PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK PADA SISWA KELAS III MI JAM’IYYATUL KHAIR CIPUTAT TIMUR
Skripsi diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Suci Kurniawati NIM 1112018300008
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016M/1438H
ABSTRAK
Suci Kurniawati (1112018300008). Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair. Penelitian ini dilaksanakan di MI Jam’iyyatul Khair pada bulan April –Mei 2016. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Non-Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Sampel penelitian kelas A (kelas eksperimen) sejumlah 30 peserta didik dan kelas B (kelas kontrol) sejumlah 30 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, uji homogenitas dengan menggunakan One Way Anova. Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan T-test. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam'iyyatul Khair. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung 2,657 > ttabel 2,0017 serta nilai sig (0,010) < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, t hitung > t tabel dan sig < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh hasil posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal tersebut juga ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil posttest yaitu kelompok eksperimen sebesar 88,13 dan kelompok kontrol sebesar 80,03.
Kata Kunci : Media Wayang Kartun, Keterampilan Menyimak, Cerita Anak
i
ABSTRACT Suci Kurniawati (1112018300008). Influence of Media Cartoon Puppet Listening Skills Against Children Stories In Third Grade MI Jam'iyyatul Khair Ciputat Timur. Department of Islamic Elementary School Teachers Education, The Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016
This study aims to determine the influence of media use cartoon puppet on listening skills children's story in class III MI Jam'iyyatul Khair, Ciputat Timur.. This research was conducted in MI Jam'iyyatul Khair in April-May 2016. The method used in this study is a Quasi-Experiment with design Non-Equivalent Control Group Design. Sampling was done by using purposive sampling technique. A class study sample (experimental group) were 30 students and class B (control group) a number of 30 students. The instrument used in this study a multiple-choice test and observation sheet to observe the activities of the learning process. Data analysis techniques used in this study to test the normality using the Kolmogorov-Smirnov test, homogeneity test by using One Way Anova. Then proceed to test the hypothesis using T-test. The results showed no influence of media use cartoon puppet of the children's story listening skills in class III MI Jam'iyyatul Khair. This is indicated by t-test calculation results obtained thitung 2.657> ttabel 2.0017 and the value of sig (0,010) <0.05. Based on these results, the t> ttabel and sig <0.05 so that it can be concluded that there is influence posttest results of the experimental group and control group. It also demonstrated the value of the average posttest results which amounted to 88.13 experimental group and the control group at 80.03.
Keywords : Media Cartoon Puppet, Listening Skills, Children Stories
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam’iyyatul Khair”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1). Sholawat serta salam tak lupa teriringi kepada Baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa peradaban yang membawa manusia keluar dari masa kegelapan dan kebodohan menuju masa yang penuh cahaya dan semoga salam tetap tercurahkan pada keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaian skripsi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag. 3. Dosen Pembimbing Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi yang telah membimbing penulis dengan sabar serta memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Ibu selalu dimuliakan dan diberikan keberkahan oleh Allah SWT. 4. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis. 5. Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyatul Khair, Carnati,S.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 6. Guru Kelas III A dan III B Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyatul Khair, Siti Hotimah, S.Fil.I dan Dwi Prasetiawati, S.Pd.I yang telah memberikan kesempatan dan bersedia bekerjasama dengan penulis dalam pelaksanaan penelitian.
iii
7. Para siswa dan siswi kelas III A dan III B Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyatul Khair yang sangat ramah dan mau menerima dengan hangat atas kehadiran penulis selama pelaksanaan penelitian. 8. Seluruh staf guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Jam’iyyatul Khair yang telah memberikan kesempatan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teruntuk Keluargaku Bapak Abdul Mukti dan Ibu Maswanah orang tua tercinta yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi serta dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini. Serta adik-adikku Farhan Kurniawan dan Ade Septian Najib. 10. Teruntuk teman seperjuangan, teman satu bimbingan dan teman satu tempat penelitian Ayu, Fika, Uus, Tiara, Irni, Roayati, Ilma, Rahma, Ibah dll. Terima kasih atas kerja sama, motivasi dan bantuan kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 11. Teruntuk teman-teman tercinta PGMI 2012, Khususnya kelas A, yang selalu berbagi ilmu, pengalaman, canda tawa, tangis, kebahagian, serta dukungan dan motivasi. Terima kasih atas kenangan-kenangan terindah kebersamaan kita semua, selama berada di bangku perkuliahan. 12. Serta kepada semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satupersatu. Atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuan mereka dibalas oleh-Nya sebagai amal kebaikan. Amin Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya. Jakarta, 27 September 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH ABSTRAK ................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................viii DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4 D. Perumusan Masalah .................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 F. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................. 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ........................................................................... 7 1. Keterampilan Menyimak Cerita Anak ................................. 7 a. Pengertian Menyimak .................................................... 8 b. Tahap-tahap Menyimak .................................................. 9 c. Jenis Menyimak............................................................... 10 d. Tujuan Menyimak .......................................................... 11
v
e. Faktor yang Mempengaruhi Menyimak ......................... 12 f. Cerita Anak .................................................................... 13 1) Hakikat Cerita Anak ................................................... 13 2) Manfaat Cerita Anak .................................................. 15 3) Jenis Cerita Anak ....................................................... 16 4) Unsur Pembentuk Cerita Anak .................................. 17 2. Media Pembelajaran Wayang Kartun .................................... 19 a. Pengertian Media Pembelajaran ....................................... 19 b. Jenis Media Pembelajaran ................................................ 21 c. Wayang Kartun ................................................................. 23 d. Penggunaan Media Wayang Kartun dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak ..................................................... 26 B. Penelitian Relevan ...................................................................... 26 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 27 D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 30 B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30 C. Populasi dan Sampel .................................................................. 31 D. Variabel Penelitian ..................................................................... 32 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33 1. Tes .......................................................................................... 33 2. Non Tes .................................................................................. 33 F. Instrumen Penelitian ................................................................... 35 G. Kalibrasi Instrumen .................................................................... 38 1. Kalibrasi Instrumen Tes ....................................................... 38 2. Kalibrasi Instrumen Non Tes ............................................... 44 H. Teknik Analisis Data .................................................................. 45 I. Hipotesis Statistik ....................................................................... 48
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 49 1. Profil Madrasah .................................................................... 49 2. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan............................. 49 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................. 50 1. Analisis Data Keadaan Awal ............................................... 50 2. Analisis Data Posttest .......................................................... 55 3. Perbandingan Nilai Keadaan Awal dan Posttest ................. 60 C. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 64 1. Uji Normalitas ..................................................................... 64 2. Uji Homogenitas ................................................................. 65 3. Uji Hipotesis Statistik .......................................................... 66 D. Deskripsi Data Observasi Aktivitas Siswa.................................. 67 E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 73 B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LEMBAR UJI REFERENSI DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ..............................................28 Gambar 4.1 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen......................................................................52 Gambar 4.2 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol ............................................................................55 Gambar 4.3 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Posttes Kelas Eksperimen................................................................................57 Gambar 4.4 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Posttes Kelas Kontrol ......................................................................................59 Gambar 4.5 Perbandingan Mean Posttest Kelas Eksperimen – Kontrol .......57 Gambar 4.5 Mean Keadaan Awal dan Posttest Kelas Eksperime dan Kontrol ................................................................................63
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kegiatan dan waktu Penelitian ............................................................. 30 Tabel 3.2 Desain Penelitian .................................................................................. 31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ......................................................................... 36 Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ........................................ 37 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes.......................................................... 39 Tabel 3.6 Indeks Realiabilitas ................................................................................ 40 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 41 Tabel 3.8 Kategori Taraf Kesukaran...................................................................... 42 Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran ..................................................................... 42 Tabel 3.10 Kategori Daya Beda .............................................................................. 43 Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal............................................. 44 Tabel 3.12 Lembar Validasi Instrumen Lembar Observasi ................................... 44 Tabel 3.13 Konversi Nilai ....................................................................................... 44 Tabel 4.1 Data Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen ........................................ 51 Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen .... 52 Tabel 4.3 Data Deskriptif Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen ....................... 53 Tabel 4.4 Data Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol............................................... 53 Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol........... 54 Tabel 4.6 Data Deskriptif Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol.............................. 55 Tabel 4.7 Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 56 Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............. 56 Tabel 4.9 Data Deskriptif Nilai Posttetst Kelas Eksperimen................................ 57 Tabel 4.10 Data Nilai Posttest Kelas Kontrol ....................................................... 58 Tabel 4.11 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol ................... 58 Tabel 4.12 Data Deskriptif Nilai Posttetst Kelas Kontrol...................................... 59 Tabel 4.13 Hasil Nilai Keadaan Awal Kelas Ekperimen-Kontrol ......................... 60 Tabel 4.14 Hasil Posttets Kelas Ekperimen-Kontrol ............................................. 61 Tabel 4.15 Rangkuman Mean Keadaan Awal dan Posttest Hasil Menyimak ........ 62 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Nilai Keadaan Awal Eksperimenn-Kontrol....... 64
ix
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol ...................... 65 Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Nilai Keadaan Awal Eksperimen-Kontrol ..... 65 Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol.................... 66 Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...... 67 Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivits Sisa Kelompok Eksperimen......................... 68 Tabel 4.22 Hasil Observasi Aktivits Sisa Kelompok Kontrol ............................... 70
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol
Lampiran 3
Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba
Lampiran 4
Soal Instrumen Tes Uji Coba
Lampiran 5
Kunci Jawaban Tes Uji Coba
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Instrumen Tes Hasil belajar dengan ANATES
Lampiran 7
Kisi-kisi Instrumen Tes Soal Posttest
Lampiran 8
Soal Posttest Peserta Didik Kelas III
Lampiran 9
Kunci Jawaban Instrumen Tes soal Posttest
Lampiran 10
Naskah Cerita Anak pada Setiap Perlakuan
Lampiran 11
Media Wayang Kartun, Foto Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12
Daftar Nilai Kelas Kontrol
Lampiran 13
Daftar Nilai Kelas Eksperimen
Lampiran 14
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 16
Hasil wawancara Guru Setelah Pelaksanaan Tindakan
Lampiran 17
Uji Normalitas Nilai Awal dan Posttest Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 18
Uji Homogenitas Nilai Awal dan Posttest Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 19
Uji Hipotesis Posttest Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 20
Surat Validiasi Observasi
Lampiran 21
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 22
Surat Permohonan Izin Penelitian, Surat Balasan dari Sekolah
Lampiran 23
Uji Referensi
Lampiran 24
Daftar Riwayat Hidup
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran
bahasa
Indonesia
bertujuan
memberikan
pengetahuan kebahasaan agar murid mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya. Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh murid secara baik dan benar yaitu keterampilan menyimak (listening skill, keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan membaca (reading skill), dan keterampilan menulis (writing skill).1 Keterampilan
menyimak
menjadi
dasar
bagi
keterampilan
berbahasa lain dan salah satu keterampilan pertama yang harus dipelajari oleh manusia. Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemrolehan bahasa.2 Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan, baik dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat, untuk itu diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi dan komunikasi, kemudian berbicara, di ikuti dengam membaca dan menulis. Menyimak merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan dalam pembelajaran. Pembelajaran menyimak pada pendidikan dasar diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, pemahaman terhadap apa yang disimak dan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pada pembelajaran di sekolah, keterampilan menyimak merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Maka dari itu peserta didik harus memiliki keterampilan yang baik, karena jika peserta didik belum menguasai keterampilan menyimak dengan baik 1
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 2 2 Kundaru, Saddhono dan St Y, Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung : Karya Putra Darwati, 2012,) h. 4
1
2
maka ia akan sulit memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan tujuan pembelajaran serta keberhasilan siswa belum bisa tercapai dengan baik karena hasil belajar masih berhubungan erat dengan kemampuan siswa dalam menyimak pembelajaran. Pembelajaran menyimak seharusnya dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama seperti keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran menyimak yang diajarkan di sekolah dasar salah satunya adalah menyimak cerita anak. Banyak jenis-jenis cerita yaitu cerita anak, cerita rakyat, dongeng, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran menyimak cerita memerlukan metode pembelajaran yang efektif, media pembelajaran yang menarik, materi yang sesuai, dan kelas yang kondusif, sehingga siswa dapat menyimak cerita dan memahami isi cerita dengan baik Berdasarkan
pengamatan
dilapangan
ditemukan
bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan menyimak bukan hal yang mudah dan masih membutuhkan perhatian karena dalam proses belajar mengajar dari pihak guru maupun siswa sering mengabaikan keterampilan menyimak ini dan banyak yang beranggapan bahwa tanpa diajarkan pun keterampilan ini sudah bisa dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya entah itu membaca, berbicara, ataupun menulis. Dari hasil pengamatan pembelajaran Bahasa Indonesia secara langsung dilapangan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
kualitas
pembelajaran menyimak cerita anak dikelas III di MI Jamiyyatul Khair masih tergolong cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu guru masih kurang menyadari akan pentingnya membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam menyimak cerita anak yang tergambar dari cara guru mengajar dengan masih menerapkan metode konvensional dimana dalam menyampaikan cerita hanya menggunakan buku cerita atau buku paket sehingga siswa mudah merasa jenuh dan bosan dalam
3
menyimak, selain itu dalam proses pembelajran siswa juga mudah sekali teralihkan perhatiannya pada hal lain selain materi dan lebih asyik pada teman-temannya daripada memperhatikan guru dalam bercerita. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran menyimak cerita anak juga belum mendukung dan menarik perhatian siswa padahal penggunaan media atau alat peraga dalam pembelajaran menyimak cerita juga sangat dibutuhkan, agar siswa bisa tertarik dan tidak mudah merasa jenuh ataupun bosan dalam mengikuti pelajaran khususnya dalam proses pembelajaran menyimak cerita anak. Berdasarkan uraian tersebut maka diperlukan adanya penggunaan media pembelajaran yang baru guna meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak cerita anak. Penggunaan media pembelajaran akan membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran penting dilakukan, selain membangkitkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa akan materi pelajaran, dan memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran. Mengingat keterampilan menyimak besar perananya dalam proses belajar mengajar maka guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan daya tarik mereka dalam menyimak materi pelajaran. Dari berbagai jenis media pembelajaran yang baru dan kreatif, salah satunya adalah media wayang kartun. Media ini dipilih sebagai alat dalam menyajikan materi menyimak cerita serta memvisualkan atau menggambarkan tokoh dalam cerita anak melalui gerakan dan percakapan. Wayang kartun bisa menarik perhatian siswa karena bentuknya yang menarik, sehingga siswa bisa lebih mudah menyerap cerita yang sedang disimak. Penggunaan media wayang kartun diharapkan dapat berpengaruh terhadap keterampilan dan pemahaman siswa dalam menyimak cerita. Media wayang kartun ini dapat di guunakan guru umtuk membatu
4
tercapainya tujuan pembelajaran, khususnya dalam menyimak cerita anak. Media ini terbuat dari kertas yang dilapisi kardus atau karton yang berbentuk gambar kartun binatang ataupun berbentuk manusia kemudian diberi tangkai untuk memegangangnya. Penggunaan media wayang kartun ini diharapkan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan memberikan gambaran kepada siswa mengenai tokoh yang akan diceritakan, sehingga pada akhirnya siswa akan merasa senang dan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk memilih judul ini yaitu “Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhapat Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai beriku: 1. Metode yang guru gunakan masih konvensional dengan hanya membacakan isi cerita anak melaui buku cerita atau buku paket. 2. Media pembelajaran yang digunakan masih kurang mendukung dan menarik dalam menunjang proses pembelajaran menyimak cerita anak. 3. Guru masih kurang menyadari akan pentingnya membangkitkan minat dan perhatian siswa dalam menyimak cerita anak. 4. Siswa mudah teralihkan perhatiannya pada hal lain selain materi pembelajaran dan asyik sendiri dengan teman-temannya.
C. Pembatasan Masalah Mengingat ruang lingkup permasalahan yang luas maka penulis perlu membatasi masalah yaitu pada Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam'iyyatul Khair.
5
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Seberapa Besar Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam'iyyatul Khair?
E. TujuanPenelitian Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Wayang Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Anak Pada Siswa Kelas III MI Jam’iyyatul Khair.
F. Manfaat Hasil Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca yang lebih luas dalam penggunaan media konkrit. c. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang mau menindak lanjuti kembali penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak pada siswa kelas III. b. Bagi Guru, dapat memberikan informasi tentang media pembelajaran yang sesuai dengan materi menyimak cerita anak serta bisa meningkatkan profesionalitas guru, agar bisa memberikan pelayanan terbaiknya pada siswa dengan memperbaiki media pembelajaran yang digunakan.
6
c. Bagi Siswa, Siswa merasa tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dan termotivasi untuk mencapai pembelajaran lainnya, menjadikan siswa mampu untuk berpikir kritis dan kreatif serta dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. d. Bagi Sekolah, Menciptakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak di sekolah, digunakan sebagai arsip bagi sekolah, digunakan untuk memotivasi guru lain dalam hal perbaikan pembelajaran dan Menumbuhkan kerjasama antar guru untuk memperbaiki mutu pendidikan secara berkelanjutan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis 1. Keterampilan Menyimak Cerita Anak Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(2008:1505)
kata
“keterampilan” berasal dari kata dasar “terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Kata keterampilan sama artinya dengan kata cekatan dan kata terampil berarti kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.1 Pada pembelajaran Bahasan Indonesia kita sering menyebut kata keterampilan untuk menentukan tujuan dan hasil belajar yang ingin dicapai. Keterampilan berbahasa Indonesia mencakup keterampilan menyimak,
keterampilan
berbicara,
meterampilan
menulis,
dan
keterampilan membaca.2 Setiap keterampilan itu erat hubungannya dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa, bahasa sesorang mencerminkan pemikirannya semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.3 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa merupakan kecakapan dalam berbahasa, yang terdiri dari empat aspek yaitu menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Keterampilan berbahasa merupakan hal penting dalam diri seseorang karena semakin baik berbahasa maka akan terlihat baik pula cara berpikirnya. Semua keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peran tersendiri dan merupakan keterampilan berbahasa yang penting untuk
1
Soemarjadi, dkk.Pendidikan Keterampilan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h.53 2 Kundaru, Saddhono dan St Y, Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung : Karya Putra Darwati, 2012,) h. 3 3 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 2
7
8
dimiliki. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada keterampilan menyimak.
a. Pengertian Menyimak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1066), kata menyimak berasal dari kata dasar simak yang berarti mendengarkan benar-benar apa yang diucapkan atau yang dibaca oleh orang lain secara seksama, atau mempelajari, memeriksa dengan teliti. Menurut Akhadiah kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan, ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’. Oleh karena itu, ketiga istilah itu sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahkan sering dianggap sama sehingga dipergunakan secara bergantian.4 Moeliono menjelasakan mendengar diartikan sebagai menagkap bunyi dengan telinga. Mendengarkan berarti menagkap sesuatu dengan sungguhsungguh. Berbada halnya dengan menyimak berarti memperhatikan baikbaik apa yang di sampaikan atau di ucapakn dan di baca orang. 5 Menurut Djago Tarigan menyatakan bahwa: Mendengarkan adalah mendengarkan sesuatu dengan sungguhsungguh. Sedangkan menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Sehingga menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interprestasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam wahana bahasa tersebut.6 Henry Guntur Tarigan juga Menyatakan bahwa : Menyimak dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.7
4
Kundaru dan Slamet., Op.Cit, h.8 Ibid 6 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005) h.2.5-2.7 7 Tarigan, Op.Cit., h.31 5
9
Keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar bahasa secara efektif, karena menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa.8 Menyimak mempunyai peranan penting sebagai dasar belajar bahasa, penunjang keterampilan bicara, membaca dan menulis, pelancar komunikasi lisan dan penambah informasi atau pengetahuan. 9 Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan cara mendengarkan lambang-lambang lisan secara seksama dan baik-baik serta membutuhkan perhatian penuh dengan melibatkan aspek pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan dan pemahaman untuk memperoleh makna yang berguna dari sesuatu yang didengar.
b. Tahap-tahap Menyimak Sejumlah ahli pengajaran bahasa beranggapan menyimak merupakan suatu proses, Lilian M. Logan membagi proses menyimak kedalam tahapan pemahaman, penginterprestasian, dan penilaian. Sedangkan Henry Guntur Tarigan menjelasakan tahapan-tahapan menyimak adalah sebagai berikut: 1) Tahap mendengarkan segala sesuatu yang dikemukakan pembicara 2) Tahap memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. 3) Tahap menginterpretasi dengan cermat dan teliti isi ujaran pembicara.. 4) Tahap mengevaluasi isi simakan. 5) Tahap menaggapi isi simakan.10 Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha untuk menangkap pesan pembicara yang telah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa diperlukan telinga yang peka. Bunyi yang sudah dikelompokkan menjadi suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, 8
Ibid., h4 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Di Kelas Tinggi (Bandung : UPI Press, 2007) h. 37 10 Kundaru dan Slamet., Op.Cit. h. 15 9
10
atau wacana. Bunyi bahasa tersebut kemudian diinterpretasikan maknanya agar sesuai dengan makna yang
dimaksudkan oleh pembicara.
