perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Agung Murdianto K2508091
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Agung Murdianto
NIM
: K2508091
Jurusan/Program Studi
: PTK/Pendidikan Teknik Mesin
Menyatakan
bahwa
skripsi
saya
berjudul
“PENGARUH
PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Desember 2012
Yang membuat pernyataan
Agung Murdianto NIM. K2508091
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010
Oleh: Agung Murdianto K2508091
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari
:
Tanggal :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Karno MW, ST NIP. 19520224 197603 1 002
Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd. NIP.19800701 200501 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Senin
Tanggal
: 10 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Ketua
: Drs. C. Sudibyo, MT
Sekretaris
: Drs. Ranto, M.T.
Anggota I
: Drs. Karno Mw, ST
Anggota II
: Ngatou Rohman, S.Pd., M.Pd.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Agung Murdianto. PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember: 2012. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. (2) Menyelidiki pengaruh variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010, (3) Menyelidiki interaksi penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. Penelitian ini dilakukan di Bengkel Otomotif Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2010 dengan nomor mesin 2S6439296. Teknik Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu mengamati secara langsung hasil eksperimen kemudian dianalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Sebagai parameter input pada penganalisisan data meliputi : penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik, variasi busi standart, platinum, iridium dan konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik pada Yamaha Mio Soul tahun 2010 terhadap konsumsi bahan bakar dengan busi standard sebesar 9,2 ml/menit, busi platinum 9,2 ml/menit, busi iridium 8,73 ml/menit. (2) Tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010 terhadap konsumsi bahan bakar dengan busi standard sebesar 9,66 ml/menit, busi platinum 9,33 ml/menit, busi iridium 8,93 ml/menit (3) Interaksi terbaik antara penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi yaitu pada penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan penggunaan busi iridium yaitu 8,73 ml/menit. namun dalam penggunaan variasi ini perlu diperhatikan biaya pengeluarannya. Kata Kunci: Stabiliser Tegangan Elektronik, variasi busi, putaran mesin, konsumsi bahan bakar.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Agung Murdianto. EFFECT OF USING ELECTRONIC VOLTAGE STABILIZER AND VARIATION OF SPARK PLUGS TO FUEL CONSUMPTION ON YAMAHA MIO SOUL 2010. Skripsi. Faculty of teacher training and Education Science Sebelas Maret University of Surakarta, December: 2012 The purposes of this research are: (1) To explore the use effect of Electronic Voltage Stabilizer against consumption fuel Yamaha Mio Soul 2010. (2) To explore the effect of the variation of spark plugs against consumption fuel on Yamaha Mio Soul 2010. (3) To explore the interaction effect of Electronic Voltage Stabilizer and variation spark plugs against consumption fuel on Yamaha Mio Soul 2010. This research was conducted in the Workshop of Mechanical Engineering, Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University of Surakarta. Type of this research is descriptive qualitative uses experimental methods. The Object in this research used a motorcycle Yamaha Mio Soul 2010 with engine number 2S6439296. Techniques of data analysis in this research using descriptive data analysis that is directly observed experimental results are then analyzed and summing up the results of the research. As an input parameter in analyzing the data include: the use of Electronic Voltage Stabilizer, a variation of the standard spark plugs, platinum, iridium and fuel consumption. The research can be conclude that: (1) The use of Electronic Voltage Stabilizer on Yamaha Mio Soul 2010 to fuel consumption with standard plug of 9.2 ml/minute, platinum spark plug 9.2 ml/minute, iridium spark plug 8.73 ml/minute. (2) Without the use of Electronic Voltage Stabilizer on Yamaha Mio Soul 2010 against the consumption of fuel by standard spark plug of 9.66 ml/minute, platinum spark plug 9.33 ml/minute, iridium spark plug 8.93 ml/minute. (3) The best interaction between the use of Electronic Voltage Stabilizer and variation of spark plugs that is on the use of Electronic Voltage Stabilizer to the spark plug with the use of iridium which is 8.73 ml/minute, but the use this variation must attention the total cost. Keywords: Electronic Voltage Stabilizer , variation of spark plugs, RPM (Rotation Per Minute), fuel consumption
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Barang siapa menginginkan kebahagian di dunia ia harus berilmu, barang siapa menginginkan kebahagiaan akherat ia harus berilmu dan barang siapa menginginkan keduanya ia harus berilmu. (Al-Hadist)”
“Lakukan apapun yang kamu bisa untuk mengubah masa depanmu saat ini Atau tidak sama sekali”
“Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu”
“Optimisme yang tidak disertai dengan usaha hanya merupakan pemikiran semata yang tidak menghasilkan buah.” "Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan. Karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan."
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku padaMu, kupersembahkan karya ini untuk : “Ibunda & Ayahanda” “Terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, pengorbanan, dan do’a beliau berdua., yang selalu dekat di hati”
“Adikku Tercinta” “Terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan yang selalu menjadi motivasiku”
“Kekasihku” Terimakasih atas do’a, semangat dan motivasinya . “Gopar, Ilham, Cenggoh, Gajah, Mas Peng, Si Kent, Si Temb, Didik, Amin, Mas Seet, Mas Ady terima kasih telah menjadi sahabat-sahabat terbaikku serta ikut mendukung sampai selesai
Sahabat-sahabatku PTM ’08” Terima kasih atas duka citanya selama ini
“Almamater” Selama 4 tahun ini sebagai kebanggaanku
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan Variasi Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010”. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. 4. Drs. Karno Mw, ST selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan. 5. Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh semangat memberikan pengarahan dan bimbingan. 6. Teman-teman PTM FKIP UNS Angkatan Tahun 2008. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta,
Desember 2012
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi HALAMAN ABSTRACT............................................................................. vii HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 3 D. Perumusam Masalah .................................................................. 4 E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan......................... 6 1. Kajian Teori ......................................................................... 6 a. Penjelasan Umum Motor Bensin .................................... 6 b. Bahan Bakar ................................................................... 9 c. Pembakaran .................................................................... 10
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Sistem Pengapian ........................................................... 14 e. Aki ................................................................................. 21 f. Busi (Spark Plug) ........................................................... 22 g. Ignition Booster .............................................................. 30 h. Putaran mesin ................................................................. 37 i. Konsumsi Bahan Bakar .................................................. 39 2. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 40 B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 42 C. Hipotesis ................................................................................... 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 44 1. Tempat Penelitian ................................................................ 44 2. Waktu Penelitian ................................................................. 44
B. Rancangan/Desain Penelitian ..................................................... 44 C. Obyek dan Unit Penelitian ........................................................ 45 D. Identifikasi Variabel ................................................................. 45 1. Variabel Bebas .................................................................... 45 2. Variabel Terikat .................................................................. 46 3. Variabel Kontrol ................................................................. 46 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 47 1. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian .................................... 47 2. Langkah Eksperimen ........................................................... 48 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ............................................................................ 52 1. Hasil Perhitungan Konsumsi Bahan (ml/menit) Bakar Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik ............. 52 2. Hasil Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik ........... 54
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembahasan ............................................................................... 55 1. Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010 ........................................................................... 55 2. Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010 ........................................................................... 58 3. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010 ............................................................ 60 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................... 64 B. Implikasi..................................................................................... 64 C. Saran .......................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67 LAMPIRAN ................................................................................................. 69
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Halaman Data Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 ................................................................................... 52
4.2
Hasil Pengamatan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik ............................... 53
4.3
Hasil Pengamatan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik ............................... 54
4.4
Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm ..................................................... 55
4.5
Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm ..................................................... 58
4.6
Hasil Rata-Rata
Perbandingan
Konsumsi
Bahan
Bakar
(ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Pada Putaran Mesin 5000 Rpm...................................................................................... 60
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Siklus Pembakaran Motor Bakar 4 Tak . ........................................ 7
2.2
Pembakaran
Campuran
Udara-Bensin
dan
Perubahan
Tekanan didalam Silinder ............................................................. 11 2.3
Komponen-Komponen CDI – AC ................................................. 16
2.4
Cara Kerja CDI – AC ................................................................... 17
2.5
Prinsip Dasar CDI ........................................................................ 18
2.6
Sirkuit Sistem Pengapian CDI dengan Arus DC ............................ 19
2.7
Susunan Sel Aki ............................................................................ 21
2.8
Konstruksi Busi ............................................................................ 23
2.9
Busi NGK C7HSA(Standart) ........................................................ 27
2.10
Bentuk Elektroda Busi NGK C7HSA (Standart) ........................... 27
2.11
Busi NGK C7HVX (Platinum) ..................................................... 28
2.12
Bentuk Elektroda Busi NGK C7HVX(Platinum) .......................... 28
2.13
Busi NGK CR7HX (Iridium) ........................................................ 29
2.14
Bentuk Elektroda Busi NGK CR7HX (Iridium) ............................ 29
2.15
XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) ....................... 31
2.16
Rangkaian XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) ..... 31
2.17
Kapasitor ...................................................................................... 32
2.18
Pengisian Kapasitor ...................................................................... 35
2.19
Pengosongan Kapasitor ................................................................ 36
2.20
Pemasangan XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) .. 37
2.21
Grafik Kecepatan Dan Konsumsi Bahan Bakar ............................. 40
3.1
Bagan Aliran Proses Eksperimen .................................................. 50
4.1
