JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : 101 - 110
PENGARUH RATING DAN KUPON TERHADAP HARGA OBLIGASI Studi Kasus Obligasi Kriterian Investasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya Tahun 2002-2006 Oleh:
Noor Achmad* dan Greace Setiawan *Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT The price of bonds are the most important indicator to determine an investment by a prospective investor, because price is discounted everything related to it’s atributes like rating, coupon maturity, etc. The price of bonds are important matter in the purchase of bonds to examine whether these bonds are priced approprite by to be chosen by investor in investing his fund for long term period. Moreover, the price of the bonds is useful tools to facilitate the asesment of financial conditions the publisher. To measure corelation in analysing rating, coupon and the price of the bonds by using statistical method chi square and the variance to be analysed by using the F-Test. The aim of this research is to measure the influence of rating and coupon against price of the bonds which were listed in the Surabaya Stock Exchange. The analysis carried out to measure the relations between bonds rating and coupon against the price of the bonds either individually or simultaneously. The reseach is done through fifty four (54) investment criteria bonds which are issued by twenty nine (29) companies and listed in the Surabaya Stock Exchange during period 2002-2006. The results of the analysis in this study found out that there are significant corelation between rating of the bonds against the price of the bonds. But coupon of the bonds against the price of the bonds do not have significant relations due to inflation factor was much more significant determinant that discounted the bond’s price. Meanwhile bond’s rating and coupon simultaneously has significant relations the price of the bonds eventhogh in a low level. This finding mean that the bond’s price is not discounted said determinants only but inflation factor as well. Keywords : Rating, coupon, inflation rate, and bond’s price.
PENDAHULUAN Iklim investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal ini dikarenakan minat masyarakat untuk melakukan investasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia sudah cukup mampu untuk mengalokasikan dananya bagi kepentingan pribadi. Masyarakat tidak hanya menyimpan dananya di bank atau lembaga keuangan lainnya, melainkan juga dapat
menginvestasikan dana miliknya dalam bentuk surat berharga, yaitu saham dan obligasi yang di perjual belikan di bursa efek. Obligasi itu sendiri merupakan instrumen jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan atau negara untuk mendapatkan sejumlah dana dari berbagai kelompok atau perorangan pemberi pinjaman. Seorang investor dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham maupun obligasi mengharapkan nilai tambah baik berupa (a) deviden sebagai imbal
ACHMAD dan SETIAWAN, Pengaruh Rating dan Kupon terhadap Harga Obligasi
hasil saham ataupun bunga kupon sebagai imbal hasil obligasi, dan (b) apa yang disebut ‘capital gain’ yaitu selisih harga pembelian dan harga penjualan dari surat-surat berharga tersebut. Obligasi sebagai instrumen perdagangan, harganya selalu berfluktuasi sesuai kondisi pasar yang dipengaruhi oleh pergerakan tingkat suku bunga. Khusunya obligasi Indonesia harganya dipengaruhi oleh faktor inflasi dimasa yang aka datang. Obligasi sebagai instrumen investasi jangka panjang harganya dihitung dengan metoda present value, dengan discount factor sebesar tingkat keuntungan yang diharapkan oleh masing-masing investor. Perusahaan dalam menerbitkan surat hutang (obligasi) akan menentukan tingkat bunga atau kupon sebagai imbal hasil atas obligasi. Seorang emiten dalam menarik calon investor, salah satu caranya adalah kupon obligasi yang akan diterbitkan mempunyai tingkat suku bunga yang relatif menguntungkan bagi calon pembeli obligasi tersebut. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi atau lebih dikenal dengan kupon dijadikan salah satu pertimbangan utama investor dalam melakukan investasi. Tingkat bunga kupon obligasi yang berlaku di Indonesia, bisa berupa tingkat suku bunga tetap yang berarti tidak berubah sampai dengan jatuh tempo, tingkat suku bunga mengambang yaitu tingkat bunga yang ditentukan menjelang pembayaran kupon dengan menggunakan rata bunga deposito 3 bulan pada beberapa bank yang ditentukan ditambah dengan beberapa persen sebagai premium, dan tingkat suku bunga campuran misalnya dengan menggunakan tingkat bunga tetap untuk masa satu atau 2 tahun kemudian menggunakan tingkat bunga mengambang untuk tahun-tahun berikutnya sampai dengan jatuh tempo. Penggunaan jenis kupon di atas sangat tergantung pada prospek kondisi perekonomian negara di masa datang. Pembayaran bunga kupon oleh penerbit (emiten) biasanya dilakukan pembayaran kupon kepada investor setiap tahun (annual) atau setiap semester (semi annual), dapat juga setiap triwulan sesuai dengan perjanjian. Secara umum emiten menetapkan tingkat bunga kupon yang lebih tinggi dibandingkan tingkat 102
