PENGARUH PENAMBAHAN NANOSILIKA TERHADAP POROSITAS, KOMPOSISI PENYUSUN DAN KUAT TEKAN BETON Dian Novita Sari1), Abdulloh Fuad2), Markus Diantoro3) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang 2) Dosen Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang 3) Dosen Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang e-mail:
[email protected] ABSTRAK: Beton merupakan material vital dalam dunia konstruksi. Beton banyak digunakan dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki seperti harganya yang murah karena bahan dasarnya tersedia melimpah di alam, tahan terhadap pembusukan dan perkaratan, memiliki kekuatan tekan yang tinggi sehingga dapat menahan tumpuan beban yang tinggi. Pada kenyataannya, beton yang dihasilkan selalu memiliki kekuatan tekan yang lebih kecil daripada kuat tekan perencanaan beton yang dihitung. Dalam rangka perbaikan sifat beton, maka ditambahkan bahan tambahan seperti nanosilika. Nanosilika dalam beton sebagai filler pada pori beton yang berfungsi untuk meningkatkan kepadatan, memperkecil porositas, dan meningkatkan kuat tekan beton. Penelitian ini menggunakan batu piropilit sebagai sumber silika. Ekstraksi nanosilika dilakukan dengan menggunakan metode kopresipitasi. Pencapaian kemurnian nanosilika lebih dari 95% dilakukan dengan membuang beberapa pengotor yang terdapat di dalam piropilit dengan cara leaching NaOH 10M dan HCL 7M. Nanosilika kemudian dicampurkan pada adukan beton yang persentasenya diambil dari berat semen. Perbandingan semen: pasir: kerikil yang didapat dari perencanaan bahan menggunakan metode DOE adalah 1: 1,89: 2,61 dengan faktor air-semen 0,6. Cetakan yang digunakan berupa silinder dengan diameter 57 mm dan tinggi 120 mm. Beton yang digunakan dalam penelitian ini berumur 28 hari. Karakterisasi sifat beton menggunakan UTM untuk uji kuat tekan, pengujian persentase porositas menggunakan metode pada ASTM C 642-90, uji XRF dan XRD untuk mengetahui komposisi penyusun beton. Pengujian kuat tekan beton menunjukkan bahwa dengan penambahan nanosilika sebesar 10% dari berat semen memberikan nilai kuat tekan optimum 15, 23 MPa dan kuat tekan turun pada persentase 2% dan 15% menjadi 12,43 MPa dan 9,64 MPa dari persentase 0% (15,23 MPa). Hasil pengujian persentase porositas beton 0% memberikan nilai 0,1% kemudian mencapai porositas terkecil pada beton 10% sebesar 0,02% dan meningkat pada beton 2% dan 15% sebesar 0,15% dan 0,21%. Penurunan kuat tekan dan peningkatan persentase porositas karena terjadinya aglomerasi. Hasil XRF menunjukkan semakin tinggi persentase penambahan nanosilika, semakin tinggi persentase unsur Al, Fe, Si seiring dengan persentase Ca yang semakin menurun. Hasil data XRD menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase nanosilika, maka semakin menurun intensitas dan fraksi volume dari portlandite (Ca(OH)2 ). Kata Kunci: beton, nanosilika, piropilit, kuat tekan, porositas, portlandite. Influence of Addition Nanosilica on Porosity, Composition and Compressive Strength of Concrete ABSTRACT: Concrete is a vital material in the construction field. Concrete is widely used due to several advantages such as inexpensive price because the basic material available in abundantly in nature, resistance to decay and corrosion, it also has a high compressive strength so that it can withstand high loads pedestal. In fact, the resulting concrete always has smaller compressive strength than concrete planning. In order to improve the properties of concrete, then added additional materials such as nanosilica. Nanosilica in concrete as filler in concrete pores which serves to increase compactness, reduce porosity and increasing compressive strength of concrete. This study uses piropilit stone as a source of silica. Nanosilica extraction is done by using coprecipitation method. Achievement of nanosilica purity of more than 95% done by removing some of the impurities contained in piropilit by means of leaching NaOH 10M and HCL 7M. nanosilica then mixed in the concrete that percentage is taken