Selanjutnya penyimak perlu memahami dan menghayati makna agar dapat melakukan evaluasi. Makna pesan
yang telah
dipahami kemudian
ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan
pengalaman dan
pengetahuan menyimak.
c. Janis Menyimak Henry Guntur Tarigan mengklasifikasikan menyimak menjadi dua, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif.11 1) Menyimak ekstensif (extensive listening) Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung guru. Penggunaan yang paling mendasar ialah untuk menyajikan kembali bahan yang telah diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru. Ada beberapa macam menyimak ekstensif yaitu. a) Menyimak sosial, jenis menyimak sopan yang biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi
sosial
tempat
orang
mengobrol
atau
bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir. b) Menyimak sekunder, sejens kegiatan menyimak secara c) kebetulan dan secara ekstensif. d) Menyimak estetik (menyimak apresiatif) e) Menyimak pasif, menyimak tanpa upaya sadar. 2) Menyimak intensif (intensive listening) Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu yang jauh lebih diawasi, dikontrol, terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting yaitu diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau pada 11
Tarigan, Op.Cit., h.38-43
11
pemahaman serta pengertian umum. Jenis-jenis yang termasuk kelompok menyimak intensif adalah : a) Menyimak kritis, jenis menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. b) Menyimak konsentratif, menyimak sejenis telaah. c) Menyimak kreatif, kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan,
serta
perasaan-perasaan
kinestetik
yang
disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya. d) Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik. e) Menyimak Interogatif, jenis menyimak yang perhatian penyimak terletak pada pemerolehan informasi dengan cara menanyai pembicara. f) Menyimak selektif, menyimak secara cerdas-cermat. Berdasarkan klasifikasi menyimak di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak cerita anak temasuk dalam klasifikasi menyimak intensif, jenis menyimak cerita anak dilakukan secara lebih bebas dan lebih umum serta perlu di bawah bimbingan langsung guru. Menyimak cerita anak diarahkan pada kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Kegiatan menyimak cerita anak juga termasuk jenis menyimak kreatif, yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan yang dirasakan
d. Tujuan Menyimak Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Sedangkan tujuan menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide atau gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. 12
12
Kundaru dan Slamet., Op.Cit. h. 13
12
Menurut Henry Guntur Tarigan, menyimak memiliki beberapa tujuan, antara lain : 1) Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujan agar ia dapat memeperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. 2) Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau. 3) Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat menilai apa-apa yang dia simak. 4) Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu. 5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker). 7) Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga. 8) Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.13 Jadi tujuan menyimak adalah tergantung dari penyimak itu sendiri jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka tujuan menyimak tersebut adalah untuk belajar dimana penyimaknya adalah peserta didik yang sedang berupaya memperoleh pengetahuan dari pembicara yaitu sang guru. Selain itu tujuan menyimak dalam hal kegiatan pembelajaran yaitu menyimak untuk mengevaluasi serta untuk mengkomunikasi ide-ide.
13
Tarigan, Op.Cit, h 60-61
13
e. Faktor yang Memengaruhi Menyimak Keberhasilan dalam menyimak terletak pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Faktor-faktor yang memengaruhi menyimak yang bersifat positif dapat memberikan hasil yang baik dalam menyimak, namun faktorfaktor yang bersifat negatif akan berdampak pada hasil yang buruk dalam kegiatan menyimak. Hunt mengungkapkan bahwa terdapat lima faktor yang memengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap; (2) motivasi; (3) pribadi; (4) situasi kehidupan; dan (5) peranan masyarakat. Webb mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi menyimak sebagai berikut. 1) Pengalaman 2) Pembawaan 3) Sikap atau Pendirian 4) Situasi Kehidupan 5) Motivasi, Daya Penggerak, Prayojana 6) Perbedaan Jenis Kelamin atau Seks Menurut Logan ada empat faktor yang dapat memengaruhi menyimak, yakni: 1) faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial, 2) faktor fisik, 3) faktor psikologis, dan 4) faktor pengalaman.14 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi menyimak dapat dikelompokkan berdasarkan faktor fisik, faktor psikologis, faktor pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, dan faktor lingkungan (fisik dan sosial). Faktor fisik berarti kondisi fisik yang dimiliki oleh diri penyimak, misalnya kondisi indera pendengaran. Faktor psikologis penyimak misalnya sedih, sakit, atau gembira, juga akan berpengaruh terhadap hasil simakan. Faktor pengalaman bisa ditentukan oleh banyaknya frekuensi membaca, keluasan informasi. Faktor motivasi akan menentukan sikap penyimak dalam menyikapi apa yang disimaknya.
14
Ibid., h 104-105
14
f. Cerita Anak 1) Hakikat Cerita Anak Cerita merupakan sarana untuk menyampaikan ide/pesan melalui serangkaian penataan yang baik dengan tujuan agar pesan menjadi lebih mudah diterima dan memberikan dampak yang luas dan banyak pada sasaran. Bercerita adalah perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. 15 Secara khusus dalam Al-Qur’an cerita dijadikan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berakal dengan cara mengambil hikmah yang ada didalam cerita tersebut, karena pada dasarnya cerita yang baik adalah cerita yang dapat memberikan pesan kepada sasaranya. Sebagaimana yang tercantum dalam (QS. Yusuf: 111): “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuatbuat, akan tetapi sebagai pembenar kitabkitab yang sebelumnya dan penjelas segala sesuatu, dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman”. Cerita yang bernilai tauhid dan akhlak, akan dapat mendekatkan anak pada nilai-nilai-nilai fitrahnya, melauli kisah-kisah pengalaman yang baik dalam cerita sehingga akan memberi peluang pada anak untuk menumbuhkan sikap, perilaku seperti contoh dalam cerita yang telah disimaknya tanpa ada paksaan. Cerita anak dibedakan dengan cerita untuk anak. Cerita anak adalah cerita tentang kehidupan anak, sedangkan cerita untuk anak adalah cerita yang diperuntukan untuk anak-anak.16 Cerita anak adalah cerita yang ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak, artinya jika cerita itu adalah pengalaman sehari-hari, maka pengalaman itu harus ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak. Jika cerita itu adalah gambaran kehidupan sehari-hari, maka gambaran 15 16
Sihabudin., dkk., Bahasa Indonesia 2, (Surabaya: Lapis PGMI, 2009) h. 8-7 Ibid
15
kehidupan sehari-hari itu harus ditulis dengan menggunakan sudut pandang anak . jika cerita itu adalah dongeng atau fantasi negeri entah dimana, maka itu harus diceritakan dengan sudut pandang anak.17 Cerita anak termasuk dongeng untuk anak, biasanya membawa sebuah pesan. Cerita anak yang unggul antara lain mengandung nilai personal dan nilai pendidikan bagi pembacanya, yaitu anak-anak.18 Dari definisi tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa cerita anak tidak selalu berupa cerita yang memiliki tokoh anak-anak. Di dalam cerita anak boleh saja terdapat tokoh anak-anak, namun cerita dengan tokoh anak-anak belum tentu merupakan cerita anak. Cerita anak tidak harus
tentang anak-anak melainkan sudut pandang nya yang harus
mengarah untuk anak.
2) Manfaat Cerita Anak Cerita anak memiliki peran yang penting dalam perkembangan jiwa anak. Bagi anak-anak, cerita tidak sekedar memberi manfaat emotif tetapi juga membantu pertumbuhan mereka dalam berbgai aspek. Oleh karena itu, perlu diyakini bahwa bercerita merupakan aktivitas penting dan tak terpisahkan dalam program pendidikan anak. Ditinjau dari berbagai aspek, manfaat tersebut meliputi : (a) Membantu pembentukan probadi dan moral anak. (b) Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. (c) Memacu kemampuan verbal anak (d) Merangsang minat menulis anak (e) Merangsang minat membaca anak (f) Membuka cakrawala pengetahuan anak.19 Manfaat cerita anak jika dikatikan dengan kegiatan pembelajaran menyimak cerita anak adalah mengasah keterampilan menyimak anak,
17
Heru Kurniawan, Menulis Kreatif Cerita Anak,, (Jakarta: Akademia, 2013), h. 18 Rampan, Korrie., Kreatif Menulis Cerita Anak. (Bandung: Nuansa, 2012) h. 10 19 Sihabudin., dkk.,Op. Cit., h. 8-13 18
16
dan juga membantu peserta didik dalam pembentukan moralnya melalui amanah dalam cerita yang disampaikan guru.
3) Jenis Cerita Anak Cerita anak memiliki berbagai jenis, cerita anak dalam teori sastra anak masuk dalam jenis fiksi anak, yaitu sastra anak yang diceritakan dalam secara naratif dengan mengutamakan aspek fiksionalitasnya. Salah satu ciri dari sastra anak yaitu isinya berupa karangan imajinatif. Cerita yang termasuk jenis karya sastra anak dapat berisi cerita tentang: (a) fabel, yaitu cerita yang digunakan untuk pendidikan moral, fabel kebanyakan menggunakan tokoh-tokoh binatang, (b) legenda, yaitu cerita yang isinya tentang asal usul suatu daerah, legenda sangat baik untuk menanamkan konsep-konsep, (c) cerita rakyat, yaitu cerita yang alurnya mirip dengan legenda, yang mengungkapkan penyelesaian masalah secara baik dan adil.20 Menurut Wimanjaya K. Liotohe cerita anak digolongkan ke dalam pengelompokan sebagai berikut: (a) Cerita-cerita fiktif Di dalamnya termasuk dongeng umum, fabel, sage, legenda, dan mitos. Misalnya adalah Cerita 1001 Malam, Ali Baba, Alladin, Sinbad si Pelaut, dan lain-lain. (b) Cerita-cerita nonfiktif Cerita ini tidak mengandung unsur khayalan, melainkan berpegang teguh pada kenyataan. Dalam jenis non fiksi ini termasuk biografi atau riwayat hidup, kisah perjalanan, petualangan, serta kejadian sehari-hari. Contohnya adalah biografi tokoh penting seperti biografi tentang presiden pertama Indonesia yaitu Ir Soekarno.
20
An., Pengertian dan Jenis-Jenis Dongeng. 2014(http:.planetxperia.tk.com)
17
(c) Cerita-cerita informatif Cerita ini mengandung informasi atau unsur penerangan atau pengetahuan.21 Berdasarkan pendapat di atas cerita anak memiliki berbagai macam jenis namun yang digunakan dalam penilitian ini adalah jenis cerita anak fiktif atau dongen fabel, dan cerita rakyat. 4) Unsur Pembentuk Cerita Di dalam cerita fiktif atau cerita fiksi terdapat unsur-unsur pembangun berupa unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi (a) tema; (b) alur atau plot; (c) tokoh dan penokohan; (d) latar tempat dan waktu (setting); (e) sudut pandang; dan (f) gaya bahasa. Sementara unsur ekstrinsik meliputi (a) latar belakang pendidikan pengarang; (b) latar belakang penciptaan; (c) situasi epoleksosbud saat penciptaan; (d) dan lain-lain.22 Berikut penjelasan unsur intrinsik: (a) Tema Tema merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita dan sekaligus sebagai ide pokok yang menjadi dasar suatu cerita. Tema cerita berfungsi sebagai pedoman pengarang dalam mengembangkan cerita, pengikat peristiwa-peristiwa dalam cerita, dan juga berfungsi untuk menggambarkan pesan atau amanat cerita. (b) Alur atau plot Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dalam suatu cerita. Peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita disusun saling berkaitan secara kronologis, disusun secara sebab akibat. Berdasarkan urutan atau tahapan struktur alur disusun, alur dibagi menjadi dua macam, yakni alur maju dan mundur.
21
Wimanjaya K. Liotohe. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak-ana (Jakarta: Balai Pustaka,1991) h.23 22 Supriyadi, Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), h. 59
18
(c) Tokoh dan penokohan Tokoh cerita dapat berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda mati, dan lain-lain yang dapat berbicara. Tokoh cerita yang membawa amanah pengarang disebut sebagai tokoh protagonis, sementara tokoh yang melawan protagonis disebut tokoh antagonis. (d) Latar tempat dan waktu (setting) Latar atau setting adalah situasi tempat, ruang, dan waktu yang digunakan para tokoh dalam suatu cerita. (e) Sudut pandang Secara umum sudut pandang atau point of view didefinisikan sebagai cara atau model penceritaan. Ada tiga jenis sudut pandang, yaitu (1) narator aktif, biasanya tampak pada penggunaan kata ganti orang pertama: aku, saya, dan kami; (2) narator pengamat, biasanya tampak pada penggunaan kata ganti orang ketiga: ia, dia, dan mereka; serta (3) narator serba tahu, yakni penceritaan yang digunakan pengarang dengan bertindak sebagai orang yang serba tahu. (f) Gaya bahasa Gaya bahasa digunakan untuk membangun jalinan cerita dengan memilih diksi, ungkapan, kalimat yang dapat membangun dan mengembangkan imajinasi pembaca atau peminatnya. Berdasarkan paparan diatas bahwa unsur cerita terdiri dari tema, alur atau plot, tokoh dan penokohan, latar tempat dan waktu (setting), Sudut pandang dan gaya bahasa namun adapun dalam penelitian ini dikhususkan untuk mengkaji unsur cerita fiksi berupa tema, tokoh, setting atau latar, perwatakan, alur, dan amanat .
19
2. Media Pembelajaran Wayang Kartun a. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.23 Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.24 Secara umum media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide atau gagasan sehingga ide atau gagasan itu dapat sampai pada penerima.25 Sedangkan secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebgai alat-alat grafis, photografs atau elekrtonis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan mengeluarkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kodusif di mana penerimaanya dapat melakuakn proses belajar secara efisien dan efektif.26 Media pembelajaran dapat digunakan untuk membantu siswa di dalam memahami dan memperoleh informasi yang dapat didengar oleh pancaindera sehingga pembelajaran dapat berdaya guna.27 Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan karena untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.28
23
Azhar Arsyad., Media Pembelajarn, (Jakarta, Grafindo Persada, 2013), h. 3 Sri Anita., dkk, Strategi Pembelajaran di SD. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) h.24. 25 M.Subana dan Sunarti, Strategi Belajar dan Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung : Pustaka Setia, 2011) h.287 26 Yudhi Mudadhi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persana Press, 2012) h.7-8 27 Eka Prihatin.,Guru Sebagai Fasilitator, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2010) h.10 24
20
Gerlach & Elly (dalam Azhar Arsyad, 2013: 12) mengungkapkan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu pengetahuan atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.29
Dari beberapa definisi tentang media pembelajaran dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat atau sarana pengajaran yang digunakan oleh guru sebagai perantara dan bantuan dalam penyampaian informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan media juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masing-masing. Media yang terbaik adalah media yang ada, sedangkan
pengembangannya
diserahkan
kepada
guru
dengan
disesuaikan pada isi, tujuan penjelasan pesan dan karakteristik siswa.
28
Asyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, Cet. I, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h.19 29 Azhar Arsya., Op.Cit., h.12
21
b. Jenis Media Pembelajaran Media sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan media dapat membantu siswa dalam memhami konsep-konsep pembelajaran yang abstrak. Bergabai jenis media dapat digunakan guru dalam pembelajaran, mulai dari media yang sederhana hingga media yang kompleks. Media dapat dibuat oleh guru mauput dapat diambil dari lingkungan sekitar. Yudhi Munadhi memgelompokan media pembelajaran dalam empat kelompok besar media audio,media visual, media audio visual, dan media multimedia. 1) Media Audio Media Audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. 2) Media Visual Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera pengelihatan yang menyampaikan informasi dalam bentuk gambar atau secara visual sehingga tidak terdapat suara.Termasuk kedalam jenis media ini adalah media cetak verbal , media cetak grafis, dan media visual non ceta. 3) Media Audio Visual Media Audio Visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan pengelihatan sekaligus dalam satu proses.sifat dan pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar layaknya media audio di atas.
