PENGARUH PENAMBAHAN DAMDEX PADA CAMPURAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON YANG MENGALAMI SUHU TINGGI Novita Hastuti OliI1), Arqam Laya2), Kasmat Saleh Nur 3). 1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo email:
[email protected] 2 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo email: 3 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo email:
INTISARI Kebakaran menimbulkan kerugian material yang harganya tak sedikit. Kebakaran dapat menyebabkan rusaknya bangunan, karena temperatur tinggi mempengaruhi struktur bangunan, seperti pada balok dan kolom. Balok yang terbakar mengalami penurunan kuat tekan, sebab temperatur yang tinggi dapat membawa dampak pada struktur beton. Untuk memperkecil kemungkinan rusaknya bangunan dan mengurangi kerugian akibat kebakaran, maka diperlukan bahan tambah campuran yang dapat membuat beton tahan terhadap suhu tinggi. Damdex merupakan zat kimia yang dipromosikan bisa meningkatkan daya tahan beton terhadap suhu tinggi bahkan tahan terhadap bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan Damdex sebagai bahan campuran beton dapat mempengaruhi kuat tekan beton yang mengalami suhi tinggi. Metode yang digunakan yaitu Perencanaan Mix Design (SNI 03-2834-2000) untuk merencanakan beton normal dan metode Uji Kuat Tekan untuk pengujian sampel beton. Hasil penelitian menununjukkan pada kondisi normal (tanpa diberi perlakuan apapun), beton dengan campuran bahan Damdex memiliki kuat tekan rata-rata 26,24 MPa atau 3,33% lebih besar dari beton normal yang memiliki nilai kuat tekan rata-rata 25,48 MPa. Beton dengan campuran bahan Damdex mengalami penurunan kuat tekan sebesar 39% atau 10,24 MPa, penurunan beton Damdex 13,2% lebih kecil dari beton normal yang mengalami penurunan kuat tekan sebesar 52,2% atau 13,29 MPa. Penurunan kuat tekan ini terjadi pada beton yang dipanaskan dengan suhu 0°C - 200°C yang dilakukan selama 7 jam, untuk beton yang dipanaskan dengan suhu 200°C selama 3 jam, beton dengan campuran bahan Damdex mengalami penurunan kuat tekan sebesar 41,6% atau 10,91 MPa, penurunan beton Damdex 12,2% lebih kecil dari beton normal yang mengalami penurunan kuat tekan sebesar 53,8% atau 13,71 MPa. Kata Kunci : Damdex, Kuat Tekan, Suhu Tinggi
ABSTRACT
Fire caused material losses that the cost was not low. Fire can cause damage to building, because high temperature may effects the building structure, such as at beam and column. Burning beam causing decreased of compressive strength, because high temperature make impact on concrete structures. To minimize the possibility of damage building and reduce losses from fire, it is necessary to mix the added ingridients that can make concrete ressistant to high temperatures. Damdex is a chemical that promoted to improve the durability of concrete from high tempereture resistant even to burn. This study was conducted to determine whether use Damdex for admixture of concrete can effect the to compressive strength of concrete that have high temperature. The method that used in this study is Mix Design Plan (SNI 03-2834-2000) compression Testing Method that used to test the concrete sample. The result showed in normal condition (without any treatment), concrete with admixture of Damdex have average compressive strength 26,24 MPa or 3,33% bigger than a normal concrete that have average compressive strength 25,48 MPa. Concrete with admixture of