Pengaruh Perubahan Celah Katup Hisap Dan Katup Buang Terhadap Performance Motor Jupiter Z 2004 Menggunakan Bahan Bakar Biopremium E10 1
Sarjono , Dhanang Wahyu Saputro2 Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1. Mentul Cepu E-Mail:
[email protected] [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh perubahan celah katup hisap dan buang terhadap performance motor jupiter Z 2004 menggunakan bahan bakar biopremium E10. Penyetelan Katup dikandung maksuddapat memberi life time pada katup sehingga mekanisme katup dapat bekerja maksimal dan dapat memberikan performance engine yang optimal. Disamping itu diharapkan performance mesin dan efisiensi bahan bakar meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan performance mesin yang optimal dan efisiensi bahan bakarnya meningkat, dengan memanfaatkan energi alternatif Biopremium E10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan celah katup hisap 0,08 mm dan celah katup buang 0,11 mm pada kisaran putaran 6000 rpm daya dan torsi yang dihasilkan adalah yang tertinggi yaitu sdebesar 9,2 HP dan 11,04 Nm, serta penggunaan bahan bakar spesifik efektif (sfc yang paling irit yaitu 0,0821 kg/kWh .
Kata Kunci: Energi Alternatif, Biopremium E10, Celah Katup, Performance
1 2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu
9
ABSTRACT This research abaout the effect of changes in suction and exhaust valve gap to the performance of the motor Jupiter Z 2004 using E10 fuel biopremium. Valve adjustment conceived intent can give life time of the valve so that the valve mechanism to work optimally and can provide optimum engine performance. Besides, it is expected engine performance and increased fuel efficiency. This study aims to obtain optimum engine performance and fuel efficiency increased, by utilizing alternative energy Biopremium E10. The results showed that with a gap of 0.08 mm suction valves and exhaust valves 0.11 mm gap in the range of 6000 rpm rotation and torque generated power is the highest, 9.2 sdebesar HP and 11.04 Nm, and the use of specific fuel effective (sfc most economical is 0.0821 kg / kWh. Keywords: Alternative Energy, Biopremium E10, Pass Valve, Performance
10
1. PENDAHULUAN
D
ampak penggunaan bahan bakar dari minyak bumi (fossil fuels) dapat mengakibatkan pencemaran udara yang sangat komplek. Untuk itu dibutuhkan suatu pemanfaatan energi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan sebagai bahan bakar motor bakar alternatif, salah satu diantaranya adalah penggunaan ethanol sebagai bahan bakar alternatif. Dengan semakin berkembangnya teknologi dibidang otomotif, banyak pula kendaraan yang mengalami perubahan atau modifikasi dalam segala hal. Termasuk dalam hal penghematan dan pengoptimalan penggunaan bahan bakar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penyetalan celah katup pada motor bakar 4 stoke untuk mendapatkan performance yang tepat.