Histogram Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm ..................... 56
4.2
Histogram Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar Yamaha (ml/menit) Mio Soul Tahun 2010 dengan Menggunakan
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Pada Putaran Mesin 5000 Rpm ............................................................................................. 58 4.3
Histogram Perbandingan Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada dan Variasi Busi Pada Putaran Mesin 5000 Rpm Terhadap Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 .................................................................................. 61
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pengajuan Judul Skripsi .................................................................. 69 2. Daftar Kegiatan Seminar Proposal Skripsi ....................................... 70 3. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................................ 73 4. Surat Permohonan Ijin Research...................................................... 74 5. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS ................................................. 76 6. Surat Keterangan Laboratorium PTM .............................................. 77 7. Surat keterangan penelitian ............................................................. 78 8. Spesifikasi sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 .................. 79 9. Foto Penelitian ............................................................................... 84
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pemakaian sepeda motor dewasa ini mengalami peningkatan, hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya sepeda motor yang beroperasi dijalan, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas di kota-kota besar dan juga dengan meningkatnya jumlah kendaraan maka mengakibatkan meningkatnya konsumsi bahan bakar yang digunakan. Dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) tahun 2011 menunjukan pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan, pada tahun 2009 pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 5.884.021 unit, pada tahun 2010 pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 7.395.390 unit, pada tahun 2011 pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 8.006.293 unit. Sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2010 adalah jenis sepeda motor 4 tak, dengan sistem transmisi otomatis (matic) yang merupakan motor bensin satu silinder dengan kapasitas mesin 113,7 cm 3 yang masih menggunakan karburator dalam sistem pemasukan campuran bahan bakar dan udara. Sistem pengapian standar yang digunakan pada sepeda motor ini adalah DC-CDI. Yamaha Mio Soul Tahun 2010 memiliki keunggulan yaitu sistem pengoprasiannya secara otomatis, sehingga sangat cocok digunakan di daerah perkotaan yang sering dihadang kemacetan. Namun, pada segi konsumsi bahan bakar, Yamaha Mio Soul Tahun 2010 lebih boros dibandingkan sepeda motor dengan system transmisi manual ataupun jenis motor matic lain dikelasnya. Jika dibandingkan dengan motor manual, sebagai contoh Supra X dengan kapasitas volume silinder yang sama yaitu 113,7 cc, mampu mencapai jarak 62 km/liter, lalu jika dibandingkan dengan motor matic lain, seperti Honda Beat mampu mencapai jarak 45 km/liter, sedangkan Mio Soul hanya 40 km/liter. Menurut pengamatan yang telah di lakukan pada setiap kendaraan bermotor terutama pada sepeda motor Yamaha Mio Soul, bahwasannya pada
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Yamaha Mio Soul bahan untuk membuat komponen-komponen tidaklah sebagus pada saat pertama kali motor tersebut diproduksi, sehingga untuk memaksimalkan kinerja dari komponen-komponen tersebut perlu dibutuhkan arus yang disuplay stabil. Dengan arus yang disuplay kesemua komponen-komponen stabil terutama untuk meningkatkan kualitas sistem pengapian pada sepeda motor maka akan terjadi pembakaran yang sempurna dengan itu maka konsumsi bahan bakar yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Untuk meningkatkan kualitas sistem pengapian dibutuhkan suatu alat yang dapat menstabilkan arus yang disuplay kebusi dan juga jenis busi yang bagus sehingga menghasilkan percikan bunga api pada busi sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna. Alat tersebut adalah Stabiliser Tegangan Elektronik Stabiliser Tegangan Elektronik adalah salah satu macam dari Ignition booster. Ignition booster ini pemakaiannya disambungkan pada kutup positif dan kutub negatif pada baterai. Alat tersebut berfungsi untuk menstabilkan arus listrik yang disuplay dari batarai untuk disalurkan ke koil dan busi sehingga akan memperbesar bunga api pada busi. Pemasangan Stabiliser Tegangan Elektronik pada aki motor, maka setiap arus yang masuk ke aki yang berlebihan akan disimpan di Stabiliser Tegangan Elektronik, sehingga arus yang disuplay akan selalu stabil. Suplai arus listrik yang stabil, maka api di koil akan stabil dan besar sehingga pembakaran di motor akan sempurna dan pemakaian BBM menjadi lebih irit. Cara lain untuk menurunkan konsumsi bahan bakar adalah dengan memperbaiki sistem pengapiannya. Sistem pengapian memiliki fungsi yang penting, tanpa adanya sistem tersebut mesin sepeda motor tidak akan hidup. Komponen yang mempunyai peranan pada sistem pengapian sepeda motor adalah busi. Busi berfungsi untuk menghasilkan loncatan / percikan bunga api, sehingga dengan desain busi yang lebih baik diharapkan percikan bunga api yang dihasilkan busi akan semakin sempurna. Nyala bunga api yang baik nantinya didapat pembakaran yang sempurna pada proses pembakaran. Berdasarkan jenis bahan pada pusat elektrodanya, busi dibagi menjadi busi standard, busi platinum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 dan busi iridium. Busi standard pusat elektrodanya terbuat dari nikel, busi platinum pusat elektrodanya terbuat dari platinum, sedangkan busi iridium pusat elektrodanya terbuat dari iridium. Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis bermaksud untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER
TEGANGAN
ELEKTRONIK
DAN
VARIASI
BUSI
TERHADAP
KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan atas uraian latar belakang di atas timbul suatu masalah yang terkait dengan penghematan tingkat konsumsi bahan bakar sebagai berikut: 1. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. 2. Konsumsi bahan bakar Mio Soul boros. 3. komponen sistem kelistrikan pada Mio Soul. 4. Perlu adanya modifikasi agar dihasilkan kinerja dari komponen sistem pembakaran dapat bekerja secara maksimal. 5. Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik belum banyak dipakai untuk menghemat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan. 6. Jenis busi (busi standard, busi platinum dan busi iridium).
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah yang terkait dengan judul penelitian, yaitu terbatas pada penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik, Variasi busi (busi standart, busi platinum dan busi iridium), dan konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Perumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, agar penelitian dapat dilaksanakan dan mengarah pada tujuan yang sebenarnya, maka penulis rumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010? 2. Bagaimanakah pengaruh variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010? 3. Bagaimanakah pengaruh interaksi penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010?
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menyelidiki pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. 2. Menyelidiki pengaruh variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. 3. Menyelidiki interaksi penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat praktis dan teoritis, manfaat itu adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat : a. Untuk memberikan sumbangan ilmiah yang berguna dalam rangka pengembangan ilmu di dunia teknologi otomotif. b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya mengenai penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 dalam pengaruhnya terhadap konsumsi bahan bakar pada kendaraan bermotor, khususnya Yamaha Mio Soul tahun 2010. c. Memberikan sumbangan pemikiran & referensi bagi penlitian-penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis Secara praktis atau aplikasinya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Memberi alternatif solusi untuk menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar pada sepeda motor, khususnya Yamaha Mio Soul tahun 2010. b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dalam upaya menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar pada kendaraannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Penjelasan Umum Motor Bensin Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor yang mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis dan pengubahan itu dilakukan dalam mesin itu sendiri (Yaswaki Kiyaku dan DM. Murdhana, 2003: 5). Namun sebelum menjadi tenaga mekanis, tenaga kimia bahan bakar diubah dulu menjadi tenaga thermal melalui pembakaran. Pembakaran ini ada yang dilakukan di dalam mesin kalor itu sendiri dan ada juga pula yang dilakukan di luar mesin kalor. Dengan demikian mesin kalor terdiri atas mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) dan mesin pembakaran luar (external combustion engine). Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine) adalah motor bakar yang proses pembakarannya berlangsung di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakarannya juga berfungsi sebagai fluida kerja. Misal motor bakar torak, sistem turbin gas, dan propulsi pancar gas. Mesin pembakaran luar (External Combustion Engine) adalah motor bakar yang proses pembakarannya berlangsung diluar mesin, sehingga untuk melaksanakan pembakaran digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dahulu melalui media penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Sebagai contoh adalah pada ketel uap dan turbin uap. Motor bakar torak menggunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik). Gerak translasi ini menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol demikian juga sebaliknya.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 1) Motor Bensin Empat Langkah Motor empat langkah (4 tak) adalah motor yang menyelesaikan satu siklus dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol (crankshaft). Jadi, dalam empat langkah itu telah mengadakan proses pengisian, kompresi dan penyalaan, ekspansi serta pembuangan. Titik paling atas yang dicapai oleh gerakan torak pada silinder disebut Titik Mati Atas (TMA). Sedangkan titik terendah yang dicapai oleh ujung atas torak pada silinder disebut Titik Mati Bawah (TMB). Bila torak bergerak dari TMA sampai ke TMB atau sebaliknya, dikatakan bahwa torak melakukan satu langkah. Untuk setiap siklus, pada motor 4 langkah terdapat 4 langkah torak. Prinsip kerja motor empat langkah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1. Prinsip Kerja Motor Empat Langkah (4 Tak) (Sumber: Jama, 2008: 70) Dari Gambar 2.1 memperlihatkan prinsip kerja motor bensin empat langkah, adapun prinsip kerja tersebut adalah seperti berikut: a) Langkah Hisap Pada langkah hisap, torak bergerak ke bawah dimulai dari TMA sampai ke TMB. Torak yang bergerak dari TMA ke TMB mengakibatkan terjadi kehampaan (vacuum) di dalam silinder. Selama langkah torak ini katup hisap akan membuka dan katub buang menutup. Dengan demikian campuran udara dan bensin dihisap ke dalam silinder.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 b) Langkah Kompresi Dalam gerak ini campuran udara dan bensin yang di dalam silinder dimampatkan oleh torak yang bergerak ke atas dari TMB ke TMA, kedua katup hisap dan katup buang akan menutup. Selama gerakan ini tekanan serta suhu campuran antar udara dan bensin menjadi naik. Akibatnya campuran udara dan bensin akan mudah terbakar. Sampai langkah ini poros engkol berputar satu kali. c) Langkah Usaha Pada langkah usaha, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada langkah kompresi, busi memercikkan loncatan api pada campuran udara dan bensin yang telah dikompresi. Dengan terjadinya pembakaran ini, dihasilkan tekanan yang dapat mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine power). Selama langkah usaha ini katup hisap dan buang masih tertutup, torak telah melakukan tiga langkah dan poros berputar satu setengah putaran. d) Langkah Buang Ketika torak berada di dekat TMB, katub buang terbuka dan katup hisap tertutup. Torak bergerak ke atas dan mendorong gas sisa pembakaran ke luar silinder melalui katub buang dan saluran pembuangan. Motor telah melakukan 4 langkah penuh yaitu hisap, kompresi, usaha dan buang. Poros engkol berputar 2 putaran penuh dan menghasilkan satu tenaga. Sesudah langkah buang selesai (yaitu torak berada di TMA), katup hisap dibuka dan katup buang ditutup. Torak akan bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah hisap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Sedangkan untuk sepeda motor empat tak adalah sepeda motor yang setiap dua putaran poros engkol atau empat langkah piston dihasilkan satu kali langkah usaha. Sepeda motor empat tak memiliki ciri-ciri umum yaitu: 1) Menggunakan dua buah katup, yaitu katup hisap dan katup buang 2) Menggunakan satu pelumasan, yaitu minyak pelumas yang diisikan pada bak engkol (karter) 3) Gas buang tidak berwarna. b. Bahan Bakar Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunakan secara langsung maupun tak langsung. Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar minyak (BBM), yang harus diingat bahwa kinerja optimal yang diperoleh seorang pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah bergantung pada dua sifat utama bahan bakar minyak, yaitu (1) Dapat memberikan campuran bahan bakar-udara dalam perbandingan yang benar (yang biasanya diatur oleh karburator atau injektor), (2) Dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat didalam siklusnya. (Anton L,Wartawan 2002: 22). Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu: (1) Memberikan kemudahan menghidupkan mesin disaat keadaan mesin dingin, (2) Memberikan kemudahan menghidupkan mesin kembali disaat mesin panas, (3) Cepat di dalam memanaskan mesin, (4) Memberikan percepatan atau akselerasi yang baik, (5) Memberikan penghematan bahan bakar yang baik, (6) Tidak menimbulkan suara yang aneh atau getaran yang aneh yang berhubungan dengan kualitas pembakaran dari bahan bakar, (7)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Dapat memenuhi batasan-batasan pencemaran udara yang ditentukan oleh peraturan negara (terutama negara maju). (Anton L. Wartawan 2002: 22). Beberapa
