FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PENGARUH PERUBAHAN TARIF, KEMUDAHAN MEMBAYAR PAJAK, DAN SOSIALISASI PP NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK UMKM NORSAIN (
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Wiraraja Sumenep ABU YASID (
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Wiraraja Sumenep
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perubahan tarif, kemudahan membayar pajak dan sosialisasi PP No 46 tahun 2013 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang di terima atau di peroleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu terhadap persepsi wajib pajak.. Penelitian ini dilakukan dengan metode convenience sampling dengan sampel sebanyak 90 responden dari wajib pajak yang mempunyai peredaran bruto usaha di bawah 4,8 M. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tarif (X1), berpengaruh positif terhadap persepsi wajib pajak, kemudahan membayar pajak (X2), berpengaruh positif terhadap persepsi wajib, dan sosialisasi PP No 46 tahun 2013 (X3) berpengaruh positif terhadap persepsi wajib pajak. Kata kunci: Persepsi wajib pajak, PP No 46 tahun 2013.
Keberadaan UMKM dan koperasi
para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
ditengah situasi yang serba sulit dan penuh
Menengah (UMKM). Kelompok usaha ini
ketidakpastian menjadi perhatian tersendiri
telah
bagi pemerintah baik pusat maupun daerah.
kontribusi
Pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1997
pembentukan
banyak usaha besar gulung tikar (bangkrut),
(PDB) nasional dan ekspor. Kontribusinya
sementara
besar
secara total dalam PDB sebesar 55,6%,
dibuktikan
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak
berdasarkan hasil survey Deperindagkop dan
96,18% dengan nilai investasi 52,9% dan
PKM (Pengusaha Kecil dan Menengah)
kinerja ekspor non migas mencapai 20,2%
diperoleh gambaran dari 225.000 UMKM
(Mutiara mutiah dan gita arrasi, 2009).
mampu
itu
UMKM
bertahan.
Hal
sebagian ini
terbukti yang
mampu
memberikan
signifikan
Produk
terhadap
Domestik
Bruto
64.1% masih mampu bertahan, 0.9% mampu
Dari besarnya penerimaan negara
berkembang, 31.0% mengurangi kegiatan
yang berasal dari sektor UMKM, maka akan
usahanya, 4.0% menghentikan usahanya
berpotensi besar pula jumlah penerimaan
(Suharto, 2001). Perekonomian Indonesia
pajak dari sektor tersebut. Jumlah UMKM
sesungguhnya secara riil digerakkan oleh
yang dari tahun ke tahun semakin menjamur,
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
1
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
memberikan peluang kepada pemerintah
Aturan ini berlaku bagi wajib pajak
untuk membidik sektor ini dalam upaya
(WP) baik badan maupun orang pribadi.
ekstensifikasi pajak. Namun, hal tersebut
Pemerintah juga mengatur WP yang tak
tidak mudah karena dimungkinkan adanya
dikenai pajak. WP orang pribadi yang tidak
berbagai
Pajak
dikenai pajak 1 persen adalah WP orang
UMKM dalam hal perpajakannya. Dan fakta
pribadi yang melakukan kegiatan usaha
di
perdagangan dan/atau jasa yang dalam
penafsiran
lapangan
UMKM
tidak
dari
Wajib
menunjukkan seiring
tumbuhnya
dengan
jumlah
usahanya yaitu:
kenaikan penerimaan pajak (DJP, 2009).
1. Menggunakan sarana atau prasarana yang
UMKM merupakan suatu usaha yang identik
dapat dibongkar pasang, baik yang
dengan kesederhanaan, sehingga dalam hal
menetap maupun tidak menetap.
pembuatan laporan keuangan juga masih
2. Menggunakan sebagian atau seluruh
sederhana. Laporan keuangan hanya sebatas
tempat untuk kepentingan umum yang
sebuah
tidak diperuntukkan bagi tempat usaha
pencatatan
mengenai
jumlah
pembelian dan penjualan yang dapat dicapai
atau berjualan.
selama kegiatan operasionalnya.
