1
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS Jurusan Fisika Prodi (S1) Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam State University of Gorontalo ABSTRAK Mastin D Poiyo. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Listrik Dinamis. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan One – Group Pretest – Posttest Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Bongomeme tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat pengaruh hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran eksperimen dan setelah diterapkan metode pembelajaran eksperimen. Hal tersebut hasil rata rata post test sebesar 53.69 dan hasil rata - rata pre test sebesar 29.16. Hal ini berdasarkan hasil hipotesis yang berbunyi yaitu terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa yang nilainya sebesar 4.73 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci: Metode Eksperimen, Hasil Belajar PENDAHULUAN Fisika merupakan pelajaran yang cukup rumit, yang membutuhkan pemahaman dan pemikiran yang rasional. Jika
guru mengajar hanya menggunakan metode ceramah tanpa
melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka siswa cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk belajar, akibatnya siswa lebih banyak menunggu sajian yang diberikan guru. Kondisi ini terkadang menjadikan siswa enggan untuk belajar, kemudian merasakan kejenuhan dan keinginan agar proses belajar cepat selesai, sehingga hasil belajar siswa dalam mempelajari fisika masih sangat rendah. Untuk mengefektikan pembelajaran fisika terutama pada konsep kelistrikan khususnya pada materi listrik dinamis, agar berdampak pada peningkatan penguasaan belajar siswa serta mampu meningkatkan hasil belajar, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dan mudah dipahami oleh siswa. Pendekatan yang dipilih hendaknya dapat melibatkan siswa
2
secara aktif dalam pembelajaran, dan menarik perhatian siswa. Sebaiknya bahan pengajaran diberikan secara nyata sehingga siswa dapat melihat dan mengamati dengan jelas. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek, keadaan atau proses sesuatu. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh penerapan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis. Penelitian ini dibuat dengan tujuan adalah untuk melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis. KAJIAN TEORI Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamannnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, ”(Slameto, 2010 :2). Menurut Jenkins dan Unwin dalam Uno (2011: 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu. Hasil belajar secara umum, bahwa hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang diperolehnya Menurut Rusyan dalam Syaiful (2006 : 220) eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen biasa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan hipotesis yang dipelajari. Salah satu metode mengajar yang penting dan erat kaitannya dengan pembelajaran fisika adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar di mana guru
3
bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya. Metode eksperimen atau percobaan dapat diartikan juga sebagai suatu metode pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.(Syaiful, 2006 : 220) Setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Suatu metode baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak tepat untuk situasi yang lain. Suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Kelebihan metode eksperimen yaitu 1. Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau membaca buku, 2 Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. 3 Metode ini dapat menumbuhkan dan membina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan hasil percobaan yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan Metode Eksperimen yaitu 1 Membutuhkan peralatan yang sulit didapat sehingga tidak semua siswa berkesempatan melakukan percobaan, 2 Eksperimen yang memerlukan waktu yang lama akan membutuhkan waktu pembelajaran yang lama pula, 3 Metode eksperimen lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi (Syaiful, 2006 : 221). Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam, dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai arti penting karena memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk persamaan dan kemauan anak. Hal-hal yang diperhatikan dalam eksperimen adalah melakukan hal-hal praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, memberi pengertian sejelas-jelasnya tentang landasan teori yang akan dieksperimenkan. Menurut Slavin (2007) dalam Rusman (2011: 213) model STAD (Student Team Acheievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah di adaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa
4
Inggris, teknik dan banyak subyek lainnya dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam STAD, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4-5 orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan peserta didik-peserta didik di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya peserta didik menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis peserta didik diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya. Dan nilai-nilai itu diberikan hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama dibelakang STAD adalaha memacu peserta didik agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Jika peserta didik menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Para peserta didik diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga peserta didik harus menguasai materi itu (tanggung jawab perseorangan). Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebhan dan kekurangan mereka untuk membantu agar bisa berhasil menjalani tes. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bongomeme kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 selama 3 bulan. Populasi dan sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Bongomeme dengan jumlah siswa 247 orang, yang tersebar di delapan kelas. Pengambilan Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan mengunakan teknik pengambilam cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel karena dalam penelitian ini populasinya semua homogen. Kemudian 8 kelas yang menjadi populasi di acak kemudian diundi sehingga kelas yang terpilih adalah kelas XC.