keuntungan tersebut
diatas berhubungan
dengan
ketertipan peranan beberapa sifat yang dimiliki oleh bahan bakar. Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bakar itu adalah : (1) Destinasi dan gravitasi jenis, (2) Penguapan atau volatilitas, (3) Viskositas, (4) Panas latin dan penguapan (Anton L. Wartawan 2002: 23). Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh motor bensin, agar tenaga yang dihasilkan dapat tercapai dengan baik, yaitu : (1) Tekanan kompresi yang tinggi, (2) Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api busi yang kuat, (3) Campuran udara bahan bakar yang sesuai. ( New Step 1, Toyota Training Manual: 3-51). c. Pembakaran Di dalam proses pembakaran oksidasi tenaga panas bahan bakar diubah menjadi tenaga mekanik melalui pembakaran bahan bakar di dalam motor. Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia cepat antara bahan bakar (hidrokarbon) dengan oksigen di udara (Wiranto Arismunandar, 1973: 110). Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon. (Yaswaki. K, 1994) Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi proses cracking dimana akan menimbulkan asap. Pembakaran semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna. Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada pembakaran mesin bensin, yaitu : a) Pembakaran Sempurna Pembakaran sempurna merupakan proses pembakaran di mana komponen-komponen pembakarannya dapat bereaksi secara sempurna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 atau habis bereaksi pada saat dan kondisi yang dikehendaki” (Toyota Astra Motor, 1993 : 2-2). Reaksi kimia pembakaran sempurna + 12,5
8
(Sumber :Buchari&widodo: 2011 )
+ 9
Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas yang ada disekelilingnya dan menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel gas terbakar habis. Dalam pembakaran normal pembagian nyala pada waktu pengapian terjadi di seluruh bagian. Pada keadaan yang sebenarnya pembakaran bersifat komplek, yang mana berlangsung pada beberapa phase. Dengan timbulnya energi panas, maka tekanan dan temperatur naik secara mendadak, sehingga piston terdorong menuju TMB. Pembakaran normal pada motor bensin dapat ditunjukkan pada (gambar grafik 2.2) dibawah sebagai berikut :
Gambar 2.2. Pembakaran Campuran Udara-Bensin dan Perubahan Tekanan didalam Silinder (Sumber : PT. Toyota Astra Motor, 1995:2-3) Gambar grafik diatas dengan jelas memperlihatkan hubungan antara tekanan dan sudut engkol, mulai dari penyalaan sampai akhir pembakaran. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA, busi memberikan percikan bunga api sehingga mulai terjadi pembakaran, sedangkan lonjakan tekanan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 temperatur mulai point 2, sesaat sebelum piston mencapai TMA, dan pembakaran point 3 sesaat sesudah piston mencapai TMA. b) Pembakaran Tidak Sempurna Pembakaran tidak sempurna merupakan proses pembakaran di mana sebagian komponen pembakaran tidak dapat bereaksi secara sempurna atau habis. Ada tiga macam pembakaran tidak sempurna yaitu detonasi, preignition dan diseling. (1) Detonasi Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama, campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang bakar. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya detonasi antara lain sebagai berikut : (a) Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemanasan campuran dan suhu silinder yang tinggi. (b) Masa pengapian yang cepat. (c) Putaran mesin rendah dan penyebaran api lambat. (d) Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api terlampau jauh. (sumber: Wiranto Arismunandar, 2002) (2) Pembakaran Awal (Pre-ignition) Pembakaran awal adalah pembakaran dimana bahan bakar terbakar dengan sendirinya sebagai akibat tekanan dan cukup tinggi sebelum terjadinya percikan api pada busi. Tekanan dan suhu tadi cukup dapat membakar gas bakar tanpa pemberian api pada busi. Dengan demikian pre-ignition merupakan peristiwa yang terjadi sebelum sampai pada saat yang dikehendaki.sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi sebelum waktunya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 (3)Dieseling Dieseling adalah masih berputarnya mesin secara berlebihan setelah kunci kontak diposisikan off. Kasus ini terjadi pada mesin berbahan bakar bensin. Gejala ini tergolong kondisi yang tidak normal. Secara teknis, mesin seharusnya langsung mati ketika kunci kontak kita posisikan off. Sebab, pada saat itu supply bensin terputus dan percikan api dari busi padam. Artinya, pembakaran di ruang bakar terhenti dan mesin tak mendapat energi untuk berputar. Selama ini banyak pengendara yang menganggap ringan bila mendapati mesin bensin yang masih berputar meskipun telah dimatikan. Seolah, kasus semacam ini tidak terlalu berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan berkendara. Padahal, kalau kita perhatikan baik-baik, dampak-dampak dieseling sebenarnya sangat banyak. Memperpendek usia busi. Ini akan terjadi karena busi motor yang mengalami dieseling cenderung basah. Kondisi yang basah ini memudahkan terjadinya hubungan singkat (korsleting) pada busi. Bila sudah seperti ini, busi akan cepat panas yang kemudian akan mempercepat retaknya busi atau putusnya resistant (tahanan) pada busi. Dieseling juga menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Ini berarti dieseling akan dapat mempercepat timbulnya kerak karbon pada ruang bakar. Efek berikutnya, mempercepat keausan pada mesin (piston, silinder mesin, ring piston). c) Pembakaran Tidak Lengkap Pembakaran yang normal pada motor bensin adalah mulai pada loncatan bunga api pada busi dan pembakara sempurna hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam campuran bahan bakar. Tetapi dalam pembakaran yang tidak lengkap, yaitu pembakaran yang kekurangan atau kelebihan hidrogen dan oksigen adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Reaksi kimia kelebihan oksigen diruang bakar engine CH + 3O
CO + 2H 0 + O
Jadi di dalam persamaan hasil reaksi di atas jelas ada kelebihan O 2 (Oksigen). Contoh hasil reaksi kekurangan oksigen diruang bakar engine. 2CH + 3,5 O
CO + CO + 4H O
Jadi di dalam persamaan hasil reaksi di atas masih ada CO yang tidak terbakar dan keluar bersama-sama dengan gas buang. Hal tersebut disebabkan karena kekurangan oksigen. (sumber: Riman Sipahutar, 2011) d. Sistem Pengapian Sistem pengapian adalah suatu sistem yang ada dalam setiap motor bensin, digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam ruang bakarnya. Motor
pembakaran
dalam
(
Internal
Combustion
Engine
)
menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan bunga api dari busi diperlukan untuk menyalakan campuran bahan bakar yang telah dikompresikan oleh torak di dalam silinder. ( STEP 2, TOYOTA, 1995: 6-12). 1) Sistem Pengapian Capacitor Discharge Ignition (CDI) Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer digunakan pada sepeda motor saat ini. Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik dibanding sistem pengapian konvensional (menggunakan platina). Dengan sistem CDI, tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 kilovolt) dan stabil sehingga proses pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang semakin sempurna. Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu sebagai bagian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah). Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian CDI dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah antara lain : a) Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi secara otomatis yang diatur secara elektronik. b) Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada breaker point (platina) sistem pengapian konvensional. c) Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina. d) Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap air dan goncangan. e) Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina tidak ada. Pada umumnya sistem CDI terdiri dari sebuah thyristor atau sering disebut sebagai Silicon Controlled Rectifier (SCR), sebuah kapasitor (kondensator), sepasang dioda, dan rangkaian tambahan untuk mengontrol pemajuan saat pengapian. SCR merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Sedangkan kapasitor merupakan komponen elektronik yang dapat menyimpan energi listrik dalam jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa
saat.
Dioda
merupakan
komponen
semikonduktor
yang
memungkinkan arus listrik mengalir pada satu arah (forward bias) yaitu, dari arah anoda ke katoda, dan mencegah arus listrik mengalir pada arah yag berlawanan/sebaliknya (reverse bias). Berdasarkan sumber arusnya, sistem CDI dibedakan atas sistem CDI-AC (arus bolak balik) dan sistem CDI DC (arus searah). (1) Sistem Pengapian CDI-AC Sistem CDI-AC
pada
umumnya terdapat pada sistem
pengapian elektronik yang suplai tegangannya berasal dari source coil (koil pengisi/sumber) dalam flywheel magnet (flywheel generator).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Contoh ilustrasi komponen-komponen CDI-AC seperti gambar: 2.3 dibawah ini.
Gambar 2.3. Komponen-Komponen CDI – AC (Sumber: Jama, 2008:210) (a) Cara Kerja CDI – AC Akibat induksi dari kumparan primer, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15-20 kilovolt. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada
sistem pengapian
konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR (thyristor) pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Gambar 2.4. Cara Kerja CDI – AC (Sumber: Jama, 2008:212)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 (2) Sistem Pengapian CDI-DC Sistem pengapian CDI ini menggunakan arus yang bersumber dari baterai. Prinsip dasar CDI-DC adalah seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.5. Prinsip Dasar CDI (Sumber: Jama, 2008:213) Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa baterai memberikan suplai tegangan 12 volt ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350 volt. Tegangan 350 volt ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Ketika dibutuhkan percikan bunga api busi, pickup coil akan memberikan sinyal elektronik ke switch (saklar) S untuk menutup. Ketika saklar telah menutup, kondensor akan mengosongkan (discharge) muatannya dengan cepat melalui kumparan primaer koil pengapian, sehingga terjadilah induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut. Jalur kelistrikan pada sistem pengapian CDI dengan sumber arus DC ini adalah arus pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang selanjutnya disearahkan dengan menggunakan kiprok (Rectifier) kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian (Charging System). Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Gambar 2.6. Sirkuit Sistem Pengapian CDI dengan Arus DC (Sumber: Jama, 2008:214) (a) Cara Kerja Sistem Pengapian CDI Dengan Arus DC pada saat kunci kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 volt DC menjadi 220 volt AC). Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus yang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga memicu kondensor/kapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Pada saat terjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan induksi pada kedua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 e. Aki Aki mempunyai komponen atau bagian-bagian yang bersatu menjadi sebuah sistem aki. Bagian-bagian aki tersebut adalah : 1) Kutub – kutub Aki Kutub aki terdiri dari kutub positif (+) dan kutub negatif (-). Kutub kutub ini terbuat dari Pb (+) dan PbO2 (-). Kutub-kutub aki tersebut terletak dalam setiap sel-sel aki yang berisi plat positif dan plat negatif yang dipisahkan oleh separator atau bentuk dari bejana aki. Plat-plat tersebut terdiri atas campuran timah dengan antimon yang berbentuk kerangka kisi-kisi. Kerangka kisi-kisi diisi dengan bahan aktif. Bahan aktif untuk plat positif adalah brown lead peroxide sedangkan bahan aktif untuk plat negatif adalah gray sponge lead. Plat-plat tersebut menyerap elektrolit
sehingga
menimbulkan
tegangan
2,1
volt
tiap
selnya.