PP No.46 Tahun 2013 ini adalah
Pajak atas Usaha Kecil Menengah
peraturan
baru
yang
dikeluarkan
oleh
telah diberlakukan di Indonesia sesuai
pemerintah untuk memberikan kemudahan
dengan Peraturan Pemerintah No. 46 tanggal
bagi wajib pajak orang pribadi dan wajib
12 Juni 2013 tentang pajak penghasilan
pajak badan yang memiliki penghasilan
UMKM dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2013
bruto tertentu. Peraturan Pemerintah No.46
dengan
Tahun 2013 ditetapkan pada 1 Juli 2013.
ketentuan
sebagai
berikut
diantaranya :
Pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat
1. PPh final sebesar 1% dikenakan atas
final tersebut ditetapkan berdasarkan pada
penghasilan bruto.
pertimbangan
perlunya
kesederhanaan
2. Berlaku untuk wajib pajak orang pribadi
dalam pemungutan pajak, berkurangnya
(OP) dan badan diluar bentuk usaha
beban administrasi baik bagi Wajib Pajak
tetap.
maupun Direktorat Jenderal Pajak, serta
3. Pendapatan berasal dari kegiatan usaha, bukan
dari
pekerjaan
atau
memperhatikan perkembangan ekonomi dan
sebagai
moneter. Tujuan pengaturan ini adalah untuk
individu profesional.
memberikan
4. Penghasilan bruto tidak melebihi Rp 4,8
kemudahan
kepada
Wajib
Pajak yang menerima atau memperoleh
miliar dalam satu tahun pajak.
penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, untuk melakukan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
2
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
penghitungan, penyetoran, dan pelaporan
penafsiran dari wajib pajak UMKM dalam
Pajak Penghasilan yang terutang.
hal kewajiban perpajakannya dan kinerja
Orang Pribadi dan Badan wajib
dari aparat pajak dalam upaya meningkatkan
membayar pajak akan tetapi tidak dapat
penerimaan pajak.
dipungkiri, masih banyak Wajib Pajak yang
Resyniar
(2013)
melakukan
belum bisa menentukan sendiri besarnya
penelitian mengenai perubahan tarif dan
jumlah pajak terutang yang harus mereka
dasar
bayar.
mengeluarkan
penyederhanaan, maksud dikeluarkannya PP
kebijakan dengan melakukan perubahan
No. 46 Tahun 2013 sebagai media dalam
Undang-Undang tentang ketentuan umum
mengedukasi masyarakat untuk transparansi
dan tata cara perpajakan yaitu dengan
dalam pembayaran pajak dengan metode
system pemungutan self assessment system.
kualitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan
Pemerintah
telah
perhitungan,
kemudahan
dan
Self assessment system adalah suatu
bahwa (1) Mayoritas Pelaku UMKM tidak
sistem pemungutan pajak yang memberi
setuju dengan adanya perubahan tarif dan
wewenang
untuk
dasar perhitungan pajak, (2) Pelaku UMKM
menentukan sendiri besarnya pajak yang
sependapat bahwa adanya kemudahan dan
terutang. Perubahan tersebut khususnya
penyederhanaan
berkaitan dengan peningkatan keseimbangan
masyarakat
hak dan kewajiban bagi masyarakat wajib
UMKM dalam membayar pajaknya, (3)
pajak sehingga masyarakat wajib pajak
Pelaku UMKM berpendapat bahwa maksud
dapat melaksanakan hak dan kewajiban
yang diusung dalam Peraturan Pemerintah
perpajakannya dengan lebih baik. Dengan
No 46 tahun 2013 tidak dapat mengedukasi
dilaksanakannya kebijakan pokok tersebut
masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan penerimaan
pembayaran pajak, (4) Menurut Pelaku
negara dalam jangka menengah dan panjang
UMKM
seiring dengan meningkatnya kepatuhan
Pemerintah No 46 tahun 2013 masih kurang
sukarela dan membaiknya iklim usaha
maksimal.