of the weight of the cement. Comparison of cement: sand: gravel derived from material planning using DOE methods is 1: 1,89: 2,61 with a water- cement factor of 0,6. Molds used in this study aged 28 days. Characterization of concrete properties using UTM for compressive strength test, the percentage of porosity testing using the method of ASTM C 642-90, XRF and XRD tests to determine the composition of concrete. Concrete compressive strength testing showed that with the addition nanosilika 10% from the weight of the cement provides optimum compressive strength value 15, 23 MPa and compressive strength down on the percentage of 2% and 15% become 12.43 MPa and 9.64 MPa from the percentage of concrete 0% ( 15.23 MPa). The test results of concrete porosity percentage of concrete 0% gives the value 0.1% and then reached the smallest in the concrete porosity indicated by concrete 10% (0.02%), increase in concrete 2% and 15% at 0.15% and 0.21%. Decrease the compressive strength and an increase in the percentage of porosity due to the agglomeration. XRF results showed the higher percentage nanosilika addition is consequence in higher percentage of the elements Al, Fe, Ca Si along with the percentage decreasing. Results of XRD data show that the higher the percentage nanosilika, then decreasing the intensity and volume fraction of portlandite (Ca (OH)2 ). Keywords: concrete, nanosilica, piropilit, compressive strength, porosity, portlandite.
PENDAHULUAN Beton merupakan salah satu material vital dalam dunia konstruksi. Dalam konstruksi bangunan sipil, beton lebih banyak digunakan dibandingkan baja dan kayu. Beton banyak digunakan dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki seperti yang dipaparkan Triono Budi Astanto (2001), diantaranya yaitu harganya yang murah karena bahan dasarnya tersedia melimpah di alam, tahan terhadap pembusukan dan perkaratan, memiliki kekuatan tekan yang tinggi sehingga dapat menahan tumpuan beban yang tinggi. Pada kenyataannya, beton yang dihasilkan selalu memiliki kekuatan tekan yang lebih kecil daripada kuat tekan perencanaan beton yang dihitung. Telah banyak upaya para peneliti terdahulu untuk memperbaiki sifat beton yang dihasilkan. Upaya tersebut diantaranya dengan cara menambahkan bahan aditif (tambahan) seperti fly ash (pengganti sebagian proporsi semen), silica fume (filler antara pasta semen dan agregat), mikrosilika, dan nanosilika dengan tujuan perbaikan sifat beton (Ismael et al: 2013). Nanosilika merupakan pozzolan alam yang memiliki kapabilitas untuk bereaksi dengan kapur selama proses hidrasi semen dan pembentukan gel C-S-H yang dapat meningkatkan kekuatan, impermeabilitas dan durabilitas beton (Tanveer et al: 2014).Mahalnya harga dan waktu pengadaan nanosilika masih menjadi kendala utama
penelitian (Jonbi dkk: 2013). Nanosilika yang telah digunakan dalam beberapa penelitian sebagian besar merupakan nanosilika komersil, namun ada beberapa penelitian juga telah memanfaatkan alam sebagai agen of nanosilica seperti abu sekam padi,pasir silika Bangka, dll. Merujuk pada permasalahan tersebut maka pembuatan nanosilika alam berbahan dasar piropilit Sumbermandjing, Malang dapat dikembangkan dan digunakan sebagai beton dengan kualitas tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin meningkatkan nilai guna dari mineral piropilit dengan mengekstraksi kandungan silika yang terdapat didalamnya untuk diaplikasikan pada beton berbasis material lokal. Pengujian yang akan dilakukan tidak hanya pada sifat mekanik beton, melainkan kandungan komposisi beton keras yang memiliki pola difraksi berbeda satu sama lain karena penambahan nanosilika. KAJIAN PUSTAKA Menurut Badan Standar Nasional pada tahun 2002, beton merupakan campuran antara semen portland atau semen jenis lainnya, agregat halus, agregat kasar, air, dengan atau tanpa bahan tambahan. Untuk perbaikan sifat beton biasanya ditambahkan bahan tambahan seperti fly ash, silika fume, mikro silika dll. Silika merupakan unsur utama pembentuk semen yang akan bereaksi dengan Ca(OH)2 sehingga akan menjadi