sebesar 3,15 % pada M105 dan efisiensi termis naik sebesar 31,8 % pada M105. Demikian juga Sri Utami Handayani (2006), dalam penelitiannya tentang pemanfaatan Ethanol sebagai bahan bakar pengganti bensin, menyimpulkan bahwa ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari bensin maka efisiensi thermalnya akan lebih tinggi. Sarjono dan Debi (2001) dalam penelitiannya tentang pengaruh biopremium E10 terhadap performance motor jupiter Z 2004 mengatakan bahwa penggunaan biopremium E10 meningkatkan daya dan torsi serta penggunaan bahan bakar spesifik (Sfc) yang lebih irit pada putaran yang sama. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang Pengaruh Perubahan Celah Katup Hisap dan Buang Terhadap Motor Jupiter Z 2004 Menggunakan Bahan Bakar Biopremium E10.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.1. Kajian Pustaka Yanni k, Chairil (2008) telah melakukan penelitian tentang Analisis Bioetanol Dan Campurannya Dengan Bensin, menyimpulkan bahwa penggunaan campuran bioetanol dengan bensin meningkatkan angka oktana menurunkan kandungan timbal dan sulfur, kandungan air mengalami sedikit peningkatan karena sifat bioetanol yang hidroskopis. Kemudian Atok Setiyawan (2007), dalam penelitiannya tentang pengaruh ignition timing dan compression ratio terhadap unjuk kerja dan emsi gas buang motor bensin berbahan bakar campuran ethanol 85% dan premium 15% (E85) dimana hasilnya menunjukan pemajuan ignition timing dan compresion ratio dapat meningkatkan unjuk kerja motor bensin berbahan bakar E85 bila dibanding dengan kondisi standart meskipun masih dibawah unjuk kerja premium. Sementara Zaenal Arifin (2007), dalam penelitian tentang perbandingan antara bahan bakar premium dengan E-85 pada motor Honda Karisma 125cc dengan variasi main jet 85,95,105,115 menyimpulkan bahwa daya turun
2.2.1. Bahan Bakar Biopremium Bahan bakar biopremium adalah campuran antara bahan bakar premium (bensin) dengan bahan bakar ethanol. Pencampuran antara premium dan ethanol sangat bervariasi, tergantung prosentase yang diinginkan. Biopremium E5 adalah campuran premium 95% dan 5% ethanol, biopremium E10 adalah campuran premium 90% dan 10% ethanol, biopremium E15 adalah campuran premium 85% dan 15% ethanol. Pada bahan bakar biopremium E10 akan didapatkan hasil pencampuran antara bahan bakar premium dan ethanol dengan perbandingan 10% dan 90%. Dengan begitu, angka oktan yang dihasilkan menjadi (10% x 118) + (90% x 88) = 92, nilai oktan tersebut hampir sama besarnya dengan nilai oktan yang dimiliki oleh pertamax (http://id.shvoong.com/tags/ethanol-vspremium, diakses tanggal 1 juli 2010, jam 19:50:21).
11
2.2.2. Katup Kattup diperguunakan untuuk mengaturr pemasukaan bahan bakkar dan penngeluaran gass sisa pem mbakaran, gerrakan katup diatur olehh mekanism me katup. Gigi timing hubuungan giginyaa selalu duua kali lebih banyak darii gigi timingg poros enggkol dan meenimbulkan perbandingan p n 2:1, makssudnya poross bubungan berputar b satuu kali putarran yang manna poros enggkol berputarr dua kali putaran yanng memberi pembukaann (katup maasuk dan kattup buang) setiap putarann poros enggkol (Daryan nto, 1994, Motor M Bakarr Untuk Moobil).
K Kaatup Gambar 1. Konstruksi (Sumber: Wiranto,1988, Motor bakaar Torak) Keterangan : 1. Tuas 2. Batang penekan pegas 3. Pengukit kam (taapet) oros kam 4. Po 5. Kam 6. Uju ung kam 7. Lin ngkaran dalam kam 8. Batang penekan up 9. Ceelah bebas katu 10. P Penahan 11. P Pemegang 12. P Pegas luar 13. P Pegas dalam 14. Jaalan katup 15. B Batang katup 16. D Dudukan 17. B Bidang rapat kaatup 18. K Kepala katup
12
2.2.2 2.1. Mekanism me Katup Mekanismee katup diran ncang sedem mikian rupa sehingga suumbu nok (ccamshaft) berrputar menggerakkann katup hisapp dan satu kali untuk m b p poros katupp buang setiiap 2 kali berputarnya engkkol. Jumlah ggigi camshafft timing sprrocket dua kali dari giggi crankshafft timing sprrocket yangg mana sumbbu nok as (caamshaft) berggerak satu kali untuk seetiap 2 kali putaran p poross eng( Toyota-A Astra Motor, 1995, New SStep 1 kol (PT. Trainning Manual)).
