PENGARUH PROFITABILITAS DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP LIKUIDITAS PERBANKAN PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011 Budi Asih Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar-Padang Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pengaruh profitabilitas terhadap likuiditas perbankan pada bank umum periode 2009-2011, (2) pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap likuiditas pada bank umum periode 2009-2011. Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum di Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 10 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel dengan rentang waktu 3 tahun (2009-2011). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, bersifat kuantitatif dan waktu pengumpulan datanya berdasarkan cross sectional (pooling data). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t statistik dengan tingkat α sebesar 5%. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan uji asumsi klasik dan pengujian secara parametik dengan regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan (1) profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perbankan pada bank umum periode 2009-2011. (2) tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap likuiditas perbankan pada bank umum periode 2009-2011. Saran dalam penelitian ini (1) bagi nasabah / investor agar mempertimbangkan dalam memilih bank untuk menyimpan dananya di bank. (2) peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah periode pengamatan, menambah variabel independen, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan likuiditas perbankan. Kata kunci:Likuiditas, Profitabilitas dan Tingkat suku bunga SBI ABSTRACT The aim of this study is to analyze (1) the effect of profitability on bank liquidity in commercial banks, (2) the influence of SBI rate in commercial banks. This study considered as causative research. The sample of this research are banking companies that listed on Indonesia Stock Exchange from 20092011. The types of data used in this study is secondary data, that collection based on cross sectional (pooled data). The analysis technique used multiple regression analysis. The hypothesis testing using by t test statistic with α level of 5% and analyzed with regression. The research concludes (1) profitability have a significant effect on the liquidity of commercial banks. (2) the interest rate has no effect on liquidity of commercial banks. Suggestions in this study (1) the customers / investors must consider in choosing a bank before the invest in banks. (2) further research is recommended to add the observation period, adding an independent variable, so as to improve the ability to explain liquidity. Keyword:Likuidity,Probitability, SBI Rate
1
PENDAHULUAN Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usahauntuk beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek. Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya seharihari, sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari kemampuan para pemilik usaha tersebut. Usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dari kegiatan tersebut bank memperoleh keuntungan berupa bunga yang merupakan pendapatan utama bank. Hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan saja, tetapi kegiatan bank tersebut harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Jumlah kredit yang diberikan akan membawa konsekuensi terhadap risiko yang harus ditanggung oleh bank. Semakin besar jumlah kredit, maka semakin tinggi risikonya, salah satunya adalah risiko likuiditas. Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank untuk dikelola dengan baik karena akan berdampak kepada profitabililitas serta business sustainibility dan continuity. Salah satu indikator likuiditas yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas bank yaitu rasio kredit terhadap total dana ketiga ( loan to deposit ratio), indikator ini untuk mengukur jumlah dana ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Menurut Agus (2001), Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terlalu tinggi 2
menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau menjadi tidak likuid (illiquid). LDR yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana untuk dipinjamkan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP 31 Mei 2004 LDR berkisar 85% - 100% . Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank. Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka kesehatan bank semakin menurun (kondisi likuiditas terancam), maka LDR berpengaruh terhadap kegagalan bank. LDR pada beberapa bank umum dari tahun 2009 sampai 2011 secara rata-rata mengalami peningkatan, beberapa bank di atas mempunyai LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, ini berarti menunjukkan bank mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi (sangat likuid) dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk di pinjamkan. Salah satu faktor internal yang digunakan dalam melakukan penilaian kinerja bank adalah tingkat profitabilitas. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio BOPO dihitung dari pembagian biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94% samapai dengan 96 %. Rasio ini merupakan salah satu aspek profitabilitas bank yang mengukur besarnya biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Profitabilitas yang diukur dengan BOPO pada beberapa bank umum dari tahun 20092011 secara rata-rata mengalami fluktuasi.