senyawa CSH gel, dimana senyawa CSH gel ini akan mengisi celah- celah yang lemah yaitu antara agregat dengan pasta semen sehingga akan memperkuat matrik beton (Heri: 2013). Penelitian yang telah dilakukan Yuvaraj et al menunjukkan bahwa nanopartikel silika lebih mudah bereaksi dengan partikel semen yang secara normal, dalam skala nano menginisiasi reaksi CSH yang dapat meningkatkan kekuatan tekan beton. Nanosilika mengurangi kristal kalsium hidroksida, mereduksi ukuran kristal pada interface zone mengubah kristal kalsium hidroksida yang lemah ke dalam kristal CSH, memperbaiki interface zone dan struktur pasta semen. Luas permukaan spesifik dan jumlah atom permukaan nanosilika lebih besar daripada mikrosilika. Jumlah atom permukaan nanosilika yang lebih besar ini mengartikan bahwa jumlah ikatan atom bebas dan unsaturated pada permukaan nanopartikel, yang mana secara termodinamika membuatnya tidak stabil dibandingkan dengan partikel mikrosilika (Arefi et al, 2011). Hasil XRD pada penelitian Arefi et al (2011) menyatakan bahwa Penurunan puncak kristal Ca(OH)2 dideskripsikan dengan hidrasi Ca(OH)2 menuju kristal C-SH. Dengan meningkatnya ukuran partikel silika menjadi 1 mikrometer, hubungan puncak Ca(OH)2 muncul kembali yang dapat diinterpretasikan bahwa aditif tidak berpartisipasi dalam transisi Ca(OH)2 menjadi kristal C-S-H. Puncak Ca(OH)2 pada penambahan nanosilika diameter 12 nm lebih kecil daripada nanosilika diameter 60 nm. Hal ini dikarenakan aglomerasi partikel, yang mana partikel tidak terdispersi secara homogen sehingga menghalangi terjadinya reaksi hidrasi. Perubahan ketinggian intensitas pada hasil XRD juga ditunjukkan pada penelitian Setyowati et al (2012). Pada penelitian Setyowati et al (2012) yang berjudul “Microstructure Effect of Concrete Degradation for Compressive Strength of Concrete Burned in High Temperature” memberikan informasi perubahan puncak pada fasa portlandite terhadap perlakuan suhu yang diberikan pada sampel. pada penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa semakin tinggi suhu, maka semakin kecil intensitas dari puncak fasa portlandite (Ca(OH)2) yang diberikan (Setyowati et al: 2012). Berdasarkan uraian di atas maka untuk memperbaiki sifat beton digunakan nanosilika yang diekstrak dari batu piropilit
Sumbermanjing, Malang menggunakan metode kopresipitasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanosilika terhadap kuat tekan, porositas dan komposisi penyusun beton. METODE PENELITIAN Ekstraksi silika dari batuan piropilit menggunakan metode kopresipitasi dengan melarutkan piropilit powder dengan larutan NaOH 10M, kemudian pembentukan gel menggunakan pelarut HCL 7M. Gel yang dihasilkan nantinya akan dikeringkan kemudian dicuci, dikeringkan lagi, digerus dan kemudian di uji XRF untuk mengetahui prosentase kemurnian silika yang dihasilkan. Selanjutnya, benda uji beton dibuat dengan cetakan silinder berdiameter 57 mm dengan tinggi 120 mm. Adonan benda uji beton ini terdiri dari agregat halus (pasir), semen, agregat kasar (batu pecah) dengan perbandingan 1: 1,89: 2,61. Faktor air-semen yang digunakan adalah 0,6. Metode perencanaan mix desain menggunakan metode DOE (Department of Environment) atau Departemen Pekerjaan Umum. Aditif nanosilika pada beton diberikan dengan variasi 0%; 2%; 4%; 6%; 8%; 10%; 15% dari berat semen. Benda uji beton akan diberikan time curing selama 28 hari dengan rincian hari pertama pembuatan adonan dan pencetakan benda uji, hari kedua pelepasan cetakan benda uji dan perendaman benda uji kedalam air hingga 28 hari. Karakterisasi benda uji yand dilakukan adalah kuat tekan menggunakan UTM dan dihitung dengan acuan ASTM C133-97 sebagai berikut. (2) Dimana : P adalah kuat tekan (N/m2); F adalah gaya maksimum (N); A adalah luas permukaan (m2). Selanjutnya karakterisasi persentase porositas menggunakan ASTM C 642-90 dan karakterisasi XRF beserta XRD. Menurut ASTM C 642 – 90, untuk menghitung prosentase porositas beton dapat digunakan persamaan (1): (1) Dimana: n adalah porositas benda uji (%); A adalah berat sampel dalam air, Wwater (gram); B adalah berat sampel kondisi SSD, Wsaturation (gram); C adalah berat sampel kering oven, Wdry (gram)
Data hasil XRD selain memberikan informasi fraksi volume, juga dapat dihitung ukuran butir masing- masing senyawa penyusun beton. Perhitungan ukuran butir ini dapat dilakukan menggunakan persamaan Scherrer.
