PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TOHOR DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PENURUNAN TANAH ( Studi Kasus Tanah Aia Pacah ) Ari Wahyudi, Ir. Hendri Warman, MSCE, Ir. Lusi Utama, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Pada dasarnya tanah yang terdapat di lapangan memiliki sifat-sifat seperti sangat lunak, kompressible, kembang susut yang besar, sehingga sangat beresiko dalam penurunan, retak, susut apabila mendirikan konstruksi diatasnya. Seperti halnya tanah pada daerah aia pacah sebagian diantaranya adalah tanah lempung. Lempung selain memiliki daya dukung yang rendah juga memiliki penurunan yang besar serta permeabilitas yang rendah. Dengan melakukan pengujian tanah, akan dilihat pengaruh penambahan kapur terhadap tanah yang diambil pada daerah aia pacah sehingga dapat dilihat apa saja pengaruh dari penambahan kapur tersebut terhadap penurunan tanah. Penambahan kapur pada penelitian ini adalah 2%,4%,6%,8% dan 10%. Dari hasil analisa diketahui bahwa kapur memberikan pengaruh baik pada tanah lempung, dimana seiring penambahan kapur nilai koefisien konsolidasi Cv semakin besar pula. Nilai Cv pada penambahan kapur 10% adalah 0.001792 cm2/dtk , nilai Cc sebesar 0.0589. Artinya semakin besar nilai Cv maka semakin cepat konsolidasi pada t90 atau 90% konsolidasi tanah terjadi. Sedangkan nilai indeks pemampatan Cc semakin kecil seiring penambahan persentase kapur, artinya penurunan akibat konsolidasi semakin kecil pula. Kata kunci : konsolidasi, kapur tohor, lempung
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Hendri Warman, MSCE
Ir. Lusi Utama, MT
QUICKLIME EFFECT WITH ADDITION TO DECREASE SOIL CLAY (Case Study Land Aia Pacah) Ari Wahyudi, Ir. Hendri Warman, MSCE, Ir. Lusi Utama, MT Department of Civil Engineering , Faculty of Civil Engineering and Planning , University of Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract Basically the land contained in the field has properties such as very soft, kompressible, shrinkage large flower, so it is very risky in a downturn, cracking, shrinkage when erect constructions thereon. As well as land in the area aia pacah some of them are clay. Clay besides having a low carrying capacity also has a huge drop and low permeability. By doing soil testing, will be the effect of adding lime to the soil taken in areas aia pacah so it can be seen what the effect of the addition of lime to soil degradation. The addition of lime in this study was 2%, 4%, 6%, 8% and 10%. From the analysis it is known that the lime gives a good influence on clay, where the addition of lime as consolidation coefficient Cv value greater. Cv value in the addition of 10% limestone is 0.001792 cm2 / sec, Cc value of 0.0589. This means that the greater the value, the faster consolidation Cv at t90 or 90% soil consolidation occurs. While the value of compression index Cc is getting smaller with increasing percentage of lime, which means a decline due to the lesser consolidation. Keywords: consolidation, quicklime, clay
Advisor I
Ir. Hendri Warman, MSCE
Advisor II
Ir. Lusi Utama, MT
PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TOHOR DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PENURUNAN TANAH ( Studi Kasus Tanah Aia Pacah ) Ari Wahyudi, Ir. Hendri Warman, MSCE, Ir. Lusi Utama, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Pada dasarnya tanah yang terdapat di lapangan memiliki sifat-sifat seperti sangat lunak, kompressible, kembang susut yang besar, sehingga sangat beresiko dalam penurunan, retak, susut apabila mendirikan konstruksi diatasnya. Seperti halnya tanah pada daerah aia pacah sebagian diantaranya adalah tanah lempung. Lempung selain memiliki daya dukung yang rendah juga memiliki penurunan yang besar serta permeabilitas yang rendah. Dengan melakukan pengujian tanah, akan dilihat pengaruh penambahan kapur terhadap tanah yang diambil pada daerah aia pacah sehingga dapat dilihat apa saja pengaruh dari penambahan kapur tersebut terhadap penurunan tanah. Penambahan kapur pada penelitian ini adalah 2%,4%,6%,8% dan 10%. Dari hasil analisa diketahui bahwa kapur memberikan pengaruh baik pada tanah lempung, dimana seiring penambahan kapur nilai koefisien konsolidasi Cv semakin besar pula. Nilai Cv pada penambahan kapur 10% adalah 0.001792 cm2/dtk , nilai Cc sebesar 0.0589. Artinya semakin besar nilai Cv maka semakin cepat konsolidasi pada t90 atau 90% konsolidasi tanah terjadi. Sedangkan nilai indeks pemampatan Cc semakin kecil seiring penambahan persentase kapur, artinya penurunan akibat konsolidasi semakin kecil pula. Kata kunci : konsolidasi, kapur tohor, lempung
mesti dilakukan sebelum terjadi hal-hal
I. Pendahuluan a. Latar Belakang
yang tidak diinginkan.