suku bunga yang berlaku di pasar agar obligasi yang diterbitkannya lebih menarik investor. Hal lain yang berhubungan dengan harga obligasi adalah jatuh tempo. Pada saat tanggal jatuh tempo, emiten obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi.. Jatuh tempo obligasi sangat erat kaitannya dengan resiko. Semakin lama masa jatuh tempo obligasi berarti semakin besar faktor ketidakpastian dan ini berarti semakin tinggi resiko obligasi. Surat hutang (obligasi) sebelum diperdagangkan pada masyarakat wajib melalui proses pemeringkatan dahulu. Pemeringkatan surat hutang seperti obligasi dimaksudkan untuk menilai derajat kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pokok obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo. Gradasi peringkat surat hutang atau obligasi merefleksikan gradasi kemampuan emiten dalam memenuhi kewajiban hutangnya. Pihak yang melakukan pemeringkatan surat obligasi adalah institusi independen yang kalau di Indonesia dilakukan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat kredit obligasi ini juga berhubungan dengan penentuan tingkat kupon, dimana obligasi yang berperingkat rendah biasanya akan menyediakan tingkat kupon yang tinggi dengan harga obligasi yang rendah, sedangkan obligasi dengan peringkat tinggi menandakan bahwa kualitas emiten yang menerbitkan obligasi tersebut bagus, oleh sebab itu obligasi berperingkat tinggi memberikan tingkat kupon rendah dan memberikan harga obligasi yang relatif cukup tinggi.
METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif kuantitatif. Penulis mengambil data-data yang berkaitan dengan tiga variabel, yaitu peringkat kredit (rating), kupon, dan harga obligasi. Selain itu penulis juga menggunakan studi kepustakaan untuk mendapatkan teori dan data-data obligasi yang diperdagangkan di Bursa dengan jalan: 1. Melalui observasi Bursa Efek Surabaya (BES) Kantor Perwakilan di Jakarta 2. Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
3. Perpustakaan STIE Kesatuan Bogor 4. Browsing ke website Bursa Efek Surabaya dan Bank Indonesia Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang perlu di analisis, yakni peringkat kredit, kupon dan harga obligasi. 1. Variabel pertama adalah peringkat kredit obligasi (X1) yang dipergunakan untuk menggambarkan kesehatan dan kemampuan emiten berdasarkan kinerja keuangan, posisi bisnis industri perseroan. Dalam hal ini penulis menggunakan rating antara AAA – BBB, karena obligasi dengan rating tersebut dianggap layak untuk dijadikan sebagai investasi jangka panjang. 2. Variabel kedua adalah kupon obligasi (X2) yang diartikan sebagai imbal hasil berupa pendapatan suku bunga tetap yang diberikan kepada pemegang obligasi. Obligasi akan semakin menarik investor apabila memberikan tingkat bunga yang lebih tinggi dari rata-rata kupon obligasi pada umumnya atau diatas tingkat suku bunga perbankan. 3. Variabel ketiga adalah harga obligasi (Y) yang dipergunakan sebagai dasar transaksi perdagangan dan investasi. Harga obligasi selalu berfluktuasi sesuai kondisi pasar dan dipengaruhi oleh pergerakan tingkat suku bunga sebagai dampak dari kondisi perekonomian secara makro. Dalam hal ini penulis menggunakan harga obligasi yang disebut sebagai last price, yakni harga obligasi dalam bentuk persentase yang merupakan harga terakhir atau harga pada saat penutupan obligasi. Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Analisis Rating, kupon Terhadap Harga Obligasi Variabel Rating Obligasi Kupon Obligasi Harga Obligasi
Fungsi X1 X2 Y
Proksi AAA - BBB Fixed Rate Last Price
Parameter Ordinal Rasio Rasio
Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang penulis gunakan merupakan data sekunder yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu datadata yang diperoleh berasal dari Bursa Efek Surabaya (BES). Metode Analisis Setelah semua data dikumpulkan, untuk membuktikan apakah ada hubungan rating dan kupon terhadap harga obligasi, dan pengaruh kupon, rating terhadap harga obligasi, maka penulis menggunakan alat analisis statistik yakni dengan menggunakan uji Chi Square dan analisis Varian. 1.
