27
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen Pegawai terhadap Motivasi Kerja Pegawai Bank Mandiri Di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau Desi Mardianti Abstract: The results of this study found the language a positive influence on work motivation professionalism of employees within the Bank Mandiri District Mandau Bengkalis Riau Province. Furthermore, there is also found a positive effect of commitment to the work motivation of employees within the bank Mandiri District Mandau Bengkalis of Riau Province. Another conclusion drawn from other research is that there is a positive effect of professionalism and commitment to work together on work motivation of employees within the bank Mandiri District Mandau Bengkalis of Riau Province. ith so means that more professionalism and a higher employee commitment, the higher the motivation of the employee. Conversely the lower the employment of an employee professionalism and the lower the commitment, the lower the motivation of the employee. This condition indicates that the professionalism and commitment, are two important variables to consider in explaining the increase in labor efektivity an employee. Keywords: Professionalism, Work Motivation, Bank Mandiri Pendahuluan Kantor kecamatan sebagai suatu organisasi kerja merupakan suatu kesatuan yang mempunyai tujuan khusus yang terdiri atas kumpulan orang yang bekerja sama dan mempunyai struktur kerja yang sistematis. Dalam proses kerja sama tersebut mutlak diperlukan komunikasi yang efektif. Orang yang bekerja di dalamnya, dituntut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dengan demikian, seorang pegawai harus dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tepat pada waktunya dengan hasil yang baik. Pada umumnya seorang pegawai dapat mencapai hasil kerja dengan baik 1 Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
apabila dalam dirinya ada keinginan dan dorongan untuk giat bekerja. Keinginan dan dorongan untuk giat bekerja atau biasa disebut terhadap motivasi kerja, merupakan salah satu faktor penentu bagi seorang pegawai dalam mewujudkan kerjanya. Timbulnya motivasi dalam diri pegawai untuk bekerja banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar dirinya. Motivasi kerja yang berasal dari dalam diri pegawai disebut motivasi internal, sedangkan motivasi kerja yang berasal dari luar diri pegawai dikenal terhadap motivasi eksternal. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seorang pegawai akan menimbulkan motivasi internalnya. Sebagai contoh seorang pegawai yang
28
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
ingin berprestasi dalam kerjanya maka dirinya akan rajin, berusaha menyelesaikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan tepat pada waktunya. Keberadaan motivasi internal pada diri pegawai tentunya harus didukung oleh motivasi eksternal yang berada di luar diri pegawai, misalnya: suasana kerja yang ada dalam kantor dimana pegawai itu bekerja. Suasana kerja yang menyenangkan akan meningkatkan motivasi kerja pegawai. Seorang pegawai yang berusaha bekerja dengan baik, akan mencapai hasil kerja yang baik pula bila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Di samping itu gaji yang memadai bagi setiap pegawai haruslah benar-benar sesuai dengan beban kerja yang diberikan sehingga pegawai akan tetap termotivasi untuk giat bekerja dan berkonsentrasi penuh dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu, pimpinan perlu mengenal motivasi eksternal untuk mendapatkan tanggapan yang positif dari pegawainya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa bawahannya sedang bekerja demi kemajuan organisasi. Seorang manajer dapat menggunakan motivasi eksternal yang positif maupun negatif. Motivasi positif memberikan penghargaan untuk pelaksanaan kerja yang baik. Motivasi negatif memberlakukan hukuman bila pelaksanaan kerja jelek. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai adalah profesionalisme kerja. Seorang pegawai yang memiliki profesionalisme
kerja tinggi akan bekerja dengan penuh tanggungjawab dan berdisiplin. Cara bekerjanya juga akan totalitas sehingga hasil yang diperolehnya pun akan memuaskan. Komitmen pegawai yang tinggi merupakan syarat utama yang dapat memungkinkan pengembangan organisasi menjadi baik. Tanpa komitmen yang tinggi dan baik dari pegawainya, maka organisasi akan sulit berkembang dan mampu bersaing dengan kegiatan yang sangat kompetetif. Oleh karena itu, setiap pegawai diharuskan memiliki komitmen yang tinggi. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka tujuan tulisan ini ialah menggambarkan secara mendalam mengenai pengaruh profesionalisme kerja dan komitmen secara bersamasama terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau Hakikat Motivasi Kerja Pegawai F.K. Berrien dan Wendell H. Bash seperti yang dikutip oleh Effendy mendefinisikan “motif sebagai kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari suatu keputusan atau mencapai suatu tujuan”. Atau dapat juga dikatakan, motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu, sedangkan motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau suatu tujuan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi adalah merupakan suatu kekuatan atau dorongan bagi seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kegiatan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai macam aktivitas. Adapun aktivitas yang dilakukan biasanya dalam bentuk gerakan-gerakan yang disebut kerja. Dengan demikian kerja merupakan “Aktivitas dasar dan dijadikan bagian esensial dari kehidupan manusia”. Hakikat Profesionalisme Kerja Profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu, yang menuntut keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu pula. Untuk lebih memahami profesi dapat juga dilihat dari ciri-cirinya yang menurut Arikunto sebagai berikut : 1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi. 2. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsipprinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya. 3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu untuk mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. 5. 6.