Daerah Aia Pacah merupakan daerah
Pada dasarnya tanah yang terdapat di
pengembangan pemukiman kota padang.
lapangan memiliki sifat-sifat seperti sangat
Dalam suatu pembangunan proyek, masalah
lunak, kompressible, kembang susut yang
tanah merupakan suatu hal mutlak yang
besar, sehingga sangat beresiko dalam
perlu diperhatikan. Sebelum melaksanakan
penurunan, retak, susut apabila mendirikan
suatu proyek yang harus diketahui adalah
konstruksi diatasnya.
karakteristik
tanah
dilapangan.
Ini
yang
ditemukan
diperlukan
Seperti halnya tanah pada daerah aia
untuk
pacah sebagian diantaranya adalah tanah
menentukan langkah-langkah apa yang
lempung (pernah dilakukan pengambilan
sample oleh penulis pada tahun 2012).
besar pengaruh yang terjadi ketika diberi
Masalah yang ditimbulkan oleh tanah
zat additive kapur.
lempung sering kita jumpai, masalah ini sangat
mengganggu
seperti
b. Tujuan dan manfaat penelitian
timbulnya
Tujuan dari penelitian ini adalah :
kerusakan pada lantai bangunan, bahkan dapat mengganggu stabilitas dari struktur pondasi
yang
dapat
1. Mempelajari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat mekanik tanah lempung
mengakibatkan
kerusakan total pada bangunan. Lempung
sehingga
selain memiliki daya dukung yang rendah
karakteristiknya.
juga memiliki penurunan yang besar serta
diketahui
2. Mengetahui lempung
permeabilitas yang rendah.
perilaku
tanah
pacah,
setelah
Aia
distabilisasi dengan bahan aditif
Stabilisasi tanah dengan bahan aditif alternative
kapur. Hasil yang didapat dari
perbaikan tanah dengan menambahkan
tanah yang distabilisasi dengan
bahan aditif, Penggunaan kapur untuk
kapur tadi dibandingkan dengan
bahan stabilisasi tanah, selain karena kapur
tanah
mudah diperoleh dan banyak terdapat
pencampuran kapur ).
kapur
adalah
salah
satu
khususnya di kota Padang, pelaksanaan stabilisasi
tanah
dengan
asli
3. Diharapkan
(
tanah
dapat
tanpa
memberikan
gambaran respon tanah lempung
menggunakan
lain yang mempunyai sifat yang
bahan aditif kapur juga mudah dikerjakan.
hampir sama dengan lempung
Pada daerah Aia Pacah ini, seperti yang kita tau bahwa penurunan dan kurangnya
yang
daya dukung tanah sangat rentan terjadi.
additive kapur.
Oleh sebab itu diperlukan pengujian yang
Manfaat dari penelitian ini adalah
tepat di laboratorium mengenai identifikasi
dapat
tanah lempung tersebut. Karena itu judul
untuk
dari penelitian ini adalah :
sebagai bahan aditif perbaikan tanah
“Pengaruh Penambahan Kapur Tohor dengan
Tanah
Lempung
terhadap
memberikan
alternative
memanfaatkan
pada
bahan
tanah
kapur
lempung
khususnya di Aia Pacah agar dapat
Terhadap
menurangi
Penurunan Tanah “ ( studi kasus tanah aia pacah ) sehingga dapat dilihat berapa
diteliti,
penurunan
dan
meningkatkan daya dukung tanah .
c. Batasan masalah
biaya. Untuk itu perlu dilakukan
Adapun batasan masalah yang
penelitian lanjutan kedepan dengan
diambil dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
persentase diatas 10%. 6. Perbandingan uji tanah ditambah
1. Lokasi pengambilan sampel tanah
bahan aditif berdasarkan kepada
di daerah aia pacah tepatnya di
berat isi tanah kering permukaan.
jalan rimbo cumateh / Maransi. 2. Benda
uji
dari
contoh
tanah
terganggu dan tidak terganggu (
II. Tinjauan pustaka a. Tanah lempung
kedalaman ± 1 m – 1.5 m ). 3. Pengujian
Tanah lempung adalah tanah yang
dilakukan
mempunyai ukuran butiran 0.002 mm
dilaboratorium Mekanika Tanah
atau lolos saringan no 200. Namun
Jurusan Teknik
ada beberapa beberapa defenisi tanah
Sipil
Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang. 4. Kapur
yang digunakan adalah
kapur tohor.
lempung
diberikan
oleh
beberapa ahli, yaitu diantaranya: a.