(Buntarto,1996:70) Karena setiap sel menghasilkan tegangan 2,1 volt maka untuk menghasilkan aki dengan tegangan 12 volt memerlukan 6 buah sel aki yang dipasang secara seri. 2) Larutan Elektrolit Adalah larutan senyawa dalam air yang dapat menghantarkan arus listrik dan menghasilkan ion-ion positif dan negatif. Larutan asam belerang ( ). adalah elektrolit yang digunakan pada aki. Larutan (
). di
dalam air dapat menghasilkan ion positif hidrogen (2H+) dan ion negatif sulfat (SO 4 - ). Berat jenis larutan
yang dibutuhkan untuk pengisian ke
dalam sel aki adalah 1,190 gr/cm³ pada temperatur 15°C (59°F). Berat jenis (BD) larutan
dalam sel aki kondisi terisi penuh adalah antara 1,205
sampai dengan 1,215 gr/cm³ pada temperatur 15°C (59°F). Larutan ini diisikan ke dalam susunan sel aki hingga memenuhi batas tertinggi pengisian larutan dari sebuah sistem aki.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 3) Bejana Karet Bejana karet ini berfungsi sebagai tempat dari elektrolit dan elektroda-elektroda aki. 1
3
2
Keterangan : 1. Negatif dan positif
2. Separator.
terminal.
3. Batteray case. Gambar 2.7. Susunan Sel Aki ( Sumber : New STEP 1. 1995: 6-12)
Aki berfungsi sebagai sumber arus berbagai macam alat kelistrikan yang ada dalam sebuah motor. Maka, apabila daya yang ada pada aki dipakai terus menerus, maka daya aki akan berkurang. Oleh karena itu, aki digunakan, perlu diperoleh suplai arus yang cukup, untuk mempertahankan daya aki. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem pengisian (charging system) yang dapat mensuplay arus tersebut. Arus akan keluar dari koil pengisian aki akan disearahkan dan dibatasi agar bisa mengisi aki dengan baik. Arus ini akan disimpan kedalam aki dengan melalui proses kimia yang terjadi karena adanya hubungan antara sel-sel aki yang dihantarkan oleh larutan elektrolit. Pada proses digunakan reaksi yang terjadi pada aki adalah: PbO + 2H SO + Pb
Pb O + 2H O + PbSO
PbO + 2H O + PbSO
PbO + 2H SO + Pb
Sedangkan reaksi pada waktu pengisian aki adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 4) Kelebihan-kelebihan aki Aki mempunyai berbagai kelebihan yang menjadi alasan utama untuk digunakan yaitu : (1) Arus yang dihasilkan stabil. (2) Dapat diisi ulang. (3) Arus yang dihasilkan DC murni. f. Busi (Spark Plug) Busi (Spark Plug) adalah komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk memercikan bunga api sehingga gas campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar sesuai waktu pengapian. Mengutip dari Toyota Step 2 (1993: 724) agar busi dapat berfungsi dengan baik maka busi harus mempunyai sifatsifat, antar lain: 1) Harus dapat merubah tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api pada elektroda tengahnya. 2) Harus tahan terhadap suhu pembakaran gas yang tinggi sehingga elektroda busi tidak terbakar. 3) Harus tetap bersih dari endapan arang karbon dengan melakukan proses swabersih (self cleaning action). Busi harus bisa menjaga kemampuan penyalaan untuk jangka waktu yang lama, meskipun mengalami temperatur tinggi dan perubahan tekanan dan menjaga tahanan insulator dari tegangan tinggi antara 10 sampai 30 kilovolt. 1) Konstruksi Busi Komponen utama busi adalah insulator, casing elektroda massa (katoda) dan elektroda tengah (anoda). Lihat gambar di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
Gambar 2.8. Konstruksi Busi (Sumber : Najih. 2010) a) Insulator Keramik Insulator keramik berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan berguna sebagai insulator antara elektroda tengah dan casing. Gelombang yang dibuat pada permukaan insulator keramik berguna untuk memperpanjang jarak permukaan antara terminal dan casing untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api tegangan tinggi. Insulator tersebut terbuat dari porselin aluminium murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan mekanikal, kekuatan dielektrik pada temperatur tinggi. b) Casing (massa) Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramik dan juga sebagai mounting atau dudukan busi terhadap mesin. c) Elektroda Massa Elektroda massa dibuat sama dengan elektroda tengah alur U (U-groove), V (V-groove) dan bentuk khusus dari elektroda yang lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 dibuat dengan tujuan agar memudahkan loncatan api agar menaikan kemampuan pengapian. d) Elektroda Tengah Elektroda tengah pada
konstruksi busi dari komponen-
komponen sebagai berikut: (1) Sumbu pusat (Center Shaft) yang berfungsi mengalirkan arus dan meradiasikan panas yang dibutuhkan oleh elektroda. (2) Kaca (Seal Glas) yang berfungsi membuat kerapatan (merapatkan) untuk menghindari kebocoran udara, antara center shaft dan insulator keramik serta mengikat antara center shaft dan elektroda tengah. (3) Inti tembaga (Copper Core) yang berfungsi merapatkan panas dari elektroda dan ujung insulator agar cepat radiasi / dingin. (4) Elektroda tengah yang berfungsi membangkitkan loncatan bunga api ke massa. Menurut Toyota New Step I (1995: 6-19) “Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 2000 C (3632
F) selama langkah
pembakaran (kerja), tetapi kemudian akan turun drastis pada langkah hisap karena didinginkan oleh campuran bahan bakar dan udara”. Perubahan yang sangat cepat dari panas kedingin terjadi berulang kali setiap satu putaran poros engkol. 2) Self Cleaning Temperatur Self cleaning temperatur adalah temperatur yang diperlukan untuk menyempurnakan pembakaran terhadap sisa (endapan) carbon pada insulator nose. Bila temperatur elektroda tengah kurang dari 450° C ( 842 F) karbon akan terbentuk disebabkan adanya pembakaran yang
tidak sempurna yang menempel pada permukaan penyekat (insulator) porselen, yang akhirnya akan mengurangi tahanan penyekat antara insulator dan casing (massa).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Akibatnya tegangan tinggi yang diberikan ke elektroda akan langsung ke casing (massa) tanpa terjadinya loncatan bunga api pada celah busi dan disebut misfiring. Self cleaning temperature merupakan batas operasional terendah dari busi. 3) Pre Ignition Temperature Bila temperatur elektroda tengah lebih dari 950 C (1742 F),
maka elektroda sendiri akan merupakan sumber panas yang dapat
menimbulkan terjadinya penyalaan sebelum busi bekerja, peristiwa ini disebut dengan pre-ignition. 4) Jenis Busi Menurut Tingkat Kemampuan Melepas Panasnya a) Busi Panas Busi panas adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas kepada sistem pendinginan lebih lambat dari pada busi standarnya. Busi panas ini akan bekerja pada temperatur ruang bakar yang tinggi, namun apabila temperatur ruang bakar mencapai atau melebihi 850° C, maka akan terjadi proses pre-ignition, dimana bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sebelum busi memercikkan bunga api.Busi panas biasanya dipakai pada kendaraan harian. Busi standart, busi platinum, busi iridium, busi resistor dan busi alur V tergolong busi panas. (Sumber: Hermanu Kusbandono) b) Busi Dingin Busi dingin adalah busi yang memiliki kemampuan menyerap serta melepas panas kepada sistem pendinginan lebih cepat dari pada busi standarnya. Busi dingin ini akan bekerja pada temperatur ruang bakar yang lebih rendah, namun apabila temperatur ruang bakar terlalu rendah hingga dibawah 400 derajad celcius, maka akan terjadi proses ”carbon fouling”, dimana bahan bakar tidak mampu terbakar habis sehingga bahan bakar yang tidak terbakar habis tersebut akan menumpuk pada busi. Apabila suhu ruang bakar semakin rendah maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 akan tejadi ”mis fire” atau ketidak mampuan membakar bahan bakar akibat suhu ruang bakar tidak ideal. (Sumber: Hermanu Kusbandono) 5) Faktor Dalam Memilih Tingkat Panas Busi Memilih tingkat panas busi dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa faktor yang paling dominan dalam dalam memilih tingkat panas busi adalah: a) Suhu lingkungan tempat mesin atau sepeda motor berada. Untuk daerah dengan cuaca iklim yang lebih dingin, seperti daerah pegunungan, dataran tinggi. Maka direkomendasikan memakai tingkat panas busi yang lebih panas. Pemakaian busi dingin akan menyebabkan terjadinya “carbon fouling” (penumpukan karbon), menyebabkan mesin akan susah hidup. Untuk daerah dengan cuaca iklim yang lebih panas, seperti dataran rendah, perkotaan dengan tingkat populasi tinggi, maka direkomendasikan menggunakan tingkat panas busi yang lebih dingin. Memakai busi panas pada kondisi ini dapat
menyebabkan “pre
ignition”
(pembakaran dini)
dapat
menyebabkan part mesin jadi cepat aus. b) Besarnya kapasitas silinder (cc), untuk mesin dengan kapasitas silinder besar (> 160 cc), direkomendasikan menggunakan busi dingin. c) Besarnya rasio kompresi dan tekanan kompresi, mesin high performance dengan rasio kompresi tinggi (diatas 10:1) dan tekanan kompresi tinggi (> 1500 kpa) direkomendasikan menggunakan busi tipe dingin. d) Desain high performance & high speed engine, mesin yang dirancang untuk kebutuhan balap, kompetisi sangat direkomendasikan memakai busi dingin. Pemakaian busi panas akan menyebabkan pre ignition, detonasi berat yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada katub, piston, connecting rod dan crankshaft.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 6) Jenis busi NGK yang digunakan dalam penelitian Jenis busi yang digunakan dalam penelitian ini adalah busi NGK yang termasuk jenis busi panas, yaitu: a) Busi C7HSA (Standart) Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan diameter elektroda pusat 2,5 mm. Arti kode yang tertera pada busi adalah sebagai berikut: C
:
Diameter ulir busi 10 mm.
7
: Tingkat panas busi (semakin kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas, semakin besar 8, 9 disebut busi dingin), jadi busi standar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010 menggunakan jenis busi panas.
H
: Panjang ulir busi 12,7 mm.
S
: Elektroda bahan tembaga standar.
A
: Tipe rancangan busi.
Gambar 2.9. Busi NGK C7HSA (Standart)
Gambar 2.10. Bentuk Elektroda Busi NGK C7HSA (Standart)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 b) Busi C7HVX (Platinum) Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan pusat elektroda dari platinum dengan diameter elektroda 0,6 - 0,8 mm. Umur pemakaian busi lebih lama dibandingkan dengan busi standart, tahan terhadap temperatur tinggi dan kemampuan anti korosi baik. Arti kode yang tertera pada busi adalah sebagai berikut: C
:
Diameter ulir busi 10 mm.