Ekonomi moneter yang berpengaruh likuiditas adalah tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga dijadikan salah satu kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) untuk mengatur beredarnya uang. Jika peredaran uang dianggap terlalu banyak, maka BI akan meningkatkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan sebaliknya jika peredaran uang sedikit maka BI akan menurunkan tingkat suku bunga. Penelitian Arditya (2011) menyimpulkan secara simultan variabel CAR, NPL, BOPO, NIM berpengaruh terhadap LDR, sedangkan penelitian Rinal (2006) menunjukkan bahwa variabl suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDR. KAJIAN TEORI Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 (Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan) pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Dahlan (2005) bank umum memiliki fungsi pokok, antara lain: (1)Pembayaran: penyelesaian transaksi keuangan. (2)Intermediasi keuangan: mendapatkan dana dari deposan dan lainnya, dan kemudian meminjamkan kepada para peminjam.(3) Menciptakan uang.Menurut Kasmir (2008) sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut: (1) Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.(2)Dana yang berasal dari masyarakat luas.(3)Dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikan sumber dana yang
memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan kewajiban yang akan jatuh tempo. Dengan kata lain, likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih. Menjaga tingkat likuiditas penting bagi sebuah perusahaan baik perusahaan jasa perbankan maupun jasa industri, karena likuiditas dapat mempengaruhi tingkat kredibilitas perusahaan yang bersangkutan. Salah satu penilaian likuiditas bank adalah dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut apakah mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan, atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya standar nilai LDR adalah antara 85%-100%. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank. Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka kesehatan bank semakin menurun (kondisi likuiditas terancam), maka LDR berpengaruh terhadap kegagalan bank. Menurut Simorangkir (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi posisi likuiditas dikelompokkan menjadi dua, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. (1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam bank sendiri yang mempengaruhi besar kecilnya fluktuasi likuiditas. (2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang sedikit banyak mempengaruhi berhasil tidaknya suatu bank mengendalikan posisi likuiditas yang dimilikinya. Menurut Hasibuan (2002) bahwa definisi Rentabilitas atau Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase”. Salah satu pengukuran aspek profitabilitas atau rentabilitas dalam penelitian ini adalah biaya 3
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004, BOPO diukur dari perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut Nopirin (2000) Jika bank hanya mengejar profitabilitas yang tinggi, besar kemungkinan likuiditas bank akan terancam. Sebaliknya, jika alat-alat likuid menumpuk, penawaran dana bertambah mengakibatkan menurunnya rentabilitas. Masalahnya adalah adanya konflik antara likuiditas dengan profitabilitas. Untuk mendapatkan keuntungan, bank harus mengorbankan likuiditas, sebaliknya jika bank menginginkan likuiditas, maka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akan hilang. Oleh karena itu perlu dicari kombinasi yang optimal antara kepentingan likuiditas dengan kepentingan profitabilitas. Menurut Nopirin (2000) suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Menurut Thamrin (2012) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Penerbitan SBI dilakukan atas unjuk nominal tertentu dan penerbitan SBI biasanya dikaitkan dengan kebijaksanaan pemerintah terhadap operasi pasar terbuka (open market operation) dalam masalah penanggulangan jumlah uang beredar. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Jangka waktu SBI terdiri dari 1, 3, 6 dan 9 bulan. Tujuan bagi investor baik bank maupun lembaga keuangan lainnya membeli SBI 4
adalah akibat kelebihan dana yang tidak disalurkan untuk sementara waktu, namun jika pihak investor memerlukan dana kembali, maka dengan mudah SBI dapat diperjualkan kepada pihak Bank Indonesia atau pihak lainnya. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual ini dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan persepsi keterkaitan antar variabel yang akan diteliti, dimana profitabilitas dan tingkat suku bunga sebagai variabel independen. Sedangkan loan to deposit ratio (LDR ) sebagai variabel dependennya. Variabel profitabilitas yang di ukur dengan BOPO berpengaruh langsung terhadap likuiditas bank. Begitu pula variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh langsung terhadap likuiditas bank. Berdasarkan penjelasan diatas dapat di susun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Profitabilitas
Tingkat suku bunga SBI
Likuiditas Bank
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif dengan objek penelitian di bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Jumlah sampel yang di analisis sebanyak 10 perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2011. Sumber data di dapatkan dari laporan keuangan masing-masing bank selama periode analisis yaitu tahun 2009 sampai 2011 dari situs www. idx.co.id Teknik Analisis Data Teknik analisi data yang di gunakan adalah menggunakan model regresi. Sebelum
