PENGARUH PENDUDUK, PDRB, PELANGGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN TANA TORAJA
THE INFLUENCE OF POPULATION , GDP , CUSTOMER AND CAPITAL EXPENDITURE ON STREET ILLUMINATION TAX REVENUE IN TANA TORAJA REGENCY
Priadarma Tolomanik Buntugajang¹, Abd.Rahman Kadir², Abd.Hamid Habbe²
¹Staf Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah, Kabupaten Tana Toraja, ²Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Priadarma Tolomanik Buntugajang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Pemda Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan HP : 081342138316 Email :
[email protected]
0
Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini bersifat deskriptif. Variabel penelitian adalah variable independen berupa jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal. Sedangkan variabel dependen adalah penerimaan pajak penerangan jalan. Data diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Daerah, Badan Pusat Statistik, PT PLN Ranting Makale. Data dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan bantuan software program EViews 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja. Secara bersama-sama jumlah penduduk,PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal berpengaruh terhadap penerimaan pajak penerangan Jalan di. Variabel jumlah pelanggan listrik memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja. Kata Kunci : PPJ, Penduduk, PDRB, Pelanggan , Belanja Modal
Abstract The aim of the research was to study and Analyze the influence of the number of population, Gross Regional Domestic Product, the number of electric customers and capital expenditure, on street illumination tax revenue in Tana Toraja regency. The Independent variables in the research were the number of population, Gross Regional Domestic Product, the number of electric customers, and capital expenditure, while dependent variables were street illumination tax revenue in Tana Toraja Regency. The secondary data were obtained from the Department of Regional Financial Management Revennue of Tana Toraja Regency, Statistic Central Bureau of Tana Toraja Regency and PT PLN of Makale Branch. The data were analyzed using descriptive analysis and multiple regression analysis methods with the help of software of EViews 7 program. The results of the research indicate that partially the number of population, Gross Regional Domestic Product, the number of electric customers, and capital expenditure have a positive and significant influence on street illumination tax revenue in Tana Toraja Regency. The number of populations, Gross Regional Domestic Product, the number of electric customers, and capital expenditure simultaneously influence the street illumination tax revenue in Tana Toraja Regency. Meanwhile, the number of electric customers variable has the most dominant influence on street illumination tax revenue in Tana Toraja Regency.
Keywords: Street Illumination Tax, population, GDP, Customers, Capital Expenditure
1
PENDAHULUAN Konsekuensi dari otonomi daerah yaitu setiap daerah dituntut untuk meningkatkan PAD guna membiayai urusan rumah tangganya sendiri. Peningkatan penerimaan Pemerintah Daerah adalah menggali dari Pendapatan Asli Daerah (Pratiwi, 2007). Identifikasi sumber Pendapatan Asli Daerah adalah meneliti, menentukan dan menetapkan mana sesungguhnya yang menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah dengan cara meneliti dan mengusahakan serta mengelola sumber pendapatan tersebut dengan benar sehingga memberikan hasil yang maksimal (Elita, 2007). Salah satu jenis pajak daerah yaitu Pajak Penerangan Jalan. Menurut Bachtiar, (2003) untuk memperkuat penarikan pajak ini, pemerintah daerah kemudian mengeluarkan peraturan daerah untuk mengatur penarikannya. Pajak ini ditarik bersamaan dengan pembayaran rekening listrik . Jumlah pajak yang ditarik yaitu persentase tarif pajak penerangan jalan dikalikan dengan total tagihan yang tercantum dalam rekening listrik tersebut. Beberapa alasan mengapa pajak penerangan dipilih sebagai kasus dalam penelitian ini karena pajak penerangan jalan merupakan penerimaan pajak daerah yang paling besar dengan kontribusi 40,30% dari seluruh penerimaan pajak daerah Kabupaten Tana Toraja. (DPPKAD, 2005) Menurut Soemitro dalam buku Mardiasmo, (2003) bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan
undang-undang
yang dapat
dipaksakan dengan tiada mendapat jasa imbal ( Kontraprestasi ) yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah pajak penerangan jalan merupakan salah satu pajak daerah kabupaten/kota. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tahun 2003 pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di wilayah Daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah besarnya penerimaan Pajak Penerangan jalan selama satu tahun. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap dihitung per 2
orang ( Perencanaan Tenaga Kerja Nasional, 1996 ). Pentingnya Variabel Jumlah penduduk terhadap penerimaan pajak dan retribusi sebagaimana dikatakan oleh Musgrave P dkk., dalam Sriyana, (1999) besar kecilnya penerimaan pajak Pusat maupun Pajak Daerah serta retribusi daerah akan sangat di tentukan oleh jumlah penduduk, pendapatan dan Kebijakan pemerintah. Menurut Sukirno (2004) PDRB adalah merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu satu tahun di suatu wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi lebih memerlukan keberadaan faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi itu. Santoso dkk.,(2005) mengatakan hubungan antara PAD dengan PDRB merupakan hubungan fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Jumlah pelanggan listrik adalah banyaknya penerima manfaat dari aktifitas produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik yang berasal dari PT PLN Persero. (BPS 2010) Dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan listrik diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak sehingga mampu untuk mendorong peningkatan Pendapatan asli daerah. Wahyudin (2004). Pengelolaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja pada dasarnya telah ditetapkan dalam Perda No.3 Tahun 2011,Tentang Pajak Penerangan Jalan. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar mendefinisikan belanja modal sebagai pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya
yang
ditetapkan
oleh
pemerintah
dimana
aset
tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk dijual. Saragih, (2003) menyatakan bahwa pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal yang produktif seperti untuk melakukan aktivitas pembangunan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Stine dalam Darwanto dkk., (2006) menyatakan bahwa penerimaan pemerintah hendaknya lebih banyak untuk program– program pelayanan publik. Menurut (Mardiasmo,2004) Optimalisasi penerimaan PAD harus didukung dengan upaya peningkatan
3
kualitas layanan publik. Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah apakah jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal berpengaruh terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, menganalisis pengaruh jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Jenis Penelitian Lokasi penelitian ini, dilakukan Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah,Badan Pusat Statistik dan PT PLN Ranting Makale. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif berupa data dalam bentuk angka-angka.
Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berbentuk data skala time series (runtun waktu) dengan periode dari tahun 2003-2012 (10 tahun). Meliputi data : Jumlah Penduduk, PDRB, Jumlah Pelanggan Listrik, Belanja modal (investasi) dan penerimaan pajak penerangan jalan yang di logaritma natural (Ln) Kabupaten Tana Toraja. Data tahunan yang diperoleh oleh peneliti masih diubah menjadi data bulanan menggunakan rumus interpolasi data: Insukrindo dalam Sulfi, (2011) =
+
,
(
−
) ,
= 1,2,3, … ..
Keterangan : = Bulan = Tahun Pertama = Tahun Sebelumnya Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam peneitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas, metode pengumpulan data melalui pencatatan dari dokumen laporan yang dibuat instansi yang terkait. 4
Metode Analisis Data Analisis
Deskriptif
merupakan
metode
yang
dilakukan
dengan
mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software program EViews 7.