kepada
wajib
pajak
(Mardiasmo, 2011: 22). Namun dengan
pajak dapat
khususnya
untuk
sosialisasi
Penelitian
para
membantu pengusaha
transparansi
mengenai
ini
dalam
Peraturan
melakukan
diberlakukannya sistem pemungutan pajak
penegembangan dengan menganalisis wajib
self assessment, justru semakin menambah
pajak yang mempunyai peredaran bruto dari
kebingungan dari wajib pajak UMKM dalam
usaha yang dijalani yang terdapat di
hal kewajiban perpajakannya. Berdasarkan
Kabupaten Sumenep menggunakan metode
fenomena ini, sangat mungkin terdapat
kuantitatif. Karena di Kabupaten Sumenep
berbagai
memiliki
persepsi,
pemahaman
atau
potensi
yang
besar
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
3
terhadap
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
perkembangan UMKM. Hal ini dibuktikan
sebanyak 10.298 pelaku UMKM. Di ambil
dengan bayaknya penyaluran dana Kredit
dari News Room (2012). Dan jumlah
Usaha Rakyat (KUR) pada Usaha Mikro
penerimaan
Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten
Kabupaten Sumenep dapat di lihat pada
Sumenep,
Tabel 1.1.
yang
dilakukan
sejumlah
pajak
untuk
UMKM
di
perbankan tahun 2011 mencapai ratusan
Berdasarkan Tabel 1.1 maka dapat
milyar rupiah. Menurut data Dinas Koperasi
di lihat bahwa penerimaan pajak UMKM
dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten
masih relatif kecil, juga dapat di lihat jumlah
Sumenep, penyaluran dana KUR yang
penerimaan pajak setelah di terapkannya PP
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri, BTN,
No 46 tahun 213 dari bulan Juli sampai
BRI, Bank Jatim, dan BNI pada tahun 2011
September
mencapai Rp. 116.055.301.759,00, dengan
maksimal.
menunjukkan
masih
jumlah nasabah di 5 perbankan tersebut
Tabel 1.1 Data Penerimaan Pajak UMKM Di Kabupaten Sumenep Tahun 2009 – 2013
2009
WP UK LAPOR 1435
WP UK BAYAR 1,654,999,517
WP UM LAPOR 321
WP UM BAYAR 3,861,665,541
2010
1539
2,713,793,223
344
4,070,689,834
2011
1512
262,050,808
319
2,119,181,286
2012
1486
2,119,181,286
329
3,178,771,930
2013*
892
1,109,620,779
247
1,664,431,198
BULAN
WP LAPOR
JULI
149
WP UK BAYAR 238,996,475
WP UM LAPOR 27
WP UM BAYAR 358,494,713
AGUSTUS
104
142,400,498
29
213,600,748
SEPTEMBER
142
234,033,045
27
351,049,568
TAHUN
KETERANGAN WP UK
: WP badan / OP denganomzet 0 - 300 juta
WP UKM
: WP badan / OP denganomzet 300 juta - 4.8 M
Sumber: Kantor Pajak Pratama Pamekasan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
4
kurang
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
validitas
dilakukan
dengan
Populasi dari pelitian ini yaitu adalah
membandingkan nilai r hitung dengan r table
weajib pajak yang terdaftar di kantor
untuk tingkat signifikansi 5 % dari degree of
pelayanan pajak pratama Pamekasan yaitu
freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah
sebayak 872 berdasar data tersebut peneliti
jumlah sample. Jika r hitung > r table maka
menentukan jumlah sampel dengan rumus
pertanyaan
slovin dengan hasil 89,71193 yang di
dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya bila
bulatkan
Lokasi
r hitung < r table maka pertanyaan atau
pengambilan sampel berada di Kabupaten
indikator tersebut dinyataka tidak valid.
