tolerance ,401 ,273 ,815 ,240
VIF 2,495 3,662 1,228 4,164
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau tidak. Jika terjadi korelasi maka terjadi masalah multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak, dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF dari pengujian yang telah dilakukan. Dari tabel 4 dapat dijelaskan sebagai berikut :
142 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
1) Variabel SIMP memiliki nilai tolerance sebesar 0,401; PINJ sebesar 0,273; SPREAD sebesar 0,815; dan BINT sebesar 0,240. 2) Variabel SIMP memiliki nilai VIF sebesar 2,495; PINJ sebesar 3,662; SPREAD sebesar 1,228; dan BINT sebesar 4,164. Dari hal tersebut dapat disimpulkan jika masing-masing variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan output SPSS versi 15.0 maka hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser) Model 1
t
(Constant) SIMP PINJ SPREAD BINT
Sig -,818 ,396 -,275 ,394 ,446
,417 ,693 ,785 ,695 ,657
Berdasarkan tabel 5, nilai signifikansi tabel SIMP adalah 0,693 lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. Nilai signifikansi tabel PINJ adalah 0,785 lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. Nilai signifikansi tabel SPREAD adalah 0,695 lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. Nilai signifikansi tabel BINT adalah 0,657 lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. 3. Uji Autokorelasi Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Model 1
R ,629(a)
R Square ,395
Adjusted R Square ,357
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson ,950631 1,779
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat problem autokorelasi atau tidak. Untuk mengetahuinya maka dalam penelitian ini dilakukan uji autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson (DW). Hasil analisis pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.12. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa nilai Durbin-Watson dari hasil uji yang dilakukan adalah sebesar 1,779. Nilai Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi adalah terletak pada DU < DW < 4-DU. DU merupakan batas atas (upper bound) di mana dalam penelitian ini adalah sebesar 1,734. Sehingga ketika dimasukkan hasil uji autokorelasi tersebut dalam persamaan menjadi 1,735 < 1,779 < 2,265. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi. 4.2.3. Uji Hipotesis Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (SIMP, PINJ, SPREAD, BINT) terhadap variabel dependen (BOPO) dan JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 143
membuat persamaan regresinya. Berikut disajikan hasil analisis regresi berganda yang terdiri dari Uji F, R Square dan Uji t. 1. Uji F-Statistik Tabel 7 Uji F-Statistik ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Df Regression 37,179 4 Residual 56,933 63 Total 94,112 67 a Predictors: (Constant), SIMP, PINJ, SPREAD, BINT b Dependent Variable: BOPO
Mean Square 9,295 ,904
F 10,285
Sig. ,000(a)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen (SIMP, PINJ, SPREAD, BINT) secara simultan terhadap variabel dependen (BOPO). Dari tabel 4.14 terlihat nilai F hitung sebesar 10,285 dengan tingkat signifikansi 0,000 (signifikansi < α = 0,05). Hal ini berarti secara simultan variabel SIMP, PINJ, SPREAD, BINT berpengaruh signifikan terhadap BOPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soedarto (2004) yang menyatakan bahwa variabel SIMP, PINJ, SPREAD, BINT berpengaruh terhadap BOPO perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. R square Tabel 8 Hasil Uji R Square Model 1
R ,629(a)
R Square ,395
Adjusted R Square ,357
Std. Error of the Estimate ,950631
Durbin-Watson 1,779
Pada tabel 4.15 terlihat nilai R Square sebesar 0,395 yang artinya 39,5% BOPO perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel SIMP, PINJ, SPREAD, BINT sedangkan sisanya 60,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. 3. Uji t-Statistik Tabel 9 Hasil Uji t-Statistik Model (Constant) SIMP PINJ SPREAD BINT
Unstandardized Coefficient B Std. Error 1,428 1,526 ,305 ,123 ,424 ,162 ,092 ,042 -1,075 ,185
Standardized Coefficients Beta ,384 ,491 ,236 -1,163
T ,936 2,482 2,618 2,176 -5,815
Sig ,353 ,016 ,011 ,033 ,000
Uji t dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengujian t statistik seperti yang terlihat pada tabel 4.16 maka dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Variabel SIMP memiliki nilai t hitung sebesar 2,482 dengan tingkat sigifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,016. Hasil ini mengindikasikan bahwa secara parsial variabel SIMP berpengaruh terhadap BOPO perusahaan. Hasil statistic ini menunjukkan semakin tinggi jumlah simpanan yang dimiliki oleh perbankan, maka akan meningkatkan dana yang dapat disalurkan kepada nasabah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan bunga. Hal ini akan meningkatkan efisiensi yang 144 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