adalah ukuran kristal, panjang gelombang sinar-X yang digunakan, B merupakan FWHM (Full Width Half Maximum), yaitu sudut difraksi dan k adalah konstanta scherrer (0,9). Sedangkan untuk menghitung fraksi volume menggunakan persamaan berikut. ∑
(3)
∑
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji XRF batu Piropilit menunjukkan kandungan silika dalam Piropilit sebesar 78,1 %. Setelah mengetahui hasil dari pengujian kandungan Piropilit, dilakukan proses leaching NaOH 10M untuk mengangkat silika yang berikatan pada piropilit, kemudian pembentukan gel silika (pembentukan nanosilika) melalui proses titrasi dengan HCL 7M. Gel silika yang dihasilkan akan dikeringkan kemudian dicuci untuk membuang ion Cl - hingga pH netral kemudian dikeringkan dan digerus untuk diuji XRF (mengetahui kemurnian silika yang terbentuk). Setelah batu piropilit diekstraksi silikanya, memberikan peningkatan persentase silika dari 78,1% menjadi 98,4%. Data hasil uji kuat tekan disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Data Hasil Uji Kuat Tekan Beton. Sampel Tinggi Diameter Luas Penampang
0% 2% 4% 6% 8% 10% 15%
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
mm 120 120 125 125 122 124 122 120 120 120 120 120 120 120
Mm 57 56 57 58 59 57 56 58 58 58 57 57 58 57
mm2 2550.46 2461.76 2550.46 2640.74 2732.58 2550.46 2461.76 2640.74 2640.74 2640.74 2550.46 2550.46 2640.74 2550.46
Berat
kg 0.686 0.713 0.731 0.68 0.736 0.733 0.676 0.7 0.704 0.663 0.702 0.661 0.707 0.706
Gaya Tekan (F) kN 57.2 45.7 34.8 56.5 45.3 69.3 52.7 52.6 55.5 53.6 69.3 63.2 39.9 36.6
Koreksi
Fx 1000
kN 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2
N 44000 32500 21600 43300 32100 56100 39500 39400 42300 40400 56100 50000 26700 23400
Kuat Tekan (P) Mpa 17.25 13.20 8.47 16.39 11.75 21.99 16.04 14.92 16.02 15.29 21.99 19.60 10.11 9.17
Ratarata Mpa 15.23 12.43 16.87 15.48 15.66 20.80 9.64
Data hasil uji kuat tekan beton menggunakan UTM (Ultra Testing Machine) dari penambahan nanosilika 0% (kontrol) dari berat semen memberikan nilai kuat tekan sebesar 15,23 MPa. Beton dengan penambahan nanosilika 4%, 6%, 8% dan 10% menunjukkan peningkatan kuat tekan hingga 20,8 MPa (meningkat 6% dari beton kontrol). Peningkatan kekuatan tekan ini terjadi akibat partikel nano yang bereaksi sebagai pozzolan dengan Ca(OH)2 selama proses hidrasi semen yang memungkinkan untuk memperkuat ikatan pasta-agregat. Ukuran partikel silika yang bereaksi dengan Ca(OH)2 juga meningkatkan jumlah atom permukaan pada suatu partikel yang mana juga dapat meningkatkan reaksi kimia yang terjadi (Zhang et al, 2002). Beton dengan penambahan nanosilika 2% dan 15% dari berat semen justru mengalami penurunan jika dibandingkan dengan beton nanosilika 0%. Kuat tekan beton nanosilika 2% dan 15% berturut-turut adalah 12,43 MPa dan 9,64 MPa (turun hingga 5,6%). Penurunan kuat tekan pada beton nanosilika 2% dan 15% dikarenakan terjadinya aglomerasi yang disebabkan oleh kurang homogennya adukan beton. Akibatnya memicu adanya daerah yang lemah dan terbentuknya microcracks pada persentase nanosilika yang tinggi dan nanopartikel silika yang ukurannya rendah (Arefi et al, 2011). Selanjutnya Informasi yang diberikan pada Tabel 2.