5. Kadar kapur yang diberikan adalah
yang
Menurut
Grim
(1953)
tanah
lempung adalah tanah yang terdiri
0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%.
dari
Pada
penulis
tertentu yang menghasilkan sifat
gunakan, penggunaan kapur yang
plastis apabila dalam keadaan
disarankan adalah 3 – 8 %, oleh
basah.
karena
referensi
itu
yang
penulis
mencoba
partikel-partikel
mineral
b. Menurut Bowles (1984) tanah
penambahan kapur dengan rentang
lempung
2 – 10%. Untuk persentase diatas
mempunyai
10%
akan
berukuran lebih kecil atau sama
memberikan pengaruh pada tanah
dengan 0,002 mm dalam jumlah
lempung, tetapi pada penelitian ini
lebih dari 50 %.
penulis
tentunya
tidak
juga
sampai
pada
penambahan kapur diatas 10% karena keterbatasan waktu dan
adalah
deposit
partikel
yang yang
b. Berat spesifik (Specific Gravity) Berat jenis tanah (Gs) adalah
butiran padat
(γs)
dengan
berat
volume air (γw) pada temperature tº C. 𝐺𝑠 =
perbandingan antara berat volume
𝛾𝑠 𝛾𝑤
Tabel 2.3 Berat jenis tanah (Spesifik Gravity) Macam Tanah Kerikil Pasir Lanau anorganik Lempung organik Lempung anorganik Humus Gambut
Berat jenis (Gs) 2.65-2.68 2.65-2.68 2.62-2.68 2.58-2.65 2.68-2.75 1.37 1.25-1.80
(Sumber :Hary Christady. H, 2006, Mekanika tanah I, hal .5) Batas
c. Kadar air Kadar
air
(w),
Plastis
(PL),
adalah
didefinisikan sebagai kadar air
perbandingan antara berat air dengan
pada kedudukan antara daerah
berat butiran padat (Ws), dinyatan
plastis dan semi padat, yaitu
dalam persen.
persentase kadar air dimana tanah dengan diameter silinder
𝑊𝑤 𝑤(%) = × 100 𝑊𝑠
3,2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
d. Batas-Batas Atterberg
c. Batas
a. Batas Cair (Liquid Limit)
Plastisitas
(Plasticity
Index)
Batas cair (LL), didefinisikan
Indeks Plastisitas (PI) selisih
sebagai kadar air tanah pada
batas cair dan batas plastis (PI
batas antara keadaan cair dan
= LL- PL).
keadaan plastis, yaitu batas atas
e. Uji Kuat geser Tanah
dari daerah plastis. Batas
cair
Kekuatan geser suatu massa biasanya
tanah
merupakan
perlawanan
ditentukan dari uji casagrande
internal tanah tersebut persatuan
(1948)
luas
b. Batas Plastis (Liquid Limit)
terhadap
keruntuhan
atau
pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah.
Parameter
kuat
geser
tanah
tumbukan 25 kali. Berat penumbuk
diperlukan untuk analisis analisis antara
adalah 5,5 lb (massa = 2,5 kg) dan
lain :
tinggi
jatuh
sebesar
12
inch
Kapasitas Dukung tanah
(=304.8mm).
Stabilitas Lereng
percobaan, berat volume basah γ
Daya dorong pada dinding
dari tanah yang dipadatkan tersebut
penahan
dapat dihitung sebagai berikut :
Untuk
setiap
𝑊
Bila tanah mengalami pembebanan akan
𝛾 = 𝑉(𝑚 )
ditahan oleh ;
a. Kohesi tanah yang tergantung pada
jenis
tanah
Di mana : W
dan
= berat tanah yang
dipadatkan dalam cetakan
kepadatannya
V(m) = Volume cetakan
b. Gesekan antar butir – butir tanah
(943.3 cm3)
Coulomb (1776) mendefinisikan ;` 𝜏 = 𝑐 + 𝜎 tan 𝜃
Juga pada setiap percobaan besarnya kadar
f. Uji Proctor
air
dalam
tanah
yang
Pada uji proctor, tanah dipadatkan
dipadatkan tersebut dapat ditentukan
dalam
silider
di laboratorium. Bila kadar air
bervolume 1/30 ft3 (=943.3 cm3).
tersebut diketahui, berat volume
Diameter cetakan tersebut adalah 4
kering γd dari tanah tersebut dapat
inch
dihitung sebagai berikut : 𝛾 𝛾𝑑 = 𝑊(%) 1 + 100
sebuak
cetakan
(=101.6
mm).