22
4) Multimedia Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran . Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yangmemberikan pengalaman secara langsung bisa melaui komputer, internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. 30 Gagne mengelompokkan media menjadi tujuh macam yaitu: 1) benda untuk didemonstrasikan, 2) komunikasi lisan, 3) media cetak, 4) gambar diam, 5) gambar gerak, 6) film suara, dan 7) mesin belajar.31 Berdasarkan jenis media yang dikemukakan di atas, peneliti memilih jenis media audio visual. Hal ini dikarenakan media wayang kartun yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam media audio visual. Media wayang kartun disini merupakan media gambar tiruan tokoh dari cerita yang diberi tangkai atau gagang yang digunakan untuk menggerak-gerakkan gambar, dan suara suara dari guru yang bercerita layaknya dalang dalam sebuah pementasan wayang.
c. Wayang Kartun Kata wayang (bahasa Jawa), bervariasi dengan kata bayang, yang berarti bayangan; seperti halnya kata watu dan batu, yang berarti batu dan kata wuri dan buri, yang berarti belakang. Bunyi b dilambangkan dengan huruf b dan w pada kata yang pertama dengan yang kedua tidak mengakibatkan perubahan makna pada kedua kata tersebut.32 Wayang dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai boneka tiruan orang, terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda), biasanya dimainkan oleh dalang. 30
Yudhi, Op,Cit., h,54-57 Arief Sadiman., dkk., Media Pendidikan., (Raja Grafindo Persada:Jakarta, 2007), h. 23 32 Sujamto, Wayang dan Budaya Jawa, (Dahra Prize: Semarang, 1992), h. 5 31
23
Wayang dalam bahasa Jawa, istilah “wayang ” diartikan sebagai “bayang”, mengacu pada sebuah teater tuturan yang menggunakan teknik bayangan dan efek cahaya dan diiringi oleh musik gamelan. Kata wayang juga sering mengacu pada boneka wayang itu sendiri.33 Sedangkan dalam pengertian luas wayang bisa mengandung makna gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, mungkin kaca-serat (fibre-glass), atau bahan dwimatra lainnya, dan dari kayu pipih maupun bulat corak tiga dimensi.34. Kartun (cartoon dalam bahasa Inggris) berasal dari bahasa itali, Cartone yang berarti kertas. Menurut A. S Homby dalam Mat Nor Husin (1988) karun adalah lukisan tentang peristiwa-peristiwa harian yang digambarkan secara menyenagkan/menarik. T. Iskandar dalam buku yang sama pula mendefinisikan kartun sebagai sejenis lukisan yang mengisahkan hal sehari-hari secara berjenaka. 35 Kartun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai gambar dengan penampilan yang lucu berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku.36 Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang
orang,
gagasan,
atau
situasi
yang
didesain
untuk
memperngaruhi opini masyarakat. 37 Dari beberapa pendapat tersebut mengenai pengertian wayang dapat dikatakan bahwa wayang merupakan bentuk benda tiruan orang ataupun hewan yang terbuat dari kulit, kayu, atau kardus dan diberi tangkai untuk menggerakan yang biasa dimanfatkan untuk memerankan tokoh dalam sebuah pertunjukan drama tradisonal. Sedsangkan kartun merupakan bentuk gambar penampilan yang lucu, lukisan atau karikatur
33
Belindomag, Seni Budaya, Macam wayang Indonesia, (http://belindomag.nl/id.com) Aftaryan. 2008. Wayang. 2008(http://aftaryan.wordpress.com) 35 Laksmi Dewi, Kartun, (http://file.upi.edu.FIP /Kartun.pdf) 36 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bhasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet. Ketiga, h. 510 37 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung, Sinar Baru Algensido,2010), h.58 34
24
tentang orang, hewan atau lain-lain yang berkaitan dengan keadaan tertentu. Berdasarkan pengertian di atas peneliti ingin memadukan kedua media tersebut yaitu media wayang dan kartun yang akan dikemas menjadi satu media pembelajaran yang menarik yaitu media pembelajaran wayang kartun. Media wayang kartun ini adalah media yang berupa wayang dari kardus yang dilapisi kertas atau karton namun berbentuk gambar tiruan gambar tokoh kartun. Media wayang kartun adalah gambaran visual dari tokoh yang ada dalam cerita. Nama tokoh maupun karakternya dapat diciptakan oleh peneliti sendiri maupun mengikuti tokoh dan karakter yang sudah ada dalam cerita yang akan dibacakan oleh peneliti.
d. Penggunaan
Media
Wayang
Kartun
dalam
Pembelajaran
Menyimak Cerita Anak Penggunaan media wayang dalam pembelajaran menyimak cerita dapat membantu mengkonkretkan isi cerita melalui gambaran tokoh cerita yang digambarkan melalui bentuk wayang. Jenis wayang yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bahan karton atau kardus yang ditempeli gambar tokoh cerita. Gambar tokoh yang ada dalam cerita ditempelkan dalam karton atau kardus kemudian dibentuk sesuai dengan gambar tokoh dalam cerita dan diberi tangkai atau gagang bambu untuk menggerakannya. Media wayang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan media wayang kartun yang berbentuk orang maupun binatang yang berperan sebagai tokoh dalam cerita. Media wayang kartun termasuk media audio visual karena merupakan sebuah gambar tiruan tokoh kartun. Suara yang digunakan adalah suara dari guru yang bercerita seperti dalang dan gambar yang digunakan adalah gambar tiruan berupawayang yang berbentuk gambar
25
tokoh kartun. Media tersebut digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa dalam menyimak. Penggunaan media wayang kartun dalam pembelajaran menyimak cerita dapat membantu mengkonkretkan isi cerita melalui gambaran tokoh cerita yang digambarkan melalui bentuk, Selain itu penggunaan media wayang juga dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam menyimak cerita. Cara menggunakan media wayang kartun dalam pembelajaran menyimak cerita sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pertama Guru menceritakan sebuah cerita dengan menggunkan media wayang kartun. Kedua guru menyampaikan materi pembelajaran tentang unsur-unsur intrinsik cerita anak. Ketiga guru dan siswa bertanya jawab menganai isi cerita. Keempat guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap cerita yang sudah disimaknya. Cara menggunakan media wayang kartun sangat mudah ketika sedang bercerita guru hanya perlu menggera-gerakankan wayang agar terlihat hidup. Selain menceritakan isi cerita guru juga memperagakan atau menunjukkan media wayang sesuai dengan tokoh yang sedang diceritakan. Akan lebih bagus jika dalam bercerita guru menggunakan suara yang berbeda-beda pada setiap tokohnya. Media wayang kartun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari media tersebut antara lain: (1) media ini disajikan dalam bentuk gambar wayang berupa tiruan tokoh kartun yang menarik sehingga siswa lebih tertarik dan membantu mempermudah pemahaman siswa dalam menyimak dongeng, (2) dapat digunakan secara klasikal maupun berkelompok, (3) dapat digunakan berulangulang, (4) media wayang kartun sebagai gambaran tokoh dalam cerita. Kekurangan pada media wayang kartun adalah (1) membutuhkan kreativitas dalam membuat maupun menggunakan wayang kartun, (2) media wayang kartun mudah rusak karena terbuat dari kertas, (3) guru memerlukan kreativitas ketika bercerita menggunakan wayang kartun.38 38
Ida Ayu Wayan Sri Agustini.,Artikel Utama Wayang, Kegunaan Cara Pembuatan dan Cara Penggunaanya dalam BIPA., IALF, Bali, h.18
26
Penggunaan media wayang kartun dalam proses pembelajaran menyimak dongeng diharapkan dapat meningkatkan proses menyimak siswa. Selain itu, menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna, bervariasi dan menarik. Karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Melalui interaksi atau tanya jawab antara guru dengan siswa tentang dongeng yang dibacakan oleh guru, sehingga siswa dapat mengingat tokoh, kejadian, dan isi dari dongeng yang dibacakan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Berdsarkan judul penelitian di atas, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan olehAfiani Rahmawati (2013) dengan Judul “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Melalui Model Paired Storytelling dengan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas II SDN Mangunsari Kota Semarang”. Dengan hasil penelitian diperoleh bahwa keterampilan guru siklus I pertemuan 1 sebesar 23 (cukup), pertemuan 2 sebesar 28 (baik), siklus II pertemuan 1 sebesar 32 (baik), pertemuan 2 sebesar 35 (sangat baik). Hasil aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 sebesar 17,33 (cukup), pertemuan 2 sebesar 19,34 (baik), sedangkan siklus II pertemuan 1 sebesar 22,55 (baik), dan pertemuan 2 sebesar 24,38 (sangat baik). Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 59,10% dengan nilai rata-rata 67,27, pertemuan 2 sebesar 68,2% dengan rata-rata 70,9. Sedangkan siklus II pertemuan 1 sebesar 77,3% dengan rata-rata 73,8, dan pertemuan 2 sebesar 90,9% ratarata 85,4. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ayu Wulansari (2012) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mendengarkan Dongeng Melalaui Penggunaan Media Wayang Kartun pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Penakir Pemalang”dengan hasil penelitian diperoleh
27
bahwa keterampilan mendengarkan dongeng pada siswa kelas II SD Penakir 01 mengalami peningkatan setelah diadakan pembelajaran menyimak dongeng menggunakan media wayang kartun. Peningkatan keterampilan membandingkan
menyimak nilai
dongeng
yang
tersebut
diperoleh
siswa
diketahui pada
dengan
pembelajaran
sebelumnya, tes siklus I dan hasil tes siklus II. Nilai yang diperolehsiswa sebelum menggunakan media wayang kartun adalah 62, nilai rataratasiklus I 65,36, dan nilai rata-rata siklus II 77,21. Terjadi peningkatan nilai siswa sebelum menggunakan media wayang kartun ke siklus I sebesar3,36. Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,91. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ayu Wulansari (2012) dengan
judul
Pengaruh
Penggunaan
Media
Wayang
Terhadap
Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta, Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh media wayang terhadap keterampilan menyimak cerita pada siswa kelas II SD N Kasongan Bnatul Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu 76,87 dan 87. Selain itu, penggunaan media wayang dalam pembelajaran menyimak cerita juga dapat membuat siswa tertarik dan antusias, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir Media merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah proses pembelajaran.
Peranan
media
dalam
proses
pembelajaran
dapat
ditempatkan sebagai alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini, media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran. Melalui penggunaan media, diharapkan siswa dapat terbantu dalam menangkap tujuan dan bahan ajar dengan lebih mudah dan lebih cepat. pemilihan dan penggunaan media harus disesuaikan dengan isi pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai.
28
Kegiatan menyimak cerita anak membutuhkan sebuah media yang dapat merangsang pikiran, perhatian dan minat para penyimaknya yaikni para peserta didik. Media wayang kartun adalah salah satu media alternatif yang dapat digunanakan dalam menyampaikan isi cerita sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi penyimak cerita anak. Penggunaan media wayang kartun dapat menolong anak untuk bernalar, berimajinasi dan membentuk konsep tentang sesuatu yang berhubungan dengan objek serta diharapkan dapat memudahkan pemahaman anak terhadap isi cerita anak yang disimaknya. Bagan di bawah ini adalah kerangka pikir penelitian pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair. Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Media Wayang Kartun
Dapat merangsang pikiran, perhatian dan minat peserta didik dalam menyimak cerita anak
Penggunaan media wayang kartun dapat menolong anak untuk bernalar, berimajinasi dan membentuk konsep tentang sesuatu yang berhubungan dengan objek serta dapat memudahkan pemahaman anak terhadap isi cerita.
Ada pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak
Mendukung tercapainya hasil belajar yang tinggi
Menurut Azhar Arsyad (3012:12), Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat dianjurkan karena untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
29
D. Perumusan Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan, hipotesis pada penelitian ini adalah : H0
: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair.
H1
: Terdapat pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak Jam’iyyatul Khair .
siswa kelas III MI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Jam’iyyatul Khair, yang beralamat di Jalan Wr. Supratman No. 35 RT. 002/06, Kel Cempaka Putih, Kec Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Waktu penelitian berisi penjelasan kapan penelitian dilakukan,waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2016. Sedangkan waktu untuk penelitian dalam kelas sebanyak emapat kali pertemuan pada setiap kelas, tiga pertemuan untuk perlakuan dan selanjutnya satu kali pertemuan untuk posttest. Berikut adalah tabel kegiatan dan waktu yang dilaksanakan. Tabel 3.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu Kegiatan Pra Observasi Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Permohonan izin Validasi Instrumen Pengumpulan Data Pemeriksaan Kelengkapan Data Analisis Data Interpretasi dan Deskripsi Data
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Juli
Ags
B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Design ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
1
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kuantitaif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 10.
30
31
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.2 Desain penelitian yang digunakan yaitu desain kelompok kontrol yang tak sama (Non-Equivalent Control Group Design) yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok yang dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen dalam pembelajaran menyimak cerita anak diberi perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran wayang kartun sedangkan pada kelompok kontrol dalam pembelajaran menyimak cerita anak tidak menggunakan media wayang kartun melainkan hanya mendengarkan cerita yang dilisankan oleh guru. Berikut ini gambar desain penelitian Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design: Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok
Perlakuan
Test akhir Postest
Eksperimen
X
Y2
Kontrol
-
Y2
Keterangan : Eksperimen
: Kelompok yang diberi perlakuan
Kontrol
: Kelompok yang tidak diberi perlakuan
X
: Ada treatment
Y2
: Post tes untuk kelompok eksperimen dan kontrol.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18., h. 77. 3
Sugiyono, Op.cit., h 80
32
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MI Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel adalah bagian dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Arikunto menjelaskan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas stara random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Berdasarkan purposive sampling maka pada penelitian ini diperoleh yang akan dijadikan sampel penelitian, yaitu kelas III A sebagai kelompok eksperimen dan kelas III B sebagai kelompok kontrol . Penelitian dilakukan dikelas III karena berdasarkan standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi pembelajaran menyimak cerita anak terdapat dikelas III, maka peneliti melakukan penelitian pada kelas III MI Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur. Sebelum menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu normalitas dan homogenitasnya. Jika kedua kelompok mempunyai varian yang sama (homogen) dan dapat diberi perlakuan yang berbeda. untuk kelas eksperimen diterapkan media wayang kartun dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media wayang kartun.
D. Variabel Penelitian Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas berjumlah satu dan variabel terikat berjumlah satu. Variabel bebas dilambangkan dengan X, sedangkan variabel terikat dilambangkan dengan Y. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media wayang kartun, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan menyimak cerita anak.
4
Ibid., h. 120. Suharsimin Arikunto., Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010) Cet. 14., h. 174. 5
33
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah hal yang paling penting dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data dalam penelitian. Kemampuan menyimak cerita siswa menggunakan media wayang kartun adalah yang diukur dalam penelitian ini. Dengan demikian data yang diteliti dan diukur adalah hasil menyimak siswa. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan non tes. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1.
Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.6 Keterampilan menyimak cerita anak siswa menggunakan media wayang kartun adalah yang diukur dalam penelitian ini. Dengan demikian data yang diteliti dan diukur adalah hasil simakan siswa yang diambil menggunakan tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui perubahan kemampuan menyimak yang diakibatkan oleh setiap perlakuan dan posttes yang dilaksanakan di akhir untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menyimak cerita anak.
2. Non Tes Teknik nontes merupakan alat penelitian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes dengan alat tes.7 Penelitian dilakukan untuk memperoleh data secara langsung ke lapangan melalui : a. Wawancara Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan, dan lainlain sebagai hasil belajar siswa. Peneliti melakukan wawancara dengan 6
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 100. 7
Burhan Nurgiyantoro.,Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta., Cet. 1.2010) h. 253
34
guru kelas III terkait kondisi kelas guna mengambil data awal untuk identifikasi masalah dan melakukan wawancara di akhir
untuk
mengetahui tanggapan setelah diberi perlakukan. b. Observasi Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan hasil responden yang diamati tidak terlalu besar.8 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak
siswa saat penelitian.
Observasi dilakukan baik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol untuk melihat perkembangan proses belajar yang terjadi. Hal yang diobservasi berkenaan dengan perilaku siswa saat proses pembelajaran. a. Dokumentasi Metode
dokumentasi
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
mendapatkan data berupa barang tertulis9 Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan daftar nama-nama siswa kelas III A dan B. Selain itu, digunakan peneliti untuk mendapatkan daftar nilai siswa agar peneliti dapat menghitung normalitas, homogenitas, dan reabilitas data, sehingga peneliti dapat menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen. Selain untuk mendapatkan data-data tertulis metode dokumentasi
dalam
penelitian
ini
juga
digunakan
untuk
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran atau foto-foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumen berupa foto ini digunakan sebagai bukti jika penelitian sudah dilaksanakan serta mengetahui aktivitas siswa dalam kelas selama pembelajaran menyimak cerita baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
8 9
Sugiyono. Op.cit., h.145 Ibid, h 121.
35
F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Adapun bentuk instrumennya yaitu tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk menilai dan mengukur pemahaman menyimak siswa dan pengguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Instrumen tes Tes yang digunakan untuk mengukur melalui posttes ini adalah tes tertulis bentuk tes pilihan ganda sebanyak 30 item yang terdiri dari 3 pilihan jawaban yaitu a, b, dan c yang diberikan kepada siswa di akhir semua perlakuan. Adapun tes dalam penelitian ini disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa kelas III sehingga disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda pada tingkat C1 sampai dengan C3 sebagai berikut a. Tes kesastraan tingkat ingatan (C1) Tes kesastraan tingkat ingatan (C1) sekedar menghendaki siswa untuk mampu
mengungkapkan
kembali
kemampuan
ingatannya
yang
berhubungan dengan fakta, konsep, pengertian, definisi, deskripsi, atau penamaan tentang suatu hal. b. Tes kesastraan tingkat pemahaman (C2) Tes kesastraan tingkat pemahaman menghendaki siswa untuk mampu memahami, membedakan, dan menjelaskan fakta, hubungan antarkonsep, dan lain-lain yang sifatnya lebih dari sekedar mengingat. c. Tes kesastraan tingkat penerapan (C3) Tes kesastraan pada tingkat penerapan menuntut siswa untuk mampu menerapkan pengetahuan teoritisnya ke dalam kegiatan praktis yang konkret. 10 Penggunaan tes pilihan ganda digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya isi dari cerita pada pembelajaran menyimak cerita.. Sebelum membuat instrumen, terlebih 10
Nurgiyantoro.,Op.Cit., h. 332-336
36
dahulu peneliti membuat kisi-kisi instrumen agar soal tes menyimak cerita disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Unsur yang dinilai
Tema
Tokoh dan penokohan
Setting/ Lattar
Alur
Aspek Kognitif C1 C2
Indikator Siswa dapat menyebutkan tema yang sesuai dengan cerita yang disampaikan Siswa dapat menyimpulkan isi cerita yang disampaikan Siswa dapat menyebutkan tokoh yang sesuai dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menyebutkan sikap/watak yang sesuai pada tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat membedakan sifat-sifat tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan tokoh yang patut ditiru dan tidak patut ditiru yang disampaikan Siswa dapat menentukan tempat sesuai kejadian dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan suasana yang sesuai dalam cerita yang disampaikan
C3
17*, 31*
Soal 2
7*, 40*
2
2*, 4, 6*, 8, 14*, 16, 23, 30, 38*
9
3*, 15*
2 18*, 19, 27*, 33*, 35, 39*
6 24*, 26*
5*, 13*, 21, 25, 32*
5
9*, 29
2
Siswa dapat menyebutkan isi atau 1*, 10*, 11*, peristiwa yang sesuai alur cerita 34*, 36*, 37* yang disampaikan
Siswa dapat menentukan amanat dalam cerita yang disampaikan Amanat Siswa dapat mengidentifikasikan tindakan yang sesuai dengan amanat cerita yang disampaikan Jumlah 19 Keterangan: *butir soal yang valid
2
6
10*
15
20*, 22*, 28* 6
1 3 40
37
2. Instrumen Non Tes Instrumen nontes yang digunakan berupa lembar observasi dan wawancara, lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas menyimak cerita siswa selama pembelajaran berlangsung, serta pedoman wawancara untuk memperoleh data-data yang lebih mendalam dengan bertanya langsung kepada guru pada saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan serta untuk mengetahui tanggapan guru kelas kelompok eksperimen setelah diberi perlakukan. Berikut adalah pedoman obeservasi dan indikatornya dalat dilihat pada tabel 3.4: Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No
Indikator
1
Mempersiapkan diri dalam menerima pemebelajaran
2
Memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari.