7
: Tingkat panas busi (semakin kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas, semakin besar 8, 9 disebut busi dingin), jadi busi standar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010 menggunakan jenis busi panas.
H
:
Panjang ulir busi 12,7 mm.
VX : Tipe rancangan busi Busi.
Gambar 2.11. Busi NGK C7HVX (Platinum)
Gambar 2.12. Bentuk Elektroda Busi NGK C7HVX (Platinum) c) Busi CR7XIX (Iridium) Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan pusat elektroda dari iridium alloy dengan diameter pusat elektroda 0,6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 – 0,8 mm. Umur busi berkisar 50.000 - 70.000 km. Keuntungan busi iridium adalah umur pakai yang lama sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin yang tidak boleh sering dibongkar. Busi ini dibuat dengan teknologi laser, lebih tangguh terhadap panas dan korosi dan pengapin lebih fokus. Arti kode yang tertera pada busi adalah sebagai berikut: C
:
Diameter ulir busi 10 mm.
R
: Busi dengan resistor, untuk mesin teknologi digital, menghindari terjadinya frekuensi yang bisa menganggu pembacaan sensor digital.
7
: Tingkat panas busi (semakin kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas, semakin besar 8, 9 disebut busi dingin), jadi busi standar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010 menggunakan jenis busi panas.
H
:
Panjang ulir busi 12,7 mm.
IX
: Elektroda bahan iridium.
Gambar 2.13. Busi NGK CR7HX (Iridium)
Gambar 2.14. Bentuk Elektroda Busi NGK CR7HX (Iridium)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 4) Ignition Booster Arti kata “ignition booster” jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya yaitu penguat pengapian. Istilah booster berasal dari bahasa Inggris, to-boost, yang berarti menaikkan, mengangkat, atau mendorong sesuatu yang berat dari bawah ke atas. Dalam bidang otomotif booster dibagi menjadi dua, yaitu booster positif dan booster negatif. Sebagai contoh, dalam kendaraan bermotor, alternator atau generator listrik, koil atau kumparan penyalaan (ignition coil), dan pengirit bahan bakar (fuel saver) tergolong booster positif, sedangkan gemuk (grease), minyak pelumas (lubricant oil), dan bahan anti-friksi atau gesekan permukaan logam mesin (anti-metal-friction gel) adalah tergolong booster negatif (Sumber : Koster Indonesia Forum, 2011). Ignition booster merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hasil pengapian, sehingga dapat meningkatkan atau menambah tenaga (energy), daya (power), gaya (force), serta unjuk kerja atau performa (performance) pada motor. Banyak jenis alat ignition booster yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kualitas pengapian pada motor bensin, seperti 9-Power, V-Power, XCS HURRICANE, dan Accel 300+. Berikut ini akan dibahas secara lebih rinci tentang XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) dari cara kerja, pemasangan, bahan penyusun XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer), serta manfaatnya. 1) XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) XCS HURRICANE adalah Stabiliser Tegangan Elektronik. XCS HURRICANE ini adalah teknologi produk Jerman terbaru, yang berfungsi tidak untuk menaikan nilai oktan pada bensin tetapi menstabilkan pengapian pada ruang bakar. (Sumber : XCS HURRICANE) Komponen elektronik sistem didalam kendaraan terkait satu dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan peforma mesin yang responsive dan yang baik maka dibutuhkan kestabilan pada arus listriknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Gambar 2.15. XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) (Sumber : Dian Ardiyansah. 2011) Menurut pengamatan yang telah di lakukan XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) terbentuk dengan rangkaian sebagai berikut:
C
Gambar 2.16. Rangkaian XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 2) Komponen Penyusun XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer). Komponen utama penyusun dalam rangkaian XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) adalah kapasitor. Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik,
maka
muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatanmuatan positif dan negatif di awan. (sumber : Iswanto. 2011)
Gambar 2.17. Kapasitor (Sumber : Begawan Ariyanta. 2012) a) Fungsi Kapasitor Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian : (1)Sebagai filter (penyaring) dalam rangkaian power supply.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 (2)Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena ataupun dalam rangkaian lainnya. (3)Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain. (4)Menghilangkan Loncatan api (bouncing) bila saklar dari beban di pasang. (5)Menghemat daya listrik. b) Tipe-tipe kapasitor Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical. (1)Kapasitor Electrostatic Kapasitor electrostatic ini merupakan kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (mylar). Menggunakan bahan keramik dan mika karena murah dan mudah untuk membuat kapasitor yang nilai kapasitansinya
kecil.
Pada
umumnya
kelompok
Kapasitor
electrostatic ini adalah non-polar. (2)Kapasitor Electrolytic Kapasitor ini terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya
menggunakan
lapisan
metal-oksida.
Umumnya
kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya (elco dan tantalum). Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah aluminium (elco). Sedangkan Kapasitor tipe tantalum relatif mahal karena memiliki arus bocor yang sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 kecil, disamping itu tantalum seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. (3)Kapasitor Electrochemical Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon seluler. (sumber : Mohduro. 2012) Kapasitor
yang
digunakan
pada
XCS
HURRICANE
(Electronic Voltage Stabilizer) adalah kapasitor tipe electrolytic. kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini terbuat alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati di dalam pemasangannya
pada
rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan meledak. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga
dengan
cara
itu
dapat
diperoleh
kapasitor
yang
kapasitansnya besar. Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply, low pass filter, dan rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. c) Pengisian dan Pengosongan Kapasitor. Kegunaan dasar sebuah kapasitor ialah untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik. Pengisian kapasitor terjadi apabila arus mengalir dari sumber arus ke dalam kapasitor sampai tegangannya sama dengan tegangan sumber arus. Kapasitor akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 dikosongkan apabila terdapat beban, dan muatan akan mengalir melalui beban tersebut. Dibawah ini merupakan prinsip pengisian kapasitor, Heri purnomo (2012), (mengutip simpulan: Michael Tooley, BA, 2002: 53) Ketika saklar ditutup, elektron-elektron akan tertarik dari pelat positif ke terminal positif baterai. Pada saat yang sama, elektron dalam jumlah yang sama akan bergerak dari terminal negatif baterai ke pelat negatif. Pada akhirnya akan terdapat cukup banyak elektron yang berpindah sehingga GGL(Gaya Gerak Listrik) antara kedua plat sama dengan yang dimiliki baterai. Dalam keadaan ini, kapasitor dapat dikatakan
bermuatan dan terbentuk suatu medan listrik di dalam
ruang antara kedua plat. Kecepatan pertumbuhan tegangan terhadap waktu tergantung hasil kali kapasitansi dan resistansi. Nilai ini dikenal sebagai konstanta waktu dari rangkaian. Konstantan waktu (t) = C x R, dimana C adalah nilai kapasitansi (F), R adalah resistansi ( waktu (s).
Gambar 2.18. Pengisian Kapasitor (Sumber: Michael Tooley, BA, 2002: 55) Prinsip pengosongan kapasitor yaitu saat kapasitor sudah terisi oleh sebagian atau penuh muatan listrik maka kapasitor tersebut dapat dikosongkan dengan cara menghubungkan saklar (S) seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 pada gambar. Akibatnya tegangan kapasitor dan arus akan berkurang sampai nol. Lamanya proses pengosongan kapasitor ditentukan oleh konstanta waktu dari rangkaian (CxR).
Gambar 2.19. Pengosongan Kapasitor (Sumber: Michael Tooley, BA, 2002: 56) 3) Cara Kerja XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) Cara kerja XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) adalah dengan mestabilkan arus listrik sekaligus menyimpan arus yang berasal dari putaran magnet di dalam kumparan spoel yang menghasilkan tegangan tinggi AC lalu disearahkan oleh kiprok (Regulator Regtifier) menjadi DC untuk disalurkan ke aki setelah itu disalurkan lagi ke komponen-komponen listrik lainnya seperti klakson, lampu, koil dan lainlain. Dengan Suplai arus listrik yang stabil, maka api di koil akan stabil dan besar sehingga pembakaran di motor akan sempurna dan tenaga motor meningkat, pemakain bahan bakar menjadi irit, busi menjadi lebih awet, dan ruang mesin tetap bersih, tidak ada timbunan karbon yang disebabkan gagalnya pembakaran (carbon deposit). 4) Cara pemasangan XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) terdapat 2 kabel, kabel warna merah dan warna hitam. Cara pemasangannya yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 kabel warna merah dihubungkan pada terminal positif baterai sedangkan kabel warna hitam dihubungkan pada terminal negatif baterai, dalam pemasangan alat ini jangan samapi terbalik terminalnya karena dapat merusak alatnya itu sendiri.
Gambar 2.20. Pemasangan Xcs Hurricane (Elektronic Voltage Stabilizer) (Sumber : Andhika, 2012) 5) Manfaat Pemasangan XCS HURRICANE Stabilizer) a) Meningkatkan akselerasi dan performa mesin.
(Electronic
Voltage
b) Hemat bahan bakar minyak. c) Starter menjadi lebih mudah. d) Lampu menjadi lebih terang. e) Aki, koil, CDI, kiprox menjadi tahan lama. f) Isi premium seperti pertamax plus. g) Pemasangan sangat mudah. h) Bisa digunakan untuk semua motor. (Sumber : XCS HURRICANE) 5) Putaran Mesin Putaran mesin adalah kecepatan putaran dari poros engkol yang dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar. Satuan dari putaran mesin adalah RPM (Rotation Per Minute). Kecepatan putaran mesin mempengaruhi daya spesifik yang akan dihasilkan. Putaran mesin yang tinggi dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 mempertinggi frekuensi putarnya, berarti lebih banyak langkah yang terjadi yang dilakukan oleh torak. 1) Klasifikasi Putaran Mesin Dalam aplikasinya putaran mesin dapat dibedakan menjadi putaran idle, putaran rendah, putaran sedang atau menengah dan putaran tinggi. a) Putaran Idle Putaran mesin idle adalah putaran mesin tanpa beban yaitu putaran mesin saat katup gas tidak dibuka. (Boentarto, 2002: 55). Posisi handel gas adalah nol (lepas gas), pada tingkatan ini bagian yang berpengaruh adalah sekrup penyetel udara (air screw) dan sekrup penyetel gas (Yaswaki Kiyaku dkk, 1998: 47). b) Putaran Rendah Putaran rendah adalah putaran mesin pada saat motor beroperasi di atas putaran stasioner dan di bawah 2150 rpm. Pada putaran ini mesin tidak bekerja secara optimal. Putaran mesin ini handel gas membuka pada posisi 1/8. Pada tingkatan putaran mesin ini bagian karburator yang berpengaruh adalah sekrup penyetel udara dan coakan pada skep (Yaswaki Kiyaku dkk, 1998: 47). c) Putaran Menengah Putaran mesin ini beroperasi pada putaran mesin 2150-3500 rpm. Posisi handel gas di atas 1/8 sampai 3/4 dan pada tingkatan ini komponen yang berpengaruh adalah coakan skep dan posisi tinggi jarum skepnya (Yaswaki Kiyaku dkk, 1998: 47). d) Putaran Tinggi Putaran mesin ini pada saat posisi handel gas membuka di atas 3/4 sampai penuh atau maksimal. Pada putaran ini komponen yang berpengaruh adalah besar lubang spuyer atau main jet (Yaswaki Kiyaku dkk, 1998: 47). Putaran mesin ini pada saat motor bekerja di atas 3500 rpm. Mesin kendaraan dua roda umumnya berisi hanya satu atau dua silinder sehingga harus bekerja pada putaran mesin (rpm) tinggi yaitu 6.000 - 7.000 rpm (Doan Syahreza Auditya, 2001). Pada penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 putaran mesin yang digunakan adalah 5000 rpm, karena disamakan dengan kondisi pengendara pada saat melaju dijalan raya. 6) Konsumsi Bahan Bakar Penjelasan mengenai definisi dari konsumsi bahan bakar, As’adi (2010) menyatakan: Fuel Consumption (FC) merupakan parameter yang dapat digunakan pada system motor pembakaran dalam. Fuel Consumption didefinisikan sebagai jumlah yang dihasilkan konsumsi bahan bakar per satuan waktu (cc/menit). Nilai FC yang rendah mengindikasikan pemakaian bahan bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai FC yang rendah sangat diinginkan untuk mencapai efesiensi bahan bakar. Fuel Consumption (FC) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: =
Dimana: FC V t
= Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) = Volume (ml) = Waktu (menit)
Konsumsi bahan bakar adalah banyaknya bahan bakar yang dipakai selama proses pembakaran berlangsung.