5
Desain peneltian Desain eksperimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttes Design Skema desain eksperimen X F : O1 X O2 (Sugiyono, 2011 : 74 -75) Keterangan : XF : Kelas Perlakuan O1 : Nilai Pre tes (sebelum diberi perlakuan) O2 : Nilai post tes ( setelah diberi perlakuan) X : penerapan metode pembelajaran eksperimen Variabel Penelitian Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah diberikan perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen. Eksperimen yang di variasikan dalam bentuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar yang diukur berdasarkan skor tes hasil belajar yang di peroleh siswa dari kemampuan dalam memahami materi rangkaian listrik. Hasil belajar kognitif siswa adalah pngetahuan, pemahaman, dan aplikasi. 1) Pengetahuan adalah kemampuan menghafal dan mengingat informasi-informasi mengenai pelajaran. Dalam hal ini mengingat kembali mencakup mengemukakan devinisi, mengemukakan arti dan menyebutkan kembali. Sedangkan informasi yang perlu diingat adalah pelajaran mengenai teori, konsep, hukum, rumus. 2) Pemahaman tingkat penafsiran adalah kemampuan siswa untuk mengerti sendiri informasi pelajaran dengan mengulangi dan menyimpulkan sendiri pelajaran, serta dapat menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan berikutnya. Dalam hal ini menafsirkan pelajaran mencangkup mengungkapkan gagasan/ pendapat dengan menggunakan kata-
6
kata sendiri, menjelaskan, menguraikan, merumuskan, merangkum dan memberikan contoh tentang. Sedangkan informasi-informasinya dapat berupa hubungan antar faktor, teori, konsep, hukum, rumus. 3) Aplikasi adalah kemampuan siswa untuk memahami pelajaran pada keadaan selanjutnya atau pada keadaan yang baru menggunakan informasi pelajaran yang telah diperoleh. Informasi pelajaran mencangkup teori, konsep, hukum, rumus dan fakta-fakta yang ditemui melalui pemberian contoh, pemberian soal perhitungan dan pemecahan masalah yang ditemui. Teknik Pengumpulan Data Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah instrument tes. Tes tersebut berupa uraian terbuka yang mencerminkan isi kurikulum dan diberikan pada akhir belajar mengajar menyangkut aspek kognitif pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan aplikasi (C3). Uji Validitas Pengujian pertama kali yang dilakukan adalah uji validitas instrumen tes apakah layak digunakan sebagai alat ukur atau tidak. Uji statistik validitas tes di ukur dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan jumlah skor total sebagai kriteria yang menggunakan rumus Korelasi product moment yaitu pada persamaan 1.