Analisis Uji Chi Square Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis menggunakan analisis Chi Square. Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y. Uji Chi squre digunakan untuk masalah yang menyangkut data-data yang dikelompokkan. Adapun Rumus dari Chi Square : X2 =
fe =
∑( fo − fe )2 fe
( jumlahbaris × jumlahkolom) total
Keterangan : X2 = nilai chi kuadrat fo = Frekuensi yang diperoleh fe = Frekuensi yang diharapkan Penelitian Satatistik I Setelah didapat hasil perhitungan korfisien korelasi kemudian dilakukan langkah-langkah pengujian hipotesa sebagai berikut : Ho : fo = fe, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara rating dengan harga obligasi. Hi : fo ≠ fe, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara rating dengan harga obligasi. Ho : fo = fe, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kupon dengan harga obligasi. Hi : fo ≠ fe, berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kupon dengan harga obligasi. Kriteria pengujian : Ho diterima, Hi ditolak jika Chihitung < Chitabel artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. 103
ACHMAD dan SETIAWAN, Pengaruh Rating dan Kupon terhadap Harga Obligasi
Ho ditolak, Hi diterima jika Chihitung > Chitabel artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Setelah diperoleh hasil Chi hitung tersebut, maka penulis akan membandingkannya dengan mencari Chi tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05 atau 5%. Kemudian hasil perbandingan ini dipergunakan untuk memutuskan apakah kita akan menolak atau menerima hipotesis. 2. Analisis Varian Dalam menganalisis data penulis tidak hanya menggunakan analisis Chi Square, penulis juga menggunakan analisis varian. Analisis Varian merupakan suatu proses untuk menguji secara bersamaan antara variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y. Rumus Analisis Varian :
( ) 2 − ∑ X
SST =
∑ TnC
SSE =
∑ (X ) − ∑ 2
2
n
2 Tc n c
SS = SST + SSE Keterangan : SST = Sum of square treatment atau jumlah kuadrat antar kelompok Tc = Kuadrat dari setiap kolom, nilai setiap pengamatan (X) dalam satu kolom atau perlakuan dijumlahkan kemudian dikuadratkan nc = Jumlah pengamatan dalam setiap kolom atau perlakuan X = Nilai setiap pengamatan N = Jumlah total pengamatan k - 1 = Derajat bebas pembilang SSE = Sum of square error atau jumlah kesalahan kuadrat dalam kelompok N – k = Derajat bebas penyebut Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas mampu secara bersama-sama maupun secara parsial menjelaskan tingkah laku variabel tak bebas. Uji global adalah uji signifikansi serentak atau uji F yang dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas X 1 dan X 2 yaitu rating obligasi dan kupon obligasi untuk dapat atau mampu menjelaskan 104
tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas (Y) yaitu tingkat harga obligasi. Langkah selanjutnya setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka dilakukan uji F dengan rumus sebagai berikut :
F=
SST / K − 1 MSTR = SSE / N − K ME
Keterangan : MSTR = Mean square between treatment atau rata-rata kuadrat antar kelompok MSE = Mean square error atau rata-rata kesalahan kuadrat antar kelompok Setelah diperoleh hasil uji F tersebut, maka dilakukan pembandingan dengan mencari F tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar 0,05 atau 5%. Kemudian hasil perbandingan ini dipergunakan untuk memutuskan apakah kita akan menolak atau menerima hipotesis. Ho :µ1 = µ2, berarti rating, tingkat kupon tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap harga oblgasi. Hi :µ1 ≠ µ2, berarti rating, tingkat kupon ada pengaruh yang signifikan terhadap harga oblgasi. Uji signifikansi parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas, dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah rating obligasi dan kupon obligasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat harga obligasi. Rumus untuk uji t adalah sebagai berikut. b−B t-hitung = Sb apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka pengaruh dari suatu variabel bebas terhadap satu variabel tidak bebas adalah nyata. Kriteria pengujian : Ho diterima, Hi ditolak jika Fhitung < Ftabel artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Ho ditolak, Hi diterima jika Fhitung > Ftabel artinya terdapat hubungan yang
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
signifikan antara dengan variabel Y.