menunjukkan bahwa persentase porositas beton nanosilika 0% (kontrol) bernilai 0,1%. Persentase porositas meningkat pada beton dengan jumlah penambahan nanosilika 2% dan 15% dari berat semen. Peningkatan persentase porositas ini mengindikasikan kuat tekan beton yang dihasilkan akan menurun karena terjadinya aglomerasi yang disebabkan oleh kurangnya kehomogenan adukan beton sehingga muncul microcracks. Adanya microcracks ini menyebabkan adanya kekosongan antar pasta-agregat yang menyebabkan adanya pori. Sebaliknya dengan menurunnya persentase porositas pada beton nanosilika 10% yang mengindikasikan adanya peningkatan kekuatan tekan beton. Hal ini disebabkan terdispersinya nanopartikel silika yang bereaksi dengan Ca(OH)2 yang bertindak sebagai filler antara pasta-agregat, sehingga meningkatkan kepadatan dan memperkecil pori beton.
Tabel 2. Data Hasil Uji Persentase Porositas Beton. Sampel Berat Berat Berat B-C dalam air SSD kering (A) (B) (C) Gram gram gram 0% 2% 4% 6% 8% 10% 15%
B-A
Porositas
Ratarata
%
%
1
382
686
641
45
304
0.15
0.10
2
395
680
665
15
285
0.05
1
417
731
652
79
314
0.25
2
390
680
667
13
290
0.06
1
320
650
630
20
330
0.06
2
315
704
658
46
389
0.12
1
394
676
650
26
282
0.09
2
371
680
643
37
309
0.12
1
376
690
660
30
314
0.09
2
392
685
650
35
293
0.12
1
392
612
642
-30
220
-0.14
2
370
610
567
43
240
0.18
1
440
700
642
58
260
0.22
2
430
690
640
50
260
0.19
0.15 0.09 0.10 0.10 0.02 0.21
Hasil pengujian XRF yang disajikan pada Gambar 1. menunjukkan bahwa kandungan unsur Fe, Si, Al semakin meningkat seiring bertambahnya persentase penambahan nanosilika pada beton. Berkebalikan dengan persentase kandungan Ca yang semakin menurun seiring bertambahnya persentase penambahan. Hal ini disebabkan nanosilika yang bereaksi dengan Ca(OH)2.
Gambar 1. Grafik Hubungan Penambahan Nanosilika terhadap Persentase Kandungan Unsur Beton Sedangkan untuk hasil pengujian XRD diketahui pada beton nanosilika 0%, fraksi volume portlandite, syn yang terbentuk sebesar 13,12%; fraksi volume quartz sebesar 20,26%; fraksi volume Ettringite, syn sebesar 29,23%; fraksi volume kalsium silikat hidrat 24,86% dan fraksi volume kalsium silikat sebesar 12,53%. beton nanosilika 4% memberikan informasi senyawa-senyawa yang terbentuk, diantaranya adalah portlandite, syn 7,48%; kalsium silikat hidrat 9,74%; quartz 20,02%; ettringite 47,05%; kalsium aluminum silikat hidrat 15,7%. beton nanosilika 10% menginformasikan bahwa terdapat 4,75% fraksi volume portlandite, syn; 2,86% fraksi volume quartz; 29,39% fraksi volume ettringite; 63% fraksi volume kalsium aluminum silikat hidrat. Hasil perhitungan fraksi volume tersebut didapat dari identifikasi intensitas puncak pola XRD masing-masing beton yang dianalisis menggunakan program High Score Plus. Untuk memperjelas hubungan antara hasil analisis High Score Plus yang menginformasikan adanya beberapa senyawa penyusun beton dengan persentase penambahan nanosilika akan disajikan pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa intensitas puncak portlandite (Ca(OH)2 ) mengalami penurunan seiring semakin banyaknya nanosilika yang ditambahkan.