Damdex have decreased compressive strength 39% or 10,24 MPa, the decreased of Damdex concrete was 13,2% lower than normal concrete that have decreased of compressive strength 52,2% or 13,29 MPa. The compressive strength reduction occurs in concrete that heated with temperature 0°C - 200°C conducted during 7 hours, for concrete that have heated with temperature 200°C during 3 hours, concrete with admixture of Damdex have decreased compressive strength 41,6% or 10,91 MPa, the decreased of Damdex concrete was 12,2% lower than normal concrete that have decreased of compressive strength 53,8% or 13,71 MPa. Keywords : Damdex, Compressive Strength, High Temperature. 1. PENDAHULUAN Kebakaran sering terjadi belakangan ini, hal ini seringkali disebebkan oleh kelalaian manusia. Tak jarang kebakaran menimbulkan kerugian material yang harganya tak sedikit. Kebakaran dapat menyebabkan rusaknya bangunan, karena temperatur tinggi mempengaruhi struktur bangunan, seperti pada balok dan kolom. Balok yang terbakar mengalami penurunan kuat tekan, sebab temperatur yang tinggi dapat membawa dampak pada struktur beton. Beton merupakan campuran yang berisi agregat halus, agregat kasar yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air (kadang-kadang ditambahkan bahan kimia, serat, sampai pada bahan buangan
non kimia), yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu. Adapun kelebihan yang dimiliki beton dibanding bahan bangunan lain yaitu beton mudah dibentuk dan materialnya mudah diperoleh serta tahan terhadap kebakaran. Sekalipun beton memiliki keunggulan seperti yang telah disebutkan, akan tetapi berbagai hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa beton yang mengalami kebakaran akan kehilangan kuat tekannya. Penelitian Trisni B., Himawan I., dan Antonius (2006) menyatakan bahwa beton K-225 yang dibakar pada suhu 300°C selama 3 jam, kuat tekannya menurun hingga 71,8%, sama halnya dengan hasil penelitian Irma Iswandi A., Suryaningsih T., dan Abdul Hamid A.
(2009) menyatakan bahwa beton yang dioven pada suhu 200°C selama 3 jam mengalami penurunan kuat tekan hingga kuat tekan rata-ratanya tersisa 85,83% dari beton normal. Dalam penelitian ini dicoba menambahkan bahan bermerek Damdex sebagai bahan tambah pada adukan campuran beton. Damdex digunakan sebagai bahan tambah sebab berdasarkan promosi pada website andalan68.wordpress.com dikemukakan bahwa Damdex mempunyai kelebihan multifungsi yang tidak dimiliki anti bocor biasa : 1. Damdex Anti bocor, mampu menahan resapan air. 2. Meningkatkan kualitas beton dan menguatkan beton. 3. Tahan panas tinggi dan cuaca, sehingga umurnya sangat panjang. 4. Daya rekatnya baik sekali bersatu dgn bangunan cement base , mampu merekatkan keramik/mozaik didalam air tanpa perlu menguras airnya. 5. Damdex adalah biang semen yang menyatu sempurna dengan semen, karena daya rekatnya yang tinggi. 6.Grouting nat keramik menjadi tahan gores dan anti bocor. 7. Damdex Cepat Kering. Mempercepat proses kering pada pembuatan beton hingga 50% lebih cepat. 8. Membuat beton dan plesteran Keras dan Padat, sehingga sulit dipaku. 9. Lebih hemat, karena setelah dicampur dengan air dan semen sehingga dapat melapisi bidang 3x lebih luas dari pelapis water proof biasa. Penelitian ini dilakukan menggunakan benda uji dengan f’c 24 MPa dan bahan campuran Damdex sebanyak 2% sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Harianja Jhonson A.
