JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
PENGARUH RASIO KESEHATAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Muhammad Hidayat Universitas Indo Global Mandiri Abstract The aim of this research is looking for the empirical evidence about the influence of Prudence Bank Ratio on firm value at banking institution in Indonesia Stock Exchange period from 2008 until 2011. Multiple regression analysis is used to analyze research model with 40 Sample. The result show only Earning Profile influence firm value significantly while Risk Profile and Capital Profile influence firm value insignificantly, the independent variable simultaneously influence firm value significantly. Key words: Prudence Bank Ratio, Firm Value
PENDAHULUAN Perkembangan industri pada sektor perbankan pada saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) memperlihatkan peningkatan jumlah pinjaman yang disalurkan kepada masyarakat yang meningkat dari tahun 2011 sebesar Rp.434,3 Triliun menjadi Rp.507,8 Triliun pada tahun 2012. Peningkatan ini memberikan gambaran bahwa sektor perbankan di Indonesia sedang mengalami peningkatan setelah krisis ekonomi yang melanda pada tahun 1998 dan tahun 2008. Peningkatan kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat merupakan upaya utama bagi perbankan untuk mendapatkan pendapatan bank. Bank akan mendapatkan pendapatan operasional berupa pendapatan bunga, komisi dan provinsi. Menurut Dendawijaya (2005) Pendapatan bunga merupakan sumber pendapatan terbesar dari bank. Selain dituntut untuk menyalurkan dana kepada masyarakat, Bank juga diminta untuk menjaga tingkat kesehatan perbankan mereka sesuai dengan peraturan Bank Indonesia nomor 13/1/PBI/2011 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum. Rasio kesehatan perbankan mencerminkan kinerja perbankan (Prasnanugraha, 2007). Teori Agensi menjelaskan bahwa manajemen akan memaksimumkan hasil yang mereka capai melalui kinerja keuangan sehingga dapat memaksimumkan reward yang akan mereka dapatkan. Peningkatan kinerja keuangan akan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui harga sahamnya (Fama, 1978). Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Penelitian yang telah meneliti mengenai kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan seperti yang dilakukan oleh Mahendra (2011) yang menunjukkan bahwa likuiditas (cash ratio) dan profitabilitas (Return on Equity) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Syahib (2000), me-nunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga dan return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Uchida (2006), menemukan
41
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobin’s). Berdasarkan penjelasan diatas penulis akan mencoba untuk melakukan penelitian mengenai rasio kesehatan bank yang mencerminkan kinerja bank terhadap nilai perusahaan pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 - 2011. TINJAUAN PUSTAKA Teori Keagenan Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara principal dengan agent. Menurut Darmawati (2005) inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan kepemilikan (principal) dan pengendalian (agent). Kepemilikan diwakili oleh investor yang mendelegasikan kewenangan kepada agen dalam hal ini adalah manajer untuk mengelola kekayaan investor. Investor mempunyai harapan bahwa dengan mendelegasikan wewenang pengelolaan tersebut, mereka akan memperoleh keuntungan dengan bertambahnya kekayaan dan keuntungan investor. Setyapurnama dan Nopratiwi (2004) menyatakan bahwa hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan berbeda. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi para manajer. Dengan demikian munculah konflik kepentingan (conflict of interest) antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Pemilik lebih tertarik untuk memaksimumkan return dan harga sekuritasnya dari investasinya, sedangkan manajer mempunyai kebutuhan psikologis dan ekonomi yang luas, termasuk memaksimumkan kompensasinya. Kontrak yang dibuat antara pemilik dan manajer diharapkan dapat meminimumkan konflik antar kedua kepentingan tersebut. Alijoyo dan zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan pengawasan pada teori keagenan menciptakan “checks and balances” sehingga terjadi independensi yang sehat bagi manajer untuk mengghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai bagi pemegang saham. Penelitian ini menggunakan teori keagenan (Agency Teory) untuk menjelaskan bagaimana para ekesekutif di perbankan yang bertindak sebagai agent bagi para pemilik modal (Principal) akan berusaha memaksimalkan tingkat kesehatan perbankan yang dihasilkan melalui keputusan-keputusan keuangan yang mereka ambil guna mendapatkan kompensasi maksimum atas prestasi yang telah dilakukan. Hasil yang maksimal akan mengakibatkan peningkatan kepercayaan para pemegang saham yang mengharapkan return yang maksimum bagi para pemegang saham tersebut. Keputusan keuangan yang mereka ambil pada dasarnya demi menciptakan hasil yang maksimal bagi perusahaan yang terlihat pada baiknya rasio kesehatan perbankan yang dihasilkan. Rasio kesehatan perbankan yang baik tidak hanya meningkatkan kepercayaan pemegang saham kepada manajemen, peningkatan tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan para investor pada perusahaan tersebut. Penelitian Terdahulu Kinerja suatu perbankan dapat terlihat dari rasio kesehatan dari suatu bank tersebut (Prasnanugraha,2007) dimana semakin baik rasio kesehatan perbankan yang dihasilkan maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Penelitian mengenai pengaruh rasio kesehatan perbankan terhadap meningkatnya laba telah diteliti oleh Fathoni et al (2012)