diproxikan pada BOPO perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Soedarto (2004) yang mengemukakan bahwa SIMP berpengaruh terhadap BOPO. b) Variabel PINJ memiliki nilai t hitung sebesar 2,618 dengan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,011. Artinya bahwa secara parsial variabel PINJ berpengaruh signifikan terhadap BOPO. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa PINJ signifikan terhadap BOPO karena mayoritas bank sampel berusaha menyalurkan kredit semaksimal mungkin dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan bunganya. Dengan peningkatan pendapatan bunga tersebut perbankan dapat menjaga efisiensi dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Soedarto (2004) yang menyatakan PINJ berpengaruh terhadap BOPO. c) Variabel SPREAD memiliki nilai t hitung sebesar 2,176 dengan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,033. Artinya secara parsial variabel SPREAD berpengaruh signifikan terhadap BOPO. Hasil penelitian ini yang menemukan bahwa SPREAD berpengaruh terhadap BOPO menunjukkan bahwa semakin tinggi selisih antara pendapatan Bunga dengan biaya bunga yang dikeluarkan perbankan, maka akan meningkatkan efisiensi biaya yang dikeluarkan perbankan yang diproxikan pada BOPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedarto (2004) yang menyatakan jika SPREAD berpengaruh terhadap BOPO. d) Variabel BINT memiliki nilai t hitung sebesar -5,815 dengan tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti secara parsial variabel BINT berpengaruh terhadap BOPO. Hasil penelitian ini yang menemukan bahwa BINT berpengaruh terhadap BOPO menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya intermediasi yang dikeluarkan perbankan dalam penyaluran kreditnya makan akan menurunkan efisiensi biayanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Soedarto (2004) yang menyatakan bahwa variabel BINT berpengaruh negatif signifikan terhadap BOPO. 4.3. Implikasi Hasil Penelitian Dari hasil analisa penelitian, dapat ditemukan bahwa Biaya intermediasi memiliki koefisien tertinggi bila dibandingkan dengan variable bebas lainnya. Ini membuktikan bahwa perbankan harus benar-benar memperhatikan pengeluaran untuk biaya intermediasinya, karena semakin tinggi biaya intermediasi yang dikeluarkan oleh perbankan, maka akan semakin menurunkan efisiensi biaya perbankan secara keseluruhan. Selain itu, perbankan juga harus mampu menarik nasabah agar meningkatkan simpanannya, sehingga semakin tinggi jumlah simpanan yang dimiliki perbankan maka akan meningkatkan jumlah dana yang dapat disalurkan kembali kepada nasabah. Dengan demikian, maka SPREAD yang dimiliki perusahaan dapat semakin meningkat, sehingga efisiensi biaya dapat dilakukan secara maksimal. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai Pengaruh Simpanan, Pinjaman, Spread dan Biaya Intermediasi terhadap Efisiensi Operasional Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012 sebanyak 17 perusahaan. Analisis dalam penelitian ini JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013
| 145
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Secara simultan variabel SIMP, PINJ, SPREAD, BINT berpengaruh signifikan terhadap BOPO dengan hasil analisa nilai F hitung sebesar 10,285 dengan tingkat signifikansi 0,000 (signifikansi < α = 0,05) 2. Secara parsial variabel SIMP, PINJ, SPREAD, BINT berpengaruh signifikan terhadap variabel BOPO dengan hasil analisa nilai signifikansi t hitung < 0,05. 5.2 Saran Beberapa saran untuk peneliti selanjutnya meliputi : 1) Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian sehingga memberikan hasil yang lebih akurat. 2) Sampel yang digunakan lebih diperluas dan tidak hanya menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI saja, melainkan dapat menggunakan seluruh perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI. 3) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya terbatas pada SIMP, PINJ, SPREAD, BINT akan tetapi dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lainnya seperti Retention Rate, Return On Assets, , CAR dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Alkausar, Gema, 2011. Analisis Strategi Pemasaran Pada PT. MITRA Yomart Sejati. Skripsi dipublikasikan, Bandung: Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Hanafi, Mamduh M, 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Helfert, Erich A, 1991. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga. Jauch, Lawrence R & William F. Glueck, 2003. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga. Kasmir, 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 1-3. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir, 2010. Pengantar manajemen keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Linawati, 2009. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat , Skripsi dipublikasikan, Bandung: Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Rangkuti, Freddy, 2005. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Suja’i, Yusuf Imam, 2008. Manajemen Keuangan 1 modul 03 Modal dan Jenis-Jenis Modal. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang. Utami, Christina Whidya, 2010. Manajemen Ritel. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Zimmerer, Thomas W, DKK, 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi ke lima. Jakarta: Salemba Empat.
*) Eko Setyo Bakti adalah alumnus Fakultas Ekonomi Unisma **) N. Rachma adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma ***) Ronny Malavia M adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Unisma
146 |
JEMA Vol. 11 No. 1 Agustus 2013