PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR KERTAS SEBAGAI MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON
YOFADZKA AKBAR
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat terhadap Kuat Tekan Beton adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Yofadzka Akbar NIM F44100058
ABSTRAK YOFADZKA AKBAR. Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat terhadap Kuat Tekan Beton. Dibimbing oleh SUTOYO dan MUHAMMAD FAUZAN. Kebutuhan akan tempat tinggal yang meningkat membuat kebutuhan akan bangunan-bangunan baru setiap harinya juga semakin bertambah. Pemanfaatan limbah kertas yang berlebih akan memberikan dampak baik yaitu untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan beton yang telah dicampur dengan bubur kertas. Berdasarkan tahapan pelaksanaan penelitian sebagaimana yang ditampilkan pada penelitian ini, hasil yang telah diperoleh melalui uji tekan pada sampel yang berumur 7, 14, dan 28 hari telah didapatkan data berupa grafik untuk materi uji bubur kertas. Hasil yang diperoleh dari uji tekan menunjukan adanya penurunan kekuatan terhadap beton yang telah ditambahkan dengan bubur kertas dengan hasil pada beton umur 7 hari rataan kekuatan yang didapat dari beton campuran 10% adalah 37.75kg/cm2, 7.5% adalah 52.25kg/cm2, 5% adalah 65.75kg/cm2, dan beton yang tidak dicampurkan bubur kertas adalah 60.25kg/cm2. Lalu rataan hasil pada beton umur 14 hari didapatkan hasil campuran bubur kertas 10% adalah 81kg/cm2, 7.5% sebesar 87.75kg/cm2, 5% sebesar 108.75kg/cm2, dan beton yang tidak dicampurkan bubur kertas sebesar 114.25kg/cm2. Kemudian hasil beton umur 28 hari didapatkan berturut-turut 10% adalah 85.75kg/cm2, 7.5% adalah 89.25kg/cm2, 5% adalah 107.25kg/cm2, dan tidak dicampurkan bubur kertas sebesar 146.75kg/cm2. Kata kunci: bubur kertas, kuat tekan, beton.
ABSTRACT YOFADZKA AKBAR.The Effect of Paper Pulp Use as a Fiber Material Towards Concrete Press Power. Supervised by SUTOYO and MUHAMMAD FAUZAN. The increased needs for residences make the needs for new buildings is also increasing everyday. The utilization of excess waste paper will give a good effect is to reduce the amount of the waste. This study aims to determine both of the advantages and disadvantages of concrete that has been mixed with pulp. Based on the implementation phase of the study as shown in this research, the results that have been obtained through a pressure test on samples aged 7, 14, and 28 days which from it have obtained the data in the form of graphs for pulp test material. The results have obtained from test shown that the strength of concrete was decreased with results at aged 7 days are 37.75kg/cm2, 52.25kg/cm2, 65.75kg/cm2, and 60.25kg/cm2 respectively at 10%, 7.5%, 5%, and 0%. And then at 14 aged are 81kg/cm2, 87.75kg/cm2, 108.75kg/cm2, and 114.25kg/cm2 respectively at 10%, 7.5%, 5%, and 0%. Then the results at aged 28 days are 85.75kg/cm2, 89.25kg/cm2, 107.25kg/cm2, 146.75kg/cm2 respectively at 10%, 7.5%, 5%, and 0%. Keywords: paper pulp, strength, concrete.
PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR KERTAS SEBAGAI MATERIAL SERAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat Terhadap Kuat Tekan Beton Nama : Yofadzka Akbar NIM : F44100058
Disetujui oleh
Sutoyo S. TP., M.Si Pembimbing I
Muhammad Fauzan S.T., M.T Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof. Dr Ir Budi Indra Setiawan, M.Agr Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah kuat tekan beton, dengan judul Pengaruh Penggunaan Bubur Kertas sebagai Material Serat terhadap Kuat Tekan Beton. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Sutoyo STP Msi dan Bapak Muhammad Fauzan ST MT selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman SIL 47, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014 Yofadzka Akbar
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
5
Bahan
5
Alat
5
Tahapan Prosedur Peneltian
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Hasil Pembahasan SIMPULAN DAN SARAN
8 13 14
Simpulan
14
Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
RIWAYAT HIDUP
23
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
Komposisi campuran beton kontrol Hasil uji kandungan lumpur Hasil uji kandungan pasir Hasil uji kandungan agregat kasar
8 9 9 10
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Tahap pelaksanaan penelitian (a) Sampel beton; (b) Cetakan yang digunakan Alat Universal Testing Machine Grafik hasil uji tekan beton umur 7 hari Grafik hasil uji tekan beton umur 14 hari Grafik hasil uji tekan beton umur 28 hari Grafik rataan presentasi bubur kertas Rataan berat beton
6 7 8 11 12 12 13 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Hasil uji tekan beton berumur 7 hari Hasil uji tekan beton berumur 14 hari Hasil uji tekan beton berumur 28 hari Grafik daerah gradasi agregat tembus kumulatif Grafik daerah gradasi agregat kasar tembus kumulatif Contoh perhitungan komposisi beton
16 17 18 19 20 21