Secara
umum,
faktor yang
mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah kecepatan. Pada kecepatan yang semakin meningkat maka pemakaian bensin semakin tidak menguntungkan (semakin banyak bakar yang dikonsumsi). Haryanto (2010), (mengutip simpulan: Arends dst, 1980 : 27).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Gambar 2.21. Grafik Kecepatan dan Konsumsi Bahan Bakar (Sumber: Haryanto (2010) mengutip: Arends dst, 1980 : 28). Ada
dua
cara untuk menunjukan pemakaian bahan bakar,
diantaranya adalah dengan cara memberitahukan bahwa sebuah kendaraan memakai bensin 1 liter untuk 12 km. Cara lainnya adalah dengan pemberitahuan berapa banyak penggunaan bensin dalam liter untuk jarak sejauh 100 km. Haryanto (2010), (mengutip simpulan: Arends dst, 1980 : 27). Motor yang tidak terpasang pada kendaraan yang berjalan, maka pemakaian bahan bakarnya ditetapkan dalam kg tiap kilo watt jam. Inilah yang disebut dengan pemakaian bahan bakar spesifik dan juga untuk motor mobil digunakan cara pemakaian bahan bakar seperti ini untuk mengadakan perbandingan “penghematan” dari motor sejenis dan untuk menentukan frekuensi putar yang paling efektif. Haryanto (2010), (mengutip simpulan: Arends dst, 1980 : 27). Pemakaian bahan bakar pada kendaraan dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah tingkat kecepatan kendaraan, di mana semakin cepat kendaraan akan semakin banyak pula konsumsi bahan bakar 2. Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian mengenai variasi busi dan pemasangan ignition booster telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu : a. Penelitian yang dilakukan oleh Daud Pulo Mangesa, (2009) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Busi NGK Platinum C 7hvx Terhadap Unjuk Kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Empat Langkah 110 Cc. Menyimpulkan bahwa
penggunaan NGK
Platinum
C7HVX
dapat
menyebabkan terjadinya penurunan konsumsi bahan bakar dari motor bila dibandingkan dengan penggunaan busi standart NGK C7HSA. Dimana pemakaian bahan bakar pada pembebanan 1 kg untuk putaran 2500 rpm sebesar 0,371 kg/jam, putaran 3000 rpm sebesar 0,428 kg/jam dan pada putaran 3500 rpm sebesar 0,460 kg/jam. Pada pembebanan 1,5 kg untuk putaran 2500 rpm sebesar 0,364 kg/jam, putaran 3000 rpm sebesar 0,456 kg/jam dan pada putaran 3500 rpm sebesar 0,520 kg/jam. Sedangkan pada pembebanan 2 kg untuk putaran 2500 rpm sebesar 0,318 kg/jam, putaran 3000 rpm sebesar 0,432 kg/jam dan pada putaran 3500 rpm sebesar 0,465 kg/jam. b. Penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Bandem Adnyana, (2009) yang berjudul Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor. Menyimpulkan bahwa Penggunaan sistem pengapian dengan kapasitor mampu menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik motor. Terjadi sedikit peningkatan konsumsi bahan bakar spesifik apabila pemakaian adalah pada putaran rendah, namun berkurang seiring dengan peningkatan putaran motor. c. Penelitian yang dilakukan oleh Ching Shang Cheng, Yong-Zhi Wang, WenJie Zeng, (2011) yang berjudul Combination of Lithium Iron Phosphate Battery and Super-Capacitor to Improve the Efficiency of Engine. Menyimpulkan bahwa kapasitor super dapat menstabilkan tegangan, dan dapat memberikan arus yang tinggi dalam seketika waktu, dan lucutan arc plasma di silinder dapat membentuk multi-channel discharge, dan yang akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 B. Kerangka Berpikir Dalam
kerja
suatu
mesin
sepeda
motor,
sistem
pengapian
mempunyai peranan yang sangat penting. Baik tidaknya kerja suatu mesin ditentukan oleh kerja dari sistem pengapian. Sistem pengapian pada sepeda motor dapat bekerja secara sempurna jika arus yang mensupply stabil. Salah satu usaha yang dilakukan agar mendapatkan arus yang stabil yaitu dengan memasang Stabiliser Tegangan Elektronik, alat ini dapat menstabilkan arus yang akan keluar dan arus yang masuk ke baterai. Dengan stabilnya arus yang bekerja pada sistem pengapian bisa membuat pengapian menjadi optimal sehingga pembakaran di ruang bakar akan sempurna dan pemakaian bahan bakar diduga menjadi lebih irit. Proses pembakaran peran sistem pengapian sangat penting. Sistem pengapian yang baik maka pembakaran dalam ruang bakar akan semakin sempurna, sehingga campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar akan terbakar dengan sempurna. Dalam sistem pengapian, busi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu berfungsi untuk memercikan bunga api. Jenis busi berpengaruh pada percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Pada penelitian ini jenis busi divariasikan sesuai dengan jenis bahan pada pusat elektrodanya. Busi yang digunakan adalah busi NGK dengan berbagai jenis, yaitu busi standart, busi platinum dan busi iridium. Busi standard pusat elektrodanya terbuat dari nikel, busi platinum pusat elektrodanya terbuat dari platinum, sedangkan busi iridium pusat elektrodanya terbuat dari iridium. Jenis busi dapat berpengaruh pada kesempurnaan pembakaran yaitu melalui nyala bunga api yang dihasilkan, pada pada busi iridium percikan bunga api lebih fokus dan lebih besar bila dibandingkan dengan busi standard maupun busi platinum. Nyala bunga api yang besar akan menjadikan pembakaran yang maksimal atau pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga tidak ada bahan bakar yang terbuang sia-sia. Penyetelan putaran stasioner harus tepat, oleh sebab itu dianjurkan menggunakan alat tachometer. Putaran stasioner adalah putaran mesin tanpa beban, yaitu putaran pada saat katup gas tidak dibuka. Penyetelan putaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 stasioner yang tepat menghemat pemakaian bensin pada sepeda motor. Semakin tinggi putaran mesin maka konsumsi bahan bakar yang terpakai lebih banyak. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Maksudnya dengan pemasangan Stabiliser Tegangan Elektronik maka akan mendapatkan tegangan yang stabil untuk disalurkan kesetiap-setiap komponen pada proses pembakaran sehingga didapatkan pembakaran yang sempurna. 2. Penggunaan variasi busi mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Maksudnya dengan menggunakan variasi busi antara lain busi standard, busi platinum, busi iridium maka akan diketahui busi mana yang akan menghasilkan bunga api yang besar sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna. 3. Interaksi penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Maksudnya dengan mendapatkan tegangan yang stabil dan nyala bunga api yang besar sehingga didapatkan pembakaran yang sempurna dalam ruang bakar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan lokasi dimana informasi diperoleh untuk menyatakan kebenaran penelitian. Eksperimen untuk mengetahui pengaruh penggunaanStabiliser Tegangan Elektronikdan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soultahun 2010 dilakukan di Bengkel Otomotif Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih dalam waktu 8 bulan. Mulai akhir bulan Januari 2012 sampai pertengahan bulan September 2012. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengajuan judul tanggal 20Februari 2012. b. Pembuatan proposal tanggal 12Maret 2012 sampai 25Mei 2012. c. Seminar proposal tanggal 31Mei 2012. d. Revisi proposal tanggal 01 Juni 2012 sampai 15 Juni 2012. e. Perijinan penelitian tanggal 18Juni2012 sampai 22Juni2012. f. Pelaksanaan penelitian tanggal 02Juli 2012 sampai 29Juli 2012. g. Analisis data tanggal 30 Juli 2012 sampai 16Agustus 2012. h. Penulisan laporan mulai tanggal 20Agustus 2012 sampai 29 September 2012.
B. Rancangan/Desain Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif dengan metode penelitian eksperimen, yang berusaha membandingkan hasil penelitian dari kelompok standar dengan kelompok eksperimen. Sugiyono (2009: 72) menyatakan bahwa metode penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat, dan penelitian ini biasanya dilakukan di laboratorium. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronikdan variasi busikonsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010.