r=
N XY X Y
N X
2
X N Y Y 2
2
2
Persamaan (1)
(Sugiyono, 2011 : 356) Keterangan : r = koefisien korelasi product moment ΣX = skor untuk setiap item ΣY = Skor total untuk keseluruhan item N = jumlah respon
7
Dalam penelitian ini, item tes hasil belajar dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu rxy ≥ 0.444 dan item tes hasil belajar dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya rxy ˂ 0.444. Uji validitas ini dilakukan pada kelas XF dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Koefisien validitas pada item tes dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Validitas Setiap Item Tes Nomor item tes
Koefisien korelasi
Harga
(rhitung)
(rtabel)
0.991 0.923 0.981 0.720 0.512 0.763 0.462 0.671 0.953 0.904
0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Uji Reliabilitas
kriteria
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengkuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada waktu yang lain pada siswa yang sama. Reabilitas tes berhubungan dengan tingkat kesalahan tes. Semakin sedikit tingkat kesalahan tes, maka tes tersebut semakin reliable. Suatu tes akan valid jika tes tersebut reliable. Reliabilitas yang digunakan adalah belah dua. Setelah itu dianalisis dengan teknik pengujian yang dilakukan menggunakan tekhnik Alpha Cronbach, karena jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval. 2 k b ri 1 t k 1
Persamaan (2) (Arikunto,2010 :180)
dengan : rii = koefisien reliabilitas tes k = jumlah soal ∑𝜎𝑏2 = jumlah varians skor tiap-tiap item 𝜎𝑡 = varians total Hasil perhitungan varians setiap item soal dapat dilihat pada Tabel 6
8
Tabel 6 Nilai Varians Setiap Item Soal Nomor soal Varians 𝜎𝑖2 2 1 0.306 𝜎1 2 2 0.897 𝜎2 2 3 0.161 𝜎3 3.660 4 𝜎42 5 0.986 𝜎52 2 0.901 6 𝜎6 2 7 1.556 𝜎7 8 2.336 𝜎82 2 9 4.415 𝜎9 2 10 2.947 𝜎10 a. Menghitung varians total Dari hasil diporelah jumlah varians 𝜎𝑖2 = 18.60675 b. Menghitung reliabilitas Dari hasil perhitungan reliabilitas diperoleh 0.261, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen tes reliabel mempunyai interpretasi rendah dan dapat digunakan sebagai pengumpul data pada penelitian ini. Teknik analisis data Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu pemberlakuan. Kelas yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Oleh sebab itu dibutuhkan uji normalitas dan uji hipotesis sebagai berikut: Uji Normalitas Data Untuk menguji data, apakah data hasil penelitian yang kita peroleh berdistribusi normal atau tidak terdistribusi normal, maka digunakan pengujian statistika dengan rumus chi Kuadarat (
2) H0 : μ1 ⩽ μ2 = Data skor hasil belajar siswa untuk kelas perlakuan berdistribusi normal. H1 : μ1 ⩾ μ2 = Data skor hasil belajar siswa untuk kelas perlakuan tidak berdistribusi normal. Pengujian normalitas data digunakan statistik uji chi-kuadrat dengan persamaan 4. Persamaan (4) fo fh 2 fh
2 ik1
Keterangan :
9
2 = harga Chi-kuadrat yang dicari f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan) fh = freksuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori (Sugiyono 2011:107) Nilai chi-kuadrat yang diperoleh nantinya akan dibandingkan dengan nilai chi-kuadrat pada tabel. Jika chi-kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga chi-kuadrat tabel maka distribusi data dinyatakan normal, dan jika chi-kuadrat hitung lebih besar dari harga chi-kuadrat tabel maka distribusi data dinyatakan tidak normal. Kriteria pengujian normalitas data ini jika χ2hitung ⩽ χ2(α)(k-1) maka hipotesis H0 diterima, jika χ2hitung > χ2(α)(k-1) hipotesis H0 ditolak, dengan χ2(α)(k-1) diperoleh dari distribusi nilai persen dk = (k-1) dan taraf signifikan 5%. Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji Chi Kuadrat, data yang akan diuji normalitasnya adalah data hasil belajar siswa pada pre test dan post test pada kelas perlakuan. Hasil pengujian yang diperoleh pada kelas perlakuan adalah ; pre test χ2hitung = 7.7295˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070 dan untuk post test = 8.099˂ χ2tabel = (0,05)(5) = 11.070, dengan hasil analisis diperoleh bahwa data pre test dan post tes berdistribusi normal. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode eksperimen dan setelah diterapkan metode eksperimen. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t – test satu sampel, dengan menggunakan persamaan 5
t
X 0 s n
(Persamaan 5 )
( Sugiyono, 2010 : 250) Diman : t = nilai t yang dihitung
X = nilai rata – rata
0 = nilai yang dihipotesiskan s = simpangan baku sampel
10
n = jumlah anggota sampel Langkah – langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a) Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji, skor ideal adalah skor tertinggi karena diasumsikan setiap responden memberi jawaban dengan skor yang tertinggi b) Menghitung rata – rata nilai variabel ( X ) c) Menentukan nilai simpangan baku variabel (s) d) Menentukan jumlah anggota sampel. e) Memasukan nilai – nilai tersebut ke dalam persamaan 5 H0 : 1 2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam hal hasil belajar
siswa
sebelum diterapkan metode eksperimen dan setelah diterapkan metode eksperimen. H1 : 1 2 : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam hal hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode eksperimen dan setelah diterapkan metode eksperimen. (Sugiyono, 2011:119:120) Kritera pengujian terima H1 pada taraf kebebasan α =0.05 dan derajat kebebasan dk = 30 jika; thitung> ttabel, untuk harga thitung lainnya ditolak. Kriteria pengujian pada taraf nyata = 0,05 dengan ketentuan ttabel yaitu dk = n-1 Terima H1, jika : thitung > ttabel dalam keadaan lain tolak H0 Pengujian hipotesis menggunakan statistik satu sampel yaitu uji t. Berdasarkan data skor hasil belajar siswa diperoleh nilai sebesar 4.732 Dengan melakukan uji t diperoleh bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa, dengan derajat kebebasan (dk)= n–1 = 31 –1 =30 dan taraf kesalahan α = 5%, untuk hasil belajar jika thitung >ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 4.732 > 1.697. Dengan demikian secara statistik H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis.