dan Barus Efraim (2008), hasil kuat tekan maksimum diperoleh pada penambahan Damdex sebanyak 2%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Damdex sebagai bahan tambah campuran beton terhadap kuat tekan beton yang yang dioven pada suhu 0°C-200°C selama 7 jam dan suhu 200°C selama 3 jam.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Secara sederhana, beton dibentuk oleh pengerasan campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah atau kerikil). Kadangkadang ditambahkan pula campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas beton. Sifat-sifat beton pada umunya dipengaruhi oleh kualitas bahan, cara pengerjaan, dan cara perawatannya. Karakteristik semen mempengaruhi kualitas beton dan kecepatan pengerasannya, kualitas dan kuantitas air pun berpengaruh pada pengerasan dan kekuatan beton. Pada saat keras beton diharapkan mampu memikul beban sehingga sifat utama yang harus dimiliki oleh beton adalah kekuatannya. Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen yang digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat kekompakannya. Adapun faktor yang mempengaruhi kekuatan beton adalah perbandingan berat air dan semen, tipe dan gradasi agregat, kualitas semen, dan perawatan (curing). 2.2 Bahan Tambah (Damdex) Bahan tambah adalah bahan selain unsur pokok (air, semen, dan agregat) yang ditambahkan pada campuran adukan beton,sebelum, sesudah, atau selama pengadukan beton. Maksud dari bahan tambah adalah untuk merubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu
46
dalam keadaan segar atau setengah mengeras. Damdex atau sika set accelelator adalah cairan kimia yang berfungsi sebagai bahan aditif dalam campuran mortar atau portland cement (cement base). Damdex yang dicampur dengan mortar/semen akan meningkatkan kecepatan beku campuran semen, meningkatkan kualitas dan kuat tekan beton, meningkatkan kuat lekat campuran mortar/semen dan sekaligus menjadikan campuran mortar/semen bersifat kedap air yang tahan sinar ultra violet. Dengan campuran air yang encer maka campuran akan mudah masuk ke dalam rongga-rongga retakan bangunan. Adapun beberapa keunggulan Damdex yaitu: 1. Damdex anti bocor, mampu menahan resapan air. 2. Tahan cuaca, tahan panas tinggi dan bahkan tahan bakar, sehingga umurnya panjang. 3. Daya rekatnya baik sekali bersatu dengan bangunan cement base, mampu merekatkan keramik/ mozaik di dalam air tanpa perlu menguras airnya. 4. Damdex adalah biang semen yang menyatu sempurna dengan semen, karena daya rekatnya yang tinggi. 5. Grouting net keramik menjadi tahan gores dan anti bocor. 6. Damdex cepat kering, mempercepat proses kering pada pembuatan beton hingga 50% lebih cepat. 7. Membuat beton dan plesteran keras dan padat. 2.3 Kuat Tekan Beton Dalam SK SNI M - 14 - 1989 – E dijelaskan pengertian kuat tekan beton yakni besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh mesin tekan. Bahan batuan adalah sumber utama bahan pembuatan beton, baik yang diproses secara alamiah maupun diproses manusia dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan beton. Kuat tekan beton tergantung dari mutu beton yang direncanakan. Untuk memperoleh mutu beton yang diinginkan memerlukan kualitas campuran yang baik dan bahan-bahan beton harus memenuhi persyaratan tertentu seperti: 2.3.1 Semen Semen yang biasa digunakan adalah semen Portland. Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat yaitu: 1. Semen tidak kadaluwarsa, dapat diperiksa dengan cara dipegang dengan tangan, bila masih hangat maka semen belum kadaluwarsa. 2. Semen belum mulai menggumpal. 3. Semen masih bereaksi, yaitu apabila digenggam dengan tangan maka akan jatuh berhamburan. 2.3.2 Agregat Sifat yang paling penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan. Dua hal ini dapat mempengaruhi ikatan dengan pasta semen. Adapun syaratsyarat dari agregat yang digunakan adalah : 1. Keras dan tidak mudah hancur bila dipegang dengan tangan. 2. Tidak mengandung garam, karena garam dapat menyebabkan pemekaran beton karena bunga-bunga kristal dari garam, serta mengakibatkan korosi bagi tulangan di dalamnya. 3. Tidak mengandung mineral logam, terutama besi (Fe).
47
4. Kadar lumpur, tanah liat dan debu dalam agregat maksimal adalah 2%. a) Agregat Halus Dalam pembuatan beton banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya yaitu menentukan susunan butir agrgegat halus (pasir), setelah melakukan analisa saringan, maka kurva dari pasir ini dapat dibandingkan dengan kurva-kurva di bawah ini. Tujuan perbandingan kurva tersebut untuk mengetahui zona gradasi pasir yang digunakan.