Nomor Butir
Jumlah
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
1
1
Mempersiapkan diri proses pembelajaran.
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
Jumlah
10
Aspek yang diamati
dalam
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan. Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran. Siswa tidah gaduh saat menyimak cerita. Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita
3
Mengerjakan tugas dan menyimpulkan materi pembelajaran
Mengerjakan tugas dengan jujur Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
38
G. Kalibrasi Instrumen 1. Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan. Instrumen diuji coba pada siswa kelas III sekolah lain yang tidak termasuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu kelas III MI Hadiqotunnasyiin Pondok Betung, Tangerang Selatan.
Tempat
tersebut dipilih sebagai tempat uji coba instrumen karena memiliki karakter yang hampir sama dengan kelas III A dan B MI Jam’iyyatul Khair, Cempaka Putih Ciputat Tangerang Selatan. Uji instrumen tes kemampuan menyimak cerita anak dilakukan kepada 15 siswa dengan jumlah butir soal sebanyak 40 butir. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 04 April 2016. Instrumen yang diujicobakan terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda dengan 3 pilihan jawaban Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen layak digunakan sebagai pengumpul data atau tidak. a. Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.11 Instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian apabila telah dinyatakan
valid.
Validitas
merupakan
suatu
ukuran
yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (yang hendak diukur) atau dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.12 Instrumen tes keterampilan menyimak cerita bentuk pilihan ganda yang telah
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 12. 12 Arikunto, Op.cit.,, h. 173
39
diujicobakan kemudian di uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut :
Keterangan rxy = Koefisien korelasi yang dicari n = banyak subjek pemilik nilai X = nilai varialel 1 Y = nilai variable 2 Berdasarkan rumus tersebut, hasil rxy kemudian ditinjau dengan harga r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui butir – butir mana saja yang valid dan yang tidak valid. Butir soal dikatakan valid apabila harga 𝑟𝑥𝑦> rtabel sebaliknya butir soal dikatakan tidak valid apabila harga 𝑟𝑥𝑦< rtabel. Nilai r tabel pada uji validitas ini dapat dilihat pada tetapan nilai-nilai r product moment dengan mencocokkan jumlah responden uji coba (N). Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian , dari 40 soal yang di uji cobakan 30 soal yang valid. Hasil uji validitas instrument tes dengan menggunakan software Anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut : Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik Jumlah Soal Jumlah Siswa Nomor Soal Valid
Butir Soal 40 15 1, 2, 3,5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 31, 32, 33, 34, 36, 37,38, 39, 40.
Jumlah Soal Valid Persentase (%)
30 75 %
40
b. Uji Reliabilitas Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.13 Teknik yang digunakan untuk mengukur realibilitas suatu tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rums K-R 20 (Kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut S2 - ∑pq
r11 = n n–1
S2
Keterangan: r11
= Reabilitas tes secara keseluruhan
n
= Banyaknya item
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
S
= standar deviasi dari tes Tabel 3.6 Indeks realiabilitas diklasifikasikan sebagai berikut: r11 <0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 0,90 0,90 – 1,00 1,00
Keterangan Tidak ada realibilitas Realibilitas rendah Realibilitas sedang Realibilitas tinggi Realibilitas sangat tinggi Realibilitas sempurna
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji coba reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini:
13
Arikunto., Op,Cit, h. 86
41
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik r11 Kesimpulan
Item soal 0,77 Reliabilitas tinggi
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas instrumen, diperoleh rhitung sebesar 0,77. Dengan nilai realibilitas demikian, maka instrumen tersebut memiliki realibilitas yang tinggi dan memenuhi persyarakat instrumen yang baik. c. Pengujian taraf kesukaran instrumen Taraf kesukaran merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk membedakan tingkat kesukaran suatu soal . Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang
peserta
didik
untuk
mempertinggi
usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba.14 Rumusan pengujian taraf kesukaran yaitu: P=
x 100
Keterangan: P = Indeks kesukaran R = Jumlah yang menjawab item itu benar T = Jumlah total sisawa yang mencoba menjawab item itu Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah.
14
Ibid., h. 207
42
Adapun penentuan kategori indeks kesukaran soal didasarkan pada tabel 3.8 berikut:15 Tabel 3.8 Kategori Taraf Kesukaran Rentang nilai P 0,00 – 0,19 0,20- 0,39 0,40 - 0,59 0,60 – 0,79 0,80 – 1,00
Kategori Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini: Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Item soal Kriteria Sangat mudah Mudah Sedang Sukar Sangat sukar
No soal
Jumlah soal
Presentase
34, 37
2
5%
13
32,5%
21
52,5%
3 1 40
7,5% 2,5% 100%
1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 14, 18, 19, 20, 36 5, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 40 21, 24, 39 8 Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 40 soal tes hasil belajar yang diujikan soal sangat mudah 2 soal, mudah 13 soal, sedang 21 soal, sukar 3 soal, dan sangat sukar 1 soal.
15
101
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet ke-6, h.
43
d. Daya pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah.16 Rumusan yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah sebagai berikut:
D=
-
= PA - PB
Keterangan : D : Daya Pembeda BA
: Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB
: Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA
: Jumlah peserta kelompok atas
JB
: Jumlah peserta kelompok bawah
PA
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
PB
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Adapun penentuan kategori daya pembeda soal didasarkan pada
tabel 3.10 berikut:17 Tabel 3.10 Kategori Daya Beda Rentang Nilai
Kriteria
Bernilai negative
Drop
0,00 D < 0,20
Buruk
0,20 D < 0,40
Cukup
0,40 D < 0,70
Baik
0,70 D < 1,00
Baik Sekali
Hasil uji daya beda instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut:
16 17
SArikunto, Op. Cit., h. 211 Ibid., Cet ke-2, h. 232
44
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Item Soal Kriteria
Jumlah Soal 2 6 4 19
No Soal
Presentasi
21, 23 5% 4, 8, 16, 25, 29, 30 15% 17, 20, 37, 40 10% 1, 2, 3, 6, 7, 10, 11 12, 13, 15, 18, 19, 47,5% Baik 26, 27, 28, 33, 34, 35, 38. 5, 9, 14, 22, 24, 31, 32, 36, 39. 9 22,5% Baik Sekali Jumlah 40 100% Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 soal dalam Drop Buruk Cukup
kategori drop, 6 soal dalam kategori buruk, 4 soal dalam kategori cukup, 19 soal dalam kategori baik, dan 9 soal dalam kategori sangat baik.
2. Kalibrasi Instrumen Non Tes Pengujian
kelayakan
instrument
nontes
dilakukan
dengan
pertimbangan ahli atau bisa dikatakan validitas isi. Prosedur yang dilakukan adalah dengan penelaahan butir-butir pernyataan observasi oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert judgement) dalam hal ini dosen pembimbing. Penelaahan butir pernyataan ditinjau dari segi isi dan bahasa, yang diuaraikan dalam tabel berikut. Tabel 3.12 Lembar Validasi Instrumen Lembar Observasi
No
Aspek yang diamati
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
4
Kriteria 3 2
1
45
6
Siswa tidah gaduh saat menyimak cerita anak.
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
x 100%
H. Teknik Analisi Data Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.18 Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilaksanakannya analisis data. 1. Analisis Data Tes a.
Uji Prasyarat Analisis Data Tes Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22 dengan menggunakan teknik Kolomogrov-Smirnov. Sebelum dilakukan pengujian normalitas, terlebih dahulu merumuskan hipotesis sebagai berikut.
18
Sugiyono, Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif Dan R & D, hlm. 207.
46
H0
: Sampel berasal dari populasi berdisrtibusi normal.
H1
: Sampel berasal dari populasi berdisrtibusi tidak normal.
Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikansi atau nilai probabilitas >0,05
2) Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnnya. Dalam peneliitian ini menggunakan program SPSS 22 yaitu One Way Anova. Untuk menganalisis tabel anova, lakukan langkah analisa seperti:19 Ho : Rata-rata popuasi dari ketiga varian adalah sama H1 : Rata-rata populasi ketiga varian adalah tidak sama Jika probabilitas > F tabel 0,05, Ho ditolak Jika probabilitas
3) Uji Hipotesis Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan T-test. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak scerita anak atau dongen pada siswa kelas III bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan
media
apapun.
Dalam
pengujian
ini,
peneliti
menggunakan program SPSS 22 yaitu dengan teknik analisis Independent-Sample T-Test. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara sinifikan antara hasil posttest dua sampel penelitian. Adapun kriteria penguji hipotesis: Jika signifikan >0,05 maka Ho diterima Jika signifikan <0,005 maka Ho ditolak
19
Teguh Wahyono, Analisis Statistik Mudah dengan SPSS, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo), h. 111.
47
2. Analisis Data Nontes Instrumen nontes pada penelitian ini yaitu berupa lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran
selama
berlangsungnya
pembelajaran.
Sedangkan
wawancara untuk memperoleh data-data yang lebih mendalam dengan bertanya langsung kepada guru pada saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Pada instrumen lembar observasi digunakan skala bertingkat atau rating scale, yang terdiri dari empat kategori skala yakni (4) Baik Sekali, (3) Baik, (2) Cukup, (1) Kurang. Pengamat mengamati aktivitas yang ditampilkan oleh objek yang diamati, lalu memberikan tanda checklist pada kolom skala yang sesuai dengan penilaian pengamat. Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian diolah skor yang diperoleh dalam bentuk presentase..20 Jumlah yang di peroleh Jumlah Nilai =
x 100% Total Nilai Keseluruhan
Kemudian angka presentase yang diperoleh diinterpretasikan dalam kategori tertentu sebagai berikut. : Tabel 3.13 Konversi Nilai Skor 0 – 20% 21% – 40% 41% – 60% 61% – 80% 81% – 100%
20
Suciyono, Op.cit., h. 137
Kategori Hasil Observasi Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
48
I. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah: H0
:
1 2
H1
:
1 2
Keterangan :
H0
=
H1
=
1
=
2
=
Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak ceritan anak siswa kelas III MI Jamiyyatul Khair. Hipotesis alternatif, Terdapat pengaruh penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas III MI Jamiyyatul Khair . nilai rata-rata hasil menyimak cerita anak pada siswa yang menggunakan media wayang kartun. nilai rata-rata hasil menyimak cerita anak pada siswa yang tidak menggunakan media wayang kartun.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian dan pembahasannya. Jenis data yang disajikan bersifat kuantitatif atau berdasarkan pengukuran skor hasil sebelum dan sesudah perlakuan. A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Madrasah Nama Madrasah NSS/NSM Status Akreditasi Alamat Lengkap Kelurahan Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi Telepon Kepala Madrasah NPWP Madrasah Luas Tanah Status Tanah Status Bangunan Nama Yayasan
: : : : : : : : : : : : : : :
MI Jam’iyyatul Khair 111236740007 Terakreditasi A Jl. Wr. Supratman No. 35 RT. 002/06 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan Banten (021) 7433062 Carnati, S.Pd 21.139.445.7-411.001 1160 M² Wakaf Milik Yayasan Yayasan Pendidikan Islam Jam’iyyatul Khair Kampung Utan
2. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan a. Visi
: Menjadi lembaga pendidikan dasar yang unggul dalam
pembinaan keIslaman, keilmuan, kemandirian dan ke Indonesiaan. b. Misi : Misi yang diemban MI Jam’iyyatul Khair untuk mencapai visi yang diterapkan adalah : 1) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah dan berkepribadian Indonesia dengan kemampuan kompetitif. 2) Melakukan inovasi kurikulum dengan penekanan pada pembinaan keIslaman, sains dan teknologi serta menyikapi kecenderungan globalisasi dengan tetap komitmen pada kepribadian Indonesia.
49
50
3) Mengopitimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai sumber belajar siswa, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat belajar. 4) Memiliki bersama, mulai dari manajmen puncak hingga seluruh jajaran pegawai dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang dimaksud dalam visi. 5) Melakukan pembinaan bagi tenaga kependidikan, baik dalam aspek keilmuan, skil keguruan maupun kemampuan adaptasi dengan globalisasi. 6) Melakukan pembinaan kemandirian melalui berbagai aktifitas belajar intra dan ekstra kulikuler. 7) Peduli terhadap lingkungan setempat, sebagai wujud dari pengabdian lembaga pada masyarakat. c. Tujuan 1) Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun 2) Mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan berikutnya 3) Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan. d. Data pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan Jumlah Guru
: 21 orang
Guru Tetap Yayasan
: 16 orang
Guru PNS
: 5 orang
Pegawai TU Yayasan
: 5 orang
Pegawai TU Honorer
: 2 orang
Peserta Didik
: Kelas 1 berjumlah
74 Siswa/i
Kelas 2 berjumlah
76 Siswa/i
Kelas 3 berjumlah
72 Siswa/i
Kelas 4 berjumlah
56 Siswa/i
Kelas 5 berjumlah
63 Siswa/i
Kelas 6 berjumlah
43 Siswa/i
51
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini merupakan gambaran data yang diperoleh untuk mendukung pembahasan hasil penelitian. Deskripsi hasil penelitian ini terlihat kondisi awal dan akhir dari variabel yang diteliti. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tes keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair Cempaka Putih. 1. Analisis Data Keadaan Awal Keterampilan Menyimak Cerita Anak a. Data Keadaan Awal Kelas Eksperimen Data nilai awal kelas eksperimen keterampilan menyimak cerita anak diperoleh dari data nilai ulangan harian pada materi menyimak cerita anak sebelum mendapat perlakuan pada semester sebelumnya. Setelah mendapat data nilai keadaan awal keterampilan menyimak yang diberikan oleh guru yang terkait kemudian data diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for Windows. Adapun data keadaan awal peserta didik yang dimaksud diatas akan diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Data Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
Asy Alyh Arl Arj Arrs Athn Atik Bgs Byu Dnia Fzlfi Fzazrh Frl Gge Ibn
Data Nilai Awal
No
50 57 83 67 53 73 87 77 63 53 73 77 63 77 83
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
Isl Krn Knz Abi Akml Rsy Rfq Nda Nkhl Nrazm Rra Rvn Sfrn Zhw Zlfm
Data Nilai Awal
67 67 53 70 73 87 77 67 87 53 83 63 87 87 73
52
Kemudia untuk mengetahui distribusi frekuensi nilai pada kelompok eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen Kriteria (Rentang Nilai) Baik Sekali ( 90-100) Baik ( 80-89) Cukup (65-79) Kurang (55-64) Gagal ( 0-54) Total
Frekuensi 0 8 13 4 5 30
Persentase (%) 0 26,7 % 43,3 % 13,3 % 16,7 % 100 %
Berdasarkan data pada tabel 4.2, siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sekali sebesar 0%, kriteria baik sebesar 26,7%, kriteria cukup sebesar 43,3%, kriteria kurang sebesar 13,3 % dan kriteria gagal sebesar 16,7%. Uraian data deskriptif nilai awal kelompok eksperimen tersebut disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini : Gambar 4.1 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen 14 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kriteria Nilai
Gagal
53
Berdasarkan data nilai awal keterampilan menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen di atas, dihitung mean, modus, dan median. Hasil perhitungan tersebut dipaparkan dalam tabel 4.3 sebagai berikut. : Tabel 4.3 Data Deskriptif Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen Kelompok
Statistik
Eksperimen
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Modus Median
87 50 71 87 73
b. Data Keadaan Awal Kelas Kontrol Data nilai awal kelas kontrol keterampilan menyimak cerita anak diperoleh dari data nilai ulangan harian pada materi menyimak cerita anak sebelum mendapat perlakuan pada semester sebelumnya. Setelah mendapat data hasil keadaan awal keterampilan menyimak yang diberikan oleh guru yang terkait kemudian data di olah menggunakan bantuan software SPSS 22 for Windows. Adapun data keadaan awal peserta didik yang dimaksud diatas akan diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Data Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Adn Adh Afr Ahm Ajds Auf Alk Brln
Data Nilai Awal 53 67 83 87 70 87 73 83
No 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Ltf Arkn Azk Mbgs Mdst Mnfl Mrdo Mrzk
Data Nilai Awal 77 57 33 73 67 77 73 63
54
9 10 11 12 13 14 15
Fni Frsy Ghzn Hfdz Hlmn Kysa Lntng
73 53 83 47 63 70 80
24 25 26 27 28 29 30
Muln Nsyw Nyyf Rngg Snno Zhra Zka
70 87 73 67 53 80 83
Kemudia untuk mengetahui distribusi frekuensi nilai pada kelompok kontrol. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol Kriteria (Rentang Nilai) Baik Sekali ( 90-100) Baik ( 80-89) Cukup (65-79) Kurang (55-64) Gagal ( 0-54) Total
Frekuensi 0 9 13 3 5 30
Persentase (%) 0 30 % 43,3 % 10 % 16,7 % 100 %
Berdasarkan data pada tabel 4.5, siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sekali sebesar 0%, kriteria baik sebesar 30%, kriteria cukup sebesar 43,3%, kriteria kurang sebesar 10 % dan kriteria gagal sebesar 16,7%. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat Histogram sebagai berikut :
55
Gambar 4.2 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol 14 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Kriteria Nilai Berdasarkan data nilai awal keterampilan menyimak cerita anak atau dongeng siswa pada kelas kontrol di atas, dihitung mean, modus, dan median. Hasil perhitungan tersebut dipaparkan dalam tabel 4.6 sebagai berikut. : Tabel 4.6 Data Deskriptif Nilai Keadaan Awal Kelas Kontrol Statistik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Modus Median
Kelompok Eksperimen 87 33 70,17 73 73
2. Analisis Data Posttest Keterampilan Menyimak Cerita Anak a. Data Posttest Kelas Eksperimen Posttest keterampilan menyimak cerita anak kelompok eksperimen dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016. Data hasil posttest diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for Windows.