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat, bangunan-bangunan baru setiap harinya bertambah. Akan tetapi kita dihadapkan oleh masalah baru yaitu tentang ketersediaan bahan bangunan. Setiap hari limbah kertas yang dihasilkan oleh kantor-kantor, industri, rumah tangga, industri kecil, pasar, supermarket, dan lainnya cukup besar. Selama ini pemanfaatan limbah kertas masih hanya sebatas keperluan untuk didaur ulang menjadi kertas pembungkus. Masih jarang yang memanfaatkannya untuk dijadikan barang jadi yang memiliki manfaat lebih. Pemanfaatan limbah kertas untuk didaur ulang pun tidak semuanya dapat dilakukan, masih terdapat seleksi daur ulang yang masih harus dilakukan. Salah satu alternatif pemanfaatan sebagai bahan bangunan adalah dengan mencampurkannya ke dalam campuran mortar atau beton menjadi papercrete (beton kertas). Kertas sendiri merupakan material yang terdiri atas seratserat selulosa, sehingga memungkinkan untuk dapat digunakan dalam campuran pembuatan beton sebagai agregat, di samping itu kertas akan memberikan bobot yang lebih ringan bila dibandingkan dengan beton biasa atau normal. Pemanfataan kertas sebagai campuran beton juga merupakan salah satu upaya penyelamatan lingkungan. Menurut Rahmadhon (2009), beton kertas merupakan suatu material yang terbuat dari campuran kertas dengan semen portland. Kertas yang digunakan adalah kertas bekas yang diolah menjadi bubur kertas dengan tujuan mempermudah proses pengadukan campuran. Kualitas dari suatu beton tergantung pada beberapa faktor antara lain adalah kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton yang dihasilkan maka akan semakin baik kualitasnya. Kekuatan tarik beton hanya sekitar seperduapuluh kekuatan tekannya. Sehingga sangatlah tidak efektif apabila beton dijadikan material pada elemenelemen struktur yang mengalami tegangan tarik (Murdock dan Brook, 1996). Dilihat dari ketersediaan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, maka secara teknis dan ekonomi penggunaan kertas sebagai campuran pembuatan beton akan sangat membantu mengatasi permasalahan yang ada. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari penambahan bahan kertas terhadap campuran beton. Sehingga nantinya akan didapatkan komposisi yang dapat menghasilkan kekuatan beton secara maksimal. Perumusan Masalah Uji tekan merupakan salah satu faktor yang berperan besar dalam hal struktur bangunan. Berbagai faktor dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton seperti komposisi yang akan digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap beton tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah: 1. Seberapa besar hasil uji tekan yang dihasilkan dengan komposisi bubur kertas 5%; 7.5%; dan 10%. 2. Bagaimana hubungan antara beton yang telah dicampur dengan bubur kertas dengan beton normal sebagai beton control. 3. Mengkaji aspek-aspek yang dapat mempengaruhi mutu beton.
2
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penambahan bubur kertas sebagai material serat. 2. Mengetahui pengaruh dari penambahan bubur kertas. 3. Mengetahui komposisi yang dapat menghasilkan kekuatan beton secara maksimal
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mengetahui bahan alternatif beton ringan. Selain itu juga dapat membantu mengatasi masalah lingkungan, terutama pengurangan limbah kertas yang ada.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pengujian yang dilakukan terhadap sifat-sifat beton untuk mengetahui berat volume serta kekuatannya dengan campuran bubur kertas sebagai bahan subtitusi semen sebanyak 5%; 7.5%; 10% dari jumlah semen, kemudian pengujian dilakukan pada hari ke-7, 14, 28. Pengujian dilakukan di Laboratorium Struktur IPB.
TINJAUAN PUSTAKA Beton Beton didefinisikan sebagai bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air tanpa tambahan zat aditif (PBI, 1971). Tetapi definisi dari beton kini sudah semakin luas, dimana beton adalah bahan yang terbuat dari berbagai macam tipe semen, agregat, abu terbang, dan lainlain. Beton sendiri merupakan salah satu material yang sering digunakan dalam suatu konstruksi. Wuryati (2001) juga menjelaskan bahwa beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Beton Kertas Beton kertas adalah suatu material bangunan yang dibuat dengan kertas daur ulang, pasir, dan semen. Metode ini telah dikembangkan di Inggris. Pembuatan bubur kertas dilakukan dengan merendam potongan kertas koran kemudian dihaluskan. Adapun pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara
3 tergantung kebutuhan. Ada beberapa macam beton kertas, antara lain adalah beton berserat atau fibercrete, fibercement, padobe, dan fidobe. Kertas koran lebih mudah dan lebih baik pengolahannya karena mudah menyerap air sehingga lebih mudah dibuat bubur kertas. Pada pembuatan beton yang telah dilakukan dengan memakai bubur kertas, perlu diperhatikan material pengikut yang tidak diinginkan seperti kertas yang masih terlihat, selotip, dan sebagainya seperti yang dikatakan Bagus (2010). Menurut Tri Mulyono (2004) beton kertas memiliki keistimewaan, selain ringan material ini dapat diproduksi sendiri tanpa perlu membeli di pabriknya. Bahkan material ini dapat dicetak atau dicor hingga disesuaikan kekuatannya sesuai dengan keingan dan kebutuhan. Disisi lain, kini terjadi pertentangan tentang penggunaan beton kertas sebagai material bangunan. Pihak yang menggunakannya memiliki alasan bahwa beton kertas merupakan salah satu material yang sangat ramah