Grafik 2.4 b) Agregat Kasar (Batu Pecah) Sama halnya dengan agregat halus, kurva dari agregat kasar dibandingkan dengan kurva dibawah, tujuannya agar dapat diketahui apakah agregat kasar memenuhi syarat batas yang ditentukan.
Grafik 2.1 Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000 Grafik 2.5 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 10 mm
Grafik 2.2
Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000 Grafik 2.6 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 20 mm Grafik 2.3
48
Sumber : SNI – 03 – 2834 – 2000 Grafik 2.7 Batas Gradasi Kerikil atau Koral Ukuran Maksimum 40 mm 2.3.3 Air Kuantitas air yang digunakan akan mempengaruhi semua sifat beton, sedangkan kualitas air akan mempengaruhi pengerasan dan keawetan dari beton. Air yang digunakan dalam pembuatan beton harus memenuhi syarat-syarat : 1. Tidak mengandung bahan organik, misalnya sisa tumbuhan. 2. Tidak mengandung bahan kimia, misalnya besi, sulfat dan klorida, karena zat-zat ini dapat merusak mutu beton. 3. Tidak mengandung minyak, karena akan menghambat hidrasi yang diperlukan oleh beton untuk ikatan awal. 4. Tidak mengandung garam 2.4 Kerusakan-kerusakan Pada Beton Adapun kerusakan-kerusakan yang bisa terjadi pada beton adalah: 2.4.1 Voids Voids adalah lubang-lubang yang cukup dalam atau keropos yang biasanya disebabkan oleh pemadatan saat pelaksanaan yang kurang baik dimana mortar tidak dapat mengisi rongga-rongga antar agregat. 2.4.2 Retak (cracking)
Pada temperatur tinggi, pemuaian besi beton akan lebih besar daripada betonnya sendiri. Pada konstruksi beton, pemuaian akan tertahan sampai suatu taraf tertentu karena adanya lekatan antara besi beton dengan beton. Retak yang terjadi pada beton dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Retak ringan, yakni pecah pada bagian luar beton yang berupa garis-garis yang sempit dan tidak terlalu panjang dengan pola menyebar. Retak ini disebabkan oleh proses penyusutan beton pada saat terjadi kebakaran. b. Retak berat, yakni ukuran retak lebih dalam dan lebar, terjadi secara tunggal atau kelompok (Triwiyono,2000:2). Adapun hal-hal yang menyebabkan terjadinya crack/ retak antara lain : a. Pengeringan Beton Secara Tiba Tiba Pengeringan beton secara cepat atau secara tiba tiba akan menyebabkan kemungkinan retak bila dibandingangkan dengan pengeringan beton secara datar dan signifikan. Reaksi kimia, yang menyebabkan beton untuk pergi dari keadaan cair menjadi keadaan padat dalam waktu cepat maka akan membutuhkan air yang menimbulkan hidrasi dan juga akan menimbulkan penguapan yang terlalu cepat. Bilamana penguapan tidak merata pada campuran beton maka akan menimbulkan retakan pada beton. b.
Volume air yang berlebih dalam campuran beton
49
Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih akan mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan beton pihak pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam campuran beton, kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat dalam penuangan sipekerja sering menambahkan volume air padahal sudah melebihi persyaratan yang diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi kekuatan beton. c.
Campuran beton dan Kualitas Material tidak sesuai dengan perencanaan
Kualitas material , proses pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi kekuatan beton. Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan yang telah dibauatkan adalah salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton. 2.4.3 Spalling dan Crazing pada Beton Spalling adalah gejala melepasnya sebagian permukaan beton dalam bentuk lapisan tipis beberapa cm penyebabnya beton keropos dan kualitas beton buruk dan suhu tinggi akibat kebakaran (Munaf & Siahaan, 2003:14). Crazing adalah gejala remuk pada permukaan beton (seperti pecahnya kulit telur). 2.4.4 Kerusakan Setelah Pembebanan Akibat dari pengujian kuat tekan yang dilakukan, beton akan mengalami failure atau keruntuhan. Sebagian besar benda uji menunjukkan pola retak columner (memanjang). Retak columner
menunjukkan bahwa beton memiliki kemampuan untuk menahan beban tekan. Terlihat juga bahwa benda uji pecah pada mortar dan agregat, hal ini menunjukkan bahwa beton merupakan suatu kesatuan yang memikul beban secara bersama.