Gambarr 2. Mekanism me Katup (Sumber:Tooyota, 1995, New N Step 1) 2.2. Celah Kaatup 2.2.2 Salah satuu cara untuuk meningkkatkan perfo ormansi mesiin sepeda mootor adalah deengan menyyetel celah kkatup (Matheeus M. Dwinnanto dan Sarjono, Peengaruh Kereenggangan Katup K C dan HO Pada Terhhadap Emisi Gas Buang CO Sepeeda Motor Empat Laangkah, Sim metris, Majaalah Ilmiah Sekolah Tinggi T Teknnologi Rongggolawe Cepu 2009, Cepu u). Tekanan kompresii di dalam ruuang bakar sangat dipenggaruhi oleh penyetelan celah katup. Jika celah katup k lebih h kecil dari standard beerarti katup cepat mem mbuka dan lebbih lama menuutup. Dengann kata lain, katup terlaambat menuutup, akibat dari p adalah kom mpresi keterrlambatan kaatup menutup menjjadi bocor kaarena pada saaat terjadi lanngkah komp presi, katup bbelum menutuup. 2.2.2 2.3. Overlap k katup Selama lanngkah pembuuangan dan pemap sukaan, terdapat sudut overlaaping pada katup k
pemasukaan dan katup pembuangann yang kedua-nya terbu uka. Sudut Overlapping O v valve Timingg untuk meembantu pem mbuangan sisa gas keluarr ketika caampuran gass segar massuk kedalam m ruang pem mbakaran. Prroses ini mem mbantu pem-buangan secara lengk kap dan pem masukan gass baru (bahhan bakar dan n udara) yang efektif dann juga untukk menghasilk kan tenaga yan ng baik. Pennyetelan celahh katup jugaa mempunyaii pengaruh terhadap suudut Overlappping katup,, bila celaah katup terrlalu rapat maka sudutt Overlappiingkatup yangg dibentuk seemakin besar,, bila celahh katup terlaalu renggang maka sudutt Overlappiing terlalu kecil sehin ngga prosess pemasukaan bahan bakkar, pengeluaaran gas sisaa pembakarran dan prosess bilas tidak optimal. o
danggkan untuk ttipe CD pen ngujian dilakkukan melaalui roda penggerak kendaaraan. Selanjuutnya dalam m waktu yangg relatif singkkat mesin dihhidupkan sampai s mencaapai kecepataan putar makssimal. Besaarnya hasil peengukuran dap pat dilihat meelalui moniitor atau pannel analog yaang terdapat pada unit display Dynaamometer.
D Gambaar 4. Mesin Dynotest mber:http://ww ww.motorplus-online.com, (Sum diaksses 28 juli 2010, jam 10:122:15)
3 Hubungan antara diagrram pengaturr Gambar 3. mekanisme katup dengan grafikk tekanan vss volume - Overlappingg valve Timin ng 2.2.3. Dyn notest Dynnotest atau Dynamometer D r adalah alatt yang digu unakan untukk mengukur prestasi atauu unjuk kerj rja sebuah meesin. Menurutt cara/metodee pengukuraannya dynam mometer dapaat dibedakann menjadi 2 yaitu Engine Dynamomeeter (ED) dann Chassis Dynamometer D (CD). Meetode pengukkuran dengaan Dynamo-meter padda tipe ED, poros p output mesin dihu-bungkan langsung deengan Dynam mometer se--
mbar 5. Tampiilan Software mesin Dynottest Gam Hasil dari penelitian dengan mengggunakan mesin Dynootest akan dittampilkan deengan oftware yang digunakan uuntuk printt out dari sof menjjalankan mesiin Dynotest. 2.2.44. Parameterr Unjuk Kerjja Motor Bak kar Proses peruubahan energii dari mulai pproses pembbakaran sam mpai menghassilkan daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahhapan n energinya 100%. dan tidak mungkiin perubahan Selallu ada kerugian yang dihaasilkan dari seelama prosees perubahann, hal ini sesuuai dengan huukum
13