7. 8.
29
Memiliki kode etik yang mengatur tingkah laku, sikap dan cara kerja. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang permanen.
Pengaruh Komitmen terhadap Motivasi Kerja Pegawai Komitmen kerja merupakan sikap yang terbangun pada diri individu untuk memenuhi tanggungjawab terhadap sesuatu yang terikat dengan dirinya, dalam hal ini kantor. Kondisi ini muncul atau terwujud diantaranya karena adanya perasaan diterima dalam kelompoknya dan memiliki peran untuk melakukan terhadap organisasinya. Apabila seseorang dapat dengan cepat menerima nilai-nilai kelompoknya, maka dia akan cepat pula diterima dalam kelompok tersebut, Kondisi tersebut menyebabkan seseorang akan cepat pula diakui sebagai anggota kelompok yang pada gilirannya akan membuat dirinya menjadi senang terhadap pekerjaan. Dengan demikian diduga terdapat pengaruh positif komitmen terhadap motivasi kerja pegawai. Dengan kata lain, makin tinggi komitmen pegawai pada organisasi makin tinggi pula motivasi kerjanya.
30
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen secara Bersama-sama terhadap Motivasi Kerja Pegawai Tinggi rendahnya motivasi kerja yang dimiliki seorang pegawai, bukan hanya ditentukan tinggi rendahnya profesionalisme kerja pegawai, sebab masih banyak faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja seorang pegawai salah satu di antaranya adalah komitmen pada organisasi kerja. Manusia memiliki potensi tertentu, baik fisik maupun non fisik, pengetahuan, perasaan dan keyakinan serta dorongan untuk bertindak terhadap suatu obyek. Jika potensi tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, yang kemudian tidak memiliki dorongan untuk dapat bekerja, maka efektivitas kerja yang dihasilkan tidak akan terwujud secara umum. Berdasarkan penjelasan tersebut dan berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada sub-bagian di atas, di mana secara sendiri-sendiri profesionalisme kerja dan komitmen mempunyai pengaruh yang positif trehadap motivasi kerja pegawai, maka secara bersama-sama diduga bahwa profesionalisme dan komitmen juga mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi kerja pegawai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tinggi profesionalisme kerja seorang pegawai dan makin tinggi komitmennya, makin tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Hasil dan Pembahasan Pengaruh Komitmen terhadap Motivasi Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana antara pasangan data komitmen (variabel X2) terhadap motivasi kerja pegawai (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi b yang diperoleh adalah sebesar 0,69 dan nilai konstanta a sebesar 34,36. Dengan demikian persamaan regresi antara variabel komitmen terhadap motivasi kerja pegawai adalah Yˆ = 34,36 + 0,69X2. Berdasarkan persamaan tersebut, maka dapat diartikan bahwa setiap perubahan satu unit komitmen akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan motivasi kerja pegawai sebesar 0,69 pada konstanta 34,36. Untuk mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis varians (uji-F) seperti yang diperlihatkan pada lampiran 5. Oleh karena itu persamaan regresi Yˆ = 34,36 + 0,69X2 dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh komitmen terhadap motivasi kerja pegawai. Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak dapat ketahui dengan menggunakan uji linearitas regresi dengan kriteria penilaian Fhitung < Ftabel ( 0.01 ) ( 16 : 12 ). Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5. Oleh karena itu persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan linear. Untuk lebih jelasnya rangkuman hasil analisis varians yang
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
dimaksud dapat dilihat pada Tabel
31
berikut ini.