3. METODE PENELITIAN a) Persiapan dan Pengadaan Bahan Penyiapan bahan yang meliputi, agregat, Semen, air dan Damdex. Pasir yang digunakan diambil dari Sungai Bone Kab. Bone Bolango dan agregat kasar dari AMP Molintogupo Kab. Bone Bolango, Gorontalo. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I yaitu semen dengan merek Tonasa. b) Perencanaan Campuran Beton Perencanaan campuran beton, atau mix design dilakukan dengan proporsi campuran berdasarkan SNI-032834-2000 untuk beton yang memiliki mutu f’c 24 MPa, untuk beton dengan bahan tambah Damdex pada komposisi campuran ditambahakan Damdex sebanyak 2% dari jumlah semen. c) Pembuatan Benda Uji Benda uji dibuat berdasarkan perencanaan campuran beton, setelah dikeringkan selama 24 jam benda uji kemudian direndam hingga mencapai umur beton yang direncanakan. d) Pemanasan Beton Beton normal maupun beton Damdex dipanaskan dengan dua variasi yaitu, dipanaskan dengan suhu 0°C 200°C selama 7 jam dan dipanaskan dengan suhu 200°C selama 3 jam. e) Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan pada beton umur 28 hari, beton yang diuji adalah beton dengan kondisi normal dan beton yang telah dipanaskan.
50
6. Analisis Hasil dan Pembahasan 7. Kesimpulan dan Saran
Pengujian kuat tekan pada benda uji dilakukan dengan alat uji Compression Testing Machine (CTM), dari hasil pengujian kemudian dicari kuat tekannya. Kuat tekan dihitung dengan rumus f’c = Dengan : f’c = Kuat Tekan (MPa), P = Gaya (N), dan A = Luas cetakan (mm2)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
51
Tabel 4.1 Hasil Uji Kuat Tekan Beton Normal Ukuran (cm) Normal
No Diameter
1 2 3 4 5
Tinggi
15 15 15 15 15 Rata-rata
30 30 30 30 30
Berat (kg)
Runtuh (MPa)
12,48 12,43 12,76 12,49 12,54 12,54
25,76 26,61 25,48 24,91 24,63 25,48
Kuat Tekan Beton Normal (MPa) 0°C-200°C (7 jam) Berat (kg) Runtuh (MPa) Pasca Normal Pemanasan 12,46 12,11 11,29 12,38 12,02 12,98 12,44 12,19 12,29
12,43
12,11
200°C (3 jam) Berat (kg) Pasca Normal Pemanasan 12,35 12,11 12,64 11,99 12,41 11,27
12,18
12,47
11,79
Runtuh (MPa) 11,29 11,85 12,17
11,77
Sumber : Hasil Pengujian
Tabel 4.2 Hasil Uji Kuat Tekan Beton Damdex Ukuran (cm) No
Normal Diameter
Tinggi Berat (kg)
Runtuh (MPa)
Kuat Tekan Beton Damdex (MPa) 0°C-200°C (7 jam) 200°C (3 jam) Berat Berat (kg) (kg) Runtuh (MPa) Pasca Pasca Normal Normal Pemanasan Pemanasan 12,64 12,10 15,80 12,20 11,89
Runtuh (MPa)
1
15
30
12,48
25,40
2
15
30
12,43
27,09
12,42
11,84
16,37
12,46
12,23
15,52
3
15
30
12,76
28,78
12,56
12,23
16,14
12,45
12,20
15,80
4
15
30
12,49
25,40
15
30
12,54
24,55
12,54
26,24
12,54
12,06
16,10
12,37
12,11
15,33
5
Rata-rata
14,67
Sumber : Hasil Pengujian
Tabel 4.3 Presentase Kuat tekan Kuat Tekan Jenis Beton Normal Damdex Selisih
Normal (Tanpa Pemanasan)
0°C-200°C (7 jam) (V1)
200°C (3 jam) (V2)
25,48
12,18
11,77
26,24
16,01
15,33
Sumber : Hasil Pengujian
Penurunan
Presentase Penurunan (%)
V1
V2
V1
V2
13,29 10,24
13,71 10,91
52,2 39,0 13,2
53,8 41,6 12,2
28 26 24 22 20 18 16 14 12 10
25,39
26,24
1
2