C. Obyek dan Unit Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mesin Yamaha Mio Soul tahun 2010 dengan nomor mesin 2S6439296, sedangkan obyek penelitian ini adalah Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi (busi standard, platinum dan iridium)
D. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 38). Di dalam variabel terdapat satu atau lebih, gejala yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Berdasarkan pengertian di atas, secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu: 1. Variabel Bebas “Variabel bebas atau disebut juga variabel independen adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau
yang
menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono, 2009: 38). Muncul atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akanada variabel terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasiStabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008: 39). Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010dengan nomor mesin 2S6439296. 3. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi untuk mengendalikan agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel lain, tetapi benarbenar karena variabel bebas yang tertentu. Pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak merubah atau menghilangkan variabel bebas yang akan diungkap pengaruhnya. Demikian pula pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak menjadi variabel yang mempengaruhi/menentukan variabel terikat. Dengan mengendalikan pengaruhnya berarti variabel ini tidak ikut menentukan ada atau tidaknya variabel terikat. Dengan kata lain kontrol yang dilakukan terhadap variabel ini, akan menghasilkan variabel terikat yang murni. Adapun variabel-variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: a. Sepeda motor yang digunakan yaitu sepeda motor Yamaha Mio Soul Tahun 2010 dalam kondisi standar. b. Baterai tipe YB 5L-B 12 Volt 5,0 Ah. c. CDI standar dalam kondisi baru. d. Bahan bakar Premium produksi Pertamina dibeli di SPBU. e. Lama pengukuran 5 menit. f. Suhu awal mesin saat penelitian maksimal 350C, karena pada saat suhu di bawah 35 0Ckondisi mesin masih dingin sehingga konsumsi bahan bakar masih boros. g. Putaran mesin 5000 Rpm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode eksperimen. 1. Persiapan Alat dan Bahan penelitian a. Alat Eksperimen Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah: 1) Tool set Seperangkat alat yang dipergunakan untuk membongkar dan memasang komponen pada mesin. 2) Stop watch Alat ini digunakan untuk mengukur waktu pengambilan data dan selang waktu pengambilann data 3) Gelas ukur kapasitas 100 ml, untuk menakar volume bensin. 4) Kipas angin Untuk mendinginkan mesin agar tidak terlalu panas selama penelitian supaya sepeda motor seakan-akan dalam kondisi berjalan. 5) Tachometer Untuk mengetahui putaran mesin (rpm). b. Bahan Penelitian Bahan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. 2) XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer). 3) Busi NGK Standard 4) Busi NGK Platinum 5) Busi NGK Iridium 6) Bahan Bakar Bensin produksi pertamina.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 2. Langkah Eksperimen a. Langkah Persiapan Dalam pelaksanaan penelitian nanti dapat berjalan dengan lancar, maka dibuat langkah-langkah persiapan yang dirasa perlu, adapun langkah persiapan penelitian adalah sebagai berikut: (1)Melakukan tune-up Sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. (2)Menyiapkan Sepeda motor Yamaha Mio Soultahun 2010. (3)Menyiapkan alat –alat dan bahan percobaan. (a) Menghubungkan tabung/botol bensin dengan saluran masuk bahan bakar ke karburator. (b) Men-set stopwatch (4) Menyiapkan XCS HURRICANE (Electronic Voltage stabilizer). b. Langkah Pengujian 1) Tanpa XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) a) Memasang busi dengan jenis busi standard. b) Menghidupkan mesin c) Meyetel motor pada posisi stasioner. d) Menarik ulur gas sepeda motor sampai mencapai 5000 rpm, seperti halnya pengemudi saat melaju dijalan raya. e) Menyamakan suhu awal pengujian dengan menggunakan kipas angin di depan dengan sebagai pendingin mesin supaya mesin tidak terlalu panas dan supaya sepeda motor seolah-olah berjalan. f) Menetukan saat mulai dan berakhirnya pengukuran, dengan menset stopwatch pada posisi nol dan berakhir pada posisi 5 menit. g) Mencatat berapa ml habisnya bahan bakar selama 5 menit. h) Ulangi untuk mendapatkan 3 replika. i) Mematikan mesin. j) Mengganti busi dengan jenis busi platinum. k) Menggulangi langkah (1.b) sampai langkah (1.g). l) Mengganti busi dengan jenis busi iridium. m) Menggulangi langkah (1.b) sampai langkah (1.g).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 2) Dengan XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) a) Memasang busi dengan jenis busi standard. b) Menghidupkan mesin. c) Meyetel motor pada posisi stasioner. d) Menarik ulur gas sepeda motor sampai mencapai 5000 rpm, seperti halnya pengemudi saat melaju dijalan raya. e) Menyamakan suhu awal pengujian dengan menggunakan kipas angin di depan dengan sebagai pendingin mesin supaya mesin tidak terlalu panas dan supaya sepeda motor seolah-olah berjalan. f) Menetukan saat mulai dan berakhirnya pengukuran, dengan menset stopwatch pada posisi nol dan berakhir pada posisi 5 menit. g) Mencatat berapa ml habisnya bahan bakar selama 5 menit. h) Ulangi untuk mendapatkan 3 replika. i) Mematikan mesin j) Mengganti busi dengan jenis busi platinum. k) Menggulangi langkah (2.b) sampai langkah (2.g). l) Mengganti busi dengan jenis busi iridium. m) Menggulangi langkah (2.b) sampai langkah (2.g). Adapun langkah-langkah eksperimen dalam penelitian ini meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan eksperimen dan pengukuran yang dapat dilihat dalam bagan berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Mulai
Sepeda MotorYamaha Mio Soul tahun 2010
Tune up Tanpa XCS HURRICANE
Dengan XCS HURRICANE
Pengukuran tingkat konsumsi bahan bakar (ml/menit) Analisis Kesimpulan
Selesai Gambar 3.1. Bagan Aliran Proses Eksperimen
F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini metode penyelidikan data hasil pengukuran yang digunakan untuk analisis data yaitu metode penyelidikan deskriptif. Metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 penyelidikan deskriptif menurut Surakhmad adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada (1998: 139). Penyelidikan deskriptif yang digunakan adalah studi komparatif. “Penyelidikan yang bersifat komparatif adalah penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubunganperhubungan sebab-akibat, yakni yang meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomen yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain” (Surakhmad, 1998: 143). Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan dalam tabel, dan ditampilkan dalam bentuk grafik kemudian dibandingkan antara sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 yang menggunakan XCS HURRICANE (Electronic Voltage Stabilizer) dan tanpa menggunakan XCS HURRICANE (Elektronic Voltage Stabilizer) dengan variasi busi berdasarkan jenis bahan pada pusat elektrodanya yaitu busi standard, busi platinum dan busi iridium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan pengambilan data dengan hasil data terlampir, mengenai pengaruh dari penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar, maka dapat digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan pada bab sebelumnya dan dapat digunakan untuk memberikan analisis maupun memberikan gambaran tentang pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Data-data konsumsi bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Data Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Faktor B (Variasi Busi) Sumber Varian Standard Platinum Iridium 9.8
9.4
9
9.6
9.4
9
9.6
9.2
8.8
Dengan Stabiliser Tegangan
9.6
9.2
8.8
Elektronik
9.4
9.2
8.8
9.4
9.2
8.6
Tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik
1. Hasil Perhitungan Konsumsi bahan bakar (ml/menit) tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Hasil percobaan dari waktu konsumsi bahan bakar tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik yang kemudian dihitung dengan rumus konsumsi bahan bakar dengan satuan ml/menit dengan putaran mesin 5000 rpm. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Variasi Busi Sumber Varian Standard
Platinum
Iridium
9.8
9.4
9
9.6
9.4
9
9.6
9.2
8.8
Jumlah
29
28
26.8
Rata-Rata
9.66
9.33
8.93
Tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik
Pada tabel
4.2 tentang hasil pengamatan konsumsi bahan bakar
Yamaha Mio Soul tahun 2010 tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm selama 5 menit menunjukkan bahwa: a. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan busi standard pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,66 ml/menit. b. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi platinum pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,33 ml/menit. c. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi iridium pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 8,93 ml/menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 2. Hasil Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Hasil percobaan dari waktu konsumsi bahan bakar dengan Stabiliser Tegangan Elektronik yang kemudian dihitung dengan rumus konsumsi bahan bakar dengan satuan ml/menit dengan putaran mesin 5000 rpm. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Variasi Busi Sumber Varian Standard
Platinum
Iridium
9.6
9.2
8.8
9.4
9.2
8.8
9.4
9.2
8.6
Jumlah
28,4
27,6
26,2
Rata-Rata
9,46
9,2
8,73
Dengan Stabiliser Tegangan Elektronik
Pada tabel
4.3 tentang hasil pengamatan konsumsi bahan bakar
Yamaha Mio Soul tahun 2010 dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm selama 5 menit menunjukkan bahwa: a. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan busi standard pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,46 ml/menit. b. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi platinum pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,2 ml/menit. c. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi iridium pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 8,73 ml/menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 B. Pembahasan Data Agar penyajian data lebih jelas, data yang telah didapat akan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik ini akan digunakan untuk memberikan analisis maupun memberikan gambaran untuk menjawab permasalahan-permasalahan mengenai penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada sepedaa motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Grafik yang disajikan berdasarkan data hasil pengujian penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi Busi terhadap konsumsi bahan bakar pada sepedaa motor Yamaha Mio Soul tahun 2010. Adapun pembahasan dari grafik yang telah disajikan di atas adalah seperti berikut: 1. Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010. Tabel 4.4. Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm. Variasi Busi
Sumber Varian Standard
Platinum
Iridium
9.8
9.4
9
9.6
9.4
9
9.6
9.2
8.8
Jumlah
29
28
26.8
Rata-Rata
9,66
9.33
8.93
Tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 10 9,66
9
9,33 8,93
8 7 konsumsi bahan bakar (ml/menit)
6 5 4 3 ()
2 1 0 standard
platinum
iridium
Variasi Busi Gambar 4.1. Histogram Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm. Pada gambar 4.1 tentang histogram perbandingan konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul tahun 2010 tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm selama 5 menit menunjukkan bahwa: a. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi standard pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,66 ml/menit. b. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi platinum pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9.33 ml/menit. c. Konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan menggunakan busi iridium pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 8,93 ml/menit. Pada gambar 4.1 histogram perbandingan konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul tahun 2010 tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm dapat dilihat besarnya pengaruh dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 setiap variasi busi yang terpasang pada mesin Yamaha Mio Soul tahun 2010 bila dibandingkan dengan busi standard sebagai berikut : a. Pada busi standard memiliki konsumsi bahan bakar 9,66 ml/menit, sedangkan dengan menggunakan busi platinum memiliki konsumsi bahan bakar 9,33 ml/menit. Dengan membandingkan kedua data tersebut, maka terjadi penurunan konsumsi bahan bakar sebasar 0,33 ml/menit, penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi platinum menunjukan bahwa busi platinum yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard sehingga bunga api yang dihasilkan oleh busi platinum lebih fokus atau lebih baik bila dibandingkan dengan busi standart, hal ini memungkinkan campuran antara bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat terbakar dengan sempurna sehingga tidak ada campuran bahan bakar yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran. b. Pada busi standard memiliki konsumsi bahan bakar 9,66 ml/menit, sedangkan dengan menggunakan busi iridium memiliki konsumsi bahan bakar 8,93 ml/menit. Dengan membandingkan kedua data tersebut, maka terjadi penurunan konsumsi bahan bakar sebasar 0,73 ml/menit, penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi iridium menunjukan bahwa busi iridium yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard ataupun busi platinum, karena memiliki desain elektroda yang lebih kecil maka percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi iridium semakin fokus karena tidak menyebar dari sisi bidang satu ke bidang yang lain. Pada busi iridium bidang loncatan bunga api sekitar 0,4 mm hampir terlihat seperti jarum, serta didukung dengan bentuk elektroda ground yang berbentuk “U”, hal ini memungkinkan pada busi iridium dapat menghasilkan api yang lebih besar dan stabil, sehingga campuran antara bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat terbakar dengan sempurna, tidak ada campuran bahan bakar yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 2. Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Yamaha Mio Soul Tahun 2010. Tabel 4.5 Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Pada Putaran Mesin 5000 Rpm. Variasi Busi