56
Adapun data posttest peserta didik yang dimaksud diatas akan diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 4.7 Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
Asy Alyh Arl Arj Arrs Athn Atik Bgs Byu Dnia Fzlfi Fzazrh Frl Gge Ibn
Data Nilai Awal
No
90 90 100 80 100 97 97 93 67 77 83 87 73 97 90
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
Isl Krn Knz Abi Akml Rsy Rfq Nda Nkhl Nrazm Rra Rvn Sfrn Zhw Zlfm
Data Nilai Awal
93 70 76 83 87 83 100 97 87 97 70 97 90 93 97
Kemudian untuk mengetahui data distribusi frekuensi posttest pada kelompok eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 4.8 sebagai berikut. Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Kriteria (Rentang Nilai) Baik Sekali ( 90-100) Baik ( 80-89) Cukup (65-79) Kurang (55-64) Gagal ( 0-54) Total
Frekuensi 17 7 6 0 0 30
Persentase (%) 56,7 % 23,3 % 20 % 0 0 100 %
57
Berdasarkan data pada tabel 4.8, siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sekali sebesar 56,7%, kriteria baik sebesar 23,3%, kriteria cukup sebesar 20%, kriteria kurang sebesar 13,3 % serta tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria kurang dan gagal, maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat Histogram sebagai berikut : Gambar 4.3 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Kriteria Nilai Berdasarkan data nilai posttest keterampilan menyimak cerita anak pada kelas eksperimen di atas, dihitung mean, modus, dan median. Hasil perhitungan tersebut dipaparkan dalam tabel 4.9 sebagai berikut. : Tabel 4.9 Data Deskriptif Nilai Posttetst Kelas Eksperimen Statistik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Modus Median
Kelompok Eksperimen 100 67 88,13 97 90
58
b. Data Posttest Kelas Kontrol Posttest keterampilan menyimak cerita anak kelas kontrol dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Mei 2016. Data hasil posttest diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for Windows. Adapun data posttest peserta didik yang dimaksud diatas akan diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Data Nilai Posttest Kelas Kontrol No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Adn Adh Afr Ahm Ajds Auf Alk Brln Fni Frsy Ghzn Hfdz Hlmn Kysa Lntng
Data Nilai Awal
73 90 90 100 70 93 78 90 87 80 90 47 67 83 73
No
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
Data Nilai Awal
Ltfi Arkn Azk Mbgs Mdst Mnfl Mrdo Mrzk Muln Nsyw Nyyf Rngg Snno Zhra Zka
87 97 73 40 70 83 80 87 93 83 87 80 73 63 77
Kemudian untuk mengetahui data distribusi frekuensi posttest pada kelas kontrol. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.11 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol Kriteria (Rentang Nilai) Baik Sekali ( 90-100) Baik ( 80-89) Cukup (65-79) Kurang (55-64) Gagal ( 0-54) Total
Frekuensi 9 10 8 1 2 30
Persentase (%) 30 % 33,3 % 26,7 % 3,3 % 6,7 % 100 %
59
Berdasarkan data pada tabel 4.11, siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sekali sebesar 30%, kriteria baik sebesar 33,3%, kriteria cukup sebesar 26,7%, kriteria kurang sebesar 3,3 % dan kriteria gagal sebesar 6,7%., maka daftar perhitungan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat Histogram sebagai berikut : Gambar 4.4 Histogram Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol 12 10 8 6 4 2 0 Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Kriteria Nilai Berdasarkan data nilai posttest keterampilan menyimak cerita anak pada kelompok kontrol di atas, dihitung mean, modus, dan median. Hasil perhitungan tersebut dipaparkan dalam tabel 4.12 sebagai berikut. : Tabel 4.12 Data Deskriptif Nilai Posttetst Kelas Kontrol Statistik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Modus Median
Kelompok Eksperimen 100 40 80,03 90 83
60
3. Perbandingan Nilai Keadaan Awal dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol a. Perbandingan Nilai Keadaan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan pengukuran keterampilan menyimak cerita anak keadaan awal kelas III A sebagai kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,00 sedangkan nilai rata-rata keadaan awal kelas III B sebagai kelas kontrol ialah 70,17. Data nilai awal kedua kelompok tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Hasil Nilai Keadaan Awal Kelas Ekperimen-Kontrol Data Nilai Keadaan Awal
Statistik N x Mean Kategori
Eksperimen 30 2130 71.00 Cukup
Kontrol 30 2105 70.17 Cukup
Hasil perhitungan rata-rata pada tabel 4.13 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang jauh keterampilan menyimak cerita anak awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, karena masih berada pada satu kategori yang sama, yaitu cukup. Mean pretest untuk kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol adalah 71,00 > 70.17 dengan selisih 0,83. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keterampilan yang dimiliki siswa kelompok ekperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan adalah hampir sama.
b. Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Peneliti
memberikan
posttest
dengan
tujuan
mengetahui
keterampilan menyimak cerita anak pada kelompok penelitian setelah diberi tiga kali perlakuan. Hasil posttest menunjukkan perolehan nilai kelompok eksperimen yaitu 88,13 dan nilai rata-rata posttest kelompok kontrol yaitu 80,03. Data posttest yang diperoleh kedua kelompok tersebut disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini.
61
Tabel 4.14 Hasil Posttets Kelas Ekperimen-Kontrol Data Nilai Hasil Posttest
Statistik N x Mean Kategori
Eksperimen 30 2644 88,13 Baik
Kontrol 30 2401 80,03 Baik
Hasil perhitungan rata-rata pada tabel 4.14 tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan hasil posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut. Gambar 4.5 Perbandingan Mean Posttest Kelas Eksperimen – Kontrol
Perbandingan Mean Hasil Posttest 90 88 86 84 82
88,13
80 78
80,03
76 74 Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Diagram di atas menunjukkan bahwa mean posttest hasil menyimak cerita anak untuk kelompok eksperimen sebesar 88,13 dan mean posttest kelompok kontrol sebesar 80,03. Dari data tersebut, selisih
62
yang didapat adalah 8,1. Dapat disimpulkan bahwa antara mean hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat perbedaan. Hasil yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan kelompok kontrol. Selain perbedaan hasil posttest yang berbeda, perbedaan nilai ratarata juga dapat dilihat dari selisih nilai rata-rata nilai keadaan awal dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rangkuman nilai rata-rata nilai keadaan awal dan posttest hasil menyimak cerita anak atau dongeng pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.15 Rangkuman Mean Keadaan Awal dan Posttest Hasil Menyimak Kelompok
Mean Keadaan awal
Mean Posttest
Selisih
Eksperimen
71,00
88,13
17,13
Kontrol
70,17
80,03
9,86
Data perbedaan rata-rata nilai keadaan awal dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam diagram batang sebagai berikut.
63
Gambar 4.6 Mean Keadaan Awal dan Posttest Hasil Menyimak 88,13 80,03
90 80
71,00
70,17
70 60 50 40
Nilai Keadaan awal
30
Posttest
20 10 0
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Berdasarkan data pada tabel 4.15 diperoleh nilai rata-rata keadaan awal kelompok eksperimen 71,00 dan posttest 88,13, sehingga selisih antara keadaan awal dan posttest sebesar 17,13. Sedangkan nilai rata-rata keadaan awal kelompok kontrol 70,17 dan posttest 80,03, sehingga selisih antara keadaan awal dan posttest kelompok kontrol sebesar 9,86. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan yang cukup jauh.
64
C. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Nilai Keadaan Awal Eksperimen dan Kontrol Uji normalitas dilakukan adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti tersebut berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov. Adapun syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Nilai Keadaan Awal Eksperimen-Kontrol Kelompok Keadaan Eksperimen Awal Kontrol Liliefors Significance Correction
Kolmogrov-Smirnov Statistic df Sig. .111 30 .200 .138 30 .153
Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji normalitas data di atas diketahui bahwa hasil nilai keadaan awal dari
kelompok eksperimen
signifikansinya adalah 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05. Begitu pula dengan hasil nilai keadaan awal kelompok kontrol signifikansinya 0,153. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya 0,153 > 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa keduanya berdisribusi normal.
b. Uji Normalitas hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol Uji normalitas dilakukan adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti tersebut berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS dengan menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov. Adapun syarat
65
suatu
data
dapat
dikatakan
berdistribusi
normal
ialah
jika
signifikansinya atau nilai ρ > 0,05. Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Kelompok Posttest
Eksperimen Kontrol Liliefors Significance Correction
Kolmogrov-Smirnov Statistic df Sig. .158 30 .054 .132 30 .190
Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji normalitas data di atas diketahui bahwa hasil dari posttest kelompok eksperimen signifikansinya 0,054. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya 0,054 > 0,05. Begitu pula dengan hasil dari posttest kelompok kontrol signifikansinya 0,190. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena signifikansinya 0,190 > 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa keduanya berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Nilai Keadaan Awal Eksperimen dan Kontrol Uji homogenitas nilai keadaan awal dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya tingkat varian data hasil kedua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Dalam uji homogenitas ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS for windows yaitu One Way Anova. Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Nilai Keadaan Awal Eksperimen dan Kontrol Test of Homogenety of Variances Levene Statistic ,113
df1
df2 1
Sig. 36
,739
66
Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji homogenitas data di atas, diketahui bahwa hasil dari nilai keadaan awal kelompok eksperimen dan kontrol signifikansinya 0,739. Maka dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh berbeda dan homogen karena 0,739 > 0,05.
b. Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Uji homogenitas posttest dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya tingkat varian data hasil kedua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Dalam uji homogenitas ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows yaitu One Way Anova. Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Test of Homogenety of Variances Levene Statistic ,891
df1
df2 1
Sig. 58
,349
Berdasarkan tabel 4.19 hasil uji homogenitas data di atas, diketahui bahwa hasil dari posttes kelompok eksperimen dan kontrol signifikansinya 0,349. Maka dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kontrol tidak jauh berbeda dan homogen karena 0,349 > 0,05.
3. Uji Hipotesis Statistik Pengujian hipotesis menggunakan rumus statistik t-test dengan bantuan program komputer SPSS versi 22 Data yang dianalisis adalah data posttest kedua kelompok. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis dengan taraf signifikansi 5%, yaitu jika t
hitung
>t
tabel
atau sig < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika t hitung < t
67
tabel
atau sig > 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. Pengujian hipotesis
dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Posttest Mean Std. df deviation Eksperimen Kontrol
88,13 7,881 80,03 13,464
thitung
ttabel
Sig. Kesimpulan (2tailed) 58 2,657 2,0017 0,010 Ho ditolak
Dari tabel 4.20 terlihat bahwa nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikan 0,05 dan df = 58, dengan Ttabel 2,0017 dan Thitung 2,657. Melihat perbedaan harga Thitung dengan Ttabel menunjukkan perbedaan yaitu harga Thitung berada lebih besar dari Ttabel, maka dapat dinyatakan hipotesis nol ditolak karena dilihat dari kriteria jika Thitung > Ttabel, maka H1 diterima dan Ho ditolak, dan hipotesis dari signifikansinya < 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis satu (H1) diterima, disitu terlihat bahwa 0,010 < 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol. D. Deskripsi Data Observasi Aktivitas Siswa 1. Deskripsi Data Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Eksperimen Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas atau tingkah laku siswa dalam kelas serta untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyimak cerita anak. Kegiatan pembelajaran menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media wayang kartun siswa sudah terlihat sisap untuk belajar, mereka juga memasuki kelas dengan tepat waktu. Ketika guru akan memulai membuka pembelajaran dan menyiapkan media mereka terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran.
68
Ketika guru sedang bercerita mereka duduk di tempatnya dan fokus memperhatikan apa yang sedang guru sampaikan. Meski terkadang masih ada bebrapa siswa yang beranjak dari tempat duduk agar bisa melihat lebih jelas media wayang kartun yang guru gunakan. Karean mereka fokus menyimak sehingga ketika guru memberikan lembar evaluasi mereka mampu menyelasaikan dengan baik dan tidak melihat jawaban teman lainnya. Data hasil observasi aktivitas siswa dalam menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.21 Hasil Observasi Aktivits Sisa Kelompok Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertemuan I II III
Aspek yang diamati Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan. Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran. Siswa tidah gaduh saat menyimak cerita anak. Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
Jumlah
2
3
3
8
3
3
3
9
4
4
4
14
3
3
4
10
3
3
3
9
3
3
3
10
4
4
4
12
3
3
3
9
3
4
4
11
2
2
4
10
Jumlah
30
32
35
102
Persentase
75%
Kategori
Baik
80% Baik sekali
87,5% Baik sekali
85% Baik sekali
Siswa menarik kesimpulan pelajaran saat itu.
dari
69
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas kelompok eksperimen tersebut di dapatkan bahwa persentase hasil observasi kelompok eksperimen pada pertemuan I sebesar 75% dengan kategori baik, pada pertemuan II sebesar 80% dengan kategori baik sekali, pada pertemuan III sebesar 87.5$ dengan kategori baik sekali dan jumlah persentase aktivitas menyimak cerita anak pada kelompok kesperimen sebesar 85% dengan kategori baik sekali. 2. Deskripsi Data Observasi Aktivitas Siswa Kelompok Kontrol Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas atau tingkah laku siswa dalam kelas serta untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyimak cerita anak. Kegiatan pembelajaran menyimak cerita anak pada kelompok kontrol guru tidak
menggunakan media wayang kartun. Pada saat guru akan
memulai pembelajaran siswa terlihat belum siap dan masih terlihat siswa yang belum duduk di tempatnya masing-masing. Kretika kegiatan pembelajaran berlangsung masih sedikit siswa yang memperhatikan dan yang hanya memperhatikan di menit awal saja dan sesudahnya asyik dengan kegiatan sendiri. Guru harus sering menginagtkan agar siswa memperhatikan pembelajaran menyimak cerita yang sedang disampaikan Ketika guru sedang bercerita masih ada siswa yang gaduh bahkan tidak mau mendengarkan karena bosan. Karean mereka kurang fokus menyimak cerita sehingga ketika guru memberikan lembar evaluasi banyak siswa yang tidak bisa menjawab karena tidak mengetahui isi cerita, bahkan diantara mereka ada yang mencontek melihat jawaban teman lainnya dan ada juga yang tidak mengisi jawabannya pada lembar evaluasi. Data hasil observasi aktivitas siswa dalam menyimak cerita anak pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :
70
Tabel 4.22 Hasil Observasi Aktivits Sisa Kelompok Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang diamati Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran. Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan. Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran. Siswa tidah gaduh saat menyimak cerita anak. Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Pertemuan I II III
Jumlah
2
2
3
7
2
3
3
8
2
2
3
6
2
1
1
4
3
2
3
8
1
2
3
6
1
2
2
5
2
3
3
8
1
2
2
5
1
1
2
4
Jumlah
17
20
25
62
Persentase
42,5%
50%
62,5%
51,7%
Kategori
Kurang
Cukup
Baik
Cukup
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas kelompok kontrol tersebut di dapatkan bahwa persentase hasil observasi kelompok kontrol pada pertemuan I sebesar 42,55% dengan kategori kurang, pada pertemuan II sebesar 50% dengan kategori cukup, pada pertemuan III sebesar 62,5% dengan kategori baik dan jumlah persentase aktivitas menyimak cerita anak pada kelompok kesperimen sebesar 51,7% dengan kategori baik cukup.
71
E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis keadaan awal keterampilan menyimak cerita anak pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI Jam’iyyatul Khair yang telah dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan bahwa kedua kelas tersebut adalah homogen. Hal ini menunjukan bahwa data distribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukan kondisi awal siswa yang diberi perlakuan masih dalam kondisi sama. Pembelajaran menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan menggunakan media wayang kartun dan pada kelompok kontrol juga dilakukan sebanyak sebanyak tiga kali pertemuan namun tanpa menggunakan media wayang kartun. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol,pembelajaran berlangsung tidak cukup baik, ketika guru sedang bercerita terlihat \masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru, kurang antusias dan terlihat bosan. Siswa menyimak hanya beberapa menit awal dan setelahnya banyak siswa yang kemudian berbicara sendiri dan bermain dengan teman sekelilingnya.
Guru
harus
sering
mengingatkan
siswa
agar
lebih
memperhatikan pembelajaran, namun walaupun begitu masih banyak siswa yang masih tidak memperhatikan. Berbeda dengan kelas kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan media wayang kartun oleh guru pembelajaran ini berlangsung dengan baik. Meskipun pada awalnya masih ada beberapa siswa yang lebih fokus pada media wayang kartun karena menurut mereka media wayang kartun ini merupakan media yang baru bagi mereka, namun hal tersebut bisa diatasi ketika guru mengingatkan siswa agar lebih fokus pada isi cerita. Ketika guru sedang bercerita siswa sangat antusias memperhatikan karena siswa penasaran dengan tokoh dan isi cerita selanjutnya. Siswa terlihat sangat tertarik mengikuti pembelajaran dan juga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Media wayang kartun membantu guru memberikan gambaran yang konkrit mengenai tohoh dalam cerita yang
72
disampaikan, sehingga siswa mampu bernalar dan berimajinasi mengenai halhal yang terkait dengan objek dalam cerita tersebut dan memudahkan mereka untuk memahami isi cerita, jika siswa antusias menyimak cerita yang disampaikan guru maka pemahaman terhadap materi tersebut juga tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai menyimak cerita anak kelompok eksperimen yang lebih baik dari pada kelompok kontrol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan media wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair. Hali ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil nilai posttest kelas eksperimen sebesar 88,13 dan kelas kontrol sebesar 80,03. Perbedaan hasil nilai menyimak yang terjadi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi perbedaan tersebut karena perbedaan perlakuan guru dalam menggunakan media wayang kartun selama proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol tanpa menggunaakan media wayang kartun. Hal tersebut telah dibuktikan oleh pengujian hipotesis dilihat dari hasil posttes kedua kelompok yang diuji menggunakan t-test yang menyatakan bahwa thitung berada di daerah penerimaan H1 yaitu thitung > ttabel atau 2,657 > 2,0017 yang berarti H0 di tolak dan H1 diterima, hal ini menunjukan bahwa keterampilan menyimak cerita anak pada kelompok eksperimen yang menggunakan media wayang kartun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan media wayang kartun. Sehingga dapat disimpulkan media wayang kartun berpengaruh positif terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada penggunan media wayang kartun terhadap hasil menyimak cerita anak pada siswa kelas III.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media wayang kartun berpengaruh terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair, Ciputat Timur. Hal tersebut dibuktikan dari hasil t-test dengan taraf signifikansi 5% diperoh thitung (2,657) > ttabel (2,0017) dan nilai sig (0,010) < 0,05. Nilai t hitung > t
tabel
atau sig. < 0,05 menunjukkan keterampilan menyimak cerita anak kedua kelompok berbeda secara signifikan. Hal tersebut juga didukung dari perbedaan nilai rata-rata posttest hasil menyimak cerita anak. Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan media wayang kartun memiliki nilai rata-rata sebesar 88,13, sedangkan kelompok kontrol yang tanpa menggunakan media wayang kartun memiliki nilai rata-rata sebesar 80,03. Selain itu, berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa bahwa penggunaan media wayang kartun dalam pembelajaran menyimak cerita anak dapat membuat siswa tertarik, antusias, serta dapat
menjadikan kegiatan
pembelajaran menyimak siswa tidak membosankan. Sehingga berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran wayang kartun terhadap keterampilan menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Jam’iyyatul Khair, Ciputat Timur, Tahun Pelajaran 2015/2016.
B. SARAN Sebagai upaya meningkatkan penelitian lebih lanjut, terdapat beberapa saran sebagai berikut; 1. Bagi Guru Dalam melaksanakan proses pembelajaran menyimak, guru sebaiknya menggunakan variasi media pembelajaran, sehingga pembelajaran
73
74
menyimak sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Salah satunya dengan media wayang kartun. 2. Bagi sekolah Pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi dan mendukung pengembangan
media
pembelajaran,
mengingat
pentingnya
dan
bergunanya media dalam proses belajar mengajar karena dapat membantu peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan sekolah untuk menambah sarana prasarana yang dapat memfasilitasi sumber belajar siswa. 3. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjadi dasar dan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian berikutnya yang lebih mendalam.