11
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan datanya dibuat dengan cara memberikan respon kepada objek (responden) atau pengaruh sehingga responden memperoleh pengaruh dari respon yang diberikan. Artinya, untuk mendapatkan pengaruh dari metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa, peneliti menerapkan metode pembelajaran eksperimen tersebut dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil belajar siswa yang melalui tes hasil belajar siswa. Data yang digunakan adalah skor hasil belajar pre test dan post test, Sedangkan untuk kemajuan hasil belajar siswa dilihat dari selisih antara pre test dan post tes siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada kelas perlakuan mendapatkan jumlah skor rata-rata post test adalah 53,69, sedangkan jumlah rata – rata pre test adalah 29,16, hal ini dapat dilihat lengkap pada tabel data skor hasil belajar pada Lampiran 8. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar sebelum diterapkan metode pembelajaran eksperimen lebih rendah hasil belajarnya, sedangkan hasil belajar setelah diterapkan metode pembelajaran eksperimen lebih tinggi tingkat hasil belajarnya, adapun perolehan hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Skor Rata - rata Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.1. 60
53,69
50 40
29,16
30 20 10 0 Post tes
Pre test
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Post Test dan Pre Test Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada Post test mencapai skor 53.69, sedangkan pada Pre test hanya mencapai 29.16. Selanjutnya, hasil belajar untuk setiap aspek kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ;
12
40
35,71
35 30 25
20,56
20
pre test
15
post test 9,08
10
8,42 4,26
4,23
5 0
C1
C2
C3
Gambar 4.2 Hasil Belajar Siswa Pre test dan Post test Pada Aspek C1, C2, C3. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8,48
7,87
7,84 6,61
5,77 3,66
5,74 3,45
2,92
1,97
1,97 1,9 1,87
4,26 4,39
4,16 2,09
2,16
6
7
4,74 Pre test post test
0,37 1
2
3
4
5
8
9
10
Nomor soal
Skor Rata- rata hasil belajar siswa
Gambar 4.3 Distribusi Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Aspek C1, C2 dan C3 3,66
4
3,45
3 2
1,97
1,89 1,97 Pre test
1
0,37
Post Test
0 1
3
5
Nomor soal
Gambar 4.4 Distribusi Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada Aspek C1 Untuk Item Soal Nomor 1, 3, dan 5 .