HASIL Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di kabupaten Tana Toraja. Untuk menghasilkan estimator yang terbaik, maka digunakan metode ordinari leasy squares (OLS). (Winarno, 2009) yang bertujuan untuk meminimumkan jumlah residual. Hasil pengujian data primer dapat dilihat dari Tabel 1 hasil print out regresi Program EViews 7 Koefisien Determinasi (R2) Tabel 2, menunjukkan bahwa Koefisien determinasi (R2), mempunyai nilai sebesar 95,67 yang berarti bahwa garis regresi menjelaskan 95,65 % fakta, sedangkan sisanya sebesar 4,33 % dijelasakan oleh variabel residual yaitu variabel yang berada diluar model, yang tidak dimasukkan ke dalam model. atau bisa juga, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan dapat dijelaskan 95,65 % oleh variabel Jumlah Penduduk (X1), PDRB (X2) Jumlah Pelanggan Listrik (X3) dan Belanja Modal. Uji t (Pengaruh Parsial) Tabel 1 menunjukkan bahwa Variabel Jumlah Penduduk ( Ln X1 ) menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,298 dengan tingkat Probabilitas 0,000 (sig 0,000 < 0,05 ) dan diperoleh t hitung 4,298 > t tabel = 1,66 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa secara parsial variable Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Variabel PDRB ( Ln X2 ) menunjukkan nilai t hitung sebesar 5
2,751 dengan tingkat Probabilitas 0,006 ( sig 0,006 < 0,05 ) dan diperoleh t hitung 2,751 > t tabel = 1,66 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa secara parsial variable PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Variabel Jumlah Pelanggan Listrik ( Ln X3 ) menunjukkan nilai t hitung sebesar 10,884 dengan tingkat Probabilitas 0,000 ( sig 0,000 < 0,05 ) dan diperoleh t hitung 10,884 > t tabel = 1,96 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa secara parsial variable Jumlah pelanggan listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Variabel Belanja Modal ( Ln X4 ) menunjukkan nilai t hitung sebesar 5,915 dengan tingkat probabilitas 0,000 (sig 0,000 < 0,05 ) dan diperoleh t hitung 5,915 > t tabel = 1,66 sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil ini menjelaskan bahwa secara parsial variable Belanja Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja. Adapun metode dalam penentuan ttabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5% dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=120-4-1=115). Uji F (Pengaruh Simultan) Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan analisis regresi diperoleh Nilai F hitung dari hasil estimasi adalah 636,03 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000 ( 0,000 < 0,05 ) dan diperoleh nilai F hitung = 636,03 > F tabel 2,45 sehingga pengujian Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa
variabel Jumlah penduduk, PDRB, Jumlah Pelanggan
Listrik dan Belanja Modal secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja. Interpretasi Hasil Dari hasil estimasi pada Tabel 3, dapat diubah menjadi model persamaan regresi pengaruh jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja sebagai berikut: LNY = 1.763 + 0.083*LNX1 + 0.116*LNX2 + 0.702*LNX3 + 0.411*LNX4 Beberapa keputusan yang dapat diambil dari persamaan tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Nilai konstanta sebesar 1,763 nilai ini berarti 6
jika nilai jumlah penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan Belanja Modal Kabupaten Tana Toraja konstan maka penerimaan pajak penerangan jalan mengalalami kenaikan sebesar 1,763 satuan.Hal ini menjelaskan bahwa selain factor determinasi tersebut diatas masih ada factor determinasi lain yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak penerangan jalan (PPJ). Koefisien regresi Jumlah penduduk sebesar 0,083. nilai ini berarti jika jumlah penduduk kabupaten Tana Toraja meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka nilai penerimaan Pajak Penerangan Jalan kabupaten Tana Toraja akan meningkat sebesar 0,083 satuan atau sebaliknya dengan asumsi variable independen lainnya konstan. Koefisien regresi jumlah PDRB sebesar 0,116. nilai ini berarti jika jumlah PDRB meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tana Toraja akan meningkat pula sebesar 0,116 satuan atau sebaliknya dengan asumsi variable independen lainnya konstan. Koefisien regresi jumlah pelanggan listrik sebesar 0,702. nilai ini berarti jumlah pelanggan listrik meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tana Toraja akan meningkat pula sebesar 0,702 satuan atau sebaliknya dengan asumsi variable independen lainnya konstan. Koefisien regresi Belanja Modal sebesar 0,411. nilai ini berarti Belanja Modal meningkat sebesar 1 (satu) satuan maka penerimaan Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tana Toraja akan meningkat pula sebesar 0,411 satuan atau sebaliknya dengan asumsi variable independen lainnya konstan. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan variabel jumlah Penduduk, PDRB, Jumlah Pelanggan Listrik dan Belanja Modal baik secara parsial maupun secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
di
Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini menunjukkan bahwa Hipotesis penelitian pertama (H1) diterima, sehingga dapat disimpulkan variabel Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Musgrave dkk., dalam Hasanuddin, (2011) besar kecilnya penerimaan pajak baik pajak pusat maupun daerah serta retribusi daerah akan sangat ditentukan oleh jumlah 7
penduduk, pendapatan (PDRB) dan kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (
Hasanuddin,
2011).( Smith
dalam Santoso dkk., 2005) menjelaskan bahwa dengan didukung bukti empiri, pertumbuhan penduduk tinggi akan dapat menaikkan ouput melalui penambahan tingkat dan ekspansi pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri Hipotesis penelitian kedua (H2) diterima, sehingga dapat disimpulkan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan jalan di Kabupaten Tana Toraja.Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi PDRB akan semakin meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Musgrave dkk., dalam Hasanuddin, (2011), besar kecilnya penerimaan pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, pendapatan (PDRB) dan kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Hasanuddin, 2011 dan Wahyuddin, 2004).Penelitian ini didukung oleh Santoso dkk., (2005) mengatakan hubungan antara PAD dengan PDRB merupakan hubungan fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan meningkatnya PDRB, maka akan menambah penerimaan pajak oleh pemerintah daerah untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya. Hipotesis ketiga (H3) diterima, sehingga dapat disimpulkan Jumlah Pelanggan Listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
di Kabupaten Tana Toraja. Signifikannya antara
jumlah pelanggan listrik dengan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan karena kenyataan menunjukkan bahwa pelanggan merupakan salah satu indikator kuat terhadap pertumbuhan penggunaan listrik. Listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat, tanpa listrik masyarakat tidak dapat menjalankan kegiatan perekonomian mereka secara normal. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya ( Wahyuddin 2004) dan penelitian Indrakusuma, (2011) yang menghasilkan temuan jumlah pelanggan, daya tersambung dan pemakaian
8
listrik berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penerangan jalan di kota Semarang. Hipotesis penelitian Keempat (H4) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Belanja Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini sejalan yang dikemukakan (Mardiasmo, 2004). Optimalisasi penerimaan PAD harus didukung dengan upaya peningkatan kualitas layanan publik. Berbagai belanja yang dialokasikan pemerintah hendaknya yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat. Masyarakat tidak akan membayar apabila kualitas dan kuantitas layanan publik tidak mengalami peningkatan. Pemerintah daerah harus mampu menjalankan meningkatkan
rumah
tangganya
kemandiriannya,
sendiri
secara
pemerintah
mandiri.
dituntut
untuk
Dalam
rangka
meningkatkan
pelayanan publik. Peningkatan alokasi belanja modal dalam bentuk aset tetap seperti infrastrukturdan peralatan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas perekonomian karena semakin tinggi belanja modal semakin tinggi pula produktivitas perekonomian. Saragih, (2003) menyatakan bahwa pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal yang produktif seperti untuk melakukan aktivitas pembangunan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Stine dalam Darwanto dkk., (2006), menyatakan bahwa penerimaan pemerintah hendaknya lebih banyak untuk program– program pelayanan publik. Kedua pendapat ini menyirat pentingnya mengalokasikan belanja untuk berbagai kepentingan publik. Menurut Sianturi dalam Agave, (2010), terdapat keterkaitan antara pajak daerah dengan alokasi belanja modal, semakin besar pajak yang diterima oleh pemerintah daerah, maka semakin besar PAD. Pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk mengalokasikan pendapatannya dalam sector belanja langsung ataupun belanja modal Diantara variabel independen dalam penelitian ini variabel jumlah pelanggan Listrik (X3) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penerimaan pajak penerangan jalan. Signifikannya hubungan jumlah pelanggan PLN dengan penerimaan pajak penerangan jalan menunjukkan bahwa faktor jumlah pelanggan merupakan indikator kuat terhadap pertumbuhan penggunaan tenaga listrik, 9
apalagi objek pajak penerangan jalan ada pada pengguna rumah tangga dan industri. Listrik merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat, tanpa listrik masyarakat tidak dapat menjalankan kegiatan perekonomian mereka secara normal. Jumlah pelanggan listrik yang semakin meningkat tiap tahun akan mendorong meningkatnya penerimaan dari tagihan listrik. Semakin meningkatnya penerimaan dari tagihan listrik akan meningkatkan jumlah penerimaan pajak daerah.Pajak tersebut diperoleh dari pajak penerangan jalan yang dibebankan kepada setiap pelanggan listrik baik itu kantor, industri, maupun rumah tangga. Dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan listrik diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak sehingga mampu untuk mendorong peningkatan Pendapatan asli daerah di kabupaten Tana Toraja.