Sumenep
metode
(df)= n-2 = 90-2 = 88, Maka di dapat r tabel
comveinence sampling yaitu pengambilan
= 0,207. Hasil uji validitas dapat dilihat pada
sampel yang dilakukan secara acak dengan
Tabel 1.2 di bawah ini.
menjadi
90
Madura
sampel.
dengan
pertimbangan kemudahan akses yang dapat
validitas
Metode pengumpulan data dalam ini
untuk
tersebut
1.2 hasil uji
masing-masing
item
pernyataan pada variable X1, X2, X3, dan
dengan
variable Y di atas, diketahui bahwa seluruh
menggunakan metode angket (kuesioner).
item pernyataan yang digunakan telah valid,
Sejumlah peryataan diajukan dan responden
yang ditunjukkan dengan nilai masing-
diminta menjawab sesuai dengan pendapat
masing item pernyataan lebih besar daripada
mereka.
nilai r tabel.
Untuk
dilakukan
indikator
Berdasarkan Tabel
di jangkau oleh peneliti.
penelitian
atau
mengukur
pendapat
responden digunakan skalalikert. Setiap
2. Uji Reliabilitas
jawaban dari responden akan di berikan skor
Reabilitas adalah alat untuk mengukur
angka yaitu angka 5 untuk pendapat sangat
suatu kuesioner yang merupakan indikator
setuju sekali (SSS) dan angka 1 untuk tidak
dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
setuju (STS).
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
Angka 1 = Tidaksetuju (TS)
responden
terhadap
pertanyaan
adalah
Angka 2 = KurangSetuju (kS)
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Angka 3 = Setuju (S)
Dalam penelitian ini pengukuran reabilitas
Angka 4 = Sangat Setuju (SS)
dilakukan dengan cara one shot atau
Angka 5 = Sangat Setuju Sekali (SSS)
pengukuran sekali saja. SPSS memberikan
Uji Validitas dan Reliabilitas
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan
1. Uji validitas
uji statistik croanbach alpha. Suatu konstruk
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
5
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
atau
variabel
dikatakan
reliabel
jika
2005:48). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat
memberikan nilai croanbach alpha > 0,60
pada Tabel 1.3.
(Ghozali, 2005). Cara mencari reliabilitas Berdasarkan dari Tabel
adalah dengan memasukkan kedalam rumus
1.3
menunjukkan bahwa variabel perubahan
koefisien reliabilitas croanbach alpha. Jika
tarif,
koefisien cronbach alpha > 0,60, maka
kemudahan
membayar
persepsi wajib pajak
tetapi apabila sebaliknya cronbach alpha
mempunyai nilai
cronbach alpha> 0,60 Dengan demikian
lebih kecil dari 0,60, maka pernyataan
berarti bahwa item pernyataan untuk semua
tersebut ditolak atau tidak reliable (Ghozali,
variabel tersebut dinyatakan reliabel Tabel 1.2 Hasil Uji Validitas Item
r hitung
r tabel
Keterangan
X1.1
0,852
0,207
Valid
X1.2
0,844
0,207
Valid
X1.3
0,738
0,207
Valid
Kemudahan membayar
X2.1
0,628
0,207
Valid
pajak
X2.2
0,707
0,207
Valid
X3.1
0,516
0,207
Valid
X3.2
0,627
0,207
Valid
Y1.1
0,820
0,207
Valid
Y1.2
0,803
0,207
Valid
Y1.3
0,704
0,207
Valid
Y1.4
0,663
0,207
Valid
Y1.5
0,678
0,207
Valid
Y1.6
0,559
0,207
Valid
Y1.7
0,663
0,207
Valid
Perubahan tarif
Sosialisasi
Persepsi wajib pajak
pajak,
sosialisasi PP No 46 tahun 2013 dan
instrumen itu dapat diterima atau reliable,
Variabel
diatas
Tabel 1.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Koefisien Alpha
Keterangan
X1, X2, X3 dan Y
0,940
Reliabel
Sumber: Output SPSS Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
6
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Uji Asumsi Klasik
0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar
1. Uji Normalitas
variabel independen yang nilainya 95%.