thermodinamika kedua yaitu “tidak mungkin membuat sebuah mesin yang mengubah semua panas atau energi yang masuk menjadi kerja”, jadi selalu ada keterbatasan dan ketidakefektifitasan dalam proses perubahan energi dari bahan bakar menjadi energi mekanik. Baik atau tidaknya suatu desaign motor bakar dapat dilihat melalui unjuk kerja mesin (performance) yang dihasilkannya. Demikian juga untuk sebuah penelitian, diharapkan dengan dilakukan penelitian akan diketahui analisa dari desaign dan penyetelan (setting) motor bakar dengan hasil konsumsi bahan bakar yang efisien dan performance yang tinggi. Adapun parameter-parameter dari unjuk kerja tersebut adalah : 2.2.4.1. Torsi Torsi adalah ukuran kemampuan suatu motor untuk memberikan gaya tangensial yang berguna untuk menghasilkan kerja. Torsi biasanya dilambangkan dengan T yang mempunyai satuan N.m.(SI). Torsi mesin diukur dengan water brake dinamometer, yaitu melihat beban yang ditunjukkan dari timbangan kemudian dikalikan dengan lengan. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut : Torsi (T) : F . L (N.m) :m.g.L Dimana: F : Beban pada Dinamometer (N) m: massa terukur dalam dynamometer (kg) g : gravitasi bumi (m/s2) L : Panjang lengan Dinamometer (m) 2.2.4.2. Daya Daya adalah kerja yang dihasilkan per satuan waktu (Arismunandar, W., 1988, Motor Bakar Torak). Merupakan ukuran kemampuan suatu motor untuk menghasilkan kerja berguna per satuan waktu yang dinyatakan dalam KiloWatt (kW) dan dirumuskan sebagai berikut : P= Dimana :
14
. . .
P : Daya motor (kW) n : Putaran poros engkol (rpm) T :Torsi (N.m) 2.2.4.3. Kebutuhan Bahan Bakar Spesifik Kebutuhan bahan bakar spesifik (Spesific Fuel Consumption)adalah merupakan parameter yang biasa digunakan pada motor pembakaran dalam untuk menggambarkan pemakaian bahan bakar. Spesific Fuel Consumption didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran massa bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan (output). Dapat pula dikatakan bahwa Spesific Fuel Consumption (SFC) menyatakan seberapa efisien bahan bakar yang disuplai ke mesin untuk dijadikan daya output. Satuan dalam Sistem Internasional (SI) adalah kg/kWh. SFC disebut Brake Spesific Fuel Consumption (BSFC) jika menggunakan brake horse power. Nilai SFC yang rendah mengindikasikan pemakaian bahan bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai SFC yang rendah sangat diinginkan untuk mencapai efisiensi bahan bakar. Brake Spesific FuelConsumption (BSFC) juga merupakan suatu parameter yang tepat untuk membandingkan kinerjamesin. Besarnya jumlah kilogram bahan bakar yang dibutuhkan mesin setiap jam untuk menghasilkan daya efektif sebesar 1HP. SFC : mf :
(kg/kW.h) ñ
kg/h
Keterangan : m f : Konsumsi bahan bakar (kg/h) t : Waktu pemakaian bahan bakar (detik) b : Volume buret dalam penelitian (cc) P : Daya (kW) ñ bb: Massa jenis bahan bakar( kg/l)
3. METO ODOLOGI PENELITIAN P N n 3.1. Uruttan Penelitian
Mulai
3.3. Bahan dan P Peralatan Peenelitian Bahan yanng digunakan n dalam peneelitian mium E10 sedangkan peraalatan ini adalah bioprem d penelitiian adalah: yangg digunakan dalam 1. Sepeda motor Jupiter Z 20004
Perrsiapan bahan biopremium
Persiaapan alat uji : Gas analizer d dynotest
Penngambilan dataa meliputi: 1. 2. 3. 4.