Pengertian Menyimak Keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar bahasa secara efektif, karena menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila
dilihat
dari
proses
75
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Media Pembelajarn. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Belindomag. Seni Budaya, Macam wayang Indonesia. (http://belindomag.nl/id.com) Di akses 28 Maret 2016, pukul 20.00 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 3, 2007. Fritaryan., 2008. Wayang. 2008 (http://aftaryan.wordpress.com) Diakses 15 Januari 2016, Pukul 19.30 Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kuantitaif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Ida Ayu Wayan dan Sri Agustini., Artikel Utama Wayang, Kegunaan Cara Pembuatan dan Cara Penggunaanya dalam BIPA., IALF, Bali. Korrie, Rampan. Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung: Nuansa, 2012. Kurniawan, Heru. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta: Akademia, 2013. Laksmi, Dewi. Kartun. (http://file.upi.edu.FIP /Kartun.pdf) Diakses 15 Januari 2016, Pukul 19.30 Liotohe, Wimanjaya K.. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Balai Pustaka,1991. Mudadhi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persana Press, 2012. Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta., Cet. 1, 2010. Prihatin, Eka. Guru Sebagai Fasilitator. (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2010. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet ke-6. 2014. Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS, 2007. Saddhono, Kundaru dan St Y Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Karya Putra Darwati, 2012. Sadiman., Arief dkk. Media Pendidikan.. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. Sihabudin., dkk.. Bahasa Indonesia 2. Surabaya: Lapis PGMI, 2009. Soemarjadi, dkk. Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992.
76
Sri Anita., dkk. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Subana, M dan Sunarti. Strategi Belajar dan Mengajar Bandung: : Pustaka Setia, 2011.
Bahasa Indonesia.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido, 2010. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung, Alfabeta. Cet 19. 2013. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5. 2012. Suharsimin Arikunto., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 14. 2010. Sujamto. Wayang dan Budaya Jawa. Semarang: Dahra Prize, 1992. Supriyadi, Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Tanpa
Nama., Pengertian dan Jenis-Jenis Dongeng. 2014 (http://planetxperia.tk.com) Diakses pada 20 Maret 2016 Pukul 20.30
Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.(Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. Usman, Asyiruddin dan Asnawir. Media Pembelajaran. Cet. I. Jakarta: Ciputat Press, 2002. Wahyono, Teguh. Analisis Statistik Mudah dengan SPSS. Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Media Pembelajarn. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Belindomag. Seni Budaya, Macam wayang Indonesia. (http://belindomag.nl/id.com) Di akses 28 Maret 2016, pukul 20.00 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 3, 2007. Fritaryan., 2008. Wayang. 2008 (http://aftaryan.wordpress.com) Diakses 15 Januari 2016, Pukul 19.30 Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kuantitaif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Ida Ayu Wayan dan Sri Agustini., Artikel Utama Wayang, Kegunaan Cara Pembuatan dan Cara Penggunaanya dalam BIPA., IALF, Bali. Korrie, Rampan. Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung: Nuansa, 2012. Kurniawan, Heru. Menulis Kreatif Cerita Anak. Jakarta: Akademia, 2013. Laksmi, Dewi. Kartun. (http://file.upi.edu.FIP /Kartun.pdf) Diakses 15 Januari 2016, Pukul 19.30 Liotohe, Wimanjaya K.. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Balai Pustaka,1991. Mudadhi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persana Press, 2012. Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta., Cet. 1, 2010. Prihatin, Eka. Guru Sebagai Fasilitator. (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2010. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet ke-6. 2014. Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung : UPI PRESS, 2007. Saddhono, Kundaru dan St Y Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Karya Putra Darwati, 2012. Sadiman., Arief dkk. Media Pendidikan.. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. Sihabudin., dkk.. Bahasa Indonesia 2. Surabaya: Lapis PGMI, 2009. Soemarjadi, dkk. Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992.
Sri Anita., dkk. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Subana, M dan Sunarti. Strategi Belajar dan Mengajar Bandung: : Pustaka Setia, 2011.
Bahasa Indonesia.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensido, 2010. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung, Alfabeta. Cet 19. 2013. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5. 2012. Suharsimin Arikunto., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 14. 2010. Sujamto. Wayang dan Budaya Jawa. Semarang: Dahra Prize, 1992. Supriyadi, Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Tanpa
Nama., Pengertian dan Jenis-Jenis Dongeng. 2014 (http://planetxperia.tk.com) Diakses pada 20 Maret 2016 Pukul 20.30
Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa.(Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008. Usman, Asyiruddin dan Asnawir. Media Pembelajaran. Cet. I. Jakarta: Ciputat Press, 2002. Wahyono, Teguh. Analisis Statistik Mudah dengan SPSS. Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2010.
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
(RPP)
Satuan Pendidikan
: MI Jami’yatul Khair
Mata Pelajaran
: B.Indonesia
Kelas/Semester
: III /I
Tahun Pelajaran
: 2015/2016
Alokasi Waktu
: 3 x Pertemuan
Standar Kompetensi: 1. Memahami
penjelasan tentang petunjuk
dan cerita anak yang
dilisankan. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan. Indikator
: 1.1.1
Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang dilisankan
1.1.2
Menjelaskan sifat/watak tokoh dalamcerita.
1.1.3
Menuliskan setting/latar dalam cerita.
1.1.4
Menyebutkan tema cerita.
1.1.5
Menaggapi isi cerita
1.1.6
Menyebutkan pesan atau amanat yang terkandung dalam cerita
Karakter siswa yang diharapkan: 1. Aktif 2. Rasa ingin tahu 3. Sungguh-sungguh menyimak
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 1. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru dengan menggunakan media wayang kartun, siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita dengan benar.
2. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru dengan menggunakan media wayang kartun, siswa dapat menjelaskan sifat tokoh dalam cerita dengan benar. 3. Setelah menyimak cerita anak yang disampaikan guru dengan menggunakan media wayang kartun, siswa dapat menuliskan setting cerita dengan tepat. 4. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru dengan menggunakan media wayang kartun, siswa dapat menyebutkan tema cerita dengan benar. 5. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru dengan menggunakan media wayang kartun, siswa dapat menjelaskan alur cerita dengan benar. 6. Melalui tanya jawab tentang amanat dalam cerita yang disimak, siswa dapat menuliskan amanat cerita dengan tepat.
B. Materi Pembelajaran Cerita Anak dan Unsur-unsur cerita
C. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang di gunakan yaitu : 1. 2. 3. 4.
Bercerita atau Mendongeng Ceramah Tanya jawab Diskusi
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 A. Pendahuluan (10 menit) No.
1.
Kegiatan
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit) No Kegiatan 1.
Guru membawakan cerita yang berjudul “Kisah 2 Ekor Kancil dan Tikus” dengan menggunakan media wayang kartun. Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai sifat tokoh di dalam cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai setting tempat, suasaa atau waktu dalam suatu cerita.
Nilai Karakter
Metode/ teknik
SungguhCeramah sungguh menyimak Konsentrasi Rasa ingin Bercerita/ tahu mendongeng
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan 2.
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita. Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
Nilai Karakter
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
/
Tanya Jawab
Tugas Individu
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No 3.
Kegiatan Nilai Karakter Guru mengkonfirmasi hasil Menghargai kerja siswa. Aktif Guru memberikan kesempatan
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru mekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
C. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah. Pertemuan ke-2 A. Pendahuluan (10 menit) No. Kegiatan 1.
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
B. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit) No Kegiatan
Nilai Karakter
Guru membawakan cerita yang berjudul “Kisah Gagak yang Malang” dengan menggunakan media wayang kartun. Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Metode/ teknik
SungguhBercerita/ sungguh mendongeng menyimak Konsentrasi Ceramah Rasa ingin tahu
guru mengenai tema dalam suatu cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai alur dalm suatu cerita.
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan
2.
Nilai Karakter
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita Gagak yang malang. Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
/
Tanya Jawab
Tugas Individu
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No 3.
Kegiatan
Guru mengkonfirmasi hasil kerja siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru menekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
Nilai Karakter
Menghargai Aktif
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
C. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah. Pertemuan ke-3 D. Pendahuluan (10 menit) No. Kegiatan 1.
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
E. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit) No Kegiatan
Nilai Karakter
Guru membawakan cerita yang berjudul “Puteri Kembar yang Berbeda” dengan menggunakan media wayang kartun. Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai sifat tokoh dalam cerita Puteri kembar yang Berbeda. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai Amanat yang terkandung dalam cerita
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Metode/ teknik
Sungguhsungguh Bercerita/ menyimak mendongeng Konsentrasi Rasa ingin Ceramah tahu
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan
2.
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita. Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
Nilai Karakter
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
/
Tanya Jawab
Tugas Individu
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No 3.
Kegiatan Nilai Karakter Guru mengkonfirmasi hasil Menghargai kerja siswa. Aktif Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru mekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
F. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah.
E. Media dan Sumber Belakar 1. Media : Panggung wayang, wayang kartun tokoh cerita Kancil dan Tikus, Wayang kartun tokoh cerita Gagak yang Malang, wayang kartun tokoh cerita Putri kembar yang nakal. 2. Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku B.Indonesia SD Kelas III, BSE Bhasa Indonesia dan Referensi lain yang relevan G. Penilaian Teknik Penilaian 1. Pengetahuan a. Prosedur
: Post tes
b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis c. Pedoman Penilaian
Jenis Soal
: Isian
Jumlah Soal
:10 Buah
Skor setiap jawaban benar: 2
Skor Maksimal
: 20
Nilai Akhir
: 20 x 5 = 100
Aktif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Rasa Ingin tahu
Sungguh-sungguh
SB
B
C
K
SB
B
C
K
SB
B
C
K
(4)
(3)
(2)
(1)
(4)
(3)
(2)
(1)
(4)
(3)
(2)
(1)
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN KELAS KONTROL
(RPP) Satuan Pendidikan
: MI Jami’yatul Khair
Mata Pelajaran
: B.Indonesia
Kelas/Semester
: III /I
Tahun Pelajaran
: 2015/2016
Alokasi Waktu
: 3 x Pertemuan
Standar Kompetensi: 1. Memahami
penjelasan tentang petunjuk
dan cerita anak yang
dilisankan. Kompetensi Dasar : 1.1 Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan. Indikator
: 1.1.1
Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang dilisankan
1.1.2
Menjelaskan sifat/watak tokoh dalamcerita.
1.1.3
Menuliskan setting/latar dalam cerita.
1.1.4
Menyebutkan tema cerita.
1.1.5
Menaggapi isi cerita
1.1.6
Menyebutkan pesan atau amanat yang terkandung dalam cerita
Karakter siswa yang diharapkan: 1. Aktif 2. Rasa ingin tahu 3. Sungguh-sungguh
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 1. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan, siswa dapat menyebutkan tokohtokoh yang ada di dalam cerita dengan benar. 2. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru, siswa dapat menjelaskan sifat tokoh dalam cerita dengan benar.
3. Setelah menyimak cerita anak yang disampaikan guru, siswa dapat menuliskan setting cerita dengan tepat. 4. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru, siswa dapat menyebutkan tema cerita dengan benar. 5. Dengan menyimak cerita anak yang disampaikan guru, siswa dapat menjelaskan alur cerita dengan benar. 6. Melalui tanya jawab tentang amanat dalam cerita yang disimak, siswa dapat menuliskan amanat cerita dengan tepat.
B. Materi Pembelajaran Cerita Anak dan Unsur-unsur cerita
C. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang di gunakan yaitu : 1. 2. 3. 4.
Bercerita atau Mendongeng Ceramah Tanya jawab Diskusi
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 A. Pendahuluan (10 menit) No.
1.
Kegiatan
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
B. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit)
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
No Kegiatan 1.
Guru membawakan cerita yang berjudul “Kisah 2 Ekor Kancil dan Tikus” Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai sifat tokoh di dalam cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai setting tempat, suasaa atau waktu dalam suatu cerita.
Nilai Karakter
Metode/ Teknik
Konsentrasi Bercerita/ Rasa ingin mendongeng tahu Ceramah
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan 2.
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita. Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
Nilai Karakter
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
/
Tanya Jawab
Tugas Individu
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No Kegiatan Nilai Karakter 3. Guru mengkonfirmasi hasil kerja Menghargai siswa. Aktif Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru mekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
B. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah. Pertemuan ke-2 A. Pendahuluan (10 menit) No. Kegiatan 1.
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
B. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit) No Kegiatan
Nilai Karakter
Guru membawakan cerita yang berjudul “Kisah Gagak yang Malang” Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai tema dalam suatu cerita. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai alur dalm suatu cerita.
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Metode/ teknik
Konsentrasi Bercerita/ Rasa ingin mendongeng tahu Ceramah
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan
2.
Nilai Karakter
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita Gagak yang malang. Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
/
Tanya Jawab
Tugas Individu
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No 3.
Kegiatan
Guru mengkonfirmasi hasil kerja siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru menekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
Nilai Karakter
Menghargai Aktif
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
C. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah.
Pertemuan ke-3 D. Pendahuluan (10 menit) No. Kegiatan
Nilai Karakter
Guru menyapa peserta didik dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan betanya mengenai pengalaman mendengarkan cerita anak.
1.
E. Kegiatan Inti (50 menit) B.1 Eksplorasi (15 menit) No Kegiatan
Guru membawakan cerita yang berjudul “Puteri Kembar yang Berbeda” Siswa menyimak cerita yang disampaikan guru. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai sifat tokoh dalam cerita Puteri kembar yang Berbeda. Siswa mendengarkan kembali penjelasan dari guru mengenai Amanat yang terkandung dalam cerita
Ceramah Religius Perhatian Tanggap Rasa ingin tahu
Nilai Karakter
Metode / Teknik
Metode/ teknik
Konsentrasi Rasa ingin Bercerita/ tahu mendongeng Ceramah
B.2 Elaborasi ( 20 menit) No. Kegiatan
2.
Siswa dan guru bertanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa téhadap isi cerita. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai nama tokoh-tokoh dalam cerita yang telah di sampaikan guru. Guru bétanya kepada siswa mengenai sifat atau watak para tokoh dalam cerita.
Nilai Karakter
Percaya diri Menghargai Lapang dada.
Metode Teknik
Tanya Jawab
Tugas Individu
/
Siswa diminta mengerjakan tes obyektif yang terkaitdengan isi cerita yang telah di simak.
B.3 Konfirmasi ( 15 menit) No 3.
Kegiatan Nilai Karakter Guru mengkonfirmasi hasil Menghargai kerja siswa. Aktif Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum di mengerti. Guru memberikan penguatan. Guru mekankan hal-hal yang tidak diketahui oleh siswa.
Metode/teknik Ceramah Tanya jawab
F. Penutup (10 menit) No. Kegiatan Nilai Karakter 1. Percaya diri Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang Aktif telah dipelajari hari ini dengan bimbingan guru. Mandiri Guru memberi motivasi pada siswa agar lebih Religius giat dan rajin belajar dirumah. Guru melakukan penilaian hasil belajar dan rencana tindak lanjut. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan membaca Alhamdalah. E. Media dan Sumber Belakar 1. Media : 2. Ismoyo dan Romiyatun. 2007. Aku Bangga Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 3. Buku B.Indonesia SD Kelas III, BSE Bhasa Indonesia dan Referensi lain yang relevan G. Penilaian Teknik Penilaian 1. Pengetahuan
a. Prosedur
: Post tes
b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis c. Pedoman Penilaian
Jenis Soal
: Isian
Jumlah Soal
:10 Buah
Skor setiap jawaban benar: 2
Skor Maksimal
: 20
Nilai Akhir
: 20 x 5 = 100
Aktif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Rasa Ingin tahu
Sungguh-sungguh
SB
B
C
K
SB
B
C
K
SB
B
C
K
(4)
(3)
(2)
(1)
(4)
(3)
(2)
(1)
(4)
(3)
(2)
(1)
Lampiran Materi dan LKS Unsur-unsur Cerita Anak 1. Tokoh Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Contoh: tokoh dalam cerita adalah dalam cerita Putri kembar yang berbeda yaitu tokoh nya Kaih atura, Rja dan Ratu. Ada beberapa macam tokoh, yaitu tokoh utama, tambahan, protagonis, dan antagonis. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi peran utama di dalam cerita, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya diceritakan sekilas saja di dalam cerita. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memiliki sifatsifat baik, sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang memiliki sifat buruk. Watak adalah sifat yang dimiliki oleh pelaku cerita. Contoh: Watak Puteri Kasih memiliki watak protagonis yaitu memliki sikap baik, rajin suka menolong sedangkan Puteri Aura memiliki sikap antagonis yaitu memiliki sikap buruk, pemalas boros, serakah. Setting adalah tempat, suasana, dan waktu yang digambarkan dalam cerita. 2. Tema Tema merupakan pondasi atau inti dalam suatu cerita dan sekaligus sebagai ide pokok yang menjadi dasar suatu cerita. Tema cerita berfungsi sebagai pedoman pengarang dalam mengembangkan cerita, pengikat peristiwa-peristiwa dalam cerita, dan juga berfungsi untuk menggambarkan pesan atau amanat cerita. 3. Alur atau plot Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis dalam suatu cerita. Peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita disusun saling berkaitan secara kronologis, disusun secara sebab akibat. Berdasarkan urutan atau tahapan struktur alur disusun, alur dibagi menjadi dua macam, yakni alur maju dan mundur. Alur maju apabila urutan atau tahapan peristiwa itu berurutan, misalnya dari (a) eksposisi (tahap pengenalan tempat/ tokoh); (b) konflikasi (tahap terjadinya konflik antartokoh); (c) klimaks (tahap puncak/ titik kulminasi cerita); (d) peleraian (tahap ketegangan mulai menurun); dan (e) penyelesaian (tahap penyelesaian masalah). Alur mundur adalah cerita yang diawali dengan peristiwa yang tidak berurutan, misalnya cerita dimulai dari konflik, kemudian kembali ke tahap eksposisi, konflik, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. 4. Amanat Amanat adalah hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita. Contohnya amanat dari cerita Puteri Kembar yang berbeda yaitu bahwa kita harus saling menyayangi kepda saudara, tidak boleh b oros, atau tidak boleh serakah.