1. Beton Normal, 2. Beton Damdex
Sumber : Hasil Pengujian Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton Damdex pada Kondisi Normal
Kuat Tekan (MPa)
Beton pada kondisi normal (tanpa bahan tambah) memiliki kuat tekan rata-rata 25,39 MPa sedangkan beton dengan penambahan Damdex sebanyak 2% dari jumlah semen mempunyai kuat tekan rata-rata 26,24 MPa, sehingga beton dengan penambahan bahan Damdex mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 3,33% dari beton normal. 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton Damdex Pasca Pemanasan pada Suhu 0°C-200°C (7 jam) Variasi pertama pada beton yaitu beton dipanaskan pada suhu 0°C sampai 200°C, untuk mencapai suhu 200°C dibutuhkan waktu pemanasan selama 7 jam. Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton normal yang mengalami pemanasan selama 7 jam mempunyai kuat tekan rata-rata 12,13 MPa, sedangkan beton dengan bahan tambah Damdex setelah dipanaskan selama 7 jam mempunyai kuat tekan rata-rata 16,10 MPa, dari hasil uji kuat tekan tersebut dapat dilihat bahwa beton normal mengalami penurunan kuat tekan sebesar 52,2% dan beton Damdex mengalami penurunan kuat tekan sebesar 39%, sehingga beton dengan bahan tambah Damdex mampu meningkatkan kuat tekan pasca pemanasan sebesar 13,2% dibandingkan dengan beton normal.
Kuat Tekan (MPa)
Kuat Tekan (MPa)
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 diatas maka berdasarkan hasil uji kuat tekan diperoleh grafik perbandingan kuat tekan sebagai berikut :
28 26 24 22 20 18 16 14 12 10
16,10 12,13 1
2
1. Beton Normal, 2. Beton Damdex
Sumber : Hasil Pengujian 16,10 12,13 1
2
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton Damdex Pasca Pemanasan pada Suhu 200°C (3 jam)
1. Beton Normal, 2. Beton Damdex
Sumber : Hasil Pengujian
Variasi kedua pada beton yaitu beton dipanaskan pada suhu 200°C selama 3 jam. Beton yang dipanaskan adalah beton dengan umur rencana 28
hari. Berdasarkan grafik diatas beton normal yang dipanaskan selama 3 jam pada suhu 200°C mempunyai nilai kuat tekan rata-rata sebesar 11,77 MPa, sedangkan beton dengan penambahan Damdex mempunyai kuat tekan rata-rata 15,33 MPa, dari data tersebut dapat dilihat bahwa beton normal mengalami penurunan kuat tekan sebesar 53,8% setelah mengalami pemanasan, sedangkan beton Damdex mengalami penurunan sebesar 41,6%, sehingga beton dengan bahan campuran Damdex mampu meningkatkan kuat tekan sebesar 12,2% setelah mengalami pemanasan.
Gambar 4.5 Retak pada Beton
perubahan yang terjadi pada beton setelah proses pemanasan dengan suhu yang tinggi yaitu warna beton menjadi lebih terang dan voids pada beton terlihat dengan jelas, hal ini disebabkan selama proses pemanasan air yang awalnya mengisi voids pada beton menguap karena suhu tinggi. Gambar 4.6 Retak pada Beton Uji kuat tekan dilakukan pada 22 buah sampel beton, baik untuk beton pada kondisi normal maupun beton pasca pemanasan, dari hasil uji kuat tekan, seluruh beton mengalami retak dengan pola vertikal yang terjadi akibat beban yang melebihi kemampuan beton.