42
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, NPL, dan ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba yang dihasilkan tentu akan memberikan sinyal kepada investor mengenai kondisi perusahaan yang sedang baik, yang membuat investor akan membeli saham perusahaan, dimana naiknya nilai pasar perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan tersebut (Fama, 1978). Penelitian mengenai kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh Mahendra (2011) dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Harjito dan Aryayoga (2009) menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang diproksikan oleh Net Profit Margin mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan. Penelitian terdahulu dalam mengukur kinerja perbankan menggunakan pendekatan CAMELS, namun dalam penelitian ini penulis akan menggunakan aturan terbaru dari Bank Indonesia yang menggantikan CAMELS yaitu PBI No.13/1/2011 dimana rasio kesehatan dibagi menjadi tiga profil yaitu profil resiko, profil pendapatan dan profil pemodalan. Berdasarkan teori yang digunakan dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha1: Profil Resiko (risk profile) berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perusahaan Ha2: Profil Pendapatan (earning profile) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Ha3: Profil Pemodalan (capital profile) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Ha4: variabel independen (profil resiko, profil pendapatan dan profil pemodalan) secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen (nilai perusahaan) METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di www.idx.co.id yaitu data mengenai Price Book Value (PBV) yang digunakan sebagai proksi nilai perusahaan, sedangkan data-data dalam penelitian ini juga diambil dari laman resmi masing-masing bank untuk mendapatkan datadata yang terdiri atas Non-Performing Loan (NPL) yang digunakan untuk memproksikan profil resiko bank. Return on Asset (ROA) untuk memproksikan profil laba dan Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk memproksikan profil pemodalan. Rasio-rasio diatas dijadikan sebagai acuan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2013 dimana terdiri atas komponen Risk, Governance, Earning dan Capital (RGEC) dimana penulis hanya mengambil profil yang dapat diukur melalui rasio keuangan untuk digunakan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah 33 Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sejak tahun 2008. Pemilihan dimulai pada tahun 2008 dikarenakan data yang tersedia di IDX dimulai pada tahun 2008. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dimana perusahaan yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008 hingga 2011, membagikan dividen setiap tahun secara terus-menerus, tidak pernah mengalami kerugian pada periode tersebut. Data 33 perusahaan yang dijadikan populasi hanya ada 10 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
43
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Multiple Regression Analysis (MRA) dimana salah satu persyaratan dalam menggunakan teknik analisis ini adalah dengan melakukan Uji Asumsi Klasik yang terdiri atas Uji Normalitas Data, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heterokedasitas yang bertujuan untuk mendapatkan data yang bersifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Teknik MRA digunakan untuk meregresikan model penelitian yang diajukan oleh penulis sebagai berikut FV = α + β1.Risk + β2.Earning + β3.Capital + e Dimana FV Risk Earning Capital
= Firm Value yang diproksikan oleh Price Book Value (PBV) = profil resiko yang diproksikan Non-Performing Loan (NPL) = profil pendapatan yang diproksikan Return on Assets (ROA) = profil pemodalan yang diproksikan Capital Adequacy Ratio (CAR)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan Uji regresi simultan (uji F) bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji Regresi parsial (uji t) bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas dengan menggunakan pendekatan graph (hasil terlampir) menunjukkan bahwa data berada dekat pada garis normal,. Uji heterokedasitas dengan menggunakan graph (hasil terlampir) menunjukkan data tidak membuat pola tertentu, sehingga data bersifat homokedasitas. Uji Multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel independen mempunyai nilai Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antar variabel independen. Uji Hipotesis Parsial Berdasarkan hasil regresi linier berganda didapat hasil regresi sebagai berikut Tabel 1. Uji Hipotesis Parsial
Sumber: hasil olahan SPSS Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa n sebanyak 40 dan k sebanyak 3 didapat nilai t tabel sebesar 1,68. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan
44