melakukan analisis data, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian data yaitu dengan menggunakan uji asumsi klasik. Setelah data memenuhi syarat selanjutnya di lakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik yang di lakukan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heterokedasitas. (1) Uji normalitasadalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal, dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Untuk mengetahui bentuk distribusi data, dapat dilakukan dengan menggunakan metode KolmogorovSmirnov. Kolmogrov-sminov test menunjukkan bahwa jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dalam artian data berdistribusi normal. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal. Jika ada data yang tidak berdistribusi normal, maka perlu ada perlakuan agar menjadi normal. (2) Uji Multikolinearitas menyatakan bahwa variabel terikat harus terbebas dari gejala multikolinearitas, yaitu gejala korelasi antara variabel terikat.” Pengujian multikolinearitas akan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value dengan kriteria menurut Santoso (2000), yaitu (1) Jika angka tolerance value di atas 0,10 dan VIF < 10 maka diasumsikan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas. ( 2) Jika angka tolerance value di atas 0,10 dan VIF > 10 maka diasumsikan bahwa terdapat gejala multikolinearitas. (3) Uji Autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel bebas tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel bebas tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.” Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan perhitungan Durbin-Watson (DW). (4) Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya.” Menurut Arsyad (2001) “heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi.” Untuk menguji adanya gejala heterokedastisitas, maka dapat digunakan uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel bebas, maka indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel bebas tidak signifikan (sig>0.05) berarti model bebas dari heteroskedastisitas. HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap LDR (Loan to Deposit Ratio). Hasil seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Uji Regresi Berganda Unstandardized Coefficients
Model 1
(Const ant) BOPO SBI
B
Std. Error
110,552
47,786
,576
,182
-11,439
7,140
Standardized Coefficients
T
Beta
B
Sig. Std. Error
2,313
,029
,519
3,166
,004
-,263
-1,602
,121
Sumber : Hasil pengolahan data melalui SPSS
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel 1, maka dapat di rumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: LDR= 110,552 +0,576 BOPO – 11,439 SBI Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa Nilai konstanta (a) yang diperoleh sebesar 110,552 mengindikasikan bahwa jika variabel 5
Profitabilitas yang diukur dengan BOPO, tingkat suku bunga SBI bernilai 0 maka likuiditas bank yang diukur dengan LDR adalah sebesar 110,552 satuan. Nilai koefisien regresi dari profitabilitas yang diukur dengan BOPO adalah sebesar 0,576 berarti profitabilitas yang diukur dengan BOPO berrpengaruh positif terhadap LDR bank artinya profitabilitas yang diukur dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap likuiditas bank. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan BOPO maka akan meningkatkan LDR yang berarti menurunkan likuiditas bank sebesar 0,576 dalam setiap satuannya. Nilai koefisien regresi dari tingkat suku bunga SBI adalah sebesar -11,439 berarti tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap LDR. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan tingkat suku bunga SBI dalam setiap satuannya maka akan menurunkan LDR sebesar -11,439 dalam setiap satuannya. Hal ini berarti setiap kenaikan suku bunga SBI akan meningkatkan likuiditas bank. Dari uraian tersebut dapat di jelaskan bahwa variabel bebas yang berpengaruh terhadap LDR adalah variabel profitabilitas yang di ukur dengan BOPO dengan koefisien 0,576 sedangkan untuk variabel tingkat suku bunga SBI rendah pengaruhnya terhadap LDR dengan koefisien -11,439. Dari uraian tersebut maka dapat di ketahui bahwa variabel profitabilitas yang di ukur dengan BOPO berpengaruh positif terhadap LDR dan variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap LDR namun pengaruhnya tidak signifikan. Uji Koefisien Determinasi (R2) Seberapa besar kekuatan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dapat di lihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) Tabel 2 Hasil Uji Determinasi 6
Model 1
R Square
R ,542(a)
Adjusted R Square
,294
Std. Error of the Estimate
,241
DurbinWatson
10,97977
2,588
Sumber : Hasil pengolahan data melalui SPSS
Tabel 2 menunjukkan Adjusted R square sebesar 0,2410 yang berarti 24,10% Loan to Deposit Ratio (LDR) dipengaruhi variable profitabilitas yang di ukur dengan BOPO dan tingkat suku bunga SBI, sedangkan sisanya 75,90% ditentukan oleh variabel lain yang tidak di masukkan dalam model. Uji F Statistik Tabel 3 Uji F Statistik Mo del 1
Regressi on Residual
Sum of Squares
Total
Df
Mean Square
F 5,609
1352,313
2
676,157
3254,993
27
120,555
4607,306
29
Sig. ,009(a)
Sumber : Hasil pengolahan data melalui SPSS
Di lihat dari tabel 3 hasil perhitungan F diatas maka dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 5,609 dengan nilai signifikan sebesar 0,009. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji Hipotesis (Uji t) Tabel 4 Hasil Uji T-Statistik Sumber : Hasil pengolahan data melalui SPSS Unstandardized Coefficients
Model
1
(Const ant) BOPO SBI
B
Std. Error
110,552
47,786
,576
,182
-11,439
7,140
Standardized Coefficients Beta
T B
Sig. Std. Error
2,313
,029
,519
3,166
,004
-,263
-1,602
,121