lingkungan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan beton kertas sesuai dengan kenyataan dalam uji coba yang akan dilakukan. Material Penyusun Beton Kertas Material penyusun beton kertas adalah material yang akan digunakan untuk membuat suatu beton dengan komposisi yang telah dihitung dengan benar. Material penyusun ini nantinya akan digunakan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan sebelumnya (Bagus, 2010). a. Semen Portland Semen portland adalah semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolisis ditambah dengan bahan yang mengatur waktu ikat (PBI, 1982). Bahan utama semen adalah batu kapur yang kaya akan kalsium karbonat dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral yang berbentuk pasir), alumunium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi (1550°C) sampai terbentuk campuran baru. Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Agar tak mengeras seperti batu, kemudian diberi bubuk gips dan dihaluskan hinggu berbentuk partikel-partikel kecil seperti bedak. Kadar kapur yang tinggi tetapi tidak berlebihan cenderung memperlambat pengikatan, tetapi menghasilkan kekuatan awal yang tinggi. Kekurangan zat kapur menghasilkan semen yang lemah, dan bilamana kurang sempurna pembakarannya dapat menyebabkan ikatan yang cepat (L.J Murdock dan K.M. Brook,1999). b. Agregat Halus Menurut Wuryati (2001) agregat halus sering disebut dengan pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian maupun hasil pemecahan. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat halus adalah agregat dengan besar butir kurang dari 4.75mm. Agregat halus mempunyai peran penting sebagai pembentuk
4 beton dalam pengendalian workability¸ kekuatan, dan keawetan beton dari mortar yang dihasilkan. Pasir sebagai agregat halus harus memenuhi gradasi dan persyaratan yang telah ditentukan. Agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: Batu, umumnya besar butiran lebih dari 40mm. Kerikil, untuk butiran antara 5 sampai 40mm. Pasir, untuk butiran antara 0.15 sampai 5mm. Adukan beton yang berdasar pada nilai slump yang besar , pengaruh itu tidak tampak karena agregat yang permukaan halus memerlukan jumlah air yang lebih rendah sehingga nilai FAS (Faktor Air Semen) rendah dan mengakibatkan kuat tekan beton lebih tinggi. c. Air Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang memenuhi syarat sebagai air minum, memenuhi syarat pula untuk bahan campuran beton. Tetapi tidak berarti air harus memenuhi persyaratan air minum. Jika diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan pemeriksaan secara visual yang menyatakan bahwa air tidak berwarna, tidak berbau dan cukup jernih. Kekuatan beton akan berkurang jika air mengandung kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya kotoran dapat mengurangi kekuatan beton sehingga beton belum memiliki kekuatan dalam umur 2-3 hari. Air dibutuhkan agar dapat terjadi proses hidrasi pada saat pengeringan beton. Penggunaan air yang terlalu banyak dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton. Disamping itu, air digunakan juga untuk merawat beton dengan cara pembasahan setelah proses pencetakan (Mulyono, 2004). d. Kertas Menurut Rahmadhon (2009) kertas bila dilihat dari material pembentuknya merupakan bagian dari rangkaian serat cellulose kayu, yang juga merupakan material berserat dan juga menjadi pembentuk utama dinding kayu tanaman hijau yang juga dapat menjadi bahan kain hingga kertas. Cellulose atau selulosa, merupakan polimer alam memiliki gugusan rantai yang terhubung dengan molekul gula yang terbentuk dari molekul-molekul yang lebih kecil. Gugusan rantai ini memiliki sifat ikatan yang kaku, mengkristal, stabil, dan sangat kuat. Inilah yang menjadikan hidrogen sebagai dasar dari kekuatan beton kertas. Ketika air sudah menguap dengan sempurna, maka akan terbentuk ribuan rongga-rongga kecil berisi udara. Inilah yang menyebabkan beton kertas sangat ringan dan sebagai insulator terbaik. Beton kertas juga memiliki kelebihan sebagai peredam bunyi yang sangat baik, lebih tahan terhadap api maupun jamur. Selain itu, karena memiliki masa yang ringan dan lebih fleksibel daripada batu atau beton
5 biasa, maka material beton kertas sangat cocok sebagai bahan tahan gempa. Beton kertas dapat digunakan untuk beberapa bentuk seperti blok, panel, dan plesteran.
e. Kuat Tekan Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air, dan berbagai jenis campuran. Perbandingan dari air semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton. Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekannya. Suatu jumlah tertentu air diperlukan untuk memberikan aksi kimiawi dalam pengerasan beton, kelebihan air meningkatkan kemampuan pekerjaan akan tetapi menurunkan kekuatan (C.G. Salmon, 1990).
Workability Workability merupakan tingkat kemudahan pengerjaan beton dalam pencampuran, pengangkutan, penuangan, dan pemadatan. Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan tingkat kekentalan atau keenceran adukan beton. Makin cair adukan maka makin mudah pengerjaannya. Untuk mengetahui kekentalan suatu adukan beton biasanya dilakukan dengan pengujian slump. Semakin tinggi nilai slump berarti adukan beton makin mudah untuk dikerjakan (Wuryati, 2001).