variabel
X
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Penelitian
Surat hutang atau obligasi yang diteliti terdiri dari 238 obligasi, hanya dipilih 54 obligasi sebagai data penelitian. Surat hutang atau obligasi tersebut diterbitkan oleh 29 emiten, dimana pemilihan sampling ini secara acak. Data yang diambil pada perusahaan penerbit obligasi terdiri dari rating obligasi, kupon obligasi, dan harga obligasi . Data obligasi dalam hal ini rating obligasi, dimana rating yang dijadikan penelitian adalah rating AAA–BBB, peneliti mengambil rating obligasi antara AAA–BBB, karena obligasi ini dianggap layak untuk dijadikan investasi (investment grade). Obligasi ini dianggap layak untuk dijadikan investasi karena tingkat resiko yang rendah dan kemampuan obligor dalam membayarkan bunga beserta nilai pokok pada saat jatuh tempo. Surat hutang / obligasi sebelum diperdagangkan dimasyarakat , obligasi dilakukan proses pemeringkatan terlebih dahulu. Pemeringkatan terhadap obligasi diterbitkan bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan. Pemeringkatan terhadap obligasi perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi pada perusahaan penerbit obligasi . Proses pemeringkatan obligasi dilakukan oleh suatu lembaga pemeringkat yaitu PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PT. Pefindo). Dalam penelitian tingkat kupon yang diambil sebagai data penelitian adalah tingkat kupon yang tetap, yaitu tingkat kupon yang tidak mengalami perubahan hingga jatuh tempo, dimana tingkat kupon tetap merupakan tingkat kupon yang aman untuk dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Harga obligasi yang digunakan merupakan harga last price, yaitu harga penutupan transaksi obligasi yang dinyatakan dalam persentase. A. Rating Obligasi Untuk melakukan proses penerbitan obligasi, perusahaan melakukan proses pemeringkatan yang dilakukan oleh Lembaga Pemeringkat, yaitu PT. Peringkat Efek
Indonesia (Pefiindo), dimana peringkat obligasi menerminkan tingkat keamanan dari perusahaan penerbit obligasi. Dari 54 obligasi kategori layak investasi maka peringkatnya seperti tercantum pada tabel berikut ini. Tabel 2. Rating Obligasi yang Tercacat di Bursa Efek Surabaya Pada Tahun 2002-2006 Rating Obligasi Tahun 2002-2006 Jumlah Persentase 1 AAA - AAA4 7,41 2 AA+ - AA13 24,07 3 A+ - A24 44,44 4 BBB+ - BBB13 24,07 Jumlah 54 100 Sumber : Bursa Efek Surabaya, di olah. No
Rating
B. Kupon Obligasi Surat hutang atau obligasi memberikan imbal hasil atas surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan dalam berupa tingkat bunga. Tingkat bunga dalam obligasi disebut sebagai bunga kupon, bunga kupon tersebut diberikan agar investor dapat tertarik pada obligasi tersebut. Berdasarkan obligasi yang diterbitkan perusahaan, masing-masing perusahaan memberikan tingkat kupon yang menarik. Adapun tingkat bunga kupon tersebut tergambar di bawah ini : Tabel 3 Kupon Obligasi Yang Tercacat di Bursa Efek Surabaya (BES) Tahun 2002-2006 Kupon Obligasi Tahun 2002-2006 Kupon No Persentase Jumlah (%) 1 12 - 14.09 30 55,56 2 14.10 - 16.17 17 31,48 3 16.18 - 18.24 7 12,96 Jumlah 54 100 Sumber: Bursa Efek Surabaya, diolah C. Harga Obligasi Perusahaan penerbit obligasi yang mememiliki rating AAA terdiri dari 4 data obligasi atau berkisar 7,41% (tujuh koma empat puluh satu persen), dimana rating AAA merupakan rating tertinggi dan memiliki 105