Selama
percobaan di laboratorium, cetakan itu diklem pada sebuah cetakan dasar
dan
perpanjangan silinder).
diatasnya
diberikan
(juga
berbentuk
Tanah
dicampur
air
Di mana : W(%) = Persentase Kadar air
dengan kadar yang berbeda – beda
Harga γd pada persamaan
dan kemudian dipadatkan dengan
diatas dapat digambarkan terhadap
menggunakan penumbuk khusus.
kadar air untuk mendapatkan berat
Pemadatan tanah tersebut ditumbuk
volume kering maksimum dan kadar
dalam 3 lapisan dengan jumlah
air optimum.
Untuk
air
Pembebanan pada contoh tanah
kering
dilakukan dengan cara meletakkan
maksimum secara teoritis didapat
beban pada ujung sebuah balok
bila pada pori pori tanah sudah tidak
datar dan pemampatan contoh tanah
ada udaranya lagi, yaitu pada saat
diukur dengan meggunakan skala
dimana derajat kejenuhan tanah
ukur
sama dengan 100%. Jadi berat
Contoh tanah selalu direndam air
volume kering maksimum (teoritis)
selama percobaan. Tiap tiap beban
pada suatu kadar air tertentu dengan
biasanya diberikan selama 24 jam.
kondisi “zero air void” dapat ditulis
Setelah itu beban dinaikkan sampai
sebagai :
dengan
tertentu,
suatu
berat
kadar
volume
𝐺𝑠 . 𝛾𝑤 𝛾𝑧𝑎𝑣 = 1+𝑒
dengan
dua
skala
kali
sebelumnya,
dan
micrometer.
lipat
beban
pengukuran
pemampatan diteruskan. Pada saat selesai berat kering dari contoh
Di mana : γzav = Berat volume pada kondisi zero air void γw
= berat volume air
tanah ditentukan. Nilai koefisien konsolidasi (Cv) ditentukan dengan rumus : 0.848𝐻2 𝑡90 Nilai indek pemampatan (Cc) 𝐶𝑣 =
e Gs
= angka pori = berat spesifik butiran padat
ditentukan dengan rumus :
tanah 𝐶𝑐 =
g. Konsolidasi Prosedur untuk melakukan uji konsolidasi satu dimensi pertamatama diperkenalkan oleh Terzaghi. Uji tersebut dilakukan di dalam sebuah konsolidometer (oedometer). Contoh tanah diletakkan dalam cincin logam dengan dua buah batu berpori diletakkan di atas dan dibawah contoh tanah tersebut.
𝑒1 − 𝑒2 𝑙𝑜𝑔𝑃2 − 𝑙𝑜𝑔𝑃1
h. Kapur Metode
perbaikan
tanah
dengan kapur salah satu alternatif usaha perbaikan tanah yang tidak memenuhi standar sebagai lapisan tanah dasar untuk perkerasan atau pondasi bangunan. Kapur bereaksi dengan air tanah sehingga merubah
sifat
tanahnya,
mengurangi
Berdasarkan SNI 03-4147-1996 Kapur
kelekatan dan kelunakan tanah. Sifat
yang digunakan sebagai bahan stabilisasi
ekspansif
tanah adalah kapur padam dan kapur tohor.
yang
menyusut
dan
berkembang karena kondisi airnya akan
berkurang
secara
drastic
karena butir kapur.
Spesifikasi Persyaratan untuk Kapur adalah ( O.G ingles and J.B Metcalf, Soil Stabilization, 1972) :
Kapur yang terdiri dari ion-ion Ca, Mg dan sebagian kecil Na dapat digunakan untuk :
1. Calcium oxide (CaO) kandungan Ca & MgO > 92 % 2. CO2 (oven) < 3 % ; CO2 (lap) <
1. Mengurangi sifat mengembang dari tanah
10 % 3. Calcium Hidroxide (Ca(OH)2)
2. Mengurangi plastisitas dari tanah 3. Meningkatkan daya dukung dari tanah
kandungan Ca & MgO > 95 % 4. CO2 (oven) < 5 % ; CO2 (lap) < 7 %
Mekanisme dasar stabilisasi dengan
Didalam pemanfaatan kapur sebagai bahan
kapur :
tambahan additive untuk stabilitas tanah, 1. Adanya ikatan ion Ca, Mg dan Na
yang
menyebabkan
bertambahnya
ikatan
antara
partikel tanah. 2. Adanya (antara
proses kapur
sementasi dan
tanah
sehingga kekuatan geser/daya dukung tanah menjadi naik) 3. Stabilitas
tanah
dengan
campuran kapur hanya efektif digunakan
untuk
tanah
lempung dan tidak efektif untuk tanah pasir
disarankan penambahan persentase kapur seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Kandungan kapur yang disarankan (O.G.INGLES and J.B.METCALF, SOIL STABILIZATION, 1972)
langkah-langkah
III. Metodologi penelitian
akhir
ini,
diperlukan
sistematis
serta
Kriteria yang digunakan dalam tugas akhir
Untuk mencapai tujuan penulisan tugas
yang
ini
sebuah
agar
terarah
dan
tepat
sasaran.