METODE Metode yang digunakan dalam proses penelitian ini terdiri dari studi literatur, pembuatan benda uji dan uji laboratorium. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dasar mengenai permasalahan yang akan diteliti. Literatur yang menjadi acuan berasal dari buku teks, karya tulis dan jurnal ilmiah. Pembuatan benda uji dan uji laboratorium dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Data-data yang dibutuhkan meliputi hasil kuat tekan benda uji. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor pada bulan Mei-Juli tahun 2014. Alat dan bahan yang digunakan antara lain agregat kasar dan halus, air, semen portland jenis I merk Holcim, bubur kertas koran, alat bantu, Universal Testing Machine, cetakan beton, saringan untuk agregat.
6 Tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahap pelaksanaan penelitian
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Agregat kasar dan halus Air Semen portland jenis I merk Holcim Bubur kertas Alat untuk memeras bubur kertas Alat bantu Universal Testing Machine Cetakan beton berbentuk kubus Saringan untuk agregat
7 Tahapan dan Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pada tahap ini segala bahan dan alat dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan percobaan. Segala material yang akan digunakan haruslah terlebih dulu sesuai dengan standar yang digunakan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan ketentuan yang ada. Proses ini juga menentukan dalam kualitas yang akan dihasilkan pada sampel. 2. Pembuatan Sampel Pembuatan sampel beton normal dilakukan terhadap cara DOE (Design of Environmental) berdasarkan SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal. Sampel beton normal dan beton serat yang dicampurkan dengan bubur kertas akan dibuat dan dilakukan pengecekan pada hari ke-7, 14, dan 28 hari dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm. Beton yang mengandung bubur kertas akan dibuat dalam beberapa komposisi seperti terlihat pada Gambar 2, sehingga dapat dilihat perbedaan yang ada diantara sampel tersebut dan kemudian akan didapatkan kelebihan dan kekurangannya.
(a) (b) Gambar 2. Tampilan (a) Sampel beton; (b) Cetakan yang digunakan
3. Pengujian Sampel Pengujian ini dilakukan dengan alat Universal Testing Machine. Alat ini merupakan sebuah mesin pengujian yang digunakan untuk menguji tegangan tarik dan kekuatan tekan bahan atau material, seperti terlihat pada Gambar 3. Universal Testing Machine dapat melakukan banyak uji tarik standar dan tes kompresi pada bahan, komponen, dan struktur. Cara penggunaan alat ini adalah dengan memberikan gaya tekan atau gaya tarik kepada bahan yang akan diujikan. Benda uji kemudian dipasang pada mesin penguji dengan gaya tekan dan gaya tarik yang akan semakin bertambah besar yang akhirnya akan menekan benda tersebut hingga mencapai titik maksimal.
8
Gambar 3. Alat Universal Testing Machine
4. Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengetahui perbandingan dari parameter-parameter yang dihitung selama penelitian dengan standar yang menjadi acuan. Analisis data dilakukan dengan studi literatur. Data yang diperoleh merupakan hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan setelah benda uji mencapai umur yang ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Beton kertas yang telah diuji telah dibagi menjadi beberapa jenis yaitu beton normal dimana beton ini yang akan dijadikan bahan acuan untuk jenis beton lainnya, lalu yang kedua adalah beton dengan komposisi substitusi bubur kertas terhadap semen sebanyak 5%, kemudian yang ketiga adalah beton dengan komposisi substitusi bubur kertas terhadap semen sebanyak 7.5%, dan yang terakhir adalah beton dengan komposisi substitusi bubur kertas terhadap semen sebanyak 10%. Hasil dari uji tekan beton yang telah dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik Sipil dan Lingkungan ditampilkan dalam bentuk tabel pada lampiran. Berdasarkan SNI 03-2834-2000, komposisi campuran beton kontrol yang diperoleh disajikan seperti pada Tabel 1, dan contoh perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 1. Komposisi campuran beton kontrol
Semen (gram) 1200
Pasir (gram) 2320
Kerikil (gram) 3950
Air (gram) 620
FAS 0.52
9 FAS Sebelum membuat sampel beton terlebih dulu ditentukan FAS (Faktor Air Semen) dimana didapatkan berdasarkan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor air semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia. FAS maksimum yang diizinkan adalah 0.6 berdasarkan persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus. FAS diperlukan agar nantinya beton yang akan dibuat sesuai dengan perkiraan kekuatan dengan yang telah direncanakan.