Analisis Varians (ANAVA) Untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Yˆ = 34,36 + 0,69X2 Sumber Dk JK RJK Varians Total (T) 30 4694,400 Regresi (a) 1 2347,200 Regresi(b/a) 1 1062,309 1062,309 Sisa 28 1284,891 45,889 Tuna Cocok 16 655,891 40,993 Galat (G) 12 629,000 52,417 ** : regresi sangat signifikan (Fhitung > Ftabel) ns : bentuk hubungan linear (Fhitung < Ftabel) dk : derajat kebebasan JK : jumlah kuadrat RJK : rata-rata jumlah kuadrat Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi pasangan data antara komitmen terhadap motivasi kerja pegawai adalah linear, karena Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel (0,78 < 2,60). Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel komitmen (X2) dengan variabel motivasi kerja pegawai (Y), menghasilkan harga koefisien korelasi ry2 sebesar 0,673. Angka ini mengisyaratkan bahwa pengaruh komitmen dengan variabel motivasi kerja pegawai adalah positif. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ry2 yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji “t”. Hasil analisis uji “t” diperoleh besaran thitung sebesar 4,811. Jika besaran ini dikonsultasikan dengan besaran ttabel (0.01) diperoleh besaran
Fh
Ft 0,05
0,01
23,150**
4,20
7,64
0,782s
2,60
3,97
sebesar 2,457 yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara komitmen (variabel X2) terhadap motivasi kerja pegawai pengetahuan (variabel Y) sangat signifikan. Hasil analisis hubungan sederhana tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif komitmen terhadap motivasi kerja pegawai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi komitmen seorang pegawai makin tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak Ho yang menyatakan “tidak terdapat pengaruh positif komitmen terhadap motivasi kerja pegawai dan menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh positif komitmen terhadap motivasi kerja pegawai. Kekuatan pengaruh komitmen (variabel X2) terhadap motivasi kerja
32
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
pegawai (variabel Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya. Besaran koefisien determinasi tersebut adalah sebesar 0,45. Besaran ini memberikan pengertian bahwa 45% variasi motivasi kerja pegawai dapat dijelaskan oleh variasi komitmen. Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen Secara Bersama-sama terhadap Motivasi Kerja Pegawai Berdasarkan hasil analisis regresi ganda antara pasangan data profesionalisme kerja (variabel X1) dan komitmen (variabel X2) secara bersama-sama terhadap motivasi kerja pegawai (variabel Y), diketahui bahwa nilai koefisien regresi ganda b1 = 0,54 dan b2 = 0,33 dengan nilai konstanta a
sebesar 14,63. Dengan demikian bentuk pengaruh variabel profesionalisme kerja (variabel X1) dan komitmen (variabel X2) terhadap motivasi kerja pegawai (variabel Y) digambarkan oleh persamaan regresi, yaitu: Yˆ = 14,63 + 0,54X1 + 0,33X2. Untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan atau apakah persamaan garis regresi tersebut signifikan atau tidak, dapat diuji dengan menggunakan analisis varians (uji-F) seperti yang diperlihatkan pada lampiran 5. Sedangkan rangkuman hasil analisis varians tersebut dapat diperlihatkan pada Tabel berikut ini
Tabel Analisis Varians (ANAVA) untuk Regresi Ganda Yˆ = 14,63 + 0,54X1 + 0,33X2 Sumber Varians
Dk
Total direduksi
29
JK
RJK
Fh
Ft 0,05
0,01
3,35
5,49
2347,200
Regresi 2 1404,653 Sisa 27 942,547 ** regresi sangat signifikan
702,327 20,119** 34,909
Analisis korelasi ganda pasangan data profesionalisme kerja dan komitmen terhadap motivasi kerja pegawai menghasilkan koefisien korelasi R ganda sebesar 0,774. Rangkuman hasil analisis korelasi ganda antara profesionalisme kerja dan komitmen terhadap motivasi kerja pegawai dan uji F dapat diperlihatkan pada lampiran 5.