Gambar 2. Grafik Perbandingan Pola Difraksi Beton
Tabel 3. Ukuran Butir Senyawa Penyusun Beton Sampel Senyawa d(angstrom) 0% 4% 10%
portlandite
1475.637
ettringite
70.17109
portlandite
8076.468
ettringite
3629.736
portlandite
10223.74
ettringite
8432.555
Ukuran butir masing-masing senyawa penyusun beton dapat diketahui dengan menggunakan software Microcal Origin 8 untuk analisis peak dan persamaan Scherrer untuk menghitung ukuran butir. Data perhitungan ukuran butir disajikan pada Tabel 3 yang menginformasikan semakin tinggi persentase penambahan nanosilika, maka ukuran butir portlandite akan semakin besar. Untuk melihat pola dari data kuat tekan, porositas dan komposisi penyusun beton sebagai akibat penambahan nanosilika, maka disajikan grafik hubungan dari ketiganya pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3. Plot Kandungan Unsur Beton
nanosilika 0%, 4%, 10%
Gambar 4. Grafik Hubungan Ukuran Butir Senyawa Penyusun Beton, Kuat Tekan dan Porositas KESIMPULAN Batuan piropilit Sumbermanjing, Malang yang semula memiliki kandungan silika sebesar 78,1% setelah dilakukan ekstraksi mengalami peningkatan menjadi 98,4%. Penambahan nanosilika yang diambil dari persentase berat beton setelah diuji XRD dan XRF memberikan hasil perubahan yang signifikan. Dari data XRD mengindikasikan bahwa semakin tinggi persentase nanosilika yang ditambahkan semakin rendah intensitas intensitas portlandite. Sedangkan dari
data XRF mengindikasikan bahwa semakin tinggi persentase nanosilika yang ditambahkan, maka persentase unsur Si akan semakin meningkat sebaliknya persentase unsur Ca menurun. Nilai kuat tekan tertinggi diberikan oleh beton dengan persentase nanosilika 10% sebesar 20,80 MPa, namun pada persentase nanosilika 2% dan 15% memberikan nilai kuat tekan berturut-turut 12,43 MPa dan 9,64 Mpa yang lebih rendah dari beton kontrol (nanosilika 0%) yaitu 15,23 MPa. Penurunan kuat tekan ini dimungkinkan karena kurang homogennya adukan beton sehingga terjadi aglomerasi. Persentase porositas beton nanosilika 0% (kontrol) bernilai 0,1%. Persentase porositas meningkat pada beton dengan jumlah penambahan nanosilika 2% dan 15% yaitu 0,15% dan 0,21% yang mana disebabkan oleh kurangnya kehomogenan adukan beton sehingga muncul microcracks.. Pada beton dengan persentase nanosilika 10% memiliki persentase porositas sebesar 0,02%. SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan pada penelitiian selanjutnya menggunakan vibrator pada saat penuangan adukan beton ke dalam cetakan agar distribusi antara pasta semen dan agregat merata. Penelitian ini masih kurang sempurna, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan uji SEM dan BET guna menunjang data porositas beton.