HASIL PENGUJIAN MATERIAL Pengujian terhadap agregat hasil yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar lumpur dan gradasi agregat halus. Hasil pengujian agregat halus disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil uji kandungan lumpur
Simbol G0 G1 G0 – G1
Keterangan Pasir sebelum dicuci Pasir setelah dicuci Selisih pasir sebelum dan setelah dicuci
Berat (gram) 100 89 11
Presentase kandungan lumpur = (G0-G1)/G0 x 100% Kandungan lumpur = 11/100 x 100% = 11% Kandungan lumpur dalam agregat halus tidak boleh lebih dari 5% menurut PBI 1971, berdasarkan perhitungan yang diperoleh kandungan lumpur dalam pasir adalah 11%, sehingga pasir harus dicuci terlebih dahulu. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan ayakan dengan hasil yang dapat dilihat dari Tabel 3 dan grafik dari hasil uji saringan pasir dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel. 3 Hasil uji saringan pasir
No. Saringan 4 8 16 30 50 100 200 Pan Total
Berat Tertahan (gram) 0 67 196 225 231 202 66 13 1000
Lolos (%) 100 93.3 73.7 51.2 28.1 7.9 1.3 0
10 Selanjutnya dilakukan uji saringan agregat kasar dimana hasil yang diperoleh akan ditampilkan pada Tabel 4 dan grafik dari hasil uji tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 4. Hasil uji saringan agregat kasar
Saringan (mm)
75 37.5 19 9.5 4.75 Pan Total
Berat Tertahan (gram) 0 9 371.5 505.5 106 8 1000
Kumulatif Berat tertahan (gram) 0 9 380.5 886 992 1000
Lolos (gram)
Lolos (%)
1000 991 619.5 114 8 0
100 99.1 61.95 11.4 0.8 0
UJI SLUMP Uji Slump merupakan uji yang harus dilakukan sebelum menuangkan adukan semen ke dalam cetakan. Seperti yang dijelaskan dalam SNI 03-1972-1990 yaitu metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan slump beton, selain itu juga disebutkan bahwa slump beton adalah besaran kekentalan/plastisitas dan kohesif dari beton segar. Metode ini dilakukan dengan cara melapisi cetakan dan pelat dengan minyak hal ini dilakukan untuk mencegah adukan menempel pada saat dilakukan pengujian. Kemudian pelat dan cetakan diletakkan dengan kokoh lalu adukan dituangkan ke dalam cetakan yang berbentuk kerucut dalam 3 bagian, setiap bagian akan ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali. Setelah adukan memenuhi cetakan sampai penuh, cetakan diangkat dan diukur seberapa jauh adukan jatuh dari permukaan cetakan. Slump yang direncakan sebesar 10 ± 2 cm.
KADAR AIR BUBUR KERTAS Hasil pengujian kadar air bubur kertas sebagai berikut: Berat basah bubur kertas (a) = 1000gr Berat kering setelah pengeringan (b) = 320gr Berat air (c) = a - b = 1000 - 320 = 680 gr Kadar air= c/a x 100%= 680/1000 x 100% = 68%
HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN Benda uji yang digunakan adalah beton berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm sebanyak 36 buah, pengujian untuk mengetahui kuat tekan pada sampel ini dilakukan pada saat beton berumur 7, 14, dan 28 hari dimana pada saat
11 rentang pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai rata-rata yang lebih mendetail. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dengan menggunakan alat Universal Testing Machine yang dapat memberikan tekanan secara terus menerus terhadap sampel beton mengalami keretakan. Hasil yang diperoleh dari alat ini berupa grafik yang langsung didapatkan dari layar komputer. Data yang diperoleh dari hasil uji ini adalah data kekuatan maksimal saat ditekan pada masing-masing benda uji. Hasil uji tekan pada sampel berumur 7 hari disajikan pada Gambar 4 dan hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. 7 6
Beban (kN)
5 4 3 2 1 0 0
5
7.5
10
Komposisi Bubur Kertas (%) Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Gambar 4. Grafik hasil uji tekan beton umur 7 hari
Pada Gambar 4 terlihat kecenderungan hasil kuat tekan yang semakin menurun seiring dengan penambahan komposisi bubur kertas, dimana sampel kontrol yang dijadikan bahan pembanding memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan sampel yang telah dicampur dengan bubur kertas. Kemudian hal ini juga terjadi pada sampel yang memiliki presentasi bubur kertas 5% lebih kuat dibandingkan dengan sampel dengan presentasi bubur kertas 7.5% dan selanjutnya sampel tersebut lebih kuat dibanding dengan sampel yang memiliki presentasi bubur kertas sebesar 10%. Kemudian grafik dari hasil uji tekan pada sampel saat berumur 14 hari didapatkan seperti pada Gambar 5.
12 12
Beban (kN)
10 8 6 4 2 0 0
5
7.5
10
Komposisi Bubur Kertas (%) Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Gambar 5. Grafik hasil uji tekan beton umur 14 hari
Berdasarkan Gambar 5, hasil uji sampel berumur 14 hari cenderung memiliki kesamaan dengan grafik hasil uji sampel berumur 7 hari yang dapat dilihat pada Gambar 4. Sampel yang telah diuji pada saat berumur 14 hari juga memiliki kekuatan yang berbanding terbalik dengan jumlah bubur kertas yang dicampurkan ke dalam adukan semen. Namun, pada grafik ini hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa sampel beton yang telah dicampur bubur kertas mengalami hidrasi yang lebih lama dibanding dengan beton kontrol. Sehingga pada saat pengujian sampel beton kontrol yang lebih cepat kering memiliki hasil uji yang lebih kuat dibanding beton yang dicampur bubur kertas. Hasil perhitungan lengkap disajikan pada Lampiran 2.