Metodologi tersebut dapat dilihat dari
metodologi kerja yang menggambarkan
diagram alir pada gambar 3.1 :
Mulai
Studi literatur
Persiapan penelitian tanah undisturb/disturb
1
1
\
Uji klasifikasi tanah lempung
Uji indeks propertis Batas-batas konsistensi tanah Analisa saringan
Uji geser langsung tanah, Uji proctor, Uji konsolidasi tanah (Tanah asli dan tanah dengan penambahan kapur 2%, 4%, 6%, 8%, 10% )
Rekapitulasi Data
Pengolahan data
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Pengambilan tanah dilakukan secara disturb dan undisturb. Sample tanah lempung diambil pada daerah aia pacah
plastic
dan
pengambilan
tanah
tak
terganggu menggunakan tabung sample. Metode
yang
digunakan
adalah
tepatnya di jalan rimbo cumateh maransi
mencampur tanah asli dari daerah aia
± 1 𝑚 − 1.5 𝑚.
pacah tepatnya di jalan rimbo cumateh
Pengambilan sampel tanah terganggu
maransi dan kapur dengan persentase
(disturb) cukup dimasukkan kedalam
penambahannya 0%, 2%, 4%, 6%, 8%
pada
kedalaman
dan 10% terhadap berat kering tanah.
Sedangkan kapur yang digunakan adalah
Analisa Saringan (ASTM D 422-
kapur tohor.
63)
Pada penelitian ini, sampel yang diuji
Pemeriksaan batas cair atau LL (ASTM D 423 – 66)
menggunakan peralatan yang terdapat di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan
Pemeriksaan batas plastis atau PL
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas peralatan penelitian
Negeri yang ini
Padang.
Semua
digunakan
dalam
dan
(ASTM D 424 – 59) 2. Pengujian sifat mekanik tanah Uji geser langsung tanah, ( SNI
berkaitan dengan
2813:2008 )
pengujian sifat fisik tanah dan sifat
Uji proctor, ( SNI 1742-2008 )
mekanik tanah.
Uji konsolidasi tanah
Beberapa pengujian yang akan dilakukan :
( SNI
2812-2011 )
1. Pengujian sifat fisik tanah Pemeriksaan kadar air atau W (ASTM D 2216 – 71) Pemeriksaan berat jenis atau GS (ASTM D 854 – 58)
Item Pemeriksaan
IV. Hasil dan pembahasan a. Kadar air Hasil pengujian kadar air tanah asli adalah sebagai berikut : Kode
I
II
III
BERAT CAWAN + TANAH BASAH
(W1)
13.4
15.5
15.9
BERAT CAWAN + TANAH KERING
(W2)
11.2
12.5
12.7
BERAT CAWAN
(W3)
8.6
8.7
8.8
BERAT AIR
(W1-W2)
2.2
3
3.2
BERAT TANAH KERING
(W2-W3)
2.6
3.8
3.9
KADAR AIR
84.62
78.95 82.05
84.62
78.95 82.05
KADAR AIR RATA – RATA Kadar air
: ((W1-W2)/(W2-W3))x 100
Tabel 4.1 Uji kadar air tanah asli
81.87
a. Batas Atterberg
Dari hasil pengujian didapat KA tanah asli sebesar 81.87 %
Hasil pengujian Batas Atterberg adalah sebagai berikut :
BATAS PLASTIS
(PL)
CAWAN
9.2
gr
CAWAN + TANAH BASAH
10.75 gr
CAWAN + TANAH KERING
10.3
gr
BERAT AIR
0.45
gr
BERAT TK
1.1
gr
KA
40.91 %
Tabel 4.2 Uji Batas Plastis
BATAS CAIR
(LL)
KC
BC
C + TB
C + TK
KETUKAN
W AIR
W TK
5
8.7
17.6
14
52
3.6
5.3
67.92
4
8.7
14.1
11.9
27
2.2
3.2
68.75
3
8.6
16.9
13.5
17
3.4
4.9
69.39
Tabel 4.3 Uji Batas Cair
Grafik 4.1 Grafik Batas Cair
KA
IP =
(LL - PL) =
68.9-40.91
= 27.99
25 kali sebesar 68.9 %, c.Nilai Indek Plastis sebesar 27,99 %.