Sumber Varian Standard
Platinum
Iridium
9.6
9.2
8.8
9.4
9.2
8.8
9.4
9.2
8.6
Jumlah
28,4
27,6
26,2
Rata-Rata
9,46
9,2
8,73
Dengan Stabiliser Tegangan Elektronik
10 9,46
9
9,2 8,73
8 7 konsumsi bahan bakar (ml/menit)
6 5 4 3 ()
2 1 0 Standart
Platinum
Iridium
Variasi Busi Gambar 4.2. Histogram Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Putaran Mesin 5000 Rpm. Pada gambar 4.2 tentang histogram perbandingan konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul tahun 2010 dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm selama 5 menit menunjukan bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 a. Konsumsi bahan bakar
dengan
menggunakan Stabiliser
Tegangan
Elektronik dengan menggunakan busi standard pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,46 ml/menit. b. Konsumsi bahan bakar
dengan
menggunakan Stabiliser
Tegangan
Elektronik dengan menggunakan busi platinum pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 9,2 ml/menit. c. Konsumsi bahan bakar
dengan
menggunakan Stabiliser
Tegangan
Elektronik dengan menggunakan busi iridium pada putaran mesin 5000 rpm sebesar 8,73 ml/menit. Pada gambar 4.2 tentang histogram perbandingan konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul tahun 2010 dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada putaran mesin 5000 rpm dapat dilihat besarnya pengaruh dari setiap variasi busi yang terpasang pada mesin Yamaha Mio Soul tahun 2010 bila dibandingkan dengan busi standart sebagai berikut : a. Pada busi standard memiliki konsumsi bahan bakar 9,46 ml/menit, sedangkan dengan menggunakan busi platinum memiliki konsumsi bahan bakar 9,2 ml/menit. Dengan membandingkan kedua data tersebut, maka terjadi penurunan konsumsi bahan bakar sebasar 0,26 ml/menit, penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi platinum menunjukan bahwa busi platinum yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard sehingga bunga api yang dihasilkan oleh busi platinum lebih fokus atau lebih baik bila dibandingkan dengan busi standard, dan juga ditambah dengan pemasangan Stabiliser Tegangan Elektronik pada accu sehingga arus yang disuplay ke koil pengapian dan busi menjadi lebih stabil sehingga mendapatkan nyala api yang lebih besar hal ini menjadikan campuran antara bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat terbakar dengan sempurna sehingga tidak ada campuran bahan bakar yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran. b. Pada busi standard memiliki konsumsi bahan bakar 9,46 ml/menit, sedangkan dengan menggunakan busi iridium memiliki konsumsi bahan bakar 8,73 ml/menit. Dengan membandingkan kedua data tersebut, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 terjadi penurunan konsumsi bahan bakar sebasar 0,73 ml/menit, penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi iridium menunjukkan bahwa busi iridium yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard ataupun busi platinum, karena memiliki desain elektroda yang lebih kecil maka percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi iridium semakin fokus karena tidak menyebar dari sisi bidang satu ke bidang yang lain. Pada busi iridium bidang loncatan bunga api sekitar 0,4 mm hampir terlihat seperti jarum, serta didukung dengan bentuk elektroda ground yang berbentuk “U”, dan juga ditambah dengan pemasangan Stabiliser Tegangan Elektronik pada aki sehingga arus yang disuplay ke koil pengapian dan busi menjadi lebih stabil hal ini memungkinkan pada busi iridium dapat menghasilkan api yang lebih besar dan stabil sehingga campuran antara bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat terbakar dengan sempurna, tidak ada campuran bahan bakar yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran. 3. Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar (ml/menit) Tanpa Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Dengan Menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik Yamaha Mio Soul Tahun 2010. Secara umum perbandingan rata-rata konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul Tahun 2010 pada putaran mesin 5000 rpm sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata Perbandingan Konsumsi Bahan (ml/menit) Bakar Yamaha Mio Soul Tahun 2010 Pada Putaran Mesin 5000 Rpm. Variasi Busi Sumber variasi Standard Tanpa Stabiliser Tegangan
Platinum
Iridium
9,66
9.33
8.93
9,46
9,2
8,73
Elektronik Dengan Stabiliser Tegangan Elektronik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konsumsi bahan bakar (ml/menit)
61 10 9,8 9,6 9,4 9,2 9 8,8 8,6 8,4 8,2 8
9,66 9,33
9,46 9,2 8,93 8,73
Tanpa Stabiliser Tegangan Elektronik Dengan Stabiliser Tegangan Elektronik
standard
platinum
iridium
Variasi Busi Axis Title Gambar 4.3. Histogram Perbandingan Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan Variasi Busi Pada Putaran Mesin 5000 Rpm Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Yamaha Mio Soul Tahun 2010. Pada gambar 4.3. tentang histogram perbandingan penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan Variasi busi Pada Putaran Mesin 5000 rpm Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Yamaha Mio Soul Tahun 2010 menunjukan bahwa: a. Pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 yang menggunakan busi standard, tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik konsumsi bahan bakar yang dihabiskan sebesar 9,66 ml/menit, sedangkan konsumsi bahan
bakar dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik
mengalami penurunan sebesar 0,2 ml/menit, menjadi sebesar 9,46 ml/menit, Penurunan konsumsi bahan bakar ini terjadi karena dengan menambahkan Stabiliser Tegangan Elektronik pada aki sehingga arus yang mengalir kebusi menjadi lebih stabil dari pada yang tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik sehingga nyala api atau percikan bunga api didalam ruang bakar menjadi lebih stabil membuat pembakaran menjadi sempurna tidak ada campuran bahan bakar dengan udara yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 b. Pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 yang menggunakan busi Platinum, tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik konsumsi bahan bakar yang dihabiskan sebesar 9,33 ml/menit, sedangkan konsumsi bahan
bakar dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik
mengalami penurunan sebesar 0,13 ml/menit, menjadi sebesar 9,2 ml/menit. penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi platinum dengan menambahkan Stabiliser Tegangan Elektronik pada aki menunjukan bahwa busi platinum yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard sehingga bunga api yang dihasilkan oleh busi platinum lebih fokus atau lebih baik bila dibandingkan dengan busi standard sehingga nyala api atau percikan bunga api didalam ruang bakar menjadi lebih stabil membuat pembakaran menjadi sempurna tidak ada campuran bahan bakar dengan udara yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran. c. Pada sepeda motor Yamaha Mio Soul tahun 2010 yang menggunakan busi iridium, tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik konsumsi bahan bakar yang dihabiskan sebesar 8,93 ml/menit, sedangkan konsumsi bahan
bakar dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik
mengalami penurunan sebesar 0,2 ml/menit, menjadi sebesar 8,73 ml/menit, penurunan konsumsi bahan bakar pada saat menggunakan busi iridium dengan pemasangan Stabiliser Tegangan Elektronik pada aki menunjukan bahwa busi iridium yang memiliki elektroda lebih kecil atau lebih runcing dibandingkan dengan busi standard ataupun busi platinum, karena memiliki desain elektroda yang lebih kecil maka percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi iridium semakin fokus karena tidak menyebar dari sisi bidang satu ke bidang yang lain. Pada busi iridium bidang loncatan bunga api sekitar 0,4 mm hampir terlihat seperti jarum, serta didukung dengan bentuk elektroda ground yang berbentuk “U”, dan dengan menambahkan
Stabiliser
Tegangan Elektronik pada aki sehingga arus yang mengalir kebusi dari koil menjadi lebih stabil dari pada yang tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik hal ini memungkinkan pada busi iridium dapat menghasilkan api
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 yang lebih besar dan stabil, sehingga campuran antara bahan bakar dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat terbakar dengan sempurna, tidak ada campuran bahan bakar yang terbuang sia-sia dalam proses pembakaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dan telah diuraikan pada Bab IV dengan mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik pada Yamaha Mio Soul tahun 2010 terhadap konsumsi bahan bakar dengan busi standard sebesar 9,2 ml/menit, busi platinum 9,2 ml/menit, busi iridium 8,73 ml/menit. 2. Tanpa menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik pada Yamaha Mio Soul Tahun 2010 terhadap konsumsi bahan bakar dengan busi standard sebesar 9,66 ml/menit, busi platinum 9,33 ml/menit, busi iridium 8,93 ml/menit 3. Interaksi terbaik antara penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi yaitu pada
penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dengan
penggunaan busi iridium yaitu 8,73 ml/menit. Namun dalam penggunaan variasi ini perlu diperhatikan biaya pengeluarannya. B. Implikasi Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis a. Dengan terdapatnya pengaruh pengaruh penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010, maka dapat memberi gambaran dan petunjuk bahwa Stabiliser Tegangan Elektronik memberikan pengaruh pada konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik akan menurunkan konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010. b. Dengan terdapatnya pengaruh penggunaan busi terhadap konsumsi bahan bakar ada Yamaha Mio Soul tahun 2010, maka dapat memberi gambaran
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 dan petunjuk bahwa penggunaan busi yang tepat pada kendaraan dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. Hasil ini diperoleh dalam penelitian yang menunjukan bahwa konsumsi bahan bakar menurun pada saat menggunakan busi iridium. c. Dengan terdapatnya interaksi antara penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan penambahan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar pada Yamaha Mio Soul tahun 2010, maka dapat memberi gambaran dan petunjuk
bahwa
penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan
penambahan variasi busi terhadap konsumsi bahan bakar memberikan pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar Yamaha Mio Soul tahun 2010. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hasil yang bervariasi pada penggunaan Stabiliser Tegangan Elektronik dan variasi busi.
2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengguna sepeda motor Yamaha Mio Soul dalam menurunkan efisiensi konsumsi bahan bakar, yaitu dengan menggunakan Stabiliser Tegangan Elektronik dan busi iridium. 3. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan implikasi yang ditimbulkan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk pengguna kendaraan bermotor roda dua bisa dipasang Stabiliser Tegangan Elektronik dan busi iridium, sehingga proses pembakaran terjadi lebih sempurna dan dapat menurunkan konsumsi bahan bakar. 2. Pemakaian busi iridium berbatas waktu hingga 90.000 km dibandingkan dengan busi standard yang hanya 8000 km, untuk itu perlu dikaji/diteliti efisiensi perbandingan pemakaian busi tersebut terhadap konsumsi bahan bakar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 3. Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis alangkah baiknya jika dilakukan kajian lebih lanjut tentang faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor. Sebagai contoh, sistem pembuangan gas buang, sistem pemasukan bahan bakar, perbandingan kompresi, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada sepeda motor.
commit to user