16 14
Beban (kN)
12 10 8 6 4 2 0 0
5
7.5
10
Komposisi Bubur Kertas (%) Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Gambar 6. Grafik hasil uji tekan beton umur 28 Hari
Gambar 6 menunjukkan hasil uji tekan sampel beton kontrol dan beton yang telah dicampur bubur kertas, pengujian ini dilakukan pada saat beton berumur 28
13 hari. Hasil menunjukan bahwa pada saat 28 hari kekuatan beton kontrol memiliki kekuatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan beton yang dicampurkan dengan bubur kertas. Perbedaan kekuatan ini menunjukkan bahwa bahan utama bubur kertas, yakni kertas menyerap air yang cukup banyak sehingga beton tersebut mengalami kelebihan air yang kemudian membuat berkurangnya kekuatan yang dihasilkan. Kemudian akan disajikan grafik rataan kuat tekan yang dihasilkan dari sampel beton. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3. 14
Beban (kN)
12 10 8 6 4 2 0 7
14
28
Jumlah Hari 0%
5%
7.50%
10%
Gambar 7. Grafik rataan presentasi bubur kertas
Dapat dilihat dari Gambar 7, rataan kekuatan tekan diatas bahwa adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari sampel beton berumur 7 hari sampai sampel beton berumur 28 hari. Sebelum dilakukan uji tekan pada seluruh sampel, benda uji terlebih dulu ditimbang untuk mengetahui berat dari masing-masing sampel. Data dari berat rataan sampel dapat dilihat pada Gambar 8. 7.95 7.9 7.85
Berat (kg)
7.8 7.75 7.7 7.65 7.6 7.55 7.5 7.45 0
5
7.5
Komposisi Bubur Kertas (%) Rataan Berat
Gambar 8. Rataan berat beton
10
14 Berdasarkan hasil yang didapat dari hasil percobaan, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa beton yang semakin besar diberi campuran bubur kertas maka akan lebih ringan dibanding dengan beton yang lebih sedikit dicampurkan atau yang tidak sama sekali dicampurkan bubur kertas. Perbedaan antara sampel yang telah dicampurkan bubur kertas sebanyak 10% rata-rata memiliki bobot yang lebih ringan sekitar 0.3kg dibanding dengan beton kontrol atau beton yang tidak dicampurkan sama sekali dengan bubur kertas. PEMBAHASAN Proses pengeringan sampel beton yang telah dicampurkan dengan bubur kertas lebih lama dibanding dengan sampel beton yang dengan komposisi normal, hal ini terjadi karena kertas yang terkandung dalam beton memiliki sifat mudah menyerap air. Hal ini terlihat pada proses pengecoran bahwa adukan menjadi sulit tercampur karena sebagian besar air yang ada diserap kertas. Hasil yang didapatkan dari uji pada umur beton 7, 14, dan 28 hari adalah beton yang semakin banyak dicampur dengan bubur kertas memiliki kekuatan tekan yang cenderung menurun dibanding dengan yang campuran bubur kertasnya lebih sedikit. Hal ini disebabkan juga oleh sifat material kertas yang mudah menyerap air sehingga air yang diperlukan untuk proses hidrasi semen lebih banyak diserap oleh kertas, sehingga proses hidrasi semen tidak sempurna. Kemungkinan lainnya pada saat proses hidrasi telah selesai, air yang terdapat di bubur kertas akan keluar dan menyuplai ke beton itu sendiri sehingga campuran beton mengalami kelebihan air dan proses pengeringan menjadi lebih lama. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa berat rata-rata beton kertas menunjukkan nilai yang semakin kecil pada penambahan bubur kertas yang semakin banyak, dengan nilai rataan berturut-turut yaitu benda uji beton kontrol = 7.9kg; benda uji dengan penambahan bubur kertas 5% = 7.8kg; benda uji dengan penambahan bubur kertas 7.5% = 7.71kg; benda uji dengan penambahan bubur kertas 10% = 7.61kg. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penambahan bubur kertas akan memangkas berat beton tersebut dan juga faktor lain yang mempengaruhi nilai tersebut diantaranya nilai ketelitian yang sangat kecil sehingga kesalahan dapat terjadi. Hasil pengujian kuat tekan pada variasi penambahan bubur kertas menunjukkan adanya penurunan hasil uji dimana rata-rata hasil uji tekannya lebih kecil dibandingkan dengan sampel beton yang tidak dicampur dengan bubur kertas. Dapat dilihat dari hasil uji sampel beton yang telah dicampurkan bubur kertas dengan komposisi bubur kertas yang semakin banyak akan menyebabkan penurunan kekuatan uji tekan. Data yang didapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ketelitian dari penambahan komposisi adukan beton dan juga penanganan terhadap beton itu sendiri. Perlakuan yang diterima antara lain pemberian air yang berlebih terhadap beton pada saat setelah dicetak. Pemberian air secara berlebih akan membuat kekuatan tekannya semakin menurun. Hal ini berbeda dengan beton kontrol dimana beton tersebut tidak ditambahkan bubur kertas. Hal ini dikarenakan beton yang tidak dicampur kertas tidak menerima air secara berlebih dan pengeringan juga berlangsung lebih cepat yang membuat beton lebih kuat dan dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan beton yang dicampurkan dengan bubur kertas. Kemungkinan lain beton yang dicampurkan