Dari tabel hasil pengujian t-statistik, maka dapat dijelaskan pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Variabel Profitabilitas yang diukur dengan BOPO diperoleh nilai thitung sebesar 0,576 dengan signifikan 0,004. Jadi, 0,004 < 0,05. Hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa variabel profitabilitas yang diukur
dengan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR, ini berarti profitabilitas yang diukur dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap likuiditas bank. Hasil regresi dari pengujian terhadap tingkat suku bunga SBI, Dari hasil pengujian yang diperoleh didapatkan nilai thitung sebesar -11,439 dengan signifikan sebesar 0,121. Jadi, 0,121 > 0,05. Hasil ini membuktikan bahwa variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap LDR, ini berarti setiap kenaikan suku bunga SBI akan meningkatkan likuiditas bank, namun pengaruhnya tidak signifikan terhadap likuiditas bank. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian regresi dengan menggunakan program SPSS, membuktikan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap LDR pada bank umum pada tahun 2009-2011. Artinya profitabilitas yang diukur dengan BOPO mempunyai pengaruh yang negatif terhadap likuiditas bank. Profitabilitas yang diukur dengan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas bank yang diukur dengan LDR. Dari hasil pengujian yang diperoleh didapatkan nilai koefisien regresi sebesar 0,576 dengan tingkat signifikan 0,004 > 0,05. Dengan kata lain likuiditas dipengengaruhi oleh profitabilitas yang diukur dengan BOPO. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara BOPO dengan LDR artinya profitabilitas yang diukur dengan BOPO mempunyai hubungan yang negatif terhadap likuiditas bank. Masalahnya adalah adanya konflik antara likuiditas dengan profitabilitas, apabila bank ingin mengejar keuntungan atau pendapatan yang tinggi tentu penggunaan dana sebagian besar untuk investasi atau dipinjamkan dalam bentuk kredit, tetapi usaha ini tentu akan membahayakan likuiditasnya. Sebaliknya,
apabila dana banyak menumpuk sebagai uang kas, dilihat dari segi likuiditas adalah aman, tetapi dari segi profitabilitas kecil. Oleh karena itu perlu dicari kombinasi yang optimal antara kepentingan likuiditas dengan kepentingan profitabilitasnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian regresi dengan menggunakan program SPSS, membuktikan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap likuiditas bank pada bank umum pada tahun 2009-2011. Namun tingkat suku bunga SBI tidak signifikan terhadap likuiditas. Ini dibuktikan dengan hasil regresi yaitu sebesar -11,439 dengan tingkat signifikan 0,121 > 0,05. Meskipun hasil penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, namun suku bunga SBI mempunyai hubungan yang negatif terhadap LDR. Artinya semakin tinggi tingkat suku bunga, maka akan mengurangi jumlah dana yang digunakan untuk kredit. Ini berarti semakin tinggi suku bunga SBI maka likuiditas bank semakin tinggi pula, karena suku bunga akan mengurangi jumlah dana yang digunakan untuk kredit (lending capacity) karena bank akan lebih tertarik menanamkan dananya pada SBI yang bebas risiko. Hal lain yang menyebabkan tingkat suku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap likuiditas bisa disebabkan karena masih besarnya obligasi dan saham yang beredar menyebabkan bank tidak menyalurkan dananya ke dalam suku bunga SBI. Oleh karena itu, seberapa pun besarnya suku bunga SBI tidak akan berpengaruh terhadap likuiditas, dan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi likuiditas seperti kebijakan pemerintah (operasi moneter ) seperti inflasi, kurs, nilai tukar, dll Pengaruh profitabilitas yang di ukur dengan BOPO dan tingkat suku bunga SBI secara bersama-sama mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini menunjukkan bahwa dua variabel tersebut secara bersamaan mempengaruhi likuiditas 7
bank. Perubahan salah satu variabel tersebut, secara bersama-sama akan mempengaruhi likuiditas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Profibilitas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perbankan pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20092011. (2) Tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perbankan pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20092011 DAFTAR KEPUSTAKAAN Ade Arthesa Dan Edia Hadiman. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta. PT. INDEKS. Arsyad, Lincolin. 2001. Peramalan Bisnis. Yogyakarta :BPFE-Yogyakarta. Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Ghozali,Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Pogram SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Hasibuan, Drs. H Malayu S P. 2002. DasarDasar Perbankan . Jakarta PT Bumi Aksara Idris. 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Padang: FE.UNP Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Yogyakarta. BPFEYOGYAKARTA. Peraturan Bank Indonesia No. 4/10/PBI/2002 Perihal Operasi Moneter. Bank Indonesia. Jakarta.
8
Prayudi, Arditya. 2011. Pengaruh CAR, NPL, BOPO, ROA, dan NIM terhadap LDR. Artikel. Rinal Satria Anugrah. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia. SKRIPSI Program Sarjana Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank.Jakarta: Ghalia Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73/intern DPNP Tgl 31 Mei 2004. Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS rating). Bank Indonesia, Jakarta Thamrin,Abdullah. 2012. Bank dan lembaga Keuangan. Depok: Rajagrafindo Persada. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. www.idx.co.id