Skor rata-rata hasil belajar siswa
13
5
4,26
4,16
4 3
2,16
2,09
2
Pre test
1
Post test
0 6
7 Nomor soal
Gambar 4.5 Distribusi Skor Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada Aspek C2 Untuk Item Soal
Skor Rata-rata hasil belajar siswa
Nomor 6, dan 7
8,48
9
7,87
8 7 6
6,61 5,77
5,74 4,39
5 4 3
7,84
4,74 Pre test
2,92
post test
1,9
2 1 0 2
4
8
9
10
Nomor soal
Gambar 4.6 Distribusi Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Aspek C3 Untuk Item Soal Nomor 2, 4, 8, 9, 10. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan skor rata-rata pada kelas perlakuan memiliki pengaruh hasil yang signifikan Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh hasil belajar melalui proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah menyiapkan instrumen yang akan digunakan pada saat pengumpulan data yakni berupa tes hasil belajar siswa, (dilihat pada lampiran 4), sebelum digunakan tes tersebut sudah divalidasi terlebih dahulu dengan tujuan
14
mengetahui apakah tes tersebut layak untuk digunakan atau tidak, validasi ini dilakukan oleh dosen ahli/guru ahli dan melalui pengujian soal pada kelas XF. Pengujian tes hasil belajar dilakukan pada kelas XF dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, peneliti menggunakan rumus Product Momen untuk memperoleh hasil validasi dan reliabilitas, dari hasil perhitungan diperoleh bahwa terdapat 10 nomor soal yang valid dengan nilai reliabilitas sebesar 0.261. Proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses pengambilan data untuk pre tes, pre tes dilakukan untuk memperoleh data awal. Selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran, pada saat pelaksanaan metode pembelajaran eksperimen yang sebelumnya sudah dibagikan kepada seluruh kelompok alat dan LKS. Untuk melihat keterlaksanaan metode pembelajaran eksperimen maka dilakukan pengamatan keterlaksanaan pembelajaran yang diamati oleh seorang pengamat. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar kegiatan keterlaksanaan tersebut diperoleh bahwa metode pembelajaran eksperimen baik digunakan pada proses pembelajaran, hal ini terlihat ketika kegiatan pembelajaran berlangsung siswa aktif dan dapat mengetahui percobaan secara nyata , hal ini terjadi karena metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan hipotesis yang dipelajari. Langkah selanjutnya adalah post test yang dilakukan pada akhir pembelajaran, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar siswa, dengan hasil perhitungan sebesar 4.732 Berdasarkan skor rata-rata pada kelas perlakuan memiliki pengaruh hasil yang signifikan dengan hasil pre tes pada aspek C1, C2 dan C3. Hal ini terjadi karena hasil post tes setelah melakukan metode pembelajaran eksperimen. Hasil post tes skor lebih tinggi pada aspek C1, C2 dan C3 karena pada pelaksanaannya metode pembelajaran eksperimen lebih mengarah pada pengembangan kemampuan pemahaman dan aplikasi. Metode pembelajaran eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena metode eksperimen lebih mudah digunakan oleh siswa karena siswa dapat terlibat langsung pada saat pembelajaran berlangsung. Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu (Syaiful, 2006: 220). Misalnya, ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari
15
cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya. Metode eksperimen atau percobaan dapat juga sebagai suatu metode pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Syaiful, 2006: 220). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar sebelum diterapkan metode eksperimen dan setelah diterapkan metode eksperimen. Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa thitung > ttabel = 4,732 > 1,697 berada diluar daerah penerimaan H0, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terjadi pengaruh yang signifikan penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi listrik dinamis pada kelas XC SMA Negeri I Bongememe. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian , maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Dalam proses belajar mengajar di kelas hendaknya guru memilih metode pembelajaran yang dapat menyenangkan agar siswa aktif dan tidak bosan atau pasif dalam pembelajaran. 2. Guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran lain yang bukan hanya pada mata pelajaran fisika.
16
DAFTAR FUSTAKA Arikunto, suharsimi. 2010. Manejemen Pendididkan. Jakarta : PT Rineka Cipta Anggriani, Arini. 2010. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Ketrampilan Merencanakan Eksperimen Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri I Simo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rahanra, Piet H. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui metode Eksperimen Pada Konsep Induksi Elektromagnetik Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 8 Gorontalo.Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Rusman. 2011. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: rajagrafindo persada. Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto . 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumiati, Asra. 2007, Metode Pembelajaran. Bandung: Cv Wacana Prima Taruh, Enos.2003. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian dan Pendidikan (hlm.15-29) Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo. Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Widodo, Ari. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran (http://isjd.pdii.lipi.go.id. )