LEMBAR KERJA SISWA Soal Evaluasi Formatif Pertemuan 1 Nama : __________________ Kelas :___________________ No Absen: _______________ 1. Apa judul cerita yang kamu simak tadi? Jawab : ________________________________________________________________________ 2. Dimanakah latar tempat terjadinya cerita tersebut? Jawab : ________________________________________________________________________ 3. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut dan bagaimana watak/sifat dari para tokoh? Jawab : ________________________________________________________________________ 4. Mengapa Manggut mencuri makanan Kanca ? Jawab : ________________________________________________________________________ 5. Apa yang Manggut lakukan saat Kanca bertanya kepadanya mengenai makannya yang hilang? Jawab : ________________________________________________________________________ 6. Siapa yang Manggut tuduh sebagai pencuri makanan kanca? Jawab : ________________________________________________________________________ 7. Apa yang Kanca lakukan setelah ia memanggil tikus untuk bertemu dengannya ? Jawab : ________________________________________________________________________ 8. Apa terjadi pada Manggut setelah menemani tikus mengambil makanan dipinggir sungai? Jawab : ________________________________________________________________________ 9. Apakah akhirnya Manggut menyadari kesalahannya? Jawab : ________________________________________________________________________ 10. Tuliskan amanat atau nasihat yang bisa kita ambil dari cerita kancil dan tikus? Jawab : ________________________________________________________________________ NILAI
LEMBAR KERJA SISWA Soal Evaluasi Formatif Pertemuan 2 Nama : __________________ Kelas :___________________ No Absen: _______________
1. Apa judul cerita yang kalian simak tadi? Jawab : ________________________________________________________________________ 2. Dimanakah latar tempat terjadinya cerita tersebut? Jawab : ________________________________________________________________________ 3. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut? Jawab : ________________________________________________________________________ 4. Bertemu dengan siapakah si Gagak saat berada di danau? Jawab : ________________________________________________________________________ 5. Mengapa Gagak menjadi sangat sedih setelah bertemu dengan Angsa dan harimau? Jawab : ________________________________________________________________________ 6. Bagaiman sikap Gagak ketika banyak hewan lain yang menghinanya? Jawab : ________________________________________________________________________ 7. Bagaimana sikap Angsa dan Harimau kepada Gagak? Jawab : ________________________________________________________________________ 8. Siapa yang datang menghampiri Gagak saat dia sedang merenung dan menangis di atas pohon? Jawab : ________________________________________________________________________ 9. Bagaiman sikap Kupu-kupu kepada Gagak? Jawab : ________________________________________________________________________ 10. Tuliskan amanat atau nasihat yang bisa kita ambil dari cerita si Gagak? Jawab : ________________________________________________________________________
NILAI
LEMBAR KERJA SISWA Soal Evaluasi Formatif Pertemuan 3 Nama : __________________ Kelas :___________________ No Absen: _______________
1. Apa judul cerita yang kalian simak tadi? Jawab ________________________________________________________________________ 2. Dimanakah latar tempat terjadinya cerita tersebut? Jawab ________________________________________________________________________ 3. Bagaimana sikap dari Putri Kasih dan Aura? Jawab ________________________________________________________________________ 4. Mengapa Aura sangat senang saat ayah dan bundanya akan pergi dalam waktu yang lama? Jawab ________________________________________________________________________ 5. Apa yang Kasih katakan pada saat Kakanya ingin mengambil banyak uang Raja? Jawab ________________________________________________________________________ 6. Untuk apa dan akan di bawa kemana uang Raja yang telah di ambil oleh Aura ? Jawab ________________________________________________________________________ 7. Mengapa Aura bisa terkunci di dalam sebuah gubuk? Jawab ________________________________________________________________________ 8. Siapa yang datang menolong Aura saat ia terkunci di dalam gubuk? Jawab ________________________________________________________________________ 9. Bagaimana sikap Aura setelah berhasil keluar dari gubuk? Jawab ________________________________________________________________________ 10. Tuliskan amanat atau nasihat yang bisa kita ambil dari cerita tersebut? Jawab ________________________________________________________________________ NILAI
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KISI-KISI INSTRUMEN TES UJI COBA Jenis Sekolah Mata Pelajaran Kurikulum Jumlah Soal Bentuk Soal Penyusun
Standar Kompetensi Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
: MI : Bahasa Indonesia : KTSP : 40 : Pilihan Ganda : Suci Kurniawati
Kompetensi Dasar Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang di sampaikan secara lisan
Materi Pokok
Nomor Soal
Soal
17, 31
2
7, 40
2
2, 4, 6, 8, 14, 16, 23, 30, 38
9
3, 15
2
18, 19, 27, 33, 35, 39
6
24, 26
2
5, 13, 21, 25, 32
5
9, 29
2
Siswa dapat menyebutkan isi atau peristiwa yang sesuai alur cerita Alur yang disampaikan
1, 8, 9, 25, 26, 27
6
Siswa dapat menentukan amanat dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat mengidentifikasikan tindakan yang sesuai dengan Amanat amanat cerita yang disampaikan
10
1
20, 22, 28
3
Indikator Siswa dapat menyebutkan tema yang sesuai dengan cerita yang disampaikan Siswa dapat menyimpulkan isi cerita yang disampaikan
Tema
Siswa dapat menyebutkan tokoh yang sesuai dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menyebutkan sikap/watak yang sesuai pada tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat membedakan sifat-sifat tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan tokoh yang patut ditiru dan tidak patut ditiru yang disampaikan Siswa dapat menentukan tempat sesuai kejadian dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan suasana yang sesuai dalam cerita yang disampaikan
Tokoh dan Penokohan
Setting/ Lattar
Kunci Jawaban InstrumenTes Uji Coba
1. C 2. B 3. C 4. A 5. B 6. C 7. B 8. A 9. B 10. B 11. B 12. C 13. B 14. B 15. B 16. B 17. B 18. B 19. C 20. B
21. A 22. C 23. B 24. B 25. C 26. C 27. C 28. A 29. A 30. B 31. B 32. B 33. C 34. C 35. A 36. C 37. B 38. B 39. C 40. B
KISI-KISI INSTRUMEN TES SOAL POSTTEST Jenis Sekolah Mata Pelajaran Kurikulum Jumlah Soal Bentuk Soal Penyusun
: MI : Bahasa Indonesia : KTSP : 30 : Pilihan Ganda : Suci Kurniawati
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
Mengomenta ritokohtokoh cerita anak yang di sampaikan secara lisan
Indikator Siswa dapat menyebutkan tema yang sesuai dengan cerita yang disampaikan Siswa dapat menyimpulkan isi cerita yang disampaikan Siswa dapat menyebutkan tokoh yang sesuai dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menyebutkan sikap/watak yang sesuai pada tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat membedakan sifatsifat tokoh dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan tokoh yang patut ditiru dan tidak patut ditiru yang disampaikan Siswa dapat menentukan tempat sesuai kejadian dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat menentukan suasana yang sesuai dalam cerita yang disampaikan
Materi Pokok/
Nomo r Soal
Soal
14,22
2
6, 30
2
Tema
2, 5, 4 12, 28 3, 13
2
Tokoh dan Penokohan 15, 20, 4 24, 29
Setting/ Lattar
18, 19
2
4, 11, 23
3
7,
1
Siswa dapat menyebutkan isi atau peristiwa yang sesuai alur Alur cerita yang disampaikan
1, 8, 9, 25, 26, 6 27
Siswa dapat menentukan amanat dalam cerita yang disampaikan Siswa dapat mengidentifikasikan tindakan yang sesuai dengan Amanat amanat cerita yang disampaikan
10
1
16, 17, 21
3
SOAL POSTTEST INSTRUMENTES NAMA : ____________________ KELAS : ____________________ NO ABSEN :__________________ 1. Dalam cerita “Dua Kancil dan Tikus” alasan Manggut mencuri makanan Kanca karena.......... a. Manggut menyukai makanan Kanca b. Manggut lupa memcari makan di hutan c. Manggut malas mencari makan 2. Dalam cerita “Dua Kancil dan Tikus” yang Manggut tuduh sebagai pencuri adalah........ a. Kanca b. Tikus c. Kucing 3. Sikap Manggut ketika Kanca bertanya kepadanya tentang makanan Kanca yang hilang adalah.... a. Dia mengakui bahwa dia yang telah mengambil makanan Kanca b. Dia berterimaksih kepada Kanca c. Di berbohong kepada Kanca 4. Dalam cerita “Dua Kancil dan Tikus” kemana Kanca menyuruh Tikus mengambil makanan..... a. Ke rumah Kanca b. Ke pinggir sungai c. Ke pinggir danau 5. Dalam cerita “Gagak yang malang” hewan yang bertemu dengan Gagak di jalan dekat Goa adalah........ a. Kupu-kupu b. Angsa c. Harimau 6. Dalam cerita “Dua Kancil dan Tikus” Pada akhirnya Manggut menyadari kesalahannya karena......... a. Kanca pergi meninggalkanya b. Merasa bersalah pada Kanca dan Tikus c. Tikus dan kanca membencinya 7. Suasana yang terjadi ketika Gagak sedang menyendiri diatas pohon setelah bertemu para hewan adalah........ a. Menyenangkan b. Menyedihkan c. Mengagumkan 8. Dalam cerita “Gagak yang malang” apa yang menyebabkan Gagak pergi menyendiri ke atas pohon untuk merenung dan menangis....... a. Karena ia di usir oleh keluargnya b. Karena ia merasa putus asa c. Karena ia merasa bosan
9. Dalam cerita “Dua Kancil dan Tikus” apakah yang terjadi pada Manggut saat Tikus berteriak meminta tolong saat di pinggir sungai.................. a. Tikus terjerat perangkap Manggut b. Manggut terjerat perangkap yang dibuatnya c. Tikus dan Mnggut berhasil mendapatkan makanannya. 10. Amanat yang dapat diambil dari cerita “Dua Kancil dan Tikus adalah ..... a. Kita harus saling tolomg menolong b. Kita harus rajin belajar c. Kita harus berbuat jujur kepada siapapun 11. Peristiwa dalam cerita “Gagak yang Malang” dimanakah Gagak dan Angsa bertemu...... a. Di Sungai b. Di Danau c. Di Atas Pohon 12. Dalam cerita “Gagak yang Malang” hewan apa saja yang telah menghina Gagak....... a. Kupu-kupu dan Angsa b. Angsa dan Harimau c. Harimau dan Kupu-kupu 13. Dalam cerita “Gagak yang Malang” sikap Gagak ketika di hina oleh hewan lain adalah ........... a. Gagak marah kepada mereka b. Gagak memilih diam dan memaafkan mereka c. Gagak berniat membalas mereka. 14. Tema dalam cerita “Gagak yang Malang” adalah mengisahkan tentang ............ a. Pengalaman b. Persahabatan c. Kekeluargaan 15. Dalam cerita “Gagak yang Malang” Sikap kupu-kupu kepada Gagak adalah ........... a. Sombong karena menghina Gagak b. Baik karena mau menasihati Gagak c. Angkuh karena tak ingin berteman dengan Gagak 16. Terhadap teman yang sedang dalam kesedihan, seharusnya kita..... a. Meninggalkannya b. Menghiburnya c. Mengejeknya 17. Semua yang diberikan Tuhan kepada kita, harus kita...... a. Meyesalinya b. Merusaknya c. Mensyukurinya 18. Sifat tercela yang tidak boleh kita tiru dalam cerita “Kisah Gagak yang Malang” adalah...... a. Serakah b. Suka Menghina c. Boros 19. Dalam cerita “Kisah Gagak yang Malang” jangan meniru sikap Angsa dan Harimau karena....... a. Sombong dan baik b. Serakah dan suka menghina c. Sombong dan suka menghina 20. Dalam cerita “Putri Kembar yang Berbeda” sikap Puteri Aura adalah....
a. Penyayang dan baik hati b. Serakah dan suka menolong c. Serakah dan sombong 21. Akibat dari sifat serakah Kecuali ........ a. Disukai teman b. Merugikan diri sendiri c. Tidak disukai teman 22. Tema dalam cerita “Putri kembar yang Berbeda” adalah mengisahkan tentang ......... a. Perdamaian b. Kekeluargaan c. Persahabatan 23. Dalam cerita “ Putri kembar yang Berbeda” Nama kerajaan Puteri Aura dan Kasih adalah.... ..... a. Kerajaan Melati mawar b. Keraaan Melati wangi c. Kerajaan Harum melati 24. Dalam cerita “Putri kembar yang Berbeda” yang termasuk sifat Putri Kasih adalah........... a. Baik dan serakah b. Angkuh dan sombong c. Baik dan penolong 25. Dalam cerita “ Putri kembar yang Berbeda” alasan Puteri Aura mengambil uang sang Raja adalah..... a. Karena ia ingin menabung b. Karena ia ingin menolong orang c. Karena ia ingin berbelanja 26. Dalam cerita “Putri kembar yang Berbeda” alasan Putri Aura bisa berada dalam gubuk adalah............ a. Karena ia ingin beristirahat b. Karena ia sedang bersembunyi c. Karena ia telah dirampok 27. Setelah berhasil keluar dari gubuk Putri Aura akhirnya........... a. Marah kepada Putri Kasih b. Meminta maaf kepada adiknya c. Membalas dendam kepada perampok 28. Dalam cerita “Putri kembar yang Berbeda” yang datang pertama kali untuk membantu Putri Aura adalah....... a. Raja dan Ratu b. Putri Kasih c. Para pengawal 29. Dalam cerita “ Putri kembar yang Berbeda” sikap putri Kasih yang patut kita contoh adalah.... a. Sombong dan pemarah b. Penolong dan penyayang c. Pemarah dan penolong 30. Akhir dari cerita “ Putri kembar yang Berbeda” adalah.... a. Akhirnya Putri Aura dibenci oleh adik dan keluarganya b. Akhirnya Putri Aura menyesali dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahanya c. Akhirnya Putri Aura di marahi oleh Ayah dan Bundanya
Kunci Jawaban Instrumen Tes Soal Posttest
1. C 2. B 3. C 4. B 5. C 6. B 7. B 8. B 9. B 10. C 11. B 12. B 13. B 14. B 15. B
16. B 17. C 18. B 19. C 20. C 21. A 22. B 23. B 24. C 25. C 26. C 27. B 28. B 29. C 30. B
Lampiran Teks Cerita pada setiap Perlakuan Perlakuan 1 : Dua kancil dan tikus Di sebuah hutan hiduplah dua ekor Kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara. Manggut adalah sang kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca adalah kancil yang cerdas, rajin dan baik hati. Sedangkan Manggut adalah kancil pemalas, suka berbohong dan suka menjahili teman. Pada suatu pagi di bawah pohon tempat Kanca dan Manggut tinggal, Manggut merasa sangat kelaparan akan tetapi tetapi ia malas mencari makan. Manggut ingat bahwa semalam Kanca sudah pergi mencari makanan dan meletakan makanannya tidak jauh dari tempat Manggut beristirahat, Akhirnya karena Kanca sedang tidak ada dia pun mencuri semua makanan Kanca tersebut. Manggut
: Aku lapar sekali tapi aku malas mencari makanan ke tengah hutan, mungkin lebih baik aku makan saja semua makanan Kanca, biyar saja nanti diayang mengambil lagi.
Beberapa saat kemudian Kanca kembali dan dia bertanya kepada Manggut ada diman makanannya. tetapi Manggut menuduh bahwa makanan Kanca telah dicuri tikus. Kanca
: Kak semua makannanku yang semalam sudah aku kumpulkan ada dimana kak kenapa tidak ada, Apakah kakak melihatnya?
Manggut
: Tadi pagi setelah kau meninggalkan makanan itu aku melihat bahwa ada seekor Tikus datang ketempatmu dan memakan semua makananmu yang semalam kau cari.
Kanca
: Ah, mana mungkin dimakan Tikus!
Manggut
:Iya, kok! Masa sama kakaknya sendiri tidak percaya!
Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Akhirnya Kanca memanggil tikus untuk menemuinya. Kanca
: Tikus, apakah kamu yang mencuri makananku?
Tikus
: Hah? Mencuri? melihat saja aku belum pernah!
Manggut
: Ah, si Tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca Dia pasti berbohong, jangan mempercayinya
Kanca
:Ya, sudahlah! Tikus, karena kata kakak ku kau telah mengambil makananku sebagai gantinya tolong ambilkan aku lagi makanan dari seberang sungai sana, semalam aku juga mengambil makanan dari sana, kok!
Karena tidak ingin bertengkar kepada Kanca maka tikus menerima permintaan Kanca untuk mencari makan. Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai meskipun sebenarnya Tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan Kanca. Sementara itu, di bagian sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang perangkap tikus agar tikus terperangkap. Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, namun tikus melihat perangkap itu. Tikus yakin kalau perangkap itu dipasang oleh Manggut. Namun tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura tenggelam dalam sungai. Tikus
: Aaa... Manggut, tolong aku...! teriak tikus.
Mendengar itu Manggut segera menghampiri Tikus. Tikus meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apaapa akhirnya Manggut mengantarkan Tikus ke seberang sungai. Sesampai di seberang sungai Tikus meminta Manggut untuk menemani Tikus mengambil makanan karena tubuh Tikus lemas. Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus yang sudah ia pasang sendiri. Manggut
: Aaaah kakiku sakit.
Tikus
: Lihatlah Manggut itu hasil ulahmu, sehingga kamu sendiri yang merasakannya.
Manggut
: Iya Tikus Maafkan aku kerena sudah berniat jahat kepadamu tapi akhirnya aku sendiri yang rugi.
Tikus
: Iya baiklah aku akan memafkanmu tapi kau juga harus meminta maaf kepada adik mu Kanca karena kamu telah berbohong kepadanya.
Manggut
: Baik Tikus aku akan meminta maaf kepada Kanca dan aku akan mencarikanya lagi makanan yang telah akau habiskan tadi pagi.
Akhirnya Manggut menyesali perbuatan buruknya dan ia berjanji tidak akan mengulangi kesalah yang sama lagi.
Perlakuan 2: Gagak yang malang Alkisah pada suatu hari ada seekor burung Gagak sedang berterbangan melintasi Hutan. Dia sedang sedih karena baru saja diusir oleh kawanannya dan orang tuanya entah di mana. Ia hidup sebatang kara. Di dekat danau, ia bertemu dengan seekor Angsa. Burung Gagak menyapa Angsa yang sedang berenang di danau itu. Gagak
: Hai Angsa, apa yang sedang kau lakukan?.
Angsa
:Tidakkah kau lihat aku sedang berenang, wahai Gagak yang jelek! Sudahlah kau Jangan memandangku seperti itu. Aku tahu kau iri dengan keindahan buluku kan. Karena buluku putih, bersih,dan indah, tidak seperti kau yang hitam dan kusam seperti itu. Ejek Si Angsa kepada Gagak.
Di hina seperti itu Burung Gagak merasa sangat sedih sehingga Ia terbang meninggalakan Angsa dan mencari kawan baru. Di depan sebuah gua, ia bertemu dengan Harimau. Harimau
: Hei Gagak jelek! Minggir kau Jangan menghalangi jalanku atau kau ku gigit kau nanti!. kata si Harimau dengan sombong.
Ketika di perlaukan seperti itu Gagak menjadi semakin sedih dan hampir berputus asa namun meski begitu dia tidak berniat ingin membalasnya. Dia lebih memilih menyendiri pergi menuju ke sebuah pohon untuk merenung. Dia Hinggap dan bertengger di pohon. Ia merenung dan menagis disana, kemudianbeberapa saat kemudian seekor kupu-kupu datang mendekatinya. Gagak
: Jangan menghampiriku kalau kau juga hanya ingin mengejekku.
Kupu-kupu
: Wajahnya murung. “Kenapa kau murung? Terbang dan bermainlah bersamaku.
Gagak
: Aku malu
Kupu-kupu
: Kenapa kau malu?
Gagak
: Sayapmu indah. Sangat indah. Bercorak dan Warna-warni, aku merasa rendah di hadapan kalian, tidak sepertiku yang jelek dan hitam tak ada sesuatu dariku yang bisa dibanggakan.
Kupu-kupu
: Tidak gagak kau tidak boleh berkata seperti itu mungkin menurut mereka kau hitam dan tidak indah tapi kau mempunya hati yang
putih dan baik, kau tidak membalas mereka meski mereka telah menghinamu dan menjelekmu. Gagak
: Tapi aku malu dengan tubuh seperti ini, sehingga tidak ada yang mau berteman denganku.