ACHMAD dan SETIAWAN, Pengaruh Rating dan Kupon terhadap Harga Obligasi
kemampuan obligor yang mampu memenuhi kewajiban jangka panjang. Perusahaan penerbit obligasi yang mempunyai rating AA yang penilis teliti terdiri dari 13 data obligasi atau berkisar 24,07% (dua puluh empat koma nol tujuh persen), dimana rating AA yang terdiri AA+, AA, AA-, dimana rating obligasi dengan tanda (+ / -) menunjukkan rating stable outlook untuk memperlihatkan dimana suatu perusahaan dengan nilai (+) berarti rating obligasi yang mendekati rating diatasnya, dan untuk nilai ( - ) menunjukkan suatu perusahaan yang rating obligasinya mendekati rating dibawahnya. Obligasi dengan rating AA termasuk dalam kategori yang baik untuk investasi. Perusahaan penerbit obligasi yang memiliki rating A yang penulis teliti terdiri dari 24 data obligasi atau berkisar 44,44% (empat puluh empat koma empat puluh empat persen), dimana rating A dianggap sebagai obligasi dengan dengan peringkat menengah keatas, dan obligor memiliki kemampuan yang memadai dalam memenuhi pembayaran nilai pokok pada saat jatuh tempo, tetapi cukup peka terhadap perubahan yang merugikan. Peringkat A yang penulis ambil terdiri dari A+, A, A-, dimana peringkat obligasi dengan tanda (+ / -) menunjukkan rating stable outlook untuk memperlihatkan dimana suatu perusahaan dengan nilai (+) berarti peringkat obligasi yang mendekati rating diatasnya dan untuk nilai (-) menunjukan suatu perusahaan yang rating obligasinya mendekati peringkat dibawahnya. Perusahaan penerbit obligasi rating BBB yang penulis hitung terdiri dari 13 (tiga belas) data obligasi atau berkisar 24,07% (dua puluh empat koma nol tujuh persen), dimana
peringkat BBB menunjukkan kemampuan obligor / perusahaan penerbit obligasi yang memadai dalam membayar bunga dan nilai pokok pada saat jatuh tempo, tetapi kemampuan obligor dengan peringkat BBB dapat diperlemah oleh perubahan yang merugikan. Peringkat BBB yang penulis ambil terdiri dari BBB+, BBB, BBB-, dimana peringkat obligasi dengan tanda (+ / -) menunjukkan rating stable outlook untuk memperlihatkan dimana suatu perusahaan dengan nilai (+) berarti peringkat obligasi yang mendekati rating diatasnya dan untuk nilai (-) menunjukan suatu perusahaan yang rating obligasinya mendekati peringkat dibawahnya. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan peringkat BBB memberikan pengertian bahwa perusahaan dengan resiko investasi cukup rendah dan berkemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya, meskipun kemampuan tersebut cukup peka terhadap keadaan yang merugikan. 2. Pembahasan Berdasarkan data yang telah dijelaskan sebelumnya berikut diberikan analisis pengukuran atas identifikasi masalah penelitian ini. A. Hubungan Rating Terhadap Harga Obligasi Pengamatan atas frekuensi peringkat obligasi berdasarkan 3 kategori harga 54 obligasi yang tercatat di Bursa Efek Surabaya periode 2002 – 2006 nampak pada tabel 9 berikut.