15 bubur kertas ini mengalami kelebihan air yang membuat air tersimpan di dalam beton dan membuat beton tidak memiliki kekuatan yang optimal sehingga tidak kuat dalam menahan beban yang cukup besar. Pengamatan dari proses pengujian kuat tekan menunjukkan bahwa karakteristik kehancuran beton kertas sedikit berbeda dibandingkan dengan kehancuran benda uji pada beton normal. Perbedaan ini terlihat pada saat beton kertas tidak lagi kuat menahan beban akan secara cepat berubah dari retakan menjadi hancur, sedangkan beton normal pada saat menahan beban maksimal akan mengalami keretakan namun tidak hancur seperti beton kertas.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Penambahan materi bubur kertas ke dalam adukan beton memiliki kekurangan yaitu akan mengurangi kekuatan tekan dari beton tersebut dan juga memiliki kelebihan yakni beton yang ditambahkan bubur kertas akan memiliki bobot yang lebih ringan dan lebih fleksibel. 2. Bubur kertas sebanyak 5% yang telah ditambahkan memilki rataan hasil kuat tekan sebesar 91kg/cm2, kemudian penambahan bubur kertas sebanyak 7.5% menghasilkan rataan hasil kuat tekan beton sebesar 76.5kg/cm2, dan yang terakhir rataan kuat tekan beton sebesar 68.2kg/cm2 didapatkan dari penambahan bubur kertas sebanyak 10%. 3. Hasil uji beton yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa beton yang memiliki komposisi tidak dicampurkan dengan bubur kertas memiliki rataan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan beton yang dicampurkan dengan bubur kertas, namun komposisi ini juga memiliki bobot yang paling besar. SARAN Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan, maka perlu adanya tindak lanjut berkaitan dengan kuat lentur beton kertas ini. Kemudian penelitian lebih lanjut mengenai variasi penambahan jumlah bubur kertas juga perlu dilakukan. Selain itu perlu juga pendalaman lebih lanjut untuk mengurangi kekurangan yang dimiliki beton kertas.
16
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI -1971). Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Anonim. 1982. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI -1982). Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung. Bagus, K,. 2010. Kuat Lentur Beton Kertas. Penerbit Neo Media Tama: Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 2003. SNI 03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Badan Standarisasi Nasional. Departemen Pekerjaan Umum. 2004. SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Badan Standarisasi Nasional. Departemen Pekerjaan Umum. 2008. SNI 1970-2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standarisasi Nasional Mulyono, Ir. Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Publishing. Murdock, L.J., dan Brook, K.M. 1996. Bahan dan Praktek Beton. Terjemahan oleh Stephanus Hindarko. Penerbit Erlangga: Jakarta. Rahmadhon, A,. 2009. Susut Beton Kertas Pada Variasi Campuran. Universitas Sebelas Maret: Solo. Salmon, C.G. 1990. Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton. Penerbit Gramedia: Jakarta. Wuryati, S,. 2000. Memahami Beton Bertulang. Penerbit Angkasa: Bandung.
17
Lampiran 1. Tabel hasil uji tekan beton umur 7 hari Tanggal No .
Presentase Bubur Kertas (%)
Umur (hari)
Luas Permukaan 2
Berat
Beban
(g)
(kN)
(cm )
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Cor
Test
1
14/04/14
21/04/14
10
7
225
7220.8
3.6
90
40
2
14/04/14
21/04/14
10
7
225
7186.5
3.0
75
33.25
3
14/04/14
21/04/14
10
7
225
7214.4
3.6
90
40
Rata-rata
7207.2
3.4
85
37.75
4
14/04/14
21/04/14
7.5
7
225
7499.7
4.9
122.5
54.25
5
14/04/14
21/04/14
7.5
7
225
7521.8
4.5
112.5
50
6
14/04/14
21/04/14
7.5
7
225
7420.4
4.7
117.5
52
Rata-rata
7480.7
4.7
117.5
52.25
Luas Permukaan
Berat
Beban
(g)
(kN)
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Tanggal No .
Presentase bubur kertas (%)
Umur (hari)
2
(cm )
Cor
Test
7
14/04/14
21/04/14
5
7
225
7520.6
5.9
147.5
65.5
8
14/04/14
21/04/14
5
7
225
7735.8
4.9
122.5
54.25
9
14/04/14
21/04/14
5
7
225
7667.6
4.5
112.5
50
Rata-rata
7641.3
5.1
127.5
65.75
10
14/04/14
21/04/14
0
7
225
7655.5
5.1
127.5
56.5
11
14/04/14
21/04/14
0
7
225
7820.8
5.6
140
62.25
12
14/04/14
21/04/14
0
7
225
8235.8
5.6
140
62.25
Rata-rata
7904
5.43
135.75
60.25
18
Lampiran 2. Tabel hasil uji tekan beton umur 14 hari Tanggal No .