Uji
Normalitas
untuk
Hasil perhitungan nilai VIF untuk variabel
regresi,
perubahan tarif (X1),kemudahan membayar
variabel pengganggu atau residual memiliki
pajak (X2) dan sosialisasi (X3) sangat jauh
distribusi normal. Dan untuk mendeteksi
dari dari 10. Jadi dapat disimpulkan tidak
apakah residual berdistribusi normal atau
ada
tidak ada beberapa cara diantaranya dengan
independen.
menggunakan uji statistik non-parametrik
3. Uji Hiteroskedastisitas
menguji
apakah
bertujuan
dalam model
kolmogrov-Smimov
merupakan
uji
multikolonieritas
Uji
antar
variabel
heteroskedastisitas
bertujuan
normalitas menggunakan fungsi distribusi
mengetahui apakah dalam model regresi
kumulatif.
terjadi ketidaksamaan variance dari residual
H0 :residual berdistribusi normal
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
H1:residual tidak berdistribusi normal
Jika
Karena nilai signifikan pada tabel
homokedastisitas model regresi yang baik
diatas menunjukkan nilai 0,341 > 0,05 maka
jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Model
H1 di tolak sehingga dapat disimpulkan data
regresi
dalam model berdistribusi normal.
homoskedastisitas
2. Uji Multikolonieritas
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini
variance
yang
berbeda
baik
disebut
adalah
atau
yang
tidak
terjadi
Uji multikolonieritas digunakan untuk
peneliti menggunakan scatterplot. Dasar
mengetahui apakah ada korelasi yang kuat
analisis scatterplot adalah jika ada pola
diantara variabel independen dalam suatu
tertentu,
model estimasi. Dalam penelitian
membentuk pola tertentu yang teratur, maka
tidak
seperti
titik-titik
yang
terdapat adanya multikolinearitas. Hal ini
mengindikasikan
terlihat dari nilai VIF <10. Nilai
heteroskedastisitas. Sedangkan kalau tidak
cutoff
membentuk
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≥
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
sumbu Y, berarti terjadi heteroskedastisitas.
kalau
titik-titik
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa
kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Dari hasil perhitungan nilai
atau
terjadi
yang dipakai dalam menunjukkan adanya
Setiap peneliti harus menentukan tingkat
pola
telah
ada
titik-titik menyebar secara acak baik di atas
tolerance
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
menunjukkan tidak ada variabel independen
Hal ini dapat disimpulkan bahwa penelitian
yang memiliki nilai tolerance kurang dari
ini tidak terjadi heteroskedastiditas
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
7
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 1.4 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample
Unstandardized Residual
Normal Parametersa
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.25584906
Absolute
.099
Positive
.099
Negative
-.099
Kolmogorov-Smirnov Z
.939
Asymp. Sig. (2-tailed)
.341
a. Test distribution is Normal.
Tabel 1.5 Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1 (Constant) PERUBAHAN TARIF
.528
1.895
KEMUDAHAN BAYAR PAJAK
.582
1.719
SOSIALISASI .654 a. Dependent Variable: PERSEPSI WAJIB PAJAK
1.528
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
8
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Grafik 1 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS
Tabel 1.6 Uji Autokolerasi Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1
2.080
a. Predictors: (Constant), SOSIALISASI, KEMUDAHAN BAYAR PAJAK, PERUBAHAN TARIF b. Dependent Variable: PERSEPSI WAJIB PAJAK Sumber:Output SPSS
4. Uji Autokorelasi
penelitian time series. Pengujian adanya
Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah
ada
pengganggu
korelasi pada
antara
periode
autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin
kesalahan t
Watson (DW test). Nilai DW sebesar 2,080
dengan
dalam
tabel
Durbin
Watson,
dengan
tidak
terjadi
kesalahan pengganggu pada periode t-1
pengambilan
keputusan
(sebelumnya) yang biasa muncul dalam
Autokorelasi karena DW > 2.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
9
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Dari hasil perhitungan menggunakan
Analisis Regresi Berganda
SPSS menghasilkan bahwa nilai signifikan
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji
untuk X1 = 0,000 < 0,05 sehingga maka X1
statistik F) Berdasarkan
Tabel
1.7
signifikan
secara
berpengaruh
terhadap
Y
bersama-sama/simultan (uji F ) variable
begitupun dengan nilai signifikan untuk X2
bebas yang terdiri dari perubahan tarif,
= 0,000 < 0,05 sehingga maka X2 signifikan
kemudahan membayar pajak, dan sosialisasi
berpengaruh terhadap Y dan untuk X3 =
PP No 46 tahun 2013 mempunyai pengaruh
0,000 < 0,05 sehingga maka X3 signifikan
yang signifikan terhadap variable dependen
berpengaruh terhadap Y. Model regresi yang di gunakan adalah
yaitu persepsi wajib pajak. Hal ini dapat di lihat nilai signifikansi sebesar 0,00<0,05.