KESIMPULAN DAN SARAN Jumlah Penduduk, PDRB, jumlah pelanggan listrik dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja. Dalam upaya meningkatkan penerimaan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Tana Toraja guna memberika kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka pemerintah daerah diharapkan menciptakan iklim kondusif bagi peningkatan sumber-sumber ekonomi rakyat di Kabupaten Tana Toraja.
10
DAFTAR PUSTAKA Agave. (2010). Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara. Universitas Sumatra Utara. Bactiar I. (2003), Optimalisasi Pajak Daerah Dalam Rangka Mendukung Penerimaan Daerah (Kasus Pajak PJU di Kabupaten Bekasi). Tesis S2 (Tidak di publikasikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. . Badan Pusat Statistik BPS). (2010). Tana Toraja Dalam Angka. Darwanto & Yustikasari Y. (2006) “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Simposium Nasional Akuntansi X. Elita . (2007). Penerimaan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Penerbit Rajawali Mardiasmo.(2003). Perpajakan, Andi, Yokyakarta Mardiasmo. (2004). Optimalisasi Belanja modal. Jakarta: Erlangga. Hasanuddin M. (2011). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Inflasi terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Politeknik Negeri Semarang. Indrakusuma A.W. (2011). Potensi Penerimaan dan Efektifitas Pajak Penerangan Jalan di Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. DPPKAD Kabupaten Tana Toraja. (2005)..Himpunan Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Pratiwi.(2007). Proporsi Pendapatan Asli Daerah. Penerbit Rajawali Santoso & Rahayu.(2005). Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri. Dinamika Pembangunan Vol 2 No 1 Sadono S. (2004). Pengantar Teori Mikroekonomi. PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta. Saragih.& Panglima J.(2003). Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Wafa Sulfi.,(2011). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pasuruan, Universitas Islam Negeri Malang. Winarno W.W (2009). Analisis Ekonometrika dan Statitika dengan EViews edisi Kedua, Penerbit UPP STIM YKPN. Wahyudin. (2004). Tesis. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidenreng Rappang,Universitas Hasanuddin. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar. Perencanaan Tenaga Kerja Nasional Tahun 1996,Departemen Tenaga Kerja RI. Jakarta. PERDA Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Tana Toraja
11
Undang-Undang No.32 tahun 2004, “Undang-undang Otonomi Daerah”, Jakarta, Fokus Media. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
12
Tabel 1. Hasil Regresi Uji t (Pengaruh Parsial) yang diolah dengan Program EViews 7. Dependent Variable: LNY Method: Least Squares Date: 09/16/13 Time: 02:30 Sample: 1 120 Included observations: 120 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNX1 LNX2 LNX3 LNX4
1.763204 0.083740 0.116462 0.702417 0.411336
1.433861 0.019481 0.042324 0.064532 0.069532
1.229690 4.298526 2.751649 10.88482 5.915813
0.2213 0.0000 0.0069 0.0000 0.0000
Sumber: Analisis data sekunder 2013
Tabel 2. Hasil Koefisien Determinasi (R2) dan F-statistic ( Pengaruh Simultan) dengan program EViews7 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.956753 0.955248 0.033168 0.126511 241.0227 636.0310 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.41443 0.156787 -3.933711 -3.817565 -3.886544 0.130755
Sumber: Analisis data sekunder 2013
Tabel 3. Persamaan Regresi yang diolah dengan program EViews 7. Estimation Command:
LS LNY C LNX1 LNX2 LNX3 LNX4
Estimation
LNY = C(1) + C(2)*LNX1 + C(3)*LNX2 +
Equation:
C(4)*LNX3 + C(5)*LNX4 Substituted Coefficients:
LNY = 1.7632043512 +.0837395071623*LNX1 + 0.116461735739*LNX +0.7024166168*LNX3 + 0.411336255773*LNX4
Sumber: Analisis data sekunder 2013
13