Daya (H HP) Torsi Gas CO Gas HC
Anaalisa Data Kesim mpulan
Gambar G 7. Seppeda Motor Untuk U Penelitian Tipe bore xstroke ume Silinder Volu Poweer Max Torsi Max Dimeensi (PxLxT))
h,SOHC, 2 kaatup :4langkah :51,0 x 54 4,0 mm : 110,3 ccc : 8,8 HP put. p 8000 rpm m :0,92Kgf.mpada5000 rpm r :1910 mm m x 680 mm x 1045 mm m Jarak k Sumbu Rodda : 1230 mm m Jarak k Terendah : 140 mm Kapaasitas BBM : 4,2 liter Beraat Motor : 98 kg D 2. Dynotest
S Selesai
w Chart Peneelitian Gambar 5. Flow ktu dan Temp pat Penelitiaan 3.2. Wak Pennelitian dilakkukan di PT T. Mototechh Yogyakarrta dengan meenggunakan alat a Dynamo-meter atau u Dynotest, dilaksanakan d pada tanggall 8 Desemb ber 2010. Peenelitian ini dibantu olehh instrukturr dari PT. Mototech M Yogyakarta yangg menguasaai pengoperaasian alat Dynamometer D r yang sesuai SOP (SStandart Opeeration Pro-sedure).
mbar 8. Dyno otest Gam Spesifikasi Dynotest yaang digunakaan sebagaai alat penelitiian adalah seb bagai berikut : Merkk : Sportdyno V3.3 Seri model : SD 325 Dimeensi (p x l x tt): 2110 x 10000 x 800 mm Beraat : 400 kg Wheeelbase : 850 – 1850 mm m
15
Daya makksimum Kecepatann maksimum Beban maaksimum Diameter roller Berat rolleer Panjang ro oller Roller ineertia Standart dynamometer d r
: 200 Hp (1147 kW) : 300 km/h : 450 kg : 300 mm : 190 kg : 200 mm m : 1,446 kg m² : ISO 1585
mater 3. Tachom
9 Tachometerr Gambar 9. w digunnakan untuk menghitungg 4. Stop watch waktu yang waktuu operasi mesin m untukk n pemakaian bahan bakarr setiap pengukuran pada taabung pengukkuran. 5. Feelerr gauge atau u Thickness gauge yangg digunaakan untuk meengukur celahh katup
Gambar 10. Feeler Gaug ge 6. Kunci pas, Kunci T, T Kunci ring,, Obeng plus,, u bahan baakar (burret),, Obengg min, Gelas ukur Kipas angin sebagaai pendingin udara. u n Penelitian 3.4. Uruttan Kegiatan 1. Melepas dek sampinng sepeda mo otor k masukk dan katupp 2. Membbuka tutup katup buang
16
3. M Membuka tuttup cover magnet m dan putar dengan kunci sock untu uk menempatkan DC piston pada TD C 4. Pengetopan torrak pada TDC M celah katup masuk m dan katup k 5. Menyetel bu uang dengan variabel yangg telah ditentuukan 6. Menutup M kem mbali tutup cover c magnett dan tuutup katup maasuk dan buanng katup 7. Mengetes M sepeda motor dengan d mengggunakan alat Tachoometer dan Dyyno Test M ppengamatan dan pengam mbilan 8. Melakukan data. 3.5. Metodologi Penelitian u mengeetahui Penelitian dilakukan untuk k kerja atau pperformance motor bakar yang unjuk berbaahan bakar biopremium E10 E dengan peenyetelann celah katupp hisap dan katup k buang. Paramateer utama yanng diamati dan d didata adalah a dayaa, torsi dan w waktu setiap 10 1 ml bahan bakar b padaa burret (gelas ukur baahan bakar) yang digun nakan untuk menghitungg konsumsi bahan b bakaar spesifik. Penelitian ppengaruh perrubahan celahh katup masuk dan buang terhaadap perform mance b bakar biomotoor bakar meenggunakan bahan prem mium E10 dillakukan padaa alat uji Dynnotest denggan motor uji adalah spedaa motor 4 lanngkah merkk Yamaha Juupiter Z 2004 dengan koondisi motoor uji dalam kkeadaaan standart. Penelitian dan pengambbilan data diilakukan pada p saat seppeda motor paada transmisii roda gigi 