%
b. Analisa Saringan
Dari hasil pengujian didapat : a. Nilai Batas Plastis tanah asli 40.91 %, b.Nilai Batas Cair pada ketukan
Hasil pengujian Analisa Saringan adalah sebagai berikut:
No. Saringan
Berat tertahan
Jmlh Berat tertahan
Tertahan (%)
Lolos (%)
Diamater Butiran
4
0
0
0.00
100.00
4.75
10
0.35
0.35
0.07
99.93
2
20
1.2
1.55
0.24
99.69
0.85
40
4.95
6.5
0.99
98.70
0.425
60
8.9
15.4
1.78
96.92
0.25
100
15.6
31
3.12
93.80
0.15
200
20.45
51.45
4.09
89.71
0.075
PAN
448.55
500
89.71
0.00
Tabel 4.4 Analisa saringan tanah
GRAFIK ANALISA SARINGAN 100
90 80 60 50 40 30 20 10 0 0,0100
0,1000
Diameter
1,0000
Grafik 4.2 Grafik Analisa saringan
Persen Lolos
70
Dari
hasil
pengujian
didapat
c. Berat jenis tanah (Gs)
kesimpulan bahwa jenis tanah yang
Dari hasil uji berat jenis tanah,
diuji adalah tanah lempung karena
dapat kita lihat dalam bentuk grafik
dapat dilihat dari data uji bahwa tanah
sebagai berikut :
yang lolos saringan 200 lebih dari 50%.
2,9 B e r a t j e n i s2,64
2,85 2,8 2,75 2,7 2,65
2,86 2,81
2,76 2,73 2,66
2,6 0
2
4
6
8
% Kapur
10
Grafik 4.3 Grafik hubungan berat jenis dengan persentase penambahan kapur
Dari grafik dapat kita lihat bahwa berat
jenis
penambahan
tanah kapur
yang akan
a. Uji Geser langsung
diberi
Hasil uji geser langsung dapat
meningkat
dilihat pada table dibawah ini:
seiring besarnya persentase kapur yang ditambahkan pada tanah asli tersebut. No
% Penambahan Kapur
C
ф
1
0
0.068
5.95
2
2
0.083
5.78
3
4
0.090
5.78
4
6
0.105
4.64
5
8
0.121
3.87
6
10
0.136
3.87
Tabel 4.17 Rekapitulasi uji geser langsung tanah
Nilai C
0,15 0,14 0,13 0,12 0,11 0,1 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0
0,136 0,121 0,105 0,09
0,083 0,068
% Penambahan Kapur 0
2
4
6
8
10
Grafik 4.7 Grafik hubungan nilai C dengan % penambahan kapur
Dari grafik dapat kita lihat bahwa nilai
C
pada
penambahan
tanah
kapur
yang
akan
seiring besarnya persentase kapur yang ditambahkan pada tanah asli tersebut.
diberi
meningkat
Grafik hubungan % penambahan kapur dengan nilai sudut Geser 7 6
5,95
5,78
5,78
Nilai Sudut Geser
5
4,64
4
3,78
3,78
3 2 1
% Penambahan Kapur 0 0
2
4
6
8
10
Grafik 4.8 Grafik hubungan nilai sudut geser dengan % penambahan kapur
Dari grafik juga dapat kita lihat bahwa nilai sudut geser pada tanah yang diberi penambahan kapur akan menurun seiring besarnya persentase kapur yang ditambahkan pada tanah asli tersebut.
b. Uji Kepadatan/ Proctor Hasil pengujian kepadatan tanah dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
% Penambahan Kapur
Kadar Air Optimum (%)
Berat isi kering tanah (gr/cm3)
1
0
43.8
1.100
2
2
44
1.071
3
4
44.9
1.068
4
6
45.1
1.059
5
8
45.5
1.058
6
10
45.9
1.048
Tabel 4.18 Rekapitulasi uji kepadatan tanah
Dari table diatas dapat kita plotkan kedalam bentuk grafik sebagai berikut : a. Grafik hubungan penambahan kapur dengan kadar air optimum
Kadar air optimum
46,5 46
45,9
45,5
45,5
45
45,1
44,9
44,5 44
44
43,8
% Penambahan Kapur
43,5 0
2
4
6
8
10
Grafik 4.9 Grafik hubungan nilai kadar air optimum dengan % penambahan kapur Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kadar air optimum pada tanah meningkat seiring penambahan kapur.
b.