Hasil analisis pada lampiran tersebut menunjukkan bahwa besaran koefisien korelasi R sebesar 0,774 berarti profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif terhadap motivasi kerja pegawai. Dengan demikian berarti makin tinggi profesionalisme kerja seorang pegawai dan makin tinggi komitmennya, makin
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi R yang diperoleh signifikan atau tidak, dapat di uji dengan menggunakan Uji F. Hasil analisis uji “F” diperoleh besaran sebesar 20,12. Besaran ini dikonsultasikan dengan besaran Ftabel (0.01) diperoleh besaran sebesar 5,49, yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama terhadap motivasi kerja pegawai sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh positif antara profesionalisme kerja dan komitmen secara bersamasama terhadap motivasi kerja pegawai diterima dan hasil pengujian dapat dinyatakan signifikan. Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel profesionalisme kerja dan komitmen terhadap motivasi kerja pegawai dapat dilakukan dengan mengkuadratkan besaran koefisien korelasi. Hasil pengkuadratan besaran tersebut diperoleh besaran sebesar 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya sumbangan profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama terhadap motivasi kerja pegawai adalah 60%, dalam arti bahwa 40 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Metode Penelitian Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu; profesionalisme kerja (X1) dan
33
komitmen (X2) dan variabel terikat yaitu motivasi kerja pegawai (Y). Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Survai, Ary, Yacobs and Razavich (1979:382) menyatakan bahwa metode survai dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melukiskan variabel atau kondisi atau kondisi apa yang ada dalam suatu situasi. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan diperoleh dengan cara: (a) penelitian lapangan (Field Research) dan (b) studi pustaka (Library Research) Analisis Data dan Hipotesis Penelitian Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan semua data dari semua variabel dalam bentuk; distribusi frekuensi, histogram, modus, median, harga rata-rata serta simpangan baku (standar deviasi). Sedangkan analisis statistik inferensial dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis terutama mengenai uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian
34
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau . Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2011. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata ketiga hipotesis alternatif yang diajukan secara signifikan dapat diterima. Uraian masing-masing penerimaan ketiga hipotesis yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai yang ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 5,754 jauh lebih besar dari pada nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 2,457 atau 5,754 > t0,01(30) = 2,457. Pola pengaruh kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi Yˆ = 25,17 + 0,77X1. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit profesionalisme kerja akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan motivasi kerja pegawai sebesar 0,77 pada konstanta 25,17. Hasil analisis korelasi sederhana antara profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai diperoleh nilai koefisien korelasi ry1 sebesar 0,736.
Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai cukup dan positif, artinya makin tinggi profesionalisme kerja seorang pegawai makin tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin rendah profesionalisme kerja seorang pegawai, makin rendah pula motivasi kerja pegawai tersebut. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan peroleh nilai koefisien korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi sederhananya adalah sebesar 0,54. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 54 persen variasi perubahan motivasi kerja pegawai seorang pegawai ditentukan/dijelaskan oleh profesionalisme kerja seorang pegawai dengan pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya, jika seluruh pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau dites profesionalisme kerja dan motivasi kerja pegawainya, maka lebih kurang 54 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola pengaruh variabel profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai sesuai persamaan garis regresi Yˆ = 25,17 + 0,77X1.