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
nilai t hitung terhadap t tabel, jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka hipotesis diterima. Pengujian dilakukan juga untuk melihat nilai signifikansi yang dihasilkan, nilai signifikan dibawah 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel tersebut adalah signifikan. Hipotesis pertama (Ha1) yang menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar -1,276 lebih kecil dari 1,68 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak, bahwa profil risiko berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis kedua (Ha2) yang menunjukkan profil pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai t sebesar 5,707 lebih besar dari 1,68 dan nilai signifikan sebesar 0,000 membuktikan secara empiris hipotesis yang diajukan dimana profil pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hipotesis ketiga (Ha3) yang mengungkapkan bahwa profil pemodalan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dengan nilai t sebesar 0,987 lebih kecil dari t hitung sebesar 1,68 sehingga Ha3 ditolak dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,330 lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa profil pemodalan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji Hipotesis Simultan Tabel 2. Uji Hipotesis Simultan
Dengan sampel sebanyak 40 dan variabel independen sebanyak 3 variabel didapat nilai F tabel sebesar 2,84. Berdasarkan perhitungan diatas didapat bahwa nilai F hitung (14,955) lebih besar dari F tabel (2,84) dan nilai signifikan sebesar 0,000 menunjukkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan semua variable independen secara bersamasama berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat secara menyeluruh terhadap tingkat kesehatan perbankan sebelum mereka menentukan apakah perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik untuk dijadikan tempat berinvestasi. Koefisien Korelasi dan Determinan Tabel 3. Koefisien Korelasi dan Determinan
45
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
Berdasarkan tabel model summary diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi sebesar 0,745 menunjukkan hubungan antara variabel Independen terhadap variabel dependen cukup tinggi yang menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan telah tepat untuk digunakan dalam memprediksi nilai perusahaan dalam sektor perbankan. Sedangkan nilai R square sebesar 0,555 menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan sebesar 55,50% variabel dependen dimana sisanya sebesar 45,50% dijelaskan oleh faktor lain seperti kapitalisasi pasar, aset yang dimiliki dan kemampuan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak diteliti dalam penelitian ini. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa profil pendapatan (earning profile) mempunyai peranan yang paling signifikan terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana pemilik modal dan investor lebih tertarik terhadap laba yang dapat dicetak oleh perusahaan. Pemilik modal dan investor juga secara keseluruhan tetap memperhatikan bagaimana peranan profil yang lain dalam melihat nilai perusahaan yang mereka miliki atau perusahaan tempat mereka akan menanamkan modal. Pihak manajemen dapat lebih berfokus terhadap pencapaian laba yang diharapkan oleh pemilik modal. Manajemen juga diharapkan dapat meningkatkan lagi peranan profil pemodalan dan profil resiko dalam menunjang nilai perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Darmawati. 2005. Pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada laporan tahunan perusahaan-perusahaan publik di bursa efek jakarta. Working paper in accounting and finance. Universitas Padjajaran Bandung. Fama,E.F. 1978. The Effect of a Firm’s Investment and Financing Decision on the welfare of its Security Holders. American Economic Review vol.68: 272-28. Harjito, Agus dan Aryayoga, Rangga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal FENOMENA Vol.7(1):13-21. Hasnawati, S. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No.09/Th.XXXIX. September 2005:33-41 Mahendra, Alfredo. 2011. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (kebijakan dividen sebagai variabel moderating) pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia. Thesis. Universitas Udayana. Denpasar. Prasnanugraha, Pottie. 2007. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Thesis. Universitas Diponegoro Semarang. Setyapurnama,E.H. dan Nopratiwi. 2004. Peran praktek corporate governance sebagai moderating variable dari pengaruh earnings management terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ekonomi & Bisnis 7(1): 15-21 Syahib, Natarsyah. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham, Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Yang Go
46
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Rasio Kesehatan Perbankan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
VOL. 4 NO. 1 JAN 2014
Publik di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15 (3):Hal 294 – 312. Uchida, Konari. 2006. Agency Costs of Debt and the Relationship Between Firm Peformance and Managerial Ownership:Evidence From Japan. Working Paper of Faculty of Economics and Business Administration. The University of Kitakyushu Japan.
47