3, setelah seepeda motor dihidupkan d kkemudian transmisi dim masukkan ke roda gigi 3, pada saat mencapai puutaran 4000 rppm, Throtel Valve sponntan dibuka penuh hingga mencapai puutaran 10.0000 rpm setellah itu Throtel Valve spoontan dilep pas penuh kem mbali. Variabel peengaturan perrubahan celaah katup dibatasi d dengan 5 variabell celah pada katup k masu uk yaitu 0,05 mm, 0,06 mm, m 0,07 mm,, 0,08 mm , 0,09 mm daan 5 variabel celah katup buang b u 0,08 mm , 00,09 mm , 0,10 mm , 0,11 mm , yaitu 0,12 mm (Yamaha Motor Co., Ltd., 2006, 2 Manual). Jupitter-Z Servis M Penyetelan celah katupp dilakukan pada saat motor dalam m kondisi suhhu kerja. Sebbelum penyyetelan celah katup, motoor dihidupkann se-
4.1. Dataa Hasil Penelitian Datta hasil penelitan ini ditam mpilkan dalam m tabel 5.1 sampai s dengaan tabel 5.10 (terlampir) (
Daya (HP)
MBAHASAN 4.2. PEM 4.2.1. Day ya dan Torsii 9..5 9 8..5 8 7..5 7 6..5 6 5..5 5
0,08 0,09 0,10 0,11
8250 7750 7250 6750 6250 5750 5250 4750 4250 3750
0,12
Putraan mesin (rpm m)
Gambar 5.7 5 Grafik Hubungan H Daaya Terhadapp Putaran Mesin M Pada Celah Katupp Hisap 0,08 8 mm 5 menunjuukkan bahwaa Padda gambar 5.7 penyetelann celah katupp buang 0,11 1 mm meng-hasilkan daya d tertinggii pada putarann mesin 65277 rpm sebessar 9,2 HP seehingga dapatt disimpulkann bahwa penyetelan p celah katup buang 0,111 mmdan ceelah katup hissap 0,08 mm pada putarann 4000 rpm m sampai deengan 7500 rpm meng-hasilkan daya d yang palling maksimaal.
0,08 0,09 0,10 0,11
0,12 P Putaran mesin n (rpm)
mbar 5.8 Grafi fik Hubungann Torsi Terhhadap Gam Putarran Mesin Pada P Celah K Katup Hisapp 0,08 mm Dari gambbar 5.8 mennunjukkan bahwa b torsi tertinggi teerjadi pada penyetelan celah katupp hisap 0,088 mm dan celah katup bbuang 0,12 mmsebesar 11,35 N.m paada putaran mesin m 4 rpm. 4034
4.2.2 2. Kebutuhan n Bahan Bak kar (Sfc) SFC (kg/kW.h)
L DAN PEM MBAHASAN 4. HASIL
11.5 11 10.5 10 9.5 9 8.5 8 7.5 7 6.5
8250 7750 7250 6750 6250 5750 5250 4750 4250 3750
lama 3 menit m untuk mencapai m suhuu kerja. Sete-lah dilakuukan pemanaasan, kemudian dilakukann penyetelann celah kaatup dengan 5 variabell penyetelann celah katupp. Unttuk mendapaatkan data peengaruh peru-bahan ceelah katup yang y tepat, maka dalam m penyetelann celah katup p dilakukan variasi v penga-turan celaah katup masuuk dan celah katup buangg seperti berikut: kan variabell penyetelann Denngan dilakuk celah katuup seperti pad da tabel diatas, diharapkann akan dikeetahui celah katup yangg tepat yangg dapat meemberikan unjuk u kerja motor yangg optimal.
T i (N.m) Torsi (N )
0.14 0.13 0.12 0.11 0.1 0.09 0.08 0.07 4000 5000 6000 7000 8000
0,08 0,09 0,10 0,11 0,12
Putaraan mesin (rpm m)
Gam mbar 11.GraffikHubungan SFC Terhhadap Puttaran Mesin Pada P Celah Katup K Hissap 0,05 mm Gambar 11 menunjukkkan bahwa SFC teren ndah (irit) teerjadi pada pengaturan celah katupp hisap 0,055 mm dan celah katup bbuang 0,08 mm sebesarr 0,0767 kg/k kWh pada kiisaran m sampai denggan 8000 rpm m. putarran 4000 rpm Pada putarran mesin dii atas 8000 rpm, denggan penyetelaan celah katup p buang 0,111 mm mam mpu memberiikan SFClebiih baik dari pada penyyetelan 0,08 m mm ; 0,09 mm; m 0,10 mm m; dan 0,12 mm.