Grafik hubungan penambahan
kapur dengan berat isi kering tanah
1,11
1,1
1,1
Berat Isi kering
1,09 1,08 1,071
1,07
1,068
1,06
1,059
1,058
1,05
1,048
% Penambahan Kapur 1,04 0
2
4
6
8
10
Grafik 4.10 Grafik hubungan nilai berat isi kering dengan % penambahan kapur
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa berat isi kering pada tanah
lampiran hasil uji dilaboratorium. Secara
umum
hasil
pengujian
konsolidasi tanah dapat dilihat pada menurun seiring penambahan kapur.
tabel dibawah ini :
c. Uji konsolidasi Hasil pengujian konsolidasi pada penelitian ini dapat dilihat pada
No
%kapur
Cc (Indek pemampatan)
Cv (Koefisien konsolidasi)
1
0
0.2977
0.000851
2
2
0.1473
0.000905
3
4
0.1208
0.000913
4
6
0.0979
0.000940
5
8
0.0804
0.001628
6
10
0.0589
0.001792
Tabel 4.19 Rekapitulasi uji konsolidasi tanah
Dari Tabel diatas, dapat kita plotkan ke dalam grafik sebagai berikut: a. Grafik hubungan persentase penambahan kapur dengan nilai koefisien konsolidasi (Cv) 0,002 0,0018
0,001792 0,001628
Nilai Cv
0,0016 0,0014
0,0012 0,001 0,000851
0,0008 0
0,000905 0,000913 0,00094
2
4
6
8
10
% Penambahan Kapur
Grafik 4.11 Grafik hubungan nilai Cv dengan % penambahan kapur b. Grafik hubungan persentase penambahan kapur dengan nilai indek pemampatan (Cc) 0,35 0,3
0,2977
Nilai Cc
0,25 0,2 0,15
0,1473
0,1208
0,1
0,0979
0,0804 0,0589
0,05 0 0
2
4
6
8
10
% Penambahan Kapur
Grafik 4.12 Grafik hubungan nilai Cc dengan % penambahan kapur
Dari grafik dapat dilihat bahwa
didapat berat jenis 2.76, tanah asli
seiring penambahan kapur, maka nilai
+ kapur 8% didapat berat jenis
Cv naik, artinya semakin banyak kadar
2.81, tanah asli + kapur 10%
kapur yang diberikan maka semakin
didapat berat jenis 2.86.
singkat waktu yang diperlukan untuk
3. Dari pengujian uji geser tanah,
mencapai konsolidasi 90% (t 90). Nilai
dapat
Cv meningkat signifikan pada kadar
(kohesi) pada tanah yang diberi
kapur 8%. Apabila kita lihat grafik
penambahan
hubungan nilai Cc dengan persentase
meningkat
penambahan kapur, nilai Cc turun
persentase
seiring
ditambahkan
naiknya
persentase
dilihat
bahwa
nilai
C
kapur
cendrung
seiring
besarnya
kapur pada
yang tanah
asli
penaambahan kapur, artinya seiring
tersebut. Nilai C ( kohesi ) pada
penambahan kapur maka penurunan
tanah asli 0.068, tanah + kapur 2%
yang terjadi semakin kecil.
0.083, tanah + kapur 4% 0.09, tanah + kapur 6% 0.105, tanah +
V. Kesimpulan Dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
2.
kapur 8% 0.121, tanah + kapur 10%
0.136.
Artinya
semakin
tinggi kadar kapur yang diberikan
Dari hasil penelitian, tanah yang
maka gaya tarik menarik antara
diuji
lempung,
dua atau lebih pada partikel tanah
karena pada uji analisa saringan
tersebut semakin tinggi. Hal ini
butiran yang lolos saringan no 200
tentunya berpengaruh baik pada
> 50 % yaitu : 87.71 %
daya dukung tanah.
adalah
tanah
Dari pengujian berat jenis tanah,
4. Nilai sudut geser pada tanah yang
dapat dilihat bahwa berat jenis
diberi
tanah yang diberi penambahan
cendrung
kapur akan meningkat seiring
besarnya persentase kapur yang
besarnya persentase kapur yang
ditambahkan
ditambahkan
tersebut. Nilai sudut geser pada
pada
tanah
asli
penambahan
kapur
menurun
seiring
pada
tanah
asli
tersebut. Pada tanah asli didapat
tanah
berat jenis 2.64, tanah asli + kapur
penambahan kapur 2% adalah
2% didapat berat jenis 2.66, tanah
5.78’, pada tanah lempung dengan
asli + kapur 4% didapat berat jenis
penambahan kapur 4% adalah
2.73, tanah asli + kapur 6%
5.78’, pada tanah lempung dengan
lempung
dengan
penambahan kapur 6% adalah
(koefisien konsolidasi) semakin
4.64’, pada tanah lempung dengan
besar pula. Hal ini menunjukkan
penambahan kapur 8% dan 10%
bahwa
kapur
memberikan
adalah 3.87’. Artinya semakin
pengaruh
kepada
tanah
tinggi kadar kapur yang diberikan
dengan penambahan kapur maka
maka sudut geser yang terbentuk
semakin singkatnya waktu untuk
saat pergeseran dua atau lebih
konsolidasi 90%. Nilai Cv pada
partikel tanah semakin rendah.