model regresi dengan variable persepsi
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji
wajib pajak (Y) sebagai variable dependen (terikat) dan variable perubahan tarif (X1),
statistik t ) Untuk independen
menguji di
berpengaruh
apakah
variabel
kemudahan membayar pajak (X2), dan
secara
parsial
sosialisasi (X3) sebagai variable independen
atas
nyata
terhadap
(bebas).
variabel
dependen, maka digunakan uji t. Berikut ini disajikan Hasil Uji t dengan menggunakan program SPSS versi 20.00.
Tabel 1.7 Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Square
61.181
3
20.394
5.826
86
.068
67.007
89
F
Sig.
301.047
a. Predictors: (Constant), SOSIALISASI, KEMUDAHAN BAYAR PAJAK, PERUBAHAN TARIF b. Dependent Variable: PERSEPSI WAJIB PAJAK
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
10
.000a
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Tabel 1.8 Uji Parsial Coefficientsa Standa rdized Coeffi cients
Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
Std. Error
Beta
.231
.107
PERUBAHAN TARIF
.445
.032
KEMUDAHAN BAYAR PAJAK
.284
SOSIALISASI
.190
t
Sig.
2.165
.033
.599
13.686
.000
.038
.316
7.577
.000
.040
.187
4.767
.000
a. Dependent Variable: PERSEPSI WAJIB PAJAK Sumber: Diolah Penulis
Tabel 1.9 Model Summaryb
Model
R
R Square .956a
1
Adjusted R Square
.913
.910
a. Predictors: (Constant), SOSIALISASI, KEMUDAHAN BAYAR PAJAK, PERUBAHAN TARIF
Berdasarkan Tabel 1.8 model regresi
1) Y = Nilai konstanta sebesar 0.231 artinya
dalam penelitian ini sebagai berikut:
apabila
Y= 0.231 + 0.445X1 + 0.284X2 + 0.190
kemudahan
X3+e
sosialisasi PP No 46 tahun 2013 bernilai Hasil
persamaan
regresi
linier
variabel
perubahan
membayar
pajak,
tarif, dan
nol, maka presepsi wajib pajak sebesar
berganda tersebut memberikan pengertian
0,231.
sebgai berikut: Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
11
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
2) X1=Variable perubahan tarif berpengaruh
ketiga
positif terhadap presepsi wajib pajak
variabel
tersebut
mempengaruhi
persepsi wajib pajak di Kabupaten Sumenep.