Tabel 4. Frekuensi Observasi Antara Rating Obligasi Dengan Harga Obligasi Yang Tercatat Pada PT. Bursa Efek Surabaya Tahun 2002-2006 HARGA OBLIGASI (%) Rendah Sedang Tinggi 90.2 - 99.28 99.29 - 108.35 108.36-117.43 AAA - AAA0 4 0 AA+ - AA1 9 3 A+ - A2 18 4 BBB+ - BBB 8 5 0 Jumlah 11 36 7 % 20,37 66,67 12,96 Sumber: Bursa Efek Surabaya, diolah. RATING
106
Jumlah % 4 13 24 13 54 100
7,41 24,07 44,44 24,07 100
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Sedangkan frekuensi peringkat obligasi yang diharapkan terhadap 3 kategori harga digambarkan dalam tabel 10 berikut. Tabel 5. Frekuensi yang Diharapkan Antara Rating Dengan Harga Obligasi yang Tercatat Pada PT. bursa Efek Surabaya Pada Tahun 2002-2006
RATING AAA - AAAAA+ - AAA+ - ABBB+ - BBB Jumlah %
HARGA OBLIGASI (%) Rendah Sedang Tinggi 90.2 - 99.28 99.29 - 108.35 108.36-117.43 0,81 2,67 0,52 2,65 8,67 1,69 4,89 16,00 3,11 2,65 8,67 1,69 11 36 7 20,37 66,67 12,96
Jumlah % 4 13 24 13 54 100,00
7,41 24,07 44,44 24,07 100
Berdasarkan data di atas, maka analisis Chi Square dapat dihitung, yaitu pada tebel 11 sebagai berikut: Tabel 6. Perhitungan Chi Square
Fo 0 4 0 1 9 3 2 18 4 8 5 0 Jumlah
Fe
(fo – fe)
(fo - fe)2
0,81 2,67 0,52 2,65 8,67 1,69 4,89 16,00 3,11 2,65 8,67 1,69
-0,8148 1,3333 -0,5185 -1,6481 0,3333 1,3148 -2,8889 2,0000 0,8889 5,3519 -3,6667 -1,6852
0,6639 1,7778 0,2689 2,7164 0,1111 1,7287 8,3457 4,0000 0,7901 28,6423 13,4444 2,8398
( fo − fe) 2 fe 0,8148 0,6667 0,5185 1,0258 0,0128 1,0258 1,7071 0,2500 0,2540 10,8160 1,5513 1,6852 20,3279
Hasil Pengolahan data obligasi berdasarkan data tabel diatas, maka di dapat nilai chi square hitung adalah 20,3279 sedangkan nilai uji statistik dengan taraf signifikan (taraf nyata) sebesar 0,05 (5%) dan derajat bebas 6 maka didapatkan nilai kritis untuk chi square, yaitu 12,592. Analisis Uji Chi Square dalam mengambil suatu keputusan:
Jika Chi hitung < chi tabel, maka menerima Ho (kedua variabel dinyatakan tidak ada hubungan sama sekali). Jika Chi hitung > chi tabel, maka menolak Ho (kedua variabel dinyatakan ada hubungan atau keterkaitan). Dalam menentukan keputusan nilai Chi hitung = 20,3279 berada di daerah tolak Ho, karena Chi hitung = 20,3279 > chi tabel = 12,592 dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima, jadi terdapat cukup bukti untuk menolak Ho, sehingga antara kenyataan yang terjadi dengan harapan dari analisis tidak sama, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara rating dengan harga obligasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peringkat obligasi mempunyai pengaruh signifikan dalam membentuk harga obligasi. B. Hubungan Kupon Terhadap Harga Obligasi Analisis hubungan kupon terhadap harga obligasi berdasarkan data yang dapat diperoleh peneliti dapat digambarkan dalam tabel berikut.
107
ACHMAD dan SETIAWAN, Pengaruh Rating dan Kupon terhadap Harga Obligasi
Tabel 7. Frekuensi Observasi Antara Kupon Obligasi Dengan Harga Obligasi Yang Tercatat Pada PT. Bursa Efek Surabaya Tahun 2002-2006 HARGA OBLIGASI (%) Rendah Sedang Tinggi 90.2 - 99.28 99.29 - 108.35 108.36-117.43 12 - 14.09 6 21 3 14.10 -16.17 5 11 1 16.18 -18.24 0 4 3 Jumlah 11 36 7 % 20,37 66,67 12,96 Sumber: Bursa Efek Surabaya, diolah.