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
Kedua, pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan komitmen terhadap motivasi kerja pegawai yang ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 4,811 jauh lebih besar dari pada nilai ttabel pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 2,457 atau t = 4,811 > t0,01( 30 ) = 2,457. Pola pengaruh kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi Yˆ = 34,36 + 0,69X2. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor komitmen akan mengakibatkan terjadinya perubahan skor motivasi kerja pegawai sebesar 0,69 pada konstanta 34,36. Hasil analisis korelasi sederhana antara komitmen terhadap motivasi kerja pegawai diperoleh nilai koefisien korelasi ry2 sebesar 0,673. Nilai ini memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara komitmen terhadap motivasi kerja pegawai cukup dan positif, artinya makin tinggi komitmen seorang pegawai akan makin tinggi motivasi kerja pegawai tersebut. Demikian pula sebaliknya, makin rendah komitmen seorang pegawai, makin rendah pula motivasi kerjanya. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel komitmen terhadap motivasi kerja pegawai dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan nilai koefisien korelasi sederhananya adalah sebesar 0,45. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 45 persen variansi perubahan motivasi kerja seorang pegawai ditentukan / dijelaskan oleh komitmennya dengan
35
pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya jika seluruh pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau diukur komitmen dan motivasi kerja pegawainya, maka lebih kurang 45 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola pengaruh variabel komitmen terhadap motivasi kerja pegawai melalui persamaan garis regresi Yˆ = 34,36 + 0,69X2. Ketiga, pengujian hipotesis menyimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan profesionalisme kerja dan komitmen secara bersamasama terhadap motivasi kerja pegawai yang ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 20,12. Nilai ini jauh lebih besar dari pada nilai Fhitung pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 5,49, atau F = 20,12 > F0,01(2;27) = 5,49. Pola pengaruh ketiga variabel yang dinyatakan oleh persamaan regresi ganda Yˆ = 14,63 + 0,54X1 + 0,33X2. Persamaan ini memberikan informasi bahwa setiap perubahan satu unit skor profesionalisme kerja dan komitmen akan mengakibatkan terjadinya perubahan motivasi kerja pegawai sebesar 0,54 atau 0,33. Hasil analisis korelasi ganda antara profesionalisme kerja dan komitmen diperoleh nilai koefisien korelasi ganda sebesar Ry12 sebesar 0,774. Nilai ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara profesionalisme kerja dan komitmen secara bersamasama terhadap motivasi kerja pegawai cukup dan positif. Dengan demikian berarti makin tinggi profesionalisme
36
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
kerja seorang pegawai dan makin tinggi komitmen seorang pegawai, makin tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Sebaliknya makin rendah profesionalisme kerja seorang pegawai dan makin rendah komitmennya, makin rendah pula motivasi kerja pegawai tersebut. Besarnya sumbangan atau kontribusi variabel profesionalisme kerja dan komitmen secara bersamasama dapat diketahui melalui nilai 2 koefisien determinasi R y12 sebesar 0,60. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa lebih kurang 60 persen variasi perubahan motivasi kerja pegawai ditentukan / dijelaskan oleh profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama dengan pola hubungan fungsionalnya seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di atas. Artinya jika seluruh pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau diteliti profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama dengan melihat motivasi kerja pegawainya, maka lebih kurang 60 persen variasi pasangan skor ketiga variabel akan mengikuti pola persamaan regresi Yˆ = 14,63 + 0,54X1 + 0,33X2. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini diterima, dan menolak hipotesis nol (H0). Beberapa kesimpulan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pertama, terdapat pengaruh positif profesionalisme kerja terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Kedua, terdapat pengaruh positif komitmen terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Ketiga, terdapat pengaruh positif profesionalisme kerja dan komitmen secara bersama-sama terhadap motivasi kerja pegawai di lingkungan Bank Mandiri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau . Dengan demikian berarti bahwa makin tinggi profesionalisme kerja seorang pegawai dan makin tinggi komitmennya, makin tinggi pula motivasi kerja pegawai tersebut. Sebaliknya makin rendah profesionalisme kerja seorang pegawai dan makin rendah komitmennya, makin rendah pula motivasi kerja pegawai tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa profesionalisme kerja dan komitmen, merupakan dua variabel yang penting untuk diperhatikan dalam menjelaskan peningkatan efektiivtas kerja seorang pegawai. Saran-Saran Beberapa Saran yang dikemukakan dalam tulisan ini ialah: 1. Untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai, pimpinan perlu membangun iklim kerja yang kondusif sehingga pegawai akan termotivasi dalam bekerja.
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
2.
3.
Untuk meningkatkan kualitas pegawai, maka pegawai diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan sering mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah. Perlu dilakukan sanksi yang tegas bagi pegawai yang melanggar
4.