Gambar 4.4 Voids pada Beton Pasca Pemanasan Setelah dilakukan uji kuat tekan, dapat dilihat model keretakan yang terjadi pada beton adalah sebagai berikut:
4.1 Pengaruh Penambahan Damdex Setelah dilakukan penelitian, banyak kelebihan yang diperoleh dari penggunaan Damdex. Pada saat pembuatan beton, beton dengan campuran Damdex lebih cepat kering dibandingkan beton normal. Fungsi utama Damdex adalah sebagai waterproof (anti bocor), sehingga cairan Damdex dapat menutupi pori-pori pada beton dan membuat beton lebih kuat dan
lebih mampat, adapun hasil pengujian pemanasan beton dapat dibuktikan bahwa Damdex benar-benar tahan terhadap suhu tinggi dibandingkan dengan beton normal. Tidak hanya membuat beton lebih kuat, Damdex juga meningkatkan daya rekat beton sehingga mortar bisa terikat dengan agregat dan saat diberi beban keretakan tidak hanya terjadi pada mortar namun juga menyebabkan pecahnya agregat pada beton. 4.2 Pengaruh Kadar Air terhadap Beton Kadar air yang terdapat dalam beton ada dua macam yaitu kadar air bebas dan kadar air agregat. Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat, dan kadar air agregat yaitu perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering. Kadar air yang berada di dalam beton tersebut sangat mempengaruhi kuat tekan beton pasca pemanasan sebab sebab banyaknya air yang mengisi rongga mempengaruhi kekuatan beton. Beton yang dipanaskan dengan suhu tinggi akan mengalami penguapan air bebas dalam pori-pori kapiler yang berukuran besar dan diikuti oleh pori-pori yang lebih kecil shingga beton menjadi lebih porus.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada kondisi normal (tanpa diberi perlakuan apapun), beton dengan campuran bahan Damdex memiliki kuat tekan rata-rata 26,24 MPa atau 3,33% lebih besar dari beton normal yang
Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah beton yang telah mengalami perendaman selama 28 hari, sehingga dapat dipastikan bahwa jumlah air yang terkandung dalam beton masih banyak atau dengan kata lain beton masih dalam keadaan jenuh air, sedangkan keadaan beton di lapangan sangat berbeda dengan beton yang digunakan sebagai sampel di laboratorium, yang mana beton di lapangan telah mengalami penguapan sejak bangunan itu berdiri sehingga jumlah air dalam beton bisa dipastikan sudah tidak ada atau beton dalam kondisi kering. Beton yang terbakar pada kondisi kering akan berbeda dengan beton yang dibakar pada saat masih jenuh air, sehingga diperlukan pendekatan pada beton sampel yang ada di laboratorium. Untuk memperoleh beton yang keadaannya mirip dengan beton yang ada di lapangan, setelah diangkat dari bak rendaman, beton perlu didiamkan selama beberapa hari agar kandungan air di dalam beton tidak lagi jenuh dan lebih mendekati keadaan di lapangan, atau biasa dilakukan freezing (pembekuan) sebelum beton dibakar atau dipanaskan, sehingga hasil pengujian bisa lebih akurat dan bisa digunakan sebagai perbandingan di lapangan.