DAFTAR RUJUKAN Aman dkk. 2012. Teknologi Beton dalam Praktek I. Surabaya: ITSPress. Anggraini, Retno. 2008. Pengaruh Penambahan Piropilit terhadap Kuat Tekan Beton. Jurnal Rekayasa Sipil/ Volume 2, No.3 ISSN 1978-5658. Anonim. 2002. Annual Book of ASTM Standarts 2002. Volume 04.03. USA: ASTM Internasional. Anonim. 2002. Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version). Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jendral Ciptakarya Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Aris Sutrisno dan Slamet Widodo. 2013. Analisis Variasi Kandungan Semen terhadap Kuat Tekan Beton Ringan Struktural Agregat Pumice. Jurnal Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta. B. Akbari, M. Pirhadi Tavandashti and M. Zandrahimi. 2011. Particle Size Characterization of Nanoparticles- A Pratical Approach. Iranian Journal of Materials Science & Engineering Vol. 8, Number 2, Spring 2011. Bibhuti Bhusan Mukharjee, Sudhirkumar V Barai. 2014. Compressive Strength of Nano-Silica Incorporated Recycled Agregate Concrete. International Journal of Advanced Research in Civil, Structural, Environmental and Infrastructure Engineering and Developing Vol. 2. G. Quercia and H.J.H. Brouwers. 2010. Application of Nano-silica (nS) in Concrete Mixtures. 8thfib PhD Symposium in Kgs, Lyngby, Denmark. Hala Elkady, Mohamed I. Serag, Muhammad S. Elfeky. 2013. Effect of Nano Silica Deagglomeration and Methods of Adding Super-plasticizer on the Compressive Strength and Workability of Nano Silica Concrete. Civil and Environmental Research Vol. 3, No.2. Ismael et al. 2013. The Use of Nanoparticles to Improve The Performance of Concrete. Nanocon 2013 16-18 October 2013 Brno, Czech Republic, EU. Jonbi dkk. 2013. Studi Komparasi Pengaruh Nanosilika Alam dan Nanosilika Komersil terhadap Beton. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7).
K.V. Priya, D. Vinutha. 2014. Effect of Nano Silica in Rice Husk Ash Concrete. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering. Khanzadi et al. 2010. Influence of Nano-Silica Particles on Mechanical Properties and Permeability of Concrete. Second International Conference on Sustainable Construction Materials and Technologies June 28-june 30, 2010. M. Iyappan, Dr. A. Jagannathan. 2014. High Strength Self Compacting Concrete with Nano Silica. International Journal of Emerging Trends in Engineering and Development, Issue 4, Vol. 5. M.R. Arefi, M.R. Javaheri, E. Mollaahmadi, H. Zare, B. Abdollahi Nejand, M. Eskandari. 2011. Silica Nanoparticle Size Effect on Mechanical Properties and Microstructure of Cement Mortar. Journal of American Science. Maheswaran S., Bhuvaneshwari B., Palani G.S., Nagesh R Iyer and Kalaiselvam S. 2012. An Overview on The Influence of Nano Silica in Concrete and a Research Initiative. Research Journal of Recent Sciences Vol. 2 (ISC-2012), 17-24 (2013). Mahyar, Herri. 2013. Pemakaian Additive Micro Silica dalam Campuran Beton untuk Meningkatkan Kuat Tekan Beton Normal. Jurnal Portal, ISSN 2085-7454, Volume 5 No. 1. Mohamed I. Serag, Hala El-Kady, Muhammad S. El-Feky. 2014. The Coupled Effect of Nano Silica and Superplasticizer on Concrete Fresh and Hardened Properties. International Journal of Modern Engineering Research (IJMER). S. Tanveer Hussain, K.V.S. Gopala Krishna Sastry. 2014. Study of Strength Properties of Concrete by Using Micro Silica and Nano Silica. International Journal of Research in Engineering and Technology. S. Yuvaraj, Dr.Sujimohankumar, N. Dinesh, C. Karthic. 2012. Experimental Research on Improvement of Concrete Strength and Enhancing The Resisting Property of Corrosion and Permeability by The Use of Nano Silica Fly Ashed Concrete. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering. Sutapa, Gede. 2011. Porositas, Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton dengan Agregat Kasar Batu Pecah Pasca Bakar. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1. Widojoko, Lilies. 2010. Pengaruh Sifat Kimia terhadap Unjuk Kerja Mortar. Jurnal Teknik Sipil UBL, Volume 1, No. 1. Yuvaraj Shanmugasundaram, Dinesh Nagarajan, Dr. Suji Mohankumar. 2013. Behavioural Investigation on The Use of Nanosilica as An Additive in Concrete. ACEE Int. J. on Transportation and Urban Development, Vol. 3, No. 1.