tanah dengan penambahan kapur
5. Dari pengujian kepadatan tanah,
2% adalah 0.000905 cm2/dtk,
dapat kita lihat bahwa kadar air
penambahan kapur 4% adalah
optimum pada tanah meningkat
0.000913 cm2/dtk, penambahan
seiring
kapur
penambahan
6%
adalah
yaitu
0.000940
kapur,sedangkan berat isi kering
cm2/dtk, penambahan kapur 8%
pada
adalah
tanah
menurun
seiring
0.001628
cm2/dtk,
penambahan kapur. Kadar air
penambahan kapur 10% adalah
optimun pada penambahan kapur
0.001792 cm2/dtk.
2% adalah 44% dengan berat isi
7. Sedangkan
kering 1.071 gr/cm3, kadar air
persentase
optimum pada penambahan kapur
kepada
4% adalah 44.9% dengan berat isi
pemampatan Cc semakin kecil. Hal
kering 1.068 gr/cm3, kadar air
ini
optimum pada penambahan kapur
akibat konsolidasi semakin kecil
6% adalah 45.1% dengan berat isi
pula,
kering 1.059 gr/cm3, kadar air
bermanfaat
optimum pada penambahan kapur
kontruksi.Besarnya nilai Cc pada
8% adalah 45.5% dengan berat isi
tanah dengan penambahan kapur
kering 1.058 gr/cm3, sedangkan
2% adalah 0.1473, penambahan
kadar
kapur
air
optimum
pada
semakin
besar
penambahan
kapur
tanah,
nilai
mengakibatkan
yang
4%
indek
penurunan
tentunya dari
sangat segi
adalah
penambahan kapur 10% adalah
penambahan kapur
45.9% dengan berat isi kering
0.0979, penambahan kapur 8%
1.048 gr/cm3.
adalah 0.0804, penambahan kapur
6. Dari semakin
pengujian
konsolidasi,
besar
persentase
penambahan kapur maka nilai Cv
6%
0.1208, adalah
10% adalah 0.0589. 8. Penelitian ini memiliki keuntungan diantaranya
adalah
kita
dapat
mengetahui prilaku tanah lempung
pada tanah lempung. Untuk itu
bila
disarankan
di
stabilkan
dengan
pada
penelitian
menggunakan kapur, kemudian kita
berikutnya apabila tanah yang diuji
juga
adalah tanah lempung, pengujian
dapat
menjadikan
kapur
menjadi salah satu bahan alternatif
yang
dilakukan
untuk stabilitas tanah lempung.
unconfine.
adalah
uji
VI. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
Daftar pustaka
untuk persentase kapur diatas 10%
Das Braja M, 1985, Mekanika tanah ,jilid
untuk melihat prilaku tanah
I,
2. Pada pengujian uji geser langsung, didapat nilai c yang meningkat
Das Braja M,1985, Mekanika tanah, Jilid II
sedangkan nilai sudut geser yang
Hary Christady. H, 2006, Mekanika tanah
turun,
I
apabila
dilakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus
tegangan
geser
tanah
hasilnya tidak akan bagus (daya dukung rendah). Sedangkan bila
O.G.INGLES and J.B.METCALF, 1972, SOIL STABILIZATION SNI 1964:2008 , Cara uji berat jenis tanah
dilihat hasil uji konsolidasi akan terlihat hasil daya dukung yang
SNI 1965:2008 , Cara uji penentuan kadar
bagus. Pada intinya nilai C yang
air untuk tanah dan batuan
meningkat itu berpengaruh pada peningkatan daya dukung tanah. Kerancuan
tersebut
muncul
SNI 1966:2008 , Cara uji batas plastis dan indeks plastis tanah
dikarenakan karena pada penelitian
SNI 2813:2008 , Uji geser langsung tanah,
ini untuk mencari nilai C dan sudut
SNI 1742-2008 , Uji kepadatan ringan
geser
tanah
menggunakan
langsung,
dimana
uji uji
geser geser
langsung tidak cocok digunakan
SNI 2812-2011 , Uji konsolidasi tanah