memiliki nilai kuat tekan ratarata 25,48 MPa. 2. Beton dengan campuran bahan Damdex mengalami penurunan kuat tekan sebesar 39% atau 10,24 MPa, penurunan beton Damdex 13,2% lebih kecil dari beton normal yang mengalami penurunan kuat tekan sebesar 52,2% atau 13,29 MPa. Penurunan kuat tekan ini terjadi pada beton yang dipanaskan
dengan suhu 0°C - 200°C yang dilakukan selama 7 jam. 3. Beton dengan campuran bahan Damdex mengalami penurunan kuat tekan sebesar 41,6% atau 10,91 MPa, penurunan beton Damdex 12,2% lebih kecil dari beton normal yang mengalami penurunan kuat tekan sebesar 53,8% atau 13,71 MPa. Penurunan kuat tekan ini terjadi pada beton yang dipanaskan dengan suhu 200°C yang dilakukan selama 3 jam. 5.2
Saran
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya yaitu: 1. Pendekatan kondisi kadar air beton pada laboratorium dengan beton pada kondisi lapangan perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya, agar memperoleh hasil yang lebih akurat dan lebih menyerupai kondisi asli di lapangan. 2. Penelitian selanjutnya bisa meneliti bagaimana kuat tekan beton bila didinginkan dengan cara disiram setelah beton dibakar. 3. Lebih banyak melakukan variasi terhadap waktu pemanasan, serta memperbanyak sampel agar memperoleh hasil yang lebih akurat. 4. Meneliti bagaimana pengaruh penambahan Damdex terhadap kekuatan mortar dan bagaimana pengaruhnya pada beton bertulang.
Terhadap Perubahan Fisik dan Kuat Tekan beton Pasca Bakar. Universitas Brawijaya, Malang. 5 Maret 2014 Irzal Agus. Pengaruh Variasi Faktor Air Semen dan Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton. Dosen Fakultas Tenkik Unidayan, Baubau. 22 Mei 2014 Iswandi Irma., et al (2009). Analisis Pengaruh Temperatur Terhadap Kuat Tekan Beton. Universitas Negeri Makassar. 18 Maret 2014 Jhonson, Efraim (2008). Penggunaan Damdex Sebagai Bahan Tambah pada Campuran Beton. Majalah Ilmiah UKRIM edisi 2/th XII. 20 Mei 2014 Khairul Mizwar. Pengaruh Temperatur Air Campuran Terhadap Kuat Tekan Beton. Politeknik Negeri Lheoksumawe. 22 Mei 2014 Norman Ray. Pengaruh WC Ratio pada Perubahan Perilaku Beton Mutu Normal pada Temperatur Tinggi Pasca Kebakaran. Teknik Sipil ITATS. 22 Mei 2014 Sabdo Tri Manggolo (2013). Pengaruh Suhu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton Pasca Bakar dengan Subtitusi Sebagian Semen Oleh Fly Ash dan Penambahan Water Reducing High Range. Tugas Akhir Universitas Atma Yogyakarta. 22 Mei 2014 Simbolon Daslan P., et al (2012). Pengaruh Lamanya Pembakaran Beton Terhadap Kuat Tekan Beton K-250 (Umur 28 Hari). Politeknik Negeri Bengkalis. 1 April 2014
6. DAFTAR PUSTAKA Edhi, Retno (2010). Pengaruh Perbedaan Proses Pendinginan
Trisni, Himawan, Antonius (2006). Perubahan Perilaku Mekanis Beton Akibat Temperatur Tinggi. Magister Taknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang. 19 Maret 2014. Yulia (2013). Analisis Perilaku Mekanis dan Fisis Beton Pasca Bakar. http://Andalan68.wordpress.com/. 11.19 22 Mei 2014 Asroni Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta : Graha Ilmu Canonica Lusio.2013.Memahami Beton Bertulang. Bandung : CV Angkasa Jl. Cipagalo Girang No. 24 Margacinta
Nawy Edwarg G. Beton Bertulang. 2010. Bandung : PT Refika AditamaJl. Mengger Girang No.98 SNI – 03 – 2834 – 2000. Tata Cara Pembuatan rencana Campuran Beton Normal. SNI 03 – 1968 – 1990. Metode Pengujian Tentang Analisis Ssaringan Agregat Halus dan Kasar. SNI 03 – 1969 – 1990. Metode Penngujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.