Presentase bubur kertas (%)
Umur (hari)
Luas Permukaan (cm2)
Berat
Beban
(g)
(kN)
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Cor
Test
1
20/06/14
04/07/14
10
14
225
7935.6
7.3
182.5
81
2
20/06/14
04/07/14
10
14
225
8039.3
7.5
187.5
82.5
3
20/06/14
04/07/14
10
14
225
8528.0
7.1
177.5
78.75
Rata-rata
8167.6
7.3
182.5
81
4
20/06/14
04/07/14
7.5
14
225
8279.5
7.8
195
86.5
5
20/06/14
04/07/14
7.5
14
225
8544.0
7.9
197.5
87.75
6
20/06/14
04/07/14
7.5
14
225
7813.5
8.2
205
91
Rata-rata
8212.3
7.9
197.5
87.75
Luas Permukaan
Berat
Beban
(g)
(kN)
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Tanggal No .
Presentase bubur kertas (%)
Umur (hari)
(cm2)
Cor
Test
7
20/06/14
04/07/14
5
14
225
8269.3
10.8
270
120
8
20/06/14
04/07/14
5
14
225
8408.7
9.5
237.5
105.5
9
20/06/14
04/07/14
5
14
225
8092.3
9.2
230
102
Rata-rata
8256.7
9.8
245
108.75
10
20/06/14
04/07/14
0
14
225
8023.4
10.3
257.5
114.25
11
20/06/14
04/07/14
0
14
225
8434.5
11.4
285
126.5
12
20/06/14
04/07/14
0
14
225
8554.8
9.3
232.5
103.25
Rata-rata
8337.6
10.3
257.5
114.25
19
Lampiran 3. Tabel hasil uji coba tekan beton umur 28 hari Tanggal No .
Presentase bubur kertas (%)
Umur (hari)
Luas Permukaan 2
Berat
Beban
(g)
(kN)
(cm )
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Cor
Test
1
14/04/14
12/05/14
10
28
225
7343.5
7.74
193.5
86
2
14/04/14
12/05/14
10
28
225
7505.5
7.82
195.5
86.75
3
14/04/14
12/05/14
10
28
225
7334.5
7.65
191.25
85
Rata-rata
7394.5
7.73
193.25
85.75
4
14/04/14
12/05/14
7.5
28
225
7425.5
7.96
199
88.25
5
14/04/14
12/05/14
7.5
28
225
7456.5
8.22
205.5
91.25
6
14/04/14
12/05/14
7.5
28
225
7499
8.77
219.25
97.25
Rata-rata
7460.3
8.05
201.25
89.25
Luas Permukaan
Berat
Beban
(g)
(kN)
Faktor pengali (x25)
Kuat Tekan
Beban Final (kN)
(kg/cm2)
Tanggal No .
Presentase bubur kertas (%)
Umur (hari)
2
(cm )
Cor
Test
7
14/04/14
12/05/14
5
28
225
7498.5
9.28
232
103
8
14/04/14
12/05/14
5
28
225
7629.5
10.51
262.75
116.75
9
14/04/14
12/05/14
5
28
225
7458
9.2
230
102.25
Rata-rata
7528.6
9.66
241.5
107.25
10
14/04/14
12/05/14
0
28
225
7656.8
12.8
320
142
11
14/04/14
12/05/14
0
28
225
7534.6
13.9
347.5
154.25
12
14/04/14
12/05/14
0
28
225
7912.3
13
325
144.5
Rata-rata
7701.3
12.96
324
146.75
20
Lampiran 4. Grafik daerah gradasi agregat tembus kumulatif
21
Lampiran 5. Grafik daerah gradasi agregat kasar tembus kumulatif
22
Lampiran 6. Contoh perhitungan komposisi beton
Rencana awal sebesar fc’ 305 kg/cm2 Jenis semen : Tipe I dengan FAS = 0.52 Kadar air : 2/3 Wh + 1/3 Wk = 2/3 (175) + 1/3 (205) = 185kg/m3 Semen = 185 : 0.52 = 355.8kg/m3 Berat isi beton = 2400kg/m3 (Berat isi beton – kadar air semen – kadar air) = 2400 – 355.8 – 185 =1859.2kg/m3 Kadar agregat halus = 37% x 1859.2 = 687.9kg/m3 Kadar agregat kasar = 1859.2 – 687.9 = 1171.3kg/m3 Untuk pembuatan 1 buah sampel berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15cm diperlukan semen sebesar 1.2kg, pasir 2.32kg, kerikil 3.95kg dan air 0.62kg. Perhitungan : -
Semen = 355,8 x (15)3 x 10-6 = 1.2kg Air = 185 x (15)3 x 10-6 = 0.62kg Semen
Pasir
Kerikil
Air
(kg)
(kg)
(kg)
(kg)
1.2
2.32
3.95
0.62
FAS
0.52
Sedangkan untuk pembuatan jumlah sampel yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 36 buah dengan penggunaan jumlah semen sebanyak 43.2kg, pasir 83.52kg, kerikil 142.2kg dan air 22.32kg.
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang dilahirakan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1991 dari pasangan DR. Yosef Rizal, SE, Ak., MM. dan drg. Adia Laksita. Penulis memulai pendidikan tingkat menengah di SMP Negeri 1 Bogor pada tahun 2006 lalu melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor pada tahun 2009. Setelah itu penulis menempuh pendidikan tertinggi di jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB dan lulus pada tahun 2014. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif terlibat berbagai organisasi kemahasiswaan seperti anggota himpunan mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, serta terlibat dibeberapa organisasi daerah.