Kupu-kupu
: Jangan malu Gagak, aku juga dulu begitu. Tahukah kau, aku dulu hanya seekor ulat menjijikkan. Dan kini aku telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu indah yang disukai banyak orang. Namun setelah aku berubah menjadi kupu-kupu yang cantik hidupku tak akan lama lagi, entah beberapa saat lagi sayap dan tubuhku yang kecil ini tak bisa bertahan lama, tak sepertimu yang kuat,
Gagak
: Benarkah kupu-kupu?
Kupu-kupu
: Iya Gagak, Percayalah di setiap kekurangan pasti ada kelebihan walau sekecil apa pun itu.
Gagak
: Kau benar kupu-kupu aku salah karena tidak bersyukur dengan keadaanku saat ini, Trimakasih kupu-kupu kau telah menasihatiku. Akhirnya gagak dan kupu-kupu menjadi sahabat baik. Selesai.
Perlakuan 3: Putri Kembar yang Berbeda Di suatu Negeri yang indah terdapat sebuah kerajaan yang megah bernama kerajaan Melati Wangi. Kerajaan iti dipimpin oleh Raja yang bijaksana dan Ratu yang cantik, mereka memiliki sepasang putri yang kembar bernama putri Aura dan putri Kasih, meskipun mereka kembar namun mereka memiliki sikap yang sangat berbeda, sang kakak Aura memiliki sikap yang sombong, boros dan malas namun berbeda dengan putri Kasih sang adik dia memiliki sikap yang sangat baik hati, rajin, suka menolong dan cerdas. Meskipun sang kakak putri Aura memiliki sikap yang buruk namun Kasih tetap sayang kepada kakaknya, setiap sesuatu barang yang diberikan ayah dan bundanya kepada Kasih pasti langsung di minta lagi oleh putri Aura sang kakak. Kasih sangat menyukai musik sehingga ayah dan bundanya suka membelikannya alat musik, berbeda dengan Aura dia hanya suka bermain dan berbelanja saja sehingga dia sering sekali meminta uang kepada ayahnya untuk menghabiskannya dengan membeli barang-barang yang tidak berguna. Pada suatu ketika ayah dan ibunya mendapat undangan bahwa ada kerajaan lain yang menginginkan kedatangan mereka sehingga mereka harus pergi meninggalkan kerajaan Melati Wangi untuk beberapa saat, serta terpaksa meninggalkan kedua putrinya. Raja
: Wahai anak-anakku kemarilah, ada hal penting yang akan ayah bicarakan kepada kalian.
Kasih
:Iya ayah ada apa, apa yang akan ayah bicarakan?
Ratu
: Iya nak, ayah dan bunda meminta maaf kepada kalian karena kami harus pergi meninggalakan kalian berdua utnuk beberapa hari kedepan, karena ada tugas yanag harus kami selesaikan di Kerajaan lain.
Putri Aura
: Haaah Ayah dan Bunda mau pergi kemana, dan berapa lama kalian pergi, apakah itu beerarti di Kerajaan ini hanya ada Aku dan Kasih yang menggantikan posisi kalian?
Raja
: Iya nak kami akan pergi 10 hari itu kamu harus menjaga istana ini dan adikmu ya Aura, karena bagaimanapun juga kau lah yang lebih tua dari Kasih
Putri Aura
:Baik ayah aku akan menjaga istana dan adik ku ini.
Keesokan harinya Raja dan Ratu pun pergi bersama pengawal nya. Putri Aura
: Yeay Ayah dan bunda sudah pergi dalam waktu yang lama, sehingga sekarang aku yang berkuasa di Istana ini, aku bisa sepuasnya menggunakan uang ayah dan bunda untuk berbelanja pakaian, perhiasan dan mainan ke Pasar di tengah Kota.
Mendengar seperti itu Kasih yang sedang bersamanya berkata Putri Kasih
:Apa yang kakak katakan? kau akan menggunakan uang ayah dan bunda?
Puri Aura
: Iya memang kenapa itu kan uang Ayah kita, jadi aku bisa bebas menggunakanya.
Puti Kasih
: Kau tidak boleh seperti itu kak jika tanpa izin dari mereka kau tidak boleh menggunakannya, kita harus menjaga istana ini dengan baik dan menolong rakyat yang sedang kesusahan bukan malah menggunakan uang ayah untuk hal yang tidak berguna.
Putri Aura
: Sudahlah Kasih kau diam saja itu bukan urusanmu aku yang lebih tua jadi kau harus menurutiku.
Beberapa saat kemudian Keserakan Aura sampai ketelinga Rakyatrakyatnya sehingga membuat rakyat kecewa dengan sikap putri Aura. Pada suatu hari putri Aura menggambil banyak uang yang ada di Ruangan sang raja dan dia segera pergi membawa uang itu untuk di belanjakan ke pasar di tengah Kota. Namun pada saat di tengah jalan menuju ke Kota dia bertemu dengan beberapa perampok yang sudah mengikuti dia sejak ia dari Istana, dan salah satu perampok berkata. Perampok : Hai Putri serahkan semua harta yang kau bawa itu atau kami akan membunuhmu. Putri Aura
: Jangan ambil uangku ini, uang ini adalah milik ayahku.
Namun perampok tersebut tidak menghiraukan Aura hingga mereka merebut semua uangnya kemudia membawa Putri Aura ke sebuah gubuk tua yang ada di dekat hutan dan menguncinya disana. Pada saat Aura di dalam gubuk ia menyesali perbuatanya. Putri Aura
: Ayah maafkan aku karena telah membuat uang mu di rampok, maafkan aku juga Kasih karena tidak mendengarkan nasihatmu, aku menyesal telah berbuat seperti ini.
Di kerajaan Kasih sangat menghawatirkan dan akhirnya kesokan harinya ia pergi mencari kakaknya ke Kota. Ditengah Jalan ia mendengar suara orang meminta tolong. Dia mencari sumber suara tersebut dan ternyata itu adalah suara Aura yang sedang minta tolong untuk di bukankan pintu gubuk nya. Putri Kasih menyadari bahwa itu adalah suara putri Aura dan akhirnya dia mencari cara untuk mengeluarkan kakaknya dari dalam gubuk. Putri Kasih
: Kaka ternyata kau di dalam gubuk ini, apa yang terjadi kak, baik kak tunggu di situ akan akan meninta tolong kepada orang-orang di sekitar sini untuk membukanya.
Putri Aura
: Baik Kasih aku akan menunggumu, tolong aku dan cepatlah cari bantuan. Jawab Aura dari dalam gubuk.
Beberapa saat kemudian akhirnya Puteri Aura bisa di keluarkan dari Gubuk Dan Aura berterima kasih kepada adiknya karena telah menolongnya. Dia menceritakan semua nya kenapa dia bisa terkunci di dalam gubuk itu. Dia berjanji mau menjadi anak yang baik dan tidak akan mengulangi kesalahanya lagi dan akhirnya meraka kembali ke kerajaan dan Ayah dan bundanya pun mau memaafkan Aura karena dia telah berubah menjadi puteri yang lebih baik.
Media Wayang Kartun
Tokoh Wayang Kartun Cerita Perlakuan 1 “Kisah dua Kancil dan Tikus”
Tokoh Wayang Kartun Cerita Perlakuan 2 “Kisah Gagak yang Malang”
Tokoh Wayang Kartun Cerita Perlakuan 3 “Kisah Putri Kembar yang Berbeda”
Foto Dokumentasi Kelas Eksperimen
Suasana saat guru sedang menyampaikan cerita dengan menggunakan wayang kartun.
Suasana saat peserta didik sedang menyimak cerita .
Suasana saat peserta didik sedang menyimak cerita .
Suasana saat peserta didik sedang mengerjakan soal evaluasi di akhir perlakuan.
Foto Dokumentasi Kelas Kontrol
Suasana saat peserta didik sedang menyimak cerita.
Suasana saat peserta didik sedang mengerjakan soal evaluasi diakhir perlakuan.
Suasana saat peserta didik sedang mengerjakan soal evaluasi diakhir perlakuan.
DATA NILAI KELAS KONTROL
No
Nama
Nilai Awal
Nilai Formatif Pertemuan 1
Nilai Formatif Pertemuan 2
Nilai Formatif Pertemuan 3
Posttest
1
Adn
53
40
65
70
73
2
Adh
67
50
85
90
90
3
Afr
83
80
70
4
Ahm
87
45
75
80
100
5
Ajds
70
-
50
90
70
6
Auf
87
75
85
95
93
7
Alk
73
55
75
90
78
8
Brln
83
90
85
60
90
9
Fni
73
65
80
80
87
10
Frsy
53
50
-
60
80
11
Ghzn
83
55
65
45
90
12
Hfdz
47
85
55
55
47
13
Hlmn
63
55
60
60
67
14
Kysa
70
75
65
60
83
15
Lntng
80
45
75
45
87
16
Ltfi
77
65
65
55
97
17
Arkn
57
75
80
90
73
18
Azk
33
60
75
60
40
19
Mbgs
73
60
80
65
70
20
Mdst
67
90
75
-
83
21
Mnfl
77
60
60
50
80
22
Mrdo
73
65
65
55
87
23
Mrzk
63
93
75
60
93
24
Muln
70
87
75
65
83
25
Nsyw
87
90
90
75
87
26
Nyyf
73
83
70
80
80
27
Rngg
67
77
95
65
73
28
Snno
53
63
70
50
63
29
Zhra
80
80
80
80
77
30
Zka
83
90
90
95
90
90
DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN No
Nama
Nilai Awal
Nilai Formatif Pertemuan 1
Nilai Formatif Pertemuan 2
Nilai Formatif Pertemuan 3
Posttest
1
Asy
50
95
85
50
90
2
Alyh
57
95
85
57
90
3
Arl
83
95
80
83
100
4
Arj
67
95
70
67
80
5
Arrs
53
65
60
53
100
6
Athn
73
100
85
73
97
7
Atik
87
95
95
87
97
8
Bgs
77
95
90
77
93
9
Byu
63
95
90
63
67
10
Dnia
53
80
80
53
77
11
Fzlfi
73
90
100
73
83
12
Fzazrh
77
80
95
77
87
13
Frl
63
75
63
73
14
Gge
77
90
95
77
97
15
Ibn
83
100
90
83
93
16
Isl
67
90
100
67
70
17
Krn
67
85
80
67
76
18
Knz
53
95
85
53
83
19
Abi
70
85
85
70
87
20
Akml
73
80
90
73
83
21
Rsy
87
90
85
87
100
22
Rfq
77
95
75
77
97
23
Nda
67
90
80
67
87
24
Nkhl
87
95
100
87
97
25
Nrazm
53
95
80
53
70
26
Rra
83
100
95
83
97
27
Rvn
63
100
90
63
90
28
Sfrn
87
100
100
87
93
29
Zhw
87
90
95
87
97
30
Zlfm
73
90
90
73
93
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Eksperimen) Hari / Tanggal : Rabu, 20 April 2016 : III A
Kelas
Pertemuan ke : 1 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
Kriteria 3 2 √
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
√
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
√
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
√
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
1
√ √
√ √ √ √ 30
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
75%
x 100%
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Eksperimen) Hari / Tanggal : Rabu, 27 April 2016 Kelas
: III A
Pertemuan ke : 2 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Kriteria 3 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 32
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
80%
x 100%
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Eksperimen) Hari / Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016 Kelas
: III A
Pertemuan ke : 3 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
x 100%
Kriteria 3 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 87,5 %
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Kontrol) Hari / Tanggal : Rabu, 20 April 2016 Kelas
: III B
Pertemuan ke : 1 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
Kriteria 3 2
1
√
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
√
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
√
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
x 100%
√ √ √ √
√ √ √ 42,5%
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Kontrol) Hari / Tanggal : Rabu, 27 April 2016 Kelas
: III B
Pertemuan ke : 2 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
Kriteria 3 2
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
√
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
√
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
x 100%
1
√ √ √ √ √
√ √ √ 50%
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA (Kelompok Kontrol) Hari / Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016 Kelas
: III B
Pertemuan ke : 3 PETUNJUK BerilahTanda (√) pada kotak kriteria yang tersedia !
No
Aspek yang diamati
4
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak
4
Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan.
5
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak.
7
Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
9
Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur
10
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
8
Nilai yang diperoleh Jumlah Nilai =
Total nilai keseluruhan
x 100%
Kriteria 3 2
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 60%
Keterangan : 4 = Sangat Baik
3= Baik
2 = Cukup
1= Kurang Tangerang Selatan, ........................................ Observer
Suci Kurniawati
LEMBAR WAWANCARA TANGGAPAN GURU TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK MELALUI MEDIA WAYANG KARTUN SETELAH PELAKSNAAN TINDAKAN
Pewawancara
: Suci Kurniawati
Responden
: Ibu Siti Hotimah S.Fil.I
Jabatan
: Guru Kelas
Tempat
: MI Jam’iyyatul Khair
Hari/Tanggal
: Sabtu 14, Mei 2016
1. Menurut ibu apakah media pembelajaran wayang kartun cocok dan sesuai digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menyimak cerita anak untuk siswa kelas III? Jawab: Ya, menurut saya sudah sangat cocok dan sesuai jika media wayang kartun ini di terapkan di kelas III karena pada usia anak kelas III ini anak-anak masih berpikir kongkrit masih memerlukan sesuatu yang objek yang nyata untuk bernaral sehingga bisa menunculkan daya tarik dan perhatian mereka.
2. Menurut ibu apakah ada perubahan yang dialami siswa setelah peneliti menggunakan media wayang kartun dalam pembelajaran menyimak? Jawab: Ya, saya melihat perubahan yang cukup bagus, ketika pembelajaran menyimak cerita menggunkan media wayang kartun anak-anak terlihat lebih antusias dalam mendengarkan cerita, mereka lebih fokus terhadap apa yang disampaikan guru karena media sudah menrik perhatian mereka.
3. Menurut ibu apakah peserta didik menjadi senang ketika pemebelajaran aspek menyimak cerita anak ini menggunakan media wayang dalam menyampaikan cerita anak? Jawab: Ya, mereka sangat senang karena media tersebut merupakan media yang baru bagi mereka, dan ditambah lagi dengan media tersebut membuat meteka penasaran akan
gambaran dari tokoh-tokoh cerita selanjutnya. Bahkan terlihat juga mereka ingin sekali menggunkan media tersebut layaknya guru yang sedang bercerita didepan kelas. 4. Menurut ibu apakah dengan dengan media wayang kartun aktivitas siswa dalam menyimak cerita menjadi meningkat? Jawab: Ya, aktivitas menyimak siswa lebih meningkat, anak-anak lebih fokus menyimak apa yang disampaikan guru, meskipun masih ada beberapa siswa yang terkadang tidak memperhatikan. 5. Menurut ibu apakah kekurangan dan yang perlu diperbaiki peneliti dalam menggunakan media wayang kartun pada pemebelajaran menyimak cerita anak? Jawab: Tidak ada hal besar yang perlu diperbaiki sudah cukup baik hanya saja dalam menyampaikan cerita harus lebih mengeskplor kata-kata nya dan suara dalam bersecita harus lebih jelas dan lantang.
1. Uji Normalitas nilai keadaan awal Eksperimen dan Kontrol A. Normalitas nilai awal Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai Awal
df
,138
Shapiro-Wilk Sig.
30
Statistic
,153
df
Sig.
,927
30
,040
a. Lilliefors Significance Correction
B. Normalitas nilai Awal Eksperimen Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai Awal
df
,111
Shapiro-Wilk Sig.
30
Statistic
,200
*
df
Sig.
,928
30
,043
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Normalitas hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol A. Normalitas hasil Posttets Eksperimen Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai Posttest
df
,158
Shapiro-Wilk Sig.
30
,054
Statistic
df
,886
Sig. 30
,004
a. Lilliefors Significance Correction
B. Normalitas hasil Posttest Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Nilai Posttest
,132
a. Lilliefors Significance Correction
df
Shapiro-Wilk Sig.
30
,190
Statistic ,899
df
Sig. 30
,008
3. Uji Homogenitas nilai keadaan awal Eksperimen dan Kontrol
A. Uji Homogenitas hasil nilai keadaan awal Eksperimen dan Kontrol Test of Homogeneity of Variances Hasil Nilai Levene Statistic
df1
,113
df2 1
Sig. 36
,739
ANOVA Hasil Nilai Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
147,544
1
147,544
Within Groups
6136,167
36
170,449
Total
6283,711
37
F
Sig. ,866
,358
B. Uji Homogenitas hasil posttest Eksperimen dan Kontrol Test of Homogeneity of Variances Hasil Belajar (Posttest) Levene Statistic
df1
,891
df2 1
Sig. 58
,349
ANOVA Hasil Belajar (Posttest) Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
984,150
1
984,150
Within Groups
8088,433
58
139,456
Total
9072,583
59
F 7,057
Sig. ,010
4. Uji T Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Group Statistics Kelas Hasil Belajar (Posttest)
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
30
88,13
9,881
1,804
Kontrol
30
80,03
13,464
2,458
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Hasil
Equal variances
Belajar
assumed
(Posttest)
Equal variances not assumed
,891
Sig. ,349
t-test for Equality of Means
t
df
2,65 7
58
2,65
53,2
7
15
Std.
95% Confidence
Mean
Error
Interval of the
Sig. (2-
Differen
Differen
Difference
tailed)
ce
ce
,010
8,100
3,049
1,997
14,203
,010
8,100
3,049
1,985
14,215
Lower
Upper
LEMBAR VALIDASI DOSEN PEMBIMBING INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dra.Zikri Neni Iska, M.Psi
Intansi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jabatan
: Dosen Pembimbing
Telah membaca dan mempelajari instrumen penelitian observasi aktivitas guru yang disusun oleh Suci Kurniawati NIM. 1112018300008, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Maka saya memberikan penilaian untuk instrumen tersebut atas dasar kriteria penilaian sebagai berikut dengan objektif.
No
Aspek yang diamati
1
Siswa masuk kelas sesuai jam pembelajaran
2
Mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
3 4 5 6 7 8 9 10
Memperhatikan guru saat pembelajaran menyimak cerita anak Siswa fokus dan konsentrasi saat guru menjelaskan. Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran. Siswa tidak gaduh saat menyimak cerita anak. Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. Tidak menganggu teman dan tenang dalam menyimak cerita anak Mengerjakan tugas dengan jujur Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.
Kriteria 4
3
2
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Suci Kurniawati, lahir di Tangerang 04 Desember 1994. Putri Pertama dari pasangan Abdul Mukti dan Maswanah. Memiliki dua orang adik Farhan Kurniawan dan Ade Septian Najib. Penulis Beralamatkan di Jl. Pesantren, Ceger Raya, RT 004/03 No 57 Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Penulis pernah mengenyam pendidikan di TK Nurul Ikhlas Cipadu, yang lulus pada tahun 2002. Kemudian duduk dibangku Sekolah Dasar di MI Hadiqotunnasyiin Pondok Betung dan lulus pada tahun 2006. Lalu melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah pada tahun 2006-2009 di MTS Negeri 13 Jakarta. Belum cukup dengan ilmu yang didapat, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah pada tahun 2009-2012 di MAN 19 Jakarta dan pada Tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).