Jumlah
KUPON (%)
% 30 17 7 54 100
55,56 31,48 12,96 100
Berdasasrkan data observasi tersebut, maka dapat disusun frekuensi yang diharapkan, yaitu sebagai berikut: Tabel 8. Frekuensi yang Diharapkan Antara Kupon Dengan Harga Obligasi Yang Tercatat Pada PT. bursa Efek Surabaya Pada Tahun 2002-2006 KUPON (%) 12 - 14.09 14.10 -16.17 16.18 -18.24 Jumlah %
HARGA OBLIGASI (%) Rendah Sedang Tinggi 90.2 - 99.28 99.29 - 108.35 108.36-117.43 6,11 20,00 3,89 3,46 11,33 2,20 1,43 4,67 0,91 11 36 7 20,37 66,67 12,96
Jumlah % 30 17 7 54 100
55,56 31,48 12,96 100
Berdasarkan data di atas, maka analisis Chi Square dapat dihitung, yaitu pada tabel 14 sebagai berikut: Hasil Pengolahan data obligasi Tabel 9. Perhitungan Chi Square berdasarkan data tabel diatas, maka di dapat nilai chi square hitung adalah 7,9516 sedangkan nilai uji statistik dengan taraf ( fo − fe) 2 signifikan (taraf nyata) sebesar 0,05 (5%) dan fo Fe (fo – fe) (fo - fe)2 derajat bebas 6 maka didapatkan nilai kritis fe untuk chi square, yaitu 9,4877. 6 6,11 -0,1111 0,0123 0,0020 Analisi uji Chi Square dalam mengambil suatu 21 20,00 1,0000 1,0000 0,0500 keputusan: 3 3,89 -0,8889 0,7901 0,2032 menerima Jika Chi hitung < chi tabel, maka Ho (kedua variabel dinyatakan tidak ada 5 3,46 1,5370 2,3625 0,6822 hubungan sama sekali). 11 11,33 -0,3333 0,1111 0,0098 Jika Chi hitung > chi tabel, maka menolak Ho 1 2,20 -1,2037 1,4489 0,6575 (kedua variabel dinyatakan ada hubungan 0 1,43 -1,4259 2,0333 1,4259 atau keterkaitan). 4 4,67 -0,6667 0,4444 0,0952 Dalam menentukan keputusan nilai Chi hitung = 3 0,91 2,0926 4,3789 4,8258 7,9516 berada di daerah tolak Ho, karena Chi = 7,9516 < chi tabel = 9,4877 dengan hitung Jumlah 7,9516 demikian Ho diterima dan Hi ditolak, jadi 102
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
terdapat cukup bukti untuk menerima Ho, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara bunga kupon tidak mempunyai hubungan signifikan dengan harga ke 54 obligasi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa besaran kupon tidak hanya terkait dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat emisi saja, akan tetapi juga terkait dengan prospek fundamental ekonomi secara makro. Apabila stabilitas ekonomi makro kedepan kurang propektif, maka investor lebih menitik beratkan pada faktor fundamental ekonomi makro daripada kupon yang hanya berdasarkan tingkat bunga pasar ditambah premium.
C. Pengaruh Rating dan Kupon Terhadap Harga Obligasi Hipotesis penelitian untuk pengaruh rating dan kupon terhadap harga obligasi pada 54 perusahaan obligasi adalah sebagai berikut : Ho: β = 0 Rating dan kupon obligasi tidak berpengaruh positif terhadap harga obligasi. Ha: β ≠ 0 Rating dan kupon obligasi berpengaruh positif terhadap harga obligasi. Hasil pengolahan data dengan menggunakan software statistik program microsoft SPSS 10.0 mengenai pengaruh rating dan kupon terhadap harga obligasi (last price) pada 54 perusahaan penerbit obligasi yang tercatat di Bursa Efek surabaya (BES) tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel 10. Hasil Pengolahan Data Dengan Pengaruh Rating, Kupon Terhadap Harga Obligasi Pada 54 Perusahaan Obligasi Yang Tercatat di Bursa Efek Surabaya Tahun 2002-2006 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square 1 .451 a .203 .172 a. Predictore: (constant), RATING, KUPON
Std. Error of The Estimate 4.7978
ANOVAb Model
Sum of df Mean Square Square 1 Regression 299.176 2 149.588 Residual 1173.957 51 23.019 Total 1473.133 53 a. Predictore: (constant), RATING, KUPON b. Dependent Variable: HARGA
F
Sig
6.499
.003 a
Coefficientsa
Model 1 (Constant) RATING KUPON
Unstandarized Coefficients B Std.Error 84.782 5.726 .561 .266 1.060 .401
Data diatas menunjukkan nilai Fhitung sebesar 6,499 (enam koma empat ratus sembilan puluh sembilan) memiliki tingkat signifikan sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan
Standardized Coefficients Beta .266 .333
t 14.807 2.110 2.641
Sig .000 .040 .011
bahwa model persamaan yang disusun signifikan, dimana variabel bebas memilki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (dependent variable). 109
ACHMAD dan SETIAWAN, Pengaruh Rating dan Kupon terhadap Harga Obligasi
Tabel hasil pengolahan data diatas menunjukkan nilai R2 sebesar 0,203, artinya 20,3% keragaman variabel harga obligasi dapat dijelaskan oleh variabel rating dan kupon obligasi secara bersama-sama, dan sisanya 79,7% (tujuh puluh sembilan koma tujuh persen) dipengaruhi oleh faktor lain yaitu prospek fundamental ekonomi makro atau singkatnya faktor inflasi. Pengaruh variabel rating dan kupon obligasi terhadap harga obligasi dapat dinyatakan dalam persamaan struktural atau model linear sebagai berikut: Harga obligasi = 84,782 + 0,561 1,060 kupon obligasi
rating obligasi
KESIMPULAN 1. Hubungan
2.
+
Persamaan diatas menunjukkan bahwa rating obligasi memiliki pengaruh yang positif terhadap harga obligasi (last price), disamping itu persamaan diatas juga menunjukkan bahwa kupon obligasi juga memiliki pengaruh yang positif terhadap harga obligasi (last price). Koefisien regresi diatas adalah sebesar 0,561, artinya jika rating obligasi naik sebesar 1 satuan, maka harga obligasi akan naik sebesar 0,561 satuan, atau dengan kata lain jika rating obligasi naik 1 point, maka harga obligasi akan naik sebesar 0,561%, sedangkan koefisien untuk kupon obligasi adalah 1,060, artinya jika kupon obligasi naik sebesar 1 satuan, maka harga obligasi akan naik sebesar 1,060 satuan, atau dengan kata lain jiak kupon obligasi naik sebesar 1 persen, maka harga obligasi (last price) akan naik sebesar 1,060% . Pengujian statistik t dilakukan untuk mengetahui apakah rating obligasi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga obligasi (last price). Nilai t hitung untuk koefisien regresi rating obligasi adalah 2,110 (dua koma seratus sepuluh), sedangkan nilai uji t statistik pada alpha 0,05 dan derajat bebas 51 adalah sebesar 2,021, disamping itu, signifikan koefisien parameter regresi diatas juga dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0,040. Dengan demikian pengaruh variabel rating obligasi nyata terhadap harga obligasi (last price), sedangkan nilai t hitung untuk koefisien regresi kupon obligasi adalah 2,641 dan signifikan pada p-value 0,011, sehingga pengaruh variabel
110
kupon obligasi nyata terhadap harga obligasi (last price).
3.
antara peringkat obligasi terhadap harga obligasi, setelah diteliti pada 54 (lima puluh empat) perusahaan memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini menunjukkan apabila rating meningkat maka harga obligasi juga akan meningkat. Hubungan antara kupon obligasi terhadap harga obligasi setelah diteliti pada 54 (lima puluh empat) perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kupon obligasi belum cukup berperan dalam penetuan harga obligasi. Faktor inflasi memberikan peran lebih dominan daripada kupon. Pengaruh peringkat obligasi dan kupon obligasi secara simultan memiliki pengaruh rendah akan tetapi signifikan terhadap harga obligasi. Hal ini disebabkan oleh karena faktor inflasi di masa mendatang (kasus Indonesia) dijadikan determinan utama oleh investor dalam menetapkan harga yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr., John D. Martin, J. Willian Petty. 2004. DasarDasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Donald R. Cooper and C. William Emory. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 2, Cetakan kelima, Penerjemah Widyono Soeripto dan Uka Wikarya, Erlangga, Jakarta. Manurung, Adler Haymans. 2006. Dasar-Dasar Investasi Obligasi. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sentanoe Kertonegoro. 2004. Analisa Dan Manajemen Investasi. Cetakan pertama, Widya Press, Jakarta.