dengan nilai koefisien 0.445, artinya setiap
pertambahan
1%
variable
Kesimpulan
perubahan tarif akan menaikkan presepsi
Setelah
wajib pajak sebesar 0.445. 3) X2=Variable pajak
kemudahan
berpengaruh
presepsi
wajib
koefisien
membayar
1 pajak
membayar
positif
pajak
meliputi
terhadap
dengan
variable penelitian yaitu
perubahan
tarif,
kemudahan
membayar pajak, sosialisasi PP No 46 tahun 2013 dan persepsi wajib pajak maka dapat
setiap
diketahui bahwa variable perubahan tarif ada
variable
kemudahan
pengaruh terhadap persepsi wajib pajak,
akan
menaikkan
kemudahan membayar pajak berpengaruh
artinya
presepsi wajib pajak sebesar 0.284. 4) X3=Variable
pengujian
nilai
0.284,
pertambahan
terhadap empat
melakukan
Sosialisasi
terhadap
berpengaruh
sosialisasi
persepsi PP
wajib
No
46
pajak tahun
dan 2013
positif terhadap presepsi wajib pajak
berpengaruh terhadap persepsi wajib pajak.
dengan nilai koefisien 0.190artinya setiap
Dan secara simultan (bersama – sama) tiga
pertambahan 1 variabel Sosialisasi akan
variable
menaikkan presepsi wajib pajak sebesar
persepsi wajib paja.
0.190.
tersebut
berpengaruh
terhadap
Hubungan variabel perubahan tarif
Dari persamaan di atas dapat di lihat
terhadap terhadap persepsi wajib pajak.
bahwa di antara ketiga variable independen
terbaca nilai thitung sebesar 13,686. Sementara
perubahan tariff dalam PP No 46 tahun 2013
itu, untuk nilai ttabel diperoleh nilai ttabel
(X1) mempunyai pengaruh paling tinggi
1,66724 dengan nilai signifikansi (sig 0,000
terhadap persepsi wajib pajak.
< 0,05). Sehingga hipotesis diterima, karena
Adjusted R-square pada Tabel 1.9
thitung> ttabel dan tingkat signifikan yang lebih
adalah 0,913 artinya variable perubahan tarif
kecil dari 0,05, kemudahan membayar pajak
(X1), kemudahan membayar pajak (X2), dan
terhadap persepsi wajib pajak diperoleh thitung
(X3) secara bersama – sama
sebesar 7,557 dan ttabel sebesar 1,66724
mampu menjelaskan persepsi wajib pajak
dengan signifikansi (sig 0,000 < 0,05).
(Y) sebesar 91,3 % selebihnya 8,7%
Sehingga hipotesis diterima, karena t
dijelakan variabel lain dan juga eror.
ttabel dan tingkat signifikan yang lebih kecil
sosialisasi
Hasil penelitian persepsi wajib pajak
hitung>
dari 0,05, Dan sosialisasi PP No 46 tahun
terhadap penerapan PP No 46 tahun 2013 di
2013
terhadap
persepsi
wajib
Kabupaten Sumenep di ketahui bahwa
diperoleh thitung sebesar 4,767 dan ttabel
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
12
pajak
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
sebesar 1,66724 dengan signifikansi (sig
Resniar. 2013. Persepsi Wajib Pajak Terhadap PPNo.46 Tahun 2013. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & B. Edisi 5. Jakarta: CV. Alfabeta.
0,000 < 0,05). Sehingga hipotesis diterima, karena thitung>ttabel dan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Untuk pengujian
Waluyo. 2010. Akuntansi pajak. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
hipotesis terakhir yaitu semua variable X di uji secara bersama – sama mempunyai nilai Fhitung sebesar 301,047 dan Ftabel sebesar 2,71 dengan signifikasi (sig 0,000 < 0,05). Sehingga hipotesis diterima, karena Fhitung> Ftabel dan tingkat signifikan yang lebih kecil dari 0,05. DAFTAR PUSTAKA Chatarina. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak. Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP Universitas Diponegoro. Semarang. Ita. 2007. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Kepatuhan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Kuncoro, M. 2010. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Jakarta: Erlangga Mardiasmo. 2009. Perpajakan .Edisi Revisi Yogyakarta :CV Andi Offset. Mardalis. 2009. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Cetakan 11. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Prawirokusumo, Soeharto. 2001. Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan dan Strategi). Yogyakarta: BPFE.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume IV, No.2, September 2014
13