17
SFC (kg/kW.h)
0.15 0.14 0.13 0.12 0.11 0.1 0.09 0.08 0.07 4000 5000 6000 7000 8000 Putaran mesin (rpm)
DAFTAR PUSTAKA 0,08 0,09 0,10 0,11
Arismunandar, W., 1988, Motor Bakar Torak, Penerbit ITB, Bandung.
0,12
Gambar 12.Grafik Hubungan SFC Terhadap Putaran Mesin Pada Celah Katup Hisap 0,06 mm Gambar 12 menunjukkan bahwa pada saat putaran mesin 4000 rpm sampai dengan 8000 rpm, SFC teririt terjadi pada penyetelan katup buang 0,08 mm sebesar 0,0757 Kg/kWh. Semakin rendah nilai SFC, maka akan menunjukkan kebutuhan bahan bakar Sfc yang rendah dan bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin semakin irit. 5. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penyetelan celah katup hisap 0,08 mm dan celah katup buang0,11 mm,mampu menghasilkan daya maksimal sebesar 9,2 HP pada mesin 6527 rpm dengan torsi sebesar 11,04 N.m. 2. Kebutuhan bahan bakar spesifik (SFC) paling irit dengan daya dan torsi yang maksimal terjadi pada putaran 6000 rpm dengan nilai SFC sebesar 0,0821 kg/kWh dengancelah katup hisap 0,08 mm dan celah katup buang0,11 mm. 6. SARAN Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh perubahan celah katup hisap dan buang terhadap gas buang CO dan HC motor 4 langkah.
18
Arends, BPM. and Berenschot, H., 1980, Motor Bensin, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arismunandar, W., 1988, Penggerak Mula Motor Bakar, Penerbit ITB, Bandung. Daryanto, Drs., 1994, Motor Bakar Untuk Mobil, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Daryanto, Drs., 1997, Dasar-Dasar Teknik Mobil, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Haryono, G.,1984, Uraian Praktis Mengenal Motor Bakar, CV.Aneka Ilmu, Semarang. Http://id.shvoong.com/tags/ethanol-vs-premium, diakses tanggal 1 juli 2010, jam 19:50:21. Http://mahasiswadepag.wordpress.com, diakses tanggal 27 juli 2010 jam 20:24:40. Http://joesty.blogspot.com/2010/01/nilaioctan.html, diakses tanggal 27 juli 2010, jam 22:24:12. Http://forum.kafegaul.com/premium-campurethanol.html, diakses tanggal 27 juli, jam 21:15:25. diakses Http://www.motorplus-online.com, tanggal 28 juli 2010, jam 10:12:15. Matheus M. Dwinanto dan Sarjono, Pengaruh Kerenggangan Katup Terhadap Emisi Gas Buang CO dan HO Pada Sepeda Motor Empat Langkah, Simetris, Majalah Ilmiah Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu 2009, Cepu.
PT.Toyota-Astra Motor, 1995, New Step 1 Training Manual, PT.Toyota-Astra Motor, Jakarta. Richana Nur dan Suarni, 2005, Teknologi Pengolahan Jagung, Teknik Produksi dan Pengembangan, Bogor. Soenarta, N. and Furuhama S, Dr., 2002, Motor Serba Guna, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Subroto, Pengaruh Penggunaan Koil Racing Terhadap Unjuk Kerja Pada Pada Motor Bensin, Media Mesin Vol 10 2009 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Utami Handayani, Sri. Pemanfaatan Bioethanol Sebagai Bahan Bakar Pengganti Bensin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2009, Semarang. Yanni Kussuryani, Chairil Anwar : Aplikasi SNI 7390:2008, Analisis Bioetanol dan Campurannya dengan Bensin
19
20