37
aturan disiplin organisasi sehingga pegawai akan menghargai setiap peraturan yang ada di kantor. Pimpinan perlu membangun organisasi dengan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang agar pegawai bekerja penuh semangat.
Daftar Pustaka Anoraga, Pandji dan Sri Suryati, Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Pustaka Jaya, 2005. Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Ary, Donald, L. Ch, Yacobs and Razavich. Introduction in Research in Education. Sydney: Hott Rinehart and Winston, 1979. As’ad, Moh. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty, 2007. As’ad, Mohamad. Materi Pokok Psikologi Industri. Jakarta: Karunika UT, 1999. Attawood, Margaret dan Stuart Dimmack, Personnel Management. London: McMillan, 1999. Chang, Eunmi. Career Commitment as a Complex Moderator of Organizational Commitment and Turnover Intention. 2001. (http://www.findarticles.com/ef_0/m4152/4 53/62200103/print.jhtml Dharma, Agus. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: PT. Rajawali Press, 2001. Dowyer, William O. Critical Review Of Behavior Inventions to preserve the Environment. New Delhi: Sage Publications, 2003. Effendy, Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju, 2003. Ghemawat, Pankaj. Commitment : The Dynamic Strategi. New York: The Free Press : A Division of McMillan, Inc, 2001. Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, terjemahan Alex Tri Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia, 1999. Greenberg, Jerald and Robert A. Baron, Behavior in Organizational Understanding and Managing The Human Side of Work. The United States of America: A Division of Simon & Schuster, Inc., 2003. Hadi, Sutrisno. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset, 1994. Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju, 2001. Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji Masagung, 2000.
38
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014
Hersey, Paul, Kenneth H. Blanchard dan Dewey E. Johnson, Management of Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, 2006. Kartono, Kartini. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: Rajawali Press, 2005. Kinlaw, Denis C. Developing Superior Work Team. San Diego: University Associates, Inc. 2007. Koontz, Harold, Cyril O’Donnel and Heinz Weichrich, Management. United States of America: McGraw-Hill Book Company, 2004. Luthans, Fred. Organization Behavior. Singapura: McGraw-Hill International Editor, 2005. Maslow, Abraham. Motivasi dan Kepribadian, Terjemahan Sarlito Wirawan. Jakarta: Gramedia, 2004. Miner, John B. Industrial-Organizational Psychology. New York: McGraw-Hill, Inc., 2002. Musanef. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: Rajawali, 2000. O’Reilly, Charles. “Corporations, Culture and Commitment: Motivation and Social Control in Organizations, “Psychological Dimensions of Organizational Behavior, ed. Barry M. Staw. New Jersey: Prentice-Hall. Inc., 2001. Ordine, George S. The Human Side of Management: Managemenity Integrational Self Control. San Diego California: University Associates Inc. in Association with Leksington Books, 2000. Robbins, Stephen P. Organizational Behavior: Concepts, Controversies and Applications. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2008. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, terjemahan T. Hermaya. Jakarta: Prenhallindo, 2006. Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 2001. Schatz, Kenneth and Linda Schatz, Managing by Influence. New Jersey: PrenticeHall, Inc, 2006. Schultz, Duane P. dan Sydney Ellen Schultz. Psychology and Work Today An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. New Jersey: McMillan Publishing Company, 2004. Siegel, Laurence dan Irving M. Lane, Personal and Organizational Psychology. Illinois: Irwin, 2007. Ster dan Porter dalam Budi Purwanto. et, al, Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Komitmen terhadap Organisasi: Pengantar, Volume 14 Nomor 1 Yogyakarta: SOSIOHUMANIKA, 2001. Stiut, Kenneth, Allan Walker, Teams, Teamwork & Teambuilding The Manager Guide to Teams in Organization. Singapore: Prentice-Hall, 2005. Surya, HM. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: UT, 2007.
Pengaruh Profesionalisme Kerja dan Komitmen … (Desi Mardianti)
39
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali, 2003. Walker, James W. Human Resource Strategy. Singapura: McGraw-Hill. Inc, 2002. Widjaja, A.W. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Haji Masagung, 2001.
40
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol. 22 No. 1 Juni 2014